Download - Kimia dasar
Senyawa :
1. Terbentuk melalui reaksi kimia
2. Pebandingan komponen yang menyusun senyawa selalu tertentu dan tetap
3. Komponen-komponen senyawa kehilangan sifatnya semula
4. Tidak dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya dengan cara-cara fisis,
melainkan harus melalui reaksi kimia
Campuran :
1. Terbentuk tanpa reaksi kimia
2. Perbandingan komponen yang menyusun campuran tidak tertentu dan dapat
sembarangan
3. Komponen-komponen campuran tetap memiliki sifat masing-masing
4. Dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya melalui cara fisis
Perbedaan Unsur, Senyawa dan CampuranPosted by siswandi adinugroho on 6 Oktober 2009
Posted in: IPA dan Siswaku. 51 komentar
215 Votes
Unsur, Senyawa dan Campuran dapat kita beda-bedakan dilihat dari sifat kimia dan
fisikannya. Kita dapat menemukan unsur dalam keadaan bebas, artinya unsur tersebut
tidak bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa. Namun demikian, di alam ini
lebih banyak ditemukan unsur yang senantiasa mengadakan ikatan dengan unusr lain.
Unsur-unsur demikian disebut dengan unsur yang reaktif. Apakah perbedaan antara
unsur, senyawa dan campuran tersebut?
a.Perbedaan Unsur dan Senyawa
Unsur merupakan penyusun senyawa. Meskipun demikian, sifat-si
fat tidak dapat di temukan pada senyawa. Senyawa telah menjelma menjadi zat yang
baru.
Contoh:
Reaksi adalah pembakaran antara logam magnesium (Mg) dan oksigen (O2), diperoleh
zat baru yang disebut senyawa, yaitu:
Mg + O2 ——–> MgO
Pada reaksi tersebut, dihasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari unsur-unsur
penyusunnya.
b. Perbedaan Unsur dan Campuran
Dalam suatu campuran yang terdiri dari beberapa unsur, sifat-sifat unusur dapat
diidentifikasi/diketahui. Artinya, sifat-sifat unsur yang semula (awal) tidak berubah ketika
unusur tersebut bercampur dengan unsur lain membentuk suatu campuran. hal ini
dikarenakan proses pemebntukan campuran terjadi secara fisika.
Ada dua sifat campuran, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
c. Perbedaan Senyawa dan Campuran
Komposisi unsur-unsur penyusun suatu campuran tidak tertentu sehingga kita tidak
dapat menentukan rumus kimia suatu campuran. Berbeda halnya dengan senyawa yang
memiliki komposisi penyusun yang tetap. Perbedaan senyawa dan campuran yang lain
adalah pemisahan campuran pada umumnya dapat dilakukan secara fisika.
Pemisahan secara fisika adalah pemisahan suatu zat berdasarkan sifat-sifat fisika suatu
benda yang meliputi ukuran partikel dan titik didih.
Contoh, pemisahan campuran batu dan pasir dilakukan dengan pengayakan.
Contoh lain, adalah pemisahan fraksi minyak bumi dilakukan dengan teknik Distilasi,
yaitu pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih masing-masing
komponen di dalam campuran.
Sedangkan, cara pemisahan senyawa menjadi zat-zat penyusunnya yang berupa unsur-
unsur dilakukan secara kimia, artinya reaksi gerjadi pada tingkat molekuler yang
melibatkan pengubahan, penataan, dan pengaturan kembali atom-atom penyusun
senyawa tersebut. Contohnya, untuk mendapatkan Hidrogen dan Oksigen dari air dapat
dilakukan dengan elektrolisis.
Reaksi elektrolisis, air secara sederhana dituliskan sbb:
H20 ——–> H + O
4. Hukum Dasar Kimia
BAHAN AJAR
(9)
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / 1
Standar Kompetensi :
2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan
kimia (stoikiometri)
Kompetensi Dasar :
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui data
percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia
Indikator :
2.2.1 Membuktikan hukum lavoisier melalui data percobaan
2.2.2 Membuktikan hukum Proust melalui data percobaan
2.2.3 Menganalisis data percobaan pada senyawa untuk membuktikan berlakunya
hukum perbandingan (hukum Dalton)
2.2.4 Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan
Volum (hukum Gay Lussac)
2.2.5 Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum-hukum Avogadro
Alokasi Waktu : 6 JP
Tujuan Pembelajaran :
Membuktikan hukum-hukum dasar kimia dengan cara menafsirkan data-data
percobaan
Materi Pokok : HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA
Materi Ajar :
A. Hukum kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
B. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
C. Hukum Kelipatan Berganda ( Hukum Dalton)
D. Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac)
E. Hipotesis Avogadro
URAIAN MATERI
A. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) melakukan beberapa penelitian terhadap
terhadap proses pembakaran beberapa zat. Dalam percobaan tersebut diamati
proses reaksi antara raksa (merkuri) dengan oksigen untuk membentuk merkuri
oksida yang berwarna merah dan diperoleh data sebagai berikut:
Logam Merkuri + gas oksigen → merkuri oksida
530 gram 42,4 gram 572, 4 gram
Jika merkuri oksida dipanaskan akan menghasilkan logam merkuri dan gas oksigen
Merkuri oksida → logam merkuri + gas oksigen
572,4 gram 42,4 gram 530 gram
Dari hasil percobaan itu, maka Lavoisier mengemukakan hukum kekekalan massa
atau hukum Lavoisier yang menyatakan bahwa:
Didalam suatu reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama
Contoh:
1. logam magnesium seberat 4 gram dibakar dengan gas oksigen akan
menghasilkan magnesium oksida padat. Jika massa oksigen yang digunakan 6
gram, berapakah massa magnesium oksida yang dihasilkan?
Jawab:
Logam magnesium + gas oksigen → magnesium oksida
4 gram 6 gram 10 gram
2. Sejumlah logam besi dipijarkan dengan 3,2 gram belerang menghasilkan 8,8 gram
senyawa besi(II)sulfida. Berapa gram logam besi yang telah bereaksi?
Jawab:
Logam Besi + belerang → besi(II)sulfida
. . . . . . . . .
. . . gram . . . gram . . . gram
B. HukumPerbandingan Tetap (Hukum Proust)
Joseph Proust (1754-1826) melakukan eksperimen, yaitu mereaksikan unsur hidrogen
dan unsur oksigen.
Hasil eksperimen Proust
Massa hidrogen
yang
direaksikan
(gram)
Massa oksigen
yang
direaksikan
(gram)
Massa air
yangterbentu
k
(gram)
Sisa hidrogen
atau oksigen
(gram)
Perbandingan
Hidrogen :
oksigen
1
2
1
2
8
8
9
16
9
9
9
18
0
1 gram
hidrogen
1 gram
oksigen
0
1 : 8
1 : 8
1 : 8
1 ; 8
Ia menemukan bahwa unsur hidrogen dan unsur oksigen selalu bereaksi membentuk
senyawa air dengan perbandingan massa yang selalu tetap, yakni 1 : 8
Massa hidrogen : massa oksigen = 1 : 8
Contoh:
1. Bila logam magnesium dibakar dengan gas oksigen akan diperoleh senyawa
magnesium oksida. Hasil percobaan tertera pada tabel berikut:
Massamagnesi
um
(gram)
Massaoksig
en
(gram)
Massa
magnesium
oksida
(gram)
Sisa
magnesium
atau oksigen
(gram)
45
12
6
45
8
20
40
16
20
20
10
40
33 gram
magnesium
12 gram
oksigen
36 gram
oksigen
21 gram
magnesium
Apakah data diatas menunjukkan berlakunya hukum perbandingan tetap (Proust)?.
Jika berlaku berapa perbandingan massa magnesium dan oksigen dalam senyawa
magnesium oksida?
Jawab:
Massamagnesi
um
(gram)
Massaoksig
en
(gram)
Massa
magnesium
oksida
(gram)
Perbandingan
Magnesium :
oksigen
12
12
6
24
8
8
4
16
20
20
10
40
3 : 2
3 : 2
3 : 2
3 : 2
2. Perbandingan massa unsur oksigen dan hidrogen dalam senyawa air adalah 8 : 1.
Jika 100 gram unsur oksigen dan 3 gram unsur hidrogen bergabung membentuk
senyawa (air), berapa massa air yang dihasilkan?, apakah ada zat yang bersisa?
Kalau ada berapakah jumlahnya?
Jika semua unsur O habis, maka H yang diperlukan = 100 gram = 12,5
gram
Jika semua unsur H habis, maka O yang diperlukan = 3 gram = 24
gram
Jawab:
Massa O : Massa H
8 : 1
Mula-mula 100 gram 3 gram
Bereaksi 24 gram 3 gram
Bersisa 76 gram -
Massa air yang terbentuk = 24 + 3 = 27 gram
Zat yang bersisa adalah oksigen sebayak 76 gram
C. Hukum Kelipatan Berganda (Hukum Dalton)
Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur-unsur yang
dapat membentuk lebih dari 1 jenis senyawa. Salah seorang diantaranya adalah John
Dalton (1766-1844). Dalton mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait
dengan perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa.
Hasil percobaan Dalton
Jenis senyawa
Massa nitrogen
yang direaksikan
Massa oksigen
yang direaksikan
Massa senyawa yang
terbentuk
Nitrogen monoksida
Nitrogen dioksida
0,875 gram
1,75 gram
1,00 gram
1,00 gram
1, 875 gram
2,75 gram
= =
Dengan massa oksigen sama, ternyata perbandingan massa nitrogen dalam senyawa
nitrogen di oksida dan nitrogen monoksida adalah …..
Massa nitrogen dalam senyawa nitrogen dioksida
Massa nitrogen dalam senyawa nitrogen monoksida
Berdasarkan hasil percobaannya, Dalton menemukan Hukum Kelipatan berganda
(Hukum Dalton) yang berbunyi:
Jika dua unsur bergabung membentuk lebih dari satu jenis senyawa, dan
jika massa-massa salah satu unsur-unsur dalam senyawa tersebut sama,
sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan
massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan
bilangan bulat sederhana.
Contoh:
1. Seorang ahli kimia mereaksikan unsur karbon dan unsur oksigen. Massa karbon yang
direaksikan tetap, sedangkan massa oksigen yang divariasi. Diakhir reaksi, ia
memperoleh dua jenis senyawa yang berbeda. Komposisi karbon dan oksigen dalam
senyawa pertama adalah 42,9% karbon dan 57,1% oksigen. Sedangkan komposisi
pada senyawa kedua adalah 27,3c% dan 72,2%. Tunjukkan bahwa perbandingan
massa unsur oksigen dalam kedua senyawa ini sesuai dengan Hukum kelipatan
Berganda?
Jawab:
Umpama terdapat 100 gram senyawa I dan 100 gram senyaw II
Jenis
senyawa
Massasenya
wa
Massakarbo
n
Massa oksig
en Massa karbon : massa oksigen
Senyawa I
Senyawa II
100 gram
100 gram
42,9 gram
27,3 gram
57,1 gram
72,7 gram
42,9 : 57,1 = 1 : 1,33
27,3 : 72,7 = 1 : 2,66
Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa =
= =
Perbandingan oksigen dalam senyawa II
Perbandingan oksigen dalam senyawa I
Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawatersebut adalah bilangan
bulat sederhana, sesuai dengan Hukum Kelipatan Berganda
2. Reaksi antara unsur belerang dan unsur oksigen menghasilkan dua jenis senyawa
dengan komposisi seperti tertera pada tabel berikut. Tunjukkan bahwa perbandingan
massa oksigen dalam kedua senyawa sesuai dengan hukum kelipatan Perbandingan.
Jenis senyawa Unsur belerang Unsur oksigen
Senyawa I
Senyawa II
50%
40%
50%
60%
Jawab :
Jenis
senyawa
Unsur
belerang
Unsur
oksigen
Perb. Belerang
: oksigen
Jika oksigen
tetap
Senyawa I
Senyawa II
50%
40%
50%
60%
1 : 1
2 : 3
2 : 2
2 : 3
Jika belerangnya tetap, perbandingan massa oksigen dalam senyawa II dan senyawa I
adalah 2 : 3
D. Hukum Perbandingan Volume (hukum Gay Lussac)
Dikemukakan oleh Joseph Gay Lussac (1778-1850), ia berhasil melakukan
eksperimen terhadap sejumlah gas dan memperoleh data sebagai berikut:
2 liter gas hidrogen + 1 liter gas oksigen → 2 liter uap air
1 liter gas nitrogen + 3 liter gas hidrogen → 2 liter gas amonia
1 liter gas hidrogen + 1 liter gas hidrogen → 2 liter gas hidrogen klorida
Dari percobaan ini gay Lussac merumuskan hukum perbandingan Volume yang
berbunyi:
Pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas-gas yang bereaksi dan
volum gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat
sederhana
Jika dihubungkan dengan koefisien reaksi, maka
Hidrogen + oksigen → uap air
H2 + O2 → H2O
Setarakan : 2 H2 + O2 → 2H2O
Perb. Koef : 2 : 1 : 2
Gay lussac : 2 liter : 1 liter : 2 liter
Perb. Volum : 2 : 1 : 2
Kesimpulan :
Perb. Koef = perb. Volume
=
Contoh:
1. Pada reaksi: N2 (g) + 3 H2 (g) → 2 NH3 (g), apabila tiap-tiap gas diukur pada
suhu dan tekanan yang sama, bagaimanakah perbandingan gas-gas yang
bereaksi dan hasil reaksi?
Jawab :
N2 (g) + 3 H2 (g) → 2 NH3 (g)
Perb. Koef : 1 : 3 : 2
Perb.volume : 1 : 3 : 2
2. Gas hidrogen yang volum nya 10 liter direaksikan dengan gas oksigen yang
volumnya 10liter membentuk uap air dengan persamaan reaksi:
H2 (g) + O2 (g) → H2O (g)
Bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, berapa volum maksimum uap air
yang dapat dihasilkan?
Jawab:
H2 (g) + O2 (g) → H2O (g)
Setarakan : 2H2 (g) + O2 (g) → 2 H2O (g)
Perb. Koef : 2 : 1 : 2
Volume : 10 liter : 10 liter ?
Bereaksi : . . . . . . . . .
E. Hipotesis Avogadro
Hasil percobaan Gay Lussac menunjukkan:
1 Volum hidrogen + 1 volum klorin → 2 volum hidrogen klorida,
1 liter hidrogen + 1 liter klorin → 2 liter hidrogen klorida, jika dianggap
atom maka,
1 atom hidrogen + 1 atom korin → 2 atom hidrogen klorida,
jika diterapkan pada hidrogen dan oksigen, maka…
2 volum hidrogen + 1 volum oksigen → 2 volum air,
2 liter hidrogen + 1 liter oksigen → 2 liter air,
1 liter hidrogen + ½ liter oksigen → 1 liter air, jika dianggap atom, maka
1 atom hidrogen + ½ atom hidrogen → 1 atom air
Konsep setengah atom bertentangan dengan teori atom dalton, untuk
menghindari hal tesebut amanda avogadro mengusulkan,
Gas hidrogen + gas oksigen → air
2 molekul 1 molekul 2 molekul
1 molekul ½ molekul 1 molekul
Hipotesis Avogadro,
“Pada suhu dan tekanan yang sama semua gas yang volumnya sama
akan mengandung jumlah molekul yang sama”
Menurut Avogadro unsur yang berwujud gas umumnya merupakan molekul dwiatom
atau di atom
Gas hidrogen + gas oksigen → uap air
1 molekul 1 molekul 2 molekul
Perb. Molekul : 1 : 1 : 2
Perb. Koef : 1 : 1 : 2
Kesimpulan:
“jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volum
gas-gas yang bereaksi dan gas-gas hasil reaksi akan sama dengan
perbandingan jumlah molekulnya dan sama pula dengan perbandingan
koefisiennya”
Sehingga:
= =
Contoh:
Pada suhu dan tekanan tertentu setiap 1 liter gas nitrogen akan tepat bereaksi
dengan 3 liter gas hidrogen membentuk 2 liter gas amonia, tentukan rumus molekul
amonia,
Jawab:
Gas nitrogen + gas hidrogen → amonia
N2 (g) + 3 H2 (g) → 2 NxHy (g)
Jumlah atom:
N, 2 = 2x, X = 1
H, 2×3 = 2y, Y = 6/2
= 3
Jadi rumus nya, NxHy ≈ N1H3 atau NH3
Latihan
1. Bila 18 gram glukosa dibakar dengan oksigen dihasilkan 26,4 gram gas
karbondioksida dan 10,8 gram uap air. Berapa gram oksigen yang diperlukan pada
pembakaran tersebut?
2. Perbandingan massa karbon terhadap oksigen dalam karbon dioksida adalah 3 :
8. berapa gram karbon dioksida dapat dihasilkan apabila direaksikan:
a. 6 gram karbon dengan 16 gram oksigen
b. 6 gram karbon dengan 8 gram oksigen
c. 3 gram karbon dengan 10 gram oksigen
d. 6 gram karbon dengan 10 gram oksigen
3. Dalam senyawa AB perbandingan massa A : massa B = 2 : 1. jika terdapat 120
gram senyawa AB, tentukan massa masing-masing unsur dalam senyawa
tersebut.
4. Unsur X dan Y membentuk dua senyawa masing-masing mengandung 60% dan 50%
unsur X, tentukan perbandingan massa unsur Y pada X tetap.
5. Setiap 2 liter gas nitrogen tepat habis bereaksi dengan 3 liter gas oksigen dan
dihasilkan 1 liter gas oksida nitrogen. Jika volum diukur pada suhu dan tekanan yang
sama, tentukan rumus molekul oksida nitrogen tersebut.
6. Gas hidrogen yang volumnya 10 liter direaksikan dengan gas oksigen yang
volumnya 10 liter membentuk uap air dengan persamaan reaksi :
H2 (g) + O2 (g) →H2O (g)
Bila volum diukur pada suhu dan tekanan yang sama, berapa volum maksimum
uap air yang dihasilkan?
7. Berapa liter gas oksigen yang diperlukan untuk membakar 5 liter gas butana
(C4H10) agar semua gas butana tersebut habis bereaksi.
Reaksi yang terjadi:
C4H10 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (g)
“Selamat belajar, semoga sukses”
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
Normal
0
false
false
false
EN-US
X-NONE
X-NONE
MicrosoftInternetExplorer4
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:”";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”,”serif”;}
table.MsoTableGrid
{mso-style-name:”Table Grid”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-unhide:no;
border:solid windowtext 1.0pt;
mso-border-alt:solid windowtext .5pt;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-border-insideh:.5pt solid windowtext;
mso-border-insidev:.5pt solid windowtext;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”,”serif”;}
BAHAN AJAR
(13)
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / 2
Standar Kompetensi :
2. Memahami sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit, serta reaksi oksidasi
dan reduksi.
Kompetensi Dasar :
3.1. Mengidentifikasi sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit berdasarkan data
hasil percobaan.
Indikator :
3.1.1 Melaksanakan percobaan untuk mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit
dan non-elektrolit.
3.1.2 Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan non-elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
3.1.3 Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik
3.1.4 Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
Alokasi Waktu : 3 JP
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat mengidentifikasi larutan elektrolit dan non-elektrolit melalui
percobaan
2. Siswa dapat mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan non-
elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.
3. Siswa dapat menjelaskan mengapa larutan elektrolit bisa menghantarkan arus
listrik
4. Siswa dapat mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa
ion dan senyawa kovalen.
Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Larutan Non-Elektrolit
Materi Ajar :
A. Pengertian larutan elektrolit dan Non-elektrolit
B. Senyawa Ion dan senyawa kovalen Polar
LARUTAN NON-ELEKTROLIT DAN LARUTAN ELEKTROLIT
A. Pengertian Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik,
sedangkan larutan Non-Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik. Hantaran listrik dapat ditunjukkan oleh alat uji elektrolit.
Perbedaan larutan Elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit dengan
menggunakan alat uji elektrolit.
Elektrolit kuat : lampu akan menyala terang, disekitar elektrode terdapat
gelembung gas yang banyak.
Elektrolit lemah : lampu menyala redup/tidak menyala sama sekali teapi ada
gelembung-gelembung gas disekitar elektrode.
Contohnya Larutan yang berasal dari:
Non-elektrolit : lampu tidak menyala dan tidak terdapat gelembung gas
disekitar elektrode
Mengapa larutan elektrolit dapat mengahantarkan listrik?
Pada tahun 1884, svante Arrhenius mengajukan teorinya, bahwa dalam larutan
elektrolit yang berperan menghantarkan arus listrik adalah partikel-partikel
bermuatan (ion) yang bergerak bebas didalam larutan. Bila kristal NaCl dilarutkan
dalam air,maka oleh pengaruh air NaCl terdisosiasi(terion) menjadi ion positif
Na + (kation) dan ion negatif Cl- (anion) yang bergerak bebas. Ion-ion inilah yang
bergerak sambil membawa muatan listrik ke dua ujung kawat (kutup elektrode) alat
uji elektrolit. Dimana “ion-ion positif bergerak menuju kekutup negatif dan ion-ion
negatif akan akan bergerak kekutup positif”.
Jadi, suatu zat dapat terurai menjadi elektrolit bila didalam larutannya zat
tersebut terurai menjadi ion-ion yang bebas bergerak.
B. Senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Zat elektrolit dapat berasal dari senyawa ion atau beberapa senyawa kovalen yang
didalam larutan dapat terurai menjadi ion-ion.
1. Senyawa Ion
Senyawa ion sendiri dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-ion, tetapi ion-ion
itu terikat satu sama lain dengan kuat dan rapat, sehingga tidak dapat
menghantar listrik.
Sebaliknya, bila senyawa ion tersebut dalam bentuk leburan atau larutan, maka
ion-ion nya akan bebas bergerak, sehingga dapat menghantarkan listrik. Pada
proses pelarutan, ion-ion yang terikat dan tersusun rapat tersebut akan tertarik
oleh molekul-molekul air, dan akan menyusup disela-sela butir-butir ion tersebut
(proses hidrasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama lain dan menyebar
diantara molekul-molekul air. Peristiwa peruraian tersebut dapat dituliskan
dengan persamaan reaksi:
NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl- (aq)
Contoh:
2. Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus listrik adalah senyawa kovalen
polar contohnya:
HCl (aq) → H+ (aq) + Cl- (aq)
Elektrolit dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Elektrolit kuat adalah zat-zat yang dalam air akan terurai seluruhnya menjadi ion-
ionnya atau terionisasi sempurna dengan (derajat ionisasi) = 1
=
Daya hantar listrik pada elektrolit kuat sangat tinggi, sehingga nyala lampu akan
terang bila arus listrik yang dihubungkan kelampu dilewati elektrolit ini.
Contoh-contoh elektrolit kuat:
Asam-asam kuat : asam halogen : HCl, HBr, HI
Asam oksi : HNO3, H2SO4
Basa-basa kuat : basa-basa alkali : NaOH, KOH, LiOH, Sr(OH)2,
Ba(OH)2
Hampir semua garam : NaCl, KCl, KBr, CaCl2, MgCl2
b. Elektrolit lemah
Elektrolit lemah adalah zat-zat yang dalam air tidak seluruhnya atau sebagian
terurai menjadi ion-ionnya atau terionisasi sebagian dengan
Contoh elektrolit lemah:
Asam atau basa lemah yang tidak termasuk elektrolit kuat
Asam lemah : CH3COOH, HCOOH, HF dan H2CO3
Basa Lemah : NH4OH
Garam-garam merkuri (II) : HgCl2 dan Hg(NO)3
Larutan non-elektrolit
Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dpt menghantarkan arus listrik.
Zat-zat non elektrolit dalam air tidak dapat terionisasi( = 0)
Latihan:
1. Percobaan pengujian larutan dengan alat uji elektrolit didapatkan hasil sebagai
berikut:
Larutan Lampu Elektrode
A
B
C
D
E
Menyala
Tidak menyala
Tidak menyala
Tidak menyala
Menyala
Banyak gelembung gas
Banyak gelembung gas
Tidak ada gelembung gas
Sedikit gelembung gas
Banyak gelembung gas
Berdasarkan data diata, tunjukkan manakah larutan elektrolit, elektrolit kuat,
elektrolit lemah, dan non elektrolit. Jelaskan!
2. Tuliskan reaksi ionisasi dari larutan K2SO4 , HNO3, Fe2(SO)3 dan Ba(NO3)2 dan
tentukan jumlah ionnya!