kinerja keuangan.docx

Upload: pejantan-tangguh

Post on 02-Mar-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA BANJARBARU

Pada era reformasi yang meliputi berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang termasuk didalamnya pengelolaan keuangan daerah yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja menjadi pusat perhatian utama bagi pemerintah daerah terutama SKPD yang langsung terkait dengan penatausahaan keuangan pemerintah daerah. Perubahan-perubahan penting dan mendasar telah dilakukan oleh pemerintah pusat dengan tujuan untuk mengakomodasi berbagai tuntutan dan aspirasi yang berkembang di daerah hal ini sejalan dengan tuntutan reformasi pemerintah daerah. Namun masih banyaknya permasalahan pengelolaan keuangan daerah seperti ketersediaan anggaran pemerintah daerah yang sangat terbatas dan masih harus diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang harus segera diselesaikan, maka pengalokasian anggaran harus dilakukan secara hati-hati dan bertanggungjawab agar anggaran yang terbatas itu dapat dimanfaatkan secara efisien dan dapat menghasilkan daya ungkit yang kuat bagi pembentukan tata kelola pemerintahan daerah yang baik. Dengan demikian diperlukan siklus perencanaan, pengalokasian, pemanfaatan, dan pengevaluasian anggaran pengembangan pemerintahan daerah yang baik sehingga pelaksanaan strategi untuk pencapaian tujuan pembangunan secara menyeluruh dapat berjalan secara efektif.Dalam praktik penyusunan anggaran, masih sering terjadi tidak disediakannya dana bagi suatu kegiatan yang semestinya dilaksanakan. Salah satu contoh sederhana dapat dikemukakan adalah tidak dialokasikannya biaya yang cukup untuk pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, yang dalam kenyataan bahwa biaya perawatan merupakan hal yang sangat diperlukan agar sarana dan prasarana yang dimiliki pemerintah daerah dapat berfungsi dengan baik. Hal tersebut merupakan suatu indikasi bahwa masih lemahnya perencanaan anggaran, yang ironisnya lagi, kondisi seperti itu terus terjadi pada setiap tahun anggaran. Lemahnya perencanaan dalam pengalokasian anggaran belanja menyebabkan lemahnya kinerja pemerintah, sehingga ada unit kerja yang kelebihan pembiayaan dan ada pula unit kerja yang kekurangan pembiayaan. Unit kerja yang kelebihan pembiayaan mengakibatkan efisiensi menjadi rendah, sedangkan ada unit kerja yang kekurangan pembiayaan mengakibatkan efektifitas menjadi rendah untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) masing-masing SKPD. Kesenjangan yang lebar antara kebutuhan anggaran dengan keterbatasan anggaran yang dapat disediakan akan menimbulkan pengalokasian anggaran yang buruk apabila arah dan prioritas penggunaan anggaran tidak terdefinisi dengan baik, proses pengalokasian anggaran tidak sistematik dan praktik penganggaran yang tidak transparan karena lemahnya persyaratan kelayakan pembiayaan. Untuk menghindarkan pemborosan anggaran, perlu dikembangkan kerangka perencanaan dan pengalokasian anggaran yang tepat.Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara memuat berbagai perubahan mendasar dalam pendekatan penyusunan anggaran. Perubahan mendasar tersebut meliputi aspek-aspek penerapan pendekatan penganggaran dengan perspektif jangka menengah (Medium Term Expenditure Framework), penerapan penganggaran secara terpadu (Unified Budget) dan penerapan penganggaran berbasis kinerja (Performance Budget). Sehingga dengan mengacu kepada ketiga hal tersebut anggaran akan tepat sasaran dan tepat program sehingga pembangunan daerah dapat berjalan dengan baik sebagaimana yang diharapkan.1