kko lidahbuaya
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

PENDAHULUAN
A. Definisi Tanaman Lidah Buaya
Lidah buaya atau Aloe vera merupakan sejenis tanaman berduri yang berasal dari
daerah kering benua Afrika. Menurut sejarahnya, lidah buaya dibawa ke Indonesia oleh bangsa
Cina pada abad ke-17. Pada mulanya dimanfaatkan hanya sebagai tanaman hias, ramuan
obat-obat tradisional, bahan kecantikan. Seiring berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, pemanfaatan lidah buaya dikembangkan menjadi bahan baku industri farmasi
dan kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan.
Lidah buaya merupakan suku Liliaceae, diperkirakan meliputi 4000 jenis tumbuhan yang
terbagi ke dalam 240 marga dan dikelompokkan menjadi lebih kurang 12 anak suku. Taksonomi
tanaman lidah buaya adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Famili : Liliales
Ordo : Liliaceae
Genus : Aloe
Spesies : Aloe vera
Nama lokal : LIdah buaya (Indonesia), Jadam (Malaysia),
Crocodile tongues (Inggris)
B. Morfologi Tumbuhan
Tanaman lidah buaya dapat hidup liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam di
pekarangan rumah, tanamannya sangat mudah dikenali dengan cirri-ciri umum berupa daun
yang berbentuk runcing diujungnya, berdaging tebal dengan duri pada tepinya. Berikut ini
adalah morfologi tanaman lidah buaya.
1. Akar
Lidah buaya memiliki sistemperakaran yang sangat pendek dengan akar serabut yang
panjangnya mencapai 30-40cm.

2. Batang
Batang tanaman lidah buaya umumnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat karena
tertutup oleh pelepah daun. Batang berserat.
3. Daun
Daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helain memanjang dengan ujung yang agak
runcing, berdaging tebal dan tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan memiliki lapisan
lilin dipermukaan daunnya, bagian atas daun rata dan membulat di bagian bawahnya.
4. Bunga
Bunga lidah buaya berbentuk terompet atau
tabung kecil sepanjang 2-3cm, berwarna kuning sampai
orange, tersusun sedikit berjungkai melingkari ujung
tangkai yang menjulang ke atas sepanjang sekitar 50-100 cm.
Melalui hasil penyerbukan yang sempurna bunga akan menghasilkan biji.
C. Kandungan Gizi dan Kandungan Kimia Lidah Buaya
Lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris dunia yang memiliki poteni
untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri farmasi. Dari hasil
penelitian diketahui kandungan zat yang terdapat pada Lidah buaya seperti enzim,asam amino,
mineral,vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Kandungan kimia yang terdapat di dalam lidah buaya antara lain alaoin, arabinosa, aloe-
emodin, aloe resin, tannin, antrakinon, saponin, dan flavonoid.
Kandungan senyawa kimia pelepah lidah buaya lebih dari 200 jenis. Bagian terbesar
kandungan jel lidah buaya adalah air (98,5%) dan kandungan karbohidratnya sebesar 0,3%
yang berupa pectin,hemiselulosa, glukomanan, asemanan, dan derivate manosa. Menurut
seorang pengamat makanan kesehatan, Dr. Freddy Wilmana, MFPM, Sp.FK, aloe vera
mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Di antara ke-72 zat yang dibutuhkan tubuh itu
terdapat 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan
zat golongan obat.

D. Manfaat Umum Lidah Buaya
Tanaman lidah buaya memiliki bermacam-macam manfaat bagi manusia, antara lain
sebagai bahan makanan,bahan kosmetik, bahan baku industri farmasi, bahan pengobatan
tradisional.
1. Sebagai bahan makanan
Produk makanan yang berasal dari lidah buaya antara lain nata de aloe (sari lidah buaya),
teh lidah buaya, dodol, dan sebagainya.
2. Sebagai bahan kosmetik
Lidah buaya banyak digunakan sebagai bahan kosmetik dalam bentuk produk shampoo,
tabir surya, lotion pelembab kulit, masker,lipstick, kondisioner shampoo.
3. Sebagai bahan industri farmasi
Di bidang industri farmasi lidah buaya merupakan bahan untuk membuat antibiotic,
antiinflamasi dan obat pencahar.
4. Sebagai bahan pengobatan tradisional
BPPT (Badan Pengkajian Penerapan teknologi) menyebutkan bahwa lidah buaya dapat
dijadikan sebagai obat cacing, luka bakar, bisul, sakit mata, dan keseleo.
E. Efek Farmakologis Dan Efek Samping Lidah Buaya
Lidah buaya merupakan tanaman ajaib karena memiliki segudang khasiat,tidak hanya
sebagai bahan pangan tetapi juga berkhasiat obat. Berikut ini adalah beberapa khasiat obat
tanaman lidah buaya yang dapat dimanfaatkan :
1. Mengurangi kadar glukosa dalam darah (obat diabetes)
Zat aloe emodin yang terkandung didalam lidah buaya dapat mengaktivasi insulin dan
meningkatkan laju sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase 3beta,
sehingga berguna untuk mengurangi rasio gula darah.
2. Obat antiseptik dan Luka bakar
Daun dan akar tanaman lidah buaya mengandung saponin, flavonoid, tannin dan polifenol.
Saponin mempunyai kemampuan sebagai pembersih yang efektif untuk penyembuhan luka
terbuka, tannin digunakan sebagai pencegahan infeksi luka (antiseptik) dan untuk mengatasi
luka bakar. Flavonoid dan polifenol memiliki khasiat sebagai antiseptik.

3. Pencahar
Lateks lidah buaya (kuning jus yang diekstraksi dari lapisan luar daun) mengandung molekul
dengan efek pencahar yang kuat.
4. Membantu pencernaan
Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa gel lidah buaya mampu mengusir dan
membinasakan racun dan bahan asing lainnya yang biasanya menempel pada usus dan
sangat berbahaya sebab mengakibatkan akumulasi limbah sehingga dapat memblokir
saluran usus dan mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi. Dalam hal ini
gellidah buaya dapat menghulangkan limbah tersebut dan membantu dalam pengaturan
asam.
Selain efek farmakologi yang dimiliki oleh Lidah buaya, tanaman ini juga memiliki efek samping
pada penggunaannya. Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin muncul pada
penggunaan jus lidah buaya :
1. Reaksi Alergi
Orang yang alergi terhadap bawang putih, bawang merah, bunga tulip atau tanaman dari
keluarga liliy, harus menghindari lidah buaya. Penggunaan lidah buaya secara topikal atau
oral bagi orang yang memiliki alergi terhadap lidah buaya dapat menyebabkan iritasi kulit,
gatal-gatal, kram dan diare. Salah satu cara sederhana untuk menguji reaksi alergi terhadap
lidah buaya adalah dengan mengoleskan sedikit cairan lidah buaya murni di belakang
telinga.
2. Diare dan Kram
Jus daun lidah buaya mengandung aloe latex, yang dikenal sebagai pencahar. Lidah buaya
bisa memicu timbulnya diare atau kram yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit
berbahaya, bahkan meskipun digunakan hanya beberapa hari.
Pada 5 November 2002, FDA tidak merekomendasikan penggunaan lidah buaya sebagai obat
pencahar. Karena bersifat adiktif dan memiliki efek negative permanen pada kesehatan koon
yang bisa memperparah sembelit (konstipasi)
3. Kanker Kolorektal
Penggunaan lidah buaya dalam jangka waktu 1 tahun atau lebih dapat meningkatkan resiko
kanker kolorektal. Menurut penelitian genotoxicity menunjukkan bahwa obat pencahar yang
mengandung lidah buaya menimbulkan resiko kanker kolorektal bahkan meskipun digunakan
sesuai petunjuk. Bakteri Pseudomelanosis coli bisa timbul akibat penggunaan lidah buaya
dalam jangka panjang, yang merupakan penyebab reiko kanker kolorektal

4. Kematian
Kematian akibat kerusakan ginjal dan diare berdarah yang parah dapat terjadi akibat dosis
toksik lidah buaya. Mengonsumsi lidah buaya secara oral dengan konsentrasi 1 gram per hari
atau lebih selama beberapa hari adalah dosis yg dapat mematikan (lethal dose)
F. Bagian Tanaman Lidah buaya yang Berkhasiat dalam Pengobatan Tradisional
Tanaman lidah buaya secara empiris digunakan untuk pengobatan tradisional, antara lain :
- Getah atau daging daun digunakan untuk urus-urus, pemakaian luar digunakan untuk
menyuburkan pertumbuhan rambut.
- Lumatan daun dan gel ekstrak digunakan untuk mengobati luka bakar dan anti radang.
Karena daun lidah buaya bermanfaat untuk anti jamur,anti bakteri, dan regenerasi sel.
- Daging daun lidah buaya berkhasiat dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita
diabetes, mengontrol tekanan darah,dan menstimulasi kekebalan tubuh terhadap
serangan penyakit kanker.
- Bunga lidah buaya berkhasiat mengobati luka memar dan muntah darah.
- Akarnya berkhasiat sebagai obat cacing dan sembelit
Berikut ini beberapa cara penggunaan lidah buaya dalam pengobatan tradisional
1. Untuk mengatasi sembelit (pencahar)
½ batang daun lidah buaya dicuci dan dikupas. Isinya dipotong kecil-kecil, seduh dengan
setengah gelas air + 1sdm madu.
2. Untuk menurunkan kadar glukosa darah (antidiabet)
Satu pelepah daun lidah buaya dicuci bersih dan dibuang durinya kemudian dipotong-
potong dan direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 1,5 gelas. Diminum 3x sehari
masing-masing ½ gelas sesudah makan.
3. Untuk mengatasi Ambeien (wasir)
½ batang daun lidah buaya yang telah dibuang durinya dicuci lalu diparut + ½ gelas air
panas,kemudian diperas. Tambahkan 2sdm madu, diminum 3x sehari dalam keadaan
hangat.
4. Untuk mengatasi radang tenggorokan
Satu daun lidah buaya dicuci dan dikupas, isinya dipotong-potong atau diblender.
Tambahkan dengan 1 sdm madu,diminum 3x sehari.

G. Beberapa Produk dari Tanaman Lidah Buaya
1. Terbuat Dari aloe vera/ saripati lidah buaya yang berfungsi
untuk membersihkan pencernaan dan menyegarkan vili-vili- usus
sehingga bisa menyerap nutrisi lebih cepat/ optimal.
2. Produk Kosmetik
3. Produk Kesehatan
(Obat Herbal )

UJI PREKLINIS TANAMAN LIDAH BUAYA
A. Pengaruh Decocta Daun Lidah Buaya (Aloe vera.L) Terhadap kadar Glukosa Darah
Kelinci yang Dibebani Glukosa.
METODOLOGI
Bahan, Subjek, dan Alat uji
Bahan yang digunakan ialah daun lidah buaya segar yang diambil dari daerah Boyolali pada
bulan Juni 2004, glibenklamid (produksi Indofarma jenis generik), CMC Na (tehnis), D-
glukosa anhidrat (p.a) pereaksi GOD-PAP (DiaSys), aquadest, EDTA, TCA.
Subyek uji yang digunakan ialah kelinci jantan lokal, berat 1,3- 2 kg.
Alat uji yang digunakan adalah peralatan gelas, jarum peroral, sentrifuse, spektrofotometer
(StarDust FC DiaSys), scalpel blade, mikropipet, ependorf, vortex.
Pembuatan decocta daun lidah buaya segar
Daun lidah buaya segar dicuci dengan air mengalir, dibersihkan dari kulit dan durinya,
kemudian daging daunnya ditimbang sesuai dengan berat yang dikehendaki, lalu dihaluskan
dengan cara diblender, kemudian dimasukkan ke dalam panci infusa, dan ditambah air 100
ml. Panci dipanaskan di dalam tangas air selama lebih dari 30 menit, dihitung mulai suhu di
dalam panci mencapai 90oC, sambil sesekali diaduk. Penyaringan dilakukan selagi panas
melalui kain flannel. Peringkat konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu decocta
daun lidah buaya segar konsentrasi 300; 400; dan 532 % b/v.
Cara Kerja
Pada penelitian ini digunakan rancangan penelitian acak lengkap pola searah. Hewan uji
kelinci dikelompokkan menjadi 5 kelompok perlakuan. Setiap perlakuan terdiri dari 4 ekor.
Subyek uji dipuasakan (12-18 jam) dengan tetap diberi minum ad libitum, terlebih dahulu
sebelum perlakuan. Pembagian kelompok sebagai berikut : kontrol negatif (hewan uji diberi
larutan CMC Na 1% secara oral; kontrol positif diberi suspensi glibenklamid dosis 0,233
mg/kgbb dalam CMC Na 1% secara oral dosis tunggal. Perlakuan I diberi decocta daun lidah
buaya segar konsentrasi 300 % b/v, 5 ml/kgbb secara oral dosis tunggal. Perlakuan II diberi
decocta daun lidah buaya segar konsentrasi 400 % b/v, 5 ml/kgbb secara oral dosis tunggal.
Perlakuan III diberi decocta daun lidah buaya segar konsentrasi 532 %b/v, 5 ml/kgbb secara
oral, dosis tunggal.Semua kelompok mendapat pembebanan glukosa dengan pemberian

glukosa 50%, 5 ml/kgbb pada menit 30 setelah pemberian perlakuan. Setelah pemberian
beban glukosa, cuplikan darah diambil dari vena lateralis telinga kelinci sebanyak 150-250μl
pada menit ke -30; 0; 30; 60; 90; 120; 180; 240;300; dan 360. Kadar glukosa darah
ditetapkan dengan metode enzimatis dengan pereaksi GOD-PAP.
Data kuantitatif kadar glukosa darah dibuat kurva hubungan antara glukosa darah (mg/dl) per
satuan waktu pengamatan (menit). Dari kurva tersebut,kemudian dihitung “Area Under
Curve0-360” atau AUC0-360 dari masing-masing hewan uji tiap kelompok. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan uji Anava dan dilanjutkan menggunakan uji t-LSD dengan
taraf kepercayaan 95%. Program statistik yang digunakan adalah perangkat lunak SPSS (for
Windows) versi 11.00 Prosentase penurunan kadar glukosa darah (%PKGD) setiap
perlakuan dihitung dengan mengurangi nilai AUC0-360 kontrol negatif dengan perlakuan,
kemudian hasilnya dibagi AUC0-360 kontrol negatif dikalikan 100%.
HASIL PENELITIAN :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya decocta daun lidah buaya segar (Aloe vera L)
konsentrasi 400%b/v saja yang dapat menurunkan kadar glukosa darah secara bermakna
(P<0,05) dibandingkan kontrol negatif yaitu sebesar 27,10 ± 3,97%. Decocta daun lidah
buaya segar konsentrasi 400%b/v mempunyai efek hipoglikemik tidak berbeda bermakna
dengan kontrol positif (P>0,05) walaupun PKGD nya masih dibawah glibenklamid. Daun
lidah buaya dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci yang dibebani glukosa, hal ini
dikarenakan dalam daun lidah buaya mengandung beberapa senyawa aktif yang
kemungkinan berefek sebagai hipoglikemik yaitu kromium, inositol. Pada konsentrasi
decocta daun lidah buaya segar 532%b/v ternyata efek hipoglikemiknya turun, hal ini berarti
bahwa kenaikan konsentrasi decocta daun lidah buaya segar tidak menaikkan efek
hipoglikemik. Hal ini kemungkinan dikarenakan reseptor telah jenuh. Suatu obat untuk dapat
menimbulkan efek harus berikatan dengan reseptor, sedangkan kemampuan reseptor untuk
dapat berikatan dengan obat adalah berbeda-beda. Jika suatu reseptor sudah jenuh,
walaupun dosis obat ditingkatkan, maka reseptor tersebut sudah tidak mampu lagi untuk
berikatan dengan obat sehingga efeknya menurun.
B. Pengaruh Lendir Lidah Buaya ( Aloe vera.L ) Terhadap Zona Hambat Candida albicans
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lender pada gel lidah buaya ( Aloe
vera.L )sebagai antimikroba khususnya bagi Candida albicans yang ditunjukkan dengan
adanya diameter Zona hambat. Candida albicans tersebut di dapat dari hasil biakan murni

Candida albican di laboratorium bakteriologi dan mikologi. Perlakuan konsentrasi yang
digunakan yaitu 30%, 40%, 50%,60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%,serta 0% dan obat anti
jamur nystatin sebagai kontrol.
Metodepenelitian menggunakan eksperimen sungguhan (True experiment) dengan 8
perlakuan dan 3 kali ulangan,denganvariabel bebas yaitu konsentrasi lender dari lidah
buaya, variable terikatnya adalah diameter zona hambat,serta variable kontrolnya adalah
nystatin dan konsentrasi 0%. Analisis data menggunakan uji Normalitas,Homogenitas,
Analisis varian satu factor dan uji Duncan’s.
Didapatkan hasil yaitu perlakuan dengan berbagai konsentrasi lender lidah buaya (Aloe
vera.L) berbeda nyata. Konsentrasi 100% merupakan konsentrasi yang paling efektif
terhadap zona hambat Candida albicans. Sedangkan 30% merupakan konsentrasi terendah
terhadap zona hambat Candida albicans.
C. Pengaruh Pemberian Jus Lidah Buaya ( Aloe vera Linn ) Terhadap Kadar Trigliserida
Serum Tikus Wistar Hiperlipidemia
Abstrak
Latar Belakang : Aloe vera adalah tanaman yang sejak lama telah diketahui memiliki khasiat
obat dan kosmetika. Salah satu manfaat tanaman ini yang belum banyak digali adalah
efeknya sebagai antihiperlipidemia. Asam nikotinat, antrakinon, polisakarida, dan mineral
yang terkandung dalam Aloe vera mungkin dapat menurunkan kadar triglieserid serum. Oleh
karena itu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian jus Aloe vera
dengan berbagai dosis terhadap kadar trigliserid serum pada tikus hiperlipidemia.
Metode : Suatu penelitian dengan desain pre dan post Randomized Controlled Group
Design dilaksanakan terhadap tikus Wistar yang telah dibuat hiperlipidemia. 24 ekor tikus
Wistar jantan dibagi menjadi empat kelompok. Untuk kontrol tidak diberi perlakuan dan tiga
kelompok perlakuan masing-masing diberi jus Aloe vera dengan dosis 2 ml/hari, 3 ml/hari,
dan 4 ml/hari selama 14 hari. Analisis kadar trigliserid menggunakan metode enzimatik
(GPO-PAP). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t berpasangan dan anova pada
derajat kemaknaan 5%.
Hasil : Pemberian jus Aloe vera pada kelompok perlakuan menyebabkan penurunan kadar
trigliserid secara bermakna (p=0.000) pada semua dosis disbanding kelompok kontrol. Dosis
optimal didapatkan pada dosis 4ml/hari karena dapat menurunkan kadar kolesterol total
paling maksimal.

D. Perbandingan Pemakaian Aloe vera 30%, 40% dan Silver Sulfdiazine 1% topikal Pada
Penyembuhan Luka Bakar Derajat II
Pemakaian Silver Sulfadiazine 1% (SSD 1%) masih sebagai obat standar pengobatan
luka bakar. Komponen pokok krim SSD 1% adalah sulfa sebagai bakteriostatik terhadap
kuman gram(+) dan gram (-). Komponen lainnya adalah silver juga sebagai bakteriostatik
dan memiliki potensi menembus jaringan nekrotik.
Aloe vera mengandung sedikitnya 6 agen antiseptik seperti hepeal, asam salisilat, urea
nitrogen, asam sinamon, fenol dan sulfur di samping sebagai bakteriostatik juga bakterisid
terhadap kuman gram (+) dan gram (-) bahkan MRSA. Mengandung anti tromboxone A2,
vitamin A dan E yang akan mempercepat penyembuhan luka. Konsentrasi Aloe vera yang
dianjurkan oleh CFTA di Amerika Serikat untuk luka bakar adalah 25 - 40%.
Penelitian dilakukan dengan studi randomized control trial pada penderita luka bakar
derajat II yang dirawat di bangsal bedah RSUP dr. Kariadi Semarang. Penderita luka bakar
baru setelah menjalani resusitasi dan debridement, ditentukan luas luka bakar (LLB) dalam
% dan juga di LLB dalam cm2 dari rumus Dubois. Setiap luka bakar dibagi menjadi 3 belahan
yang sama luasnya dengan cara menghitung jumlah kasa yang dilebarkan di atas luka
tersebut, dioleskan setebal 2 mm SSD1%, Aloe vera 25%dan Aloe vera 40%. Luka dirawat
secara tertutup, diganti balut setiap hari,masing-masing bagian saling terpisah oleh kulit yang
intak. Dilakukan pengamatan tanda-tanda infeksi setiap hari. Total cost obat topikal yang
dibutuhkan juga dihitung.
Terdapat 21 penderita yang memenuhi criteria inklusi, dengan 15 (71,4%) penderita laki-
laki dan 6 (38,6%) penderita perempuan dengan 8 (38,1%) disebabkan api sedangkan 13
(61,9%) karena air panas. Kejadian infeksi pada penderita yang mendapat pengobatan AV
25%, 40% maupun SSD 1% ternyata sama, yaitu 19,0%. Analisis bivariat dengan Wilcoxon
Signed Ranks Test untuk waktu penyembuhan didapatkan efek terapi AV 25% vs SSD 1%
(p=0,000), terapi AV40% vs SSD 1% (p=0,004) dan efek terapi AV 40% vs AV 25% (p=
0,004). Sedangkan total cost AV 25% vs SSD 1% (p=0,000), total cost AV 40% vs SSD 1%
(p=0,000) dan total cost AV 40% vs AV 25% (p=0,000). Hal ini menunjukkan AV 25% vs AV
40% memberikan waktu penyembuhan yang lebih cepat dan biaya lebih murah dibandingkan
SSD 1% dan ternyata Aloe vera 40% adalah yang palik baik.

KESIMPULAN
Lidah buaya atau Aloe vera merupakan tanaman liliaceae yang dapat tumbuh di
segala iklim, sangat mudah dikenali dengan cirri-ciri berdaun tebal dengan ujing yang
agak runcing dan memiliki duri pada tepi daunnya. Lidah buaya memiliki segudang
manfaat, karena itu sering disebut sebagai tanaman ajaib. Penggunaannya tidak hanya
sebatas dalam bidang kosmetik, tetapi juga dalam pangan dan bahan baku industri
farmasi.
Lidah buaya memiliki beberapa efek farmakologi yang digunakan dalam terapi
pengobatan secara tradisional, yaitu sebagai pencahar, antiinflamasi, antiseptik, obat
luka bakar, menurunkan kadar glukosa darah, anti hiperlipidemia. Efek-efek farmakologi
tersebut tidak hanya dibuktikan secara empiris, tetapi beberapa penelitian juga telah
membuktikan efek farmakologis yang dimiliki oleh lidah buaya. Seperti halnya obat-obat
herbal lainnya, lidah buaya selain memiliki efek farmakologi juga memiliki efek samping
yang dapat membahayakan bahkan mematikan, efek samping tersebut diantaranya
adalah reaksi alergi, Kanker kolorektal, dan kematian. Hal tersebut dapat muncul
apabila terjadi penggunaan lidah buaya dalam jangka panjang secara terus menerus
atau terjadi kesalahan penggunaan dalam kadar dosis.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.purwakarta.org/index.php/2006/04/05/khasiat-lidah-buaya-aloevera/ diunduh pada
tanggal 22 Desember 2012Pukul 19.00 WIB.
2. http://bumbata.co/5989/tips-herbal-5-efek-samping-lidah-buaya-bagi-kesehatan/ diunduh
pada 26 Desember 2012 pukul 13.00 WIB.
3. http://eprints.undip.ac.id/21436/2/700-ki-fk-2005.pdf. Perbandingan pemakaian Aloe vera
30%, 40% dan Silver Sulfadiazin 1% topikal Pada Penyembuhan Luka Bakar Derajat II.
Diunduh pada tanggal 25 Desember 2012, pukul 17.00 WIB.
4. http://eprints.undip.ac.id/20391/1/Hermawan.pdf. Pengaruh Pemberian Jus Lidah Buaya
(Aloe vera Linn) Terhadap Kadar Trigliserida Serum Tikus Wistar Hiperlipidemia. Diunduh pada
25 desember 2012 pukul 15.00 WIB.
5.