kewarganegaraan
DESCRIPTION
kewarganegaraanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia
Tenggara, terletak di garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan
Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Karena letaknya yang
berada di antara dua benua, dan dua samudra, ia disebut juga sebagai Nusantara
(Kepulauan Antara). Terdiri dari 17.508 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan
terbesar di dunia.Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006,
Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.
Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua
Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga
lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan
Andaman dan Nikobar di India. Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri
dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda. Semboyan nasional
Indonesia, “Bhinneka tunggal ika” (“Berbeda-beda tetapi tetap satu”), berarti
keberagaman yang membentuk negara. Hal ini menunjukkan adanya masyarakat
Indonesia yang majemuk dan hiterogen, didalamnya terdiri dari berbagai ras suku
bangsa, bahasa, warna kulit, agama dan adat istiadat yang berbeda. Dari berbagai
perbedaan tersebut sehingga dalam masyarakat Indonesia rawan dengan adanya
konflik antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.
Oleh karena itu perlu adanya suatu strategi untuk menjaga persatuan dan
kesatuan masyarakat Indonesia. Dalam perkembangannya strategi tersebut tidak
hanya untuk menanggulangi masalah konflik antar daerah di Indonesia tetapi juga
untuk menghadapi segala gangguan yang datang dari luar Indonesia yang
mengancam keutuhan Negara Kesatuan Rebublik Indonesia. Strategi tersebut
dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah geostrategi.
Geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau
perang. Di Indonesia, geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan
cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945,
melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi
1
doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional.Mengingat geostrategi
Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan
guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan sebagainya
sehingga Geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bentuk rumusan
ketahanan nasional sebagai kondisi, metode, dan doktrin dalam pembangunan
nasional.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan geostrategi ?
2. Bagaimana konsep ketahanan nasional sebagai geostrategi ?
3. Bagaimana konsep ketahanan nasional ?
4. Bagaimana ketahanan nasional sebagai kondisi dan strategi ?
5. Bagaimana pengaruh dari aspek ketahanan nasional pada kehidupan
berbangsa dan bernegara ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang geostrategi
2. Memahami konsep ketahanan nasional sebagai geostrategi
3. Memahami konsep ketahanan nasional
4. Memahami ketahanan nasional sebagai kondisi dan strategi
5. Memahami pengaruh dari aspek ketahanan nasional dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Geostrategi
Pada hakekatnya geostrategi adalah geopolitik dalam wujud
pelaksanan. Secara pasti dalam rangka mempertahankan kehidupan dan
ekstensinya serta untuk mewujudkan cita-cita serta tujuan nasionalnya
setiap bangsa yang menegara perlu memiliki pemahaman tentang
geopolitik dan dalam implementasi diperlukan strategi yang bersifat
nasional.
Geostartegi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk
mewujudkan cit-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang
memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan
dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa
depan yang lebih baik, lebih aman dan bermatabat.
(Suradinata,2005)
Bagi bangsa Indonesia sendiri geostrategi adalah metode
mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. Pernyataan
dalam alinea III pembukaan UUD 1945 “Kemudian dari pada itu untuk
membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa”,
menjadi landasan fundamental geostrategi Indonesia.
Bangsa Indonesia itu terwujud karena adanya proses sejarah, nasib
serta tujuan yang sama untuk mencapai martabat kehidupan yang lebih
baik. Sehubungan dengan itu Natonagoro menyatakan bahwa prinsip-
prinsip nasionalisme tumbuh dan berkembang dengan latarbelakang:
1) Kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam
suatu proses sejarah sejak zaman pra-sejarah, Sriwijaya, Majapahit,
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan smpai proklamasi 17 Agustus
1945, dan kemudian membentuk bangsa dan Negara Indonesia.
3
2) Kesatuan Nasib, yaitu segenap unsur bangsa berada dalam suatu proses
sejarah yang sama dan mengalami nasib yang sama, yaitu dalam
penderitaan penjajahan dan kebahagian bersama.
3) Kesatuan Kebuadayaan, yaitu beraneka ragam kebudayaan tumbuh dan
berkembang dan secara bersama-sama membentuk puncak-puncak
kebudayaan sosial.
4) Kesatuaan wilayah, yaitu segenap unsur bangsa Indonesia berdiam di
segenap wilayah terotorial yang dalam wujud berbagai pulau, dengan
lautannya, namun merupakan satu kesatuan wilayah tumpah darah dan
bangsa Indonesia.
5) Kesatuan asa kerokhanian, yaitu adanya kesatuan ide, tujuan, cita-cita dan
nilai-nilai kerohanian yang secara keseluruhan tersimpul dalam dasar
filosofis negara Indonesia Pancasila.
(Kaelan dan Zubaidi, 2007)
Dengan latarbelakangan bangsa Indonesia sebagaimana dipaparkan diatas,
maka prinsip-prinsip geostrategi yang dikembangkan Indonesia berbeda dengan
prinsip geostrategi yang dikembangkan Rudolf Kjellen, Karl Haushofer, dan
Rrederich Ratzel. Bagi Bangsa dan negara RI memamfaatkan segenap kondisi
geografi Indonesia untuk tujuan politik yang secara rinci dikembangkan dalam
pembangunan nasional adalah untuk mencapai tujuan seluruh seluruh bangsa
dengan dengan berdasar aza kemanusiaan dan keadilan sosial.
Berdasarkan pengertian diatas, maka geostrategi Indonesia dikembangkan
adalah untuk mewujudkan dan mempertahankan integritas bangsa indonesia serta
sifat khas wilayah tumpah negara Indonesia. Geostrategi Indonesia yang berawal
dari kesadaran bahwa bangsa dan negara Indonesia mengandung banyak ansir-
ansir yang dapat memecah-becah persatuan dan kesatuan bangsa, menghendaki
pemimpin yang berwibawa, memiliki akuntabilias tinggi dan menjadi teladan
serta mengenal secara benar watak masyarakat Indonesia.
2.2 Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Indonesia
Sebagaimana telah di singgung sebelumnya bahwa setiap bangsa dalam
mempertahankan eksistensi dan mewujudkan cita-citanya perlu memiliki
4
pemahaman mengenai geopolitik dan geostrategi. Geostreategi bangsa Indonesia
dirumuskan dalam konsep wawasan Nusantara, sedangkan geostrategic bangsa
Indonesia dirumuskan dalam konsep Ketahanan Nasional. Sesuai dengan
paradigm ketatanegaraan Republik Indonesia, maka Ketahanan Nasional (Tannas)
merupakan salah satu konsepsi politik dari Negara Republik Indonesia.
Ketahanan berasal dari asal kata “tahan” ; tahan menderita, tabah kuat,
dapat menguasai diri, tidak kenal menyerah. Ketahanan berarti berbicara tentang
peri hal kuat, keteguhan hati, atau ketabahan. Jadi Ketahanan Nasional adalah
perihal kuat, teguh, dalam rangka kesadaran, sedang pengertian nasional adalah
penduduk yang tinggal disuatu wilayah dan berdaulat. Dengan demikian istilah
ketahanan nasional adalah peri hal keteguhan hati untuk memperjuangkan
kepentingan nasional. Pengertian Ketahanan Nasional dalam bahasa Inggris yang
mendekati pengertian aslinya adalah national resilience yang mengandung
pengertian dinamis, dibandingkan pengertian resistence dan endurence.
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan,
serta gangguan baik yang datang dari luar dan dalam yang secara langsung dan
tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa
dan negara serta perjuangan mengejar Tujuan Nasionalnya.
Keadaan atau kondisi selalu berkembang dan keadaan berubah-ubah, oleh
karena itu ketahanan nasional harus dikembangkan dan dibina agar memandai
sesuai dengan perkembangan jaman.
Jika kita mengkaji Ketahanan Nasional secara luas kita akan mendapatkan tiga
“wajah” Ketahanan Nasional, walaupun ada persamaan tetapi ada perbedaan satu
sama lain:
1. Ketahanan Nasional sebagai kondisi dinamis mengacu keadaan “nyata
riil” yang ada dalam masyarakat, dapat diamati dengan pancaindra
manusia. Sebagai kondisi dinamis maka yang menjadi perhatian adalah
ATHG disatu pihak dan adanya keuletan, ketangguhan, untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam mengatasi ancaman.
5
2. Ketahanan nasional sebagai konsepsi pengaturan dan
penyelenggaraaan negara diperlukan penataan hubungan antara aspek
kesejahteraan (IPOLEKSOSBUD) dan keamanan (Hankam). Dalam
konsepsi pengaturan ini dirumuskan ciri-ciri dan sifat-sifat ketahanan
nasional, serta tujuan ketahanan nasional.
3. Ketahanan Nasional sebagai metode berfikir, ini berarti suatu pendekatan
khas yang membedakan dengan metode berfikir lainnya. Dalam ilmu
pengetahuan dikenal dengan metode induktif dan deduktif, hal ini juga
dalam ketahanan nasional, dengan suatu tambahan yaitu bahwa seluruh
gatra dipandang sebagai satu kesatuan utuh menyeluruh.
Untuk mengembangkan dan mewujudkan ketahanan nasional, setiap
bangsa memiliki cara atau pendekatan yang berbeda-beda, sesuai dengan falsafah
budaya dan pengalaman sejarah masing0masing. Bagi bangsa Indonesia
Ketahanan Nasional dibangun diatas dasar falsafah bangsa Indonesia yaitu
Pancasila. Sebagai dasar falsafah bangsa dan negara Pancasila tidak diadopsi dari
pemikiran bangsa asing atau hasil pemikiran seseorang saja. Pancasila adalah
berasal dari nilai-nilai yang telah hidup dan berkembang dalam kehidupan objektif
bangsa Indonesia sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penyimpangan dan penyelewengan dari nilai-nilai pancasila adalah
ancaman yang membahayakan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karena itu, ketahanan nasional Indonesia dalam mencapai tujuan dan cita-cita
nasional hanya dapat diraih jika Pancasila dijadikan sebagai pangkal tolak dari
seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia, termauk hokum dasar dan
seluruh system hokum positif lainnya. Sementara itu dalam hubungannya dengan
ketahanan nasional, dalam konsepsi dan seluruh pelaksanaannya harus memiliki
landasan yuridis yang jelas. Atas dasar pengertian ini maka landasan
konstitusional atau landasan yuridis ketahanan nasional Indonesia adalah UUD
1945 yang bersumber pada dasaar filsafah Pancasila.
2.3 Konsepsi Ketahanan Nasional
Secara ontology ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik dari tata
kehidupan nasional yang amat menentukan kemampuan masyarkat bangsa
6
didalam menangkal atau menghadapi berbagai ancaman, tantangan,hambatan, dan
gangguan. Kosepsi tentang kesatuan ini secara implicit telah mengandung
kesadaran akan ruang karena setiap ancaman terhadap salah satu pulau atau setiap
jengkal saratan ditafsirkan sebagai ancaman terhadap seluruh kesatuan negara.
Dengan adanya kesadaran ruang tersebut menambahkan Wawasan Nusantara
dapat diartikan sebagai Geopolitik.
Secara konseptual ketahanan nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh:
1. Kekuatan apa yanga ada pada suatu bangsa dan negara sehingga negara itu
mampu mempertahankan kelangsung hidupnya.
2. Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga
negara itu mampu mempertahankan kelangsung hidupnya meskipun
mengalami berbagai gagguan,hambatan,dan ancaman baik dari dalam
maupun dari luar.
3. Ketahanan ataukemamapuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna
keteratuan(regular) dan stabilitas, yang didalamnya terkandung potensi
untuk terjadinya perubahan(the stability idea of change)
Ketahanan yang dimaksud disini adalah suatu kekuatan yang
membuat bangsa dan negara dapat bertahan, kuat menghadapi ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan. Konsekuansinya suatu ketahanan
harus disertai dengan keuletan, yaitu suatu usaha secara terus menerus
secara giat dan berkemauan keras menggunakan segala kemampuan dan
kecakapan untuk mencapai tujuan nasionalnya, serta peranan yang
dimainkan didunia internasional. Adapun pengertian lain berkaitan dengan
integritas adalah kesaatuan yang menyeluruh dalam kehidupan angsa, baik
social maupun alamiah, potensial ataupun tidak potensial. Tantangan
adalah merupakan suatu usaha yang bersifat menggugah kemampuan
sedangkan ancaman adalah suatu untuk mengubah atau merombak
kebijaksanaan atau keadaan secara konsepsional dari sudut kriminal
maupun politis.Hambatan adalah suatu kendala yang bersifat atau
bertujuan melemahkan yang bersifat konseptual yang berasal dari dalam
sendiri.Apabila hal tersebut berasal dari luar dapat disebut sebagai kategori
gangguan
7
( Kaelan dan Zubaidi, 2007)
Dilihat dari sifat-sifat dasarnya, ketahanan nasional adalah:
a. Integratif, segenap aspek kehidupan kebangsaan dalam hubungannya
lingkungan alam dan suasananya ked alam saling mengadakan
penyesuaian yang selaras dan serasi.
b. Mawas ked alam, ketahanan nasional terutama diarahkan kepada diri
bangsa dan negara itu sendiri, untuk mewujudkan hakikat dan sifat
nasionalnya. Pengaruh luarnya adalah hasil yang wajar dari hubungan
internasional dengan bangs alai.
c. Menciptakan kewibawaan, ketahanan nasional sebagai hasil pandangan
yang bersifat integratif mewujudkan suatu kewibawaan nasional serta
memiliki deterrent effect, yang harus diperhitungkan pihak lain.
d. Berubah menurut waktu, ketahanan nasional suatu bangsa pada hakikatnya
tidak bersifat tetap, tetapi dapat meningkat atau bahkan dapat juga
menurun, tergantung kepada situasi dan kondisi.
Kehidupan nasional tersebut dibagi kedalam beberapa aspek sebagai berikut:
a. Aspek alamiah yang meliputi:
1. Letak geografis negara
2. Keadaan dan kekayaan negara
3. Keadaan dan kemampuan penduduk
Aspek alamiah karena tiga jumlahnya disebut sebgai Tri Gatra.
b. Aspek kemasyrakatan yang meliputi :
1. Ideologi
2. Poliik
3. Ekonomi
4. Sosial budaya
5. Pertahan dan keamanan
Lima aspek kemasyarakatan ini dinamakan Panca Gatra
8
Kesuluruhn aspek yang telah disebut diatas disebut Asta Gatra. Konsepsi
ketahanan nasional tidak memandang aspek-aspek alamiah dan kemasyrakatan
secara terpisah-pisah melainkan meninjaunya secara korelatif dua kelompok
gatra(tri gatra dan asta gatra). Setiap aspek dalam kelompok gatra senantiasaa
berhubungaerat satu sama lain, sedagkan keseluruhannya berkonfigurasi
menimbulkan daya tahan nasional.
(Endang Zaelani Sukaya, 2000)
2.4 Ketahanan Nasional Sebagai Kondisi
Perspektif ini melihat ketahanan nasional sebagai suatu penggambaran atas
keadaan yang seharusnya dipenuhi. Keadaan atau kondisi ideal demikian
memungkinkan suatu negara memiliki kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional sehingga mampu menghadapi segala macam ancaman dan gangguan bagi
kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan.
2.5 Ketahanan Nasional Sebagai Strategi
Ketahanan Nasional merupakan salah satu konsepsi khas Indonesia berupa
ajaran konseptual tentang pengaturan dalam penyelenggaraan bernegara.
Ketahanan nasional merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara
berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
mengembangkan kehidupan. Tidak hanya untuk pertahanan tetapi juga untuk
menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik
yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun secara
tidak langsung.
Berdasarkan metode astagatra, seluruh aspek kehidupan nasional tercermin
dalam sistematika astagatra yang terdiri atas aspek alamiah (trigatra) yang
meliputi letak serta kodisi geografis Indonesia, keadaan serta sumber kekayaan
alam, dan keadaan penduduk. Dan lima aspek sosial (pancagatra) yang meliputi
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.
Berpedoman pada wawasan nasional, wawasan nusantara merupakan cara
pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan pancasila
9
dan UUD 1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan
yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan
nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan landasan yang kuat dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut
sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia menggunakan pendekatan
kesejahteraan dan keamanan. Antara kesejahteraan dan keamanan ini dapat
dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Penyelenggaraan kesejahteraan
memerlukan tingkat keamanan tertentu, dan sebaliknya penyelenggaraan
keamanan juga memerlukan tingkat kesejahteraan tertentu. Tanpa adanya
kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional tidak akan dapat
berlangsung karena keduanya termasuk nilai intrinsik yang terdapat pada
kehidupan nasional. Pada kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan
keamanan nasional merupakan tolak ukur ketahanan nasional, oleh sebab itu antar
gatra mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling bergantung secara utuh
menyeluruh membentuk tata laku masyarakat dalam kehidupan nasional.
2.6 Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Terhadap Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara
Berdasarkan rumusan pengertian ketahanan nasional dan kondisi
kehidupan nasional Indonesia yang sesungguhnya ketahanan nasional merupakan
gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional dalam berbagai aspek
pada saat tertentu. Setiap aspek di dalam tata kehidupan nasional seringkali
berubah-ubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek
dinamis. Sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang amat sulit
dipantau, karena sangat kompleks. Dalam rangka pemahaman dan pembinaan tata
kehidupan nasional itu diperlukan penyederhanaan tertentu dari berbagai aspek
kehidupan nasional dalam bentuk model yang merupakan hasil pemetaan dari
keadaan nyata, melalui suatu kesepakatan dari hasil analisa yang dilandasi teori
hubungan antara manusia dengan tuhan, dengan masyarakat dan dengan
lingkungan.
10
Berdasarkan pemahaman tentang hubungan tersebut diperoleh gambaran
bahwa konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang
mendukung kehidupan yaitu:
1. Aspek yang berkaitan dengan alamiah yang bersifat statis, meliputi aspek
geografi, kependudukan, dan sumber daya alam.
2. Aspek yang berkaitan dengan sosial yang bersifat dinamis meliputi aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.
(Endang Saelani Sukarya, dkk. 2002)
2.6.1 Pengaruh Aspek Ideologi
Ideologi adalah suatu sistem nilai yang merupakan kepastian ajaran yang
memberikan motivasi. Dalam ideologi juga mencakup mengenai konsep dasar
kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa. Keberhasilan suatu ideologi
bergantung pada rangkaian nilai yang terkandung didalamnya yang dapat
menjamin kehidupan manusia baik sebagai individu ataupun sebagai anggota
masyarakat. Secara teori, suatu ideologi berasal dari aliran pikiran dan merupakan
pelaksanaan dari sistem pemikiran itu sendiri.
(Hidayat, I.Mardiyono. 1983)
a. Ideologi Pancasila
Pancasila merupakan tatanan nilai yang diambil dari nilai-nilai dasar budaya
bangsa Indonesia yang telah lama tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
Indonesia. Pancasila merupakan kesatuan yang utuh sehingga pemahaman dan
pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, memberikan kesempatan kepada umat
manusia untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya. Dan berfungsi
sebagai kekuatan mental spriritual dan landasan etik dalam ketahanan nasional.
11
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengandung arti nilai yang sama
dan sederajat, hak dan kewajiban yang sama, saling mencintai dan menghormati
sesama manusia, membela kebenaran dan keadilan dan saling gotong royong.
Sila Persatuan Indonesia, menempatkan kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. Dan kepentingan
pribadi ataupun golongan diserasikan dalam ragka kepentingan bangsa dan
negara.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwalilan, mengandung nilai kedaulatan berada di tangan
rakyat (demokrasi) yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang riil dan wajar.
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung sikap adil
dengan melaksanakan hak dan kewajiban, bergotong royong dan bekerja keras
dalam mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
b. Ketahanan Pada Aspek Ideologi
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi
bangsa indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik dari dalam negeri maupun dari
luar negeri, langsung ataupun tidak langsung dalam rangka menjamin
kelangsungan hidup ideologi bangsa dan negara Republik Indonesia.
c. Pembinaan Ketahanan Ideologi
Untuk memperkuat ketahanan ideologi diperlukan langkah-langkah
pembinaan sebagai berikut:
1. Mengamalkan pancasila secara objektif dan subjektif serta ditumbuh
kembangkan secara konsisten.
2. Perlu adanya relevansi dan aktualisasi dari nilai instrumental pancasila
agar tetap mampu mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat,
12
berbangsa dan bernegara dalam kehidupan dunia yang semakin maju tanpa
kehilangan jati diri.
3. Bhineka Tunggal Ika dan konsep wawasan nusantara terus ditanamkan
dalam masyarakat sebagai upaya dalam menjaga persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah serta moralitas yang loyal dan bangga terhadap bangsa
dan negara.
4. Pancasila sebagai pandangan hidup harus dihayati dan diamalkan demi
terwujudnya tujuan nasional dan cita-cita bangsa indonesia.
5. Pembangunaan sebagai pengamalan pancasila harus menunjukkan
keseimbangan fisik meterial dengan pembangunan mental spiritual untuk
menghindari tumbuhnya materialisme dan sekulerisme.
6. Pendidikan pancasila ditanamkan pada diri anak dengan
mengintegrasikannya dalam mata pelajaran.
(Sumarsono,S,et.al.2001)
2.6.2 Pengaruh Aspek Politik
Politik dalam hal ini diartikan sebagai asas, kebijaksanaan yang digunakan
untuk mencapai tujuan dan kekuasaan. Oleh karena itu masalah politik sering
dihubungkan dengan masalah kekuasaan dalam suatu negara yang berada ditangan
pemerintah. Kehidupan politik dapat dibagi ke dalam dua sektor:
1. Sektor masyarakat yang berfungsi memberikan masukan (input), terwujud
dalam pernyataan keinginan dan tuntutan kebutuhan masyarakat.
2. Sektor pemerintahan berfungsi sebagai keluaran (out-put) yang berupa
kebijaksanan dan melahirkan peraturan perundang-undangan, yang
merupakan keputusan politik.
Sistem politik menentukan kehidupan politik dilaksanakan sebagai
pencerminan interaksi antara masukan dan keluaran. Keseimbangan antara
masukan dan keluaran selalu berubah-ubah secara dinamis sesuai dengan tingkat
stabilitas nasional. Upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di
bidang politik adalah upaya mencari keseimbangan dan keserasian antara
masukan dan keluaran berdasarkan Pancasila yang merupakan pencerminan dari
demokrasi Pancasila, dimana dalam penyelenggaraannya diatur sebagai berikut:
13
1. Kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus dilaksanakan secara
bertanggungjawab, dan kebebasan harus melekat pada kepentingan
bersama.
2. Tidak akan terjadi “dominasi mayoritas” sebab tidak selaras dengan
semangat kekeluargaan yang mengutamakan musyawarah untuk
memperoleh mufakat.
a. Ketahanan Politik Dalam Negeri
Dalam rangka mewujudkan ketahanan politik, diperlukan kehidupan politik
bangsa yang sehat, dinamis, mempu memelihara stabilitas politik berdasakan
ideologi Pancasila, UUD l945 yang menyangkut:
1. Sistem pemerintahan berdasarkan hukum tidak berdasarkan kekuasaan
bersifat absolut, dan kedaulatan ditanggan rakyat.
2. Dalam kehidupan politik dimungkinkan terjadinya perbedaan pendapat,
namun perbedaan tersebut bukan menyangkut nilai dasar, sehingga tidak
antagonis yang menjurus ke arah konflik.
3. Kepemimpinan nasional diharapkan mampu mengakomodasikan aspirasi
yang hidup dalam masyrakat, dengan tetap memegang teguh nilai-nilai
Pancasila.
4. Terjalin komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat, antara
kelompok kepentingan dan golongan-golongan untuk mewujudkan tujuan
nasional.
b. Ketahanan Politik Luar Negeri
1. Hubungan politik luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama
internasional di berbagai bidang atas dasar saling menguntungkan, dan
meningkatkan citra politik Indonesia dan memantapkan persatuan dan
kesatuan.
2. Politik luar negeri dikembangkan berdasarkan skala prioritas dalam rangka
meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang dan
negara maju, sesuai dengan kepentingan nasional. Kerja sama antara
14
negara ASEAN dalam bidang sosial, ekonomi dan budaya, Iptek dan
kerjasama dengan negara Non Blok.
3. Citra positif bangsa Indonesia perlu ditingkatkan melalui promosi,
diplomasi, dan lobi internasional, pertukaran pemuda dan kegiatan olah
raga.
4. Perjuangan Bangsa Indonesia untuk meningkatkan kepentingan nasional
seperti melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif
negara lain, dan hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan.
(Sumarsono, 2000)
2.6.3 Pengaruh Aspek Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat
dalam mengelola faktor produksi (SDA, tenaga kerja, modal, teknologi, dan
menejemen) dan distribusi barang serta jasa untuk kesejahteraan rakyat. Upaya
meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan kapasitas produksi
dan kelancaran barang serta jasa secara merata ke seluruh wilayah negara,
Ketahanan di bidang ekonomi sangat erat sekali dengan ketahanan nasional.
Tekat bangsa Indonesia untuk mewujudkan tujuan nasional yang termuat
dalam Pembukaan UUD l945, dituangkan dalam pembangunan nasional. Oleh
karena pembangunan tidak dapat dilakukan menyeluruh dalam waktu bersamaan,
maka diperlukan pembangunan yang menitik beratkan di bidang ekonomi dengan
tidak mengabaikan bidang-bidang lainnya. Dalam pembangunan ekonomi
meningkatkan pendapatan nasional, namun harus menjamin pemerataan dan
keadilan. Hal ini berarti harus mencegah semakin lebarnya jurang pemisah antara
sikaya dan simiskin. Dampak pelaksanaan pembangunan ekonomi diharapkan
dapat mempercepat pertumbuhan perluasan lapangan kerja.
Dalam usaha mewujudkan ketahanan ekonomi bangsa diperlukan stabilitas
ekonomi yang sehat dan dinamis, dan mampu menciptakan kemandirian dengan
daya saing tinggi serta muaranya untuk kemakmuran rakyat yang adil dan merata.
Pembangunan diharapkan memantapkan ketahanan ekonomi, melalui iklim usaha
yang sehat serta pemanfaatan Iptek, tersedianya barang dan jasa dan
meningkatkan daya saing dalam lingkup perekonomian global.
15
Agar dapat terciptanya ketahanan ekonomi yang diinginkan perlu upaya
pembinaan terhadap berbagai hal yang menunjang antara lain:
1. Sistem ekonomi diarahkan untuk kemakmuran rakyat melalui ekonomi
kerakyatan untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa.
2. Ekonomi kerakyatan harus menghindari: a) free fight lieberalism yang
menguntungkan pelaku ekonomi kuat, b) sistem etatisme dimana negara
berserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mematikan
potensi daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara. c) tidak
dibenarkan adanya pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu kelompok
dalam bentuk monopoli yang bertentangan cita-cita keadilan.
3. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling
menguntungkan dalam keselarasan, keterpaduan antar sektor pertanian,
industri dan jasa.
4. Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama atas dasar
asas kekeluargaan, serta mendorong peran masyarakat secara aktif. Perlu
diusahakan kemitraan antara pelaku ekonomi dalam wadah kegiatan antara
Pemerintah, BUMN, Koperasi, Badan Usaha Swasta, Sektor Informal
untuk mewujudkan pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas ekonomi.
5. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya harus senantiasa
dilaksanakan melalui keseimbangan dan keselarasan pembangunan antar
wilayah dan sektor.
6. Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan dalam meningkatkan
kemandirian ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya nasional
memakai sarana Ipteks dalam menghadapi setiap permasalahan serta
tetap memperhatikan kesempatan kerja.
(Sumarsono, 2000)
2.6.4 Pengaruh Aspek Sosial Budaya
Istilah sosial budaya didalam ilmu pengetahuan menunjuk kepada dua
aspek utama dari kehidupan bersama manusia, yaitu aspek kemasyarakatandan
16
aspek kebudayaan. Aspek kemasyarakatan berkaitan dengan keharusan manusia
untuk bekerjasama demi kelangsungan hidupnya. Sedangkan aspek kebudayaan
berhubungan dengan tindakan-tindakan yang dibiasakan dengan belajar agar
kerjasama berjalan lancer dalam keadaan tertib. Dalam kehidupan nyata aspek
kemasyarakatan dan aspek kebudayaan sukar dipisahkan. Sebab kebudayaan
adalah seluruh hasil cipta rasa dan karsa manusia yang diperoleh dengan cara
belajar dalam rangka kehidupan bermasyarakat.
Menurut Koentjaraningrat, produk kebudayaan dibedakan atas empat wujud,
yaitu:
1. Nilai-nilai budaya yang menentukan sifat dan corak dari pikiran, cara
berpikir, serta tingkah laku manusia penganut kebudayaan.
2. Sistem budaya, berwujud gagasan-gagasan yang hidup dalam alam pikiran
tiap individu warga kebudayaan yang bersangkutan, yang dibawa
kemanapun ia pergi. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat abstrak, tidak
dapat di foto dan difilimkan, dan hanya dapat diketahui serta dipahami
oleh warga kebudayaan lain setelah mempelajarinya dengan mendalam
melalui wawancara intensif atau dengan membaca.
3. Sistem social menggambarkan wujud tingkah laku manusianya, dalam
melakukan suatu aktivitas. Semua gerakgerik yang dilakukan manusia dari
saat ke saat dan hari-hari, dari masa kemasa, merupakan pola tingkah laku
yang dilakukan berdasarkan system.
4. Kebudayaan fisik, yaitu benda-benda hasil karya manusia antara lain
bangunan-bangunan megah, misalnya candi, benda-benda bergerak
misalnya kapal, komputer, piring, gelas, kancing baju dan lain-lain.
(Koentjaraningrat, 1996)
Merujuk pendapat Koentjaraningrat diatas, budaya mengarahkan manusia
dalam berkarya,sehingga menjadi mahluk yang berbudaya, terhormat dan beradab.
Kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat berjalan lancer dan tertib jika
pengaturanya didasari nilai budaya yang hidup dalam alam pikiran mayarakatnya.
Mekanisme pengaturan sosial budaya adalah organisasi social yang merupakan
17
produk budaya sekaligus wadah dimana kebudayaan tumbuh, berkembang dan
mewujud nyata.
Di dalam organisasi sosial manusia mengembangkan norma-norma yang
menjadi tata aturan hidup bermasyarakat. Norma-norma tersebut meliputi status
sosial, kelompok dan institusi. Organisasi memperlihatkan manifestasinya dalam
kehidupan kolektif anggota masyarakat, dan struktur kelompok dalam masyarakat
sebagai pola umum kebudayaan serta seluruh kerangka lembaga sosial.
Agar kehidupan sosial budaya yang serasi dapat terwujud, tiap anggota
masyarakat harus memahami struktur sosial masyarakatnya, mengetahui system
atau prosedur yang mengatur kegiatan dan tindakan selaku anggota masyarakat,
mampu membina relasi dengan masyarakat, dan mematuhi/mentaati norma yang
berlaku dalam masyarakatnya. Sebagaimana dinyatakan suradinata dan dinuth,
untuk menjamin eksistensinta setiap masyarakat mempunyai empat unsure
penting, yaitu:
1. Struktur sosial, yaitu pengelompokan manusia dengan tujuan memudahkan
menjalankan tugas.
2. Pengawasan sosial, berupa system dan prosedur yang mengatur kegiatan
dan tindakan anggota masyarakat, sistm pengetahuan untuk
menanggulangi lingkungan serta pengetahuan yang mengatur sikap dan
kelakuan manusia misalnya agama, ideology, etika, hokum, moralitas yang
berfungsi mengatur masyarakat
3. Media sosial, yaitu landasan materiil dan sprituil untuk mengadakan
komunikasi dalam melakukan relasi social.
4. Standar sosial, sebagai ukuran untuk memiliki, meneliti dan menyeleksi
sikap yang sebaiknya dilakukan yang mengandung system nilai, yaitu
kualitas yang diberikan kepada objek yang berguna didalam
memanfaatkan cara untuk mencapai tujuan.
Ternyata keempat unsur diatas hanya dapat di hayati dan diamalkan jika
masyarakat mmiliki pola budaya yang relative sama dan situasi yang kondusif.
Kaelan dan Zubaidi menyatakan berdasarkan pengalaman , perkembangan nilai-
nilai kehidupan manusia hanya dapat dilakukan dalam situasi yang aman dan
18
damai. Kehidupan sosial budaya akan terbina dengan baik jika interaksi antar
individu dilandasi oleh nilai dan norma yang diakui bersama. Kehidupan sosial
budaya akan berkembang kearah yang positif dikala masing individu dan
kelompok dalam masyarakat konsisten terhadap sistem nilai dan norma, serta
mampu menempatkan kepentingan individu dan sosial secara serasi, selaras dan
seimbang untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Demikian pula dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara penghayatan dan pengalaman terhadap nilai-
nilai luhur budaya bangsa merupakan syarat mutlak dalam rangka pembinaan
kehidupan sosial budaya bangsa. Dalam kondisi dimana warga bangsa dan, baik
individu maupun kelompok tidak konsisten terhadap system nilai dan norma yang
dianut akan membahayakan ketahanan nasional bangsa dan negara bersangkutan.
Berkenaan dengan pembinaan ketaahanan nasional, kondisi sosial budaya di
Indonesia dapat dikatakan cukup menantang. Bangsa Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku dan sub suku bangsa memiliki kebudayaan sendiri-sendiri, yang
dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia sering disebut kebudayaan
daerah. Masing-masing kebudayaan ituberkembang dalam kehidupan masyarakat
di daerah-daerah tertentu. Kebudayaan-kebudayaan daerah tumbuh menjadi
system nilai dan dipedomani dalam bersikap dan berprilaku. Kebudayaan daerah
ini menjadi identitas yang dibanggakan bagi suku bangsa yang bersangkutan.
Kondisi demikian tentunya memerlukan interaksi yang mampu menanamkan rasa,
paham dan semangat kebangsaan sehingga tidak muncul sentiment kedaerahan
yang sempit.
Karena itu, untuk mewujudkan ketahanan nasional pada aspek sosial budaya
Indonesia memerlukan pembinaan pada hal-hal berikut:
1. Pelestarian kebudayaan daerah. Sebagaimana dikemukakan
Koentjaraningrat bahwa kebudayaan memiliki nilai-nilai yang sukar
diubah. Dengan nilai-nilai budaya yang dimilikinya masing-masing
kebudayaan daerah tidak mudah dipengaruhi oleh budaya asing.
Nilaibudaya daerah yang hidup dan berkembang dalam ala pikiran
masyarakat Indonesia mampu menetralisir pengaruh negatif budaya asing.
19
2. Pembinaan kebudayaan nasional. Nilai budaya daerah dilestarikan sebagai
bagian dari pembinaan kebudayaan nasional. Dalam konteks Negara
kesatuan republik Indonesia kebudayaan nasional adalah hasil interaksi
kebudayaan suku-suku bangsa yang diterima menjadi nilai bersama
sebagai cirri khas bangsa Indonesia. Karena itu, pelestarian budaya daerah
haruslah dipahami sebagai bagian dari pemupukan identitas nasional.
3. Pembinaan interaksi budaya yang serasi, selaras dan seimbang. Interaksi
antar budaya harus berlangsung secara alamiyah dan wajar, tanpa
memandang suku, ras dan agama serta asal keturunan. Pemaksaan dan
dominasi budaya daerah tertentu terhadap budaya daerah lainya harus
dihindari.
4. Penanaman rasa kebangsaan melalui pendidikan formal dan nonformal.
Kebudayaan daerah yang sangat beragam diindonesia memang menjadi
kekayaan yang membanggakan bagi bangsa Indonesia. Tetapi harus
disadari tradisi-tradisi yang berkembang dalam kebudayaan daerah sering
memunculkan stereotype-streotype yang mengganggu hubungan social
antara penganut kebudayaan. Hal itu terjadi karena penganut kebudayaan
tertentu memahami kebudayaan yang lainnya dari sudut pandang
budayanya. Oleh sebab itu tiap-tiap tradisi haruslah diselidiki dan
diinterpretasikan dengan jalan pendidikan.
5. Pembentukan ketahanan pribadi warga Negara melalui penanaman iman
dan moral pada setiap individu anggota masyarakatnya. Karena itu
pengajaran agama sangat penting dalam pembinaan kesatuan social-
budaya yang akan berujung pada ketahanan-sosial budaya.
2.6.5 Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan keamanan menunjuk pada dua aspek, yaitu pertahanan dan
keamanan. Pramono (1995) menyatakan pertahanan mengandung makna suatu
kemampuan bagsa untuk membina dan menggunakan kekuatan nasional guna
menghadapi ataupun menangkal rongrongan, gangguan, ancaman maupun tekanan
dari luar. Sedangkan keamanan mengandung arti kemampuan bangsa untuk
20
membina dan menggunakan kekuatan nasional untuk menghadapi serta
menangkal ancaman, gangguan, dan tantangan yang dating dari dalam negeri.
Pertahanan keamanan adalah upaya rakyat semesta dengan angkatan bersenjata
dalam rangka menegakkan ketahanan nasional dngan tujuan mencapai keamanan
bangsa dan Negara, serta keamanan perjuanganya.
Menurut Sunardi (2004:186) pertahanan dan keamanan memiliki tiga cirri
utama, yaitu:
a. Orientasinya pada rakyat, karena memang diperuntukkan terciptanya rasa
aman dan keamanan rakyat.
b. Perlibatanya secara semesta, yang maknanya adalah setiap warga Negara
dan setiap fasilitas dapat dilibatkan di dalam upaya pertahanan dan
keamanan.
c. Digelar secara kewilayahan, yang maknanya tiap unit wilayah nusantara
harus diupayakan agar menggalang ketahaan masing-masing.
Menurut Suradinata dan Dinuth (2001:291-292) ketahanan nasional pada
aspek pertahanan dan keamanan dipengaruhi beberapa factor, yaitu: doktrin
wawasan nasional dan system pertahanan keamanan itu sendiri. Doktrin
pertahanan keamanan merupakan azaz dan pedoman perwujudan pertahanan
keamanan yang berkaitan dngan dengan masalah pertahanan terhadap invasi dari
luar, masalah pemeliharaan keamanan dalam negeri, masalah subversi, infiltirasi,
sabotase, dan spionase, masalah partisipasi angkatan bersenjata diluar HANKAM.
Wawasan nasional yang berintikan kekompakan, kesatuan dan persatuan serta
integrasi antara pemerintah, angkatan bersenjata dan rakyat. Sistem pertahanan
keamanan yaitu suatu system yang merupakan perpaduan system teknologi dan
sistem sosial yang bersifat semesta yang menyangkut segenap bidang kehidupan.
Bagi bangsa Indonesia pertahanan dan keamanan lebih berorientasi
terhadap upaya untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan bangsa dan
Negara dari berbagai ancaman, dan gangguan baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar Negara kesatuan republic Indonesia. Pertahanan dan keamanan
menjadi bagian dari fungsi Negara sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD
1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban melindungi segenap bangsa
21
dan seluruh tumpah dara Negara Indonesia. Dari itu dapat disimak bahwa
pertahanan dan kamanan secara nasional adalah salah satu fungsi utama
pemerintahan dan Negara kesatuan republic Indonesia dengan TNI dan POLRI
sebagai intinya yang bertujuan menciptakan keamanan bangsa dan Negara dalam
rangka mewujudkan ketahanan nasional.
Walaupun TNI dan POLRI menjadi inti dalam penyelenggaraan
pertahanan dan keamanan, tetapi penciptaan ketahanan nasional dibidang
pertahanan keamanan, pada dasarnya bersandar pada kemempuan
keseluruhankemampuan nasional yang dapat diarahkan untuk kepentingan
pertahanan dan keamanan. Secara politis kemampuan demikian hanya dapat
tercipta jika didukung oleh pemerintah dan rakyat didalam satu system yang
terorganisasi dengan baik. Dengan kata lain wujud ketahanan nasional dibidang
pertahanan dan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang
dilandasi kesadaran bela Negara seluruh rakyat Indonesia. Ini mengandung
pengertian bahwa segenap elemen masyarakat Indonesia tetap berada dalam
kondisi mampu memelihara stabilitas pertahanan keamanan. Mampu
mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, mampu mengamankan
pembangunan dan hasil-hasilnya, mampu mempertahankan kedaulatan bangsa dan
Negara, serta mampu menangkal segala bentuk ancaman dari dalam maupun luar
negeri.
Merujuk pada pengertian ketahanan nasional, ketahanan dibidang
pertahanan dan keamanan sesungguhnya adalah terciptanya keuletan dan
ketanggunan bangsa dalam bela Negara. Untuk mewujudkan menjadi tanggung
jawab seluruh rakyat dengan mengerahkan seluruh kekuatan dan potensi
(ideology, politik, ekonomi, social-budaya, TNI dan kepolisian) secara terpimpin,
terintegrasi dan terkoordinasi demi kesinambungan pembangunan nasional yang
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara kesatuan republic Indonesia
sesuai UUD 1945 dan filsafah pancasila.
Pembinaan pertahanan dan keamanan didasari beberapa prinsip yang
diyakini sebagai kebenaran dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, yaitu:
22
1. Pandangan bangsa Indonesia tentang perang dan damai. Bangsa Indonesia
cinta damai, berarti bangsa Indonesia ingin bersahabat dengan seluruh
bangsa dan Negara, dan tidak menghendaki sengketa senjata. Bangsa
Indonesia selalu berupaya menyelesaikan pertikaian nasional maupun
internasional dengan cara-cara damai. Namun demikian bangsa Indonesia
lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan Negara kesatuan republic
Indonesia. Perang adalah jalan terakhir yang terpaksa ditempuh untuk
mempertahankan ideology dan dasar Negara pancasila, kemerdekaan dan
kedaulatan Negara kesatuan republic Indonesia serta keutuhan bangsa.
2. Landasan ideal nilai-nilai pancasila, landasan konstitusional UUD 1945,
dan landasan visional wawasan nusantara.
3. Keterpaduan , yang berarti segenap potensi dan kekuatan nasional. Dimana
dalam hal ketahanan dan keamanan bangsa dan Negara setiap warga
Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan Negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran,tanggung jawab kerelaan
berkorban bagi bangsa dan Negara serta semangat pantang menyerah.
Upaya pertahanan dan keamanan Negara yang melibatkan segenap potensi
dan kekuatan nasional tersebut dirumuskan dalam doktrin pertahanan dan
keamanan Negara republic Indonesia.
4. Diselenggarakan dengan system pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(sishamkamrata). Dengan demikian penyelenggaraan pertahanan dan
keamanan Negara kesatuan republic Indonesia bersifat total, kerakyatan
dan kewilayahan. Pendayagunaan potensi potensi nasional dalam
pertahanan dan keamanan Negara dilakukan secara optimal dan
terkoordinasi untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan pertahanan
dan keamanan Negara yang menyeimbangkan dan menyerasikan
kesejahteraan dengan keamanan.
5. Segenap kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan rakyat
semesta diorganisasikan dalam satu wadah tunggal yang dinamakan
tentara nasional Indonesia (TNI) dan kepolisian republic Indonesia (polri).
Pembangunan angkatan perang republic Indonesia (APRI) yang memiliki
jati diri sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional tetap
23
mengabdi kepada kepentingan bangsa dan Negara kesatuan republik
Indonesia.
Secara umum kekuatan pertahanan dan keamanan mencakup struktur
kekuatan, tingkat kemampuan dan gelar kekuatan. Berkenaan dengan kekuatan
pertahanan keamanan, di Indonesia pembagian tugas dan fungsi TNI dengan
POLRI di atur secara jelas dan tegas. Pertahanan yang difokuskan untuk
menghadapi ancaman dari luar negeri menjadi tanggung jawab TNI. Sedangkan
keamanan yang difokuskan untuk menghadapi ancaman dan gangguan dari dalam
negeri menjadi tanggung jawab POLRI. Namun dmikian kekuatan TNI dapat
diminta untuk menangani masalah keamanan dimana POLRI sudah tidak mampu
lagi menangani ancaman.
Membangun kekuatan pertahanan dan keamanan memerlukan pendekataan-
pendekatan dan strategi yang realistis. Bagi Indonesia pendekatan yang realistis
pembangunan Hankam disesuaikan dengan konsep wawasan nusantara. Dalam
konsepsi wawasan nusantara pertahanan dan keamanan mengarah pada seluruh
wilayah kedaulatan NKRI meliputi daratan (termasuk pulau-pulau besar dan
kecil), laut dan udara diatasnya. Kekuatan pertahanan dan keamanan harus
mampu mengantisipasi ancaman dari luar,yang semakin sulit diprediksi sebagai
akibat perkembangan iptek dibidang persenjataan militer.
Kekuatan pertahanan dan keamanan dipengaruhi perumusan hakikat ancaman.
Kesalahan atau kekeliruan dalam merumuskan ancaman tentunya membuat postur
pertahanan dan keamanan kurang efektif dalam menghadapi berbagai gejolak
dalam negeri, bahkan dimungkinkan pula tidak mempunyai kemampuan
melakukan perang konvensional. Bagi Negara Indonesia, selain kemajuan iptek,
keadaan geografi Negara Indonesia perlu dipertimbangan.
Dengan memperhatikan konstelasi geografi, dalam perumusan hakekat ancaman
Indonesia mendapatkan laut dan udara diatas sebagai mandala perang yang
pertama kali terancam. Perumusan demikian didasari oleh kenyataan wilayah
Indonesia , dimana wilayah laut lebih luas daripada daratan, sehingga laut dan
udara diatasnya menjadi sangat sentral untuk memasuki kedaulatan NKRI didarat.
Keadaan demikian memerlukan pembangunan Hankam melalui pembangunan
24
kekuatan diantara unsure kekuatan pertahanan darat, laut dan udara secara
proporsional dan seimbang.
(Tim dosen, 2015)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Geostartegi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk
mewujudkan cit-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang
memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan
dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa
depan yang lebih baik, lebih aman dan bermatabat.
2. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang
dari luar dan dalam yang secara langsung dan tidak langsung
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mengejar Tujuan Nasionalnya.
3. Ketahanan yang dimaksud disini adalah suatu kekuatan yang membuat
bangsa dan negara dapat bertahan, kuat menghadapi ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan. Konsekuansinya suatu ketahanan harus disertai
dengan keuletan, yaitu suatu usaha secara terus menerus secara giat dan
berkemauan keras menggunakan segala kemampuan dan kecakapan untuk
mencapai tujuan nasionalnya, serta peranan yang dimainkan didunia
internasional.
25
4. Keadaan atau kondisi ideal demikian memungkinkan suatu negara
memiliki kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga
mampu menghadapi segala macam ancaman dan gangguan bagi
kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan. Ketahanan Nasional
merupakan salah satu konsepsi khas Indonesia berupa ajaran konseptual
tentang pengaturan dalam penyelenggaraan bernegara. Ketahanan nasional
merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang.
Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
mengembangkan kehidupan.
5. Ideologi adalah suatu sistem nilai yang merupakan kepastian ajaran yang
memberikan motivasi. Keberhasilan suatu ideologi bergantung pada
rangkaian nilai yang terkandung didalamnya yang dapat menjamin
kehidupan manusia baik sebagai individu ataupun sebagai anggota
masyarakat. Secara teori, suatu ideologi berasal dari aliran pikiran dan
merupakan pelaksanaan dari sistem pemikiran itu sendiri.
6. Upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang politik
adalah upaya mencari keseimbangan dan keserasian antara masukan dan
keluaran berdasarkan Pancasila yang merupakan pencerminan dari
demokrasi Pancasila
7. Upaya meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan
kapasitas produksi dan kelancaran barang serta jasa secara merata ke
seluruh wilayah negara, Ketahanan di bidang ekonomi sangat erat sekali
dengan ketahanan nasional.
8. Kehidupan sosial budaya akan berkembang kearah yang positif dikala
masing individu dan kelompok dalam masyarakat konsisten terhadap
sistem nilai dan norma, serta mampu menempatkan kepentingan individu
dan sosial secara serasi, selaras dan seimbang untuk mewujudkan
kesejahteraan bersama. Demikian pula dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara penghayatan dan pengalaman terhadap nilai-nilai luhur budaya
bangsa merupakan syarat mutlak dalam rangka pembinaan kehidupan
sosial budaya bangsa.
26
9. Bagi bangsa Indonesia pertahanan dan keamanan lebih berorientasi
terhadap upaya untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan bangsa
dan Negara dari berbagai ancaman, dan gangguan baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar Negara kesatuan republic Indonesia. Pertahanan
dan keamanan menjadi bagian dari fungsi Negara sebagaimana tertuang
dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara
berkewajiban melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah dara Negara
Indonesia.
10. Berdasarkan rumusan pengertian ketahanan nasional dan kondisi
kehidupan nasional Indonesia yang sesungguhnya ketahanan nasional
merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional dalam
berbagai aspek pada saat tertentu. Setiap aspek di dalam tata kehidupan
nasional seringkali berubah-ubah menurut waktu, ruang dan lingkungan
terutama pada aspek-aspek dinamis.
3.2 Saran
Mahasiswa mampu meningkatkan penerapan dari teori kewarganegaraan
untuk kehidupan sehari-hari dan kegunaannya dalam ilmu sosial serta mampu
memperbanyak pengetahuan tentang kewarganegaraan dan hubungannya terhadap
kehidupan bermasyarakat.
27
DAFTAR PUSTAKA
Endang Z. Sukaya, dkk.2000.Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta :
Penerbit Paradigma
Endang Saelani Sukarya, dkk. 2002. Geostrategi Indonesia. Jakarta:
PT.Kuaternita Adidarma.
Hidayat, I.Mardiyono. 1983. Geopolitik, Teori dan Strategi Politik dalam
Hubungannya dengan Manusia, Ruang dan Sumber Daya Alam. Surabaya:
Usaha Nasional.
Kaelan & Zubaidi Achmad,2007. Pendidikan Kewarnegaraan. Yogyakarta :
Paradigma
Koentjaraningrat,1996.Penantar Antropologi I. Jakarta : Aneka Cipta
Sumarsono, S. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Lembaga
Ketahanan Nasional
Sumarsono,S,et.al.2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
28
Suradinata Ermaya & Binuth Alex. 2001. Geopolitik dan Konsepsi Ketahanan
Nasional. Pemikiran Awal, Penembangan, dan Prospek. Yogyakarta : PT.
Paradigma Cipta
Suradinata,Ermaya. 2005. Hukum Dasar Geopolitik dan Geostrategi dalam
Kerangka Keutuhan NKRI.. Jakarta: Suara Bebas.
Tim Dosen Pendidikan Kewarganegaraan. 2015. Bahan Ajar Pendidikan
Kewarganegaraan. Medan : UNIMED press
29