kinerja badan pemberdayaan masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban...

102
Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan (BAPERMASKIN) Dalam Kegiatan Penyaluran Bantuan Pada Masyarakat Miskin (Studi Pada Program TMMD/ TNI Manunggal Membangun Desa) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Program Studi Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh : EKO WAHYU NUGROHO NIM. D1106528 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: ngohanh

Post on 10-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

i

Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat

dan Penanggulangan Kemiskinan (BAPERMASKIN)

Dalam Kegiatan Penyaluran Bantuan Pada Masyarakat Miskin (Studi Pada Program TMMD/ TNI Manunggal Membangun Desa)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Program Studi Administrasi Negara Pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh : EKO WAHYU NUGROHO

NIM. D1106528

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.Si. NIP. 19641123 198803 1 001

Page 3: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah Diuji dan Disahkan Oleh Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada hari :

Tanggal : Juni 2010

Panitia penguji :

1. Drs. Suharsono, M.S : NIP. 195107011979031001

Ketua

2. A.W. Erlin Mulyadi, S.Sos, M..P.A : NIP. 197406012008012016

Sekretaris

3. Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.Si : NIP. 196411231988031001

: Penguji

Mengetahui,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta,

Dekan

Drs. H. Supriyadi SN, SU. NIP. 19530128 198103 1 001

Page 4: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

iv

MOTTO

Ø Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain

Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya

rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba, kalau mereka

mengetahui. (Q.S. Al-Ankabuut : 41)

Ø Tuntutlah ilmu setinggi mungkin kelak akan berguna di masa yang akan

datang

Ø Nikmatilah hasil yang baik dalam usaha kerasmu

Page 5: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya kecil ini saya persembahkan kepada :

v Allah SWT yang senantiasa memberi

petunjuk dan melindungiku

v Bapak dan Ibu tercinta yang selalu

memberiku motifasi, serta do’a yang tak

pernah berakhir

v Bapermaskin Kabupaten Boyolali

v UNS

Page 6: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Assalammu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi robbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahNya yang telah terlimpahkan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “KINERJA BADAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PENANGGULANGAN

KEMISKINAN (BAPERMASKIN) DALAM KEGIATAN PENYALURAN

BANTUAN PADA MASYARAKAT MISKIN’’ (Studi Pada Program TMMD/

TNI Manunggal Membangun Desa).

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan pihak-pihak tertentu. Oleh

karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.Si selaku pembimbing, atas bimbingan

arahan dan motivasi sehingga penulis paham apa yang penulis lakukan dan

mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Supriyadi SN, SU selaku Dekan FISIP UNS

3. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan

Kabupaten Boyolali, yang telah memberikan ijin yang diberikan kepada

penulis untuk melakukan penelitian

4. Bapak Darto, SH. M.Hum sebagai staf di Bapermaskin Kabupaten Boyolali

yang telah banyak memberikan motivasi, bahan, arahan sehingga penulis

mempunyai bekal untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi

sampai akhirnya penulis dapat mempersembahkan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu yang bekerja di Bapermaskin Kabupaten Boyolali atas arahan-

arahannya dan informasi yang telah diberikan.

Dan semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya penulisan skripsi

ini.

Page 7: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

vii

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu

kritik dan saran penulis harapkan guna kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surakarta, Juni 2010

Penulis

Eko Wahyu Nugroho

Page 8: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

ABSTRAKSI................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan penelitian.................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

E. Landasan Teori ..................................................................................... 8

F. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 25

G. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ..................................... 26

H. Metodologi Penelitian .......................................................................... 29

Page 9: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

ix

BAB II DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN ............................................. 35

A. Gambaran umum Bapermaskin Kabupaten Boyolali........................... 35

B. Tugas Pokok dan Fungsi serta struktur Bapermaskin .......................... 37

C. Keadaan Pegawai ................................................................................. 54

D. Keadaan masyarakat miskin Kabupaten Boyolali ............................... 58

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 61

A. Penyaluran bantuan pada masyarakat miskin melalui program

TMMD ................................................................................................. 61

B. Kinerja Bapermaskin pada program TMMD ....................................... 73

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 83

A. Kesimpulan .......................................................................................... 83

B. Saran..................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

x

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Data penduduk miskin se-Kecamatan Kabupaten Boyolali 2

2. Tabel 1.2 Rekapitulasi Realisasi Belanja Langsung Dana APBD II

Tahun 2008 .......................................................................................... 22

3. Tabel 1.3 Realisasi Belanja Langsung APBN dan APBD Provinsi

Tahun 2008 ........................................................................................ 23

4. Tabel 1.4 Realisasi Dana BHBK APBD II yang melalui

BAPERMASKIN Tahun 2008 ............................................................. 23

5. Tabel 1.5 Tingkat capaian seluruh sasaran tahun 2008 ...................... 24

Tabel 2.1 Jumah Pegawai beserta pendidikannya ................................ 54

6. Tabel 2.2 Nama-nama pejabat struktural Bapermaskin

Kabupaten Boyolali.............................................................................. 55

7. Tabel 2.3 Daftar Pegawai Negeri Sipil dan CPNS Bapermaskin ........ 56

8. Tabel 2.4 Jumlah kendaraan di Bapermaskin ...................................... 58

9. Tabel 2.5 Data penduduk miskin se-Kecamatan Kabupaten Boyolali 59

10. Tabel 3.1 Sumber dana TMMD ........................................................... 67

Page 11: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xi

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 Bagan struktur organisasi Bapermaskin .......................... 19

2. Gambar 1.2 Kerangka Berfikir kinerja Bapermaskin Kabupaten

Boyolali dalam mengentaskan kemiskinan ......................................... 25

3. Gambar 1.3 Gambar Model Analisa Interaktif

(Hb. Soetopo, 2002:96) ........................................................................ 34

4. Gambar 2.1 Bagan Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten

Boyolali ................................................................................................ 52

5. Gambar 3.1 Kondisi 0 % TMMD Sengkuyung I Desa Jatisari ........... 58

6. Gambar 3.2 Kegiatan Pelaksaan Sengkuyung I Di Desa Jatisari (50%) 69

7. Gambar 3.3 Kondisi 100 % Betonisasi Sengkuyung I Desa Jatisari

(100%) .................................................................................................. 69

8. Gambar 3.4 Kondisi jalan ds. Sampetan kec. Ampel kab. Boyolali

(0%) ..................................................................................................... 70

9. Gambar 3.5 Pelaksanaan pengecoran jalan oleh masyarakat

ds. Sampetan dan TNI (50%) .............................................................. 70

10. Gambar 3.6 Bupati Boyolali meresmikan betonisasi hasil TMMD

di desa Sampetan kecamatan Ampel (100%) ...................................... 71

11. Gambar 3.7 Kondisi rumah (0%) Bp. Marji Darsono Dk. Sidorejo

Ds Sampetan Kec. Ampel .................................................................... 71

Page 12: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xii

12. Gambar 3.8 Kondisi rumah (50%) Bp. Marji Darsono Dk. Sidorejo

Ds Sampetan Kec. Ampel .................................................................... 72

13. Gambar 3.9 Kondisi rumah (100%) Bp. Marji Darsono Dk. Sidorejo

Ds Sampetan Kec. Ampel .................................................................... 72

Page 13: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xiii

ABSTRAK

Eko Wahyu Nugroho. D1106528. Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan (BAPERMASKIN) Dalam Kegiatan Penyaluran Bantuan Pada Masyarakat Miskin (Studi Pada Program TMMD/ TNI Manunggal Membangun Desa). Skripsi. Jurusan Ilmu Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret. 2010. 85 halaman.

Bapermaskin merupakan lembaga kemasyarakatan yang berfungsi untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat. Salah satu Program Bapermaskin adalah program TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Bapermaskin Kabupaten Boyolali dalam kegiatan menyalurkan bantuan kepada masyarakat miskin melalui program TMMD. Kinerja Bapermaskin Kabupaten Boyolali dalam kegiatan menyalurkan bantuan kepada masyarakat miskin melalui program TMMD diukur dari tiga indikator, yaitu : responsibilitas, transparansi, dan akuntabilitas organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara dan telaah dokumen. Validitas data dilakukan dengan cara trianggulasi sumber, dan data di analisis menggunakan teknik analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Bapermaskin dalam kegiatan penyaluran bantuan pada masyarakat miskin melalui program TMMD dapat dikatakan sudah baik. Responsibilitas dilihat dari pelaksanaan kegiatan yang sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu sesuai dengan Peraturan Bupati Kabupaten Boyolali Nomor 06 Tahun 2008. Transparansi dilihat dalam pelaksanaan program TMMD yang sudah dilaksanakan secara transparan. Program TMMD di sosialisasikan melalui berbagai pertemuan kelompok masyarakat serta melalui pertemuan khusus dengan mengundang warga ke Balai Desa. Akuntabilitas dinilai dari pelaksanaan setiap kegiatan yang sesuai dengan rencana kerja, dan pada akhir tahun dipertanggungjawabkan melalui laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) kepada Bupati Boyolali.

Page 14: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xiv

ABSTRAC

Eko Wahyu Nugroho, D1106528, The performance of Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulanagn Kemiskinan in alleviating poverty in the district of Boyolali: Administrative science thesis FISIP UNS, 2010, 85 pages Bapermaskin of Boyolali district is a civic institution that serves to strengthen the power or empowerment of weaker groups in society, including individuals who experience problems of poverty and refers to any condition or results to be achieved by a social change, namely the poor who are powerless, have the power or have knowledge and the ability to meet the needs of life, whether that be physical, economic, and social as well as having self-confidence, able to convey the aspirations, have a livelihood, to participate in social activities, and independent in carrying out the tasks of life. Purpose of this study is to determine the performance Bapermaskin of Boyolali in empowering communities and reducing poverty throughout the community of Boyolali The performance of Boyolali Bapermaskin in empowering communities and tackling poverty is measured by three indicators, namely responsibility, transparency, accountability organizations. This research is a qualitative descriptive study. As for the data collection method used is the form of observations, interviews, and documentation. Validity of data obtained by triangulation of sources, while the technique of data analysis using interactive analysis techniques. Based on the results of research conducted, regarding the performance Bapermaskin of Boyolali in an effort to overcome poverty by three indicators responsibility, transparency, and accountability can be said is good. This is based of the three indicators used by the authors to see the performance Bapermaskin of Boyolali in empowering communities and tackling poverty. Responsibility in Bapermaskin of Boyolali already be quite good. This can be seen from Bapermaskin Boyolali in carrying out its duties in compliance with applicable regulations are in accordance with Rule of Boyolali Regent Number 06 of the Year in 2008. In the regulation has been cleared the rules in providing assistance to communities in need. Transparency in Bapermaskin of Boyolali can be seen with the socialization of its programs to the public was submitted by the parties concerned such as, community leaders, Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) of villages through Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan), so they can know the programs of Government and can provide inputs which relating to the development and empowerment of the poor. Accountability in Bapermaskin of Boyolali in its performance can be quite good already, because any activities that are conducted in accordance with work plans, at the end of the year shall make a report of performance accountability of government institutions (LAKIP) to the Regent. So that accountability in community empowerment and poverty alleviation in Boyolali is Regent, because

Page 15: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xv

Bapermaskin is part of the unity government work in Boyolali so that accountability will be automatically directed to the mayor as the Regional Head

Page 16: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xvi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang:

Pemberian otonomi yang luas kepada Kabupaten dan Kota yang

berpijak pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah merupakan salah satu bidang dalam tuntutan reformasi di

pemerintahan kita. Tuntutan itu dinilai wajar, paling tidak untuk dua alasan.

Pertama, intervensi pemerintah pusat yang terlalu besar di masa lalu telah

menimbulkan masalah rendahnya kapabilitas dan efektifitas pemerintahan

daerah dalam mendorong proses pembangunan dan kehidupan demokrasi di

daerah. Kedua, tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban

untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan

datang.

Pelaksanaan otonomi daerah sejak pada 2001 menjadikan pemerintah

Kabupaten / kota mempunyai peran serta dan fungsi dalam otonomisasi

penanganan masalah publik, termasuk penanganan kemiskinan. Sejumlah

kebijakan pelayanan publik yang secara langsung memengaruhi kehidupan

masyarakat diserahkan ke tangan Pemerintah Daerah. Kabupaten Boyolali

merupakan salah satu daerah otonomi yang berada di wilayah Jawa Tengah.

Kabupaten Boyolali yang mempunyai luas wilayah ± 101.510,10Hektar dan

mempunyai jumlah penduduk sebanyak ±989.296 jiwa yang terdiri dari

272.047KK. jumlah penduduk miskin di Kabupaten Boyolali tahu 2008

Page 17: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xvii

mengalami penurunan dibanding tahun 2007. namun demikian jumlah

penduduk miskin di Kabupaten Boyolali masih cukup tinggi, yaitu rata-rata 30

persen dalam setiap kecamatan. Hal ini menjadikan agenda penting bagi

pemerintah Kabupaten Boyolali untuk melakukan penggulangan kemiskinan.

pemerintah kabupaten Boyolali mempunyai tanggungjawab untuk mengatasi

masalah kemiskinan yang cukup tinggi. Penyebaran penduduk miskin di

kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Data penduduk miskin se-Kecamatan

Kabupaten Boyolali Tahun 2007-2008

No Kecamatan Jumlah Desa

Tahun 2007 Tahun 2008 Jumlah

Penduduk Penduduk

Miskin % Jumlah

Penduduk Penduduk

Miskin %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Selo 10 25.714 9.441 36,72 28.548 9.441 33,07 2 Ampel 20 76.832 24.512 24,22 79.278 24.512 30,54 3 Cepogo 15 47.929 15.201 31,72 54.073 15.201 28,11 4 Musuk 20 56.987 19.006 33,35 61.303 19.006 31,00 5 Boyolali 9 73.888 16.420 22,22 61.438 16.420 26,73 6 Mojosongo 13 65.941 10.318 15,65 52.776 10.318 23,67 7 Teras 13 43.652 11.187 22,63 50.862 11.187 21,70 8 Sawit 12 33.005 9.900 30,00 33.821 9.900 30,08 9 Banyudono 15 47.809 14.160 29,62 46.826 14.160 30,24 10 Sambi 16 45.809 14.663 32,01 48.627 14.663 30,15 11 Ngemplak 12 77.125 18.050 22,40 71.286 18.050 25,32 12 Nogosari 13 55.453 17.171 30,96 60.744 17.171 28,27 13 Simo 13 48.522 16.317 33,63 45.609 16.317 35,78 14 Karanggede 16 45.023 22.194 49,29 41.992 22.194 52,85 15 Klego 13 46.851 17.002 36,29 50.213 17.002 33,86 16 Andong 16 73.289 17.973 24,52 63.662 17.973 23,94 17 Kemusu 13 34.822 19.745 56,70 47.535 19.745 41,54 18 Wonosegoro 18 50.794 29.949 58,96 56.570 29.949 52,94 19 Juwangi 10 29.712 12.811 43,12 34.133 12.811 37,53 Jumlah 979.157 315.723 32,24 989.296 315.723 31,87

Sumber data : Bapermaskin Boyolali 2008

Page 18: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xviii

Kondisi ketidakberdayaan sebagian besar masyarakat Kabupaten

Boyolali diupayakan ditanggulangi dengan mengembangkan berbagai aspek,

yaitu dengan menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan

masyarakat berubah sikap untuk berkembang dan lebih maju, memperkuat

daya yang dimiliki masyarakat memlalui pemberian input berupa bantuan

dana, pembangunan prasarana, sarana fisik sosial serta pengembangan

kelembagaan ekonomi (usaha keluarga lembaga keuangan mikro). Melakukan

pembinaan kepada masyarakat dalam rangka melindungi yang lemah untuk

mencegah persaingan yang tidak seimbang (bukan berarti menutupi atau

mengisolasi dari interaksi dengan yang lain).

Salah satu upaya pemerintah Kabupaten Boyolali dalam mengatasi

masalah kemiskinan tersebut adalah melalui pembentukan Bapermaskin.

Pembentukan Bapermaskin adalah berdasarkan pada Peraturan Bupati No. 14

tahun 2008. hal ini mengacu pada peraturan diatasnya yaitu Peraturan daerah

No. 04 tahun 2008. Dengan demikian Bapermaskin Kabupaten Boyolali

merupakan Badan yang berfungsi untuk melaksanakan berbagai upaya

penangguilangan masalah kemiskinan.

Program-program yang dilakukan oleh Bapermaskin meliputi 4 bidang

yaitu ekonomi, sosial budaya, politik dan lingkungan. Program tersebut terdiri

dari 5 macam program, yaitu :

1. Program pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan dan pemeliharaan

fasilitas umum dan fasilitas sosial pedesaan dengan kegiatan sbb:

a. UED-SP (Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam)

Page 19: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xix

b. LPMD (Lumbung Pangan Masyarakat Desa)

c. TMMD (Tentara Nasional Indonesia/TNI Manunggal Membangun

masyarakat Desa)

d. Penelitian dan Pengelolaan Potensi Desa/ kelurahan

e. PNPM-PPK (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Pejabat

Penanggung jawab Kegiatan)

f. Pelatihan P3MD (Perencanaan Pembangunan Partisipatif Masyarakat

Desa.), pelatihan UED-SP

g. Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat

h. Pelaksanaan bulan bakti gotong-royong masyarakat desa

i. Program penanggulangan kemiskinan

2. Program pemugaran perumahan dan penataan lingkungan dengan

kegiatan:

a. Pemberian bantuan stimulan pemugaran perumahan dan penataan

lingkungan desa

b. Pemberian bantuan stimulan pemberdayaan prasarana dan sarana air

bersih

c. Pelatihan teknis

d. Revitalisasi pasar desa

3. Program peningkatan pemberdayaan perempuan dengan kegiatan:

a. P2M – BG (Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif

Gender)

b. PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga)

Page 20: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xx

4. Program optimalisasi pemanfaatan Teknologi Tepat guna (TTG) dengan

kegiatan :

a. Bantuan peralatan TTG kepada kelompok usaha ekonomi lemah

b. Gelar TTG tingkat nasional

c. Pelatihan keterampilan kelompok masyarakat

d. Lomba rekayasa peralatan TTG

5. Program peningkatan ketahanan fisik siswa dengan kegiatan :

Pemberian program makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS) pra

sekolah bagi siswaSD/MI dan TK

Dapat dipahami bahwa pada upaya penanggulangan kemiskinan

melalui penyaluran bantuan kepada masyarakat miskin dikabupaten Boyolali.

Salah satu program tersebut adalah progam TMMD (TNI Manunggal

Membangun Desa). Pada progam ini pemerintah daerah kabupaten Boyolali

bekerja sama dengan unsur TNI setempat dalam pelaksanaan programnya.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin mengetahui tentang

kinerja Bapermaskin dalam kegiatan penyaluran bantuan pada masyarakat

miskin dalam program TMMD. Oleh karena itu, penulis mengambil judul

penelitian ‘’Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan

Kemiskinan (BAPERMASKIN) Dalam Kegiatan Penyaluran Bantuan Pada

Masyarakat Miskin’’ (Studi Pada Program TMMD/ Tentara Manunggal

Membangun Desa)

Page 21: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxi

B. Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana kinerja Bapermaskin Kabupaten Boyolali dalam kegiatan

menyalurkan bantuan kepada masyarakat miskin melalui program TMMD?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Penanggulangan Kemiskinan (BAPERMASKIN) Dalam Kegiatan Penyaluran

Bantuan Pada Masyarakat Miskin’’ (Studi Pada Program TMMD/ Tentara

Manunggal Membangun Desa) di Kabupaten Boyolali ini adalah untuk :

1. Tujuan Operasional

Untuk mengetahui kinerja Bapermaskin Kabupaten Boyolali dalam

kegiatan menyalurkan bantuan kepada masyarakat miskin melalui program

TMMD

2. Tujuan Fungsional

Sebagai bahan masukan dan pemikiran agar dapat digunakan oleh

organisasi, lembaga pemerintahan dan semua pihak yang memerlukan

dalam rangka membantu dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang

dihadapi

3. Tujuan Individual

Untuk melengkapi salah satu syarat gna memperoleh gelar kesarjanaan

pada jurusan ilmu administrasi negara fakultas ilmu sosial dan ilmu

politik, UNS

Page 22: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxii

D. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik untuk penulis,

instansi dan bagi masyarakat. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini

adalah :

1. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat menerapkan disiplin

ilmu yang didapat selama dibangku kuliah dan menambah pengetahuan

serta wawasan tentang masalah yang terjadi secara nyata didalam instansi

khususnya masalah yang berhubungan dengan Kinerja Bapermaskin dalam

kegiatan penyaluran bantuan pada masyarakat miskin’’ (Studi pada

program TMMD/ Tentara Manunggal Membangun Desa) di Kabupaten

Boyolali.

2. Bagi Instansi

Hasil dari kegiatan penelitian ini, diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kinerja organisasi,

khususnya dalam hal kegiatan penyaluran bantuan pada masyarakat

miskin’’ (Studi pada program TMMD/ Tentara Manunggal Membangun

Desa) di Kabupaten Boyolali.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi

untuk penelitian sejenis yang lebih mendalam.

Page 23: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxiii

E. Landasan teori

Dalam memberikan suatu arah pada studi ini diperlukan adanya

landasan-landasan teori yang mendukung kearah permasalahan. Karena teori

merupakan sarana atau alat yang digunakan sebagai rangka berfikir untuk

mengetahui variabel yang diteliti dan cara pemecahannya secara teoritis.

1. Kinerja Pelayanan Publik

Secara Etimologi, kinerja berasal dari kata performance.

Performance berasal dari kata to perform yang mempunyai beberapa

masukan yang dianggap relevan dengan kinerja disini, yaitu : melakukan,

memenuhi, atau menjalankan sesuatu, melaksanakan suatu tanggung

jawab, dan melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang. Dari

masukan tersebut dapat diartikan, kinerja adalah melakukan suatu kegiatan

dan menyempurnakan pekerjaan tersebut sesuai dengan tanggungjawabnya

sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan (Lijan

Poltak. S, 2007:136).

Menurut Bernardin dan Russel dalam Yeremias T. Keban (2004:192)

mengartikan kinerja sebagai : “….the record of outcomes produced on a

specified job function or activity during a specified time period….”. dalam

definisi ini, aspek yang ditentukan oleh kedua pengarang tersebut adalah

catatan tentang outcome atau hasil akhir yang diperoleh setelah pekerjaan

atau aktivitas dijalankan selama kurun waktu tertentu. Dengan demikian,

kinerja mengacu pada serangkaian hasil yang diperoleh seorang pegawai

Page 24: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxiv

selama periode tertentu dan tidak termasuk karakteristik pribadi pegawai

yang dinilai.

Kemudian menurut Suryadi Prawirosentono dalam Lijan Poltak

Sinambela (2007:137) mendefinisikan kinerja atau performance adalah

hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai

dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan

moral maupun etika.

Hasibuan Malayu (2001 : 34) mengemukakan “kinerja (prestasi

kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

Lembaga Administrasi Negara dalam Joko Widodo (2001 : 206)

mengartikan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan / program kebijakan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, visi , dan misi organisasi.

Hersey dan Balncard, 1993 dalam Veithzal Rivai, 2005: 15

menyebutkan bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan

kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus

memiliki derajad kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan

dan ketrampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan

Page 25: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxv

sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan

bagaimana mengerjakannya.

Definisi kinerja lainnya juga dikemukakan oleh M.R Buckley seperti

dalam Applying Population Ecology Models To Understand A Leader’s

Influence On Organizational Performance Vol.1 No. 1, 2006 (2006:2)

menyatakan bahwa ”...performance variables are affected by forces

beyond a leader’s immediate control.” (dalam www.inderscience.com).

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa kinerja adalah variabel yang

dapat mempengaruhi kekuatan-kekuatan dari luar yang dapat dikontrol

langsung oleh seorang pemimpin.

Pencapaian kinerja sebenarnya dapat dinilai menurut pelaku, yaitu

hasil yang diraih oleh individu (kinerja individu), oleh kelompok

(kelompok kinerja), oleh institusi (kinerja organisasi), dan oleh suatu

program atau kebijakan (kinerja program/kebijakan). Kinerja individu

menggambarkan sampai seberapa jauh seseorang telah melaksanakan

tugas pokoknya sehingga dapat memberikan hasil yang ditetepkan oleh

sekelompok atau institusi.

Kinerja kelompok menggambarkan sampai seberapa jauh suatu

kelompok telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pokoknya sehingga

mencapai hasil sebagaimana ditetapkan oleh institusi. Kinerja institusi

berkenaan dengan seberapa jauh suatu institusi telah melaksanakan semua

kegiatan pokok sehingga mencapai visi atau misi institusi. Sedangkan

kinerja program atau kebijakan berkenaan dengan seberapa jauh kegiatan-

Page 26: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxvi

kegiatan dalam program atau kebijakan telah dilaksanakan sehingga dapat

mencapai tujuan program atau kebijakan tersebut (Yeremias T. Keban,

2004: 93).

Dengan demikian dapat dipahami bahwa kinerja suatu organisasi

atau instansi menentukan pelayanan kepada publik oleh organisasi atau

instansi tersebut adalah kemampuan organisasi atau instansi dalam

melaksanakan tugasnya dalam periode waktu tertentu guna mencapai

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya baik yang berhubungan dengan

masyarakat maupun yang berhubungan dengan organisasi itu sendiri.

2. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan suatu proses mencatat dan mengukur

pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian sasaran, tujuan,

visi, dan misi melalui hasil yang ditampilkan beberapa produk, jasa

ataupun proses pelaksanaan suatu kegiatan.

Pengukuran kinerja pelayanan publik seringkali dipertukarkan

dengan pengukuran kinerja pemerintah. Hal ini tidaklah terlalu

mengherankan karena pada dasarnya pelayanan publik memang menjadi

tanggungjawab pemerintah. Dengan demikian, ukuran kinerja pemerintah

dapat dilihat dari kinerja dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Demikian juga dengan organisasi swasta, kinerja pelayanan organisasi

swasta sering dilihat sebagai kinerja organisasi tersebut karena memang

organisasi tersebut menjalankan pelayanan. Sehingga apabila organisasi

tersebut menyelenggarakan pelayanan dengan baik, maka kinerja

Page 27: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxvii

organisasinya dapat dinggap baik. Dengan demikian kinerja organisasi dan

kinerja pelayanan suatu organisasi ibarat dua sisi dari satu mata uang yang

sama.

Menurut G.A Boyne dalam Jurnal Public Service Performance

(2006) menyebut bahwa :

“Measuring performance represent a part of management process of

strategy to know the strategy totally so each; every aspect in knowable

organization and connected by a overlap in order not to or overlapping of

between one with other. Measuring performance mean to determine

periodical operational effectiveness or organization”.

(mengukur kinerja merupakan suatu bagian dari proses manajemen strategi

untuk mengetahui strategi menyeluruh sehingga semua aspek dalam

organisasi dapat diketahui dan dihubungkan agar tidak tumpang tindih

atau overlapping antara satu dengan yang lainnya. Mengukur kinerja

bermaksud menentukan secara periodik evektivitas operasional suatu

organisasi).

Ukuran yang berorientasi pada hasil (Ratminto dan Winarsih A.S

2005: 179)

1) Efektivitas

Efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik

itu dalam bertuk target, sasaran jangka panjang maupun misi

organisasi. Akan tetapi pencapaian tujuan ini harus juga mengacu pada

visi organisasi.

Page 28: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxviii

2) Produktivitas

Produktivitas adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan

pemerintah daerah untuk menghasilkan keluaran yang dibutuhkan oleh

masyarakat.

3) Efisiensi

Efisiensi adalah perbandingan terbaik antar keluaran dan

masukan. Idealnya pemerintah daerah harus dapat menyelenggarakan

suatu jenis pelayanan tertentu dengan masukan (biaya dan waktu) yang

sedikit mungkin. Dengan demikian kinerja pemerintah daerah, akan

menjadi semakin tinggi apabila tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

dapat dicapai dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan dengan

biaya yang semurah-murahnya.

4) Kepuasan

Kepuasan artinya seberapa jauh pemerintah daerah dapat

memenuhi kebutuhan karyawan dan masyarakat

5) Keadilan

Keadilan yang merata artinya cakupan atau jangkauan kegiatan

dan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah harus

diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan

diperlakukan secara adil.

Page 29: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxix

Ukuran yang berorientasi pada proses (Ratminto dan Winarsih A.S

2005: 180)

1) Responsivitas

Yang dimaksud responsivitas disini adalah kemampuan provider

untuk mengenali kebutuhan masyarakat menyusun agenda, dan

prioritas pelayanan, serta mengembangkan program-program

pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara

singkat dapat dikatakan bahwa responsivitas ini mengukur daya

tanggap providers terhadap harapan, keinginan, aspirasi serta tuntutan

customers.

2) Responsibilitas

Ukuran yang menunjukan seberapa besar tingkatan kesesuaian

antara penyelenggaraan pemerintah dengan hukum atau peraturan dan

prosedur yang telah ditetapkan.

3) Akuntabilitas

Ini adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar

tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pemerintahan dengan

ukuran-ukuran eksternal yang ada dimasyarakat dan dimiliki oleh stake

holders, seperti nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

4) Keadaptasian

Adalah ukuran yang menunjukkan daya tanggap organisasi

terhadap tuntutan perubahan yang terjadi dilingkungannya.

Page 30: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxx

5) Kelangsungan Hidup

Adalah seberapa jauh pemerintah daerah atau program pelayanan

dapat menunjukkan kemampuan untuk terus berkembang dan bertahan

hidup dalam berkompetisi dengan daerah atau program lain.

6) Keterbukaan/Transparansi

Yang dimaksud dengan ukuran tekerbukaan atau transparansi

adalah bahwa prosedur / tatacara, penyelenggaraan pemerintahan dan

hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan umum wajib

diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami

oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.

7) Empati

Adalah perlakuan atau perhatian pemerintah daeah atau

penyelenggara jasa pelayanan atau providers terhadap isu-isu aktual

yang sedang berkembang di masyarakat.

Pengukuran kinerja bermanfaat unutk melihat dan menilai berbagai

aspek dalam suatu organ isasi atau institusi. Beberapa manfaat pengukuran

kinerja adalah sebagai berikut (wikipedia):

1) Dapat melihat kesesuaian antara setrategi korporasi atau institusional

dengan strategi setiap satuan kerja atau unit bisnis yang tergambar

dalam peta strategi (Strategi Map)

2) Dapat melihatkan operasionalisasi strategi dalam sasaran-sasaran yang

jelas yang menjadi arahan untuk mencapai targetkey performent

Page 31: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxxi

indicator (KPI) sebagai ukuran yang akan dicapai dalam setiap satuan

waktu (Triwulan, Semester, Tahunan)

3) Sebagai kumpulan jabaran tugas strategis dimasing-masing satuan

kerja /unit bisnis untuk mengukur kinerja setiap satuan kerja atau unit

4) Merupakan alat tim manajemen / direksi untuk memantau kinerja

secara korporasi atau intitusi dan kinerja setiap satuan kerja atau unit

untuk melihat keselarasan pencapaian target yang diinginkan

5) Mendukung prinsip GCG (Good Korporate Gavernance) untuk upaya

pencapaian tujuan jangka panjang perusahaan atau intitusi

6) Sebagai sarana untuk menilai kemampuan setiap satuan kerja atau unit

bahkan individu dalam organisasi untuk memberi insentif sebagai hasil

pencapaian target yang ditetapkan

7) Sebagai alat manajemen untuk mengambil keputusan secara

terintegrasi untuk tujuan strategis perusahaan dan menjadi alat

pemantau penyimpangan atau ketidakmampuan pencapaian target

sebelum akhir tahun penilaian

8) Dapat memperoleh data yang langsung terhubung dengan pelaporan

dalam lingkup organisasi yang teritegrasi lewat aplikasi data

warehouse perusahaan

9) Dapat disinambungkan dengan sistem pengelolaan sumber daya

manusia / human resources dan sistem pemberian remunerasi

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kinerja adalah kemampuan organisasi atau instansi dalam melaksanakan

Page 32: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxxii

tugasnya dalam periode waktu tertentu guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya baik yang berhubungan dengan masyarakat

maupun yang berhubungan dengan organisasi itu sendiri.

3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan

(BAPERMASKIN)

Berdasar pada Bapermaskin merupakan unsur pendukung

pelaksanaan tugas dibidang pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan

kemiskinan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati melalui Sekretaris Daerah. Tujuan Bapermaskin adalah

mewujudkan masyarakat Kabupaten Boyolali menjadi berdaya, mampu dan

mandiri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Pelaksanaan kegiatan Bapermaskin dipimpin oleh seorang Kepala

yang membawahi kelompok jabatan fungsional dan sekretaris. Sekretaris

membawahi tiga sub bagian umum dan kepegawaian, sub bagian keuangan,

sub bagian perencanaan penelitian dan pelaporan. Didalam menjalankan

kinerjanya di bidang pemberdayaan masyarakat dan penangulangan

kemiskinan kepala Bapermaskin dibantu oleh 4 kepala bidang, yaitu yang

pertama di bidang pemberdayaan pengembangan desa, ketahanan dan

keswadayaan masyarakat yang membawahi sub bidang pemberdayaan

penguatan kelembagaan dan pengembangan partisipasi masyarakat dan sub

bidang fasilitas peningkatan SDM dan sarana kelembagaan masyarakat.

Yang ke dua dibidang pemberdayaan sarana prasarana dasar

pengembangan, pemanfaatan sumberdaya alam dan tehnologi tepat guna

Page 33: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxxiii

yang membawahi 2 sub bidang fasilitator konservasi sarana prasarana dan

lingkungan pemukiman dan sub bidang pemberdayaan, pengembangan,

pemanfaatan, sumberdaya alam dan tehnologi tepat guna. Yang ketiga

bidang pemberdayaan ekonomi usaha usaha masyarakat yang membawahi

sub bidang pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat dan sub bidang

bantuan usaha, pengkreditan, produksi, dan pemasaran. Sedangkan yang

keempat bidang pemberdayaan penanggulangan kemiskinan yang

membawahi sub bidang pemberdayaan pengembangan jaringan

penanggulangan kemiskinan dan sub bidang pemberdayaan fasilitas dan

pemantauan penanggulangan kemiskinan. Setelah dari ke sub-sub bidang

tersebut maka ditindaklanjutkan oleh Unit Pelaksana Teknis, yang dapat

dilihat pada tabel berikut :

Page 34: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxxiv

Page 35: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxxv

Program dan Kegiatan BAPERMASKIN Tahun 2008 yang digunakan

untuk program-program pemberdayaan msyarakat miskin, antara lain

sebagai berikut :

1). Program pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan dan

pemeliharaan fasilitas umum dan fasilitas sosial pedesaan dengan

kegiatan sbb:

a). UED-SP (Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam)

b). LPMD (Lumbung Pangan Masyarakat Desa)

c). TMMD (Tentara Nasional Indonesia/TNI Manunggal

Membangun masyarakat Desa)

d). Penelitian dan Pengelolaan Potensi Desa/ kelurahan

e). PNPM-PPK (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-

Pejabat Penanggung jawab Kegiatan)

f). Pelatihan P3MD (Perencanaan Pembangunan Partisipatif

Masyarakat Desa), pelatihan UED-SP

g). Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat

h). Pelaksanaan bulan bakti gotong-royong masyarakat desa

i). Program penanggulangan kemiskinan

2). Program pemugaran perumahan dan penataan lingkungan dengan

kegiatan:

a). Pemberian bantuan stimulan pemugaran perumahan dan

penataan lingkungan desa

Page 36: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxxvi

b). Pemberian bantuan stimulan pemberdayaan prasarana dan

sarana air bersih

c). Pelatihan teknis

d). Revitalisasi pasar desa

3). Program peningkatan pemberdayaan perempuan dengan kegiatan:

a). P2M – BG (Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif

Gender)

b). PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga)

4). Program optimalisasi pemanfaatan Teknologi Tepat guna (TTG)

dengan kegiatan :

a). Bantuan peralatan TTG kepada kelompok usaha ekonomi

lemah

b). Gelar TTG tingkat nasional

c). Pelatihan keterampilan kelompok masyarakat

d). Lomba rekayasa peralatan TTG

5). Program peningkatan ketahanan fisik siswa dengan kegiatan :

Pemberian program makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS)

pra sekolah bagi siswaSD/MI dan TK di Kecamatan Kemusu,

Juwangi dan Wonosegoro.

Alokasi dana pada masing-masing kegiatan program pada

Bapermaskin tersebut dibelanjakan sesuai dengan anggaran yang

diajukan. Alokasi dana tersebut APBD Provinsi, APBD Kabupaten

serta Belanja langsung BHBK APBD II kabupaten Boyolali. Berdasar

Page 37: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxxvii

pada Lakip Bapermaskin tahun 2008, rincian alokasi sumber dana

untuk kedua kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

Secara keseluruhan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Boyolali Tahun 2008 telah

menganggarkan pembiayaan seluruh kegiatan sebesar Rp.

39.726.844.000,- yang terdiri dari :

1. Belanja langsung APBD II : Rp. 9.933.344.000,-

2. Belanja langsung APBN dan APBD prov. : Rp. 16.699.000.000,-

3. Belanja langsung BHBK APBD II : Rp. 13.094.500.000,-

Rincian detail mengenai alokasi dana anggaran pada masing-masing

sumber dana tersebut adalah sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 1.2 Rekapitulasi Realisasi Belanja Langsung Dana APBD II

Tahun 2008 No Uraian Pagu

Anggaran 1 Program pelayanan administrasi

kantor 372.691.200

2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 91.896.000

3 Program peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan 2.014.116.800

4 Program pengembangan lembaga ekonomi perdesaan

355.794.000

5 Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa

1.485.609.000

6 Program pembangunan infrastruktur

5.613.237.000

Jumlah 9.933.344.000 Sumber data : Bapermaskin Boyolali 2008

Page 38: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxxviii

Tabel 1.3 Realisasi Belanja Langsung APBN dan APBD Provinsi

Tahun 2008 No Uraian Pagu Anggaran

1 PNPM-PPK BLM 12.055.000.000

2 · Dana DOK P2SPP

· Dana BLM P2SPP

210.000.000

4.000.000.000

3 Pelaksanaan TMMD 394.000.000

4 · Bantuan UED-SP

· Bantuan Pasar

Desa

20.000.000

20.000.000

Jumlah 16.699.000.000

Sumber data : Bapermaskin Boyolali 2008

Tabel 1.4

Realisasi Dana BHBK APBD II yang melalui BAPERMASKIN Tahun 2008 No Uraian Pagu Anggaran

1 · Pemugaran perumahan

· Penataan lingkungan

3.125.000.000

200.000.000

2 PMT-AS 2.093.000.000

3 Lumbung pangan masyarakat 100.000.000

4 Jaringan listrik 225.000.000

5 Pasar desa 125.000.000

6 Kawasan sumber air 512.000.000

7 Sarana air bersih 150.000.000

8 Poros desa 1.279.500.000

9 Pendampingan PNPM 3.450.000.000

10 Pendampingan P2SPP 1.000.000.000

11 P2MBG 40.000.000

12 Bantuan UED-SP 750.000.000

Jumlah 13.049.500.000

Sumber data : Bapermaskin Boyolali 2008

Page 39: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xxxix

Mengacu pada Laporan Pelaksanaan kegiatan tahun 2008,

Bapermaskin Kabupaten Boyolali mempunyai kinerja yang baik, yang

dibuktikan berdasarkan analisis pencapaian realisasi kinerja badan

pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan Kabupaten Boyolali

mengatakan dengan kategori yang sangat berhasil dengan nilai capaian

rata-rata 100% dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.5 Tingkat capaian seluruh sasaran tahun 2008

No Sasaran Pencapaian

Kinerja 1.

Tersedianya sarana administrasi kantor 112 %

2. Terselenggaranya pemeliharaan fasilitas kantor

100 %

3. Terealisasinya bantuan stimulan rehabilitasi/pemeliharaan jalan atau jembatan

100 %

4. Meningkatkan ketertiban masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pembiayaan dan pengawasan pembangunan desa

100 %

5. Jumlah lembaga masyarakat perdesaan yang efektif

100 %

6. Terlaksananya P2SPP sesuai prioritas

100 %

7. Jumlah akumulasi rumah terpugar

100 %

8. Jumlah desa terlayan air bersih

100 %

9. Penataan lingkungan pemukiman desa 100 %

10. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pengelolaan administrasi UESD-SP

100 %

11. Terlaksananya pembinaan LPMD dan lomba administrasi UED-SP

100 %

12. Tendentifikasinya kelompok LPMD yang sehat dan kurang sehat

96 %

13. Meningkatnya pengetahuan, pemahaman dan keterampilan usaha industri TTG

92 %

Sumber data : Bapermaskin Boyolali 2008

Page 40: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xl

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir adalah landasan peneliti dalam mengembangkan

penelitian dengan menggunakan berbagai kerangka konseptual yang telah

diuraikan sebelumnya, serta hubungannya dengan perumusan masalah yang

telah dirumuskan. Mengacu pada teori dan konsep yang ada maka kerangka

pemikiran yang digunakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1.2

Kerangka berpikir kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan

Kemiskinan Kabupaten Boyolali didalam mengatasi kemiskinan

Upaya penanggulangan masalah kemiskinan di Kabupaten Boyolali

Bapermaskin Program : 1. Program pemberdayaan

masyarakat dalam penyediaan dan pemeliharaan fasilitas umum dan fasilitas sosial pedesaan

2. Program pemugaran perumahan dan penataan lingkungan

3. Program peningkatan pemberdayaan perempuan

4. Program optimalisasi pemanfaatan Teknologi Tepat guna (TTG)

5. Program peningkatan ketahanan fisik siswa

Salah satu kegiatan : TMMD

Kinerja Bapermaskin pada program TMMD

1. Responsibilitas 2. Transparansi 3. Akuntabilitas

Page 41: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xli

G. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

Berdasarkan kerangka dasar teori tersebut, peneliti berusaha untuk

memperjelas arah penelitian dengan menunjukkan beberapa konsep yang

berhubungan dengan tema penelitian, yaitu kinerja BAPERMASKIN

Kabupaten Boyolali khususnya dalam kegiatan penyaluran bantuan pada

masyarakat miskin’’ (studi pada program TMMD/ Tentara Manunggal

Membangun Desa) dalam memberdayakan masyarakat di kabupaten Boyolali.

1. Definisi Konseptual:

a. Kinerja adalah kemampuan organisasi atau instansi dalam

melaksanakan tugasnya dalam periode waktu tertentu guna mencapai

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya baik yang berhubungan

dengan masyarakat maupun yang berhubungan dengan organisasi itu

sendiri.

b. Bapermaskin adalah lembaga kemasyarakatan yang berfungsi untuk

memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam

masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah

kemiskinan serta menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai

oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat miskin yang berdaya,

memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,

ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi

Page 42: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xlii

dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupannya.

c. Kinerja Bapermaskin Boyolali adalah Kemampuan Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan dalam

meningkatkan profesionalisme pemberdayaan lembaga masyarakat dan

aparatur daerah dalam melaksanakan pelayanan dan kesejahteraan

masyarakat, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengangkat

harkat dan martabatnya dari ketertinggalan dan keterbelakangan,

menumbuh kembangkan kepedulian lembaga masyarakat dan aparatur

daerah terhadap masyarakat miskin dan tertinggal, mengentaskan

kemiskinan dalam periode waktu lima tahun yaitu dari Tahun 2006-

2010 di Kabupaten Boyolali.

2. Definisi Operasional

a. Kinerja Bapermaskin Kabupaten Boyolali adalah

Adalah Kemampuan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Penanggulangan Kemiskinan dalam meningkatkan profesionalisme

pemberdayaan lembaga masyarakat dan aparatur daerah dalam

melaksanakan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk mengangkat harkat dan martabatnya

dari ketertinggalan dan keterbelakangan, menumbuh kembangkan

kepedulian lembaga masyarakat dan aparatur daerah terhadap

masyarakat miskin dan tertinggal, mengentaskan kemiskinan dalam

Page 43: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xliii

periode waktu lima tahun yaitu dari Tahun 2006-2010 di Kabupaten

Boyolali.

b. Indikator :

1) Responsibilitas

Yang dimaksud responsibilitas disini adalah ukuran yang

menunjukan seberapa besar tingkatan kesesuaian antara

penyelenggaraan pemerintah dengan hukum atau peraturan dan

prosedur yang telah ditetapkan Secara singkat dapat dikatakan

bahwa responsibilitas ini mengukur pelaksanaan program kegiatan

apakah sudah sesuai dengan peraturan yang ada atau belum.

2) Transparansi

Adalah bahwa prosedur / tatacara, penyelenggaraan

pemerintahan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses

pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah

diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun

tidak diminta.

Transaparansi merupakan suatu Aturan dan prosedur yang

terbuka/ transparan diberlakukan untuk membuat pejabat

pemerintah bertanggung-jawab dan untuk memerangi korupsi. Bila

rapat pemerintah dibuka kepada umum dan media massa, bila

anggaran dan laporan keuangan bisa diperiksa oleh siapa saja, bila

undang-undang, aturan dan keputusan terbuka untuk didiskusikan,

semuanya akan terlihat transparan dan akan lebih kecil

Page 44: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xliv

kemungkinan pemerintah untuk menyalah gunakannya untuk

kepentingan sendiri. Selain itu transparansi atau keterbukaan bisa

membuat masyarakat percaya kepada badan atau organisasi

didalam kinerjanya.

3) Akuntabilitas

Adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar

tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pemerintahan dengan

ukuran-ukuran eksternal yang ada dimasyarakat dan dimiliki oleh

stake holders, seperti nilai dan norma yang berkembang dalam

masyarakat.

H. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten

Boyolali. Berdasarkan topik masalah yang diajukan yakni permasalahan

yang ada pada BAPERMASKIN Kabupaten Boyolali, maka peneliti

menentukan bentuk penelitian yang paling sesuai dengan kondisi

penelitiannya, yaitu jenis penelitian diskriptif kualitatif. Menurut Bogan

dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (2002:3) diartikan sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.

Page 45: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xlv

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kantor BAPERMASKIN Kabupaten

Boyolali yang beralamat di Jalan Duren No. 14 Boyolali.

BAPERMASKIN Kabupaten Boyolali merupakan satu-satunya instansi

atau badan yang menangani pemberdayaan masyarakat dan

penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Boyolali

3. Tehnik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi dari mana informasi itu

diperoleh. Sementara populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai

Bapermaskin Kabupaten Boyolali dimana kususnya pada pegawai yang

menangani bantuan kemiskinan melalui TMMD. Sesuai dengan jenis

penelitian yang digunakan, yaitu penelitian diskriptif kualitatif maka

sampel akan diambil secara“ purposive “ dimana sampel melalui informan

yang akan dipilih dari orang atau individu yang mengetahui kegiatan yang

akan diteliti yaitu tentang TMMD.

4. Sumber data

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah berupa data primer

dan data sekunder.

a. Data Primer : Data yang diperoleh langsung melalui pengamatan di

lokasi. Dalam hal ini sumber data primer yang diperoleh dari lokasi

pengamatan adalah keterangan dan data-data dari masyarakat penerima

bantuan yang terkait pada program TMMD pada Bapermaskin

Page 46: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xlvi

b. Data Sekunder : data yang diperoleh dari pihak lain atau sumber tak

langsung, yaitu makalah dan dokumen

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara yaitu metode pengumpulan data atau keterangan-

keterangan dengan cara Tanya jawab yang dilakukan oleh kedua belah

pihak.

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu berupa gambar atau laporan tertulis dari suatu

peristiwa yang isinya terdiri atas suatu penjelasan dan perkiraan

peristiwa tersebut, dan ditulis dengan sengaja untuk menyimpan atau

meneruskan keterangan mengenai peristiwa itu.

6. `Validitas Data

Agar informasi yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan

kebenaranya, maka dilakukan validitas data dengan teknik trianggulasi.

Trianggulasi merupakan suatu cara yang paling umum digunakan bagi

peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini

trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi sumber data. Cara ini

mengarah peneliti supaya menggunakan beragam sumber data yang

tersedia. Yang artinya, yaitu suatu teknik trianggulasi dimana data yang

Page 47: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xlvii

sama dikontrol pada sumber yang berbeda guna keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu.

7. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data kedalam pola, kategori dan suatu uraian dasar, sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data. Analisa data itu dilakukan dalam suatu proses.

(Lexy J. Moleong, 2002:103)

Didalam penelitian kualitatif, proses analisa yang digunakan tidak

dilakukan setelah data terkumpul semua, tetapi dilakukan pada waktu yang

bersamaan dengan proses pengumpulan data, karena analisa ini dimaksud

untuk memperoleh gambaran khusus yang bersifat menyeluruh tentang apa

yang tercakup dalam permasalahan yang diteliti.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model analisis interaktif, baik antar komponen maupun dengan proses

pengumpulan data dalam proses yang berbentuk siklus. Dalam penelitian

kualitatif analisis data terdiri dari tiga komponen pokok yaitu reduksi data,

sajian data, dan penarikan sempel dengan vertifikasinya.

a. Reduksi Data

Merupakan suatu bentuk analisis data yang menyeleksi,

menfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, dan

mentransformasikan data serta mengatur data sedemikian rupa untuk

Page 48: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xlviii

membuat kesimpulan. Proses ini berlangsung terus-menerus sepanjang

pelaksanaan penelitian.

b. Sajian Data

Merupakan rangkaian informasi yang memungkinkan kesimpilan

riset dapat dilakukan. Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti

akan dapat mengerti tentang apa yang sedang terjadi serta

memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisa atau tindakan

lain berdasarkan pengertian tersebut.

c. Penarikan simpulan dan vertifikasi

Kesimpilan yang dapat berupa suatu pengulangan yang meluncur

cepat, sebagai pemikiran kedua yang timbul melintas dalam pemikiran

peneliti pada waktu menulis dengan melihat kembali pada fieldnote.

Penarikan kesimpulan berdasarkan semua hal yang terdapat dalam

reduksi dan sajian data. Jika kesimpulan kurang mantap maka peneliti

menggali dalam fieldnote. Tetapi jika belum diperoleh data yang

diinginkan, maka peneliti mencari data lagi dilapangan. (Hb. Soetopo,

1998:36)

Maka dari itu langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1) Pengumpulan data

2) Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (analisis

awal)

Page 49: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xlix

3) Melakukan penggalian data yang lebih dalam bila ternyata dalam

menganalisis data dirasa masih kurang.

4) Usaha membuat rangkuman inti dan penarikan kesimpulan akhir.

Dengan demikian analisa data yang dihasilkan cukup mantap.

Model analisa interaktif dapat diperhatikan pada gambar berikut :

Gambar 1.3

Gambar Model Analisa Interaktif

(Hb. Soetopo, 2002:96)

Pengumpulan Data

Penarikan Simpulan / vertifikasi

Reduksi Data Sajian Data

Page 50: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

l

BAB II

DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Bapermaskin Kabupaten Boyolali

1. Sejarah Badan Pemberdayaan masyarakat dan Penanggulangan

Kemiskinan Kabupaten Boyolali

a. Institusi Pemberdayaan Masyarakat

Institusi Pemberdayaan masyarakat (1970 – 2008)

1) Pembangunan Masyarakat Desa (PMD)

2) Pembangunan Desa (BANGDES)

3) Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD)

4) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan

Kemiskinan (BAPERMASKIN)

Perubahan Nomenklatur bersamaan dengan perubahan paradigma dari

“Pembangunan menjadi pemberdayaan” jadi kalau dulu membangun

masyarakat maka sekarang memberdayakan masyarakat dengan

prioritas tetap pada masyarakat di desa dan masyarakat miskin.

b. Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Konsep Pemberdayaan Masyarakat menurut terminologi

pemberdayaan (empowerment) pada hakekatnya memiliki 2 makna

pokok yaitu :

1) Meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pelaksanaan

berbagai kebijakan dan program pembangunan.

Page 51: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

li

2) Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui wewenang secara

proporsional kepada masyarakat dalam pengambilan keputusan

dalam rangka membangun diri dan lingkungannya secara mandiri

“jadi pemberdayaan masyarakat berarti memampukan dan

memandirikan masyarakat”

Jadi Pemberdayaan Masyarakat berarti memajukan dan

memandirikan masyarakat

c. Dasar

1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah

2) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa

3) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan

4) Peraturan Bupati Boyolali Nomor 11 Tahun 2006 Tentang RPJMD

Kab. Boyolali 2006-2010

5) Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali No. 04 Tahun 2008 tentang

pembentukan susunan organisasi lembaga teknis Kabupaten

Boyolali

6) Peraturan Bupati Boyolali No.14 Tahun 2008 tentang penjabaran

tugas pokok dan fungsi lembaga teknis daerah

Page 52: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lii

B. Tugas Pokok Dan Fungsi Serta Struktur Badan Pemberdayaan

Masyarakat Dan Penenggulangan Kemiskinan (Bapermaskin)

1. Tugas pokok dan fungsi Bapermaskin Kabupaten Boyolali

Dalam pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali No. 04 Tahun

2008 tentang pembentukan susunan organisasi lembaga teknis Kabupaten

Boyolali, dan untuk kelancaran pelaksanaan tugas, dalam Pasal 56

Peraturan Bupati Boyolali No.14 Tahun 2008 tentang penjabaran tugas

pokok dan fungsi lembaga teknis daerah, maka Bapermaskin Kabupaten

Boyolali dalam Pasal 57 mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai

berikut :

a. Penjabaran fungsi Bapermaskin Kabupaten Boyolali

1) Perumusan dan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan

program, serta tugas-tugas pokok, pengendalian serta pembinaan

teknis dibidang pemberdayaan masyarakat desa

2) Pengkoordinasiaan pelaksanaan dan peningkatan pemberdayaan

masyarakat desa, dengan mengembangkan kemampuan,

kemandirian, dan peran swadaya gotong-royong masyarakat dalam

kegiatan pembangunan

3) Penilaian dan penyusunan laporan dibidang pemberdayaan

masyarakat Desa

4) Pelaksanaan urusan ketatausahaan badan pemberdayaan

masyarakat dan penanggulangan kemiskinan Kabupaten

Page 53: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

liii

b. Penjabaran tugas Kepala Bapermaskin mempunyai tugas pokok

memimpin pelaksanaan tugas membantu Bupati dalam

menyelengarakan pemerintahan daerah dibidang pemberdayaan

masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Adapun penjabaranya

adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan masyarakat

dan penanggulangan kemiskinan

2) Menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja, dan

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

3) Memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas badan

pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan

4) Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan

5) Mengadakan pengawasan terhadap kegiatan rutin dan

pembangunanmendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan

arahan kepada bawahan

6) Mengkoordinasi, konsultasi, peningkatan dan pengembangan,

kerjasama dengan unsur pemerintah dan swasta stakeholder),

dalam menyusun rencana dan program kegiatan bidang

pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan

7) Meneliti, memantau, mengendalikan, menilai, mengumpulkan dan

menganalisa data, bahan pengelolaan sistem informasi, monitoring,

evaluasi, penyusunan laporan hasil kegiatan badan pemberdayaan

masyarakat dan penanggulangan kemiskinan

Page 54: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

liv

8) Melaksanakan urusan kesekretarisan badan pemberdayaan

masyarakat dan penanggulangan kemiskinan

9) Melakukan monitoeing dan evaluasi kinerja badan pemberdayaan

masyarakat dan penanggulangan kemiskinan

10) Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk

memberikan DP3

11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepada atasan sesuai

bidang tugasnya.

Sedangkan penjabaran tugas pokok dan fungsi Bapermaskin menurut

Peraturan Bupati No. 14 Tahun 2008 dipimpin oleh seorang Kepala Badan

yang didukung oleh sumber daya manusia yang terdiri dari satu Sekretaris

dan 4 Kepala Bidang, yaitu :

c. Sekretaris Badan

1) Menyelenggarakan urusan surat-menyurat, rumah tangga,

hubungan masyarakat, barang, keprotokolan, urusan umum dan

kepegawaian, keuangan, perencanaan, penelitian, dan pelaporan.

2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat

1 Sekretaris mempunyai fungsi :

a) Pengelolaan urusan umum dan kepegawaian

b) Pengelolaan keuangan

c) Pengkoordinasian keuangan, penelitian dan pelaporan

3) Sekretaris mempunayai tugas pokok memimpin dan

mengkoordinasikan pelaksanaan urusan surat-menyurat, rumah

Page 55: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lv

tangga, hubungan masyarakat, barang, keprotokolan, urusan umum

dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, penelitian, dan

pelaporan

d. Sub bagian umum mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan

dan pengolahan administrasi umum meliputi surat menyurat,

kearsipan, rumah tangga, hubungan masyarakat, keprotokolan,

pelayanan umum dan administrasi kepegawaian dan pengelolaan

barang.

e. Sub bagian keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan

administrasi panatausahaan keuangan, pengelolaan keuangan, dan

pertanggungjawaban administrasi keuangan.

f. Sub bagian perencanaan, penelitian, dan pelaporan mempunyai tugas

pokok melaksanakan pengumpulkan data, penyusunan dokumen

satuan kerja dan rencana anggaran, meneliti dan menilai serta

menyusun laporan kinerja dan keuangan Badan pemberdayaan

masyarakat dan penanggulangan kemiskinan

g. Bidang pemberdayaan pengembangan Desa, ketahanan dan

keswadayaan masyarakat

1) Bidang pemberdayaan pengembangan Desa, ketahanan dan

keswadayaan masyarakat mempunyai tugas pokok menyiapkan

bahan, menyusun rencana dan program kegiatan, pelaksanaan,

pelayanan administrasi dan teknis, pembinaan dan bimbingan

kelembagaan,motovasi peningkatan sumberdaya manusia dan

Page 56: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lvi

kesejahteraan masyarakat, fasilitasi, pendataan, penilaian, dan

bantuan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kinerja dan keuangan

bidang pengembangan Desa, ketahanan dan bimbingan motivasi

keswadayaan masyarakat.

2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat

1, bidang pemberdayaan pengembangan Desa, ketahanan dan

keswadayaan mempunyai fungsi :

a) Perumusan petunjuk teknis, sosialisasi, bimbingan

kelembagaan dan pemantauan, penyusunan rencana dan

program kegiatan dibidang pengembangan Desa ketahanan dan

keswadayaan masyarakat

b) Perumusan kebijakan, pelaksanaan pembinaan dan bimbingan

kelembagaan, ketatalaksanaan dibidang pengembangan Desa,

ketahanan dan keswadayaan masyarakat

c) Perumusan, pengumpulan dan pengolahan data profil Desa

guna menentukan tingkat perkembangan Desa/Kelurahan

3) Kepala bidang pemberdayaan pengembangan Desa, ketahanan dan

keswadayaan masyarakat mempunyai tugas pokok memimpin

menyiapkan bahan, penyusunan rencana dan program kegiatan,

pelaksanaan, pelayanan administrasi, dan teknis, pembinaan dan

bimbingan kelembagaan, motivasi, peningkatan SDM, dan

kesejahteraan masyarakat, fasilitasi, pendataan, penilaian dan

bantuan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kinerja dan keuangan

Page 57: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lvii

bidang pengembangan Desa, ketahanan dan bimbingan motifasi

keswadayaan masyarakat.

4) Jabaran tugas pokok Kepala Bidang pemberdayaan pengembangan

Desa, ketahanan dan keswadayaan masyarakat sebagaimana

dimaksud pada Ayat 3 adalah sebagai berikut:

a) Menyusun konsep perumusan kebijakan teknis dibidang

pemberdayaan pengembangan Desa, ketahanan dan

keswadayaan masyarakat

b) Menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja

dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

c) Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan

d) Memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas bidang

pemberdayaan pengembangan Desa, ketahanan dan

keswadayaan masyarakat

e) Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan

kepada bawahan

f) Memberikan petunjuk teknis, sosialisasi, bimbingan

kelembagaan dan pemantauan, menyusun rencana dan program

kegiatan dibidang pengembangan Desa, ketahanan dan

keswadayaan masyarakat

g) Meningkatkan SDM, merumuskan, mengumpulkan dalam

pengolahan data profil Desa guna menenntukan tingkat

perkembangan Desa/Kelurahan

Page 58: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lviii

h) Memberikan bimbingan, petunjuk, pemantauan pelaksanaan

Musrenbang Desa/Kelurahan dan Kecamatan

i) Melaksanakan pendataan, pemantauan, pengendalian,

monitoring, evaluasi, dan pelaporan kinerja dan keuangan

dibidang pengembangan Desa, ketahanan dan keswadayaan

masyarakat

j) Melaksanakan pendataan dan rekapitulasi hasil pembangunan

Desa/Kelurahan yang dilaksanakan atas swadaya murni

masyarakat

k) Meningkatkan SDM bagi pelaku perencanaan pembangunan

partisipasif

l) Konsultasi, kerjasama dengan unsur pemerintah dan swasta

(stakeholder), dalam menyusun rencana program kegiatan

dibidang pengembangan Desa, ketahanan dan keswadayaan

masyarakat

m) Motifasi keswadayaan masyarakat dalam partisipatif

pembangunan

n) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja dibidang

pemberdayaan pengembangan Desa, ketahanan dan

keswadayaan masyarakat

o) Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk

memberikan DP3

Page 59: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lix

p) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

bidang tugasnya.

h. Bidang Pemberdayaan Sarana Prasarana Dasar, Pengembangan

Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna

1) Bidang pemberdayaan sarana prasarana dasar, pengembangan

pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna

mempunyai tugas pokok melaksanakan bimbingan dan pembinaan,

perumusan kebijakan teknis, menyusun perencanaan dan program

kegiatan, fasilitasi, bantuan, motivasi, pendataan, pemantauan,

pengendalian, monitoring, evaluasi, dan pelaporan hasil kegiatan,

dan keuangan dibidang sarana dan prasarana dasar, sumber daya

alam dan teknologi tepat guna

2) dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1

bidang pemberdayaan sarana dan prasarana dasar, pengembangan

pemanfaatan Sumber Daya Alam dan teknologi tepat guna

mempunayai fungsi:

a) Perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan penyusunan rencana

dan program kegiatan, bimbingan dan pembinaan, perumusan,

fasilitasi, bantuan, motivasi dalam bidang sarana dan prasarana

dasar, pengembangan, pemanfaatan, kerjasama, pengkajian

Sumber Daya Alam dan teknologi Tepat Guna serta

pemasyarakatan dan teknologi tepat guna

Page 60: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lx

b) Pengumpulan, pengolahan, analisa data dan pelestarian hasil

kegiatan, sarana prasarana, pengembangan, pemanfaatan,

kerjasama, pengkajian, sumber daya alam dan teknologi tepat

guna serta pemasyarakatan dan bantuan teknologi tepat guna

c) Penginventarisasian, penyusunan dan menganalisa data,

pemantauan, monitoring, evaluasi dan pelaporan, bimbingan

dan pembinaan di bidang sarana prasarana dasar yang meliputi

penataan lingkungan pemukiman dan sumber air, pemugaran

rumah yang tidak layak huni, penyediaan air bersih, jalan poros

Desa, revitalisasi Pasar Desa serta pengembangan,

pemanfaatan, kerjasama, pengkajian sumber daya alam, serta

pemasyarakatan dan bantuan teknologi tepat guna

3) Kepala bidang pemberdayaan sarana prasarana dasar,

pengembangan pemanfaatan Sumber Daya Alam dan teknologi

tepat guna mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan

bimbingan dan pembinaan, perumusan, kebijakan teknis,

menyusun perrencanaan dan program kegiatan, fasilitasi, bantuan,

motivasi, pendataan, pemantauan, pengendalian, monitoring,

evaluasi, dan pelaporan hasil kegiatan dan keuangan dibidang

pemberdayaan sarana prasarana dasar, pengembangan pemanfaatan

Sumber Daya Alam dan teknologi tepat guna

4) Penjabaran tugas pokok kepala bidang pemberdayaan sarana

prasarana dasar, pengembangan pemanfaatan Sumber Daya Alam

Page 61: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxi

dan teknologi tepat guna sebagaimana dimaksud pada Ayat 3,

adalah sebagai berikut :

a) Menyusun konsep perumusan kebijakan teknis dibidang

pemberdayaan sarana prasarana dasar, pengembangan

pemanfaatan Sumber Daya Alam dan teknologi tepat guna

b) Menyusun rencana dan program kerja, kegiatan, laporan kinerja

dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

c) Memberikan saran, pendapat, dan pertimbangan kepada atasan

d) Memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan tugasbidang

pemberdayaan sarana prasarana dasar, pengembangan

pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna

e) Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan

kepada bawahan

f) Mengumpulkan, mengolah, menganalisa data dan melestarikan

hasil kegiatan sarana prasarana dasar, pengembangan,

pemanfaatan, kerja sama, pengkajian, Sumber Daya Alam dan

Teknologi Tepat Guna

g) Menginventarisasi, menyusun dan menganalisa data,

pemantauan, pengendalian, bimbingan dan pembinaan dibidang

sarana prasarana dasar yang meliputi penataan lingkungan

pemukiman dan sumber air, pemugaran rumah tidak layak

huni, penyediaan air bersih, jalan poros Desa, revitalisasi Pasar

Desa serta dibidang sarana pengembangan, pemanfaatan

Page 62: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxii

kerjasama, pengkajian sumber daya alam dan teknologi tepat

guna serta pemasyarakatan dan bantuan teknologi tepat guna

h) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja bidang

pemberdayaan sarana prasarana dasar, pengembangan,

pemanfaaatan sumber daya alam dan bantuan teknologi tepat

guna

i) Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk

memberikan DP3

j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

bidang tugasnya

i. Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat

1) Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi masyarakat mempunyai

tugas pokok melaksanakan penyiapan, perumusan, kebijakan

teknis, pelaksanaan, penyusunan rencana dan program kegiatan,

fasilitasi, bantuan, bimbingan dan pembinaan, pendataan,

pemantauan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan kinerja

dibidang pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat

2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat 1,

Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat mempunyai

fungsi sebagai berikut :

a) Pengkoordinasian, penyiapan perumusan kebijakan teknis,

pelaksanaan penyusunan rencana dan program kegiatan,

bantuan dana usaha, pengkreditan, produksi, dan pemasaran

Page 63: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxiii

b) Pelaksanaan fasilitasi, bimbingan dan pembinaan, pendataan,

pemantauan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan

kinerja di bidang pengembangan usaha ekonomi masyarakat

c) Peningkatan SDM bagi masyarakat usaha informal, kelompok

UED dan LPMD

3) Kepala bidang pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat

mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan, penyiapan,

perumusan, kebijakan teknis, pelaksanaan, penyusunan rencana

dan program kegiatan, fasilitasi, bantuan, bimbingan dan

pembinaan, pendataan, pemantauan, pengendalian, evaluasi, dan

pelaporan kinerja dibidang usaha ekonomi masyarakat

4) Penjabaran tugas pokok kepala bidang pemberdayaan usaha

ekonomi masyarakat sebagaimana dimaksud pada Ayat 3, adalah

sebagai berikut :

a) Menyusun konsep perumusan kebijakan teknis di bidang

pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat

b) Menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja

dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

c) Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan

d) Memimpin dan menggkoordinasikan pelaksanaan tugas bidang

pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat

e) Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan

kepada bawahan

Page 64: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxiv

f) Menfasilitasi, bimbingan dan pembinaan, pendataan,

pemantauan, pengendalian, monitoring, evaluasi, dan pelaporan

kinerja dibidang pengembangan usaha ekonomi masyarakat

g) Meningkatkan SDM bagi masyarakat usaha informal,

kelompok UED dan LPMD

h) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja di bidang

pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat

i) Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk

memberikan DP3

j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

dengan bidang.

j. Bidang Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan

1) Bidang Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan

mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan, konsultasi,

sosialisasi, kerjasama, pengumpulan dan analisa data, perumusan,

kebijakan teknis, pelaksanaan, penyusunan rencana dan program

kegiatan, peningkatan SDM, pemantauan, pengendalian,

monitoring, evaluasi, dan membuat laporan kinerja dan keuangan

dibidang penanggulangan kemiskinan

2) Dalam penyelenggaraan tugas dimaksud pada Ayat 1, Bidang

Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan mempunyai

fungsi :

Page 65: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxv

a) Pelaksanaan pengumpulan bahan, data dan analisa, sosialisasi,

perumusan, kebijakan teknis, pelaksanaan, penyusunan rencana

dan program kegiatan dibidang program penanggulangan

kemiskinan

b) Pengkoordinasian, konsultasi, kerjasama dengan unsur

pemerintah dan swasta (stakeholder), dalam penyusunan

rencana dan program kegiatan serta pelaksanaan program

penanggulangan kemiskinan

c) Pemantauan, pengendalian, monitoring, evaluasi, dan

pelaporan kinerja dibidang penanggulangan kemiskinan

d) Peningkatan SDM bagi pelaku program kegiatan

penanggulangan kemiskinan

e) Pelaksana Sekretariat Tim Koordinasi penanggulangan

kemiskinan Daerah

3) Kepala bidang pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan

mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan,

pengkoordinasian, konsultasi, sosialisasi, kerjasama, pengumpulan

dan analisa data, perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan,

penyusunan rencana dan program kegiatan, peningkatan SDM,

pemantauan, pengendalian, evaluasi, dan membuat laporan kinerja

dan keuangan dibidang penanggulangan kemiskinan

Page 66: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxvi

4) Penjabaran tugas pokok kepala bidang pemberdayaan dan

penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud pada Ayat 3,

adalah sebagai berikut :

a) Menyusun konsep perumusan kebijakan teknis di bidang

pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan

b) Menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja

dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

c) Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan

d) Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas bidang

pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan

e) Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan

kepada bawahan

f) Mengkoordinasikan, konsultasi, kerjasama dengan unsur

pemerintah dan swasta (stakeholder), dalam penyusunan

rencana dan program kegiatan serta pelaksanaan program

penanggulangan kemiskinan daerah

g) Mamantau, mengendalikan, monitoring, evaluasi dan pelaporan

kinerja dibidang pemberdayaan penanggulangan kemiskinan

h) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja dibidang

pemberdayaan penanggulangan kemiskinan

i) Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk

memberikan DP3

Page 67: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxvii

j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

dengan bidang tugasnya

k. Kelompok jabatan fungsional adalah sejumlah tenaga fungsional yang

terbagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan keahliannya.

Kelompok tenaga fungsional dipimpin oleh seorang koordinator

mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan fungsional dibidang

masing-masing sesuai dengan keahliannya.

Kelompok tenaga fungsional dalam melaksanakan tigasnya dipimpin

oleh seorang tenaga ahli senior yang ditunjuk oleh kepala

Berikut ini merupakan bagan struktur organisasi Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan

(Bapermaskin) Kabupaten Boyolali :

Page 68: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxviii

Page 69: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxix

C. Keadaan Pegawai

1. Kondisi Sumber Daya Manusia

a. Dukungan SDM

Dalam menyelenggarakan tugas pemberdayaan, Badan Pemberdayaan

dan Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Boyolali di dukung oleh

48 pegawai yang beragam latar belakang pendidikan, eselon dan

golongan, antara lain dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.1

Jumah Pegawai beserta pendidikannya

Jumlah Pegawai

Pendidikan Eselon

L P S2 S1 D3 SLTA SLTP SD II III IVa Staf PTT

29 23 4 36 5 4 2 1 1 5 9 33 2

Golongan

IVc IVb IVa IIId IIIc IIIb IIIa IId IIc IIb IIa Ia PTT

1 1 6 9 7 13 6 3 2 - 2 - 2

Sumber Data : Bapermaskin Boyolali 2008

Page 70: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxx

b. Data personil pejabat eselon di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Penanggulangan Kemiskinan

Tabel 2.2

Nama-Nama Pejabat Struktural

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan

No Nama Jabatan

1 Drs. Nur Khamdani,MM Kepala Bapermaskin Kabupaten Boyolali

2 Dra. Hardiyanti Sekretaris Bapermaskin Kabupaten Boyolali

3 Djoko Sulistyo,SE Kabid Pemberdayaan Sarana Prasana Dasar, Pengembangan, Pemanfaatan SDA dan TTG

4 Ir. Ida Nawaksari Kabid Pemberdayaan Pengembangan Desa, Ketahanan

5 Ir. Supardi Kabid Pemberdayaan Usaha Ekonomi Desa

6 Jaka Santoso,SH Kabid pemberdayaan Penanggulangan Kemiskinan

7 Drs. Nur Aziz,MM Kasubag Umum dan Kepegawaian

8 Sri Hariyati,SH Kasubag Perencanaan, Penelitian dan Pelaporan

9 Siti Istoqomah,SH Kasubag Keuangan

10 Ari Setyawan EP,SE,MM Kasubid Fasilitas Peningkatan SDM dan Sarana

11 Dra. Sri Rahayu Kasubid Pemberdayaan Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat

12 Sri handayani, S.Sos Kasubid Fasilitasi Konservasi Rehabilitasi Sarana Prasarana dan Lingkungan Pemukiman

13 Sito, S.Sos Kasubid Pemberdayaan Pengembangan Pemanfaatan

14 Mulyono, SE Kasubid Pemberdayaan Bantuan Usaha Pengkreditan, Produksi dan Pemasaran

15 Sri martutiningsih,SH Kasubid Pemberdayaan Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat

16 Mulyanto, S.Sos Kasubid Pemberdayaan Fasilitas dan Pementauan

17 Agus Pratikno, S.Sos Kasubid Pemberdayaan Pengembangan Jaringan Penanggulangan Kemiskinan

Sumber Data : Bapermaskin Boyolali 2008

Page 71: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxi

Berikut ini adalah daftar jumlah pegawai yang bekerja di

Bapermaskin (Badan pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan

Kemiskinan) Kabupaten Boyolali

Tabel 2.3

Daftar Pegawai Negeri Sipil dan CPNS Bapermaskin Kabupaten Boyolali

No Nama Pendidikan

1 Drs. Nur Khamdani, MM Pasca Sarjana

2 Dra. Hardiyanti S1/SOSPOL/AN

3 Drs. Djjoko sulistyo,SE S1/Ekonomi

4 Ir. Ida Nawaksari S1/ Pertanian

5 Ir. Supardi S1/Pertanian

6 Jaka santoso,SH S1/ Hukum

7 Drs. Nur Aziz,MM Pasca Sarjana/MM

8 Ari setyawan,EP.SE.MM Pasca Sarjana/MM

9 Mulyono, SE S1/Ekonomi

10 Sri Martutiningsih,SH S1/Hukum

11 Dra. Sri Rahayu S1/Sospol/AN

12 Mulyanto, S.Sos S1/Sospol/AN

13 Sri Handayani, S.Sos S1/Sospol/AN

14 Sri Hariyati,SH S1/Hukum/AN

15 Agus Pratikno, S.Sos S1/Sospol/AN

16 Siti Istoqomah,SH S1/Ekonomi

17 Sito, S.Sos S1/Sospol

18 Dra. Endah Purnamaningsih S1/SIP

19 Darto,SH.MH Pasca Sarjana/MH

20 Dudi maRsudi, BA Sarmud/APMd

21 Soleman, BE Sarmud/ Teknik

22 Nyamadi, S.Sos S1/AN

23 Suparmi,S.Sos S1/AN

24 Supardi,SE Sarjana/Sospol/AN

25 Kartika Dewi Sari, SH S1/Hukum

26 Sri Menep, S.Sos S1/AN

27 Mawardi, S.Sos S1/Sospol/AN

28 Eko Sarwono, S.Sos S1/Sospol/AN

29 Ms. Noor Rohman,SE.MM Sarjana /Ekonomi

30 Sagiman SMEA

31 Muyasirotun,S.Sos S1/Sospol/AN

32 Tri Yogi,SA.SE S1/Ekonomi

33 Tri Wahyuti,SE S1/Ekonomi

Page 72: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxii

34 Sugiharto, SH S1/Hukum

35 Muh soni,S.Sos S1/Sospol/AN

36 Umi Khasasanah, S.Sos S1/Sospol/AN

37 Pipit Novasari, ST S1/Komputer

38 Sarjana, S.Sos S1/Sospol/AN

39 Nurjanah Ashopiyah, S.Sos S1/Sospol/AN

40 Sri Lestari, S.Sos S1/Sospol/AN

41 Kusmiyatun, S.Sos S1/Sospol/AN

42 Sri Budi Raharjo,SE S1/Ekonomi

43 Sri Yekti Utami SMA

44 Dian Indrayani,SP Sarjana/Pertaian

45 Susanto SMA

46 Ponirin ST

47 Puguh Suyono SMA

48 Yanti Dwi.W.AMd Sarmud/Administrasi

49 Dedy Styawan, A.Md Sarmud/Komputer

50 Sugino ST

51 Ngatman SD

52 Tanti Nurmani,SE S1/Ekonomi

53 Rin Handayani, A.Md Sarmud/Adm

54 Prasetyo Joko Nugroho STM

Sumber Data : Bapermaskin Boyolali 2008

2. Kondisi Sarana dan Prasana

Sarana dan prasana yang mendukung terselenggaranya tugas

pemberdayaan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan

Kemiskinan Kabupaten Boyolali, antara lain :

a. Bangunan Badan

1) Luas tanah ± 1.550m2 (tiga bidang)

2) Bangunan gedung permanen seluas -/+ 813 m2 (tiga bidang)

3) Status tanah hak pakai milik PJKLA, dua bidang terletak di JL.

Duren no. 14 Siswodipuran Boyolali dan satu bidang terletak di jl.

Jambu Siswodipuran Boyolali

Page 73: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxiii

b. Kendaraan Dinas

Tabel 2.4

Jumlah kendaraan di Bapermaskin

No. Merk Kendaraan Jenis Kendaraan

Tahun Rakitan

Nopol Kondisi

1

2

3

4

Toyota

Daihatsu

Mitsubisi

Mitsubisi

Kijang

Station Wagen

SW-l 300 Solar

SW-l 300 Bensin

2005

1995

1995

1995

AD 20 D

AD 9503 D

AD 9505 D

AD 9505 D

Baik

Sedang

Sedang

Sedang

Sumber Data : Bapermaskin Boyolali 2008

D. Keadaan Masyarakat Miskin Kabupaten Boyolali

Di Kabupaten Boyolali yang mempunyai luas wilayah ±

101.510,10Hektar dan mempunyai jumlah penduduk sebanyak ±989.296 jiwa

yang terdiri dari 272.047KK. dari 94.853KK termasuk miskin, sehingga

pemerintah Kabupaten Boyolali masih mempunyai tanggungjawab untuk

mengentaskan kemiskinan sebanyak itu. Adapun persebaran penduduk miskin

di Kabupaten Boyolali dengan alasan ekonomi adalah sebagai berikut:

Page 74: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxiv

Tabel 2.5 Data penduduk miskin se-Kecamatan

Kabupaten Boyolali

Tahun 2007-2008

No Kecamatan Jumlah

Desa

Tahun 2007 Tahun 2008

Jumlah

Penduduk

Penduduk

Miskin

% Jumlah

Penduduk

Penduduk

Miskin

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Selo 10 25.714 9.441 36,72 28.548 9.441 33,07

2 Ampel 20 76.832 24.512 24,22 79.278 24.512 30,54

3 Cepogo 15 47.929 15.201 31,72 54.073 15.201 28,11

4 Musuk 20 56.987 19.006 33,35 61.303 19.006 31,00

5 Boyolali 9 73.888 16.420 22,22 61.438 16.420 26,73

6 Mojosongo 13 65.941 10.318 15,65 52.776 10.318 23,67

7 Teras 13 43.652 11.187 22,63 50.862 11.187 21,70

8 Sawit 12 33.005 9.900 30,00 33.821 9.900 30,08

9 Banyudono 15 47.809 14.160 29,62 46.826 14.160 30,24

10 Sambi 16 45.809 14.663 32,01 48.627 14.663 30,15

11 Ngemplak 12 77.125 18.050 22,40 71.286 18.050 25,32

12 Nogosari 13 55.453 17.171 30,96 60.744 17.171 28,27

13 Simo 13 48.522 16.317 33,63 45.609 16.317 35,78

14 Karanggede 16 45.023 22.194 49,29 41.992 22.194 52,85

15 Klego 13 46.851 17.002 36,29 50.213 17.002 33,86

16 Andong 16 73.289 17.973 24,52 63.662 17.973 23,94

17 Kemusu 13 34.822 19.745 56,70 47.535 19.745 41,54

18 Wonosegoro 18 50.794 29.949 58,96 56.570 29.949 52,94

19 Juwangi 10 29.712 12.811 43,12 34.133 12.811 37,53

Jumlah 979.157 315.723 32,24 989.296 315.723 31,87

Sumber data : Bapermaskin Boyolali 2008

Kondisi ketidakberdayaan sebagian besar masyarakat Kabupaten

Boyolali diupayakan ditanggulangi dengan mengembangkan berbagai aspek,

Page 75: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxv

yaitu dengan menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan

masyarakat berubah sikap untuk berkembang dan lebih maju, memperkuat

daya yang dimiliki masyarakat memlalui pemberian input berupa bantuan

dana, pembangunan prasarana, sarana fisik sosial serta pengembangan

kelembagaan ekonomi (usaha keluarga lembaga keuangan mikro). Melakukan

pembinaan kepada masyarakat dalam rangka melindungi yang lemah untuk

mencegah persaingan yang tidak seimbang (bukan berarti menutupi atau

mengisolasi dari interaksi dengan yang lain).

Page 76: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxvi

BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai penyaluran bantuan pada

masyarakat miskin oleh Bapermaskin Kabupaten Boyolali melalui program

TMMD dan kinerja Bapermaskin dalam kegiatan tersebut dengan menggunakan

tiga indikator kinerja yaitu responsibilitas, transparansi, dan akuntabilitas.

A. Penyaluran bantuan pada masyarakat miskin melalui program TMMD

Penyaluran bantuan pada masyarakat miskin melalui program TMMD

dilakukan dengan penyusunan proposal oleh panitia program pemohon

bantuan yang diusulkan melalui Pemerintah Desa. Proposal tersebut di sahkan

oleh kepala desa dan camat. Pihak Bapermaskin akan memverivikasi proposal

tersebut untuk kemudian dilakukan penilaian terhadapa seluruh proposal yag

masuk ke Bapermaskin untuk selanjutnya dilakukakan penilaian untuk

menentukan calon lokasi kegiatan TMMD.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan salah seorang staff Bapermaskin

bagian program TMMD yang menyatakan:

``masyarakat yang mrngajukan bantuan harus membuat proposal dahulu yang ditujukan kepada Bupati Boyolali. Proposal tersebut disahkan oleh kepala desa dan camat setempat. Setelah itu bapermaskin akan memverifikasi proposal tersebut untuk kemudian dilakukan penilaian. Setelah dilakukan penilaian maka akan ditentukan calon lokasi kegiatan TMMD``(hasil wawancara tanggal 8 juni 2010)

Page 77: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxvii

Apabila proposal dinyatakan diterima, dan sudah ditetapkan calon

lokasinya Bapermaskin mengajukan permohonan dana ke tingkat Provinsi.

Selanjutnya penyaluran bantuan dilaksanakan sesuai dengan program kerja

yang telah ditentukan. Jika proposal dinilai tidak layak oleh Bapermaskin,

maka tidak diteruskan untuk pengajuan ke Propinsi. Bapermaskin akan

mengembalikan proposal tersebut kepada panitia program TMMD untuk di

revisi. Hal ini sebagaimana dikemukakan lebih lanjut oleh tim TMMD

Bapermaskin yang menyatakan:

``Terhadap lokasi yang telah ditetapkan Bapermaskin itu melakukan langkah-langkah pengajuan rencana anggaran biaya baik kepada pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah kabupaten. Selanjutnya penyaluran bantuan dilaksanakan sesuai dengan program kerja yang telah ditentukan``. (hasil wawancara tanggal 8 juni 2010)

Sesuai dengan program Bapermaskin, program penyaluran bantuan

melalui program TMMD ditujukan pada masyarakat miskin sebagai kelompok

sasaran utama. Kelompok sasaran berdasarkan pada ketentuan program

TMMD yaitu tentang verivikasi calon lokasi TMMD kelompok sasaran yang

dikatagorikan sebagai masyarakat miskin meliputi empat kelompok yaitu:

a. Masyarakat desa yang terisolir

b. Masyarakat yang tertinggal

c. Daerah rawan bencana

d. Masyarakat terpencil

Page 78: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxviii

Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Staf

Program TMMD yang menyatakan bahwa:

‘’masyarakat miskin yang menjadi sasaran dalam kegiatan TMMD ini adalah masyarakat yang terpencil, jauh dan tidak terjangkau oleh banyak orang, dan yang tinggal di daerah yang sering terkena bencana’’ (hasil wawancara tanggal 8 juni 2010)

Salah satu kecamatan di Kabupaten Boyolali yang pada tahun 2008

diajukan dan disetujui untuk melaksanakan program TMMD adalah

kecamatan Sambi dengan nama kegiatan Sengkuyung I. Pelaksanaan program

TMMD Sengkuyung I ini dilakukan pada tanggal 21 Mei sampai dengan

tanggal 10 Juni 2008. Kegiatan ini dilakukan pada kelompok sasaran di tiga

desa yaitu desa sambi, desa Jatisari, dan desa Glintang.

Kegiatan dilakukan melalui dua tahap yaitu kegiatan fisik dan non fisik.

Kegiatan fisik dilakukan dengan sasaran pokok melakukan betonisasi jalan

sepanjang 2300 meter dengan ketebalan 10cm. Kegiatan non-fisik dilakukan

melalui kegiatan penyuluhan, pengobatan massal, dan kegiatan pasar murah.

Beradasar pada laporan pelaksanaan TMMD Sengkuyung I tahun 2008,

rincian kegiatan non-fisik tesebut adalah sebagai berikut:

1. Dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2008: Kegiatan dilakukan jam 09.00

sampai dengan jam 13.00 WIB di Balai Desa Jatisari Kecamatan Sambi.

Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat, panitia, tokoh masyarakat, tokoh

agama, tokoh perempuan setempat. Materi yang disampaikan adalah

penjelasan pelaksanaan kegiatan TMMD sengkuyung I oleh Bapermaskin

dan Pemda

Page 79: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxix

2. Dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2008. Kegiatan dilakukan jam 09.00

sampai dengan jam 12.00 WIB di Balai desa Jatisari Kecamatan Sambi.

Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat, panitia, tokoh masyarakat, tokoh

agama dan tokoh perempuan. Materi yang disampaikan adalah PPBN dan

Kamtibmas dengan penceramah dari Kodim 0724/Boyolali.

3. Dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2008. Kegiatan dilakukan jam 09.00

sampai dengan jam 12.00 WIB di Balai desa Jatisari Kecamatan Sambi.

Kegiatan ini diikuti oleh 45 orang masyarakat. Materi yang disampaikan

adalah penyuluhan tentang kenakalan remaja dan obat-obatan terlarang.

Dengan penceramah Kapolsek Sambi.

4. Dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2008. Kegiatan dilakukan jam 09.00

sampai dengan jam 12.00 WIB di Balai desa Jatisari Kecamatan Sambi.

Kegiatan ini diikuti oleh warga masyarakat dan panitia pelaksanaan.

Materi yang disampaikan adalah penyuluhan tentang pemeliharaan jalan

poros pelaksanaan TMMD sengkuyung I oleh DPU PPK Kabupaten

Boyolali

5. Dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2008. Kegiatan dilakukan jam 09.00

sampai dengan jam 12.00 WIB di Balai desa Jatisari Kecamatan Sambi.

Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat desa Jatisari, Sambi, Glintang. Materi

yang disampaikan adalah penyuluhan kesehatan oleh Puskesmas Sambi.

Dengan kegiatan pengobatan masal dan pasar murah.

Selain di Kecamatan Sambi, kecamatan Ampel pada tahun 2008 juga

diajukan dan disetujui untuk melakukan program TMMD dengan nama

Page 80: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxx

kegiatan Sengkuyung II. Pelaksanaan program TMMD Sengkuyung II ini

dilakukan pada tanggal 11 Oktober sampai dengan tanggal 30 Oktober 2008.

Kegiatan ini dilakukan pada kelompok sasaran di desa Sampetan Kecamatan

Ampel.

Kegiatan dilakukan melalui dua tahap yaitu kegiatan fisik dan non

fisik. Kegiatan fisik dilakukan dengan sasaran pokok melakukan betonisasi

jalan sepanjang 2500 meter dengan ketebalan 10 cm, selain sasaran pokok

panitia program juga ada sasaran tambahan atau pengembangan yaitu

pembuatan saluran air sepanjang 85 meter tinggi 50cm dan lebar 30cm serta

pemugaran perumahan untuk 2 (dua) KK termiskin di Sampetan dengan luas

bangunan 5 meter x 7 Meter dari dana Korpri Kabupaten Boyolali dan

swadaya masyarakat.

Sedangkan kegiatan non-fisik dilakukan melalui kegiatan sosialisasi

rencana pelaksanaan TMMD, penyuluhan kesadaran bela negara dan

sosialisasi penerimaan prajurid TNI, penyuluhan bahaya narkoba dan

kenakalan remaja serta penyuluhan tentang KDRT. Beradasar pada laporan

pelaksanaan TMMD Sengkuyung II tahun 2008, rincian kegiatan non-fisik

tesebut adalah sebagai berikut:

1. Dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2008. Kegiatan dilakukan jam 09.00

sampai dengan jam 12.00 WIB di lingkungan desa Sampetan Kecamatan

Ampel. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat, panitia, tokoh masyarakat,.

Materi yang disampaikan adalah penjelasan pelaksanaan kegiatan TMMD

sengkuyung II oleh Pemda Kabupaten Boyolali.

Page 81: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxxi

2. Dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2008. Kegiatan dilakukan jam

09.00 sampai dengan jam 12.00 WIB di Balai desa Sampetan Kecamatan

Ampel. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat, panitia, tokoh masyarakat,.

Materi yang disampaikan adalah penyuluhan kesadaran bela negara dan

sosialisasi penerimaan prajurid TNI dan kodim 0724/Kabupaten Boyolali

dengan penceramah dari Kodim 0724/Boyolali.

3. Dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2008. Kegiatan dilakukan jam

09.00 sampai dengan jam 12.00 WIB di Balai desa Sampetan Kecamatan

Ampel. Kegiatan ini diikuti oleh 73 orang masyarakat. Materi yang

disampaikan adalah penyuluhan tentang bahaya narkoba dan kenakalan

remaja serta penyuluhan pembuatan SIM oleh Polres Boyolali

4. Dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2008. Kegiatan dilakukan jam

09.00 sampai dengan jam 12.00 WIB di Balai desa Sampetan Kecamatan

Ampel. Materi yang disampaikan adalah penyuluhan tentang KDRT oleh

BKBPP Kabupaten Boyolali.

5. Dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2008. Kegiatan dilakukan jam

09.00 sampai dengan jam 12.00 WIB di Balai desa Sampetan Kecamatan

Ampel. Materi yang disampaikan adalah penjelasan tentang pemeliharaan

jalan purna TMMD sengkuyung II oleh DPU PPK Kabupaten Boyolali,

selain itu juga diadakan penyuluhan kesehatan dari puskesmas Ampel

dengan kegiatan pengobatan gratis dan pasar murah.

Alokasi dana pada masing-masing kegiatan program TMMD tersebut

dibelanjakan sesuai dengan anggran yang diajukan. Alokasi dana kegiatan

Page 82: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxxii

Sengkuyung I adalah Rp.487.278.000,- dan kegiatan sengkuyung II adalah

Rp.502.000.000,-. Sumber dana kegiatan tersebut berasal dari APBD propinsi,

APBD Kabupaten, dan Swadaya masyarakat, serta Dana Korpri. Berdasar

pada Laporan Pelaksanaan Program TMMD tahun 2008, rincian alokasi

sumber dana untuk kedua kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Sumber Dana TMMD

No Sumber Dana Kegiatan

Sengkuyung I Sengkuyung II 1 APBD Provinsi Jateng Rp.197.000.000,- Rp.197.000.000,- 2 APBD Kabupaten Boyolali Rp.169.459.000,- Rp.169.459.000,- 3 Swadaya Masyarakat Rp.120.000.000,- Rp.108.540.000,- 4 Dana Korpri - Rp. 15.000.000,- 5 Swadaya Pemugaran Perumahan - Rp. 12.000.000,- Total Rp.487.278.000,- Rp.502.000.000,-

Mengacu pada Laporan Pelaksanaan kegiatan tahun 2008, kegiatan

Sengkuyung I dapat mencapai target yang ditentukan yaitu 100% mencapai

sasaran pokok kegiatan betonisasi sepanjang 2300 meter, lebar 3 meter tinggi

10 cm dari desa sambi, jatisari, glintang. Selain itu, juga dicapai sasaran

tambahan / pengembangan yang meliputi pembuatan gorong-gorong sebanyak

2 buah, panjang 6 meter diameter 60 cm, dan pembuatan talud panjang 60

meter, lebar atas 30 cm, lebar bawah 40 cm tinggi 1,5 meter. Kegiatan

Sengkuyung II juga mencapai target 100% untuk sasaran pokok : betonisasi

sepanjang 2500 meter, lebar 3 meter tinggi 10 cm dari desa sampetan

kecamatan ampel. Sasaran tambahan / pengembangan yang juga tercapai

dalam kegiatan tersebut adalah:

Page 83: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxxiii

a). Saluran air sepanjang 85 meter tinggi 50cm dan lebar 30cm

b). Permugaran rumah untuk 2 (dua) KK termiskin di sampetan dengan luas

bangunan 5 meter x 7 meter dari dana korpri kabupaten boyolali sebesar

15.000.000,- dan swadaya masyarakat Rp. 12.000.000,-

Keberhasilan dari program TMMD di Kabupaten Boyolali dengan

dua kegiatan yaitu Sengkuyung I dan Sengkuyung II dapat juga dilihat dari

dukungan data dokumentasi dari beberapa gambar berikut.

Gambar Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)

sengkuyung tahap I tahun 2008

Gambar 3.1 Kondisi 0 % TMMD Sengkuyung I Desa Jatisari

Page 84: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxxiv

Gambar 3.2 Kegiatan Pelaksaan Sengkuyung I Di Desa Jatisari (50%)

Gambar 3.3

Kondisi 100 % Betonisasi Sengkuyung I Desa Jatisari (100%)

Page 85: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxxv

Gambar Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)

sengkuyung tahap II tahun 2008

Gambar 3.4 Kondisi jalan ds. Sampetan kec. Ampel kab. Boyolali (0%)

Gambar 3.5 Pelaksanaan pengecoran jalan oleh masyarakat ds. Sampetan dan

TNI (50%)

Page 86: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxxvi

Gambar 3.6 Bupati Boyolali meresmikan betonisasi hasil TMMD

di desa Sampetan kecamatan Ampel (100%)

Gambar 3.7 Kondisi rumah (0%) Bp. Marji Darsono Dk. Sidorejo Ds Sampetan Kec. Ampel

Page 87: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxxvii

Gambar 3.8 Kondisi rumah (50%) Bp. Marji Darsono Dk. Sidorejo Ds Sampetan Kec. Ampel

Gambar 3.9 Kondisi rumah (100%) Bp. Marji Darsono

Dk. Sidorejo Ds Sampetan Kec. Ampel

Page 88: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxxviii

Dengan demikian dapat dipahami bahwa Penyaluran bantuan pada

masyarakat miskin melalui program TMMD di Kabupaten Boyolali

khususnya pada tahun 2008 sudah terlaksana dan berhasil sesuai dengan

yang diharapkan. Kegiatan program TMMD dengan nama Sengkuyung I

dan Sengkuyung II tidak hanya meliputi kegiatan fisik, tetapi juga

kegiatan non-fisik. Hal tersebut sangat mendukung keberhasilan

pencapaian tujuan program TMMD yaitu untuk membantu Masyarakat

desa yang terisolir, masyarakat yuang tertinggal, daerah rawan bencana

dan masyarakat terpencil.

B. Kinerja Bapermaskin pada program TMMD

Pada penelitian ini, kinerja Bapermaskin pada program penyaluran

bantuan pada masyarakat miskin melalui program TMMD dilakukan melalui

tiga indikator yaitu responsibilitas, transparansi, dan akuntabilitas.

1. Responsibilitas

Bapermaskin didalam menyalurkan bantuan kepada masyarakat

melalui program TMMD sudah sesuai dengan peraturan atau ketentuan

yang berlaku yaitu sudah sesuai dengan dasar-dasar pelaksanaan TMMD

tahun 2008. Peraturan atau ketentuan yang menjadi acuan pelaksanaan

kegiatan tersebut adalah Peraturan Bupati Kabupaten Boyolali No. 14

Tahun 2008. Hal ini sesuia dengan pernyataan yang dikemukakan oleh

staff Bapermaskin kabupaten Boyolali yang manyatakan:

“Sudah jelas, Bapermaskin Kabupaten Boyolali didalam menjalankan tugasnya sudah sesuai dengan peraturan yang

Page 89: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

lxxxix

berlaku yaitu sesuai dengan Peraturan Bupati Kabupaten Boyolali Nomor 14 Tahun 2008. disitu sudah jelas aturan-aturan didalam memberikan bantuan”. (hasil wawancara tanggal 08 Juni 2010)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Bapermaskin

Kabupaten Boyolali, yaitu:

“Didalam melakukan atau pelaksanaan setiap kegiatan di dalam Bapermaskin sesuai dengan norma atau ketentuan yang berlaku.yaitu sesuai dengan peraturan Bupati”. (hasil wawancara tanggal 08 Juni 2010)

Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh Kepala Sub Bagian

Perencanaan, Penelitian dan Pelaporan di Bapermaskin Boyolali yang

mengemukakan bahwa:

“Setiap kegiatan pemberian bantuan kepada masyarakat harus didasarkan pada rencana yang telah dilakukan sebelumnya. Rencana tersebut dibuat 2 (dua) tahun sebelumnya dilaksanakan. Jadi setiap pelaksanaan dilaksanakan dua tahun sesudahnya” (hasil wawancara tanggal 08 Juni 2010)

Sistem dan prosedur pemberian bantuan mengacu pada Peraturan

Bupati Kabupaten Boyolali Nomor 14 Tahun 2008 tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Calon penerima bantuan dalam bentuk uang mengajukan permohonan

pencairan dana kepada Bupati cq.(“cq” yang dimaksud adalah “dalam

hal ini yaitu”) Kepada DPPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah) dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Proposal yang telah ditandatangani oleh Pemohon (Ketua),

direkomendasi oleh Kepala Desa/Lurah dan Camat

Page 90: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xc

b. Kwitansi bermeterai secukupnya yang ditandatangani oleh

Pemohon/Ketua dan diketahui oleh Kepala Desa atau Kepala

SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait.

c. Fotocopy KTP (Kartu Tanda Penduduk) Pemohon atau Ketua

2. Kepala Desa/Lurah, Camat dan Kepala SKPD terkait menverifikasi/

meneliti kelayakan/ kepatutan/ besaran bantuan terhadap ajuan

proposal pemohon

3. Kepala Desa/Lurah, Camat dan Kepala SKPD merekomendasi atas

usulan/ proposal calon penerima bantuan tentang kelayakan bantuan

tersebut kepada Kepala DPPKAD selaku SKPKD (Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah) sekaligus sebagai pengguna anggaran

4. Bidang anggaran DPPKAD Cq. Seksi pembinaan dan pengelolaan

dana bantuan daerah menyiapkan SPP (Surat Permintaan Pembayaran)

dan SPM (Surat Perintah Membayar) atas usulan bantuan/ proposal

yang telah direkomendasikan kelayakannya dari SKPD terkait.

5. Setelah SPP dan SPM ditandatangani oleh PPK SKPKD (Pejabat

Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah)

dan pengguna anggaran, disampaikan kepada bidang akutansi dan

pembendaharaan DPPKAD Cq. Seksi perbendaharaan untuk

diterbitkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)

6. Pencairan dana atas diterbitkannya SP2D ditransfer kerekening

bendahara SKPKD, selanjutnya ditransfer kerekening bendahara

Page 91: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xci

SKPD, atau langsung diserahkan kepada bendahara SKPKD

kepenerima bantuan

7. Dalam hal dana ditransfer dari bendahara SKPKD, maka bendahara

SKPD menyampaikan dana bantuan kepada penerima bantuan

8. Penyerahan bantuan kepada masyarakat diutamakan dilakukan secara

kolektif ditingkat Desa, Kecamatan atau Kabupaten.

Sebagai wujud responsisbilitas Bapermaskin dalam program

TMMD, pada setiap akhir kegiatan disusun Laporan Pertanggungjawaban

yang disampaikan kepada Bupati sebagai Kepala Daerah. Hal itu seperti

diungkapkan oleh Staff Bapermaskin Kabupaten Boyolali berikut ini:

“Bahwa kita sebagai satuan kerja pelaksana atau SKPD Teknis merupakan pembantu Bupati sehingga segala bentuk kegiatan dilaporkan kepada Bupati”. (hasil wawancara tanggal 08 Juni 2010)

Pernyataan ini sesuai pula dengan apa yang dikemukakan oleh staff

TMMD Kabupaten Boyolali yang menyatakan:

“Bapermaskin didalam melakukan kerjanya sangat transparan dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Sebelumnya juga ada sosialisasi, laporan pertanggungjawaban, yang dilaporkan kepada Bupati Boyolali, dan didalam memberikan bantuan para petugas tidak mengurangi sedikitpun dari apa yang telah dicairkan kepada pihak pemohon”. (hasil wawancara tanggal 08 Juni 2010)

Berdasarkan paparan diatas, dapat dipahami bahwa pelaksanaan

program TMMD oleh Bapermaskin Kabupaten Boyolali didalam sudah sesuai

dengan peraturan yang berlaku yaitu sesuai dengan Peraturan Bupati

Kabupaten Boyolali No. 14 Tahun 2008. Bapermaskin sebagai Satuan Kerja

Pembantu Bupati menyampaikan laporan pertanggungjawaban segala bentuk

Page 92: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xcii

kegiatan kepada Bupati. Hal ini menunjukkan bahwa responsibilitas

Bapermaskin dalam pelaksanaan program TMMD tahun 2008 adalah baik.

2. Transparansi

Pelaksanaan program TMMD dilakukan secara transparan bagi

semua pihak termasuk masyarakat. Masyarakat mempunyai akses untuk

mendapatkan informasi mengenai program TMMD. Hal ini sesuai dengan

pernyataan yang dikemukkan oleh staff TMMD Bapermaskin Kabupaten

Boyolali yang menyatakan :

“Informasi mengenai program TMMD disampaikan kepada masyarakat. Hal ini dilakukan dengan mengeluarkan surat edaran pada awal tahun kepada pemerintah desa melalui camat tentang palaksanaan penelitian calon lokasi TMMD tahun berikutnya. Sehingga masyarakat yang berminat diharapkan mengajukan proposal melalui pemerintah desa ke bapermaskin untuk diikut sertakan dalam kegiatan penelitian calon lokasi TMMD”. (hasil wawancara tanggal 08 Juni 2010)

Informasi kepada dan akses oleh masyarakat mengenai kegiatan

program TMMD dilakukan melalui berbagai pertemuan kelompok

masyarakat seperti pertemuan warga di balai desa, dan berbagai pertemuan

masyrakat seperti kelompok tani malam minggu-an. Apabila ada informasi

yang mendesak, hal tersebut dilakukan dengan mengundang warga

masyarakat melalui kadus untuk pertemuan di Balai Desa. Sosialisasi

tersebut dilakukan unutk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan

program TMMD. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Dusun

Jatisari sebagai wakil dari masyarakat kelompok Sasaran yang

menyatakan:

Page 93: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xciii

“Dalam Rapat RT setiap satu bulan sekali, selain membahas tentang kehidupan sosial kemasyarakatan, kami juga membahas tentang rencana-rencana pembangunan baik fasilitas sosial maupun pembangunan untuk fasilitas-fasilitas warga miskin. Dan hasil rapat tersebut akan kami bawa ditingkat Desa”. (hasil wawancara tanggal 08 Juni 2010)

Salah seorang tokoh masyarakat pada kelompok Sasaran juga

mengemukakan hal yang sama mengenai sosialisasi kegiatan Bapermasin

ini. Beliau menyatakan:

“yo sak durunge dienekke rapat neng bale deso, pendak RT ngenekke kumpulan. Pendak RT ngenekke kumpulan pendak wulan nggo ngraketke roso persatuan dan persatuan, bahas masalah pembangunan, bahas masalah kehidupan sosial masyarakat. Kumpulan kuwi mau ditekani karo bayan. Bayanne nek teko biasane jelaske program-program pemerintah nek ono, karo nggowo usulan-usulan soko masyarakat digowo neng rapat kelurahan. Kadang aku diundang neng kelurahan pas enek rapat bahas program bantuan pembangunan soko Kabupaten”. (hasil wawancara tanggal 08 Juni 2010)

(“sebelum diadakan rapat dibalai desa, setiap RT mengadakan rapat. Setiap RT mengadakan kumpulan/rapat setiap bulan yang fungsinya untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan, untuk membahas masalah pembangunan, membahas kehidupan sosial masyarakat. Rapat tersebut didatangi oleh Kadus (Kepala Dusun). Kepala dusun (Kadus) kalau datang biasanya mensosialisasikan program-program pemerintah apabila ada dan membawa usulan-usulan dari masyarakat yang selanjutnya dibawa ke kelurahan atau tingkat desa. Kadang saya diundang ke desa apabila diadakan rapat bahas program bantuan pembangunan dari kabupaten.”) (hasil wawancara tanggal 08 Juni 2010)

Agenda dari kegiatan sosialisasi tentang program TMMD meliputi

pencapaian rencana kegiatan termasuk didalam rencana anggaran biaya

(RAB). Hal ini sesuai dengan pernyataan dari seorang staf TMMD

Bapermaskin Kabupaten Boyolali yang menyampaikan:

Page 94: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xciv

“Sosialisasi tentang program TMMD meliputi penyampaian rencana termasuk rencana didalamnya rencana anggaran biaya” (hasil wawancara tanggal 08 Juni 2010)

Pelaksanaan program TMMD tahun 2008 di respon baik oleh

masyarakat, terutama kelompok sasaran program. Selama ini, tidak

ditemukan atau tidak ada keluhan atau tuntutan dari masyarakat mengenai

program TMMD. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari salah seorang

penduduk yang merupakan kelompok sasaran di Desa Jatisari yang

mengemukakan:

“Kami senang dengan adanya program ini. Bantuan yang diberikan sesuai dengan apa yang kami harapkan . Semuanya berjalan dengan baik dan lancar” (hasil wawancara tanggal 08 Juni 2010)

Berdasarkan paparan diatas, dapat dipahami bahwa pelaksanaan

program TMMD oleh Bapermaskin Kabupaten Boyolali dilaksanakan secara

transparan. Program TMMD di sosialisasikan melalui berbagai pertemuan

kelompok masyarakat serta melalui pertemuan khusus dengan mengundang

warga ke Balai Desa. Dalam kegiatan tersebut, seluruh informasi program

TMMD disampaikan kepada masyarakat. Melalui kegiatan tersebut juga dapat

mengakomodasi keluhan-keluhan serta masukan dari masyarakat tentang

program TMMD. Hal ini menunjukkan bahwa indikator transparansi dalam

menilai kinerja Bapermaskin Kabupaten Boyolali dalam pelaksanaan program

TMMD tahun 2008 adalah baik.

Page 95: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xcv

3. Akuntabilitas

Pelaksanaan program TMMD oleh Bapermaskin Kabupaten

Boyolali dilakukan dengan berbagai upaya sesuai dengan tujuan yang telah

ditentukan. Upaya-upaya dimaksud selain melalui sosialisasi, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi, juga meliputi koordinasi dengan semua pihak

terkait khususnya TNI, pemerintah daerah, dan mayarakat sasaran.

Koordinasi dengan pihak TNI dalam hal ini dilakukan dengan Komando

daerah Militer (Kodim) 0724 / Boyolali. Hal ini sesuai dengan pernyataan

dari seorang staf TMMD Bapermaskin Kabupaten Boyolali yang

menyampaikan:

“Selalu mengadakan koordinasi dengan TNI dalam hal ini Kodem0724/Boyolali, pemerintah daerah kabupaten Boyolali dan masyarakat sebagai lokasi TMMD untuk saling menjalin hubungan kerja sama sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang ada”. (hasil wawancara tanggal 08 Juni 2010)

Wujud kegiatan Bapermaskin melalui program TMMD di

Kabupaten Boyolali sudah sesuai dengan yang ditentukan. Kegiatan

program pada tahun 2008 meliputi pembangunan jalan, pembuatan

gorong-gorong, perbaikan saluran air, pembuatan talud, dan perbaikan

rumah bagi wargar miskin. Selain itu, kegiatan program TMMD juga

meliputi kegiatan non fisik seperti pengobatan gratis, pasar murah, dan

berbagai penyuluhan yaitu penyuluhan tentang kenakalan remaja dan

narkoba. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pelaksanaan program

TMMD sudah tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan yang telah

ditentukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan staff Bapermaskin yaitu:

“Sudah, bantuan TMMD sudah dilaksanakan sesuai prosedur yang

telah ditetapkan” (hasil wawancara tanggal 8 juni 2010)

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh salah seorang

masyarakat sasaran yang menyatakan:

Page 96: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xcvi

“sangat senang sekali karena bantuan yang yang kami ajukan

telah cair dan terealisasi dengan baik” (hasil wawancara tanggal

8 juni 2010)

Tanggapan masyarakat mengenai pelaksanaan program

Bapermaskin tahun 2008 cukup baik. Masyarakat menilai bahwa program

TMMD adalah wujud nyata pemerintah bersama-sama dengan masyarakat

unutk membantu masyarakat miskin. Oleh karena itu masyarakat

menerima program TMMD dengan penuh antusias. Masyarakat juga

berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan program TMMD. Hal ini

sebagaimana dikemukakan oleh staff TMMD yang menyatakan:

“masyarakat senang dengan adanya kegiatan TMMD ini. Banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi baik dengan tenaga maupun material untuk pelaksanaan kegiatan” (hasil wawancara tanggal 8 juni 2010)

Keantusiasan masyarakat terhadap program TMMD di

Kabupaten Boyolali pada tahun 2008 juga disampaikan oleh kepala dusun

Sambi yang menyatakan bahwa:

“masyarakat kami antusias dan sangat kompak dalam menjalankan bantuan yang berasal dari Bapermaskin bersama-sama dengan ABRI”

Dengan demikian, aspek akuntabilitas dalam pelaksanaan program

TMMD tahun 2008 di Kabupaten Boyolali sudah diterapkan dengan baik.

Kegiatan program dilakukan melalui korrdinasi dengan semua pihak terkait

mengacu pada rencana kerja yang sudah ditetapkan. Masyarakat turut

berpartsipasi dan menerima program dengan antusias. Program sudah

dilaksanakan tepat sasaran dan dilaporkan kepada Bupati. Salah satu

perwujudan dari aspek akuntabilitas ini dituangkan dalam Laporan

Page 97: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xcvii

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Hal ini sesuai dengan

pernyataan Kepala Sub Bagian Perencanaan, Penelitian dan Pelaporan

Bapermaskin Kabupaten Boyolali :

“Setiap kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja, pada akhir tahun wajib membuat laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) kepada Bupati”. (sumber : wawancara 19 November 2009)

Page 98: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xcviii

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan penyaluran bantuan pada masyarakat miskin

melalui program TMMD di Kabupaten Boyolali khususnya pada tahun 2008

sudah terlaksana dan berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan

program TMMD tersebut dikenal dengan nama Sengkuyung I dan

Sengkuyung II. Sebagai upaya pemberdayaan masyarakat miskin, sasaran dari

kegiatan ini adalah masyarakat miskin yang dikatagorikan menjadi empat

kelompok yaitu masyarakat desa yang terisolir, masyarakat tertinggal,

masyarakat di daerah rawan bencana, dan masyarakat terpencil. Kegiatan yang

dilakukan meliputi kegiatan fisik dan non-fisik. Kegiatan fisik meliputi

pembuatan jalan, pembuatan gorong-gorong, perbaiakan saluran air,

pembuatan talud, dan perbaikan rumah. Kegiatan non fisik meliputi

pengobatan gratis, pasar murah, dan berbagai penyuluhan kepada masyarakat

seperti penyuluhan kenakalan remaja dan narkoba.

Penilaian terhadap kinerja Bapermaskin Kabupaten Boyolali dalam

program TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) dalam upaya mengatasi

kemiskinan menunjukkan bahwa kinerja Bapermaskin adalah baik. Penilaian

terhadap kinerja tersebut di ukur dengan menggunakan tiga indikator yaitu

responsibilitas, transparansi, dan akuntabilitas. Indikator responsisbilitas

dinilai dari pelaksanaan program TMMD oleh Bapermaskin Kabupaten

Page 99: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

xcix

Boyolali yang sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu sesuai

dengan Peraturan Bupati Kabupaten Boyolali No. 14 Tahun 2008.

Bapermaskin sebagai Satuan Kerja Pembantu Bupati juga menyampaikan

laporan pertanggungjawaban mengenai segala bentuk kegiatan kepada Bupati.

sesuai dengan Peraturan Bupati Kabupaten Boyolali Nomor 14 Tahun 2008.

Indikator transparansi ditelaah dari pelaksanaan sosialisasi program

TMMD melalui berbagai pertemuan kelompok masyarakat serta melalui

pertemuan khusus dengan mengundang warga ke Balai Desa. Melalui kegiatan

tersebut juga diakomodir keluhan-keluhan serta masukan dari masyarakat

tentang program TMMD. Indikator akuntabilitas dinilai dari kegiatan program

yang dilakukan melalui koordinasi dengan semua pihak terkait mengacu pada

rencana kerja yang sudah ditetapkan. Masyarakat turut berpartsipasi dan

menerima program dengan antusias. Program sudah dilaksanakan tepat

sasaran dan dilaporkan kepada Bupati, serta dituangkan dalam Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

B. Saran

Berdasar pada pemaparan hasil penelitian diatas, penulis memberikan

beberapa saran sebagai sumbangsih pemikiran terhadap kinerja Bapermaskin

Kabupaten Boyolali khususnya terhadap program TMMD sebagai berikut :

1. Sebagai upaya pemberdayaan masyarakat miskin, program Bapermaskin

termasuk melalui program TMMD, akan lebih baik lagi jika diarahkan

Page 100: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

c

pada penguatan swadaya masyarakat sehingga pada akhirnya masyarakat

tidak akan bergantung pada program bantuan.

2. Keberhasilan program sebaiknya tidak hanya diinformasikan dalam bentuk

laporan, tetapi juga di publikasikan di berbagai media sebagai bentuk

sharing sekaligus evaluasi bagi semua pihak.

Page 101: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

ci

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Joko Widodo. 2002. Good Governance. Surabaya : PT. Insan Cendekia.

Keban, Yeremias T. 2004. Enam Demensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, teori dan isu. Yogyakarta : Gava Media

Kamdani, Nur. 2009. Profil Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Penanggulangan Kemiskinan (Bapermaskin) Kabupaten Boyolali Meleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya. Sinambela, Lijan Poltak. 2007. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta. PT. Bumi

Aksara. Sutopo, HB. 1998. Metodologi Penelitian Kuaalitatif. Surakarta UNS Press. Suyadi Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta : BPFE Winarsih, Atik S dan Ratminto. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar. Veithzal, Rivai. 2005. Performance appraisal. Jakarta: PT. Raja Grafindon

Persada Vinzent Gasperz. 2005. Total Quality Management. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Sumber Lain : Dokumen Bapermaskin kabupaten Boyolali Perda No. 04 Tahun 2008 Kabupaten Boyolali tentang pembentukan susunan organisasi

Page 102: Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan ... tuntutan pemberian otonomi juga muncul sebagai jawaban untuk memasuki era baru pada aspek kehidupan manusia pada masa yang akan datang

cii

Peraturan Bupati Boyolali No. 14 Tahun 2008 tentang panduan kinerja Bapermaskin Kabupaten Boyolali

TAP MPR NomorXX/MPR/1998 tentang Pengaturan, pembagian dan

pemanfaatan sumber daya Nasional yang berkeadilan serat Pertimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Internet : http://wikipedia.org/wiki/kinerja-22-k tentang Manfaat pengukuran kinerja. Diakses 16 September 2009 www.lampungpost.com tentang Pengertian kemiskinan. Diakses : 14 Oktober 2009 Jurnal Internasional : M. R Buckley, Applying Population Ecology Models To Understand A Leader’s

Influence On Organizational Performance Vol.1 No. 1, 2006 Hal 2

www.inderscience.com. Diakses 15 Desember 2009

Jurnal internasional www.publicservice.ac.uk/wp-content/uploads/boyne.pdf

(explaining public service performance, 2006 : G.A Boyne)