klasifikasi tanah di desa namu ukur utara kecamatan …

68
KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN SEI BINGAI, KABUPATEN LANGKAT BERDASARKAN KUNCI TAKSONOMI TANAH 2014 SKRIPSI OLEH : ELISABETH MATONDANG 140301008 ILMU TANAH PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN

SEI BINGAI, KABUPATEN LANGKAT BERDASARKAN

KUNCI TAKSONOMI TANAH 2014

SKRIPSI

OLEH :

ELISABETH MATONDANG

140301008

ILMU TANAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN

SEI BINGAI, KABUPATEN LANGKAT BERDASARKAN

KUNCI TAKSONOMI TANAH 2014

SKRIPSI

OLEH :

ELISABETH MATONDANG

140301008

ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Meraih Gelar Sarjana

di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

i

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan tanah mulai dari tingkat

ordo sampai sub group di Desa Namu Ukur Utara Kecamatan Sei Bingai

Kabupaten Langkat. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei pada 3 jenis

bahan induk di Desa Namu Ukur Utara. Dilakukan deskripsi profil tanah untuk

menentukan sifat morfologi tanah sementara sifat fisik dan kimia dilakukan

dengan analisis laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan klasifikasi tanah

berdasarkan Kunci Taksonomi Tanah 2014 di Desa Namu Ukur Utara pada profil

1 adalah : Inceptisol, Udept, Humudept, dan Eutric Humudept. Profil 2 adalah

Inceptisol, Udept, Humudept, dan Eutric Humudept. Profil 3 adalah Inceptisol,

Udept, Humudept, dan Eutric Humudept.

Kata Kunci : Klasifikasi tanah, Taksonomi tanah, Bahan induk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

ii

ABSTRACT

This study aims to classify the soil starting from the level of orders to sub

group in Namu Ukur Utara Village Sei Bingai Subdistric, Distric of Langkat. This

research was carried out by survey method in 3 kind of parent material at Desa

Namu Ukur Utara village. Morphological properties were identified by describing

the soil profiles while physical and chemical properties were identified by

laboratory analysis. The results shows that the classification of soil based on Soil

Taxonomy 2014 in Namu Ukur Utara Village Sei Bingai Subdistric, Distric of

Langkat on 1st Profile is Inceptisols, Udepts, Humudepts, and Eutric Humudepts.

2nd Profile is Inceptisols, Udepts, Humudepts, and Eutric Humudepts. 3rd Profile

is Inceptisols, Udepts, Humudepts, and Eutric Humudepts.

Key Words : Soil classificition, Soil taxonomy, Parent material

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Pematangsiantar pada tanggal 27 Juli 1996 dari Ayah

Alm. D. Matondang dan ibu Ismaria Pardede. Penulis merupakan anak ketiga dari

empat bersaudara.

Pada tahun 2008 penulis lulus dari SD Negeri 095551 Siantar. Pada tahun

2011 penulis lulus dari SMP Negeri 1 Siantar. Pada tahun 2014 penulis lulus dari

SMA Negeri 3 Pematangsiantar dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk

Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SNMPTN) jurusan Agroteknologi dengan memilih minat Ilmu

Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis merupakan penerima beasiswa

Karya Salemba Empat (KSE) tahun 2015-2018 dan mengikuti Latihan

Kepemimpinan The Ambassador BPJS Ketenagakerjaan di Pangkalan Udara TNI

AU Adisutjipto, Yogyakarta dan Hotel Dominic Purwokerto. Selain itu, penulis

juga aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (Himagrotek)

tahun 2017-2018.

Pada Tahun 2017 penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV Unit Usaha Meranti Paham, Labuhan

Batu Induk.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Klasifikasi Tanah di Desa Namu

Ukur Utara Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat Berdasarkan Kunci

Taksonomi Tanah 2014” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat meraih

gelar sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada

Ir. Purba Marpaung, SU. selaku ketua komisi pembimbing dan Dr. Ir. Razali, MP.

selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan arahan dalam

penyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2019

Penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

ABSTRACT ........................................................................................................ ii

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii

PENDAHULUAN

Latar Belakang ..................................................................................... 1

Tujuan Penelitian .................................................................................. 3

Kegunaan Penelitian ............................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Tanah ................................................................................. 4

Klasifikasi Tanah Nasional .................................................................. 6

Taksonomi Tanah ................................................................................. 6

Taksonomi Tanah 2014 ........................................................................ 9

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 20

Bahan dan Alat ..................................................................................... 20

Metode Penelitian................................................................................. 21

Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 21

Pengolahan Data................................................................................... 24

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ...................................................................................................... 25

Deskripsi Profil Tanah ................................................................. 25

Analisis Tanah di Laboratorium .................................................. 30

Pembahasan........................................................................................... 33

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ........................................................................................... 52

Saran ..................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

vi

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal.

1 Deskripsi Ketiga Profil Tanah .................................................................... 26

2 Deskripsi Profil I ........................................................................................ 27

3 Deskripsi Profil II ....................................................................................... 28

4 Deskripsi Profil III ..................................................................................... 29

5 Hasil Analisis Sifat Fisika Tanah Pada Ketiga Profil ................................ 30

6 Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah Pada Ketiga Profil ................................ 31

7 Kriteria Penilaian Hasil Analisis Contoh Tanah ........................................ 56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

vii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal.

1 Deskripsi Profil I ........................................................................................ 27

2 Deskripsi Profil II ....................................................................................... 28

3 Deskripsi Profil III ..................................................................................... 29

4 Lokasi Profil I ............................................................................................ 55

5 Lokasi Profil II ........................................................................................... 55

6 Lokasi Profil III .......................................................................................... 56

7 Profil Tanah ................................................................................................ 56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

1

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanah menempati ruang antara atmosfir (lapisan udara), litosfir (lapisan

batuan yang menyusun bumi) dan berbatasan dengan hidrosfir (lapisan air).

Akibat adanya interaksi antara sifat fisika, kimia, dan biologi pada batuan dan

bahan induk tanah maka terbentuklah jenis tanah yang memiliki sifat dan ciri yang

berbeda (Fiantis, 2015).

Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan

mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan,

menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horizon-

horizon, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai

suatu hasil dari proses penambahan, kehilangan, pemindahan, dan transformasi

energi dan bahan, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam

suatu lingkungan alami. Dan kemudian diperluas guna mencakup tanah-tanah di

wilayah Antartika, di mana proses pedogenesis dapat berlangsung tetapi iklimnya

bersifat terlampau ekstrim untuk mendukung bentuk-bentuk tanaman tingkat

tinggi (Soil Survey Staff, 2014).

Survei tanah diperlukan untuk semua kegiatan perencanaan pengelolaan

lahan karena begitu banyaknya jenis tanah, masing-masing dengan berbagai

kombinasi faktor-faktor pembentuk atau faktor genesisnya yang mempengaruhi

terhadap sifat dan ciri tanah tersebut, yang pada akhirnya mempengaruhi terhadap

potensi penggunaannya untuk suatu peruntukan tertentu. Tujuan utama dari survei

tanah adalah menyediakan keterangan-keterangan tentang berbagai jenis tanah,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

2

2

penyebarannya yang dapat digunakan dalam mengevaluasi potensinya untuk suatu

penggunaan tertentu (Risamasu, 2010).

Klasifikasi tanah di Indonesia mulai dikembangkan sejak tahun 1910

melalui pendekatan bahan induk, proses pembentukan dan warna tanah.

Perkembangan pendekatan klasifikasi tanah dan aplikasinya dalam survei dan

pemetaan serta interpretasinya untuk keperluan sektor pertanian terus dilakukan

untuk memodifikasi sistem klasifikasi berdasarkan pengalaman dan pengetahuan

para peneliti. Penggunaan klasifikasi dalam survei dan pemetaan tanah diharapkan

dapat memberikan informasi tentang sifat-sifat tanah untuk pengelolaan lahan

pertanian yang berkelanjutan (Subardja, et al., 2014).

Klasifikasi tanah adalah usaha untuk membeda-bedakan tanah berdasarkan

sifat-sifat yang dimilikinya. Dengan cara ini maka tanah-tanah dengan sifat yang

sama dimasukkan ke dalam satu kelas yang sama. Hal ini sangat penting karena

tanah-tanah dengan sifat yang berbeda memerlukan perlakuan yang berbeda jadi

jenis-jenis tanah itu diberi nama (Hardjowigeno, 2003).

Tujuan umum klasifikasi tanah adalah menyediakan suatu susunan yang

teratur (sistematik) bagi pengetahuan mengenai tanah dan hubungannya dengan

tanaman, baik mengenai produksi maupun perlindungan kesuburan tanah. Tujuan

ini meliputi berbagai segi, antara lain peramalan pertanian di masa yang akan

datang (Darmawijaya, 1997).

Desa Namu Ukur Utara merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Sei

Bingai Kabupaten Langkat, dimana sebahagian mata pencaharian masyarakatnya

adalah bertani. Namun kehidupan dan perekonomian masyarakat di Desa

Namukur Utara belum maksimal. Padahal Desa Namu Ukur Utara tersebut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

3

3

memiliki potensi wilayah berupa pertanian. Maka dari itu dibutuhkan suatu

pengklasifikasian tanah berdasarkan sifat-sifat yang sama untuk dapat ditentukan

penggunaan tanah yang tepat untuk memperoleh hasil yang optimum dan efisien

dalam produksi tanaman pertanian.

Daerah penelitian belum pernah diklasifikasikan sampai ke tingkat sub

grup, berdasarkan hal tersebut penulis tertarik melakukan penelitian di Desa

Namu Ukur Utara di dalam mengklasifikasikan tanah berdasarkan Kunci

Taksonomi Tanah 2014.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui klasifikasi tanah di Desa Namu Ukur Utara Kecamatan

Sei Bingai Kabupaten Langkat mulai dari tingkat ordo sampai sub grup.

Kegunaan Penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana di Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak

yang membutuhkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

4

4

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Tanah

Suatu klasifikasi tanah telah ditemukan pada tahun 1887 oleh seorang ahli

tanah Rusia yang bernama Dokuchaev. Selanjutnya klasifikasi tanah berkembang

ke Eropa dan Amerika serta negara-negara lain di dunia. Sistem klasifikasi yang

dikembangkan berdasarkan teori bahwa setiap jenis tanah mempunyai maxfologi

tertentu atau mempunyai ciri dan sifat tertentu yang dihubungkan pada kombinasi

faktor-faktor pembentuk tanah. Pada tahun 1960 Departemen Pertanian Amerika

Serikat (USDA) memperkenalkan sistem klasifikasi tanah yang baru yang disebut

Comprehensive System. Sistem klasifikasi tanah ini lebih banyak menekankan

pada morfologi dan kurang menekankan pada faktor-faktor pementuk tanah

dibandingkan dengan sistem klasifikasi tanah di luar Eropa dan Amerika Serikat,

termasuk Indonesia (Mega, et al., 2010).

Klasifikasi tanah adalah cara mengumpulkan dan mengelompokkan tanah

berdasarkan kesamaan dari sifat dan ciri morfologi, fisika dan kimia, serta

mineralogi, yang kemudian diberi nama agar mudah dikenal, diingat, dipahami

dan digunakan serta dapat dibedakan satu dengan lainnya. Tanah yang

diklasifikasikan adalah benda alami yang terdiri dari padatan (bahan mineral dan

bahan organik), cairan dan gas, yang terbentuk dipermukaan bumi dari hasil

pelapukan bahan induk oleh interaksi faktor iklim, relief, organisme dan waktu,

berlapis-lapis dan mampu mendukung pertumbuhan tanaman, sedalam 2 m atau

sampai batas aktivitas biologi tanah (Subardja, et al., 2014).

Sistem klasifikasi tanah yang berlaku saat ini adalah sistem klasifikasi

taksonomi tanah yang dikembangkan oleh USDA. Sistem klasifikasi tanah ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

5

5

memiliki keistimewaan terutama dalam hal penamaan atau tata nama, definisi-

definisi horizon penciri, dan beberapa sifat penciri lain yang digunakan untuk

menentukan jenis tanah (Panjaitan, et al., 2015).

Pada tanah yang mempunyai bentuk fisik yang berbeda diberikan sebuah

nama yang dapat mencerminkan sifat dan ciri yang dominan yang dimilikinya.

Akibatnya terdapat bermacam-macam nama tanah yang diberikan oleh manusia

pada tanah yang ada pada suatu daerah/negara. Tanah-tanah yang mempunyai

kesamaan dikelompokkan pada kelas tertentu sedangkan tanah-tanah yang

berbeda dimasukan kedalam kelas yang berbeda pula (Fiantis, 2015).

Dasar yang digunakan untuk menyusun klasifikasi tanah diperoleh dari

data, yaitu penyelidikan profil tanah dan analisa laboratorium pada contoh-contoh

tanah tiap profil yang akan memberikan data mengenai sifat fisik, kimia dan

mineralogi tanah (Darmawijaya, 1990).

Sistem klasifikasi tanah yang digunakan dalam kegiatan inventarisasi

sumberdaya tanah di Indonesia telah mengalami beberapa tahap peningkatan,

sesuai dengan kemajuan IPTEK dalam Ilmu Tanah. Dalam tahap awal (1955-

1980) digunakan sistem klasifikasi Dudal dan Soepraptohardjo (DS), kemudian

Satuan Tanah Peta Tanah Dunia FAO-Unesco (1972-1985), dan selanjutnya

Taksonomi Tanah (1975-sekarang). Untuk keperluan penggunaan di lapang,

supaya lebih praktis, sistem klasifikasi Taksonomi Tanah telah disarikan dalam

bentuk buku Kunci Taksonomi Tanah (Keys to Soil Taxonomy)

(Soil Survey Staff, 2014).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

6

6

Klasifikasi Tanah Nasional

Sistem klasifikasi tanah nasional dibangun sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi sumberdaya tanah dan perkembangan IPTEK di Indonesia. Struktur

klasifikasi tanah terbagi dalam dua tingkat/kategori, yaitu jenis tanah dan

macam tanah. Pembagian jenis tanah didasarkan pada susunan horison utama

penciri, proses pembentukan (genesis) dan sifat penciri lainnya. Pada tingkat

macam tanah digunakan sifat tanah atau horison penciri lainnya. Tata nama

pada tingkat jenis tanah lebih dominan menggunakan nama jenis tanah yang

lama dengan beberapa penambahan baru. Sedangkan pada tingkat macam

tanah sepenuhnya menggunakan nama/istilah yang berasal dari Unit Tanah

FAO/UNESCO dan atau Sistem Taksonomi Tanah USDA

(Subardja, et al., 2014).

Klasifikasi tanah nasional ditetapkan berdasarkan sifat dari horison

penciri (diagnostic horizon). Sifat penciri tersebut dapat diukur dan diamati

secara kualitatif dari sifat morfologi tanah di lapangan, dan secara kuantitatif

dari hasil analisis tanah di laboratorium (Subardja, et al., 2014).

Taksonomi Tanah

Taksonomi tanah adalah bagian dari klasifikasi tanah baru dan merupakan

sistem klasifikasi tanah internasional yang diperkenalkan pada tahun 1975 dan

berkembang dengan cepat. Semua kunci dalam taksonomi tanah dirancang

sedemikian rupa sehingga pengguna mereka dapat menentukan klasifikasi tanah

yang benar dengan melalui kunci yang sistematis, dimulai dari awal dan

menghilangkan satu demi satu kelas yang tidak sesuai dengan kriteria tanah yang

dimaksud (Soil Survey Staff, 1992).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

7

7

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu taxis dan nomos. Taxis

berarti susunan sedangkan nomos adalah hukum atau aturan. Jadi taksonomi tanah

berarti aturan tentang tanah yang disusun secara sistematis. Departemen Pertanian

Amerika Serikat (United States Department of Agriculture = USDA) telah

menyusun suatu sistem klasifikasi yang dinamakan Taksonomi Tanah (Soil

Taxonomy). Sistem ini merupakan penyempurnaan dari the Comprehensive

System of Soil Classification 7th Approximation yang diperkenalkan oleh Guy D.

Smith pada tahun 1960. Setelah melalui berbagai perbaikan dan penyempurnaan

akhirnya pada tahun 1975 diterbitkanlah buku Soil Taxonomy, A Basic System of

Soil Classification for Making and Interpreting Soil Surveysoleh sekelompok ahli

ilmu tanah Amerika Serikat yang dinamakan Soil Survey Staff. (Fiantis, 2015).

Taksonomi tanah terdiri dari 6 kategori dengan sifat-sifat faktor pembeda

sebagai berikut :

1. Ordo

Ordo dibedakan atas sifat-sifat umum tanah yang menentukan pembentukan

horison penciri.

2. Sub Ordo

Faktor pembeda adalah faktor-faktor yang besar pengaruhnya terhadap sifat-

sifat genetik tanah seperti keseragaman genetik,misalnya ada tidaknya sifat-

sifat tanah yang berhubungan denganpengaruh air, regim kelembaban, bahan

induk utama, pengaruh vegetasiyang ditunjukkan oleh adanya sifat-sifat tanah

tertentu, tingkat pelapukanbahan organik (untuk tanah-tanah organik).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

8

8

3. Great Group

Faktor pembeda adalah kesamaan jenis, tingkat perkembangan dan susunan

horison, kejenuhan basa, regim suhu dan kelembaban, ada tidaknya lapisan-

lapisan penciri lain seperti plinthite, fragipan dan duripan.

4. Sub Group

Faktor pembeda terdiri dari sifat-sifat inti dari great group (sub group Typic),

sifat-sifat tanah peralihan ke great group peralihan ke great group lain, sub

ordo atau ordo, sifat-sifat tanah peralihan ke bukan tanah.

5. Family

Faktor pembedanya adalah sifat-sifat tanah yang penting bagi pertumbuhan

tanaman. Sifat-sifat tanah yang sering digunakan sebagai faktor pembeda untuk

family antara lain adalah : sebaran besar butir, susunan mineral(liat), regim

temperatur pada kedalaman 50 cm.

6. Seri

Faktor pembedanya adalah : jenis dan susunan horison, warna, tekstur, struktur,

konsistensi, drainase (permeabilitas), reaksi tanah dari masing-masing horison,

sifat-sifat kimia dan mineral masing-masing horison.

Kategori ordo tanah sampai great group disebut kategori tinggi sedangkan

kategori sub group sampai seri disebut kategori rendah. Jenis dan jumlah faktor

pembeda meningkat dari kategori rendah ke tinggi (Hardjowigeno, 1993).

Taksonomi tanah adalah cabang dari klasifikasi tanah. Dalam taksonomi

tanah, disajikan secara lengkap tentang prosedur pengelompokan tanah mulaidari

kategori tinggi sampai kategori rendah. Prosedur taksonomi tanah adalah

mengikuti :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

9

9

1. Deskripsi profil tanah.

2. Penentuan horison penciri (epipedon dan horizon bawah penciri).

3. Penentuan sifat-sifat lain.

4. Pemakaian kunci taksonomi dengan urutan : ordo (ada 12 ordo), sub ordo,

kelompok besar (great group), anak kelompok (sub group), keluarga (family)

dan seri.

(Marpaung, 2008).

Dalam sistem taksonomi tanah, lapisan-lapisan dari tubuh tanah yang

diperiksa sebagai sifat penciri ialah epipedon dan endopedon. Horison penciri

adalah horison genetik yang digunakan untuk menggolongkan tanah dan

memberikan nama tanah dalam berbagai kategori (Mega, et al., 2010).

Horison penciri yang digunakan dalam penetapan klasifikasi tanah terdiri

dari horison A (horison atas, epipedon) dan horison B (horison bawah

permukaan). Horison A merupakan lapisan tanah permukaan setebal 25 cm atau

kurang, berwarna lebih gelap dibanding horison di bawahnya, dan banyak

dipengaruhi oleh aktivitas biologi (Subardja, et al., 2014).

Taksonomi Tanah 2014

Menurut Taksonomi Tanah 2014 (Soil Survey Staff, 2014) terdapat 8

epipedon penciri yaitu : Antropik, Folistik, Histik, Melanik, Molik, Okrik, Plagen,

dan Umbrik.

A. Epipedon Antropik

Epipedon antropik tersusun dari bahan tanah mineral, yang menunjukkan adanya

tanda-tanda pengubahan sifat-sifat tanah dengan sengaja, atau pengubahan

kenampakan permukaan bumi akibat kegiatan manusia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

10

10

B. Epipedon Folistik

Epipedon Folistik merupakan suatu lapisan yang jenuh air kurang dari 30 hari

kumulatif dalam tahun-tahun normal (dan tidak ada drainase). Sebagai besar

epipedon folistik tersusun dari bahan tanah organik.

C. Epipedon Histik

Epipedon Histik merupakan suatu lapisan yang dicirikan oleh adanya saturasi

(selama 30 hari atau lebih, secara kumulatif) dan reduksi selama beberapa waktu

dalam tahun-tahun normal (dan telah drainase). Sebagian besar epipedon histik

tersusun dari bahan tanah organik.

D. Epipedon Melanik

Epipedon melanik memiliki ketebalan kumulatif 30 cm atau lebih dan kandungan

C-organik 4% atau lebih di semua lapisan.

E. Epipedon Mollik

Epipedon mollik tersusun atas bahan tanah mineral dan memiliki kandungan C-

organik 0,6% atau lebih, dan n-value <0,7.

F. Epipedon Okrik

Epipedon okrik memiliki permukaan yang terlalu tipis dan kering, memiliki value

warna atau kroma yang terlalu tinggi, dan mengandung terlalu sedikit karbon

organik.

G. Epipedon Plagen

Epipedon plagen adalah suatu lapisan permukaan mineral buatan manusia yang

tebal, yang telah terbentuk oleh pemberian pupuk kandang secara terus-menerus

dalam waktu yang lama.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

11

11

H. Epipedon Umbrik

Epipedon umbrik tersusun dari bahan tanah mineral dan mempunyai kandungan

C-organik > 0.6% dan n-value < 0.7.

Menurut Taksonomi Tanah 2014 (Soil Survey Staff, 2014), terdapat 20

horison bawah penciri yaitu : horison Agrik, Albik, Anhydritik, Argilik, Kalsik,

Kambik, Duripan, Fragipan, Glosik, Gipsik, Kandik, Natrik, Orstein, Oksik,

Petrokalsik, Petrogipsik, Placik, Salik, Sombrik, dan Spodik.

A. Horison Agrik

Horison agrik adalah suatu horison iluvial yang telah terbentuk akibat pengolahan

tanah dan mengandung sejumlah debu, liat, dan humus yang signifikan.

B. Horison Albik

Horison albik merupakan horison eluvial dengan tebal 1.0 cm dan mempunyai

85% atau lebih bahan-bahan andik.

C. Horison Anhydritik

Horison anhydritik adalah horizon yang dimana (senyawa) anhidrit, telah

terakumulasi melalui proses neoformasi atau transformasi dalam jumlah yang

signifikan.

D. Horison Argilik

Horison argilik merupakan suatu horison bawah permukaan dangan kandungan

liat phylosolikat yang lebih tinggi daripada bahan tanah yang diatasnya.

E. Horison Kalsik

Horison kalsik merupakan horison iluvial dimana kalsium karbonat sekunder atau

senyawa karbonat lainnnya telah terakumulasi dalam jumlah yang signifikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

12

12

F. Horison Kambik

Horison kambik merupakan horison yang terbentuk sebagai hasil alterasi secara

fisik, transformasi secara kimia, atau merupakan hasil kombinasi dari dua atau

lebih proses-proses tersebut.

G. Horison Duripan

Horison duripan merupakan horizon bawah permukaan tersementasi-silika,

dengan atau tanpa agen sementasi tambahan..

H. Horison Fragipan

Horison fragipan mempunyai ketebalan 15 cm atau lebih dan menunjukkan

adanya tanda- tanda pedogenesis didalam horison serta perkembangan struktur

tanah lemah.

I. Horison Glosik

Horison glosik adalah horizon yang terbentuk sebagai hasil degradasi horizon

argillik, kandik, atau natrik, dimana liat dan senyawa oksida besi bebas telah

dipindahkan.

J. Horison Gipsik

Horison gipsik adalah horison dimana senyawa gipsum telah terakumulasi atau

telah dirubah dalam jumlah yang signifikan.

K. Horison Kandik

Horison kandik memiliki sifat adanya gejela iluviasi liat, kandungan liat tinggi

dan KTK (<16 cmol/kg).

L. Horison Natrik

Horison natrik adalah horison iluvial yang banyak mengandung natrium, memiliki

struktur prismatik atau tiang, lebih dari 15% KTK didominasi oleh natrium.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

13

13

M. Horison Orstein

Horison orstein tersusun dari bahan spodik, berada dalam suatu lapisan yang 50%

atau lebih tersementasi dan memiliki ketebalan 25 mm atau lebih.

N. Horison Oksik

Horison Oksik merupakan horison bawah permukaan yang tidak memiliki sifat-

sifat tanah andik dan KTK <16 cmol/kg.

O. Horison Petrokalsik

Horison petrokalsik merupakan suatu horison iluvial dimana kalsium karbonat

sekunder atau senyawa karbonat lainnya telah terakumulasi terlalu banyak

sehingga seluruh horison menjai keras karena sementasi.

P. Horison Petrogipsik

Horison petrogipsik merupakan suatu horison iluvial dengan ketebalan 5 mm atau

lebih dan memiliki kandungan gipsum 40% atau lebih.

Q. Horison Placik

Horison placik adalah suatu padas tipis yang berwarna hitam sampai merah gelap,

yang tersementasi oleh senyawa besi serta bahan organik.

R. Horison Salik

Horison salik mempunyai ketebalan 15 cm atau lebih dan banyak mengandung

garam mudah larut.

S. Horison Sombrik

Horison sombrik adaah horizon bawah permukaan pada tanah mineral yang telah

terbentuk di bawah pengaruh drainase yang baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

14

14

T. Horison Spodik

Horison spodik adalah suatu lapisan iluvial yang tersusun 85% atau lebih dari

bahan spodik.

Selain horison bawah penciri, Taksonomi Tanah 2014 juga

mengemukakan adanya sifat penciri lain yang digunakan untuk

mengklasifikasikan sifat tanah, yaitu :

A. Perubahan Tekstur Nyata

Perubahan tekstur nyata adalah suatu jenis perubahan spesifik, yang dapat terjadi

diantara suatu epipedon tanah mineral atau suatu horizon eluvial dan horizon

argillik, glosik, kandik, atau natrik yang terletak di bawahnya.

B. Sifat-Sifat Tanah Andik

Sifat tanah andik biasanya terbentuk selama pelapukan bahan semburan letusan

gunung api atau bahan induk lain yang mengandung gelas volkanik dalam jumlah

yang signifikan.

C. Kondisi Tanpa Air (Anhydrous)

Kondisi tanpa air menyatakan kondisi kelembaban pada tanah-tanah di gurun

yang sangat dingin dan wilayah lain dengan permafrost (beku permanen) Tanah-

tanah ini secara khusus memiliki curah hujan rendah.

D. Sifat Tanah Fragik

Sifat tanah fragik merupakan sifat utama fragipan. Agregat tanah dengan sifat

tanah fragik menunjukkan bukti adanya proses pedogenesis.

E. Karbonat Bebas

Karbonat bebas ini ditujukan pada karbonat tanah, yang tidak terikat dan yang

terlihat membuih atau terdengar mendesis, bila ditetesi larutan HCl dingin. Tanah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

15

15

yang memiliki karbonat bebas, umumnya memiliki kalsium karbonat sebagai

mineral yang biasa ditemukan.

F. Nilai n

Nilai n mencirikan hubungan antara persentase kandungan air dalam tanah pada

kondisi lapang dan persentase kandungan liat anorganik dan humus.

G. Kontak Petroferik

Kontak petroferik yaitu menyatakan adanya lapisan batu besi yang merupakan

batas antara tanah dengan lapisan bersambungan tersusun dari bahan (keras) yang

telah terindurasi.

H. Plinthit

Plinthit adalah suatu campuran liat dengan kuarsa dan mineral lain, yang kaya

senyawa besi tetapi miskin humus.

I. Mineral Resisten

Mineral resisten adalah mineral-mineral tahan pelapukan yang terdapat dalam

fraksi 0,02-2,0 mm. Contohnya adalah kuarsa, zirkon, turmalin, beryl, anatase,

rutil, oksida dan hidroksida besi, filosilikat dioktrahedral 1:1 (kelompok mineral

kandit), dan mineral-mineral 2:1 berlapis hidroksi-aluminium.

J. Bahan Spodik

Bahan spodik adalah bahan tanah mineral yang tidak memiliki semua sifat-sifat

horizon argillik atau kandik; didominasi oleh bahan amorf aktif yang bersifat

illuvial, dan tersusun dari bahan organik dan aluminium.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

16

16

K. Gelas Volkan

Kandungan gelas volkan merupakan salah satu kriteria dalam klasifikasi sifat

tanah andik, sub grup dengan unsur penyusun “vitr(i)”, pada famili menggunakan

“ber-abu” sebagai pengganti kelas ukuran butir.

L. Mineral Dapat-Lapuk

Mineral dapat-lapuk merupakan mineral yang tidak stabil dalam iklim humid

dibanding mineral lain, seperti kuarsa dan liat berkisi 1:1, tetapi yang bersifat

lebih tahan terhadap pelapukan dibanding kalsit.

M. Jenis Bahan Tanah Organik

Berdasarkan atas derajat dekomposisinya dibedakan 3 penciri untuk tanah

organik, yaitu : fibrik (sisa-sisa tanaman masih jelas bentuknya dan bulk density

rendah), hemik (sifat peralihan antara fibrik dan saprik), dan saprik (sudah sangat

lapuk dan memiliki bulk density yang tinggi).

N. Kontak Litik dan Paralitik

Batas antara tanah dengan batuan dibawahnya disebut kontak litik bila batuan

tersebut relatif keras dan kontak paralitik bila relatif lunak.

O. Rezim Kelembaban Tanah

Rezim kelembaban tanah didefinisikan dalam arti tinggi permukaan air tanah,

dan ada atau tidaknya air yang secara musiman. Jenis-jenis rezim kelembaban

tanah yaitu : akuik, aridik dan torrik, udik, ustik, dan xeric.

P. Rezim Suhu Tanah

Suhu tanah merupakan factor pembatas utama untuk pertumbuhan tanaman dan

proses pembentukan tanah. Rezim suhu tanah yang digunakan untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

17

17

mendefinisikan berbagai kelas pada berbagai tingkat kategori dalam taksonomi

adalah gelik dan cryik.

Q. Bahan Sulfidik

Bahan-bahan sulfidik mengandung senyawa belerang yang dapat dioksidasi

(unsur S atau paling banyak mineral sulfida, seperti pirit atau besi monosulfida).

Bahan ini berupa bahan tanah mineral atau bahan tanah organik yang memiliki

nilai pH lebih dari 3,5; dan menjadi lebih masam secara signifikan, jika

teroksidasi.

R. Landform Antropogenik dan Kenampakan Mikro

Landform antropegenik dan kenampakan mikro merupakan bentukan nyata

menonjol, landform atau kenampakan artifisial, yang dapat dipetakan pada skala

survei biasa, seperti skala 1:10.000. Landform antropogenik dan kenampakan

mikro terbagi atas dua yaitu konstruksional dan destruksional.

Menurut Taksonomi Tanah 2014 (Soil Survey Staff,2014) membagi ordo

menjadi 12 ordo yaitu :

A. Alfisol

Tanah yang tidak memiliki epipedon plagen dan memiliki horison argilik, kandik,

natrik atau fragipan yang mempunyai lapisan tipis setebal 1 mm atau lebih di

beberapa bagian.

B. Andisol

Ordo Tanah yang mempunyai sifat-sifat andik lebih pada 60% atau lebih dari

ketebalannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

18

18

C. Aridisol

Tanah yang mempunyai regim kelembaban tanah aridik dan epipedon okrik dan

antropik atau horison salik dan jenuh air pada satu lapisan atau lebih di dalam 100

cm dari permukaan tanah selama satu bulan atau lebih.

D. Entisol

Tanah yang memiliki epipedon okrik, histik, atau albik tetepi tidak ada horison

penciri lain.

E. Gelisol

Tanah yang mempunyai permafrost (lapisan tanah beku ) dan bahan-bahan gelik

yang berada di dalam 100 cm dari permukaan tanah.

F. Histosol

Tanah yang tidak mempunyai sifat-sifat tanah andik pada 60% atau lebih

ketebalan diantara permukaan tanah dan kedalaman 60 cm.

G. Inceptisol

Tanah yang mempunyai sifat penciri horison kambik, epipedon plagen, umbrik,

mollik serta regim suhu cryik atau gelic dan tidak terdapat dalam sulfidik di dalam

50 cm dari permukaan tanah mineral.

H. Mollisol

Tanah lain yang memiliki epipedon mollik dan kejenuhan basa sebesar 50% atau

lebih pada keseluruhan horison.

I. Oksisol

Tanah lain yang memiliki horison oksik (tanpa horison kandik) yang mempunyai

batas atas didalam 150 cm dari permukaan tanah mineral dan kandungan liat

sebesar 40% atau lebih dalam fraksi tanah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

19

19

J. Spodosol

Tanah lain yang memiliki horison spodik, albik pada 50% atau lebih dari setiap

pedon dan regim suhu cryik.

K. Ultisol

Tanah lain yang memiliki horison argilik dan kandik, tetapi tanpa fragipan dan

kejenuhan basa sebesar kurang dari 35% pada kedalaman 180 cm.

L. Vertisol

Tanah yang memiliki satu lapisan setebal 35 cm atau lebih, dengan batas atas di

dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral, yang memiliki bidang kilir atau ped

berbentuk baji dan rata-rata kandungan liat dalam fraksi tanah halus sebesar 30%

atau lebih.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

20

20

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Namu Ukur Utara Kecamatan Sei Bingai

Kabupaten Langkat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2018

sampai April 2019.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan adalah sampel tanah dari setiap lapisan

profil, bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menganalisa tanah di

laboratorium, formulir isian deskripsi profil tanah, dan bahan lain untuk analisis

tanah di lapangan dan di laboratorium.

Adapun alat yang digunakan adalah peta satuan lahan dengan asosiasi

jenis tanah Desa Namu Ukur Utara Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat

sebagai peta acuan penentuan titik koordinat, data curah hujan, GPS (Global

Positioning System) untuk mengetahui letak titik koordinat lokasi penelitian dan

lokasi profil tanah pewakil, clinometer untuk mengukur kemiringan lereng,

kompas untuk menentukan arah mata angin, meteran untuk mengukur ketebalan

horison atau lapisan tanah, Munsell Soil Colour Chart untuk menentukan warna

tanah, ring sampel untuk mengambil contoh tanah tidak terganggu, kamera untuk

mendokumentasikan profil tanah serta keadaan daerah penelitian, kantong plastik

untuk tempat sampel tanah, pisau pandu untuk menentukan horison dan batas

horison, cangkul untuk menggali profil tanah, label nama sebagai penanda sampel

tanah, dan alat tulis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

21

21

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan metode survei di Desa Namu Ukur Utara

Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat. Penetapan sampel berupa 3 profil

tanah pewakil, mendeskripsikan profil tanah, mengacu pada peta satuan lahan

Desa Namu Ukur Utara Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat serta

menginterpretasikannya untuk pemberian nama tanah menurut Taksonomi Tanah

2014.

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan konsultasi dengan

dosen pembimbing, telaah pustaka, penyusunan usulan penelitian, pengadaan

peta-peta yang diperlukan, mengadakan pra survei ke lapangan dan penyediaan

bahan serta peralatan yang digunakan di lapangan.

Kegiatan di Lapangan

a) Pemilihan daerah penelitian

Daerah penelitian ditetapkan atas dasar peta lokasi penelitian dan dilakukan

pengambilan sampel tanah dari tiga profil pada Desa Namu Ukur Utara.

b) Pembuatan profil tanah

Profil tanah dibuat dengan menggali sampai kedalaman maksimal dengan

ukuran 1 m x 1 m x 1,5 m dan digambarkan menurut lapisan atau horizon

tanahnya. Pada tiap daerah penelitian dilakukan penggalian profil yang

mewakili tiap daerah penelitian untuk karakterisasi tanah yang menunjukkan

sifat dan ciri morfologi tanah yang akan diamati.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

22

22

c) Pengamatan morfologi tanah

Pengamatan morfologi tanah ini meliputi batas horison atau lapisan, warna

tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan kedalaman efektif.

d) Pengambilan contoh tanah

Contoh tanah diambil pada setiap horison atau lapisan tanah untuk dianalisis di

laboratorium sedangkan pengambilan contoh tanah tidak terganggu dengan

menggunakan ring sample. Pada saat pengambilan sampel tanah dicatat juga

data-data dari daerah penelitian yang meliputi vegetasi, fisiografi, drainase,

ketinggian tempat, letak geografis dan penggunaan lahan.

e) Penyimpanan contoh tanah

Contoh tanah yang telah diambil langsung dimasukkan ke dalam kantong

plastik dan diberi tanda sesuai dengan horison tanahnya

Tahap analisis

a) Analisis di laboratorium, meliputi :

- Tekstur tanah dengan metode pipet

- Bulk Density dengan metode ring sampel

- C-organik dengan menggunakan metode Walkey and Black

- Basa-basa dapat tukar (Ca2+

, Mg2+

, K+, dan Na

+) dengan menggunakan

metode NH4OAc pH 7

- pH H2O dengan menggunakan metode Electrometry

- P2O5 dengan ekstrak HCl 25%

- Kapasitas Tukar Kation dengan menggunakan metode NH4OAc pH 7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

23

23

b) Analisis Data Klasifikasi Tanah

Data-data dari hasil penelitian di lapangan dan laboratorium digunakan untuk

proses pengklasifikasian tanah berdasarkan Taksonomi Tanah 2014.

Proses pengklasifikasian tanah berdasarkan Taksonomi Tanah 2014 sebagai

berikut :

1. Penentuan simbol horison utama dan sub horison

2. Penentuan horison atas penciri.

3. Penentuan horizon bawah penciri

4. Penentuan penciri lain : dilihat dari rezim suhu tanah, rezim lengas tanah dan sifat

tanah andik.

5. Penentuan ordo tanah : dengan melakukan pengecekan pada seluruh “Kunci Ordo

Tanah” guna menetapkan nama dari ordo pertama, berdasarkan kriteria/ sifat

tanah sesuai dengan tanah yang diklasifikasikan,

6. Penentuan sub ordo : dengan mencari halaman yang telah ditentukan untuk

memperoleh “Kunci Sub Ordo” dari ordo yang bersangkutan kemudian

dicocokkan seluruh kunci untuk mengidentifikasi sub ordo dari tanah yang

diklasifikasi, mulai dari yang pertama dijumpai dalam daftar dan semua kriteria

yang diperlukan dipenuhi oleh tanah yang di klasifikasi.

7. Penentuan great group : dengan mencari halaman sesuai kriteria sub ordo yang

telah diidentifikasi guna memperoleh “Kunci Great Group” dengan melihat

kesamaan jenis tanah, tingkat perkembangan dan susunan horizon, kejenuhan

basa, regim kelembapan dan suhu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

24

24

8. Penentuan sub group : dengan mencari halaman sesuai kriteria great group yang

telah diidentifikasi guna memperoleh “Kunci Sub Group” dengan melihat sifat inti

dari great group (Subgroup typic), peralihan sifat-sifat tanah ke great group lain.

Pengolahan Data

Pengolahan data dapat dilakukan dengan menginput data lapangan dan

analisis tanah di laboratorium.

Dengan adanya data analisis tanah di laboratorium dan lapangan maka dapat

dibuat deskripsi profil tanahnya.

Dideskripsikan profil tanah berdasarkan batas dan kedalaman horison, %

fraksi pasir, debu dan liat, tekstur, struktur, konsistensi, warna tanah, % C-

organik, nilai basa-basa tukar (K, Ca, Na, Mg) serta asam-asam tukar, KB,

KTK, BD, dan pH.

Setelah dideskripsikan profil tanahnya maka dengan data tersebut dapat

ditentukan horison atas penciri, horison bawah penciri, sifat penciri lain, ordo

tanah, sub ordo, great group dan sub group dengan menggunakan Kunci

Taksonomi Tanah 2014.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

25

25

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. Deskripsi Profil Tanah di Desa Namu Ukur Utara Kecamatan Sei Bingai,

Kabupaten Langkat

Profil tanah diamati di Desa Namu Ukur Utara Kecamatan Sei Bingai,

Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara berada pada ketinggian 66,6 m

dari permukaan laut (dpl) untuk Profil I, 75,6 m dpl untuk Profil II, dan 82,5 m

dpl untuk profil III serta berada pada masing-masing titik koordinat yang

mewakili daerah penelitian berikut. Profil I pada titik profil 30 31’ 10,5” LU

dan 980 27’ 34,7” BT, Profil II pada titik profil 3

0 29’ 5,3” LU dan 98

0 27’

32,7” BT, dan Profil III pada titik profil 30 30’ 34,1” LU dan 98

0 28’ 12,0” BT.

Pendeskripsian terhadap profil tanah dapat dijadikan sebagai

penggambaran dari tubuh tanah dan pada hakikatnya merupakan pengkajian

secara teliti terhadap horizon tanah. Penentuan horizon tanah didasarkan pada

jumlah sifat yang dijadikan sebagai faktor pembeda seperti warna, tekstur,

struktur, konsistensi, dan batas horizon. Adapun deskripsi dari ketiga profil

tanah disajikan pada Tabel 1.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

26

26

Tabel 1. Deskripsi Ketiga Profil di Desa Namu Ukur Utara Kecamatan Sei

Bingai, Kabupaten Langkat

Deskripsi/Profil I II III

Koordinat 30 31’ 10,5’’ LU 3

0 29’ 5,3’’ LU 3

0 30’ 34,1’’ LU

980 27’ 34,7’’ BT 98

0 27’ 32,7’’ BT 98

0 28’ 12,0’’ BT

Kemiringan Lereng 0-1% 0-1% 0-1%

Relief Datar Datar Datar

Elevasi 66,6 mdpl 75,6 mdpl 82,5 mdpl

Tempat di Lereng Tidak ada lereng Tidak ada lereng Tidak ada lereng

Cuaca Cerah Cerah Cerah

Drainase Baik Baik Baik

Genangan/Banjir Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Gley - - -

Air Tanah - - -

Penghanyutan/Erosi Ringan Ringan Ringan

Keadaan Batu Besar : -

Kecil : Sedang

(3-5 cm)

Besar : -

Kecil : Sedang

(2-5 cm)

Besar : -

Kecil : Sedang

(3-5 cm)

Vegetasi Kelapa Sawit Kelapa Sawit Kelapa Sawit

Pinang Paku-Pakuan Pinang

Glugur Keladi Pakis

Bahan Induk Extrusive Extrusive Sediment

Kedalaman Efektif 150 cm 150 cm 150 cm

Tanggal Deskripsi 25 Februari 2019 25 Februari 2019 25 Februari 2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

27

27

Tabel 2. Deskripsi Penampang Profil I (Desa Namu Ukur Utara Kecamatan

Sei Bingai, Kabupaten Langkat)

Profil I Horison Kedalaman (cm) Keterangan

Ap1 0 – 27/29

Warna coklat sangat gelap

(10YR 2/2); Tekstur lempung

berpasir; Struktur gumpal

membulat, sedang, halus;

Konsistensi gembur; Batas

berangsur dan berombak ke ...

Ap2 27/29 – 48/52

Warna coklat gelap (10YR

3/3); Tekstur lempung

berpasir; Struktur remah,

lemah, halus; Konsistensi

gembur; Batas berangsur dan

berombak ke ...

Ap3 48/52 – 57/64

Warna coklat kekuningan

(10YR 5/6); Tekstur lempung

berpasir; Struktur remah,

lemah, sangat halus;

Konsistensi gembur; Batas

berangsur dan berombak ke ...

Bw1 57/64 – 78/88

Warna kuning kecoklatan

(10YR 6/6); Tekstur lempung

berpasir; Struktur tanah remah,

lemah, sangat halus;

Konsistensi gembur; Batas

berangsur dan berombak ke …

Bw2 78/88 – 103/107

Warna kuning kecoklatan

(10YR 6/8); Tekstur lempung

berpasir; Struktur tanah remah,

lemah, sangat halus;

Konsistensi gembur; Batas

berangsur dan berombak ke …

Bw3 103/107 –

127/130

Warna abu-abu (10YR 5/1);

Tekstur lempung berpasir;

Struktur tanah remah, lemah,

sangat halus; Konsistensi

gembur; Batas berangsur dan

berombak ke …

BC

>130 Warna abu-abu (10YR 1/1);

Tekstur lempung berpasir;

Struktur tanah remah, lemah,

sangat halus; Konsistensi

gembur.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

28

28

Tabel 3. Deskripsi Penampang Profil II (Desa Namu Ukur Utara Kecamatan

Sei Bingai, Kabupaten Langkat)

Profil II Horison Kedalaman (cm) Keterangan

O 0 – 26/28

Warna hitam (10YR 2/1);

Tekstur lempung berpasir;

Struktur gumpal membulat,

sedang, halus; Konsistensi

gembur; Batas berangsur dan

berombak ke ...

Ap1 26/28 – 39/47

Warna coklat gelap (10YR

3/3); Tekstur lempung

berpasir; Struktur gumpal

membulat, sedang, halus;

Konsistensi gembur; Batas

berangsur dan berombak ke ...

Ap2 39/47 – 63/72

Warna coklat gelap

kekuningan (10YR 3/6);

Tekstur lempung berpasir;

Struktur gumpal membulat,

sedang, halus; Konsistensi

gembur; Batas berangsur dan

berombak ke ...

Bw1 63/72– 115/120

Warna coklat kekuningan

(10YR 5/8); Tekstur lempung

berpasir; Struktur gumpal

bersudut, sedang, halus;

Konsistensi gembur; Batas

berangsur dan berombak ke

Bw2 >120

Warna coklat gelap keabu-

abuan (10YR 4/2); Tekstur

pasir berlempung; Struktur

tanah remah, lemah, t halus;

Konsistensi gembur.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

29

29

Tabel 4. Deskripsi Penampang Profil III (Desa Namu Ukur Utara

Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat)

Profil III Horison Kedalaman (cm) Keterangan

Ap1 0 – 18/24

Warna coklat gelap (10YR

3/3); Tekstur lempung

berpasir; Struktur prismatik

kuat, halus; Konsistensi

gembur; Batas berangsur dan

berombak ke ...

Ap2 18/24 – 37/40

Warna coklat gelap (10YR

3/3); Tekstur lempung

berpasir; Struktur prismatic,

kuat, halus; Konsistensi

gembur; Batas berangsur dan

berombak ke ...

Ap3 37/40 – 51/58

Warna kuning kecoklatan

(10YR 6/6); Tekstur lempung

berpasir; Struktur remah,

lemah, halus; Konsistensi

gembur; Batas berangsur dan

berombak ke ...

Bw1 51/58 – 74/77

Warna coklat kekuningan

(10YR 5/6); Tekstur pasir

berlempung; Struktur tanah

remah, lemah, sangat halus;

Konsistensi gembur; Batas

berangsur dan berombak ke …

Bw2 74/77 – 110/117

Warna coklat kekuningan

(10YR 5/8); Tekstur pasir

berlempung; Struktur tanah

remah, lemah, sangat halus;

Konsistensi gembur; Batas

berangsur dan berombak ke …

Bw3 110/117 – 139/142

Warna coklat keabu-abuan

(10YR 5/2); Tekstur pasir

berlempung; Struktur tanah

remah, lemah, sangat halus;

Konsistensi gembur; Batas

berangsur dan berombak ke …

BC >142

Warna abu-abu (10YR 5/1);

Tekstur pasir berlempung;

Struktur tanah remah, lemah,

sangat halus; Konsistensi

gembur.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

30

30

2. Analisis Tanah di Laboratorium

Sifat Fisika Tanah

Sifat fisika tanah yang dianalisis di laboratorium adalah sebaran besar

butir fraksi (tekstur tanah) dan bulk density (kerapatan isi) dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 5. Hasil Analisis Sifat Fisika Tanah Pada Ketiga Profil Tanah

Profil Horizon Kedalaman Distribusi Ukuran Partikel Tekstur BD

(cm)

(gr/cm3)

%Pasir %Debu %Liat

I Ap1 0 – 27/29 75.07 10.53 14.40 LP 1.24

Ap2 27/29 – 48/52 75.99 10.07 13.94 LP 1.07

Ap3 48/52 – 57/64 77.61 8.33 14.06 LP 1.06

Bw1 57/64 – 78/88 76.08 7.76 16.16 LP 1.08

Bw2 78/88 – 103/107 77.79 7.51 14.70 LP 1.25

Bw3 103/107 – 127/130 78.94 7.80 13.26 LP 1.27

BC >130 80.97 6.43 12.60 LP 1.29

II O 0 – 26/28 71.80 15.20 13.00 LP 0.70

Ap1 26/28 – 39/47 74.85 12.13 13.02 LP 0.72

Ap2 39/47 – 63/72 77.36 11.00 11.74 LP 0.95

Ap3 63/72 – 115/120 79.18 8.99 11.83 LP 1.15

Bw >120 81.46 7.44 11.10 PL 1.18

III Ap1 0 – 18/24 78.01 10.61 11.38 LP 1.24

Ap2 18/24 – 37/40 78.21 9.55 12.24 LP 1.24

Ap3 37/40 – 51/58 79.91 7.65 12.44 LP 1.22

Bw1 51/58 – 74/77 81.73 5.91 12.36 PL 1.20

Bw2 74/77 – 110/117 82.36 5.21 12.43 PL 1.33

Bw3 110/117 – 139/142 83.12 4.44 12.44 PL 1.15

BC >142 84.20 3.50 12.30 PL 1.29

Keterangan : PL = Pasir berlempung, LP = Lempung berpasir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

31

31

Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah yang dianalisis di laboratorium adalah pH H2O, basa-

basa tukar, kejenuhan basa, KTK, P2O5, kandungan C-organik dan bahan organik

dapat dilihat pada :

Tabel 6. Hasil Analisis Sifat Kimia Pada Ketiga Profil Tanah

Profil Horizon Kedalaman (cm) pH C-Org P2O5 KB

(H2O) (%) (mg/kg) (%)

I Ap1 0 – 27/29 6,2 0,685 11,60 70,50

Ap2 27/29 – 48/50 6,2 1,207 12,52 66,82

Ap3 48/50 – 57/66 6,2 0,444 11,13 67,93

Bw1 57/66 – 78/88 6,1 0,568 9,28 87,01

Bw2 78/88 – 103/107 6,3 0,327 11,60 92,70

Bw3 103/107 – 127/130 6,3 0,405 9,28 75,45

BC >130 6,5 0,085 10,20 56,21

II O 0 – 26/28 6,0 2,454 115,54 52,26

Ap1 26/28 – 39/47 6,2 2,096 28,30 54,14

Ap2 39/47 – 63/72 6,2 1,051 14,38 54,74

Ap3 63/72 – 115/120 6,3 0,124 6,96 52,39

Bw >120 6,3 0,085 10,67 51,76

III Ap1 0 – 18/24 5,9 1,005 9,28 78,60

Ap2 18/24 – 37/40 6,1 0,568 12,99 71,95

Ap3 37/40 – 51/58 6,2 0,483 13,92 54,89

Bw1 51/58 – 74/77 6,2 0,046 13,45 60,49

Bw2 74/77 – 110/117 6,2 0,163 18,56 75,17

Bw3 110/117 – 139/142 6,4 0,085 12,99 81,77

BC >142 6,5 0,046 18,56 75,32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

32

32

Profil Horizo Kedalaman KTK K-exch Ca-exch Mg-exch Na-Exch

n (cm) (me/100g) (me/100g) (me/100g) (me/100g) (me/100g)

I Ap1 0 – 28/30 12,58 0,19 7,25 1,25 0,18

Ap2 28/30 – 48/52 10,67 0,12 5,51 1,31 0,19

Ap3 48/52 – 57/64 12,32 0,34 6,27 1,52 0,24

Bw1 57/64 – 78/88 14,71 0,29 9,48 2,52 0,51

Bw2 78/88 – 103/107 15,36 0,30 10,35 3,07 0,52

Bw3 103/107 – 127/130 13,08 0,33 7,29 1,95 0,30

BC >130 6,03 0,33 2,32 0,63 0,11

II O 0 – 28/31 19,17 0,26 7,95 1,70 0,11

Ap1 28/31 – 39/47 10,62 0,07 4,32 1,25 0,11

Ap2 39/47 – 63/72 9,81 0,03 4,03 1,16 0,15

Ap3 63/72 – 115/120 4,39 0,02 1,96 0,23 0,09

Bw >120 3,69 0,03 1,55 0,20 0,13

III Ap1 0 – 18/24 11,17 0,33 7,12 1,19 0,14

Ap2 18/24 – 37/40 12,05 0,42 7,01 1,12 0,12

Ap3 37/40 – 51/58 8,47 0,55 3,45 0,52 0,13

Bw1 51/58 – 74/77 6,91 0,51 2,72 0,52 0,43

Bw2 74/77 – 110/117 7,01 0,48 4,10 0,57 0,12

Bw3 110/117 – 139/142 8,23 0,43 5,66 0,49 0,15

BC >142 5,43 0,28 3,21 0,50 0,10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

33

33

Pembahasan

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari analisis tanah di laboratorium,

pengamatan di lapangan dan data iklim, maka dapat dilakukan klasifikasi tanah

dengan menggunakan Kunci Taksonomi Tanah 2014 (Keys Soil Taxonomy 2014).

Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan horizon atas penciri

(epipedon), horizon bawah penciri (endopedon). Setelah itu dilakukan penentuan

ordo, sub ordo, great group dan sub group.

Penetapan Horizon Atas Penciri

Profil I

- Tidak termasuk epipedon Anthropik, karena kandungan P2O5 tidak sebesar

1500 miligram per kilogram atau lebih, hanya ada 11,60 miligram per kilogram

yang tidak mengalami penurunan secara teratur hingga kedalaman 130 cm.

- Tidak termasuk epipedon Folistik, karena tidak memiliki lapisan yang jenuh air

selama kurang dari 30 hari kumulatif.

- Tidak termasuk epipedon Histik, karena tidak memiliki lapisan yang dicirikan

oleh adanya saturasi ( selama 30 hari atau lebih, kumulatif ) dan reduksi selama

sebagian waktu dalam tahun-tahun normal.

- Tidak termasuk epipedon Melanik, karena tidak memiliki horison permukaan

dengan tebal 30 cm hanya memiliki ketebalan 29 cm, kandungan c-organik tidak

sebesar 6% atau lebih hanya ada 0,68 % dan tidak memiliki 4% atau lebih c-

organik pada semua lapisan.

- Tidak termasuk epipedon Umbrik, karena memiliki nilai kejenuhan basa lebih

dari 50%.

- Termasuk epipedon Mollik, karena nilai kejenuhan basa lebih besar dari 50%,

yaitu 70,50% dan memiliki kandungan c-organik 0,6% atau lebih, yaitu 0,685%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

34

34

Profil II

- Tidak termasuk epipedon Anthropik, karena kandungan P2O5 tidak sebesar

1500 miligram per kilogram atau lebih, hanya ada 115,54 miligram per kilogram

yang tidak mengalami penurunan secara teratur hingga kedalaman 120 cm.

- Tidak termasuk epipedon Folistik, karena tidak memiliki lapisan yang jenuh air

selama kurang dari 30 hari kumulatif.

- Tidak termasuk epipedon Histik, karena tidak memiliki lapisan yang dicirikan

oleh adanya saturasi (selama 30 hari atau lebih, kumulatif ) dan reduksi selama

sebagian waktu dalam tahun-tahun normal.

- Tidak termasuk epipedon Melanik, karena tidak memiliki horison permukaan

dengan tebal 30 cm hanya memiliki ketebalan 28 cm, kandungan c-organik tidak

sebesar 6% atau lebih hanya ada 2,45 % dan tidak memiliki 4 % atau lebih c-

organik pada semua lapisan

- Tidak termasuk epipedon Umbrik, karena memiliki nilai kejenuhan basa lebih

dari 50%.

- Termasuk epipedon Mollik, karena nilai kejenuhan basa lebih dari 50%

yaitu 52,26% dan memiliki kandungan c-organik 0,6% atau lebih, yaitu 2,45%.

Profil III

- Tidak termasuk epipedon Anthropik, karena kandungan P2O5 tidak sebesar

1500 miligram per kilogram atau lebih, hanya ada 9,28 miligram per kilogram

yang tidak mengalami penurunan secara teratur hingga kedalaman 142 cm.

- Tidak termasuk epipedon Folistik, karena tidak memiliki lapisan yang jenuh air

selama kurang dari 30 hari kumulatif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

35

35

- Tidak termasuk epipedon Histik, karena tidak memiliki lapisan yang dicirikan

Oleh adanya saturasi (selama 30 hari atau lebih, kumulatif) dan reduksi selama

sebagian waktu dalam tahun-tahun normal.

- Tidak termasuk epipedon Melanik, karena tidak memiliki horison permukaan

dengan tebal 30 cm hanya memiliki ketebalan 24 cm, kandungan c-organik tidak

sebesar 6% atau lebih hanya ada 0,56% dan tidak memiliki 4% atau lebih c-

organik pada semua lapisan.

- Tidak termasuk epipedon Umbrik, karena memiliki kejenuhan basa lebih besar

dari 50%.

- Termasuk epipedon Mollik, karena memiliki nilai kejenuhan basa lebih dari 50%

yaitu 78,60% dan memiliki kandungan c-organik lebih dari 0.6% yaitu 1,005%.

Penetapan Horizon Bawah Penciri

Profil I

- Tidak termasuk horison Agrik, karena tidak terdapat langsung di bawah lapisan

olah yang mengandung akumulasi debu, liat dan humus.

- Tidak termasuk horison Albik, karena horison tidak berwarna pucat atau tidak

ada horison A2 = E (bukan merupakan horizon eluvial).

- Tidak termasuk horizon Argilik, karena tidak menunjukkan tanda illuviasi liat.

- Tidak termasuk horison Kalsik karena tidak dianalisa kandungan CaCO3 dan

dicoba dilanjutkan ke horison selanjutnya.

- Termasuk horison Kambik karena tidak memiliki tekstur sangat halus, ketebalan

horison lebih dari 15 cm, horison tidak mengalami kondisi aquik dan tidak

memiliki kandungan % liat yang lebih besar dari horison yang berada di atas

maupun dibawahnya, tetapi tidak memenuhi kriteria argilik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

36

36

Profil II

- Tidak termasuk horison Agrik, karena tidak terdapat langsung di bawah lapisan

olah yang mengandung akumulasi debu, liat dan humus.

- Tidak termasuk horison Albik, karena horison tidak berwarna pucat atau tidak

ada horison A2 = E (bukan merupakan horizon eluvial).

- Tidak termasuk horizon Argilik, karena tidak menunjukkan tanda illuviasi liat.

- Tidak termasuk horison Kalsik karena tidak dianalisa kandungan CaCO3 dan

dicoba dilanjutkan ke horison selanjutnya.

- Termasuk horison Kambik karena tidak memiliki tekstur sangat halus, ketebalan

horison lebih dari 15 cm, horison tidak mengalami kondisi aquik dan tidak

memiliki kandungan % liat yang lebih besar dari horison yang berada di atas

maupun dibawahnya, tetapi tidak memenuhi kriteria argilik.

Profil III

- Tidak termasuk horison Agrik, karena tidak terdapat langsung di bawah lapisan

olah yang mengandung akumulasi debu, liat dan humus.

- Tidak termasuk horison Albik, karena horison tidak berwarna pucat atau tidak

ada horison A2 = E (bukan merupakan horizon eluvial).

- Tidak termasuk horizon Argilik, karena tidak menunjukkan tanda illuviasi liat.

- Tidak termasuk horison Kalsik karena tidak dianalisa kandungan CaCO3 dan

dicoba dilanjutkan ke horison selanjutnya.

- Termasuk horison Kambik karena tidak memiliki tekstur sangat halus, ketebalan

horison lebih dari 15 cm, horison tidak mengalami kondisi aquik dan tidak

memiliki kandungan % liat yang lebih besar dari horison yang berada di atas

maupun dibawahnya, tetapi tidak memenuhi kriteria argilik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

37

37

Penetapan Penciri Lain

Profil I – III

- Memiliki regim kelembapan udik karena tanah tidak pernah kering dalam 90

hari (kumulatif) yaitu lebih dari 90 hari atau dari data curah hujan rata rata bulan

basah berkisar 7 – 10 bulan tiap tahun atau 210 hari hingga 300 hari (kumulatif).

- Memiliki regim suhu tanah isohipertermik karena variasi suhu terpanas dan

terdingin lebih kecil dari 60 0C yaitu 2,4

0C dan suhu tanah rata-rata tahunan

lebih besar dari 22 0C yaitu 26,66

0C.

Penetapan Ordo

Profil I

- Tidak termasuk Gelisol, karena tidak terdapat lapisan permafrost.

- Tidak termasuk Histosol, karena bukan merupakan tanah organik dan tidak

jenuh air selama 30 hari atau lebih per tahun.

- Tidak termasuk Spodosol, karena tidak memiliki horizon spodik.

- Tidak termasuk Andisol, karena tidak mempunyai sifat-sifat tanah andik pada

60% atau lebih dari ketebalannya.

- Tidak termasuk Oxisol, karena tidak memiliki horizon oksik.

- Tidak termasuk Vertisol, karena tidak memiliki duripan dan horison petrokalsik.

- Tidak termasuk Aridisol, karena tidak memiliki regim kelembaban aridik dan

tidak memiliki horizon argilik atau natrik.

- Tidak termasuk Ultisol, karena tidak memiliki horizon argilik atau kandik.

- Tidak termasuk Mollisol, karena tidak memiliki epipedon mollik.

- Tidak termasuk Alfisol, karena tidak memiliki horizon argilik, kandik, atau

natrik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

38

38

- Termasuk Inceptisol, karena memiliki epipedon mollik dan horizon bawah

penciri kambik.

Profil II

- Tidak termasuk Gelisol, karena tidak terdapat lapisan permafrost.

- Tidak termasuk Histosol, karena bukan merupakan tanah organik dan tidak

jenuh air selama 30 hari atau lebih per tahun.

- Tidak termasuk Spodosol, karena tidak memiliki horizon spodik.

- Tidak termasuk Andisol, karena tidak mempunyai sifat-sifat tanah andik pada

60% atau lebih dari ketebalannya.

- Tidak termasuk Oxisol, karena tidak memiliki horizon oksik.

- Tidak termasuk Vertisol, karena tidak memiliki duripan dan horison petrokalsik.

- Tidak termasuk Aridisol, karena tidak memiliki regim kelembaban aridik dan

tidak memiliki horizon argilik atau natrik.

- Tidak termasuk Ultisol, karena tidak memiliki horizon argilik atau kandik.

- Tidak termasuk Mollisol, karena tidak memiliki epipedon mollik.

- Tidak termasuk Alfisol, karena tidak memiliki horizon argilik, kandik, atau

natrik.

- Termasuk Inceptisol, karena memiliki epipedon mollik dan horizon bawah

penciri kambik.

Profil III

- Tidak termasuk Gelisol, karena tidak terdapat lapisan permafrost.

- Tidak termasuk Histosol, karena bukan merupakan tanah organik dan tidak

jenuh air selama 30 hari atau lebih per tahun.

- Tidak termasuk Spodosol, karena tidak memiliki horizon spodik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

39

39

- Tidak termasuk Andisol, karena tidak mempunyai sifat-sifat tanah andik pada

60% atau lebih dari ketebalannya.

- Tidak termasuk Oxisol, karena tidak memiliki horizon oksik.

- Tidak termasuk Vertisol, karena tidak memiliki duripan dan horison petrokalsik.

- Tidak termasuk Aridisol, karena tidak memiliki regim kelembaban aridik dan

tidak memiliki horizon argilik atau natrik.

- Tidak termasuk Ultisol, karena tidak memiliki horizon argilik atau kandik.

- Tidak termasuk Mollisol, karena tidak memiliki epipedon mollik.

- Tidak termasuk Alfisol, karena tidak memiliki horizon argilik, kandik, atau

natrik.

- Termasuk Inceptisol, karena memiliki epipedon mollik dan horizon bawah

penciri kambik.

Penetapan Sub-Ordo

Profil I

- Tidak termasuk Aquept, karena tidak mengalami kondisi aquik pada kedalaman

40-50 cm dari permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Gelept, karena tidak memiliki regim temperatur gelic.

- Tidak termasuk Cryept, karena tidak memiliki regim temperatur cryic.

- Tidak termasuk Ustept, karena tidak memiliki regim kelembaban ustic.

- Tidak termasuk Xerept, karena tidak memiliki regim kelembaban xeric.

- Termasuk Udept, karena memiliki ciri Inceptisol lain dan regim kelembaban

Udik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

40

40

Profil II

- Tidak termasuk Aquept, karena tidak mengalami kondisi aquik pada kedalaman

40-50 cm dari permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Gelept, karena tidak memiliki regim temperatur gelic.

- Tidak termasuk Cryept, karena tidak memiliki regim temperatur cryic.

- Tidak termasuk Ustept, karena tidak memiliki regim kelembaban ustic.

- Tidak termasuk Xerept, karena tidak memiliki regim kelembaban xeric.

- Termasuk Udept, karena memiliki ciri Inceptisol lain dan regim kelembaban

Udik.

Profil III

- Tidak termasuk Aquept, karena tidak mengalami kondisi aquik pada kedalaman

40-50 cm dari permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Gelept, karena tidak memiliki regim temperatur gelic.

- Tidak termasuk Cryept, karena tidak memiliki regim temperatur cryic.

- Tidak termasuk Ustept, karena tidak memiliki regim kelembaban ustic.

- Tidak termasuk Xerept, karena tidak memiliki regim kelembaban xeric.

- Termasuk Udept, karena memiliki ciri Inceptisol lain dan regim kelembaban

Udik.

Penetapan Great Group

Profil I

- Tidak termasuk Sulfudept, karena memiliki horison sulfurik yang batas atasnya

di dalam 50 cm dari permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Durudept, karena tidak memiliki duripan yang batas atasnya di

dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

41

41

- Tidak termasuk Fragiudept, karena tidak memiliki fragipan yang pada batas

atasnya di dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Dystrudept, karena tidak memiliki epipedon okrik.

- Tidak termasuk Eutrudept, karena tidak memiliki carbonate bebas di dalam

tanah.

- Termasuk Humudept, karena memiliki epipedon mollik.

Profil II

- Tidak termasuk Sulfudept, karena memiliki horison sulfurik yang batas atasnya

di dalam 50 cm dari permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Durudept, karena tidak memiliki duripan yang batas atasnya di

dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Fragiudept, karena tidak memiliki fragipan yang pada batas

atasnya di dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Dystrudept, karena tidak memiliki epipedon okrik.

- Tidak termasuk Eutrudept, karena tidak memiliki carbonate bebas di dalam

tanah.

- Termasuk Humudept, karena memiliki epipedon mollik.

Profil III

- Tidak termasuk Sulfudept, karena memiliki horison sulfurik yang batas atasnya

di dalam 50 cm dari permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Durudept, karena tidak memiliki duripan yang batas atasnya di

dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Fragiudept, karena tidak memiliki fragipan yang pada batas

atasnya di dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

42

42

- Tidak termasuk Dystrudept, karena tidak memiliki epipedon okrik.

- Tidak termasuk Eutrudept, karena tidak memiliki carbonate bebas di dalam

tanah.

- Termasuk Humudept, karena memiliki epipedon mollik.

Penetapan Sub Grup

Profil I

- Tidak termasuk Lithic Humudept, karena tidak mempunyai kontak litik di dalam

50 cm dari permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Vertic Humudept, karena tidak memiliki rekahan-rekahan di

dalam 125 cm dari permukaan tanah mineral selebar 5 mm atau lebih dengan

mencapai ketebalan 30 cm atau lebih.

- Tidak termasuk Aquandic Humudept, karena tidak memiliki deplesi redoks

berkroma 2 atau kurang pada satu horison atau lebih di dalam 100 cm dari

permukaan tanah mineral serta tidak berada kondisi aquik selama sebagian

waktu dalam tahun-tahun normal.

- Tidak termasuk Andic Oxyaquic Humudept, karena tidak memiliki fraksi tanah

halus dengan berat isi 1.0 g/cm3 pada keseluruhan satu horison atau lebih dengan

ketebalan total 18 cm atau lebih di dalam 75 cm dari permukaan tanah mineral

serta tidak jenuh air dalam tahun - tahun normal selama 20 hari konsekutif atau

30 hari kumulatif.

- Tidak termasuk Andic Humudept, karena tidak memiliki fraksi tanah halus

Dengan berat isi 1.0 g/cm3 atau kurang pada keseluruhan satu horison atau lebih

dengan ketebalan total 18 cm atau lebih di dalam 75 cm dari permukaan tanah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

43

43

mineral, dan jumlah persentase Al + ½ Fe (dengan ekstrak ammoniumoksalat)

lebih dari 1,0.

- Tidak termasuk Vitrandic Humudept, karena tidak memiliki lebih dari 35%

partikel berdiameter 2,0 mm atau lebih pada keseluruhan satu horison atau lebih

dengan ketebalan total 18 cm atau lebih di dalam 75 cm dari permukaan tanah

mineral.

- Tidak termasuk Fluvaquentic Humudept, karena tidak memiliki kandungan

karbon organik sebesar 0,2 persen atau lebih pada kedalaman 125 cm di bawah

permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Aquic Humudept, karena tidak terdapat deplesi redoks ber

kroma 2 atau kurang, dan tidak memiliki kondisi akuik selama sebagian waktu

dalam tahun-tahun normal.

- Tidak termasuk Oxyaquic Humudept, karena tanah tidak mengalami jenuh air

selama 20 hari konsekutif atau 30 hari kumulatif.

- Tidak termasuk Psammentic Humudept, karena tidak mempunyai kelas besar

butir pasir pada seluruh lapisan.

- Tidak termasuk Cumulic Humudept, karena tidak mempunyai epipedon umbrik

atau mollik sampai kedalaman 50 cm, tidak memiliki kandungan karbon organik

sebesar 0,2 persen atau lebih pada kedalaman 125 cm di bawah permukaan tanah

mineral.

- Tidak termasuk Fluventic Humudept, karena tidak memiliki kandungan karbon

organik sebesar 0,2 persen atau lebih pada kedalaman 125 cm di bawah

permukaan tanah mineral.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

44

44

- Tidak termasuk Pachic Humudept, karena tidak mempunya epipedon umbrik

atau mollik pada kedalaman 50 cm atau lebih.

- Termasuk Eutric Humudept karena mempunyai nilai kejenuhan basa 50 persen

atau lebih pada setengah atau lebih dari ketebalan total diantara 25-75 cm.

Profil II

- Tidak termasuk Lithic Humudept, karena tidak mempunyai kontak litik di dalam

50 cm dari permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Vertic Humudept, karena tidak memiliki rekahan-rekahan di

dalam 125 cm dari permukaan tanah mineral selebar 5 mm atau lebih dengan

mencapai ketebalan 30 cm atau lebih.

- Tidak termasuk Aquandic Humudept, karena tidak memiliki deplesi redoks

berkroma 2 atau kurang pada satu horison atau lebih di dalam 100 cm dari

permukaan tanah mineral serta tidak berada kondisi aquik selama sebagian

waktu dalam tahun-tahun normal.

- Tidak termasuk Andic Oxyaquic Humudept, karena tidak memiliki fraksi tanah

halus dengan berat isi 1.0 g/cm3 pada keseluruhan satu horison atau lebih dengan

ketebalan total 18 cm atau lebih di dalam 75 cm dari permukaan tanah mineral

serta tidak jenuh air dalam tahun - tahun normal selama 20 hari konsekutif atau

30 hari kumulatif.

- Tidak termasuk Andic Humudept, karena tidak memiliki fraksi tanah halus

Dengan berat isi 1.0 g/cm3 atau kurang pada keseluruhan satu horison atau lebih

dengan ketebalan total 18 cm atau lebih di dalam 75 cm dari permukaan tanah

mineral, dan jumlah persentase Al + ½ Fe (dengan ekstrak ammoniumoksalat)

lebih dari 1,0.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

45

45

- Tidak termasuk Vitrandic Humudept, karena tidak memiliki lebih dari 35%

partikel berdiameter 2,0 mm atau lebih pada keseluruhan satu horison atau lebih

dengan ketebalan total 18 cm atau lebih di dalam 75 cm dari permukaan tanah

mineral.

- Tidak termasuk Fluvaquentic Humudept, karena tidak memiliki kandungan

karbon organik sebesar 0,2 persen atau lebih pada kedalaman 125 cm di bawah

permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Aquic Humudept, karena tidak terdapat deplesi redoks ber

kroma 2 atau kurang, dan tidak memiliki kondisi akuik selama sebagian waktu

dalam tahun-tahun normal.

- Tidak termasuk Oxyaquic Humudept, karena tanah tidak mengalami jenuh air

selama 20 hari konsekutif atau 30 hari kumulatif.

- Tidak termasuk Psammentic Humudept, karena tidak mempunyai kelas besar

butir pasir pada seluruh lapisan.

- Tidak termasuk Cumulic Humudept, karena tidak mempunyai epipedon umbrik

atau mollik sampai kedalaman 50 cm, tidak memiliki kandungan karbon organik

sebesar 0,2 persen atau lebih pada kedalaman 125 cm di bawah permukaan tanah

mineral.

- Tidak termasuk Fluventic Humudept, karena tidak memiliki kandungan karbon

organik sebesar 0,2 persen atau lebih pada kedalaman 125 cm di bawah

permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Pachic Humudept, karena tidak mempunya epipedon umbrik

atau mollik pada kedalaman 50 cm atau lebih.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

46

46

- Termasuk Eutric Humudept karena mempunyai nilai kejenuhan basa 50 persen

atau lebih pada setengah atau lebih dari ketebalan total diantara 25-75 cm.

Profil III

- Tidak termasuk Lithic Humudept, karena tidak mempunyai kontak litik di dalam

50 cm dari permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Vertic Humudept, karena tidak memiliki rekahan-rekahan di

dalam 125 cm dari permukaan tanah mineral selebar 5 mm atau lebih dengan

mencapai ketebalan 30 cm atau lebih.

- Tidak termasuk Aquandic Humudept, karena tidak memiliki deplesi redoks

berkroma 2 atau kurang pada satu horison atau lebih di dalam 100 cm dari

permukaan tanah mineral serta tidak berada kondisi aquik selama sebagian

waktu dalam tahun-tahun normal.

- Tidak termasuk Andic Oxyaquic Humudept, karena tidak memiliki fraksi tanah

halus dengan berat isi 1.0 g/cm3 pada keseluruhan satu horison atau lebih dengan

ketebalan total 18 cm atau lebih di dalam 75 cm dari permukaan tanah mineral

serta tidak jenuh air dalam tahun - tahun normal selama 20 hari konsekutif atau

30 hari kumulatif.

- Tidak termasuk Andic Humudept, karena tidak memiliki fraksi tanah halus

Dengan berat isi 1.0 g/cm3 atau kurang pada keseluruhan satu horison atau lebih

dengan ketebalan total 18 cm atau lebih di dalam 75 cm dari permukaan tanah

mineral, dan jumlah persentase Al + ½ Fe (dengan ekstrak ammoniumoksalat)

lebih dari 1,0.

- Tidak termasuk Vitrandic Humudept, karena tidak memiliki lebih dari 35%

partikel berdiameter 2,0 mm atau lebih pada keseluruhan satu horison atau lebih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

47

47

dengan ketebalan total 18 cm atau lebih di dalam 75 cm dari permukaan tanah

mineral.

- Tidak termasuk Fluvaquentic Humudept, karena tidak memiliki kandungan

karbon organik sebesar 0,2 persen atau lebih pada kedalaman 125 cm di bawah

permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Aquic Humudept, karena tidak terdapat deplesi redoks ber

kroma 2 atau kurang, dan tidak memiliki kondisi akuik selama sebagian waktu

dalam tahun-tahun normal.

- Tidak termasuk Oxyaquic Humudept, karena tanah tidak mengalami jenuh air

selama 20 hari konsekutif atau 30 hari kumulatif.

- Tidak termasuk Psammentic Humudept, karena tidak mempunyai kelas besar

butir pasir pada seluruh lapisan.

- Tidak termasuk Cumulic Humudept, karena tidak mempunyai epipedon umbrik

atau mollik sampai kedalaman 50 cm, tidak memiliki kandungan karbon organik

sebesar 0,2 persen atau lebih pada kedalaman 125 cm di bawah permukaan tanah

mineral.

- Tidak termasuk Fluventic Humudept, karena tidak memiliki kandungan karbon

organik sebesar 0,2 persen atau lebih pada kedalaman 125 cm di bawah

permukaan tanah mineral.

- Tidak termasuk Pachic Humudept, karena tidak mempunya epipedon umbrik

atau mollik pada kedalaman 50 cm atau lebih.

- Termasuk Eutric Humudept karena mempunyai nilai kejenuhan basa 50 persen

atau lebih pada setengah atau lebih dari ketebalan total diantara 25-75 cm.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

48

48

Klasifikasi Tanah Nasional

Penetapan Jenis Tanah

Profil I

- Tidak termasuk Organosol, karena tidak memiliki nilai bulk density <0,1 gr/cm3

dari permukaan tanah.

- Tidak termasuk Litosol, karena tanah tidak berada pada batuan yang kukuh.

- Tidak termasuk Aluvial, karena tanah tidak berkembang dari bahan alluvium.

- Tidak termasuk Regosol, karena tanah memiliki horizon penciri dan bukan

okrik.

- Tidak termasuk Umbrisol, karena tidak memiliki epipedon umbrik.

- Tidak termasuk Renzina, karena tidak mempunyai horizon A mollik yang

dibawahnya langsung batu kapur.

- Tidak termasuk Grumusol, karena tidak memiliki kadar liat >30%.

- Tidak termasuk Arenosol, karena tidak memiliki horizon penciri okrik.

- Tidak termasuk Andosol, karena tidak memiliki nilai bulk density <0,9 gr/cm3

dan tidak didominasi oleh bahan amorf.

- Tidak termasuk Latosol, karena tidak mempunyai kandungan liat >40%.

- Tidak termasuk Mollisol, karena tidak mempunyai kandungan liat yang tinggi

>60%.

- Termasuk Kambisol karena mempunyai horison B kambik dengan horison A

mollik dan tidak memperlihatkan gejala hidromorfik.

Profil II

- Tidak termasuk Organosol, karena tidak memiliki nilai bulk density <0,1 gr/cm3

dari permukaan tanah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

49

49

- Tidak termasuk Litosol, karena tanah tidak berada pada batuan yang kukuh.

- Tidak termasuk Aluvial, karena tanah tidak berkembang dari bahan alluvium.

- Tidak termasuk Regosol, karena tanah memiliki horizon penciri dan bukan

okrik.

- Tidak termasuk Umbrisol, karena tidak memiliki epipedon umbrik.

- Tidak termasuk Renzina, karena tidak mempunyai horizon A mollik yang

dibawahnya langsung batu kapur.

- Tidak termasuk Grumusol, karena tidak memiliki kadar liat >30%.

- Tidak termasuk Arenosol, karena tidak memiliki horizon penciri okrik.

- Tidak termasuk Andosol, karena tidak memiliki nilai bulk density <0,9 gr/cm3

dan tidak didominasi oleh bahan amorf.

- Tidak termasuk Latosol, karena tidak mempunyai kandungan liat >40%.

- Tidak termasuk Mollisol, karena tidak mempunyai kandungan liat yang tinggi

>60%.

- Termasuk Kambisol karena mempunyai horison B kambik dengan horison A

mollik dan tidak memperlihatkan gejala hidromorfik.

Profil III

- Tidak termasuk Organosol, karena tidak memiliki nilai bulk density <0,1 gr/cm3

dari permukaan tanah.

- Tidak termasuk Litosol, karena tanah tidak berada pada batuan yang kukuh.

- Tidak termasuk Aluvial, karena tanah tidak berkembang dari bahan alluvium.

- Tidak termasuk Regosol, karena tanah memiliki horizon penciri dan bukan

okrik.

- Tidak termasuk Umbrisol, karena tidak memiliki epipedon umbrik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

50

50

- Tidak termasuk Renzina, karena tidak mempunyai horizon A mollik yang

dibawahnya langsung batu kapur.

- Tidak termasuk Grumusol, karena tidak memiliki kadar liat >30%.

- Tidak termasuk Arenosol, karena tidak memiliki horizon penciri okrik.

- Tidak termasuk Andosol, karena tidak memiliki nilai bulk density <0,9 gr/cm3

dan tidak didominasi oleh bahan amorf.

- Tidak termasuk Latosol, karena tidak mempunyai kandungan liat >40%.

- Tidak termasuk Mollisol, karena tidak mempunyai kandungan liat yang tinggi

>60%.

- Termasuk Kambisol karena mempunyai horison B kambik dengan horison A

mollik dan tidak memperlihatkan gejala hidromorfik.

Penetapan Jenis dan Macam Tanah

Profil I

- Tidak termasuk Kambisol Gleik, karena tidak memperlihatkan ciri-ciri

hidromorfik.

- Tidak termasuk Kambisol Vertik, karena tidak memperlihatkan ciri-ciri vertik.

- Tidak termasuk Kambisol Kalsik, karena bukan merupakan horison kalsik atau

horison gipsik dengan tekstur berkapur.

- Tidak termasuk Kambisol Humik, karena bukan merupakan horison umbrik

yang memiliki kandungan C organik >12 kg/m3.

- Termasuk Kambisol Mollik karena kambisol lain yang mempunyai horison A

mollik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

51

51

Profil II

- Tidak termasuk Kambisol Gleik, karena tidak memperlihatkan ciri-ciri

hidromorfik.

- Tidak termasuk Kambisol Vertik, karena tidak memperlihatkan ciri-ciri vertik.

- Tidak termasuk Kambisol Kalsik, karena bukan merupakan horison kalsik atau

horison gipsik dengan tekstur berkapur.

- Tidak termasuk Kambisol Humik, karena bukan merupakan horison umbrik

yang memiliki kandungan C organik >12 kg/m3.

- Termasuk Kambisol Mollik karena kambisol lain yang mempunyai horison A

mollik.

Profil III

- Tidak termasuk Kambisol Gleik, karena tidak memperlihatkan ciri-ciri

hidromorfik.

- Tidak termasuk Kambisol Vertik, karena tidak memperlihatkan ciri-ciri vertik.

- Tidak termasuk Kambisol Kalsik, karena bukan merupakan horison kalsik atau

horison gipsik dengan tekstur berkapur.

- Tidak termasuk Kambisol Humik, karena bukan merupakan horison umbrik

yang memiliki kandungan C organik >12 kg/m3.

- Termasuk Kambisol Mollik karena kambisol lain yang mempunyai horison A

mollik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

52

52

Pada hasil analisis laboratorium di ketiga profil, diperoleh data yang

berbeda dalam setiap parameter. Namun dalam penentuan klasifikasi tanah,

diperoleh bahwa ketiga profil memiliki ordo tanah yang sama. Hal ini diakibatkan

karena adanya suatu penciri yang memiliki nilai berbeda namun termasuk dalam

satu kategori. Contohnya seperti dalam penentuan epipedon, termasuk dalam

epipedon Mollik karena memiliki nilai kejenuhan basa lebih dari 50%, yang

menunjukkan bahwa rentang nilai >50% sangat bervariasi perbedaannya namun

menjadi termasuk dalam satu kategori.

Setelah dilakukan pengklasifikasian tanah pada profil I, II, dan III dapat di

peroleh ordo, sub ordo, great group dan sub group yang sama. Meskipun pada

ketiga profil tanah memiliki bahan induk yang berbeda, namun bukan berarti

ketiga profil tersebut harus termasuk ke dalam ordo yang berbeda. Hal ini sesuai

dengan literatur Krauskopf (1979) yang menyatakan bahwa bahan induk memiliki

sifat pasif yang dimana berbagai jenis bahan induk yang berbeda dapat

menghasilkan jenis tanah yang sama ataupun sebaliknya pada bahan induk yang

sama tetapi menghasilkan jenis tanah yang berlainan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

53

53

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 3 profil tanah di Desa Namu Ukur

Utara Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat dapat disimpulkan bahwa

klasifikasi tanah pada profil I, II, dan III berdasarkan Taksonomi Tanah 2014

adalah : Ordo Inceptisol, Sub Ordo Udept, Great Group Humudept, dan Sub

Group Eutric Humudept.

Saran

Pengklasifikasian ini dapat dilanjutkan ke tingkat famili dan seri yang

lebih detail dengan melengkapi data analisis mineral yang sangat bermanfaat bagi

pengembangan sektor pertanian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

54

54

DAFTAR PUSTAKA

Darmawijaya, M. I. 1990. Klasifikasi Tanah. Dasar Teori bagi Peneliti Tanah dan

Pelaksanaan Pertanian di Indonesia. UGM Press, Yogyakarta.

Darmawijaya, M. . 1997. Klasifikasi Tanah. Dasar Teori bagi Peneliti Tanah dan

Pelaksanaan Pertanian di Indonesia. UGM Press, Yogyakarta.

Fiantis, D. 2015. Buku Ajar Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Lembaga

Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK)

Universitas Andalas, Padang.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo,

Jakarta.

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo,

Jakarta.

Marpaung, P. 2008. Penuntun Praktikum Klasifikasi Tanah. Fakultas Pertanian.

Univeritas Sumatera Utara. Medan.

Mega, I. M., I. N. Dibia., I. G. D. R. Adi., T. B. Kusmiyarti. 2010. Buku Ajar

Klasifikasi Tanah dan Kesesuaian Lahan. Fakultas Pertanian

Universitas Udayana, Denpasar.

Panjaitan, F., Jamilah., M. M. B. Damanik. 2015. Klasifikasi Tanah Berdasarkan

Taksonomi Tanah 2014 di Desa Sembahe Kecamatan Sibolangit.

Jurnal Online Agroekoteknologi, Vol.3 No.4.

Risamasu, R. G. 2010. Karakteristik Morfologi dan Klasifikasi Tanah di Lokasi

Sari Putih, Kecamatan Wahai Seram Utara. Jurnal Budidaya

Pertanian, Vol.6 No.2.

Subardja, D., S. Ritung, M. Anda, Sukarman, E. Suryani, dan R.E. Subandiono.

2014. Petunjuk Teknis Klasifikasi Tanah Nasional. Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

Soil Survey Staff. 1992. Keys to Soil Taxonomy, Fifth edition. SMSS technical

monograph No.19. Blacksburg, Virginia : Pocahontas Press, Inc.

556 pages.

Soil Survey Staff. 2014. Keys to Soil Taxonomy, Twelfth edition. United States

Department of Agriculture-Natural Resources Conservation

Service. Washington, DC. 372 pages.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

55

55

LAMPIRAN

Gambar 4. Lokasi Profil I

Gambar 5. Lokasi Profil II

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

56

56

Gambar 6. Lokasi Profil III

Gambar 7. Profil Tanah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

57

57

Tabel 7. Kriteria penilaian hasil analisis contoh tanah (Pusat Penelitian Tanah, 1983)

Parameter Tanah Satuan Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

C % <1,0 1,0-2,0 2,1-3,0 3,1-5,0 >5,0

N % <0,1 0,1-0,2 0,21-0,50 0,51-0,75 >0,75

C/N <5 5-10 11-15 16-25 >25

P2O5 (HCl 25%) mg/100g <15 15-20 21-40 41-60 >60

P2O5 (Bray I) ppm <10 10-15 16-25 25-35 >35

P2O5 (Olsen) ppm <10 10-25 26-45 46-60 >60

K2O (HCl 25%) mg/100g <10 10-20 21-40 41-60 >60

K2O (Morgan) ppm <8 8-12 12-21 21-36 >36

KTK tanah cmol (+)/kg <5 5-16 17-24 25-40 >40

Susunan kation:

Ca2+ cmol (+)/kg <2 2-5 6-10 11-20 >20

Mg2+ cmol (+)/kg <0,4 0,4-1,0 1,1-2,0 2,1-8,0 >8,0

K+ cmol (+)/kg <0,1 0,1-0,3 0,4-0,5 0,6-1,0 >1,0

Na+ cmol (+)/kg <0,1 0,1-0,3 04-0,7 0,8-1,0 >1,0

Kejenuhan basa % <20 20-35 36-60 61-80 >80

Kejenuhan

Alumunium

% <5 5-20 21-30 31-60 >60

Reaksi Tanah Sangat

masam

Masam Agak

masam

Netral Agak

alkalis

Alkalis

pH tanah H2O <4,5 4,5-5,5 5,6-6,5 6,6-7,5 7,6-8,5 >8,5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: KLASIFIKASI TANAH DI DESA NAMU UKUR UTARA KECAMATAN …

58

58

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA