kkd- studi kasus

17
BAB I PENDAHULUAN Status kesehatan yang optimal merupakan syarat untuk menjalankan tugas dalam pembangunan. Menurut paradigma sehat, diharapkan orang tetap sehat dan lebih sehat, sedangkan yang berpenyakit lekas dapat di sembuhkan agar sehat. Untuk segera dapat disembuhkan, perlu di tentukan penyakitnya dan pengobatan yang tepat, serta prognosis atau ramalan yaitu ringan, berat, atau fatal. Dalam menentukan penyakit atau diagnosis, membantu diagnosis, prognosis, mengendalikan penyakit dan memonitor pengobatan atau memantau jalanya penyakit, dokter melakukan pemeriksaan laboratorium atau tes laboratorium yaitu pemeriksaan spesimen atau sampul yang diambil dari pasien. Banyak pemeriksaan spesimen dilakukan di laboratorium klinik atau lengkapnya di laboratorium patologi klinik. Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), dan sebagainya untuk menentukan diagnosis atau membantu menentukan diagnosis penyakit bersama dengan tes penunjang lainya, anamnesis, dan pemeriksaan lainya.

Upload: robby-prama-yudha

Post on 08-Feb-2016

132 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Share worldz

TRANSCRIPT

Page 1: KKD- Studi Kasus

BAB I

PENDAHULUAN

Status kesehatan yang optimal merupakan syarat untuk

menjalankan tugas dalam pembangunan. Menurut paradigma sehat,

diharapkan orang tetap sehat dan lebih sehat, sedangkan yang

berpenyakit lekas dapat di sembuhkan agar sehat. Untuk segera dapat

disembuhkan, perlu di tentukan penyakitnya dan pengobatan yang tepat,

serta prognosis atau ramalan yaitu ringan, berat, atau fatal.

Dalam menentukan penyakit atau diagnosis, membantu diagnosis,

prognosis, mengendalikan penyakit dan memonitor pengobatan atau

memantau jalanya penyakit, dokter melakukan pemeriksaan laboratorium

atau tes laboratorium yaitu pemeriksaan spesimen atau sampul yang

diambil dari pasien. Banyak pemeriksaan spesimen dilakukan di

laboratorium klinik atau lengkapnya di laboratorium patologi klinik.

Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur

pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari

penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), dan

sebagainya untuk menentukan diagnosis atau membantu menentukan

diagnosis penyakit bersama dengan tes penunjang lainya, anamnesis,

dan pemeriksaan lainya.

Sekumpulan pemeriksaan laboratorium yang dirancang, untuk

tujuan tertentu misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan resiko,

memantau perkembangan penyakit, memantau perkembangan

pengobatan, dan lalin-lain. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau

penyakit yang banyak di jumpai dan potensial membahayakan.

Pemeriksaan yang juga merupakan proses General medical check up

(GMC) meliputi Urine Rutin, Faeces Rutin, Bilirubin Total, Bilirubin Direk,

GOT, GPT, Fotafase Alkali, dan Gamma GT, alfa amylase, lipase serta

chymitripsin.

Page 2: KKD- Studi Kasus

Metode pemeriksaan pemeriksaan terus berkembang dari kualitatif,

semi kuantitatif, dan dilaksanakan dengan cara manual, semiotomatik,

otomatik, sampai robotik. Hal ini berarti peralatanpun berkembang dari

yang sederhana sampai yang canggih dan mahal hingga biaya tespun

dapat meningkat. Oleh karena itu hasil suatu pemeriksaan laboratorium

sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan

penyakit, serta menentukan prognosa dari suatu penyakit atau keluhan

pasien.

Page 3: KKD- Studi Kasus

BAB II

ISI

Analisis cairan tubuh merupakan sumber informasi untuk diagnosa

medis saat ini, karena dalam banyak kasus pasien yang didiagnosis

dengan data dari tes ini, dengan darah dan urin yang paling banyak

digunakan.

Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan reaksi kimia dapat

digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain. Pemeriksaan kimia darah

dapat meliputi uji faal hati, jantung, ginjal, lemak darah, kadar gula darah,

kelainan pankreas, elektrolit dan membantu menegakkan diagnosis

anemi.

.          Faal Hati

Hati adalah organ tunggal dalam tubuh yang paling besar dan

kompleks. Dengan bobot sekitar 2 kg, hati mempunyai tugas penting

yang rumit demi kelangsungan seluruh fungsi tubuh. Fungsi hati yaitu.

membuat empedu suatu zat yang membantu pencernaan lemak,

memproses dan mengikat lemak pada pengangkutnya (protein) termasuk

kolesterol. Gabungan lemak dan protein disebut lipoprotein (Chylomicron,

VLDL, LDL, HDL), menyimpan gula dan membantu tubuh untuk

mengangkut dan menghemat energi. Membantu mengurai dan mendaur

ulang sel-sel darah merah.

Jika hati rusak,maka fungsinya dalam mengeluarkan racun tidak

berfungsi. Akibatnya racun akan menumpuk dalam darah dan akhirnya ke

otak. Untuk menghindari hal ini, ada baiknya menjalani gaya hidup sehat.

Gaya hidup sehat akan menjaga fungsi hati agar tetap optimal.

a.     GOT (glutamic oxal-acetic transaminase)

GOT mengkatalisis konversi bagian nitrogen asam amino menjadi

energi. GOT ditemukan dalam sitoplasma dan mitokondria sel hati,

Page 4: KKD- Studi Kasus

jantung, otot skelet, ginjal, pankreas, dan eritrosit. Pada kerusakan sel-sel

tersebut di atas, GOT dalam serum meninggi.

Tujuan : Test in vitro kinetik untuk penentuan secara kuantitatif GOT

(AST =aspartat aminotransferase) dalam serum dan plasma.

Nilai rujukan : 6-30 µ/l

Abnormal : 20 x pada virus hepatitis akut,trauma otot, post operasi, dan

kerusakan hati pada obat .

b.     GPT (Glutamic-Pyruvic Transminase) atau Alanine Amino Transferase

ALT mengkatalisis kelompok asam amino dalam siklus Krebs untuk

menghasilkan energi dijaringan. ALT terdapat di sitoplasma sel hati,

jantung, dan otot skelet. Pada kerusakan sel hati ALT meninggi di dalam

serum hingga merupakan indikator kerusakan sel hati.

Tujuan : Test in vitro kinetik untuk penentuan secara kuantitatif GPT

(ALT= alanine aminotransferase) dalam serum dan plasma.

Nilai rujukan : 7-32 µ/l

Abnormal : 20-50 x pada hepatitis virus atau karena obat. 10-<20

x pada hepatitis atau kolesistis dan pada penyembuhan hepatitis.

C   Alkali Fostafase

Alkali fostafase didapatkan di hati, tulang, ginjal, usus, dan plasenta.

Pda orang dewasa kadar tinggi terutama dihati, tulang, usus, dan

plasenta. Pada waktu trimester kehamilan.

Tujuan test : Menentukan lesilokal dihati karena obstruksi bilier karena

tumor,batu atau abses. Identifikasi penyakit tulang dengan aktifitas

osteoblastik atau respon terhadap pengobatan dengan vitamin D pada

riketsia.

Nilai normal : < 240 µ/l

Abnormal : Meninggi sekali (>5x) pada obstruksi bilier total,agak

meninggi (<3x) pada hepatitis kronis,kehamilan awal, penyembuhan

Page 5: KKD- Studi Kasus

fraktur,anak yang sedang tumbuh,vitamin D dosis tinggi,penyakit jantung

kongestif,menurun pada hipo-fostatemia protein dan magnesium.

UJI FUNGSI JANTUNG

Uji fungsi jantung dapat dipakai pemeriksaan creatine kinase (CK),

isoenzim creatine kinase yaitu CKMB, N-terminal pro brain natriuretic

peptide (NT pro-BNP) dan Troponin-T. Kerusakan dari otot jantung dapat

diketahui dengan memeriksa aktifitas CKMB, NT pro-BNP, Troponin-T dan

hsCRP. Pemeriksaan LDH tidak spesifik untuk kelainan otot jantung,

karena hasil yang meningkat dapat dijumpai pada beberapa kerusakan

jaringan tubuh seperti hati, pankreas, keganasan terutama dengan

metastasis, anemia.

Faal Ginjal

Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk

membuang sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin / air

seni. Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air

dalam darah. Sebagai sistem filter dan membuang sampah dari tubuh

menjaga keseimbangan cairan tubuh

a.     Ureum

Ureum adalah hasil metabolesme protein,ureum di bentuk dari amonia

dalam hati dan di ekskresi oleh ginjal.

Tujuan : Penentuan kuantitatif urea dalam serum plasma dan urin.

Nilai normal : 10,0 – 50,0 mg/dl

b.     Creatinin

Creatinin merupakan hasil akhir metabolisme creatin yang di filtrasi

glomeruli ginjal.

Tujuan : Penentuan invitro secara kuantitatif creatinin dalam serum dan

plasma manusia.

Page 6: KKD- Studi Kasus

c.      Asam urat

Asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang

kadarnya tidak boleh berlebih.

Nilai normal : Laki-laki 3,4 – 7,0 mg/dl, perempuan 2,4 – 5,7 mg/dl.

Apabila terjadi perubahan pada ginjal menyebabkan kerusakan ginjal.

Uji fungsi ginjal terutama adalah pemeriksaan ureum dan kreatinin.

Ureum adalah produk akhir dari metabolisme protein di dalam tubuh yang

diproduksi oleh hati dan dikeluarkan lewat urin. Pada gangguan ekskresi

ginjal, pengeluaran ureum ke dalam urin terhambat sehingga kadar ureum

akan meningkat di dalam darah. Kreatinin merupakan zat yang dihasilkan

oleh otot dan dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Oleh karena itu kadar

kreatinin dalam serum dipengaruhi oleh besar otot, jenis kelamin dan

fungsi ginjal. Di Laboratorium Klinik Utama Bio Medika pemeriksaan kadar

kreatinin dilaporkan dalam mg/dl dan estimated GFR (eGFR) yaitu nilai

yang dipakai untuk mengetahui perkiraan laju filtrasi glomerulus yang

dapat memperkirakan beratnya kelainan fungsi ginjal.

Beratnya kelainan ginjal diketahui dengan mengukur uji bersihan

kreatinin (creatinine clearance test/CCT). Creatinine clearance test/CCT

memerlukan urin kumpulan 24 jam, sehingga bila pengumpulan urin tidak

berlangsung dengan baik hasil pengukuran akan mempengaruhi nilai

CCT. Akhir-akhir ini, penilaian fungsi ginjal dilakukan dengan pemeriksaan

cystatin-C dalam darah yang tidak dipengaruhi oleh kesalahan dalam

pengumpulan urin. Cystatin adalah zat dengan berat molekul rendah,

dihasilkan oleh semua sel berinti di dalam tubuh yang tidak dipengaruhi

oleh proses radang atau kerusakan jaringan. Zat tersebut akan

dikeluarkan melalui ginjal. Oleh karena itu kadar Cystatin dipakai sebagai

indikator yang sensitif untuk mengetahui kemunduran fungsi ginjal.

Pemeriksaan lemak darah meliputi pemeriksaan kadar kolesterol

Page 7: KKD- Studi Kasus

total, trigliserida, HDL dan LDL kolesterol. Pemeriksaan tersebut terutama

dilakukan pada pasien yang memiliki kelainan pada pembuluh darah

seperti pasien dengan kelainan pembuluh darah otak, penyumbatan

pembuluh darah jantung, pasien dengan diabetes melitus (DM) dan

hipertensi serta pasien dengan keluarga yang menunjukkan peningkatan

kadar lemak darah. Untuk pemeriksaan lemak darah ini, sebaiknya

berpuasa selama 12 - 14 jam. Bila pada pemeriksaan kimia darah, serum

yang diperoleh sangat keruh karena peningkatan kadar trigliserida

sebaiknya pemeriksaan diulang setelah berpuasa > 14 jam untuk

mengurangi kekeruhan yang ada. Untuk pemeriksaan kolesterol total,

kolesterol HDL dan kolesterol LDL tidak perlu berpuasa. Selain itu dikenal

pemeriksaan lipoprotein (a) bila meningkat dapat merupakan faktor risiko

terjadinya penyakit jantung koroner.

Pemeriksaan kadar gula darah dipakai untuk mengetahui adanya

peningkatan atau penurunan kadar gula darah serta untuk monitoring hasil

pengobatan pasien dengan Diabetes Melitus (DM). Peningkatan kadar

gula darah biasanya disebabkan oleh  Diabetes Melitus atau kelainan

hormonal di dalam tubuh. Kadar gula yang tinggi akan dikeluarkan lewat

urin yang disebut glukosuria. Terdapat beberapa macam pemeriksaan

untuk menilai kadar gula darah yaitu pemeriksaan gula darah sewaktu,

kadar gula puasa, kadar gula darah 2 jam setelah makan, test toleransi

glukosa oral, HbA1c, insulin dan C-peptide. Kadar gula darah sewaktu

adalah pemeriksaan kadar gula pada waktu yang tidak ditentukan. Kadar

gula darah puasa bila pemeriksaan dilakukan setelah pasien berpuasa 10

- 12 jam sebelum pengambilan darah atau sesudah makan 2 jam yang

dikenal dengan gula darah 2 jam post-prandial. Pasien DM dalam

pengobatan, tidak perlu menghentikan obat pada saat pemeriksaan gula

darah puasa dan tetap menggunakan obat untuk pemeriksaan gula darah

post-prandial. Pemeriksaan kadar gula darah puasa dipakai untuk

menyaring adanya DM, memonitor penderita DM yang menggunakan obat

Page 8: KKD- Studi Kasus

anti-diabetes; sedangkan glukosa 2 jam post-prandial berguna untuk

mengetahui respon pasien terhadap makanan setelah 2 jam makan pagi

atau 2 jam setelah makan siang. Kadar gula darah sewaktu digunakan

untuk evaluasi penderita DM dan membantu menegakkan diagnosis DM. 

Selain itu dikenal pemeriksaan kurva harian glukosa darah yaitu gula

darah yang diperiksa pada jam 7 pagi, 11 siang dan 4 sore, yang

bertujuan untuk mengetahui kontrol gula darah selama 1 hari dengan diet

dan obat yang dipakai. Pada pasien dengan kadar gula darah yang

meragukan, dilakukan uji toleransi glukosa oral (TTGO). Pada keadaan ini

pemeriksaan harus memenuhi persyaratan:

1. Tiga hari sebelum pemeriksaan pasien harus makan karbohidrat

yang cukup.

2. Tidak boleh minum alkohol.

3. Pasien harus puasa 10 – 12 jam tanpa minum obat, merokok dan

olahraga sebelum pemeriksaan dilakukan.

4. Di laboratorium pasien diberikan gula 75 g glukosa dilarutkan

dalam 1 gelas air yang harus dihabiskan dalam waktu 10 – 15

menit atau 1.75 g per kg berat badan untuk anak.

5. Gula darah diambil pada saat puasa dan 2 jam setelah minum

glukosa.

Insulin adalah merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas

pada sel beta pulau Langerhans. Berkurangnya aktifitas insulin akan

menyebabkan terjadinya Diabetes Melitus. Pemeriksaan aktifitas insulin

bila diduga terdapat insufisiensi insulin, peningkatan kadar insulin pada

pasien dengan hipoglikemia. Pengukuran aktifitas insulin ini tidak

dipengaruhi oleh insulin eksogen. Insulin berasal dari pro insulin yang

mengalami proteolisis menjadi C-peptide. C-peptide dipakai untuk

mengetahui sekresi insulin basal.

Untuk pemantauan DM dilakukan uji HbA1c. Pemeriksaan ini

Page 9: KKD- Studi Kasus

menunjukkan kadar gula darah rerata selama 1 – 3 bulan. Dalam keadaan

normal, kadar HbA1c berkisar antara 4 – 6% dan bila gula darah tidak

terkontrol, kadar HbA1c akan meningkat. Oleh karena itu, penderita

dengan kadar gula darah yang normal bukan merupakan petanda DM

terkontrol. DM terkontrol bila kadar HbA1c normal. Hasil pemeriksaan

HbA1c akan lebih rendah dari sebenarnya bila didapatkan

hemoglobinopati seperti thalassemia. Oleh karena itu, penderita DM

sebaiknya melakukan pemeriksaan analisa hemoglobin untuk mengetahui

kelainan tersebut dalam menilai hasil pemeriksaan HbA1c . Akhir – akhir

ini uji HbA1c selain untuk monitoring pengobatan, dipakai untuk diagnosis

DM.

Pankreas menghasilkan enzim amilase dan lipase. Amilase selain

dihasilkan oleh pankreas juga dihasilkan oleh kelenjar ludah dan hati yang

berfungsi mencerna amilum/karbohidrat. Kadar amilase di dalam serum

meningkat pada radang pankreas akut. Pada keadaan tersebut, keadaan

amilase meningkat setelah 2 – 12 jam dan mencapai puncak 20 – 30 jam

dan menjadi normal kembali setelah 2 – 4 hari. Gejala yang timbul berupa

nyeri hebat pada perut. Kadar amilase ini dapat pula meningkat pada

penderita batu empedu dan pasca bedah lambung.

Lipase adalah enzim yang dihasilkan oleh pankreas yang berfungsi

mencerna lemak. Lipase akan meningkat di dalam darah apabila ada

kerusakan pada pankreas. Peningkatan kadar lipase dan amilase terjadi

pada permulaan penyakit pankreatitis, tetapi lipase serum meningkat

sampai 14 hari, sehingga pemeriksaan lipase bermanfaat pada radang

pancreas yang akut stadium lanjut.

TES DARAH

Tes darah: manusia memiliki antara lima dan enam liter darah. Di

dalamnya, ada jutaan sel darah merah, sel darah putih, platelet dan sel-

Page 10: KKD- Studi Kasus

sel lain yang berjalan melalui jaringan km lebih dari 100.000 mencakup

darah. Tujuan utama dari darah, cairan penting, adalah untuk mengangkut

oksigen ke sel-sel, membuktikan adanya cedera dan serangan agen-agen

asing memunculkan ancaman patogenik. Ketika darah laboratorium

pengujian nilai-nilai yang diubah atau standar yang berbeda, Anda dapat

menjadi sumber infeksi, anemia, keracunan, reaksi alergi dan bahkan

kanker.

Urin analisis: tubuh manusia mampu memproduksi sekitar 2 liter

urin sehari. Ini metabolit urin mengusir racun bagi tubuh disaring oleh

ginjal, mineral dan puing-puing selular. Inilah sebabnya mengapa tes urine

diperlukan untuk pengamatan perubahan metabolik, terutama jika hati,

ginjal dan rute pipis bekerja dengan baik dan tidak mendapatkan infeksi,

keracunan, atau patologi berat lainnya.

Analisis Air liur: Percaya atau tidak, menghasilkan satu sampai dua

liter air liur hari melalui kelenjar ludah. Saliva mengandung enzim, mineral,

hormon dan bahkan sel-sel dari sistem kekebalan tubuh. Tes air liur tidak

sama dengan dahak. Untuk melakukan hal ini biasanya memerlukan

permen diadaptasi untuk mendeteksi infeksi bakteri di mulut, keracunan

logam berat, status hormonal atau kurangnya pertahanan. Dalam

kedokteran gigi, digunakan untuk menentukan apakah pasien rentan

terhadap kerusakan gigi.

Analisis feses: Makanan sisa yang tidak dicerna, potongan mukosa

usus dengan cairan usus sel-sel mati dengan enzim, mineral dan hasil

empedu pada tinja. Tes ini adalah standar untuk mendiagnosis infeksi

yang disebabkan oleh parasit, bakteri, virus dan jamur. Juga mendeteksi

adanya disfungsi organ akut, penyakit pencernaan dan kanker.

Analisis dahak: Tidak seperti air liur, dahak adalah untuk

mengumpulkan sampel lendir dari paru-paru. Batuk adalah mekanisme

dengan mana kita dapat memperoleh sampel yang akan dikumpulkan

Page 11: KKD- Studi Kasus

dalam wadah yang sesuai dan dianalisa untuk menentukan infeksi seperti

bronkitis, pneumonia atau tuberkulosis.

Jus analisis lambung: Mereka tidak ludah atau dahak saat mereka

berasal langsung dari perut dan mukosa adalah campuran asam, enzim,

garam dan mineral terlarut yang berfungsi untuk memecah makanan

tertelan dan pada gilirannya menghilangkan bakteri dan patogen di

dalamnya. Mereka hanya dapat diperoleh melalui selang yang

dimasukkan melalui mulut atau hidung dan masuk langsung ke perut.

Semen Analisis: Digunakan untuk analisis kualitas sperma pada

kasus infertilitas laki-laki dan testis untuk deteksi Penyakit, prostat dan

vesikula seminalis.

Cairan serebrospinal Analisis: Beberapa penyakit penting yang

mempengaruhi saraf scentral system hanya dapat didiagnosis melalui

cairan. Sampel diperoleh melalui pungsi lumbal dengan jarum dan Anda

perlu protokol untuk total aseptis untuk pengadaan. Ini adalah cairan

bening dan tidak berwarna di sekitar otak seolah-olah tenggelam, dalam

rangka untuk menyerap guncangan, getaran dan melindunginya dari

tekanan. Perubahan warna dalam cairan atau adanya protein, sel yang

terinfeksi bakteri, virus atau jamur, dan bahkan gula dapat membantu

secara akurat mendiagnosis penyakit pada sistem saraf.

Analisis Bone Marrow: Sel-sel darah merah dan trombosit berasal

dari sumsum tulang. Analisis ini dilakukan melalui anestesi lokal dan

biopsi jarum di sternum. Mikroskop biasanya terlihat kemajuan atau

kematangan sel-sel yang diproduksi dan kuantitas yang dihasilkan. Hal ini

dilakukan bila ada kecurigaan keracunan, diubah sistem kanker,

kekebalan tubuh atau obat yang mempengaruhi produksi darah.

Page 12: KKD- Studi Kasus

BAB III

PENUTUP

Jadi pemeriksaan laboratorium klinik penting untuk dilakukan karena

dengan itu kita dapat mendiagnosa suatu penyakit. Pemeriksaan

laboratorium yang berdasarkan reaksi kimia dapat digunakan darah, urin

atau cairan tubuh lain. Pemeriksaan kimia darah dapat meliputi uji faal

hati, jantung, ginjal, lemak darah, kadar gula darah, kelainan pankreas,

elektrolit dan membantu menegakkan diagnosis anemi.