kh. muhammad idris jauhari ulama’,ulama’,ulama’, k k...

2
30 MPA 311 / Agustus 2012 30 MPA 311 / Agustus 2012 Di hati kami, kalian adalah pahlawan pejuang harapan kami. Menangkanlah perjuangan ini! Dimata kami, kalian adalah nak- anak manis kebanggan kami. Jangan kecewakan kami dengan sikap dan prilaku tercelah! Bagi kami, kalian adalah cermin, tempat kami melihat wajah kami, wajah pondok ini. Pada pribadi dan akhlak kalianlah, wajah pondok dan almamater yang sebenarnya akan terpantul di tengah-tengah masyarakat. Hati- hatilah! Bagi kami, kalian adalah segala-galanya. Dan di pundak kalian terletak masa depan pondok ini, masa depan umat ini. Ingatlah itu! Demikian antara lain pesan ter- akhir KH. Muhammad Idris Jauhari, Pimpinan Pondok Pesantren Al- Amien Prenduan Sumenep sebelum wafat. Tokoh sentral pondok pesan- tren modern itu, wafat di usia 60 tahun pada hari Kamis 08 Sya’ban 1433/28 Juni 2012, pukul 06.55 Wib di kediam- annya karena sakit. Kiai Idris, demikian panggilan akrab beliau, yang dekat dan akrab dengan seluruh lapisan masyarakat ini, tepatnya lahir pada tanggal 28 No- pember 1952. Dia merupakan seorang pakar, konseptor sekaligus praktisi pendidikan. Ketiganya melekat kuat dalam diri beliau dan tidak bisa dipi- sahkan satu dengan lainnya. Banyak kalangan menilai, sulit rasanya ada seorang pakar yang juga KH. Muhammad Idris Jauhari Ulama’, Ulama’, Ulama’, Ulama’, Ulama’, K K K K K onse onse onse onse onse ptor dan ptor dan ptor dan ptor dan ptor dan Pr Pr Pr Pr Pr aktisi P aktisi P aktisi P aktisi P aktisi P endidikan P endidikan P endidikan P endidikan P endidikan P esantr esantr esantr esantr esantr en en en en en in memoriam in memoriam

Upload: vuongque

Post on 02-Mar-2019

259 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KH. Muhammad Idris Jauhari Ulama’,Ulama’,Ulama’, K K ...jatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar311/vadm1343841438.pdfMubarok Idris, MA, Hj. Faiqoh Ba-riroh Idris, SS, Hj. ... Po-norogo

30 MPA 311 / Agustus 201230 MPA 311 / Agustus 2012

Di hati kami, kalian adalahpahlawan pejuang harapan kami.Menangkanlah perjuangan ini!Dimata kami, kalian adalah nak-anak manis kebanggan kami.Jangan kecewakan kami dengansikap dan prilaku tercelah! Bagikami, kalian adalah cermin,tempat kami melihat wajah kami,wajah pondok ini. Pada pribadidan akhlak kalianlah, wajahpondok dan almamater yangsebenarnya akan terpantul ditengah-tengah masyarakat. Hati-hatilah! Bagi kami, kalian adalahsegala-galanya. Dan di pundakkalian terletak masa depanpondok ini, masa depan umat ini.Ingatlah itu!

Demikian antara lain pesan ter-akhir KH. Muhammad Idris Jauhari,Pimpinan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep sebelumwafat. Tokoh sentral pondok pesan-tren modern itu, wafat di usia 60 tahunpada hari Kamis 08 Sya’ban 1433/28Juni 2012, pukul 06.55 Wib di kediam-annya karena sakit.

Kiai Idris, demikian panggilanakrab beliau, yang dekat dan akrabdengan seluruh lapisan masyarakatini, tepatnya lahir pada tanggal 28 No-pember 1952. Dia merupakan seorangpakar, konseptor sekaligus praktisipendidikan. Ketiganya melekat kuatdalam diri beliau dan tidak bisa dipi-sahkan satu dengan lainnya.

Banyak kalangan menilai, sulitrasanya ada seorang pakar yang juga

KH. Muhammad Idris Jauhari

Ulama’,Ulama’,Ulama’,Ulama’,Ulama’, K K K K Konseonseonseonseonseptor danptor danptor danptor danptor danPrPrPrPrPraktisi Paktisi Paktisi Paktisi Paktisi Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pesantresantresantresantresantrenenenenen

in memoriamin memoriam

Page 2: KH. Muhammad Idris Jauhari Ulama’,Ulama’,Ulama’, K K ...jatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar311/vadm1343841438.pdfMubarok Idris, MA, Hj. Faiqoh Ba-riroh Idris, SS, Hj. ... Po-norogo

31MPA 311 / Agustus 2012

konseptor dan praktisi pendidikansekaligus. Dengan menggali ilmu pen-didikan yang didapat secara otodi-dak, namun dapat menghasilkan kua-litas pendidikan yang gemilang seba-gaimana diterapkan di Pondok Pesan-tren Al-Amien.

Demikian pula karya-karya il-miah yang melimpah menjadi buktinyata pencapaian Kiai Idris, sehing-ga terkenal sebagai sosok yang memi-liki totalitas dalam mencintai ilmu,santri dan masyarakatnya. Maka la-yaklah kalau puluhan ribu santri danmasyarakat datang memberikan peng-hormatan terakhir sebagai bukti ke-cintaan mereka yang serupa kepadabeliau.

Kiai Idris merupakan anak keduadari tiga bersaudara dari putra KH.Ach. Djauhari Chotib pendiri PondokPesantren Prenduan Sumenep. Sete-lah kakak tertuanya KH. Moh. Tidja-ni Djauhari, MA wafat pada 27 Sep-tember 2007, kini tinggal adiknya, KH.Maktum Jauhari, MA.

Almarhum meninggalkan se-orang istri, Ny. Hj. Zahrotul Wardah,BA dan lima orang anak, yaitu H. GoziMubarok Idris, MA, Hj. Faiqoh Ba-riroh Idris, SS, Hj. Nazlah HidayatiIdris, M.Psi, Hj. Daniatul KaromahIdris, Lc dan Ny. Bisyarotul HanunIdris – selain tujuh cucu.

“Ummat Islam Indonesia, khu-susnya kalangan pesantren, benar-benar kehilangan seorang kiai yangtawaddhu’, tokoh pendidik yang ter-buka, berwawasan luas, setia terha-dap perjuangan, telaten dan sabarngemong dan mengasuh santri-san-trinya,” demikian komentar A. Mus-tofa Bisri (Gus Mus), Pengasuh Pon-dok Pesantren Raudlatuh Tholibin,Rembang dan Rais PBNU.

“Kiai Idris itu adik saya, karenasaya pernah mengajar dia beberapatahun di Pondok Modern Gontor. Diaamat cerdas. Dia sangat tawadhu’.Ketawadhu’annya kepada Kiai, guru,ilmu, syariah, dan nilai sangat tinggi.Subhanallah.. tidak banyak ini dila-kukan oleh pelajar dan bangsa atauumat kita sekarang,” kesan KH. Ha-san Abdullah Sahal, Guru dan Pim-pinan Pondok Modern Gontor, Po-norogo.

Kiai Idris di Mata UmatKiai Idris termasuk seorang

tokoh kharismatik yang unik dan me-narik. Sebagai seorang Kiai hampirtidak ada batasan siapapun dapatberkomunikasi dengan beliau; ka-langan pejabat, politisi, seniman-bu-dayawan, bahkan masyarakat awampun selalu disambutnya dengan sukacita. Ketika berbicara terasa dekat de-ngan yang diajak bicara, bahkan ke-rap melontarkan gurauan-gurauanmenarik yang biasanya disampaikansecara simbolik. Hampir tidak adajalur birokratis bila ingin disowani.Selama beliau ada di tempat pasti me-nerima tamu siapa saja. Penampilan-nya fresh dan enjoy, enak diajak dia-log dan selalu menghargai pendapatungkapan orang lain

KH. Anwar Wahdi Hasi, Pimpin-an Pondok Pesantren Babussalam,Tengerang menilai, sebagai pimpinansekaligus sebagai pengasuh padasebuah Pondok Pesantren besar, KiaiIdris jelas memiliki “maqam sosial”yang besar dan tinggi dengan kesi-bukan luar biasa. Terutama dalam pe-nyelenggaraan pendidikan di dalampondok.

Sekalipun demikian, beliau sel-alu menyisihkan waktu, pikiran dantenaga untuk masyarakat kebanyak-an di luar pondok, walaupun hanyaacara-acara kecil dan tidak istimewa.Bahkan tidak jarang beliau mengha-diri acara tahlilan yang diadakan olehmasyarakat bawah, dengan penam-pilan bersahaja dan sederhana. Halinilah keteladan yang dilakukan KiaiIdris; bahwa sebagai pemimpin tidakboleh jauh dari umat, tidak ekslusifdan elitis yang kehilangan nuraniumat.

Selain itu, Kiai Idris adalah so-sok ulama’ yang istiqamah di jalurdakwah dan tarbiyah. Lewat lembagapendidikan di pondok pesantrennya,beliau tidak kenal lelah dalam me-nyiapkan pemuda Islam, agar menjadigenerasi umat dan bangsa yang terdi-dik, berakar kuat pada akidah tradisiIslam, namun terbuka terhadap ke-majuan dan keomodernan. Beliauselalu menyadarkan bahwa berjuangitu butuh totalitas pikiran, tenaga,materi dan doa. Dan Kiai Idris punmembuktikan, bahwa apa yang beliaujalani dan lakukan, kini dapat dipetikhasilnya. Bukan hanya bagi para pe-ngasuh dan santri pondok pesantrenAl-amien semata, tapi menyentuh ke-pada seluruh ummah, khususnyaumat Islam.

Sejumlah kesan kalangan tokohdan masyarakat umumnya, figus KiaiIdris pantaslah menjadi teladan bagipenerus pimpinan umat. Baik di dalamPondok Pesantren Al-Amien sendiri,mapun umat Islam umumnya. Panda-ngannya yang visioner, inklusif, danobsesif mampu mewujudkan tatananyang relatif mapan dalam penguatanvisi keberagaman, keberislaman, dankepesantrenan.

Selain giat memperjuangan pen-didikan di lingkungan pesantren, KaiIdris adalah ‘allamah yang sangatproduktif dalam manajemen dan ke-penulisan. Tak jarang pula beliaumenjadi nara sumber di sejumlah fo-rum ilmiah dan kemasyarakatan, sesu-atu yang jarang ditekuni oleh parapemangku pesantren.

Selamat jalan Pak Kiai, semogadilempangkan jalan menuju Surga-Nya. Syaf

“Ummat Islam Indone-sia, khususnya kalanganpesantren, benar-benarkehilangan seorang kiaiyang tawaddhu’, tokohpendidik yang terbuka,berwawasan luas, setiaterhadap perjuangan,

telaten dan sabarngemong dan mengasuh

santri-santrinya,”demikian komentar A.

Mustofa Bisri (GusMus), Pengasuh Pondok

Pesantren RaudlatuhTholibin, Rembang dan

Rais PBNU.

in memoriam