kisah-dinamika2
TRANSCRIPT
mujahidin
dinamika 2
Pengajian Rutin Ahad Pagi, 26 Pebruari di Masjid Mujahidin
Hidup Bahagia dengan SunnahAHAD (26/2) lalu, Yayasan Masjid Mu-jahidin Surabaya, mengadakan Pen-gajian Ahad Pagi Mujahidin (PAHAM),yang dilaksanakan setiap akhir bulan.Acara ini dimotori dan didanai olehLembaga Amal Mujahidin dan Ta’mirMasjid Mujahidin 1. Pebruari ini yangmemberi tausiyah yaitu Ustadz Dr. H.Muhammad Nur Ihsan, MA, salah satudosen STDI Imam Syafi’i, Jember).Pengajian yang diperuntukkan
guru, karyawan dan jama’ah tetapMasjid Mujahidin Surabaya sertamasyarakat umum, sangat meriah. Ja-maah yang ikut selain dari jama’ahMujahidin sendiri juga diikuti oleh ja-maah dari luar.Pengajian dimulai pukul 06.00
sampai 7.30 Wib. Namun sebelumpukul 06.00 jama’ah sudah banyakyang hadir.Jauh hari sebelumnya, pengajian
ini telah diumumkan dan dipub-likasikan melalui majalah Suara Mu-jahidin, Radio Swara Perak Jaya, jugamimbar Jum’at.Hal ini dilakukan agar Donatur
Tetap LAM, Pendengar Radio SPJ, Ja-ma’ah Tetap dan masyarakat umumbisa hadir dalam pengajian tersebut.Di samping itu juga mengundangpara Rukun Tangga (RT) dan Rukun
Warga (RW) di lingkungan Masjid Mu-jahidin, bahkan diumumkan melaluipengeras suara luar yang ada di lantaiIV.Dalam kajian yang bertema “In-
dahnya Hidup di atas Sunnah,” mem-buat penasaran hadirin.Dalam penjelasannya Ustad Nur
Ihsan mengatakan bahwa orang-orang yang berpegang teguh kepadaSunnah akan merasakan ketentra-man, ketenangan, kebahagian, keber-kahan dan keindahan hidup di bawahnaungannya. Sunnah itu sangat in-
dah, karena ia adalah agama yang te-lah di sempurnakan dan diridhoi olehAllah.“Walaupun hidup di dunia bahagia,
namun kalau tidak mengikuti Sunnah,maka kehidupan itu semu. Sunnah, se-perti perahu Nabi Nuh. Bagi merekayang mengikuti atau menaiki perahuitu, akan selamat. Namun mereka yangtidak naik, apa lagi menolak ajakannaik ke perahu, maka dipastikan cela-ka,” jelas doktor dari Universitas Madi-nah ini. Oleh karena itu ajakan untukmengikuti Sunnah, menurut UstadNur, harus selalu dilakukan, tidak ke-nal lelah, karena merupakan kewajib-an umat Islam.“Anjuran agar kembali kepada Sun-
nah adalah kewajiban kita semua. Itti-ba’ kita hanya kepada Rasulullahdengan melalui sunnahnya,” jelasnyalagi.Acara tersebut berakhir pukul 7.30
WIB. dan ditutup dengan do’a ka-faratul majelis oleh Ustadz H. Muham-mad Maman Rosdiawan, Lc. (WakilKetua Ta’mir Masjid Mujahidin Suraba-ya). Semoga dengan berada diatasSunnah, maka kehidupan kita di du-nia dan akhir selamat, Amien Ya Rab-bal Alamin. (MDE)
1 8suara
Y
EDISI 7 TAHUN KE-5 v jUmADAl UlA 1433 H v AprIl 2012
kisah
Makmun dan Yahya Bin Aktsanahya bin Aktsan adalah hakim dalam pemerinta-han Khalifah Makmun. Pada suatu ketika ia ber-malam di istana tempat kediaman khalifah. Ditengah malam ia terbangun untuk mencari air mi-
num karena merasa sangat haus.Waktu itu karena khalifah tahu, Yahya pun ditegur, “Ada
apa tuan Yahya?”“Amirul Mukminin, saya sungguh merasa haus,” jawab
Yahya.“Kembalilah dahulu ke tempatmu!” kata Makmun.Makmun pun bangkit dari tempatnya dan pergi men-
cari air. Sejurus kemudian beliau kembali ke tempat Yahyadengan membawa air. “Silakan minum, tuan Yahya!” kataMakmun sambil menyodorkan minuman tersebut.Melihat hal itu Yahaya berkata, “Wahai Amirul Muk-
minin, mengapa engkau sendiri yang mengambil air danbukan pelayan-pelayan?”Jawab Makmun, “Mereka sedang tidur nyenyak.“Saya selesaikan sendiri saja keperluanku minum ini,”
kata Yahya.Sahut Makmun,“ Orang yang membiarkan tamunya ber-
buat sendiri untuk keperluannya itu ialah orang yang ren-dah perangainya. Maukah saudara saya beri peringatan? “
“Baiklah, Amirul Mukminin,” sahut Yahya.Kata Makmun,“Rasulullah bersabda: Ketua kaum (pimp-
inan ummat) itu sebagai budak (pelayan mereka).”
*) Diambil dari “99 Kisah Menawan Hati“karya Drs. H. Masyhad Bahri, SH.
kosong.diisi iklan atau do’a-do’a?
EDISI 7 TAHUN KE-5 v jUmADAl UlA 1433 H v AprIl 2012 suar
a