khmad afuan - ftp.unpad.ac.id · rambutan yang sangat lebat buahnya. keberadaannya ber-saing dengan...

1
Panen Durian di Musim Hujan 12 RABU, 21 DESEMBER 2011 N USA NTARA AKHMAD SAFUAN H UJAN belum juga berhenti se- jak siang. Namun aktivitas di pasar- pasar tradisional seperti Pa- sar Karanganyar, Kajen, dan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, te- tap ramai seperti biasa. Hanya saja di dalam pasar banyak tumpukan buah durian dengan berbagai macam u- kuran. Bahkan di trotoar dekat pasar, pedagang durian makin banyak. Harga satu durian rata-rata Rp5.000 hingga Rp25 ribu, ter- gantung ukuran. Harga itu jauh lebih murah jika dibandingkan dengan pada musim panen ta- hun lalu, durian dijual antara Rp10 ribu dan Rp50 ribu. Pedagang durian harus membanting harga karena bersamaan dengan musim panen rambutan. Apalagi harga rambutan jauh lebih murah da- ripada durian. Rata-rata harga 1 kilogram rambutan hanya Rp2.500 hingga Rp3.000. Kecamatan Doro, Kabupa- ten Pekalongan, merupakan daerah penghasil durian dan rambutan di Pekalongan. Bila Anda memasuki kawasan perkampungan di Kecamatan Doro, akan terlihat pepohonan rambutan yang sangat lebat buahnya. Keberadaannya ber- saing dengan pohon durian yang memancarkan warna kuning menyala pada buah- buahnya yang bergelantungan. Pemandangan yang meman- jakan mata dan menimbulkan gairah untuk memakannya. Tidak hanya di halaman ru- mah warga yang dipenuhi po- hon durian. Di sana juga ada ra- tusan hektare kebun rakyat yang penuh dengan tanaman durian. Pada Desember ini, hampir se- mua pohon di kebun rakyat itu kompak berbuah lebat. Ukurannya pun beragam dari yang paling kecil seukuran kepalan tangan orang dewasa hingga ukuran lingkar 50 cm. Bahkan di perkebunan itu sangat lazim terdengar suara gedebukan karena banyak durian matang di pohon yang berjatuhan. ‘’Jangan berdiri di tengah kebun Mas, nanti kejatuhan durian. Setiap saat ada durian jatuh. Rata-rata dalam sehari semalam bisa mencapai 20 durian yang jatuh,’’ kata Mar- gono, 48, pemilik kebun durian di Doro kepada Media Indonesia, kemarin. Seperti kebanyakan pemilik kebun durian, mereka baru berlarian memasuki kebun untuk mengambil durian yang jatuh dan mengumpulkannya di pinggiran jalan. Setiap hari selalu ada peda- gang yang datang untuk mem- beli dan menjual kembali ke pa- sar. ‘’Di sini (kebun) harganya murah Mas. Besar kecil dihi- tung Rp10 ribu,’’ kata Suwarto, 34, pedagang durian. Mendekati jalur pantura te- patnya di Kecamatan Tulis, Ka- bupaten Batang, pemburu rasa durian semakin termanjakan. Pasalnya, di sana tidak kurang dari 100 kios berjajar menjajakan aneka jenis durian. Namun durian yang paling banyak dijual adalah durian sukun. Durian sukun berukuran se- perti buah sukun tapi rasanya legit. Durian sukun paling ba- nyak dijual di Pekalongan. Durian brongkol Sementara itu, bila bergeser sedikit ke Kabupaten Sema- rang, tepatnya di Kecamatan Jambu, berderet penjual durian berada di ruas jalur Semarang- Yogyakarta. Durian khas Kecamatan Jambu sering disebut durian brongkol yang diambil dari nama desa asal durian tersebut. Durian brongkol memiliki ciri khas berbentuk lonjong dengan kulit sedikit tertekuk. Untuk rasanya berdasarkan penga- laman para pembeli, campuran manis, sedikit pahit, dan pedas. Dagingnya tebal tapi biji duri- annya kecil. Sebelum mencapai Jambu, Kabupaten Semarang, pe- nikmat durian masih bisa merasakan durian khas Boja dan Sukorejo, Kabupaten Ken- dal. Di sini ada durian jenis montong. Durian montong cukup banyak dijual di pasar swalayan. Namun di Boja dan Sukorejo, durian montong sa- ngat mudah didapat. Durian montong pada umum nya berukuran besar, seukuran bola kaki. ‘’Kalau harganya, bervariasi mulai Rp15 ribu sampai Rp75 ribu per buah, tergantung ukuran dan rasanya,’’ kata Jupri, pemilik pohon durian montong di Su- korejo, Kendal. Di Jepara ada juga durian khas asal tempat kelahiran Kar- tini itu. Tepatnya di Keling dan Bangsri, menjadi pusat durian jenis petruk. Durian petruk memiliki ciri khas berbentuk lonjong dan bengkok. Namun rasa durian- nya sangat manis. Harga duri- an petruk ini di tingkat petani masih murah sekitar Rp5.000 hingga Rp25.000 per buah, ter- gantung besar kecilnya. Namun di tingkat pedagang harganya cukup bervariasi. Biasanya rata-rata Rp15.000 per buah. Setiap hari puluhan truk berisi durian dari wilayah Keling dan Bangsri ini siap mendistribusikan ke Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. (N-3) achmad_sapuan @mediaindonesia.com Setiap penghujung tahun, durian memasuki masa panen. Selama ini masyarakat hanya mengenal durian bangkok. Padahal banyak sekali jenis durian jika dilihat dari bentuk dan rasanya. DISERBU PEMBELI: Di penghujung akhir tahun sepanjang jalur Pantura Jawa Tengah dipenuhi penjual durian yang selalu diserbu pembeli. Di beberapa tempat seperti Pekalongan, Jepara, dan Kabupaten Semarang dikenal sebagai daerah sentra durian. MI/ACHMAD SAPUAN TALKSHOW “PERAN PEWARTA FOTO INDONESIA DI AJANG INTERNASIONAL” Speakers: Ardilles Rante (Freelance), Beawiharta (Reuters) Kemal Jufri (Freelance) Thursday, December 22 TH , 2011, 06.00 pm - 07.30 pm 4TH LEVEL, PACIFIC PLACE JAKARTA

Upload: dangliem

Post on 28-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KHMAD AFUAN - ftp.unpad.ac.id · rambutan yang sangat lebat buahnya. Keberadaannya ber-saing dengan pohon durian yang memancarkan warna kuning menyala pada buah-buahnya yang bergelantungan

Panen Durian di Musim Hujan

12 RABU, 21 DESEMBER 2011NUSANTARA

AKHMAD SAFUAN

HU J A N b e l u m juga berhenti se-jak siang. Namun aktivitas di pasar-

pasar tradisional seperti Pa-sar Karanganyar, Kajen, dan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, te-tap ramai seperti biasa.

Hanya saja di dalam pasar banyak tumpukan buah durian dengan berbagai macam u-kuran. Bahkan di trotoar dekat pasar, pedagang durian makin banyak.

Harga satu durian rata-rata Rp5.000 hingga Rp25 ribu, ter-gantung ukuran. Harga itu jauh lebih murah jika dibandingkan dengan pada musim panen ta-hun lalu, durian dijual antara Rp10 ribu dan Rp50 ribu.

Pedagang durian harus membanting harga karena bersamaan dengan musim panen rambutan. Apalagi harga rambutan jauh lebih murah da-ripada durian. Rata-rata harga 1 kilogram rambutan hanya Rp2.500 hingga Rp3.000.

Kecamatan Doro, Kabupa-ten Pekalongan, merupakan daerah penghasil durian dan rambutan di Pekalongan. Bila Anda memasuki kawasan perkampungan di Kecamatan Doro, akan terlihat pepohonan

rambutan yang sangat lebat buahnya. Keberadaannya ber-saing dengan pohon durian yang memancarkan warna kuning menyala pada buah-buahnya yang bergelantungan. Pemandangan yang meman-jakan mata dan menimbulkan gairah untuk memakannya.

Tidak hanya di halaman ru-mah warga yang dipenuhi po-hon durian. Di sana juga ada ra-tusan hektare kebun rakyat yang penuh dengan tanaman durian. Pada Desember ini, hampir se-mua pohon di kebun rakyat itu kompak berbuah lebat.

Ukurannya pun beragam dari yang paling kecil seukuran kepalan tangan orang dewasa hingga ukuran lingkar 50 cm.

Bahkan di perkebunan itu sangat lazim terdengar suara gedebukan karena banyak durian matang di pohon yang berjatuhan.

‘’Jangan berdiri di tengah kebun Mas, nanti kejatuhan durian. Setiap saat ada durian jatuh. Rata-rata dalam sehari semalam bisa mencapai 20 durian yang jatuh,’’ kata Mar-gono, 48, pemilik kebun durian di Doro kepada Media Indonesia, kemarin.

Seperti kebanyakan pemilik kebun durian, mereka baru berlarian memasuki kebun untuk mengambil durian yang

jatuh dan mengumpulkannya di pinggiran jalan.

Setiap hari selalu ada peda-gang yang datang untuk mem-beli dan menjual kembali ke pa-sar. ‘’Di sini (kebun) harganya murah Mas. Besar kecil dihi-tung Rp10 ribu,’’ kata Suwarto, 34, pedagang durian.

Mendekati jalur pantura te-patnya di Kecamatan Tulis, Ka-bupaten Batang, pemburu rasa durian semakin termanjakan.

Pasalnya, di sana tidak kurang dari 100 kios berjajar menjajakan aneka jenis durian. Namun durian yang paling banyak dijual adalah durian sukun.

Durian sukun berukur an se-perti buah sukun tapi rasanya legit. Durian sukun paling ba-

nyak dijual di Pekalongan.

Durian brongkol Sementara itu, bila bergeser

sedikit ke Kabupaten Sema-rang, tepatnya di Kecamatan Jambu, berderet penjual durian berada di ruas jalur Semarang-Yogyakarta.

Durian khas Kecamatan Jambu sering disebut durian brongkol yang diambil dari nama desa asal durian tersebut. Durian brongkol memiliki ciri khas berbentuk lonjong dengan kulit sedikit tertekuk. Untuk rasanya berdasarkan penga-laman para pembeli, campuran manis, sedikit pahit, dan pedas. Dagingnya tebal tapi biji duri-annya kecil.

Sebelum mencapai Jambu,

Kabupaten Semarang, pe-nikmat durian masih bisa merasakan durian khas Boja dan Sukorejo, Kabupaten Ken-dal. Di sini ada durian jenis montong. Durian montong cukup banyak dijual di pasar swalayan. Namun di Boja dan Sukorejo, durian montong sa-ngat mudah didapat.

Dur ian montong pada umum nya berukuran besar, seukuran bola kaki. ‘’Kalau harganya, bervariasi mulai Rp15 ribu sampai Rp75 ribu per buah, tergantung ukuran dan rasanya,’’ kata Jupri, pemilik pohon durian montong di Su-korejo, Kendal.

Di Jepara ada juga durian khas asal tempat kelahiran Kar-tini itu. Tepatnya di Keling dan

Bangsri, menjadi pusat durian jenis petruk.

Durian petruk memiliki ciri khas berbentuk lonjong dan bengkok. Namun rasa durian-nya sangat manis. Harga duri-an petruk ini di tingkat petani masih murah sekitar Rp5.000 hingga Rp25.000 per buah, ter-gantung besar kecilnya.

Namun di tingkat pedagang harganya cukup bervariasi. Biasanya rata-rata Rp15.000 per buah. Setiap hari puluhan truk berisi durian dari wilayah Keling dan Bangsri ini siap mendistribusikan ke Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. (N-3)

[email protected]

Setiap penghujung

tahun, durian memasuki masa

panen. Selama ini masyarakat hanya

mengenal durian bangkok. Padahal

banyak sekali jenis durian jika

dilihat dari bentuk dan rasanya.

DISERBU PEMBELI: Di penghujung akhir tahun sepanjang jalur Pantura Jawa Tengah dipenuhi penjual durian yang selalu diserbu pembeli. Di beberapa tempat seperti Pekalongan, Jepara, dan Kabupaten Semarang dikenal sebagai daerah sentra durian.

MI/ACHMAD SAPUAN

TALKSHOW“PERAN PEWARTA FOTO INDONESIADI AJANG INTERNASIONAL”Speakers:Ardilles Rante (Freelance), Beawiharta (Reuters)Kemal Jufri (Freelance)

Thursday, December 22TH, 2011, 06.00 pm - 07.30 pm4TH LEVEL, PACIFIC PLACE JAKARTA