khutbah jum'at - umm.ac.id corner/khutbah/mengapa kita... · melaksanakan rukun islam yang...

4
31 SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 97 | 1 - 15 JANUARI 2012 Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Manusia adalah makhluk sebagaimana langit, bumi, bulan, bintang, dan matahari, juga aneka flora dan fauna. Seluruh makhluk sangat bergantung kepada Allah SwT sebagai Sang Khalik, Tuhan Pencipta, Penyedia rezeki, dan Pemelihara mereka. Manusia sangat membutuhktan Allah SwT, baik untuk mendatangkan manfaat maupun menolak bahaya; baik untuk memperbaiki keagamaan maupun keduniaan mereka. Kesempurnaan manusia sebagai makhluk terletak pada realisasi peribadatannya kepada Allah SwT. Hidup dan mati adalah ujian, maka Allah SwT pun akan menguji manusia dengan berbagai rintangan dan godaan yang mendorong mereka untuk meminta pertolongan kepada-Nya. Ini merupakan bagian MENGAPA KITA HARUS BERDOA? dari kenikmatan yang dirasakan ketika mengalami ujian dan cobaan yang sesungguhnya. Allah SwT berfirman dalam sebuah hadis Qudsi: Artinya: “Wahai hamba-Ku, setiap kamu adalah orang yang sesat kecuali orang yang saya beri petunjuk. Oleh karena itu, mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Kuberi kamu petunjuk.. Wahai hamba-Ku, setiap kamu adalah orang yang lapar kecuali orang yang saya beri makan. Oleh karena itu, mintalah makan kepada-Ku, niscaya Kuberi kamu makan.. Wahai hamba-Ku, setiap kamu adalah orang yang telanjang kecuali orang yang saya beri pakaian Oleh karena itu, mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Kuberi kamu pakaian.” (H.R. Muslim dari Abu Dzar al-Ghifari). Zumratal mukminin rahimakumullah. Allah SwT menjadikan sebab bagi setiap kebahagiaan dan kesengsaraan, serta menyusun seluruh akibat berdasarkan sebab- sebabnya. Karena itu, Allah SwT menciptakan sebab-sebab berikut akibat-akibatnya sekaligus. Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengekang kehendak dan keinginan-Nya. Sebagaimana firman-Nya: Artinya: “Yang sangat berkuasa membuat sesuatu apa pun yang Dia kehendaki.” (Q.S. Al-Buruj: 16). Artinya: “… Ketahuilah, mencipta dan memerintah hanyalah hak Allah, Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. Al-A’raaf: 54). Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Allah SwT mensyariatkan doa untuk memperoleh kebaikan dan menolak keburukan. Karena itu, doa merupakan sebab yang agung untuk meraih kebahagiaan atas berbagai kebaikan dan keberkahan. Sebaliknya, dapat menolak beragam keburukan, kesulitan, dan hal-hal yang tidak disukai. Allah Swt telah memerintahkan para hamba-Nya untuk berdoa, sebagaimana firman- Nya: Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya Kuperkenankan doamu ….” (Q.S. Al-Mukmin [40]: 60). Jamaah sidang Jum’ah rahimakumullah. Pada hakikatnya, doa merupakan kegiatan menyampaikan keinginan secara takzim kepada Allah SwT SETYADI RAHMAN Khutbah Jum'at

Upload: leanh

Post on 06-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Khutbah Jum'at - umm.ac.id Corner/Khutbah/Mengapa Kita... · melaksanakan Rukun Islam yang lima unsur , yaitu: mengucapkan dua kalimah syahadah, mendirikan shalat, melaksanakan puasa

31SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 97 | 1 - 15 JANUARI 2012

Ma’asyiral muslimin

rahimakumullah.

Manusia adalah makhluk

sebagaimana langit, bumi, bulan,

bintang, dan matahari, juga aneka

flora dan fauna. Seluruh makhluk

sangat bergantung kepada Allah

SwT sebagai Sang Khalik, Tuhan

Pencipta, Penyedia rezeki, dan

Pemelihara mereka. Manusia sangat

membutuhktan Allah SwT, baik

untuk mendatangkan manfaat

maupun menolak bahaya; baik

untuk memperbaiki keagamaan

maupun keduniaan mereka.

Kesempurnaan manusia sebagai

makhluk terletak pada realisasi

peribadatannya kepada Allah SwT.

Hidup dan mati adalah ujian,

maka Allah SwT pun akan menguji

manusia dengan berbagai rintangan

dan godaan yang mendorong

mereka untuk meminta pertolongan

kepada-Nya. Ini merupakan bagian

MENGAPA KITA HARUS BERDOA?

dari kenikmatan yang dirasakan

ketika mengalami ujian dan cobaan

yang sesungguhnya. Allah SwT

berfirman dalam sebuah hadis

Qudsi:

Artinya: “Wahai hamba-Ku,

setiap kamu adalah orang yang

sesat kecuali orang yang saya beri

petunjuk. Oleh karena itu,

mintalah petunjuk kepada-Ku,

niscaya Kuberi kamu petunjuk..

Wahai hamba-Ku, setiap kamu

adalah orang yang lapar kecuali

orang yang saya beri makan. Oleh

karena itu, mintalah makan

kepada-Ku, niscaya Kuberi kamu

makan.. Wahai hamba-Ku, setiap

kamu adalah orang yang telanjang

kecuali orang yang saya beri

pakaian Oleh karena itu, mintalah

pakaian kepada-Ku, niscaya

Kuberi kamu pakaian.” (H.R.

Muslim dari Abu Dzar al-Ghifari).

Zumratal mukminin

rahimakumullah.

Allah SwT menjadikan sebab

bagi setiap kebahagiaan dan

kesengsaraan, serta menyusun

seluruh akibat berdasarkan sebab-

sebabnya. Karena itu, Allah SwT

menciptakan sebab-sebab berikut

akibat-akibatnya sekaligus. Tidak

ada sesuatu pun yang dapat

mengekang kehendak dan

keinginan-Nya. Sebagaimana

firman-Nya:

Artinya: “Yang sangat

berkuasa membuat sesuatu apa

pun yang Dia kehendaki.” (Q.S.

Al-Buruj: 16).

Artinya: “… Ketahuilah,

mencipta dan memerintah

hanyalah hak Allah, Mahasuci

Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S.

Al-A’raaf: 54).

Ma’asyiral muslimin

rahimakumullah.

Allah SwT mensyariatkan doa

untuk memperoleh kebaikan dan

menolak keburukan. Karena itu, doa

merupakan sebab yang agung

untuk meraih kebahagiaan atas

berbagai kebaikan dan keberkahan.

Sebaliknya, dapat menolak beragam

keburukan, kesulitan, dan hal-hal

yang tidak disukai. Allah Swt telah

memerintahkan para hamba-Nya

untuk berdoa, sebagaimana firman-

Nya:

Artinya: “Dan Tuhanmu

berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku,

niscaya Kuperkenankan doamu

….” (Q.S. Al-Mukmin [40]: 60).

Jamaah sidang Jum’ah

rahimakumullah.

Pada hakikatnya, doa merupakan

kegiatan menyampaikan keinginan

secara takzim kepada Allah SwT

SETYADI RAHMAN

Khutbah Jum'at

Page 2: Khutbah Jum'at - umm.ac.id Corner/Khutbah/Mengapa Kita... · melaksanakan Rukun Islam yang lima unsur , yaitu: mengucapkan dua kalimah syahadah, mendirikan shalat, melaksanakan puasa

32 SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 97 | 6 - 20 SAFAR 1433 H

Khutbah Jum'atagar berkenan menyelesaikan segala

macam kebutuhan duniawi dan

ukhrowi, termasuk membukakan

berbagai kesulitan dan keburukan,

serta segala hal yang tidak disukai.

Doa juga mencerminkan adanya

keyakinan bahwa Allah SwT itu

Mahakuasa yang tidak ada sesuatu

pun dapat mengalahkan-Nya; Maha

Mengetahui yang tiada sesuatu pun

yang tersembunyi dari-Nya; Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang;

Mahahidup lagi Maha Mengurusi

hamba-Nya; dan Maha Pemurah lagi

Mahamulia. Allah SwT itu Maha

Berbuat baik lagi memiliki kebaikan

selamanya. Kemurahan dan

kemuliaan-Nya tidak terbatas.

Perbuatan baik dan kebaikan-Nya

tidak akan pernah berhenti, serta

khazanah keberkahan-Nya tidak

akan pernah habis.

Ma’asyiral muslimin

rahimakumullah.

Terdapat beberapa riwayat hadis

Rasulullah Saw yang isinya

menunjukkan keutamaan doa.

Rasulullah Saw juga pernah

bersabda: “Tiada seorang muslim

pun di muka bumi yang sedang

berdoa kepada Allah melainkan

Allah akan mengabulkan doanya,

atau menghindarkannya dari

keburukan yang setara dengan

doanya, sepanjang dia tidak

berdoa untuk melakukan

perbuatan dosa atau memutuskan

tali silaturahim….” (H.R. Tirmidzi).

Yang perlu diperhatikan ketika

berdoa adalah tidak menduakan Allah

SwT dalam doanya, apalagi berdoa

kepada makhluk selain Allah SwT,

yang wujudnya bisa berupa seorang

nabi, malaikat, wali, jin, maupun ma-

kam keramat. Allah SwT berfirman:

Artinya: “Dan janganlah kamu

berdoa kepada sesuatu yang tidak

memberi manfaat dan tidak membe-

ri madharat kepadamu selain

Allah. Maka jikalau kamu berbuat

demikian itu, niscaya kamu terma-

suk orang-orang yang berbuat

zalim.” (Q.S. Yuunus [10]: 106).

Artinya: “Dan (ingatlah) pada

hari Dia mengumpulkan mereka

semuanya, kemudian Dia berkata

kepada para malaikat: ‘Mereka

inikah yang telah menyembah

kamu?’ (*) Mereka (para

malaikat) berkata: ’Mahasuci

Engkau. Engkaulah Pelindung

kami, bukan mereka, bahkan

mereka telah menyembah jin yang

kebanyakan mereka percayai.’”

(Q.S. Saba’ [34]: 40-41).

KHUTBAH II

Jamaah sidang Jum’ah

rahimakumullah.

Sebagai seorang muslim, sudah

sepatutnya kita memahami dan

mengikuti ajaran agama yang ber-

kaitan dengan etika berdoa. Selan-

jutnya, marilah kita akhiri pertemuan

yang agung ini dengan berdoa ke

hadirat Allah SwT, disertai harapan

semoga Allah SwT berkenan

mengabulkan doa-doa kita.l

Page 3: Khutbah Jum'at - umm.ac.id Corner/Khutbah/Mengapa Kita... · melaksanakan Rukun Islam yang lima unsur , yaitu: mengucapkan dua kalimah syahadah, mendirikan shalat, melaksanakan puasa

33SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 97 | 1 - 15 JANUARI 2012

Khutbah Jum'at

Hadirin jamaah Jum’at yang

berbahagia.

Alhamdulillah kita panjatkan puji

syukur ke hadirat Allah SwT, karena

pada hari Jum’at ini kita masih

diberikan kesempatan berjamaah di

rumah Allah ini, sebagai kewajiban

rutin bagi umat Islam. Marilah kita

senantiasa berdoa kepada Allah

SwT. Doa yang disertai usaha yang

sungguh-sungguh adalah senjata

yang paling ampuh untuk menolak

segala kesukaran dan kemudlaratan.

Sebagai umat Islam, kita wajib

melaksanakan Rukun Islam yang

lima unsur, yaitu: mengucapkan dua

kalimah syahadah, mendirikan

shalat, melaksanakan puasa di bulan

Ramadlan, membayar zakat dan

fitrah, dan mengerjakan ibadah haji

bagi yang berkemampuan.

Kelima Rukun Islam itu adalah

sebagai amalan untuk meningkatkan

takwa, yang selalu kita pelihara dan

pupuk. Sebagai Muslim yang telah

beriman kepada adanya Allah,

malaikat, kitabullah, Rasul-rasul, hari

kiamat, qadla dan qodar Allah, kita

perlu berusaha untuk mengisi

kehidupan untuk mendapatkan

kebahagiaan yang diidamkan bukan

hanya di dunia ini, tapi berlanjut

supaya bahagia yang kekal di

akhirat. Untuk mencapai kehidupan

itulah kita perlu doa dan usaha amal

yang sungguh-sungguh dan ikhlas.

Jamaah Jum’at yang berbahagia.

Dalam ibadah shalat, sangat

banyak kita berdoa. Setelah

takbiratul ihram, berikrar dan

berdoa:

“Wahai Tuhanku! Jauhkanlah

antar aku dan antara kesalahan-

kesalahanku, sebagaimana

Engkau telah jauhkan antara

masyriq (tempat terbit matahari)

dengan maghrib (tempat terbenam

matahari). Wahai Tuhanku!

Bersihkanlah akan daku dari

segala kesalahan-kesalahanku.

Sebagaimana orang membersihkan

kain putih dari kecemaran. Wahai

Tuhanku! Basuhkanlah akan daku

dari kesalahan-kesalahanku

dengan air, dengan salju dan

dengan air batu dengan sebersih-

bersihnya.”

(Doa iftitah ini diriwayatkan oleh

al Bukhari Muslim dari Abi Hurairah

ra. Dari Nabi saw).

Itulah di antara doa tawajjuh

atau doa iftitah, sebelum membaca

surat Al-Fatihah.

HA KIKAT DOA DAN USAHA DALAM SHALAT

DRS. PONIRAN

Diharapkan, di kala membaca Al-

Fatihah dalam shalat, dibaca dengan

tertib. Jangan sekali-kali dicepatkan,

dengan memerhatikan benar-benar

kebaikan bacaan, dengan berhenti

di tiap-tiap pangkal ayat. Jangan

disambung-sambung, karena

merusakkan makna tertib yang

dikehendaki dari munjat

(permohonan kepada Allah).

Adalah Rasulullah saw,

menghentikan bacaannya di tiap-

tiap ayat. Beliau berhenti di Rabbil

‘alamin. Sesudah berhenti, beliau

teruskan membaca Ar-

Rahmanirrahim, dengan

memanjangkannya serta beliau

memperlambatkan bacaannya.

Sesudah berhenti, beliau membaca

Malikiyaumiddin, dengan tidak

memanjangkan mim maliki, atau

dengan memanjangkannya.

Sesudah berhenti beliau membaca

'Iyyakanaa’bu wa iyaaka nasta’in.

Setelah beliau berhenti, beliau

membaca, Ihdinash shirathal

mustaqim. Sesudah berhenti, beliau

membaca shirathal ladzina

an’amta ‘alaihim, dan sesudah itu,

beliau membaca ghairil maghdlubi

‘alaihim waladldlallin. Berdiam

kadar bernapas, sesudah itu

berta’minlah, yaitu membaca:

( ) dengan merendahkan

suara dan memanjangkannya.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan

Allah.

Ditentukan Al-Fatihah untuk

dibaca dalam berdiri, adalah karena

Al-Fatihah itu doa yang Jami’ (yang

diturunkan Allah SwT kepada

hamba-Nya).

Doa ini mengajarkan betapa kita

memuji Allah SwT, betapa kita

Page 4: Khutbah Jum'at - umm.ac.id Corner/Khutbah/Mengapa Kita... · melaksanakan Rukun Islam yang lima unsur , yaitu: mengucapkan dua kalimah syahadah, mendirikan shalat, melaksanakan puasa

34 SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 97 | 6 - 20 SAFAR 1433 H

Khutbah Jum'at

menyanjung-Nya, betapa kita

mengakui ke-Esaan-Nya dalam

menerima permohonan, dan dalam

memberikan pertolongan, betapa

kita berlindung dengan Dia dari

jalan orang-orang yang dibenci dan

sesat. Sesungguhnya, Al-Fatihah

itu, adalah sebaik-baik doa yang

banyak kandungannya.

Perlu tertib, memerhatikan

kebaikan bacaan, diperjelas dalam

Hadits Qudsi, riwayat Ahmad dan

Muslim: Allah SwT, berfirman: Aku

membagi shalat itu (sebagai

dialog) langsug antara Aku dan

hamba-Ku. Dan terserahlah bagi

hamba-Ku apa yang

dimohonkannya kepada-Ku.

Sewaktu hamba-Ku mengucap

“Alhamdulillahi rabbil‘alamin”,

maka aku menjawabnya: “Aku

sedang dipuja hamba-Ku”;

sewaktu hamba-Ku membaca,

“Arrahmanirrahim”, Aku

menyahut: “Aku disanjung oleh

hamba-Ku.” Sewaktu hamba-Ku

membaca, “Malikiyaumiddin”,

Aku menjawab: “Aku diagungkan

oleh hamba-Ku.” Sewaktu hamba-

Ku membaca, “Iyyaka na‘budu

waiyya kanasta ‘in”, Aku

menjawab: “Sebagian untuk-Ku,

sebagian untuk hamba-Ku”;

Sewaktu ia membaca,

“Ihdinashshirathal mustqim,

shiratholladzina an’amta ‘alaihim,

ghairil maghdu bi’alaihim

waladldlollin”, Aku menyahut:

“Aku akan memberi karunia

kepada hamba-Ku ini dan

terserahlah kepadanya apa yang

ia minta”.

Tempat berdoa selanjutnya

dalam shalat, ialah duduk antara dua

sujud. Di dalamnya kita

memohonkan:

“Ya Allah, ampunilah dosaku,

belas kasihanilah aku, cukupilah

aku, berilah petunjuk dan beri

rizki kepadaku” (HR. At-Tirmidzy)

Tempat berdoa selanjutnya da-

lam shalat, yaitu dalam duduk tahi-

yat akhir setelah membaca Hami-

dum majid, kita memohon perlin-

dungan Allah dari empat hal, yakni:

Alla-humma inni a’u-dzubika

min ‘adza-bi jahannama wa min

‘adzabil qabri wa min fitnatil

nahya-wamamati wa min syarri

fitnatil masihid dajjal.

“Ya Allah, aku berlindung

kepada Engkau dari siksa

jahannam dan dari siksa qubur.

Begitu juga, dari fitnah hidup dan

mati, serta dari jahatnya fitnah

dajjal (pengembara yang dusta)”.

Jamaah Jum’at yang mulia.

Shalat itu, menyuburkan pokok-

pokok dan azas-azas tauhid yang

ada di dalam jiwa kita, dan

menghaluskan budi pekerti insani

kita. Dzikir dan doa yang dibaca di

dalamnya, jika dibaca dengan

difahamkan makna-maknanya,

maksudnya, sungguhlah sangat

lekas berhasil yang kita harapkan.

Firman Allah dalam surah Al-

Ankabut ayat 45:

“Sesungguhnya, shalat itu

mencegah manusia mengerjakan

keji dan munkar”

Semoga dengan shalat, kita

dapat berbenah diri, meningkatkan

kebaikan di segala bidang

kehidupan.l

DOA KHUTBAH KEDUA

R A L A T

Dalam rubrik Khutbah Jum-

at nomor 22 tahun 2011

tertulis nama Penulis Agus

Sanarto Pengajar di Pe-

santren Al Islah Lamongan

adalah salah yang benar

adalah Agus Sanarto Gu-

ru SMK Muhammadiyah

Batang. Terimakasih.

Redaksi