kimia fisika 11
TRANSCRIPT
TermokimiaReaksi kimia yang menyangkut pemecahan atau
pembentukan ikatan kimia selalu berhubungan dengan penyerapan atau pelepasan panas. Reaksi eksotermik adalah suatu reaksi yang melepaskan panas, berdasarkan perjanjian ∆H bernilai negatif (suhu tetap). Sebaliknya pada reaksi endotermik yaitu reaksi yang membutuhkan panas, berdasarkan perjanjian ∆H akan mempunyai nilai positif .
Panas reaksi adalah banyaknya panas yang dilepas atau diserap ketika reaksi kimia berlangsung. Banyaknya zat yang bereaksi dinyatakan dalam mol.
Panas PembentukanEntalpi pembentukan molar standar ( ) suatu
senyawa adalah banyaknya panas yang diserap atau
dilepaskan ketika 1 mol senyawa tersebut dibentuk
dari unsur-unsurnya dalam keadaan standar.
Sebagai contoh, panas pembentukan molar standar
air dapat ditulis sebagai berikut:
H2(g) + ½ O2(g) H2O(l) = - 285.85 kJ/mol
Berdasarkan hukum kekekalan energi, apabila suatu
reaksi dibalik akan diserap panas dengan jumlah sama
dengan panas yangdilepaskan pada reaksi di atas.
H2O(l) H2(g) + ½ O2(g) ∆H = + 285.85 kJ/mol
Berbagai perhitungan ∆H dapat dilakukan dengan
menggunakan tabel (dari tabel sifat-sifat
termodinamik). Dengan menggunakan tabel ini, panas
reaksi suatu reaksi kimia dapat dihitung dengan
menggunakan rumus umum:
= ∑Vp (produk) - ∑Vr (reaktan)
= panas reaksi
∑ = jumlah dari
Vp = koefisien produk dan
Vr = koefisien reaktan
Contoh
panas pembentukan molar standar uap air adalah -240 kJ/mol (298 K) dan ∆HO hidrogen klorida pada suhu yang sama adalah -90 kJ/mol.
Hitung panas reaksi pada suhu 298 K:
Penyelesaian
4 HCl(g) + O2(g) 2 H2O(g) + 2 Cl2(g)
(298 K)= 2x (H2O(g))+0 - 4x (HCl(g))+0
= 2 x (-240 kJ/mol) - 4 x (-90 kJ/mol)
(298 K) = -120 kJ/mol.
Panas PembakaranPanas pembakaran suatu unsur atau senyawa
adalah banyaknya panas yang dilepaskan ketika 1 mol
unsur atau senyawa tersebut terbakar sempurna
dalam oksigen. Sebagai contoh panas pembakaran
molar intan dan grafit dapat ditulis sebagai berikut:
C(grafit) + O2(g) CO2(g) ∆HO = -393 kJ/mol
C(intan) + O2(g) CO2(g) ∆HO = -395 kJ/mol
Panas NetralisasiPanas netralisasi: Jumlah panas yang dilepas ketika 1
mol air terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh
basa atau sebaliknya.
Untuk netralisasi asam kuat oleh basa kuat nilai
∆HO selalu tetap yaitu -57 kJ/mol. Tetapi bila asam
lemah atau basa lemah dinetralisasi, nilai panas
netralisasinya selalu akan lebih kecil dari – 57 kJ/mol.
Hal ini disebabkan bukan hanya reaksi netralisasi
yang terjadi, tetapi juga reaksi ionisasi. Reaksi ionisasi
bersifat endotermik.
HCN(aq) H+(aq) + CN-(aq) ∆H = +45 kJ/mol
Netralisasi HCN(aq) :
HCN(aq) + KOH(aq) KCN(aq) + H2O(l)
Karena itu ∆HO = (+ 45 – 57) kJ/mol = -12 kJ/mol.
Panas pelarutanPanas pelarutan adalah panas yang dilepas atau
diserap ketika 1 mol senyawa dilarutkan dalam pela
rut berlebih yaitu sampai suatu keadaan di mana pada
penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang
diserap atau dilepaskan lagi. Karena air biasanya digu
nakan sebagai pelarut, maka reaksinya:
X(s) + aq X(aq)
Contoh:
NaCl(s) + aq NaCl(aq) ∆HO = +4 kJ/mol
Panas PengenceranPanas pengenceran adalah banyaknya panas yang
dilepaskan atau diserap ketika suatu zat atau larutan
diencerkan dalam batas konsentrasi tertentu Sebagai
contoh gas HCl diencerkan pada sejumlah air.
Reaksinya:
HCl(g) + 25 H2O HCl(aq) ∆H = -72,4 kJ/mol
Hukum HessHukum penjumlahan panas Hess, sebenarnya merupakan bentuk lain dalam menyatakan hukum kekekalan energi.
Hukum ini menyatakan bahwa banyaknya panas yang dilepas ataupun diserap dalam suatu reaksi kimia, akan selalu sama, tidak bergantung pada jalannya reaksi, apakah berlangsung dalam satu tahap ataukah beberapa tahap. Secara diagram hukum Hess dapat digambarkan sebagai berikut:
A B jalur 1
jalur 2
R P
C
jalur 3
= =
Jalur 1, 2, dan 3 adalah berbagai cara : R P
Contoh:
Larutan NH4Cl dapat dibuat dari NH3(g) dan
HCl(g) dengan dua cara yang berbeda sebagai berikut:
Cara A:
Kedua gas direaksikan,
NH3(g) + HCl(g) NH4Cl(s) ∆H1 = -176
kJ
Kemudian padatan NH4Cl dilarutkan dalam air
NH4Cl(s) + aq NH4Cl(aq) ∆H2 = +16 kJ
Cara A, panas total adalah:
∆H1 + ∆H2 = (-176 + 16) kJ
= -160 kJ
Cara B:
Kedua gas pertama dilarutkan dalam air berlebih: NH3(g) + aq NH3(aq) ∆H3 = -35 kJ
HCl(g) + aq HCl (aq) ∆H4 = -73 kJ
Kemudian kedua larutan yang diperoleh dicampur
kan untuk menghasilkan larutan NH4Cl :
NH3(aq) + HCl (aq) NH4Cl(aq) ∆H5 = -52 kJ
Panas reaksi total cara B:
∆H3 + ∆H4 + ∆H5 = (-35 – 73 – 52) kJ
= -160 kJ
Energi IkatanEnergi ikatan (EI) menyatakan besarnya kekuatan
suatu ikatan-ikatan tertentu dalam molekul. Panas
reaksi dapat dihitung dari EI, dengan rumus umum:
∆Hr = ∑∆Hikatan yang dipecah + ∑∆Hikatan yang dibentuk
∆Hikatan yang dipecah selalu positif dan
∆Hikatan yang dibentuk selalu negatif.
Contoh:
Hitung panas reaksi dari,
C2H2(g) + 2 H2(g) C2H6(g)
Energi ikatan: C – H = 414 kJ/mol
C C = 837 kJ/mol
C – C = 347 kJ/mol
Rumus :
Pada reaksi diatas ikatan yang dipecah/diputus:
2 mol ikatan C – H = 2 x (+414) = 828 kJ/mol
1 mol ikatan C C = 1 x (+837) = 837 kJ/mol
∑∆Hikatan yang dipecah = + 1665 kJ/mol
Ikatan yang dibentuk:
1 mol ikatan C – C = 1 x (-347) = -347 kJ/mol
6 mol ikatan C – H = 6 x (-414) = -2484 kJ/mol
∑∆Hikatan yang dibentuk = -2831 kJ/mol
∆Hr = 1665 – 2831 = -1166 kJ/mol
∆Hr = ∑∆Hikatan yang dipecah + ∑∆Hikatan yang dibentuk