kewenangan absolut pengadilan agama dalam...

103
KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM MEMUTUS PERKARA PERBUATAN MELAWAN HUKUM (Analisis Putusan Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg, Putusan Nomor 097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan Putusan Nomor 689 K/Ag/2018) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: NOVIA YULIANTI NIM: 11150440000097 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 24-May-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM

MEMUTUS PERKARA PERBUATAN MELAWAN HUKUM

(Analisis Putusan Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg, Putusan Nomor

097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan Putusan Nomor 689 K/Ag/2018)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

NOVIA YULIANTI

NIM: 11150440000097

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1441 H/2020 M

Page 2: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam
Page 3: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam
Page 4: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam
Page 5: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

v

ABSTRAK

Novia Yulianti. NIM 11150440000097. Kewenangan Absolut Pengadilan Agama

Dalam Memutus Perkara Perbuatan Melawan Hukum (Analisis Putusan Nomor

1809/Pdt.G/2016/PA.Srg, Putusan Nomor 0097/Pdt.G/201/PTA.Btn dan Putusan

Nomor 689 K/Ag/2018). Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 1441H/2020 M. (xv halaman, 85 halaman).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertimbangan hakim dalam

memutus perkara Perbuatan Melawan Hukum pada Putusan Nomor

1809/Pdt.G/2016/PA.Srg.Putusan Nomor 097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan Putusan

Nomor 689 K/Ag/2018 serta mengetahui sudut pandang hukum positif dan hukum

Islam mengenai hak istri pasca perceraian akibat cerai talak.

Jenis penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan judicial

case study, penelitian ini memakai pendekatan perundang-undangan dengan

teknik pengumpulan data menggunakan riset kepustakaan serta penelusuran

dokumen Putusan Pengadilan Agama Serang, Pengadilan Tinggi Agama Banten

dan Putusan Kasasi Mahkamah Agung.

Hasil penelitian pada putusan ini ditemukan fakta-fakta mantan suami

telah lalai dalam memberikan biaya penghidupan untuk mantan istri dan anak-

anaknya, maka pertimbangan majelis hakim tingkat pertama dan tingkat banding

telah mewujudkan keadilan yang substantif dengan menyatakan hasil pemotongan

sepertiga gaji Penggugat tidak patut dikembalikan, sebagai konpensasi nafkah

mut‟ah yang makruf. Mantan suami wajib memberikan nafkah pasca perceraian

akibat cerai talak berdasarkan ketentuan perundang- undangan yang berlaku yaitu,

Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan sebagai perubahan

atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pada Pasal 41 huruf b dan c,

kemudian diatur secara rinci oleh Kompilasi Hukum Islam Pasal 149. Dalam segi

kewenangan setelah terjadi perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 menjadi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama,

Pengadilan Agama dapat memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara

perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan

dalam kasus ini, beralas gugatan perbuatan melawan hukum terkait pemotongan

sepertiga gaji Penggugat, maka majelis hakim tingkat kasasi telah tepat

menyatakan perkara ini bukanlah kewenangan dari Pengadilan Agama, melainkan

kewenangan absolut Pengadilan Negeri serta gugatan Penggugat tidak dapat

diterima (N.O).

Kata Kunci : Nafkah, Perceraian, Perbuatan Melawan Hukum

Pembimbing : Dr. Nahrowi, S.H, M.H.

Daftar Pustaka : 1986 s/d 2019 M

Page 6: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam

yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kewenangan Pengadilan Agama Dalam

Memutus Perkara Perbuatan Melawan Hukum (Pada Putusan Nomor

1809/Pdt.G/2016/PA.Srg)”. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya menuju jalan yang

lurus dan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Dalam penyelesaian skripsi ini banyak rintangan dan hambatan yang datang

silih berganti. Namun, berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak maka

peneliti dapat melewati semuanya, tentunya dengan izin yang Maha Kuasa. Oleh

karena itu, peneliti merasa perlu mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, M.A., Rektor Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berikut para Wakil

Dekan I, II dan III Fakultas Syariah dan Hukum.

3. Dr. Mesraini, M.Ag., dan Ahmad Chairul Hadi, M.A., Ketua Program Studi

Hukum Keluarga dan Sekretaris Program Studi Hukum Keluarga Fakultas

Syariah dan Hukum, yang selalu memberikan semangat dan arahan kepada

penulis.

4. Dr. Nahrowi,S.H,M.H., Dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing,

mengarahkan serta memberikan masukan, kritik dan saran serta motivasi

kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Kedua orang tua, Bapakku tersayang Memed Maulana dan mamahku tercinta

Eti Herayati, yang selalu tiada hentinya mendo‟akan ku dan tiada hentinya

menyemangatiku agar terus berusaha tanpa mengeluh, kemudian teruntuk

jagoanku yaitu adik ku satu-satunya Ahmad Alfin yang selalu memberikan

Page 7: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

vii

hiburan disaat penulis merasa jenuh. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

skrispi ini dengan penuh semangat.

6. Teruntuk nenekku yang terus mendoakan ku supaya semua proses apapun itu

dalam hal menyelesaikan skripsi ini dilalui dan berjalan dengan baik.

7. Sahabat-sahabatku Novia Dwi Putri Utami, Dede Siti Nurhasanah, Ladina

Rosalinda, Imamah terimakasih telah membantu penulis menemukan solusi,

menemani dan menghibur penulis disaat penulis merasa terpuruk dan sampai

kepada titik kelulusan. Kemudian Iis Sholehah, Dina Rahayu, Asma Hana

Aushof, Devy Nurul Septiani, Halimatusa‟adah dan Desi Widayanti,

terimakasih telah mengukir kisah bersama penulis sejak awal perkuliahan

hingga bersama-sama menyusun skripsi ini.

8. Sahabat sahabat KKNku Tasya devy Rosaliana, Fatimatul Hasanah, Prastiwi

yang terus memberikan motivasi, dukungan, hiburan kepada penulis.

Sehingga penulis tidak merasa jenuh saat menyusun skripsi ini.

9. Sahabatku Afifah Nur Fadhillah terimakasih telah menjadi sahabat yang

senantiasa menemani serta memotivasi penulis untuk menemukan sumber

data penelitian, dengan menelusuri berbagai perpustakaan.

10. Muhamad Fahmi Nur Udiansyah, yang selalu menemani penulis, memberikan

semangat serta menghibur penulis dengan caranya yang manis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Teh Nurul Komala, telah memberika doa serta motivasi penulis dan

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini dikala kesulitan.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas jasa-jasa

mereka, kebaikan mereka serta melindungi mereka baik di dunia maupun di

akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat membawa keberkahan dan manfaat bagi

para pembaca. Walaupun masih jauh dari kata sempurna, karena kesempurnaan

hanya milik Allah SWT.

Jakarta, 20 Januari 2020

Novia Yulianti

Page 8: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Hal yang dimaksud dengan transliterasi adalah alih aksara dari tulisan

asing (terutama Arab) ke dalam tulisan Latin. Pedoman ini diperlukan terutama

bagi mereka yang dalam teks karya tulisnya ingin menggunakan beberapa istilah

Arab yang belum dapat diakui sebagai kata bahasa Indonesia atau lingkup masih

penggunaannya terbatas.

a. Padanan Aksara

Berikut ini adalah daftar akasara Arab dan padanannya dalam aksara

Latin:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak Dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts te dan es ث

J Je ج

h} ha dengan garis bawah ح

Kh ka dan ha خ

D De د

Dz de dan zet ذ

R Er ر

Z Zet س

Page 9: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

ix

S Es س

Sy es dan ye ش

s} es dengan garis bawah ص

d} de dengan garis bawah ض

t} te dengan garis bawah ط

z} zet dengan garis bawah ظ

koma terbalik diatas hadap „ ع

kanan

Gh ge dan ha غ

F Ef ف

Q Qo ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ه

Apostrop „ ء

Y Ya ي

Page 10: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

x

b. Vokal Pendek dan Vokal Panjang

Vokal Pendek Vokal Panjang

_____ ______ = a ىا = a>

_____ ______ = i ىي = i>

_____ ______ = u ىو = u>

c. Diftong dan Kata Sandang

Diftong Kata Sandang

al = )ال( ai = __ أ ي

al-sh = )الش( aw = __ أ و

-wa al = )وال(

d. Tasydid (Syaddah)

Dalam alih aksara, syaddah atau tasydid dilambangkan dengan huruf,

yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah. Tetapi, hal ini

tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah

kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya: al-Syuf‟ah,

tidak ditulis asy-syuf‟ah

e. Ta Marbutah

Jika ta marbutah terdapat pada kata yang berdiri sendiri (lihat contoh 1)

atau diikuti oleh kata sifat (na‟t) (lihat contoh 2), maka huruf ta marbûtah

tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h” (ha). Jika huruf ta marbûtah

Page 11: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

xi

tersebut diikuti dengan kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihasarakan

menjadi huruf “t” (te) (lihat contoh 3).

Kata Arab Alih Aksara

syarî „ah شزيعة

al- syarî „ah al-islâmiyyah الشزيعة اإلسال مية

Muqâranat al-madzâhib مقارنة المذا هة

Beberapa ketentuan lain dalam EYD juga dapat diterapkan dalam alih

aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring atau cetak tebal.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama yang berasal dari dunia

Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meski akar kara nama

tersebut berasal dari Bahasa Arab. Misalnya: Nuruddin al-Raniri, tidak ditulis

Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

Istilah keislaman (serapan): istilah keislaman ditulis dengan

berpedoman kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagai berikut contoh:

No Transliterasi Asal Dalam KBBI

1 Al-Qur‟an Alquran

2 Al-Hadisth Hadis

3 Sunnah Sunah

4 Nas Nas

5 Tafsir Tafsir

Page 12: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

xii

6 Fiqh Fikih

Dan lain-lain (lihat KBBI)

Page 13: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Identifikasi, Pembatasan, Perumusan Masalah .......................................... 5

1. Identifikasi masalah ................................................................................... 5

2. Pembatasan Masalah ................................................................................ 5

3. Perumusan Masalah .................................................................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

1. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

2. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

D. Tinjauan Kajian Terdahulu .......................................................................... 7

E. Kerangka Teori Dan Konsepsi ................................................................... 10

F. Metode Penelitian ......................................................................................... 12

1. Pendekatan Penelitian .............................................................................. 12

2. Jenis Penelitian ......................................................................................... 13

3. Sumber Data ............................................................................................. 13

4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 14

5. Analisis Data............................................................................................. 14

6. Teknik Penulisan ...................................................................................... 15

Page 14: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

xiv

G. Sistematika Penulisan .................................................................................. 15

BAB II KEWENANGAN BADAN PERADILAN, PERKARA PERBUATAN

MELAWAN HUKUM DAN NAFKAH PASCA PERCERAIAN .................. 17

A. Kewenangan atau Kompetensi Peradilan Agama .................................... 17

1. Pengertian Kewenangan .......................................................................... 17

2. Ruang Lingkup Kewenangan Peradilan Agama .................................. 18

3. Gugatan – Gugatan Dalam Pengadilan Agama .................................... 21

B. Kewenangan atau Kompetensi Peradilan Umum ..................................... 25

1. Ruang Lingkup Kewenangan Peradilan Negeri ................................... 25

2. Gugatan – Gugatan Dalam Peradilan Negeri ....................................... 28

C. Perbuatan Melawan Hukum ........................................................................ 29

1. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum ................................................ 29

2. Bentuk – Bentuk Perbuatan Melawan Hukum .................................... 31

3. Unsur-Unsur Pebuatan Melawan Hukum ............................................. 33

D. Hak Mantan Istri Pasca Perceraian Akibat Cerai Talak .......................... 36

1. Nafkah Pasca Perceraian ......................................................................... 36

2. Kadar Pemberian Nafkah Pasca Perceraian. ........................................ 38

E. Penerapan Tujuan Hukum Dalam Putusan Hakim ................................... 39

1. Asas Kepastian Hukum (Rechtmatigeheid) .......................................... 40

2. Asas Keadilan (Gerectigheit) ................................................................. 41

3. Asas Kemanfaatan (Zwechmatigheid) ................................................... 43

BAB III DESKRIPSI PERKARA PERBUATAN MELAWAN HUKUM

DALAM PENGADILAN AGAMA, PENGADILAN TINGGI AGAMA DAN

MAHKAMAH AGUNG ..................................................................................... 45

A. Putusan Pengadilan Agama Serang Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg 45

1. Kronologi Perkara .................................................................................... 45

2. Pertimbangan Hakim ............................................................................... 48

3. Amar Putusan ........................................................................................... 51

B. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Banten Nomor

0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn ............................................................................... 52

Page 15: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

xv

1. Kronologi Perkara .................................................................................... 52

2. Pertimbangan Hakim ............................................................................... 54

3. Amar Putusan ........................................................................................... 55

C. Putusan Kasasi Nomor 689 K/Ag/2018 .................................................... 55

1. Kronologi Perkara .................................................................................... 55

2. Pertimbangan Hakim ............................................................................... 56

3. Amar Putusan ........................................................................................... 56

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SERANG DALAM

PERKARA PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERKAIT NAFKAH

PASCA PERCERAIAN ...................................................................................... 58

A. Pertimbangan hakim dalam memutus perkara perbuatan melawan

hukum pada Putusan Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg, Putusan Nomor

097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan Putusan Nomor 689 K/Ag/2018. ................ 58

B. Analisis hukum mengenai hak istri pasca perceraian pada Putusan

Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg Putusan Nomor 097/Pdt.G/2017/PTA.Btn

dan Putusan Nomor 689 K/Ag/2018. .............................................................. 71

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 83

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 86

Page 16: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Percecokan yang terjadi antara suami dan istri dalam kehidupan

rumah tangga, sampai sulit bagi mereka untuk mempertahankan keutuhan

rumah tangganya, sehingga sampai kepada titik perceraian yang

mengakibatkan putusnya perkawinan diantara suami dan istri. Didasari

dengan alasan-alasan yang melatarbelakangi adanya perceraian baik suami

ataupun pihak istri dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama

berdasarkan prosedur undang-undang yang berlaku. Apabila permohonan

cerai talak yang telah diajukan, dikabulkan oleh pengadilan dan

diputuskannya perkawinan memiliki akibat hukum yang mengikat pihak

mantan suami dan mantan istri. Kewajiban mantan suami akibat cerai talak

dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 149, diantaranya memberikan nafkah

mut‟ah, memberikan nafkah „iddah, melunasi mahar yang masih terhutang

dan memberikan biaya hadhanah untuk anak yang belum mencapai 21

tahun. Kewajiban mantan istri setelah jatuh talak yaitu melaksanakan

„iddah menjaga dirinya dan tidak langsung menerima pinangan orang lain

selama waktu yang telah ditentukan.1

Terkait kewajiban tersebut, apabila dilaksanakan dengan baik dan

tepat waktu dalam memberikannya, maka tidak ada masalah dikemudian

hari. Penulis akan menjelaskan kronologi permasalahan pada Putusan

Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg, bermula pada tahun 2010 dalam gugatan

sebelumnya Sunardi Wagiyono selaku Penggugat, mengajukan perceraian

kepada Pengadilan Agama Serang terhadap Sri Purwati selaku Tergugat.

Dalam perceraian Nomor 788/Pdt.G/2009/PA.Srg Penggugat diwajibkan

untuk membayar nafkah „iddah sebesar Rp. 3.000.000 dan Nafkah Mut‟ah

sebesar Rp. 9.000.000 kepada Tergugat. Penggugat hanya melunasi nafkah

1 Moh Ali Wafa, Hukum Perkawinan Di Indonesia: Sebuah Kajian dalam Hukum Islam

dan Hukum Materil, (Tangerang: YASMI, 2018), h., 286-287.

Page 17: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

2

„iddah dan baru membayar mut‟ah sebesar Rp. 5.000.000. nafkah mut‟ah

belum dilunasi sampai akhirnya tahun 2012 Penggugat menemukan bukti

pemotongan gaji Penggugat setiap bulannya yang dilakukan oleh Tergugat

dan Turut Tergugat, pemotongan tersebut berlandasan Peraturan

Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah Nomor 45

Tahun 1990 Pasal 8 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai

Negeri Sipil. Namun, ternyata PT. Krakatau Steel tidak memakai peraturan

pemerintah tersebut. Pemotongan tersebut berlangsung hingga tahun 2016,

mencapai total sebesar Rp. 97.768.911. Merasa tidak terima dan dirugikan

dengan pemotongan tersebut Penggugat mengajukan gugatan Perbuatan

Melawan Hukum (PMH) ke Pengadilan Agama Serang, supaya majelis

hakim menghentikan pemotongan gaji yang dilakukan oleh Tergugat dan

Turut Tergugat, serta mengembalikan sisa pemotongan gaji tersebut

karena hutang nafkah mut‟ah hanya sebesar Rp. 4.000.000.

Berdasarkan kronologi pada kasus di atas, melihat sistem

pembagian lingkungan peradilan dalam amandemen Pasal 24 ayat (2)

UUD 1945 dan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor. 14 tahun 1970

sebagaimana diubah dengan Undang - Undang Nomor 35 Tahun 1999 dan

diganti dengan Pasal 2 jo Pasal 10 ayat (2) Undang - Undang Nomor 4

Tahun 2004 kekuasaan kehakiman (Judicial power) yang berada di bawah

Mahkamah Agung dilakukan serta dilaksanakan oleh beberapa lingkungan

peradilan diantaranya Peradilan Agama, Peradilan Umum, Peradilan

Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara.2

Peradilan Agama merupakan badan Peradilan di Indonesia yang

tepat untuk menaungi serta menangani perkara perdata tertentu bagi orang-

orang Islam. Dalam hal ini, kewenangan peradilan agama terdiri atas

kewenangan relatif dan kewenangan absolut. Kewenangan relatif peradilan

agama merujuk pada Pasal 118 HIR atau pasal 142 R.Bg jo Pasal 66 dan

2 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), h., 180

Page 18: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

3

Pasal 73 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.3

Ditegaskan dalam bentuk cerai talak pada prinsipnya ditentukan oleh

faktor kediaman Termohon.4 Sedangkan kewenangan absolut Peradilan

Agama merujuk kepada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang

membawa pengaruh besar terhadap keberadaan Peradilan Agama di

Indonesia yang kemudian terjadi perubahan mendasar dengan adanya

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006. Perubahan yang terdapat dalam

undang-undang tersebut adalah mengenai kompetensi absolut Pengadilan

Agama yang terdiri atas 42 perubahan diantaranya, perluasan wewenang

Pengadilan Agama untuk menangani permasalahan zakat, infak serta

wewenang Pengadilan Agama menangani permasalahan dibidang ekonomi

syariah.5

Ruang lingkup peradilan agama berkuasa atas perkara-perkara

tertentu yang masuk dalam batas-batasan kewenangan absolut Peradilan

Agama itu sendiri, yang menyatakan bahwa : “Peradilan Agama

merupakan salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat

pencari keadilan yang beragama islam mengenai perkara-perkara tertentu

yang diatur dalam pasal 49 ayat (1) Undang - Undang Nomor 3 Tahun

2006, yaitu bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infak,

sedekah, dan ekonomi syariah yang masing-masing kewenangan dari

perkara tersebut akan dibahas dalam pembahasan selanjutnya.”6

Kemudian Pengadilan Negeri kedudukannya masuk ke dalam

lingkungan Peradilan Umum, yang bertugas dan berwenang memeriksa,

memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat

3 Sulaikun Lubis dkk, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia (Jakarta:

Kencana, 2005), h., 107. 4 Sulaikun Lubis dkk, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia (Jakarta:

Kencana, 2005), h., 109. 5 Zulkarnaen dan Dewi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia,

(Bandung: CV Pustaka Setia, 2017),h,.73. 6 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 yang telah diubah menjadi Undang-Undang

Nomor. 3 tahun 2006 Pasal 2.

Page 19: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

4

pertama.7 Pengadilan Negeri hanya berada pada wilayah tertentu sebagai

kewenangan relatif, tepatnya berkedudukan di Kotamadya atau Ibukota

Kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah Kotamadya atau

Kabupaten yang bersangkutan. Hal tersebut merujuk kepada ketentuan

Pasal 118 HIR (Pasal 142 RBG).8 Berdasarkan kewenangan absolut

Pengadilan Negeri berwenang atas perkara pidana dan perkara perdata

yang terbatas pada perdata umum dan niaga.9

Majelis hakim tingkat pertama menerima gugatan Penggugat

sebagian, serta memutus bahwa Tergugat dan Turut Tergugat terbukti telah

melakukan perbuatan melawan hukum (PMH).10

Tidak cukup puas dengan

putusan tersebut, Penggugat mengajukan upaya hukum banding dengan

Nomor Putusan 0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn, dengan amar putusan yang

menyatakan menguatkan putusan Pengadilan Agama Serang Nomor

1809/Pdt.G/2016/PA.Srg.11

Perkara tersebut naik dalam upaya hukum

biasa, Tergugat dan Turut Tergugat mengajukan kasasi dengan Nomor 689

K/Ag/2018, dengan amar putusan menyatakan membatalkan putusan

Pengadilan Tinggi Agama Banten salah menerapkan hukum dan

menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (N.O).12

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis melihat ada

permasalahan yang menarik untuk dikaji. Dalam hal ini, akan dijelasakan

mengenai kewenangan absolut Pengadilan Agama terkait kasus nafkah

pasca perceraian sehingga menimbulkan Perbuatan Melawan Hukum,

untuk itu penulis akan menganalisis dalam bentuk skripsi yang berjudul

“KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM

MEMUTUS PERKARA PERBUATAN MELAWAN HUKUM (Analisis

7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 49 Tahun 2009 Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, Pasal 50. 8 Sulaikun Lubis dkk, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia (Jakarta:

Kencana, 2005), h., 191-192. 9 Sulaikun Lubis dkk, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia, h., 182.

10 Salinan Putusan Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg.

11 Salinan Putusan Nomor 0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn.

12 Salinan Putusan Nomor 689 K/Ag/2018.

Page 20: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

5

Putusan Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg, Putusan Nomor

097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan Putusan Nomor 689 K/Ag/2018)”

B. Identifikasi, Pembatasan, Perumusan Masalah

1. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah terpaparkan di atas, maka

dapat diindentifikasi beberapa masalah dalam skripsi penelitian ini,

diantaranya:

1. Ketentuan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) berdasarkan undang-

undang.

2. Kewenangan absolut Pengadilan Agama berdasarkan undang-undang

Peradilan Agama.

3. Kewenangan Pengadilan Negeri pada kasus Perbuatan Melawan

Hukum (PMH).

4. Perbuatan Melawan Hukum (PMH) dapat diajukan ke Pengadilan

Agama.

5. Hak istri pasca perceraian menurut undang-undang dan hukum Islam

6. Pertimbangan hakim tingkat pertama dalam memutus perkara

Perbuatan Melawan Hukum (PMH) pada Putusan Nomor

1809/Pdt.G/2016/PA.Srg.

7. Pertimbangan hakim tingkat banding dalam memutus perkara

Perbuatan Melawan Hukum (PMH) pada Putusan Nomor

0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn.

8. Pertimbangan hakim tingkat kasasi dalam memutus perkara Perbuatan

Melawan Hukum (PMH) pada Putusan Nomor 689 K/Ag/2018.

2. Pembatasan Masalah

Supaya penulis lebih terarah dan menghindari kemungkinan

menyimpang atau terlalu meluas, maka sesuai dengan identifikasi

masalah dengan berfokus pada kewenangan absolut Pengadilan Agama

Serang, dengan menganalisis Putusan Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg,

Page 21: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

6

Putusan Nomor 097/Pdt.G/201/PTA.Btn dan Putusan Nomor 689

K/Ag/2018 terhadap kasus Perbuatan Melawan Hukum (PMH).

3. Perumusan Masalah

Dalam paparan batasan masalah di atas, untuk lebih

mempermudah maka dapat dirinci beberapa rumusan masalah, sebagai

berikut:

1. Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutus perkara perbuatan

melawan hukum pada Putusan Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg

Putusan Nomor 097/Pdt.G/201/PTA.Btn dan Putusan Nomor 689

K/Ag/2018?

2. Bagaimana analisis hukum mengenai hak istri pasca perceraian pada

Putusan Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg Putusan Nomor

097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan Putusan Nomor 689 K/Ag/2018?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pertimbangan hakim dalam memutus perkara Perbuatan

Melawan Hukum pada putusan Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg.

Putusan Nomor 097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan Putusan Nomor 689

K/Ag/2018.

2. Mengetahui sudut pandang hukum positif dan hukum Islam mengenai

hak istri pasca perceraian akibat cerai talak.

2. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan serta sumber

bacaan bagi peneliti selanjutnya di masa yang akan datang mengenai

kewenangan absolut peradilan agama khususnya menangani perkara

Page 22: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

7

Perbuatan Melawan Hukum (PMH). Selain itu memperluas

pengetahuan mengenai hak nafkah istri pasca perceraian.

2. Secara Praktis

a. Bagi Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Hukum Keluarga

(Akhwal As-Syakhshiyyah), penelitian ini sebagai wujud

kontribusi penulis dalam memberikan tambahan karya ilmiah.

b. Bagi institusi pengadilan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan pertimbangan dan masukan yang positif terutama kepada

para majelis hakim supaya lebih teliti dan semaksimal mungkin

memberikan putusan yang berkepastian hukum, adil serta

bermanfaat untuk para pihak.

D. Tinjauan Kajian Terdahulu

Studi mengenai kewenangan absolut Pengadilan Agama dalam

perkara perbuatan melawan hukum terhadap pemotongan gaji pegawai

tidak banyak menemukan dalam penelitian sebelumnya, namun terdapat

beberapa penelitian yang hampir mendekati topik yang dibahas,

diantaranya:

Sarjono (2011). Melakukan studi putusan yang berfokus kepada

kewenangan absolut peradilan agama dalam memutuskan sertifikat hak

milik atas tanah tidak berkekuatan hukum tetap. Titik masalah dalam

perkara ini adalah tanah tersebut merupakan objek sengketa waris. Ahli

waris (Penggugat) mengajukan gugatan pembatalan sertifikat kepada

Pengadilan Agama Tebing Tinggi dikarenakan Kadir (Tergugat) tidak

berhak atas tanah tersebut, karena tanah tersebut merupakan harta waris

dari kedua orang tuanya. Sedangkan Tergugat bukanlah termasuk ahli

waris kedua orang tua mereka. Namun seharusnya badan peradilan yang

berwenang mengadili perkara dengan objek gugatan sertifikat hak atas

tanah adalah Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara. 13

Karena

13

Catur Muhammad Sarjono, “Analisis Hukum Putusan Pengadilan Agama Yang

memutuskan Sertifikat Hak Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Studi Kasus Putusan

Page 23: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

8

keputusan penerbitan sertifikat hak atas tanah berhak dikeluarkan oleh

Badan Pertanahan Nasional, dimana BPN merupakan jabatan tata usaha

negara, sehingga jika ada sengketa terhadap sertifikat hak atas tanah yang

berhak memeriksa dan mengadili adalah Peradilan Tata Usaha Negara.

Persamaan antara penelitian di atas dengan penulis, yaitu

menganalisis putusan hakim yang berkaitan dengan kewenangan absolut

Peradilan Agama. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang

akan penulis bahas adalah dalam studi putusan ini perkara mengenai

perbuatan melawan hukum akibat dari pemotongan sepertiga gaji pegawai

yang diajukan ke Pengadilan Agama Serang bahkan Pengadilan Agama

mengadili dan memutus perkara tersebut. Sebagaimana diketahui perkara

perbuatan melawan hukum dapat ditangani oleh Pengadilan Agama

sebatas perkara ekonomi syariah, perkara yang penulis analisis lebih tepat

diselesaikan dalam Peradilan Umum.

Afandi (2014). Melakukan studi putusan berfokus kepada gugatan

rekonpensi yang diajukan ke Pengadilan Agama Malang oleh mantan istri

terhadap mantan suaminya yang bekerja sebagai guru Pegawai Negeri

Sipil, supaya mantan suami melaksanakan kewajiban Peraturan

Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 Pasal 8 ayat 1 dan 2 mengenai

penyerahan gaji untuk penghidupan bekas istri dan anak-anaknya sebesar

sepertiga untuk istri dan sepertiga untuk suami. Namun, dalam putusan ini

majelis hakim merasa di Pengadilan Agama tidak merasa terikat dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 Pasal 8 tentang izin

perkawinan dan perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil, sehingga ada

Pengadilan Agama Tebing Tinggi Nomor 52/Pdt.G/2008/PA.TTD jo Putusan Pengadilan Tinggi

Agama Sumatra Utara Nomor 145/Pdt.G/2008/PTA.MDN)”, Mahasiswa Fakultas Hukum,

Universitas Sumatra Utara, 2011.

Page 24: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

9

penolakan hakim atas pembagian gaji Pegawai Negeri Sipil pasca

perceraian tersebut.14

Persamaan antara penelitian di atas dengan penulis, sama-sama

menyinggung nafkah pasca perceraian Negeri Sipil yang diajukan ke

Pengadilan Agama. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang

akan penulis bahas adalah dalam studi putusan yang penulis analisis ini

berkaitan dengan kelalaian nafkah yang dilakukan Penggugat, yang

berakibat terjadinya Perbuatan Melawan Hukum sebagai akibat dari

pemotongan sepertiga gaji pegawai yang dilakukan Tergugat, dimana

dalam putusan Penggugat selaku Pegawai Badan Usaha Milik Negara

tidak menerapkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 kemudian

diajukan perkara tersebut ke Pengadilan Agama Serang.

Malik (2016). Melakukan studi putusan yang berfokus kepada

perbuatan melawan hukum yang berakhir dengan perdamaian. Titik

masalah dalam kasus ini adalah Tergugat tidak mau mengembalikan

sertifikat tanah milik Penggugat yang telah membayar lunas hutangnya

kepada Tergugat. Putusan perdamaian PN. Boyolali perkara Nomor

34/Pdt.G/2014 isinya tidak bertentangan dengan hukum dan kedua belah

pihak juga sepakat mengakhiri perkara tersebut dengan perdamaian.15

Persamaan antara penelitian di atas dengan penulis, membahas

perkara perbuatan melawan hukum. Perbedaan penelitian di atas dengan

penelitian yang akan penulis bahas adalah dalam segi nafkah pasca

perceraian akibat cerai talak dan kewenangan absolut Peradilan Agama,

dalam menangani perkara Perbuatan Melawan Hukum dalam pemotongan

sepertiga gaji pegawai yang diajukan ke Pengadilan Agama Serang.

14

Ahmad Rizal Afandi, “Analisis Yuridis Terhadap Penolakan Hakim atas Gaji Pegawai

Negeri Sipil Pasca Perceraian”, Mahasiswa Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam

Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2014. 15

Muh Reyhan Malik, “Kajian Putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor 34/Pdt.G/2014

Tentang Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Yang Berakhir Dengan Perdamaian”, Mahasiswa

Fakultas Hukum, Universitas Slamet Riyadi Surkarta, 2016.

Page 25: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

10

Sebagaimana yang diketahui perkara Perbuatan Melawan Hukum dapat

menjadi kewenangan Peradilan Agama sebatas perkara ekonomi syariah.

Ardiansyah (2017). Melakukan studi putusan yang berfokus kepada

sengketa tanah akibat perbuatan melawan hukum. Titik permasalahan

dalam kasus ini adalah penggugat mengajukan gugatan kepada Pengadilan

Agama Negeri terhadap Tergugat I dan Tergugat II. Penggugat berdalil

bahwa Tergugat I dan Tergugat II telah menguasai tanah secara melawan

hukum dan membangun rumah diatas tanah yang bukan hak miliknya.16

Persamaan antara penelitian di atas dengan penulis, membahas

perkara Perbuatan Melawan Hukum. Perbedaan penelitian di atas dengan

penelitian yang akan penulis bahas adalah dalam segi kewenangan absolut

Peradilan Agama, yang mengadili serta memutus perkara perbuatan

Melawan Hukum tentang pemotongan sepertiga gaji pegawai yang

dilakukan Tergugat, dimana dalam perusahaan Penggugat tidak

menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983. Serta

menyinggung pula permasalahan nafkah pasca perceraian akibat cerai

talak.

E. Kerangka Teori Dan Konsepsi

Kerangka teori adalah suatu kumpulan teori dan model dari

literatur yang menjelaskan hubungan dalam masalah tertentu. Membangun

suatu kerangka teoritis dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk

menggambarkan dan menjelaskan satu fenomena atau kejadian ataupun

perilaku17

. Kemudian membangun kerangka teoritis dan melakukan telaah

pustaka merupakan satu tahap dalam proses penelitian dan menjadi elemen

penting dalam format rencana penelitian yang dibuat.

16

Sadad Ardiansyah, “Sengketa Tanah Akibat Perbuatan Melawan Hukum Pasal 1365 KUH

Perdata (Studi putusan Nomor 45/1999/Pdt.G/PN.Dmk)”, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Sultan Agung Semarang, 2017. 17

Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Unpar Press, 2006), h., 84.

Page 26: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

11

Guna memberi kejelasan pada penelitian ini, penulis menggunakan

teori tujuan hukum, hakim dalam proses peradilan memiliki tanggung

jawab yang besar terhadap masyarakat dengan melahirkan putusan putusan

berlandaskan tujuan hukum. Menurut Gustav Radbruch, tujuan hukum

harus mengandung tiga nilai identitas:

a. Asas Keadilan Hukum (Gerectigheit) yang meninjau sudut pandang

filosofis.

b. Asas Kemanfaatan Hukum (Zwechmatigheid) yang meninjau dari sudut

pandang sosiologis.

c. Asas Kepastian Hukum (Rechtmatigheid) yang meninjau dari sudut

pandang yuridis.18

Kepastian hukum, menyediakan aturan-aturan hukum yang jelas

dan konsisten yang dibuat oleh kekuasaan negara, maka para instansi

penguasa diharuskan untuk patuh dan tunduk dalam aturan tersebut.

Dalam sudut pandang kepastian hukum ini, menilai hakim harus mencari

dan menyesuaikan undang-undang yang berkaitan dengan perkara yang

sedang dihadapi, sehingga menjamin hukum tersebut dijalankan.

Keadilan, putusan pengadilan tentunya harus sesuai dengan hukum

karena hakim harus mengadili berdasarkan hukum namun putusan juga

harus mengandung keadilan, objektif dan tidak memihak.19

Keadilan yang

dimaksud sedapat mungkin keadilan substansial, bukan keadilan formal,

dimaknai dengan keadilan yang riil diterima dan dirasakan para pihak.20

Kemanfaatan, berkaitan dengan manfaat yang diperoleh dari

putusan atau tindakan yang dibuat pemerintah. Dapat diartikan pula

sebagai optimalisasi dari tujuan sosial dari hukum, setiap hukum di

18

Hardi Munte, Model Penyelesaiian Sengketa Administrasi Pilkada, (Jakarta: Puspantara,

2017), h., 27. 19

Herri Swantoro, Harmonisasi Keadilan dan Kepastian Dalam Peninjauan Kembali,

(Depok: Prenadamedia Group, 2017), h., 21. 20

Margono, Asas Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian Hukum Dalam Putusan Hakim,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2019), h.,110

Page 27: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

12

samping untuk mewujudkan ketertiban sebagai tujuan akhir, juga

mempunyai tujuan sosial tertentu, yaitu kepentingan yang keinginan untuk

diwujudkan oleh hukum, baik berasal dari perorangan, masyarakat

maupun negara.21

Di samping itu, konsepsi yang digunakan diantaranya, Pertama,

ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata, mengenai perbuatan melawan hukum

yang dapat dituntut penggantian kerugian apabila telah memenuhi unsur –

unsur diantaranya :

a. Perbuatan itu melawan hukum

b. Perbuatan itu menimbulkan kerugian

c. Terdapat unsur kesalahan

d. Perbuatan itu terdapat hubungan kausal (sebab-akibat)22

Kedua, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Pasal 49 ayat (1)

tentang Kewenangan Peradilan Agama. Ketiga, Undang-Undang Nomor

49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum. Keempat, Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2019 atas perubahan dari Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan. Kelima, Kompilasi Hukum Islam (KHI).

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini memakai pendekatan perundang-undangan (Statute

Approach). Melalui pendekatan ini, penulis dapat mengkaji serta

menganalisis putusan Pengadilan Agama Serang dengan Nomor putusan

1809/Pdt.G/2016/PA/Srg, Putusan Nomor 0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan

Putusan Nomor 689 K/Ag/2018) di telaah dengan hukum tertulis yang

terkait dengan Peraturan Perundang-undangan tentang Kewenangan

Peradilan Agama yaitu Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006,

21

Margono, Asas Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian Hukum Dalam Putusan Hakim, h.,

111 22

P.N.H Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2015), h., 304-305.

Page 28: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

13

Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yaitu Pasal 1365 KUH Perdata,

Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum,

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 atas perubahan dari Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi

Hukum Islam (KHI) Pasal 149.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dengan

Judicial case study. Studi pada putusan Pengadilan Agama Serang yang

berhubungan dengan kewenangan absolut Pengadilan Agama Nomor

1809/Pdt.G/2016/PA.Srg, Putusan Nomor 0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan

Putusan Nomor 689 K/Ag/2018, terkait perkara Perbuatan Melawan

Hukum, Peraturan Perundang-undangan tentang Kewenangan Peradilan

Agama yaitu Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, Undang-

Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum, Perbuatan

Melawan Hukum (PMH) yaitu Pasal 1365 KUH Perdata Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2019 atas perubahan dari Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam (KHI).

3. Sumber Data

Data sekunder yang dijadikan rujukan penulis dalam menyusun

skripsi ini adalah :

a) Bahan hukum primer, merupakan data orisinil atau bahan-bahan

hukum yang mengikat topik yang diteliti, yaitu terdiri dari undang-

undang23

diantaranya :

1) Putusan Pengadilan Agama Serang Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA

/Srg.

2) Putusan Pengadilan Tinggi Agama Banten Nomor

0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn.

3) Putusan Kasasi Nomor 689 K/Ag/2018

23

Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta :

PT.Raja Grafindo Persada,2013), h.,13.

Page 29: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

14

4) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang sudah diubah menjadi

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, Pasal 49 tentang

Kewenangan Peradilan Agama

5) Pasal 1365 KUH Perdata tentang Perbuatan Melawan Hukum.

6) Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum.

7) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang telah diubah menjadi

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan.

8) Kompilasi Hukum Islam Pasal 149.

b) Bahan Hukum Sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai

bahan hukum primer, dapat dikatakan pula sebagai bahan pendamping

yang berhubungan dengan pembahasan dalam penelitian ini di mana

data yang diperoleh atau dikumpulkan dari buku-buku hukum, jurnal

hukum, skripsi tentang hukum, artikel hukum.

4. Teknik Pengumpulan Data

1. Mengumpulkan data penelitian ini dengan riset kepustakaan.

Perpustakaan yang telah penulis telusuri yaitu Perpustakaan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Nasional (PERPUSNAS),

Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Jakarta dan

Perpustakaan Universitas Indonesia.

2. Penelusuran dokumentasi putusan, meliputi, Putusan Pengadilan

Agama Serang Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg, Putusan Pengadilan

Tinggi Agama Banten Nomor 0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan Putusan

Kasasi Mahkamah Agung Nomor 689 K/Ag/2018 .

5. Analisis Data

Bahan-bahan hukum yang sudah dikumpulkan tersebut dianalisis

dengan berpedoman pada metode kualitatif, secara deskriptif analitis.

Analisis dilakukan terhadap Putusan Pengadilan Agama Nomor

1809/Pdt.G/2016/PA.Srg sampai dengan Putusan Kasasi Nomor 689

K/Ag/2018, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Kewenangan

Peradilan Agama, Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang

Page 30: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

15

Peradilan Umum, Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yaitu Pasal 1365

KUH Perdata Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 atas perubahan

dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan

Kompilasi Hukum Islam (KHI). Lalu dikelompokan dan digunakan

sesuai dengan penelitian untuk diambil kesimpulannya.

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan penelitian merujuk kepada pedoman penulisan

skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017.

G. Sistematika Penulisan

Karya ilmiah ini terdiri dari 5 (lima) BAB, pembagiannya dimulai

dari:

Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, identifikasi,

pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

tinjauan kajian terdahulu, metode penelitian, kerangka teori dan

sistematika penulisan.

Pembahasan yang terdiri dari kewenangan absolut Peradilan

Agama meliputi pengertian, ruang lingkup dan gugatan-gugatan dalam

Pengadilan Agama. Kewenangan peradilan umum, gugatan-gugatan dalam

Pengadilan Negeri. Perbuatan Melawan Hukum (PMH) meliputi

pengertian, bentuk – bentuk , unsur-unsurnya. Kemudian hak mantan istri

pasca perceraian akibat cerai talak meliputi nafkah pasca perceraian dan

kadar pemberian nafkah pasca perceraian. Dan penerapan tujuan hukum

dalam putusan hakim, meliputi asas kepastian hukum, asas keadilan dan

kemanfaatan.

Deskripsi Perkara Perbuatan Melawan Hukum Dalam Pengadilan

Agama, Pengadilan Tinggi Agama dan Mahkamah Agung. Dalam Putusan

Pengadilan Agama Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg meliputi duduk

perkara, pertimbangan hakim dan amar putusan. Dalam putusan

Page 31: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

16

Pengadilan Tinggi Agama Nomor 0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn meliputi

duduk perkara, pertimbangan hakim dan amar putusan. Dalam putusan

kasasi Nomor 689K/AG/2018 meliputi duduk perkara, pertimbangan

hakim dan amar putusan.

Analisis putusan Pengadilan Agama Serang dalam perkara

Perbuatan Melawan Hukum terkait nafkah pasca perceraian, meliputi

jawaban atas rumusan masalah diantaranya analisis pertimbangan hakim

dalam memutus perkara perbuatan melawan hukum pada Putusan Nomor

1809/Pdt.G/2016/PA.Srg Putusan Nomor 097/Pdt.G/201/PTA.Btn dan

Putusan Nomor 689 K/Ag/2018 dan analisis hukum mengenai hak istri

pasca perceraian pada Putusan Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg Putusan

Nomor 097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan Putusan Nomor 689 K/Ag/2018.

Bagian penutup, meliputi kesimpulan dan saran untuk

pengembangan ilmu terkait permasalahan kewenangan absolut pengadilan

khususnya perbuatan melawan hukum serta mengenai hak istri pasca

perceraian akibat cerai talak pada Putusan Nomor

1809/Pdt.G/2016/PA.Srg, Putusan Nomor 097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan

Putusan Nomor 689 K/Ag/2018.

Page 32: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

17

BAB II

KEWENANGAN BADAN PERADILAN, PERKARA PERBUATAN

MELAWAN HUKUM DAN NAFKAH PASCA PERCERAIAN

A. Kewenangan atau Kompetensi Peradilan Agama

1. Pengertian Kewenangan

Berasal dari bahasa Belanda, yaitu kata competentie, apabila

diterjemahkan adalah kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan

atau memutus sesuatu.1 Timbulnya sengketa-sengketa baik itu perdata

ataupun pidana memunculkan keinginan masyarakat dalam meminta

penyelesaiannya kepada pengadilan, yang menimbulkan permasalahan

kekuasaan untuk mengadili (Jurisdiction). Permasalahan kekuasaan atau

yurisdiksi mengadili timbul disebabkan berbagai faktor, seperti faktor

instansi peradilan yang membedakan eksistensi antara peradilan banding

dan kasasi sebagai peradilan yang lebih tinggi berhadapan dengan

peradilan tingkat pertama. Bahkan masalah kewenangan ini juga dapat

timbul akibat faktor wilayah (locality) yang membatasi kewenangan

masing-masing pengadilan.2

Kewenangan mengadili dalam tiap-tiap lingkungan peradilan

terdiri atas kekuasaan relatif (Relative Competentie) dan kekuasaan

mutlak (Absolute Competentie). Kekuasaan relatif diartikan sebagai

kekuasaan pengadilan yang satu jenis dan satu tingkatan yang

membedakannya dengan kekuasaan pengadilan yang sama jenis dan

sama tingkatannya.3 Seperti Pengadilan Agama Jakarta Selatan dengan

Pengadilan Agama Serang, Pengadilan Negeri Bogor dengan Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan. Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan Serang

sama-sama lingkungan peradilan agama dan sama-sama pengadilan

1 Zulkarnaen dan Dewi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia,

(Jakarta: CV Pustaka setia, 2017), h. 115. 2 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 2018), h. 179-180.

3Zulkarnaen dan Dewi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia,

(Jakarta: CV Pustaka setia, 2017), h., 120.

Page 33: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

18

tingkat pertama. Kemudian Pengadilan Negeri Bogor dengan Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan sama-sama lingkungan peradilan umum dan

sama-sama pengadilan tingkat pertama. Sedangkan kekuasaan absolute

menurut Soedikno Mertokusumo, kompetensi absolute atau kewenangan

mutlak adalah wewenang badan pengadilan dalam memeriksa jenis

perkara tertentu yang secara mutlak tidak dapat diperiksa oleh badan

pengadilan lain. Kompetensi absolut ini disebut juga atribusi kekuasaan

kehakiman.4

2. Ruang Lingkup Kewenangan Peradilan Agama

Dasar hukum untuk menentukan kompetensi relatif dari setiap

pengadilan agama merujuk kepada ketentuan Pasal 118 HIR atau Pasal

142 R.Bg. jo Pasal 66 dan Pasal 73 Undang - Undamg Nomor 7 Tahun

1989.5 Berdasarkan faktor wilayah, kewenangan pengadilan agama untuk

menerima suatu perkara gugatan, yaitu sebagai berikut:

a. Berdasarkan asas Actor Sequitor Forum Rei, yaitu gugatan diajukan di

Pengadilan Agama tempat tinggal tergugat6

b. Asas Actor Sequitor Forum Sitei, yaitu gugatan diajukan di pengadilan

agama tempat barang (tidak bergerak) yang menjadi objek sengketa.7

c. Pengecualian terhadap Asas Actor Sequitor Forum Sitei, antara lain:

Apabila tempat tinggal Tergugat tidak diketahui, kemudian Tergugat

lebih dari satu, dan tempat tinggalnya berlainan, gugatan diajukan

ditempat tinggal salah seorang Tergugat. Apabila Tergugat terdiri atas

yang berutang (debitur utama) dan penanggung atau penjamin,

gugatan diajukan di pengadilan tempat debitur utama. Apabila tempat

tinggal Tergugat tidak diketahui dan objeknya menyangkut barang

tetap, di pengadilan tempat barang tetap berada. Apabila ada

4Zulkarnaen dan Dewi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia, h.,

118. 5Zulkarnaen dan Dewi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia, h.,

120. 6 Pasal 118 (1) HIR / Pasal 142 (5) RBG.

7 Pasal 118 (3) HIR / Pasal 142 (5) RBG.

Page 34: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

19

pemilihan domisili, di pengadilan yang dipilih Pasal 118 HIR/142

RBG. Terhadap perkara yang diajukan kepada pengadilan yang secara

relatif tidak berwenang, hakim dapat menyatakan dirinya tidak

berwenang, apabila ada eksepsi dari Tergugat.

Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 ayat

(1) disebutkan bahwa pengadilan agama berkedudukan di Kotamadya

atau ibu kota Kabupaten.8 Kemudian, adapula kompetensi relatif yang

khusus berlaku di pengadilan agama, diantaranya.9

1) Permohonan izin kawin di pengadilan agama tempat pemohon.10

2) Dispensasi perkawinan di pengadlan agama tempat pemohon

menikah.11

3) Poligami diajukan di pengadilan tempat pemohon.12

4) Pencegahan perkawinan diajukan ke pengadilan agama tempat

KUA pekawinan dimana perkawinan akan dilaksanakan.13

5) Penolakan perkawinan diajukan di pengadilan agama tempat KUA

pekawinan dimana perkawinan akan dilaksanakan.14

6) Pembatalan perkawinan diajukan di pengadilan agama tempat

suami, perkawinan istri, atau dimana tempat perkawinan itu

dilaksanakan.

7) Cerai talak diajukan ke pengadilan agama tempat termohon,

terkecuali apabila:

a) Istri meninggalkan kediaman tempat tinggal bersama.

8Zulkarnaen dan Dewi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia,),

(Jakarta: CV Pustaka setia, 2017), h., 124-125. 9Zulkarnaen dan Dewi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia, h.,

126. 10

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 6 ayat (5). 11

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 7 ayat (2). 12

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 7 ayat (2). 13

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 14, 15, 16. 14

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 21.

Page 35: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

20

b) Istri di luar negeri

c) Istri tidak diketahui tempat tinggalnya

d) Jika suami atau istri bertempat tinggal di luar negeri, maka

permohonan dapat diajukan ke pengadilan agama tempat

perkawinan dilaksanakan.

e) Harta bersama diajukan ke pengadilan agama tempat tergugat

kecuali dikumulasikan dengan perceraian maka diajukan di

tempat termohon atau tempat penggugat.15

Kompetensi relatif mengenai perkara cerai talak dan cerai

gugat, dalam Pasal 66 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

ditegaskan bahwa kompetensi relatif dalam bentuk cerai talak, pada

prinsipnya ditentukan oleh faktor kediaman termohon. Sebaliknya

untuk cerai gugat, kompetensi relatif ditentukan oleh faktor kediaman

penggugat.Ketentuan ini berdasarkan Pasal 73 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989, kecuali apabila penggugat sengaja

meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat,

kompetensi relatif jatuh pada kediaman tergugat (suami).16

Mengenai kompetensi absolute atau kewenangan mutlak

Pengadilan Agama, menurut Busthanul Arifin, peradilan agama dapat

dikatakan sebagai peradilan keluarga bagi orang-orang yang beragama

islam.17

Sehingga, peradilan agama tidak termasuk sebagai peradilan

biasa, peradilan agama berkuasa untuk memeriksa dan mengadili

perkara dalam tingkat pertama bagi rakyat yang beragama islam.

Berdasarkan asas personalitas keislaman, merupakan salah satu asas

umum yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

yang patut tunduk atau yang dapat ditundukkan kepada kekuasaan

15

HIR Pasal 118, Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 , tentang Peradilan Agama. 16

Zulkarnaen dan Dewi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia,

(Jakarta: CV Pustaka setia, 2017), h., 127. 17

Zulkarnaen dan Dewi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia, h.,

118.

Page 36: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

21

lingkungan peradilan agama hanya mereka yang beragama islam.

Oleh Karena itu, ketundukkan personalitas muslim, tidak merupakan

ketundukkan yang bersifat umum, namun ada penegasan dalam asas

ini, diantaranya:

1) Pihak – pihak yang bersengketa harus sama-sama beragama islam.

sehingga dengan kata lain, seorang dengan penganut agama non-

islam, tidak tunduk dan tidak dapat dipaksakan tunduk kepada

pengadilan agama.

2) Perkara perdata yang disengketakan harus mengenai perkara-

perkara yang termasuk kedalam bidang perkawinan, kewarisan,

wasiat, hibah, wakaf, sedekah, dan ekonomi syariah. Tertuang

dalam Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang

perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, bahwa

Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus

dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-

orang yang beragama islam di bidang : perkawinan, waris, wasiat,

hibah, wakaf, zakat, infak, sedekah dan ekonomi syariah.

3) Hubungan hukum yang melandasi keperdataan tertentu tersebut

berdasarkan hukum islam.18

3. Gugatan – Gugatan Dalam Pengadilan Agama

Berdasarkan penjelasan dalam kewenangan absolute pengadilan

agama, gugatan yang dapat ditangani oleh pengadilan agama berdasarkan

bidang perkawinan, diantaranya:

a. Beristri lebih dari seorang (poligami).

b. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21

tahun, dalam hal orang tua, wali atau keluarga dalam garis lurus ada

perbedaan pendapat.

c. Dispensasi perkawinan.

18

Sulaikin Lubis, Wismar „Ain Marzuki dan Gema Dewi, Hukum Acara Perdata

Peradilan Agama Di Indonesia,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h., 66.

Page 37: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

22

d. Pencegahan perkawinan.

e. Penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah.

f. Pembatalan perkawinan.

g. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau istri.

h. Perceraian karena talak.

i. Gugatan perceraian.

j. Penyelesaian harta bersama.

k. Mengenai penguasaan anak (Hadhanah).

l. Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana

bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak memenuhinya.

m. Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada

bekas istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri.

n. Putusan tentang sah atau tidaknya seorang anak.

o. Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua.

p. Pencabutan kekuasan wali.

q. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal

kekuasaan seorang wali dicabut.

r. Menunjuk seorang wali dalam hal anak yang belum cukup umur 18

rahun yang ditinggal kedua orang tuanya padahal tidak ada

penunjukkan wali oleh orang tuanya.

s. Pembebanan kewajiban ganti kerugian terhadap wali yang telah

menyebabkan kerugian atas harta benda anak yang ada di bawah

kekuasaannya.

t. Penetapan asal-usul seorang anak.

u. Putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk

melakukan perkawinan campuran.

v. Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan dijalankan

menurut peraturan yang lain.19

19

M. Yahya Harahap, Kedudukan, kewenangan dan acara peradilan agama; Undang-

Undang No. 7 Tahun 1989, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1997), h. 139.

Page 38: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

23

w. Wali adhal.20

Gugatan yang dapat ditangani oleh pengadilan agama

berdasarkan bidang kewarisan, wasiat dan hibah, diantaranya:

a. Penentuan siapa saja yang menjadi ahli waris meliputi penentuan

kelompok ahli waris, siapa yang berhak mewarisi, siapa yang

berhalangan menjadi ahli waris dan penentuan hak dan kewajiban ahli

waris.

b. Penentuan harta peninggalan meliputi penentuan tirkah yang dapat

diwarisi dan penentuan besarnya harta warisan.

c. Penentuan bagian masing-masing harta waris.

d. Pelaksanaan pembagian harta peninggalan

e. Penentuan kewajiban ahli waris terhadap pewaris

f. Pengangkatan wali bagi ahli waris yang tidak cakap bertindak.21

Mengenai wasiat harta, bahwa wasiat dibuat pada saat pembuat

wasiat masih hidup, tetapi berlakunya setelah pembuat wasiat wafat.

Jumlah pemberian wasiat di batasi maksimal 1/3 (sepertiga) dari harta

peninggalan pewasiat. Adapun untuk hibah, tidak ada kaitannya dengan

wafat seseorang , sebab hibah dibuat ketika si pemberi hibah masih hidup

dan penyerahannya kepada penerima hibahpun telah dilakukan sewaktu

pemberi hibah masih hidup. Dengan demikian orang islam harus tunduk

pada aturan hukum dalam penyelesaian perkara kewarisan, wasiat dan

hibah di pengadilan agama.22

Gugatan yang dapat ditangani oleh Pengadilan Agama

berdasarkan bidang zakat, infaq dan sedekah, meliputi pengelolaan zakat,

infak, sedekah bertentangan dengan asas tujuan zakat, organisasi

20

Zulkarnaen dan Dewi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia,

(Jakarta: CV Pustaka setia, 2017), h., 130. 21

M. Yahya Harahap, Kedudukan, kewenangan dan acara peradilan agama; Undang-

Undang No. 7 Tahun 1989, h., 150-151. 22

Zulkarnaen dan Dewi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia,

(Jakarta: CV Pustaka setia, 2017), h., 132-133.

Page 39: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

24

pengelolaan zakat, pengumpulan zakat dan pemberdaya gunaan zakat

bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan, yaitu Undang-

Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat.

Adapun yang menjadi kewenangan pengadilan agama dalam

penyelesaian mengenai wakaf, diantaranya:

a. Pengelolaan harta wakaf bertentangan dengan tujuan dan fungsi

wakaf.

b. Sengketa harta benda wakaf.

c. Sah atau tidaknya wakaf atau sertifikat harta wakaf.

d. Pengalihan fungsi harta wakaf atau perubahan status harta benda

wakaf.

e. Ketentuan-ketentuan lain yang telah diatur dalam buku III Kompilasi

Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang

wakaf.23

Berdasarkan kewenangan relatif, dalam mengadili, memeriksa dan

memutus sengketa wakaf adalah Pengadilan Agama yang mewilayahi

tempat kediaman tergugat24

, tempat kediaman salah satu tergugat, bila

tergugat lebih dari seorang25

dan tempat terletak barang wakaf 26

Gugatan yang dapat ditangani oleh Pengadilan Agama

berdasarkan bidang ekonomi syariah, berupa kegiatan ekonomi syariah

meliputi beberapa hal, sebagai berikut:

a. Bank syariah

b. Asuransi syariah

c. Reasuransi syariah

d. Reksa dana syariah

23

Zulkarnaen dan Dewi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia, h.,

139. 24

Pasal 118 ayat (1) HIR 25

Pasal 118 ayat (2) HIR 26

Pasal 118 ayat (3) HIR

Page 40: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

25

e. Obligasi syariah dan surat berharga berjangka menengah syariah

f. Sekuritas syariah

g. Pembiayaan syariah

h. Pegadaian syariah

i. Dana pensiun lembaga keuangan syariah

j. Lembaga keuangan mikro syariah, dan lain-lain.

Dengan demikian, kewenangan peradilan agama semakin luas

dengan adaanya ekonomi islam yang berkembang di Indonesia, yaitu

wewenang untuk menerima, memeriksa, mengadili dan memutus

sengketa mengenai ekonomi islam atau asuransi islam di Indonesia.27

B. Kewenangan atau Kompetensi Peradilan Umum

1. Ruang Lingkup Kewenangan Peradilan Negeri

Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum

dilaksanakan oleh Peradilan Negeri dan Peradilan Tinggi28

Pengadilan

negeri berperan sebagai pengadilan tingkat pertama atau pengadilan

sehari-hari untuk seluruh warga Republik Indonesia, Kedudukan daerah

hukum setiap pengadilan negeri hanya berada dalam wilayah tertentu.,

“Pengadilan Negeri berkedudukan di Kotamadya atau ibukota Kabupaten

dan daerah hukumnya meliputi wilayah Kotamadya atau Kabupaten yang

bersangkutan”.29

Landasan menentukan kewenangan mengadili

dihubungkan dengan batas wilayah hukum pengadilan negeri, yang

merujuk pada pasal 118 HIR dan Pasal 142 RBG, ditambah berorientasi

pula dengan Pasal 99 RV, untuk memperjelas pembahasannya.30

Maka

supaya pengajuan gugatan tidak keliru harus diperhatikan patokan yang

ditentukan undang-undang sebagai berikut:

27

Zulkarnaen dan Dewi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia, h.,

140-141. 28

Achmad Fauzan, Perundang-Undangan Lengkap tentang Peradilan Umum, Peradilan

Khusus dan Mahkamah Konstitusi, (Jakarta: Kencana, 2005), h., 33. 29

Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Perubahan kedua Atas Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 1986, Pasal 4 ayat (1) Tentang Peradilan Umum. 30

M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika,2018), h., 191.

Page 41: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

26

a. Actor Sequitur Forum Rei (forum domisili)

Mengajukan gugatan ke pengadilan negeri dalam wilayah

tempat tinggal tergugat.Tidak dibenarkan apabila mengajukannya

berada di tempat tinggal penggugat, karena dapat menimbulkan

kesengsaraan dan kesulitan terhadap tergugat.Oleh karena itu,

ditegaskan dalam Pasal 118 ayat (1) HIR, agar gugatan penggugat

tidak melanggar batasan kompetensi relatif, gugatan harus diajukan

dan dimasukan kepada pengadilan negeri yang berkedudukan

diwilayah atau daerah hukum tempat tinggal tergugat. Adapun

ketentuan mengenai kebolehan menerapkan kompetemsi relatif

berdasarkan tempat tinggal penggugat Pasal 118 ayat (3), dengan

syarat apabila tempat tinggal atau kediaman tergugat tidak diketahui

dan ketentuan penerapan ini tidak boleh dimanipulasi oleh penggugat.

Perlu diikuti surat keterangan dari pejabat yang berwenang, yang

menyatakan tempat tinggal tergugat tidak diketahui.31

b. Actor Sequitur Forum Rei dengan Hak Opsi

Ketentuan asas ini memberi hak opsi kepada penggugat

memilih salah satu pengadilan negeri, diatur dalam Pasal 118 ayat (2)

HIR, yang menegaskan “Jika tergugat lebih dari seorang, sedangkan

mereka tidak tinggal dalam itu, diajukan kepada ketua pengadilan

negeri di tempat salah seorang tergugat itu, yang dipilih oleh

penggugat”. Serasi dengan Pasal 99 ayat (6) RV yang berbunyi,

“Dalam hal ada beberapa tergugat, dihadapan hakim di tempat tinggal

salah satu tergugat atas pilihan penggugat.” Sehingga melahirkan

beberapa acuan kepada penggugat yang diberikan hak opsi,

diantaranya:

1) Tergugat yang ditarik sebagai pihak, terdiri dari beberapa orang.

2) Masing-masing tergugat bertempat tinggal di daerah hukum

Pengadilan negeri yang berbeda.

31

M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, h.,197.

Page 42: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

27

3) Dalam kasus ini, undang-undang memberikan hak opsi kepada

penggugat untuk memilih salah satu pengadilan negeri yang

dianggap paling menguntungkan.32

c. Actor Sequitur Forum Rei Tanpa Hak Opsi, tetapi berdasarkan

Tempat Tinggal Debitur Principal.

Penerapan asas ini berbanding tebalik dengan Actor Sequitur

Forum Rei Hak Opsi. Dimana undang-undang tidak memberikan hak

opsi kepada penggugat, meskipun pihak tergugat terdiri dari beberapa

orang. Para pihak yang bersangkutan berkedudukan sebagai debitur

pokok atau debitur principal sedangkan yang lainnya, berkedudukan

sebagai penjamin. Maka, dalam kasus ini, kompetensi relatif

pengadilan negeri yang berwenang adalah pengadilan negeri yang

daerah hukumnya meliputi tempat tinggal debitur pokok dan

penggugat tidak diberikan hak menggunakan hak opsi untuk memilih

pengadilan negeri berdasarkan daerah hukum tempat tinggal

penjamin.33

d. Forum Rei Sitei (Tempat Barang Sengketa)

Mengenai gugatan hak atas benda tetap, gugatan diajukan

kepada Pengadilan Negeri tempat terletak benda tidak bergerak yang

menjadi objek sengketa. Dalam pasal 118 ayat (3) HIR kalimat

terakhir, menyatakan “atau kalau tuntutan itu tentang barang tetap

(tidak bergerak), maka tuntutan itu diajukan kepada Ketua Pengadilan

Negeri yang dalam daerah hukumnya terletak barang itu.” Ketentuan

pasal tersebut sama dengan Pasal 142 ayat (5) RBG yang menjelaskan

“dalam gugatannya mengenai barang tetap, maka gugatan diajukan

kepada ketua pengadilan negeri di wilayah letak barang tetap tersebut,

jika barang tetap itu terletak di dalam wilayah beberapa Pengadilan

32

M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata , h.,195. 33

M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, h.,196.

Page 43: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

28

Negeri, gugatan diajukan kepada salah satu Ketua Pengadilan Negeri

tersebut atas pilihan Penggugat”.34

Kewenangan absolut pengadilan negeri, yaitu dalam

memeriksa perkara pidana dan perkara perdata yang terbatas pada

perdata umum dan niaga.35

Dalam perkara pidana, pemeriksaan tindak

pidana ringan, menurut pasal 205 sampai dengan Pasal 210 Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana mengatur tentang acara

pemeriksaan tindakan pidana ringan adalah perkara yang diancam

dengan pidana penjara atau kurungan paling lama tiga bulan dan

denda sebanyak-banyaknya tujuh ribu lima ratus rupiah dan

penghinaan ringan, perkara sebagaimana yang dimaksud dalam ayat

(1), kemudian perkara pelanggaran lalu lintas jalan.36

Kemudian

kewenangan pengadilan negeri di luar perkara pidana, tidak semata-

mata hanya terbatas dalam perkara warisan melainkan meliputi semua

jenis perkara yang ada di dalam Peradilan Agama.

2. Gugatan – Gugatan Dalam Peradilan Negeri

Mengenai bentuk-bentuk sengketa yang diselesaikan dalam

pengadilan umum meliputi hak kebendaan, bisa berupa sengketa hak

milik, hak gadai berdasar hukum adat, hak agunan, baik agunan biasa

atau hipotik, tukar menukar, jual beli dan sebagainya.37

Kemudian

perkara yang tercantum dalam Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2006 perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 ialah

perkara-perkara yang menjadi yurisdiksi absolute lingkungan Peradilan

Agama yang tersangkut sengketa hak milik, atau keperdataan lain, maka

sepanjang yang menyangkut sengketa milik menjadi kewenangan mutlak

pengadilan negeri untuk mengadilinya. Dalam hal terjadi sengketa

34

M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, h.,198. 35

Sulaikun Lubis, Wismar „Ain Marzuki dan Gamala Dewi, Hukum Acara Perdata

Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), h., 182. 36

Sudarsono, Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Mahkamah Agung dan Peradilan

Tata Usaha Negera, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994), h., 29-31. 37

M. Yahya Harahap, Kedudukan, kewenangan dan acara peradilan agama; Undang-

Undang No. 7 Tahun 1989, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1997), h.,154.

Page 44: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

29

mengenai hak milik atau keperdataan lain dalam perkara-perkara

sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 49, maka khusus mengenai

objek yang menjadi sengketa tersebut harus diputus lebih dahulu oleh

pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum.38

Ketentuan ini dirubah

melalui Undang - Undang Nomor 3 tahun 2006 ke dalam pasal 50 ayat

(1), yaitu:

Pasal 50

(1) Dalam hal terjadi sengketa hak milik atau sengketa lain dalam perkara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, khusus mengenai objek sengketa

tersebut harus diputus lebih dahulu oleh pengadilan dalam lingkungan

Peradilan Umum.

Gugatan perdata dengan alas gugat adanya perbuatan melawan

hukum dapat diajukan ke pengadilan. Umumnya diakui bahwa perkara

perdata dengan alas gugat adanya Perbuatan Melawan Hukum

merupakan kewenangan absolut pengadilan dalam lingkungan Peradilan

Umum. Pasca diundangkannya Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2006

terjadi perluasan dan perubahan kewenangan Peradilan Agama.

Perluasan kewenangan tersebut antara lain penambahan kewenangan

menyelesaikan perkara ekonomi syariah, sementara perubahan

kewenangan Peradilan Agama meliputi: Penghapusan Hak Opsi pada

perkara waris dan Penambahan aturan specialis pada Pasal 50 ayat (2)

terkait penyelesaian sengketa milik atau sengketa lain.39

C. Perbuatan Melawan Hukum

1. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum

Secara terminologi ada beberapa sarjana hukum yang berbeda

menggunakan istilah perbuatan manusia yang melanggar hukum, seperti

38

Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Pasal 50 39

Fakultas hukum Universitas Gajah Mada, https://law.ugm.ac.id/peradilan-umum-vs-

peradilan-agama-perbuatan-melawan-hukum/berita/2016/04/4.

Page 45: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

30

Wirjono Projodikoro Secara terminologi ada beberapa sarjana hukum

yang berbeda menggunakan istilah perbuatan manusia yang melanggar

hukum, seperti Wirjono Projodikoro menggunakan istilah “Melanggar”,

dengan mengatakan arti sempit dalam pasal 1365 KUH Perdata adalah

perbuatan melanggar hukum yang ditujukan kepada hukum yang pada

umumnya berlaku di Indonesia dan yang sebagian terbesarnya

merupakan hukum adat. Subekti pun menggunakan istilah yang sama

“Perbuatan Melanggar Hukum”. Kemudian Mariam Darus Badrulzaman

dan M.A Moegni Djojodirdjo menggunakan istilah “Melawan”

menegaskan Pasal 1365 KUH Perdata, “tiap perbuatan melawan hukum,

yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang

karena kesalahannya menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian

tersebut.” Dengan demikian, kata “melawan” melekat sifat positif dan

negatif, dan sependapat dengan Mariam Darus Badrulzaman, M.A

Moegni Djojodirdjo berpendapat dengan kata “melawan” melekat sifat

aktif dan pasif, serta substansi nya menjadi luas dalam pertanggung

jawaban tidak saja untuk kegiatan yang disebabkan perbuatannya, tetapi

juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-

hatinya.40

Dalam arti sempit menurut bahasa Belanda yang disebut dengan

onrechtmatige daad diterjemahkan sebagai perbuatan melawan hukum.

Istilah tersebut bukan satu-satunya yang dapat diambil sebagai

terjemahan dari onrechtmatige daad, akan tetapi ada istilah lainnya,

diantaranya:

a. Perbuatan yang bertentangan dengan hukum

b. Perbuatan yang bertentangan dengan asas-asas hukum

c. Perbuatan yang melanggar hukum

d. Tindakan melawan hukum

40

Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2003), h,.

9-10.

Page 46: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

31

e. Penyelewengan perdata41

Tahun 1910 Hoge Raad di Belanda memandang perbuatan

melawan hukum secara legalistis. Pandangan legistis tersebut berubah

pada tahun 1919, istilah melawan hukum menjadi lebih luas, yaitu tidak

hanya perbuatan yang melanggar hukum tertulis berupa hak subjektif

orang lain atau yang bertentangan dengan kewajiban hukum dari si

pembuat sendiri.42

Melainkan juga perbuatan yang melanggar kaidah

yang tidak tertulis, seperti kaidah yang mengatur tata susila, ketelitian

dan kehati-hatian yang seharusnya dimiliki seseorang dalam pergaulan

hidup dalam masyarakat atau terhadap harta benda warga masyarakat.43

2. Bentuk – Bentuk Perbuatan Melawan Hukum

Perbuatan melawan hukum di Indonesia dijumpai baik dalam

hukum perdata dan pidana.yang berasal dari Eropa Kontinental diatur

dalam Pasal 1365 KUH Perdata sampai 1380 KUH Perdata, diperjelas

sebagai berikut:

Pertama, perbuatan melawan hukum yang dilakukan diri sendiri dan

berkenaan dengan perbuatan melawan hukum orang lain dan barang-

barang dibawah pengawasannya. Pada Pasal 1367 ayat (1) KUH Perdata

menyatakan, “Seseorang tidak hanya bertanggung jawab untuk kerugian

yang disebabkan karena perbuatannya sendiri tetapi juga disebabkan

karena perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya, atau

disebabkan oleh barang-barang yang berada dalam pengawasannya.”

Kedua, perbuatan melawan hukum terhadap tubuh dan jiwa manusia.

Pada Pasal 1370 KUH Perdata menyatakan bahwa “dalam hal tejadi

pembunuhan dengan sengaja atau kelalaiannya, maka suami atau isteri,

41

Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2015), h,. 303. 42

Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata Dalam Sistem Hukum Nasional, (Jakarta:

Kencana Prenadmedia Group, 2008), h., 242. 43

Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2003), h.,

8

Page 47: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

32

anak, orang tua korban yang laimnnya mendapatkan nafkah dari

pekerjaan korban, berhak untuk menuntut ganti rugi yang harus dinilai

menurut keadaan dan kekayaan kedua belah pihak.”

Ketiga, perbuatan melawan hukum terhadap nama baik. Masalah

penghinaan diatur dalam pasal 1372 sampai dengan 1380 KUH Perdata.44

Kemudian, diperinci dengan model-model perbuatan melawan

hukum yang mengandung unsur kesengajaan, diantaranya:

a. Perbuatan melawan hukum berupa ancaman untuk penyerangan dan

pemukulan terhadap manusia.

b. Perbuatan melawan hukum berupa pemukulan dan melukai orang lain.

c. Perbuatan melawan hukum berupa penyenderaan illegal.

d. Perbuatan melawna hukum berupa penyerobotan tanah milik orang

lain.

e. Perbuatan melawan hukum berupa penguasaan benda bergerak milik

orang lain secara tidak sah.

f. Perbuatan melawan hukum berupa pemilikan secara tidak sah benda

milik orang lain.

g. Perbuatan melawan hukum berupa perbuatan yang menyebabkan

tekanan jiwa orang lain.

h. Perbuatan melawan hukum karena kebisingan.

i. Perbuatan melawan hukum berupa perbuatan persaingan tidak sehat

dalam berbisnis.

j. Perbuatan melawan hukum berupa kebohongan yang merugikan orang

lain.

k. Perbuatan melawan hukum berupa intervensi terhadap hubungan

kontrak.

l. Perbuatan melawan hukum berupa intervensi terhadap keuntungan

yang prospektif. 45

44

Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, h., 15-16.

Page 48: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

33

Model-model perbuatan melawan hukum yang mengandung

unsur kelalaian, haruslah memenuhi unsur pokok, yang sejalan dengan

persyaratan yang diberikan oleh Pasal 1365 KUH Perdata, sebagai

berikut:

a. Adanya suatu perbuatan atau mengabaikan sesuatu yang mestinya

dilakukan.

b. Adanya suatu kewajiban kehati-hatian

c. Tidak dijalankan kewajiban kehati-hatian tersebut

d. Adanya kerugian bagi orang lain

e. Adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan atau tidak melakukan

perbuatan dengan kerugian tersebut.46

3. Unsur-Unsur Pebuatan Melawan Hukum

a. Perbuatan itu harus melawan hukum, dengan syarat apabila

berlawanan dengan :

1) Hak orang lain

2) Kewajiban hukumnya sendiri

3) Kesusilaan yang baik

4) Keharusan yang harus diindahkan dalam pergaulan hidup

masyarakat mengenai orang lain atau benda.

5) Undang-undang yang berlaku.47

b. Perbuatan itu harus menimbulkan kerugian, diantaranya :

1) Kerugian materiel, kerugian yang ditujukan kepada kekayaan harta

benda. Misalnya pengerusakan barang

2) Kerugian immaterial, seperti kerugian yang ditujukan ditujukan

pada tubuh, jiwa, dan kehormatan manusia.

c. Perbuatan itu harus dilakukan dengan kesalahan (schuld).

45

Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, (Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, 2013), h., 51-69. 46

Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer,h., 73. 47

Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, (Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, 2013), h., 11.

Page 49: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

34

Seseorang dalam melakukan kesalahan (schuld) dalam arti

sempit hanya sebatas kesengajaan, sementara dalam arti luas, bila

terdapat kealpaan dan kesengajaan.sebagaimana dalam Pasal 1366

KUH Perdata menegaskan bahwa, “setiap orang bertanggung jawab,

bukan hanya atas kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan,

melainkan juga atas kerugian yang disebabkan kelalaiannya.”.

Kesalahan menurut pembuat undang-undang mengandung

beberapa arti:

1) Pertanggung jawaban si pelaku atas perbuatan dan atas kerugian,

yang ditimbulkan karena perbuatan tersebut.

2) Kealpaan sebagai lawan kesengajaan

3) Sifat melawan hukum48

d. Perbuatan itu harus ada hubungan kausal (sebab-akibat)

Sebab akibat yang terjadi merupakan hubungan antara

perbuatan melawan hukum dengan kerugian.Disimpulkan dalam Pasal

1365 KUH Perdata, dimana kerugian itu harus timbul sebagai akibat

dari perbuatan seseorang.Jika tidak ada perbuatan (sebab), maka tidak

ada kerugian (akibat).49

Dalam Pasal 1365 KUH Perdata mewajibkan

pelaku perbuatan melawan hukum untuk membayar ganti rugi, namun

tidak ada pengaturan lebih lanjut mengenai berapa besaran kerugian

yang harus dikeluarkan. Mengenai kerugian ini, dalam beberapa

bahasa dikenal dengan istilah “Damages” (Bahasa Inggris), “Nadeel”

(Bahasa Belanda), “Schanden” (Bahasa Jerman), “Dommage” (Bahasa

Prancis), “Dano” (Bahasa Spanyol)50

. Pada pasal selanjutnya 1371

KUH Perdata sedikit memberikan keterangan mengenai kerugian yang

dikeluarkan, menyebutkan “Juga pergantian kerugian ini dinilai

menurut kedudukan dan kemampuan kedua belah pihak dan menurut

keadaan”.

48

Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, h., 64-66. 49

Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2015), h., 304-305. 50

Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, (Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, 2013), h., 133.

Page 50: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

35

Menurut Moegni Djojodirdjo, penentuan besaran ganti rugi

dapat diterapkan ketentuan-ketentuan yang sama tentang ganti

kerugian katena wanprestasi. Sedangkan menurut Pitlo, biasanya

dalam menentukan besarnya kerugian karena perbuatan melawan

hukum mengikuti ketentuan dalam Pasal 1243 secara analogis51

,

disamping itu pemulihan kembali keadaan semula.

Katagori bentuk dari ganti rugi perberbuatan melawan hukum, sebagai

berikut:

a. Ganti rugi nominal, korban diberikan sejumlah uang tertentu,

sesuai dengan rasa keadilan tanpa menghitung berapa sebenarnya

kerugian tersebut.

b. Ganti rugi kompensasi, merupakan pembayaran kepada korban

atas dan sebesar kerugian yang benar-benar telah dialami oleh

pihak korban dari suatu perbuatan melawna hukum.

c. Ganti rugi penghukuman, merupakan suatu ganti rugi dalam

jumlah besar yang melebihi dari jumlah kerugian yang

sebenarnya.52

Semata-mata bertujuan untuk memberikan

hukuman kepadanya. Ganti rugi seperti ini tidak dapat diterapkan

untuk kesalahan ringan.

Adapun gugatan pengganti kerugian karena perbuatan

melawan hukum dapat berupa uang, pemulihan pada keadaan semula,

larangan untuk mengulangi perbuatan itu lagi dan dapat meminta

putusan hakim bahwa perbuatannya adalah bersifat melawan hukum.53

51

Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, h., 71-71. 52

Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, h., 135. 53

Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, h., 85.

Page 51: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

36

D. Hak Mantan Istri Pasca Perceraian Akibat Cerai Talak

1. Nafkah Pasca Perceraian

Nafkah merupakan kewajiban yang bersifat materi54

. Secara

Terminologi nafkah merupakan pemberian suami kepada istri berupa

pemenuhan kebutuhan makan, tempat tinggal dan pakaian.55

Sebagaimana disebutkan dalam QS.al-Baqarah 233:

ل تكلف ن فس إل وسعها وعلى المولود له رزق هن وكسوت هن بالمعروف

Artinya:”Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian

kepada para ibu dengan cara ma‟ruf, Seseorang tidak dibebani melainkan

menurut kadar kesanggupannya.” (QS.al-Baqarah 233)

Dalam keadaan putusnya perkawinan akibat perceraian menimbulkan

akibat hukum atau konsekuensi hukum tersendiri. Adanya nafkah pasca

perceraian akibat cerai talak dapat dikatakan untuk meringankan beban

ekonomi perempuan yang telah diceraikan, karena memungkinkan

seorang janda yang tidak segera menikah lagi mendapati dirinya

mengalami kesulitan keuangan.56

Berdasarkan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974

Pasal 41 yang telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 16 Tahun

2019 tentang Perkawinan diatur secara global, mengenai kewajiban

mantan suami kepada mantan istri, yang menyatakan :

a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik

anak-anaknya. Semata-mata berdasarkan kepentingan anak-anak.

Bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak

pengadilan memberi keputusannya.

54

Moh Ali Wafa, Hukum Perkawinan Di Indonesia; Sebuah Kajian dalam Hukum Islam

dan Hukum Materil, (Tangerang: YASMI, 2018), h., 86. 55

Muslih Abdul Karim, Keistimewaan Nafkah Suami dan Kewajiban Istri, (Jakarta:

Qultum Media, 2007), h., 54. 56

Muhamad Isna Wahyudi, Fiqh „Iddah, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2009), h., 129.

Page 52: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

37

b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan

pendidikan yang diperlukan anak itu. Bilamana bapak dalam

kenyataannya tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut. Pengadilan

dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut

c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberi

biaya penghidupan dan atau menentukan suatu kewajiban bagi bekas

istrinya. 57

Berdasarkan Kompilasi Hukum Islam menekankan lebih rinci,

bilamana perkawinan putus akibat talak, maka bekas suami harus

memberikan:

a. Mut‟ah yang layak kepada bekas istrinya, baik berupa benda atau

uang.

b. Memberikan nafkah, maskan dan kiswah (tempat tinggal dan pakaian)

kepada bekas istri selama dalam masa „iddah.

c. Melunasi mahar yang masih terhutang.

d. Memberikan biaya hadhanah.58

Tentang hukuman atas suami untuk menanggung nafkah istri

selama „iddah sangat bergantung kepada nusyuz atau tidaknya istri.

Dalam praktik peradilan agama, masa „iddah berlaku bagi istri yang di

talak raj‟i maupun atas dasar putuan hakim (talak ba‟in sughra), namun,

pada umumnya nafkah „iddah berlaku bagi istri yang talak raj‟i,

meskipun ada beberapa ijtihad hukum yang dilakukan hakim di Indonesia

yang memutus talak ba‟in shughra. Kemudian pemberian mut‟ah ,

majelis hakim karena jabatannya secara ex officio mengikuti ketentuan

Pasal 41 huruf c Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang telah

diubah menjadi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang

Perkawinan jo Pasal 149 huruf a dan pasal 158 huruf b Kompilasi

57

Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013),

h., 223. 58

Kompilasi Hukum Islam, Pasal 149.

Page 53: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

38

Hukum Islam. Sebagaimana Al-Quran telah menetapkan dalam Surah Al-

Baqarah ayat 241.

ا على المتقي وللمطلقات متاع بالمعروف حق

Artinya: “Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah

diberikan oleh suaminya) mut'ah menurut yang ma'ruf, sebagai suatu

kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa”. Berdasarkan ayat di atas, terdapat suatu pemikiran baru yang

dikemukakan oleh Hazairin, mengenai kemungkinan pembiayaan mantan

istri yang sudah habis masa „iddah nya, tetapi belum dan atau tidak kawin

lagi dengan laki-laki lain tetap mendapat jaminan hidup dari mantan

suaminya. Hal ini terjadi apabila dalam pembagian harta karena

perceraian mantan istri tidak mencukupi pembiayaan hidupnya atas

kekayaannya sendiri.59

Mengenai hak anak, kewajiban menafkahi, memberikan biaya

pemeliharaan dan pendidikan akan terus berlangsung terus-menerus

meskipun terjadi perceraian diantara kedua orang tuanya, sampai anak

dapat membiayai kehidupannya sendiri atau kawin. Mantan suami

bertanggung jawab atas biaya tersebut berdasarkan Undang-Undang

Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 yang telah diubah menjadi Undang-

Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan Pasal 41 huruf b.60

2. Kadar Pemberian Nafkah Pasca Perceraian.

Mengenai besar kecilnya nafkah yang diberikan mantan suami

terhadap mantan istri sebagai biaya penghidupan pasca perceraian, baik

nafkah „iddah dan nafkah mut‟ah, pengadilan dapat mewajibkan dan atau

menentukan besar biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kewajiban

59

Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1986),

h., 131. 60

Amany Lubis, Dkk, Ketahanan Keluarga dalam Perspektif Hukum Islam, (Ciputat:

Pustaka Cendikiawan Muda, 2018), h., 66

Page 54: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

39

mantan suami tersebut ialah disesuaikan dengan kepatutan dan

kemampuan bekas suami sesuai ketetentuan pasal 160 KHI.61

apabila

pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak. Maka pengadilan

dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut.62

E. Penerapan Tujuan Hukum Dalam Putusan Hakim

Hakim dalam proses beracara di Pengadilan menerapkan dua macam

aturan, diantaranya sebagai hukum formal yaitu, hakim terikat dengan

hukum acara yang mengatur sejak memeriksa dan memutuskan perkara.

Dalam hukum perdata, hakim memenuhi ketentuan hukum acara perdata

yang ada dalam HIR/R.Bg atau ketentuan hukum lainnya demi mewujudkan

keadilan prosedural dan menjaga kepastian hukum. Kemudian hukum

materiel, yaitu hukum yang mengatur akibat hukum dari suatu hubungan

hukum atau suatu peristiwa hukum, dalam hal ini untuk mewujudkan

keadilan substansial.63

Hasil dari pemeriksaan nantinya akan menjadi bahan pertimbangan

untuk mengambil putusan. Fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan

merupakan bahan utama untuk menjadikan pertimbangan dalam suatu

putusan, sehingga ketelitian, kejelian dan kecerdasan dalam mengemukakan

atau menemukan fakta suatu kasus merupakan faktor yang penting dan

menentukan terhadap hasil putusan.64

Maka penulis menguraikan dalam

menjatuhkan putusan hakim dalam memutus suatu perkara mengandung

beberapa aspek, diantaranya:

61

Erfani Aljan Abdullah, Hukum Perceraian Islam Kontemporer, (Yogyakarta: CV Budi

Utama, 2016), h., 107-111. 62

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan perubahan atas Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 41 huruf b. 63

Syarif Mappiasse, Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2015), h., 136. 64

Amran Suadi, Sosiologi Hukum Penegakkan, realitas dan Nilai Moralitas Hukum,

(Jakarta: Kencana, 2018), h., 240.

Page 55: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

40

1. Asas Kepastian Hukum (Rechtmatigeheid)

Dalam pandangan seorang Filsuf Jerman bernama Gustav

Radbruch, secara umum kepastian hukum diartikan sebagai; pertama,

hukum itu positif, yang berarti hukum itu perundang-undangan. Kedua,

bahwa hukum itu didasarkan kepada fakta atau kenyataan. Ketiga, fakta

haruslah dirumuskan dengan cara yang jelas untuk menghindari

kekeliruan dalam pemaknaan. Kemudian yang keempat, hukum positif

tidak boleh mudah diubah65

.

Menurut Soedikno Mertokususmo, kepastian hukum adalah

pelaksanaan hukum sesuai dengan bunyinya sehingga masyarakat dapat

memastikan bahwa hukum dilaksanakan.66

Pendapat lain mengenai

kepastian hukum, dikemukakan oleh Jan M. Otto yang dikutip oleh

Sidharta, bahwa kepastian hukum mensyaratkan beberapa hal,

diantaranya:

1. Tersedia aturan-aturan hukum yang jelas, konsisten yang diterbitkan

oleh kekuasaan negara.

2. Bahwa instansi-instansi penguasa menerapkan aturan-aturan hukum

tersebut secara konsisten, serta patuh dan tunduk kepada aturan-aturan

hukum tersebut.

3. Bahwa mayoritas warga pada prinsipnya menyetujui muatan isi

peraturan hukum tersebut, karena itu, menyesuaikan perilaku mereka

terhadap aturan-aturan tersebut.

4. Bahwa hakim-hakim (peradilan) yang mandiri dan tidak berpihak

menerapkan aturan-aturan hukum tersebut secara konsisten dalam

menyelesaikan sengketa hukum.

5. Bahwa keputusan peradilan secara konkrit dilaksanakan.

65

M. Sulaeman Jajuli, Kepastian Hukum Gadai Tanah Dalam Islam, (Yogyakarta:

Deepublish, 2015), h., 51. 66

Margono, Asas Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian Hukum Dalam Putusan Hakim,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2019), h., 115.

Page 56: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

41

Kepastian hukum harus ditegakkan agar tidak timbul keresahan.

Seperti inilah yang dapat disebut dengan kepastian hukum yang

sebenarnya. Dapat digambarkan seperti pada kepastian tentang

bagaimana para warga masyarakat menyelesaikan persoalan-persoalan

hukum, bagaimana mereka menyelesaikan pertikaian atau perselisihan

yang terjadi, peranan-peranan dan lembaga-lembaga sosial mana yang

dapat memberikan bantuan kepada masyarakat 67

Dalam uraian kepastian hukum di atas, dapat dikatakan bahwa

kepastian hukum mengandung beberapa pengertian, yaitu adanya

kejelasan, tidak menimbulkan multitafsir, tidak menimbulkan kontradiksi

dan dapat dilaksanakan.68

2. Asas Keadilan (Gerectigheit)

Keadilan berasal dari kata adil, menurut Kamus Bahasa

Indonesia, adil adalah tidak sewenang-wenang, tidak memihak, tidak

berat sebelah. Bahkan adil dapat mengandung arti bahwa suatu keputusan

dan tindakan didasarkan atas norma-norma yang objektif, jadi tidak

subjektif apalagi sewenang-wenang. Sebagian orang menyebut adil

dengan Legal Justice atau keadilan hukum yang merujuk pada

pelaksanaan hukum menurut prinsip-prinsip yang ditentukan dalam

negara. Adapula Social Justice atau keadilan sosial keadilan yang berlaku

dalam masyarakat disegala bidang kehidupan baik materil maupun

spiritual, serta mencakup pula adil dan makmur yang merupakan tujuan

dari negara Indonesia.69

Hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan berkodrat

harus berkodrat adil, adil dalam hubungannya dengan diri sendiri,

67

Soerjono Soekanto, Kegunaan Sosiologi Hukum Bagi Kalangan Hukum, (Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti, 1989), h., 49. 68

M. Sulaeman Jajuli, Kepastian Hukum Gadai Tanah Dalam Islam, (Yogyakarta:

Deepublish, 2015), h., 52-53. 69

Agus Santoso, Hukum, Moral, Keadilan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2012), h., 85-86.

Page 57: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

42

terhadap manusia lain, terhadap masyarakat bangsa dan negara, terhadap

lingkungannya bahkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai

keadilan dapat dikatagorikan meliputi: Keadilan Distributif, yaitu suatu

hubungan keadilan antara negara dengan terhadap warganya. Keadilan

Legal, yaitu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara.

Dan Keadilan Komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga

satu dengan lainnya secara timbal balik.70

Menurut Gustav Radbruch, tidak hanya kepastian hukum dalam

menciptakan putusan yang adil. Secara awalnya, menurut Gustav

Radbruch keadilan adalah tujuan hukum yang pertama dan utama.

Hukum dibuat untuk menciptakan ketertiban melalui peraturan yang adil.

Maka menurut Gustav Radbruch, hukum harus mengandung tiga nilai

identitas:

a. Asas Keadilan Hukum (Gerectigheit) yang meninjau sudut pandang

filosofis.

b. Asas Kemanfaatan Hukum (Zwechmatigheid) yang meninjau dari

sudut pandang sosiologis.

c. Asas Kepastian Hukum (Rechtmatigheid) yang meninjau dari sudut

pandang yuridis.71

Hal ini, dianggap sebagai Putusan yang ideal mengandung unsur

keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum sebagai ide dasar hukum.

Putusan pengadilan tentunya harus sesuai dengan hukum karena hakim

harus mengadili berdasarkan hukum namun putusan juga harus

70

Agus Santoso, Hukum, Moral, Keadilan, h., 92-93. 71

Hardi Munte, Model Penyelesaiian Sengketa Administrasi Pilkada, (Jakarta:

Puspantara, 2017), h., 27.

Page 58: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

43

mengandung keadilan, objektif dan tidak memihak.72

Karena hukum

tidak memiliki arti apa-apa tanpa keadilan.73

Asas keadilan telah disinggung pula dalam pasal 5 ayat (1)

Kekuasaan kehakiman yang menegaskan “Hakim dan hakim konstitusi

wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa

keadilan yang hidup dalam masyarakat.”74

Terhadap pertentangan yang

terjadi, dalam setiap menanggapi putusan hakim terhadap suatu perkara,

dengan apa yang diinginkan masyarakat, biasanya berkisar antara sejauh

mana pertimbangan unsur yuridis (Kepastian Hukum) dengan unsur

filosofis (Keadilan) ditampung di dalamnya.75

3. Asas Kemanfaatan (Zwechmatigheid)

Asas ini berkaitan dengan manfaat yang diperoleh dari putusan

atau tindakan yang dibuat pemerintah. Menurut Bentham, hukum adalah

alat untuk mencetus kebahagiaan dengan memberikan kemanfaatan.76

Dalam praktiknya, sering tujuan yang satu dengan yang lainnya terjadi

benturan, ketika hakim menginginkan putusan yang adil, menurut

presepsinya, maka akibatnya sering merugikan kemanfaatan bagi

masyarakat luas, begitupun sebaliknya.

Jadi diibaratkan dalam sebuah garis titik kemanfaatan berada di

antara titik keadilan dan titik kepastian hukum. John Rawls pun

menyatakan bahwa hukum itu haruslah menciptakan suatu masyarakat

yang ideal, yaitu masyarakat yang mencoba memperbesar kebahagiaan

72

Herri Swantoro, Harmonisasi Keadilan dan Kepastian Dalam Peninjauan Kembali,

(Depok: Prenadamedia Group, 2017), h., 21. 73

Margono, Asas Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian Hukum Dalam Putusan Hakim,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2019), h., 108. 74

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Pasal 5 (1) Tentang Kekuasaan Kehakiman. 75

Amran Suadi, Sosiologi Hukum Penegakkan, realitas dan Nilai Moralitas Hukum,

(Jakarta: Kencana, 2018), h., 239-240. 76

Amran Suadi, Sosiologi Hukum Penegakkan, realitas dan Nilai Moralitas Hukum,h.,

100.

Page 59: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

44

dan memperkecil ketidakbahagiaan.77

Maka, baik buruknya hukum

tergantung sampai sejauh mana hukum itu memberikan kebahagiaan bagi

manusia.

77

Margono, Asas Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian Hukum Dalam Putusan Hakim,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2019), h., 111.

Page 60: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

45

BAB III

DESKRIPSI PERKARA PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM

PENGADILAN AGAMA, PENGADILAN TINGGI AGAMA DAN

MAHKAMAH AGUNG

A. Putusan Pengadilan Agama Serang Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg

1. Kronologi Perkara

Sunardi Wagiyono, berusia 50 Tahun bekerja sebagai karyawan

BUMN PT Krakatau Steel Cilegon, dan R. Sri Purwati, berusia 48

Tahun, sebagai ibu rumah tangga, dahulunya mereka adalah sepasang

suami istri. Selama masa perkawinan mereka dikaruniai tiga orang anak

kandung bernama Utfanur Wulandari, Mianur Fitriani dan Muhammad

Satrio Wicaksono. Pada tahun 2010 tepatnya tanggal 12 Mei 2010

Sunardi Wagiyono dan R. Sri Purwati resmi bercerai berdasarkan

putusan Pengadilan Agama Serang No. 788/Pdt.G/2009/PA.Srg, dengan

amar putusan, majelis hakim memberi izin dan mengabulkan talak satu

raj‟i Sunardi Wagiyono terhadap R. Sri Purwati di depan sidang

Pengadilan Agama Serang.

Menghukum Sunardi Wagiyono untuk membayar nafkah iddah,

yaitu nafkah baik berupa makan, kiswah kepada bekas istri selama iddah

berlangsung1. Dalam masa iddah ini, istri wajib menjaga dirinya dan

tidak menerima pinangan serta menikah dengan orang lain2 dan

membayar mut‟ah.3 Berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat Sunardi

Wagiyono berjanji akan memberikan uang nafkah selama „iddah sebesar

Rp. 3.000.000 serta uang mut‟ah sejumlah Rp. 9.000.000. Namun pada

kenyataannya, Sunardi Wagiyono baru melunasi:

1 Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 149 hurup b.

2 Moh. Ali Wafa, Hukum Perkawinan Di Indonesia; sebuah kajian dalam hukum islam

dan hukum positif, (Jakarta: YASMI, 2018), h,. 287. 3 Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 149 hurup a.

Page 61: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

46

1. Uang iddah sejumlah Rp. 3.000.000

2. Uang Mut‟ah sejumlah Rp. 5.000.000

3. Sisa uang mut‟ah yang belum di bayar sejumlah Rp. 4.000.000

Bahwa di tengah, berjalannya kesepakatan kewajiban Sunardi

Wagiyono untuk memberikan nafkah pasca perceraian tersebut, ternyata

di tahun 2012 hingga Oktober 2016 R. Sri Purwati telah melakukan

pemotongan sepertiga gaji Sunardi Wagiyono yang mengakibatkan

kerugian dengan total sudah mencapai Rp. 97.768.911, sedangkan sisa

mut‟ah yang belum di bayar oleh Sunardi Wagiyono hanya sebesar Rp.

4.000.000. Atas dasar tersebut Sunardi Wagiyono mendaftarkan

gugatannya ke Pengadilan Agama Serang pada tanggal 8 November 2016

dengan register perkara Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg.

Adapun alasan-alasanSunardi Wagiyono mengajukan gugatannya

kepada Pengadilan Agama Serang adalah sebagai berikut:

1. R. Sri Purwati (Tergugat) telah melakukan pemotongan sepertiga gaji

Sunardi Wagiyono (Penggugat) dari bulan Juni 2012 sampai dengan

Oktober 2016, mencapai total Rp. 97.768.911. Tidak ada dasar

Tergugat untuk melakukan pemotongan gaji Penggugat

2. Suhaedi (Turut Tergugat), tidak ada dasar turut tergugat untuk

melakukan pemotongan sepertiga gaji Penggugat dengan jalan

membuat surat kepada kasir atau keuangan PT. Krakatau Steel untuk

memotong sepertiga gaji tersebut.

3. Tidak ada putusan Pengadilan Agama Serang untuk memotong

sepertiga gaji dari Penggugat.

Maka untuk itu, Sunardi Wagiyono memohon kepada Pengadilan

Agama Serang untuk menyatakan bahwa Tergugat dan Turut Tergugat

melakukan perbuatan melawan hukum, menghukum Tergugat dan Turut

Tergugat supaya menghentikan pemotongan gaji Penggugat, serta

menghukum Tergugat untuk mengembalikan uang hasil pemotongannya

Page 62: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

47

sejumlah Rp. 93.768.911 kepada Penggugat secara tunai. Atas dasar

gugatan Penggugat tersebut, Penggugat mengajukan replik dan Tergugat

mengajukan duplik secara tertulis yang menyatakan bahwa R. Sri

Purwati selaku Tergugat menolak mengembalikan sejumlah uang

tersebut, karena sebagai biaya penghidupan Tergugat dari perusahaan

dimana Penggugat bekerja, yang sudah diatur berdasarkan peraturan

pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta memohon kepada

majelis hakim memerintahkan Penggugat untuk tetap membayar lunas

uang sisa mut‟ah tersebut.

Demi menangguhkan dalil gugatan nya Penggugat telah

mengajukan alat bukti berupa fotokopi salinan Putusan Pengadilan

Agama Serang Nomor 788/Pdt.G/2009/PA.Srg (Bukti P.1), fotokopi

salinan Putusan Pengadilan Tinggi Agama Banten Nomor

38/Pdt.G/2010/PTA.Btn (Bukti P.2), fotokopi bukti pemotongan gaji

Pengugat oleh PT. Krakatau Steel sejak bulan Juni 2012 sampai dengan

bulan Oktober 2016 sejumlah Rp. 97.760.912 (Bukti P.3), fotokopi bukti

pemotongan gaji Pengugat oleh PT. Krakatau Steel Cilegon sejak bulan

November 2016 sampai dengan Maret 2017 (Bukti P.4), fotokopi akta

cerai atas nama Sunardi Wagiyono bin S. Kasmowihardjo Nomor

615/AC/2010/PA.Srg (Bukti P.5). Kemudian Penggugat mengajukan

seorang saksi di muka persidangan yaitu A. Hidayat bin H.M Syamin,

teman satu perusahaan dengan Penggugat tetapi sekarang telah pensiun.

Tergugat untuk memperkuat dalil bantahannya dan memperkuat

alasan-alasan tuntutannya, mengajukan alat bukti berupa asli surat

pernyataan dari kakak kandung Penggugat yang bernama Sukanti tentang

perkembangan, pertumbuhan dan pendidikan anak-anak Penggugat dan

Tergugat (Bukti T.1), fotokopi akta cerai atas nama Sunardi Wagiyono

bin S. Kasmowihardjo Nomor 615/AC/2010/PA.Srg (Bukti T.2),

fotokopi surat permohonan Tergugat kepada Manager HCI dan A. PT.

Krakatau Steel (Persero) Tbk Cilegon (Bukti T.3), fotokopi dari fotokopi

Page 63: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

48

surat perjanjian kerja sama tahun 2016-2018 PT. Krakatau Steel (Bukti

T.4), fotokopi dari fotokopi PP Nomor 10 Tahun 1983 jo PP Nomor 45

Tahun 1990 tentang izin perkawinan dan perceraian bagi PNS (Bukti

T.5), fotokopi bukti laporan transaksi (rekening koran) atas nama

Muhammad Satrio Wicaksono dikeluarkan oleh Bank BRI (Bukti T.6).

Selain alat bukti tersebut, Tergugat mengajukan keterangan saksi, dengan

mendatangkan Saukanti binti Kasmohihardjo, yaitu kakak kandung

Penggugat dan Suwedi bin Surapto, yaitu kakak kandung Tergugat.

Setelah semua tahapan beracara di pengadilan telah terlewati,

majelis hakim Pengadilan Agama Serang akhirnya memutuskan

menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat sebagian. Menyatakan

Tergugat dan Turut Tergugat memenuhi unsur perbuatan melawan

hukum didasari atas Pasal 1365 KUH Perdata, dan berdasarkan

pertimbangan majelis hakim Tergugat tidak patut dihukum untuk

mengembalikan uang pemotongan sepertiga gaji Penggugat, atas dasar

sebagai konpensasi pemeberian mut‟ah.4

2. Pertimbangan Hakim

Dalam putusan Pengadilan Agama Serang Nomor

1809/Pdt.G/2016/PA.Srg mengenai perkara perbuatan melawan hukum,

dari hasil pemeriksaan yang telah dilalui menjadi bahan pertimbangan

untuk mengambil putusan. Fakta-fakta yang terungkap dalam

persidangan merupakan bahan utama untuk menjadikan pertimbangan

dalam suatu putusan. Penulis menguraikan pertimbangan hakim dalam

putusan tersebut, antaranya:

Dalam pokok perkara, Penggugat mengajukan gugatan terhadap

Tergugat dan Turut tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum

dengan melakukan pemotongan sepertiga gaji Penggugat melalui

bendahara perusahaan tempat Penggugat bekerja.Tidak ada dasar berupa

4 Putusan Pengadilan Agama Serang Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg

Page 64: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

49

putusan pengadilan maupun persetujuan penggugat. Melihat dari jawab

menjawab antara Penggugat dan Tergugat, Tergugat mengakui sebagai

pengakuan berklausula telah memotong gaji Penggugat setiap bulan sejak

bulan Juni 2012 hingga sekarang ini, dengan berlandaskan aturan

perundangan-undangan yang berlaku mengikat bagi PNS yaitu PP

Nomor 10 Tahun 1983 jo PP Nomor 45 Tahun 1990 tentang Izin

Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil.

Majelis hakim menimbang berdasarkan Pasal 1365 KUH Perdata

tentang perbuatan melawan hukum , bahwa Tergugat dan Turut Tergugat

sudah memenuhi 5 (lima) unsur seseorang dikatakan melawan hukum

diantaranya:

a. Adanya suatu perbuatan , Tergugat dan turut tergugat melakukan

suatu perbuatan yaitu memotong sepertiga gaji penggugat,

b. Perbuatan tersebut melawan hukum, Tergugat dan turut tergugat

melakukan memotong sepertiga gaji penggugat tidak didasari

persetujuan Penggugat dan tanpa adanya putusan pengadilan yang

berarti melawan hukum.

c. Adanya kesalahan dari pihak pelaku, Tergugat selaku pelaku

mengakui perbuatannya tanpa adanya persetujuan Penggugat dan

tanpa adanya putusan pengadilan.

d. Adanya kerugian bagi korban, dari perbuatan Tergugat dan turut

tergugat menimbulkan kerugian bagi Penggugat karena gajinya

berkurang setiap bulan.

e. Adanya hubungan kausal antara perbuatan dan kerugian.

Kemudian tergugat mendalilkan perbuatannya berlandaskan Pasal

8 Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah

Nomor 45 Tahun 1990 yang menyatakan bahwa “(1) apabila perceraian

terjadi atas kehendak Pegawai Negeri Sipil (PNS) pria, maka ia wajib

menyerahkan sebagian gajinya untuk penghidupan bekas istri dan anak-

Page 65: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

50

anaknya, (2) Pembagian gaji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ialah

sepertiga untuk PNS Pria yang bersangkutan, sepertiga untuk bekas

istrinya dan sepertiga untuk anak-anaknya” dalam hal ini, majelis hakim

berpendapat setelah Tahun 2005 yaitu semenjak berlakukan Peraturan

Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan,

Pengawasan dan Pembubaran BUMN, dalam Pasal 95 dinyatakan bahwa

“bagi pegawai BUMN tidak berlaku ketentuan kepegawaian yang

diterapkan PNS.” Jika ingin diterapkan aturan tersebut, maka harus ada

persetujuan dari pegawai BUMN yang bersangkutan atau adanya putusan

dari pengadilan yang memutus adanya kewajiban pemotongan sepertiga

gajinya untuk bekas istrinya. Maka perbuatan Tergugat dan Turut

Tergugat dinyatakan termasuk perbuatan melawan hukum patut

dikabulkan.

Majelis hakim mempertimbangkan atas gugatan Penggugat agar

Tergugat mengembalikan seluruh pemotongan sepertiga gaji Penggugat,

dipandang tidak terbukti beralasan hukum karena uang tersebut

digunakan bukan untuk kepentingan pribadinya sendiri melainkan

digunakan juga untuk biaya hidup atau pendidikan anak-anak Penggugat

dan Tergugat. Sebagaimana diatur dalam Pasal 149 huruf (a) dan Pasal

156 huruf (d) Kompilasi Hukum Islam. Maka yang telah diterima oleh

Tergugat setiap bulan sepertiga gaji Penggugat yang totalnya mencapai

lebih dari 97 juta, sebagai konpensasi pemberian mut‟ah yang sangat

sedikit, seharusnya mut‟ah yang diberikan semestinya selaku Pegawai

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat memberikan lebih dari

jumlah yang ditentukan yaitu Rp. 9.000.000.

Majelis hakim mempertimbangkan bahwa jika Tergugat

mengembalikan uang sepertiga gaji tersebut terlalu memberatkan

Tergugat, yang sejak diceraikan oleh Penggugat hidupnya serba susah

dan memprihatinkan dengan mengontrak serta dibantu oleh keluarganya.

Oleh karena itu dalam hal ini patut dinyatakan ditolak.Mengenai

Page 66: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

51

kekuarangan mut‟ah yang telah dilalaikan oleh Penggugat sebesar Rp.

4.000.000, Penggugat tidak patut lagi dihukum untuk memberikan

kekurangan biaya mut‟ah sejumlah Rp. 4.000.000, karena gajinya telah

dipotong setiap bulannya.

Majelis hakim mempertimbangkan atas gugatan Penggugat agar

Tergugat dan Turut Tergugat dihukum menghentikan pemotongan gaji

sepertiga gaji penggugat, patut dikabulkan berlandaskan aturan Pasal

1365 KUH Perdata, Pasal 95 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun

2005 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pasal 149 huruf (b)

Kompilasi Hukum Islam. Kemudian Tergugat dan Turut Tergugat beserta

manajemen keuangan (Bendahara) Perusahaan PT. Krakatau Steel

Cilegon harus dihentikan dengan menghukum Tergugat untuk tidak lagi

menerima pemotongan sepertiga gaji Penggugat tersebut dan Turut

tergugat dihukum untuk taat pada keputusan ini dengan menarik

persetujuannya atas pemotongan sepertiga gaji Penggugat dari bagian

keuangan (Bendahara) Perusahaan PT. Krakatau Steel Cilegon.

Bahwa perkara ini mengenai sengketa nafkah termasuk bidang

perkawinan, sesuai pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana telah diubah dan ditambah

dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua

dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, biaya perkara ini

dibebankan kepada Penggugat.5

3. Amar Putusan

Hasil putusan Pengadilan Agama Serang Nomor

1809/Pdt.G/2016/PA.Srg ialah sebagai berikut:

1) Mengabulkan Gugatan Penggugat Sebagian

2) Menyatakan bahwa Tergugat dan Turut Tergugat terbukti telah

melakukan perbuatan melawan hukum

5 Putusan Pengadilan Agama Serang Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg.

Page 67: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

52

3) Menghukum tergugat dan turut tergugat untuk menghentikan

pemotongan gaji Penggugat pada bagian keuangan atau Bnedahara

Perusahaan PT Krakatau Steel Cilegon

4) Menghukum Turut Tergugat untuk mencabut kesaksian dan

persetujuannya atas pemotongan gaji Penggugat tersebut

5) Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya

6) Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang hingga

kini dihitung sejumlah Rp. 875.000,- (Delapan Ratus Tujuh Puluh

Lima Ribu Rupiah)

B. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Banten Nomor

0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn

1. Kronologi Perkara

Setelah adanya putusan dari pengadilan tingkat pertama, Senin

tanggal 17 Juli 2017 Penggugat (untuk selanjutnya disebut

Pembanding) mengajukan banding atas ketidakpuasan dari hasil

putusan Pengadilan Agama Serang Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg.

Banding salah satu bentuk upaya hukum biasa yang dapat ditempuh

oleh para pihak yang berperkara karena dikhawatirkan bahwa hakim

yang merupakan manusia biasa melakukan kesalahan dalam

menjatuhkan suatu keputusan.Oleh karena itu, dibuka kemungkinan

bagi orang yang kalah serta merasa tidak puas atas hasil putusan

sebelumnya dapat mengajukan permohonan banding kepada Pengadilan

Tinggi Agama.6

Telah membaca dan memperhatikan berkas perkara dan surat-

surat yang berkaitan dengan perkara yang dimohonkan banding,

membaca akta permohonan banding yang dibuat oleh Panitera

Pengadilan Agama Serang, kemudian membaca memori banding

Pembanding yang pada pokoknya keberatan atas pertimbangan dan

6 Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata Dalam

Teori dan Praktek, (Bandung : CV. Mandar Maju, 2009),h., 147.

Page 68: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

53

putusan 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg tentang dinyatakannya Terbanding

dan Turut Terbanding terbukti telah melawan hukum, akan tetapi

menolak gugatan Penggugat tentang pengembalian gaji Pembanding

yang telah dipotong pihak Terbanding dan Turut Terbanding sejak

bulan Juni 2012 sampai bulan Maret 2017. Sedangkan pada putusan

cerai talak Nomor 788/Pdt.G/2009/PA.Srg tidak ada perintah

pemotongan sepertiga gaji Pembanding.

Membaca tanda terima memori banding oleh Panitera

Pengadilan Agama Serang pada tanggal 20 Juli 2017 dan telah

disampaikan relaas pemberitahuan dan penyerahan memori banding

kepada pihak turut terbanding pada Senin tanggal 07 Agustus 2017,

kemudian membaca surat keterangan Panitera Pengadilan Agama

Serang tertanggal 11 September 2017 yang menyatakan sampai batas

waktu yang telah ditentukan, baik Pembanding maupun Terbanding

tidak melaksanakan pemeriksaan terhadap berkas perkara banding

(inzage).

Setelah mempelajari segala uraian dalam pertimbangan

Pengadilan Agama Serang, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Banten

sependapat dengan pertimbangan Pengadilan Agama Serang tersebut,

namun perlu disempurnakan bahwa perkara ini sengketa nafkah,

termasuk dalam bidang perkawinan. Dan karena Terbanding dan Turut

Terbanding dinyatakan telah turut melakukan perbuatan melawan

hukum, agar tidak terulang ataupun dilanjutkan maka Pengadilan perlu

memerintahkan kepada Terbanding dan Turut Terbanding untuk

menghentikan pemotongan gaji Pembanding. Kemudian sebagaimana

pertimbangan hakim tingkat pertama, berdasarkan saksi-saksi dan

bukti-bukti yang ada Terbanding tidak patut untuk mengembalikan

uang pemotongan sepertiga gaji tersebut.7

7Putusan Pengadilan Tinggi Agama Banten Nomor 0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn.

Page 69: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

54

2. Pertimbangan Hakim

Dalam upaya hukum banding, majelis hakim telah mempelajari

segala uraian dalam pertimbangan sebagaimana putusan Pengadilan

Agama Serang berdasarkan Keterangan Saksi-saksi dan bukti-bukti

lain, Penulis menguraikan pertimbangan hakim dalam putusan tersebut,

antaranya:

Terbukti bahwa Terbanding dan Turut Terbanding melakukan

perbuatan melawan hukum dengan telah memotong sepertiga gaji

Pembanding tanpa persetujuan dan seizin Pembanding, oleh karena itu

Terbanding dan Turut Terbanding harus dinyatakan telah melakukan

perbuatan melawan hukum. Majelis hakim menimbang, agar perbuatan

tersebut tidak dilanjutkan ataupun terulang, maka Pengadilan

memerintahkan kepada Terbanding dan Turut Terbanding untuk

menghentikan pemotongan sepertiga gaji Pembanding pada bagian

keuangan atau Bendahara Perusahaan PT. Krakatau Steel Cilegon.

Majelis hakim dengan didasarkan bukti-bukti dan saksi-saksi

yang ada, Terbanding tidak patut untuk dihukum mengembalikan uang

pemotongan gaji tersebut karena uang tersebut digunakan bukan untuk

kepentingan pribadi melainkan untuk biaya penghidupan dan

pendidikan anak-anaknya.Dengan fakta yang membuktikan Terbanding

sejak bercerai dengan Pembanding hingga saat ini hidupnya sangat

memprihatinkan dan sering dibantu oleh keluarganya untuk memenuhi

kebutuhan kehidupan Terbanding dengan anak-anaknya.Maka

keberatan Pembanding dalam memori bandingnya harus ditolak.

Bahwa perkara ini mengenai sengketa nafkah termasuk bidang

perkawinan, sesuai pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana telah diubah dan ditambah

dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua

dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, biaya perkara pada

Page 70: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

55

tingkat pertama dibebankan kepada Pemohon dan biaya perkara pada

tingkat banding dibebankan kepada Pembanding.8

3. Amar Putusan

Hasil putusan Pengadilan Tinggi Agama Banten Nomor

0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn ialah sebagai berikut:

I. Menyatakan permohonan banding pembanding dapat diterima

II. Menguatkan Putusan Pengadilan Agama Serang Nomor

1809/Pdt.G/2016/PA.Srg

III. Membebankan kepada pembanding untuk membayar biaya perkara

pada tingkat banding sebesar Rp. 150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu

Rupiah)

C. Putusan Kasasi Nomor 689 K/Ag/2018

1. Kronologi Perkara

Setelah adanya putusan dari Pengadilan Tinggi Agama Banten,

Tergugat (selanjutnya sebagai Pemohon Kasasi) mengajukan upaya

hukum kasasi pada tanggal 24 Januari 2018. Perihal kasasi merupakan

tindakan Mahkamah Agung sebagai pengawas tertinggi dalam

memeriksa dan memutus permohonan kasasi terhadap putusan tingkat

banding dari semua lingkungan peradilan yang telah diatur dalam Pasal

10 ayat (3) Undang-Undang Pokok Kekuasaan Kehakiman No. 14 Tahun

1970.9Sebagaimana dari akta permohonan kasasi diikuti dengan memori

kasasi yang memuat alasan-alasan telah diberitahukan kepada pihak

lawan. Dalam pokok perkara Pemohon Kasasi meminta agar:

1. Menerima seluruh permohonan dan memori kasasi perkara ini

2. Memerintahkan untuk menghukum melanjutkan pemotongan gaji

Termohon Kasasi pada bagian keuangan atau bendahara Perusahaan

PT. Krakatau Steel (PERSERO) Tbk. Cilegon.

8Putusan Pengadilan Tinggi Agama Banten Nomor 0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn.

9Sunarto, Peran Aktif Hakim Dalam Perkara Perdata, (Jakarta: Kencana, 2014),h., 214

Page 71: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

56

3. Menghukum Termohon Kasasi untuk membayar biaya perkara

4. Dan atau putusan lain yang seadil-adilnya (ex aequo et bono)

Termohon Kasasi dalam hal ini tidak mengajukan kontra memori kasasi

sesuai dengan surat keterangan tidak mengajukan kontra memori kasasi

yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Serang.10

2. Pertimbangan Hakim

Dalam upaya hukum kasasi, majelis hakim telah meneliti

dengan seksama memori kasasi dihubungkan dengan pertimbangan Judex

Facti Pengadilan Tinggi Agama Banten, Mahkamah Agung

mempertimbangkan sebagai berikut:

Ketentuan pemotongan sepertiga gaji Penggugat yang dilakukan

oleh Pejabat Bendaharawan PT. Krakatau Steel, merupakan tindakan

administrasi kepegawaian yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.

10 Tahun 1983 Pasal (8).Dengan demikian, Majelis hakim tingkat kasasi,

pertimbangannya atas pokok perkara dalam perkara ini adalah mengenai

perbuatan melawan hukum yang berhubungan dengan pemotongan gaji

Penggugat, hal ini merupakan tindakan administrasi dan termasuk hukum

administrasi negara.Maka, Pengadilan Agama tidak berwewenang

mengadilinya sehingga pokok perkara harus dinyatakan tidak dapat

diterima.

Putusan Judex Facti atau Pengadilan Tinggi Agama Banten

yang menguatkan Putusan Pengadilan Agama Serang harus

dibatalkan.Karena salah dalam menerapkan hukum.

3. Amar Putusan

Hasil Putusan Kasasi Nomor 689 K/Ag/2018 ialah sebagai berikut:

1) Mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon kasasi

10

Putusan Kasasi Nomor 689 K/Ag/2018

Page 72: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

57

2) Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Agama Banten Nomor

0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn yang menguatkan Putusan Pengadilan

Agama Serang Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg.

Mengadili Sendiri

I. Menyatakan Pengadilan Agama Serang tidak berwewenang

mengadili perkara ini

II. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

III. Membebankan kepada Termohon Kasasi untuk membayar biaya

perkara dalam semua tingkat peradilan dan pada tingkat kasasi ini

sejumlah Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah)

Page 73: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

58

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SERANG DALAM

PERKARA PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERKAIT NAFKAH

PASCA PERCERAIAN

A. Pertimbangan hakim dalam memutus perkara perbuatan melawan

hukum pada Putusan Nomor 1809/Pdt.G/2016PA.Srg, Putusan Nomor

097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan Putusan Nomor 689 K/Ag/2018.

Mengambil dan menjatuhkan putusan bukanlah sekedar

menerapkan hukum, tetapi majelis hakim harus merenungkan,

mempertimbangkan banyak hal secara cermat, memiliki pengalaman dan

kemampuan penguasaan hukum. Hakim sebagai aplikator undang-undang

diwajibkan pula untuk mencari undang-undang yang tepat yang berkitan

sesuai dengan perkara yang sedang dihadapi. Melihat perkara dalam

putusan Pengadilan Agama Serabf Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg,

bermula pada tahun 2009 Penggugat mengajukan cerai gugat kepada

Tergugat. Perceraian tersebut dikabulkan majelis hakim dan dikatakan

telah resmi bercerai dengan dikeluarkannya putusan Pengadilan Agama

Serang dengan Nomor 788/Pdt.G/2009/PA.Srg. Di luar dugaan Penggugat,

pada tanggal 21 Mei 2010 Tergugat mengajukan banding dengan

menghasilkan amar sebagai berikut; membatalkan putusan Pengadilan

Agama Serang dan mengadili sendiri dengan amar putusan sebagai

berikut:

Dalam Konvensi:

1. Mengabulkan permohonan Pemohon.

2. Menetapkan pemberian izin kepada Penggugat untuk menjatuhi talak

satu raj‟I terhadap Tergugat.

3. Menghukum Pemohon untuk membayar kepada Tergugat setelah

menjatuhi talaknya, berupa:

Page 74: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

59

a. Nafkah „Iddah1 sejumlah Rp. 3.000.000

b. Nafkah Mut‟ah2 sejumlah Rp. 9.000.000

Dalam Rekonvensi:

Menyatakan gugatan rekonpensi yang diajukan Penggugat Rekonpensi

atau Tergugat tidak dapat diterima (N.O)

Di tengah perjalanan antara kesepakatan bersama yang dilakukan

Penggugat dan Tergugat, dua tahun setelah sidang perceraian, Tergugat

melakukan pemotongan sepertiga gaji Penggugat sejak tahun 2012 hingga

2016. Di samping terdapat pemotongan tersebut, Penggugat disatu sisi

belum melunasi nafkah mut‟ah yang tersisa sebesar Rp. 4.000.000. Dalam

hal pemotongan sepertiga gaji Penggugat, Tergugat merasa perbuatan

tersebut adalah hak untuk dirinya serta anak-anaknya sebagai biaya

penghidupan pasca perceraian. Dalil Tergugat mengacu kepada Peraturan

Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah Nomor 45

Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri

Sipil. Sehingga Tergugat melakukan permohonan pembagian gaji kepada

Manager HCI PT. K S dan Turut Tergugat beserta Manajemen keuangan

menyetujui pemotongan itu. Namun, pada kenyataannya Penggugat adalah

Pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Krakatau Steel Cilegon

yang pada saat itu Perusahaan PT. KS tidak memiliki kebijakan untuk

memotong gaji pegawainya.

Pemotongan tersebut dilakukan Tergugat dan Turut Tergugat, tidak

didasarkan atas izin dari Pegawai yang bersangkutan (Penggugat) ataupun

atas dasar putusan dari Pengadilan Agama Serang di saat perceraian.

1 Yang dimaksud dengan kata “Nafkah „Iddah” adalah mantan suami memberikan nafkah

makan, kiswah (tempat tinggal dan pakaian) kepada mantan istri selama waktu yang telah

ditentukan sesuai dengan kondisi istri yang diceraikan. (Moh. Ali Wafa, Hukum Perkawinan Di

Indonesia, (Tangerang: YASMI, 2018), h., 286). 2 Yang dimaksud dengan kata “Nafkah Mut‟ah” adalah mantan suami memberikan

sesuatu yang layak kepada mantan istri sebagai hiburan, baik berupa uang atau benda. (Moh. Ali

Wafa, Hukum Perkawinan Di Indonesia, (Tangerang: YASMI, 2018), h., 286).

Page 75: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

60

Diperkuat dalam keterangan saksi Penggugat selaku teman satu

perusahaan menyatakan dalam kesaksiannya, bahwa PT. KS saat ini tidak

memiliki kebijakan untuk memotong gaji pegawaiannya. Perusahaan akan

menerapkan ketentuan tentang hak dan kewajiban pasca perceraian

khususnya bagi pegawai (mantan suami) terkait pembagian sepertiga gaji

untuk mantan istri dan anak atau anak-anaknya atas dasar kesepakatan

para pihak dan atau persetujuan dari pihak pegawai untuk dipotong gajinya

tersebut.

Majelis hakim tingkat pertama memberikan pertimbangan hukum

berlandaskan pada penjelasan Perbuatan Melawan Hukum pada Pasal

1365 BW yang menyatakan bahwa “setiap perbuatan melawan hukum

yang oleh karenanya menyebabkan kerugian itu mengganti kerugian”.

Dengan mengacu kepada Perbuatan Melawan Hukum (PMH) dari Pasal

1365 BW, majelis hakim mengaitkan peristiwa dengan 5 (lima) unsur-

unsur Perbuatan Melawan Hukum, yaitu:

Pertama, adanya suatu perbuatan. Majelis hakim dalam pertimbangannya

menyatakan pelaku Tergugat dan Turut Tergugat melakukan perbuatan

yaitu memotong sepertiga gaji Penggugat.

Kedua, perbuatan tersebut melawan hukum. Perbuatan tersebut tidak

didasari persetujuan pegawai (Penggugat) ataupun putusan Pengadilan

Agama, maka perbuatan tersebut telah melawan hukum.

Ketiga, adanya kesalahan dari pihak pelaku. Tergugat dan Turut Tergugat

selaku pelaku mengakui perbuatannya tanpa adanya persetujuan

Penggugat dan tanpa adanya putusan Pengadilan Agama, hal tersebut

menandakan adanya kesalahan dari Tergugat dan Turut Tergugat.

Keempat, adanya kerugian bagi korban. Akibat perbuatan Tergugat dan

Turut Tergugat menimbulkan kerugian bagi Penggugat sebesar Rp. 97

Juta.

Page 76: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

61

Kelima, adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian.3

Sebab Tergugat dan Turut Tergugat melakukan pemotongan gaji pegawai

tanpa izin dari Penggugat dan tidak ada putusan dari Pengadilan Agama

Serang saat bercerai, sehingga dinyatakan sebagai Perbuatan Melawan

Hukum, sebagai wujud kesalahannya mengakibatkan kerugian yang harus

dibayar atau dikembalikan kepada Penggugat. Dengan demikian majelis

hakim menyatakan Tergugat dan Turut Tergugat memenuhi kelima unsur-

unsur Perbuatan Melawan Hukum (PMH).

Selanjutnya majelis hakim tingkat pertama menimbang pemberian

nafkah mut‟ah yang diberikan Penggugat selaku Pegawai Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) terlalu sedikit. Semestinya dapat memberikan lebih

besar dari pada yang telah ditentukan. Diakui pula oleh Penggugat bahwa

Rp. 9.000.000 yang diwajibkan untuk dibayar, baru Penggugat serahkan

sebesar Rp. 5.000.000. Oleh karena itu, akibat adanya kelalaian yang

dilakukan oleh Penggugat, majelis hakim tingkat pertama berpendapat

bahwa apa yang telah doterima oleh Tergugat setiap bulan dari sepertiga

gaji Penggugat yang totalnya mencapai Rp. 97 Juta, sebagai konpensasi

pemberian nafkah mut‟ah Tergugat sehingga tidak perlu dikembalikan.

Berdasarkan saksi-saksi menyatakan kehidupan Tergugat setelah

diceraikan oleh Penggugat sungguh memperihatinkan, serba kesulitan dan

uang tersebut tidak digunakan untuk dirinya sendiri melainkan digunakan

untuk biaya hidup dan pendidikan anak-anaknya. Berdasarkan

perbuatannya, Tergugat dan Turut Tergugat melakukan perbuatan

melawan hukum maka patut dihukum untuk menghentikan pemotongan

sepertiga gaji Penggugat.4

3 Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, (Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, 2013), h., 10. 4 Putusan Pengadilan Agama Serang Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg.

Page 77: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

62

Selanjutnya, dalam Pengadilan Tinggi Agama Banten, yang

merupakan Judex Facti5 sehingga hakim tingkat banding wajib

memeriksa, mempertimbangkan dan memutus ulang pokok perkara yang

telah diperiksa, dipertimbangkan dan diputus oleh hakim tingkat pertama.

Majelis hakim tingkat banding bertugas memperbaiki kesalahan dan

menyempurnakan kekurangan hakim tingkat pertama, agar tidak

merugikan para pencari keadilan.6 Pada perkara ini, majelis hakim tingkat

banding telah memeriksa ulang tentang apa yang telah diperiksa dan

dipertimbangkan oleh Pengadilan Agama Serang. Majelis hakim tingkat

banding dalam pertimbangannya, satu pendapat dengan pertimbangan

Pengadilan Agama Serang, namun perlu disempurnakan dengan adanya

pertimbangan sendiri. Bahwa karena Terbanding dan Turut Terbanding

dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum, maka supaya

perbuatan tersebut tidak terulang kembali, maka pengadilan

memerintahkan kepada Terbanding dan Turut Terbanding untuk

menghentikan pemotongan gaji Pembanding pada bagian keuangan PT.

KS dengan adanya bukti telah melakukan perbuatan melawan hukum

tersebut. Majelis hakim tingkat banding berpendapat yang sama halnya

dengan pertimbangan majelis hakim tingkat pertama, bahwa berdsarkan

saksi-saksi dari pihak Terbanding dan bukti-bukti lainnya, Terbanding

tidak perlu untuk mengembalikan uang hasil pemotongan sepertiga gaji

Pembanding.7

Memulihkan kesalahan pada penerapan hukum adalah keharusan

bagi pencari keadilan dengan jalan menempuh upaya hukum, baik upaya

5 Yang dimaksud dengan kata “Judex Facti” adalah hakim bertugas memetakan

bagaimana kasus posisi yang sebenarnya sehingga ditemukan fakta hukum yang sah secara yuridis

berdasarkan hukum pembuktian dan benar secara logis berdasarkan penalaran yang rasional yang

kemudian ditemukan pula bagaimana hukumnya atas kasus yang telah terbukti tersebut. (Mukti

Arto, Penemuan Hukum Islam Demi Mewujudkan Keadilan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018),

Cetakan ke-2, h., 155) 6 Mukti Arto, Penemuan Hukum Islam Demi Mewujudkan Keadilan; Penerapan

Penemuan hukum, Ultra Petita dan Ex Officio Hakim Secara Proporsional, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2018), h., 156. 7 Putusan Pengadilan Tinggi Agama Banten Nomor 097/Pdt.G/2017/PTA.Btn.

Page 78: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

63

hukum biasa maupun upaya hukum luar biasa. Tetapi, tidak selalu karena

kesalahan pada penerapan hukum, dapat juga disebabkan karena

perbedaan pendapat. Pada pertimbangan majelis hakim tingkat kasasi,

yang merupakan Judex Jurist8, setelah meneliti secara seksama memori

kasasi dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti Pengadilan Agama

Banten, majelis hakim tingkat kasasi menyatakan Pengadilan Tinggi

Agama Banten salah dalam menerapkan hukum. Dengan demikian,

putusan Pengadilan Tinggi Agama Banten yang menguatkan putusan

Pengadilan Agama Serang harus dibatalkan. Berdasarkan pertimbangan

bahwa ketentuan pemotongan sepertiga gaji Penggugat yang dilakukan

oleh Pejabat Bendaharawan PT. KS, merupakan tindakan administrasi

kepegawaian. Melihat pokok gugatan dalam perkara ini mengenai

Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yang berhubungan dengan

pemotongan gaji Penggugat hal ini merupakan tindakan administrasi

negara. Oleh karena itu, Pengadilan Agama tidak berwenang

mengadilinya, sehingga dalam pokok perkara harus dinyatakan tidak dapat

diterima (N.O).9

Berdasarkan pertimbangan yang telah dipaparkan baik pada tingkat

pertama, tingkat banding dan tingkat kasasi berdasarkan kacamata penulis

Pengadilan Agama Serang dan Pengadilan Tinggi Agama Banten telah

keliru dalam menangani perkara ini. Dalam perkara ini setelah dikaji

secara mendalam terdapat unsur kelalaian yang dilakukan oleh Penggugat

dalam melaksanakan pembayaran uang nafkah, sehingga Tergugat

melakukan pemotongan gaji Penggugat dengan mengacu kepada Peraturan

Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah Nomor 45

Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri

8 Yang dimaksud dengan kata “Judex Jurist” adalah hakim yang berwenang dan

bertanggung jawab untuk mengoreksi cara kerja dan hasil kerja Judex Facti untuk kemudian jika

ditemukan kesalahan, maka harus dibetulkan kembali sebagaimana semestinya. (Mukti Arto,

Penemuan Hukum Islam Demi Mewujudkan Keadilan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018),

Cetakan ke-2, h., 156). 9 Putusan Kasasi Nomor 689 K/Ag/2018.

Page 79: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

64

Sipil melakukan pemotongan sepertiga gaji Penggugat. Sehingga

Penggugat merasa dirugikan dan menggugat Tergugat selaku mantan

istrinya atas dasar perbuatan melawan hukum. Mengenai hal ini, majelis

hakim tingkat pertama menyatakan Tergugat tidak bertentangan dengan

hukum. Hanya saja sejak tahun 2005, lahirnya Peraturan Pemerintah

tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan

Usaha Milik Negara, sehingga sudah tidak berlaku lagi bagi Badan Usaha

Milik Negara terhadap ketentuan kepegawaian yang diterapkan untuk

Pegawai Negeri Sipil. Penggugat selaku karyawan Badan Usaha Milik

Negara PT. KS, tidak menganut kebijakan Pegawai Negeri Sipil dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah

Nomor 45 Tahun 1990 di dalam perusahaannya.

Penulis paparkan mengenai nafkah pasca perceraian, sebelum

adanya ketentuan pemisahan antara Pegawai Badan Usaha Milik Negara

dengan Pegawai Negeri Sipil di tahun 2005, Peraturan Pemerintah Nomor

10 Tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 yang

menjadi acuan. Pegawai Badan Usaha Milik Negara secara tegas

dipersamakan dengan Pegawai Negeri Sipil, sesuai dengan Pasal 1 yang

menyatakan Pegawai Negeri Sipil adalah:

1) Pegawai bulanan di samping pensiun

2) Pegawai bank milik negara

3) Pegawai badan usaha milik negara

4) Pegawai bank milik daerah

5) Pegawai badan usaha milik daerah

6) Kepala desa, perangkat desa dan petugas yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan daerah.

Sehingga dalam peraturan pemerintah tersebut Pasal 7 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983, ketentuan perceraian bagi Pegawai

Negeri Sipil pria ataupun wanita adanya keharusan mengajukan

Page 80: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

65

permintaan izin dalam hal akan ada perceraian, kemudian perceraian

tersebut didasarkan pada alasan-alasan yang ditetapkan oleh peraturan

perundang-undangan dan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor

10 Tahun 1983 ini.10

Diantaranya:

1) Apabila Salah satu pihak berbuat zina

2) Salah satu pihak menjadi pemabuk

3) Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun

berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah.

4) Salah satu pihak mendapat hukuman 5 (lima) tahun penjara atau

hukuman yang lebih berat secara terus menerus setelah perkawinan

berlangsung, yang dibuktikan dengan putusan pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap.

5) Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat.

6) Antara suami dan istri terjadi perselisihan dan pertengkaran sehingga

tidak ada harapan untuk hidup rukun kembali dalam rumah tangga.11

Kemudian hadirnya pembaruan yaitu Peraturan Pemerintah

Nomor 45 Tahun 1990 yang merupakan perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 memberikan penyempurnaan dan

kejelasan atas beberapa hal mengenai Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi

Pegawai Negeri Sipil, diantaranya:

1) Kejelasan tentang keharusan mengajukan permintaan izin dalam hal

akan ada perceraian.

2) Larangan bagi pegawai negeri sipil wanita untuk menjadi istri kedua

atau ketiga atau keempat.

3) Pembagian gaji sebagai akibat terjadinya perceraian yang diharapkan

dapat lebih terjamin keadilan bagi kedua belah pihak.

4) Pengertian hidup bersama12

10

Muhammad Syarifuddin, dkk, Hukum Perceraian, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h.,

450. 11

Petunjuk pelaksanaan PPRI Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan Atas Izin

Perkwinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil, (Jakarta: Beringin Mulya, 1991), h., 82-84.

Page 81: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

66

Ketentuan pembagian gaji Pegawai Negeri Sipil akibat terjadinya

perceraian, Didasari oleh Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1990 Pasal 8,

dimana apabila perceraian terjadi atas kehendak Pegawai Negeri Sipil pria,

maka ia wajib menyerahkan sebagian gajinya untuk penghidupan mantan

istri dan anak-anaknya, ialah sepertiga untuk Pegawai Sipil pria yang

bersangkutan, sepertiga untuk bekas istri dan sepertiga untuk anak atau

anak-anaknya.13

Perubahan mulai terjadi ketika pemerintah menerbitkan Peraturan

Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 sebagai peraturan untuk melaksanakan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik

Negara, yang pada Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005

menjelaskan bahwa bagi pegawai Badan Usaha Milik Negara tidak berlaku

segala ketentuan kepegawaian dan eselonisasi jabatan yang berlaku bagi

Pegawai Negeri Sipil.14

Perihal ketentuan perceraian maupun nafkah

perceraian untuk pegawai Badan Usaha Milik Negara belum ada aturan

secara khusus yang mengatur kepegawaian karyawan Badan Usaha Milik

Negara.15

Dengan demikian, keinginan untuk mengajukan permohonan

untuk memotong sepertiga gaji pegawai haruslah dengan kebijakan dari

perusahaan, persetujuan dari pegawai yang bersangkutan serta adanya

putusan pengadilan agama.

Berdasarkan kewenangan absolut Pengadilan Agama, dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Pengadilan Agama hanya

berwenang dalam menyelesaikan perkara perdata tertentu meliputi

12

Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2017), h., 69. 13

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun

1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil, Pasal 8 ayat (1) dan (2). 14

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang tentang Pendirian, Pengurusan

Pengawasan dan Pembubaran BUMN , Pasal 95 Ayat (2). 15

Https://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt58dfeffda4621/kedudukan-hukum-

karyawan-bumn/

Page 82: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

67

perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infak dan sedekah.16

Setelah terjadi perubahan yang mendasar dengan disahkannya Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2006, perubahan tersebut terdiri atas 42

perubahan diantaranya, perluasaan wewenang Pengadilan Agama untuk

menangani permasalahan zakat, infak serta wewenang Pengadilan Agama

menangani permasalahan dibidang ekonomi syariah.17

Sebagaimana

ditegaskan bahwa Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan

kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama islam mengenai

„perkara tertentu‟, kata tersebut merupakan hasil perubahan terhadap kata

„perkara perdata tertentu‟ dari undang-undang sebelumnya yaitu Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989. Penghapusan kata „perdata‟ dimaksudkan

agar memperluas perkara yang masuk dalam lingkungan Pengadilan

Agama.

Tertuang dalam Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006

perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, dapat secara tegas

dinyatakan bahwa Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa,

memutus dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara

orang-orang yang beragama islam dibidang perkawinan, meliputi

poligami, izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia

21 tahun, dalam hal orang tua, wali atau keluarga dalam garis lurus ada

perbedaan pendapat, dispensasi perkawinan, pencegahan perkawinan,

penolakan perkawinan, pembatalan perkawinan, gugatan kelalaian atas

kewajiban suami atau istri, perceraian karena talak, gugatan perceraiaan,

penyelesaian harta bersama, penguasaan anak, ibu dapat memikul biaya

pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana bapak yang seharusnya

bertanggung jawab tidak memenuhinya, penentuan kewajiban memberi

biaya penghidupan oleh mantan suami kepada mantan istri atau penentuan

suatu kewajiban bagi mantan istri, perwalian, pernyataan tentang sahnya

16

Zulkarnaen dan Dwi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia,

(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2017), h., 365. 17

Zulkarnaen dan Dwi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia, h.,

73

Page 83: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

68

perkawinan yang terjadi sebelum Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dan dijalankan dengan peraturan yang lain18

, wali

adhal19

dan lain-lainnya. Bidang kewarisan, wasiat dan hibah meliputi

penentuan siapa saja yang menjadi ahli waris, penentuan harta

peninggalan, penentuan bagian masing-masing harta waris terhadap

Pewaris, pengangkatan wali bagi ahli waris yang tidak cakap bertindak.20

Pada bidang zakat, infak dan sedekah mengenai perkara pengelolaan zakat,

infak sedekah bertentangan dengan asa tujuan zakat. Bidang wakaf dapat

meliputi perkara mengenai pengelolaan harta wakaf bertentangan dengan

tujuan dan fungsi wakaf, sengketa harta benda wakaf, sah atau tidaknya

wakaf atau sertifikat harta wakaf, pengalihan fungsi atau perubahan status

harta benda wakaf.21

Pada bidang ekonomi syariah, meliputi beberapa hal sebagai

berikut:

a. Bank syariah

b. Asuransi syariah

c. Reasuransi syariah

d. Reksa dana syariah

e. Obligasi syariah dan surat berharga berjangka menengah syariah

f. Sekuritas syariah

g. Pembiayaan syariah

h. Pegadaian syariah

i. Dana pensiun lembaga keuangan syariah

j. Lembaga keuangan mikro syariah, dan lain-lain.

18

M. Yahya Harahap, Kedudukan, Kewenangan dan Acara Peradilan Agama; Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1997), h., 139. 19

Zulkarnaen dan Dwi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia,

(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2017), h., 130. 20

M. Yahya Harahap, Kedudukan, Kewenangan dan Acara Peradilan Agama; Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1997), h., 150-151. 21

Zulkarnaen dan Dwi Mayaningsih, Hukum Acara Peradilan Agama Di Indonesia, h.,

139.

Page 84: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

69

Sehingga tidak hanya perkara perdata yang menjadi kompetensi

Pengadilan Agama, jenis perkara Perbuatan Melawan Hukum (PMH)

dapat diselesaikan dalam Pengadilan Agama, namun sebatas pada bidang

ekonomi syariah.

Dengan demikian, atas dasar itulah Penulis berargumen yang sama

dengan pertimbangan majelis hakim tingkat kasasi, bahwa perkara ini

dengan alas gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) terkait

pemotongan gaji bukanlah kewenangan dari Pengadilan Agama. Pada

umumnya diakui bahwa perkara perdata dengan alas gugatan adanya

Perbuatan Melawan Hukum (PMH) merupakan kewenangan absolut

pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum. Oleh karena itu, kasus ini

dapat diselesaikan pada Pengadilan Negeri karena kewenangan absolut

Pengadilan Negeri yaitu dalam memeriksa perkara pidana dan perkara

perdata yang terbatas pada perdata umum dan niaga.22

Bentuk-bentuk

sengketa yang diselesaikan dalam Peradilan Umum meliputi hak

kebendaan dapat berupa sengketa hak milik, hak gadai, hak agunan, baik

agunan biasa maupun hipotik, tukar menukar, jual beli dan sebagainya.23

Maka, dapat Penulis katakan tidak sepatutnya perkara Perbuatan Melawan

Hukum yang berhubungan dengan pemotongan gaji pegawai diputus oleh

Pengadilan Agama Serang. Penulis mengetahui bahwa pengadilan dilarang

untuk memeriksa dan mengadilinya. Meskipun tanpa adanya eksepsi

tentang kompetensi absolut dari salah satu pihak, hakim secara ex officio24

22

Sulaikun Lubis, Wismar „Ain Marzuki dan Gamala Dewi, Hukum Acara Perdata

Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), h., 182. 23

M. Yahya Harahap, Kedudukan, Kewenangan dan Acara Peradilan Agama; Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1997), h. 154. 24

Yang dimaksud dengan kata “ex officio” adalah kewenangan dan tanggungjawab

hakim yang diberikan oleh undang-undang kepada hakim pemeriksa perkara karena jabatannya

untuk melakukan tindakan hukum secara konkret di persidangan guna memberikan perlindungan

hukum dan keadilan kepada pencari keadilan maupun pihak ketiga dalam perkara yang menurut

hukum harus dilindungi demi terwujudnya keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

secara nyata. (Mukti Arto, Penemuan Hukum Islam Demi Mewujudkan Keadilan, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2018), Cetakan ke-2, h., 216).

Page 85: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

70

wajib mempertimbangkan kompetensi absolut tersebut.25

Secara ex officio

hakim harus menyatakan dirinya tidak berwenang sesuai Pasal 132 RV,

apabila perkara yang diajukan di luar yuridiksinya. Dengan demikian,

dalam perkara ini Pengadilan Agama tidak berwenang mengadilinya dan

pokok perkara Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima (N.O).

Secara keseluruhan dalam perkara ini, baik hasil dari putusan

Pengadilan Agama Serang, Pengadilan Tinggi Agama Banten tidak

mencerminkan kepastian hukum, akibat kekeliruan majelis hakim dalam

menerima, memutus dan menyelesaikan perkara di luar yuridiksinya

sehingga kewenangan absolut Pengadilan Agama tidak sesuai dengan

ketentuan dalam perundang-undangan. Sebagaimana telah diketahui,

keputusan pengadilan tidak hanya dipandang sebagai resolusi bagi sebuah

konflik, tetapi juga sebagai sebuah penegasan terhadap tatanan normative.

Kejelasan kewenangan ini sangat penting karena menyangkut sah atau

tidaknya serta mengikat atau tidaknya peraturan perundang-undangan

yang telah dibuat.26

Hingga gugatan ini harus dinyatakan tidak dapat

diterima (N.O) oleh pengadilan kasasi, majelis hakim pada tingkat kasasi

berdasarkan pertimbangannya menilai Judex Facti Pengadilan Tinggi

Agama Banten salah dalam menerapkan hukum, serta Pengadilan Agama

Serang tidak berwenang mengadili perkara Perbuatan Melawan Hukum

(PMH) yang berhubungan dengan pemotongan gaji.

Dengan demikian hal ini tidak mencerminkan asas kemanfaatan

yaitu harus memberikan dan mencetus kebahagiaan bagi para pihak.27

Putusan hakim dalam mewujudkan kepastian dan keadilan bukanlah

jaminan untuk memberikan kepuasan bagi para pihak. Dengan kata lain,

jika adil dan kepastian hukum terpenuhi dalam putusan hakim, namun

25

Sunarto, Peran Aktif Hakim dalam Perkara Perdata, (Jakarta: Prenadamedia Group,

2014), h., 151. 26

Margono, Asas Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian Hukum dalam Putusan Hakim,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2019), h., 117. 27

Amran Suadi, Sosiologi Hukum Penegakkan, Realitas dan Nilai Moralitas Hukum,

(Jakarta: Kencana, 2018), h., 100.

Page 86: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

71

kemanfaatan tidak ada, itupun sia-sia. Mewujudkan ketiga tujuan hukum

dalam putusan hakim dengan dapat terlaksananya kepastian hukum,

keadilan dan kemanfaatan adalah suatu keharusan bagi para hakim tetapi

sangatlah sulit diwujudkan karena berbagai tujuan hukum tersebut tidak

selalu berjalan beriringan.28

B. Analisis hukum mengenai hak istri pasca perceraian pada Putusan

Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg Putusan Nomor

097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan Putusan Nomor 689 K/Ag/2018.

Pada perkara ini, Penulis juga menyoroti permasalahan yang

berkaitan dengan hak istri pasca perceraian yang menjadi sebab terjadinya

Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Tergugat pada Putusan

Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg, perbuatan tersebut didukung oleh adanya

kesalahan berupa kelalaian yang dilakukan oleh Penggugat dalam

memberikan nafkah mut‟ah dan nafkah biaya penghidupan untuk anak-

anaknya. Majelis hakim menimbang selain berdasarkan alat bukti surat-

surat kemudian berdasarkan kesaksian saksi-saksi yang dihadirkan oeh

Tergugat beserta tambahan kesaksian anak ketiga dari Penggugat dan

Tergugat untuk menyempurnakan dan memperkuat dalil-dalil Tergugat.

Berdasarkan keterangan saksi pertama yaitu kakak kandung dari

Penggugat, mengetahui Penggugat dan Tergugat telah bercerai pada tahun

2010, saat terjadi perceraian itu anak ketiga Penggugat dan Tergugat

pernah tinggal bersama saksi sendiri dan kemudian pindah ke rumah

neneknya di Bandung. Sedangkan dua anak perempuan Penggugat dan

Tergugat ikut tinggal bersama dengan Tergugat. Pada saat anak ketiga

Penggugat dan Tergugat tinggal bersama saksi di Bandung, Penggugat

yang mengirim biaya untuk makan dan ongkos setiap bulannya sebesar

Rp. 400.000 perbulan. Namun, empat bulan setelah itu, ketika anak

tersebut tinggal di rumah neneknya kiriman uang dari Penggugat tersebut

28

Syarif Mappiasse, Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2015), h., 143.

Page 87: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

72

sering terlambat. Saksi menanyakan alasan mengapa Penggugat sering

telat memberikan biaya untuk anaknya dan Penggugat telah mengakui

dengan alasan karena sibuk dan memiliki banyak kebutuhan untuk yang

lainnya. Selanjutnya, keterangan dari saksi kedua selaku kakak kandung

Tergugat, saksi kedua sering membantu untuk memenuhi kebutuhan

pendidikan anak Penggugat dan Tergugat pada bulan Januari 2017, karena

terancam Drop Out dari kampus, saksi membantu membayarkan

tunggakan SPP sejumlah Rp. 8.500.000 (delapan juta lima ratus ribu

rupiah) serta menurut keterangan saksi-saksi yang hadir di muka

persidangan, pasca perceraian dengan Penggugat Tergugat tinggal di

rumah kontrakan dan tidak memiliki apapun.29

Kelalaian berikutnya Penggugat mengakui masih memiliki

kekurangan dalam membayar uang mut‟ah sebesar Rp. 4.000.000 (empat

juta rupiah). Dengan demikian, ini menjadi latar belakang timbulnya

pemotongan sepertiga gaji Penggugat tiap bulannya. Didasari pula dengan

keterangan dari anak ketiga Penggugat dan Tergugat dalam persidangan,

saksi mengakui bahwa ide pemotongan untuk memotong sepertiga gaji

Penggugat adalah ide saksi dan di tahun 2012 hal tersebut sudah

dikabulkan oleh perusahaan tempat Penggugat bekerja. Majelis hakim

tingkat pertama menilai bahwa faktanya kehidupan Tergugat setelah

bercerai dengan Penggugat memperihatinkan dengan hidup mengontrak

bersama anak-anaknya. Keadaan kehidupan Tergugat yang

memperihatinkan ini jika tidak dibiayai dari sepertiga gaji Penggugat dan

dibantu oleh keluarga Penggugat ataupun Tergugat, maka Tergugat dan

anak-anaknya akan terlantar dan anak-anaknya dapat mengalami putus

sekolah. Sehingga majelis hakim menimbang apa yang telah diterima oleh

Tergugat dari hasil pemotongan sepertiga gaji Penggugat tiap bulannya

yang sudah mencapai Rp. 97 Juta tersebut dijadikan sebagai konpensasi

pemberian nafkah mut‟ah bagi Tergugat sehingga tidak perlu

29

Putusan Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg.

Page 88: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

73

dikembalikan. Pengembalian uang tersebut dianggap terlalu memberatkan

Tergugat yang sejak diceraikan oleh Penggugat hidupnya serba kesulitan,

uang tersebut tidak digunakan untuk diri Tergugat sendiri melainkan untuk

biaya pendidikan anak-anaknya.

Majelis hakim tingkat banding berpendapat yang sama

sebagaimana halnya pertimbangan majelis hakim pengadilan tingkat

pertama bersadarkan fakta-fakta, sekalipun telah terbukti Terbanding dan

Turut Terbanding telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum, dengan

pertimbangan dan alasan yang sama Terbanding tidak patut untuk

dihukum mengembalikan uang hasil pemotongan gaji Pembanding karena

pemotongan gaji tersebut bukan semata-mata untuk keperluan pribadi

Terbanding, akan tetapi untuk kepentingan keluarga dalam hal ini biaya

penghidupan dan pendidikan anak-anaknya.30

Berdasarkan fakta-fakta kelalaian Penggugat dalam memberikan

biaya penghidupan pasca perceraian untuk Tergugat telah Penulis uraikan

di atas, melatar belakangi Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh

Tergugat, sehingga Tergugat melakukan penyalahgunaan hukum dalam hal

pemotongan sepertiga gaji Penggugat, dimana Majelis Hakim Pengadilan

Agama Serang telah meluruskan bahwa sejak pemerintah menerbitkan

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian,

Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara,

ketentuan nafkah pasca perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil dengan

Pegawai Badan Usaha Milik Negara sudah terpisah. Bagi pegawai Badan

Usaha Milik Negara tidak berlaku segala ketentuan kepegawaian dan

eselonisasi jabatan yang berlaku bagi bagi Pegawai Negeri Sipil dan

perbuatan pemotongan sepertiga gaji Penggugat tersebut terus dilakukan

Tergugat dan Turut tergugat tiap bulannya hingga tahun 2016.

30

Putusan Pengadilan Tinggi Agama Banten Nomor 097/Pdt.G/2017/PTA.Btn

Page 89: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

74

Pada dasarnya biaya penghidupan untuk mantan istri pasca

perceraian, sudah diatur sedemikian rupa baik dalam hukum positif

maupun hukum Islam. Menurut hukum positif, tertuang dalam Undang-

Undang Nomor 16 Tahun 2019 sebagai perubahan atas Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 41, yaitu:

a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik

anak-anaknya. Semata-mata berdasarkan kepentingan anak-anak.

Bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak pengadilan

memberi keputusannya.

b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan

pendidikan yang diperlukan anak itu. Bilamana bapak dalam

kenyataannya tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut. Pengadilan

dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut

c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberi

biaya penghidupan dan atau menentukan suatu kewajiban bagi bekas

istrinya. 31

Menekankan lebih rinci, bilamana perkawinan putus akibat cerai talak,

maka mantan suami harus memberikan nafkah mut‟ah yang layak kepada

mantan istri, baik berupa benda atau uang, kemudian memberikan nafkah,

maskan dan kiswah (tempat tinggal dan pakaian) kepada mantan istri

selama dalam masa „iddah, melunasi mahar yang masih terhutang,

memberikan biaya hadhanah.32

Melihat dari ketentuan yang sudah dipaparkan, meskipun Penggugat

dengan nyata telah memenuhi kewajibannya untuk membayar nafkah

„iddah, namun dalam hal ini Tergugat masih belum menikah lagi setelah

bercerai dengan Penggugat dan setelah perceraian Tergugat tidak

mencukupi pembiayaan kehidupan sehari-hari bersama anak-anaknya,

31

Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013),

h., 223. 32

Kompilasi Hukum Islam Pasal 149

Page 90: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

75

maka tetap mendapat jaminan hidup dari mantan suaminya.33

Menurut

Penulis apabila Penggugat dapat melakukan hal tersebut, dapat

mengurangi beban ekonomi perempuan yang telah diceraikan karena

memungkinkan seorang janda yang tidak segera menikah lagi mendapati

dirinya mengalami kesulitan keuangan. Kadar nafkah yang dikeluarkan

pada dasarnya disesuaikan dengan kepatutan dan kemampuan mantan

suami. Melihat dari pekerjaan Penggugat selaku Pegawai Badan Usaha

Milik Negara seharusnya dapat memberikan nafkah yang makruf untuk

Tergugat dan anak-anaknya, bahkan melebihi jumlah yang telah

Penggugat tentukan sebelumnya pada sidang perceraian. Sesuai dengan

Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 241

ا على المتقي وللمطلقات متاع بالمعروف حق

Artinya: “Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah

diberikan oleh suaminya) mut'ah menurut yang ma'ruf, sebagai suatu

kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa”. Apabila mantan suami tidak sanggup bertanggung jawab atas semua biaya

pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak, maka pengadilan

dapat menentukan ibu ikut memikul biaya tersebut.34

Ketika pengadilan tingkat pertama dan tingkat banding menyatakan

hasil pemotongan sepertiga gaji Penggugat tidak patut dikembalikan,

sebagai konpensasi nafkah mut‟ah yang makruf, Penulis berargumen

keputusan tersebut sudah tepat melihat dari faktor ekonomi yang serba

kekurangan serta kelalaian yang dilakukan Penggugat dapat dikatakan pula

majelis hakim tingkat pertama dan tingkat banding mewujudkan asas

keadilan. Hakim bertanggung jawab untuk menegakkan keadilan,

sesungguhnya konsep suatu putusan yang mengandung keadilan sulit

33

Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1986),

Cetakan ke-5, h., 131. 34

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 Pasal 41 huruf b tentang Perkawinan.

Page 91: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

76

dicari tolak ukurnya bagi pihak-pihak yang bersengketa, karena adil bagi

satu pihak belum tentu dirasakan adil oleh pihak lain.35

Penulis

mengetahui pada dasarnya, hakim harus menerapkan hukum yang ada

dalam perundang-undangan sebagai wujud asas kepastian hukum. Bagi

perkara Perbuatan Melawan Hukum (PMH) jelas tertuang dalam Pasal

1365 BW, menegaskan adanya perbuatan melawan hukum maka akan

menimbulkan sebuah kerugian bagi korban. Kerugian yang timbul

haruslah dipertanggung jawabkan oleh orang-orang yang dibebankan oleh

hukum untuk mengganti kerugian tersebut, kerugian tersebut dapat berupa:

a. Kerugian materiel, kerugian yang ditujukan kepada kekayaan harta

benda.

b. Kerugian immaterial, seperti kerugian yang ditujukan ditujukan pada

tubuh, jiwa, dan kehormatan manusia.

Hukum yang mengatur ketentuan mengenai ganti rugi perdata ini

dari segi kacamata yuridis dijelaskan dalam KUH Perdata, dengan dua

pendekatan sebagai berikut:

a. Ganti rugi umum, berlaku untuk semua kasus. Baik dalam hal kasus-

kasus wanprestasi kontrak, maupun kasus-kasus perikatan lainnya

termasuk perbuatan melawan hukum. Dalam hal ini, ganti rugi dalam

KUH Perdata bagian keempat dari buku ketiga Pasal 1243 sampai 1252,

ganti rugi diistilahkan sebagai biaya, rugi dan bunga.

b. Ganti rugi khusus, ganti rugi yang timbul akibat perikatan-perikatan

tertentu. KUH Perdata menyebutkan pemberian ganti rugi khusus

terhadap hal-hal berikut:

1) Pasal 1365, Ganti rugi untuk semua perbuatan melawan hukum

2) Pasal 1366 dan Pasal 1367, Ganti rugi untuk perbuatan yang

dilakukan orang lain

35

Fence M. Wantu, Mewujudkan Kepastian Hukum, Keadilan dan Kemanfaatan dalam

Putusan Hakim Di Peradilan Perdata, Jurnal Dinamika Hukum. Vol. 12 No. 3 September 2012,

Universitas Negeri Gorontalo, h., 484.

Page 92: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

77

3) Pasal 1368, Ganti rugi untuk pemilik binatang

4) Pasal 1369, Ganti rugi untuk pemilik gedung yang ambruk36

Sedangkan melihat dari berapa besaran ganti rugi, KUH Perdata tidak

dengan tegas bahkan tidak mengatur secara rinci tentang kerugian itu,

maka hakim mempunyai kebebasan untuk menerapkan ganti rugi itu sesuai

dengan asas kepatutan, sejauh hal tersebut dimintakan oleh pihak

Penggugat.37

Dalam kasus ini, upaya pertimbangan hakim tingkat pertama dan

tingkat banding dalam menemukan dan menerapkan asas keadilan dapat

dikatakan telah mewujudkan asas keadilan, keadilan substantif.38

Selain

melihat dari bukti-bukti yang ada juga mengedepankan hati nurani dan

mengorbankan kepastian hukum yang bersifat universal. Hal ini

menunjukkan bahwa untuk mewujudkan sesuatu itu adil tidaklah mudah

untuk dibayangkan maupun dilakukan. Dengan demikian, dapat dikatakan

saat hakim menjatuhkan putusan lebih dekat mengarah kepada keadilan,

maka secara otomatis hakim akan menjauh dari titik kepastian hukum.39

Selanjutnya, melihat dari segi kelalaian Penggugat dalam

memberikan nafkah pasca perceraian akibat cerai talak, Penulis

berargumentasi Pengadilan Agama Serang tidak memberikan waktu yang

tegas, ini menjadi suatu kelemahan Pengadilan Agama. Bagaimana jika

Penggugat tidak melaksanakan kewajiban tersebut, tidak menafkahi sesuai

putusan pengadilan, Penulis menganalisis lebih dalam terkait nafkah pasca

perceraian akibat cerai talak. Ketentuan adanya nafkah bagi mantan istri

pasca perceraian sudah diatur sedemikian rupa baik secara global dalam

36 Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, (Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, 2013), h.,136-137.

37 Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, h.,138.

38 Yang dimaksud dengan kata “Keadilan Substantif” adalah keadilan yang berikan sesuai

dengan aturan-aturan hukum substantif, tanpa melihat kesalahan-kesalahan prosedural yang tidak

berpengaruh pada hak-hak substantif Penggugat atau Pemohon. (Jonaedi Efendi dan Jhonny

Ibrahim, Metode Penelitian Hukum Normatif Empiris, (Depok: Prenadamedia Group, 2018)

Cetakan ke-2, h., 106). 39

Margono, Asas Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian Hukum dalam Putusan Hakim,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2019), h., 149.

Page 93: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

78

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang- Undang

Nomor 1 Tahun 1974 tentang Pekawinan maupun terperinci dalam

Kompilasi Hukum Islam (KHI), maka mantan suami wajib memberikan

atas apa yang telah ditentukan, dikarenakan di dalam ketentuan tersebut

terdapat hak anak yang harus dipenuhi. Kewajiban menafkahi,

memberikan biaya pemeliharaan dan pendidikan akan terus berlangsung

terus-menerus meskipun terjadi perceraian diantara kedua orang tuanya.

Sampai anak tersebut dapat membiayai kehidupannya sendiri atau kawin.

Mantan suami bertanggung jawab atas biaya tersebut berdasarkan Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang telah mengalami perubahan menjadi

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Pasal 41 huruf b.40

Apabila seorang ayah menolak untuk menafkahi atau tetap

menafkahi tetapi tidak sesuai dengan ketentuan pengadilan, dapat

dikatakan Penggugat melakukan ketidakpatuhan hukum atas putusan

pengadilan. Undang-Undang Peradilan Agama tidak mengatur secara

khusus mengenai upaya hukum terhadap pihak yang tidak melaksanakan

putusan, maka hal ini berlaku Herzien Inlandsch Reglement (HIR) yang

berlaku untuk perceraian melalui Pengadilan Negeri ataupun Pengadilan

Agama. Jika seseorang tidak mematuhi putusan pengadilan maka terkait

hal ini Pasal 196 HIR menyebutkan bahwa, jika pihak yang dikalahkan

tidak mau atau lalai untuk mematuhi isi keputusan itu dengan damai, maka

pihak yang menang memasukkan permintaan, baik dengan lisan maupun

dengan surat kepada Ketua Pengadilan Negeri yang disebut pada ayat

pertama Pasal 195, untuk menjalankan keputusan itu Ketua Pengadilan

meminta memanggil para pihak yang dikalahkan itu serta memperingatkan

supaya is memenuhi keputusan itu di dalam tempo yang ditentukan oleh

ketua, yang selama-lamanya delapan hari.

40

Amany Lubis, Dkk, Ketahanan Keluarga dalam Perspektif Hukum Islam, (Ciputat:

Pustaka Cendikiawan Muda, 2018), Cetakan ke-2, h., 66.

Page 94: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

79

Selanjutnya pasal 197 HIR alinea ke-1 menyatakan, jika sudah

lewat tempo yang ditentukan itu dan yang dikalahkan belum juga

memenuhi keputusan itu, atau ia jika dipanggil dengan patut tidak datang

menghadap, maka ketua oleh karena jabatannya memberi perintah dengan

surat supaya disita sekalian barang-barang yang tidak tetap dan jika tidak

ada atau ternyata tidak cukup sekian banyak barang tetap kepunyaan orang

yang dikalahkan itu sampai dirasa cukup akan pengganti jumlah uang yang

disebut di dalam keputusan itu dan ditambah pula dengan semua biaya

untuk menjalankan keputusan itu. Dengan demikian, dapat disimpulkan

jika mantan suami setalah delapan hari sejak diperingatkan oleh Ketua

Pengadilan Negeri atau Ketua Pengadilan Agama atau jika dipanggil

dengan patut masih mengabaikan putusan perceraian yang mewajibkannya

membayar nafkah „iddah dan nafkah mut‟ah dengan nominal yang sudah

ditentukan, maka demi hukum Ketua Pengadilan dapat memberikan

perintah dengan surat agar menyita benda bergerak dan benda tidak

bergerak kepunyaan mantan suami sampai dirasa cukup sebagai pengganti

jumlah uang nafkah yang dimaksudkan, terhitung sejak mantan suami

tidak memberikan nafkah sesuai Putusan pengadilan Negeri atau

Pengadilan Agama.41

41

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5b9d465106c75/jika-mantan-

suami-tidak-nafkahi-anak-sesuai-putusan-hakim/09-02-2020, 23:45.

Page 95: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mengenai sengketa kewenangan pengadilan agama dalam memutus

perkara Perbuatan Melawan Hukum (PMH) pada putusan Nomor

1809/Pdt.G/2016/PA.Srg, Putusan Nomor 097/Pdt.G/2017/PTA.Btn dan

Putusan Nomor 689 K/Ag/2018. penulis menyimpulkan, sebagai berikut:

1. Pertimbangan majelis hakim tingkat pertama berlandaskan pada

penjelasan Perbuatan Melawan Hukum Pasal 1365 BW bahwa

Tergugat dan Turut Tergugat memenuhi kelima unsur-unsur Perbuatan

Melawan Hukum. Berdasarkan perbuatannya Tergugat dan Turut

Tergugat patut dihukum untuk menghentikan pemotongan sepertiga

gaji pegawai kemudian bahwa apa yang telah diterima oleh Tergugat

setiap bulan dari sepertiga gaji Penggugat terhitung sejak 2012 hingga

2016 yang totalnya mencapai Rp. 97 Juta, sebagai konpensasi

pemberian nafkah mut‟ah Tergugat sehingga tidak perlu dikembalikan.

Majelis hakim tingkat banding sependapat dengan pertimbangan

Majelis Hakim Pengadilan Agama Serang. Dalam pertimbangan

majelis hakim tingkat pertama dan tingkat banding telah mewujudkan

asas keadilan yang substantif. Namun dalam penyelesaian perkara

Pengadilan Agama Serang dan Pengadilan Tinggi Agama Banten telah

keliru untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara dalam

kasus ini. Setelah terjadi perubahan terhadap Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1989 menjadi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang

Peradilan Agama, sehingga memperluas perkara yang masuk dalam

lingkungan Pengadilan Agama dapat memeriksa memutus dan

menyelesaikan perkara Perbuatan Melawan Hukum sebatas pada

sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam perkaraini, beralas

gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang dilatar belakangi oleh

Page 96: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

81

kehidupan Tergugat setelah bercerai dengan Penggugat

perekonomiannya menjadi sulit serta kelalaian Penggugat dalam

memberikan nafkah pasca perceraian maka Tergugat melakukan

pemotongan sepertiga gaji Penggugat setiap bulannya tanpa izin

Penggugat maupun adanya putusan pengadilan. Argumentasi Penulis

selaras dengan pertimbangan majelis hakim tingkat kasasi bahwa

perkara ini bukanlah kewenangan dari Pengadilan Agama melainkan

kewenangan absolut Pengadilan Negeri. Maka telah tepat gugatan

Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima atau N.O. Hasil dari

putusan Pengadilan Agama Serang dan Pengadilan Tinggi Agama

Banten tidak mencerminkan kepastian hukum, akibat kekeliruan

majelis hakim dalam menerima, memutus dan menyelesaikan perkara

di luar yuridiksinya. Tidak pula mencerminkan asas kemanfaatanyang

harus memberikan dan mencetus kebahagiaan bagi para pihak, jelas

pokok perkara ini harus dinyatakan tidak dapat diterima atau N.O.

2. Secara hukum positif, ketentuan hak istri pasca perceraian akibat cerai

talak, diatur secara global dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun

2019 perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Pekawinan Pasal 41 huruf b dan c, kemudian diatur secara rinci oleh

Kompilasi Hukum Islam pada Pasal 149. Jelas dengan demikian,

mantan suami wajib memberikan nafkah pasca perceraian.

Disempurnakan dengan adanya hukum Islam dalam Al-Qur‟an Surah

Al-Baqarah ayat 241. Pada putusan Pengadilan Agama Serang dan

Pengadilan Tinggi Agama Banten berdasarkan alat bukti surat serta

kesaksian dari para saksi yang telah hadir di muka persidangan,

sekalipun telah terbukti Terbanding dan Turut Terbanding telah

melakukan Perbuatan Melawan Hukum dalam pertimbangan majelis

hakim tingkat pertama dan tingkat banding telah mewujudkan asas

keadilan yang substantif, dengan menyatakan hasil pemotongan

sepertiga gaji Penggugat tidak patut dikembalikan sebagai konpensasi

nafkah mut‟ah yang makruf melihat faktor ekonomi yang sulit setelah

Page 97: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

82

bercerai dengan Penggugat serta kelalaian yang dilakukan Penggugat

dalam membayar uang mut‟ah maupun biaya pendidikan untuk anak-

anaknya.

B. Saran-Saran

1. Secara Teoritis

Dengan adanya peraturan perundang-undangan khususnya tentang

kewenangan peradilan agama Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006

perkara dengan alas gugatan Perbuatan Melawan Hukum dapat

diselesaikan oleh Pengadilan Agama sebatas pada sengketa ekonomi

syariah. Perkara ini berada di luar yuridiksi lingkungan Peradilan

Agama, dikarenakan Perkara ini merupakan kewenangan peradilan

dalam lingkungan Peradilan umum

2. Secara Praktis

a. Bagi para majelis hakim semaksimal mungkin mengusahakan

putusan harus mencerminkan kepastian hukum, keadilan dan

kemanfaatan. sehingga putusan yang dikeluarkan tersebut, nantinya

tidak menimbulkan permasalahan baru.

b. Bagi instansi Pengadilan, diharapkan untuk lebih teliti menyangkut

persoalan kewenangan yuridiksi pada masing-masing pengadilan,

supaya tidak ada kekeliruan sehingga merugikan para pihak.

Page 98: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

83

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdullah, Erfani Aljan. Hukum Perceraian Islam Kontemporer. Yogyakarta: CV

Budi Utama, 2016.

Agustina, Rosa. Perbuatan Melawan Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia,

2003.

Arto, Mukti. Penemuan Hukum Islam Demi Mewujudkan Keadilan; Penerapan

Penemuan Hukum, Ultra Petita dan Ex Officio Hakim Secara Proporsional.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018.

Fauzan, Achmad. Perundang-Undangan Lengkap tentang Peradilan Umum,

Peradilan Khusus dan Mahkamah Konstitusi. Jakarta: KENCANA, 2005.

Fuady, Munir. Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer. Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti, 2013.

Harahap , M. Yahya. Hukum Acara Perdata. Jakarta: Sinar Grafika,2004.

Harahap, M. Yahya. Hukum Acara Perdata. Jakarta : Sinar Grafika, 2018

Harahap, M. Yahya. Kedudukan, kewenangan dan acara peradilan agama;

Undang-Undang No. 7 Tahun 1989. Jakarta : Pustaka Kartini,1997.

Jajuli, M. Sulaeman. Kepastian Hukum Gadai Tanah Dalam Islam. Yogyakarta:

Deepublish, 2015.

Karim, Muslih Abdul. Keistimewaan Nafkah Suami dan Kewajiban Istri. Jakarta :

Qultum Media, 2007.

Lubis, Amany, Dkk. Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Hukum Islam.

Ciputat: Pustaka Cendikiawan Muda, 2018.

Lubis,Sulaikun, dkk. Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia.

Jakarta: Kencana, 2005.

Lubis,Sulaikun, dkk. Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Mappiasse, Syarif. Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim. Jakarta:

Prenadamedia Group, 2015.

Margono. Asas Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian Hukum Dalam Putusan

Hakim. Jakarta: Sinar Grafika, 2019.

Munte, Hardi. Model Penyelesaiian Sengketa Administrasi Pilkada. Jakarta:

Puspantara, 2017.

Petunjuk pelaksanaan PPRI Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan Atas Izin

Perkwinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Beringin

Mulya, 1991.

Rofiq, Ahmad. Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo,

2013.

Santoso, Agus. Hukum, Moral, Keadilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2012.

Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press, 2006.

Simanjuntak, P.N.H. Hukum Perdata Indonesia. Jakarta: Kencana, 2015.

Simanjuntak. Hukum Perdata Indonesia. Jakarta: Prenadamedia Group, 2017.

Soekanto, Soerjono. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta:

PT.Raja Grafindo Persada,2013.

Page 99: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

84

Suadi, Amran. Sosiologi Hukum Penegakkan, realitas dan Nilai Moralitas

Hukum. Jakarta: Kencana, 2018.

Sudarsono. Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Mahkamah Agung dan

Peradilan Tata Usaha Negera. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994.

Sunarto. Peran Aktif Hakim Dalam Perkara Perdata. Jakarta: Kencana, 2014.

Sutantio, Retnowulan dan Iskandar Oeripkartawinata. Hukum Acara Perdata

Dalam Teori dan Praktek. Bandung : CV. Mandar Maju, 2009.

Swantoro, Herri. Harmonisasi Keadilan dan Kepastian Dalam Peninjauan

Kembali,. Depok: Prenadamedia Group, 2017.

Syarifuddin, Muhammad, dkk. Hukum Perceraian. Jakarta: Sinar Grafika, 2013.

Thalib, Sayuti. Hukum Kekeluargaan Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia,

1986.

Tutik, Titik Triwulan. Hukum Perdata Dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta:

Kencana Prenadmedia Group, 2008.

Wafa, Moh Ali. Hukum Perkawinan di Indonesia: Sebuah Kajian Dalam Hukum

Islam Dan Hukum Materil. Tangerang: YASMI, 2018.

Wahyudi, Muhamad Isna. Fiqh „Iddah. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2009.

Zulkarnaen dan Dewi Mayaningsih. Hukum Acara Peradilan Agama Di

Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia, 2017.

Jurnal dan Skripsi

Afandi, Ahmad Rizal. “Analisis Yuridis Terhadap Penolakan Hakim atas Gaji

Pegawai Negeri Sipil Pasca Perceraian,” Skripsi S1 Fakultas Syariah Dan

Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2014.

Ardiansyah, Sadad. “Sengketa Tanah Akibat Perbuatan Melawan Hukum Pasal

1365 KUH Perdata (Studi putusan Nomor: 45/1999/Pdt.G/PN.Dmk).”

Skripsi S1 Fakultas Hukum Universitas Sultan Agung Semarang, 2017.

Jhon F Sipayung, Dkk, “Tinjauan Yuridis Holdingisasi BUMN Dalam Rangka

Peningkatan Kinerja Menurut Perspektif Hukum Perusahaan”, Jurnal

Hukum Ekonomi, (Feb-Mei, 2013) Vol. 1 No. 1,h., 3-4.

Malik, Muh Reyhan. “Kajian Putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor

34/Pdt.G/2014 Tentang Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Yang Berakhir

Dengan Perdamaian,” Skripsi S1 Fakultas Hukum, Universitas Slamet

Riyadi Surkarta, 2016.

Sarjono, Catur Muhammad. “Analisis Hukum Putusan Pengadilan Agama Yang

memutuskan Sertifikat Hak Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Studi

Kasus Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi Nomor :

52/Pdt.G/2008/PA.TTD jo Putusan Pengadilan Tinggi Agama Sumatra

Utara Nomor 145/Pdt.G/2008/PTA.MDN).” Skripsi S1 Fakultas Hukum,

Universitas Sumatra Utara, 2011.

Wantu, Fence M. “Mewujudkan Kepastian Hukum, Keadilan Dan Kemanfaatan

Dalam Putusan Hakim Di Peradilan Perdata.” Jurnal Dinamika Hukum.

Universitas Negeri Gorontalo Vol. 12 No. 3 September 2012: 484.

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 yang telah diubah menjadi Undang-Undang

Nomor. 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama, Pasal 2.

Page 100: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

85

Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Pasal 50

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 49 Tahun 2009 Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum,

Pasal 50.

Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Perubahan kedua Atas Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 1986, Pasal 4 ayat (1) Tentang Peradilan Umum.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 6 ayat (5).

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 7 ayat (2).

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 14, 15, 16.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 21.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan perubahan atas

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 41 huruf b

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Pasal 5 (1) tentang Kekuasaan

Kehakiman.

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah Nomor 45

Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri

Sipil, Pasal 8 ayat (1) dan (2).

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan,

Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara , Pasal 95 Ayat

(2).

Pasal 118 ayat (1) HIR / Pasal 142 (5) RBG.

Pasal 118 ayat (2) HIR

Pasal 118 ayat (3) HIR / Pasal 142 (5) RBG.

Kompilasi Hukum Islam, Pasal 149 huruf a

Kompilasi Hukum Islam, Pasal 149 huruf b

Putusan Pengadilan

Salinan putusan Pengadilan Agama Serang Nomor 1809/Pdt.G/2016/PA.Srg.

Salinan putusan Pengadilan Tinggi Agama Nomor 0097/Pdt.G/2017/PTA.Btn.

Salinan putusan Mahkamah Agung Nomor 689 K/Ag/2018.

Situs Internet

Fakultas hukum Universitas Gajah Mada, https://law.ugm.ac.id/peradilan-umum-

vs-peradilan-agama-perbuatan-melawan-hukum/berita/2016/04/4.

https://m.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt56a9cc2d21ea9/seluk-beluk-

gugatan-sederhana

Https://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt58dfeffda4621/kedudukan-hukum-

karyawan-bumn/

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5b9d465106c75/jika-mantan-

suami-tidak-nafkahi-anak-sesuai-putusan-hakim/09-02-2020,23:45.

Page 101: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 102: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam
Page 103: KEWENANGAN ABSOLUT PENGADILAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perbuatan melawan hukum sebatas pada sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam