klasifikasi bahan pakan internasional

3
Klasifikasi Bahan Pakan Internasional Bahan pakan adalah suatu bahan yang dimakan oleh ternak yang mengandung energi dan zat-zat gizi di dalam bahan pakan (Hartadi, 1993). Bahan makanan adalah bahan yang dapat dimakan, dan digunakan oleh hewan untuk pertumbuhan, produksi dan hidup pokok ternak (Tillman et al., 1991). Kebutuhan ternak akan pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah nutrisi setiap harinya sangat tergantung pada jenis ternak, umur, fase pertumbuhan (dewasa, bunting dan menyusui), kondisi tubuh, dan lingkungan tempat hidupya, serta bobot badannya (Tomas, 1993). Pertumbuhan produksi dan hidup pokok hewan memerlukan zat gizi. Pakan ternak mengandung zat gizi untuk keperluan kebutuhan energi maupun fungsi-fungsi (pertumbuhan, produksi dan hidup pokok) tetapi kandungan zat gizi pada masing- masing pakan ternak berbeda (Parakkasi, 1995). Klasifikasi bahan pakan secara internasional telah membagi bahan pakan menjadi 8 kelas, yaitu hijauan kering, pasture atau hijauan segar, silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin, zat additive (Tillman et al., 1991). Bahan pakan dibagi menjadi dua menurut sumbernya, yaitu nabati dan hewani. Bahan pakan nabati adalah pakan yang berasal dari tanaman pangan seperti jagung, sorgum dan gandum. Bahan pakan hewani adalah bahan pakan yang bersumber dari hewan seperti udang, ikan dan darah (Rasyaf, 1994). Secara Internasional bahan pakan dapat dibagi menjadi 8 kelas yaitu hijauan kering, pasture, silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin dan zat additive (Tillman et al., 1998). Hijauan Kering dan Jerami Bahan yang termasuk dalam kelas ini adalah semua hay jerami kering, dry fodder, dry stover dan semua bahan pakan kering yang berisi 18% atau lebih serat kasar (Rasyaf, 1994). Hijauan kering adalah rumput dan daun-daunan leguminosa yang sengaja dikeringkan agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan digunakan sebagai cadangan bahan pakan ternak pada

Upload: gilangnetterpreneur

Post on 09-Dec-2015

231 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

jos

TRANSCRIPT

Page 1: Klasifikasi Bahan Pakan Internasional

Klasifikasi Bahan Pakan InternasionalBahan pakan adalah suatu bahan yang dimakan oleh ternak yang mengandung energi dan zat-zat gizi di dalam bahan pakan (Hartadi, 1993). Bahan makanan adalah bahan yang dapat dimakan, dan digunakan oleh hewan untuk pertumbuhan, produksi dan hidup pokok ternak (Tillman et al., 1991). Kebutuhan ternak akan pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah nutrisi setiap harinya sangat tergantung pada jenis ternak, umur, fase pertumbuhan (dewasa, bunting dan menyusui), kondisi tubuh, dan lingkungan tempat hidupya, serta bobot badannya (Tomas, 1993).Pertumbuhan produksi dan hidup pokok hewan memerlukan zat gizi. Pakan ternak mengandung zat gizi untuk keperluan kebutuhan energi maupun fungsi-fungsi (pertumbuhan, produksi dan hidup pokok) tetapi kandungan zat gizi pada masing-masing pakan ternak berbeda (Parakkasi, 1995). Klasifikasi bahan pakan secara internasional telah membagi bahan pakan menjadi 8 kelas, yaitu hijauan kering, pasture atau hijauan segar, silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin, zat additive (Tillman et al., 1991).Bahan pakan dibagi menjadi dua menurut sumbernya, yaitu nabati dan hewani. Bahan pakan nabati adalah pakan yang berasal dari tanaman pangan seperti jagung, sorgum dan gandum. Bahan pakan hewani adalah bahan pakan yang bersumber dari hewan seperti udang, ikan dan darah (Rasyaf, 1994). Secara Internasional bahan pakan dapat dibagi menjadi 8 kelas yaitu hijauan kering, pasture, silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin dan zat additive (Tillman et al., 1998).

Hijauan Kering dan JeramiBahan yang termasuk dalam kelas ini adalah semua hay jerami kering, dry fodder, dry stover dan semua bahan pakan kering yang berisi 18% atau lebih serat kasar (Rasyaf, 1994). Hijauan kering adalah rumput dan daun-daunan leguminosa yang sengaja dikeringkan agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan digunakan sebagai cadangan bahan pakan ternak pada musim kekurangan pakan. Pemberian jerami pada beberapa ternak akan menunjukkan defisiensi vitamin A karena terjadinya penurunan suplementasi vitamin A saat proses fermentasi di dalam rumen (Lubis, 1992).2.1.2. Pastura atau Hijauan SegarTanaman padangan hijauan yang diberikan segar termasuk dalam kelas ini adalah semua hijauan diberikan secara segar. Hijauan segar atau pasture dapat dihasilkan dari jenis rumput maupun leguminosa (Lubis, 1992). Hijauan merupakan sumber pakan utama ruminansia baik berupa rumput maupun leguminosa. Hijauan akan terasa kasar bila diraba dan mempunyai bau khas masing-masing (Rasyaf, 1994). Pastura atau hijauan segar memiliki nilai protein yang cukup tinggi (Tillman et al., 1991).2.1.3. SilaseKelas ini menyebutkan silase hijauan (jagung, alfafa, rumput dsb) tetapi tidak silase ikan, biji-bijian dan akar-akaran (Hartadi, 1993). Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan pakan yang berasal dari hijauan yang telah mengalami proses fermentasi didalam silo secara anaerob, menagndung bahan kering sebesar 20,35% (Tillman et al., 1998). Proses pengawetan hijauan dengan cara fermentasi menggunakan satu jenis bakteri disebut erilase. Bahan pakan yang mengalami ensilase di sebut silase. Silase membuat pakan menjadi asam dan lembek (Parakkasi, 1995).2.1.4. Sumber Energi

Page 2: Klasifikasi Bahan Pakan Internasional

Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan-bahan dengan kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar kurang dari 18% atau kandungan dinding selnya kurang dari 35% (Lubis, 1992). Zat makanan yang digunakan sebagai sumber energi utama adalah karbohidrat. Karbohidrat mensuplai sekitar 80% total energi (Parakkasi, 1995).2.1.5. Sumber ProteinGolongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (Lubis, 1992). Bahan pakan sumber protein biasanya berupa tepung atau bungkil (Wahyu, 1992). Semua pakan yang mengandung protein 20% atau lebih biasanya berasal dari tanaman, hewan dan ikan (Tillman et al., 1991).2.1.6. Sumber MineralBahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah semua makanan yang mengandung cukup banyak mineral. Kandungan asam aminonya baik, banyak mengandung vitamin dan mineral. (Rasyaf, 1994). Unsur anorganik mempunyai banyak fungsi dalam proses pengatur pertumbuhan (Parakkasi, 1995).2.1.7. Sumber Vitamin Vitamin adalah organik yang tidak ada hubungan satu dengan yang lain, diperlukan dalam jumlah kecil untuk pertumbuhan normal (Tillman et al., 1998). Vitamin dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil tetapi merupakan regulator metabolis (Rasyaf, 1994).2.1.8. Zat AdditifBahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan-bahan yang ditambahkan kedalam ransum dalam jumlah sedikit (Lubis, 1992). Zat additif adalah zat-zat tertentu yang biasanya ditambahkan pada ransum seperti antibiotik, zat-zat warna, hormon dan obat-obatan lainnya (Rasyaf, 1994). Bahan additif adalah suatu komposisi dari zat tertentu yang biasanya ditambahkan sebagai pelengkap komposisi bahan pakan pada ternak. Misalnya: antibiotik, vitamin, mineral, obat-obatan dan sebagainya. Meskipun bukan tergolong sebagai bahan pakan, namun bahan additif hampir tidak terpisahkan dengan praktik peternakana modern karena sangat bermanfaat secara ekonomi, untuk mendukung secara efisiensi penggunaan pakan (Murtidjo, 2005).2.2. Saluran Pencernaan Ternak2.2.1. Saluran Pencernaan Pada Ternak RuminansiaSistem pencernaan pada ternak ruminansia terdiri dari mulut, esofagus, lambung yang terdiri dari rumen, retikulum, omasum, abomasum, usus besar, dan anus (Frandson, 1992). Ternak ruminansia sangat berbeda dengan ternak mamalia lain karena ruminansia mempunyai lambung besar yaitu abomasums, lambung muka yang membesar dan memiliki tiga ruangan yaitu rumen, reticulum dan omasum (Tillman et al., 1991).