kka-1

13
1 MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT SEKOLAH STAF DAN KOMANDO 1. Topik. Studi Kasus Pertempuran Laut Tsushima Ditinjau dari Aspek Strategi dan Manfaatnya Bagi TNI AL. 2. Latar Belakang. a. Umum. 1) Konflik Rusia – Jepang resmi dimulai pada tanggal 10 Pebruari 1904 saat Jepang menyatakan perang terhadap Rusia 1 . Namun sebelumnya Jepang telah melakukan pemutusan hubungan diplomatis dengan Rusia pada tanggal 6 Pebruari 1904 dan diikuti dengan insiden penembakan armada kapal jepang pada tanggal 7-8 Pebruari 1904 terhadap kapal- kapal Rusia di Pelabuhan Port Arthur. Pada tanggal 10 Agustus 1904 Armada Pasifik Rusia juga dikalahkan oleh armada Jepang pada pertempuran di Laut Kuning. Klimaks dari konflik Rusia Jepang pada tahun 1904-1905 adalah terjadinya pertempuran laut di Selat Tsushima pada tanggal 27-28 Mei 1905, di mana ini merupakan pertempuran laut terbesar pada era kapal tempur Pra- Dreadnought. Pada saat itu duapertiga armada Rusia di bawah komando Laksamana Zinovy Rozhestvensky dapat dihancurkan oleh sedang armada Jepang dipimpin Laksamana Togo Heihachiro 2 . 1 . Majalah Tehnologi & Strategi Militer 3 Tahun 1984, hal. 98 2 . http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran Tsushima diakses 21/05/2011 jam 13.30

Upload: aderachman

Post on 10-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

fds

TRANSCRIPT

1

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

1.Topik.Studi Kasus Pertempuran Laut Tsushima Ditinjau dari Aspek Strategi dan Manfaatnya Bagi TNI AL.2.Latar Belakang.a.Umum.1)Konflik Rusia Jepang resmi dimulai pada tanggal 10 Pebruari 1904 saat Jepang menyatakan perang terhadap Rusia[footnoteRef:2]. Namun sebelumnya Jepang telah melakukan pemutusan hubungan diplomatis dengan Rusia pada tanggal 6 Pebruari 1904 dan diikuti dengan insiden penembakan armada kapal jepang pada tanggal 7-8 Pebruari 1904 terhadap kapal-kapal Rusia di Pelabuhan Port Arthur. Pada tanggal 10 Agustus 1904 Armada Pasifik Rusia juga dikalahkan oleh armada Jepang pada pertempuran di Laut Kuning. Klimaks dari konflik Rusia Jepang pada tahun 1904-1905 adalah terjadinya pertempuran laut di Selat Tsushima pada tanggal 27-28 Mei 1905, di mana ini merupakan pertempuran laut terbesar pada era kapal tempur Pra-Dreadnought. Pada saat itu duapertiga armada Rusia di bawah komando Laksamana Zinovy Rozhestvensky dapat dihancurkan oleh sedang armada Jepang dipimpin Laksamana Togo Heihachiro[footnoteRef:3]. [2: . Majalah Tehnologi & Strategi Militer 3 Tahun 1984, hal. 98] [3: . http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran Tsushima diakses 21/05/2011 jam 13.30 ]

2)Pertempuran Tsushima diawali dari pergeseran Armada Baltik Rusia dari Eropa untuk bergabung dengan armada Rusia di Timur Jauh dan berusaha mencapai Vladivostok dengan selamat. Ada tiga rute yang mungkin dilalui oleh armada Rusia yaitu melalui Selat La Petrouse, selat Tsugaru dan Selat Tsushima. Rute terdekat menuju Vladivostok adalah melalui Selat Tsushima yang memisahkan Kyushu dan semenanjung Korea, sedang rute lainnya memutar melalui Samudera Pasifik.3)Laksamana Togo sambil memasang ranjau dan meronda Selat Tsugaru yakin bahwa Rusia akan muncul di Selat Korea. Ia mengonsentrasikan armadanya di Pulau Tsushima yang terletak di tengah Selat Korea[footnoteRef:4]. Di pihak lain, Laksamana Rozhestevensky tidak menghargai kemampuan awaknya sendiri akibat pelayaran panjang yang telah ditempuhnya, sehingga tidak memilih rute yang pertama yang mungkin akan lebih menguntungkan karena terhindar dari pertempuran. Kesatuan yang dipimpinnya pun tidak memiliki semangat tempur, tidak terorganisasi dan terkoordinasi dengan baik. Pada akhirnya pertempuran yang berakhir dengan kekalahan armada Rusia ini merupakan pukulan besar bagi dinasti Romanov. [4: . Opcit. hal. 101]

b.Kronologis1)Ketika pelayaran armada Laksamana Rozhestevensky ke Timur Jauh tiba di Madagasar, mereka telah mendengar bahwa Jepang telah berhasil merebut sebuah bukit yang merupakan titik kontrol ke arah Port Arthur dan pelabuhannya. Port Arthur jatuh ke tangan Jepang 2 Januari 1905. Skadron Pasifik Pertama Rusia sudah tidak ada lagi. Dalam situasi seperti ini Rozhestevensky mencoba untuk tetap melakukan latihan selama pelayaran, namun ia mengetahui bahwa semangat anak buahnya sudah hampir tidak ada lagi dan banyak perwiranya tidak mampu lagi melakukan manuver yang paling sederhana sekalipun[footnoteRef:5]. [5: . Ibid, hal. 103]

2)Situasi dalam negeri Rusia pada tahun 1903-1905 adalah dalam keadaan persiapan revolusi[footnoteRef:6]. Pemerintahan Tsar Nicolas II dianggap sebagai pemerintahan absolut yang tidak memperhatikan nasip rakyat, keluarga Tsar dan pengikutnya hidup dalam kemewahan, sedang rakyatnya hidup dalam kemelaratan.Pada masa ini muncul kelompok-kelompok rahasia yang berusaha menggulingkan kekaisaran5. Sementara itu di luar Rusia, negara Eropa lainnya setelah revolusi Perancis banyak yang melakukan reformasi pemerintahan baik menjadi republik dan monarki parlementer. Dalam bidang ekonomi negara Eropa lainnya telah mengalami lompatan industrialisasi dan terjadi perubahan budaya dari masyarakat petani menjadi masyarakat industri[footnoteRef:7]. Dalam kondisi politik pemerintahan yang tidak stabil dan didera kekalahan pertempuran berturut-turut inilah Laksamana Rozhestevensky memilih membawa armadanya melalui rute terdekat ke Vladivostok melalui Selat Tsushima. [6: . http://www.scribbcom/doc/Lenin/Komunisme sayap kiri, diakses 22/05/2011 jam. 13.45] [7: . http://id.shvoong,com/sejarah/Kondisi Rusia sebelum meletusnya Revolusi Rusia 1917, diakses 22/05/2011 jam 14.00]

3)Sejak perang dimulai, awak kapal perang Jepang sudah terus menerus berlatih menembakkan meriam dengan peluru sub kaliber. Armada Laksamana Togo memiliki penembak meriam yang lebih unggul dan lebih sering mengenai sasaran. Kualitas amunisi Rusia waktu itu tidak sebaik kualitas amunisi Jepang. Instrumen pengukur jarak pada kapal Rusia kurang banyak dibandingkan yang ada pada kapal perang jepang; sehingga tembakan meriam kapal jepang lebih akurat.Armada Baltik Rusia waktu itu sedang dalam keadaan tidak siap tempur. Selain 4 kapal perang terbaru kelas Borodino, lainnya adalah kapal model lama dan tidak terpelihara dengan baik. Pelayaran panjang menyebabkam kurangnya waktu pemeliharaan. Kapal kapal Rusia hanya memiliki kecepatan maksimum 9 knot (17 km/jam), sedang kapal-kapal Jepang berkecepatan 16 knot (30 km/jam).4)Pertempuran Tsushima dimulai setelah pengintaian jarak jauh Jepang menemukan bagian depan armada Rusia. Pada tanggal 27 Mei 1905 jam 04.45, Kapal Jepang Shinanomaru mengirim telegram bahwa telah melihat armada Rusia.5)pada tanggal 27 mei 1905 jam 05.05 Armada Gabungan jepang berangkat dari pelabuhan dan megirim telegram ke markas Besar Kekaisaran, Hari ini cuaca cerah tapi ombak sedang tinggi yang mengandung pesan tentang senjata yang akan dipakai.6)Pada tanggal 27 Mei 1905 jam 13.39 Armada jepang melihat Armada Baltik Rusia dengan mata telanjang dan segera mengibarkan bendera perang.7)Pada tanggal 27 Mei 1905 jam 13.55 pada jarak 12.000 meter, Kapal tempur Mikasa mengibarkan bendera semboyan Z.8)Pada tanggal 27 Mei 1905 jam 14.07 pada jarak 7000 meter, kapal tempur Mikasa menyelesaikan manuver balik arah dan armada Rusia mulai menembak.9)Pada tanggal 27 Mei 1905 jam 14.10, seluruh kapal-kapal Jepang menyelesaikan manuver balik arah.10)Pada tanggal 27 Mei 1905 jam 14.12 kapal Mikasa tertembak.11)Pada tanggal 27 Mei 1905 jam 14.16, Armada gabungan jepang mulai memusatkan tembakan ke arah kapal Knyaz Suvorov yang menjadi kapal komando Armada Baltik Rusia.12)Pada tanggal 27 Mei 1905 jam 14.43, Oslyabya dan Knyaz Suvorov terbakar hebat.13)Pada tanggal 27 Mei 1905 jam 14.50, Emperor Alexander III mulai berbelok ke utara dan berusaha melarikan diri dari pertempuran.14)Pada tanggal 27 Mei 1905 jam 15.10 Kapal tempur Rusia Osylabya tenggelam, sedangkan Knyaz Suvorov berusaha melarikan diri.15)Pada tanggal 27 Mei 1905 jam 18.00 kedua belah pihak saling mendekat untuk kedua kalinya (jarak 6300 m) dan kembali mulai salingmelepaskan tembakan.16)Pada tanggal 27 Mei 1905 jam 19.02, Emperor Alexander III tenggelam.17)Pada tanggal 27 Mei 1905 jam 19.20, Kapal tempur Rusia Knyaz Suvorov, Borodino dan Sisoy Veliki tenggelam.18)Pada tanggal 28 Mei 1905 jam 09.30, Armada Baltik Rusia kembali dalam jarak tembak Armada Gabungan Jepang.19)Pada tanggal 28 Mei 1905 jam 10.34, Komandan Rusia memberikansemboyan XGE yang berarti Saya menyerah dalam istilah Kode Semboyan Internasional yang dipergunakan waktu itu.20)Pada tanggal 28 Mei 1905 jam 10.53, Pihak Jepang menerima penyerahan Rusia.21)Pasca pertempuran, Laksamana Nebogatov yang ditunjuk menggantikan jabatan Laksamana Rozhestevensky yang telah gugur, menyerah pada hari berikutnya bersama empat kapal yang di bawah komandonya. Dari keempat kapal itu, hanya terdapat satu kapal perang modern; kapal tempur Orel, sedang selebihnya merupakan kapal tempur tua Emperor Nikolay I dan dua kapal perairan Apraxin dan Admiral Senyavin. Keempat kapal itu tidak akan mampu bertahan terhadap serangan armada Jepang.Hingga malam 28 Mei, hanya tinggal satu kapal Rusia yang dikejar armada Jepang. Kapal perairan Admiral Ushakov menolak untuk menyerah dan ditenggelamkan kapal penjelajah Jepang. Walaupun usianya sudah tua kapal penjelajah Dmitri Donskoy berjuang melawan 6 kapal penjelajah Jepang dan bertahan sampai hari berikutnya, walaupun akhirnya rusak berat dan harus ditenggelamkan. Tiga kapal penjelajah Rusia, Aurora; Zhemtchug dan Oleg berhasil ke pangkalan AL Amerika di Manila dan ditahan. Di pihakRusia hanya kapal layar cepat Almaz (digolongkan sebagai kapal penjelajah kelas 2) dan dua kapal perusak yang berhasil sampai di Vladivostok.Rusia kehilangan hampir seluruh Armada Baltik dalam pertempuran di Selat Tsushima. Pihak Jepang hanya kehilangan 3 kapal terpedo (Nomor 34, 35 dan 69). Peristiwa ini meruntuhkan prestise Rusia di dunia Internasional[footnoteRef:8]. [8: . http://id.wikipediaorg/wiki/Pertempuran Tsushima, diakses 21/05/2011 jam 13.30]

3.Analisaa.Geopolitik.Pertempuran Tsushima adalah 1 dari 12 pertempuran yang terjadi selama konflik Rusia Jepang pada tahun 1904-1905, di mana 9 diantaranya dimenangkan oleh Jepang. Konflik ini terkait kepentingan nasional masing-masing dan juga terkait konflik Tiongkok-Jepang. Fenomena ini menggambarkan situasi pada akhir abad 19 dan awal abad 20, di mana berbagai negara Barat bersaing memperebutkan pengaruh perdagangan dan wilayah Asia Timur, sementara Jepang berkepentingan ingin menjadi negara modern yang besar.Pada tahun 1898 Rusia melakukan perundingan dengan Tiongkok tentang penyewaan Pangkalan Angkatan Laut selama 25 tahun. Rusia maupun Jepang juga berusaha mengambil alih Korea. Setelah gagal mendapatkan perjanjian yang menguntungkan dengan Rusia, maka Jepang mengirimkan ultimatum pada tanggal 31 Desember 1903 dan memutuskan hubungan diplomatik pada 6 Pebruari 1904. Sebelum itu, Rusia melalui Intervensi Tiga Negara (Rusia, Jerman, Perancis) telah menekan Jepang untuk menyerahkan Port Arthur pada 23 April 1895[footnoteRef:9]. Sebenarnya Jepang tidak sendiri, karena Inggris cenderung memihak Jepang. [9: .http://www.spektrum.com/Kemenangan Jepang atas Rusia 1905, diakses 22/05/2011 jam 14.00]

b.Geoekonomi.Imperium Rusia mempunyai tiga armada : Baltik, Laut Hitam dan Pasifik. Pada tahun 1898 sebenarnya Rusia telah memulai suatu program pembangunan Angkatan Laut. Mungkin ini terkait dengan upaya perebutan pengaruh di Asia Timur serta upaya menentang akses dan penguasaan Port Arthur oleh Jepang, di mana Rusia menolak meninggalkan Port Arthur. Namun di balik upaya praktek imperialismenya, ternyata kondisi pemerintahan Rusia sedang tidak stabil, di mana secara ekonomi tertinggal dengan negara Eropa lainnya yang telah mengalami reformasi industrialisasi serta; mulai adanya upaya menggulingkan kekaisaran dari kelompok revolusioner yang tidak mempunyai akses politik dan ekonomi.Pada akhir pertengahan abad 19, Rusia mulai mengejar ketertinggalan ekonomi dengan mencoba melakukan revolusi industri. Upaya ini tidak diikuti dengan kesiapan sumber daya manusia. Banyak petani yang tidak memiliki tanah beralih ke pekerjaan industri, namun tidak juga memperbaiki kehidupan mereka. Rakyat tetap miskin karena pemilik industri adalah pengusaha Eropa di luar Rusia. Terdapat disparitas antara rakyat yang menderita dengan keluarga Tsar dan pengikutnya yang bergelimang kemewahan.c.GeostrategiKetika Tsar Nicolas II dan para penasehatnya memutuskan untuk mengirim sebagaian Armada Baltik ke Asia Timur menggantikan Armada Pasifik pertama, tersirat bahwa Rusia tak ingin kehilangan pengaruh dan kontrol perdagangan serta wilayah Asia Timur. Hal tersebut merupakan konsistensi upaya untuk mewujudkan kepentingan nasional. Kepentingan itu dapat diraih bila Port Arthur yang strategis dapat dikuasai, mengingat Vladivostok dalam satu tahun tertutup es salju. Namun menjadi pertanyaan mengapa Rusia mengalami kekalahan beruntun? Dimulainya pembangunan kekuatan Angkatan Laut menunjukkan bahwa Rusia menganut Mazhab Strategi Maritim, namun pada level operasional menjadi pertanyaan apakah para petinggi militer tidak melakukan evaluasi strategi?Pelayaran Armada Laksamana Rozhestevensky sejauh 18.000 mil sampai ke lokasi pertempuran sebenarnya menggambarkan bahwa dari aspek logistik armada Baltik ini tidak mempunyai kendala perbekalan minyak. Barangkali karena agar tidak terjadi perubahan perimbangan kekuatan secara signifikan di kawasan laut Baltik, maka untuk perkuatan di Asia Timur hanya dikirim sebagian armada Baltik saja, dimana dari aspek kualitas dan kuantitas amada Jepang lebih unggul (amunisi, daya tembak dan kecepatan bermanuver, jumlah kapal Jepang 31 sedang Rusia hanya 19 kapal). Merupakan alasan rasional bahwa lamanya pelayaran (9 bulan) dan jauh dari pangkalan merupakan kendala bagi perbaikan dan pemeliharaan kapal. Akumulasi kelemahan di bidang sarana (Means) ini berakibat gagalnya Armada Rusia mencapai tujuan (Ends).Apabila manusia juga dipandang sebagai sarana, maka kelemahan personel Armada Rusia merupakan masalah yang menonjol. Mereka tidak cukup terlatih dibandingkan awak kapal Armada Jepang. Yang dipimpin Laksamana Rozhestensky bukanklah kesatuan yang memiliki daya juang dan semangat tempur yang tinggi lagi. Meskipun Laksamana Rozhestevensky mencoba melaksanakan latihan sedikit selama pelayaran, namun hal itu justru menunjukkan bahwa banyak perwiranya yang tidak trampil melaksanakan tugasnya.4.Hal-hal Positif dan Negatif.a.Hal-hal positifMeskipun kalah dalam pertempuran karena banyaknya aspek kelemahan armada yang dipimpinnya, namun aspek kepribadian Laksamana Rozhestevensky justru menunjukkan integritas yang patut diteladani. Sebagai prajurit dia berani untuk bertempur dan rela mengorbankan jiwanya. Sebagai pemimpin satuan Laksamana Rozhestevensky loyal melaksanakan tugas yang telah menjadi garis politik negara. Sebagai seorang perwira tinggi mustahil dia tidak mengetahui perkembangan situasi negara dan pemerintahan Rusia yang mulai dilanda revolusi, namun dia tetap konsisten melaksanakan misi demi prestise negara Rusia.b.Hal-hal negatif1)Rendahnya motivasi dan moril prajurit serta banyaknya perwira yang kurang profesional.2)Frekwensi latihan selama pelayaran kurang.3)Kondisi kapal-kapal Rusia sebagian besar sudah tua.4)Memilih rute yang pendek namun beresiko tinggi.5.Hal-hal yang Bermanfaat bagi TNI AL.a.Aspek Edukatif1) Rusia konsisten berusaha mewujudkan kepentingan nasionalnya di tengah perubahan situasi perkembangan lingkungan strategis yaitu dikuasainya Korea oleh Jepang ( setelah sebelumnya menaklukkan Tiongkok). Dalam hal ini TNI AL dapat mengambil pelajaran bahwa harus cermat mengamati perkembangan regional dan internasional yang berpotensi mengancam kedaulatan negara dan melakukan deteksi dini serta langkah penindakan.2)Meskipun akhirnya kalah dalam serangkaian pertempuran dalam konflik Rusia-Jepang, Rusia sebelumnya sudah memulai melaksanakan pembangunan Angkatan Laut. Indonesia sebagai negara maritim seharusnya pembangunannya juga berorientasi ke laut dan harus mempunyai kekuatan Angkatan Laut yang disegani negara lain agar optimal menjaga kedaulatan NKRI.b.Aspek Inspiratif.Dalam beberapa hal ternyata armada Rusia secara tehnologi kalah dibandingkan armada Jepang. Analog dengan kondisi tersebut, TNI AL harus mampu meyakinkan pemerintah dan DPR bahwa upaya mewujudkan Minimum Essential Force terkandung maksud agar tidak terjadi ketertinggalan tehnologi dengan negara lain.c.Aspek Instruktif (pengajaran).TNI AL dapat mengambil pelajaran dari kekalahan Rusia pada pertempuran Tsushima dalam hal penerapan strategi militer sebagai berikut :1)Prajurit yang tidak terlatih akan sulit menerapkan taktik dan pada akhirnya menghambat pencapaian tujuan strategi. Naluri tempur prajurit ha-rus ditumbuhkan dan diasah dengan latihan.2)Sistem logistik yang buruk merupakan indikasi gagalnya penyiapan sarana yang pada akhirnya menggagalkan tujuan strategi. TNI AL harus konsisten melaksanakan manajemen logistik yang baik dihadapkan pada luasnya wilayah NKRI.3)Konsep operasi laut gabungan harus terus divalidasi agar sesuai dengan dinamika ancaman dan kemajuan IPTEK. 6.Penutup.a.Kesimpulan.Kekalahan armada Rusia dalam pertempuran di Selat Tsushima dengan armada Jepang disebabkan berbagai faktor kelemahan baik aspek sarana maupun cara dalam mewujudkan strategi. Kondisi kapal yang sebagian besar sudah tua, rendahnya moril tempur prajurit , prajurit kurang terlatih serta jauhnya pelayaran yang menyulitkan perbaikan dan pemeliharaan kapal adalah kelemahan aspek sarana yang menggagalkan tujuan strategi Rusia. Dalam hal cara mencapai tujuan strategi, kelemahan manuver kapal Rusia karena kalah cepat dibandingkan kapal armada Jepang, kurang baiknya daya tembak dibandingkan kapal Jepang dan lemahnya koordinasi juga merupakan faktor penyebab kekalahan Rusia.b.Saran.TNI AL harus melakukan evaluasi dan memperbaiki sistem latihan bertingkat dan berlanjut untuk meningkatkan dan memelihara profesionalitas prajurit.

Jakarta, 24 Mei 2011PERWIRA SISWAPudji Widodo, drMayor Laut (K) NRP 11771/P7.Alur Pikir (terlampir).