kk kusta
TRANSCRIPT
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang
sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis seperti cacat fisik tetapi
juga meluas sampai masalah sosial dan ekonomi. (Ditjen PPM dan P, 2002)
Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara- negara yang sedang berkembang
sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara itu dalam memberikan pelayanan yang memadai
dalam bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat.
Diperkirakan jumlah penderita baru kusta di dunia pada tahun 2005 adalah sekitar
296.499 jiwa, dari jumlah tersebut paling banyak terdapat di regional Asia Tenggara (201.635
jiwa), diikuti regional Afrika (42.814 jiwa), Amerika (41.780 jiwa), dan sisanya berada di
regional lain didunia. Di Indonesia ditemukan kasus baru kusta pada tahun 2005 sebanyak
19.695 jiwa. (Depkes RI, 2006)
Dalam 5 tahun terakhir (2000- 2005), situasi penyakit kusta di Indonesia tidak mengalami
perubahan, hal ini ditunjukkan pada tahun 2000, jumlah penderita terdaftar sebanyak 24.125 jiwa
dan jumlah penderita baru sebanyak 21.964 jiwa, tahun 2001 jumlah penderita terdaftar
sebanyak 17.712 jiwa dan jumlah penderita baru sebanyak 14.772 jiwa, tahun 2002 jumlah
penderita terdaftar sebanyak 19.855 jiwa dan jumlah penderita baru sebanyak 16.253 jiwa, tahun
2003 jumlah penderita terdaftar sebanyak 18.337 jiwa dan jumlah penderita baru sebanyak
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
1
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
15.913 jiwa, tahun 2004 jumlah penderita terdaftar sebanyak 19.666 jiwa dan penderita baru
sebanyak 16.572 jiwa, tahun 2005 jumlah penderita terdaftar sebanyak 21.537 jiwa dan penderita
baru sebanyak 19.995 jiwa. Dari data- data ini dapat disimpulkan bahwa penyakit kusta masih
menjadi masalah di Indonesia. (Depkes RI, 2006)
Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo ditemukan 7 orang yang menderita
penyakit kusta, salah satunya Tn.S. Penulis memilih Tn. S sebagai pasien karena kurangnya
kepatuhan pasien dalam meminum obat MDT yang diberikan kepada pasien. (Puskesmas Kecamatan
Kronjo, 2010)
I.2 Perumusan Masalah
I.2.1. Pernyataan Masalah
Kurangnya kepatuhan minum obat secara teratur pada pasien Tn. S
I.2.2. Pertanyaan Masalah
Darimana pasien tertular penyakit tersebut
Bagaimana kondisi lingkungan tempat tinggal dan pengetahuan pasien tentang penyakit
yang dideritanya?
Bagaimana peran serta keluarga dalam menghadapi penyakit yang diderita pasien?
Apa alternatif jalan keluar dari masalah kesehatan yang dihadapi Tn. S?
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
2
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
I.3 Tujuan
I.3.1. Tujuan Umum
Tercapainya kesembuhan pada pasien dengan minum obat secara teratur serta tidak terjadi
komplikasi jangka panjang dari penyakit pasien.
I.3.2. Tujuan Khusus
Diketahuinya darimana pasien tertular penyakit tersebut
Diketahuinya kondisi lingkungan tempat tinggal serta pengetahuan pasien tentang
penyakit yang dideritanya.
Diketahuinya peran serta keluarga dalam menghadapi penyakit yang diderita pasien.
Dicari dan diusahakan alternatif jalan keluar dari masalah kesehatan yang dihadapi
Tn.S.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
3
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
BAB II
DATA KLINIS
II.1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. S
Umur : 30 tahun
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Nelayan
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Pagedangan Ilir RT06/ RW 01, Kecamatan Kronjo, Tangerang
II.2. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara Autoanamnesa pada tanggal 28 dan 29 Januari 2011 di
Puskesmas Kecamatan Kronjo dan rumah pasien, ditambah dengan catatan medis.
II.2.1. Keluhan Utama
Bercak merah mati rasa di pipi, dada kiri, punggung, kaki kiri
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
4
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
II.2.2. Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 1,5 tahun yang lalu, timbul beberapa bercak kemerahan di daerah punggung
awalnya bercak tidak menimbulkan keluhan sehingga dihiraukan oleh pasien, tetapi semakin
lama bercak semakin besar dan semakin banyak didaerah punggung, pipi kanan dan kiri, dada
dan daerah kaki pasien, bercak agak menebal, kulit didaerah bercak menjadi terasa tebal dan
mati rasa. Kemudian pasien memeriksakan diri ke Puskesmas Kecamatan Kronjo. Pasien
kemudian mendapat pengobatan paket kusta. Sekarang pasien sudah menjalani pengobatan
selama 1 tahun namun pasien sempat tidak mengambil obat selama 3 bulan yaitu pada bulan ke-4
sampai bulan ke-6 karena alasan pekerjaan.
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita sakit seperti ini atau pernah menderita
penyakit kusta. Tetangga depan tempat tinggal pasien ada yang menderita kusta, dan baru
memulai pengobatan.
II.2.3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat darah tinggi : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
5
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
II.2.4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat darah tinggi : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
II.2.5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik, kesadaran compos mentis
Status gizi : cukup
Status generalis
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 171 cm
Status gizi : gizi cukup
IMT : BB (kg)/ TB2 (m2)
(65)/ (1,71)2 = 22,9 kg/m2
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
6
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
Klasifikasi BMI menurut WHO (1998)
Underweight <18,5 kg/ m2
Normal 18,5- 24,9 kg/ m2
Overwight >25 kg/ m2
Pre Obese 25- 29,9 kg/m2
Obese I 30- 34,9 kg/ m2
Obese II 35- 39,9 kg/ m2
Obese III ≥40 kg/ m2
Tekanan darah: 120/ 70 mmHg
Nadi : 86 x/ menit
Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu : 36,50C
Kepala : mesocephale, tidak teraba benjolan, rambut hitam, terdistribusi
merata, tidak mudah patah, tidak mudah dicabut
Mata : palpebra superior et inferior tidak edem, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, kornea jernih, pupil bulat isokor, diameter 3
mm, refleks cahaya (+/+), Lagophtalmus (-)
Telinga : bentuk normal, tidak ada serumen, tidak ada sekret
Hidung : bentuk normal, tidak ada septum deviasi, tidak ada sekret
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
7
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
Mulut : bentuk normal, bibir tidak kering, tidak ada perioral sianosis, lidah
tidak kotor, faring tidak hiperemis, tonsil T1 – T1 tenang, letak
uvula di tengah
Gigi : karies (+), kalkulus (+)
Leher : trakea ditengah, kelenjar tiroid tidak teraba membesar, kelenjar
getah bening tidak teraba
Thorax
Paru-paru
- Inspeksi : Bentuk normal, simetris dalam diam dan pergerakan nafas
- Palpasi : Strem fremitus kanan dan kiri sama kuat
- Perkusi : Sonor, batas paru hepar ICS VI midclavicula line sinistra. Peranjakan
diafragma 2 jari
- Auskultasi : vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
- Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis
- Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba 2 jari lateral ICS V MCL sinistra
- Perkusi : redup, batas atas ICS II kiri, batas kiri 2 jari lateral MCL sinistra,
batas kanan line sternalis kanan
- Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
8
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
Abdomen
Inspeksi : tampak datar.
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Ekstremitas : superior et inferior tidak ada deformitas, tidak ada edema
Kulit : makula eritma ukuran plakat bentuk tidak teratur berbatas tegas di
punggung kiri dan kanan, dada kanan, dan dorsum pedis sinistra,
jumlah lebih lebih dari 5, permukaan kulit kering dan bersisik, terdapat
anestesi lebih dari 1 cabang saraf.
Status lokalis
- Facialis : Makula hiperpigmentasi dengan anestesi, berbatas tegas, permukaan
bersisik.
- Auricula : Cuping telinga menebal dan anestesi, permukaan bersisik, simetris
bilateral
- Pectoralis : Makula hiperpigmentasi dengan anestesi, permukaan bersisik,
berbatas tegas
- Skapula : Makula hiperpigmentasi dengan anestesi, permukaan bersisik,
berbatas tegas.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
9
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
- Lumbalis : Makula hiperpigmentasi dengan anestesi, permukaan bersisik dan
berbatas tegas.
- Dorsum pedis sinistra : Makula hiperpigmentasi dengan anestesi, permukaan bersisik
dan berbatas tegas
II.2.6. Pemeriksaan Tambahan
Fungsi saraf tepi
- Sensorik : sensasi raba, sensasi nyeri dan sensasi suhu terganggu pada lesi.
- Motorik : lagophthalmus tidak ada, kekuatan otot sedang pada jari ke V, ibu jari,
pergelangan tangan, pergelangan kaki dan jari kaki.
- Otonom : kulit tampak kering, ekstremitas superior dan inferior tampak edema.
Pemeriksaan BTA : Belum dilakukan.
II.2.7. Diagnosa
Kusta/ Morbus Hansen tipe MB (multibasiler)
II.2.8. Terapi
Medikamentosa :
MDT : MB (Rifampisin, Lampren dan DDS) selama 12-18 bulan
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
10
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
Non medikamentosa :
- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyaki ini bisa disembuhkan tetapi pengobatan akan
berlangsung lama antara 12-18 bulan, untuk itu pasien harus rajin mengambil obat di
uskesmas dan tidak boleh putus berobat.
- Jika dalam masa pengobatan tiba-tiba badan pasien menjadi demam, nyeri di seluruh tubuh,
disertai bercak-bercak kemerahan bertambah banyak maka harus segera berobat ke
pelayanan kesehatan.
- Menjelaskan kepada pasien penyakit ini dapat menyebabkan kecacatan karena gangguan
saraf, dan kecacatan tersebut dapat dicegah dengan cara :
kulit kaki dan tangan harus selalu dalam keadaan bersih dan dijaga kelembapannya
periksa kaki dan tangan secara teratur apakah terdapat nyeri, kemerahan atau luka. Bila
terdapat nyeri, kemerahan atau luka segera periksakan ke pelayanan kesehatan terdekat.
biasakan menggunakan alas kaki dan sarung tangan
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
11
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
BAB III
DATA KELUARGA DAN LINGKUNGAN
III.1. Struktur Keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kedua orang tua pasien masih hidup
tetapi tinggal terpisah dengan pasien. Pasien memiliki satu orang istri dan satu orang anak.
Tabel III.1. Daftar Anggota Keluarga
No Nama L/PUmur
(tahun)Pekerjaan
Pendidikan
Terakhir
Hubungan
KeluargaKeterangan
1. Tn. S L 30 Nelayan SD KK Sakit
2. Ny. S P 25 Dagang SMP Istri KK Sehat
3. An. S L 7 Pelajar SD Anak Sehat
III.2. Genogram Keluarga
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
12
m: ?
m: ?
b 12/9/2003
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
Keterangan
: laki- laki
: perempuan
: pasien
b : lahir
m : menikah
? : sudah dinyatakan tetapi pasien lupa
: member of household
III.3. Riwayat Perikehidupan
Riwayat pernikahan dan perceraian
Baik kepala keluarga maupun istrinya hanya pernah menikah sekali dan dikaruniai 1 orang
anak.
III.4. Riwayat Imunisasi
Tabel III.4 Riwayat Imunisasi
No. NamaJenis Imunisasi
BCG DPT Polio Campak Hepatitis B
1. Tn. S Tidak tahu Tidak tahu Tidak tahu Tidak tahu Tidak tahu
2. Ny. S Tidak tahu Tidak tahu Tidak tahu Tidak tahu Tidak tahu
3. S + + + + +
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
13
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
III.5. Status Sosial Ekonomi
Penghasilan keluarga berasal dari pasien yang bekerja sebagai nelayan dan istri pasien
yang bekerja sebagai pedagang. Pendapatan per bulan tidak menentu, rata- rata penghasilan per
bulan sekitar Rp 400.000,00 – Rp 700.000,00.
Perincian kebutuhan keluarga rata- rata dalam sebulan:
Biaya listrik dan air : Rp 150.000,00
Uang makan keluarga : Rp 350.000,00
Lain- lain : Rp 50.000,00
+
Rp. 550.000,00
Pengeluaran sebulan yang didapatkan dari kepala dan istrinya tidak menentu, karena gaji
setiap bulan tidak tetap tergantung dari hasil melaut dan biasanya habis untuk kebutuhan hidup
sehari- hari.
III.6. Pembiayaan Kesehatan
Pasien biasanya berobat di Puskesma Kecamatan Kronjo menggunakan biaya sendiri.
III.7. Pola Makan Sehari- hari
a. Kebiasaan makan
Sehari- hari pasien makan 3 kali, dengan lauk berupa tempe, tahu, telur, kadang-
kadang ayam. Sayur berupa kangkung, bayam, sawi, terong. Pasien mengaku tidak
mempunyai banyak variasi makanan dan jarang makan buah- buahan
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
14
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
Makan pagi : nasi 1 piring/ mie instan + lauk (kadang telur/ tempe/ tahu) +
airputih 1 gelas.
Makan siang : nasi 1 piring + lauk (telur/ tempe/ tahu kadang ayam) + sayur
(bayam, kangkung, sawi) + air putih 1 gelas.
Makan malam : nasi 1 piring + lauk (tahu/ tempe/ kadang telur) + sayur (bayam,
kangkung, sawi) + air putih 1 gelas.
Penilaian pola makanan keluarga: kurang dalam variasi dan keseimbangan gizi.
b. Kebiasaan minum
Sumber air minum pasien dari air kemasan isi ulang, pasien tidak memiliki sumber air
bersih dirumah.
c. Kebiasaan penggunaan air
Kebutuhan air untuk keperluan masak dibeli dari air PAM yang dijual keliling,
sedangkan air untuk keperluan mandi dan mencuci didapatkan dari sungai dibelakang
rumah pasien.
III.8. Data Lingkungan
III.8.1. Perumahan
a. Status rumah : milik sendiri
b. Lokasi rumah : terletak sekitar 400 meter dari jalan raya, jalan menuju rumah
dilewati oleh mobil, dan letak rumah pasien dengan tetangga
kanan- kiri berdekatan.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
15
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
c. Kondisi bangunan :
Luas bangunan : 32 m2 (4m x 8m)
Luas tanah : 40 m2 (4m x 10m)
Jumlah ruangan : 4 ruangan, terdiri atas 1 ruang tamu merangkap ruang keluarga,
1 kamar tidur, 1 gudang, dan 1 dapur.
Dinding rumah : terbuat dari batu bata
Atap rumah : terbuat dari genteng
Langit- langit : terbuat dari triplek
Lantai rumah : sebagian keramik, sebagian lantai tanah
Jumlah orang dalam rumah : 3 orang
Jumlah keluarga dalam rumah : 1 keluarga
III.8.2. Alat Kesejahteraan Keluarga di Rumah
Di dalam rumah, didapatkan 1 buah TV, 1 buah DVD player, 2 lemari baju, 1 buah rak
piring, 1 buah jam dinding.
III.8.3. Ventilasi
Ventilasi rumah terdiri dari :
Insidentil :
o Pintu : 2m x 1m = 2m2 (1 bh1 x 2m2 = 2 m2)
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
16
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
o Jendela : 1m x 0,6m = 0,6m2 (3 bh3 x 0.6m2 = 1,8 m2)
Permanen
o Lubang angin: 0,3m x 0,6m = 0,18m2 (3 bh3 x 0,18m2= 0,54m2)
Total ventilasi : 2m2 + 1,8m2 + 0,54m2 = 4,34m2
4,34 m2
Persentase : ------------------- X 100% = 13,56 %32 m2
Karena ventilasi rumah yang ideal minimal 10% dari luas lantai rumah, maka ventilasi
rumah ini termasuk cukup.
III.8.4. Pencahayaan
Pencahayaan rumah kurang karena sinar matahari masuk hanya ke ruang tamu,
sedangkan kamar pasien tidak mendapatkan cahaya sinar matahari pada siang hari. Sedangkan
pada sore dan malam hari menggunakan penerangan listrik.
III.8.5. Air Bersih
Penggunaan air
Jenis air yang dipakai untuk masak menggunakan air PAM yang dibeli setiap hari dan
minum menggunakan air isi ulang. Mandi 1x sehari dikali.
Kebiasaan minum
± 3 liter air digunakan oleh seluruh anggota keluarga setiap harinya. Air isi ulang.
Penilaian air minum yang dipakai
Baik, kualitas air jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
III.8.6. Pembuangan Tinja
Rumah pasien tidak mempunyai jamban sendiri, pasien buang air besar dan buang air
kecil di kali dekat rumah.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
17
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
III.8.7. Kamar Mandi
Rumah pasien tidak memiliki kamar mandi, pasien dan keluarga pasien mandi di kali
dekat rumah.
III.8.8. Pembuangan Sampah
Sampah dikumpulkan dalam kantong plastik dan dibuang setiap hari di tempat
pembuangan sampah dekat tempat tinggal, selanjutnya sampah tersebut diangkut oleh
petugas dinas kebersihan. Air kotor bekas cucian langsung dibuang ke selokan yang ada
di depan rumah. Keadaan air selokan di belakang rumah tergenang.
III.8.9. Halaman Rumah
Halaman rumah pasien digunakan istri pasien untuk membuka warung, dan berjualan
makanan kecil.
III.8.10. Denah Rumah
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
18
3m
10m
2m2,5m 1,5m2m1,5m
Halaman
Ruang
Tamu
Kamar
Tidur
Gudang Dapur4m
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
III. 8.11. Denah Lokasi
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
19
Puskesmas Kecamatan
Kronjo
SD Negeri Lapa
ngan
Rumah Tn.S
Kantor Kecamatan Kronjo
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
BAB IV
RESUME DAN PERMASALAHAN
IV.1. Resume
Telah diperiksa seorang pasien laki- laki umur 30 tahun dengan keluhan utama timbul
bercak- bercak kemerahan pada punggung, wajah, dada kiri, dan di kaki kiri. Sejak 1,5 tahun
yang lalu, timbul beberapa bercak kemerahan di daerah punggung awalnya bercak tidak
menimbulkan keluhan sehingga dihiraukan oleh pasien, tetapi semakin lama bercak semakin
besar dan semakin banyak didaerah punggung, pipi kanan, wajah, dada dan daerah kaki pasien,
bercak agak menebal, kulit didaerah bercak menjadi terasa tebal dan mati rasa. Kemudian pasien
memeriksakan diri ke Puskesmas Kecamatan Kronjo. Pasien kemudian mendapat pengobatan
paket kusta. Sekarang pasien sudah menjalani pengobatan selama 1 tahun namun pasien sempat
tidak mengambil obat selama 3 bulan yaitu pada bulan ke-4 sampai bulan ke-6 karena alasan
pekerjaan.
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita sakit seperti ini atau pernah menderita
penyakit kusta. Tetangga depan tempat tinggal pasien ada yang menderita kusta, dan baru
memulai pengobatan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan:
Keadaan umum : baik, kesadaran compos mentis
Status gizi : baik (IMT 22,9 kg/m2)
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
20
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
Tekanan darah : 120/ 70 mmHg
Nadi : 86 x/ menit
Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu : 36,50C
Status generalis
Kepala : Tidak ada kelainan.
Mata : Tidak ada kelainan.
Telinga : Tidak ada kelainan.
Hidung : Tidak ada kelainan.
Mulut : Tidak ada kelainan.
Leher : Tidak ada kelainan.
Thorax : Tidak ada kelainan.
Abdomen : Tidak ada kelainan.
Ekstremitas : Tidak ada kelainan.
Status lokalis
- Facialis : Makula hiperpigmentasi dengan anestesi, berbatas tegas, permukaan
bersisik.
- Auricula : Cuping telinga menebal dan anestesi, permukaan bersisik, simetris
bilateral
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
21
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
- Pectoralis : Makula hiperpigmentasi dengan anestesi, permukaan bersisik,
berbatas tegas
- Skapula : Makula hiperpigmentasi dengan anestesi, permukaan bersisik,
berbatas tegas.
- Lumbalis : Makula hiperpigmentasi dengan anestesi, permukaan bersisik dan
berbatas tegas.
- Dorsum pedis sinistra : Makula hiperpigmentasi dengan anestesi, permukaan bersisik
dan berbatas tegas
Pemeriksaan tambahan
Fungsi saraf tepi
- Sensorik : sensasi raba, sensasi nyeri dan sensasi suhu terganggu pada lesi.
- Motorik : lagophthalmus tidak ada, kekuatan otot sedang pada jari ke V, ibu jari,
pergelangan tangan, pergelangan kaki dan jari kaki.
- Otonom : kulit tampak kering, ekstremitas superior dan inferior tampak edema.
Pemeriksaan BTA : Belum dilakukan.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
IV.2. Permasalahan
IV.2.1. Masalah klinis:
IV.2.1.1. Farmakologis:
Pasien tidak patuh minum obat.
Pasien jarang kontrol ke puskesmas
IV.2.1.2. Non farmakologis:
kurangnya higienitas pada pasien
IV.2.2. Masalah Non klinis:
IV.2.2.1. Masalah pasien
Kurangnya pengetahuan pasien terhadap penyakit yang diderita.
IV.2.2.2. Masalah keluarga:
Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap penyakit yang diderita pasien
Kurangnya dukungan keluarga terhadap pasien
Adanya faktor resiko penularan pada anggota keluarga dan orang-orang di lingkungan
sekitar tempat tinggal pasien.
IV.2.2.3. Masalah kesehatan lingkungan
Keadaan rumah agak sedikit lembab dan gelap karena sinar matahari yang masuk hanya
sedikit.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
23
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
Ventilasi hanya terdapat terutama di bagian depan rumah, ventilasi insidentil sangat
jarang dibuka, oleh sebab itu pertukaran udara di dalam rumah kurang baik walaupun
secara perhitungan ventilasi yang ada mencukupi pertukaran udara.
Tidak terdapatnya sumber air bersih dan kamar mandi pada tempat tinggal pasien.
IV.3. Kerangka Masalah
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
24
Pasien tidak patuh minum
obat
Rendahnya tingkat pengetahuan tentang
kusta
Pasien tidak kontrol teratur
Penyakit kusta tidak sembuh
Sanitasi dan ventilasi buruk
Kurangnya dukungan keluarga
Sumber penularan
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
BAB V
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
V.1. Alternatif Pemecahan Masalah klinis
V.1.1. Alternatif Pemecahan Masalah farmakologis
1. Memotivasi pasien agar sabar dan disiplin minum obat, karena pengobatannya memang
membutuhkan waktu yang lama sekitar 12-18 bulan.
2. Memotivasi pasien agar teratur kontrol ke Puskesmas
3. Memberitahukan pada pasien akibat yang akan terjadi jika pasien tidak teratur berobat,
yaitu penyakit menjadi sulit disembuhkan karena kuman menjadi kebal terhadap obat
(resisten terhadap obat) dan dapat terjadi kecacatan.
4. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang efek samping obat-obat MDT.
5. Menganjurkan pemeriksaan laboratorium untuk melihat fungsi hati dan ginjal setiap 6-9
bulan sekali untuk mengetahui sedini mungkin timbulnya efek samping obat yang
berbahaya.
V.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah Non Farmakologis:
Memberitahukan kepada pasien agar menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar
V.2 Alternatif Pemecahan Masalah Non Klinis
V.2.1 Alternatif Pemecahan Masalah Pasien
Memberi edukasi kepada pasien tentang penyakit yang diderita, resiko penularan serta
komplikasi yang mungkin terjadi.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
25
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
V.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah Keluarga
1. Memberi edukasi kepada keluarga pasien tentang penyakit pasien, serta resiko penularan yang
dapat terjadi
2. Meminta keluarga agar memberikan dukungan terhadap pasien baik dalam hal minum obat
maupun dukungan moril
V.2.3 Alternatif Pemecahan Masalah kesehatan lingkungan
1. Menganjurkan kepada pasien untuk sering membuka jendela agar pertukaran udara lebih baik
2. Memberitahukan kepada pasien unutk menggunakan air bersih
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
26
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
BAB VI
KESIMPULAN
V.1 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada tanggal 28 dan 29 Januari 2011,
didapatkan pasien menderita Morbus Hansen tipe MB (multi basiler) dan sedang mendapat
pengobatan MDT. Pasien sudah minum obat selama 1 tahun namun pasien sempat tidak
mengambil obat selama 3 bulan yaitu pada bulan ke-4 sampai bulan ke-6 karena alasan
pekerjaan.
Keadaan rumah lembab dan gelap karena sinar matahari yang masuk hanya sedikit.
Ventilasi yang ada memenuhi syarat ventilasi ideal namun jarang dibuka sehingga pertukaran
udara di dalam rumah kurang baik. Dapur terlihat kotor karena jarang dibersihkan dan pasien
tidak memiliki kamar mandi sehingga pasien biasa mandi di kali. Keadaan ekonomi pasien
kurang dan status pendidikan rendah.
V.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dan mungkin dapat dilaksanakan oleh pasien untuk
mengatasi masalah-masalah yang ada adalah sebagai berikut :
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
27
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
1. Menganjurkan kepada pasien agar teratur minum obat dan kontrol ke Puskesamas
2. Memberitahukan kepada pasien unutuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar
3. Memberi edukasi kepada pasien tentang penyakit yang diderita, resiko penularan serta
komplikasi yang mungkin terjadi.
4. Memberi edukasi kepada keluarga pasien tentang penyakit pasien, serta resiko penularan
yang dapat terjadi dan meminta kepada keluarga untuk tetap memberikan dukungan kepada
pasien baik dalam hal minum obat maupun dukungan moril.
5. Menganjurkan kepada pasien untuk menggunakan air bersih,
6. Menganjurkan kepada pasien untuk menggunakan alas kaki dan sarung tangan
7. Menganjurkan kepada pasien untuk sering membuka jendela agar pertukaran udara lebih
baik
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
28
Laporan Kunjungan Kasus Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Propinsi Banten periode 28-29 Januari 2011
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2006). Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta, cetakan XVIII,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, Hal 5-14.
Ditjen PPM dan PL. (2002). Buku Pedoman Program P2 Kusta bagi Petugas Puskesmas,
Ditjen PPM dan PL, Jakarta, Hal 3.
Puskesmas Kecamatan Kronjo. (2010). Hasil Wawancara dengan Petugas Program Kusta,
Puskesmas Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29