kinerja guru ditinjau dari kepemimpinan kepala sekolah dan ...eprints.ums.ac.id/46443/18/naskah...

15
KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN FAKTOR KONTEKSTUAL DI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN 2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Oleh: BAMBANG WASITO AJI A 210 120 068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: others

Post on 02-Mar-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DAN FAKTOR KONTEKSTUAL DI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN 2016

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada

Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

BAMBANG WASITO AJI

A 210 120 068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

iii

Page 3: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

iii

Page 4: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

iii

Page 5: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

1

KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN FAKTOR KONTEKSTUAL DI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN 2016

Bambang Wasito Aji, A210120068, Program Studi Pendidikan Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2016.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru, 2) Pengaruh faktor kontekstual terhadap kinerja guru , 3) Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap kinerja guru. Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan penarikan kesimpulan melalui metode statistik. Hasil analisis regresi memperoleh persamaan regresi: Y = 26,140 + 0,853X1 + 1,659X2 . Persamaan menunjukkan bahwa Kinerja guru dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual. Kesimpulan yang diambil adalah: 1) Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Hal ini berdasarkan analisis regresi (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel yaitu 3,307 > 2,004 dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,025 dengan koefisien determinasi parsial sebesar 17,88%. 2) Faktor kontekstual berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Hal ini berdasarkan analisis regresi (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel yaitu 3,509 > 2,004 dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,001 dengan koefisien determinasi parsial sebesar 29,81%. 3) Kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Hal ini berdasarkan analisis variansi regresi berganda (uji F) diketahui bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 23,728 > 3,16 dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. 4) Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,477 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap kinerja guru adalah sebesar 47,7%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Kata Kunci : faktor kontekstual, kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru.

ABSTRACT

This study aims to determine: 1) The impact of school leadership on teacher performance, 2) Influence of contextual factors on teacher performance, 3) The impact of school leadership and contextual factors on teacher performance. This study is quantitative descriptive research by drawing conclusions through statistical methods The results of the regression analysis obtained regression equation: Y = 26.140 + 0,853X1 + 1,659X2. The equation shows that the performance of teachers affected by school leadership and contextual factors. The conclusions drawn are: 1) Leadership principals positive influence on teacher performance. It is based on regression analysis (t test) note that tcount> t table is 3,307> 2,004 and the significance value <0.05 is 0,025 with partial determination coefficient of 17.88%. 2) contextual factors positive influence on teacher performance. It is based on regression analysis (t test) note that tcount> ttable namely 3.509> 2.004 and the significance value <0.05 is 0.001 with a partial determination coefficient of 29.81%. 3) Leadership principals and contextual factors positive influence on teacher performance. This is based on multiple regression analysis of variance (F test) note that Fcount> Ftable is 23.728> 3.16 and a significance value <0.05 is 0.000. 4) The coefficient of determination (R2) of 0.477 indicates that the influence of school leadership and contextual factors on the performance of teachers is 47.7%, while the rest influenced by other variables. Keywords: contextual factors , leadership principal, teacher performance.

Page 6: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

2

1. PENDAHULUAN Dalam upaya membangun manusia yang seutuhnya, pembangunan didalam

pendidikan merupakan sarana dan wahana yang penting dan sangat menentukan

dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh karena itu, bidang pendidikan perlu

diperhatikan, serta mendapat penanganan yang serius baik dari pemerintah,

masyarakat dan para pengelola.

Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2002:263)

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok

orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan,

proses, cara, perbuatan pendidik.

Tidak dapat diragukan lagi bahwa pendidikan merupakan inti dari kemajuan

suatu bangsa. Bagi Indonesia, hal ini sudah dicantumkan dalam konstitusi dan

berbagai program pemerintah. Namun dalam kenyataannya, baru bersifat retorika

padahal sudah puluhan tahun Indonesia merdeka. Seharusnya, kita sudah bisa menata

bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat dan dihargai oleh bangsa-bangsa lain di

dunia. Dalam pelaksanaannya, masih diwarnai dandijadikan sebagai alat politik

sehingga proses pendidikan yang dilaksanakan belum menunjukkan hasil yang

memuaskan (Mulyasa 2013: 15).

UNESCO pada tahun 2012 merilis data yang menyatakan bahwa Indonesia

berada diperingkat ke-64 dari 120 berdasarkan penilaian Education Development

Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan. Nilai tersebut diperoleh dari

rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yakni angka partsipasi pendidikan

dasar, angka bertahan siswa hingga kelas V Sekolah Dasar, angka partisipasi

menurut kesetaraan gender, angka melek huruf pada usia 15 tahun keatas (UNESCO:

2012). Dari data tersebut sudah jelas bahwa pendidikan di Indonesia masih perlu

dibenahi. Pendidikan di Indonesia harus menjadi target utama supaya mampu

bersaing dengan negara-negara lainnya. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan

pasti ada faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah tenaga kependidikan.

Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,

pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang suatu proses

pendidikan pada satuan pendidikan, dari hari ke hari permasalahan-permasalahan

Page 7: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

3

yang dikemukakan tersebut memang berkaitan dengan kinerja guru (UU RI

Sisdiknas 2003:12).

Menurut Hasibuan (2002:160) “Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan kesempatan merupakan

kinerja”. Dengan demikian, kinerja guru hasil kerja yang dicapai oleh seorang guru

dalam melaksanakan tugas-tugas yang didasarkan atas pengalaman, kecakapan, serta

kesungguhannya. Posisi guru sangat sentral dalam dunia pendidikan dan dalam

pelaksanaan pembelajaran, maka berkaitan dengan kinerja guru dan diperlukan

adanya totalitas, dedikasi serta loyalitas sebagai seorang pendidik. Begitu pentingnya

komponen guru yang sangat menentukan terselenggaranya pendidikan yang bermutu

dan berkualitas. Begitu pentingnya posisi guru dalam kegiatan belajar mengajar,

maka sangat wajar apabila fenomena rendahnya kualitas pendidikan akan menunjuk

guru sebagai tumpuan kesalahan atau penyebab dari fenomena tersebut.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja menurut Bernardin dan Russel

Gomes (1997) adalah kecenderungan seseorang yang mempunyai pengetahuan,

keterampilan, kecakapan, sikap dan tingkah laku yang baik akan menghasilkan

kinerja yang optimal. Sebaliknya seseorang yang tidak mempunyai pengetahuan,

keterampilan, kecakapan, sikap dan tingkah laku yang baik cenderung menghasilkan

kinerja yang rendah, disamping itu orang yang sama dapat menghasilkan kinerja

yang berbeda dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Orang yang bekerja di suatu

tempat dengan kondisi psikologis, sosial dan lingkungan fisik yang memungkinkan,

maka orang itu cenderung akan menghasilkan kinerja yang optimal. Sebaliknya

orang yang bekerja di suatu tempat dengan kondisi psikologis, sosial dan lingkungan

fisik yang memungkinkan, maka orang itu cenderung akan menghasilkan kinerja

yang tidak optimal. Sedangkan menurut Payaman J dalam John Suprihanto (1997:22-

28) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain pendidikan dan latihan, gizi

dan kesehatan, motivasi, kesempatan kerja, kemampuan manajerial pemimpin.

Dengan demikian menurunnya kualitas pendidikan tidak sepenuhnya

disebabkan oleh guru karena terdapat faktor eksternal yang menyebabkan kinerja

guru menurun dan mengakibatkan kualitas pendidikan menurun.

Page 8: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

4

Mengingat pentingnya kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Pihak-pihak

sekolah melakukan upaya untuk meningkatkan kinerja guru sehingga menciptakan

pendidikan yang berkualitas. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu

faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah sebagai pemimpin

dalam pendidikan formal perlu memiliki wawasan yang luas dan maju. Menyadari

hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan

pengembangan pendidikan secara terarah, berencana, berkesinambungan sehingga

meningkatkan kualitas pendidikan serta meningkatkan kinerja guru secara optimal.

Menurut Soebagio dalam Suwar (2000:2) bahwa kepala sekolah melakukan

tiga fungsi yaitu membantu para guru memahami, memilih dan merumuskan tujuan

pendidikan yang dicapai, menggerakkan para guru, para karyawan, para siswa dan

anggota masyarakat untuk mensukseskan program pendidikan di sekolah,

menciptakan sekolah sebagai lingkungan kerja yang harmonis, dinamis, sehat,

nyaman, sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas dan

memperoleh kepuasan kerja yang tinggi.

Pelaksanaan tugas profesional guru memerlukan bimbingan dari berbagai pihak

khususnya kepala sekolah. Seperti yang diuraikan diatas bahwa diharapkan kepala

sekolah untuk bisa mengembangkan serta meningkatkan kinerja profesionalisme

seorang guru. Pembinaan yang bisa dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru

meliputi: ”Keterampilan teknis (technical skills), keterampilan manajerial

(managerial skills) dan keterampilan manusiawi (human skills). Ketiga jenis

keterampilan tersebut, memberikan kontribusi masing-masing 50%,20%, 30%”

(Alfonso dalam Imron,1995:85). Untuk mengetehui kekurangan dan kelemahan guru,

peran kepala sekolah juga harus melakukan supervisi yaitu suatu cara memberikan

pertolongan dengan membimbing dan mengarahkan serta mengembangkan

kompetensi kerja yang telah dimiliki oleh guru. Dari langkah-langkah tersebut kepala

sekolah dapat mengetahui permasalahan-permasalahan guru baik yang berkaitan

dengan kompetensi pribadi, kompetensi pedagodis sampai pada kompetensi

professional serta keunggulan yang dimiliki guru tersebut.

Selain pentingnya masalah kepemimpinan kepala sekolah masih ada hal-hal

yang sekiranya akan mempengaruhi kinerja guru, yakni dari segi faktor kontekstual

Page 9: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

5

atau situasional, maksud dari situasional disini adalah tentang bagaimana dengan

kondisi atau situasi lingkungan kerja. Saydam (2000:226) mendefinisikan lingkungan

kerja sebagai keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada disekitar karyawan

yang sedang melaksanakan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan

pekerjaan itu sendiri. Lingkungan kerja yang nyaman akan mampu meningkatkan

produktivitas para guru sehingga kinerja guru akan semakin meningkat. Beberapa

Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Boyolali terletak persis di tepi jalan

raya. Hal tersebut pasti sedikit bahkan banyak berpengaruh pada proses belajar

mengajar itu sendiri.

Meskipun beberapa sekolah sudah mulai memperhatikan faktor lingkungan

sekolah mereka, namun kenyataannya masih ada beberapa sekolah yang kurang

memperdulikan lingkungan sekolah apalagi ruang guru. Padahal seharusnya guru

memiliki cukup ruang untuk bekerja dengan nyaman. Jika faktor lingkungan ini tidak

diperhatikan dengan baik, dikhawatirkan kinerja guru juga tidak akan berjalan seperti

seharusnya. Kemungkinan besar guru akan merasa malas untuk masuk ke

ruangannya, bahkan guru juga tidak akan melaksanakan tugasnya sebagai seorang

pendidik secara maksimal.

Peneliti juga sempat melakukan observasi ke beberapa sekolah, namun peneliti

tertarik melakukan pengamatan di SMA Negeri 1 Teras Boyolali, sebenarnya di

sekolah ini fasilitas yang ada cukup memadai, namun peneliti tertarik untuk

melakukan pengamatan ke SMA Negeri 1 Teras karena jika dilihat diruang guru,

berkas-berkas masih tertumpuk dimeja sehingga mempersempit ruang gerak guru

sehingga membuat kinerja menjadi kurang baik dan tidak bisa bekerja dengan

nyaman.

Berdasarkan berbagai faktor di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih

dalam mengenai kinerja guru di SMA Negeri 1 Teras Boyolali. Oleh karena itu,

peneliti mengambil judul “KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH DAN FAKTOR KONTEKSTUAL DI SMA NEGERI 1

TERAS BOYOLALI TAHUN 2016”

Page 10: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

6

2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini

memaparkan ada tidaknya kontribusi variabel independen yaitu kepemimpinan

kepala sekolah dan factor kontekstual terhadap variabel dependen yaitu kinerja guru.

Penelitian dilakukan pada Guru-guru SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2016.

Alasan peneliti mengambil penelitian di tempat tersebut adalah dari segi kondisi

ruang guru yang kurang luas, berkas-berkas masih tertumpuk dimeja sehingga

mempersempit ruang gerak guru sehingga membuat kinerja menjadi kurang baik dan

tidak bisa bekerja dengan nyaman. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru-

guru SMA Negeri 1 Teras Boyolali yang berjumlah 55 guru dan merupakan sampel

jenuh. Alasan menggunakan sampel jenuh adalah dari jumlah responden yang

berjumlah 55, sehingga seluruh populasi dijadikan sampel.

Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan metode angket dan

metode dokumentasi. Metode angket atau kuesioner digunakan untuk menghimpun

data. Angket bersifat tertutup, yaitu responden tinggal memilih salah satu jawaban

yang telah disediakan. Metode dokumentasi digunakan untuk menghimpun data

mengenai daftar nama guru di SMA tersebut. Teknik analisis data yang digunakan

pada penelitian ini yaitu analisis regresi linear ganda, dengan uji prasyaratnya yaitu

uji normalitas dan uji linearitas.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji prasyarat analisis diperlukan sebelum melakukan uji hipotesis terhadap

data yang telah terkumpul. Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui

normal atau tidaknya suatu distribusi. Uji yang digunakan dalam uji normalitas

adalah uji statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov test (K-S). Adapun hasil uji

normalitas data disajikan dalam tebel 1 sebagai berikut.

Page 11: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

7

Tabel 1 Hasil Uji Normalitas

Unstandardized

Residual N 55 Normal Parameters(a,b) Mean ,0000000 Std. Deviation 6,91296333 Most Extreme Differences Absolute ,101 Positive ,078 Negative -,101 Kolmogorov-Smirnov Z ,751 Asymp. Sig. (2-tailed) ,625

Berdasarkan tabel diatas, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,751

dengan signifikansi lebih besar dari 0,05 dan menunjukkan keadaan yang tidak

signifikan. Hal ini berarti Ho diterima, yang artinya bahwa data residual berdistribusi

normal atau model ini lolos uji normalitas.

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai

hubungan yang linier atau tidak. Data yang baik seharusnya terdapat hubungan yang

linier antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Dasar pengambilan

keputusan yaitu jika nilai siginifikansi lebih besar dari 0,05. Adapun ringkasan hasil

uji linearitas disajikan dalam tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2 Hasil Uji Linearitas

No. Variabel Sig. Deviation from

Linierity Taraf

Signifikansi Kesimpulan

1 Kepemimpinan Kepala Sekolah 0,357 0,05 Linier

2 Faktor Kontekstual 0,563 0,05 Linier Berdasarkan hasil perhitungan terdapat nilai deviation from linierity diperoleh

nilai variabel kepemimpinan kepala sekolah sebesar 0,357 dan factor kontekstual

sebesar 0,563. Kedua variabel mempunyai nilai lebih besar dari 0,05. Artinya kedua

variabel tersebut dapat dikatakan linier.

Uji prasyarat analisis telah terpenuhi, maka model regresi dapat digunakan

pada penelitian. Model analisis yang digunakan yaitu model analisis regresi linear

Page 12: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

8

berganda Y = a + b1X1+ b2X2. Adapun hasil uji analisis regresi linear ganda

disajikan dalam tabel 3 sebagai berikut

Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Linier

Variabel Koefisien Regresi

(Constant) 26,140

Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) 0,853

Faktor Kontekstual (X2) 1,659

Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan regresi linier berganda adalah

sebagai berikut : Y = 4,277 + 0,853X1 + 0,659X2. Nilai konstanta = 26,140. Hal ini

menunjukkan bahwa apabila nilai variabel kepemimpinan kepala sekolah dan faktor

kontekstual adalah nol, maka nilai variabel kinerja guru sama dengan 26,140.

Koefisien regresi variabel kepemimpinan kepala sekolah = 0,853, berarti variabel

kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Apabila

nilai variabel kepemimpinan kepala sekolah mengalami kenaikan sebesar satu poin,

maka variabel kinerja guru mengalami peningkatan sebesar 0,853. Koefisien regresi

variabel factor kontekstual = 1,659, berarti variabel faktor kontekstual berpengaruh

positif terhadap kinerja guru. Apabila nilai variabel faktor kontekstual mengalami

kenaikan sebesar satu poin, maka variabel kinerja guru mengalami peningkatan

sebesar 1,659.

Hasil pengujian uji t untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) thitung

lebih besar dari ttabel. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil dari thitung = 3,307

lebih besar dari ttabel =2,004, maka Ho ditolak sehingga ada pengaruh yang signifikan

kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru . Dari hasil ini menunjukkan

bahwa hipotesis 1 yang menyatakan ada pengaruh atau kontribusi kepemimpinan

kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2016

terbukti kebenarannya.

Hasil pengujian uji t untuk variabel factor kontekstual (X2) thitung lebih besar

dari ttabel. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil dari thitung = 3,509 lebih besar dari

ttabel =2,004, maka Ho ditolak sehingga ada pengaruh yang signifikan faktor

kontekstual terhadap kinerja guru . Dari hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis 2

Page 13: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

9

yang menyatakan ada pengaruh atau kontribusi faktor kontekstual terhadap kinerja

guru di SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2016 terbukti kebenarannya.

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif variabel

kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual secara serempak atau bersama-

sama terhadap kinerja guru. Dengan didapatnya Fhitung = 23,728 lebih besar dari Ftabel

= 3,16, maka Ho ditolak sehingga bersama-sama ada pengaruh yang signifikan

kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap kinerja guru. Dari

hasil ini menunjukkan hipotesis 3 yang menyatakan ada pengaruh atau kontribusi

kepemimpinan kepala sekolah dan fakto kontekstual terhadap kinerja guru di SMA

Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2016 terbukti kebenarannya.

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besar atau berapa persen (%)

pengaruh variabel bebas Kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan faktor kontekstual

(X2) terhadap kinerja guru (Y). Semakin besar nilai R2 (R Square), maka semakin

kuat kemampuan model regresi yang diperoleh untuk menerangkan kondisi

sebenarnya. Adapun besarnya garis regresi antara variabel X terhadap Y dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4 Hasil Analisis Varian Regresi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0,691a 0,477 0,457 7,045

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui koefisien determinan sebesar

0,477 atau sebesar 47,7%. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel

kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap variabel terikat

kinerja guru sebesar 47,7%. Sisanya sebesar 52,3% merupakan variabel lain yang

tidak diteliti dalam penelitian.

Sedangkan untuk mengukur besarnya proporsi sumbangan masing-masing

variabel bebas, yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

kinerja guru. Koefisien determinasi parsial juga digunakan untuk mengetahui

variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap (Y). Hasil analisis SPSS

disajikan sebagai berikut.

Page 14: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

10

Tabel 4.8 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Parsial

No Variabel Beta Zero Order

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah 0,301 0,594

2. Faktor Kontekstual 0,458 0,651

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui besarnya pengaruh yang

diberikan oleh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat dengan cara

mengalikan nilai beta dengan nilai zero order kemudian dikali 100%. Maka hasil

analisa dapat diperoleh sebagai berikut: 1. Presentase pengaruh dari X1 terhadap Y

sebesar : Beta x zero order x 100% = 0,301 x 0,594 x 100% = 17,88%. 2. Presentase

pengaruh X2 terhadap Y sebesar : Beta x zero order x 100% = 0,458 x 0,651 x 100%

= 29,81%. Total pengaruh yang diberikan oleh masing-masing variabel bebas yaitu

sebesar 17,88% + 29,81% = 47,69% atau dibulatkan menjadi 47,7% sama dengan

Rsquare atau pengaruh simultan. Variabel bebas yang berpengaruh dominan adalah

faktor kontekstual yaitu sebesar 29,81%.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai

kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap kinerja guru di SMA

Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2016, maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor

kontekstual memiliki pengaruh paling dominan terhadap kinerja guru di SMA Negeri

1 Teras Boyolali

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai

kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap kinerja guru SMA

Negeri 1 Teras Boyolali tahun 2016, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

: 1. Ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri

1 Teras Boyolali tahun 2016. Hal ini berdasarkan analisis regresi (uji t) diketahui

bahwa thitung > ttabel yaitu 3,307 > 2,004 dengan koefisiensi determinasi parsial atau

sumbangan variabel sebesar 17,88%. 2. Ada pengaruh faktor kontekstual terhadap

kinerja guru SMA Negeri 1 Teras Boyolali tahun 2016. Hal ini berdasarkan analisis

regresi (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel yaitu 3,509 > 2,004 dengan koefisiensi

determinasi parsial atau sumbangan variabel sebesar 29,81%. 3. Ada pengaruh

Page 15: KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ...eprints.ums.ac.id/46443/18/NASKAH PUBLIKASI scan baru.pdf · kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap

11

antara kepemimpinan kepala sekolah dan faktor kontekstual terhadap kinerja guru

SMA Negeri 1 Teras Boyolali tahun 2016 sebesar 47,7%. Dari kesimpulan diatas

dapat diketahui bahwa faktor kontekstual memiliki pengaruh paling dominan

terhadap kinerja guru SMA Negeri 1 Teras Boyolali tahun 2016. Sehubungan dengan

diadakannya penelitian yang berjudul “Kinerja Guru Ditinjau Dari Kepemimpinan

Kepala Sekolah dan Faktor Kontekstual SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2016”,

saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil simpulan diatas adalah sebagai berikut :

1. Bagi sekolah, peneliti menyarankan untuk lebih memperhatikan dan menjaga

keadaan lingkungan baik fisik maupun non fisik, karena terbukti kinerja guru dapat

meningkat jika faktor kontekstual bisa terpenuhi. 2. Bagi peneliti selanjutnya yang

hendak meneliti maupun mengembangkan penelitian serupa, penulis menyarankan

untuk melakukan penelitian yang mencakup ranah yang lebih luas lagi.

DAFTAR PUSTAKA Bernardin, H.J. and Russel, J.E.A. 1997. Human Resource Management 2nd Edition-

An Experential Approach. Singapore: McGraw-Hill

Mulyasa. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Hasibuan, H. Malayu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi Kedua. Yogyakarta: BPFE UGM

Imron, A. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya

Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Saydam, G. 2000. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta:

Djambatan

Suwar. 2000. Presepsi Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja. http://www.guruvalah.zom.com diakses 22/02/2016

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Sinar Grafika