kewirausahaan

Upload: dewa-nurja

Post on 06-Mar-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kewirus membuat kita suksses

TRANSCRIPT

1. Jelaskan kegunaan dan contoh alat-alat pada saat praktikum! Autoclave merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi berbagai alat dan bahan. Autoclave merupakan alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC. Lama waktu untuk mensterilkan alat kurang lebih 15-20 menit, sedangkan lama waktu untuk mensterilkan bahan kurang lebih 10-15 menit. Inkubator merupakan alat yang berfungsi untuk menginkubasi atau memeram mikroba dalam suhu terkontrol agar mikroba dapat tumbuh dengan baik di media.

Ose, adalah alat untuk memindahkan kultur dari satu media ke media lain. Ose ada dua jenis yaitu ose jarum dan ose bermata. Ose jarum digunakan untuk memindahkan kultur dari media agar tegakke media agar tegak lain dengan tusukan. Ose bermata digunakan untuk memindahkan kultur mikrobiadari media agar miring ke media agar miring lainnya atau dari kultur media cairke media agar yang ditumbuhkan dengan metode penggoresan di permukaan agar.. Gelas Ukur merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur volume suatu cairan.

Hot Plate dan Magnet Stirrer merupakan alat untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.

cawan Petri merupakan alat yang digunakan untuk membiakan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang pada cawan bagian bawah dan cawan bagian atasnya sebagai penutupnya.

Tabung Reaksi merupakan alat yang digunakan dalam uji-uji biokimiawi dan digunakan dalam pembuatan media agar tegak dan miring.

Bunsen merupakan alat untuk menciptakan keadaan steril, kondisi steril dapat dilakukan dengan api, karena api yang menyala dapat membuat udara hampa oksigen, diharapkan kontaminasi ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut.

Labu erlemenyer

Sebagai tempat pencampuran larutan agar dan aquades untuk pembuatan media

Timbangan Digunakan untuk menimbang nutrient yang ingin digunakan agar jumlahnya tepat. Oven

Digunakan untuk sterilisasi

Kulkas yaitu untuk menaruh specimen dan bahan lainnya agar tidak terkontaminasi

2. Jelaskan proses pembuatan mediaI. Bentuk /sifat fisik : padat, semi solid, dan cair

Media padatMedia ini terdiri dari bahan nutrien yang dilarutkan dalam air ditambah dengan agar untuk memadatkan media. Diawali dengan melarutkan komponen media/bubuk yang tersedia secara komersial dalam air , dilanjutkan dengan pemanasan untuk melarutkan agar. Selanjutnya larutan media dalam bentuk cairan panas ii siap untuk disterilisasi dan diproses lebih lanjut menjadi media agar dalam cawan petri , agar miring maupun tegak. Media cair

Media ini dapat dibuat dengan mencampurkan beberapa komponen yang diperlukan dan dilarutkan dalam air ( aqua destilata). Dan searang ada juga bbuk lengkap yang siap digunakan. Contohnya : Nutrient Broth (Oxoid), Selenith Broth, Trypticase Soy Brot.

Media semi solid

Media ini mirip dengan media padat. Hanya saja konsentrasi agarnya rendah. Sehingga memberikan konsentrasi seperti jeli. Tujuannya agar pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami pencampuran sempurna ketika tergoyang.II. Kegunaan : umum, khusus, dan media diperkaya

Media umum

Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan berbagai mikroba. Kandungan nutrisinya dari ekstrak daging seperti pepton. Contoh : Nutrient Agar (NA, untuk bakteri) , Potato Dextrosa Agar (PDA, untuk yeast dan kapang) , nutrient broth, peptone water. Media khusus

Media yang ditambah zat-zat tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain. Media ini mengandung bahan yang menghambat pertumbuhan hampir semua bakteri sehingga hanya bakteri tertentu yang diinginkan yang dapat tumbuh. Misalnya Kristal violet : menumbuhkan bakteri Gram negatif saja, menghambat bakteri Gram positif. Contoh lainnya yaitu EMBA ( Eosin Methylene Blue Agar).

Media diperkaya

Dipergunakan dengan maksud memberikan kesempatan terhadap satu jenis atau kelompok mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dan jenis atau kelompok lainnya yang sama-sama berada dalam satu bahan. Misalnya untuk memindahkan bakteri penyebab penyakit tifus dari bahan tinja (kotoran manusia). Tetapi media pengaya terlebih dahulu, mungkin yang akan tumbuh dan berkembang adalah semua jenis kelompok yang ada di dalam bahan, karena di dalam tinja bukan hanya puluhan tetapi mungkin ratusan jenis dan mikroba yang akan didapatkan. Dengan media pengaya seperti kaldu selenit ataupun kaldu tetrationat, maka kesempatan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan mikroba lain akan terhambat atau terhenti untuk waktu-waktu tertentu, tetapi tidak untuk salmonella. Misalnya dalam waktu antara 18-22 jam, maka kemungkinan besar mikroba lain akan terhambat dan salmonella akan tumbuh, sehingga kalau kemudian dibiakkan kedalam media selanjutnya, jenis tersebut yang besar kemungkinan akan didapatkan. Media ini diperkaya dengan kandungan nutrien tertentu dalam rangka mengoptimasi pertumbuhan bakteri tertentu. Selain nutrient, bisa juga ditambahkan 1). Bahan penghambat bakteri lain, 2). Indikator selektivitas.

3. Isolasi bakteri

Isolasi suatu mikrobia ialah memisahkan mikrobia tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Sedangkan hasil proses isolasi adalah satu jenis mikroba yang disebut isolate. Mikrobia yang hidup di alam terdapat sebagai populasi campuran dari bebagai jenis mikrobia yang berbeda prinsip dari isolasi mikrobia dalam memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya dari lingkungannya dialam dan ditumbuhkan dalam medium buatan. Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dalam medium padat, karena dalam medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutejo dkk, 1991).

Menurut Pradhika (2008), ada beberapa teknik isolasi mikrobia, yaitu :

1. Teknik penanaman dari suspensi

Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.

1. Spread plate(agar tabur ulas)

Spread plateadalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar, agar diperoleh kultur murni. Prosedur kerjanya adalah suspensi cairan diambil sebanyak 0,1 ml dengan mikropipet kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat. Trigalski kemudian dibakar diatas bunsen dan didinginkan beberapa detik. Kemudian suspensi diratakan dengan menggosokannya pada permukaan agar , penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.

2. Pour plate(agar tuang)

Teknik ini memerlukan agar yang belum padat dan dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri dan dihomogenkan lalu dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebabkan sel-sel bakteri tidak hanya terdapat pada permukaan agar saja tapi juga di dalam atau dasar agar sehingga bisa diketahui sel yang dapat tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2dan di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung O2. Prosedur kerjanya adalah petridish, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair disiapkan. Kemudian 1 ml suspensi bakteri diteteskan secara aseptis ke dalam cawan kosongLalu medium yang masih cair dituang ke dalam petridish lalu petridish di putar membentuk angka 8 agar suspensi bakteri dan media homogen, kemudian diinkubasi. Pada spread plate diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml dan pada pour plate diteteskan sebanyak 1 ml karena spread plate bertujuan untuk menumbuhkan dipermukaanya saja, sedangkanpour platemembutuhkan ruang yang lebih luas untuk penyebarannya sehingga diberikan lebih banyak dari padaspread plate. Metode pour plate memerlukan agar yang belum padat dan dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri dan dihomogenkan lalu dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebabkan sel-sel bakteri tidak hanya terdapat pada permukaan agar saja tapi juga di dalam atau dasar agar sehingga bisa diketahui sel yang dapat tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung O2. Setelah diinkubasi selama 48 jam di suhu 37oC, untuk bakteri tanah pengenceran 10-3, diperoleh jumlah koloni sebanyak 4 koloni yang berbentuk circulair, irregulair, rhizoid, dan curled dengan warna koloninya krem dan kuning. Pertumbuhan bakteri ini pada panjang serta ada yang berwarna ungu yang menunjukkan gram positif dan berwarna merah yang menunjukkan bakteri ini juga termasuk gram negatif. Kelebihan metode pour plate ini adalah mudah diamati, tidak ada persaingan antarbakteri untuk mengambil O2 karena letaknya tersebar, koloninya terpisah. Kekurangan bakteri ini adalah boros waktu dan bahan, mudah terkontaminasi.

2. Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)

Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.

Goresan Sinambung

Prosedur kerjanya adalah inokulum loop (ose) disentuhkan pada koloni bakteri dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar. Lalu petridish diputar 180o dan dilanjutkan goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.

Goresan T

Prosedur kerjanya adalah petridish dibagi menjadi 3 bagian menggunakan spidol dan daerah tersebut diinokulasi dengan streak zig-zag. Ose dipanaskan dan didinginkan, lalu distreak zig-zag pada daerah berikutnya.

Goresan Kuadran (Streakquadrant)

Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisma. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.Menurut Pradhika (2008), untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan dapat dilakukan pengenceran. Dengan pengenceran, koloni akan lebih mudah diamati. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya.

Menurut Jutono (1980), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi bakteri, yaitu :

1. Sifat-sifat spesies mikrobia yang akan diisolasi

2. Tempat hidup atau asal mikrobia tersebut

3. Medium untuk pertumbuhannya yang sesuai

4. Cara menanam mikrobia tersebut

5. Cara inkubasi mikrobia tersebut

6. Cara menguji bahwa mikrobia yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai dengan yang dimaksud

7. Cara memelihara agar mikrobia yang telah diisolasi tetap merupakan biakan murni

Medium agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme. Teknik yang digunakan memungkinkan bakteri tumbuh pada jarak yang berjauhan dari sesamanya dan membentuk koloni. Semua sel dalam koloni dianggap sebagai turunan atau progeni suatu mikroorganisme yang disebut dengan biakan murni. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum. Dengan menginokulasikan medium agar nutrien dengan metode yang benar, maka sel-sel bakteri akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah diinkubasi, bakteri akan memperbanyak diri dengan cepat selama 18-24 jam, sehingga terbentuk massa sel (koloni) yang dapat terlihat dengan mata telanjang (Pelczar dan Chan, 1986).

Untuk memastikan mikrobia yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai dengan yang dimakudkan maka diperlukan pengujian. Uji yang bisa digunakan adalah dengan cara pengecatan gram. Apabila bakteri tidak berubah maka bakteri yang diisolasi sudah merupakan biakan murni dan bila di dalam uji pengecatan gram berubah bakteri gramnya maka isolasi tidak berhail karena belum berubah menjadi biakan murni. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya kontaminan di dalam isolasi bakteri ( Volk dan Wheeler, 1993).

Pada saat isolasi, mikroba perlu dilakukan inokulasi mikroba. Sebelum dan sesudah menginokulasikan mikroba jarum ose yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar jarum ose yang digunakan bersifat steril dan bebas kontaminasi dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan petri, setelah sampel dimasukan ke dalam cawan petri setiap membuka dan menutup cawan petri harus terlebih dahulu dipanaskan untuk meminimalkan terkontaminasinya sampel. Wadah media yang menggunakan cawan petri, pada saat inkubasi mikroba pada cawan petri selalu dalam posisi terbalik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah mikroba terkena uap air yang dihasilkan pada saat inkubasi, sehingga kualitas mikroba tidak rusak atau mengalami gangguan.