kimia dasar

22
Senyawa : 1. Terbentuk melalui reaksi kimia 2. Pebandingan komponen yang menyusun senyawa selalu tertentu dan tetap 3. Komponen-komponen senyawa kehilangan sifatnya semula 4. Tidak dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya dengan cara-cara fisis, melainkan harus melalui reaksi kimia Campuran : 1. Terbentuk tanpa reaksi kimia 2. Perbandingan komponen yang menyusun campuran tidak tertentu dan dapat sembarangan 3. Komponen-komponen campuran tetap memiliki sifat masing-masing 4. Dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya melalui cara fisis

Upload: komunitas-teknik-sipil-arsitek

Post on 22-Jun-2015

1.677 views

Category:

Education


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kimia dasar

Senyawa :

1. Terbentuk melalui reaksi kimia

2. Pebandingan komponen yang menyusun senyawa selalu tertentu dan tetap

3. Komponen-komponen senyawa kehilangan sifatnya semula

4. Tidak dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya dengan cara-cara fisis,

melainkan harus melalui reaksi kimia

Campuran :

1. Terbentuk tanpa reaksi kimia

2. Perbandingan komponen yang menyusun campuran tidak tertentu dan dapat

sembarangan

3. Komponen-komponen campuran tetap memiliki sifat masing-masing

4. Dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya melalui cara fisis

Page 2: Kimia dasar

Perbedaan Unsur, Senyawa dan CampuranPosted by siswandi adinugroho on 6 Oktober 2009

Posted in: IPA dan Siswaku. 51 komentar

 

 

 

 

 

 

215 Votes

Unsur, Senyawa dan Campuran dapat kita beda-bedakan dilihat dari sifat kimia dan

fisikannya. Kita dapat menemukan unsur dalam keadaan bebas, artinya unsur tersebut

tidak bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa. Namun demikian, di alam ini

lebih banyak ditemukan unsur yang senantiasa mengadakan ikatan dengan unusr lain.

Unsur-unsur demikian disebut dengan unsur yang reaktif. Apakah perbedaan antara

unsur, senyawa dan campuran tersebut?

a.Perbedaan Unsur dan Senyawa

Unsur merupakan penyusun senyawa. Meskipun demikian, sifat-si

fat tidak dapat di temukan pada senyawa. Senyawa telah menjelma menjadi zat yang

baru.

Contoh:

Reaksi adalah pembakaran antara logam magnesium (Mg) dan oksigen (O2), diperoleh

zat baru yang disebut senyawa, yaitu:

Mg + O2 ——–> MgO

Pada reaksi tersebut, dihasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari unsur-unsur

penyusunnya.

b. Perbedaan Unsur dan Campuran

Dalam suatu campuran yang terdiri dari beberapa unsur, sifat-sifat unusur dapat

diidentifikasi/diketahui. Artinya, sifat-sifat unsur yang semula (awal) tidak berubah ketika

unusur tersebut bercampur dengan unsur lain membentuk suatu campuran. hal ini

Page 3: Kimia dasar

dikarenakan proses pemebntukan campuran terjadi secara fisika.

Ada dua sifat campuran, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.

c. Perbedaan Senyawa dan Campuran

Komposisi unsur-unsur penyusun suatu campuran tidak tertentu sehingga kita tidak

dapat menentukan rumus kimia suatu campuran. Berbeda halnya dengan senyawa yang

memiliki komposisi penyusun yang tetap. Perbedaan senyawa dan campuran yang lain

adalah pemisahan campuran pada umumnya dapat dilakukan secara fisika.

Pemisahan secara fisika adalah pemisahan suatu zat berdasarkan sifat-sifat fisika suatu

benda yang meliputi ukuran partikel dan titik didih.

Contoh, pemisahan campuran batu dan pasir dilakukan dengan pengayakan.

Contoh lain, adalah pemisahan fraksi minyak bumi dilakukan dengan teknik Distilasi,

yaitu pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih masing-masing

komponen di dalam campuran.

Sedangkan, cara pemisahan senyawa menjadi zat-zat penyusunnya yang berupa unsur-

unsur dilakukan secara kimia, artinya reaksi gerjadi pada tingkat molekuler yang

melibatkan pengubahan, penataan, dan pengaturan kembali atom-atom penyusun

senyawa tersebut. Contohnya, untuk mendapatkan Hidrogen dan Oksigen dari air dapat

dilakukan dengan elektrolisis.

Reaksi elektrolisis, air secara sederhana dituliskan sbb:

H20 ——–> H + O

Page 4: Kimia dasar

4. Hukum Dasar Kimia

 

BAHAN AJAR

(9)

 

Mata Pelajaran             : Kimia

Kelas / Semester          : X / 1

Standar Kompetensi     :

2.     Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan

kimia (stoikiometri)

Kompetensi Dasar         :

2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui data

percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia

Indikator                     :

2.2.1       Membuktikan hukum lavoisier melalui data percobaan

2.2.2      Membuktikan hukum Proust melalui data percobaan

2.2.3      Menganalisis data percobaan pada senyawa untuk membuktikan berlakunya

hukum perbandingan (hukum Dalton)

2.2.4      Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan

Volum (hukum Gay Lussac)

2.2.5      Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum-hukum Avogadro

Alokasi Waktu : 6 JP

Tujuan Pembelajaran    :

Membuktikan hukum-hukum dasar kimia dengan cara menafsirkan data-data

percobaan

Materi Pokok                : HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

Materi Ajar                  :

Page 5: Kimia dasar

A.      Hukum kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)

B.      Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

C.      Hukum Kelipatan Berganda ( Hukum Dalton)

D.      Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac)

E.       Hipotesis Avogadro

 

URAIAN MATERI

 

A.    Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)

Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) melakukan beberapa penelitian terhadap

terhadap proses pembakaran beberapa zat. Dalam percobaan tersebut diamati

proses reaksi antara raksa (merkuri) dengan oksigen untuk membentuk merkuri

oksida yang berwarna merah dan diperoleh data sebagai berikut:

Logam Merkuri + gas oksigen   →    merkuri oksida

   530 gram         42,4 gram                 572, 4 gram

Jika merkuri oksida dipanaskan akan menghasilkan logam merkuri dan gas oksigen

Merkuri oksida   →     logam merkuri     +  gas oksigen

  572,4 gram                42,4 gram               530 gram

Dari hasil percobaan itu, maka Lavoisier mengemukakan hukum kekekalan massa

atau hukum Lavoisier yang menyatakan bahwa:

Didalam suatu reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi

adalah sama

Contoh:

1.     logam magnesium seberat 4 gram dibakar dengan gas oksigen akan

menghasilkan magnesium oksida padat. Jika massa oksigen yang digunakan 6

gram, berapakah massa magnesium oksida yang dihasilkan?

 

 

Jawab:

Page 6: Kimia dasar

Logam magnesium    +   gas oksigen   →    magnesium oksida

 4 gram                             6 gram                    10 gram

 

2.     Sejumlah logam besi dipijarkan dengan 3,2 gram belerang menghasilkan 8,8 gram

senyawa besi(II)sulfida. Berapa gram logam besi yang telah bereaksi?

Jawab:

Logam Besi    +       belerang            →    besi(II)sulfida

          . . .                         . . .                              . . .

          . . .  gram               . . .   gram                   . . . gram

       

B.     HukumPerbandingan Tetap (Hukum Proust)

Joseph Proust (1754-1826) melakukan eksperimen, yaitu mereaksikan unsur hidrogen

dan unsur oksigen.

Hasil eksperimen Proust

Massa hidrogen

yang

direaksikan

(gram)

Massa oksigen

yang

direaksikan

(gram)

Massa air

yangterbentu

k

(gram)

Sisa hidrogen

atau oksigen

(gram)

Perbandingan

 

Hidrogen :

oksigen

1

2

1

2

8

8

9

16

9

9

9

18

0

1 gram

hidrogen

1 gram

oksigen

0

1 : 8

1 : 8

1 : 8

1 ; 8

Ia menemukan bahwa unsur hidrogen dan unsur oksigen selalu bereaksi membentuk

senyawa air dengan perbandingan massa yang selalu tetap, yakni 1 : 8  

            Massa hidrogen  : massa oksigen   =  1 : 8

 

Page 7: Kimia dasar

Contoh:

1.     Bila logam magnesium dibakar dengan gas oksigen akan diperoleh senyawa

magnesium oksida. Hasil percobaan tertera pada tabel berikut:      

Massamagnesi

um

(gram)

Massaoksig

en

(gram)

Massa

magnesium

oksida

(gram)

Sisa

magnesium

atau oksigen

(gram)

45

12

6

45

8

20

40

16

20

20

10

40

33 gram

magnesium

12 gram

oksigen

36 gram

oksigen

21 gram

magnesium

Apakah data diatas menunjukkan berlakunya hukum perbandingan tetap (Proust)?.

Jika berlaku berapa perbandingan massa magnesium dan oksigen dalam senyawa

magnesium oksida?

 

Jawab:

Massamagnesi

um

(gram)

Massaoksig

en

(gram)

Massa

magnesium

oksida

(gram)

Perbandingan

 

Magnesium :

oksigen

12

12

6

24

8

8

4

16

20

20

10

40

3 : 2

3 : 2

3 : 2

3 : 2

 

Page 8: Kimia dasar

2.     Perbandingan massa unsur oksigen dan hidrogen dalam senyawa air adalah 8 : 1.

Jika 100 gram unsur oksigen dan 3 gram unsur hidrogen bergabung membentuk

senyawa (air), berapa massa  air yang dihasilkan?, apakah ada zat yang bersisa?

Kalau ada berapakah jumlahnya?

         Jika semua unsur O habis,   maka H yang diperlukan             =  100 gram = 12,5

gram

         Jika semua unsur H habis,   maka O yang diperlukan             =  3 gram    =  24

gram

 

 

Jawab:

                               Massa O   :   Massa H

                         8        :        1

Mula-mula     100 gram       3 gram

Bereaksi                 24 gram             3 gram

      Bersisa         76  gram            -

      Massa air yang terbentuk =   24 + 3  =  27 gram

      Zat yang bersisa adalah oksigen sebayak 76 gram

      

C.     Hukum Kelipatan Berganda (Hukum Dalton)

Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur-unsur yang

dapat membentuk lebih dari 1 jenis senyawa. Salah seorang diantaranya adalah John

Dalton (1766-1844). Dalton mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait

dengan perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa.

Hasil percobaan Dalton

Jenis senyawa

Massa nitrogen

yang direaksikan

Massa oksigen

yang direaksikan

Massa senyawa yang

terbentuk

Page 9: Kimia dasar

Nitrogen monoksida

Nitrogen dioksida

0,875 gram

1,75 gram

1,00 gram

1,00 gram

1, 875 gram

2,75 gram

=    = 

Dengan massa oksigen sama, ternyata perbandingan massa nitrogen dalam senyawa

nitrogen di oksida dan nitrogen monoksida adalah …..

  Massa nitrogen dalam senyawa nitrogen dioksida    

Massa nitrogen dalam senyawa nitrogen monoksida

 

Berdasarkan hasil percobaannya, Dalton menemukan Hukum Kelipatan berganda

(Hukum Dalton) yang berbunyi:

Jika dua unsur bergabung membentuk lebih dari satu jenis senyawa, dan

jika massa-massa salah satu unsur-unsur dalam senyawa tersebut sama,

sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan

massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan

bilangan bulat sederhana.

 

Contoh:

1. Seorang ahli kimia mereaksikan unsur karbon dan unsur oksigen. Massa karbon yang

direaksikan tetap, sedangkan massa oksigen yang divariasi. Diakhir reaksi, ia

memperoleh dua jenis senyawa yang berbeda. Komposisi karbon dan oksigen dalam

senyawa pertama adalah 42,9% karbon dan 57,1% oksigen. Sedangkan komposisi

pada senyawa kedua adalah 27,3c% dan 72,2%. Tunjukkan bahwa perbandingan

massa unsur oksigen dalam kedua senyawa ini sesuai dengan Hukum kelipatan

Berganda?

Jawab:

Umpama terdapat 100 gram senyawa I dan 100 gram senyaw II

Jenis

senyawa

Massasenya

wa

Massakarbo

n

Massa oksig

en Massa karbon : massa oksigen

Senyawa I

Senyawa II

100 gram

100 gram

42,9 gram

27,3 gram

57,1 gram

72,7 gram

42,9 : 57,1  =  1  : 1,33

27,3 : 72,7  =  1  : 2,66

Page 10: Kimia dasar

Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa  =  

=     =  

 

Perbandingan oksigen dalam senyawa II

Perbandingan oksigen dalam senyawa I

 

Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawatersebut adalah bilangan

bulat sederhana, sesuai dengan Hukum Kelipatan Berganda

2. Reaksi antara unsur belerang dan unsur oksigen menghasilkan dua jenis senyawa

dengan komposisi seperti tertera pada tabel berikut. Tunjukkan bahwa perbandingan

massa oksigen dalam kedua senyawa sesuai dengan hukum kelipatan Perbandingan.

Jenis senyawa Unsur belerang Unsur oksigen

Senyawa I

Senyawa II

50%

40%

50%

60%

 

Jawab :

Jenis

senyawa

Unsur

belerang

Unsur

oksigen

Perb. Belerang

: oksigen

Jika oksigen

tetap

Senyawa I

Senyawa II

50%

40%

50%

60%

1 : 1

2 : 3

2 : 2

2 : 3

Jika belerangnya tetap, perbandingan massa oksigen dalam senyawa II dan senyawa I

adalah      2 : 3

 

D.    Hukum Perbandingan Volume (hukum Gay Lussac)

Dikemukakan oleh Joseph Gay Lussac (1778-1850), ia berhasil melakukan

eksperimen terhadap sejumlah gas dan memperoleh data sebagai berikut:

Page 11: Kimia dasar

2 liter gas hidrogen + 1 liter gas oksigen  → 2 liter uap air

1 liter gas nitrogen + 3 liter gas hidrogen  → 2 liter gas amonia

1 liter gas hidrogen + 1 liter gas hidrogen  → 2 liter gas hidrogen klorida

Dari percobaan ini gay Lussac merumuskan hukum perbandingan Volume yang

berbunyi:

Pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas-gas yang bereaksi dan

volum gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat

sederhana

Jika dihubungkan dengan koefisien reaksi, maka

Hidrogen    +     oksigen   →    uap air

     H2         +         O2       →      H2O    

Setarakan   :        2 H2         +         O2       →      2H2O  

Perb. Koef  :            2           :          1          :           2

Gay lussac   :      2 liter        :        1  liter   :        2 liter

Perb. Volum :           2           :          1          :            2

Kesimpulan :

                  Perb. Koef = perb. Volume

                     =    

Contoh:

1.     Pada reaksi: N2 (g)  +   3 H2 (g)    →     2 NH3 (g), apabila tiap-tiap gas diukur pada

suhu dan tekanan yang sama, bagaimanakah perbandingan gas-gas yang

bereaksi dan hasil reaksi?

Jawab :

N2 (g)  +   3 H2 (g)    →     2 NH3 (g)

            Perb. Koef   :        1       :       3            :          2

            Perb.volume :        1       :       3            :          2

 

Page 12: Kimia dasar

2.     Gas hidrogen  yang volum nya 10 liter direaksikan dengan gas oksigen yang

volumnya 10liter membentuk uap air dengan persamaan reaksi:

H2 (g)        +       O2 (g)      →      H2O (g)

Bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, berapa volum maksimum uap air

yang dapat dihasilkan?

Jawab:

 

 

  H2 (g)        +       O2 (g)      →      H2O (g)

            Setarakan   :    2H2 (g)        +       O2 (g)      →    2 H2O (g)

Perb. Koef   :        2          :          1            :          2

Volume         :    10 liter     :         10 liter             ?

Bereaksi      :        . . .                    . . .                   . . .

 

 

 

E.     Hipotesis Avogadro

Hasil percobaan Gay Lussac menunjukkan:

1  Volum  hidrogen  +  1   volum klorin  →    2 volum hidrogen klorida,   

1 liter    hidrogen    +  1   liter   klorin →    2 liter hidrogen klorida,  jika dianggap

atom maka,

1  atom hidrogen     +  1 atom korin     →    2  atom hidrogen klorida,  

jika diterapkan pada hidrogen dan oksigen, maka…

2 volum hidrogen  + 1 volum oksigen     →   2 volum air,

2 liter hidrogen   +  1 liter oksigen       →    2 liter air,

1 liter  hidrogen   +  ½ liter oksigen      →    1 liter air, jika dianggap atom, maka

1 atom hidrogen   +  ½ atom hidrogen   →    1 atom air

Page 13: Kimia dasar

 

        Konsep setengah atom bertentangan dengan teori atom dalton, untuk

menghindari hal tesebut amanda avogadro mengusulkan,

                  Gas hidrogen   +  gas oksigen  →  air

                     2 molekul        1 molekul          2 molekul

                     1 molekul        ½ molekul          1 molekul

 

 

Hipotesis Avogadro,

“Pada suhu dan tekanan yang sama semua gas yang volumnya sama

akan mengandung jumlah molekul yang sama”

Menurut Avogadro unsur yang berwujud gas umumnya merupakan molekul dwiatom

atau di atom

Gas hidrogen    +    gas oksigen     →     uap air

1 molekul               1  molekul               2 molekul

Perb. Molekul :        1                :               1             :             2

Perb. Koef     :         1                :               1             :             2

Kesimpulan:

“jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volum

gas-gas yang bereaksi dan gas-gas hasil reaksi akan sama dengan

perbandingan jumlah molekulnya dan sama pula dengan perbandingan

koefisiennya”

 Sehingga:

  =     =  

Contoh:

Pada suhu dan tekanan tertentu setiap 1 liter gas nitrogen akan tepat bereaksi

dengan 3 liter gas hidrogen membentuk 2 liter gas amonia, tentukan rumus molekul

amonia,

Page 14: Kimia dasar

Jawab:

Gas nitrogen   +   gas hidrogen     →   amonia

                        N2  (g)      +     3 H2 (g)           →     2 NxHy (g)

Jumlah atom:

                    N,      2                                    =          2x,    X  =  1                                         

                    H,      2×3                                =          2y,    Y  =   6/2

                                                                                            =    3

Jadi rumus nya, NxHy    ≈   N1H3   atau NH3

Latihan

1. Bila 18 gram glukosa dibakar dengan oksigen dihasilkan 26,4 gram gas

karbondioksida dan 10,8 gram uap air. Berapa gram oksigen yang diperlukan pada

pembakaran tersebut?

 

2. Perbandingan massa karbon terhadap oksigen dalam karbon dioksida adalah 3 :

8. berapa gram karbon dioksida dapat dihasilkan apabila direaksikan:

a.     6 gram karbon dengan 16 gram oksigen

b.     6 gram karbon dengan 8 gram oksigen

c.     3 gram karbon dengan 10 gram oksigen

d.     6 gram karbon dengan 10 gram oksigen

 

3. Dalam  senyawa AB perbandingan massa A : massa B = 2 : 1. jika terdapat 120

gram senyawa AB, tentukan massa masing-masing unsur dalam senyawa

tersebut.

 

4. Unsur X dan Y membentuk dua senyawa masing-masing mengandung  60% dan 50%

unsur X, tentukan perbandingan massa unsur Y pada X tetap.

 

5. Setiap 2 liter gas nitrogen tepat habis bereaksi dengan 3 liter gas oksigen dan

dihasilkan 1 liter gas oksida nitrogen. Jika volum diukur pada suhu dan tekanan yang

sama, tentukan rumus molekul oksida nitrogen tersebut.

Page 15: Kimia dasar

6. Gas hidrogen yang volumnya 10 liter direaksikan dengan gas oksigen yang

volumnya 10 liter membentuk uap air dengan persamaan reaksi :

H2 (g)     +    O2 (g)    →H2O (g)

Bila volum diukur pada suhu dan tekanan yang sama, berapa volum maksimum

uap air yang dihasilkan?

 

7. Berapa liter gas oksigen yang diperlukan untuk membakar 5 liter gas butana

(C4H10) agar semua gas butana tersebut habis bereaksi.

Reaksi yang terjadi:

C4H10 (g)   +  O2 (g)   →   CO2  (g)   +    H2O  (g)

 

“Selamat belajar, semoga sukses”

v\:* {behavior:url(#default#VML);}

o\:* {behavior:url(#default#VML);}

w\:* {behavior:url(#default#VML);}

.shape {behavior:url(#default#VML);}

Normal

0

false

false

false

EN-US

X-NONE

X-NONE

MicrosoftInternetExplorer4

st1\:*{behavior:url(#ieooui) }

/* Style Definitions */

table.MsoNormalTable

{mso-style-name:”Table Normal”;

Page 16: Kimia dasar

mso-tstyle-rowband-size:0;

mso-tstyle-colband-size:0;

mso-style-noshow:yes;

mso-style-priority:99;

mso-style-qformat:yes;

mso-style-parent:”";

mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;

mso-para-margin:0cm;

mso-para-margin-bottom:.0001pt;

mso-pagination:widow-orphan;

font-size:10.0pt;

font-family:”Times New Roman”,”serif”;}

table.MsoTableGrid

{mso-style-name:”Table Grid”;

mso-tstyle-rowband-size:0;

mso-tstyle-colband-size:0;

mso-style-unhide:no;

border:solid windowtext 1.0pt;

mso-border-alt:solid windowtext .5pt;

mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;

mso-border-insideh:.5pt solid windowtext;

mso-border-insidev:.5pt solid windowtext;

mso-para-margin:0cm;

mso-para-margin-bottom:.0001pt;

mso-pagination:widow-orphan;

font-size:10.0pt;

font-family:”Times New Roman”,”serif”;}

BAHAN AJAR

(13)

Mata Pelajaran             : Kimia

Kelas / Semester          : X / 2

Standar Kompetensi     :

2.     Memahami sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit, serta reaksi oksidasi

dan reduksi.

Kompetensi Dasar         :

Page 17: Kimia dasar

3.1.  Mengidentifikasi sifat larutan elektrolit  dan non-elektrolit berdasarkan data

hasil percobaan.

Indikator                     :

3.1.1        Melaksanakan percobaan untuk mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit

dan non-elektrolit.

3.1.2       Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan non-elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya.

3.1.3       Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus

listrik

3.1.4       Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

Alokasi Waktu : 3 JP

Tujuan Pembelajaran    :

1.     Siswa dapat mengidentifikasi larutan elektrolit dan non-elektrolit melalui

percobaan

2.     Siswa dapat mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan non-

elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.

3.     Siswa dapat menjelaskan mengapa larutan elektrolit bisa menghantarkan arus

listrik

4.     Siswa dapat mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa

ion dan senyawa kovalen.

 

Materi Pokok                : Larutan Elektrolit dan Larutan Non-Elektrolit

Materi Ajar                  :

A.      Pengertian larutan elektrolit dan Non-elektrolit

B.      Senyawa Ion dan senyawa kovalen Polar

 

LARUTAN NON-ELEKTROLIT DAN LARUTAN ELEKTROLIT

 

Page 18: Kimia dasar

A.      Pengertian Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik,

sedangkan larutan Non-Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan

arus listrik. Hantaran listrik dapat ditunjukkan oleh alat uji elektrolit.

Perbedaan larutan Elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit dengan

menggunakan alat uji elektrolit.

  Elektrolit kuat             : lampu akan menyala terang, disekitar elektrode terdapat

gelembung gas yang banyak.

  Elektrolit lemah           : lampu menyala redup/tidak menyala sama sekali teapi ada

gelembung-gelembung gas disekitar elektrode.

Contohnya Larutan yang berasal dari:

  Non-elektrolit              : lampu tidak menyala dan tidak terdapat gelembung gas

disekitar elektrode

Mengapa larutan elektrolit dapat mengahantarkan listrik?

Pada tahun 1884, svante Arrhenius mengajukan teorinya, bahwa dalam larutan

elektrolit yang berperan menghantarkan arus listrik adalah partikel-partikel

bermuatan (ion) yang bergerak bebas didalam larutan. Bila kristal NaCl dilarutkan

dalam air,maka oleh pengaruh air NaCl terdisosiasi(terion) menjadi ion positif

Na + (kation) dan ion negatif Cl- (anion) yang bergerak bebas. Ion-ion inilah yang

bergerak sambil membawa muatan listrik ke dua ujung kawat (kutup elektrode) alat

uji elektrolit. Dimana “ion-ion positif bergerak menuju kekutup negatif dan ion-ion

negatif akan akan bergerak kekutup positif”.

Jadi, suatu zat dapat terurai menjadi elektrolit bila didalam larutannya zat

tersebut terurai menjadi ion-ion yang bebas bergerak.

 

B.      Senyawa ion dan senyawa kovalen polar

Zat elektrolit dapat berasal dari senyawa ion atau beberapa senyawa kovalen yang

didalam larutan dapat terurai menjadi ion-ion.

1. Senyawa Ion

Senyawa ion sendiri dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-ion, tetapi ion-ion

itu terikat satu sama lain dengan kuat dan rapat, sehingga tidak dapat

menghantar listrik.

Page 19: Kimia dasar

Sebaliknya, bila senyawa ion tersebut dalam bentuk leburan atau larutan, maka

ion-ion nya akan bebas bergerak, sehingga dapat menghantarkan  listrik. Pada

proses pelarutan, ion-ion yang terikat dan tersusun rapat tersebut akan tertarik

oleh molekul-molekul air, dan akan menyusup disela-sela  butir-butir ion tersebut

(proses hidrasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama lain dan menyebar

diantara molekul-molekul air. Peristiwa  peruraian tersebut dapat dituliskan

dengan persamaan reaksi:

NaCl (aq)    →    Na+ (aq)    +    Cl-  (aq)

Contoh:

2. Senyawa Kovalen

Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus listrik adalah senyawa kovalen

polar  contohnya:

HCl (aq)   →   H+ (aq)     +   Cl- (aq)

 

  Elektrolit dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

a.     Elektrolit kuat adalah zat-zat yang dalam air akan terurai seluruhnya menjadi ion-

ionnya  atau terionisasi sempurna dengan   (derajat ionisasi) = 1

 = 

Daya hantar listrik pada elektrolit kuat sangat tinggi, sehingga nyala lampu akan

terang bila arus listrik yang dihubungkan kelampu dilewati elektrolit ini.

Contoh-contoh elektrolit kuat:

Asam-asam  kuat          : asam halogen : HCl, HBr, HI

  Asam oksi       : HNO3, H2SO4

Basa-basa kuat             : basa-basa alkali          : NaOH,  KOH, LiOH, Sr(OH)2,

Ba(OH)2

Hampir semua garam     : NaCl, KCl, KBr, CaCl2, MgCl2

b.     Elektrolit lemah

Elektrolit lemah adalah zat-zat yang dalam air tidak seluruhnya atau sebagian

terurai menjadi ion-ionnya atau terionisasi sebagian dengan 

Contoh elektrolit lemah:

Page 20: Kimia dasar

Asam atau basa lemah  yang tidak termasuk elektrolit kuat     

          Asam lemah      : CH3COOH, HCOOH, HF dan H2CO3

          Basa Lemah      : NH4OH

Garam-garam merkuri (II)        : HgCl2 dan Hg(NO)3

  Larutan non-elektrolit

Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dpt menghantarkan arus listrik.

Zat-zat non elektrolit dalam air tidak dapat terionisasi(  = 0)

 

 

Latihan:

1. Percobaan pengujian larutan dengan alat uji elektrolit didapatkan hasil sebagai

berikut:

Larutan Lampu Elektrode

A

B

C

D

E

Menyala

Tidak menyala

Tidak menyala

Tidak menyala

Menyala

Banyak gelembung gas

Banyak gelembung gas

Tidak ada gelembung gas

Sedikit gelembung gas

Banyak gelembung gas

Berdasarkan data diata, tunjukkan manakah larutan elektrolit, elektrolit kuat,

elektrolit lemah, dan non elektrolit. Jelaskan!

 

2. Tuliskan reaksi ionisasi dari larutan  K2SO4 , HNO3, Fe2(SO)3  dan Ba(NO3)2  dan

tentukan jumlah ionnya!