kiprah forum multi pihak inisiatif alokasi dana desa untuk ... · desa. beberapa pertanyaan yang...

3
KIPRAH FORUM MULTI PIHAK Inisiatif Alokasi Dana Desa untuk Sektor Lingkungan USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN Oleh: Rezki Mulyadi Dana desa adalah salah satu komponen yang di- harapkan dapat mendorong percepatan pembangu- nan potensi lokal. Sehingga dapat berdampak dalam mengembangkan perekonomian desa dan warga- nya. Namun pengaruh dana desa terhadap kemajuan desa dan warganya sangat tergantung pada aparat desa. Beberapa pertanyaan yang terkait: sejauhma- na kesiapan aparat dalam menyusun program yang tepat sesuai dengan daya dukung yang dimiliki desa, bagaimana kemampuan aparat desa dalam menge- lola dan menjalankan program dengan baik serta apakah masyarakat dilibatkan dalam proses pem- bangunan. Dengan ketepatan dalam perencanaan dan effektivitas dalam pelaksanaan program, maka dana desa diyakini mampu mewujudkan program yang berkualitas dalam peningkatan kesejahteraan warganya. Bagi sebagian desa di Indonesia, khususnya yang berbatasan dengan hutan maka daya dukung uta- manya adalah hutan dan lingkungannya. Ini berarti, alokasi dana yang ada sebaiknya diperuntukan bagi pembangunan lingkungan sesuai dengan salah satu arah utama pemanfaatan dana desa yaitu pembangu- nan dan pengembangan energi terbarukan serta ke- giatan pelestarian lingkungan hidup. Salah satu Kabu- paten yang memiliki perhatian dalam menggunakan Desa kini muncul sebagai tum- puan baru sejak pemerintah memutuskan desa sebagai basis utama pembangunan. Alokasi dana yang besar diharap- kan membuat desa semakin berdaya menjalankan program- nya. Meski begitu hal ini mem- butuhkan penguatan aparat dan penajaman program menjadi sebuah keharusan agar program desa menjadi lebih tepat guna. USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN 1

Upload: vunga

Post on 05-Jun-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KIPRAH FORUM MULTI PIHAK Inisiatif Alokasi Dana Desa untuk Sektor Lingkungan

USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN

Oleh: Rezki Mulyadi

Dana desa adalah salah satu komponen yang di-harapkan dapat mendorong percepatan pembangu-nan potensi lokal. Sehingga dapat berdampak dalam mengembangkan perekonomian desa dan warga- nya. Namun pengaruh dana desa terhadap kemajuan desa dan warganya sangat tergantung pada aparat desa. Beberapa pertanyaan yang terkait: sejauhma-na kesiapan aparat dalam menyusun program yang tepat sesuai dengan daya dukung yang dimiliki desa, bagaimana kemampuan aparat desa dalam menge-lola dan menjalankan program dengan baik serta apakah masyarakat dilibatkan dalam proses pem-bangunan. Dengan ketepatan dalam perencanaan dan effektivitas dalam pelaksanaan program, maka dana desa diyakini mampu mewujudkan program yang berkualitas dalam peningkatan kesejahteraan warganya.

Bagi sebagian desa di Indonesia, khususnya yang berbatasan dengan hutan maka daya dukung uta-manya adalah hutan dan lingkungannya. Ini berarti, alokasi dana yang ada sebaiknya diperuntukan bagi pembangunan lingkungan sesuai dengan salah satu arah utama pemanfaatan dana desa yaitu pembangu-nan dan pengembangan energi terbarukan serta ke-giatan pelestarian lingkungan hidup. Salah satu Kabu-paten yang memiliki perhatian dalam menggunakan

Desa kini muncul sebagai tum-puan baru sejak pemerintah memutuskan desa sebagai basis utama pembangunan. Alokasi dana yang besar diharap-kan membuat desa semakin berdaya menjalankan program-nya. Meski begitu hal ini mem-butuhkan penguatan aparat dan penajaman program menjadi sebuah keharusan agar program desa menjadi lebih tepat guna.

USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN 1

dana desa untuk pembangunan lingkungan adalah Kabupaten Aceh Tenggara.

Jumlah desa di Aceh Tenggara mencapai 386 desa yang terbagi kedalam 16 kecamatan. Sebagian besar masyarakatnya mengandalkan pertanian sebagai sumber penghidupan utama. Sebagai daerah yang memiliki banyak potensi dibidang pertanian dan ekowisata, Kabupaten yang Beribukota Kutacane ini, memandang perlu untuk memasukkan unsur lingku- ngan dalam komposisi anggaran dana desa yang ter-tuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). Diharapkan sudah rancangan ini mulai berjalan pada tahun 2017 dan diatur melalui peraturan bupati untuk mengawal.

Dalam kesempatan mengikuti kegiatan revitalisasi Forum Leuser Aceh Tenggara (FOLAT) Wakil Bupa-ti Kabupaten Aceh Tenggara Ali Basrah mengatakan bahwa melihat potensi desa di wilayah Aceh Tengga-ra sesungguhnya bisa dimaksimalkan lebih produktif. Diantaranya adalah dengan mengoptimalkan peman-faatan penggunaan dana desa secara efektif. Hal itu secara khusus disampaikannya dalam kegiatan revita- lisasi Forum Leuser Aceh Tenggara (FOLAT).

Forum ini merupakan mitra pembangunan dan mitra strategis pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Aceh Tenggara. FOLAT merupakan forum multi pihak yang terdiri dari unsur masyarakat sipil, akademisi, media, aktivis lingkungan, forum dai lingkungan, dan anggota legislatif. FOLAT dibentuk sejak tahun 2013. Pembetukannya difasi- litasi oleh USAID IFACS (Indonesia Forest and Climate Support) dan kini dilanjutkan bekerjasama dengan USAID LESTARI.

Salah satu peran FOLAT adalah membantu pemerin-tah Kabupaten Aceh Tenggara untuk mengawal pro- ses pengembangan peraturan bupati yang mengatur pemanfaatan dana desa untuk sektor lingkungan hidup. Wakil bupati dalam mengisyaratkan bahwa porsi dana desa untuk sektor lingkungan adalah sebesar 10-15 persen.

Melihat proses penyusunan rancangan perbup tentang pemanfaatan dana desa yang telah digulir-kan, FOLAT menyambut baik usulan ini dan menyu- sun tim untuk dimasukkan dalam struktur tim teknis penyusunan Perda. Menurut Ketua harian FOLAT Sunawardi, “Akan kita dukung penyusunannya (per-bup). Kami melihat Inisiatif ini sangat penting guna mendukung pertanian sebagai sumber penghidupan masyarakat. Dengan menguatkan aturannya lingku- ngan akan terjaga. Jika lingkungannya tak dijaga sum-ber penghidupannya akan hilang,”

Motor Penggerak

Sebagai langkah awal, FOLAT memfasilitasi dan menginisiasi penyusunan draft peraturan bupati un-tuk memasukkan anggaran lingkungan dalam kompo-sisi alokasi dana desa di Aceh Tenggara. Kesepakatan dari pertemuan ini adalah pembentukan tim ahli dan tim teknis yang melibatkan beberapa anggota forum. Pembentukan tim teknis bekerjasama dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat.

Tim ahli dan tim teknis telah mengidentifikasi sejum-lah peluang dan tantangan terkait dengan penge- lolaan lingkungan dan kehutanan yang dituangkan dalam daftar inventaris masalah. Sunawardi menya-takan daftar inventarisasi masalah akan membantu tim untuk membuat draft awal dan memperkuat aspek-aspek lingkungan yang dibutuhkan serta me- minimalkan kesalahan dalam peraturan bupati yang sedang digodok ini. “Kita tidak mau perbup lahir justru menimbulkan masalah,” tegas Sunawardi.

Tahun 2016 diharapkan perbup ini sudah selesai dan tahun berikutnya sudah mulai dimasukkan dalam proses pembuatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) tahun 2017. Dengan demikian, pada awal tahun 2017 seluruh proses dan hasilnya sudah masuk kedalam RPJMDes di seluruh desa Kabupaten Aceh Tenggara.

Nampaknya upaya FOLAT ini mendapat sambu-tan poistif dari sejumlah aparat desa di Kabupaten Aceh Tenggara dan berharap Perbup ini bisa segera menjadi acuan penguat RPJMDes 2017. Perbup ini juga diharapkan tidak bertentangan dengan Undang- Undang 6/2014 tentang desa. Karenanya, rancangan Perbup terlebih dahulu disosialisasikan keseluruh kepala desa untuk mendapatkan masukan bekerjasa-ma dengan Asosiasi Kepala Desa Aceh Tenggara.

Foto: Bapak Sunawardi, Ketua harian FOLAT (Forum Leuser Aceh Tenggara)

USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN 2

Kapasitas Aparat

Dana desa kini menjadi topik hangat. Pembangunan desa yang telah dijamin dalam Undang-Undang dan melekat kewenangan desa yang bersifat otonom. Sehingga Desa memiliki keleluasaan untuk mengatur dan mengurus kewenangan yang dimiliki. Meski bu-kan barang baru namun masih banyak aparat desa yang belum memahami secara keseluruhan proses pemanfaatan dana desa. Kepala desa di Aceh Tengga-ra masih banyak yang belum mengetahui bahwa ke-wenangan yang mereka miliki selaku kuasa pengguna anggaran sangat besar.

Wakil ketua asosiasi kepala desa Aceh Tenggara, Ilham mengakui hal ini. Menurutnya kapasitas kepa-la desa yang tidak seragam bisa menjadi tantangan berat yang harus dihadapi dimasa yang akan datang. “Kami harus akui belum semua dari kami mengetahui bahwa kewenangan kepala desa ternyata sangat be-sar dalam hal penggunaan anggaran. Kapasitas aparat desa memang masih perlu ditingkatkan, agar peren-canaan dan penganggaran lebih efektif,” Ujar Ilham, anggota Asosiasi Pemerintahan Desa Aceh Tenggara. Karena itu, Ilham berharap sebelum diterbitkan atau disahkan oleh bupati, Perbup harus melaui proses uji publik lalu kemudian disosialisasikan ke aparat desa.

Penggunaaan dana desa untuk program pelestarian lingkungan memang sangat penting untuk sejumlah desa di Kabupaten Aceh Tenggara. Dengan pemba-ngunan ekonomi yang bertumpu pada sektor per-tanian, maka dukungan pasokan air yang cukup un-tuk memaksimalkan produksin menjadi keniscayaan. Dengan demikian, memasukkan lingkungan dan sek-tor kehutanan dalam komposisi anggaran dana desa akan melindungi sektor pertanian. Rusaknya hutan jelas mempengaruhi sumber air yang dibutuhkan

pertanian. Jika dibiarkan maka bukan saja merugikan masyarakat desa namun juga daerah. Disinilah peran perbup ini dibutuhkan.

Pada kasus lain, ada beberapa desa di Aceh Teng-gara sudah hilang akibat abrasi sungai. Ini menjadi bukti bahwa persoalan lingkungan yang tidak diatasi dengan baik dapat mengakibatkan hilangnya peng-hidupan masyarakat khususnya sektor pertanian. Un-tuk menghindari bencana ekologis yang mengancam setiap saat, unsur lingkungan patut mendapat porsi yang cukup dalam pemanfaatan dana desa di Aceh Tenggara.

“Melalaikan aspek ekologis dalam perencanaan akan mengundang kerusakan berkepanjangan,” tegas Suna- wardi.

Foto: Bapak Sunawardi memfasilitasi rapat terkait alokasi dana desa untuk sektor lingkungan di Aceh Tenggara.

USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN 3