hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah …

122
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN ETOS KERJA GURU DI MAN CIBINONG Oleh: ALINDA OKTAFIANI 204018203245 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA

SEKOLAH DENGAN ETOS KERJA GURU DI MAN

CIBINONG

Oleh:

ALINDA OKTAFIANI

204018203245

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

-\

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN

ETOS KERJA GURU

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan untuklvremenuhi syarat Mencapai Gelar sarjana pendidikan (s.pd)

Oleh

Alinda Oktafiani

NIM: 204018203245

Dibawah bimbingan:

Pembimhing I

L,// /L4/ // L--_tt/

Dra. Y/fnelti. Z. M.pd

NIP: 19531 1 01 1982032001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN

KEPENDIDIKANISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

20lt

Pembirnbing II

Drs. Hasyirb'A.sv'ari. M.Pd

NIP: 19661009193031004

Page 3: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

-r

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini berjudul "Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah

elengan Etos Kerja Guru di MAN Cibinong" telah diujikan dalam Sidang

lvlunaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UlN)

Syarif l-lidayatullah Jakarta pada tanggal 20 Septernber 2011. Skripsi ini telah

ciiterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Program

Strata (Sl) pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam.

Jakarta, 20 September 2011

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua panitia

Ketua Jurusan Kl-Manajemen Pendidikan Tanggal

Drs. Rusy.dl Zakry,ia. M.Ed. M.PhiJbJrP. 1qs60530 198503 1 00?

Kaprodi KI-Manajernen Pendidikan

Drs. H Mu'arif Sam. M.PdNIp" 19550530 198503 t 002

Penguji IPrcf.Dr.Armai Arief.MANrP. 19s60119 198603 I 003

Penguji lI

Nlp. 19s60530 1q8503 I 002 tubltMengetahui

Dekan Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan

n/{/,

n /''- toso loj

Mt$-a-zott

Page 4: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

SURAT PERNYATAAN KARYA SBNDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama

Tempat/Tgl. Lahir

NIM

Jurusan/Prodi

Judul Skripsi

Dosen pembimbing

;Alinda Oktafiani

; Jakarta, 09 Oktober 1986

;204018203245

; Kependidikan Islam-Manajemen Pendidikan

; Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Etos

Kerja Guru di MAN Cibinong.

; 1. Dra. YefneltiZ, M. Pd

2. Drs. Hasyim Asy'ari, M. Pd

Dengan ini menvata,k-un bu.h''^,0 sk-ripsi yang saya buat benar-benar hasil karya saya sendiri dan

saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

J akarta, 30 Septemb er 20 1 I

Mahasiswa Ybs,

,... ,\ T(EMENTERTAN AGAMA'ffi^ UIN JAKARTA

:.ffi;%:I ";Y;* i trtTKI a eFE e ! ' ' ' ''L Y::-3- Jt. tr. H. Juanda No 95 aputat 15412 tndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

Tg!. Terbit . 1 Maret 2011

No. Revisi: : 0'l

Hal 1t1

SIJR.AT PERNYATAAilI KARYA SENDIRI

Page 5: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

iii

ABSTRAK

Alinda oktafiani: NIM. 204018203245. Hubungan Gaya Kepemimpinan

Kepala Sekolah Dengan Etos Kerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Cibinong. Program Studi Manajemen Pendidikan, Jurusan Kependidikan

Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini membahas tentang hubungan gaya kepemimpinan kepala

sekolah dengan etos kerja guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cibinong.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan etos kerja guru di Madrasah

Aliyah Negeri (MAN) Cibinong.

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cibinong.

Adapun subjek penelitian yaitu populasinya 58 orang dan mengambil sampel 35

orang dengan diambil secara ramdom sampling/acak. Adapun metode yang

digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, yang didukung dengan

pengumpulan data melalui angket, wawancara, dan dokumentasi. Penyebaran

angket berisi 23 pertanyaan tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dan

angket berisi 24 pertanyaan tentang etos kerja guru. Angket ini dibagikan kepada

responden yaitu guru di MAN Cibinong.

Jawaban angket dihitung menggunakan rumus prosentase kemudian diolah

dan dijelaskan secara deskriptif. Serta untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan etos kerja guru maka

menggunakan rumus product moment. Dengan nilai rata-rata hasil angket gaya

kepemimpinan 76,34 dan nilai rata-rata hasil angket etos kerja sebesar 74,25.

Sedangkan angka korelasi antara variable x dan y sebesar 0,588 dan Koefisien

determinasi hasilnya 34,57%. Hal ini berarti antara variable X dan Y terdapat

korelasi yang sedang atau cukup.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwa, terdapat

hubungan yang cukup antara kedua variabel tersebut. Artinya semakin baik Gaya

Kepemimpinan di MAN Cibinong maka semakin baik pula etos kerja gurunya.

Page 6: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulilahirabbil’alamin, puji dan syukur marilah kita panjatkan

kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya

sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga

senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan

keluarganya amien.

Selama penyusunan skripsi ini yang berjudul “Hubungan Gaya

Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Etos Kerja Guru Di Man Cibinong”

penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah hasil jerih payah sendiri, tetapi

berkat hasil bimbingan, dorongan serta doa dari berbagai pihak. Dalam

kesempatan ini izinkanlah penulis meghanturkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada. MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Rusdi Zakaria. M. Phil Ketua jurusan Kependidikan Islam dan Drs. H.

Muarif Syam M.Pd Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan.

3. Dra. Yefnelti Z, M.Pd dan Drs. Hasyim Asy’ari, M.Pd, dosen pembimbing

yang senantiasa selalu meluangkan waktunya untuk membimbing dan

memberikan motivasi kepada penulis.

4. Drs. Ibrahim. M. Phil, Kepala sekolah MAN Cibinong beserta para guru dan

seluruh stafnya yang telah memberikan dukungan dan informasi kepada

penulis.

5. Seluruh dosen, staf akademik, dan staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan yang telah memberikan pelayanan yang baik sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibunda Nunung Nuraini dan Ayahanda (alm) Soegiyono Priyadi yang telah

membimbing penulis dari sejak lahir sampai sekarang dengan penuh kasih

sayang.

7. Nenek dan Kakek (alm) serta adik-adikku yang selalu memberikan doa dan

kasih sayangnya selama penulis menuntut ilmu.

Page 7: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

v

8. Rekan-rekan KI-MP seperjuangan Yaya, Anay, Anas, Dewi, Andin, Ira, Fera,

Lista, Debi, Yeni Irma, Santi, Anas, K’dewi, Pai, Nazar, Eri, Syahroni,

Murtado, Ibob. Dan tidak lupa kepada Susi, Ipeh, Vita, Amien, dan Icha yang

selalu setia menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta tidak

lupa pula terutama buat Muhammad Sobirin terimakasih banyak yang telah

memberikan doa, dukungan, semangat dan kasih sayangnya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Dan kepada semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan

dan kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis butuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 29 Juli 2011

Penulis

Alinda Oktafiani

Page 8: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

vi

DAFTAR ISI

Surat Pernyataan Penulis…………………………………………………… i

Lembar Pengesahan Pembimbing………………………….......................... ii

Abstrak…………………………………………………………………….. iii

Kata Pengantar…………………………………………….......................... iv

Daftar Isi…………………………………………………………………… v

Daftar Tabel………………………………………………………………... vi

Daftar Lampiran…………………………………………………………… vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………… 1

B. Identifikasi Masalah…………………………………………… 6

C. Pembatasan Masalah…………………………………………… 6

D. Perumusan Masalah……………………………………………. 6

E. Manfaat Penelitian…………………………………………….. 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Konsep Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah……………….. 8

1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah…………………... 8

2. Tipe-tipe Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah……………… 14

a. Kepemimpinan Otokratis………………………………… 16

b. Kepemimpinan Laissez Faire…………………………...... 17

c. Kepemimpinan Demokratis……………………………… 17

3. Sifat-sifat dan Syarat Kepemimpinan………………………… 18

B. Etos Kerja Guru……………………………………………… 20

1. Pengertian Etos Kerja………………………………………… 20

2. Ciri-ciri Etos Kerja…………………………………………… 26

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja………………. 28

4. Upaya-upaya dalam meningkatkan Etos Kerja………………. 30

C. Kerangka Berfikir……………………………………………. 33

D. Pengajuan Hipotesis…………………………………………. 34

Page 9: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

vii

BAB III Metode Penelitian

A. Tujuan Penelitian……………………………………………. 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………. 35

C. Metode Penelitian…………………………………………… 35

D. Variabel Penelitian………………………………………….. 36

E. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………… 36

F. Teknik Pengumpulan Data…………………………………… 36

G. Instrumen Pengumpulan Data……………………………….. 38

H. Variabel dan Definisi………………………………………… 39

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum…………………………………………….. 43

1. Sejarah berdirinya MAN Cibinong......................................... 43

2. Visi dan misi........................................................................... 44

3. Tenaga pengajar...................................................................... 44

4. Jumlah siswa........................................................................... 45

5. Sarana dan prasarana.............................................................. 46

6. Tata tertib............................................................................... 47

7. Sanksi..................................................................................... 47

B. Deskripsi Data………………………………………………. 48

C. Pengujian Persyaratan Analisis Data………………………… 55

D. Interpretasi Data……………………………………………… 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………… 61

B. Saran…………………………………………………………. 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Kisi-kisi Instrumen variabel Gaya Kepemimpinan Kepala

sekolah(X)

Tabel 2: Kisi-kisi Instrumen variabel Etos Kerja Guru (Y)

Tabel 3: Tenaga Pengajar MAN Cibinong 2009-2010

Tabel 4: Jumlah siswa MAN Cibinong

Tabel 5: Sarana dan Prasarana

Tabel 6: Alternatif jawaban gaya kepemimpinan kepala sekolah (X)

Tabel 7: Distribusi Frekuensi Gaya Kepemimpinan kepala sekolah (X)

Tabel 8: Alternatif jawaban etos kerja guru (Y)

Tabel 9: Distribusi Frekuensi Etos Kerja Guru (Y)

Tabel 10: Analisis Korelasi variabel Gaya kepemimpinan kepala sekolah (X)

dengan Etos Kerja guru (Y).

Page 11: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Angket untuk guru tentang Gaya Kepemimpina

Lampiran 2: Angket untuk guru tentang Etos Kerja

Lampiran 3: Pedoman wawancara

Lampiran 4: Tabel Uji validitas Variabel X

Lampiran 5: Tabel Uji validitas Variabel Y

Lampiran 6: Tabel hasil uji validitas Variabel X

Lampiran 7: Tabel hasil uji validitas Variabel Y

Lampiran 8: Tabel Uji validitas Variabel X

Lampiran 9: Tabel Uji validitas Variabel Y

Lampiran10: Tabel Uji Normalitas data

Lampiran 11: Perhitungan variabel X (Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah)

Lampiran 12: Perhitungan variabel Y (Etos Kerja Guru)

Lampiran 13: Pedoman wawancara dan hasil wawancara

Lampiran 14: Surat Pengajuan proposal skripsi

Lampiran 15: Surat bimbingan skripsi

Lampiran 16: Surat mohon izin penelitian

Lampiran 17: Surat keterangan penelitian

Lampiran 18: Uji referensi

Lampiran 19: Biodata penulis

Page 12: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut para ahli, banyak yang telah mengetahui apa yang dimaksud

dengan pendidikan. Namun ketika pendidikan tersebut diartikan dalam satu

batasan, maka terdapat bermacam-macam pengertian yang diberikan oleh para

ahli pendidikan. Tetapi secara esensial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-

faktor yang terdapat didalamnya, bahwa pendidikan adalah upaya mempersiapkan

manusia agar memiliki pengetahuan, wawasan dan keterampilan guna kemajuan

hidupnya di masyarakat.

Menurut Langeveld pendidikan merupakan usaha, pengaruh,

perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada

pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap

melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa

(atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup

sehari-hari) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.1

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting, karena pada

hakikatnya pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah. Dengan demikian

pendidikan dapat mencetak pribadi-pribadi yang berpengetahuan luas dan

memiliki keterampilan yang sangat menentukan untuk peranan di masa yang akan

datang.

1 Langeveld, (ter), Paedagogiek Teoritis/Sistematis, ( Jakarta: FIP-IKIP, 1971) h. 2

Page 13: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

2

Salah satu tuntunan pembaharuan sistem pendidikan adalah

meningkatnya tujuan pendidikan. Setiap negara memiliki tujuan yang hendak

dicapainya tidak terkecuali di Indonesia. Fungsi dan tujuan pendidikan di

Indonesia tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, pasal

3 yang berbunyi :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”2

Dalam SISDIKNAS, sekolah merupakan lembaga pendidikan formal

yang melaksanakan proses belajar mengajar dalam upaya mencapai tujuan

pendidikan. Proses belajar mengajar dalam hal ini berjalan jika komponen-

kompenen sekolah ini berfungsi sebagaimana mestinya. Komponen tersebut

antara lain sarana dan prasarana yang memadai, terpenuhinya tenaga

kependidikan yang handal, struktur organisasi yang teratur, dan kepala sekolah

sebagai pemimpin. Dengan demikian, apabila setiap komponen dalam lembaga

pendidikan tersebut berfungsi dengan baik, maka pelaksanaan belajar mengajar

diharapkan dapat berjalan dengan lancar sesuai tujuan yang hendak dicapai.

Penyelenggaraan pendidikan formal melibatkan sekelompok orang dalam

proses kerjasama dengan menggunakan berbagai peralatan yang digunakan. Di

samping itu juga perlu adanya pengaturan, sehingga proses kerja sama dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut dapat terlaksana secara

sistematis, integral, saling berkaitan dan saling mendukung. Pengaturan tersebut

di maksudkan sebagai usaha mengendalikan kegiatan pendidikan yang efektif dan

efisien.

Kemampuan guru dan kepala sekolah dalam pengelolaan pendidikan yang

memadai berdampak positif terhadap efektifitas proses belajar mengajar. Usaha

2 UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dan Penjelasannya ( Bandung: Citra

Umbara, 2003 ) h. 5.

Page 14: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

3

untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pendidikan bukanlah hal

yang mudah. Banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain, latar belakang

pendidikan guru, penataran yang diikuti, pembinaan dari atasan, dan lain-lain.

Dari sejumlah faktor yang menjadi kunci keberhasilan suatu sekolah,

salah satu faktor penting adalah pemimpin sekolah. Di tangan pemimpin inilah

sekolah menjadi berhasil, unggul, bahkan hancur sekalipun. Sebagai pemimpin

pendidikan, kepala sekolah harus mampu membantu stafnya untuk memahami

tujuan bersama yang akan dicapai. Ia harus memberi kesempatan kepada staf

untuk saling bertukar pendapat dan gagasan sebelum menetapkan tujuan. Di

samping itu, kepala sekolah juga harus mampu membangkitkan semangat kerja

yang tinggi. Ia harus mampu menciptakan suasana kerja yang tinggi. Ia harus

mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, aman dan penuh

semangat. Ia juga harus mampu mengembangkan staf dalam kepemimpinannya.

Kepala sekolah dapat menjalankan fungsinya dengan baik jika mampu

menerapkan perannya sebagai pemimpin atau manajer. Karena peran kepala

sekolah sangat besar pengaruhnya dan merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Kepala

sekolah juga harus mampu meningkatkan kompetensinya dalam upaya

mengembangkan kemampuan, semangat, dan etos kerja guru.

Oleh karena itu, seorang kepala sekolah harus menjalankan

kepemimpinannya secara efektif agar bisa mempengaruhi bawahannya. Suatu

kepemimpinan dapat dikatakan efektif apabila gaya yang diterapkan dalam

kepemimpinannya tidak hanya berorientasi pada tugas, tetapi juga cara atau gaya

yang digunakan dalam mempengaruhi bawahan. Dalam mempengaruhi bawahan

hendaknya pemimpin harus berupaya agar dapat memberikan perasaan yang

nyaman bagi para bawahan dalam menjalankan tugasnya, sehingga para bawahan

dapat menjalankan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah dengan senang hati

tanpa paksaan. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah juga

mempengaruhi aktifitas-aktifitas guru di sekolah.

Guru merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan

pembelajaran. Peran guru memang sangat penting dalam menentukan

Page 15: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

4

keberhasilan pendidikan untuk menghasilkan output pendidikan yang berkualitas.

Oleh karena itu, guru dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengajar.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi etos kerja seseorang menjadi bagus

adalah faktor pemberian penghargaan, dan gaji. Pada sekolah-sekolah yang

ternama dan berkualitas, guru-guru bekerja dengan tekun bersemangat dalam

menjalankan tugasnya sebagai guru.

Dari observasi yang penulis lakukan di MAN Cibinong, gaya

kepemimpinan yang diterapkan sudah cenderung demokratis. Cenderung

demokratis yaitu pemimpin yang melibatkan para guru untuk bekerja sama demi

memajukan mutu pendidikan disekolah. Namun dalam kepemimpinannya masih

ada kelemahan, karena belum efektifnya guru dalam menjalankan tugas, dan

dalam memerintahkan bawahannya. Sedangkan kelemahan pada etos kerja guru di

MAN Cibinong, yaitu kurang terciptanya sikap dan tanggung jawab seorang guru

dalam melaksanakan tugasnya, karena beberapa faktor seperti masih ada guru

yang belum memenuhi standar pendidikan minimum S1, dan latarbelakangnya

yang tidak sesuai dengan bidang studi yang diambilnya, kurang disiplinnya kerja

guru dalam proses belajar mengajar karena datang terlambat, dan masih ada

sebagian guru yang memberikan tugas pekerjaan rumah tetapi jarang dikoreksi

oleh guru tersebut.3

Oleh karena itu, dalam memperbaiki kelemahan tersebut, banyak faktor

dan upaya yang telah dilakukan di MAN Cibinong dalam memajukan kualitas

sekolah, dan mutu pendidikan siswa serta etos kerja gurunya. Untuk itu dalam

meningkatkan etos kerja guru dapat melalui faktor-faktor yang menunjang seperti:

kondisi guru terlindungi dan tentram dalam bekerja, kondisi kerja yang

menyenangkan dengan suasana dan rasa kekeluargaan saat mengajar. Dan upaya

kepala sekolah dalam mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Agar gaya kepemimpinan yang diterapkan menjadi lebih baik maka

diperlukan perhatian yang utama karena melalui gaya kepemimpinan yang baik

diharapkan lahirnya tenaga-tenaga yang berkualitas dalam berbagai bidang

3 Hasil wawancara pada observasi awal dengan guru yang bernama SN, pada tanggal 9-2-

2011.

Page 16: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

5

sebagai pemikir, pekerja, yang terpenting bahwa melalui pendidikan dipersiapkan

tenaga-tenaga yang berkualitas, tenaga yang siap pakai dan siap latih memenuhi

kebutuhan masyarakat bisnis dan industri. Kepemimpinan dan etos kerja guru

sangat berpengaruh terhadap semangat kerja guru-guru di sekolah. Kepemimpinan

merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap

semangat kerja guru di sekolah MAN Cibinong. Hal ini dapat dijelaskan bahwa,

etos kerja guru akan selalu meningkat pada saat pimpinan lebih tegas dalam

melaksanakan kepemimpinannya guna meningkatkan etos kerja yang baik.

Menurut uraian Koontz dalam buku “Kepemimpinan Kepala Sekolah”

tersebut kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu mendorong timbulnya

kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan

siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing.

Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan siswa serta

memberikan dorongan memacu dan berdiri didepan demi kemajuan dan

memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.4

Sekolah sebagai salah satu institusi dipimpin oleh seorang manajer yang

disebut kepala sekolah, ia memegang peranan yang penting dalam menentukan

maju mundurnya suatu sekolah. Paling tidak ada dua peran kepala sekolah, yaitu

pertama: menekankan aspek adminstratif manajerial dan yang kedua menekankan

kepada kepemimpinan pengajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pada penelitian ini

penulis hendak mengambil judul “HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH DENGAN ETOS KERJA GURU DI MADRASAH

ALIYAH NEGERI CIBINONG BOGOR ”.

4 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala sekolah, ( Jakarta : PT Grafindo 2003) h. 104.

Page 17: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-

masalah yang relevan dengan penelitian ini, sebagai berikut :

1. Belum efektifnya gaya kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis.

2. Belum efektifnya gaya kepemimpinan yang diterapkan.

3. Masih kurangnya etos kerja guru dalam mewujudkan keberhasilan.

4. Masih kurangnya disiplin kerja guru.

5. Rendahnya motivasi siswa yang kurang bersemangat belajar.

6. Belum berhasilnya pemimpin dalam membangkitkan etos kerja yang

tinggi.

7. Adanya persepsi atau pandangan yang kurang tepat dalam penerapan gaya

kepemimpinan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, yang telah dipaparkan di atas, untuk

mempermudah dan mengarahkan penelitian ini, maka peneliti akan membatasi

masalah antara lain yaitu:

1. Belum efektifnya gaya kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis.

2. Belum berhasilnya gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam

membangkitkan etos kerja yang tinggi.

D. Perumusan Masalah

Agar permasalahan ini lebih terarah, maka penulis merumuskan masalahnya

yaitu Apakah ada hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan etos kerja

guru di MAN Cibinong?

Page 18: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

7

E. Manfaat Peneltian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Kepala sekolah, sebagai bahan masukan untuk lebih memperhatikan lagi

etos kerja para guru serta mempertahankan gaya kepemimpinannya

apabila sudah efektif diterapkan di sekolah tersebut, dan memperbaiki bila

dianggap kurang efektif.

2. Guru, sebagai cermin untuk lebih giat dan bersemangat lagi dalam

melaksanakan tugas-tugasnya dan meningkatkan etos kerja, agar proses

belajar mengajar lebih efektif.

3. Siswa, sebagai sarana kelengkapan khazanah tentang ilmu pengetahuan

terutama mengenai gaya kepemimpinan dengan etos kerja guru.

Page 19: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh

seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,

menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar

menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat

membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.1

Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan

yang sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.

Berkembangnya semangat kerja, kerja sama yang harmonis, minat terhadap

perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan

mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas

kepemimpinan kepala sekolah.2

Menurut H. M Daryanto, kepala sekolah merupakan personal sekolah yang

tanggung jawabnya terhadap seluruh kegiatan sekolah. Ia mempunyai tanggung

jawab dan wewenang penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan

pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya dalam dasar Pancasila.

Sebagai pengelola pendidikan, kepala sekolah harus bertanggung jawab

terhadap kualitas SDM yang ada agar mereka mampu menjalankan tugas-tugas

1 Tim Dosen Administrasi, Manajemen Pendidkan Indonesia. (Penerbit alfabeta:

Bandung 2008) h. 125 2. Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung jawabnya, ( Penerbit KANISIUS:

Yogyakarta 1984) h. 60

Page 20: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

9

pendidikan. Oleh karena itu, sebagai penanggung jawab kegiatan, kepala sekolah

mempunyai tugas untuk mengembangkan kinerja para personel terutama untuk

guru ke arah profesionalisme yang diharapkan oleh suatu lembaga pendidikan.

Kegiatan tersebut antara lain:

a. Kegiatan mengatur proses belajar mengajar.

b. Kegiatan mengatur kesiswaan.

c. Kegiatan mengatur personalia.

d. Kegiatan mengatur peralatan.

e. Kegiatan mengatur dan memelihara gudang dan perlengkapan.

f. Kegiatan mengatur keuangan.

g. Kegiatan mengatur hubungan sekolah dan masyarakat.

Fungsi utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan ialah

menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan

murid-murid dapat belajar dengan baik. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala

sekolah menghadapi tantangan berat, untuk itu ia harus memiliki persiapan yang

memadai. Karena banyaknya tanggung jawab maka kepala sekolah memerlukan

pembantu. Kepala sekolah hendaknya belajar bagaimana mendelegasikan

wewenang dan tanggung jawab sehingga dapat memusatkan pada usaha

pembinaan program pengajaran.3

Pekerjaan pemimpin pendidikan ialah menstimulir dan membimbing

pertumbuhan guru-guru secara berkesinambungan sehingga mereka mampu

menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan perkembangan

situasi. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, harus mampu mengelola

sarana dan prasarana pendidikan, pelayanan khusus sekolah dan fasilitas-fasilitas

pendidikan lainnya sedemikian rupa sehingga guru-guru dan murid-murid

memperoleh kepuasan dalam melaksanakan tugasnya.

Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah bertanggung jawab atas

pertumbuhan guru-guru secara berkesinambungan, kepala sekolah harus mampu

membantu guru-guru mengenal kebutuhan masyarakat, membantu guru membina

3 Tim Dosen Administrasi, Manajemen Pendidikan Indonesia, ( Penerbit Alfabeta:

Bandung 2008) h. 141.

Page 21: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

10

kurikulum sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Kepala

sekolah harus mampu menstimulir guru-guru untuk mengembangkan metode dan

prosedur pengajaran. Kepala sekolah harus mampu membantu guru-guru

mengevaluasi program pendidikan dan hasil belajar murid, kepala sekolah dapat

membantu meningkatkan kemampuan guru. Untuk dapat melaksanakan tanggung

jawab tersebut di atas, kepala sekolah harus memiliki pendidikan dan pengalaman

yang diperlukan bagi seorang pemimpin pendidikan.

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok

yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan. Konsep

Kepemimipinan dapat ditelaah dari berbagai segi seperti dikemukakan oleh

Prajudi Atmosudirdjo sebagai berikut :

a) Kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian (personality)

seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang

untuk mencontohnya atau mengikutinya, atau yang memancarkan suatu

pengaruh yang tertentu, suatu kekuatan atau wibawa yang demikian rupa

sehingga membuat kelompok orang-orang yang melakukan apa yang

dikendakinya.

b) Kepemimipinan dapat pula dipandang sebagai penyebab dari pada

kegiatan-kegiatan, proses atau kesediaan untuk mengubah pandangan atau

sikap (mental/fisik) dari pada kelompok orang-orang, baik dalam

hubungan organisasi formal maupun informal.

Didalam buku Prinsip-prinsip administrasi Manajemen dan

Kepemimpinan mengutip beberapa definisi tentang kepemimpinan :

a) G. R. Terry, Prinsiples of Management, kepemimpinan adalah

kegiatan/tindakan dalam mempengaruhi serta menggerakkan

orang-orang dalam usaha bersama mencapai tujuan.

b) Howard W. Hoyt, Aspect of Modern Public Administration,

Kepemimpinan atau Leadership adalah seni untuk mempengaruhi

tingkah laku manusia, kemampuan untuk mempengaruhi orang.

Page 22: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

11

c) Sarwono Prawiroharjo, Laporan Seminar Efisiensi Kerja, Dalam

Dinas Pemerintahan : Leadership adalah tingkah laku untuk

mempengaruhi orang lain agar mereka memeberkan kerjasamanya

dalam mencapai tujuan menurut pertimbangan mereka adalah perlu

dan bermanfaat.

d) Casson, Efisiensi Perusahaan, Terjemahan Kusnadi,

Kepemimpinan adalah keahlian mendapatkan bantuan dan

kesungguhan orang yang sebesar-besarnya demi pegawai-pegawai.

e) Ordway Tead, The Art of Leadership, Kepemimpinan adalah suatu

seni menjuruskan, mengkoordinasikan dan menggerakkan orang-

orang guna mencapai tujuan yang diinginkan.4

Dari definisi tersebut terdapat beberapa unsur yang bersamaan yaitu :

Keinginan untuk mempengaruhi orang lain, Mengharapkan bantuan orang lain

dengan sungguh-sungguhdan tertib, dan Ada tujuan yang akan dicapai.

Definisi tersebut belum tampak jelas situasi tempat berlangsungnya

kepemimpinan dan harapan dari pemimpin tentang tanggung jawab personal

melakukan tugas. Secara jelas dalam suatu definisi maka kepemimpinan dapat

didefinisikan sebagai berkut : ”Kepemimpinan adalah segenap kegiatan dalam

usaha mempengaruhi orang lain yang ada di lingkungannya pada situasi tertentu

agar orang lain melalui kerjasama mau bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab

demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.”

Untuk menjabat sebagai seorang kepala di lingkungan suatu lembaga,

biasanya ditetapkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan itu

adalah ketentuan untuk menduduki suatu jabatan tertentu yang mengharuskan

seseorang yang mendudukinya menjalankan fungsi kepemimpinan. Untuk itu

seseorang dapat menjalankan fungsi kepemimpinan apabila memenuhi syarat

sebagai berikut:

a. Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup.

b. Percaya diri sendiri

4 Kepemimpinan Pendidikan, Penerbit Yudistira: Jakarta 1985 h. 17.

Page 23: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

12

c. Cakap bergaul dan ramah tamah

d. Kreatif, penuh inisiatif dan memliki hasrat/kemauan untuk maju dan

berkembang menjadi lebih baik.

e. Suka menolong, memberi petunjuk.5

Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar

memutuskan dan bekerja, antara lain:

a. Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama,

dengan penuh rasa kebebasan.

b. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu

ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada

kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.

c. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja,

yaitu membantu kelompok dalam menganalisi situasi untuk

kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan

efektif.

d. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan

bersama dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan

kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin

mempunyai tanggungjawab untuk melatih kelompok menyadari

proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai

hasilnya secara jujur dan objektif.

e. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengembangkan dan

mempertahankan eksistensi organisasi.

Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan,

oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk

menjadi seorang manajer yang efektif.

Beberapa pengertian lain tentang kepemimpinan adalah sebagai berikut:

5 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1984) h. 84.

Page 24: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

13

a) Kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing,

mempengaruhi, atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan

tingkah laku orang lain.

b) Kepemimpinan adalah tindakan/perbuatan di antara perseorangan

dan kelompok yang menyebabkan, baik orang seorang maupun

kelompok bergerak ke arah tujuan tertentu.6

Kepemimpinan dapat dipelajari dengan pendidikan dan latihan yang terarah

dan intensif, berbagai hal yang menyangkut efektifitas kepemimpinan, ciri-ciri

kepemimpinan, fungsi-fungsi kepemimpinan dan peranan seorang pemimpin,

akan tiba saatnya orang yang bersangkutan akan menemukan dirinya dan

membentuk gaya kepemimpinan yang dipandang paling cocok dengan persepsi

dan kepribadiannya.7

Apabila kepala sekolah ingin berhasil menggerakkan para guru, staf, dan

para siswa berprilaku dalam mencapai tujuan sekolah, oleh karena kepala sekolah

harus, menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau

bertindak keras terhadap para guru, staf dan para siswa.

Menurut penulis kepala sekolah adalah orang yang mempunyai peranan

yang sangat besar dalam mengembangkan, mengelola, serta bertanggung jawab

terhadap mutu pendidikan di sekolah.

Kepemimpinan pada hakikatnya, adalah proses mempengaruhi atau memberi

contoh dari pemimipin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan

organisasi. Kepemimpinan juga seni mempengaruhi dan mengarahkan orang

dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan, dan kerjasama yang

bersemangat dalam mencapai tujuan bersama. Agar tujuan pendidikan disuatu

sekolah terwujud dengan baik, hal ini sangat membutuhkan figure seorang

pemimpin pendidikan yang memahami dengan baik apa fungsi Kepemimpinan

dalam suatu sekolah, tugas, serta tanggung jawab, dari seorang pemimpin.

6 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : PT Gunung Agung, 1984) h. 79

7 Sondang P. Siagian MPA, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: Rineka Cipta,

1989) h. 10.

Page 25: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

14

2. Tipe-Tipe Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan

kepribadian sendiri yang unik dan khas, sehingga tingkah laku dan gayanyalah

yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan

mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya

Menurut J. Riberu gaya Kepemimpinan adalah cara pemimpin membawa

diri sebagai pemimpin, cara ia berlagak tampil dalam menggunakan

kekuasaannya.8

Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam

mempengaruhi para pengikutnya. Menurut Thoha (1995) Gaya kepemimipinan

merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut

mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia liat. 9

Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola seorang pemimpin yang khas

pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk

dikerjakan, cara pemimpin bertindak adalah dirinya sendiri, asumsi dan kepealam

mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya.

Usaha-usaha pemimpin untuk mempengaruhi sifat orang lain, banyak

berhubungan dengan persepsi maupun pengertian tentang pembawaan dan proses

kepemimpinan. Dengan kata lain, pemimpin akan mengembangkan cara

kepemimpinan sesuai dengan konsep peranan kepemimpinan. Oleh karena, yang

dicapai oleh pemimpin adalah dirinya sendiri, asumsi dan kepercayaan mengenai

kelakuan manusia, gaya kepemimpinan, dan hubungannya dengan penampilan

bawahan, memang fakta menunjukkan bahwa setiap perubahan kepemimpinan

dalam diri sendri. Akibatnya, jika pemimpin itu ingin menyempurnakan

kemampuannya untuk mengubah sifat orang lain, pemimpin harus bisa mengubah

sifatnya lebih dulu. 10

8 J. Riberu, Dasar-dasar Kepemimpinan ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992 ) h. 7

9 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002)

h. 108. 10

Kepemimpinan, ( Semarang : Dahara prize, 1992 ) h. 12.

Page 26: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

15

Salah satu pendekatan yang dapat kita gunakan untuk mengetahui

kesuksesan pemimpin ialah mempelajari gayanya, yang akan melahirkan berbagai

tipe kepemimpinan yang dikenal dengan tipe Demokratis, Laises faire, dan

Otokratis.

Dalam mempersoalkan gaya kepemimpinan kita boleh beranggapan bahwa

individu (pemimpin) harus mempertahankan yang konsisten dalam semua

aktifitasnya, tapi harus bersifat fleksibel menyesuaikan gaya tersebutdengan

situasi yang spesifik dan orang-orang yang dipimpin. Dengan demikian berarti

elemen yang harus diperhatikan adalah :11

- Pemimpin

- Orang yang dipimpin

- Situasi

Secara Teoritis telah banyak dikenal gaya kepemimpinan, namun gaya

mana yang terbaik tidak mudah untuk ditentukan. Untuk memahami gaya

kepemimpinan, sedikitnya dapat dikaji situasi dari tiga pendekatan utama, yaitu

pendekatan sifat, pendekatan perilaku, pendekatan situasional.

a. Pendekatan sifat yaitu menerangkan sifat-sifat yang membuat seseorang

berhasil. Kepemimpinan dipandang sebagai sesuatu yang mengandung

lebih banyak unsur individu, terutama pada sifat-sifat kepribadian yang

dimiliki oleh pemimpin yang berhasil dan yang tidak berhasil. Menurut

Sutisna (1993), pendekatan sifat berpendapat bahwa terdapat sifat-sifat

tertentu, seperti kekuatan fisik atau keramahan yang esensial, pada

kepemimpinan yang efektif.

b. Pendekatan prilaku yaitu pendekatan yang memfokuskan dan

mengidentifikasikan perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya

mempengaruhi orang lain ( pengikut ). Pendekatan perilaku kepemimpinan

banyak membahas keefektifan gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh

pemimpin.

11

Kepemimpinan pendidikan, penerbit : Yudistira cet ke2 1985 h. 35

Page 27: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

16

c. Pendekatan situasional yaitu pendekatan yang hampir sama dengan

pendekan perilaku. Menurut pandangan perilaku, dengan mengkaji

kepemimpinan dari beberapa variabel yang mempengaruhi perilaku akan

memudahkan menentukan gaya kepemimpinan yang paling cocok.

Pendekatan ini menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang

paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu.

E. Mulyasa mengartikan gaya kepemimpinan sebagai suatu pola seorang

pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih

dalam mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya.12

Hal ini diperkuat oleh pendapat Miftah Toha, yang mengatakan bahwa gaya

kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada

saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain yang ia lihat.

Dalam hal ini menyelaraskan persepsi diantara orang yang akan dipengaruhi

menjadi amat penting kedudukannya.13

Adapun gaya kepemimpinan menurut Ngalim Purwanto, dibagi menjadi 3

macam, yaitu:14

a. Kepemimpinan yang Otokratis

Kepemimpinan otokratis yaitu seorang pemimpin yang menganggap

organisasi yang dipimpinnya sebagai milik pribadi, dengan mengidentifikasikan

tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

Dalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak sebagai diktator

terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah

menggerakkan dan memaksa kelompok. Kekuasaan pemimpin yang otokratis

hanya dibatasi oleh undang-undang. Pemimpin yang otokratis tidak menghendaki

rapat-rapat atau musyawarah. Berkumpul atau rapat hanyalah berarti untuk

menyampaikan instruksi-instruksi. Setiap perbedaan pendapat di antara anggota-

12

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasinya,

(Bandung: PT. Rosdakarya, 2005), cet. 9. h. 108 13

Miftah Toha, Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo, 2000), Cet. 5. h. 265 14

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1987) h. 48.

Page 28: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

17

anggota kelompoknya diartikan sebagai kepicikan, pembangkangan, atau

pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah ditetapkannya.

Dalam tindakan dan perbuatannya ia tidak dapat diganggu gugat. Kekuassan

yang berlebihan ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik, sikap ”asal

bapak senang”, atau sikap sumuhun dawuh terhadap pemimpin, dan

kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan

langsung. Dominasai yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi terhadap

kepemimpinan, atau menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat agresif pada

anggota-anggota kelompok terhadap pemimpinnya.

b. Kepemimpinan yang Laissez Faire

Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan

pimpinan. Tipe ini diartikan sebagai membiarkan orang-orang yang berbuat

sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan

kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan anggota-anggotnya. Pembagian tugas dan

kerja sama diserahkan kepada anggota-anggota kelompok, tanpa petunjuk atau

saran-saran dari pimpinan. Kekuasaan dan tanggung jawab bersimpang siur,

berserakan di antra anggota-anggota kelompok tidak merata. Dengan demikian,

mudah terjadi kekacauan dan bentrokan-bentrokan. Tingkat keberhasilan

organisasi atau lembaga yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata

disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan

bukan karena pengaruh dari pemimpinnya.

Di dalam tipe kepemimpinan ini, biasanya struktur organisasinya tidak jelas

dan kabur. Segala kegiatan dilakukan tanpa rencana yang terarah dan tanpa

pengawasan dari pimpinan.

c. Kepemimpinan yang Demokratis

Kepemimpinan demokratis yaitu pemimpinan menempatkan dirinya

ditengah-tengah anggota kelompoknya, kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan

terarah yang berusaha memanfaatkan setiap orang kepentingan serta kemajuan

organisasi.

Page 29: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

18

Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang

lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dengan cara berbagai kegiatan yang dilakukan ditentukan bersama pimpinan dan

bawahan. Dalam melaksanakan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan

mengharapkan pendapat orang dan saran-saran dari kelompoknya.

Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan

sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota

kelompoknya. Hubungan dengan anggota-anggota kelompok bukan sebagai

majikan terhadap buruhnya, melainkan sebagai saudara tua diantara teman-teman

sekerjanya, atau sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya. Pemimpin yang

demokratis selalu berusaha menstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara

kooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya,

ia selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan

mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.

Dalam melaksanakan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan

pendapat dan saran-saran dari kelompoknya. Juga kritik-kritik yang membangun

dari para anggota diterimanya sebagai umpan balik dan dijadikan bahan

pertimbangan dalam tindakan-tindakan berikutnya.

Ia mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan menaruh kepercayaan

pula pada anggota-anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja

dengan baik dan bertanggung jawab. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha

memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Ia senantiasa berusaha membangun

semangat anggota-anggota kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan

daya kerjanya. Disamping itu, ia juga memberi kesempatan bagi timbulnya

kecakapan memimpin pada anggota kelompoknya dengan jalan mendelegasikan

sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.

2. Sifat-Sifat dan Syarat Kepemimpinan

Setiap orang yang diangkat menjadi pemimpin didasarkan atas kelebihan-

kelebihan yang dimilikinya dari pada orang-orang yang dipimpin. Untuk menjadi

pemimpin diperlukan adanya syarat-syarat serta sifat-sifat yang harus dimiliki

Page 30: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

19

seorang pemimpin berbeda-beda menurut golongan dan fungsi jabatan yang

dipegangnya.

Menurut Abdurrachman menyimpulkan macam-macam sifat

kepemimipinan menjadi lima sifat pokok yang disebutnya pancasifat, yaitu :

a. Adil,

b. Suka melindungi,

c. Penuh inisiatif,

d. Penuh daya tarik,

e. Penuh kepercayaan.

Sedangkan syarat pemimpin dalam memangku jabatan pemimpin

pendidikan yaitu dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan memainkan perananya

sebagai pemimpin yang baik dan sukses, maka dituntut beberapa persyaratan

jasmani, rohani, dan moralitas yang baik, bahkan persyaratan sosial ekonomis

yang layak. Akan tetapi yang akan dikemukakan hanyalah persyaratan

kepribadian dari seorang pemimpin yang baik, persyaratan tersebut yaitu:

a. Rendah hati dan sederhana

b. Bersifat suka menolong

c. Percaya kepada diri sendiri

d. Jujur, adil dan dapat dipercaya

e. Keahlian dalam jabatan

Konsep mengenai persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan

dengan tiga hal:

a) Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan

wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan

bawahan untuk berbuat sesuatu.

b) Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang

mampu, mbawani atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh

pada pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan tertentu.

Page 31: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

20

c) Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan

kecakapan/keterampilan teknis maupun sosial, yang dianggap

melebihindari keterampilan anggota biasa.15

Jadi, menurut penulis kepemimpinan adalah proses mempengaruhi

kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir guna mencapai tujuan tertentu. Gaya

kepemimpinan kepala sekolah adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam

mempengaruhi para pengikutnya. Dalam usahanya kepala sekolah harus dapat

mempengaruhi, mengarahkan, dan memerintah para bawahannya. Dalam hal ini

guru adalah faktor penunjang agar dapat menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya dengan sebaik-baiknya, tanpa ada rasa terpaksa dalam upaya mencari

tujuan yang telah ditetapkan.

B. Etos Kerja Guru

1) Pengertian Etos Kerja

”Ethos” berasal dari bahasa Yunani yaitu semangat, mentalitas, dan

karakter. Etos kerja sebagai semangat, pola fikir dan mentalitas yang mewujud

menjadi seperangkat perilaku kerja yang khas dan berkualitas. 16

Etos berasal dari kata Yunani, dapat mempunyai arti sebagai sesuatu yang

diyakini, cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja.17

Dari kata ini lahirlah apa yang disebut dengan ”ethic” yaitu pedoman,

moral, dan perilaku, atau dikenal pula etiket yang artinya cara bersopan santun.

Sehingga dengan kata etik ini, dikenallah istilah etika bisnis yaitu cara atau

pedoman perilaku dalam menjalankan suatu usaha.

Karena etika berkaitan dengan nilai kejiwaan seseorang, maka hendaknya

setiap pribadi muslim harus mengisi etika tersebut dengan keislamannya dalam

arti yang aktual, sehingga cara dirinya mempersepsi sesuatu selalu positif dan

sejauh mungkin terus berupaya untuk menghindari yang negatif.

15

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

2001) cet 9 16

Jansen Sinamo, 8 Etos Keguruan ( Jakarta : Institut Darma Mahardika , 2010) h. 20 17

Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Jakarta : Dana Bakti Wakaf, 1995) h. 25

Page 32: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

21

Etika yang juga mempunyai makna nilai kesusilaan, adalah suatu

pandangan batin yang bersifat mendarah mendaging.

Bukan pandangan yang bersifat sosiologis, tetapi bener-bener sebuah

keyakinan yang mengakar sedalam-sedalamnya dalam jiwa kita.

Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap,

kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja

dimiliki oleh individu, tetapi juga kelompok bahkan masyarakat. Etos dibentuk

oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nila yang diyakininya.18

Secara khusus penulis membicarakan etos kerja para guru, yakni etos bagi

semua orang yang memilih dan menekuni pekerjaan dalam rumpun keguruan:

profesor, dosen, pengajar, pendidik, pelatih, instruktur, penatar, penceramah.

Semua orang yang memberi penjelasan, pencerdasan, dan pencerahan.

Dengan kata etos dan guru maka bisa membentuk makna etos keguruan

sebagai berikut 19

:

a) Etos keguruan adalah semangat khas yang menjadi vitalitas kerja,

kegembiraan hati yang menjadi semangat kerja, dan gairah batin yang menjadi

stamina kerja seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

b) Etos keguruan adalah sepenuh jiwa profesi keguruan, segenap kerohanian

seorang guru, dan seluruh spiritualitas keguruan.

c) Etos keguruan adalah segenap motivasi dan kecerdasan yang menjadi

sehimpunan perilaku kerja yang positif, cara kerja profrsional, serta budi

pekerti luhur di dalam maupun di luar ruang kerja guru.

Dari kata Etos ini, dikenal pula kata etika, etiket yang hampir mendekati pada

pengertian akhlakatau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik-buruk (moral),

sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat kuat

untuk mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya untuk

mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin. Dalam etos tersebut, ada

semacam semangat untuk menyempurnakan segala sesuatu menghindari segala

kerusakan (fasad) sehingga setiap pekerjaannya yang diarahkan untuk mengurangi

18

Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami (Jakarta : Gema Insani, 2002) h. 15 19

Jansen Sinamo, 8 Etos Kegurusn……….h. 20

Page 33: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

22

bahkan sama sekali cacat dari hasil pekerjaannya (no single defect). Sikap seperti

ini dikenal dengan ihsan, sebagaimana Allah menciptakan manusia dalam

bentuknya yang paling sempurna (fi ahsani taqwim). Senada dengan kata ihsan,

didalam al-qur’an kita temukan pula kata itqan yang berarti proses pekerjaan yang

sangat sungguh-sungguh, akurat, dan sempurna (an-Naml: 88). Akibatnya,

seseorang muslim yang memilki kepribadian qur’ani pastilah akan menunjukkan

kerja yang bersikap dan berbuat serta menghasilkan segala sesuatu sangat

bersungguh-sunguh dan tidak pernah mengerjakan sesuatu setengah hati. Dengan

etos kerja yang bersumber dari keyakinan qur’an semacam keterpanggilan yang

sangat kuat dari lubuk hatinya.

Karena etos berkaitan dengan nilai kejiwaan seseorang, hendaknya setiap

pribadi muslim harus mengisinya dengan kebiasaan-kebiasaan yang positif dan

ada semacam kerinduan untuk menunjukkan kepribadiannya sebagai seorang

muslim dalam bentuk hasil kerja serta sikap dan perilaku yang menuju atau

mengarah kepada hasil yang lebih sempurna.

Etos juga mempunyai makna nilai moral adalah suatu pandangan batin

yang bersifat mendarah daging. Karena etos bukan sekedar kepribadian atau

sikap, melainkan lebih mendalam lagi, dia adalah martabat, harga diri, dan jati diri

seseorang.

Sebenarnya kata ”etos” bersumber dari pengertian yang sama dengan

etika, yaitu sumber-sumber nilai yang dijadikan rujukan dalam pemilihan dan

keputusan perilaku. Etos kerja lebih merujuk kepada kualitas kepribadian pekerja

yang tercermin melalui untuk kerja secara utuh dalam berbagai dimensi

kehidupannya. Dengan demikian, etos kerja lebih merupakan kondisi internal

yang mendorong dan mengendalikan perilaku pekerja kearah terwujud kualitas

kerja yang ideal. Kualitas untuk kerja dan hasil kerja banyak ditentukan oleh

kualitas etos kerja ini. Sebagai suatu kondisi internal, etos kerja mengandung

beberapa unsur antara lain: (1) disiplin kerja, (2) sikap terhadap kerjaan, (3)

kebiasaan-kebiasaan bekerja. Dengan disiplin kerja, seorang pekerja akan selalu

Page 34: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

23

bekerja dalam pola-pola yang konsisten untuk melakukan dengan baik sesuai

tuntutan dan kesanggupannya.20

Etos kerja muslim adalah semangat untuk menapaki jalan lurus. Didalam

hal mengambil keputusan pun, para pemimpin pemegang amanah, termasuk para

hakim, harus berlandaskan pada etos jalan lurus tersebut, sebagaimana Dawud

sewaktu ia diminta untuk memutuskan perkara yang andil dan harus didasarkan

pada nilai-nilai kebenaran. ”Maka berilah keputusan (hukumlah) diantara kami

dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah

(pimpinlah) kami kejalan yang lurus”.(Shaad:22)

Didalam melaksanakan suatu pekerjaan akan terlihat cara dan motivasi

yang dimiliki seseorang, apakah ia bekerja dengan sungguh-sungguh atau pura-

pura, bertanggung jawab atau tidak dan sebagainya. Cara seseorang menghayati

dan melaksanakan pekerjaannya ditentukan oleh pandangan, harapan, dan

kebiasaan didalam kelompok kerjanya. Oleh karena itu, etos kerja seseorang dapat

dipengaruhi oleh etos kerja kelompoknya.

Etos adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia termasuk bidang kejiwaan

(mental) berkaitan dengan sikap yang tersembunyi didalam batin. Sikap itu

bersumber dari nilai-nilai yang dianut, yaitu sesuatu yang dianggap berharga dan

berguna didalam hidup.

Sedangkan pengertian kerja adalah segala aktifitas dinamis dan

mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani) dan

berupaya untuk mewujudkan tujuan tersebut serta melahirkan prestasi yang

bermanfaat bagi lingkungannya.21

Bekerja mempunyai tujuan mencapai sesuatu

hasil baik berupa benda, karya atau pelayanan kepada masyarakat. Tujuan yang

hendak dicapai bukan hanya berkaitan dengan fisik (raga) saja tetapi juga

berhubungan dengan mental (jiwa ) seperti pengakuan diri, kepuasan, prestasi, dll.

Makna ”bekerja” bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-

sungguh, dengan mengerahkan seluruh aset, pikir, dan zikirnya untuk

20

Abdul Hasyim, Muhammad Surya, Rus Bambang Suwarno, Landasan Pendidikan

Menjadi Guru yang Baik, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010) h. 87. 21

Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami,…h. 15

Page 35: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

24

mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang

harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari

masyarakat yang terbaik (khairu ummah) atau dengan kata lain dapat juga kita

katakan bahawa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.

Bekerja untuk mencari fadhilah allah, menjebol kemiskinan taraf hidup

dan martabat serta harga diri adalah merupakan nilai ibadah yang esensial, karena

nabi besabda : ” Kemisikinan itu sesungguhnya lebih dekati kepada kekufuran.”

Pengertian bekerja hendaknya jangan ditafsirkan sebagai penerima upah

belaka atau jangan pula diartikan bahwa bekerja adalah setara atau ekuivalen

dengan bekerja secara formal bagaikan seorang pegawai swasta yang kemudian

merasa berbangga-bangga karena sudah mempunyai baju seragam, padahal tidak

menunjukkan prestasi apa-apa.

Bekerja adalah segala aktifitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk

memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani) dan didalam mencapai tujuan

tersebut dia berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi

yang optimal sebagai bukti pengabdian dirinya kepada Allah swt.

Secara umum sebuah aktifitas dapat disebut pekerjaan apabila

mengandung tiga aspek, yaitu :

a. Aktifitas tersebut dilakukan karena ada dorongan tanggung jawab

(motivasi).

b. Aktifitas tersebut dilakukan dengan kesengajaan, direncanakan,

direncanakan, karenanya terkandung didalamnya suatu gabungan antara

rasa dan rasio.

c. Aktifitas tersebut dilakukan karena adanya suatu arah dan tujuan yang

luhur yang secara dinamis memberikan makna bagi dirinya.22

Bekerja merupakan suatu kewajiban dan mungkin juga keinginan setiap

orang untuk memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya dimasa yang akan

datang, selagi ia mampu ia akan berbuat sekuat tenaga, memuatar otak dan

memeras keringat.

22

Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Yogyakarta : Dana Bakti wakaf, 1995)

h. 10.

Page 36: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

25

Bekerja itu merupakan aktifitas sosial bagi manusia, dengan dua fungsi

pokok, yaitu :

a. Memprodusir barang/benda-benda dan jasa-jasa bagi diri sendiri

dan orang lain.

b. Mengikat individu pada pola interrelasi manusiawi dengan

individu lain.

Aspek Terpenting dalam bekerja ialah motivasi kerja yaitu untuk

mendapatkan nilai-nilai ekonomis tertentu dalam wujud gaji, honor, bonus, rumah

dinas, dan kendaraan. Nilai sosial berupa nilai immateriil berupa penghargaan,

stasus sosial, dan martabatdiri.

Bekerja itu merupakan aktifitas sosial yang memberikan isi dan makna

pada manusia. Kerja juga merupakan aktifitas dasar yang paling penting bagi

individu, karena memberikan kesenangan dan arti tersendiri bagi kehidupan

khususnya bagi orang-orang yang sehat jasmani-rohaninya. Kerja juga bisa

memberikan status sosial kepada seseorang, sekaligus mengikat dirinya dengan

pribadi lain, karena setiap individu harus bekerja sama dengan orang lain.23

Situasi bekerja dalam masyarakat modern yang sangat kompleks dimasa

sekarang senantiasa membutuhkan kerjasama dan kooperatif untuk membangun

karya-karya besar. Dalam situasi kerja sedemikian ini selalu dibutuhkan mi

efektifitas dpemimpinan, depemimpin dan kean efisiensi kerja.

Banyak faktor yang menghambat kelancaran pekerjaan, intern dan esktern.

Intern berupa kondisi fisik dan mental pekerja itu sendiri, jika sewaktu-waktu labil

atau tidak fit. Ekstern berupa gangguan dari luar dirinyaisalnya kemacetan

peralatan. Upaya untuk mengatasi semua kendala itu perlu dilakukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.24

Etos kerja menyangkut watak dan nilai dari individu yang mengungkapkan

kepekerjaan yang dilakukannya. Bekerja keras dan berdikasi dalam pekerjaan

yang akan memberikan kedudukan social dalam memberi keuntungan materi bagi

23

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

2001) h. 10. 24

Hamzah Ya’qub, Etos Kerja Islami, (Jakarta : CV Pedoman Ilmu Jaya ) h. 75.

Page 37: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

26

pelakunya. Etos kerja yang tinggi biasanya muncul karena berbagai tantangan-

tantangan, harapan-harapan, dan kemungkinan menarik.

Etos kerjasama atas dasar iman dan takwa yang melahirkan kerjasama

yang jujur, adil, dan bertanggung jawab. Hal ini diperingatkan mengingat adanya

kenyataan bahwa banyak orang yang melakukan kerjasama usaha melakukan

kecurangan dan saling mengkhinati antara satu dan lainnya.

Dari uraian di atas jelaslah bawa etos kerja adalah hal yang penting

dimiliki oleh setiap guru yang pada akhirnya berujung pada budaya kerja yang

dimiliki guru. Apabila guru telah mempunyai budaya kerja yang baik maka tidak

akan ada siswa yang terbengkalai karena guru-gurunya malas untuk mengajar.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa etos adalah semangat

kerja, pola fikir yang mewujudkan seseorang menjadi berperilaku yang

berkualitas. Kerja adalah segala aktifitas dinamis yang mempunyai tujuan untuk

memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani guna berupaya melahirkan prestasi yang

bermanfaat bagi lingkungan. Sedangkan etos kerja adalah totalitas atau

keseluruhan sikap individu dan kelompok serta cara mengekspresikan,

memandang, meyakini, dan menggambarkan seseorang dalam melaksanakan

tugas.

2) Ciri-ciri Etos Kerja

Ciri-ciri orang orang mempunyai dan menghayati etos kerja akan tampak

dalam sikap dan tingkah lakunya yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang

sangat mendalam bahwa bekerja itu ibadah dan berprestasi itu indah. Secara

metaforis, seseorang sangat kecanduan untuk beramal saleh. Jiwanya gelisah

apabila dirinya hampa tidak segera berbuat kesalehan. Kecanduan beramal saleh

dengan ciri-ciri etos kerja muslim yaitu :25

a. Kecanduan terhadap waktu, yaitu salah satu esensinya dari hakikat etos

kerja adalah cara seseporang menghayati, memahami, dan merasakan

betapa berharganya waktu. Waktu merupakan deposito paling berharga

yang dianugrahkan Allah secara gratis dan merata kepada setiap orang.

25

Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami……h. 73.

Page 38: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

27

b. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas), salah satu kompetensi moral yang

dimiliki seorang yang berbudaya kerja islami itu adalah nilai keikhlasan,

karena ikhlas merupakan bentuk cinta, bentuk kasih sayang, dan pelayanan

tanpa ikatan.

c. Kecanduan kejujuran, didalam jiwa seseorang yang jujur itu terdapat

komponen nilai ruhani yang memantulkan berbagai sikap moral yang

terpuji.

d. Memiliki komitmen (aqidah, aqad, itiqad), yang dimaksud dengan

commitment dari bahasa latin : committere, to connect, entrust-the satate

of being obligated or emotionally impelled) adalah keyakinan yang

mengikat (aqad) sedemikian kukuhnya sehingga membelenggu seluruh

hati nuraninya dan kemudian menggerakkan perilaku menuju arah tertentu

yang diyakininya (i’tiqad).

e. Istiqamah, kuat pendirian seorang yang istiqamah tidak mudah berbelok

arah betapapun godaan untuk mengubah tujuan begitu memikatnya, tetap

pada niat semula.

f. Kecanduan disiplin, pribadi yang disiplin sangat berhati-hati dalam

mengelola pekerjaan serta penuh tanggung jawab dalam memenuhi

kewajibannya, disiplin yang sejati merupakan bentuk kebiasaan sejak kita

kecil, kemudian perilaku tersebut dipertahankan sampai dipetik hasilnya.

g. Memiliki sikap percaya diri, melahirkan kekuatan, keberanian, dan tegas

dalam bersikap berani mengambil keputusan yang sulit walaupun harus

membawa konsekuensi berupa tantangan atau penolakan.

Sedangkan dalam buku Bactiar Hasan, etos kerja memiliki ciri-ciri yaitu :

a. Memiliki standar kemampuan mengerjakan dalam mbidang professional,

yang diakui oleh kelompok atau organisasi profesi itu sendiri.

b. Berdisiplin tinggi ( taat kepada aturan dan ukuran kerja yang berlaku

dalam profesi yang bersangkutan ).

c. Selalu berusaha meningkatkan kualitas dirinya, melalui pengalaman kerja

dan melalui media pembelajaran lainnya.

Page 39: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

28

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri seorang guru

yang memiliki etos kerja guru dilihat dari cirri-ciri dasar yaitu, (a) Keinginan

menjunjung tinggi mutu pekerjaan, (b) Menjaga diri dari melaksanakan pekerjaan,

(c) Memberi layanan kepada masyarakat melalui pekerjaan profesionalnya.

3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja

Guru merupakan bagian integral dari keberadaan sumber daya manusia

yang mempunyai peranan strategis dalam kehidupan suatu sekolah. Oleh sebab

itu, keapala sekolah sebagai seorang manajer harus mampu mengelola dan

memamfaatkan segala sumber daya manusia yang ada.

Guru yang mempunyai etos kerja yang tinggi akan sangat membantu

kepala sekolah dalam mencapai tujuan. Sebab mereka adalah orang-orang yang

mampu mempertahankan kelangsungan hidup sekolah dari kepunahan akibat

tuntutan dan perubahan zaman. Disamping itu mereka pula yang mampu

merealisasikan salah satu misi pendidikan yaitu sebagai aren pembaharuan

terhadap lingkungannya.

Adapun faktor-faktor yang dapat menunjang etos kerja guru, yaitu :

a. Adanya tingkat kehidupan yang layak bagi guru.

b. Adanya kondisi terlindung dan tentram dalam bekerja.

c. Adanya kondisi kerja yang menyenangkan.

d. Suasana dan rasa kekeluargaan.

e. Perlakuan yang adil dari atasan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja guru diantaranya:

a. Tingkat pendidikan guru yaitu sangat mempengaruhi baik tidaknya kinerja

guru. Kemampuan seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat

pendidikannya, karena melalui pendidikan itulah seseorang mengalami

proses belajar dari tidak tahu menjadi tahu, selama menjalani

pendidikannya seseorang akan menerima banyak masukan baik berupa

ilmu pengetahuan maupun keterampilan yang akan mempengaruhi pola

berfikir dan prilakunya.

Page 40: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

29

b. Supervisi pengajaran yaitu serangkaian kegiatan membantu guru dalam

mengembangkan kemampuannya. Kepala sekolah bertugas memberikan

bimbingan, bantuan, pengawasan, dan penelitian pada masalah-masalah

yang berhubungan dengan pengembangan pengajaran berupa perbaikan

program dan kegiatan belajar mengajar.

c. Kinerja guru yaitu dipengaruhi oleh program penataran yang diikutinya.

Untuk memilki kinerja yang baik, guru dituntut untuk memiliki

kemempuan akademik yang memadai, dan dapat mengaplikasikan ilmu

yang dimilikinya kepada para siswa untuk kemajuan hasil belajar siswa.

d. Kondisi fisik dan mental yang baik, agar guru sehat akan dapat

menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Oleh karenanya faktor

kesehatan harus benar-benar diperhatikan. Begitu pula mental baik maka

akan mengajar dengan baik pula.

e. Tingkat pendapatan yaitu dapat mempengaruhi kinerja guru. Agar guru

benar-benar berkonsentrasi mengajar di suatu sekolah maka harus

diperhatikan tingkat pendapatannya dan juga jaminan kesejahteraan

lainnya seperti pemberian intensif.26

Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja guru dalam proses

pembelajaran:

a) Faktor personal/individual meliputi keterampilan (skill),

kemampuan, kepercayaan diri.

b) Faktor kepemimpinan meliputi kualitas dalam memberikan

dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer

dan team leader.

c) Faktor sistem meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau

infrastruktur yang diberikan oleh rekan dalam satu tim.27

26

Sabrina Fauza, Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, wodpress.com 05 April

2010 27

Pokjawas, Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, wodpress.com. 09 Juli 2010

Page 41: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

30

4) Upaya-upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Etos Kerja Guru

Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan

sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan

pada umumnya direalisasikan. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa

meningkatkan efektifitas kinerja guru.

Kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannnya dengan etos kerja

guruadalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala

sekolah dalam mengimplementasikan etos kerja guru di sekolahnya untuk

mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu,

kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam meningkatkan etos kerja guru

dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut :

a. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses

pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.

b. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu.

c. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat

kedewasaan guru di sekolah.

d. Berhasil mewujudkan tujuan sekolahg secara produktif sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan.

Setiap sekolah tentunya akan selalu berusaha agar stafnya selalu

mempunyai etos kerja atau semangat kerja tinggi. Sebab dengan etos kerja yang

tinggi proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancer, dan kepala sekolah

tentunya mempunyai berbagai cara untuk membangun etos kerja atau semangat

kerja para guru antaranya dengan memberi teladan, membuat deskripsi tugas yang

jelas, melaksanakan sangsi jabatan, dan meningkatkan kesejahteraan.

Adapun strategi yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan

dan kualitas guru sebagai berikut :

a. Aktif dan kreatif

Guru yang aktif adalah guru yang giat dalam bekerja dan berusaha

untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Sedangkan guru yang kreatif

Page 42: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

31

adalah guru yang memiliki kemampuan mencari ide-ide baru yang sesuai

dengan tujuan.

Guru yang aktif dan kreatif adalah guru yang dalam melaksanakan

tugasnyanya selalu memiliki ide atau gagasan baru yang sebelumnya tidak

ada, dan mampu mengelola dan merealisasikan idenya kedalam kegiatan

belajar mengajar guna meningkatkan mutu pendidikan.

Adapun faktor-faktor yang mendukung terjadinya aktifitas dan kreatifitas

guru adalah :

a) Tersedianya waktu yang longgar (waktu luang ).

b) Adanya dorongan guru yang aktif dan kreatif memiliki dorongan tertentu.

c) Adanya sarana penunjang.

d) Lingkungan yang merangsang atau mendukung.

b. Produktifitas

Guru mempunyai yang posisi yang strategis dalam suatu pekerjaan, oleh

karena itu para guru harus bekerja secara efektif sehingga mempunyai hasil guna

yang tinggi, artinya hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan bahkan

menghasilkan sesuatu yang baik.

Adapun ciri-ciri yang produktif yaitu :

Menyusun kerangka atau rencana kerja sebelum melaksanakan tugas dan

pekerjaan, dan mampu bekerja secara efektif dan efisien.

Pada dasarnya bangsa Indonesia yang mempunyai filsafat dan pandangan

hidup pancasila menganjurkan kepada kita untuk menghargai setiap upaya

kegiatan yang akan meningkatkan kualitas hidup sebagai manusia. Bekerja bagi

bangsa Indonesia merupakan suatu kegiatan yang sangat mulia, merupakan

bentuk ibadah, suatu panggilan dan perintah Tuhan, yang akan memanusiakan dan

memuliakan dirinya.

Demikian pula sebagai seorang guru, mengajar merupakan pengabdian

bahkan tugas suci yang teramat mulia, yang tidak mengharapkan pujian di kala

anak didiknya berhasil menggapai kehidupan, tidak pula menginginkan pemberian

Page 43: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

32

dari muridnya apabila telah menjadi kaya, yang ia sesali dan bahkan bersedih

atau berduka manakala ada muridnya yang durhaka dan menjadi sampah

masyarakat.

Jadi, baginya bekerja adalah mengabdi dan pengabdian adalah suatu yang

luhur yang tak dapat dihargai dengan materi sehingga ia memilih menjadi

pahlawan yang tanpa tanda jasa, yang bebas dari atribut. Yang diinginkannya

adalah mengajar dan mengajar sampai ajal tiba saatnya kelak, itulah kerja guru

dan itu etos kerja.

Membangun etos keguruan sesungguhnya juga memperkuat karakter para

guru karena ibarat otot, karakter akan memadat dengan semakin kokohnya sebuah

perilaku karena terus menerus digunakan secara tekun dan bertujuan. Karakter

yaitu kualitas-kualitas mental dan moral yang khusus dan khas pada idividu,

kelompok, atau institusi. Kompetensi yaitu keterampilan atau pengetahuan yang

diperlukan agar berhasil melakukan sesuatu pekerjaan. Konfidensi yaitu percaya

diri, yang berarti percaya sepenuhnya.Karisma adalah cahaya pribadi, aura,

pengaruh, dan wibawa yang kita rambatkan juga semakin kuat. Sebab dengan

kepribadian dan perilaku kerja yang berakar teguh pada moralitas luhur dalam

etos keguruan itu akan terpancar dengan bertenaga seperti kekuatan sebuah

magnet.

Dengan membaiknya etos keguruan melalui keempat pondasi sukses diatas

(karakter-kompetensi-konfidensi-karisma) maka dampak utamanya adalah

meningkatnya kinerja keguruan kita. Berbuah sebagai kualitas budi pekerti,

pengetahuan, dan keterampilan semua peserta didik kita.

Demikianlah membaiknya karakter-kompetensi-konfidensi-karisma yang

dihasilkan oleh etos keguruan akan membuahkan efektifitas kualitas produktifitas

keguruan semakin baik pula.

Etos keguruan tidak hanya membuahkan sukses keguruan keluar, tetapi

sekaligus memperbaiki kualitas keguruan itu kedalam yakni bertumbuhnya sang

guru menjadi insan profesional yang semakin baik, dalam hal menjadi guru yang

semakin berkarakter, berkompetensi, berkonfidensi, dan berkarisma.

Page 44: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

33

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan teori diatas, dapat dilihat dari identifikasi masalah yaitu

belum efektifnya gaya kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis sehingga

gaya kepemimpinan yang diterapkan belum berhasil. Karena masih kurangnya

etos kerja guru dalam mewujudkan keberhasilan. Sebagian guru masih ada yang

kurang disiplin, karena datang terlambat pada saat masuk kelas. Masih rendahnya

motivasi siswa yang kurang bersemangat belajar.

Namun belum berhasilnya pemimpin dalam membangkitkan etos kerja

guru yang tinggi. Karena adanya persepsi atau pandangan yang kurang tepat

dalam penerapan gaya kepemimpinan. Maka kepala sekolah dalam memimpin

sekolah tersebut dituntut harus bisa melibatkan para guru agar mempunyai

semangat kerja yang tinggi, yaitu termotivasi dalam mengajar, mempunyai etos

kerja yang bagus, dan sadar untuk memenuhi peraturan yang dibuat oleh sekolah.

Hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara atau gaya kepemimpinan yang

diterapkan oleh kepala sekolah tersebut.

Agar penerapan gaya kepemimpinan demokratis itu bisa efektif dan dapat

terwujud maka pemimpin dalam penerapan gaya kepemimpinannya tersebut harus

dapat disesuaikan dengan kondisi dilingkungan sekolah itu sendiri. Umumnya

kepala sekolah sangat tegas dalam bertindak memang berakibat positif dan

berpengaruh terhadap aktifitas-aktifitas guru disekolah. Oleh karena itu guru

disekolah harus dapat melaksanakan tugas dan kewajiban disekolah dengan baik.

Sebagai kepala sekolah harus bisa menerapkan gaya kepemimpinan yang

demokratis dan efektif, sehingga dapat terwujudnya tujuan pendidikan di MAN

Cibinong.

Dengan demikian strategi yang dipakai pemimpin yaitu dengan

pengembangan komunikasi, job description, dan pertemuan rapat-rapat berskala.

Untuk itu kepala sekolah harus bisa memimpin secara efektif guna meningkatkan

etos kerja guru dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut :

a. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses

pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.

Page 45: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

34

b. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu.

c. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat

kedewasaan guru di sekolah.

d. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan.

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori dan kerangka berfikir yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

1. Hipotesis Alternatif (Ha) : Gaya kepemimpinan kepala sekolah

berhubungan dengan etos kerja guru.

2. Hipotesis nol (Ho) : Etos kerja guru tidak berpengaruh terhadap

gaya kepemimpinan kepala sekolah.

Page 46: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara empiris

hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan etos kerja guru di MAN

Cibinong Bogor. Berdasarkan rumus-rumusan diatas tujuan penelitian yaitu:

- Untuk memperoleh data tentang Gaya Kepemimpinan Demokratis

yang diterapkan di MAN Cibinong.

- Untuk memperoleh data tentang etos kerja guru MAN Cibinong.

- Untuk mengetahui Bagaimana kolerasi Gaya Kepemimpinan Kepala

sekolah dengan Etos kerja Guru di MAN Cibinong.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang Hubungan Gaya Kepemimpinan Sekolah dengan

Etos Kerja Guru ini dilaksanakan di MAN Cibinong, yang berlokasi Jalan Raya

Kayumanis No.30, Cirimekar Cibinong Bogor. Adapun waktu penelitian yang

digunakan peneliti yaitu: Januari-Februari 2011.

C. Metode Penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

deskriptif kuantitatif . Yaitu Penelitian yang mengumpulkan data secara empiris,

kemudian diolah menggunakan statistik untuk mengetahui permasalahan ada atau

tidaknya kedua variabel yang diteliti. Dan metode yang digunakan adalah metode

Page 47: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

36

korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel independent (bebas) disimbolkan huruf (X), Gaya

Kepemimpinan.

2. Variabel dependent (terikat) disimbolkan dengan huruf (Y) yaitu Etos

kerja

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan dari jumlah yang diteliti, keseluruhan

jumlah guru, tenaga dan kependidikan di MAN Cibinong Bogor berjumlah 58

orang, namun karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki, maka penelitian ini

hanya dibatasi pada populasi terjangkau yaitu 35 orang guru, berdasarkan uji

validitas sebagian dari jumlah populasinya terdapat jawaban yang cacat.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara

random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak dari populasi yang ada.

Dengan pertimbangan kemampuan peneliti baik dari segi waktu, tenaga, dan dana

maka besarnya sampel dalam penelitian adalah 35 guru dari jumlah total guru

yang ada. Diambil sampel 35 karena sebagian dari jumlah total populasi guru,

terdapat yang cacat karena ada pertanyaan yang tidak dijawab dan jawabannya

banyak yang sama sehingga data tidak akurat dan ada yang dibatalkan.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam

penelitian ini penulis mengambil sampel 35 orang guru yang ada di MAN

Cibinong Bogor.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data sesuai dengan permasalan yang sedang diteliti.

Page 48: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

37

Adapun teknik pengumpulan data tersebut adalah :

1. Angket

Angket atau kuesioner digunakan untuk memperoleh data dengan memberikan

atau menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan

harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Angket digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden, dalam inti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Angket berisi daftar beberapa pertanyaan

dengan dengan menggunakan skala likert dari 4 jawaban alternatif yaitu, (SL)

selalu, Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Tidak pernah (TP). Yang berkenaan

dengan gaya kepemimpinannya dan etos kerja guru. Yaitu untuk menilai

bagaimana cara kepala sekolah MAN Cibinong, agar dapat mengetahui gaya apa

yang di terapkan dalam memimpin sekolah ini. Kemudian penulis meneliti cara

Kepala sekolah menjalankan Kepemimpinannya, kegiatan guru di sekolah dalam

proses belajar mengajar di MAN Cibinong.

2. Wawancara

Wawancara (interview), instrumen yang digunakan yaitu sebagai pedoman

wawancara terstruktur dimana peneliti sudah menyiapkan sejumlah pertanyaan

yang diajukan oleh bapak Kepala sekolah yang bernama Drs. Ibrahim M.Pd di

sekolah MAN Cibinong. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan keterangan-

keterangan yang berkaitan dengan aspek gaya kepemimpinan dan etos kerja guru.

Penulis juga melakukan wawancara untuk menggali hal-hal yang berhubungan

dengan sejarah pendirian sekolah, dan hal-hal yang menyangkut aspek gaya

kepemimpinan kepala sekolah dengan etos kerja guru.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan gaya

kepemimpinan kepala sekolah dengan etos kerja guru, baik berupa visi dan misi

sekolah, latar belakang pendidikan guru, sarana dan prasarana, dan lain

sebagainya agar penulis mendapatkan informasi yang lebih akurat.

Page 49: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

38

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan angket yang memakai skala model likert yang berisi jumlah

pertanyaan/pernyataan yang menyatakan objek yang hendak diungkap yaitu

kolerasi antara Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah dengan etos kerja guru

diMAN Cibinong. Penskoran atas angket ini merujuk pada lima alternatif

jawaban, sebagai berikut :

Skala Penilaian

No Alternatif Jawaban Bobot Skor

Positif Negatif

1 Selalu (SL) 4 1

2 Sering (SR) 3 2

3 Kadang-Kadang (KD) 2 3

4 Tidak Pernah (TP) 1 4

Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data-data

penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang

raliabel.

Sebelum melakukan uji instrument atau perhitungan hasil penelitian data

yang diperoleh dapat disajikan dalam bentuk yang lebih berguna, lebih mudah

dipahami atau lebih cepat dimengerti makadata yang ada disusun lebihteratur

didalam distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi diartikan sebagai suatu daftar

tabel yang membagi data yang ada kedalam angka-angka secara kuantitatif.

Penyusunan tabel distribusi frekuensi dapat dilakukan melalui tahapan

berikut ini :

1) Menentukan jumlah kelas.

Menentukan kelas yang ditentukan dengan rumus :

K= banyaknya kelas

N= jumlah responden (data yang digunakan)

K=1+3,322log N

Page 50: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

39

2) Mencari besarnya range

Range = Nilai Terbesar-Nilai Terkecil

3) Menentukan panjang range (kelas interval)

ci = range

banyaknya kelas

4) Menentukan kelas

Semua data harus bisa masuk dalam kelas yang dibuat, artinya data

terkecil harus masuk pada kelas pertama dan data terbesar harus

masuk pada kelas terakhir.

5) Mencari frekuensi tiap-tiap kelas

Frekuensi adalah jumlah data yang dimilki tiap-tiap kelas.

6) Batas kelas

a. Uji Validitas

Uji validitas sering diartikan keshahihan. Suatu alat ukur disebut memiliki

validitas bila alat ukur tersebut isinya layak mengukur objek yang

seharusnya diukur dan sesuatu dengan kriteria tertentu.

b. Uji Realibilas instrumen

Realibilitas instrumen menggunakan rumus Alfa Croanbach, dengan

menggunakan SPSS versi 16, didapat koefisien alfa croanbach, sebesar

0,588. Sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut cukup

realibitas untuk sebuah penelitian pendidikan.

H. Variabel dan definisi

1. Kisi-kisi Instrumen Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

a. Definisi Konseptual

Secara konseptual, gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah cara yang

dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya.

Range = Nilai tebesar-nilai terkecil

Page 51: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

40

b. Definisi Operasional

Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini dapat diukur

dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner sebanyak 23 butir pertanyaan

yang mencerminkan indikator gaya kepemimpinan yaitu meliputi gaya demokratis

Kisi-kisi Instrumen Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

Tabel 1

INSTRUMEN VARIABEL X

Dimensi

VARIABEL

INDIKATOR Pertany

aan

Juml

ah

Kepemimpinan

Demokratis

1. mampu menempatkan diri di tengah-tengah

para guru

1-10 10

2. berusaha memanfaatkan setiap orang untuk

kepentingan serta kemajuan sekolah

11-21 11

3. mau menerima dan mengharapkan pendapat

dan saran-saran guru

22-23 2

23

2. Kisi-kisi instrument Etos Kerja Guru

a. Definisi Konseptual

Etos Kerja adalah totalitas atau keseluruhan sikap individu dan kelompok

serta cara mengekspresikan, memandang, meyakini, dan menggambarkan

seseorang dalam melaksanakan tugas.

b. Definisi Operasional

Etos kerja guru dalam penelitian ini dapat diukur dengan menggunakan

instrument berupa kusioner sebanyak 24 butir pertanyaan yang mencerminkan

etos kerja guru, yang meliputi :

Page 52: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

41

Kisi-kisi Instrumen Etos Kerja Guru

Tabel 2

INSTRUMEN VARIABEL Y

VARIABEL INDIKATOR Pertanyaan Jumlah

Etos kerja guru 1. semangat dalam melaksanakan tugas 1-6 6

2. menunjukkan moralitas yang bersih 7-11 5

3. menjaga harga diri dalam

melaksanakan pekerjaan

12-15 4

4. Keinginan menjunjung tinggi mutu

pendidikan

16-24 9

24

Kemudian untuk mengetahui apakah ada hubungan Gaya Kepemimpinan

kepala sekolah (variabel X) dengan Etos Kerja Guru (variabel Y) maka penulis

menggunakan tes statistik korelasi Produck Moment yang dikembangkan oleh

Karl person dengan rumus :

])()([])()([

))(()(

2222 YYNXXN

YXXYNrxr

Keterangan :

rxr = Koefisien Korelasi skor item dengan skor total

X = Jumlah skor distribusi X

Y = Jumlah skor distribusi Y

∑XY = Jumlah perkalian skor item dengan skor total.

N = Jumlah responden

X2

= Jumlah kuadrat skor distribusi X

Y2 = Jumlah kuadrat skor distribusi Y

Cara memberikan interprestasi data terhadap angka indeks korelasi ”r”

produck moment. Maka prosedur yang kita lalui berturut-turut adalah sebagai

berikut : Interprestasi menggunakan tabel ”r xy”

a) Merumuskan (membuat) hipotesis alternatif (Ha) dan Hipotesis nihil atau

Hipotesis nol (Ho). Hipotesis alternatifnya (Ha) kita rumuskan sebagai

berikut : ”Ada (atau: terdapat) korelasi positif (atau: korelasi negatif) yang

signifikan (menyakinkan) antara variabel X dan Y.” Adapun rumusan

Page 53: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

42

Hipotesis nihilnya (Ho) adalah sebagai berikut : ”Tidak ada (atau tidak

terdapat) korelasi positif atau (atau korelasi negatif) yang signifikan

(menyakinkan) antara variabel X dan Y.”

b) Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah kita ajukan di

atas tadi (maksudnya: manakah yang benar: Ha atau Ho) dengan jalan

memperbandingkan besarnya ”r” yang tercantum dalam Tabel Nilai ”r”

Product Moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya

(db) atau degrees of freedom-nya (df) yang rumusnya adalah sebagai

berikut :

df = N-nr

df = degrees of freedom

N = Number of cases

nr = banyaknya variabel yang kita korelasikan.

Dengan diperolehnya db atau df maka dapat dicari besarnya ”r” yang

tercantum dalam Tabel Nilai ”r” Product Moment, baik pada taraf signifikan 5%

maupun pada taraf signifikan 1%. Alternatif (Ha) disetujui atau diterima atau

terbukti kebenarannya.

Berarti memang benar antara variabel x dan y terdapat korelasi positif

(atau korelasi negatif) yang signifikan. Sebaliknya, hipotesis nihil (Ho)tidak dapat

disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbukti kebenarannya. Ini berarti

Hipotesis Nihil yang menyatakan tidak adanya korelasi antara variabel x dan y itu

salah. 1

Setelah uji korelasi variabel x dan y dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variabel x dan variabel y yang dinyatakan dalam persen (%) maka

digunakan rumus koefisien determinasi (penentu), sebagai berikut :

KD = (r xy)2 x 100%

Keterangan rxy : angka indeks korelasi ”r” Product moment

100 : bilangan

1 Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1987)

h.194.

Page 54: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum tentang objek penelitian

1. Sejarah berdirinya

Madrasah Aliyah Negeri Cibinong yang saat ini telah terakreditasi “A”

dan sudah termasuk kedalam Kementerian Agama Republik Indonesia yang

berlokasi di Jalan Kayumanis No. 30 Cirimekar Cibinong yang didirikan pada

tahun 1993. Dengan luas tanah kira-kira kurang lebih 15.670m2 terdiri atas

bangunan atau gedung sekolah 3.540m2, lapangan sekolah 500m2, kebun

1000m2, dan lapangan olahraga 400m2 dipagar 2500m2. Bangunan sekolah

terdiri atas dari 24 ruang yaitu: 20 ruang kelas, 1 ruang kepala seolah, 1 ruang

wakil kepala sekolah, 1 ruang bagian tata usaha, 1 ruang bimbungan konseling, 1

ruang perpustakaan, 1 ruang Lab komputer, 1 Lab IPA, 2 Lab bahasa dan fasilitas

keterampilan lainnya.

MAN Cibinong mempunyai sumber daya manusia atau guru sebanyak 58

guru. Berdasarkan latar pendidikan 49 guru telah menyelesaikan pendidikan S1,

dan 6 orang guru telah menyelesaikan pendidikan S2. Guru-guru MAN Cibinong

mengajar mata pelajaran berdasarkan latar belakang pendidikan mereka.

Berdasarkan status guru, ada 41 guru yang sudah menjadi pegawai negeri

sipil, yang lainnya masih menjadi guru honorer. Berdasarkan data akademik 2009-

2010 jumlah siswa MAN Cibinong sebanyak 837 siswa, dibagi kedalam 3

angkatan. Angkatan yang pertama yaitu kelas 1 berjumlah 302 siswa, angkatan

Page 55: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

44

kedua yaitu kelas 2 berjumlah 324 siswa, dan angkatan yang ketiga yaitu kelas

tiga berjumlah 211 siswa.

Dari bulan Maret 2010 Madrasah Aliyah Negeri Cibinong sudah dipimpin

oleh kepala sekolah yang bernama Bapak Ibrahim. Drs. M pd.I dan lima wakil

kepala sekolah lainnya.

2. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi

Terbentuknya peserta didik yang berprestasi dan berakhlakkul karimah.

b. Misi

Membentuk siswa yang :

- Berakhlakkul karimah

- Berwawasan ilmu pengetahuan

- Mampu bersaing dalam memasuki perguruan tinggi

- Mampu bersaing dalam memasuki dalam dunia kerja

- Memiliki kemandirian

- Menjadi teladan bagi teman dan masyarakat.

3. Tenaga Pengajar

Tabel 3

NO NAMA GURU JABATAN

1. Ibrahim, Drs. M. Pd.I Kepala Sekolah

2. Hartana, S.Pd Wakil Kepala Sekolah

3. Mistam, MM Bid. Kesiswaan

4. Masdalifah, MM Bid. Humas

5. Sunardi, SE Bid.sarana dan prasarana

6. Onas Siti Aisah, Dra Bid. Keterampilan

7. Arudji. S. Pd.I Kepala Tata Usaha

8. Ummu Kulsum, S. Pd. Bendahara

Page 56: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

45

9. Abdul Halim, Drs Guru

10. Abdul Koerudin, S. Pd. I Guru

11. Ade Suarni, Dra Guru

12. Agus Bismawan Guru

13. Ahmad, S. Pd Guru

14. Anton Sujarwo Guru

15. Apud Mahpudin, Drs Guru

16. Asep Sulaiman Guru

17. Baenuri, S. Pd. I Guru

18. Caswo Staf tata usaha

19. Dani Ahmad Guru

20. Dedeh Susilawati, S.Ag Guru

21. Dewi sapuro Guru

22. Djamhur Guru

23. Een Kurniasih Guru

24. Endang Netty N, Dra Guru

25. Erna Garmayanti, M. Pd Guru

4. Jumlah siswa

Tabel 4

TAHUN KELAS

I II III

2008 302 323 187

2009 302 324 211

2010 302 324 211

JUMLAH 906 971 609

Page 57: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

46

5. Sarana dan prasarana

Tabel 5

NO Jenis sarana dan prasarana Jumlah Luas(M2)

Perunit

1 Lahan :

Lahan bangunan 3540

Lahan Lapangan upacara 500

Lahan Lapangan Olahraga 400

Kebun 1000

Lahan yang dipagar 2500

2 Ruang:

Ruang pendidikan:

Ruang Laboratorium IPA 1

Ruang Keterampilan 1

Ruang Perpustakaan 1

Ruang Administrasi:

Ruang Kepala sekolah 1

Ruang Wakil Kepala sekolah 1

Ruang Guru 2

Ruang Tata usaha 1

Ruang Penunjang:

Ruang Ibadah/Mushola 1

Ruang Serba Guna/Aula 1

Ruang Toilet 5

Ruang UKS/PMR 1

3 Peralatan Laboratorium 1

Peralatan Tata Boga 1

Perlengkapan Tata Busana 1

Perlengkapan Tata Rias 1

Perlengkapan Lainnya 1

Page 58: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

47

4 Buku Pelajaran pokok 858

Buku Bacaan 10

6. Tata Tertib

1. Pelajar harus sudah hadir 10 menit sebelum bel dibunyikan ( masuk

pukul 07.00 wib )

2. Pelajar yang terlambat hadir 10 menit dari jam pertama harus minta

izin kepada guru piket atau kepala sekolah

3. Siswa yang berhalangan hadir wajib mengirim surat yang ditanda

tangani oleh orang tua atau wali

4. Sebelum pelajaran dimulai pada jam pertama siswa harus membaca

doa yang dipimpin oleh ketua kelas

5. Pelajar harus memakai seragam yang telah ditentukan oleh sekolah

Hari Senin-Selasa : Putih-Abu

Hari Rabu-Kamis : Batik-Abu

Hari Jumat : Baju Koko (laki-laki )

Hari Sabtu : Pakaian Pramuka

7. Sanksi

a. Pelajar yang melanggar salah satu tata tertib pada poi 1s.d 5 maka akan

dikenakan sanksi berdasarkan poin yag didapat.

b. Sanksi berupa peringatan lisan, tertulis, skorsing, dan dikembalikan

kepada orang tua/wali.

B. Deskripsi Data

Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

adalah menggunakan instrument angket. Angket ini terdiri dari 47 pertanyaan

dalam dua variable yaitu tentang Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

sebagai variabel X berjumlah 23 butir pertanyaan, dan Etos Kerja Guru sebagai

variabel Y yang berjumlah 24 butir pertanyaan.

Page 59: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

48

Selanjutnya data yang didapat dari setiap butir pertanyaan dimasukkan

kedalam tabel yang didalamnya terdapat presentase dengan menggunakan

rumus: P = F x 100%

N

Dari data persentase setiap butir pertanyaan yang diajukan sebanyak 47

butir pertanyaan terdiri dari:

1. Gaya kepemimpinan demokratis

a. Mampu menempatkan diri ditengah-tengah para guru.

Kebebasan mengeluarkan pendapat.

Mampu mendorong semangat kerja guru.

Terbuka terhadap masalah yang dihadapi.

Bijak dalam mengambil keputusan.

Membangun hubungan yang harmonis dengan guru.

b. Berusaha memanfaatkan setiap orang untuk kepentingan serta kemajuan

sekolah.

Mengadakan Pertemuan untuk membicarakan kegiatan

permasalahan sekolah.

Menjadikan forum rapat untuk memperbaiki kinerja guru.

Memberikan informasi penting terkait perkembangan sekolah dan

pendidikan secara luas.

Mampu mendorong peningkatan profesionalisme guru.

Menghargai prestasi guru dan mendorong guru yang belum

memperolehnya.

c. Mau menerima dan mengharapkan pendapat dan saran-saran guru.

Bersedia menerima pendapat dan kritik dari para guru.

Berharap meminta saran serta kritik guru terkait kepemimpinannya

disekolah.

Page 60: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

49

Gaya Kepemimpinan Demokratis

Tabel 6

No ALTERNATIF

JAWABAN

JUMLAH

F %

1 Selalu (SL) 10 28%

2 Sering (SR) 10 28%

3 Kadang-Kadang (KD) 8 23%

4 Tidak pernah (TP) 7 21%

JUMLAH 35 100

Berdasarkan tabel alternatif jawaban diatas dapat dilihat bahwa gaya

kepemimpinan kepala sekolah sebagian besar tergolong cukup demokratis 56%,

sedangkan sebagian kecil respondennya masih kurang 44%.

Sedangkan gaya kepemimpinan demokratis secara keseluruhan adalah

seperti penjelasan dibawah ini:

Dari data skor gaya kepemimpinan penulis mengkategorikan (SL) selalu,

(SR) sering, kadang-kadang (KD), Tidak pernah (TP). Dengan 23 dutir pertanyaan

dan alternatif jawaban. Maka skor terendah yang mungkin diperoleh responden

adalah 1x23= 23 dan skor tertinggi diperoleh responden 4x23 = 92, maka luas

sebenarnya 92-23= 69.

Untuk memperoleh data gaya kepemimpinan kepala sekolah dilihat dari

skor tertinggi 84 dan terendah 60 nilai rata-rata 76,34 dan simpangan baku sebesar

6,933. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Variabel perhitungan distribusi frekuensi (X)

Range = Nilai tertinggi = Nilai terendah

= 84 = 60

= 84-60

= 24

Banyak kelas = 1+3,3 Log

= 1+3,3 Log 35

= 1+(3,3.1,54)

= 1+ 5,082

= 6,082

Page 61: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

50

Interval kelas = 24:5 = 4,8

= 24:5 = 4,8 dibulatkan menjadi 5

Distribusi Frekuensi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah :

Tabel 7

No Kelas

Interval

F Batas

Kelas

Nt F.Kum F (%) FNt

1 60-65 5 59,5-65,5 62,5 35 14 312

2 66-71 5 65,5-71,5 68,5 30 16 342

3 72-77 7 71,5-77,5 74,5 25 20 521

4 78-83 10 77,5-83,5 80,5 18 28 805

5 84-89 8 83,5-89,5 86,5 8 22 692

35 100 2672

Mean = = = 76,34

Median = Bb + ( - Fkum) x i

= 76,34 + x 5

= 76,34 + ( ) x 5

= 76,34 + (1,9 x 5)

= 76,34 + 9,5

= 85,84

Modus = U + x i

= 83,5 + x 6

= 83,5 + 2,8 = 86,3

Berdasarkan penyajian data dalam tabel distribusi frekuensi gaya

kepemimpinan kepala sekolah dapat dilihat dari 35 orang responden yang

mendapat skor dibawah rata-rata sebanyak 18 orang atau sebesar 50%, sedangkan

responden yang mendapat skor diatas rata-rata sebanyak 17 orang atau sebesar

50%.

Page 62: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

51

Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari gaya kepemimpinan

kepala sekolah dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

a) Mencari rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan cara rata-

rata skor gaya kepemimpinan dikurangi simpangan baku sampai dengan

rata-rata skor ditambah baku, hasilnya:

76,34-6,933= 67,407

76,34+6,933= 83,273

Jadi untuk kategori sedang rentang nilainya 67,407s.d 83,273.

b) Menentukan nilai rata-rata untuk kategori tinggi yaitu skor yang berada

diatas 83,273 dengan skor tertinggi, yaitu 83 s.d 87.

c) Untuk menentukan nilai rata-rata untuk kategori rendah yaitu dengan

menentukan skor yang berada di bawah 67 sampai skor terendah didapat.

Dari data yang didapat skor untuk kategori rendah berada antara 60 sampai

66.

Lebih jelasnya diinterpretasikan sebagai berikut:

66-60 adalah rata-rata tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah yang

rendah.

67-83 adalah rata-rata tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah yang

sedang.

83-87 adalah rata-rata tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah yang

tinggi.

Berdasarkan ketentuan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata

tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah berada pada kategori sedang.

2. Etos kerja guru

a. Semangat dalam melaksanakan tugas.

Merasa senang setiap kali ngajar.

Tepat waktu dalam mengajar.

Tidak lelah dalam mengemban tugas.

Pekerjaan guru sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

Mengutamakan mengajar dibanding pekerjaan lain.

Page 63: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

52

b. Menunjukkan moralitas yang bersih.

Berusaha mengajarkan nilai-nilai penting dalam diri siswa.

Memberikan keteladanan yang baik untuk para siswa.

Bekerja sesuai tanggung jawab yang diberikan.

Mengajarkan dan menjunjung tinggi kejujuran.

Bekerja sesuai aturan yang berlaku disekolah.

c. Menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan.

Menjaga integritas dan profesionalisme sebagai guru.

Andil dalam menegakkan disiplin sekolah.

Berusaha menjaga citra sekolah.

d. Keinginan menjunjung tinggi mutu pendidikan.

Membuat RPP dan mengajar sesuai RPP.

Memperbaiki metode pembelajaran.

Memperbaiki isi materi pelajaran sesuai tuntunan.

Menunjukkan kemampuan adaptasi terhadap perubahan.

Memenuhi standar kompetensi sebagai guru.

Etos Kerja Guru

Tabel 8

No ALTERNATIF

JAWABAN

JUMLAH

F %

1 Selalu (SL) 10 28%

2 Sering (SR) 8 22%

3 Kadang-Kadang (KD) 12 34%

4 Tidak pernah (TP) 5 16%

JUMLAH 35 100

Page 64: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

53

Berdasarkan tabel alternatif jawaban diatas dapat dilihat bahwa etos kerja

sebagian besar respondennya tergolong cukup 50%, dan sebagian respondennya

terhadap etos kerja 50%.

Selanjutnya data tentang etos kerja guru diperoleh skor tertinggi 84 dan

terendah 61 dengan nilai rata-rata 74,25dan simpangan baku sebesar 7,065. Untuk

melengkapi data diatas, dibuatlah distribusi frekuensi dengan ketentuan sebagai

berikut :

Variabel perhitungan distribusi frekuensi (Y)

Range = Nilai tertinggi = Nilai terendah

= 84 = 61

= 84-61

= 23

Banyak kelas = 1+3,3 Log

= 1+3,3 Log 35

= 1+(3,3.1,54)

= 1+ 5,082

= 6,082

Interval kelas = 23:5 = 4,6

= dibulatkan menjadi 5

Distribusi Frekuensi Etos Kerja Guru

Tabel 9

No Kelas

Interval

F Batas

Kelas

Nt F.Kum F (%) FNt

1 61-66 5 60,5-66,5 63,5 35 14 444

2 67-72 5 66,5-72,5 69,5 30 16 556

3 73-78 7 72,5-78,5 75,5 25 20 751

4 79-84 10 78,5-84,5 81,5 18 28 407

5 85-90 8 84,5-90,5 87,5 8 22 437

35 100 2599

Mean = = = 74,25

Median = Bb + ( - Fkum) x i

Page 65: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

54

= 74,5 + ( - 8) x 5

= 74,5 + x 5

= 74,5 + x 5

= 74,25 + 9,5

= 83,75

Modus = U + x i

= 84,5 + x 6

= 84,5 + 2,8

= 87,3

Berdasarkan penyajian data dalam tabel distribusi frekuensi dapat dilihat

dari 35 orang responden yang mendapat skor dibawah rata-rata sebanyak 18 orang

atau sebesar 50%, sedangkan responden yang mendapat skor diatas rata-rata

sebesar 17 orang atau sebesar 50%.

Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata etos kerja guru dapat

diperoleh dengan cara sebagai berikut:

a) Mencari rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan cara rata-

rata skor etos kerja guru dikurangi simpangan baku sampai dengan rata-

rata ditambah simpangan baku, hasilnya:

74,25-7,065= 67,185

74,25+7,065= 81,315

Jadi untuk kategori sedang rentang nilainya 67,185 s.d 81,315.

b) Menentukan nilai rata-rata untuk kategori tinggi yaitu skor yang berada

diatas 81,315 sampai dengan skor tertinggi, yaitu 82-87.

c) Untuk menentukan nilai rata-rata untuk kategori rendah yaitu dengan

menentukan skor yang berada dibawah 68 sampai skor terendah yang

didapat, dengan demikian skor untuk kategori rendah yaitu berada antara

60 sampai 68. Lebih jelasnya diinterpretasikan sebagai berikut:

60-67,185 adalah rata-rata tentang etos kerja guru yang rendah.

67-81,315 adalah rata-rata tentang etos kerja guru yang sedang.

Page 66: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

55

82-87 adalah rata-rata tentang etos kerja guru yang tinggi.

Berdasarkan ketentuan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata

tentang etos kerja berada pada kategori sedang.

C. Pengujian Persyaratan Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian menggunakan uji Kolmogorov-smirnov.

Uji Kolmogorov smirnov adalah salah satu cara untuk menguji goodness fit.

Dalam hal ini yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi nilai

sampel (skor yang diobservasi) dengan distribusi teoritis tertentu (normal,

uniform, poison).

Berdasarkan tabel One-Sampel Kolmogorov smirnov Test dapat

disimpulkan bahwa :

Nilai Kolmogorov-smirnov dan nilai variabel X Gaya

Kepemimpinan Kepala sekolah adalah 1,33 dan 0,057>0,05.

Dengan demikian Ho diterima. Hal ini berarti variabel Gaya

Kepemimpinan Kepala sekolah berdistribusi normal.

Nilai Kolmogorov-Smirnov variabel Y Etos Kerja Guru adalah

0,848 dan 0,469>0,05. Dengan demikian Ho diterima. Hal ini

berarti variabel Etos Kerja Guru berdistribusi normal.

2. Analisis Korelasi variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X)

dengan Etos Kerja Guru (Y)

Tabel 10

Nama

Responden

X Y XY X2 Y2

1 84 81 6804 7056 6561

2 84 83 6972 7056 6889

3 84 78 6552 7056 6084

4 84 79 6636 7056 6241

Page 67: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

56

5 72 79 5688 5184 6241

6 83 79 6557 6889 6241

7 71 72 5112 5041 5184

8 84 84 7056 7056 7056

9 84 80 6720 7056 6400

10 68 66 4488 4624 4356

11. 80 73 5840 6400 5329

12. 84 79 6636 7056 6241

13. 78 73 5694 6084 5329

14. 84 82 6888 7056 6724

15. 84 81 6804 7056 6561

16. 78 83 6474 6084 6889

17. 82 82 6724 6724 6724

18. 81 73 5913 6561 5329

19. 60 61 3660 7056 3721

20. 82 81 6642 7056 6561

21. 84 74 6216 4900 5476

22. 84 75 6300 5776 5625

23. 70 67 4690 6889 4489

24. 76 72 5474 5776 5184

25. 83 66 5478 6889 4356

26. 84 84 7056 7056 7056

27. 84 73 6132 7056 5329

28. 65 68 4420 4225 4624

29. 84 68 5712 7056 4624

30. 84 77 6468 7056 5929

31. 80 66 5280 6400 4356

32. 76 66 5016 5776 4356

33. 84 69 5796 7056 4761

34. 77 69 5313 5929 4761

Page 68: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

57

35. 77 62 4774 5929 3844

Jumlah 2783 2605 207983 222635 195431

Untuk mengetahui korelasi antara variabel x dan y, data diatas akan diuji

dengan menggunakan rumus product moment :

rxy =

rxy =

rxy =

rxy =

rxy =

rxy =

= 0,588160445

Dari hasil perhitungan korelasi product moment antara Gaya

Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Etos Kerja Guru di Man Cibinong adalah

sebesar 0,588.

Selanjutnya untuk menguji kebenaran/kepalsuan dari hipotesa didalam

perhitungan (r hitung) dan besarnya r yang tercantum dalam tabel “r” product

moment. Dengan terlebih dahulu mencari “df” (degrees of freedom) yang

rumusnya sebagai berikut :

df = N-nr

=35-2

=33

Nilai indeks koefisien korelasi sebesar 0,588 angka tersebut termasuk

dalam kategori tingkat korelasi yang sedang atau cukup. Dengan demikian

terdapat interpretasi korelasi positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan

kepala sekolah dengan etos kerja guru tergolong cukup.

Page 69: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

58

Selanjutnya angka indeks korelasi (xy) atau “r” hitung sebesar = 0,588

tersebut diinterpretasikan. Antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan etos

kerja guru, ini dapat dihitung menggunakan “Koefisien Determinasi” yang

dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

KD = r2 x 100%

= 0,588x100%

= 0,3457x100%

= 34,57%

Dari perhitungan diatas angka koefisien penentu kedua variabel gaya

kepemimpinan dengan etos kerja guru adalah 34,57% sedangkan sisanya 65,43%

yang ditentukan oleh variabel lain yang dapat meningkatkan etos kerja guru.

Dengan demikian bahwa hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak terdapat

hubungan positif antara gaya kepemimpinan dengan etos kerja guru di MAN

Cibinong ditolak dan sebaliknya hipotesis alternatif (Ha), yang menyatakan

terdapat hubungan yang positif antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan

etos kerja guru di MAN Cibinong diterima.

Selanjutnya dalam pengujian terhadap koefisien regresi sebagai berikut:

Diketahui :

N=35, r=0,588

t =

=

=

=

=

= 5,162815223

Page 70: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

59

3. Interpretasi Data

Berdasarkan hasil analisa di atas dapat diinterpretasikan bahwa antara gaya

kepemimpinan kepala sekolah dengan etos kerja guru di MAN Cibinong

mempunyai korelasi hasilnya sebesar 0,588 antara variabel gaya kepemimpinan

kepala sekolah (x) dengan etos kerja guru (y) di MAN Cibinong. Hasil Rxy=0,588

interpretasi korelasi product moment tergolong sedang atau cukup. Dengan

demikian dapat dilihat dari hasil perhitungan antara variabel x dan y yaitu adanya

hubungan yang signifikan antara efektifitas gaya kepemimpinan kepala sekolah

dengan etos kerja guru di MAN Cibinong.

Kontribusi hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan etos

kerja guru di MAN Cibinong sebesar 34,57%. Faktor keterkaitan yang diberikan

dalam kategori sedang dan masih terdapat 65,43% .

Faktor lain itu seperti motivasi kerja, iklim organisasi, sistem imbalan,

serta kebijakan kepemimpinan yang memiliki keterkaitan dengan etos kerja guru

di MAN Cibinong. Sedangkan hasil hubungan yang signifikannya hasilnya

sebesar 5,162815223.

Usaha kepala sekolah dalam menerapkan gaya kepemimpingan yang

cenderung demokratis cukup melibatkan dan mempengaruhi para guru untuk

bekerja sama demi memajukan mutu pendidikan disekolah. Sedangkan Etos kerja

guru tergolong cukup yang berarti sebagian besar guru sudah dapat melaksanakan

tugasnya dengan baik. Dan sebagiannya lagi masih ada yang kurang disiplin

seperti guru datang terlambat pada saat masuk kelas. Sehingga rendahnya

motivasi siswa yang kurang bersemangat belajar.

Page 71: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di MAN Cibinong, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat gaya kepemimpinan yang cenderung demokratis di MAN

Cibinong. Yang berarti gaya kepemimpinan yang diterapkan belum berjalan

dengan efektif. Karena belum berhasilnya pemimpin dalam membangkitkan etos

kerja guru yang tinggi. Dengan adanya persepsi atau pandangan yang kurang

tepat dalam penerapan gaya kepemimpinan. Sehingga kepala sekolah lebih

dituntut lagi dalam memajukan mutu pendidikan di MAN Cibinong.

2. Etos kerja guru di MAN Cibinong tergolong cukup, artinya sebagian besar guru

sudah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Sedangkan sebagian lagi masih

ada yang kurang disiplin seperti guru datang terlambat pada saat masuk kelas.

Sehingga rendahnya motivasi siswa yang kurang bersemangat belajar.

3. Hal ini dapat dilihat dari wawancara dengan guru. Sedangkan sasaran dari

gaya kepemimpinan yaitu kepala sekolah yang dapat meningkatkan etos

kerja guru di MAN Cibinong. Terdapat hubungan positif antara gaya

kepemimpinan dengan etos kerja guru di MAN Cibinong, hal ini

berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi product moment yang

diperoleh r hitung 0,588 dan r tabel 0,344 pada N=35. Dari koefisien

determinasi product moment 0,588 menghasilkan 34, 57% dan sisanya

65,43%.

Page 72: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

61

B. Saran

Berdasakan kesimpulan di atas, penulis memberi saran-saran sebagai

berikut:

1. Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan, hendaknya terus

memperhatikan kesejahteraan para guru dan karyawan di sekolah ini. Agar

etos kerja guru dan karyawan dapat terus meningkat, terutama semangat

kerja guru dalam kegiatan mengajar.

2. Guru sebagai tenaga edukatif perlu meningkatkan etos kerjanya sebagai

tenaga pendidik demi tercapainya tujuan pendidikan serta meningkatnya

etos kerja guru.

Page 73: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

62

DAFTAR PUSTAKA

Langeveld (ter), Paedagogik Teoritis/Sistematis, FIP-IKIP Jakarta 1971.

UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Sistem Pendidikan nasional,

SINAR GRAFIKA cet ke-3 2003.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta : PT Grafindo cet ke-4

2003.

Taty Romiati, Manajemen pendidikan Indonesia, Bandung: Penerbit Alfabeta,

2008

Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung jawabnya, Yogyakarta :

Penerbit Kanisius 1984.

Veithzal rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT raja Grafindo

Persada 2007.

GHALIA INDONESIA, Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Penerbit Yudistira

cet ke-2 1985.

J. Riberu, Dasar-dasar Kepemimpinan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1992.

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

2002.

Effar Offset, Kepemimpinan, Semarang cet pertama 1992.

Miftah Toha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: PT

Raja Grafindo cet ke-5 2000.

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya 1987.

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, cet ke-9 2001.

Jansen Sinamo, 8Etos Keguruan, Jakarta: Institut Darma Mahdika 2010.

Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, Jakarta: dana Bakti wakaf 1995.

Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta: Gema Insani 2002.

Abdul Hasyim, Muhammad Surya, Bambang Suwarno, Landasan Pendidikan

Menjadi Guru yang baik, Bogor: Ghalia Indonesia cet ke-1, 2010.

Page 74: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

63

Hamzah Ya’qub, Etos Kerja Islami, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya cet ke-1,

Sabrina Fauza, Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja guru, Wodpress.com

05 April 2010.

Ronald, E. Walpole, Pengantar Statistik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

edisi ke-3 1992.

Pokjawas, Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam pembelajaran,

Wodpress.com 09 Juni 2010.

Page 75: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

Angket Penelitian untuk Guru

Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Etos Kerja Guru

Di MAN Cibinong

Nama :

Jenis kelamin :

Bidang Studi :

Hari/ Tanggal :

Petunjuk pengisian

a. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak / Ibu

anggap sesuai dengan jawaban yang benar.

b. Angket ini bertujuan ilmiah semata-mata untuk penelitian.

c. Terimakasih atas bantuan dan partisipasi dalam mengisi angket ini.

Butir pertanyaan:

1. Bapak/Ibu merasa selalu senang setiap kali mengajar?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. jarang

2. Bapak/Ibu selalu tepat waktu dalam mengajar?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. jarang

3. Bapak/Ibu merasa tidak lelah dalam mengemban tugas sebagai guru?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. jarang

4. Bapak/ibu menganggap pekerjaan guru sebagai bentuk pengabdian kepada

masyarakat

a. sangat setuju c. kurang setuju

b. setuju d. tidak setuju

5. Bapak/Ibu sering merasa jenuh sebagai pengajar dan berpikir berganti profesi

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

Page 76: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

6. Bapak/ibu lebih megutamakan mengajar dibanding pekerjaan lain

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

7. Bapak/ibu selalu berusaha mengajarkan nilai-nilai penting dalam diri siswa

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

8. Bapak/ibu mengajarkan dan menjunjung tinggi kejujuran

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

9. Bapak/ibu memberikan keteladanan yang baik untuk para siswa

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

10. Bapak/ibu selalu merespons dengan baik setiap keluhan siswa

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

11. Bapak/ibu bekerja sesuai tanggung jawab yang diberikan

a. sangat setuju c. kurang setuju

b. setuju d. tidak setuju

12. Bapak/ibu bekerja sesuai aturan yang berlaku di sekolah

a. sangat setuju c. kurang setuju

b. setuju d. tidak setuju

13. Bapak/Ibu guru menjaga integritas dan profesionalitas sebagai guru

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

14. Bapak/ibu selalu andil dalam menegakkan disiplin sekolah

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

15. Bapak/ibu berusaha menjaga citra sekolah

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

Page 77: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

16. Bapak/ibu membuat RPP dan mengajar sesuai RPP

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

17. Bapak/ibu berusaha memperbaiki metode pembelajaran

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

18. Bapak/ibu berusaha memperbaiki isi materi pelajaran sesuai tuntutan

berkembang

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

19. Bapak/ibu berusaha memberikan layanan yang memuaskan siswa

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

20. Bapak/ibu berusaha menunjukkan kemampuan adaptasi terhadap setiap

perubahan

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

21. Bapak/Ibu berusaha memenuhi standar kompetensi sebagai guru

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

22.Bapak/Ibu berupaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses

pembelajaran

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

23.Bapak/Ibu merasa bertanggungjawab atas kegagalan siswa

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

24.Bapak/Ibu yakin seluruh materi pelajaran dapat diserap dengan baik oleh para

siswa

a. sangat yakin c. kurang yakin

b. yakin d. tidak yakin

Page 78: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

Angket Penelitian untuk Guru

Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Etos Kerja Guru

Di MAN Cibinong

Nama :

Jenis kelamin :

Bidang Studi :

Hari/ Tanggal :

Petunjuk pengisian

1. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak / Ibu

anggap sesuai dengan jawaban yang benar.

2. Angket ini bertujuan ilmiah semata-mata untuk penelitian.

3. Terimakasih atas bantuan dan partisipasi dalam mengisi angket ini.

Butir pertanyaan dimensi kepemimpinan Demokratis:

1. Bapak/Ibu merasa bebas mengeluarkan pendapat ketika rapat berlangsung

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

2. Kepala sekolah mampu mendorong semangat kerja guru

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

3. Kepala sekolah berempati terhadap permasalahan guru

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

4. Kepala sekolah terbuka terhadap permasalahan yang dihadapi

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

5. Kepala sekolah supel dalam bergaul dengan para guru

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

Page 79: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

6. Kepala sekolah mampu membangun hubungan yang harmonis dengan para

guru

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

7. Kepala sekolah menghargai perbedaan pendapat di kalangan para guru

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

8. Kepala sekolah memberikan keteladanan yang baik

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

9. Kepala sekolah bijak dalam mengambil keputusan

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

10. Kepala sekolah mampu menangani permasalahan sekolah secara bijak

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. tidak pernah

11. Kepala sekolah sering mengadakan pertemuan untuk membicarakan kegiatan

dan permasalahan sekolah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

12. Kepala sekolah mengutamakan kerja sama untuk kegiatan-kegiatan tertentu di

sekolah

a. sangat setuju c. kurang setuju

b. setuju d. tidak setuju

13. Kepala sekolah mengedepankan kompromi untuk menyelesaikan problem

sekolah

a. sangat setuju c. kurang setuju

b. setuju d. tidak setuju

14. Kepala sekolah menjadikan forum rapat guru untuk memperbaiki kinerja

sekolah

a. sangat setuju c. kurang setuju

b. setuju d. tidak setuju

Page 80: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

15. Kepala sekolah menjadikan feedback para guru sebagai informasi penting

dalam mengambil keputusan

a. sangat setuju c. kurang setuju

b. setuju d. tidak setuju

16. Kepala sekolah memberikan informasi penting terkait perkembangan sekolah

dan pendidikan secara luas

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

17. Kepala sekolah mampu menjadi motor perubahan di sekolah

a. sangat setuju c. kurang setuju

b. setuju d. tidak setuju

18. Kepala sekolah mampu menjadi kreator dan inovator pendidikan

a. sangat setuju c. kurang setuju

b. setuju d. tidak setuju

19. Kepala sekolah mampu mendorong peningkatan profesionalisme guru

a. sangat setuju c. kurang setuju

b. setuju d. tidak setuju

20. Kepala sekolah memberikan kesempatan yang luas untuk belajar

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

21. Kepala sekolah menghargai prestasi guru dan mendorong guru-guru yang lain

untuk memperolehnya

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

22. Kepala sekolah bersedia menerima pandangan dan kritik para guru?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

23. Kepala sekolah berharap bahkan meminta saran serta kritik dari guru terkait

kepemimpinannya di sekolah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 81: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

Pedoman wawancara Kepala Sekolah

1. Bagaimana Gaya kepemimpinan Kepala sekolah yang Bapak terapkan?

2. Upaya-upaya apa saja yang Bapak lakukan dalam meningkatkan Etos Kerja

Guru?

3. Apa saja faktor-faktor yamg mempengaruhi Etos Kerja Guru?

4. Bagaimana ciri-ciri Etos Kerja Guru di sekolah ini?

5. Bagaimana tanggung jawab Bapak terhadap tugas-tugas di sekolah?

6. Bagaimana Bapak membagi tugas-tugas kepada guru-guru disekolah?

7. Apakah Bapak selalu menugaskan guru-guru untuk mengajar sesuai dengan

bidang keahliannya?

8. Apakah Bapak adalah seorang pemimpin yang aktif, dinamis, dan terarah?

9. Apakah Bapak dalam melaksanakan tugasnya mau menerima pendapat atau

saran-saran dari guru-guru lain?

10. Apakah Bapak sudah merasa puas dengan Kepemimpinan yang Bapak

terapkan?

Page 82: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

Pedoman wawancara Kepala Sekolah

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah

Wawancara dilakukan pada:

Hari/Tanggal : Kamis/ 27 Januari 2011-09-28

Nama pewawancara : Alinda Oktafiani

Nama Responden :Drs. Ibrahim. M. Phil

Tempat :MAN CIBINONG

Waktu :12.30-14.00

Pokok masalah yang diwawancara :

1. Bagaimana Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Bapak terapkan?

Jawab: Gaya Kepemimpinan yang saya terapkan yaitu Demokratis adalah

pemimpin yang bisa menempatkan dirinya ditengah-tengah guru-guru dan

murid. Dalam melaksanakan tugas saya mau menerima dan bahkan

mengharapkan pendapat dari guru-guru dan saran-sarannya. Saya selalu

berusaha memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan untuk membangun

semangat kerja guru-guru dalam menjalankan dan mengembangkan daya

kerjanya yang jelas setiap pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

sekolah saya selalu bermusyawarah.

2. Upaya-upaya apa saja yang Bapak lakukan dalam meningkatkan etos

kerja?

Jawab: Upaya yang saya lakukan dalam meningkakan etos kerja guru

dengan pembinaan, pemotivasian, dan peningkatan wawasan dan

kompetensi, serta diadakannya pertemuan rapat dimana pertemuan itu saya

gunakan untuk saling mengevaluasi kinerja kepala sekolah sebagai

pimpinan dan para guru dalam hal menanggapi peraturan-peraturan dan

kesepakatan-kesepakatan yang telah disetujui, baik mengenai tugas dan

fungsi jabatan, disiplin kerja, kompensasi, kurikulum, kesiswaan, dan

administrasi.

Page 83: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja guru?

Jawab: Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos kerja guru yaitu:

- Kemampuan,

- Kepribadian,

- Sarana dan Lingkungan.

4. Bagaimana ciri-ciri Etos kerja disekolah ini?

Jawab: Ciri-ciri Etos kerja yang saya terapkan:

- Tepat waktu,

- Disiplin kerja,

- Kejujuran.

5. Bagaimana tanggung jawab Bapak terhadap tugas-tugas disekolah?

Jawab: Tanggung jawab yang saya lakukan yaitu dengan penilaian kerja,

disiplin waktu, komitmen, dan penguasaan materi pembelajaran.

6. Bagaimana Bapak membagi tugas-tugas kepada guru-guru disekolah?

Jawab: saya membagi tugasnya dengan TUPOKSI (Tugas Poko Siswa).

7. Apakah Bapak selalu menugaskan guru untuk mengajar sesuai dengan

bidangnya?

Jawab: Iya, harus sesuai dengan bidang study atau keahlian dari latar

belakang pendidikan guru masing-masing.

8. Apakah Bapak seorang Kepala sekolah yang aktif, dinamis, dan terarah?

Jawab: saya sebagai seorang pemimpin harus aktif dalam segala hal,

dinamis dan terarah yaitu mengajak guru-guru berfikir untuk lebih

memajukan mutu pendidikan disekolah ini.

9. Apakah Bapak dalam melaksanakan tugasnya mau menerima pendapat

atau saran dari guru-guru lain?

Jawab: Iya, saya selalu menerima saran dan kritik yang positif dalam

membangun tujuan sekolah ini bersama.

Page 84: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

10. Apakah Bapak sudah merasa puas dengan Kepemimpinan yang bapak

terapkan?

Jawab: saya belum merasa puas, karena banyak yang harus ditingkatkan

lagi terutama dalam meningkatkan kinerja guru, pembelajaran siswa dan

menata sekolah ini guru menerapkan visi dan misi sekolah ini.

Cibinong, 27 Januari 2011

Kepala sekolah

Drs. Ibrahim, M. Phil

NIP. 19590406 198603 1007

Page 85: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

Lampiran 3

HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL X

No.

Pertanyaan

Rtabel

Rhitung

Keterangan

1 P1 0,344 0,568” Valid

2 P2 0,344 0,676” Valid

3 P3 0,344 0,712” Valid

4 P4 0,344 0,747” Valid

5 P5 0,344 0,810’ Valid

6 P6 0,344 0,620” Valid

7 P7 0,344 0,279 Tidak Valid

8 P8 0,344 0,599” Valid

9 P9 0,344 0,323 Tidak Valid

10 P10 0,344 0,667” Valid

11 P11 0,344 0,428’ Valid

12 P12 0,344 0,490” Valid

13 P13 0,344 0,406’’ Valid

14 P14 0,344 0,850’’ Valid

15 P15 0,344 0,631’’ Valid

16 P16 0,344 0,722’’ Valid

17 P17 0,344 0,573’’ Valid

18 P18 0,344 0,606’’ Valid

19 P19 0,344 0,466’’ Valid

20 P20 0,344 0,405’ Valid

21 P21 0,344 0,349’’ Valid

22 P22 0,344 0,490’’ Valid

23 P23 0,344 0,711’’ Valid

Keterangan : Tidak dipakai no 7, dan 9 untuk dijadikan instrument.

Page 86: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL Y

No. Resp

Pertanyaan

Rtabel

Rhitung

Keterangan

1 P1 0,344 0,815’ Valid

2 P2 0,344 0,538” Valid

3 P3 0,344 0,744” Valid

4 P4 0,344 0,406’ Valid

5 P5 0,344 0,368’ Valid

6 P6 0,344 0,485” Valid

7 P7 0,344 0,620” Valid

8 P8 0,344 0,586” Valid

9 P9 0,344 0,437” Valid

10 P10 0,344 0,812” Valid

11 P11 0,344 0,704” Valid

12 P12 0,344 0795” Valid

13 P13 0,344 0,797” Valid

14 P14 0,344 0,650” Valid

15 P15 0,344 0,031 Tidak Valid

16 P16 0,344 0,596” Valid

17 P17 0,344 -0,183 Tidak Valid

18 P18 0,344 0,530” Valid

19 P19 0,344 0,553” Valid

20 P20 0,344 0,475” Valid

21 P21 0,344 0,744” Valid

22 P22 0,344 0,286 Tidak Valid

23 P23 0,344 0,753” Valid

24 P24 0,344 0,701” Valid

Keterangan : Tidak dipakai no 15, 17, dan 22 untuk dijadikan instrument.

Page 87: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

1

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas Variabel X (Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah)

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 Totskor

p1 Pearson

Correlation 1 .594

** .436

** .247 .408

* .130 -.120 .896

** -.022 .433

** .887

** .405

* -.052 .458

** .053 .171 -.052 .088 .951

** .289 -.079 -.055 .238 .568

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .009 .152 .015 .457 .491 .000 .902 .009 .000 .016 .766 .006 .762 .326 .766 .614 .000 .092 .650 .753 .168 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p2 Pearson

Correlation .594

** 1 .599

** .337

* .488

** .165 -.118 .663

** .075 .480

** .480

** .894

** .125 .511

** .092 .209 .028 .125 .491

** .767

** .092 -.064 .283 .676

**

Sig. (2-

tailed) .000

.000 .048 .003 .343 .499 .000 .668 .004 .004 .000 .473 .002 .600 .227 .874 .473 .003 .000 .600 .716 .100 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p3 Pearson

Correlation .436

** .599

** 1 .433

** .760

** .420

* -.094 .487

** .053 .543

** .175 .283 .582

** .664

** .407

* .297 .354

* .354

* .311 .193 .622

** -.015 .575

** .712

**

Sig. (2-

tailed) .009 .000

.009 .000 .012 .592 .003 .764 .001 .315 .099 .000 .000 .015 .083 .037 .037 .069 .268 .000 .932 .000 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Page 88: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

2

p4 Pearson

Correlation .247 .337

* .433

** 1 .490

** .375

* .261 .276 .281 .593

** .047 .186 .316 .751

** .363

* .900

** .620

** .417

* .058 .294 .268 .717

** .355

* .747

**

Sig. (2-

tailed) .152 .048 .009

.003 .027 .130 .109 .102 .000 .789 .285 .064 .000 .032 .000 .000 .013 .739 .086 .120 .000 .036 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p5 Pearson

Correlation .408

* .488

** .760

** .490

** 1 .742

** .200 .455

** .095 .476

** .209 .162 .283 .744

** .816

** .498

** .530

** .778

** .356

* .000 .233 .243 .937

** .810

**

Sig. (2-

tailed) .015 .003 .000 .003

.000 .250 .006 .587 .004 .227 .353 .100 .000 .000 .002 .001 .000 .036 1.000 .178 .160 .000 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p6 Pearson

Correlation .130 .165 .420

* .375

* .742

** 1 .298 .145 .167 .300 .067 .000 .248 .483

** .816

** .504

** .681

** .681

** .156 -.131 .204 .425

* .821

** .620

**

Sig. (2-

tailed) .457 .343 .012 .027 .000

.083 .406 .339 .080 .704 1.000 .152 .003 .000 .002 .000 .000 .371 .453 .240 .011 .000 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p7 Pearson

Correlation -.120 -.118 -.094 .261 .200 .298 1 -.134 .490

** .053 -.070 -.089 .013 .132 .407

* .368

* .241 .241 -.098 -.083 -.021 .432

** .309 .279

Sig. (2-

tailed) .491 .499 .592 .130 .250 .083

.442 .003 .764 .689 .610 .941 .450 .015 .029 .164 .164 .574 .637 .903 .010 .071 .104

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Page 89: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

3

p8 Pearson

Correlation .896

** .663

** .487

** .276 .455

** .145 -.134 1 .097 .483

** .821

** .452

** -.058 .510

** .059 .191 -.058 .099 .836

** .323 -.089 -.062 .266 .599

**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .003 .109 .006 .406 .442

.581 .003 .000 .006 .739 .002 .736 .272 .739 .573 .000 .059 .612 .725 .123 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p9 Pearson

Correlation -.022 .075 .053 .281 .095 .167 .490

** .097 1 .167 .000 .122 .248 .097 .175 .232 .248 .093 -.089 .206 .175 .223 .097 .323

Sig. (2-

tailed) .902 .668 .764 .102 .587 .339 .003 .581

.339 1.000 .487 .152 .581 .315 .179 .152 .596 .611 .236 .315 .198 .581 .059

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p10 Pearson

Correlation .433

** .480

** .543

** .593

** .476

** .300 .053 .483

** .167 1 .300 .284 .248 .821

** .204 .504

** .248 .248 .312 .262 .204 .284 .314 .667

**

Sig. (2-

tailed) .009 .004 .001 .000 .004 .080 .764 .003 .339

.080 .099 .152 .000 .240 .002 .152 .152 .068 .128 .240 .099 .066 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p11 Pearson

Correlation .887

** .480

** .175 .047 .209 .067 -.070 .821

** .000 .300 1 .425

* -.186 .314 .000 .097 -.186 .031 .935

** .262 -.204 .000 .145 .428

*

Sig. (2-

tailed) .000 .004 .315 .789 .227 .704 .689 .000 1.000 .080

.011 .286 .066 1.000 .580 .286 .860 .000 .128 .240 1.000 .406 .010

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Page 90: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

4

p12 Pearson

Correlation .405

* .894

** .283 .186 .162 .000 -.089 .452

** .122 .284 .425

* 1 .105 .247 -.050 .099 -.026 -.026 .341

* .924

** .074 -.034 .041 .490

**

Sig. (2-

tailed) .016 .000 .099 .285 .353 1.000 .610 .006 .487 .099 .011

.547 .153 .777 .572 .881 .881 .045 .000 .671 .844 .815 .003

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p13 Pearson

Correlation -.052 .125 .582

** .316 .283 .248 .013 -.058 .248 .248 -.186 .105 1 .256 .341

* .183 .598

** .195 -.174 .219 .910

** .105 .256 .406

*

Sig. (2-

tailed) .766 .473 .000 .064 .100 .152 .941 .739 .152 .152 .286 .547

.138 .045 .291 .000 .261 .318 .206 .000 .547 .138 .015

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p14 Pearson

Correlation .458

** .511

** .664

** .751

** .744

** .483

** .132 .510

** .097 .821

** .314 .247 .256 1 .503

** .780

** .412

* .569

** .384

* .133 .207 .555

** .633

** .850

**

Sig. (2-

tailed) .006 .002 .000 .000 .000 .003 .450 .002 .581 .000 .066 .153 .138

.002 .000 .014 .000 .023 .447 .233 .001 .000 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p15 Pearson

Correlation .053 .092 .407

* .363

* .816

** .816

** .407

* .059 .175 .204 .000 -.050 .341

* .503

** 1 .498

** .720

** .910

** .082 -.160 .286 .447

** .946

** .631

**

Sig. (2-

tailed) .762 .600 .015 .032 .000 .000 .015 .736 .315 .240 1.000 .777 .045 .002

.002 .000 .000 .640 .357 .096 .007 .000 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Page 91: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

5

p16 Pearson

Correlation .171 .209 .297 .900

** .498

** .504

** .368

* .191 .232 .504

** .097 .099 .183 .780

** .498

** 1 .561

** .561

** .109 .091 .142 .923

** .485

** .722

**

Sig. (2-

tailed) .326 .227 .083 .000 .002 .002 .029 .272 .179 .002 .580 .572 .291 .000 .002

.000 .000 .534 .602 .415 .000 .003 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p17 Pearson

Correlation -.052 .028 .354

* .620

** .530

** .681

** .241 -.058 .248 .248 -.186 -.026 .598

** .412

* .720

** .561

** 1 .598

** -.174 .097 .531

** .500

** .569

** .573

**

Sig. (2-

tailed) .766 .874 .037 .000 .001 .000 .164 .739 .152 .152 .286 .881 .000 .014 .000 .000

.000 .318 .578 .001 .002 .000 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p18 Pearson

Correlation .088 .125 .354

* .417

* .778

** .681

** .241 .099 .093 .248 .031 -.026 .195 .569

** .910

** .561

** .598

** 1 .116 -.146 .152 .500

** .883

** .606

**

Sig. (2-

tailed) .614 .473 .037 .013 .000 .000 .164 .573 .596 .152 .860 .881 .261 .000 .000 .000 .000

.508 .403 .385 .002 .000 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p19 Pearson

Correlation .951

** .491

** .311 .058 .356

* .156 -.098 .836

** -.089 .312 .935

** .341

* -.174 .384

* .082 .109 -.174 .116 1 .140 -.191 -.038 .271 .466

**

Sig. (2-

tailed) .000 .003 .069 .739 .036 .371 .574 .000 .611 .068 .000 .045 .318 .023 .640 .534 .318 .508

.422 .272 .829 .115 .005

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Page 92: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

6

p20 Pearson

Correlation .289 .767

** .193 .294 .000 -.131 -.083 .323 .206 .262 .262 .924

** .219 .133 -.160 .091 .097 -.146 .140 1 .183 -.032 -.152 .405

*

Sig. (2-

tailed) .092 .000 .268 .086 1.000 .453 .637 .059 .236 .128 .128 .000 .206 .447 .357 .602 .578 .403 .422

.292 .856 .384 .016

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p21 Pearson

Correlation -.079 .092 .622

** .268 .233 .204 -.021 -.089 .175 .204 -.204 .074 .910

** .207 .286 .142 .531

** .152 -.191 .183 1 .074 .207 .349

*

Sig. (2-

tailed) .650 .600 .000 .120 .178 .240 .903 .612 .315 .240 .240 .671 .000 .233 .096 .415 .001 .385 .272 .292

.671 .233 .040

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p22 Pearson

Correlation -.055 -.064 -.015 .717

** .243 .425

* .432

** -.062 .223 .284 .000 -.034 .105 .555

** .447

** .923

** .500

** .500

** -.038 -.032 .074 1 .349

* .490

**

Sig. (2-

tailed) .753 .716 .932 .000 .160 .011 .010 .725 .198 .099 1.000 .844 .547 .001 .007 .000 .002 .002 .829 .856 .671

.040 .003

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p23 Pearson

Correlation .238 .283 .575

** .355

* .937

** .821

** .309 .266 .097 .314 .145 .041 .256 .633

** .946

** .485

** .569

** .883

** .271 -.152 .207 .349

* 1 .711

**

Sig. (2-

tailed) .168 .100 .000 .036 .000 .000 .071 .123 .581 .066 .406 .815 .138 .000 .000 .003 .000 .000 .115 .384 .233 .040

.000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Page 93: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

7

Tots

kor

Pearson

Correlation .568

** .676

** .712

** .747

** .810

** .620

** .279 .599

** .323 .667

** .428

* .490

** .406

* .850

** .631

** .722

** .573

** .606

** .466

** .405

* .349

* .490

** .711

** 1

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .104 .000 .059 .000 .010 .003 .015 .000 .000 .000 .000 .000 .005 .016 .040 .003 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

**. Correlation is significant at the

0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the

0.05 level (2-tailed).

Page 94: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

8

b. Uji Reliabilitas Variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.901 .907 23

Realibilitas suatu konstruk variable dikatakan baik jika memiliki nilai

Cronbach’s Alpha > dari 0,60. Dan sebaliknya realibilitas suatu konstruk variable

dikatakan tidak baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha < dari 0,60. Berdasarakan

table Reliability Statistics dapat diperoleh kesimpulan bahwa konstruk pertanyaan dari

variable X (Gaya Kepeimpinan Kepala Sekolah) dikatakan reliable karena nilai

cronbach’s Alpha 0,901 > 0,60.

Page 95: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

9

Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 35, maka dapat diperoleh

melalui df = n-1 = 35 – 2 = 33, maka rtabel = 0,344. Butir pertanyaan dikatakan

valid jika nilai rhitung > dari rtabel dan sebaliknya pertanyaan dikatakan tidaka

valid jika nilai rhitung < dari rtabel . Berdasarkan table Correlation dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

No.

Resp

Pertanyaan

Rtabel

Rhitung

Keterangan

1 P1 0,344 0,568” Valid

2 P2 0,344 0,676” Valid

3 P3 0,344 0,712” Valid

4 P4 0,344 0,747” Valid

5 P5 0,344 0,810’ Valid

6 P6 0,344 0,620” Valid

7 P7 0,344 0,279 Tidak Valid

8 P8 0,344 0,599” Valid

9 P9 0,344 0,323 Tidak Valid

10 P10 0,344 0,667” Valid

Page 96: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

10

11 P11 0,344 0,428’ Valid

12 P12 0,344 0,490” Valid

13 P13 0,344 0,406’’ Valid

14 P14 0,344 0,850’’ Valid

15 P15 0,344 0,631’’ Valid

16 P16 0,344 0,722’’ Valid

17 P17 0,344 0,573’’ Valid

18 P18 0,344 0,606’’ Valid

19 P19 0,344 0,466’’ Valid

20 P20 0,344 0,405’ Valid

21 P21 0,344 0,349’’ Valid

22 P22 0,344 0,490’’ Valid

23 P23 0,344 0,711’’ Valid

Page 97: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

11

2). Uji Reliabilitas Variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.901 .907 23

Realibilitas suatu konstruk variable dikatakan baik jika memiliki nilai

Cronbach’s Alpha > dari 0,60. Dan sebaliknya realibilitas suatu konstruk

variable dikatakan tidak baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha < dari 0,60.

Berdasarakan table Reliability Statistics dapat diperoleh kesimpulan bahwa

konstruk pertanyaan dari variable X (Gaya Kepeimpinan Kepala Sekolah)

dikatakan reliable karena nilai cronbach’s Alpha 0,901 > 0,60.

Page 98: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

12

Page 99: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

13

2. Uji Validitas Variabel Y (Etos Kerja Guru)

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 Totskor

p1 Pearson

Correlation 1 .529

** .563

** .307 .147 .345

* .546

** .458

** .216 .891

** .712

** .589

** .602

** .484

** .144 .244 -.080 .270 .226 .523

** .447

** .068 .943

** .768

** .815

**

Sig. (2-

tailed)

.001 .000 .073 .398 .043 .001 .006 .213 .000 .000 .000 .000 .003 .408 .157 .649 .117 .192 .001 .007 .697 .000 .000 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p2 Pearson

Correlation .529

** 1 .705

** .003 .398

* .388

* .371

* .081 .145 .554

** .838

** .628

** .299 .430

** .207 .133 -.310 .166 -.086 .056 .112 -.266 .579

** .755

** .538

**

Sig. (2-

tailed) .001

.000 .984 .018 .021 .028 .643 .406 .001 .000 .000 .081 .010 .233 .445 .070 .341 .625 .748 .522 .123 .000 .000 .001

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p3 Pearson

Correlation .563

** .705

** 1 .078 .281 .366

* .315 .433

** .226 .662

** .727

** .890

** .580

** .609

** .029 .469

**

-

.348*

.304 .446** .109 .424

* .007 .515

** .587

** .744

**

Sig. (2-

tailed) .000 .000

.656 .102 .031 .065 .009 .191 .000 .000 .000 .000 .000 .870 .004 .040 .076 .007 .532 .011 .969 .002 .000 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Page 100: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

14

p4 Pearson

Correlation .307 .003 .078 1 .278 .049 .510

** .132 .165 .250 .278 .145 .355

* .033 -.089 .133 .016 .350

* .053 .437

** .315 .241 .217 .248 .406

*

Sig. (2-

tailed) .073 .984 .656

.106 .780 .002 .450 .344 .147 .106 .406 .036 .850 .612 .445 .926 .039 .762 .009 .065 .163 .210 .150 .016

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p5 Pearson

Correlation .147 .398

* .281 .278 1 .319 .489

** .009 .319 .315 .334 .250 .258 .371

* -.153 .230 -.113 .286 .052 -.122 .076 .024 .167 .187 .368

*

Sig. (2-

tailed) .398 .018 .102 .106

.062 .003 .960 .061 .065 .050 .147 .134 .028 .380 .183 .520 .095 .767 .486 .664 .891 .339 .282 .030

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p6 Pearson

Correlation .345

* .388

* .366

* .049 .319 1 .239 .169 .384

* .307 .464

** .431

** .218 .347

* .023 .570

** -.279 .243 .187 -.055 .274 -.293 .319 .388

* .485

**

Sig. (2-

tailed) .043 .021 .031 .780 .062

.167 .331 .023 .073 .005 .010 .209 .041 .896 .000 .105 .159 .283 .755 .111 .087 .062 .021 .003

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p7 Pearson

Correlation .546

** .371

* .315 .510

** .489

** .239 1 .221 .165 .487

** .397

* .266 .617

** .264 .059 .133 .016 .535

** .053 .338

* .315 .364

* .459

** .371

* .620

**

Sig. (2-

tailed) .001 .028 .065 .002 .003 .167

.203 .344 .003 .018 .123 .000 .125 .736 .445 .926 .001 .762 .047 .065 .032 .006 .028 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Page 101: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

15

p8 Pearson

Correlation .458

** .081 .433

** .132 .009 .169 .221 1 -.155 .485

** .342

* .385

* .746

** .348

* -.236 .435

** .024 .307 .412

* .266 .433

** .363

* .315 .259 .586

**

Sig. (2-

tailed) .006 .643 .009 .450 .960 .331 .203

.375 .003 .044 .022 .000 .041 .173 .009 .893 .072 .014 .123 .009 .032 .065 .134 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p9 Pearson

Correlation .216 .145 .226 .165 .319 .384

* .165 -.155 1 .152 .183 .444

** -.043 .437

** .068 .345

*

-

.357* .509

** .620

** .049 .500

** -.004 .250 .286 .437

**

Sig. (2-

tailed) .213 .406 .191 .344 .061 .023 .344 .375

.384 .292 .007 .806 .009 .698 .042 .035 .002 .000 .781 .002 .982 .147 .096 .009

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p10 Pearson

Correlation .891

** .554

** .662

** .250 .315 .307 .487

** .485

** .152 1 .715

** .677

** .651

** .543

** .086 .274 -.095 .196 .295 .504

** .433

** .037 .840

** .673

** .812

**

Sig. (2-

tailed) .000 .001 .000 .147 .065 .073 .003 .003 .384

.000 .000 .000 .001 .624 .111 .589 .259 .085 .002 .009 .832 .000 .000 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p11 Pearson

Correlation .712

** .838

** .727

** .278 .334 .464

** .397

* .342

* .183 .715

** 1 .749

** .435

** .513

** .115 .259

-

.364*

.232 .025 .273 .266 -.244 .656** .838

** .704

**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .106 .050 .005 .018 .044 .292 .000

.000 .009 .002 .512 .133 .032 .179 .888 .112 .122 .157 .000 .000 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Page 102: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

16

p12 Pearson

Correlation .589

** .628

** .890

** .145 .250 .431

** .266 .385

* .444

** .677

** .749

** 1 .516

** .685

** -.029 .592

**

-

.450**

.327 .607** .195 .539

** -.024 .548

** .628

** .795

**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .406 .147 .010 .123 .022 .007 .000 .000

.001 .000 .868 .000 .007 .055 .000 .263 .001 .891 .001 .000 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p13 Pearson

Correlation .602

** .299 .580

** .355

* .258 .218 .617

** .746

** -.043 .651

** .435

** .516

** 1 .477

** .000 .446

** .087 .296 .396

* .452

** .580

** .486

** .516

** .430

** .797

**

Sig. (2-

tailed) .000 .081 .000 .036 .134 .209 .000 .000 .806 .000 .009 .001

.004 1.000 .007 .618 .084 .019 .006 .000 .003 .001 .010 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p14 Pearson

Correlation .484

** .430

** .609

** .033 .371

* .347

* .264 .348

* .437

** .543

** .513

** .685

** .477

** 1 .140 .473

**

-

.540**

.261 .492** .160 .385

* .033 .456

** .430

** .650

**

Sig. (2-

tailed) .003 .010 .000 .850 .028 .041 .125 .041 .009 .001 .002 .000 .004

.423 .004 .001 .129 .003 .359 .022 .850 .006 .010 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p15 Pearson

Correlation .144 .207 .029 -.089 -.153 .023 .059 -.236 .068 .086 .115 -.029 .000 .140 1

-

.363* -.217 -.089 -.176 .238 .172

-

.355*

.175 .207 .031

Sig. (2-

tailed) .408 .233 .870 .612 .380 .896 .736 .173 .698 .624 .512 .868 1.000 .423

.032 .211 .611 .312 .168 .323 .037 .315 .233 .859

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Page 103: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

17

p16 Pearson

Correlation .244 .133 .469

** .133 .230 .570

** .133 .435

** .345

* .274 .259 .592

** .446

** .473

**

-

.363*

1 -.156 .302 .596** .000 .550

** .284 .230 .217 .596

**

Sig. (2-

tailed) .157 .445 .004 .445 .183 .000 .445 .009 .042 .111 .133 .000 .007 .004 .032

.372 .078 .000 1.000 .001 .099 .183 .211 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p17 Pearson

Correlation -.080 -.310

-

.348*

.016 -.113 -.279 .016 .024 -

.357* -.095

-

.364*

-

.450**

.087 -

.540**

-.217 -.156 1 -.332 -.237 -.066 -.190 .473** -.032 -.228 -.183

Sig. (2-

tailed) .649 .070 .040 .926 .520 .105 .926 .893 .035 .589 .032 .007 .618 .001 .211 .372

.052 .170 .707 .275 .004 .854 .187 .293

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p18 Pearson

Correlation .270 .166 .304 .350

* .286 .243 .535

** .307 .509

** .196 .232 .327 .296 .261 -.089 .302 -.332 1 .451

** .149 .572

** .295 .127 .166 .530

**

Sig. (2-

tailed) .117 .341 .076 .039 .095 .159 .001 .072 .002 .259 .179 .055 .084 .129 .611 .078 .052

.007 .394 .000 .085 .466 .341 .001

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p19 Pearson

Correlation .226 -.086 .446

** .053 .052 .187 .053 .412

* .620

** .295 .025 .607

** .396

* .492

** -.176 .596

** -.237 .451

** 1 .140 .682

** .328 .192 .076 .553

**

Sig. (2-

tailed) .192 .625 .007 .762 .767 .283 .762 .014 .000 .085 .888 .000 .019 .003 .312 .000 .170 .007

.423 .000 .054 .270 .663 .001

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Page 104: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

18

p20 Pearson

Correlation .523

** .056 .109 .437

** -.122 -.055 .338

* .266 .049 .504

** .273 .195 .452

** .160 .238 .000 -.066 .149 .140 1 .588

** .240 .487

** .352

* .475

**

Sig. (2-

tailed) .001 .748 .532 .009 .486 .755 .047 .123 .781 .002 .112 .263 .006 .359 .168 1.000 .707 .394 .423

.000 .166 .003 .038 .004

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p21 Pearson

Correlation .447

** .112 .424

* .315 .076 .274 .315 .433

** .500

** .433

** .266 .539

** .580

** .385

* .172 .550

** -.190 .572

** .682

** .588

** 1 .363

* .398

* .349

* .744

**

Sig. (2-

tailed) .007 .522 .011 .065 .664 .111 .065 .009 .002 .009 .122 .001 .000 .022 .323 .001 .275 .000 .000 .000

.032 .018 .040 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p22 Pearson

Correlation .068 -.266 .007 .241 .024 -.293 .364

* .363

* -.004 .037 -.244 -.024 .486

** .033

-

.355*

.284 .473** .295 .328 .240 .363

* 1 .024 -.143 .286

Sig. (2-

tailed) .697 .123 .969 .163 .891 .087 .032 .032 .982 .832 .157 .891 .003 .850 .037 .099 .004 .085 .054 .166 .032

.891 .411 .096

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

p23 Pearson

Correlation .943

** .579

** .515

** .217 .167 .319 .459

** .315 .250 .840

** .656

** .548

** .516

** .456

** .175 .230 -.032 .127 .192 .487

** .398

* .024 1 .821

** .753

**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .002 .210 .339 .062 .006 .065 .147 .000 .000 .001 .001 .006 .315 .183 .854 .466 .270 .003 .018 .891

.000 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Page 105: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

19

p24 Pearson

Correlation .768

** .755

** .587

** .248 .187 .388

* .371

* .259 .286 .673

** .838

** .628

** .430

** .430

** .207 .217 -.228 .166 .076 .352

* .349

* -.143 .821

** 1 .701

**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .150 .282 .021 .028 .134 .096 .000 .000 .000 .010 .010 .233 .211 .187 .341 .663 .038 .040 .411 .000

.000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Totskor Pearson

Correlation .815

** .538

** .744

** .406

* .368

* .485

** .620

** .586

** .437

** .812

** .704

** .795

** .797

** .650

** .031 .596

** -.183 .530

** .553

** .475

** .744

** .286 .753

** .701

** 1

Sig. (2-

tailed) .000 .001 .000 .016 .030 .003 .000 .000 .009 .000 .000 .000 .000 .000 .859 .000 .293 .001 .001 .004 .000 .096 .000 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

**.

Correlation

is

significant

at the 0.01

level (2-

tailed).

Page 106: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

20

Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 35, maka dapat

diperoleh melalui df = n-2 = 35 – 2 = 33, maka rtabel = 0,344. Butir pertanyaan

dikatakan valid jika nilai rhitung > dari rtabel dan sebaliknya pertanyaan

dikatakan tidaka valid jika nilai rhitung < dari rtabel . Berdasarkan table

Correlation dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

No.

Resp

Pertanyaan

Rtabel

Rhitung

Keterangan

1 P1 0,344 0,815’ Valid

2 P2 0,344 0,538” Valid

3 P3 0,344 0,744” Valid

4 P4 0,344 0,406’ Valid

5 P5 0,344 0,368’ Valid

6 P6 0,344 0,485” Valid

7 P7 0,344 0,620” Valid

8 P8 0,344 0,586” Valid

9 P9 0,344 0,437” Valid

10 P10 0,344 0,812” Valid

11 P11 0,344 0,704” Valid

12 P12 0,344 0795” Valid

13 P13 0,344 0,797” Valid

14 P14 0,344 0,650” Valid

Page 107: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

21

15 P15 0,344 0,031 Tidak Valid

16 P16 0,344 0,596” Valid

17 P17 0,344 -0,183 Tidak Valid

18 P18 0,344 0,530” Valid

19 P19 0,344 0,553” Valid

20 P20 0,344 0,475” Valid

21 P21 0,344 0,744” Valid

22 P22 0,344 0,286 Tidak Valid

23 P23 0,344 0,753” Valid

24 P24 0,344 0,701” Valid

Page 108: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

22

4). Uji Reliabilitas Variabel Y (Etos Kerja Guru)

Realibilitas suatu konstruk variable dikatakan baik jika memiliki nilai

Cronbach’s Alpha > dari 0,60. Dan sebaliknya realibilitas suatu konstruk variable

dikatakan tidak baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha < dari 0,60. Berdasarakan

table Reliability Statistics dapat diperoleh kesimpulan bahwa konstruk pertanyaan dari

variable Y (Etos Kerja Guru) dikatakan reliable karena nilai cronbach’s Alpha 0,891 >

0,60.

2. Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Gaya

Kepemimpinan

Sekolah Etos Kerja Guru

N 35 35

Normal Parametersa Mean 86.77 85.29

Std. Deviation 6.933 7.065

Most Extreme Differences Absolute .225 .143

Positive .225 .109

Negative -.222 -.143

Kolmogorov-Smirnov Z 1.333 .848

Asymp. Sig. (2-tailed) .057 .469

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.891 .902 24

Page 109: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

23

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Gaya

Kepemimpinan

Sekolah Etos Kerja Guru

N 35 35

Normal Parametersa Mean 86.77 85.29

Std. Deviation 6.933 7.065

Most Extreme Differences Absolute .225 .143

Positive .225 .109

Negative -.222 -.143

Kolmogorov-Smirnov Z 1.333 .848

Asymp. Sig. (2-tailed) .057 .469

a. Test distribution is Normal.

Menurut Singgih (2002), bahwa tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui

apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni

distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Menurut Purbaya dan Ashari

(2005), model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal. Untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji

normalitas terhadap data yang bersangkutan (Nugroho, 2000).

Uji normalitas dalam penelitian menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji

Kolmogorov Smirnov adalah salah satu cara untuk menguji goodness fit. Dalam hal ini

yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi nilai sample (skor yang

diobservasi) dengan distribusi teoritis tertentu (normal, uniform, atau poison).

Berdasarkan table One-Sample Kokmogorov Smirnov Test dapat disimpulkan

bahwa :

Page 110: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

24

1. Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig (2 tailed) variable Gaya

Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah 1,33 dan 0,057 > 0,05. Dengan demikian

Ho diterima. Hal ini berarti variable Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

berdistribusi normal.

2. Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig (2 tailed) variable Etos

Kerja Guru adalah 0,848 dan 0,469 > 0,05. Dengan demikian Ho diterima. Hal

ini berarti variable Etos Kerja Guru berdistribusi normal.

4. Grafik Noralitas Data

Berdasarkan grafik normalitas di atas dapat disimpulkan bahwa : data variable

Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah data yang berbentuk kurva dengan

kemiringan seimbang baik sisi kiri maupun sisi kanan, atau tidak condong ke kiri

maupun ke kanan, melainkan ber2bentuk lonceng. Jadi Gaya Kepemimpinan Kepala

Sekolah terdistribusi secara normal. Begitu pula dengan data variable Etos Kerja Guru

berdistribusi normal.

Page 111: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

25

Page 112: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

26

3. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Etos Kerja Guru

Correlations

Gaya

Kepemimpinan

Sekolah Etos Kerja Guru

Gaya Kepemimpinan

Sekolah

Pearson Correlation 1 .645**

Sig. (2-tailed) .000

N 35 35

Etos Kerja Guru Pearson Correlation .645** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 35 35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Besarnya hubungan variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap

Etos Kerja Guru adalah 0,645”. Hal ini berarti bahwa hubunga antara

variabel hubungan variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap

Etos Kerja Guru adalah kuat.

2. Besarnya sumbangan variabel variabel hubungan variabel Gaya

Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Etos Kerja Guru adalah 41,6%

(KP = r2 X 100% = 41,6%). Hal ini berarti bahwa sumbangan variabel

hubungan variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Etos

Kerja Guru dalah 41,6% dan sisanya 58,4% ditentukan oleh variabel lain.

3. Signifikansi hubungan antara variabel hubungan variabel Gaya

Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Etos Kerja Guru adalah 33,85 (t =

(r√n-2)/(√1-r2) = 0,645 X (√35-2)/(√1-0,645^2)=3,705243/0,583975

Page 113: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

27

=6,344866. Hal ini berarti Ho ditolak artinya bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara variabel hubungan variabel Gaya Kepemimpinan Kepala

Sekolah terhadap Etos Kerja Guru (n=35, dk = 35 – 2 = 33 sehingga

diperoleh ttabel = 1,697. Karena thitung = 6,344866 > ttabel = 1,697, maka

Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara variabel hubungan variabel Gaya Kepemimpinan Kepala

Sekolah terhadap Etos Kerja Guru.

6. Uji Deskriftip

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

Gaya Kepemimpinan Sekolah 35 65 92 3037 86.77 6.933

Etos Kerja Guru 35 72 94 2985 85.29 7.065

Valid N (listwise) 35

Berdasarkan table Descriptive Statistics dapat diperoleh :

Nilai total skor variable Gaya Kepeimpinan Kepala sekolah dari 35 observasi

yang terendah adalah 65, dan nilai tertinggi adalah 92, dan nilai rata-rata adalah

86,77 dengan nilai standar deviation (simpangan baku) adalah 6,933 .

Page 114: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

7

-

No :Istimeu'aLarnp : I berkasllal : Pengajuln Proposal Skripsi

Kepada YtirItetua Prod.i. lvlanaj emen pendidikanFak. Ilnru Tarbi.vah & KeguruanUlN S,r'arif Hiclal'trtullah Jakartallt

Ternpat

Assalamu' alaik',rnr rr.r. \\rb

Saiam sejahterrl sava sa.Ilrpaikiur. senroga Bap:trcrlbu senantiasa dalarnli'rlungan Allah S*'r. Selanjutn),a, 5'ang bertanciaiangan,Jibawah ini :Nama : Aiinda Okte.t-raniNim : 20-t01 8203245J urus rur,'P rtr'.1 i' Kepe rrdi di kan I s I am/rr4anal emen penrjidikanSerncster : ViII

Bernraksud rnengajukan proposal Skripsi dengan judul ,, iluBUNGANGAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH ONTiCEIV ETOS KERJAGURU DI SMP MUHAMMADIYAH PABUARAN BOJONG GEDE ".

Sebagai bahan perrimbangan, berikut saya lampirkan :i. Out Line2. Bab l, II, dan IiI3. Daftar Pr:staka sementara

Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dankebijakann\/a, sa)ra ucapkan terima kasih.Wassalamu'alaikum rvr. wb

I)osen Senrinar Skripsi Pemohon

{,4.eePf'/ rv"'/ \fl 4 Dra. NurlenA Rifa. I. Nf Al,/r.t\ T1"

l,D,''

"l\."]j/ ,., Nip: i50228014

'/ ' f^*'(/c--y'',? - , ,o'Y , i) ,r./ lt,tirx . --,/t ./ uETn e '14 ' l4",'l, /f,+;::r rtJ/n , A<A) .P,(ift'ttt u^,f

il,|,- eo o il/'tr.r^

J/t

Nim: 204018203245

Page 115: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

DEPARTEMEN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 lndonesia

FORM (FR)No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

Tgl. Terbit : 1 September 2008

No. Revisi: : 00

Hal 1t1

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Un.01/F. 1/KM .Ot.Z t J.'.7L|ZOOA

Lamp. :-Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.1. Dra. Yefnelty.Z, M.Pd2. Drs. llasyim nzhari, Nl.PdPernbirnbing SkripsiF-akultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.

As s alantu' alaiktrm wr.w b.

Dengan ini diharapkan kesediaan(rnateri/leknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Jakarta, 26 November 2008

Nama

NIM

.llrrusar.r

Sernester

juciui Skripsi

Tembusan:1. Dekan FITK2. Mahasiswa ybs.

v//( rjfnelty L,M.Pd

Saudar-a untuk rnenjadi pembirnbing UII

Alinda Oktafiani

204018203245

Kl - Manajemen Pendidikan

IX (Sernbilan)

"ITubungan Gayct Kepenintpinan Kepula ,Sekaiqh ciengan Eros Kerja

guru di lvUN 2 Bogor

.ludul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 26 November2008, abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada

iudul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbingmenghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalarn waktu 6 (enam) bulan, dan dapat

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wos s ol a mu' ala.ikum wr.w b.

emen Pendidikan

209 382

Page 116: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

KEMENTERiAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr H. JuanCa No 95 Ciputal 15412 lnctanesta

Nomor. Un.01/F.1/KM O1 3t .lfr.et\UALamp.'. Outline/ProposalHal . Permohonan lzin penelitian

Kepada Yth.

Kepala Sekolah MAN Cibinong

d;

Bogor

Assal a m u' al ai ku m wr. wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

i_ ro Dokurnen

FORM (FR) I rslNo Revisi

SURAT PERMOHOI.JAN IZIN PENELITIAN

Jakarta, 24 Januari 201i

Nama

NIM

Jurusan

Tembusan.1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3 Mahasiswa yang bersangkutan

. Alinda Oktafiani

'204018203245

. Kl-Manajemen Pendidikan

Semester . Xll

Judul skripsi : Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah Dengan Etos

Kerja Guru di MAN Cibinong Bogor

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassal am u' al aiku m wr.wb.

r 002

ydi Zakaria,560503 I 98s03

Page 117: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

iv{ADRA sAH ^liYlH:$#ff;f [f"rNoNG

ranis No ?o firi_^r^, ^, KABUPATEN BOGORJalan Kayumanis No. 30 cirimor..,.,^i-l"l-'r I clY UI'IGOR

Cirimekar Cibinong Bogor Kode pos 16917 g. I

% rai.oz-r-azsorao 1021)87s6186*8759903

Nama

NIM

Jurusan

ffi: Madrasah Arivah Negeri eibinong Kabupaten Bogor Menerangkan

: ALTNDA OKTAF|AN|

:2030401A9245

: K l- Manajemen pendidikan

31 Januari 2011

M. Pd. I

198603 1

:H:: lT; terah meraksanakan observasi d, MAN cibinons dari tanss at 26

Kepala sekorah o,n'"t' 2011' Topik observasi "Hubu

Dem k an x",u,"nll:T ?H,ff ffi :,r";J" il":ff"'

007

Page 118: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

Lembar Ujian Referensi

Nama : Alinda Oktafiani

Nim : 204018203245

Judul Skripsi : Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepara sekolah dengan

Etos Kerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri Cibinong.

No.

FootnoteBuku

Hal.

Skripsi

Hal.

Referensi

Paraf

Pembimbing

Paraf

Pembimbing II

BAB I

1

Langeveld, Paedagogik

Teoritis Sistematis FIP -IKI Jakarta

Dasar - Dasar Ilmu

Pendidikan

1 2

2

UUD RI No. 20 tahun

2003 tertang

SISDIKNAS Penjelasan

Bandung : Citra Umbara

2003

2 2

J

Wahjosumidjo,

Kepemimpinan Kepala

sekolah, PT grafindo

2003

5 104

BAB II

1

Taty Rosmati, rn dak^

Manajemen Pendidikan

Indonesia, bandung 2008

8 125

tr

2

Soewadji Lazaruth,

Kepala Sekolah dan

tanggung jawabnya,

KANISIUS, Yogyakarta,

I 984

8 60

aJ

Tim dosen Administrasi,

Manajemen Pendidkan9 I4I

{

Page 119: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

T

Indonesia

4

Yeithzal Rivai,

Kepemimpinan dan

Perilaku Organisas

10 1J

5

Kepemimpinan

Pendidikan, Yudistira

1 985

11 17 ft)

Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan13 258

7

J. Riberu, Dasar-dasar

kepemimpinan, Jakarta,

Pedoman Ilmu Jaya,

t992.

13 7

#8

E. Mulyasa, Manajemen

berbasis Sekolah, PT

Remaja Rosdakarya

Bandung,2002.

t3 108

oKepemimpinan, Dahara

Price, Semarang, 1992.l4 12 tr

10

Kepemimpinan

Pendidikan, Yudistitra,

1985.

14 35

ft11

E. Mulyasa, Manajemen

Berbasis Sekolah,

Konsep, Strategi dan

Implementasinya,

Bandung PT Rosdakarya,

15 108

I2

Miftah Toha, Prilaku

Organisasi Konsep Dasar

dan Aplikasinya, J akula,

PT Grafindo,2000.

15 265

Page 120: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

l3

M. Ngalim Purwanto,

Administrasi dan

Supervisi Pendidikan, PT

Remaja Rosdakarya,

Bandung 1987.

t6 48

14

Kartini Kartono,

Pemimpin dan

kepemimpinan, Jakarta

PT raja Grafindo

Persada,200I.

I9 31

15

Jansen Sinamo, SEtos

Keguruan, Jakarta,

Institut Darma

Mahardika 2010.

t9 20

T6

Toto'fasmara, Etos

Kerja Pribadi Muslim,

Jakarta, Dana Bakti

Wakaf, 1995

t9 25

l7

Toto Tasmara,

Membudayakan Etos

Kerja Islami, Jakarta,

Gema Insani,2002

20 15

l8

Jansen Sinamo, 8Etos

Keguruan, Jakarta,

Institut Darma

Mahardika,2010

20 20

19

Abdul hasyim,

Muhammad Surya, rus

Bambang Sowarno,

Landasan Pendidikan

Menjadi Guru yang baik,

Bogor, Ghalia Indonesia,

22 87

Page 121: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

20t0

20

Toto Tasmara,

Membudayakan Etos

Kerja Islami, Jakarta

Gema Insani, 2002.

22 15

2T

Toto Tasmara, Etos

Kerja Pribadi Muslim,

Yogyakarta, Dana Bakti

Wakaf, 1995.

23 10

22

Kartini Kartono,

Pemimpin dan

Kepemimpinan, Jakarta

PT Grafindo Persada,

200r.

24 25

23HamzahYa'qub, Etos

Keria Islami.24 75

24

Toto Tasmara,

Membudayakan Etos

kerja [slami. Jakarta

Gema Insani, 2002.

24 73

25

Sabrina Fauza, Faktor-

faktor yang

mempengaruhi kinerja

guru, Wodpress.com.

5 April2010.

28 Internet

26Pokj awas, Faktor-faktor

mempengaruhi kinerja

guru. Wodpress. Com,09

Juli 2010

28 Internet

BAB III

1

Anas Sudijono,

Pengantar Statistik

38 194

tu

Page 122: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH …

-

Pendidikan, PT Grafindo

Persada, J akar:ta, I9g7 .

Ronald E. Walpole,

Pengantar Statistik, pT

Gramedia Pustaka

IJtama, Jakarta,1992

7 Mei 2011