proses pengolhan sawit rambutan

75
BAB I PENDAHULUAN I.1. Sejarah Perkebunan I.1.1. Sejarah Pabrik Kelapa Sawit Rambutan didirikan pada tahun 1983 dengan kapasitas 30 Ton/jam. Pabrik ini merupakan salah satu pabrik dari 11 PKS yang dimiliki PT Perkebunan Nusantara III yang terletak di desa Paya Bagas Kecamatan Rambutan, Kota Madya Tebing Tinggi, Propinsi Sumatera Utara, sekitar 85 km kearah Tenggara Kota Medan. Sebelumnya PKS Rambutan merupakan PNP V yang berubah menjadi PTP V sejak dikeluarkannya peraturan pemerintah dan Surat Keputusan Mentri Keuangan dan pada tahun 1992 diadakan Konsilidasi bersama PTP disekitarnya. Konsilidasi ini menghasilkan penggabungan perusahaan. Penggabungan ini menggabungkan PTP III PTP IV dan PTP V. Dengan seorang kuasa direksi yang berkedudukan di PTP III Sei Sikambing Medan. I.1.2. Letak Geografis PKS Rambutan terletak didesa Paya Bagas, Kecamatan Rambutan, Kota Madya Tebing Tinggi, 1

Upload: rizal

Post on 20-Jun-2015

2.434 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LPP medan

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Sejarah Perkebunan

I.1.1. Sejarah

Pabrik Kelapa Sawit Rambutan didirikan pada tahun 1983 dengan

kapasitas 30 Ton/jam. Pabrik ini merupakan salah satu pabrik dari 11 PKS

yang dimiliki PT Perkebunan Nusantara III yang terletak di desa Paya Bagas

Kecamatan Rambutan, Kota Madya Tebing Tinggi, Propinsi Sumatera Utara,

sekitar 85 km kearah Tenggara Kota Medan.

Sebelumnya PKS Rambutan merupakan PNP V yang berubah menjadi

PTP V sejak dikeluarkannya peraturan pemerintah dan Surat Keputusan

Mentri Keuangan dan pada tahun 1992 diadakan Konsilidasi bersama PTP

disekitarnya. Konsilidasi ini menghasilkan penggabungan perusahaan.

Penggabungan ini menggabungkan PTP III PTP IV dan PTP V. Dengan

seorang kuasa direksi yang berkedudukan di PTP III Sei Sikambing Medan.

I.1.2. Letak Geografis

PKS Rambutan terletak didesa Paya Bagas, Kecamatan Rambutan, Kota

Madya Tebing Tinggi, Propinsi Sumatra Utara. PKS Rambutan berada pada

3033’ Lintang Utara dan 98041’ Bujur Timur atau berada pada + 85 km arah

Tenggara Kota Medan.

Keadaan topografis PKS Rambutan datar, bergelombang, jenis tanah

berupa Posolid merah kuning yang sangat cocok untuk budidaya tanaman

Kelapa Sawit. Elevasi pabrik berada 18 m diatas permukaan laut. Dengan

elevasi seperti ini, suhu minimum dan maksimum berkisar antara 22 0C – 32 0C dengan suhu rata-rata mencapai 27 0C.

Untuk kebun Rambutan mempunyai luas area tanaman tahun 1995

seluas 6458,53 Ha, dari luas areal tersebut dibagi menjadi dua budidaya

perkebunan yaitu Komoditi Kelapa Sawit dan Komoditi Karet. Luas areal

1

Page 2: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

budidaya Karet seluas 1830,53 Ha sedangkan sisanya seluas 4627,92 Ha

merupakan budidaya tanaman Kelapa Sawit. Unit PKS Rambutan mempunyai

luas areal + 5,46 Ha, dengan luas bangunan pabrik 3,764 m2.

I.1.3. Kebun Pendukung

Kebun Kelapa Sawit yang menyuplai bahan baku TBS yng masuk ke

PKS Rambutan untuk diolah berasal dari kebun seinduk yang berasal dari:

a. Kebun Rambutan

b. Kebun Tanah Raja

c. Kebun Gunung Pamela

d. Kebun Gunung Manako

e. Kebun Gunung Para

f. Kebun Sarang Giting

g. Kebun Silo Dunia

h. Kebun Sei Putih

I.2. Botani

I.2.1. Sistematika

Sistematika Tanaman Kelapa Sawit:

Devisi : Spermatophyta

Sub devisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Arecales

Family : Arecaceae

Genus : Eleaeis

Species : Elaeis Guinensis

2

Page 3: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

I.2.2. Elaeis Guinensis.

Tanaman Kelapa Sawit yang berasal dari Afrika Selatan yang

ditemukan Jack, sehingga nama latin Kelapa Sawit sering disebut Elaeis

Guinensis Jack.

Ada 3 varietas tanaman Kelapa Sawit yaitu :

1. Dura

2. Pesifera

3. Tenera

I.3. Struktur Organisasi PKS Rambutan

Pimpinan tertinggi pabrik berada ditangan seorang Manager, dibantu

oleh seorang Masinis Kepala dan dua orang Asisten Teknik, seorang Asisten

Laboratorium, seorang Asisten TU / Personalia, beberapa Mandor serta Krani.

Asisten Laboratorium sejak bulan juli 2005 berada dibawah komando Distrik

Manager, Struktur Organisasi secara lengkap dapat dilihat pada gambar 1.1

Untuk mendukung kelancaran pengoperasian pabrik PKS Rambutan

mempunyai tenaga kerja/karyawan sebanyak 227 orang dengan perincian

sebagai berikut:

1. Karyawan Pimpinan : 7 Orang

2. Karyawan Pelaksana Pengolahan : 83 Orang (Shift)

3. Karyawan Pelaksana Laboratorium/Sortasi : 33 Orang

4. Karyawan Pelaksana Teknik : 38 Orang

5. Karyawan Pelaksana Dinas Sipil : 15 Orang

6. Karyawan Pelaksana Administrasi : 20 Orang

7. Karyawan Pelaksana Bagian Umum/Hansip : 21 Orang

8. Karyawan Pelaksana Bagian Produksi : 8 Orang

Jumlah : 227 Orang

3

Page 4: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

BAB II

TINJAUAN PROSES

II.1 Proses Penerimaan Buah

Proses penerimaan buah dipabrik terlebih dahulu ditimbang dijembatan

timbang, kemudian dibongkar di Loading Ramp dan setelah itu dilakukan sortasi.

Proses disetiap stasiun diatas secara detail adalah sebagai berikut :

II.1.1. Proses Penimbangan

Proses penimbangan TBS dilakukan untuk mengetahui berat bruto, tarra

dan netto dari TBS yang diterima untuk diolah di PKS. PKS Rambutan

menggunakan 2 buah timbangan analog, 1 dibagin penerimaan TBS dan 1 lagi

dibagian pengiriman Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit (Palm Kernel). Setiap

truk buah yang masuk ke PKS mengalami 2 kali penimbangan, yaitu ketika truk

masuk (berisi TBS) serta ketika truk keluar (truk dalam keadaan kosong).

Sebelum melakukan penimbangan Krani timbang harus mengecek jarum

penunjuk. Posisi jarum harus benar-benar berada pada angka nol. Cara melakukan

penimbangan setiap truk pengangkut TBS yang masuk maupun yang keluar,

terlebih dahulu ditimbang. Pada saat truk tersebut akan ditimbang maka harus

mengambil posisi yang tepat ditengah-tengah plat jembatan timbang, mesin truk

dimatikan kemudian setelah ditimbang menuju ke stasiun Loading Ramp.

II.1.2. Proses Pemeriksaan Kualitas (Sortasi)

Proses ini dilakukan untuk mengetahui kualitas buah yang diterima di PKS

Rambutan yang berasal dari kebun sendiri yaitu Kebun Rambutan, Kebun Tanah

Raja, Kebun Gunung Pamela, Kebun Gunung Monako, Kebun Sarang Giting,

Kebun Silo Dunia, Kebun Sei Putih, dan Kebun Gunung Para serta pihak ketiga.

4

Page 5: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Jenis buah pada umumnya adalah jenis Tenera dan Dura. Kualitas TBS

yang diterima di PKS Rambutan ditentukan berdasarkan fraksi-fraksi yang

digolongkan sebagai berikut :

a. Fraksi 00

b. Fraksi 0

c. Fraksi 1

d. Fraksi 2,3

e. Fraksi 4,5

f. Brondolan

g. Tangkai panjang

h. Sampah

Kriteria kematangan TBS, persyaratan mutu dan komposisi yang ideal

dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 2.1 Komposisi Matang Panen

FRAKSI KEMATAGAN BUAH LUAR KOMPOSISI

Fraksi 00 Sangat mentah Tidak ada Tidak boleh ada

Fraksi 0 Mentah 1-12.50 % Tidak boleh ada

Fraksi 1 Kurang matang 13%-25% Maks. 20%

Fraksi 2,3 Matang 26%-75% Min. 68%

Fraksi 4,5 Lewat matang 76%-100% Maks. 12%

Brondolan - -

Selain itu ada beberapa kriteria mutu didalam sortasi yang dikenakan

pinalti apabila dijumpai dalam proses ini, yaitu :

a. Kotoran, yang berupa sampah, tanah, pasir, dll

b. TBS tangtkai panjang, yaitu tangkai tandannya yang memiliki panjang lebih

dari 2,5 cm

c. Buah busuk

d. Buah sakit

5

Page 6: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Proses sortasi TBS dilakukan dengan cara mengambil sampel 5% - 10%

dari produksi atau minimal 1 truk dari setiap afdeling dan untuk pihak ketiga

( plasma, pembelian dan titip olah ) disortasi seluruhnya.

Kriteria matang panen sangat menentukan didalam pencapaian rendemen

minyak dan rendemen inti.

II.2. Proses di Loading Ramp

Setelah melalui proses sortasi, TBS dikumpulkan di loading ramp,

kemudian dimasukkan kedalam lori untuk dilakukan proses selanjutnya. Proses di

Loading Ramp sangat bergantung pada jumlah dan kapasitas lori.

Jumlah loading ramp yang ada di PKS Rambutan 2 unit dengan jumlah

pintu sebanyak 24 pintu, dan kapasitas masing – masing pintu adalah 12,5 ton.

Sistem pemasukan buah kedalam lori dengan menggunakan hidrolik press melalui

pintu Loading Ramp, yang masing-masing pintu digerakkan dengan menggunakan

electromotor serta gear box.

Kapasitas lori yang di gunakan adalah 2,5 ton/lori dengan jumlah lori yang

tersedia di PKS Rambutan sebanyak 51 unit. Sebelum pengisian dilakukan,

pastikan letak posisi lori tepat pada pintu dan lakukan pengisian TBS kedalam lori

dengan sistem FIFO, ini dilakukan untuk mencegah terjadinya buah yang

menginap terlalu lama dan pengisian TBS kedalam lori harus benar-benar 2,5

ton/lori. Sistem transportasi dari Loading Ramp kerebusan dan sebaliknya

menggunakan alat bantu Capstand. Kelancaran proses di stasiun Loading Ramp

tergantung pada maintenance, yang berupa pemeliharaan roda-roda lori, rail

track, pemeliharaan elektromotor dan gear box. Selain itu hal yang perlu

diperhatikan adalah sambungan antar lori.

6

Page 7: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Gambar 2.1. Lori

II.3. Proses Perebusan ( Sterilizer )

Lori-lori yang telah di isi, kemudian di tarik dengan menggunakan

Capstand yang berfungsi menarik dan mendorong lori ke Loading Ramp dan

kedalam rebusan dan menempatkan lori di bawah Housting Crane.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Capstand :

a. Tali manila putus

b. Lori anjlok

c. Rail track putus.

Adapun tujuan dari proses perebusan ( Sterilizer ) yaitu :

a. Memudahkan brondolan lepas dari tandan

b. Meluankkan buah sehingga mudah di aduk

c. Menonaktifkan enzim-enzim yang merusak mutu minyak

d. Mengumpulkan zat putih telur ( protein ) dalam buah agar pemurnian minyak

mudah dilakukan

e. Melengkangkan inti dari cangkang/

Jumlah rebusan yang ada di PKS Rambutan ada 3 unit, dengan kapasitas

masing-masing 20 ton TBS (1 rebusan terdapat 8 lori, yang masing-masing lori

berkapasitas 2,5 ton TBS).

7

70 cm

250 cm

170 cm

177 cm

37 cm

Page 8: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Perebusan yang baik dilaksanakan dengan kondisi operasi sebagai berikut :

1. Tekanan uap 2,8 s/d 3,0 kg/cm2 dan temperatur 1350C - 1400C.

2. Waktu merebus 80 – 90 menit

3. Kran axhaust dalam keadaan tertutup, kran kondensat di buka dan di buka

karan steam ( uap ) selama ± 3 menit, fungsinya untuk mengeluarkan uadara

yang berada dalam rebusan.

4. Tutup kembali kran kondensat dan naikkan tekanan mencapai 1,5 kg/cm2

selama ± 6 menit, setelah tekanan tercapai, tutup kran uap masuk, bukan karan

kondensat selama 1 menit baru buka kran exhaust selama 2menit hingga

tekanan nol,tutup kembali kran exhaust dan kondensat.

5. Buka kran uap masuk selama ± 8 menit sehingga tekanan 2 kg/cm2, baru tutup

kran uap masuk, buka kran kondensat selama ± 1 menit, kemudian buka kran

exhaust ± 2 menit sehingga tekanan benar-benar nol. Tutup kembali kran

exhaust dan kran kondensat.

6. Buka kran uap masuk selama ± 12 menit sehingga tekan mencapai 2,8 – 3

kg/cm2. Setelah tekanan tercapai, tutup kran uap masuk dan aliran-aliran uap

masuk kerebusan berikutnya.

7. Dengan cara sama selama masa tahan (35 – 45 menit) perhatikan tekanan 3

kg/cm2 dan temperatur 1400C. Waktu masa tahan sudah tercapai maka lakukan

pembuangan air kondensat dengan membuka kran kondensat ± 3 menit, baru

buka kran exhaust ± 5 menit sehingga takanan yang ada dalam rebusan benar-

benar nol dan dilihat manometernya baru pintu dibuka, lalu keluarkan buah

yang telah masak dengan capstand.

8. Perebusan dilakukan dengan sistem tiga puncak dengan :

a. Puncak I : 1,5 kg/cm2

b. Puncak II : 2 kg/cm2

c. Puncak III : 2,8 – 3 kg/cm2

9. Pada puncak III Perebusan dilaksanakan selama 35 – 45 menit, tergantung

pada kondisi buah (buah segar 45 menit, buah menginap 35 menit).

8

Page 9: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Tujuan perebusan 3 puncak adalah :

1. Tahap I : Pembuangan udara dan penguapan air dari tandan buah (air

kondensat).

2. Tahap II : Pembuangan udara, penguapan air dari tandan buah.

3. Tahap III : Pematangan dan pelunakan daging dan membuat kejutan

terhadap biji agar terjadi kekoplakan.

Dengan perebusan 3 puncak, maka panas dapat masuk dengan baik, sehingga

perebusan dapat matang secara merata. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan

hasil rebusan buah yang sempurna, mengingat kerapatan brondolan dalam tandan

buah semakin padat atau solid.

Untuk mencapai kematangan perebusan brondolan bagian dalam diperlukan

panas yang cukup. Pembuangan air kondensat dan udara pada puncak I dan II

harus benar-benar sampai habis, karena air dan udara merupakan penghantar

panas yang buruk.

Perebusan yang kurang sempurna dapat menimbulkan :

1. Brondolan sukar lepas dari tandan, atau sering disebut sebagai sebagai

Unstripped Bunch (USB).

2. Kehilangan brondolan dijanjangan kosong naik

3. Buah yang kurang matang memerlukan perebusan ulang

4. Pengepaan lebih sulit

5. Inti kurang lekang dari cangkangnya

6. Kehilangan minyak dalam ampas press

7. Kehilangan minyak dalam janjangan kosong naik

Efektif perebusan dapat diketahui dari :

a. Unstripped bunch (USB)

b. Oil loss pada air kondensat

c. Oil loss pada tandan kosong dan ampas press

9

Page 10: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Gambar 2.2. Sistem perebusan dengan tiga puncak (Tripple Peak).

Gambar 2.3. Rebusan ( Sterilizer )

II.4. Proses Penebahan

Setelah derebus, TBS dimasukkan kedalam alat penebah ( Thresher )

dengan menggunakan Hoisting Crane. Adapun tahapan proses secara detail

adalah sebagaiberikut :

10

Grafik perebusan

00.3

10.8

0

21.8

0

2.8 2.82.5

00

0.5

1

1.5

2

2.5

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

steep

tekan

an

Series1

SAVETY VALVE

DEARERATOR

CONDENSATE

MECHANICAL INTERLOCK

BLEED VALVE

EXHAUST

MAIN INLET

AUX. INLET

ELECTRICAL INTERLOCK

SWITCH

Page 11: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

II.4.1. Hoisting Crane

Fungsi hoisting crane untuk mengangkat lori yang berisi buah yang sudah

direbus dan menuangkannya kedalam bunch feeder dan menurunkan lori

kosong.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasiannya adalah :

a. Kontinuitas penampungan.

b. Ketebalan lapisan buah pada bunch feeder, ketebalan yang di izinkan

adalah 20 – 30 cm.

Jumlah hoisting crane yang di gunakan di PKS Rambutan ada 2 unit ( 1 unit

Running dan 1 unit Stand by ).

Gambar 2.4. Hoasting Crane

II.4.2. Bunch Feeder

Fungsi feeder bunch adalah mentransper buah kedalam thresher. Hal – hal

yang perlu diperhatikan adalah :

a. Kecepatan pengumpanan,

b. Ketebalan lapisan buah pada bunch feeder.

Penumpukan atau ketebalan buah pada bunch feeder akan

mengakibatkan losses pada tandan kosong meningkat serta kesulitan

pengontrolan pengumpanan buah ke dalam Thresher.

11

Page 12: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

II.4.3. Thresher

Fungsi thresher adalah untuk memisahkan brondolan dari janjangan dengan

cara mengangkat dan membanting serta mendorong janjangan kosong ke

empty bunch conveyor dengan alat bantu blade pengarah spike. Proses

pelepasan/ perontokan berlangsung akibat terbantingnya tandan buah secara

berulang-ulang di dalam alat penebah yang berputar dengan kecepatan ±

23rpm.

Dalam pengoprasian alat penebah, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. Sewaktu diputar tandan buah dalam alat penebah harus mencapai

ketinggian maksimal sebelum jatuh.

b. Pengaturan buah yang masuk kedalam alat penebah disesuaikan dengan

kapasitas alat, sehingga tidak tidak terjadi kelebihan kapasitas ( kontiniu

dan merata melalui feeder ).

Hal – hal yang menyebabkan hasil penebahan kurang sempurna :

1. Pengatur kecepatan dari auto feeder

2. Kemiringan sudut pengarah dan spike

3. Kebersihan kisi-kisi

Efektifitas thresher dapat diketahui dari prosentase Unstripped Fruit ( USF )

yang merupakan salah satu sumber losses di PKS. Adapun thresher yang

digunakan di PKS Rambutan ada 2 unit, 1 unit runnung dan 1 unit stand by.

Gambar 2.5. Thresher

12

5900

65

Main Shaft

Spider Arm

Lifting Bar

65 65

150

126

6,5

6,5

2700

2000

Page 13: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

II.4.4. Empty Bunch Conveyor dan Empty Bunch Hopper

Fungsi dari Empty Bunch Conveyor adalah untuk mentransfer janjangan

kosong dari Thresher ke Empty Bunch Hopper sebelum dibawa ke lapangan.

II.5. Proses Pengadukan dan Pengempaan.

II.5.1. Pengadukan (Digester).

Tujuan pengadukan adalah melumatkan daging buah dan memisahkan

daging buah dengan biji serta meniriskan minyak, agar mudah diproses

dalam pengempaan.

Brondoloan yang telah rontok pada proses Thresser, selanjutnya

dimasukkan kedalam alat pengaduk (Digester). Di dalam alat pengaduk

brondolan diremas/dilumat dengan pisau pengaduk yang berputar sambil

dipanaskan. Proses pengadukan berlangsung akibat adanya gesekan antara

pisau dengan brondolan dan adanya tekanan gaya berat dari brondolan yang

terisi penuh dalam alat pengaduk.

Pisau Digester terbagi 3 fungsi, 3 bentuk, dan 6 tingkat.

1) Pisau yang panjang fungsinya mencincang sambil menekan.

2) Pisau yang pendek fungsinya mencincang sambil mengangkat.

3) Pisau yang paling bawah fungsinya untuk mengeluarkan lumatan daging

buah ke chute untuk umpan Screw Press.

Pengaduakan yang baik dilaksanakan pada kondisi :

a.Ketel adukan selalu dalam keadaan penuh.

b. Suhu 900-950C.

c.Waktu pengadukan ± ½ jam.

Jika kondisi tidak terpenuhi, masa adukan akan sulit dikempa atau di press

dan akibatnya kehilangan minyak dalam ampas kempa (Press) semakin

tinggi.

13

Page 14: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Digester adalah sebagai berikut:

1) Kondisi pisau pengaduk Digester.

2) Level volume buah dalam Digester

3) Temperatur/steam

4) Kebersihan Buttom Plate

5) Kondisi Digester

6) Kematangan buah yang sudah direbus

7) Kondisi plat siku penahan pada dinding Digester.

Jumlah Digester yang digunakan di PKS Rambutan ada 4 unit, 2 unit

beroperasi, 2 unit stand by.

Gambar 2.6. Digester

II.5.2. Pengepaan ( Screw Press )

Fungsi screw press adalah sebagai alat untuk mengeluarkan minyak

dari mesokrapnya dengan cara di kempa. Yang perlu diperhatikan dalam

pengoprasiannya adalah tekanan cone sebaiknya 35 – 40 A.

14

chute

Expeller

siku

Long Arm

Short Arm

Gearbox

Strainer

Page 15: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Tekanan cone yang terlalu tinggi ( lebih dari 40 amper )

mengakibatkan persentase biji pecah tinggi, losses minyak di fibre rendah

( ampas kering ).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kenerja adalah :

a.Kondisi worm screw press

b. Tekanan dan kualitas mutu buah ( Perbusan )

c.Sampah

d. Kebersihan press

e.Penambahan air panas atau dilusi pada suhu 950C

Minyak kasar yang diperoleh di alirkan ke Station Clarifikasi untuk di

jernihkan atau di murnikan, sedangkan ampas press di teruskan ke Cake

Breaker Conveyor untuk di proses selanjutnya. Operasional screw press

menyesuaikan digerter.

Mesin screw press yang di gunakan di PKS Rambutan ada 4 unit terdiri dari:

a.1 unit merek MJS kapasitas 15-17 ton TBS /jam

b. 2 unit merek Strork kapasitas 10 – 15 ton TBS/jam

c.1 unit merek Universal Stell kapasitasa 14 -16 ton TBS/jam.

Gambar 2.7. Screw Press

15

Hidraulic Cones

Presscake

Worm Screw

Gear

Gearbox Electromotor

V-Belt

Page 16: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

II.6. Proses Pemurnian Minyak ( Klarifikasi )

Minyak kasar yang keluar dari presan masih mengandung kotoran-

kotoran, pasir, cairan dan benda kasar lainnya, oleh karena itu perlu dilakukan

pemurnian untuk mengurangi atau jika memungkinkan menghilangkan kandungan

yang tidak di harapkan sesuai dengan norma yang di tetapkan. Tahapan-tahapan

yang dilakukan adalah sebagai berikut :

II.6.1. Sand Trap Tank

Fungsi dari sand trap tank adalah sebagai pengendap pasir minyak

kasar yang keluar dari pressan dialirkan ke sand trap tank minyak kasar

tersebut akan mengalir melalui baffle-baffle yang berfungsi untuk

menangkap pasir. Temperatur pada sand trap tank harus mencapai 950, jika

temperatur tidak tercapai, maka pada saat blow down, Non Oily Solid (NOS)

yang di blow down akan mengandung minyak. Blow down dilakukan setiap

4 jam sekali

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas sand trap tank adalah:

a.temperatur

b. Kondisi baffle

c.Kondisi Umpan

Jumlah Sand Trap Tank yang ada di PKS Rambutan ada 3 unit.

Gambar 2.8. Sand Trap Tank

16

Dari crude oil gutter

Vibrating screen

drain

Page 17: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

II.6.2. Vibro Separator

Fungsi Vibro Separator adalah untuk menyaring minyak mentah

(Crude Oil )dari serabut-serabut yang dapat mengganggu proses pemisahan

minyak. Jenis – jenis Vibro Separator ada 3 yaitu : Single deck, Double

Deck, dan Triple Deck. Saat ini PKS Rambutan menggunakan Vibro

Separator jenis Double Deck, ukurang yang digunakan ukuran mesh 20/30,

sedangkan setelah Verticak Clariffier Tank (VCT) menggunakan double deck

ukuran 30/40 mesh. Getaran Vibro Separator dikontrolmelalui penyetelan

bandul yang diikat pada electromotor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Vibro Separator adalah

getaran dan kebersihan mesh. Jumlah Viro Separaor di PKS Rambutan ada 3

unit, 2 beroperasi, 1 stand by.

Gambar 2.9. Vibro Separator

II.6.3. Crude Oil Tank (COT)

Fungsi dari Crude Oil Tank adalah:

a.Menurunkan NOS

b. Menambah panas ( temperatur )

c.Transit tank

Bagian dalam dari Crude Oil Tank harus dilengkapi dengan baffle, dan

sistem pemanas sebaiknya menggunakan steam coil sedangkan start awal

menggunakan steam injection. Suhu COT sebaiknya 950C. Faktor-faktor

yang mempengaruhu kinerja Crude Oil Tank (COT) adalah kondisi umpan,

17

Ke cross bottom conveyor

Dari crude oil gutter

Crude oil tank

Page 18: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

temperatur dan kondisi baffle. Pembersihannya dilakukan dengan cara blow

down 6 jam sekali (2 kali/shift). Jumlah Crude Oil Tank yang ada di PKS

Rambutan ada 1 unit.

II.6.4. Vertical Clarifier Tank (VCT)

Fungsi VCT adalah memisahkan minyak, sludge dan NOS secara

grafitasi. Crude Oil yang masuk ke VCT akan dipisahkan antara minyak dari

sludge dan air dengan perbedaan berat jenis pada suhu 90 – 950C, dimana

minyak yang berat jenisnya lebih kecil dari 1 (satu) berada pada lapisan atas,

air yang berat jenisnya 1 (satu) akan berada pada lapisan tengah dan NOS

yang berta jenisnya lebih besar dari 1 akan berada pada lapisan bawah.

Untukmengetahui kinerja VCT, maka indikator yang digunakan adalah

kandungan minyak pada sludge underflow harus lebih kecil dari 10 %.

Ketebalan minyak minyak pada VCT sebaiknya 30 – 50 cm, baru dilakukan

pengutipan minyak melalui skimmer.

Gambar 2.10. Vertical Clarifier Tank

18

To oil tank

Skimer

Steam coilSteam injection

To sludge tank

From dist. tank

Stirrer

Page 19: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja VCT adalah :

a.Temperatur

b. Air dilusi

c.Stirer (pengaduk)

d. Kualitas Feeding

e.Drain (blow down)

f. Desain untuk menentukan retention time.

II.6.5. Oil Tank

Fungsi dari Oil Tank adalah sebagai tempat sementara minyak sebelum

diolah di Oil Furifier. Pada Oil Tank, suhu minyak harus tetap dijaga pada

suhu 950C, agar kotoran yang dapat mempengaruhi kemurnian minyak, tidak

menumpuk, maka dilakukan Blow Down secara rutin. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja Oil Tank adalah :

a.Temperatur

b. Kebersihan tangki

c.Kondisi steam koil

d. Blow Down

PKS Rambutan menggunakan oil tank sebanyak 2 unit, beroperasi

semuanya.

II.6.6. Oil Purifier

Fungsi dari oil purifier adalah untuk mengurangi NOS dan kadar air

dengan cara sentrifugal. Efektifitas pemisahan dalam oil purifier

dikendalikan oleh seal water dan gravity disc (alva laval) atau regulating

ring (westfalia). Pembukaan seal water dilakukan pada awal proses dan

pada saat beroperasi kran seal water harus ditutup, karena jika kran terbuka

akan mengakibatkan kadar air dalam minyak meningkat. Gravity disc

disesuaikan dengan mutu minyak yang akan dihasilkan. Pemilihan Gravity

disc yang terlalu kecil akan mengakibatkan CPO yang dihasilkan tidak

19

Page 20: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

terlalu bersih. Sedangkan jika diameter Gravity disc terlalu besar

mengakibatkan minyak banyak terikut ke drain. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja oil purifier adalah:

a.Kontrol valve feeding.

b. Kondisi gear pump

c.Strainer

d. Kebersihan disc

e.RPM

Oil purifier yang digunakan di PKS Rambutan sebanyak 3 unit, 2 unit

beroperasi, 1 unit stand by.

II.6.7. Vacuum Dryer

Fungsi dari Vacuum Dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam

minyak hasil produksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja vacuum Dryer :

a.Tekanan steam

b. Kebocoran-kebocoran

c.Kuantitas dan kualitas Feeding

d. Kondisi Nozzle

e.Volume air pendingin

f. Tekanan Vacuum 760mmHg

II.6.8. Oil Transfer Tank

Berfungsi untuk mentransper minyak yang sudah di murnikan dari

vacuum dryer ke Storage Tank.

20

Page 21: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

II.6.9. Vibro Separator

Fungsi dari Vibro Separator adalah menyaring sludge yang berasal

dari VCT untuk memisahkan serabut-serabut yang dapat mengganggu proses

selanjutnya. Jumlah vibro sefarator di stasiun clarifikasi ada 1 unit.

II.6.10. Sludge Tank

Berfungsi untuk tempat penampungan sludge sementara sebelum di

olah di Sludge Separator. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerja

Sludge Separator adalah :

a.Kebersihan tangki

b. Blowdown

c.Temperatur

d. Kondisi umpan

Jumlah Sludge Tank yang ada di statiun clarifikasi ada 2 unit dan beroprasi

semuanya.

II.6.11. Sand Cyclone

Gambar 2.11. Sand Clylone

21

Water Inlet Pipe

Cone

Sludge Outlet Pipe

Pneumatic Valve

Cyclone

Sludge Buffer Tank

o

Sludge Inlet Pipe

Sight Glass

Sand Stone Tank

Page 22: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Fungsi dari sand cyclone adalah untuk menangkap pasir yang masih

terkandung di dalam sludge, sehingga mempermudah proses selanjutnya.

Kinerja sand cyclone dapat diketahui dari selisih antara tekanan masuk dan

tekanan keluar pada pressure gaugenya. Endapan pasir di dalam sand

cyclone akan di blowdown secara otomatis melalui sistem pneumatic dengan

stting intrval tertentu. Sand cylone yang di gunakan ada 1 unit.

II.6.12. Buffer Tank

Berfungsi untuk tempat penampungan sludge sebelum didistribusikan

ke sludge separator. Jumlah buffer tank ada 1 unit.

II.6.13. Sludge Separator

Berfungsi untuk mengutip minyak yang masih terkandung didalam

sludge dengan cara sentrifugal, dimana air dan NOS dengan berat jenis yang

besar akan terlempar keluar dan minyak yang berat jenisnya kecil akan

masuk kebagian dalam. Kapasitas sludge separator ditentukan oleh ukuran

nozzle yang digunakan ( 1.45 , 1.6 , 1.8 , dan 2,0 mm ). Ukuran nozzle

dipakai sekecil mungkin untuk meminimumkan kehilangan minyak pada

drab buang sludge separator.

Faktor yang mempengaruhi kinerja sludge separator adalah :

a.Kualitas Feeding

b. Ukuran Nozzle

c.Blance water

d. Temperatur umpan

e.Kondisi alat

II.6.14. Reclaimed Tank

Berfungsi menampung minyak hasil dari sludge separator dan di

alirkan kembali ke VCT.

22

Page 23: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

II.6.15. Sludge Drain Tank

Berfungsi sebagai tempat penampung spui dari oil tank, sludge tank

dan pengutipan minyak dari Fat Pit, minyak telah dipisah dengan NOS

dikutip dan dialirkan ke recleimed, sementara sisanya dikirim ke bak sludge

fit dan di pompakan ke Fat Pit.

II.6.16. Fat Pit

Berfungsi sebagai tempat penampung hasil spui dari stasiun press,

stasiun klarifikasi dan air kondensat dari stasiun rebusan. Fat Pit terdiri dari

6 bak dan di lengkapi dengan sekat-sekat, gunanya sekat untuk mengutip

sisa-sisa minyak yang lepas, hasil minyaknya dipompakan ke Sludge Drain

Tank, sementara air dan lumpur dialirkan ke Cooling Tower dan mengalir ke

Effluent Treatment.

II.6.17. Storage Tank

Berfungsi untuk tempat penimpan sementara minyak produksi yang di

hasilkan sebelum dikirim.

Faktor yang harus diperhatikan pada steroge tank adalah :

a.Kebersihan tangki

b. Kondisi steam coil, harus di periksa secarta rutin, karena kebocoran

steam coil dapat menyebabkan naiknya kadar air pada CPO.

c.Temperatur ( 40 – 600C ).

PKS Rambutan memiliki 2 Steroge Tank dengan kapasitas 2000 ton, 1 unit

beroprasi, 1 unit stand by.

23

Page 24: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

II.7. Proses Pengolahan Biji

Proses pengolahan biji adalah proses pemisahan antara inti sawit dengan

cangkangnya. Adapun tahapan-tahapan pengolahn biji adalah melalui proses-

proses berikut :

a.Cace Bereaker Conveyor

b. Depericarper

c.Nut Polishing Drum

d. Nut Silo

e.Ripple Mill

f. Kernel Grading Drum

g. Light Tenera Dust Separation ( LTDS )

h. Hidrocylone

i. Kernel Silo

j. Kernel Dryer

k. Kernel Storage

II.7.1. Cake Breaker Conveyor

Fungsi dari Cake Breaker Conveyor (CBC) adalah untuk membawah

dan memecahkan gumpalan cake dari stasiun press ke depericarper. Faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja CBC adalah :

a.Kualitas dan kuantitas umpan

b. Panjang CBC

c.Putaran CBC

d. Diameter CBC

e.Jumlah pedal

Jumlah CBC yang ada di PKS Rambutan sebanyak 2 unit.

24

Page 25: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

II.7.2. Depericarper

Fungsi dari depericarper adalah untuk memisahkan fibre dengan nut

dan membawa fibre untuk menjadi bahan bakar boiler. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja depericarper adalah :

a.Kualitas umpan

b. Kondisi ducting

c.Adjustment dumper pada fan column

d. RPM fan

e.Airlock pada fibre cyclone

f. Kondisi fan

g. Kebersihan fan

h. Jarak antara CBC dengan polishing Drum

Jumlah depericarper yang ada di PKS Rambutan sebanyak 1 unit.

II.7.3. Nut Polising Drum

Berfungsi untuk :

a.Membersihkan biji dari serabut-serabut yang masih melekat

b. Membawa nut dari depericarper ke nut transpor

c.Memisahkan nut dari sampah

d. Memisahkan gradasi nut

Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas nut polishing drum adalah :

1) Kondisi plat pengarah / pengangkat

2) RPM, diameter dan panjang

3) Diameter dan jumlah penyaring

4) Kualitas dan kuantitas feeding

5) Aliran undara ( airflow )

6) Kebersihan alat.

Nut yang keluar dari Nut Polishing Drum dibawa Kenut Silo melalui Nut

Elevator. Jumlah Nut Polishing Drum yang ada sebanyak 1 unit.

25

Page 26: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

II.7.4. Nut Silo

Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut

sebelum diolah pada proses berikutnya. Kebersiahan shaking grade pada nut

silo harus diperhatikan karena berpengaruh terhadap troughput nut silo, agar

nut yang terolah sesuai dengan aturan First In First out (FIFO). Jumlah nut

silo ada 2 unit.

II.7.5. Ripple Mill

Fungsi dari ripple mil adalah memecah nut. Faktor-faktor yang

mempengaruhi efisiensi pemecahan adalah:

a.Kualitas dan kuantitas umpan

b. Kondisi ripple plate dan rotor bar

c.Jarak atau clearance antara cover dengan rotor

d. RPM

e.Jumlah bar

Kualitas umpan dipengaruhi oleh :

1) Kekoplakan nut, kalu nut tidak koplak, maka banyak inti yang lekat pada

cangkang

2) Jenis buah ( dura atau tenera )

3) Ukuran nut

4) Kadar air yang terkandung pada nut

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya inti pecah yang keluar dari

ripple mill adalah :

a. Clearance antara ripple plate dengan rotor bar terlalu kecil

b. Umpan yang terlalu banyak (Berlebihan)

c. Nut terlalu kering

d. Presentasi nut pecah pada umpan terlalu besar

Jumlah ripple mill yang ada sebanyak 2 unit, 1 unit beroperasi dan 1 unit

stand by.

26

Page 27: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

II.7.6. Kernel Grading Drum

Fungsi dari kernel grading drum adalah :

1) Untuk menyaring nut utuh dan pecah yang berukuran besar yang dapat

terikut ke produksi untuk diolah ulang

2) Mengurangi beban peralatan pada proses selanjutnya

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kernel grading drum adalah :

a. Lubang (kisi-kisi) pada drum baik ukuran lubang maupun jumlahnya.

b. Kualitas dan kuantitas umpan.

c. Tuas pembersih.

d. RPM,diametr dan panjang drum.

Kernel grading drum dapat ditempatkan setelah ripple mill atau setelah

LTDS tergantung tujuannya. Jumlah kernel grading drum yang ada sebanyak

1 unit.

II.7.7. Light Tenera Dust Separator (LTDS)

Fungsi dari LTDS adalah :

1) Memisahkan cangkang, inti utuh dan inti pecah

2) Membawa cangkang untuk bahan bakar Boiler

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja LTDS adalah :

4) Hisapan (dumper airlock dan fan)

5) Kebocoran ducting

6) Kualitas dan kuantitas umpan

7) Desain

8) Adjustment dumper column

Jumlah LTDS yang ada di PKS rambutan sebanyak 2 unit.

27

Page 28: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

II.7.8. Hidrocyclone

Fungsinya adalah alat untuk mengutip kembali inti yang terikut dengan

cangkang, mengurangi loses inti pada cangkang dan kotoran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja hidrocyclone adalah :

a. Kondisi cone

b. Kulitas dan kuantitas umpan

c. Penyetelan vortex finder

d. Kondisi baffle

Sistem kerja hidrocyclone untuk memisahkan cangkang dengan inti

secara basah berdasarkan berat jenis dengan gaya sentrifugal, berat jenis

yang lebih ringan akan naik keatas melalui vortex finder dengan masuk

kedalam dewatering drum, sedangkan cangkang yang berat jenisnya lebih

berat akan turun kebawah melaui conus dan masuk kedalam kompartment II.

Cangkang yang masih bercampur inti dihisap oleh pompa dan ditekan

kedalam tabung pemisah II mengakibatkan inti naik keatas melaui vortex

finder dan dikembalikan kedalam kompartmen I. perlu diperhatikan jika

persentase inti dalam cangkang terlalu tinggi maka vortex finder diturunkan,

sebaliknya jika persentase cangkang dalam inti tinggi maka vortex finder

dinaikkan. Hasil inti yang telah bersih keluar dan masuk ke Wet Kernel

Transport Fan menuju kernel silo sedangkan cangkangnya masuk ke Wet

Shell Transport Fan menuju Shell Hopper.

II.7.9. Kernel Silo

Fungsinya adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam

inti produksi. Penurunan kadar air pada inti bertujuan untuk menghindari

penjamuran pada saat penyimpanan. Yang perlu diperhatikan adalah suhu

temperatur dan kebersihannya.

Temperatur bagian Atas : 500C

Tengah : 600C

Bawah : 700C

28

Page 29: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Penurunan inti harus benar-benar diawasi dengan cermat dan jangan sampai

lengah yang mengakibatkan kadar air pada inti produksi tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya adalah :

a. Kebersihan Blower.

b. Kebocoran heater fan.

c. Kebersihan Shaking grate.

d. Steam

II.7.10. Kernel Dryer

Fungsi dari kernel dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang

terkandung didalam inti produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

dari kernel dryer adalah :

a. Temperatur.

b. Waktu.

c. Kualitas dan kuantitas umpan

d. Kondisi dan kebersihan heater

e. Steam supply, steam trap, strainer

f. Kondisi blower/ fan

g. Kebersihan kisi-kisi dalam silo

h. FIFO

Pada kernel dryer ada tiga tingkat temperatur yaitu

a.Bagian atas : 500C

b. Bagian tengah : 600C

c.Bagian bawah : 700C

Kernel dryer yang digunakan di PKS Rambutan sebanyak 1 unit.

29

Page 30: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

II.7.11. Kernel Storage

Fungsi dari kernel storage adalah untuk menyimpan inti produksi

sebelum dikirim keluar untuk dijual. Kernel storage pada umumnya berupa

bulk silo yang seharusnya dilengkapi dengan fan agar uap air yang masih

terkandung didalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi

didalam storage lembab. Kernel storage yang ada di PKS Rambutan ada 1

unit.

30

Page 31: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

BAB III

SPESIFIKASI TEKNIS ALAT DAN MESIN

III.1. Stasiun Penerimaan Buah

a. Jembatan Timbang

Merk : Avery

Type : 5100 DGR

Kapasitas : 50 ton

Tebal plat : 1.5’

Jumlah : 1 unit

b. Loading ramp

Kapasitas : 150 ton x 2 sisi = 300 ton

Jumlah pintu : 24 unit

Kapasitas pintu : 12.5 ton

Pompa Hidrolic : 2 unit

c. Lori

Jumlah : 51 unit

Kapasitas : 2.5 ton

Tebal plat : 0.5 “

Panjang : 5 meter

Tinggi : 1.2 Meter.

d. Capstand

Kecepatan : 35 meter/menit

Motor : 50 hz, 10 kw, 1440 rpm

Jumlah : 4 unit

31

Page 32: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

III.2. Stasiun Perebusan

Sterilizer :

Jumlah : 3 unit

Model : One dood

Panjang : 25.6 meter

Lebar : 2.1 meter

Sistem kerja : triple pick

Tabal plat roussel : 15 meter

Tekanan : 3 kg/cm2

Temperatur : 110-130 oC

Kapasitas : 20 ton

III.3. Stasiun Penebah

a.Hoisting Crane

Merk : Demag

Kapasitas max : 20 ton

Jumlah : 2 unit

Tinggi : 12.8 m

b. Threser

Panjang : 4.5 m

Diameter dalam : 2 m

Putaran : 23 rpm

Kapasitas : 10 ton

Jumlah : 2 unit

32

Page 33: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

III.4. Stasiun Kempa

a.Digester

Tinggi : 3 meter

Diameter : 1 m

Jumlah pisau : 5 tingkat

Volume : penuh

Jumlah : 4 unit

b. Screw Press

Kapasitas : 10 dan 15 ton

Putaran : 14.4 rpm

Jumlah : 4 unit

III.5. Stasiun Klarifikasi

a. Sand Trap Tank

Merk : Era Husada, PT

Ukuran : 210 x 210 cm (no.1 dan 2)

100 x 185 cm (no.3)

b. Vibro Separator

Merk : Malaysia_merk : Jinsheng

Model : SS60

Cap : 4 KW, 1440 rpm, 380 volt

c.Crude Oil Tank

Merk : Teknik PRBTN

Ukuran : 305 x 155 x 142 cm

33

Page 34: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

d. Vertical Clarifier Tank

Merk : QUARTA PERKASA, CV

Kapasitas : 90 TON

Elektromotor : Taiwan_TECO

Daya : 7,5 KW, 955 rpm, 380 volt

e.Oil Tank

Merk : Tunas Harapan Mandiri, CV

Ukuran : o/= 275 x 230 cm

f. Oil Purifier

Merk : Malaysia_Alva Laval

Electromotor : Sweden ASEA

Daya : 7,5 KW, 1440 rpm, 380 volt

Pump : Torisma Guna Indonesia

g. Storage Tank

Merk : Sumatera Raya, CV

Kapasitas : 2000 ton

h. Sludge Tank

Merk : Anugerah Perkasa Agung, CV

Ukuran : o/= 275 x 230 cm

i. Sludge Separator

Merk : Malaysia_Alva Laval

Model : SS 410 T

Elmot : Taiwan_TECO

Daya : 18 KW, 1440 rpm, 380 volt

34

Page 35: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

j. Low Speed

Merk : BHD

Model : SC 8000

k. Sand cyclone

Merk : Malaysia_ALVA LAVAL

Model : SCC 601-150

III.6. Stasiun Pengolahan Biji

a. Cake Breaker Conveyor

Type : MBL 132 SB

Kapasitas : 30 ton/jam

Putaran : 1430 rpm

b. Depericarper

Type : MAN 250 MA

c. Nut Silo

Kapasitas : 57 ton

Temperatur : atas 50oC, tengah 60oC dan bawah 70oC

d. Nut Grading Drum

Type : Horizontal

e. Ripple Mill

Type : Power pada 68R

Jumlah : 2 unit

Putaran : 3000 rpm

Kapasitas : 8 ton/jam

35

Page 36: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

f. LTDS

Jumlah: 2 unit

LTDS 1 untuk membawa cangkang ke umpan bahan bakar boiler

LTDS 2 meringankan kerja Hydrocyclone

g. Kernel grading Drum

Fungsi: untuk alat pemisah kernel yang kecil, sedang dan besar

Jumlah: 1 unit

h. Hydrocyclone

Fungsi: untuk memisahkan inti dan cangkang berdasarkan berat jenis

Jumlah: 1 unit dan 2 cone dan 2 drum.

i. Kernel Silo

Fungsi: untuk mengeringkan inti yang berasal dari hydrocyclone dan

LTDS 2 sampai kadar air 7%

Jumlah : 2 unit

Kapasitas : 25 ton/unit

Suhu : tingkat I 60 oC, tingkat II 50 oC, tingkat III 40oC

j. Kernel Storage

Fungsi: untuk menimbun inti produksi

Data Teknis

Jumlah : 1 unit

Kapasitas : 38 ton/jam

36

Page 37: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

BAB IV

UTILITAS

IV.1. Proses Pengolahan Air (Water Treatment)

Kebanyakan suppli air pabrik berasal dari sungai dan ini biasanya

mengandung zat padat yang harus dibersihkan sebelum digunakan lebih lanjut

dengan cara :

a. Sedimentasi

b. Flokulasi

c. Koagulasi

d. Filtrasi

Sedimentasi dilakukan dengan cara mengendapkan air di suatu bak yang

diberi suatu sekat/baffle dengan aliran overflow dan underflow dengan tujuan

menjerat zat padatan yang terikut air sungai.

Flokulasi dan Koagulasi dilakukan di water clarifier tank dimana zat

kimia/soda dan tawas diinjeksikan ke dalam air agar zat padat yang melayang

tertangkap dan menjadi flock dan mengkoagulasi (menggumpal) sehingga

cukup berat dan mudah dipisahkan. Banyaknya dosis bahan kimia (alumunium

sulfat dan soda ash) ditentukan oleh konsultan water treatment dan tergantung

dengan kualitas air. Karena kualitas air berubah-ubah, maka perlu digunakan

jar test secara periodik, sehingga penggunaan bahan kimia bisa optimum.

Filtrasi dilakukan pada Sand Filter dengan tujuan menghilangkan

berbagai zat/mineral yang terbawa dari flokulasi dan koagulasi dengan cara

menyaring melalui lapisan pasir.

Jika tekanan air di inlet sand filter 1,5 bar dibawah tekanan outlet sand

filter maka perlu dilakukan backwash.

Backwash dilakukan dengan cara aliran air dari bawah menuju ke atas

dengan tujuan untuk memecah kepadatan pasir dan membuang padatan yang

menyumbat lapisan pasir.

37

Page 38: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

IV.1.1. Demineralisasi

Fungsinya adalah untuk memurnikan air umpan Boiler dengan alat bantu

Anion dan kation.

a. Cation berfungsi untuk menukar mineral – mineral terhadap asam

b. Anion berfungsi untuk menukar garam terdapat hydrlisis dan menahan

silica.

Proses Regenerasi terdiri dari

a. Back Wash

b. Injeksi Bahan Kimia

c. Fast Rince

Back Wash pada dasarnya adalah mengalirkan air dari bawah ke atas

untuk memecah bed resin yang telah padat dan menghilangkan kotoran,

sebelum dilakukan regenerasi.

Proses regenerasi dilakukan bersama dengan injeksi bahan kimia, untuk

regenerasi kation biasanya Sulfurie Acid (H2SO4) asam, sedangkan anion

biasanya Caustic Soda (NaOH) basa.

Hal yang perlu diperhatikan agar proses Regenerasi efektif dan efisien adalah :

a. Konsentrasi bahan kimia yang diinjeksi

b. Flow rate injeksi bahan kimia

Setelah regenerasi chemical bed perlu dibilas untuk membersihkan sisa-

sisa bahan kimia regenerasi dengan aliran seperti operasi normal.

Masalah yang sering terjadi di stasiun Demineralisasi adalah :

a. Resin loss: akibat nozzle longgar, patah dan pecah sehingga saat back

wash resin keluar

b. Umur mesin: biasanya umur resin 3 tahun tetapi tergantung pada kondisi

penggunaannya dan kualitas sumber air.

IV.1.2. Deaerator

Fungsinya untuk air umpan dan mengurangi gas yang terlarut dalam air

(O2 dan CO2) dengan cara pemanasan menggunakan steam yang berada di

38

Page 39: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

dalam pressure Deaerator. Panas temperatur suhu air dalam deaerator

mencapai 95 – 100 0C.

Sistem kerja Deaerator adalah suatu pressure vessel di mana

dipompakan ke dalam Vessel melalui suatu sistem penyemprotan, membuat air

menjadi partikel-partikel kecil sehingga sewaktu bercampur dengan uap dan

dipanaskan.

Proses ini membuat gas dan cairan membesar dan lepas dan dikeluarkan

dengan sistem injeksi/alat pelepas gas pada bagian atas deaerator. Sebaliknya

pemasukan air dan steam dikendalikan secara otomatis.

Tujuan dari kualitas air umpan Boiler adalah agar operasional bisa efektif dan

efisien dimana pada pipa-pipa atau drum tidak terjadi :

a. Korosi

b. Kerak (Scale)

c. Cary over (Priming)

d. Foaming

IV.2. Stasiun Boiler dan Kamar Mesin

IV.2.1. Stasiun Boiler

PKS Rambutan menggunakan Boiler merek TAKUMA 2 Unit dengan

kapasitas masing-masing 20 Ton/Jam.

Boiler berfungsi untuk menghasilkan Steam dari pipa-pipa air yang

berada dalam ruang bakar Boiler. Pipa-pipa air tersebut dipanasi dengan

sistem mengalirkan udara panas dari hasil pembakaran di ruang bakar. Dalam

Boiler terbagi dua ruangan, yaitu : Ruang pertama berfungsi sebagai ruang

pembakaran dan yang Kedua sebagai aliran (ruangan) gas panas yang diterima

dari hasil pembakaran dari ruang pertama.

Pengoperasian Boiler

39

Page 40: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan Boiler adalah

sebagai berikut :

a. Cek level air dalam drum dengan melihat Gelas penduga dalam keadaan

normal.

b. Cek stock air dalam feed tank.

c. Cek stock bahan bakar fibre dan cangkang.

d. Cek peralatan, kran air, pompa elektrik, safety valve dan pressure gauge.

Bila hal tersebut diatas telah tersedia dengan cukup, maka Operator

boiler mengisi bahan bakar ke dalam ruang bakar secukupnya, kemudian

siram dengan minyak solar dan dibakar sampai merata. Buka kran ventilasi

super heater dan kran ventilasi drum. Tujuannya untuk mengeluarkan udara

yang terkandung dalam air (dalam drum). Naikkan tekanan perlahan-lahan

secara manual sampai tekanan mencapai ± 5 Kg/Cm2, kemudian Operator

boiler melapor kepada Operator kamar mesin bahwa boiler akan start dengan

mempergunakan Fan.

Start awal Boiler/menaikkan tekanan :

1. Hidupkan Elektromotor Dust Collector Air Lock

2. Hidupkan Elektromotor Secondary F.D. Fan

3. Hidupkan Elektromotor Draft Control

4. Hidupkan Elektromotor Induced Draft Fan

5. Hidupkan Elektromotor Forced Draft Fan

6. Hidupkan Elektromotor Rotary Feeder

7. Hidupkan Elektromotor Fuel Distributor Conveyor dan Fibre Shell

Conveyor

Untuk penambaha bahan bakar ke dalam ruang bakar boiler :

Penambahan bahan bakar boiler, untuk menaikkan tekanan steam yang

diharapkan, apabila tekanan steam sudah mencapai 15 Kg/Cm2, Operator

boiler melaporkan kembali kepada Operator kamar mesin bahwa kran induk

akan dibuka, setelah melapor Operator boiler membuka kran induk dengan

alat bantu kunci F dengan cara perlahan-lahan sampai terbuka lebar.

Kemudian kran ventilasi super heater dan drum di tutup kembali.

Hidupkan elektromotor feed tank, injeksi bahan kimia dan pompa elektrik.

40

Page 41: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Setelah semuanya berjalan lancar perhatikan tekanan dan permukaan air pada

gelas penduga.

Boiler terdiri dari beberapa bahagian antara lain :

a. Ruang bakar berfungsi sebagai ruang pembakaran.

b. Upper Drum berfungsi sebagai tempat pengumpulan uap basah dan

tempat air masuk di batasi dengan Baffle (sekat).

c. Lower drum berfungsi tempat penampungan air yang akan di alirkan ke

seluruh pipa dalam boiler yang akan dipanasi dengan suhu mencapai

2150C.

d. Pipa header berfungsi sebagai tempat pemanasan air sehingga menjadi

uap.

e. Kran berfungsi untuk memasukkan dan mengeluarkan air maupun uap.

f. Pipa super heater berfungsi sebagai alat untuk memproses uap basah

menjadi uap kering dengan temperatur 265 0C.

g. Ash Hopper berfungsi untuk menampung kelingker (abu yang

berbentuk) hasil pembakaran pada ruang bakar.

h. Soot Blower alat untuk membersihkan abu yang melekat pada pipa

dalam ruang bakar.

i. Chimney berfungsi sebagai aliran gas buang hasil pembakaran pada

ruang bakar.

Alat pengaman pada boiler adalah :

a. Safety Valve berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan/membuang

tekanan yang melebihi tekanan kerja.

b. Gelas penduga berfungsi untuk mengontrol level air dalam drum.

c. Manometer berfungsi untuk mengontrol tekanan steam yang diizinkan.

d. Termometer berfungsi untuk mengontrol temperatur.

e. Check Valve berfungsi untuk terjadinya tekanan balik pada boiler.

f. Kontreol Level Feed Water berfungsi untuk mengontrol masuknya air.

41

Page 42: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

IV.2.2. Stasiun Kamar Mesin

IV.2.2.1. Turbin Uap

PKS Rambutan memiliki 2 unit turbin uap dengan kapasitas : 976 HP,

4962 RPM. Turbin merupakan alat untuk mengkorversikan energi dari steam

menjadi energi mekanis (putaran) untuk membangkitkan energi listrik melalui

alternator. Kelancaran operasi turbin sangat tergantung dari suplai uap yang

dihasilkan boiler. Apabila uap yang digunakan uap basah maka akan

mengakibatkan turbin menjadi trip.

Pengoprasian Turbin adalah sebagai berikut :

a. Cek ketinggian permukaan dan kondisi minyak pelumas.

b. Cek kran air pendingin minyak pelumas turbin.

c. Cek kran uap bekas dalam keadaan terbuka.

d. Cek kran kondensat untuk membuang uap basah.

e. Meletakkan posisi law oil pressure switch pada posisi On dan emergency

switch pada posisi Off.

f. Memeriksa posisi load limit pointer yaitu pada posisi 0 – 2.

g. Menutup pipa valve dan menunggu sampai quick action valve membuka,

kemudian bantu governor secara manual dan hidupkan turbin dengan

putaran rendah (600 – 800) selama 5 menit. Selanjutya tekanan knop

load limit sampai garis penunjuk pada angka 10.

h. Menambah knop speed setting perlahan-lahan sampai mencapai putaran

5000 Rpm.

i. Memeriksa tekanan miyak pelumas 3 – 6 bar sedang suhu dijaga berkisar

antara 40 – 75 0C.

j. Menghentikan turbo oil pump atau electrick oil pump yang dilengkapi

dengan quick action valve yang dapat berhenti secara otomatis

k. Set/atur frekuensi alternator pada posisi 50 Hz, sedangkan set voltage

pada 380 volt

l. Setelah langkah-langkah diatas dikerjakan, maka turbin sudah siap

dioperasikan baik pararel maupun single run.

42

Page 43: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

IV.2.2.2. Genset

Fungsinya adalah alat untuk pembangkit tenaga listrik/menghasilkan

listrik. Persiapan untuk menjalankan genset sebagai berikut :

a. Periksa oli pelumas

b. Periksa bahan bakar solar di tangki solar

c. Periksa air radiator sebagai air pendingin oli

d. Periksa air baterai dengan fan belt kipas

Genset menghidupkan menggunakan kunci kontak, kemudian di start.

Setelah hidup periksa frekuensi dan diset sehingga mencapai 50 Hz. Pada

bahagian ini genset siap dibebani. Suhu minyak pelumas dalam beroprasi 60 0C dan suhu air 40 0C.

IV.3. Pengolahan Limbah (Effluent Treatment)

Fungsinya adalah untuk menetralisir parameter limbah yag masih

terkandung dalam cairan limbah sebelum dibuang ke perairan umum (sungai)

atau didistribusikan dengan sistem land apllication. Tujuan pengolahan

limbah adalah:

a. Menghilangkan bahan terapung dan tersuspensi

b. Mengolah bahan organik yang majemuk yang dapat mengalami

biodegradasi

c. Menghilangkan mikroba patogen dan mengurangi kandungan minyak

d. Meningkatkan pengertian mengenai dampak yang ditimbulkan oleh

limbah terhadap lingkungan

e. Melestarikan sumber daya alam dan mengembangkan berbagai metoda

yang sesuai

f. Meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh-pengaruh jangka panjang

limbah

43

Page 44: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Sumber-sumber limbah yang ada di PKS adalah:

a.Stasiun Sterilizer, sekitar 10% dari TBS diolah

b. Stasiun Klarifikasi, sekitar 40% dari TBS diolah

c.Stasiun Kernel, sekitar 10% dari TBS diolah

d. Lain-lain sekitar 10%

Total seluruhnya sekitar 70% dari TBS olah.

IV.3.1. Persyaratan Limbah

Limbah yang dihasilkan di PKS berupa limbah padat dan limbah cair.

Limbah padat berupa cangkang dan fibre yang digunakan sebagai bahan bakar

boiler, tandan kosong dimanfaatkan kembali sebagai pupuk untuk tanaman.

Limbah cair yang dihasilkan harus memenuhi standar yang sudah ditetapkan

dan tidak dapat dibuang secara langsung ke sungai karena dapat mencemari

sungai. Parameter yang menjadi indikator kontrol untuk membuang limbah

cair adalah angka Biological Oxygen Demand (BOD). Angka BOD adalah

angka yang menunjukkan kebutuhan oksigen yang biasanya diukur dalam

periode 5 hari, sedangkan angka Chemical Oxygen Demand (COD) adalah

angka yang menunjukkan suatu ukuran apakah oksidasi secara kimia dapat

tejadi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja effluent treatment adalah :

a. Temperatur, untuk mengendalikan suhu dilakukan dengan menggunkan

cooling tower dan resirkulasi.

b. PH

c. Kedalaman kolam

d. Sistem distribusi

e. Kondisi pompa

f. Kualitas dan kuantitas umpan

g. Jumlah dan kondisi bakteri

44

Page 45: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

IV.3.2. Tahapan-tahapan Pengolahan dan Pengendalian Limbah

Tahapan pengolahan limbah yang umumnya di PKS adalah sebagai berikut :

a.Pendinginan

Limbah cair yang telah dikutip minyaknya pada oil trap (fat pit)

mempunyai karakteristik pH : 4 – 4,5 ; suhu 70 – 80 0C, sebelum limbah

dialirkan ke kolam pengasaman suhunya diturunkan menjadi 40 – 45 0C

agar bakteri mesophilic dapat berkembang dengan baik.

b. Pengasaman

Setelah dari menara atau kolam pendingin, limbah akan mengalir ke

kolam pengasaman yang berfungsi sebagai proses prakondisi bagi

limbah sebelum masuk ke kolam anaerobik. Pada kolam ini limbah akan

dirombak menjadi Volatile Fatty Acid (VFA).

c.Resirkulasi

Ini dilakukan dengan mengalirkan cairan dari kolam anaerobik yang

berakhir ke saluran masuk kolam pengasaman yang bertujuan untuk

menaikkan pH dan membantu pendinginan.

Pembiakan bakteri yang akan digunakan dalam proses anaaerobik pada

awalnya dipelihara dalam suatu tempat yang bertujuan memulai

pembiakan bakteri. Dalam pembiakan awal perlu ditambahkan nutrisi

yang merupakan sumber energi dalam metabolisme bakteri seperti urea

phosphat dan limbah yang telah diencerkan. Setelah bakteri

menunjukkan perkembangan dengan indikasi tibulnya gelembung-

gelembung gas (biasanya 2 4 hari), bakteri tersebut dimasukkan ke

dalam kolam pembiakan yang sebelumnya telah diisi dengan limbah

matang (telah mengalami proses pengasaman dan netralisasi dengan pH

> 7) dan selanjutnya dialirkan ke dalam kolam anaerobik.

d. Proses Anaerobik

Dari kolam pengasaman limbah akan mengalir ke kolam anaerobik

primer. Karena pH dari kolam pengasaman masih rendah, maka limbah

harus dinetralkan dengan cara mencampurnya dengan limbah keluaran

(pipa outlet) dari kolam anaerobik dengan cara resirkulasi pada hari

45

Page 46: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

masukan (inlet) kolam anaerobik. Bersamaan dengan ini bakteri dari

kolam pembiakan dialirkan ke kolam anaerobik. Bakteri anaerobik yang

aktif akan membentuk asam organik dan CO2. selanjutnya bakteri

methane (Methanogenic Bacteria) akan merubah asam organik menjadi

methane dan CO2. BOD limbah pada kolam anaerobik primer masih

cukup tinggi, maka limbah diproses lebih lanjut pada kolam anaerobik

sekunder. Kolam anaerobik sekunder dikatakan beroperasi dengan baik

jika setiap saat nilai parameter utamanya berada pada tetapan dibawah

ini :

a. pH : 6 – 8

b. VFA : <300 mg/l

c. Alkalinitas : > 2000 mg/l

BOD limbah setelah keluar dari kolam anaerobik sekunder maksimum

3500 mg/l dari minimal pH 6.

e.Proses Fakultatif

Proses yang terjadi pada kolam ini adalah proses penonaktifan bakteri

anaerobik dan prakondisi proses aerobik. Aktivitas ini dapat diketahui

dengan indikasi pada permukaan kolam tidak dijumpai scum dan cairan

tampak kehijau-hijauan.

f. Proses Aerobik

Proses yang terjadi pada kolam aerobik adalah proses aerobik. Pada

kolam ini telah tumbuh ganggang dan mikro heterotrop, yang

membentuk flocs. Hal ini merupakan proses penyediaan oksigen yang

dibutuhkan oleh mikroba, dalam kolam metode pengadaan oksigen dapat

dilakukan secara alami dan atau menggunakan aerator.

g. Masa Tinggal

Dari seluruh rangkaian proses tersebut di atas, masa tinggal limbah

selama proses berlangsung mulai dari kolam pendinginan sampai air

limbah dibuang ke badan penerima kebutuhan waktu masa kurang lebih

minimal 100 hari.

46

Page 47: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Proses pengolahan dan pengendalian limbah di PKS Rambutan

menggunakan sistem land application dan dalam pendistribusiannya bekerja

sama dengan pihak Kebun Rambutan.

IV.3.3. Bahan Mutu Limbah

Table 4.1 Spesipikasi Limbah Cair Mentah PKS

No Parameter Satuan Kisaran

1

2

3

4

5

6

7

8

9

BOD

COD

Suspended Solid

Total Solid

Minyak dan Lemak

N-NH3

Total N

pH

Suhu

mg/l

mg/l

mg/l

mg/l

mg/l

mg/l

mg/l

0C

20.000 – 30.000

40.000 – 60.000

15.000 – 40.000

30.000 – 40.000

5.000 – 12.000

30 – 40

500 – 800

4 – 5

70 - 80

Table 4.2. Spekulasi Limbah Cair untuk Land Application

No Parameter Satuan Kisaran

1

2

3

BOD

Minyak dan Lemak

PH

mg/l

mg/l

3.500 – 5.000

< 600

> 6

47

Page 48: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

Table 4.3. Baku Mutu Limbah Cair PKS

No Parameter Kadar maks. (mg/l) Kisaran

1

2

3

4

5

6

BOD

COD

TSS

Minyak dan Lemak

Amoniak total

sebagai (NH3-N)

100

350

250

25

Total 50

0,25

0,88

0,63

0,063

0.125

PH 6,0 – 9,0

Debit limbah Maksimum 2,5 m3/Ton produksi minyak sawit (CPO)

48

Page 49: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

BAB V

ANALISA LABORATORIUM

V. Laboratorium

Laboratorium berfungsi sebagai pusat pengendalian terhadap proses dan

kualitas yang dihasilkan selama dan setelah proses produksi berlangsung. Hasil

analisa laboratorium digunakan sebagai umpan balik bagi perbaikan dan

peningkatan proses produksi.

V.1. Proses Pengambilan Contoh Tandan Kosong

Tandan kosong hasil dari proses thresshing.

V.1.1. Peralatan dan Bahan

Alat : a. Gancu

b. Sarung tangan

Bahan : tandan kosong

V.1.2. Intruksi

1. Ambil contoh setelah 1 jam pabrik beroperasi sesuai SD-10-03/01

(Jadwal Pemeriksaan dan Pengujian dalan Proses PKS) dengan

menggunakan gancu dan sarung tangan.

2. Di bawa ke lab untuk dianalisa sesuai dengan

a. WL-09-02/78 : Proses pemeriksaan dan Pengujian Komposisi

minyak sawit

b. WL-09-02/79 : Proses Pengujian dalam pemeriksaan USB

c. WL-09-02/80 : Proses Pengujian dan Pemeriksaan USF.

49

Page 50: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

V.2. Proses Pengambilan Contoh Ampas Screw Press

V.2.1. Peralatan dan bahan

Alat : a. Keranjang/ ember tempat contoh

b. Penjepit terbuat dari besi

Bahan : Fibre

V.2.2. Instruksi Kerja

1. Ambil contoh 1 jam setelah pabrik beroperasi sesuai dengan SD-10-03/

01 dengan menggunakan penjepit dan masukkan ke dalam keranjang.

2. Dibawa ke lab untuk dianalisis sesuai dengan

a. WL-09-02/78 : Pemeriksaan komposisi dan lossis minyak sawit

b. WL-09-02/81 :Proses pemeriksaan dan pengujian komposisi dan

lossis kelapa sawit.

V.3. Proses Pengambilan Contoh Crude Oil Tank

V.3.1. Peralatan dan Bahan

Alat : a. Botol contoh

b. Gayung terbuat dari kaleng

Bahan : Crude oil

V.3.2. Intruksi Kerja

1. Ambil contoh 1 jam setelah beroperasi sesuai dengan SD-10-03/01

dengan menggunakan gayung dan masukkan ke dalam botol contoh

dan dibawa ke lab.

2. Lakukan analisa dengan : WL-09-02/78: Proses pemeriksaan dan

pengujian komposisi dan lossis minyak sawit.

50

Page 51: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

V.4. Pemeriksaan dan Pengujian Kadar Air Minyak Kelapa Sawit

Definisi :

a. Petridish : cawan yang terbuat dari kaca

b. Oven : alat untuk mengeringkan sampel

c. Desikator : alat untuk menetralkan suhu/ udara

d. Timbangan digital : naraca dengan ketelitian 0,19 gr

e. Beaker gelas : gelas ukur

V.4.1. Peralatan dan Bahan

Alat : a. Petridish

b. Desikator

c. Timbangan analitik

d. Oven

e. Tang jepit

f. Beaker gelas

Bahan : minyak sawit

V.4.2. Instruksi Kerja

Contoh yang sudah tersedia diaduk dengan menggunakan sendok Stainless

Steel hingga merata dalam beaker gelas.

V.4.3. Formulir-formulir

a. FM-10-03/05 : laporan harian mutu produksi

b. FM-10-03/06 : laporan mengukur penilikan pabrik sortasi dan hasil

analisa pabrik

c. FM-10-04/06 : laporan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu minyak

sawit dan inti.

51

Page 52: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

V.5. Pemeriksaan dan Pengujian Kadar Air Inti Sawit

V.5.1. Peralatan dan bahan :

Alat : a. Gilingan inti

b. Sendok Stainless Stell

c. Piring alluminium

d. Moisture analizer

Bahan : Inti sawit

V.5.2. Instruksi kerja :

1. Haluskan contoh 100 gr dengan memakai gilingan inti.

2. Hidupkan sistem Moisture Analizer dengan menekan tombol on/

off.

3. Tekan CF, kemudian F untuk menentukan suhu yang diinginkan.

4. Suhu yang diinginkan, misalnya 110 0C. Kemudian tekian tombol

ENTER untuk mengkonfirmasikan suhu tersebut.

5. Pastikan display tertera auto dan VD min. Tekan CF, masukkan

piring aluminium. Tekan ENTER, masukkan contoh di atas piring/

aluminium disk. (Inti halus) sebanyak 10-15 gram hocknya bila ada

bunyi “tit” sekali dan tombol sss berarti system sudah berjalan.

6. Biarkan system berjalan dengan sendirinya. Bila contoh sudah

kering secara otomatis system berhenti dan keluar “tit-tit-tit”.

Setelah itu, angkat hocknya tekan CF dan keluarkan contoh

demikian seterusnya.

7. Contoh hasil yang tertera di layar monitor ke dalam FM 10-03/02

dan log book 05.

8. Bila suhu yang diinginkan tidak berubah, misalnya 110 0C, maka

hanya mengikuti prosedur kerja.

52

Page 53: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

V.5.2. Formulir-Formulir

a. FM-10-03/02 : Data Analisa Mutu Produksi, Lossis Inti dan Penilikan

Pabrik

b. FM-10-03/05 : Laporan Harian Mutu Produksi

c. FM-10-03/06 : Laporan Mingguan Penilikan Pabrik, Sortasi, dan Hasil

Analisa Air.

53

Page 54: Proses Pengolhan Sawit Rambutan

BAB VI

KESIMPULAN

Dari hasil Praktek Kerja Lapangan I di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan dapat

di ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit merupakan mata rantai ataupun proses

yang berkelanjutan (cotinous process) antara satu stasiun dengan stasiun

lainnya, dan apabila salah satu rusak (kurang baik prosesnya) akan

menghambat proses di stasiun yang lain, dan untuk peralatan

tunggal/hanya satu jalur,antara lain: Cake Breaker Conveyor (CBC), Nut

Polishing Drum (NPD), Depericarper, bila mengalami kerusakan maka

pengolahan akan berhenti.(stagnasi).

2. Kerusakan alat sebagai kendala utama akan mempertinggi jam stagnas,i

sehingga akan mengakibatkan kapasitas olah turun/kecil dan menyebabkan

penumpukan buah.

3. PKS Rambutan mempunyai kapasitas olah 30 TBS/Jam, namun pada

kenyataanya kapasitas olahnya lebih besar dari yang terpasang.

4. Mutu kadar air dan kadar kotoran Inti Sawit tidak sesuai norma,

dikarenakan ada beberapa mesin tidak bekerja secara optimal pada stasiun

kernel yaitu : Kernel Silo, Ripple Mill, Hydrocyclone ,dan LTDS.

5. Alur proses pengolahan Kelapa Sawit Rambutan telah mengalami inovasi

untuk mendapatkan hasil dengan kualitas kuantitas yang lebih baik.

54