kolaboratif proaktif filesbsn sebagai instrumen pembiayaan apbn | 35 pengadaan di korea selatan | 45...

59
Kolaboratif proaktif Edisi 10 | Tahun 2017

Upload: doananh

Post on 10-May-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kolaboratif proaktif

Edis i 10 | Tahun 2017

ii | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

DPD IAPI Sulsel diskusi kegiatan untuk 2018

Baksos DPD IAPI Bali ke posko pengungsian erupsi Gunung Agung di Gor Suweca Pura Kabupaten Klungkung

IAPI IN ACTIoN

Edisi 10 Tahun 2018 | 1 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Adalah Sebuah Sistem Informasi yang digunakan untuk memudahkan aktifitas kerja staff/perawat terutama di Bag. Linen. Dengan menggunakan sebuah QR Code & Scanner 2d

• Mempermudah kerja staff/perawat Bag. linen/laundy• Mempermudah pencatatan peminjaman linen• Mempermudah kontrol keluar masuk linen• Mempermudah kontrol terhadap kualitas linen • Mempermudah pembuatan laporan sebagai data acuan untuk pengadaan tahun selanjutnya

Aplikasi SMILE Sistem Informasi Manajemen Linen Rumah Sakit

by. PT. Unggul Citra LestariJl. Bratang Binangun I No 73

Surabaya-Jawa Timur

0812 1739 7888

Wireles Scanner 2D

Mikro Barcode

Label Berlapis

Jaminan Kualitas

2 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Artikel atau tulisan bukan pendapat resmi IAPI

DAFTAR ISIedisi 10 | tahun 2018

SEBArKAN hArAPAN DAN oPTImISmE | 3

PPN ATAS JASA PENyEDIAAN TENAGA KErJA? | 4I Wayan Sukada

INDIKATor KuAlITAS ProSES PENGADAAN DAlAm moDEl PuBlIC PrIvATE PArTNErShIPS (PPPS): TINJAuAN PuSTAKA DAN PrAKTIK DI NEGArA-NEGArA

uNI EroPA | 10Murwantara

orANG BAIK, KENAPA Koq KoruPSI? SEBuAh ProPoSISI TuJuh FAKTor PENyEBABNyA | 18

Haryono Umar

SISA KEmAmPuAN PAKET SAlAh SATu PENyEBAB KEGAGAlAN mASA PElAKSANAAN PEKErJAAN | 24I Made Heriana

“omAh BuKuKu” INovASI PErPuSTAKAAN DESA BANyuANyAr BErBASIS TEKNoloGI INFormASI | 28

Endang Wiryantiningsih

SBSN SEBAGAI INSTrumEN PEmBIAyAAN APBN | 35

PENGADAAN DI KorEA SElATAN | 45

KoNTrAK TAhuN JAmAK (mulTI yEArS) uNTuK PEmDA | 47

I’m nothing without family | 48Adrinal

“Triangle Diamond” Pariwisata Kabupaten Blitar | 50Nurul Nur’aini

Edisi 10 Tahun 2018 | 3 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

P e n g a n t a r

Sebarkan Harapan dan

OptimiSme.

JAuhKAN DIrI ANDA dari menyebar ketakutan, pesimisme dan kekhawatiran. Apalagi menyebarkan berita hoax yang menggelisahkan banyak orang. Di dunia ini kebaikan itu berlimpah dan masih banyak yang belum kita kerjakan, jadi sibukkan diri Anda dengan banyak melakukan kebaikan apapun yang itu tersebar di kanan kiri kita. Buatlah inovasi atau kreasi kebaikan untuk memberi manfaat kepada banyak orang. (Jamilazzaini).

Apa yang perlu dilakukan di tahun 2018.

lakukan perubahan yang lebih baik, lakukan sendiri apalagi melakukan dengan kolaborasi.

mari responsif.

4 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Abstrak

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 83/PMK.03/2012 diatur bahwa jasa penyediaan tenaga kerja tidak terutang PPN apabila memenuhi empat criteria berikut. Pertama pengusaha penyedia jasa tenaga kerja tersebut semata-mata hanya menyerahkan jasa penyediaan tenaga kerja, yang tidak terkait dengan pemberian Jasa Kena Pajak lainnya, seperti jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultansi, jasa pengurusan perusahaan, jasa bongkar muat, dan/atau jasa lainnya. Kedua tidak melakukan pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan/atau sejenisnya kepada tenaga kerja yang disediakan. Ketiga tidak bertanggung jawab atas hasil kerja tenaga kerja yang disediakan setelah diserahkan kepada pengguna jasa tenaga kerja. Dan keempat tenaga kerja yang disediakan masuk dalam struktur kepegawaian pengguna jasa tenaga kerja. Apabila tidak dapat memenuhi keempat criteria tersebut seluruhnya maka atas penyediaan jasa tenaga kerja tersebut terutang dan harus dipungut PPN.

Key words : Penetapan HPS Jasa Lainnya, PPN Jasa Lainnya, Pelelangan Jasa Lainnya

Pendahuluan

untuk kelangsungan ketersediaan tenaga kerja pendukung diawal tahun berikutnya, dalam sebuah institusi baik yang berada di lingkungan Kementerian, lembaga, Institusi, atau Daerah biasanya saat ini telah bersiap-siap untuk mengadakan lelang penyediaan tenaga kerja tersebut. Tahap awal dalam persiapan lelang, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menetapkan harga Perkiraan Sendiri (hPS). Dari jumlah harga keseleruhan dalam hPS akan ditambahkan 10% sebagai jumlah PPN yang harus dipungut kepada pemenang lelang. Khusus dalam pengadaan

PPN atas JaSa penyediaan

Tenaga Kerja?oleh : I Wayan Sukada | Widyaiswara Bdk denpasar

Edisi 10 Tahun 2018 | 5 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

jasa tenaga kerja yang meliputi Jasa Pengamanan (Satpam) dan Jasa Kebersihan (cleaning services), masih ada kegamangan yang dirasakan oleh sebagian PPK tentang atas pelelangan penyedia jasa tenaga kerja, dalam total hPS apakah perlu ditambahkan PPN atau tidak?

Jasa Sebagai Objek PPN dan Bukan Objek PPN

Jasa sebagai objek Pajak yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) diatur dalam pasal 4 ayat (1) undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang mewah (PPN dan PPnBm) sebagai mana telah diubah terakhir dengan undang-undang Nomor 42 Tahun 2009, selanjutnya disebut uu PPN. Khusus untuk jasa sebagai objek PPN diatur dalam pasal 4 ayat (1) huruf c, e, dan h.

Selanjutnya dalam pasal 4A ayat (3) diatur tentang jenis jasa yang tidak dikenai PPN meliputi jasa tertantu, salah satunya adalah jasa tertentu dalam kelompok jasa tenaga kerja (huruf k). Dalam penjelasan huruf k, dijelaskan bahwa :

“Jasa tenaga kerja meliputi :

1. jasa tenaga kerja;

2. jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia tenaga kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga kerja tersebut; dan

3. jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja.”

6 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Jasa Tenaga Kerja sebagai Jasa Tertentu Yang Tidak Dikenai PPN

untuk memberikan kepastian hukum mengenai jasa tertentu yang termasuk dalam kelompok jasa tenaga kerja yang tidak dikenai PPN, selanjutnya diatur dalam Peraturan menteri Keuangan Nomor : 83/PmK.03/2012 tentang kriteria dan/atau rincian jasa tenaga kerja yang tidak dikenai PPN. Dalam Peraturan menteri Keuangan tersebut diatur tentang kriteria yang harus dipenuhi oleh tenaga kerja, jasa penyedia tenaga kerja, serta jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja yang tidak

dikenai PPN. Apabila tidak dapat memenuhi kriteria tersebut berarti jasa yang diserahkan terutang PPN. Berikut criteria yang harus dipenuhi masing-masing jasa tenaga kerja, jasa penyediaan tenaga kerja, dan jasa penyelenggraan pelatihan bagi tenaga kerja yang tidak dikenai PPN.

Jasa tenaga kerja yang tidak dikenai PPN adalah jasa yang diserahkan oleh tenaga kerja kepada pengguna jasa tenaga kerja dengan kriteria:

1. tenaga kerja tersebut menerima imbalan dalam bentuk gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan sejenisnya; dan

2. tenaga kerja tersebut bertanggung jawab langsung kepada pengguna jasa tenaga kerja atas jasa tenaga kerja yang diserahkannya.

3. pengusaha penyedia jasa tenaga kerja tersebut semata-mata hanya menyerahkan jasa penyediaan tenaga kerja, yang tidak terkait dengan pemberian Jasa Kena Pajak lainnya, seperti jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultansi, jasa pengurusan perusahaan, jasa bongkar muat, dan/atau jasa lainnya;

4. pengusaha penyedia tenaga kerja tidak melakukan pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan/atau sejenisnya kepada tenaga kerja yang disediakan;

5. pengusaha penyedia tenaga kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja tenaga kerja yang disediakan setelah diserahkan kepada pengguna jasa tenaga kerja; dan

6. tenaga kerja yang disediakan masuk dalam struktur kepegawaian pengguna jasa tenaga kerja.

Jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia tenaga kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga kerja tersebut adalah jasa untuk menyediakan tenaga kerja oleh pengusaha penyedia tenaga kerja kepada pengguna jasa tenaga kerja. Jasa penyediaan tenaga kerja meliputi kegiatan perekrutan, pendidikan, pelatihan, pemagangan, dan/atau penempatan tenaga kerja yang kegiatannya dilakukan dalam satu kesatuan dengan penyerahan jasa penyediaan tenaga kerja. Kriteria yang harus dipenuhi oleh penyedia agar jasa yang diserahkan tidak dikenai PPN adalah :

Jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja adalah jasa penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja yang telah memperoleh izin atau terdaftar di instansi yang bertanggung jawab di bidang

Edisi 10 Tahun 2018 | 7 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

ketenagakerjaan. Termasuk dalam pengertian jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja adalah kegiatan pemagangan yang dilakukan dalam satu kesatuan dengan penyerahan jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja.

Pelelangan Jasa Penyediaan Tenaga Kerja

Dalam pengadaan Barang dan/Jasa Pemerintah, pengadaan Jasa Penyediaan Tenaga Kerja termasuk dalam kelompok pengadaan Jasa lainnya. hal tersebut diatur dalam pasal 4 huruf d Peraturan Presiden No 4 tahun 2015 dan penjelasannya sebagai perubahan keempat atas Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Walaupun tidak diatur dengan jelas jasa tenaga kerja, namun penjelasan pasal 4 huruf d menjelaskan bahwa jenis jasa lainnya meliputi jasa tersebut namun tidak terbatas. Artinya pelelangan jasa tenaga kerja dapat masuk kedalam pelelangan jasa lainnya. Demikian juga dengan jasa pengamanan (satpam).

Pada umumnya pelelangan yang dilakukan oleh Kementerian, lembaga, Institusi, atau Daerah adalah Jasa Penyedia Tenaga Kerja, meliputi tenaga kebersihan (cleaning service) dan jasa pengamanan (satpam). lingkup pekerjaan dari penyedia meliputi mampu menyediakan tenaga kerja (cleaning services dan satpam) sebagai mana ditetapkan dalam spesifikasi teknis. HPS yang ditetapkan oleh PPK meliputi biaya langsung dan biaya tak langsung. Biaya langsung meliputi biaya gaji, upah, honorarium, tunjangan, atau sejenisnya termasuk biaya pembelian peralatan yang digunakan dalam melakukan pekerjaan kebersihan dan pakaian seragam. Biaya tak langsung meliputi manajemen feeyang diterima oleh perusahaan/perorangan penyedia jasa tenaga kerja.

Dengan melihat lingkup pekerjaan yang ditetapkan memang belum dapat dipastikan apakah jasa tenaga kerja yang disediakan terutang PPN atau tidak, untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut. Kondisi pertama: apakah pengusaha tersebut hanya semata-mata menyediakan atau menyerahkan jasa tenaga kerja saja. Artinya setelah perusahaan penyedia mendapatkan dan menyerahkan tenaga kerja yang didapat sesuai spesifikasi teknis yang ditetapkan maka sudah selesai tugasnya. Selanjutnya berkaitan dengan pengaturan penempatan, pengawasan, dan pemberian imbalan (gaji, upah, honorarium, tunjangan dan lainnya) dilakukan oleh Instansi penerima. yang bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga kerja cleaning service dan satpam tersebut ada pada instansi penerima. untuk itu tenaga kerja yang diserahkan termasuk dalam struktur kepegawaian (pegawai tidak tetap) dari pengguna jasa tenaga kerja. Apabila yang terjadi kondisi tersebut, maka PPN terutang hanya atas biaya pembelian peralatan, pakaian, dan manajemen fee. Sedangkan untuk biaya yang berkaitan dengan pembayaran biaya langsung seperti gaji, upah, honorarium, dan tunjangan tidak dikenakan PPN.

Kondisi kedua : setelah mendapatkan perusahaan penyedia tenaga kerja, selanjutnya perusahaan tersebut menentukan dan mengatur penempatan, pengawasan, dan pembayaran imbalan (gaji, upah, honorarium, tunjangan,dan lainnya). Perusahaan penyedia tenaga kerja bertanggung jawab terhadap hasil

8 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

kerja yang dihasilkan tenaga kerja yang direkrut. Artinya perusahaan tenaga kerja tersebut bertanggung jawab penuh atas tenaga kerja yang dipekerjakan sesuai spesifikasi teknis yang telah ditentukan. Instansi pengguna terima beres atas kebersihan dan keamanan sesuai yang telah ditetapkan dalam spesifikasi teknis. Apabila yang terjadi kondisi tersebut, maka besarnya PPN terutang harus dihitung dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan (biaya langsung dan biaya tak langsung).

Berikut disajikan contoh simulasi perhitungan PPN atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja :

Kondisi Pertama :

No uraian JmlPenerima Satuan harga Satuan

(rp)Sub Total

(rp)PPN

(10%)Jumlah

(rp)

1 honor Pegawai 50 oB 2.100.000 1.260.000.000 0 1.260.000.000

2 Tunjangan hari raya 50 1 2.100.000 105.000.000 0 105.000.000

3 Iuran BPJS 50 oB 54 32.400.000 0 32.400.000

4 Iuran JhT 50 oB 65 39.000.000 0 39.000.000

5 Iuran JKK 50 oB 5 3.000.000 0 3.000.000

6 Pakaian Seragam 50 Stell 300 15.000.000 1.500.000 16.500.000

7 Peralatan Kebersihan 1 Bulan 15.000.000 180.000.000 18.000.000 198.000.000

8 managemen Fee 1 Bulan 12 144.000.000 14.400.000 158.400.000

Jumlah 1.778.400.000 33.900.000 1.812.300.000

Kondisi Kedua :

No uraian JmlPenerima Satuan harga Satuan

(rp)PPN

(10%)Jumlah

(rp)

1 honor Pegawai 50 2.100.000 126.000.000 12.600.000 13.8600.000

2 Tunjangan hari raya 50 2.100.000 10.500.000 1.050.000 11.550.000

3 Iuran BPJS 50 54.000 3.240.000 324.000 3.564.000

4 Iuran JhT 50 65.000 3.900.000 390.000 4.290.000

5 Iuran JKK 50 5.000 300 30 330

6 Pakaian Seragam 50 300.000 1.500.000 150.000 1.650.000

7 Peralatan Kebersihan 1 15.000.000 18.000.000 1.800.000 19.800.000

8 managemen Fee 1 12.000000 14.400.000 1.440.000 15.840.000

Jumlah 177.840.000 17.784.000 195.624.000

Edisi 10 Tahun 2018 | 9 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

KeSimPulaN

Jasa penyediaan tenaga kerja merupakan objek pajak yang terutang PPN. Penghitungan besarnya PPN yang harus dipungut dalam pelelangan untuk pengadaan jasa penyediaan tenaga kerja tergantung dari kondisi yang terjadi setelah pelelangan sebagaimana ditetapkan dalam lingkup pekerjaan. Pertanyaan mendasar yang dapat disampaikan adalah siapakah yang membayar gaji, upah, tunjangan, honorarium, dan sejenisnya kepada tenaga kerja yang disediakan?. Apabila yang mebayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan sejenisnya kepada tenaga kerja yang disediakan adalah perusahaan penyedia tenaga kerja, maka besarnya PPN yang harus dipungut didasari atas jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan (biaya langsung dan biaya tak langsung).

Apabila jawabannya, yang membayar gaji, upah, tunjangan, honorarium, dan sejenisnya kepada tenaga kerja yang disediakan adalah penerima jasa (k/L/d/I) maka besarnya PPN terutang yang harus dipungut hanya atas jasa pembelian peralatan dan perlengkapan kerja, pakaian seragam, dan manajemen fee yang diterima perusahaan penyedia tenaga kerja.

Bahan bacaan :

1. undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang mewah sebagai mana telah diubah terakhir dengan undang-undang Nomor 42 Tahun 2009;

2. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015;

3. Peraturan menteri Keuangan rI Nomor : 83/PmK.03/2012 tentang Kriteria dan/atau rincian Jasa Tenaga Kerja yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai.

10 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Indikator Kualitas Proses Pengadaan

dalam Model Public Private Partnerships (PPPs):

Tinjauan Pustaka dan Praktik di negara-negara Uni eropa

R. muRwaNTaRa1

1. PROSeS PeNgaDaaN Dalam mODel PubLic PrivAte PArtNerSHiPS (PPPS)

Public-private partnerships (PPPs) atau di Indonesia sering disebut dengan Kemitraan Pemerintah dan Badan usaha (KPBu), adalah salah satu alternatif

pembiayaan pemerintah pada proyek-proyek infrastruktur publik dengan mengikutsertakan partisipasi sektor swasta.PPPs atau KPBu telah dan sedang mencapai momentumnya, seiring dengan tuntutan terhadap perbaikan infrastruktur publik.Public-Private Infrastructure Advisory Facility(PPIAF-The World Bank, 2016) menggarisbawahi bahwa PPPs telah memiliki peran yang krusial dalam perbaikan efisiensi penyediaan layanan publik, terutama untuk mengatasi adanya kesenjangan infrastruktur.

Apabila kita merunut ke siklus keberlangsungan proyek (project life-cycle),salah satu faktor utama keberhasilan proses pengadaan adalah apakah proses tersebut telah berjalan secara transparan dan kompetitif. Selain itu, persyaratan proses pengadaan yang efisien dan efektif akanmembantu sektor publik untuk memilih partner (sektor swasta) terbaik dalam hal kapasitas teknis, keuangan dan kemampuan administratif.hal itu bermanfaat dalam memaksimalkan usaha di tahap pengembangan proyek (voordijk dkk 2015).Kualitas proses pengadaan merupakan pemicu (driver) untuk efisiensi dalam model PPP(Estache & Saussier 2014). Sebaliknya, sebuah praktik pengadaan yang korup akan merusak kualitas infrastruktur yang diadakan (PPIAF, 2016). Dengan demikian, PPP menawarkan

1 Pemerhati Public Private Partnerships (PPPs)dan risetnya terkait Comparative studies PPPs in EU countries

sebuah kesempatan untuk mereformasi proses pengadaan dalam rangka memangkas biaya dengan meningkatkan persaingan yang sehat para peminat tender (Estache & Saussier 2014).

Siklus keberlangsungan proyek menggambarkan pengembangan proyek PPPs sejak inisiasi sampai dengan implementasi.Topik ini masih hangat dan menarik untuk diteliti sampai saat ini, tidak hanya di kalangan peneliti, tetapi juga kalangan praktisi.Siklus ini secara umum meliputi lima tahapan yang berbeda,meliputi:identifikasi proyek (project identification), persiapan proyek (project preparation), proses tender (tender process), negosisasi dan kontrak serta implementasi proyek.

Proses tender adalah tahap yang vital dalam proyek PPP dan biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang serta biaya yang cukup besar, baik bagi sektor publik maupun peserta lelang dari sektor swasta.Kwak dkk.(2009)menyatakan bahwa proses pengadaan mencakup beberapa aktivitas, yaitu undangan peserta tender, pra kualifikasi, daftar peserta lelang yang terseleksi, seleksi peserta lelang, undangan mengikuti negosiasi, evaluasi lelang, seleksi peserta lelang yang memenuhi syarat dan evaluasi akhir. Dalam PPP, fase tender adalah juga dapat dipandang krusial dimana PPP menciptakan posisi monopoli yang dipegang oleh sektor swasta (Solino & Santos, 2010).

Di negara-negara uni Eropa terdapat keseragaman dalam model pengadaan, khususnya PPP yang terdiri dari empat model (Eu Directives No. 2004/18/EC). model pertama adalah Prosedur Terbuka (Open procedure)yaitu setiap calon peserta tender dapat mengirimkan proposal penawarannya, namun demikian, proposal yang dikirimkan oleh peserta tender tersebut adalah mengikat atau tidak dapat diubah atau dinegosiasikan selama proses berjalan. Salah satu keuntungan model ini adalah meningkatkan persaingan antar calon peserta tender dam memfasilitasi pembandingan proposal yang masuk.

model kedua adalah Prosedur Terbatas (Restricted Procedure),dimana setiap peminat tender mengajukan penawaran dan hanya calon peserta yang diundang yang akan mengajukan penawaran. Ketiga, Prosedur negosiasi (negotiated

12 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

procedures)dimana institusi publik sebagai contracting authoritiesberkonsultasi dengan calon peserta lelang terkait pilihan mereka dan negosiasi syarat-syarat kontrak dengan satu atau beberapa peserta lelang. Prosedur ini biasanya meliputi empat tahap yang berbeda yaitu pra kualifikasi, undangan untuk negosiasi, penawaran terbaik, dan final serta peserta lelang yang diunggulkan. Dalam setiap tahap, jumlah peserta akan berkurang sampai diperoleh pemenang meskipun negosiasi berlanjut sampai akhir tahap.

Terakhir, the competitive dialogue (CD)adalah sebuah prosedur baru yang diperkenalkan oleh EU Directives, dimana setiap calon peserta pengadaan mengajukan penawaran, dan institusi publik sebagai contracting authoritymelaksanakan dialog dengan kandidat yang diundang untuk prosedur ini dengan maksud untuk mengembangkan satu atau lebih alternatif yang memenuhi persyaratan sebagai basis untuk memilih calon peserta yang akan diundang dalam lelang.

2. RiSeT-RiSeT TeRKaiT JeNiS-JeNiS PeNgaDaaN Dalam mODel PPPS

Banyak riset yang telah dipublikasikan terkait dengan proses pengadaan, khususnya untuk PPP. Tabel 1 menyajikan studi empiris terkait dengan sejauhmana keunggulan metode lelang dibandingkan dengan metode lain.

Tabel1 Berbagai Studi Empiris tentang Proses Tender di beberapa Negara

Topik hasilmembandingkan lelang dan negosiasi metode lelang merupakan metode terbaik dalam hal: (1) Jika

pemerintah memiliki nilai tawar yang relatif rendah terhadap peserta lelang potensial (milgrom 1985); (2) lebih bernilai bagi pemilik proyek untuk menarik peserta lelang tambahan dan kemudian memperoleh nilai tawar yang lebih tingggi (Bulow & Klemperer 1996); (3) Negosiasi kontrak memiliki kinerja yang kurang baik dibandingkan lelang dalam hal persentase kontrak yang dinegosiasikan setelah kontrak ditandatangani (Estache dkk. 2004); (4) Negosisasi kontrak juga memiliki kinerja yang kurang efektif dibandingkan lelang dalam hal penyedia jasa menawarkan dimensi ganda yaitu harga dan kualitas yang mensyaratkan aturan penyekoran untuk mengurangi dimensi tersebut menjadi dimensi tunggal yang akan dibandingkan (Asker & Cantillon (2005).

membandingkan lelang dengan semua alternatif pengadaan

Tender terbuka adalah metode terbaik yang digunakan, dan sangat direkomendasikan (Zhang 2004)

membandingkan tiga bentuk prosedur pengadaan: negosiasi, lelang dan prosedur negosiasi yang kompetitif

metode pengadaan yang sesuai dalam kondisi tingkat korupsi yang rendah dengan memberikan nilai lebih tinggi pada pemerintah daripada metode lain adalah metode lelang (Doni 2007)

Adaptasi dari Estache dkk.(2009); Carbonara dkk. (2012)

Edisi 10 Tahun 2018 | 13 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

meskipun tender yang kompetitif (lelang) dapat dikatakan superior dalam proses tender, namun demikian metode ini memiliki keuntungan dan kelemahan. menurut Winch 2002, keuntungan tender yang kompetitif adalah: (1) harga yang bersaing dapat mendorong efisiensi, (2) transparansi dalam kriteria seleksi, dan (3) kartel dari peserta lelang akan sulit masuk. Sebaliknya, lelang memiliki beberapa kelemahan yaitu: (1) informasi terbatas bagi peserta lelang yang kompeten, (2) biaya yang tinggi untuk proses tender, (3) persyaratan dokumen tender yang lengkap akan membatasi lelang pada ketidakpastian yang tinggi untuk transaksi.

Sebaliknya, praktisi memandang bahwa prosedur terbuka (lelang) adalah tidak efisien. Lelang umum pada dasarnya tidak cocok untuk model PPPs terkait dengan skala dan isu kompleksitas, sehingga lelang terbatas dan negosiasi kontrak atau Competitive Dialogue direkomendasikan. Selain itu, EPEC (2012) juga menggarisbawahi bahwa lelang dan lelang terbatas hanya dapat diaplikasikan untuk proyek-proyek yang sederhana dimana otoritas sektor publik dapat menentukan semua persyaratan dimuka, sehingga ketika proyek lebih kompleks dan kebutuhan untuk mengikutsertakan peserta tender untuk mendefinisikan solusi optimal, institusi publik cenderung untuk memilih metode yang lebih fleksibel seperti competitive dialoguedan prosedur negosiasi.

Dapat disimpulkan bahwa disamping studi empiris menyatakan prosedur lelang adalah yang terbaik dan dengan asumsi kepatuhan atas prinsip-prinsip good governance (lihat Doni, 2007), lelang (competitive bidding) akan memberikan nilai tambah yang lebih besar pada proses tender apabila dilaksanakan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip tidak diskriminatif, persaingan sehat, dan transparansi. oleh karena itu, prinsip-prinsip lelang harus diadopsi untuk mendeskripsikan kualitas proses pengadaan. Tujuan utama mencapai proses tender terbaik adalah meminimalkan biaya transaksi (Solino & Santos, 2010; Kwak dkk. 2009), meningkatkan tingkat persaingan dan memperpendek waktu pelaksanaan prosedur (Kwak dkk. 2009).oleh karena itu, meskipun terdapat “trade-offf” antara prosedur yang kompleks dan memenuhi prinsip transparansi dan tingkat persaingan, tetapi, sebagaimana Kwak dkk.(2009) nyatakan, proses tender seyogyanya didisain untuk memenuhi kriteria yang komprehensif yaitu tidak diskriminatif, prosedur transparan, tingkat persaingan dan periode yang pendek untuk meminimalkan biaya transaksi.

3. iNDiKaTOR-iNDiKaTOR KualiTaSPROSeS PeNgaDaaN mODel PPPS

Berdasarkan hasil reviu atas literatur PPP yang mencerminkan pendapat akademisi maupun praktisi, indikator-indikator kualitas proses pengadaan dapat diikhtisarkan dalam enam aspek, yaitu: (1) Tingkat persaingan (Kwak dkk 2009, Solino & de Santos 2010; OECD 2012; Liyanage & Villalba 2015); (2) Efisiensi proses tender yaitu waktu dimulainya tender sampai pengumuman pemenang (Kwak dkk 2009; Voordijk dkk 2015; Kumaraswamy &Zhang 2001; Winch 2002); (3) Perlakuan yang setara atau tidak diskriminatif (EC 2003; EPEC 2012); (4) Transparansi dalam

14 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

prosedur (EC 2003; Winch 2002, EPEC 2012); (5) Jumlah pelanggaran hukum yang dilaporkan (Liyanage & Villalba 2015; Voordijk dkk 2015); dan (6) Meminimalkan biaya transaksi (Kwak dkk 2009; Solino & de Santos 2010).

Dari keenam indikator tersebut, dapat dinyatakan bahwa indikator nomor (5) dan (6) tidak memenuhi syarat untuk mengukur kualitas karena terkait dengan indikator outcome.oleh karena itu, indikator-indikator yang mencerminkan kualitas proses pengadaan adalah prinsip fairness/ tidak diskriminatif, tingkat persaingan, transparansi dalam prosedur dan efisiensi dalam pengadaan.

Pertanyaan berikutnya: bagaimana model pengukuran indikator-indikator kualitas proses pengadaan di atas?

Berdasarkan sejumlah literatur dan studi empiris, kriteria kualitas (sukses dan tidak sukses) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pertama, prinsip ‘fairness’ melihat sejauhmana proses tender telah diumumkan secara terbuka kepada publik.Berdasarkan peraturan yang berlaku di Eu, proyek-proyek PPP di atas batas nilai tertentu harus diumumkan dalam Official Journal of the European Community dan mencantumkan kriteria umum seleksi. Di hongkong, undangan tender untuk pekerjaan-pekerjaan sipil mensyaratkan untuk publikasi di majalah pemerintah hongkong (Zhang, 2004). Dengan publikasi secara terbuka, proses pengadaan telah mencerminkan prinsip fair/tidak diskriminatif terhadap semua calon peserta lelang.

Kedua, tingkat persaingan adalah pendorong utama PPP memenuhi konsep Value for Money (qiao dkk. 2011; Dixon dkk. 2005), dimana kelangkaan persaingan dapat mengakibatkan solusi pengadaan yang tidak optimal (li dkk. 2005).Kriteria kualitas ditentukan oleh jumlah peserta yang standarnya bervariasi yaitu lebih dari 1 calon peserta (Liyanage & Villalba, 2015; Vordijk dkk. 2015);empat peserta yang melakukan penawaran dapat meminimalkan biaya tender(Zhang, 2004); jumlah rata-rata calon peserta tender antara 2 dan 4 (Dudkin & Valila, 2005; Estache dkk. 2008). The World Bank & PPIAF (2012) menyatakan bahwa dengan pengecualian lelang terbuka, lelang terbatas dan competitive dialogue jumlah peserta lelang dibatasi tidak kurang dari 5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahawa kriteria sukses proses tender adalah jumlah peserta lelang minimal 4 peserta.

Ketiga, masalah transparansi menjadi isu yang sensitif dalam proses tender model PPP (Garvin, 2010; Mahalingam 2010). Dinar & Subramanian (1997)mendefinisikan transparansi dalam proses tender adalah cara untuk mengadministrasikan ruang lingkup, persyaratan, dan spesifikasi teknis yang seyogyanya dibuat secara detail.oECD (2007) menggarisbawahi bahwa untuk mencapai transparansi dalam proses tender, institusi publikmemastikan calon peserta lelang untuk: (1) menerima dokumentasi pelelangan dengan terang dan jelas; (2) menerima informasi terkait dengan kriteria evaluasi seawal mungkin; (3) menerima informasi di waktu yang bersamaan ketika persyaratan lelang diubah; (4) menerima informasi berupa pertanyaan dan jawaban serta mendesiminasikan secara konsisten kepada semua calon peserta; (5) memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan dokumen lelang:

Edisi 10 Tahun 2018 | 15 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

dan (6) menerima pengumuman pemenang lelang secara transparan, untuk menciptakan hubungan saling percaya bahwa proses telah dilaksanakan secara fair dan memperbaiki value for money.Salah satunya dengan memberikan feedbackdan saran untuk peserta terkait bagaimana memperbaiki dokumen penawarannya.

Jika dilihat dari sisi kompleksitas proses pengadaan, proses pengadaan dapat dibagi dalam dua jenis/tahap.Tahap tunggal (single stage) memiliki kompleksitas yang rendah. Tahap ini sesuai bagi institusi publik yang mengasumsikan koherensi standar yang dipersyaratkan dan spesifikasi proyek, telah cukup dipahami oleh calon peserta lelang. Oleh karena itu, setelah tahap pra kualifikasi,institusi publik akanmeminta secara langsung proposal final dari calon peserta. Tahap ini memiliki implikasi pada tingginya kemungkinan akan kegagalan proses tender, ketika calon peserta tidak memiliki cukup informasi tentang spesifikasi khusus juga biaya proyek secara detail.

Prosedur dua tahap (two-stages procedure) memiliki kompleksitas yang cukup tinggi dengan mensyaratkan adanya dialog terkait aturan dan prosedur tender, konsultasi dengan calon peserta terkait dengan format yang tepat danisi proposal untuk memenuhi standar yang ditetapkan. metode ini mencoba mengkombinasikan dua elemen, yaitu fleksibilitas bagi institusi publikuntuk bernegosiasi dengan calon peserta agar mencapai proposal final terkait spesifikasi, dan obyektivitas untuk mencapai tingkat persaiangan yang lebih tinggi (uNICTrAl -).

Dengan demikian, transparansi dalam proses pengadaan akan meminimalkan korupsi. Namun demikian, reeves dkk. (2013) menyatakan adanya ‘trade-off’antara dialog yang intensif dengan calon peserta selama proses tender untuk menghasilkan proposal yang lebih kuat dan transparan, tidak sesuai untuk sebuah negara dimana usaha untuk mencapai transparansi dalam menurunkan risiko korupsi masih lemah. Dalam praktiknya, banyak negara mengadopsi multi-stage tendering process, termasuk di dalamnya prosedur undangan peserta lelang dan prakualifikasi peserta, mengevaluasi tender dan negosiasi untuk keputusan final.Meskipun tidak cukup efisien, namun dapat menjamin solusi optimal(Carbonara et al, 2015).Kriteria sukses adalahproses pengadaan dengan tingkat kompleksitas yang tinggi yang akan mendorong informasi yang lebih transparan dan mempertajam proposal peserta lelang.

Terakhir, efisiensi dalam proses tender dimana proyek-proyek dengan waktu pengadaan yang lama (misalnya lebih dari 50 bulan) behubungan dengan biaya transaksi yang lebih tinggi (Dudkin & Valila 2005). HM Treasury (2012) mencatat bahwa Inggris memiliki waktu yang lebih lambat dalam proses pengadaan dibandingkan dengan negara-negara EU lainnya, dan secara signifikan lebih lambat dari Kanada. Waktu pengadaan rata-rata yaitu dari tender awal sampai dengan financial closeberkisar 35 bulan.

Rata-rata waktu proses tender di Inggris adalah 22 bulan (Grimsey & Lewis, 2007; HM Treasury, 2012),dan 12-18 bulandi Australia (Grimsey & Lewis, 2007). Kriteria sukses proses pengadaan adalah apabila waktu proses adalah kurang dari 3 tahun (Liayange & Villalba, 2015; Voordijk dkk, 2015). Proses tender yang lama berkorelasi

16 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

dengan tingginya biaya transaksi.reeves dkk. (2013) menemukan bahwa periode proses tender rata rata di Irlandia adalah 33,3 bulan. oleh karena itu, proses tender yang sukses apabila waktu proses pengadaan kurang dari 2 tahun.

Sebagai bahan perbandingan, The World Bank saat ini juga telah mempublikasikan model pengukuran proses pengadaan dengan label Quality of Procurement Process (Benchmark PPP procurement 2017, PPIAF-WB 2016). The World Bank menggunakan indeks per indikator dengan skor antara 1 sampai dengan 100. Penilaian mencakup lima aspek yang mengindikasikan proses pengadaan secara menyeluruh yaitu: (1) Kerangka institusional dan peraturan terkait PPPs; (2) Persiapan PPPs; (3) Pengadaan PPPs; (4) Proposal PPPs dari calon peserta tender; dan (5) manajemen kontrak PPPs.metode pengumpulan data menggunakan instrumen survei yang terstandar mencakup 50 pertanyaan berdasarkan reviu atas literatur akademis dan masukan dari group konsultan ahli. Penilaian dilakukan pada level negara, artinya index ini berlaku sama untuk tiap negara.Pengumpulan data dilakukan pada tahun 2015 dan 2016 pada sekitar 50 negara.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pengadaan dalam model PPP memang harus ditangani secara khusus karena relatif berbeda dengan model pengadaan lainnya. Selain itu, meskipun dipandang banyak kekurangan, metode lelang terbuka memiliki keuntungan-keuntungan dibandingkan dengan metode lain.

untuk mewujudkan proses pengadaan yang memenuhi prinsip good governance, maka diperlukan kualitas proses pengadaan yang memenuhi prinsip-prinsip:tidak diskriminatif, tingginya tingkat persaingan, transparansi dalam prosedur, danefisiensi proses tender. Apabila dibandingkan dengan The World Bank, model indikator kualitas ini lebih fokus pada output proses pengadaan, sedangkan model The World Bank mengukur proses pengadaan secara menyeluruh mulai dari peraturan sampai dengan implementasi proses. Selain itu, indikator kualitas ini dapat diterapkan pada level proyek, sedangkan model The World Bank hanya mengukur kualitas pengadaan pada level negara (countries).

ReferensiAsker, John and Estelle Cantillon. 2005. optimal procurement when both price and quality matter.

CEPr Discussion Paper 5276, Centre for Economic Policy research, october.Bulow, Jeremy and Paul Klemperer. 1996. Auctions versus negotiations. The American Economic

Review, vol. 86(1), pp. 180–94.Bovis, C.h. (2007). EU Public Procurement Law.Edward Elgar, Cheltenham, uK.Carbonara, N., Gunnigan, l., Pellegrino, r., Sciancalepore, F., (2012) Tendering Procedures in PPP: A

literature review, published in Public Private Partnerships in Transport: Trends & Theory Discussion Papers (eds roumboutsos, A., and Carbonara, N.) CoST Action Tu1001, Bari, Italy.

Dinar, A. and Subramanian, A. (1997).Water Pricing Experiences: An International Perspective, World Bank Technical Paper No. 386, Washington DC.

Edisi 10 Tahun 2018 | 17 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Dixon, T., Pottinger, G., Jordan, A., 2005. Lessons from the private finance initiative in the UK — benefits, problems and critical success factors. J. Prop. Invest. Financ. 23 (5), 412–423.

Doni, N. (2007). A Comparison of Alternative Procedures for the Selection of the Private Partner in PPP Projects.

Dudkin, G. & Valila, T (2005). Transaction Costs in Public Private Partnerships – A first Look at the Evidence. Economic & Financial Report 2005/03 : EIB

EPEC (2012). The Guide to Guidance: how to prepare, procure and deliver PPP Projects. EIB.Estache, A., Iimi, A., & Ruzzier, C (2009). Procurement in Infrastructure: What does theory tell us?.

Policy Research Working Paper 4994.The World Bank.Estache, A. & Saussier, S. (2014). Public Private Partnerships and Efficiency: A Short Assesment. Forum.Estache, Antonio, José luis Guasch, and lourdes Trujillo. 2004. Concession contracts award

mechanisms and renegotiations in latin America’s transport infrastructures. unpublished paper, The World Bank, June.

Garvin, m.J., 2010. Enabling development of the transportation public–private partnership market in the united States. J. Constr. Eng. manag. 136 (4), 402–411.

Kumaraswamy, M M. & Zhang, X.Q (2001).Governmental role in BOT-led infrastructure development.International Journal of Project Management 19: 195-205

Kwak, Y.H, Chih, Y.Y & Ibbs, C.W (2009).Towards a Comprehensive Understanding of Public Private Partnerships for Infrastructure Development.California Management Review Vol. 1 No. 52

li, B., Akintoye, A., Edwards, P.J., hardcastle, C., 2005. Critical success factors for PPP/PFI projects in the uK construction industry. Constr. manag. Econ. 23 (5), 459–471.

Liyanage, C. & Villalba, F.R (2015). Measuring Success of PPP Transport Projects: A cross case Analysis of Toll roads.Transporrt Review Journal

mahalingam, A., 2010. PPP experiences in Indian cities: barriers, enablers, and the way forward. J. Constr. Eng. manag. 136 (4), 419–429.

milgrom, P (1985). Auction Theory. In Bewley Truman, ed. Advances in Economic Theory 1985: Fifth World Congress. london, Cambridge university Press 1987, 1-32

oECD (2012).recommendation of the Council on Principles for Public Governance of Public Private Partnerships.oECD. https://www.oecd.org/governance/budgeting/PPP-recommendation.pdf

PPIAF (2016).Benchmarking Public-Private Partnerships Procurement 2017.The Worrld Bank Group.qiao, l., Wang, S., Tiong, r., Chan, T., 2001. Framework for critical success factors of BoT projects in

China. J. Proj. Finance 7 (1), 53–61.Solino, A.S. & de Santos, P. G (2010). Transaction Costs in Transport Public Private Partnership:

Comparing Procurement Procedure. Transport Review 30:3, 389-406Vordijk, J T, Liyanage, C. & Salaj, A T, (2015). Critical Success Factors in Different Stages of Delivery in

PPP Transport Infrastructure Project. inPublic Private Partnerships in Transport – Trend & theory. Roumboutsos, A. (eds). Routledge Taylor & Francis: London & New York

Winch, G.m. (2002) Managing Construction Projects. oxford: Blackwell Science.Yuan, J, Yajun Zeng, A, Skibniewski, M J & Li, Q (2009).Selection of Performance Objectives and

Key Performance Indicators in Public Private Partnership Projects to achieve value for money.Construction Management and Economics, 27: 253-270

Zhang, X. (2004).Improving Concessionairre Selection Protocols in Public/private Partnerred Infrastructure Projects.Journal of Construction Engineering and Management.

18 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Indonesia telah menetapkan bahwa korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa (extra ordinary crime) sehingga harus ditangani dengan cara-cara yang

juga luar biasa! oleh karena itu, telah diterbitkan berbagai perundang-undangan.

Sejak berdirinya KPK, sudah begitu banyak kasus korupsi yang ditangani KPK dan juga penegak hukum lainnya. Kasus korupsi ini melibatkan hampir semua profesi. Dari berbagai kasus tersebut, yang mengemuka dan banyak membuat masyarakat geleng-geleng kepala adalah: Kenapa banyak para pelakunya itu mereka yang dulu dikenal sebagai orang baik-baik?

Fenomena tersebut sulit untuk dicari jawabannya. Namun, berdasarkan kajian, penulis memiliki proposisi setidaknya terdapat tujuh faktor yang menyebabkan orang yang dikenal baik itu akhirnya melakukan atau terlibat dalam kasus tindak pidana korupsi.

Orang Baik, Kenapa Koq KOruPsi?

sebuah Proposisi Tujuh Faktor Penyebabnya

Oleh: haRYONO umaR*

Edisi 10 Tahun 2018 | 19 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Pertama, mereka terfokus mencapai kinerja.

mereka yang baik sangat menyadari bahwa amanah yang diterimanya merupakan kepercayaan yang akan selalu mereka junjung tinggi. mereka akan merasa bersalah jika tidak mencapai target kinerja yang ditetapkan.

Namun, sayangnya, mereka lupa bahwa target kinerja yang dicapai mesti bersesuaian dengan nilai-nilai (values) yang hidup di masyarakatnya, yang biasanya tampak dalam norma atau peraturan formal. Jika kinerja itu dipaksakan tercapai, tetapi kondisi lingkungan tidak mendukung, tentunya mereka akan berhadapan dengan persoalan di kemudian hari.

Teori legitimasi (Dowling and Pfeffer, 1975) menyatakan bahwa seseorang, organisasi, maupun profesi akan tetap legitimate apabila nilai-nilai yang dibangun bersesuaian (congruent) dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Dalam beberapa kejadian, program dan kegiatan yang dijalankan pemerintah tidak bersesuaian dengan nilai-nilai masyarakat.

Namun, karena sudah digariskan dari atas (top down), tidak ada kata lain, kecuali para pejabat publik yang baik wajib melaksanakannya, bagaimanapun caranya. mereka tentunya akan berupaya keras untuk mencapai kinerja program dan kegiatan tersebut, meskipun mereka sendiri menyadari bahwa sebenarnya hal tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai masyarakat.

Kedua, terlanjur berjanji.

Para pejabat yang baik seringkali menjanjikan sesuatu hal untuk kemajuan atau kemaslahatan pihak-pihak tertentu. Sebagai contoh, seorang dekan menjanjikan kepada para dosen dan mahasiswanya bahwa di masa kepemimpinannya akan ada pembangunan laboratorium berikut peralatannya agar kegiatan penelitian dan praktikum dapat lebih efektif di kampusnya.

Selama ini, tidak tersedia laboratorium yang memadai di kampus itu sehingga proses belajar mengajar hanya melalui ceramah dan diskusi di dalam kelas. Begitu tersedia anggaran untuk pembangunan laboratorium dan pengadaan peralatannya, maka sang dekan akan sangat bersemangat.

Dalam kondisi normal, tentu saja hal tersebut tidak bermasalah dan dapat diselenggarakan dengan baik sesuai persyaratannya. Namun, apabila ternyata anggaran untuk pembangunan tersebut baru tersedia di bulan Agustus atau September menjelang tutup tahun anggaran, logika normalnya sangat tidak mungkin pembangunan laboratorium itu dapat dilaksanakan secara tepat waktu, yaitu selesai sebelum akhir tahun.

Namun demikian, karena dekan tersebut sudah terlanjur menjanjikan kepada para dosen dan mahasiswa, dan sekarang anggaran sudah tersedia, maka dengan segala risikonya ia melaksanakan pembangunan laboratorium dan pengadaan peralatannya tersebut.

20 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Di akhir tahun, ternyata memang pekerjaan tersebut masih belum dapat diselesaikan. Agar pekerjaan tersebut dapat terus dikerjakan dan dapat memenuhi janjinya, maka sang dekan memerintahkan untuk membuat berita acara penyelesaian pekerjaan yang tidak sesuai dengan kenyataan lapangan (fiktif) agar dananya dapat ‘diamankan’ dan pekerjaan dapat dilanjutkan di awal tahun.

Ketiga, loyalitas berlebihan.

mereka yang ditunjuk dalam suatu jabatan tertentu seringkali berpikiran bahwa keberhasilannya

mendapatkan jabatan tidak luput dari jasa atasannya. oleh karena itu, publik sering menyaksikan bagaimana kepatuhan mereka terhadap atasannya, yang kadangkala malah tampak tidak profesional.

mereka bersedia melaksanakan apapun sepanjang hal tersebut dapat menggembirakan atasannya, yang biasa dikenal sebagai ‘asal bapak senang’ atau agar beremansipasi, kita sebut saja ‘asal ibu dan bapak senang’. mereka menganggap bahwa melaksanakan tugas yang baik itu adalah untuk dan mesti atas legitimasi atasan. Dengan demikian, fokus perhatian mereka lebih kepada atasan, daripada kepada masyarakat.

Teori pemangku kepentingan (Freeman and reed, 1983) menyebutkan bahwa manajemen memberlakukan pemangku kepentingan (stakeholders) dengan dua pendekatan. Pertama, pendekatan manajerial, di mana manajemen memberikan perhatian dan perlakuan lebih kepada pemangku kepentingan yang memiliki pengaruh besar bagi organisasi. Kedua, pendekatan etik, di mana manajemen memberikan perhatian dan perlakuan yang sama terhadap semua pemangku kepentingan, termasuk publik.

Berbasis pendekatan manajerial, para pejabat publik itu seringkali mengabaikan kepentingan publik yang seharusnya dia layani secara maksimal. mereka lebih mengutamakan atasannya dengan alasan bahwa bawahan harus loyal kepada pimpinan.

mereka terlalu berasumsi bahwa apapun yang dilakukannya, sepanjang mendapatkan legitimasi dari atasan, sudah pasti benar. Sebab, dalam pikiran mereka, atasanlah yang memegang kekuasaan (power). oleh karena itu, mereka bersedia melakukan perintah atasannya, meskipun perintah itu menyalahi nilai-nilai masyarakatnya.

mereka baru sadar ketika nanti terlibat suatu kasus dan sang atasan menjadikan mereka sebagai kambing hitamnya. Akhirnya, mereka sendiri yang gigit jari setelah sadar bahwa atasannya hanya memanfaatkan mereka untuk kepentingan atasan dan kroni-kroninya.

Edisi 10 Tahun 2018 | 21 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Keempat, mudah percaya.

mereka yang baik biasanya memiliki pikiran yang bersih dan jarang berprasangka buruk dengan yang lain. oleh karena itu, mereka selalu menganggap orang lain sama baiknya dengan dirinya. Apalagi apabila orang lain itu berkata dengan lemah lembut dan berpenampilan sangat bersahabat.

mereka ini mudah terpesona dengan penampilan pihak lain. Artinya, mereka mudah sekali untuk dikelabui. Tanpa disadar, mereka terjebak dengan permainan para ‘kriminal terhormat’ yang mengobral logika menyesatkan.

Banyak telah kita temui bahwa mereka yang benar-benar penjahat sering sekali berpenampilan sebagai sosok yang mengagumkan dan sekan-akan pantas untuk dipercaya. Banyak pejabat yang terperdaya dengan orang-orang yang demikian ini sehingga tanpa disadari mereka telah terjebak dalam permainan drama ini.

Para pejabat yang baik baru menyadarinya setelah mereka terlanjur menjadi tersangka suatu kasus besar. Sementara itu, para kriminal terhormat tersebut menjadikan orang-orang baik ini sebagai kambing hitam dan tameng mereka dalam melakukan kejahatannya.

Selain para kriminal terhormat, tidak sedikit juga atasan yang baik terlalu mudah percaya pada bawahan yang menyimpan niat tidak baik dan mengutamakan keuntungan pribadi (self-interest). Karena kondisi kesenjangan informasi (information assymmetry), bawahan dapat mengelabui atasan yang sudah terlanjur percaya padanya. Atasan yang baik ini tidak memiliki kesempatan untuk melakukan kritisasi dan evaluasi.

memang, atasan mesti mempercayai bawahan, tetapi mereka tetap harus waspada agar tidak terbuai dengan segala mulut manis yang menipu dari bawahan yang memiliki otak kriminal, seperti para kriminal terhormat tadi.

Kelima, kurang silaturahmi.

Tugas dan kewajiban seseorang sangatlah banyak serta biasanya mengandung risiko yang juga tidak kecil. Dari tahun ke tahun, anggaran yang dikelola selalu meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan bangsa. oleh karena itu, para pejabat publik dituntut untuk bertindak secara cepat, tepat, dan tentu saja berkinerja tinggi.

Dengan padatnya ritme pekerjaan, mereka tentunya tidak dapat memahami segala hal secara rinci dan komprehensif. Karenanya, mereka membutuhkan orang-orang yang selalu bersedia memberikan informasi secara akurat, tepat, dan segera.

Itulah sebabnya mereka perlu terus menjalin silaturahmi dengan orang-orang kuat (strong persons), yakni mereka yang berjiwa jujur, adil, dan dapat dipercaya (steward) serta memiliki kompetensi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), motivasi positif (positive motives), watak yang berperilaku (traits), dan sikap baik (attitutes) (Spencer and Spencer, 1993).

orang-orang yang demikian inilah yang akan memberikan masukan dan kritikan

22 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

bagi si pejabat secara objektif. mereka dapat menjadi pemberi peringatan agar para pejabat tetap sadar dari berbagai ancaman yang dapat menghadang.

Sayangnya, karena kesibukannya, para pejabat publik seringkali mengesampingkan silaturahmi ini. Apalagi jika semua hal terkesan berjalan wajar. Ingat: permukaan laut yang kelihatan tenang bisa sekonyong-konyong menjadi sangat membahayakan dan mematikan.

Banyak sudah kejadian di mana pejabat menjadi terkaget karena kasus yang tiba-tiba muncul dan tidak pernah diprediksi sebelumnya. orang-orang yang kuat biasanya bisa melihat risiko yang dapat mengancam di kemudian hari. Namun, sayangnya, mereka seringkali dianggap terlalu rewel dan mengganggu kecepatan dan kenyamanan kerja organisasi.

Keenam, menganggap diri yang paling benar.

Karena selama ini dikenal sebagai orang yang baik, terpelajar, menjadi rujukan banyak pihak, mereka yang baik merasa mengetahui segala hal dan pemikirannya selalu benar. mereka ini biasanya sulit menerima masukan dari pihak lain.

meskipun banyak pandangan yang disampaikan padanya, semua itu seringkali dianggap sebagai angin lalu olehnya. Karenanya, apa yang sudah direncanakan dan dipikirkannya adalah yang terbaik baginya. Berbagai aturan hanya dianggap sebagai pengganggu bagi pencapaian kinerjanya sehingga tidak perlu diikuti.

Edisi 10 Tahun 2018 | 23 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

hal yang sering mereka lontarkan adalah bahwa kita harus berpikiran dan bertindak luas (out of the box) atau berpindah ke kotak yang lain (in the other boxes). Tata kelola dan sebagainya dianggap merepotkannya dan tidak penting. mereka akan menabrak semua itu karena baginya yang penting adalah program dan kegiatan terlaksana dan target kinerja tercapai dengan cara apapun.

yang mereka agungkan: aturan yang harus mengikuti program, bukan program yang harus menyesuaikan dengan aturan. Bila ini terus diimplementasikannya, nasib mereka tinggal menunggu waktu.

Ketujuh, tidak kuat tekanan.

makin tinggi jabatan, maka akan semakin kencang juga godaan dan tekanan yang akan dihadapinya. Tekanan yang ada biasanya untuk kepentingan dan kemanfaatan pihak yang menekan agar para pejabat mau menyalahgunakan jabatannya dengan kolusi bersama (tentunya secara sembunyi-sembunyi).

Tekanan dapat bersifat sopan, yaitu melalui orang-orang yang dekat dan dihormati oleh para pejabat tersebut sehingga dia menjadi ewuh pakewuh dan tidak mampu menolaknya. Ada juga tekanan yang bersifat kasar dan keras, yaitu dengan berbagai ancaman, baik psikis maupun fisik, yang tentunya menimbulkan rasa yang tidak nyaman bagi diri para pejabat tersebut.

Para pejabat yang tidak pernah membicarakan berbagai tekanan ini secara terbuka akan semakin tertekan. mereka tidak akan sanggup menghadapi berbagai tekanan ini dan akhirnya banyak yang mengikuti tekanan tersebut.

Jelaslah sudah bahwa jabatan seringkali terasa manis di awalnya, tetapi akan sangat pahit dan menyakitkan pada akhirnya. oleh karena itu, mereka yang baik perlu mengingat tujuh faktor penyebab korupsi ini agar mereka terhindar dari jebakan tindak pidana korupsi yang selalu mengintai.

Tentunya proposisi ketujuh faktor tersebut perlu diuji kembali. Penulis membuka pintu bagi para peneliti yang ingin menguji proposisi ketujuh faktor tersebut.

*) Penulis adalah pimpinan KPK tahun 2007-2011, profesor akuntansi, dan direktur lembaga Anti Fraud Perbanas.

Link : http://www.birokratmenulis.org/orang-baik-kenapa-koq-korupsi-sebuah-proposisi-tujuh-faktor-penyebabnya/

24 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Jika kita mengacu pada uu jasa kontruksi nomer 2 tahun 2017, pasal 1 angka 2, Pekerjaan kontruksi adalah

: pekerjaan keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan..

Sesuai dengan pengertiannya, tentu dalam melaksanakan pekerjaan kontruksi sangat diperlukan keahlian, sumber daya manusia dan kompetensi teknis sebuah perusahaan jasa kontruksi.

hal ini salah satunya menjadi persyaratan perusahaan jasa kontruksi untuk peningkatan kualifikasi dihitung dari kemampuan kesediaan tenaga kerja kontruksi dan kemampuan penyediaan peralatan kontruksi . Semakin kecil kualifikasinya semakin kecil pula kesempatan menangani paket pekerjaan. Di dalam pengadaan barang dan jasa dikenal dengan kemampuan paket atau pada sistim penilain kemampuan paket akan dikenal dengan istilah sisa kemampuan paket (SKP).

Berbeda dengan pengadaan barang yang dimana penyedia tinggal membeli atau memindahkan barang maka dari itu untuk pengadaan barang tidak mengenal SKP. SKP juga diberlakuan untuk pengadaan jasa lainya.

SKP diatur pada pasal 19 ayat 1 huruf I Pepres Nomer 54 Tahun 2010 dan perubahaanya yaitu khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa lainnya, harus memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket.

KaPaN SKP DiPeRhiTuNgKaN?

Didalam proses pemilihan penyedia barang dan jasa pekerjaan kontruksi, penyedia dari saat dimulainya pengumuman sudah diintruksikan oleh Pokja yang

SISa KeMaMPUan

PaKeTSalah satu penyebab kegagalan masa pelaksanaan pekerjaan

i maDe heRiaNa

(SKP)

Edisi 10 Tahun 2018 | 25 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

dituangkan kedalam Dokumen pengadaan untuk menyampaikan SKPnya pada petunjuk pengisian kualifikasi yaitu penyedia harus menyampaikan/ mengisi data pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Data ini WAJIB diisi oleh penyedia pada isian kualifikasi dengan mengisi diantaranya adalah :

1. Nama paket pekerjaan,

2. lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan,

3. Nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen,

4. Nomor/tanggal dan nilai kontrak, dan

5. rencana tanggal kontrak berakhir.

Contoh pengisian paket sedang berjalan di SPSE

Dengan pengisian data ini, setidaknya menjadi gambaran Pokja untuk melihat pekerjaan apa saja yang dilaksanakan oleh penyedia.

untuk lebih menegaskan persyaratan ini, Pokja juga sebaiknya menambahkan kalimat pada Dokumen Pengadaan yaitu pada Lembar Data Kualifikasi, dengan menambahkan kalimat : Penyedia wajib menyampaikan data pekerjaan yang dilaksanakan :

26 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

TamBahaN KalimaT PaDa lDK

selain tambahan kalimat tersebut, Pokja wajib menjelaskan substansial dari persyaratan tersebut sesuai pasal 77 ayat 1 yaitu untuk memperjelas isi dokumen pengadaan, Pokja ulP wajib memberikan penjelasan. Pada penjelasan. Pokja menjelaskan apa saja yang dimaksud dengan data pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Sekedar untuk diketahui bahwa data pekerjaan yang sedang dilaksanakan tersebut termasuk data pekerjaan yang didapat melalui penunjukan langsung atau pengadaan langsung. Penjelasan juga wajib menyampaikan sanksi atas kelalaian penyedia untuk menyampaikan persyaratan tersebut apabila memang ada maka penawaran akan digugurkan.

Mungkin ada pertanyaan, bagaimana penyedia dengan sengaja tidak menyampaikan data pekerjaan yang didapat, sedangkan aplikasi SPSe belum berintegrasi dengan data penyedia, atau Pokja dan PPK tidak mendapatkan data yang benar apabila penyedia sengaja tidak menyampaikannya.

saran saya pada saat penjelasan juga disampaikan bahwa apabila penyedia sengaja tidak menyampaikan data pekerjaan yang sedang dilaksanakannya, maka melanggar pasal 118 ayat 1 huruf c Pepres Nomer 54 tahun 2010 dan perubahnnya yaitu : Tindakan atau perbuatan penyedia barang dan jasa yang mendapat sanksi diantaranya adalah membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan Pengadaan Barang/Jasa yang ditentukan dalam Dokumen

Pengadaan akan dikenakan sanksi :

1. sanksi administrasi

2. Pencantuman daftar hitam

3. gugatan secara perdata dan,

4. pelaporan secara pidana.

KaPaN SKP mulai DiNilai

SKP mulai dinilai dari sebelum penetapan pemenang. Pada tahapan sebelum penetapan pemenang, Pokja melakukan klarifikasi kembali meminta penyedia untuk menyampaikan bukti kontrak pekerjaan yang sedang dikerjakan sesuai data yang sudah disampaikan nya pada isian kualifikasi.

Pokja memperhatikan data pekerjaan penyedia dari tanggal dimulai kontrak , apakah akan terbentur dengan paket pekerjaan yang akan dimenangkanya pada sat kontrak , atau tidak terbentur karena sudah akan mendekati Pho sebelum paket pekerjaan ini terkontrak.

apabila masa pelaksanaannya masih terbentur dengan masa pelaksanaan paket pekerjaan ini saat kontrak , maka penyedia tidak lagi memliki kemampuan paket pekerjaan, dan apabila masa pelaksanaannya sudah akan Pho dan tidak terbentur dengan masa pelaksanaan paket pekerjaan ini sebelum kontrak, maka penyedia masih memiliki kemampuan paket.

contoh usaha kecil memiliki SKP hanya 5 , apabila dari kelima data tersebut masih berjalan sampai pekerjaan ini terkontrak, maka penyedia sudah tidak memiliki SKP. Apabila dari kelima itu ada satu pekerjaan yang akan segera Pho sebelum paket pekerjaan ini terkontrak, maka penyedia masih memiliki satu SKP.

Edisi 10 Tahun 2018 | 27 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

aPaKah haNYa DaTa PeKeRJaaN iTu SaJa YaNg DiKlaRiFiKaSi?

Berbeda dengan penilaian diatas, selain data yang sudah disampaikan penyedia melalui isian kualfikasi SPSE dan sudah dibuktikan pada saat sebelum penetapan pemenang, dalam hal peserta menjadi penawar terendah dalam beberapa paket pekerjaan bersamaan, selain perhitungan personil dan peralatan, juga wajib memperhitungkan sisa kemampuan paketnya termasuk perhitungan kemampuan paket yang sudah diisi penyedia dalam data isian kualifikasi, maka Pokja melakukan klarifikasi kembali terhadap sisa kemampuan paketnya yang tersisa (apabila masih).

Dalam hal hasil evaluasi peserta akan diusulkan sebagai pemenang pada beberapa paket pekerjaan, dan sisa kemampuan menangani paket (SKP) tidak mencukupi maka dilakukan klarifikasi untuk memilih paket pekerjaan berdasarkan pilihan penyedia jasa.

BagaimaNa DeNgaN PaKeT PeKeRJaaN YaNg leBih Dulu DiumumKaN JaDi PemeNaNg DiTemPaT laiN (lOKaSi BeRBeDa)

Apabila penyedia ternyata sudah diumumkan terlebih dulu ditempat lain atau menang ditempat lain. maka Pokja tidak dapat menggugurkan penyedia, karena penilaian SKP harus dasarnya berkontrak.

apabila saat itu hanya baru sekedar pengumuman, maka bisa saja ditempat itu, peserta tidak dikontrakan karena suatu alasan sehingga SKP nya masih memenuhi.

untuk itu, dalam hal ini perhatian PPK sangat dibutuhkan untuk mengklarifikasi kembali kepada pemenang sebelum dilakukannya penandatangan kontrak, apakah SKP nya masih memenuhi atau tidak, dengan memperhatikan paket pekerjaan ditempat lain yang lebih dulu diumumkan.

apabila memang benar pekerjaan ditempat lain sudah terkontrak, maka untuk paket pekerjaan ini sudah tidak dapat dilakukan penandatanganan kontrak tanpa kena sanksi, karena SKP penyedia sudah tidak memenuhi lagi.

Tindak lanjut dari permasalahan ini adalah, PPK menunjuk pemenang cadangan (bila ada) atau melakukan lelang ulang kembali jika tidak ada pemenang cadangan.

Demikianlah sedikit pembahasan mengenai SKP yang setidaknya menjadi salah satu penyebab gagalnya pada saat pelaksanaan pekerjaan dikarenakan penyedia tidak lagi memiliki kemampuan untuk menangani pekerjaan.

semoga menjadi perhatian kita bersama. Kedepan agar lKPP mengintegrasikan SPSE dengan data data diatas, sehingga kedepan pengadaan barang dan jasa semakin memiliki persaingan yang sehat dan mendapatkan penyedia yang benar benar mampu bisa bekerja, sehingga kegagalan pelaksanaan dapat terhindar.

28 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

A. PENDAhuluANDalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 mendefinisikan

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan republik Indonesia.

Desa sebagai penyelenggara pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat perlu dilengkapi, difasilitasi, dan didukung dengan pembentukan lembaga-lembaga layanan sosial dan layanan publik yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan pelayanan yang diperlukan oleh masyarakat. Salah satu bentuk lembaga layanan sosial dan layanan publik berupa Perpustakaan Desa yang merupakan program pemerintah mengacu pada undang-undang Nomor 43 Tahun 2014 tentang Perpustakaan. Dalam Pasal 1 ayat (1) uu 43/2014 disebutkan pengertian perpustakaan adalah

“OmaH BUKUKU” inOVaSi perpUStaKaan deSa BanyUanyar

BErBAsis TEKNOLOGi iNFOrMAsi

Oleh: eNDaNg wiRYaNTiNiNgSih

Widyaiswara Ahli madya, Kemdesa, PDT dan Transmigrasi

Edisi 10 Tahun 2018 | 29 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.

Pembentukan dan pengembangan perpustakaan desa di seluruh wilayah Indonesia dimaksudkan untuk mendukung upaya pemerintah mengembangkan kehidupan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan kemiskinan. Hal ini sejalan dengan definisi Perpustakaan Desa sebagaimana dirumuskan dalam Surat Keputusan (SK) menteri Dalam Negeri dan otonomi Daerah Nomor 3 Tahun 2001: Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah “perpustakaan masyarakat sebagai salah satu sarana/media untuk meningkatkan dan mendukung kegiatan pendidikan masyarakat pedesaan, yang merupakan bagian integral dari kegiatan pembangunan desa/kelurahan”. Perpustakaan Desa diperuntukkan bagi masyarakat dan dikelola oleh masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi.

Artikel ini akan membahas tentang seluk beluk Perpustakaan Desa berbasis tehnologi infomasi “omAh BuKuKu” yang merupakan salah satu program inovasi desa yang dikembangkan oleh Pemerintah Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

B. PEmBAhASANgambaran umum Desa dan Perpustakaan Desa

Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali terletak di lereng Gunung merbabu mempunyai luas wilayah 291.885 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 734 keluarga atau 2.513 jiwa. Tingkat pendidikan kepala keluarga (KK) masyarakat Desa Banyuanyar, tamatan SD: 377 orang, SlTP : 242 orang, SlTA : 95 orang, Akademis (D1 – D3) : 8 orang, Sarjana: 19 orang dan selebihnya tidak tamat SD. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dan peternak (65,8 persen), PNS/ABrI/Pensiunan (4,6 persen), buruh tani (9,4 persen), pedagang (10,0 persen), buruh bangunan (9,0 persen), dan lainnya (1,2 pesen).

mengingat sebagian besar kepala keluarga penduduk Desa Banyuanyar hanya berpendidikan tamatan SD dan SlTP, maka Pemerintah Desa bersama masyarakat Banyuanyar mempunyai gagasan dan sepakat untuk memajukan pendidikan anak keturunannya ke jenjang yang lebih tinggi dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengembangkan perpustakaan desa berbasis teknologi informasi. Gagasan tersebut dituangkan dalam rPJmDes Tahun 2014 – 2019 antara lain melalui program pengembangan perpustakaan desa.

Perpustakaan Desa yang dikembangkan di Desa Banyuanyar menggunakan fasilitas bangunan gedung yang sudah tersedia sebelumnya, namun dengan adanya kemajuan teknologi yang serba digital dan online

30 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

maka perpustakaan tersebut juga dikembangkan menjadi perpustakaan desa berbasis teknologi informasi yang diberi nama “omAh BuKuKu”. Pengembangan Perpustakaan Desa berbasis Online tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa dalam menambah ilmu pengetahuan dengan menggunakan teknologi informasi melalui pembelajaran best practice learning dengan field trip dan multimedia agar pembelajarannya lebih menarik dan tidak menjenuhkan siswa karena dilakukan dengan cara belajar sambil bermain. Di samping itu juga diperuntukkan bagi masyarakat Desa Banyuanyar pada umumnya agar dapat menambah wawasan, pengetahuan serta melek teknologi.

Perpustakaan Desa “omAh BuKuKu” diresmikan pemanfaatannya pada tanggal 20 Desember 2017 dengan fasilitas 9 (sembilan) unit komputer all in one 19” yang berasal dari bantuan Keuangan Bupati Boyolali sebanyak 6 (enam) unit dan Perpuseru sebanyak 3 (tiga) unit, sound system aktif, lCD Proyektor, rak, buku, jaringan internet, dan lain-lain. Perpustakaan Desa berbasis online ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh warga Desa Banyuanyar secara gratis.

Agar perpustakaan desa yang telah dibangun dapat dipertahankan kelangsungannya atau bahkan dapat berkembang dengan baik, maka perpustakaan desa perlu dilakukan pengelolaan secara baik dan rutin dengan didukung beberapa aspek seperti sumber daya manusia, koleksi kepustakaan, pelayanan dan aspek lainnya. Berikut ini sedikit gambaran bagaimana strategi pengelolaan perpustakaan desa yang baik.

Strategi Pengelolaan Perpustakaan DesaPembentukan Perpustakaan Desa sebagai lembaga

pendidikan non formal dan lembaga penyedia informasi di masyarakat Desa harus memiliki kinerja yang baik dan didukung dengan manajemen yang memadai, sehingga seluruh aktivitasnya mengarah pada upaya pencapaian tujuan yang telah dicanangkan. untuk mengelola sebuah perpustakaan Desa diperlukan kemampuan manajemen yang baik, agar arah kegiatan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Selain itu manajemen juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan tujuan-tujuan yang berbeda dan mampu dilaksanakan secara efektif dan efisien. Untuk itu

Perpustakaan Desa “OMAH BUKUKU”

diresmikan pemanfaatannya pada tanggal 20 Desember 2017 dengan fasilitas

9 (sembilan) unit komputer all in one

19” yang berasal dari bantuan Keuangan

Bupati Boyolali

Edisi 10 Tahun 2018 | 31 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

perpustakaan desa membutuhkan seorang pustakawan yang mengerti dan paham tentang bidang kerja yang ditangani oleh lembaga induknya. Sehingga kebutuhan tenaga “pustakawan khusus” sangat penting.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan perpustakaan desa dapat dilihat dari beberapa aspek berikut: 1. Aspek Sumber Daya manusia

Sumber daya manusia bisa dikatakan sebagai tulang punggung operasional perpustakaan desa. Tanpa sumber daya manusia yang handal, sebagus apapun koleksi, seberapapun besarnya anggaran, sebagus apapun gedung perpustakaan, maka perpustakaan desa akan mati. oleh karena dalam pengelolaan perpustakaan memerlukan seorang “ahli” sesuai bidang yang ditangani. Penunjukan/pengisian petugas yang menangani perpustakaan haruslah orang yang memahami seluk beluk perpustakaan. Apabila di desa belum tersedia orang yang paham tentang perpustakaan, perlu diberikan pelatihan/pembekalan terlebih dahulu, atau apabila di desa tidak memungkinkan adanya orang yang dapat menangani perpustakaan maka dapat mempekerjakan orang dari luar desa tersebut. Di samping itu petugas perpustakaan harus: a. mempunyai jiwa mengabdi terhadap kepentingan masyarakat; b. mampu mempelajari situasi dan kondisi masyarakat misalnya mata

pencahariannya, kegemaran dan penggunaan waktu senggang masyarakat, tokoh masyarakat dan pengaruhnya;

c. mengetahui teknik penyelenggaraan perpustakaan seperti penataan ruang, penambahan koleksi;

d. pekerjaan teknis dan non teknis lainnya seperti pengembangan koleksi, pengolahan bahan pustaka, administrasi pengadaan, administrasi keanggotaan, surat menyurat, dan sebagainya. Strategi yang perlu dikembangkan untuk pengelolaan SDm perpustakaan ini antara lain:• Menjalin komunikasi yang baik dengan tokoh masyarakat,

pemuda dan aktivis di desa. • Mempunyai jiwa kewirausahaan yang bermanfaat untuk

menghidupkan denyut nadi perpustakaan • Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah maupun non

pemerintah• Meningkatkan kepekaan dan solidaritas sosial

Dengan adanya kemajuan teknologi yang serba digital dan online maka perpustakaan tersebut juga dikembangkan menjadi perpustakaan desa berbasis teknologi informasi yang diberi nama

“OMAH BUKUKU”

32 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

• Mampu meraba potensi pemberdayaan perpustakaan dengan melibatkan tokoh dan aktivis masyarakat, contoh melibatkan perpustakaan dalam kegiatan adat atau keagamaan

• Melakukan studi banding ke perpustakaan desa lain yang dianggap baik

• Mengikuti workshop/bimtek/pelatihan perpustakaan untuk meningkatkan skill dan kompetensi

2. Aspek KoleksiDilihat dari bentuknya, koleksi Pepustakaan Desa meliputi: a. Buku (fiksi dan non fiksi) buku referensi (seperti kamus, Ensiklopedia); b. Almanak, buku pegangan, bibliografi, indeks, abstrak, peta, dan

sebagainya; c. Penerbitan pemerintah (pusat dan daerah), seperti himpunan

peraturan-peraturan pemerintah, dan sebagainya; d. Surat kabar; e. majalah baik yang umum maupun yang khusus;f. Koleksi audio visual Perpustakaan Desa yang baru didirikan

diharapkan mempunyai koleksi dasar sekurang-kurangnya 1000 judul (2500 eksemplar). Adapun komposisi dan perbandingan jenis koleksi yang dimiliki Perpustakaan Desa sebaiknya non fiksi 60% dan fiksi 40%. Dengan prosentase non fiksi lebih besar dimaksudkan agar masyarakat pemakai dapat memperluas pengetahuan umum dan keterampilan yang diperlukan dalam kegiatan sehari-hari. Sedangkan untuk menggairahkan minat baca masyarakat dan sekaligus sebagai sarana rekreasi, maka Perpustakaan Desa diharapkan dilengkapi dengan koleksi buku fiksi (buku cerita) yang diharapkan dapat membuka wawasan dan memperhalus budi pekerti seperti: buku cerita, buku ilmu pengetahuan populer, buku-buku sejarah, kisah-kisah nabi dan lain-lain. Strategi pemberdayaan koleksi dapat dilakukan dengan cara: • Mempromosikan koleksi secara regular • Memastikan koleksi selalu dalam kondisi layak baca • Bertukar daftar koleksi dengan perpustakaan desa lain • Membentuk jejaring katalog berbasis teknologi informasi

3. Aspek layananlayanan perpustakaan bisa dianggap sebagai ujung tombak perpustakaan. Kesan perpustakaan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Bila mereka puas, mereka akan kembali. Demikian sebaliknya, apabila dikecewakan dalam pelayanan, maka mereka akan segan kembali lagi ke perpustakaan desa. Jenis pelayanan yang dapat dijadikan tolak ukur:a. layanan membaca di Perpustakaan

Edisi 10 Tahun 2018 | 33 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

layanan membaca adalah layanan utama setiap perpustakaan dimana para pengunjung dapat memanfaatkan bahan pustaka di ruang baca yang disediakan di perpustakaan.

b. Pelayanan peminjaman dan pengembalian (sirkulasi)Pelayanan peminjaman dan pengembalian menyangkut peraturan peminjaman pengembalian, sistem pelayanan peminjaman, bahan-bahan yang boleh dipinjam, pemakai dan penyediaan kartu, dan lain-lain

c. Pelayanan referensiPelayanan referensi merupakan kegiatan memberikan informasi yang diperlukan oleh pembaca, serta membantu termanfaatkan koleksi dengan sebaik-baiknya sebagai sumber informasi

d. layanan tambahanlayanan ini merupakan layanan yang dilakukan oleh perpustakaan untuk mendapatkan nilai tambah dan sebagai ajang promosi bagi perpustakaan dan masyarakat. Strategi pemberdayaan layanan yang dapat dilakukan: • Promosi layanan secara kontinyu dan periodik • Mampu memanfaatkan event untuk unjuk layanan

perpustakaan • Bersikap ramah dan melayani sepenuh hati • Penataan koleksi secara baik dan sistematis • Mampu mencari peluang layanan, seperti jam buka layanan

menyesuaikan kebutuhan masyarakat. • Memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan

layanan seperti penyediaan hotspot dan warnet. • Bekerjasama dengan tokoh-tokoh seperti penulis, pendongeng,

dan aktivis komunitas untuk membuat acara di perpustakaan.

C. KESImPulANPengelolaan perpustakaan merupakan suatu usaha tanpa henti untuk

mencapai tingkat pelayanan maksimal kepada masyarakat desa. maksimal bisa diartikan memberikan kepuasan kepada mayoritas masyarakat pengguna perpustakaan desa, baik kepuasan pada aspek koleksi, sumber daya manusia, maupun sarana dan prasarana.

Perpustakaan desa akan memiliki nilai dan berdayaguna apabila dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pemakainya. oleh karena itu, agar koleksi perpustakaan desa dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pemakai khususnya masyarakat sekitar perpustakaan, maka koleksi yang disediakan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan cara seperti mengadakan survei pemakai dan menyediakan kartu atau lembar permintaan tambahan koleksi secara berkala kepada pemakai untuk pengembangan

34 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

koleksi. Survei pemakai dan penyediaan kartu tambahan koleksi ini juga berlaku untuk tujuan di pos-pos pelayanan lainnya.

Pemerintah dan pengelola perpustakaan desa harus menerapkan konsep kesetaraan dan keterbukaan dalam peningkatan pelayanan perpustakaan desa. Kerjasama dan komunikasi antara perpustakaan desa dengan segenap aspek pendukungnya baik internal maupun eksternal menjadi kunci keberhasilan pengembangan perpustakaan dalam setiap aspeknya. Kreativitas dan inisiatif juga menjadi penentu maju tidaknya sebuah perpustakaan desa. Kesadaran dan keiklasan dalam mengelola perpustakaan desa merupakan langkah awal dalam pengembangan perpustakaan desa.

Daftar Pustaka

Ansor, Sokhibul. 2007. Perawatan Bahan Pustaka Perpustakaan Sekolah. Jurnal Perpustakaan Sekolah.

Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan . Jakarta: Sagung Seto

Purwono. 2010. Kerja Sama Dan Jaringan Perpustakaan. Jakarta: universitas Terbuka.

rahayuningsih. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. yogyakarta: Graha Ilmu.

Sutarno NS. 2004. manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto

https://www.academia.edu/9415956/STrATEGI_PEmBErDAyAAN_PErPuSTAKAAN_DESA_KElurAhAN, Dra. monika Nur lastiyani, mm. STrATEGI PEmBErDAyAAN PErPuSTAKAAN DESA/KElurAhAN, diunduh tanggal 29 Desember 2017

https://www.academia.edu/20816984/PErAN_PErPuSTAKAAN_DESA_DAlAm_mENINGKATKAN_mINAT_BACA_mASyArAKAT, Skripsi, Akhmad Alvian Nanda, Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Administrasi universitas Brawijaya malang. 2015. PErAN PErPuSTAKAAN DESA DAlAm mENINGKATKAN mINAT BACA mASyArAKAT, diunduh tanggal 29 Desember 2017

undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

undang-undang Nomor 43 Tahun 2014 tentang Perpustakaan

Surat Keputusan menteri Dalam Negeri dan otonomi Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Perpustakaan Desa/Kelurahan

rencana Pembangunan Jangka menengah Desa Banyuanyar Tahun 2014 – 2019.

Edisi 10 Tahun 2018 | 35 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Su r at Be r h a r g a

Sya r i a h Ne g a r a(S B S N)

36 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

[5]

SBSN sebagai Instrumen Pembiayaan APBN

[6]

Total Issuance & Outstanding SBSN

Total issuance SBSN tahun 2008 – 2017 (per 9 November 2017): Rp752,29 triliun

Denominasi : IDR and USDSelain secara nominal terus meningkat, porsi penerbitan

SBSN terhadap SBN bruto juga terus meningkat (2014 = 19% ; 2015 = 24% ; 2016 = 28% ; 2017 = 29%).

• Outstanding SBSN per 9 November 2017, sebesar Rp549,69 triliun atau ±17% dari total outstanding SBN.

• 1 USD = IDR13,514• Total SBSN jatuh tempo Rp214,57 trililiun:

Edisi 10 Tahun 2018 | 37 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

[7]

Pengertian Sukuk Negara (SBSN)

[8]

Dasar Hukum SBSN

Memberi payung hukum pengelolaanSBSN agar transparan dan akuntabel: Jumlah SBN yang diterbitkan setiap

tahun anggaran harus disetujui DPR. Koordinasi dengan Bank Indonesia

dan Bappenas (khusus untukproject financing).

Perdagangan SBSN diatur dandiawasi oleh instansi berwenang.

UU Nomor 19 Tahun 2008tentang Surat Berharga Syariah Negara

Memberi landasanhukum penerbitan SBSN: Kewenangan Pemerintah

untuk menerbitkan SBSN. Penggunaan Barang Milik

Negara dan ObyekPembiayaan sebagai underlying asset.

Memberi kepastian hukumbagi investor: Pemerintah wajib

membayar Imbalan danNilai Nominal SBSN.

Sanksi hukum terhadappemalsuan SBSN.

Kewajiban Menterimeminta Fatwa/OpiniSyariah kepada DSN-MUI.

38 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

[9]

Karakteristik SBSN

[10]

Fatwa & Opini Syariah SBSN

Edisi 10 Tahun 2018 | 39 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

[11]

Struktur Akad SBSN

[12]

Program Penerbitan SBSN

40 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

[13]

Jenis Instrumen SBSN

[14]

Proses Penerbitan SBSN

Edisi 10 Tahun 2018 | 41 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

[15]

Kebutuhan Pendanaan dan Alokasi Anggaran Infrastruktur

[16]

SBSN untuk Pembiayaan Proyek (Project Financing Sukuk)

42 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

[17]

Dasar Hukum Project Financing Sukuk

tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran Kegiatan Yang Dibiayai Melalui Penerbitan SBSN

tentang Tata Cara Pembiayaan Proyek/Kegiatan Melalui Penerbitan SBSN

tentang Tata Cara Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembiayaan Proyek/ Kegiatan Yang Dibiayai Melalui Penerbitan SBSN

PMK No.220/PMK.08/2015

PMK No.25/PMK.05/2016

PMK No. 120/PMK.08/2016

Memuat ketentuan: Kewenangan, cakupan dan persyaratan proyek. Prosedur perencanaan, pelaksanaan, pelaporan,

pemantauan dan evaluasi proyek. Pengelolaan obyek hasil pembiayaan (proyek).

UU No.19/2008 tentangSurat Berharga Syariah Negara

Pasal 4:SBSN diterbitkan untuk membiayai APBN termasukmembiayai pembangunan proyek.

PP No.56/2011 tentangPembiayaan Proyek Melalui

Penerbitan SBSN

Revisi anggaran proyek/kegiatan yang dibiayai dengan SBSN mengikuti ketentuan peraturanmengenai revisi anggaran pada tahun anggaran berkenaan.(untuk T.A. 2017: PMK No.10/PMK.02/2017 tentang Tata Cara Revisi Anggaran T.A. 2017).

[18]

Kriteria Project Financing Sukuk

Edisi 10 Tahun 2018 | 43 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

[19]

Kriteria Syariah Proyek SBSN

[20]

Kontribusi SBSN dalam Pembiayaan APBN

o Outstanding SBSN per tanggal 12 Oktober 2017 Rp549,69 Triliun

o Porsi SBSN terhadap total outstanding SBN ± 17%

o Total SBSN jatuh tempo sejak2008 Rp214,57 Triliun

17%

Rp752,29 Triliun Total akumulasi penerbitanSBSN 2008 s.d 9 Nov’ 2017

Sejak 2008, total penerbitan SBSN danporsi terhadap SBN terus meningkat.

Selama satu dekade SBSN telah menjadi instrumen pembiayaan dan investasi, serta berperan dalam: Diversifikasi sumber pembiayaan

APBN; Memperluas basis investor; Mengembangkan pasar keuangan

syariah; Menyediakan instrumen investasi

dan likuiditas berbasis syariah.

Rp 39,95 Triliun Total akumulasi Project Financing Sukuk 2013 s.d 2017

Dari tahun 2013 s.d. 2017, SBSN menjadi instrumen pembiayaan yang penting dan berperan langsung dalampembangunan infrastruktur di tanah air, meliputi:

Jalur (rel) & fasilitas KA (stasiun, persinyalandll) di Sumatera, Jawa dan Sulawesi Rp17,62 TriliunJalan & jembatan(fly over, under pass, tol, jalan perkotaan, perbatasan dll) di seluruhwilayah RI Rp15,46 Triliun

Pembangunan bendungan/embung, bangunanpenampung air lainnya, pengendalianbanjir/lahar/drainase/pengamanan pantai & penyediaan air tanah/air baku di seluruhwilayah RI Rp2,73 TriliunPembangunan sarana pendidikan (sekolahtinggi/institut/universitas) & pelayananumum (asrama haji, balai nikah/KUA) di seluruh wilayah RI Rp4,14 triliun

44 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

[21]

Penggunaan Dana Hasil Penerbitan SBSN

[22]

Perkembangan Project Financing Sukuk

Edisi 10 Tahun 2018 | 45 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

penGadaan di

KOREASELATAN

Pengadaan barang dan jasa di Korea Selatan diselenggarakan oleh Public Procurement Service (PPS). yang berada di bawah Kementerian Strategi

dan Keuangan.

Public Procurement Service (PPS) berperan dalam pengadaan barang dan jasa sebagai berikut:

PeNgaDaaN Dalam DaN luaR NegeRi uNTuK lemBaga-lemBaga PuBliK

Pembelian dan persediaan barang dengan volume tahunan sebesar uSD 14 miliar atau sekitar 46% dari total pembelian public.

KONTRaK uNTuK PROYeK-PROYeK KONSTRuKSi uTama PemeRiNTah

volume kontrak sekitar uSD 14 miliar atau sekitar 39% dari seluruh pekerjaan umum.

PPS juga melakukan kajian desain proyek konstruksi dan memberikan jasa manajemen konstruksi untuk lembaga-lembaga public yang tidak memiliki insinyur profesional

STOK PeRSeDiaaN DaN PaSOKaN BahaN BaKu

PPS mengadakan stok bahan baku utama seperti alumunium, tembaga, timbal, seng, timah, dan bahan konstruksi. Dalam jangka pendek dan panjang dan permintaan barang, dan stabilasi harga konsumen, sehingga mendukung perkembangan stabil ekonomi nasional.

46 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Koordinasi dan audit asset/barang milik negara/pemerintah o PPS secara efisien mengelola sekitar 12 Juta unit property pemerintah, yang jumlahnya mencapai uSD 7.8 miliar pada 2007. Bertanggungjawab atas hal-hal mengenai pengelolaan milik pemerintah.

PeNgelOlaaN DaN PeNgOPeRaSiaN KONePS e-PROcuRemeNT

KoNEPS melakukan seluruh proses pengadaan dari undangan untuk tawaran, penawaran, kontrak untuk pembayaran kontraktor online.

undang-undang Pengadaan Barang dan Jasa republik Korea Nomor 4697 tanggal 5 Januari 1994 oleh Kementerian Perundang-undangan. (Government Procurement Act (republic of Korea) January 5, 1994 as Act No. 4697)

PRiNSiP-PRiNSiP PeNgaDaaN BaRaNg DaN JaSa

Transparansi dalam kesempatan yang pengadaan yang adil, transparansi dalam praktek kontrak, dan prinsip non-diskriminasi diterapkan dalam tender internasional sesuai dengan WTo GPA.

Tujuan utama dari pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah untuk memperoleh barang dan jasa di bawah kondisi yang paling menguntungkan. Ini bisa berarti harga rendah atau kualitas terbaik, atau kombinasi diantaranya.

Pengadaan barang dan jasa pemerintah mempunyai tujuan sekunder seperti promosi operator ekonomi tertentu atau industri, perlindungan pasar domestik, penegakan kebijakan sosial, dll

Pada saat yang sama, GP juga bercita-cita untuk mencapai masyarakat Pareto-optimal, yang menempatkan lebih menekankan pada politik -ekonomi aspek PBJ pemerintah.

meskipun berfokus pada pengadaan dengan harga terendah dengan pandangan mempromosikan efisiensi ekonomi, tren terbaru adalah untuk menekankan kualitas dan pencapaian nilai terbaik untuk uang (value for money). Ini berarti bahwa paradigma pembelian dengan harga terendah sedang digantikan oleh paradigma pembelian pada nilai tertinggi, dan bahwa kriteria selain harga pembelian, misalnya layanan disesuaikan, sempurna A / S, pasokan cepat, dll, yang semakin penting.

e-PROcuRemeNT

Korea oN-line E-Procurement System (KoNEPS) terpusat pada satu sistem yang dikelola oleh PPS. Prosedur e- procurement melalui KoNEPS ini di bagi menjadi dua bagian, yaitu pengadaan untuk masyarakat lokal dan pengadaan untuk masyarakat luar Korea Selatan.

Sumber : Tahun 2014, Artikel KPK, dengan diedit sedikit.

Edisi 10 Tahun 2018 | 47 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

KOnTraK TaHUn

jaMaK

(mULti yearS) UntUK pemda

Perpres 54 tahun 2010

Pasal 52

(2) Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak yang pelaksanaan peker-jaannya untuk masa lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran atas beban anggaran,

(3) Kontrak Tahun Jamak pada pemer-intah daerah disetujui oleh Kepala Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Peraturan menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 pasal 54A

1. Kegiatan tahun jamak sebagaimana dimaksud harus memenuhi kriteria sekurang- kurangnya:

a. pekerjaan konstruksi atas pelaksanaan kegiatan yang secara teknis merupakan satu- kesatuan untuk menghasilkan satu output yang memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 12 (duabelas) bulan; atau

b. pekerjaan atas pelaksanaan kegiatan yang menurut sifatnya harus tetap berlangsung pada pergantian tahun anggaran seperti penanaman benih/

bibit, penghijauan, pelayanan perintis laut/udara, makanan dan obat di rumah sakit, layanan pembuangan sampah dan pengadaan jasa cleaning service.

2. Penganggaran kegiatan tahun ja-mak sebagaimana dimaksud di atas berdasarkan atas\ persetu-juan DPrD yang dituangkan dalam nota kesepakatan bersama antara Kepala Daerah dan DPrD.

3. Nota kesepakatan bersama ditan-datangani bersamaan dengan pen-andatanganan nota kesepakatan KuA dan PPAS pada tahun pertama rencana pelaksanaan kegiatan ta-hun jamak.

4. Nota kesepakatan bersama sekurang-kurangnya memuat:

a. nama kegiatan;b. jangka waktu pelaksanaan

kegiatan;c. jumlah anggaran; dand. alokasi anggaran per tahun.

5. Jangka waktu penganggaran keg-iatan tahun jamak tidak melampaui akhir tahun masa jabatan Kepala Daerah berakhir.

48 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

I’m nothing without

familyP agi ini saya terdiam merenung sambil memandang ke halaman depan rumah.

Berpikir tentang waktu yang terus melaju dan kesibukan yang tak pernah berhenti. Jarum jam menunjukkan angka 01.25 ketika saya tiba di Bandung dini

hari tadi. Perjalanan dari Jakarta kali ini saya tempuh hampir selama empat jam. Saya bersyukur pool travel angkutan, yang saya tumpangi hampir setiap minggu ini, letaknya tidak jauh dari rumah. Hanya sekira 200 meter. Kalaupun saya tertidur pulas di sepanjang perjalanan, saya bisa berhenti di pemberhentian terakhir di Jl. Dipati Ukur dan berjalan kaki menuju rumah. Tak sampai lima menit.

Hampir setiap minggu saya lakoni rutinitas ini. Pulang ke Bandung adalah hal yang menyenangkan bagi saya. Jika saya berangkat pukul 17.00, maka sebenarnya saya bisa tiba di Bandung pukul 21.00, atau kalau ada kemacetan di beberapa titik, sekitar pukul 22.00. Perjalanan yang sedikit melelahkan setiap minggu itu tidaklah berarti. Karena akan segera berganti kebahagiaan begitu saya bertemu dengan kekasih hati.

Di dalam buku From Nobody to Somebody, John Eddy Dharmasoeka mengatakan:

No Family is Perfect. We argue, we fight. We even stop talking to each other at times. But in the end, family is family. The love will always be there. At the end of the day, a loving family should find everything forgivable. With money we can buy or build a house, but only with our hearts we can build a home. It's not about how much love we have in the beginning, but how much love we built until the end. Love your parents and treat them with loving care. For you will only know their value when you see their empty chair.

John Eddy Dharmasoeka juga menjelaskan bahwa pernikahan itu diawali dengan cinta, dan diakhiri dengan komitmen. Maka yang diperlukan adalah pengertian dan pengorbanan, saling mengasihi, saling menghargai, dan saling memaafkan. Selain itu bekerja sama untuk membangun hubungan yang akrab akan melengkapi keutuhan dalam keluarga.

Dari kutipan itu kita bisa mengamini bahwa ungkapan yang menyebutkan bahwa kebahagiaan yang terbesar adalah kebahagiaan bersama keluarga adalah benar adanya. Siapakah yang menemani saat kita terbujur lemah atau saat kita sakit? Keluarga. Siapakah yang menopang dan menghibur saat kita dihempas gelombang kehidupan yang kadang keras? Keluarga.

Keluarga itu ibarat kompas yang menunjukkan arah buat kita di saat kita kehilangan arah dan tujuan hidup. Keluarga yang damai dan harmonis menjadi penopang bagi kita meraih keberhasilan hidup.

aDRiNal

Edisi 10 Tahun 2018 | 49 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Di ujung kelelahan saya menyelesaikan beberapa artikel di buku From Nobody to Somebody untuk mengambil beberapa hikmah di dalam buku ini. Semoga saya tak lelah untuk terus belajar untuk mengurangi ketidaktahuan saya dalam banyak hal. Termasuk bagaimana membangun sebuah keluarga yang utuh dan harmonis.

Selama setahun terakhir ini saya sangat bersyukur. Sejak bulan Mei tahun 2017 lalu keluarga kami relatif sudah bisa berkumpul lengkap setiap akhir pekan, walaupun saya masih bekerja di Jakarta. PJKA, pulang Jumat kembali Ahad. Kadang PJKS, pulang Jumat kembali Senin dini hari. Anak-anak semua sudah berkumpul dan bersekolah di Bandung. Termasuk yang sulung, setelah 6 tahun belajar di boarding school, sejak lulus tanpa test di Unpad.

Saya ingat lima tahun pertama membangun rumah tangga yang dipenuhi dengan banyak ketidaksesuaian. Ketidaksesuaian yang berdampak pertengkaran dan keributan. Alhamdulillah di lima tahun kedua, bersamaan dengan lahirnya anak kedua kami, ketidaksesuaian itu sudah mulai mereda, meskipun kadang masih terjadi. Dan menginjak di lima tahun ketiga, kami sudah menemukan titik keseimbangan yang lebih baik. Pertengkaran-pertengkaran kecil tentu tak terelakkan karena tipe kami berdua agak mirip yaitu sama-sama ngotot dan tidak ada yang mau mengalah. Barulah di lima tahun keempat suasana terasa kian kondusif. Biasanya saya yang memilih diam jika terjadi ketidaksesuaian pendapat. Kadang saya pura pura tidak mendengarkan jika hal itu tidak sesuai dengan pendapat saya. Ternyata cara ini cukup efektif bagi kami untuk menyelesaikan banyak persoalan.

Sebagai kepala keluarga saya memang merasa lebih superior. Padahal kenyataannya saya inferior dari sebagian sisi. Sebagai wanita karier, istri saya berperan besar menopang ekonomi keluarga. Maka jika terkesan dominan dan banyak mengatur, saya menjadi sangat resisten. Ternyata rumus sebuah rumah tangga di antaranya adalah kerja sama mencapai tujuan. Tak ada yang superior di antara keduanya. Saling memahami posisi masing-masing adalah kunci keberhasilan berumah tangga. Maka benarlah ungkapan yang mengatakan bahwa keluarga itu ibarat sebuah musik ada nada tinggi dan ada nada rendah. Dan jika dipadukan akan menghasilkan lagu yang indah.

Pagi ini, saya putuskan untuk meluangkan lebih banyak waktu bersama keluarga di tahun 2018 dan di tahun tahun mendatang. Atau paling tidak meningkatkan kualitas waktu bersama mereka.Karena saya bukan siapa-siapa tanpa keluarga.

50 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

(NuRul NuR’aiNi, DiSKOmiNFO KaB. BliTaR)

Ada 3 (tiga) tempat wisata pilihan dan menjadi unggulan yang

dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar Jawa Timur, yaitu Candi Penataran – Sirah Kencong – Pantai Serang. Ketiga tempat tersebut mewakili wilayah utara, timur, selatan dan apabila dihubungkan membentuk segitiga yang dikenal dengan sebutan triangle Diamond Pariwisata Kabupaten Blitar. Penentuan tempat wisata tersebut merupakan perwakilan dari wisata sejarah, pegunungan dan pantai.

1. CANDI PENATArANCandi Penataran merupakan salah satu candi terbesar di Jawa Timur yang terletak di Desa Penataran Kecamatan Nglegok sekitar 12 km

dari Kota Blitar. Candi ini dibangun pada masa raja Srengga Kerajaan Kediri (1200 m) dan digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, raja Kerajaan majapahit sekitar tahun 1415 m. Candi ini menempati areal seluas 12.946 m2 membujur dari barat laut ke timur dan tenggara. Dari segi bangunan Candi Penataran memiliki keistimewaan yaitu bentuk arsitektur yang berbeda-beda dan memiliki cerita relief yang beragam di setiap bagian candinya.

2. nSIrAh KENCoNGSirah Kencong merupakan nama daerah perkebunan teh yang masuk

“Triangle Diamond”pariwisata KabupatenBlitar

Edisi 10 Tahun 2018 | 51 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

1. CANDI PENATArAN

1

23

2. nSIrAh KENCoNG

3. PANTAI SErANG

51 | Edisi 10 Tahun 2018

52 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

areal Perkebunan Teh Bantaran PTPN XII yang terletak di Desa Ngadirenggo Kecamatan Wlingi, sekitar 37 km dari Kota Blitar. untuk menuju tempat tersebut terdekat melalui jalur Tegalasri. Kebun teh ini memiliki luas sekitar 219,15 ha, dan tidak jauh dari pabrik pengolahan teh sekitar 700 m, kita dapat menikmati indahnya air terjun. Ada juga spot untuk camping yaitu Brak Papat Sirah Kencong bagi yang hobi camping. udara sangat sejuk dapat kita dirasakan karena lokasi berada di daerah pegunungan.PT. Greenfields Indonesia juga membangun peternakan sapi perah kedua, seluas 172 ha di Desa Ngadirenggo sejak mei 2017 dan direncakan beroperasi tahun 2018. Peternakan kedua ini akan menjadi peternakan sapi perah terbesar dan modern se-Asia Tenggara untuk menambah kontribusi terhadap produksi susu nasional.

3. PANTAI SErANGlokasi Pantai Serang ada di Desa Serang Kecamatan Panggungrejo sekitar 45 km kearah barat daya

Kota Blitar, dengan rute arah lodoyo kemudian ke Panggungrejo. Pantai Serang berpasir putih dan memiliki ombak yang tidak terlalu besar, sehingga dimungkinkan untuk bermain air. Dan tidak perlu khawatir kepanasan karena kita bisa menikmati keindahan pantai di bawah pepohonan yang rindang. Pantai ini juga memiliki konservasi penyu, dimana tukik-tukik (anak-anak penyu) dilepas setiap beberapa bulan sekali.Setiap awal bulan muharam atau bulan Suro (pergantian tahun baru Islam), Pemerintah Kabupaten Blitar selalu menggelar larung sesaji di pantai selatan secara bergantian setiap tahunnya dan Pantai Serang salah satunya.Sejak tahun 2015 ada event Serang Festival dan diadakan setiap tahun pada bulan September. Dalam Serang Festival diselenggarakan Festival layang-layang, Patung Pasir, Pengajian umum sampai Pentas Seni Jaranan Jur Turonggo Djati serta Serang Beach Jazz Festival. Ayo kunjungi Kabupaten Blitar dan nikmati keindahan wisatanya, Amazing blitar.

Edisi 10 Tahun 2018 | 52

Edisi 10 Tahun 2018 | 53 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Buku Baru Pengadaan

*pesan buku ke : Reza 0878 818 121 988

54 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Event PentingPengadaan

Edisi 10 Tahun 2018 | 55 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Pengadaan

member ofmember of

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIAIAPI

member of

Materi

1. RUP 2. Spesifikasi 3. HPS4. Draft kontrak 5. Lelang Cepat

Narasumber

IAPI, LKPP

Waktu : 08.00 - 17.00Tanggal : 13-14 Februari 2018Tempat : Jakarta

Biaya : Rp 3 jutaAnggota IAPI Rp. 2.8 juta

PendaftaranSekretariat IAPIEmail : [email protected] 0857 2504 1555Reza 0878 13121988Nisa 0812 832 922 13

D A F T A R S E G E R A

56 | Edisi 10 Tahun 2018Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

Edisi 10 Tahun 2018 | 57 Edis i 5 | Tahun 2017

Manajemen Pengadaan

& Hukum Pengadaan

IAPI