k~!!!i!. o .~~ 23 . 2~ .~!!.. ~ ~. ~ ojan 0peb mar apr jun...

2
Pikiran Rakyat o Senin __ 0 Set~~~_~~ __ ~ K~!!!i!. 0 Jum~~ __ O Sabtu 0 Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 .~~ __ . ~~ .~~ {§.l ~ ._~~ __ 23_. __2~_.~!!.. ~_~. ~ 28 29 30 31 o Jan 0 Peb 0 Mar 0 Apr 0 M9i 0 Jun 0 Jut 0 Ags 0 Sep • Okt 0 Nov 0 De "Reshuffle" Setengah Hati Oleh FIRMAN MANAN keberadaan koalisidalam siste presidensiallazimnya hanya ada di parlemen, misalnya dala M ENGAPA dalam bentuk dukungan parlemen te - menggunakanhakpre- hadap kebijakan yang diinisiasi rogatifnya,Presidente- olehpresiden.Koalisitidakte .r- tap mengedepankan pembagian min di dalam kabinet, kare a kekuasaan politik (power shar- pembentukan kabinet me - ing) daripadamengisikabinetde- pakan kewenangan presiden e- ngan individu-individu yang bagai eksekutif tunggal (single kompeten di bidangnya? Terda- executive). Komposisi kabinet pat beberapa alasan yang me- tidak merupakan representasi latarbelakanginya. dari anggota koalisi, melain an Pertama, terkait dengan pro- individu-individu yang ditunjuk blemsistem.Indonesiamenganut oleh presiden untuk melak- sistempemerintahanpresidensial sanakan penyelenggaraanpeme- dengan sistem kepartaian multi- rintahan dalam bidang-bidang partai. Beberapa ahli berpenda- tertentu. Tidaktertutup kemung- pat, penggabungankedua sistem kinan kader dari partai opo .si ini akan rn:enghambatefektivitas atau nonkoalisi direkrut olljh penyelenggaraan pemerintaban. presiden untuk menjadi mente " ScottMainwaring (1990) meng- seperti yang terjadi di Ame . a ungkapkan,sistempemerintahan Serikat ketika Presiden Rich cl presidensialdengansistemmulti- Nixon menunjuk John Connally partai akan membahayakan de- dari Partai Demokrat sebagai mokrasi karena terdapat kecen- MenteriKeuanganatau Presi n derungan terjadinya konflik di Barack Obama yang menunjuk antara eksekutifdanlegislatif.Sis- Raymon H. Lahood dari Partai tern multipartai ditandai dengan RepubliksebagaiMenteriTrans- banyaknya partai yang berkom- portasi. petisididalampemilihanumum. Ketiga, sejak awal Presiden Sebagaikonsekuensi logis,tidak Yudhoyono sangat mengan- ada partai yang dapat meraih dalkandukungandaripartai-par- mayoritas di parlemen. Partai tai politik. Presiden Yudhoyono Demokrat yang memenangi Pe- tampaknya tidak cukup perca a miluLegislatif 2009 hanyamem- diri dengan modal suara 60,80 peroleh 20, 85 persen suara. Ja- persen yangdidapatkannya pada lan keluar yang ditempuh demi saat Pemilihan Presiden 2009; stabilitas dan efektivitas penye- sehinggamemerlukan dukun?fill lenggaraanpemerintaban adalab dari SekretariatBersamaKoalisi- dengan membangun koalisi an- terdiri atasPartaiDemokrat,Par- tarpartai politik. tai Golkar, PKS,PAN,PKB,dan Kedua, penerapan koalisi da- PPP - yang menguasai lebih dan lam sistem presidensial yang ti- 75 persen suara di DPR. Koalisi daktepat.Sebagiankalanganber- besar ini diharapkan me - anggapan bahwa koalisi yang berikanpengaruhyangsignifikan dibangundalamsistempresiden- untuk nienjaga stabilitas clan sial merupakan anomali. Alasan efektivitas pemerintahan. Na- yangmelatarbelakangianggapan mun, realitasrnenunjukkan,koa- ini adalah pandangan bahwa lisibesarinimenjaditidakefektif. koalisihanyadikenalpada sistem Beberapa kasus, misalnya kas s pemerintahan parlementer. Na- Panitia AngketCentury dan usul mun, beberapa penelitian,misal- HakAngketPajakmenunjukkan nyayangdilakukanolehCheibub, ketidaksepabamanpandangan di Przeworski, dan Saleigh (2004) antara partai-partai anggotakoa- menunjukkan,pada berbagaine- lisi. Ketidakmampuan Presiden gara yang menganut sistem pre- Yudhoyono untuk mengelola sidensial, dibutuhkan bangunan dukungan dari partai-partai poli- koalisiantarpartai politik,teruta- tik seakan menjadikan posi i ma pada pemerintahan minoritas tawar Presiden Yudhoyonole~ih (minority government). Akan rendah dibandingkan den an tetapi,terdapat perbedaankarak- partai-partai politikanggotakoa- teristikkoalisidalam sistem pre- lisi -- termasuk dalam konteks sidensial dengan sistem par- reshuffle kabinet--halyangtidak lementer. Didalam sistem presi- semestinyaterjadi. densial, koalisi tidak dibangun MengapaposisitawarPresiden dengan tujuan membentuk pe- Yudhoyono sebagai pemim ' merintahan, tetapi sebagai cara koalisiseakanmenjadilebihr - agar eksekutif mendapatkan dab dari partai-partai yang me - dukungan dariparlemen. jadi anggota koalisi, sehin a _____________ .__ .~______ Dengandemikian,sebenamya berko'nsekuensipadakeengganan ft.1rp-'-" 9 ,nunnn.-u-u:y--..-u.-."..--:r-~-'· PENANTIAN panjang publik atas drama penggaritian pemban- tu-pembantu presiden akhimya terjawab tuntas. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan hasil perombakan ("reshuf- fle'') Kabinet Indonesia Bersatu 11. Komposisi kabinet hasil "reshuf- fle" tidak banyak me- ngubah karakteristik kabinet. Itu ditandai denqan hanya berku- rangnya dua menteri yang berasal dari par- tai politik anggota Sekretariat Bersama Koalisi. Dengan demikian, harapan publik akan terben- tuknya kabinet yang terdiri atas para ahli C'zaken kabinet'') tidak terwujud.

Upload: phungminh

Post on 01-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pikiran Rakyato Senin __0 Set~~~_~~ __ ~ K~!!!i!. 0 Jum~~ __ O Sabtu 0 Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15.~~__. ~~ .~~ {§.l ~ ._~~__ 23_.__2~_.~!!.. ~_~. ~ 28 29 30 31o Jan 0 Peb 0Mar 0Apr 0M9i 0Jun 0 Jut 0 Ags 0Sep • Okt 0Nov 0 De

"Reshuffle" Setengah HatiOleh FIRMAN MANAN

keberadaan koalisi dalam sistepresidensiallazimnya hanya adadi parlemen, misalnya dala

MENGAPA dalam bentuk dukungan parlemen te -menggunakanhak pre- hadap kebijakan yang diinisiasirogatifnya,Presidente- olehpresiden. Koalisitidak te .r-

tap mengedepankan pembagian min di dalam kabinet, kare akekuasaan politik (power shar- pembentukan kabinet me -ing) daripadamengisikabinet de- pakan kewenangan presiden e-ngan individu-individu yang bagai eksekutif tunggal (singlekompeten di bidangnya? Terda- executive). Komposisi kabinetpat beberapa alasan yang me- tidak merupakan representasilatarbelakanginya. dari anggota koalisi, melain anPertama, terkait dengan pro- individu-individu yang ditunjuk

blem sistem.Indonesiamenganut oleh presiden untuk melak-sistempemerintahan presidensial sanakan penyelenggaraan peme-dengan sistem kepartaian multi- rintahan dalam bidang-bidangpartai. Beberapa ahli berpenda- tertentu. Tidak tertutup kemung-pat, penggabungan kedua sistem kinan kader dari partai opo .siini akan rn:enghambatefektivitas atau nonkoalisi direkrut olljhpenyelenggaraan pemerintaban. presiden untuk menjadi mente "Scott Mainwaring (1990) meng- seperti yang terjadi di Ame . aungkapkan,sistempemerintahan Serikat ketika Presiden Rich clpresidensialdengan sistemmulti- Nixon menunjuk John Connallypartai akan membahayakan de- dari Partai Demokrat sebagaimokrasi karena terdapat kecen- Menteri Keuanganatau Presi nderungan terjadinya konflik di Barack Obama yang menunjukantara eksekutifdan legislatif.Sis- Raymon H. Lahood dari Partaitern multipartai ditandai dengan RepubliksebagaiMenteri Trans-banyaknya partai yang berkom- portasi.petisi di dalampemilihan umum. Ketiga, sejak awal PresidenSebagaikonsekuensi logis, tidak Yudhoyono sangat mengan-ada partai yang dapat meraih dalkandukungan dari partai-par-mayoritas di parlemen. Partai tai politik. Presiden YudhoyonoDemokrat yang memenangi Pe- tampaknya tidak cukup perca amilu Legislatif2009 hanyamem- diri dengan modal suara 60,80peroleh 20, 85 persen suara. Ja- persen yang didapatkannya padalan keluar yang ditempuh demi saat Pemilihan Presiden 2009;stabilitas dan efektivitas penye- sehinggamemerlukan dukun?filllenggaraan pemerintaban adalab dari SekretariatBersamaKoalisi-dengan membangun koalisi an- terdiri atas Partai Demokrat,Par-tarpartai politik. tai Golkar, PKS,PAN,PKB,danKedua, penerapan koalisi da- PPP - yang menguasai lebih dan

lam sistem presidensial yang ti- 75 persen suara di DPR. Koalisidak tepat. Sebagiankalanganber- besar ini diharapkan me -anggapan bahwa koalisi yang berikan pengaruh yang signifikandibangundalam sistempresiden- untuk nienjaga stabilitas clansial merupakan anomali. Alasan efektivitas pemerintahan. Na-yangmelatarbelakangianggapan mun, realitas rnenunjukkan, koa-ini adalah pandangan bahwa lisibesar ini menjadi tidak efektif.koalisihanya dikenalpada sistem Beberapa kasus, misalnya kas spemerintahan parlementer. Na- Panitia AngketCentury dan usulmun, beberapa penelitian,misal- HakAngket PajakmenunjukkannyayangdilakukanolehCheibub, ketidaksepabaman pandangan diPrzeworski, dan Saleigh (2004) antara partai-partai anggotakoa-menunjukkan, pada berbagai ne- lisi. Ketidakmampuan Presidengara yang menganut sistem pre- Yudhoyono untuk mengelolasidensial, dibutuhkan bangunan dukungan dari partai-partai poli-koalisiantarpartai politik,teruta- tik seakan menjadikan posi ima pada pemerintahan minoritas tawar Presiden Yudhoyonole~ih(minority government). Akan rendah dibandingkan den antetapi, terdapat perbedaan karak- partai-partai politik anggotakoa-teristik koalisi dalam sistem pre- lisi -- termasuk dalam kontekssidensial dengan sistem par- reshuffle kabinet -- hal yangtidaklementer. Di dalam sistem presi- semestinya terjadi.densial, koalisi tidak dibangun Mengapaposisitawar Presidendengan tujuan membentuk pe- Yudhoyono sebagai pemim 'merintahan, tetapi sebagai cara koalisi seakanmenjadi lebih r -agar eksekutif mendapatkan dab dari partai-partai yang me -dukungan dari parlemen. jadi anggota koalisi, sehin a

_____________ .__.~______ Dengan demikian, sebenamya berko'nsekuensipada keenggananft.1rp-'-" 9 ,nunnn.-u-u:y--..-u.-."..--:r-~-'·

PENANTIAN panjangpublik atas drama

penggaritian pemban-tu-pembantu presiden

akhimya terjawabtuntas. Presiden SusiloBambang Yudhoyonomengumumkan hasilperombakan ("reshuf-fle'') Kabinet IndonesiaBersatu 11.Komposisikabinet hasil "reshuf-fle" tidak banyak me-ngubah karakteristikkabinet. Itu ditandaidenqan hanya berku-rangnya dua menteri

yang berasal dari par-tai politik anggota

Sekretariat BersamaKoalisi. Dengan

demikian, harapanpublik akan terben-tuknya kabinet yangterdiri atas para ahli

C'zaken kabinet'') tidakterwujud.

Presiden untuk mengurangi se-cara signifikan anggota kabinetyang berasal dari partai politik?

Pertama, koalisi yang terben-tuk merupakan koalisi yang bersi-fat pragmatis. Bentuk pragma-tisme terlihat dengan diako-modasinya seluruh parpol ang-gota koalisi di kabinet sebagaisalah satu bentuk pembayarankontan terhadap dukungan mere-ka terhadap Presiden Yudhoyono.Selain itu, jabatan menteri mem-buka akses penguasaan sumberdaya, misalnya, penguasaanjaringan birokrasi, fasilitas, ter-masuk penguasaan sumber dayaekonomi, sehingga partai-partaiberkepentingan untuk memper-tahankan keberadaan kadernyadi kabinet.

Kedua, ketiadaan figur yangdapat mengamankan dukungananggota-anggota koalisi terhadappemerintah. Pada periode perta-ma kepemimpinan Presiden Yu-dhoyono, terdapat figur WakilPresiden Jusuf Kalla -- yang jugaKetua Umum Partai Golkar --yang menjalankan peran sebagaipenggalang dukunganpartai poli-tik peserta koalisi. Posisi wakilpresiden sebagai bagian dari ek-sekutif sekaligus pimpinan partaiyang dominan di parlemen tentumerupakan faktor determinanterhadap dukungan partai-partaipolitik anggota koalisi. Saat ini,tidak ada figur yang dapat me-ngonsolidasikan partai-partaipolitik pendukung pemerintahansebagaimana yang pernah di-lakukan oleh Jusuf Kalla.

Situasi sebagaimana tergam-barkan tadi merupakan faktor-faktor pendorong mengapa Pre-siden Yudhoyono lebih memper-timbangkan mengamankan du-kungan dari partai-partai pesertakoalisi, bahkan terkesan ter-sandera oleh kepentingan partai-partai politik pendukungnya,dibandingkan melakukan perom-bakan kabinet untuk menem-patkan individu-individu yangmempunyai kompetensi untukmenempati posisi tersebut. Presi-den memiliki keterbatasan ruanggerak untuk meninjau ulang se-cara menyeluruh kontrak yangtelah dibuat dengan partai politikterkait dengan komposisi kabinet,walaupun terdapat kebutuhanuntuk mengisi jabatan-jabatanmenteri yang didasarkan padakeahlian, bukan didasarkan atasdukungan politik.

Wakil menteriKarena Presiden Yudhoyono

tidak bisa menafikan representasipartai-partai politik pen-

dukungnya di kabinet,jalan kelu-ar yang diambil oleh Presidenadalah dengan mengambil strate-gi melingkar, yaitu dengan me-nempatkan figur-figur yang di-anggap mempunyai kompetensidi bidangnya atau mampu men-jalankan instruksi Presiden padaposisi wakil-wakil menteri. Na-mun, keberadaan jabatan wakilmenteri bukan tidak menim-bulkan persoalan. Salah satunyaadalah terkait dengan anggaransebagai konsekuensi dari adanyajabatan tersebut. Selanjutnya,terkait dengan masalah kewe-nangan. Hal itu harus diru-muskan secara jelas untukmencegah terjadinya tumpangtindih kewenangan di antaramenteri dan wakil menteri, yangbukan tidak mungkin menim-bulkan konflik. Demikian pula .dengan pola koordinasi di antaramenteri, wakil menteri, dan peja-bat-pejabat di lingkungan ke-menterian.

Reshuffle Kabinet IndonesiaBersatu II, dengan demikian,tidak membawa angin segar pe-rubahan penyelenggaraan peme-rintahan ke arah yang lebih baik.Akomodasi terhadap kepen-tingan-kepentingan politik masihmengemuka. Kita hanya dapatberharap semoga Presiden Yud-hoyono, dengan susunan kabinethasil reshuffle yang dibentuknya,dapat mencapai akhir periode pe-merintahannya pada 2014. ***

Penulis, staf pengajar Ju-rusan Ilmu Pemerintahan FISIPUniversitas Padjadjaran.