kinerja asuransi wajib laba dua perusahaan...

1
18 Kamis, 25 Februari 2016 N hal 18-19 eds 2502.indd 1 hal 18-19 eds 2502.indd 1

Upload: trinhthu

Post on 16-May-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KINERJA ASURANSI WAJIB Laba Dua Perusahaan …bigcms.bisnis.com/file-data/1/1378/8f3b639b_Des15...dan iuran hingga 11,49%, yakni dari Rp14,66 triliun pada 2014 menjadi Rp16,34 triliun

18 Kamis, 25 Februari 2016

19Kamis, 25 Februari 2016 F I N A N S I A L

Oktaviano D.B. Hana

& Fitri Sartina [email protected]

PT Taspen (Persero) men-catatkan pertumbuhan premi dan iuran hingga 11,49%, yakni dari Rp14,66 triliun pada 2014 menjadi Rp16,34 triliun. Beban klaim Taspen sepanjang 2015 mencapai Rp4,53 triliun atau tumbuh tipis, yakni 4,62% dari realisasi tahun sebelumnya senilai Rp4,33 triliun. Namun, perusahaan pelat merah ini mencatatkan penurunan laba bersih 83,31%, dari Rp3,46 triliun pada 2014 menjadi Rp577,9 miliar.

Direktur Utama PT Taspen Iqbal Latanro menjelaskan kondi-si itu merupakan dampak dari perubahan regulasi pemerintah terkait dengan batasan usia pen-siun. Undang-Undang No. 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan perubahan usia pensiun dari 56 tahun menjadi 58 tahun.

“Perubahan itu bikin laba sempat melonjak naik pada 2014 karena discounted cadangan dan beban klaim menurun,” ujarnya belum lama ini.

Menurut Iqbal, pada 2015 dampak perpanjangan batas pensiun itu sudah tidak dirasa-

kan lagi.Perusahaan pelat merah

yang mengelola dana pensiun aparatur sipil negara (ASN) ini mencatatkan peningkatan hasil investasi sebesar 10,12%. Hasil investasi perseroan pada tahun lalu mencapai Rp12,36 triliun, tumbuh dari tahun sebelumnya, yakni Rp11,22 triliun.

Di sisi lain, PT Jasa Raharja (Persero) juga mencatatkan penurunan laba bersih pada 2015, kendati perolehan premi meningkat 7,12%. Dalam lapor-an keuangan tahunan yang sudah diaudit dan dipublikasi-kan diketahui pada tahun lalu laba setelah pajak BUMN yang menjalankan usaha di bidang asuransi wajib ini mencapai Rp2,31 triliun. Realisasi itu turun tipis, yakni sebesar 2,53%, jika dibandingkan dengan laba sete-lah pajak perseroan pada 2014 yang tercatat Rp2,37 triliun.

Padahal, pada tahun lalu asuransi pelat merah ini berhasil meraup premi bruto senilai Rp3,91triliun atau tumbuh sekitar 7,12% dari perolehan premi Rp3,65 triliun pada 2014.

Sepanjang 2015, hasil under-writing PT Jasa Raharja pun sebenarnya masih mencatatkan pertumbuhan 9,9%, dari Rp1,81 triliun pada 2014 menjadi Rp1,99 triliun. Namun, hasil investasi malah turun hingga 18,78% menjadi Rp673,43 miliar. Pasalnya, pada 2014 hasil inves-tasi perseroan masih mencapai kisaran Rp829,18 miliar. Beban usaha juga tercatat bertumbuh 10,66%, dari Rp728,92 pada tahun sebelumnya menjadi Rp806,64 miliar pada 2015.

POSITIFSebaliknya kinerja positif

dicatatkan PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau Asabri. Direktur Keuangan dan Investasi Asabri Hari Setianto meng-ungkap kan perseroan mencatat-kan per tumbuhan premi 24%.

Dengan jumlah nasabah yang relatif sama, pendapatan premi Asabri mencapai Rp970,62 miliar. Realisasi premi Asabri sepanjang tahun lalu sekitar Rp1,2 triliun. Pada periode terse-but, hasil investasi dan beban klaim juga bertumbuh di kisaran yang sama.

“Premi naik 24%, hasil inves-tasi naik 26%, dan biaya klaim naik 23%,” katanya kepada Bisnis, Selasa (23/2).

Peningkatan pendapatan premi dan hasil investasi yang signifikan, kata Hari, membuat Asabri mampu membukukan

laba bersih Rp351 miliar pada tahun lalu. Realisasi itu menca-pai 158% dari target yang ter-tuang dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) sepanjang 2015. Jika dibanding-kan dengan perolehan laba ber-sih Asabri yang tercatat sebesar Rp247 miliar pada 2014, realisasi tersebut tumbuh sekitar 42%.

Pada 2016, Asabri menar-get kan perolehan laba hingga Rp360 miliar dengan ditopang pe ningkatan premi dan ber-jalannya sejumlah lini usaha baru.

Hari sebelumnya mengatakan pada tahun ini pihaknya mem-per kirakan pendapatan premi dapat meningkat hingga Rp1,3 triliun. Premi itu diharapkan dapat diperoleh dari nasabah Asabri yang saat ini mencapai

1,1 juta orang, meliputi 850.000 anggota aktif TNI dan Polri serta 360.000 anggota pensiunan TNI dan Polri.

Menurutnya, peningkatan perolehan premi dimungkinkan dengan pengelolaan program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).

“Premi ada kenaikan, sebab JKK-JKM yang tadinya tidak ada, nantinya akan kami kelola. Jadi, premi akan sebesar 1,08% dari gaji pokok TNI/Polri,” ujarnya.

Dengan kenaikan premi ter-sebut, Hari mengatakan manfaat yang akan diterima nasabah juga bakal disesuaikan. Uang per tanggungan bagi risiko meninggal dunia meningkat menjadi Rp200 juta dan me-ninggal karena serangan lawan menjadi Rp400 juta.

JAKARTA — Otoritas Jasa Ke uangan meminta perusahaan asuransi yang sudah memenuhi ke tentuan agar tidak menunda pemisahan unit syariah.

Direktur Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Syariah Oto-ritas Jasa Keuangan (OJK) Moch. Muchlasin mengatakan otoritas ber diskusi secara rutin dengan para pelaku industri asuransi yang memiliki unit usaha sya-riah agar segera melakukan spin off tanpa harus menunggu hingga 2024.

Dalam UU No.40/2014 ten-

tang Perasuransian disebutkan bah wa perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi yang me-miliki unit usaha syariah dengan nilai tabarru dan dana investasi peserta telah mencapai paling sedikit 50%, diwajibkan spin off selambat-lambatnya 10 tahun sejak UU tersebut diundangkan.

Muchlasin mengatakan OJK telah menerima pengajuan izin pemisahan atau spin off unit usaha syariah (UUS) dari tiga perusahaan asuransi yaitu PT Asuransi Jiwa Manulife (Ma nulife), PT Asuransi Jasa

Indonesia (Persero) atau Jasindo, dan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera.

“Semua masih kami proses. Kami berharap perusahaan bisa beroperasi secepatnya pa da semester I/2016 atau pa-ling lambat semester II/2016. Tergantung kesiapan per-usahaannya,” kata Muchlasin kepada Bisnis, Rabu (24/2).

Menurutnya, cepat atau tidaknya proses penerbitan izin usaha syariah sangat tergantung dengan kesiapan perusahaan dalam memenuhi persyaratan

sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam UU No.40/2014.

Dalam beleid tersebut dije las-kan, bahwa setiap pihak yang melakukan usaha per asuransian wajib terlebih da hulu mendapat izin usaha dari OJK. Adapun sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi yaitu anggaran dasar, susunan or ganisasi, modal disetor, dana ja minan, tenaga ahli, kelayakan ren cana kerja, dan kesiapan pro duk.

“Masih ada yang belum [me lengkapi persyaratan],

makanya kami dorong su-paya segera dilengkapi agar per atur annya bisa secepatnya diterbitkan,” ujarnya.

Direktur Utama AJB Bumi-pu tera Ahmad Fauzi Darwis mengatakan berbagai persiapan untuk pendirian perusahaan asuransi syariah sudah memasuki tahap final. Dia menuturkan, tim internal perusahaan juga telah melengkapi berbagai per -syaratan sesuai dengan keten-tuan sebagaimana yang diatur Undang-Undang. (Fitri Sartina

Dewi)

PEMISAHAN UUS ASURANSI

OJK Minta Spin Off Dipercepat

DIRUT BARU BPJS KETENAGAKERJAAN

Di Balik Karier Bagus Agus Nama Agus Susanto

tak banyak dikenal publik sebelumnya. Namun, kini nama

mantan bankir PT Bank CIMB Niaga Tbk. itu mencuat pasca-dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan periode 2016-2021 pada Selasa (23/2).

Agus menggantikan posisi Elvyn G. Masassya. Agus berkarier di industri perbankan selama 25 tahun terakhir. Posisi terakhirnya ialah Senior Vice President PT Bank CIMB Niaga Tbk. Dia juga pernah menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Niaga Managemen Citra dan Presiden Direktur Dana Pensiun

Bank CIMB Niaga. Agus menempuh pendidikan

di INSEAD Fontainebleau Prancis dengan konsentrasi

bidang studi Global Executive Leadership. Dia lantas melanjutkan pendidikan strata dua di Universitas Gajah Mada Yogyakarta untuk bidang studi Pemasaran.

Agus juga terlibat dalam berbagai kegiatan antara lain Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI), Asosiasi Bank Kustodian Indonesia (ABKI), Asosiasi Wali Amanat Indonesia (AWAI), Perbanas, Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), dan International Securities Services Association (ISSA) Luxemburg.

Pria 52 tahun ini mengklaim kompetensinya tak hanya di bidang perbankan, melainkan juga pasar modal. “Kompetensi

saya di bank dan juga pasar modal karena saya menangani seluruh kegiatan atau produk perbankan yang berhubungan dengan pasar modal,” ujarnya seusai dilantik, di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (23/2).

Dengan pengalamannya di pasar modal, Agus langsung menargetkan BPJS Ketenagakerjaan dapat meraih imbal hasil maksimal di tahun ini. Pihaknya akan memetakan kembali portofolio inves-tasi BPJS Ketenagakerjaan. Pada tahun lalu, BPJS Ketenagakerjaan mengelola dana kelolaan Rp206 triliun.

“Dalam dua minggu ini kami akan lihat posisi portofolio

idealnya seperti apa. Dengan pengalaman masing-masing, kami akan coba sinergi dan memikirkan yang lebih baik bagi pekerja maupun ekonomi nasional,” ujarnya.

Kendati demikian, Agus mengatakan bakal meneruskan roadmap yang sudah dijalankan direksi sebelumnya, termasuk target pengelolaan dana Rp246,5 triliun tahun ini.

Dia berharap seluruh direksi BPJS Ketenagakerjaan dapat bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan kepercayaan yang diberikan Presiden. “Jujur, saya baru ditelepon tadi malam [Senin, (22/2)]. Penetapan ini sungguh amanah buat kami.” (Irene Agustine)

KINERJA ASURANSI WAJIB

Laba Dua Perusahaan MelorotJAKARTA — Sebanyak tiga perusahaan BUMN yang menyelenggarakan asuransi wajib membukukan pertumbuhan premi

sepanjang 2015. Namun, dua perusahaan di antaranya mencatat penurunan laba bersih.

BISNIS/TUTUN PURNAMA

Sejumlah Indikator Kinerja Perusahaan Asuransi Wajib

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

(%)24

11,4*7,12

26

10,12

-18,78

23

4,62 7,32

42

-83,31

-2,53Asabri Taspen Jasa

Premi

Hasil Investasi

Beban Klaim

Laba Bersih*premi & iuran

Taspen mencatat-kan penurunan laba bersih lantaran ada-nya perubahan aturan.

Asabri mampu membukukan laba bersih 158% dari tar-get yang ditetapkan.

Presiden Direktur PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) Christine Setya Budi (kedua kiri) didampingi Chief Distribution Officer Honggo Djojo (kanan) berbincang dengan Founder PT Pendekar Bodoh pemilik jaringan gerai makanan D’Cost Seafood Christian Sia (kedua kanan) dan Deputy CEO Darmawan Ekaputra seusai peluncuran prog-ram 100% Cash Back di Jakarta, Selasa (23/2). Konsumen loyal D’Cost yang bertransaksi dengan menggunakan aplikasi D’Cost App akan mendapatkan perlindung-an jiwa dengan nilai pertanggungan maksi-mum Rp200 juta.

Bisnis/Abdullah Azzam

INOVASI ASURANSI

Agus Susanto

hal 18-19 eds 2502.indd 1hal 18-19 eds 2502.indd 1 24/02/2016 22:33:0624/02/2016 22:33:06

pusdok
Typewritten Text
, Investor Daily.