kode etik guru indonesia,,,,,,,,,,

Upload: 2853hilda

Post on 14-Oct-2015

82 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

  • Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan

  • Untuk menjunjung tinggi martabat profesiUntuk menjaga dan memelihara kesejahtera-an para anggotanyaUntuk meningkatkan pengabdian para anggota profesiUntuk meningkatkan mutu profesiUntuk meningkatkan mutu organisasi profesi

  • - Bagi masyarakat, dengan adanya kode etik guru, mereka akan memperoleh pelayanan pendidikan yang lebih professional dari para guru. Karena, dalam kode etik tersebut akan diatur persyaratan keahlian minimal yang harus dimiliki profesi tersebut. - Selain itu, kode etik merupakan janji dari sebuah profesi untuk memberi pelayanan yang optimal kepada masyarakat - Selain itu, masyarakat tidak perlu merasa khawatir lagi menjadi bola permainan beberapa guru seperti sering terjadi selama ini. Meski pemerintah sudah mengeluarkan larangan bagi guru-guru untuk berjualan buku kepada murid-muridnya, namun dengan berbagai dalih dan cara, mereka tetap saja memaksa murid-murid membeli buku yang mereka tunjuk, yang merupakan hasil kerjasamanya dengan penerbit tertentu. Murid tidak diberi kesempatan untuk menggunakan buku lain, sehingga seolah ilmu dari buku tersebut saja yang paling bermutu. Dan untuk mempertahankan pangsa pasarnya pada tahun berikutnya, maka buku-buku tersebut sudah tidak bisa dipakai oleh kelas berikutnya. Model pemerasan lainnya guru membuka les privat bagi murid-muridnya, meski hal ini juga sudah ada larangannya. Namun, karena para orang tua takut kalau terjadi apa-apa pada anaknya jika tidak mengikuti les tersebut, maka dengan terpaksa mengikutkan anaknya les tersebut

  • Penerapan kode etik profesi tercermin dari sikap profesionalisme guru. Seperti berikut:

    1. Komitmen Tinggi ; Seorang profesional harus mempunyai komitmen yang kuat pada pekerjaan yang sedang dilakukannya. 2. Tanggung Jawab : Seorang profesional harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya sendiri. 3. Berpikir Sistematis : Seorang yang profesional harus mampu berpikir sitematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya. 4. Penguasaan Materi ; Seorang profesional harus menguasai secara mendalam bahan / materi pekerjaan yang sedang dilakukannya. 5. Menjadi bagian masyarakat professional : Seyogyanya seorang profesional harus menjadi bagian dari masyarakat dalam lingkungan profesinya.

  • Guru tidak boleh memberi les privat kepada muridnya;Guru tidak boleh menjual buku pelajaran atau benda-benda lain kepada murid;Guru tidak boleh berpacaran dengan murid;Guru tidak boleh merokok di depan kelas/murid;Guru tidak boleh melakukan intimidasi, teror, dan tindak kekerasan kepada murid,Guru tidak boleh melakukan penistaan terhadap murid;Guru tidak boleh ber-HP ria di dalam kelas, dan sebagainya

  • Sanksi pelanggaran kode etik dalam suatu organisasi tertentu, dikeluarkan dari organisasi profesinya sesuai dengan masalah yang dilanggar (jika dilihat secara hukum pidana atau hukum perdata).

  • Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalamanMembentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar negara kita PancasilaMenyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. 2 Tahun 1983Sebagai prantara dalam belajarGuru adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan. Pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut kehendak hatinyaGuru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakatSebagai penegak disiplin. Guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat berjalan apabila guru menjalaninya terlebih dahuluSebagai adminstrator dan manajer Guru sebagai perencana kurikulumGuru sebagai pemimpinGuru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak

  • 1. Fasilitator Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar mengajar. 2. Motivator Sebagai motivator guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar 3. Informator Sebagai informator guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum. 4. Pembimbing Peran guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran yang telah disebutkan di atas adalah sebagai pembimbing 5. Korektor Sebagai korektor guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan buruk 6. Inspirator Sebagai inspirator guru harus dapat membedakan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik 7. Organisator Sebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan oleh guru dalam bidang ini memiliki kegiatan pengelolaan kegiataan akademik dan lain sebagainya.

  • 8. Inisator Sebagai inisiator guru harus dapat menjadi pencetur ide-ide kemajuan dan pendidikan dalam pengajaran 9. Demonstrator Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran anak didik pahami 10. Pengelolaan kelas Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik karena kelas adalah tempat terhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelaaran dari guru. 11. Mediator Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya baik media non material maupun material. 12. Supervisor Guru hendaknya dapat membantu memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. 13. Evaluator Guru dituntut untuk menjadi evaluator yang baik dan jujur dengan memerikan penilaian yang menyentuh aspek intrinsik dan ekstrinsik.

  • *