kimia tanah

8
BAB I PENDAHULUAN Pertanian dapat dianggap sebagai suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem buatan yang bertugas menyediakan bahan makanan bagi manusia. Untuk mendapatkan produksi yang optimal seperti yang diharapkan, banyak hal yang perlu diperhatikan dalam bertani, diantaranya adalah faktor- faktor yang mempengaruhi dan teknik tepat dalam bertani. Pertanian sebagai suatu ekosistem buatan, mempunyai hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya, baik yang menguntungkan bagi pertanian itu sendiri mauun yang merugikan. Seperti yang kita ketahui, di dalam suatu ekosistem tentunya terdapat berbagai komponen, baik abiotic sampai dan biotik. Di dalam agroekosistem juga demikian, dan antara komponen-komponen tersebut menjalin interaksi satu sama lain. Dalam kondisi normal akan terjadi keseimbangan agroekosistem, begitu pula sebaliknya berbagai resiko lainnya Pada praktikum manajemen agroekosistem kali ini, lahan kering tanaman tahunan dipilih karena di daerah Malang ini tepatnya di daerah Ngijo yang termasuk kedalam dataran sedang berpotensi untuk ditanami tanaman Sengo , namun pada daerah tersebut sudah banyak lahan yang digunakan sebagai tempat pembudidayaan tanaman. Sengon dapat bernilai ekonomi yang tinggi. Batangnya dapat dimanfaatkan sebagai salah

Upload: winda-febriana

Post on 18-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ilmu tanah

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANPertanian dapat dianggap sebagai suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem buatan yang bertugas menyediakan bahan makanan bagi manusia. Untuk mendapatkan produksi yang optimal seperti yang diharapkan, banyak hal yang perlu diperhatikan dalam bertani, diantaranya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dan teknik tepat dalam bertani. Pertanian sebagai suatu ekosistem buatan, mempunyai hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya, baik yang menguntungkan bagi pertanian itu sendiri mauun yang merugikan. Seperti yang kita ketahui, di dalam suatu ekosistem tentunya terdapat berbagai komponen, baik abiotic sampai dan biotik. Di dalam agroekosistem juga demikian, dan antara komponen-komponen tersebut menjalin interaksi satu sama lain. Dalam kondisi normal akan terjadi keseimbangan agroekosistem, begitu pula sebaliknya berbagai resiko lainnyaPada praktikum manajemen agroekosistem kali ini, lahan kering tanaman tahunan dipilih karena di daerah Malang ini tepatnya di daerah Ngijo yang termasuk kedalam dataran sedang berpotensi untuk ditanami tanaman Sengo , namun pada daerah tersebut sudah banyak lahan yang digunakan sebagai tempat pembudidayaan tanaman. Sengon dapat bernilai ekonomi yang tinggi. Batangnya dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan bangunan atau dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan kursi atau barang-barang mebel lainnya.Pemilik lahan memanfaatkan lahan kosong yang digunakan sebagai areal pertanaman Sengon, selain untuk memanfaatkan lahan yang tidak terpakai tanaman sengon tidak terlalu membutuhkan perawatan yang rumit.

BAB IIISIA. Morfologi Tanaman Sengon Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia falcataria, termasuk famili Mimosaceae atau keluarga petai petaian. Di Indonesia, Sengon memiliki beberapa nama daerah seperti jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa). (Dephut,2008)Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7. Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 3045 meter dengan diameter batang sekitar 70 80 cm. Kayu pada tanaman Sengon digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan peti kemas, perabotan rumah tangga, mebel, dan juga pembuatan korek api. Tanaman Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur. Dihabitat alaminya, sengon dapat dijumpai pada kisaran curah hujan antara 2000 dan 2700 mm, kadang-kadang sampai 4.000 mm dengan periode musim kering lebih dari 4 bulan (Soerianegara dan Lemmens 1993).B. Hasil Pengamatan Aspek Kimia Dari hasil survey Seperti yang telah diketahui bahwa tanaman tersebut kekurangan unsur N, daunnya akan cenderung bewarna kuning kehijauan dan mudah mengalami kerontokan. Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar, tetapi apabila terlalu banyak dapat menghambat pembungaan dan pembuahan pada tanaman. Menurut Yoshida (1969), status nitrat dapat diuji dengan meneteskan diaphenil amina ke dalam batang. Jika tidak berwarna berarti rendah, sedangkan jika berwarna gelap berarti tinggi. Namun kita tidak melakukan pengamatan ini karena terbatasnya peralatan yang dibutuhkan. Unsur hara yang digunakan tanaman untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya diperoleh dari beberapa sumber antara lain : bahan organik, mineral alami, unsur hara yang terjerap atau terikat, dan pemberian pupuk kimia. Pada lahan dengan pengolahan secara intensif sumber unsur haranya berasal dari input-input kimiawi berupa pupuk anorganik, petani kurang menerapkan tambahan bahan organik seperti aplikasi pupuk kandang dan seresah dari tanaman yang diusahkan, sehingga petani sangat berketergantungan dengan pupuk kimia, padahal penggunaan pupuk kimia berlebihan dapat menyebabkan kesuburan tanah menurun. Terkadang nampak gejala defisiensi unsur hara pada tanaman yang diusahakan dan petani mengatasinya dengan aplikasi pupuk kimia yang banyak mengandung unsure hara yang kurang tadi, misalnya tanaman kekurangan unsur N maka petani mengaplikasikan pupuk urea sebagai penunjang ketersediaan unsur N yang kurang tadi, begitupula dengan unsure-unsur lainnya. Pada lahan pertanaman Sengon ini dimana lahan dibiarkan dan tidak tejadi pengolahan secara intensif sumber unsur hara berasal dari keberadaan bahan organik serta seresah-seresah yang ada dan tertimbun dalam tanah. Pemilik lahan juga tidak bergantung pada penggunaan pupuk kimia.

BAB IIIKESIMPULANHasil dari pengamatan mengenai gejala kekurangan unsur hara adalah unsur N, pada lahan pertanaman Sengon lahan ini terdapat banyak seresah. Pemilik lahan seharusnya juga tetap melakukan perawatan dilahan selain pembabatan, yaitu dengan menggemburkan daerah sekitar pertanaman sengon agar tanaman mampu bernafas. Bukan berarti tanaman Sengon tidak mengalami gejala defisiensi unsur hara, defisiensi tetap ada namun skalanya kecil sehingga tidak dianggap terlalu penting bagi kelangsungan hidup tanaman.

DAFTAR PUSTAKAAfandie Rosmarkam dan Nasih Widya. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.Dephut. 2008. Budidaya Sengon. (Online)http://www.dephut.go.id/budidayasengon/j/54/5. diakses pada 7 April 2015Irawan, B dan T. Pranaji .2002. Kebijakan Pemberdayaan Lahan Kering Untuk Mendukung Pengembangan Agribisnis dan Pertanian Berkelanjutan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.Bogor. Soerianegara, I. dan Lemmens, R.H.M.J. 1993. Plant Resources of South-East Asia 5(1): Timber trees: major commercial timbers. Pudoc Scientific Publishers. Wageningen. Belanda.

TUGAS PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROEKOSISTEMASPEK TANAH LAHAN KERING TANAMAN TAHUNAN

Disusun Oleh :

Nama: Anisa CahyaningtyasNim : 135040201111427Kelas: H

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG 2015DOKUMENTASI