kiman-kak-m

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis kimia memegang peranan penting dalam bidang kesehatan. Jenis dan kadar senyawa-senyawa kimia yang ada dalam sampel (contoh) cairan intrasel, cairan ekstrasel, atau organ-organ tubuh yang lain dapat diketahui dengan analisis secara kimia. Selain itu, analisis kimia dapat digunakan untuk pemeriksaan obat-obatan, makanan, minuman, dan bahan-bahan kimia yang apabila berkontak dengan tubuh atau masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu kesehatan. Pada dasarnya, analisis secara kimia dapat dilakukan dengan (a) analisis kualitatif yang bertujuan untuk mencari jenis ion, molekul, atau radikal yang terdapat dalam sampel; (b) analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan kadar ion atau molekul dalam suatu sampel Analisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran yang tidak diketahui, dimana dalam pengiidentifikasian zat sebaiknya senyawa obat yang yang diidentifikasi ditentukan dahulu struktur kimia organiknya sehingga dapat diketahui golongan unsur, analisis

Upload: ismarwulans

Post on 17-Sep-2015

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangAnalisis kimia memegang peranan penting dalam bidang kesehatan. Jenis dan kadar senyawa-senyawa kimia yang ada dalam sampel (contoh) cairan intrasel, cairan ekstrasel, atau organ-organ tubuh yang lain dapat diketahui dengan analisis secara kimia. Selain itu, analisis kimia dapat digunakan untuk pemeriksaan obat-obatan, makanan, minuman, dan bahan-bahan kimia yang apabila berkontak dengan tubuh atau masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu kesehatan. Pada dasarnya, analisis secara kimia dapat dilakukan dengan (a) analisis kualitatif yang bertujuan untuk mencari jenis ion, molekul, atau radikal yang terdapat dalam sampel; (b) analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan kadar ion atau molekul dalam suatu sampelAnalisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran yang tidak diketahui, dimana dalam pengiidentifikasian zat sebaiknya senyawa obat yang yang diidentifikasi ditentukan dahulu struktur kimia organiknya sehingga dapat diketahui golongan unsur, analisis gugus, unsur-unsur penyusun senyawa dari senyawa obat, selain itu dapat diketahui pula sifat-sifat kimianya seperti kelarutan. Metedologi kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kaasanya sendiri dan berhubungan dengan organ-organ tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Penelitian kualitatif memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda di banding dengan jenis lain. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian dan prilaku yang diamati dari suatu individu atau kelompok tertentu dalam suatu konteks tertentu yang di kaji dari sudut pandang yang utuh,komprehensif, dan holistik.Paracetamol merupakan obat analgesik yang banyak dikonsumsi saat ini, penggunaan paracetamol yang berlebihan dapat mengakibatkan kerugian bagi pemakainya karena paracetamol dimungkinkan dapat membentuk kompleks dengan ion-ion logam transisi misalnya Cu. Berkurangnya ion Cu dalam tubuh dapat menyebabkan terganggunya kestabilan struktur protein. Jika Cu dapat membentuk kompleks dengan paracetamol maka fungsi Cu dalam tubuh akan terganggu karenanya pembentukan kompleks Cu paracetamol dan reaksi dengan unsur C, H, O, N perlu dipelajari.Dalam bidang farmasi, pemeriksaan mutu obat mutlak diperlukan agar obat dapat sampai pada titik tangkapnya dengan kadar yang tepat, sehingga dapat memberikan efek terapi yang dikehendaki. Makna tersebut akan bertambah penting apabila obat yang digunakan dalam terapi termasuk golongan antibiotika. Hal ini disebabkan karena pemakaian antibiotika dengan kadar atau dosis yang tidak tepat dapat menyebabkan bakteri atau mikroba menjadi resisten terhadap antibiotika tersebutB. Rumusan MasalahRumusan masalah dalam praktikum ini adalah bagaimana reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung C, H, O, N ?C. TujuanTujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk dapat mengetahui reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung unsur C, H, O, N.D. ManfaatManfaat dilakukannya praktikum ini yaitu praktikan dapat mengetahui reaksi yang terbentuk dari suatu senyawa yang mengandung unsur C, H, O, N serta dapat mengetahui kegunaan senyawa yang terdiri dari unsur C, H, O, N khususnya dalam bidang farmasi.

BAB IILANDASAN TEORI

Pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik. Sebaliknya pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek-aspek kecenderungan, non perhitungan numerik, situasional deskriptif, interview mendalam, analisis isi, bola salju dan story (Musianto, 2002). Perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif hanya ada pada tatara metode, tetapi bukan tataran metedologi paradigma. Perbedaan antara keduanya merupakan perbedaan pada tataran metdologi dan pradigama kombinasi penelitian kualitatif dan kuantitatif sulit dilakukan bila keduanya berangkat dari paradigma yang berbeda sebab setiap paradigma memiliki quality carektiria tersendiri yang tidak bisa saling diperbandingkan atau dinilai berdasarkan satu penelitian independent ( Hidayat,2008 ).Salisilamida merupakan turunan salisilat sebagai obat analgetika danantipiretika golongan salisilat yang efeknya lebih lemah dari salisilat itu sendiri. Pada pemberian oral salisilamida cepat di absorpsi dan segera di distribusikan. Selanjutnya salisilamida mengalami proses eliminasi lintaspertama di gastrointestinal dan diheparsebesar80%. Akibatnya obat yang tersedia di dalam darah menjadi sangatkecil, lebih lanjut akan mengurangi efek farmakologinya (Darmawan, 2003).Salisilamida memiliki aktifitas yang sama dengan asam salisilat tetapi tidak mudah terhidrolisis menjadi asam salisilat. Salisilamida memiliki aktivitas sebagai anti jamur sedangkan salisimorfolida bersifat koleretik. Meskipun salisilamida merupakan senyawa yang sudah banyak diketahui aktivitas biologinya, aktivitas biologinya dari turunan salisilamida sepertiN-metilsalisilamidaN,N-dimetilsalisilamida dan salisilpiperidida belum banyak diketahui berdasarkan latar belakang tersebut diatas ditarik untuk melakukan beberapa sintesis untuk salisilamida,sebagai tahap pertama mengingat keterbatasan waktu dan biaya, penelitian ini hanya dibatasi pada tahap sintesis tiga senyawa turunan salisilamida yakniN-metilsalisilamida,N,N-dimetilsalisilamida dan salisilpiperidida (Rudyanto,2005 ).Asetaminofen atau yang dikenal dengan parasetamol mempunyai daya kerja analgesik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung. Hal ini disebabkan parasetamol bekerja pada tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan pada tempat inflamasi terdapat lekosit yang melepaskan peroksid sehingga efek anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain (Gunawan, 2009).Paracetamol adalah satu analgesik dan anti pyretic pukau dengan kelarutan yang kurang baik dalam air. Penjabaran dari Paracetamol dapat cepat melarutkan dalam tablet yang memiliki keuntungan selalu konvensional dan dengan mudah menghancurkan serta menambahkan pelarut agar cepat mencapai batas serapan dan serangan cepat dari aksi, menghasilkan reaksi lebih cepat dengan tanggapan obat (Hanuman, 2011).Sediaan farmasi yang beredar di pasaran kebanyakan berupa campuran berbagai zat ber-khasiat. Campuran ini bertujuan untuk meningkatkan efek terapi dan kemudahan dalam pemakaian. Salah satu campuran zat aktif yang sering digunakan adalah parasetamol dan kafein yang berkhasiat sebagai analgetik dan antipiretik Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek analgetik ringan sampai sedang, dan antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Dalam pemasarannya, pemeriksaan mutu suatu sediaan obat mutlak diperlukan untuk menjamin bahwa sediaan obat mengandung bahan dengan mutu danjumlah yang telah ditetapkan dan mengikuti prosedur analisis standar, sehingga menunjang efek terapeutik yang diharapkan (Naid, 2011).Paracetamol telah menjadi satu model toksin dan satu alat pada biokimia dan penelitian klinis toxicological. Nilai kurs atau valuta asing telah dikembangkan ke dalam satu senyawa model untuk pengujian dari persamaan dan perbedaan dimekanisme toksisitas di antara paracetamol dan xenobiotics lain, dengan satu struktur serupa (regioisomers dan analog atau terbitan) atau serupa dengan yang dicirikan toxicological, seperti pulegone dan bromo benzene (Bessems, 2001).

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu Dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, 26 Mei 2015 pukul 13.00-17.10 di Laboratorium Kimia Analisis, Fakultas Farmasi, Universitas Halu Oleo.B. Alat Dan Bahan1. AlatAlat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :a. Lumpang dan alub. Pipet tetesc. Plat tetesd. Sendok tanduke. Tabung reaksi2. Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :a. Alkohol 70%b. Asam salisilat murnic. Aspiletsd. Aquadese. FeCl3f. HClg. HNO3h. Inzanai. Paracetamolj. Neozep forte

C. Uraian Bahan1) Alkohol (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III: 65) Nama resmi: AethanolumNama lain: Etanol / AlkoholRumus molekul: C2H6OBM: 46,07Pemerian: Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78C dan mudah terbakar.Kelarutan: Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semuapelarut organik.Kegunaan: Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.Penyimpanan: Wadah tertutup rapat jauh dari api.2) Aquades (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III: 96)Nama resmi: Aqua destillataNama lain: Air sulingRM/ BM: H2O / 18,02Pemerian: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.3) Asam Klorida (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III: 53)Nama Resmi: Acidum HydrochloridumNama Lain: Asam kloridaRM: HClBM: 36,46Pemerian: Cairan; tidak berwarna; berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat4) Besi (III) klorida (Dirjen POM, 1979)Nama : Besi (III) KloridaRumus Molekul : FeCl3Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; hitam kehijauan, bebas warna jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruh oleh kelembaban.Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna jingga.Kegunaan : Sebagai penguji

5) Asam Nitrat (Dirjen POM, 1979)Nama : Asam NitratRumus Molekul : HNO3Pemerian : Cairan berasap, jernih, tidak berbauKelarutan : Mengandung tidak kurang dari 69,0 % dan tidak lebih dari 71,0 % HNO3. Kegunaan : Sebagai penguji 6) Salisilamida (Dirjen POM, 1979)Nama : SalicylamidumSinonim : SalamidaBerat Molekul : 137, 14Rumus Molekul : C7H7NO2Pemerian : Serbuk hablur; putih; hampir tidak berbauKelarutan : Sukar larut dalam air; larut dalam etanol (95 %) P dan dalam propilenglikol P; agak sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter P; mudah larut dalam larutan alkali.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.Kegunaan : Sebagai sampel, Analgetikum7) Parasetamol (Dirjen POM, 1979)Nama : ParasetamolSinonim : AcetaminophenumBerat Molekul : 151, 16Rumus Molekul : C8H9NO2Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahitKelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95 %) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilengikol p; larut dalam larutan alkali hidroksida.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.Kegunaan : Sebagai sampel dan penguji, analgetikum dan antipiretikum

D. Prosedur Kerja1) Salisilamida dalam sampel(Neozep Forte)Turunan Salisilat

digerus 1 tablet sampai halus dimasukkan secukupnya ke dalam tabung reaksi dilarutkan dalam 3 pipet aquades ditambahkan 2 tetes FeCl3 diamati perubahan warnanyaBerwarna Ungu Tua2) Parasetamol dalam sampel + FeCl3

Parasetamol dalam sampel digerus sampai halus dimasukkan secukupnya ke dalam tabung reaksi dilarutkan dalam 3 pipet aquades ditambahkan 2 tetes FeCl3 diamati perubahan warnanyaBerwarna Kuning Keruh

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan1. Tabel hasil pengamatan

B. PembahasanAnalisis kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.Pada percobaan ini, kita menggunakan metode analisis kualitatif untuk mengetahui reaksi-reaksi khusus pada senyawa yang mengandung C,H,O,N. Pada percobaan ini digunakan beberapa pereaksi dan juga digunakan obat-obat yang mengandung paracetamol, salisilamida yang dimana akan kita mengamati reaksi-reaksi yang akan terjadi pada senyawa yang juga mengandung C,H,O,N tersebut.Percobaan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan senyawa obat Paracetamol, salisilamida, FeCl3, NaOH dan salisilamida. Senyawa-senyawa obat tersebut akan dibandingkan dengan senyawa murninya menggunakan analisis kualitatif.Percobaan pertama adalah salisilamida 1 mg di tambahkan aquades secukupnya kemudian di tambahkan beberapa tetes salisilamida akan menghasilkan perubahan warna ungu dan begitu pula dengan salisilamida di tambahkan NaOH akan menghasilkan warna unguviolet.Percobaan kedua adalah salisilamida 1 mg di tambahkan Aquades secukupnya kemudian di tambahkan satu tetes FeCl3akan menghasilkan perubahan warna yang gelap yaitu hitam kecoklatan.Percobaan ketiga adalah Parasetamol murni di tambahkan dengan NaOH akan menghasilkan perubahan warna menjadi warna merah muda dan menghasilkan endapan putih. Kemudian parasetamol di tambah aquades menghasilkan warna orange lalu di teteskan lagi FeCl3sehingga warna orange tadi berubah warna lagi menjadi ungu, setelah beberapa saat didiamkan warna ungu tadi kembali lagi berubah menjadi warna orange.Percobaan keempat adalah Parasetamol murni di tambahkan dengan NaOH menghasilkan warna bening dan terdapat endapan putih. Kemudian parasetamol murni di tambahkan FeCl3menghasilkan warna ungu dan di bawahnya terdapat endapan.Efek analgetik Paracetamol dapat menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Paracetamol menghilangkan nyeri, baik secara sentral maupun secara perifer. Secara sentral diduga Paracetamol bekerja pada hipotalamus sedangkan secara perifer, menghambat pembentukan prostaglandin di tempat inflamasi, mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang mekanik atau kimiawi. Efek antipiretik dapat menurunkan suhu demam. Pada keadaan demam, diduga termostat di hipotalamus terganggu sehingga suhu badan lebih tinggi.Manfaat dalam melakukan percobaan ini adalah agar kita dapat mengetahuireaksi-reaksi senyawa yang mengandung unsur C, H, O, N.dan perubahan warna apa saja yang terjadi di dalamnya. Pemilihan indikator yang akan diterapkan bergantung pada perubahan warna yang terjadi atau perubahan tertentu yang terlibat akibat dari perubahan karakteristik/sifat dari pereaksi. Dengan demikian selain ketajaman perubahan warna, endapan maupun bau ketepatan pemilihan indikator akan sangat menentukan ketelitian dan ketepatan hasil suatu pengamatan

BAB VPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan percobaan yang dilakukan praktikan, dapat disimpulkan bahwa terdapat reaksi unsur C, H, O, N pada turunan salisilat, yaitu asam salisilat dan salisilamida, dan pada parasetamol dalam sampel obat yang ditandai dengan perubahan warna.B. SaranDalam melakukan percobaan diharapkan untuk dilakukan dengan teliti agar diperoleh hasil yang akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Endang, 2003, Pengaruh Pemberian Merica Putih (Piperis album, L) dan Piperin terhadap Ketersediaan Hayati Salisilamida pada Tikus,Logika,Volume 9,No. 10, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.Gunawan, Aris, 2009,Perbandingan Efek Analgesik antara Parasetamol dengan Kombinasi Parasetamol dan Kafein pada Mencit,Jurnal Biomedika,Volume 1,No. 1.Hanuman, B. Kishore.,T.Venkareswararao1., K.Ravi Sankar dan B.Srinivasa Rao, 2011, Studies On Dissolution Rate Of Paracetamol Tablets By Using Different Polymers,Journal of Global Trends in Pharmaceutical Sciences,Vol. 2 , No.1.Hidayat, N Dedy, 2008, Dikotami Kualitatif-Kuantitatif dan Varian Paradigmatik dalam Penelitian Kualitatif,Jurnal Ilmiah Scripturs,Vol 2 No 2.Musianto, Lukas S., 2002, Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif dalam Metode Penelitian,Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,Volume 4,No. 2.Naid, Tadjuddin., Syaharuddin Kasim dan Mieke Pakaya.2011.Penetapan Kadar Parasetamol Dalam Tablet Kombinasi Parasetamol Dengan Kofein Secara Spektrofotometri Ultraviolet-Sinar Tampak.MajalahFarmasi dan Farmakologi,Vol. 15, No. 2.Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin.Makassar.Rudiyanto,Marcellino.,Suzana dan N. Astiga G.,2005. Sintesis N-metilsalisilamida N,N-dimetilsalisilamida dan salisilpiperidida.Jurnal Akta Kimindo.Volume 1 Nomor 1.