kewirausahaan

18
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian Kecerdasan beserta aspek-aspeknya dapat diukur dengan tes psikologi, termasuk kemampuan intelektual umum dan taraf inteligensi. Aspek-aspek kemampuan intelektual, antara lain mencakup logika abstrak, kemampuan verbal, pengertian sosial, kemampuan numerik, kemampuan dasar teknik dan daya ingat/memori. Bakat merupakan faktor bawaan dan pengaruh lingkungan. Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat khusus, jika dididik dan dilatih, maka ketika remaja bakat tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan secara optimal. Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna. 1

Upload: mirahdave

Post on 13-Nov-2015

123 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

kewirausahaan

TRANSCRIPT

Bab IPendahuluan 1.1 Latar Belakang

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian

Kecerdasan beserta aspek-aspeknya dapat diukur dengan tes psikologi, termasuk kemampuan intelektual umum dan taraf inteligensi. Aspek-aspek kemampuan intelektual, antara lain mencakup logika abstrak, kemampuan verbal, pengertian sosial, kemampuan numerik, kemampuan dasar teknik dan daya ingat/memori.

Bakat merupakan faktor bawaan dan pengaruh lingkungan. Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat khusus, jika dididik dan dilatih, maka ketika remaja bakat tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan secara optimal. Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna.1.2 Rumusan Masalah1. Apa Pengertian Vocational Entrepreneurship ?

2. Apa yang dimaksud Berbagai Bidang Keahlian Kejuruan ?

3. Apa Hubungan antara Bidang Keahlian dan Bakat dengan Jenis Usaha ?3.1 Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian covational entrepreneurship.2. Untuk mengetahui berbagai bidang keahlian kejuruan

3. Untuk mengetahui hubungan antara bidang keahlian dan bakat dengan jenis usaha.Bab II

Pembahasan 2.1 Pengertian Vocational Entrepreneurship Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, entreprendre, yang sudah dikenal sejak abad ke-17, yang berarti berusaha. Dalam hal bisnis, maksudnya adalah memulai sebuah bisnis. Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang yang mengorganisir dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha. Menurut Thomas W. Zimmerer (2008) entrepreneurship (kewirausahaan) adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Menurut Andrew J. Dubrin (2008) entrepreneur adalah seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif. Istilah entrepreneurship (kewirausahaan) pada dasarnya merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Entrepreneurship adalah segala hal yang berkaitan dengan sikap, tindakan dan proses yang dilakukan oleh para entrepreneur dalam merintis, menjalankan dan mengembangkan usaha mereka. Entrepreneurship merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Dari pandangan para ahli dapat disimpulkan bahwa entrepreneurship adalah kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. Sejarah Entrepreneurship secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah entrepreneurship sendiri telah dikenal sejak abad ke-17, sedangkan di Indonesia istilah entrepreneurship baru dikenal pada akhir abad ke-20. Beberapa istilah entrepreneurship seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, dalam bahasa Prancis dikenal dengan istilah entreprendre, dalam bahasa jerman entrepreneur disebut dengan unternehmer, turunan dari kata unternehmen yang diartikan menjalankan, melakukan dan berusaha. Pendidikan entrepreneurship mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan entrepreneurship atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan entrepreneurship. DI Indonesia, entrepreneurship dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman entrepreneurship baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat entrepreneurship menjadi berkembang.

Tahap-tahap Entrepreneurship Ada tahap-tahap yang dilakukan oleh seorang entrepreneur dalam menjalankan usahanya. Secara umum tahap-tahap dalam melakukan entrepreneurship: a. Tahap memulai. Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat tantangan atau peluang usaha baru dan dilanjutkan dengan kemungkinan dan adanya keinginan untuk membuka usaha baru. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa atau usaha yang lain. b. Tahap melaksanakan usaha. Dalam tahap ini seorang entrepreneur mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: menjalankan bentuk usaha, pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi. c. Tahap mempertahankan usaha. Tahap di mana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis untuk mengatasi sagala masalah dan hambatan dalam menjalankan usahanya. Entrepreneur yang berhasil adalah yang mampu mempertahankan usahanya dari segala hambatan, tantangan, dan masalah yang ada sehingga usahanya dapat berjalan dengan lancar. d. Tahap mengembangkan usaha. Tahap ini adalah di mana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan dan inovasi untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Dalam perkembangannya bisa dengan memperbanyak relasi, memperbarui metode dan sistem, memperbarui produk yang dihasilkan, memperbesar dan memperluas usaha, menambah kualitas, menambah pelayanan, menambah tenaga kerja. Dalam tahap ini entrepreneur melakukan kontribusi ekonomi dalam jangka panjang terhadap manusia, alam dan lingkungan. Dari manfaat pengembangan usaha ini dapat diperoleh secara jelas, kontribusi untuk masalah lapangan kerja, yaitu akan ada penambahan tenaga kerja. Proses entrepreneurship diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan dan dorongan untuk berinisiatif, yang tidak lain adalah berfikir kreatif dan bertindak inovatif sehingga tantangan tadi teratasi dan terpecahkan. Semua tantangan pasti memiliki risiko, yaitu kemungkinan berhasil atau tidak berhasil. Oleh sebab itu entrepreneur adalah seorang yang berani menghadapi risiko dan menyukai tantangan .

Pentingnya Entrepreneurship Ciputra mengemukakan lima alasan penting mengapa perlu mempromosikan entrepreneurship untuk negara berkembang seperti Indonesia (Nugroho,2009). a. Budaya pegawai atau pekerja. Ciputra (2009) mengemukakan fakta bahwa kebanyakan generasi muda Indonesia tidak dibesarkan dalam budaya entrepreneur, melainkan dalam budaya pegawai atau pekerja dan ambtenaar atau pegawai negeri. Mereka lahir dari kalangan pegawai negeri, petani, nelayan, buruh, hingga pekerja serabutan. Entrepreneurship tidak ada dalam pendidikan keluarga, tidak mengherankan jika setelah dewasa mereka memiliki pola piker mencari kerja dan tidak dalam pola piker menciptakan kerja. b. Entrepreneurship tidak eksis di pendidikan formal. Jika pendidikan entrepreneurship tidak eksis dalam pendidikan keluarga, demikian juga dalam pendidikan formal. Inspirasi dan latihan entrepreneurship tidak tercermin atau tidak kita lihat dalam materi ajar kebanyakan sekolah, sebagian besar pendidikan entrepreneurship diberikan di Balai Latihan Kerja atau vocational education dan program-program kemitraan dari pelaku usaha besar. c. Terlalu banyak pencari kerja. Ciputra (2009) menegaskan bahwa sudah waktunya untuk menyampaikan fakta kepada generasi muda sejak bangku sekolah dasar bahwa saat ini kita 10 terlalu banyak memiliki pencari kerja dan sebaliknya memiliki terlalu sedikit pencipta kerja. Bahkan sekarang kita juga semakin banyak memiliki penganggur terdidik. Sehingga dengan fakta ini kita dapat memberikan keyakinan kepada generasi muda agar dapat memikirkan pilihan menjadi entrepreneur secara matang dan mereka tahu bagaimana mempersiapkan diri menjadi entrepreneur. d. Mendidik kemampuan menciptakan pekerjaan. Ciputra (2009) mengemukakan apabila kita tidak dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi generasi muda, kewajiban kita adalah mendidik dan melatih generasi muda untuk memiliki kemampuan menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri mereka sendiri. e. Penciptaan kesejahteraan masyarakat lebih luas. Pertumbuhan jumlah entrepreneur bukan hanya akan menolong generasi muda, melainkan secara keseluruhan akan mendorong penciptaan kesejahteraan masyarakat yang lebih luas.2.2 Berbagai Bidang Keahlian KejuruanPendidikan kejuruanmerupakan penyelenggaraan jalur pendidikan formal yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan tingkat menengah,yaitu: pendidikan menengah kejuruan yang berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi merupakan penyelenggaraan program pendidikan yang terkait erat dengan ketenagakerjaan.Jenjang pendidikan formal yang berlaku dikenal pendidikan kejuruan tingkat sekolah menengah (secondary)atau sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan berbagai program keahlian seperti :1. Listrik

2. Elektronika Manufaktur

3. Elektronika Otomasi

4. Metals

5. Otomotif

6. Teknik Pendingin

7. Gambar Bangunan

8. Konstruksi Baja

9. Tata Busana

10. Tata Boga

11. Travel and Tourism

12. Penjualan

13. Akuntansi

14. manajemen perkantoran dan sebagainya serta tingkat di atas sekolah menengah.

Kewirausahaan(Entrepreneurship) atau wirausahaadalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.

Pendidikan kejuruan bertujuan menciptakan tenaga kerja yang terampil dalam keahlian tertentu karena industri suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas tenaga terampil yang terlibat langsung dalam proses produksi. Pendidikan kejuruan juga bertujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk memasuki lapangan kerja dan sekaligus menghasilkan tenaga kerja terampil yang dibutuhkan oleh masyarakat.2.3 Hubungan antara Bidang Keahlian dan Bakat dengan Jenis Usaha

Dalam setiap bidang, pasti selalu mengaitkan keahlian seseorang dengan bakat. Jika seseorang mampu melakukan sesuatu hal dengan baik, maka orang tersebut akan berpendapat bahwa yang bersangkutan memang berbakat dalam bidang tersebut dan bisa di amplikasikan ke dalam jenis usaha maka orang tersebut akan sukses untuk mengembangkan bisnisnya, sedangkan jika sesorang tidak mampu menunjukan kualitas karyanya, maka orang akan berpendapat bahwa yang bersangkutan tidak mempunyai bakat.

Seorang wirausaha harus memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan, ketiga konsep ini saling mengisi dan memiliki keterkaitan satu sama lain. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh wirausaha seperti :

1). Pengetahuan mengenai usaha yang harus dimasuki atau dirintis dan lingkungan usaha yang ada.

2). Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab

3). Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.Sedangkan ketrampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya adalah: 1). Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko.

2). Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah. 3). Keterampilan dalam memimpin dan mengelola. 4). Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi, dan keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.Selanjutnya kompetensi yang harus dimiliki menurut Michael Harris (2000), bahwa wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individual meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan atau kegiatan. Kemampuan seseorang yang harus dimiliki dalam kewirausahaan :1). Kemampuan merumuskan tujuan hidup atau usaha. Dalam merumuskan tujuan hidup atau usaha diperlukan adanya perenungan dan koreksi, yang kemudian dibaca dan diamati berulang-ulang sampai dipahami apa yang menjadi kemauannya.2).Kemampuan memotivasi diri, yaitu untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang besar.

3). Kemampuan berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah orang lain, yang dilakukan berulang-ulang, sehingga menjadi terbiasa berinisiatif.

4). Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta) dan setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan atau kombinasi baru yang dapat dijadikan perangkat dalam menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat.5). Kemampuan membentuk material, sosial, dan intelektual.6). Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri, yaitu untuk selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan dan tidak menunda pekerjaan.7). Kemampuan mental yang dilandasi agama.8).Kemampuan membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik maupun menyakitkan.Cara Mudah untuk Mengenali Bakat Menurut kamus dan pendapat banyak ahli, bakat adalah anugrah yang berfungsi sebagai penyokong alami bagi seseorag yang memilikinya. Semacam kemampuan alami yang kita miliki, mulai dari berbagai jenis kreatifitas hingga atletisitas. Kita semua memilikinya, hanya saja seringkali dan kebanyakan dari kita tidak tahu bagaimana cara mengetahui apa talenta kita. Sesekali mungkin sesungguhnya bakat itu muncul tetapi kita tidak menangkapnya.

Siapapun yang mampu mengenali bakat tersembunyi, dia akan memasuki sumber daya mengagumkan yang bisa membantu dalam setiap aspek kehidupan termasuk aspek kewirausahaan. Apakah itu untuk menentukan jenis usaha yang paling tepat untuk dirintis, atau untuk mengembangkan bisnis yang telah dimulai, mungkin jawabannya ada diantara bakat tersembunyi tersebut. Ada pun cara Menemukan bakat tersembunyi jauh lebih sederhana antara lain seperti :1. Dengarkan orang lain

Dibandingkan diri sendiri, orang lain seringkali jauh lebih tahu dibandingkan anda. Besar kemungkinannya orang lain sudah pernah (bahkan berkali-kali) mengatakan bahwa anda sangat menguasai bidang tertentu. Hanya saja selama ini mungkin anda mengabaikannya tidak menganggap serius. Sekarang saatnya mulai mendengarkan.

2. Temukan sesuatu yang sangat mudah dilakukan Suatu saat mungkin anda melihat seseorang dengan jenis kelamin dan usia yang sama begitu kesulitan melakukan sesuatu, tetapi anda bisa melakukan aktifitas yang sama dengan super mudah. Lain waktu, anda menemukan orang lain perlu ambil kursus atau sekolah khusus untuk melakukan sesuatu tetapi anda bisa melakukan hal yang sama dengan sangat mudah tanpa kursus atau sekolah khusus. Berarti aktifitas tersebut adalah bakat tersembunyi anda.

3. Temukan sesuatu yang paling anda nikmati Bakat tersembunyi sering kali menunjukan dirinya sendiri ke permukaan. Mungkin majalah untuk topik atau komunitas penghobi tertentu yang tidak bisa anda lewatkan Atau suatu aktifitas yang sangat ingin anda lakukan tetapi selama ini tidak bisa dilakukan karena keterbatasan tertentu seperti waktu, biaya, atau alat. Besar kemungkinan aktifitas tersebut adalah bakat tersembunyi anda. Tidak ada jaminan pasti bahwa setiap yang anda sukai merupakan bakat tersembunyi anda, tetapi kerap ada diantaranya.

4. Temukan sesuatu yang sering anda bicarakanTopik tertentu yang anda sedang bicarakan yang anda sadari atau tidak, mungkin selalu menjadi topik anda. Suatu ketika mungkin anda membicarakan topik lain, tetapi ujung-ujungnya lari ke topik yang biasa anda bicarakan lagi. Bisa saja aktifitas yang ada dalam topik tersebut adalah bakat tersembunyi anda, atau setidaknya terkait.

5. Tanyakan pada orang lain

Dalam banyak hal, cara termudah dan tercepat untuk mengetahui sesuatu adalah dengan bertanya. Tanya pada siapapun yang anda pikir bisa dan bersedia memberikan penilaian yang obyektif. Tidak selalu orang terdekat pacar atau pasangan, bisa jadi mereka justru paling tidak obyektif. Minta mereka mengabaikan kebiasaan-kebiasaan buruk anda, yang anda butuhkan hanya kelebihan anda. Sebisa mungkin usahakan dengan pertanyaan langsung. Jika jumlah orang yang anda tanya cukup banyak, pasti ada sesuatu yang sering disebutkan. Anda boleh tersenyum, karena 90% itu adalah bakat tersembunyi anda.

BAB III

PENUTUP3.1 KesimpulanEntrepreneurship adalah segala hal yang berkaitan dengan sikap, tindakan dan proses yang dilakukan oleh para entrepreneur dalam merintis, menjalankan dan mengembangkan usaha mereka. Entrepreneurship merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.Pendidikan kejuruanmerupakan penyelenggaraan jalur pendidikan formal yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan tingkat menengah,yaitu: pendidikan menengah kejuruan yang berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi merupakan penyelenggaraan program pendidikan yang terkait erat dengan ketenagakerjaan.

Setiap bidang, pasti selalu mengaitkan keahlian seseorang dengan bakat. Jika seseorang mampu melakukan sesuatu hal dengan baik, maka orang tersebut akan berpendapat bahwa yang bersangkutan memang berbakat dalam bidang tersebut dan bisa di amplikasikan ke dalam jenis usaha maka orang tersebut akan sukses untuk mengembangkan bisnisnya, sedangkan jika sesorang tidak mampu menunjukan kualitas karyanya, maka orang akan berpendapat bahwa yang bersangkutan tidak mempunyai bakat.

Daftar Pustakahttp://e-journal.uajy.ac.id/492/3/2MTS01575.pdfhttp://www.academia.edu/6891575/KEWIRAUSAHAAN_Olehhttps://elqorni.wordpress.com/category/manajemen-bisnis/kewirausahaan manajemen-bisnis/http://vokasi.ub.ac.idhttp://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=104804http://sandiasagede.blogspot.com/2013/03/kewirausahaan.htmlhttp://edukasi.kompasiana.com/2011/04/23/cara-mudah-untuk-mengenali-bakat-tersembunyi-anda-358976.html10