kimia

Upload: nina-ssi-nuna-yya-yya

Post on 07-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pembahasan kimia

TRANSCRIPT

VII.Analisa DataDalam percobaan yang kami lakukan, kami menggunakan prinsip jembatan wheatstone untuk menentukan besarnya hambatan. Jembatan wheatstone itu sendiri adalah suatu susunan rangkaian listrik yang digunakan untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarnya). angkaian jembatan wheatstone yang kami gunakan pada percobaan kami ini adalah sebagai berikut :

Untuk R atau dibaca dengan Resistor standar merupakan tahanan (resistor) yang nilainya dapat diubahubah. Dengan mengatur besarnya potensio maka kita dapat menyetimbangkan rangkaian jembatan wheatstone tersebut. Dengan menggunakan rangkaian ini kami dapat menentukan besarnya hambatan pada resistor standar.Pada saat rangkaian tersebut mempunyai beda potensial sama dengan nol volt atau bisa dikatakan rangkaian tersebut dalam keadaan setimbang, artinya tidak ada arus yang melalui galvanometer. Kondisi ini terjadi bila tegangan dari titik C ke A sama dengan tegangan dari titik D ke A; atau dengan mendasarkan terminalnya, jika tegangan dari titik C ke B sama dengan tegangan dari titik D ke B. jadi jembatan adalah setimbang jika :

Dalam pengukuran, cara mengetahui kapan arus itu sama dengan nol, kita tidak perlu lagi menggunakan alat yang berlebihan (voltmeter dan amperemeter), cukup dengan satu galvanometer untuk melihat apakah ada arus listrik yang melalui rangkaian. Setelah melihat pengukuran galvanometer barulah kita bisa memasukkan persamaan

yang kemudian dengan perbandingan tersebut kita dapat menentukan besarnya Rx.

Untuk percobaan di atas kita hitung dan di dapatkan hasil dengan KR(Kesalahan Relatif ) adalah antara -1.7% sampai 4.7%. Dengan hasil seperti di atas maka praktek tersebut bias dikatakan berhasil. Namun hasil praktek ini agak sedikit menyimpang dengan teori yang sebenarnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa sebab seperti waktu kami menghitung R standar masih ada arus yang mengalir pada galvanometer, penyebab lainnya adalah Rx yang tidak dapat mengimbangi beban dari R standar yang menyebabkan hasil Rx praktek berbeda jauh hasil Rx teori. Atau nilai tahanan resistor yang sudah turun akibat usia atau karena sudah sering dipakai dan dialiri arus listrik.Jika kita kaji lebih dalam lagi kita ketahui bahwa R standar berbanding lurus dengan Rx dan 1, berbanding terbalik dengan 2. Hal ini membuktikan bahwa kita dapat menyimpulkan kalau semakin panjang 1 semakin besar pula nilai R standar, begitu juga dengan sebaliknya semakin besar 2 maka semakin kecil Rx.

VIII.KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:1. Jika galvanometer menunjukkan angka nol, maka tidak ada arus yang mengalir melalui galvanometer.2. Ketika galvanometer menunjukkan angka nol, maka tegangan pada ujung-ujung galvanometer adalah sama.3. Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur arus listrik pada suatu rangkaian.4. Besarnya R standar dipengaruhi oleh 1, 2 dan Rx.5. R potensio berbanding lurus dengan Rx dan l1, berbanding terbalik dengan l2.6. Semakin panjang 1 maka semakin besar pula hambatan Rstandar.7. Semakin panjang 2 maka semakin kecil hambatan R standar.8. R standar adalah suatu tahanan yang dapat diubah-ubah nilainya. 9. Dengan mengatur R standar kita dapat menyetimbangkan jembatan wheatstone.

PembahasanPercobaan yang telah dilakukan mengenai prinsip jembatan weatstone. Jembatan wheatstone adalah suatu susunan rangkaian listrik yang digunakan untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya.jembatan Wheatstone berfungsi untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada basic meter sama dengan nol.Prinsip dari metode jembatan wheatstone :1.Hubungan antara resisitivitas dan hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki besar hambatan tertentu. Dan juga mementukan hambatan sebagai fungsi dari perubaahan suhu.2.Hokum ohm yang menjelaakan hubungan antara hambatan, tegangan dan arus listrik. Yang mana besar arus yang mengalir pada galvanometer diakibatkan adanya suatu hambatan.3. Hokum kirchoff 1 dan 2, yang mana sesuai dari hokum ini menjelaskan hambatan dalam keadaan seimbang karena besar arus pada ke-2 ujung galvanometer sama besar sehingga saling meniadakan.Dengan metode hokum ohm yang berbunyi : bila suatu penghantar diberikan potensial yang berbeda antara kedua ujungnya, maka dalam penghantar itu akan timbul arus listrik. Dapat dibuktikan ketika kabel-kabel dipasangkan sesuai prosedur dan diberikan tegangan maka terlihat bawha dalam kejadian itu terdapat arus yang mengalir dapat dilihat pada jarum yang bergerak pada basic meter.Untuk mengetahui nilai R standar ditentukan lebih dulu nilai Rv dengan menggeser rheostat, setelah itu barulah dicari nila R standarnya atau resistor, dengan menggesekan kabel ke kawat dengan panjangnya 100 cm yang telah dialiri listrik hingga jarum basic meter menunjukan angka nol, Selain itu Kawat yang digunakan harus homogen ( mempunyai nilai konstanta resistivitas yang sama) dan juga panjang kawat yang seragam ( sama ), barulah didapatkan nilai L1dan L2sebagai berikut. Percobaan pertama dengan tegangan 3 V dan kuat arus 1 A didapatkan L1=0,18 M dan L2=0,82 M, percobaan kedua dengan tegangan yang sama namun kuat arusnya 5 A dihasilkan L1=0,1 M dan L2=0,90 M, percobaan ketiga tegangannya 6 V dan kuat arus 1 A didapatkan L1=0,13 M dan L2=0,87 M, sama seperti percobaan ketiga namun hanya saja kuat arusnya 5 A didapatkan L1=0,19 M dan L2=0,81 M, Percobaan terakhir dengan tegangan 9 V dan 1 A dihasilkan L1=0,27 M dan L2=0,73 M, namun ketika arusnya diubah menjadi 5 A maka hasilnyapun berbeda L1=0,43 M dan L2=0,57 M.

Bunyi Hukum Kirchoff II yaituDalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (E) danjumlah penurunan potensial sama dengan nol. Hukum ini digunakan ketika menentukan L1dan L2. Setelah diketahui barulah diketahui nilai R standar atau resistor dengan menggunakan hukum Ohm. Percobaan pertama R standarnya 0,17 , percobaan kedua dihasilkan R standarnya 1,35 , percobaan ketiga 1,36 , percobaan keempat dihasilkan 0,62 , percobaan kelima dan keenam dihasilkan 0,54 dan 0,66 .Jika kita kaji lebih dalam lagi kita ketahui bahwa R standar berbanding lurus dengan Rx dan 1, berbanding terbalik dengan 2. Hal ini membuktikan bahwa kita dapat menyimpulkan kalau semakin panjang 1 semakin besar pula nilai R standar, begitu juga dengan sebaliknya semakin besar 2 maka semakin kecil Rx.iDengan hasil data diatas dapat dikatakan bahwa percobaan yang dilakuka tidak sesuai dengan teori yang ada. terdapat sedikit penyimpangan yang dipengaruhi oleh beberapa sebab seperti waktu menghitung R standar masih ada arus yang mengalir pada basic meter, penyebab lainnya adalah Rx yang tidak dapat mengimbangi beban dari R standar yang menyebabkan hasil Rx praktek berbeda jauh hasil Rx teori. penyusunan rangkaian salah sehingga sempat tidak mendapatkan hasil yang diinginkan. Dan karena percobaan yang selanjutnya dilakukan secara terburu-buru, maka data yang didapat pun tidak akurat.

G.KesimpulanBerdasarkan percobaan yang telah dilakuka mengenai jembatab weatstone, dengan menggunakan hubungan antara1.hukum Ohm dengan hukum Kirchoff II dapat ditarik kesimpulan bahawa untuk menentuka suatu hambatan pada jembatan weatstone digunakan rumus

2.Dapat diartikan bahwaR standar berbanding lurus dengan Rx dan 1, berbanding terbalik dengan 2. Hal ini membuktikan bahwa kita dapat menyimpulkan kalau semakin panjang 1 semakin besar pula nilai R standar, begitu juga dengan sebaliknya semakin besar 2 maka semakin kecil Rx

Dari perhitungan di atas, bisa dikatakan bahwa bila semakin besar hambatan (volt) pada arus 1 A, maka nilai Rx semakin kecil. Sedangkan, bila semakin besar hambatan pada arus 5 A, nilai Rx yang didapat semakin besar pula. Dengan demikian, arus mempengaruhi nilai Rx tersebut. Sementara hukum Ohm mengatakan,jika suatu arus listrik melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut adalah sebanding larus dengan tegangan listrik yang terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi.Dalam praktikum tentang jembatan wheatstone ini, baik dalam pelaksanaanmaupun dalam pengolahan tidak terpisahkan dari kesalahan-kesalahan tertentu yang mungkin terjadi. Di antaranya ketidaktelitian pada saat mengukur panjang kawat yang dipakai, ketidaktelitian pada saat mengamati basic meter dan menentukan L1dan L2dengan kontak geser yang terhubung pada basic meter.Kerusakan pada alat-alat praktikum yang digunakan dan penyusunan rangkaian resisitor maupun rangkaian pada alat jembatan wheatstone yang tidak tepat

PembahasanJembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri dari empat buah hambatan. Jembatan Wheatstone digunakan secara luas untuk pengukuran presisi tahanan dari sekitar 1 sampai rangkuman mega ohm ( M ) rendah,pengukuran nilai-nilai elemen, seperti tahanan, induktansi, dan kapasitansi, dan parameter rangkaian lainnya yang diturunkan secara langsung dari nilai-nilai elemen antara lain adalah sudut fase, frekuensi dan temperatur. Jembatan Wheatstone hanya mengukur elemen yang tidak diketahui dengan elemen lain yang telah diketahui besarnya secara tepat ( elemen standar) dan ketelitiannya tentu besar.Empat lengan pada jembatan Wheatstone adalah R1dan R2merupakan lengan pembanding, sedangkan R3adalah lengan Standar dan R4adalah tahanan yang tidak diketahui besarnya. Besar arus yang melalui Galvanometer tergantung pada beda potensial antara titik c dan titik d. Jembatan dikatakan setimbang apabila beda potensial pada Galvanometer adalah nol (0), artinya tidak ada arus yang mengalir pada Galvanometer. Kondisi ini terjadi jika :Vca= Vdaatau Vcb= VdbJadi, kesetimbangan akan terbentuk jika :R1R4= R2R3Dari hasil praktikum yang telah dilakukan kita akan mengaitkan antara konsep dengan hasil praktikum dimana dalam konsep terdapat Rsyang merupakan hambatan standar yang nilainya telah ditentukan sebelumnya sama seperti halnya dalam teori. Di dalam praktikum kita juga mempunyai Rxyang akan dicari nilainya dengan menggunakan hambatan yang akan dicari nilainya. Galvanometer akan menyatakan setimbang apabila beda potensialnya nol dan berlaku persamaan :

Dalam praktikum ini biasanya kesalahan yang terjadi terdapat pada kabel-kabel penghubung yang goyang serta kesalahan praktikan dalam menggunakan galvanometer. Tapi yang lebih utama sumber kesalahannya terdapat pada pengukuran, misalnya :Sensitivitas detektor nol yang tidak cukup ( dibahas lebih lanjut pada pembahasan rangkaian pengganti Thevenin ).Pengaruh pemanasan ( I2R ) dari arus-arus lengan jembatan, mengakibatkan perubahan tahanan lengan-lengan jembatan, sehingga dapat mengubah tahanan yang diukur.Arus yang berlebihan dapat mengakibatkan perubahan permanen pada tahanan, kondisi ini tidak boleh terjadi, karena akan terjadi kesalahan pada pengukuran-pengukuran selanjutnya, dan karena itu untuk mengatasi masalah ini, maka disipasi daya dalam lengan-lengan jembatan harus dihitung sebelumnya, sehingga nilai arus dapat dibatasi pada nilai yang aman.Dalam pengukuran tahanan-tahanan rendah, ggl termal pada rangkaian jembatan atau rangkaian galvanometer dapat menyebabkan masalah. Untuk mengatasinya diperlukan galvanometer yang lebih sensitif dilengkapi dengan sistem suspensi tembaga, sehingga kontak antara logam-logam yang tidak sama dan ggl termal dapat dicegah.Kesalahan-kesalahan tahanan kawat sambung dan kontak-kontak luar memegang peranan dalam pengukuran nilai tahanan yang sangat rendah, dan kesalahan ini dapat dikurangi dengan menggunakan jembatan Kelvin.

7.KesimpulanJembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri dari empat buah hambatan. Jembatan Wheatstone digunakan secara luas untuk pengukuran presisi tahanan dari sekitar 1 sampai rangkuman mega ohm ( M ) rendah,untuk pengukuran nilai-nilai elemen, seperti tahanan, induktansi, kapasitansi, dan parameter rangkaian lainnya yang diturunkan secara langsung dari nilai-nilai elemen antara lain adalah sudut fase, frekuensi dan temperatur.R1, R2dan R3merupakan hambatan yang sudah diketahui, sedangkan Rx adalah hambatan yang akan di cari besarnya. Pada keadaan setimbang, galvanometer akan menunjukkan angka nol, maka berlaku hubungan :=Rs adalah hambatan standar yang nilainya dapat kita tentukan dengan mengatur variabel yang ada. Untuk harga Rs tertentu maka pada saat galvanometer menunjukan harga nol , maka berlaku :

Metode Jembatan Wheatstone dapat digunakan untuk mencari nilai suatu hambatan yang belum diketahui nilainya. Metode ini juga sangat sederhana, dapat dikerjakan tanpa alat ukur pendukung seperti Amperemeter dan Voltmeter.

Analisa ProsedurPada praktikum fisika dasar tentang jembatan wheatstone, langkah pertrama yang dilakukan adalah mempersiapkan alat yang akan digunakan, kemudian dirantai sebuah jembatan wheatstone lalu dinyalakan power supply setelah itu diletakkan kontak geser pada kawat nikrom yang sudah diletakkan di atas penampang jembatan jembatan wheatstone, lalu geser ke kanan atau ke kiri sampai jarum galvanometer menunjuk angka nol karena sudah diasumsikan besarnya arus dan hambatan sama besar digunakan kawat nikron karena nilai hambatannya konstan. Sebelum merubah Rs, dimatikan terlebih dahulu power supplynya, (agar tidak terjadi hubungan arus pendek), baru Rs dipindahkan.Langkah terakhir dicatat L1dan L2, lalu dirubah Rs mulai 10, 12 , 15 , 33 , 47 . Setelah itu dirubah Rx mulai dari Rx1sampai Rx5. Galvanometer menunjukkan angka nol karena sudah diasumsikan besarnya arus.

4.4 Analisa HasilPada percobaan praktikum ini tentang jembatan wheatstone mendapatkan hasil pada polaritas A untuk Rs 10= L1dan L2=15,5 dan 84,5, Rs 12 = L1dan L2=41,7 dan 58,3, Rs 15 L1=0,5 dan L2=99,5. Rs 33 L1=6,5 dan L2=93,5, Rs 47 L1=50 dan L2=50.Pada percobaan praktikum fisika dasar tentang jembatan wheatstone mendapatkan hasil pada polaritas B untuk Rs 10 L1=13 dan L2=87, Rs 12 = L1dan L2=30 dan 70, Rs 15 L1=35 dan L2=85. Rs 33 L1=3 dan L2=97, Rs 47 L1=4 dan L2=96.Hasil perhitungan Rx pada polaritas A didapatkan hasil Rs 10= RxA=54,52 dan RxB=66,92, RS 12= RxA=16,78 dan RxB=28, Rs 15 RxA=2985 dan RxB=27,86, Rs 33= RxA=474,6 dan RxB=1067, dan Rs 47= RxA=47 dan RxB=1128.Setelah polaritas A dan B didapatkan hasil rata-rata RxA = 706.18pada polaritas A, untuk polaritas B didapatkan hasil rata-rata RxB = 463.56Setelah semua dihitung diperoleh hasil, ralat mutlak pada polaritas A, didapatkan hasil SXA=573,6, pada polaritas B didapatkan hasil SXB=259,1. Pada ralat nisbi polaritas A IA=80%, polaritas B IB=60%. Pada keseksamaan dari polaritas A=K=20% dan pada polaritas B=K=40%.

1.PENUTUP

5.1 KesimpulanAdapun kesimpulan yang diperoleh dala praktikum ini adalah:Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus yang melewatinya.Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut R = V/IData perhitungan polariotas A dan polaritas B adalah Rs 10 (L1dan L2=15,5 dan 84,5), Rs 12 (L1dan L2=41,7 dan 58,3), Rs 15 (L1=0,5 dan L2=99,5). Pada polaritas A, dan pada polaritas B adalah Rs 10 (L1=13 dan L2=87), Rs 12 (L1dan L2=30 dan 70, Rs 47 (L1=4 dan L2=96)Data perhitungan Rx polaritas A&B= Rs 10 (RxA=54,52 dan RxB=66,92). RS 12 (RxA=16,78 dan RxB=28), RS 15 (RxA=2985 dan RxB=27,86). RS 33 (RxA=474,6 dan RxB=1067) dan RS 47 (RxA=47 dan RxB=1128). Rata-rata RxA = 706.18dan RxB = 463.56.Data perhitungan ralat mutlak polaritas A SXA=573,6, polaritas B SXB=259,1. Ralat nisbi pada polaritas A dan B, IA=80% dan IB=60%. Keseksamaan KA=20% dan KB=40%.Resistor adalah suatu komponen dengan bahan konduktor yang dibuat sedemikian sehingga mempunyai hambatan tertentuGalvanometer adalah alat ukur yang memiliki kepekaan tinggi oleh karena itu galvanometer dipakai pengukuran dengan tegangan kecil.