kfa i

65
KFA I Identifikasi Obat Bagian dari Farmasi Analisis Tujuan Mengetahui/menemukan komponen penyusun suatu zat. Identifikasi khas obet/komponennya harus diketahui. Berbagai metode. Bandingkan dengan identitas yang telah diketahui (pustaka/buku perbandingan). Prediksi Identitas Sifat fisikokimia. Komponen penyusun obat. Unsur. Ion. Gugus fungsi, dll. 1

Upload: rizki-desvianto-w

Post on 25-Jun-2015

6.622 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: KFA I

KFA I

Identifikasi Obat

Bagian dari Farmasi Analisis

Tujuan

Mengetahui/menemukan komponen penyusun suatu

zat.

Identifikasi khas obet/komponennya harus diketahui.

Berbagai metode.

Bandingkan dengan identitas yang telah diketahui

(pustaka/buku perbandingan).

Prediksi Identitas

Sifat fisikokimia.

Komponen penyusun obat.

Unsur.

Ion.

Gugus fungsi, dll.

Cara Identifikasi

Cara Fisika

Keuntungan

1

Page 2: KFA I

Hasil lebih eksak, bahan tidak mengalami kerusakan

(dapat untuk uji lanjut), perlu instrument yang mahal

(seperti: kromatografi, polarografi, spektroskopi, konstanta

fisika (t.l, t.d, b.j, dll.) dan lain-lain).

Cara Kimia

Cara paling tua.

Prinsip

Penggunaan pereaksi yang dapat bereaksi dengan

senyawa yang dianalisis hasil yang dapat dianalisis.

- Pewarnaan.

- Pengendapan.

- Pembentukan gas

dan bau, dll.

Keuntungan

- Sederhana, cepat,

mudah diintrepertasikan.

- Tidak perlu bahan

dan instrument yang rumit dan mahal.

Kelemahan

- Tidak semua reaksi

kimia dapat digunakan.

- Harus memenuhi

syarat (jumlahnya).

Syarat

- Reaksi harus spesifik sulit.

2

Page 3: KFA I

- Reaksi warna-warni (empirik).

- Reaksi kristal Reaksi dilihat dibawah

mikroskop (mikrokristal dan uji kristalografi).

kristalografi menganalisis kristal-kristal yang

terbentuk.

- Reaksi pembentukan gas dan bau-bau.

- Reaksi umum dan Reaksi spesifik hanya

memberikan reaksi khusus untuk suatu senyawa.

Contoh: reaksi tiokrom vitamin B1.

Cara Biologi

(Sangat tidak spesifik), memiliki sifat terapeutik dan

farmakologia, menggunakan hewan

percobaan/mikroorganisme.

Langkah-langkah Sistematik

1. Pemeriksaan Pendahuluan

Organoleptis

Bentuk, warna, bau dan rasa.

Kelarutan

Dalam asam, basa, netral, pelarut organik, dingin,

panas, dll.

Penijaran

Organik, anorganik (menghasilkan zat sisa berupa

oksida logam)

Reaksi Nyata

3

Page 4: KFA I

2. Pemeriksaan Tahapan Fisika

Bila diduga zat murni perlu isolasi/rekristalisasi

(senyawa campuran).

Titik didih, indeks bias, titik leleh, instrument, dll.

3. Pemeriksaan Ion dan Gugus Fungsi

Langkah-langkah:

Senyawa anorganik/logam organik.

(anion anorganik, kation, kation dari logam organik).

Indentifikasi:

Sifat fisikokimia ion-ion penyusun.

Senyawa organik.

Identifikasi gugus fungsi:

Kumpulan atom yang merupakan bagian dari molekul

zat yang karena sifat fisikokimianya dapat berperan

dalam suatu reaksi (reaksi gugus fungsi).

Pemeriksaan Ion

Pemeriksaan Ion

- Anion anorganik

Arsenat, borat, tetaborat, bronida, klorida, ionida,

karbonat/dikarbonat, permanganate, nitrat/nitrit, fosfat,

sulfat/sulfit, tiosulfat, tiosianat, dll.

- Anion organik

Asetat, benzoat, glukonat, laktat, oksetat, salisilat,

sitrat, tartat, dll.

Pemeriksaan Kation

4

Page 5: KFA I

- Logam alkali Li, Na, K.

- Amonium.

- Alkali tanah Ca, Ba, Mg.

- Logam ringan Al.

- Logam berat Co, Fe, Mn, Cr, Zn, Bi, Pb, Cu,

Cd, As, Sb.

Ion logam ½ mulia Ag, Hg

Ion logam mulia

Senyawa logam organik

Feri fumanat, feri glukonat, Ca glukonat.

Ca pantotenat, dermatol Bi subgalat, tiocal Kalium

sulfur quaiacolat, dll.

Pemeriksaan Gugus Fungsi

- Alkohol.

- Fenol.

- Asam (karboksilat).

- Karbonil (akdelid/keton).

- Senyawa nitrogen (anion adifatik/aromatik,

primer/sekunder, nitro aromatic, asam amino, anida,

alkaloid), eter.

Langkah-langkah

- Tujuan: Mengetahui gugus fungsi dalam senyawa

obat untuk orientasi uji selanjutnya.

- Reaksi Umum: kadang-kadang Reaksi

spesifik/khusus.

5

Page 6: KFA I

- Gugus Fungsi: kumpulan atom.

Reaksi umum gugus fungsi alkohol.

primer, sekunder, tertier, monovalen, polivalen.

- Reaksi Umum:

Reaksi Diazo (Diazo A + Diazo B).

Tidak dapat diekstraksi oleh amilalkohol (beda

dengan fenol).

Esterifikasi (asam salisilat/benzoat).

Fenol

Monovalen, polivalen.

Reaksi umum:

Feri klorida warna.

Diazo warna dapat diekstraksi

amilalkohol/eter.

Marquis (formalin + asam sulfat pekat)

warna.

Beda polifenol dengan fenol polivalen.

Identifikasi formalin umumnya menggunakan asam

kromatofat (mengandung Fenol).

Ikatan Rangkap

Aquabrom warna hilang.

Bayer (KMnO4 + Na2CO3) warna hilang.

Deniges (HgO + H2SO4) endapan kuning.

6

Page 7: KFA I

Gugus Karbonil

Aldehid dan keton

Fenilhidrazon kristalografi.

Nessler endapan putih kuning muda.

Aldehid

Reduksi Cu alkalis/fehling.

Schiff (fucksin + SO2 jenuh).

Resorsin warna-warni.

Keton

Legal Rothera ungu biru.

Taufel Thaler merah.

Eter

Weber Tallens endapan merah.

KMnO4 + H2SO4 encer + asam oksalat

formaldehid.

Gugus Amino

Amino primer, sekunder, tertier.

Reaksi umum:

- Lakmus merah biru.

- Nessler.

7

Page 8: KFA I

- PbCl4 endapan.

- DAB (Dietil Amino Benzeldehid) – HCl

(amino aromatis primer memberi warna jingga

sampai merah).

Sulfonanida

Ehrlich (pDAB HCl) jingga.

Roux (r.p) warna.

Lucifer (batang korek api) jingga dalam batang

korek api terdapat lignin yang dapat memberi warna

jingga.

Barbital

Parri (kobalt nitrat + NH4OH) ungu.

Tidak selalu, tergantung pada substituen pada R1-

R4.

Phenobarbital lumiral.

Alkaloid

Senyawa N-Nitrogen heterosiklik.

Dragendorf.

Mayer endapan. DBM

Bouchardat endapan.

Endapan larut kembali dalam alkohol (membedakan

dengan protein).

8

Page 9: KFA I

Antibiotik/Antihistanin

Penambahan asam-asam pekat warna yang

bila di air warna hilang.

Uji mikrobiologis untuk antibiotic.

Asam Karboksilat

Reaksi asam.

Sublimasi mikrokristal.

Esterifikasi.

Iodoform.

Karbohidrat

Monosakarida, Olagosakarida, Polisakarida.

Reaksi umum:

Luff – schoorl.

Fehling.

4. Penetapan Identitas Zat

Tahap akhir identifikasi:

Gunakan baku murni zat yang diduga.

Pustaka.

Tahap Penetapan

1. Reaksi warna, kristal, spesifik.

Bandingkan dengan baku murni/konfirmasi pustaka.

2. Penetapan titik leleh (farmakope).

9

Page 10: KFA I

3. KK atau KLi (isolasi dan identifikasi).

4. Instrumen.

Analit yang digunakan adalah sementara obet hasil

isolasi/pemisahan.

Bahan Pembawa

Sediaan obat hamper selalu bercampur dengan bahan

pembawa.

Pembawa Anorganik

- Bolus Alba. Mg – Silikat/

- Talkum. Al –

Silikat???

- Magnesium Oksida.

- Kalsium Karbonat, dll.

Pembawa Organik

- Fruktosa, glukosa, sakarosa.

- Laktosa.

- Amilum.

- Sorbtol, dll.

Bahan Pembawa Dasar Salep

- Adeps Lanae.

- Lanolin.

- Vaselin.

- PEG, dll.

10

Page 11: KFA I

Larutan Pembawa

- Polar, semi polar dan non polar.

- Air.

- Alkohol/ (menanol?).

- Aseton.

- Benzen.

- Kloroform.

- Isopropano, dll.

Pemisahan

Stass-Otto-Gary

Prinsip:

- Pemisahan berdasarkan distribusi ke

dalam fasa air dan fasa pelarut organik.

- Pembentukan/penguraian garam.

(Perbedaan kelarutan—garam lebih hidrofil, asam/basa

lebih lipofil, keragaman sifat lipofil/hidrofil memungkinkan

pemisahan lebih lanjut).

Cara lain (Sudjadi)

- Distilasi.

- Pelelehan.

- Larutan cairan dalam cairan.

11

Page 12: KFA I

- Sublimasi.

- Ekstraksi/penyaringan.

- Kromatografi (cairan-cairan, cairan-

padatan, penukar ion, KLT/KCKT, KG, dll).

Sistematika Identifikasi Tunggal/Campuran

Uji pendahuluan.

Uji penggolongan.

Reaksi khusus/spesifik.

Reaksi kristal.

Sampel campuran

pemisahan/penyekatan.

Sampel Campuran

3 bagian

1. Uji pendahuluan dan uji penggolongan.

2. Penyekatan.

- Kloroform/asam barbital.

- Kloroform/basa alkaloid.

- Aseton/netral sulfa.

Uji tahap-tahap identifikasi terhadap isolat ini.

3. Cadangan.

Salep

12

Page 13: KFA I

Dalam beacker glass.

- Salep+cera+air dipanaskan

- Fasa air diuapkan serbuk.

- Fasa salep/cera, ekstraksi

washbenzen/petroleum eter (p.e.)+air, fasa air diuapkan.

Dalam tabung.

Salep+air+p.e. dikocok kuat, fasa air diuapkan.

ALKOHOL (R-OH)

- Monovalen dan polivalen.

- Alkohol primer, skunder, tersier.

Monovalen:

- Alifatik:

Primer : etanol, dsb.

Sekunder : isopropil alkohol, dsb.

Tersier : amilen hidrat.

- Aromatik: benzyl alkohol, cinnamil alkohol.

- Siklik: menthol, terpen hidrat.

Polivalen:

Cair : gliserol, etilen glikol, propilen glikol.

13

Page 14: KFA I

Padat: dulcit/dulcitol, mannit/mannitol.

Membedakan alkohol primer, sekunder,

dan tersier.

- Oksidasi:

Primer : aldehid.

Sekunder : keton.

Tersier : ≠

- Xantogenat (primer dan sekunder):

CS2+NaOH garam molibdat kompleks warna.

Uji alkohol polivalen.

- Meningkatkan keasaman asam borat.

- Cprifil biru jernih

- Landwehr kuning tua – cokelat.

Metanol (CH3-OH)

Sifat-sifat fisik.

Reaksi:

- Esterifikasi.

- Nitrobenzoil klorida metal nitrobenzoat (T.L.

96oC).

- Vivario Prussian blue.

- Dll.

Etanol (C2H5OH)

Esterifikasi

14

Page 15: KFA I

Salisilat, benzoat, asetat.

Iodoform.

Lanjutan iodoform isonitril

(bau spesifik, toksik).

n-propanol, isopropanol (C3H7OH)

Isopropanol T.D. = 82,5oC.

- Esterifikasi asam salisilat negatif.

- Vanilin-H2SO4 merah+air ungu.

- Paranitrobenzoil klorida isopropyl

nitrobenzoat (t.l. = 111oC).

n-propanol T.D. = 97-98oC.

- Iodoform ( - ).

- Vanilin-H2SO4.

- P.nitrobenzoil klorida.

Gliserol

Polivalen.

Kental, manis.

Kelarutan: larut dalam air, etanol, tidak

larut dalam kloroform dan petroleum eter.

Diuapkan di atas water bath tidak

pernah kering.

15

Page 16: KFA I

Cuprifil, Carletti (paling spesifik),

Mulliker.

Pembentukan akrolein (H2C=CH-

CH=O).

TEA/Trietanol Amin

Cairan kental, higroskopis.

Reaksi basa.

Reaksi parri

AgNO3 panaskan pada water bath (2’)

cincin perak.

n-butanol dan Isobutanol.

Cairan dengan indeks bias tinggi (n- = 1,3993; iso =

1,3076).

Titik didih (n- = 117oC – 118oC; iso = 108oC).

Terbakar dengan nyala kuat, uapnya merangsang

batuk (n-), mudah terbakar, mengiritasi kuat (iso).

- p-nitrobenzil klorida t.l.= 35oC (n-); 67oC (iso).

- 1% K4Fe(CN)6 lapisan air kuning (n-); cokelat

jingga (iso).

Benzylalkohol

Cair, aromatik lemah.

t.d. = 204,7oC.

16

Page 17: KFA I

Kelarutan air 1:25.

Bercampur dengan etanol, eter, kloroform.

HNO3 4N oksidasi lemah benzaldehid (bau

amandel).

K-bikromat oksidasi kuat benzaldehid.

Oksidasi lajut asam benzoat sublimasi..

Menthol

Kristal tidak berwarna, rasa sejuk, bau khas.

Tidak larut dalam air, mudah larut dalam etanol, eter,

kloroform.

H2SO4 pekat salisilaldehid, dipanaskan warna

merah.

H2SO4 pekat, vanillin/H2SO4 kuning jingga+air

violet (timol : biru violet).

Asam asetat glacial H2SO4 pekat negatif (timol:

hijau).

Kloral Hidrat

Hablur tidak berwarna, bau merangsang, rasa pahit

panas.

Mudah larut dalam air, etanol, eter, dan CHCl3.

t.l. = 57oC.

Menguap pelan-pelan di udara.

+ NaOH CHCl3+HCOONa+H2O.

17

Page 18: KFA I

Uji Beilstein (+).

+ aniline+NaOH padat bau isonitril.

Zat dalamair+resorsin+NaOH 2N add basa rosa

merah.

Fenol

Monovalen:

Fenol, o/m/p kresol, timol, naftol, eugenol, guiaijol, vanillin.

Polivalen.

Resorsin, pirokatekin, hidrokinon, pirogallol, floroglusin,

asam galat.

Asam lemah.

+ NaOH fenolat.

+NaHCO3 tidak membentuk garam.

Sedikit larut dalam air, makin banyak –OH (polifenol),

makin mudah larut dalam air.

Fenol polivalen bersifat reduktor.

Membedakan fenol monovalen dan polivalen.

Berdasarkan daya reduksi.

Lemah/negatif (mono), reaksi kuat (polivalen).

Distilasi uap, ikut terdistilasi: monovalen (kecuali alfa

dan beta naftol).

Tidak ikut terdistilasi uap: polivalen kecuali

pirokatekin.

18

Page 19: KFA I

FENOL/PHENOLUM

19

Page 20: KFA I

Hablur, tak berwarna/agak merah.

Bau spesifik, larut dalam etanol, eter, kloroform, t.l.39-

410C.

FeCl3 merah.

Marquis: merah.

Indofenol: NH4OH + Br2 hijau biru + asam

merah.

HNO3 encer, uapkan asam pikrat (trinitrofenol) t.l

121-1220C.

Kresol (Campuran o, m, p kresol)

Larutan jernih seperti minyak.

Kuning coklat

Bau seperti fenol.

FeCl3 biru violet.

Marquis merah.

Aqua brom mengendap.

Timol dan Karvakrol

Timol: hablur besar, bau seperti sirih, tidak larut dalam

air, larut dalam etanol, kloroform.

Karvakrol: zat cair.

FeCl3 tak berwarna + spiritus.

Timol hijau, karvakrol hijau kotor putih.

Marquis: merah.

20

Page 21: KFA I

CHCl3 + KOH dipanaskan merah violet.

Van Itallie: Timol merah, karvakrol tidak berwarna

dipanaskan putih.

α-naftol/β-naftol

α-naftol: hablur/jarum, di udara merah, sukar larut

dalam air dingin, mudah larut dalam air panas, etanol, eter,

CHCl3. T.l. 95-960C.

β-naftol: hablur mengkilap putih/agak merah, bau

lemah seperti fenol, rasa panas, dan pedas, sukar larut

dalam air dingin, mudah larut dalam etanol, eter. t.l. =

1230C.

FeCl3, fluorescensi, aqua brom/ammonia,

kloroform/KOH.

Pemisahan α dan β : CCl4, α larut.

Fenol-fenol lain

Alnilin

Resorsin

Hidrokinon

Pirogallol

Pirokatekin

Guaia Col.

Floroglusin

Tiokol (kalil sulfoguaicolas)

21

Page 22: KFA I

Tanin

Dermatol (bismuth sub gallas)

Meditren

Vioform

Pp (laxatol)

Nipogin, nipasol

22

Page 23: KFA I

ASAM

Teori asam.

KFA: senyawa organik dengan gugus karboksil.

Kimia:

1. Asam alifatis (formiat, asetat, dll), asam aromatis

(salisilat, benzoat, dll).

2. Asam monokarboksilat, asam polikarboksilat.

3. Asam jenuh, asam tak jenuh.

4. Asam tersubstitusi.

5. Asam amino, dll.

Penggolongan berdasarkan sifat fisika:

1. Turut distilasi uap: asam-asam monokarboksilat

(alifatis/aromatis).

2. Tidak turut distilasi uap: asam polikarboksilat.

Kelarutan:

- Larut air: alifatis C1-C4, sebagian larut: alifatis

C5-C8, tidak larut: > C9.

- Dalam air: umumnya larut.

Asam formiat/formic acid/asam semut

Zat cair, bau merangsang.

Tidak bercampur dengan air.

Daya reduksi kuat.

Reaksi-reaksi:

23

Page 24: KFA I

- Reduksi dengan Mg/HCl

formaldehid (fuchsin/H2SO4).

- Reduksi garam merkuri

(serullas).

- Mereduksi KMnO4.

- Mereduksi Ag

(AgNO3/Reinecke) Ag mengendap hitam.

- Mereduksi larutan fehling.

Asam asetat/acetic acrd

Cairan bening, bau

merangsang.

Larut dalam air,

alkohol.

Reaksi-reaksi:

- KHSO4 gerus

bau cuka.

- Kakodyl.

- Esterifikasi

etanol-amil alkohol.

Asam benzoat/acidum benzoicum

Krist

al, keeping, jarum.

24

Page 25: KFA I

Rasa

mula-mula manis kemudian menggigit.

Kelar

utan:

- Sukar larut dalam air dingin, mudah larut dalam air

panas.

- Mudah larut dalam alkohol, eter, kloroform.

Reak

si-reaksi:

- Esterifikasi.

- FeCl3 feri benzoat (↓ coklat).

- Reaksi kristal sublimasi, aseton air.

Asam salisilat

Kristal jarum/serbuk putih.

Kelarutan:

- Sukar larut dalam air dingin, mudah dalam air panas.

- Larut dalam alkohol, eter, kloroform.

Reaksi-reaksi:

- Feri klorida ungu stabil.

- Esterifikasi.

- Kristal sublimasi, aseton-air.

Asam-asam lainnya

Asam oksalat

25

Page 26: KFA I

Asam sitrat

Asam nikotinat

Asam sulfanilat

Asam asetat

Derivat asam karboksilat, dll.

ALKALOID

Senyawa beracun/tidak beracun yang

berpengaruh terhadap sistem saraf pusat.

Sifat basis, karena heterosiklik.

Sumber: tanaman dan hewan, sintesis.

- Tanaman dan hewan contoh: epinefrin,

adrenalin.

- Sintesis contoh: parasetamol, antalogin.

Senyawa organik mengandung atom-atom,

bersifat basa, berasal di tanaman dan mempunyai efek

farmakologis.

26

Page 27: KFA I

‘Alkali Like’ bersifat basa walau lemah.

Tata nama:

- Genus tumbuhan contoh: Atropin; nama tumbuhan

contoh: kokain, kinin, ergotamin; efek farmakologis

contoh: emetin, opiat; penemu awal contoh: pelletielin;

isomer contoh: pseudoefedrin (iso, neo, epi) untuk

menggantikan fenilpropanol.

Sifat fisiko-kimia:

- Mengandung satu atom N basa

lemah.

- Atom N dalam alkaloid berbentuk amin

primer, sekunder, tersier.

- Rasa pahit.

- Efek, farmakologis tertentu.

- Sebagian besar tidak/sedikit larut dalam

air.

- Alkaloid basa mudah larut dalam

pelarut organik/P.O.

- Alkaloid bentuk garam larut dalam air,

tidak dalam pelarut organik.

- Zat padat, kristal, amorf.

27

Page 28: KFA I

- Spesifik dalam satu jenis famili (morfin

analgesik / kodein-papaveraceae untuk menekan

batuk/antitusif, sirkum-loganiceae).

- Dalam beberapa famili (berberin dalam

Berberidaceae, Ranunculaceae, Rutaceae).

Papaverin tidak termasuk golongan O karena tidak

menimbulkan ketergantungan pada efek farmakologisnya.

Penggolongan alkaloid menurut struktur inti:

- Inti kirolin, isokinolin.

- Indol.

- Imidazol.

- Fenantren.

- Piridin, pirolidin, piperidin.

- Purin base (xanthin).

- Steroid.

- Anin, dll.

28

Page 29: KFA I

Reaksi umum alkaloid:

- Pengendapan: D, B, M.

- Warna: Asam sulfat, marquis formalin, frohde

famadat, mandolin malibdat, erdman, dll.

- Reaksi kristal: D, B, M, sublimate, kalium

fero/ferisianida, AuCl3, PtCl4, asam pikrat, asam pikrolon,

asam silikowolframat, asam fosfomolibdat, rekristralisasi

(aseton air, alkohol air).

Isolasi Alkaloid

- Kromatolografi.

KLT

Lempengannya (spot) lebih tebal yang preparatif dari

pada kuantitatif.

- Isolasi pada pH berlainan.

ditarik oleh pelarut kloroform (pelarut organik).

digunakan indikator universal/pH meter.

basa yang digunakan NH4OH sedikit cukup untuk

membentuk alkaloid, mudah menguap sehingga mudah

untuk mengisolasi.

1. Alkaloid Opium

29

Page 30: KFA I

Buah papaver somniferum.

Fenantren.

Morfin/psedomorfin, heroid (diasetitmorfin), codein (netil

morfin), thebain, pionin (etil morfin), dilaudin (hidro

morfin), dicodid (dihidro codein), eukodal (oksikodon).

Isokinolin.

Papaverin, Narcotin, Narcein.

Reaksi umum (kenantren).

King, Sanchez, Pesez, Marquis, Frohde.

Reaksi kristal.

Sublimat, Fe complex, dragendrof.

2. Alkaloid

Solanaceae

2 golongan:

- Atropin (atopin, homatropin, hiosianin, sleopolanin).

- Nicotin vitamin B complex dan derivate (asam

nikotonat, nicotinamid, coramin, INH (isoniazin

untuk obat TBC)).

Reaksi umum: midriatrik menggunakan

hewan percobaan, vitalli, guerbet, wasicky.

3. Alkaloid Semen Strychni

Striknin dari tumbuhan Strychos

nucsfomica dan brucin.

30

Page 31: KFA I

Reaksi spesifik: vitalli morin.

4. Alkaloid Radix Ipeca

Emetin Cephachin.

Dalam pulvis boveri golongan O (sebagai Radix

Ipeca).

Reaksi umum:

Frohde (emetin) dan Rx gugus fenol.

5. Alkaloid Derivat Xanthin

Kofein (1, 3, 7 trimetil xanthin).

Theobromin (3, 7 etimetil xanthin).

Teofilin (1, 3 dimetil xanthin).

Aminofilin (teofilin etilen diamin).

Rx: Murexide, madioksis, roux.

Aminofilin larut dalam air, teofilin tidak larut dalam air.

6. Alkaloid Cortex

Kinin sulfat/klorida, kinidin, sinkonidin.

Reaksi:

- Rasa pahit, fluoresensi dalam H2SO4 (kinin dan

kinidin hanya pada asam-asam beroksigen).

- Thalleiochin, Heraphathiet, Erythrochine.

31

Page 32: KFA I

- Reaksi kristal kalium ferosianida.

7. Alkaloid Secale Cornatum

Ergotamin, ergotoxin, ergometrin.

Reaksi:

- Dalam air berfluoresensi biru (ergometrin).

- Van Urk, Van Keller, Marquis, Frohde,

Ninhidrin/alkohol, HNO3 pekat, H2SO4 pekat.

8. Akaloid Derivat Anilin

Acetanilid.

Reaksi isonitril, sublimasi pesifik.

Fenasetin.

HNO3 mengendap kristal jarum kuning.

HCl 3N + Diazo A + B.

Reaksi kristal bouchardad.

Parasetamol.

Feriklorida, HCl 3N + diazotasi (jingga).

Reduksi Tollens.

9. Alkaloid Derivat Pirazolon

Pirazolin 5-on.

32

Page 33: KFA I

Antipirin.

FeCl3 merah darah, NaNO2 + HCl hijau, asam pikrat titik

lebur 1680C.

Piramidon/Aminofenaton.

FeCl3 ungu kemudian hilang, AgNO3 ungu

kemudian hilang.

Novalgin/Metampiron.

FeCl3 (biru), NaOCl (biru), H2O2 (biru merah), AgNO3

(biru merah).

Feril butazon, oksifonbutazon, azapropazon.

Reaksi:

- HCl p + eter, kocok + NaNO3 lapisan eter

kuning hijau.

- HAc glacial + HCl p, refluks, saring, filtrat + diazo

A dan B endapan merah coklat, + etanol larut

merah.

10. Alkaloid Anestetik

Devirat p. amino benzoic acid.

Anestesin (etil ester pABA).

Korek api, iodoform, pDAB.

Procain HCl (Novocain).

Reduksi kalomel, pDAB.

33

Page 34: KFA I

Stovain.

pDAB negatif, redusir kalomel, kristal AuCl3 atau AuBr3.

11. Alkaloid lain

Santanin obat cacing, Cocain, Reserpin, Yohimbin,

Heksamin, Vitamin larut air, dll.

SENYAWA BARBITURAT

Asam Barbiturat

Sintesa A. V. Bayer 1863 tidak bersifat hipnotik,

kondensasi asam malonat dan ureum ( senyawa

malonil urea).

34

Page 35: KFA I

Golongan Barbiturat

o S. S dwisubstitusi asam barbiturat.

o E. Fischer (1903) : Sintesa dietil malonat dan

ureum 5,5-dietil barbiturat (barbitura/veronal).

o Efek : Hipnotik/sedative, antiepilepsi,

narcosis.

o Dalam larutan basa mudah terurai terutama

bila dipanaskan.

Terjadi pembukaan cincin pada C4 dan C6

malondiamida.

o Sifat Fisika   :

- Sukar larut dalam air, mudah larut dalam eter,

kloroform, etil asetat.

- … tajam

- Dapat menyublim untuk identifikasi.

- Zat padat, kristal tidak berwarna/putih,

pahit/sedikit pahit.

o Sifat Kimia:

- Asam barbiturat adalah asam kuat dengan nilai

pKa = 4.

35

Page 36: KFA I

Barbiturat asam lemah, pKa 7-7,5 (karena substitusi

kedua atom hydrogen pada C5).

- Barbitura dan derivate : bentuk keto-enol

dengan NaOH/KOH/NH4OH/alkali karbonat garam

larut dalam air.

o Isolasi

- Pengocokan dalam suasana asam, isolasi oleh

eter.

Otto Stass dan Edermann.

Muhiman dan Burgin

Buchri dan Perlia.

Van Italie.

- Cu piridin (Zwikker).

- Co-Ca kompleks (Pesez).

- Sublimasi mikro.

Penggolongan Barbiturat

o Turunan asam barbiturate : ureida

siklik (akhiran –al).

o Bukan turunan asam barbiturate

Ureida alifatik.

(Adalin, bromural, sulfonat, sedormid, trional, dll.).

Reaksi Senyawa Barbiturat

o Reaksi warna Parri dan Patjewijd.

36

Page 37: KFA I

Kobal nitrat/methanol + ammonia kompleks warna

ungu ( positif juga untuk theobromin, phtalamid).

o Zwikker (cupri sulfat/piridin), marquis, vanillin asam

sulfat, α-naftol/asam sulfat).

o Reaksi kristal.

Sublimasi Fe/Cu/Bi kompleks, aseton-air, Cu-piridin, dll.

Contoh Senyawa Barbiturat

Veronal (barbital), seneryl (buthetal), luminal

(fenobarbital), dial (allobarbital), amithal, isoporal,

pentotal/Na-tiopental (pembiusan pada operasi karena

kerja cepat), dilantin, dll.

ANTIBIOTIK

37

Page 38: KFA I

Bahan kimia yang dihasilkan mikroorgnisme yang

dapat membunuh / menghambat petumbuhan / reproduksi

mikroorganisme lain (bakterisida/bakteriostatik).

Semisintetik: bahan kimia yang dihasilkan

mikroorganisme modifikasi.

Antibakterial: bahan kimia yang bersifat bakterisida/

bakteriostatik terhadap pertumbuhan / reproduksi

mikroorganisme.

Sejarah Antibiotik

1929, Alexander Flemming:

penicillium notatum gram (+).

1940, Flory & Chain : isolasi

penicillium.

1944, Walksman : isolasi

streptomisin.

Karakteristik Antibiotik

Broad & Narrow spectrum.

Bactericid & Bakteriostatik.

Hasil metabolisme mikroorganisme (melalui

biosintesa/semisintetik/sintetik).

Tidak toksik terhadap ‘host’.

Tidak mempunyai efek samping merugikan.

Sensitivity dan Resistensi

Untuk antibiotik baru, mengetahui spectrum

antibiotik.

38

Page 39: KFA I

Antibiotik lama, mengetahui sensitivitas/resistensi

mikroorganisme terhadap antibiotik.

Metode :

- Disc/Swell Methode (kualitatif).

- Tube Dlution Methode (Kuantitatif).

- Static/cibe MIC & Minimum Bactericidal

Concentration/ MBC.

- Uji in vitro tidak selalu sama dengan in vivo.

(Tergantung BA – BE/Bioavailability – Bioequivalency

suatu produk, daya tahan tubuh, dll.).

- Mekanisme resistensi.

- Cross Resistension resistensi silang.

Penggolongan

Antibiotik β-laktam cincin β-laktam

kelemahanya : mudah terdegradasi oleh enzim β-

laktamase.

Antibiotik tetrasiklin.

Antibiotik kloramfenikol.

Antibiotik aminoglikosida.

Antibiotik lain (makrolid dan polipeptida).

Obat TBC dan lepra.

Obat fungi.

Sulfonamida (antibakterial).

Kemoterapi lain yang bekerja sebagai antibakteri.

Klasifikasi (dasar mekanisme kerja)

39

Page 40: KFA I

Menghambat sintesa protein bakteri.

Menghambat metabolisme asam nukleat bakteri.

Mempengaruhi permeabilitas membrane sel

bakteri kebocoran sitoplasma.

Mempengaruhi sintesa dinding sel bakteri dengan

menghambat pembentukan rantai peptida pada dinding

sel bakteri.

Antibiotik β-laktam

Cincin β-laktam.

Enzim laktamase

Penicilin, sefalosporin, β-laktam lain.

☺ β-laktam-penisilin.

- Struktur dasar –R (substituen).

- Penisilin G (Benzyl), F (Pentenyl), K (n-heptenyl),

α (p-hidroxy benzyl), dll.

- Penisilin alam, antistafilokokus, isoksazolil

(kloksasilin, dikloksasilin, flukloksasilin, oksasiklin),

aminopenisilin / ampisilin / amoksisilin), penisilin

antipseudomonas.

- Analisis kualitatif:

Antara lain asam pekat, marquis, asam kromatopat,

dll. Instrument IR (pita gugus karbonil pada cincin β-

laktam), spektrofotometri UV-visibel.

☺ β-laktam-sefalosporin.

- Struktur dasar: ada 2 gugus -R (substituen).

40

Page 41: KFA I

- Enzim laktamase II (sefalosporinase).

- Generasi I-IV.

- Analisis kualitatif :

Reaksi warna (Ph. Eur asam sulfat/asam nitrat),

spektrofotometri UV, IR).

☺ β-laktam lain.

- Bukan penisilin/sefalosporin.

o Monobaktam; β-laktam siklik,

cincin tunggal, asam 3 aminobaktamat. Derivat:

antara lain aztreonam.

o Penghambat β-laktam.

Tidak sebagai obat tungga, tidak mempunyai

aktivitas antimikroba, menghambat β-laktamase

(suicide inhibitory). Contoh: asam klavulonat,

sulbaktam.

Antibiotik Tetrasiklin

Struktur dasar: cincin oktahidonaftasen, 1 gugus

dimetil amino, 1 gugus krboksimetamid.

Substituen : R1-R5.

Kristal warna kuning, sedikit larut dalam air,

amfoter (basa: gugus dimetilamino; asam: gugus

hidroksil enol pada C3).

Klortetrasiklin, oksitetrasiklin, tetrasiklin,

demeklosiklin, doksisiklin, monosiklin, dll.

Identifikasi:

41

Page 42: KFA I

- KLT, penampakan noda asam sulfat.

- Diazotasi sulfonilat warna-warna.

- Spektrofotometri UV.

- Fluoresensi (> kuat bila kompleks dengan kation).

- Asam sulfat-ferriklorida – warna-warna, dll.

Antibiotik Kloramfenikol

Struktur dasar: kloramfenikol (R=NO2), tiamfenikol

(R=CH3SO2), ester palmitat.

Analisis kualitatif: spektrofotometri β-laktam,

NaOH/piridin, fenol/NaOH, nitro aromatik reduksi-

azotasi.

Antibiotik Aminoglikosidum

Rangka dasar: monosakarida

(pentosa), aminomonosakarida (heksosa),

Aminosikloheksan dihubungkan dengan ikatan

glikosidik, aminoheksosa-o-aminosikloheksan-o-

pentosa.

Contoh: Neomisin, paromomisin,

streptomisin, kanamisin, gentamisin, tobramisin,

amikasin, dll.

Sifat Fisiko-kimia: Basa kuat

(terdapat beberapa pusat basa), hidrofil/sangat polar.

pH stabil 4,5 – 7. untuk terapi: bentuk SO4 (lebih stabil

daripada bentuk basa).

42

Page 43: KFA I

Identifikasi: SO4 positif, Mathol

(juga untuk kuantitatif), Naftol+Nahipoklorit merah.

Antibiotik Lain

Makrolidum

- 12-16 cincin lakton, 1-2 aminosakarida, ikatan

glikosidik.

- Sifat fisiko-kimia: basa sukar larut dalam air, larut

dalam etanol/pelarut organic lain, sangat pahit, pH<4

terurai, untuk sediaan ral dibuat sustained release

tahan getah lambung (mencegah untuk pecah di

lambug).

- Contoh: eritromisin.

- Identifikasi: Asam sulfat/aseton-HCl.

Antibiotik Polipeptida

- Polipeptida siklik homomer (terdiri hanya satuan

asam amino yang sejenis) & heteromer (terdiri dari

beberapa asam amino yang berbeda jenisnya).

- Ikatan peptide homodet (ikatan amida antara

asam amino) dan heterodet (ikatan amida dan sulfida

antara asam amino).

- Tirosidin: dekapeptida homomer homodet.

- Polimiksin, basitrasin, gramisidin, dll.

43

Page 44: KFA I

Spektinomisin

- Antibiotik trisiklik.

- Stretococus spectabilis.

- Cide/static.

- Untuk gonococcus.

- Alternative: benzil penisilin.

Linkomisin

- Linkomisin, klindamisisn.

Trans-1-metil-4-propil-L-prolin-(ikatan amida)-α-metil

tioglikosida.

44

Page 45: KFA I

45

Page 46: KFA I

ANTIHISTAMIN

Zat yang dapat menetralkan histamin dalam tubuh

yang dapat menyebabkan alergi.

Sintesis : garam-garam HCl, PO4, itrat, tartrat,

succinat.

Sifat Umum : pahit, basa (N tersier dalam keadaan

bebas), bentuk basa mudah larut dalam pelarut organic,

atau HCl encer (karena merupakan garam).

Bentuk garam mudah larut dalam alcohol atau air. Garam

HCl/ garam pikrat : identifikasi + l.

Reaksi umum :

Mirip Alkaloid.

Analisa :

Antihistamin + beberapa asam pekat warna-warna + H2O

berubah.

Lkaloid (beberapa) + Asam pekat warna + H2O warna

hilang.

Penggolongan :

1. Rumus umum

☺ R – X – C – C – N

X=O senyawa amino alkil eter.

X=C alkil amin.

X=H alkilendiamin.

46

Page 47: KFA I

R: cincin dengan 5 – 6 atom, dengan ikatan siklik,

aromatik, dan heterosiklik.

☺ R – O – C – C – N

Sifat sdatif lebih nyata.

- Difenhidramin Hcl (R/) Benadryl).

- Ambrodyl.

- Antenofen/Neo.

- Cliatine.

- Dan lain-lain.

☺ R – C – C – C – N

Kenyataan toxik

2 kerja ikutan

-CTrq

Bromphyminamin.

☺ R – N – C – C – N

Sifat dan nyata antihistamin.

Contoh: Tonsilamin, Pyribenzamin, dan lain-lain.

2. Tidak punya rumus

umum.

Derivat-derivat:

47

Page 48: KFA I

a. Piperazin,

antara lain: Longifen, Meklizin.

b. Pipenidin,

antara lain: Periactin, Theladin.

c. Fenotiazin,

antara lain: Phenengam/Prometazin, Largactyl.

d. Azofenotia

zin, antara lain: Isothipendilum, Prothipendilum.

e. Golongan

sisa: Indicol, Antiatin, Diaphen, dan lain-lain.

Identifikasi

1. Fisika

- + l dengan garam pikrat.

+ l asam garam HCl.

- Kromatografi.

- Indeks bias.

2. Kimiawi

Organoleptis.

Beilstein.

Fluorescensi.

Mayer&Bouchardat + alkohol larut.

Asan pekat warna-warna.

Marquis, Fe, Mandellin.

p-DAB HCl.

Dan lain-lain.

48

Page 49: KFA I

3. Kristal

Antara lain: M, B, D

KBq, y, dan lain-lain.

Pikrat

49