kewarganegaraan 2

144
DASAR NEGARA DENGAN KONSTITUSI

Upload: ady-prakoso

Post on 23-Jul-2015

1.549 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kewarganegaraan 2

DASAR NEGARA DENGAN KONSTITUSI

Page 2: Kewarganegaraan 2

Standar Kompetensi

• Menganalisis hubungan dasar Negara denganKonstitusi.

Page 3: Kewarganegaraan 2

Kompetensi Dasar

• Mendeskripsikan hubungan dasar Negara dengan Konstitusi.

• Menganalisis substansi Konstitusi Negara.

• Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

• Menunjukkan sikap positif terhadap Konstitusi Negara.

Page 4: Kewarganegaraan 2

Indikator

1. Mendeskripsikan pengertian dasar negara

2. Mendeskripsikan pengertian konstitusi negara

3. Menguraikan tujuan dan nilai konstitusi

4. Menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengankonsitusi sebuah di negara

5. Menguraikan unsur sebuah konstitusi

6. Menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negaratertentu

7. Menganalisis substansi konstitusi Indonesia

Page 5: Kewarganegaraan 2

Hubungan Dasar

Negara dan Konstitusi

Menganalisis Substansi

Konstitusi Negara

Menganalisis

Hubungan Dasar

Negara dengan

Konstitusi pada

Negara RI dengan

Negara Liberal dan

negara Komunis

Menganalisis

Kedudukan

Pembukaan UUD 1945

Menunjukkan Sikap

Positif Terhadap

Konstitusi Negara

Dasar Negara dan

Konstitusi

Pengertian Dasar

Negara dan Konstitusi

Keterkaitan Dasar

Negara dengan

Konstitusi

Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945

Konstitusi Negara Komunis

Konstitusi Negara Liberal

Hakikat Pembukaan UUD 1945

Kedudukan Pembukaan UUD 1945

Menurut Para Ahli

Page 6: Kewarganegaraan 2

Pengertian Dasar Negara

• Dasar negara berasal dari kata dasar dan negara. Arti kata dasaradalah landasan atau foundamental. Arti kata negara adalah suatuorganisasi kekuasaan yang didalamnya harus adarakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Arti kata dasarnegara bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila seperti yang terdapatdalam Pembukaan UUD 1945.

• Dasar Negara adalah fandemen yang kokoh dan kuat sertabersumbar dari pandangan hidup atau falsafah(cerminan dariperadaban, kebudayaan, keluhuran budi dan kepribadian yangtumbuh dalam sejarah perkembangan Indonesia) yang diterima olehseluruh lapisan masyarakat, yang dijadikan tuntunan hidup bagibangsanya.

• Dasar Negara akan kuat karena diambil dari pandangan hidupbangsanya yang memuat nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Page 7: Kewarganegaraan 2

Fungsi Dasar Negara

1. Dasar berdiri dan tegaknya negara

2. Dasar kegiatan penyelenggaraan negara

3. Dasar partisipasi warga negara

4. Dasar pergaulan antarwarga negara

5. Dasar dan sumber hukum nasional

Page 8: Kewarganegaraan 2

Hakikat Dasar Negara

Hans Kelsen, norma-norma hukum itu bertingkat dab berlapis-lapis

dalam suatu tata urutan tertentu. Suatu norma yang lebih rendah akan

berdasar, bersumber dan berlaku pada norma yang lebih tinggi, norma

yang lebih tinggi lagi, dan seterusnya. Norma tertinggi itu disebut norma

dasar, yang ditetapkan oleh masyarakat sebagai tempat bergantung norma-

norma di bawahnya, disebut juga TEORI JENJANG NORMA HUKUM

(stufsentheorie).

Page 9: Kewarganegaraan 2

Hans Nawiasky, menghubungkan Teori Jenjang Norma Hukum dalam

kaitannya dengan negara. Menurutnya, norma hukum dalam suatu negara juga

berjenjang dan bertingkat membentuk suatu tertib hukum. Norma yang di

bawah bersumber dan berlaku pada norma yang tertinggi dalam negara,

disebut dengan norma fundamental negara (Staafundamental norm).

• Kelompok Norma Hukum Hans :

Staafundamentalnorm, fundamental negara

Staafgrundgesetz, aturan dasar/pokok negara

Formelgesetz, undang-undang

Verordnung dan auton ome satzung, aturan pelaksanaan dan aturan

autonom

Page 10: Kewarganegaraan 2

Konstitusi Negara

• Konstitusi berasal dari kata kerja constituer (Prancis) yang berarti

membentuk. Menurut Omadi S. Diponolo, kata konstitusi dalam bahasa

Inggris dan Prancis yang berarti dasar susunan badan. Sedangkan dalam

Bahasa Belanda disebut dengan istilah Groundwet yang berarti undang-

undang dasar.

• Konstitusi (Latin constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem

politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara - biasanya

dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis - Dalam kasus bentukan negara,

konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum,

istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional

sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk

dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan

negara pada umumnya,

Page 11: Kewarganegaraan 2

Pengertian Konstitusi di Indonesia, dibagi menjadi dua :

•Yang pertama menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, berupa

kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah negara.

•Yang kedua, konstitusi diberi arti sempit yang tidak menggambarkan keseluruhan

kumpulan peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

Arti Konstitusi

Arti Sempit

Arti Luas

Undang-Undang Dasar

Undang-Undang Organik

Peraturan Perundang-Undangan lainnya

Undang-Undang Dasar

Undang-Undang Dasar

Page 12: Kewarganegaraan 2

Konstitusi memiliki arti yang lebih luas dari undang-undang dasar. Herman Heller dalam

bukunya yang berjudul Verfasunglehre (ajaran tentang konstitusi), membagi konstitusi dalam

tiga kelas, yaitu :

1. Konstitusi sebagai pengertian sosial politik

Cermin keadaan sosial politik bangsa itu sendiri. Political Decission merupakan keputusan

masyarakat itu sendiri.

2. Konstitusi sebagai pengertian hukum

Keputusan masyarakat yang dijadikan suatu perumusan normatif yang harus berlaku.

Pengertian politik adalah sebagai eine seine yang berarti suatu kenyataan yang harus berlaku

dan diberikan suatu sanksi kalau melanggar

3. Konstitusi sebagai pengertian suatu peraturan

Kemudian ditulis dalam suatu naskah sebagai Undang – Undang yang tertinggi yang berlaku

di suatu Negara.

Page 13: Kewarganegaraan 2

Tujuan Konstitusi

- Memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan

politik.

- Membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa, serta

menetapkan bagi penguasa tersebut batas-batas kekuasaan

negara.

- Melindungi HAM, maksudnya setiap penguasa berhak

menghormati HAM orang lain dan hak memperoleh

perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.

- Pedoman penyelengaraan negara, maksudnya tanpa adanya

pedoman konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan

kokoh.

Page 14: Kewarganegaraan 2

Kedudukan Konstitusi

• Kedudukan konsitusi atau hukum dasar negara yang tertulis dinilai

paling tinggi kedudukannya dibandingkan dengan peraturan-

peraturan yang lain, maka terdapat perbedaan antara UUD dengan

undang-undang di bawahnya yaitu:

1. Di Amerika Serikat, India, dan Jerman wewenang terletak ditangan

Mahkamah Agung Federal.

• Di negara-negara ini berlaku asas Judical Supermacy dan

Mahkamah Agung dianggap sebagai pengawas UUD (guardian of

the constitution)

Page 15: Kewarganegaraan 2

2. Di Prancis wewenang ada di Mahkamah Konstitusi yang

terdiri atas para hakim agung ditambah dengan beberapa

hakim lain.

3. Di Indonesia lembaga yang berwewenang adalah MPR

(Majelis Permusyawaratan Rakyat) yang terdiri atas anggota

DPR dan Dewan Perwakilan Daerah.

Page 16: Kewarganegaraan 2

Sifat Konstitusi

1. Konstitusi luwes maksudnya apabila diperlukan konstitusi tidak membutuhkan

prosedur yang istimewa atau rumit. Perubahan itu cukup dilakukan oleh badan

pembuat undang-undang biasa.

2. Konstitusi kaku merupakan kebalikan dari konstitusi luwes. Perubahan konstitusi

memerlukan prosedur yang istimewa dan rumit. Konstitusi yang besifat kaku tidak

dapat megikuti perkembangan zaman karena tidak hanya memuat hal-hal pokok

saja, namun juga memuat hal-hal yang penting. UUD 1945 meskipun perubahannya

membutuhkan prosedur istimewa, namun bersifat luwes karena memuat ketentuan-

ketentuan yang bersifat pokok-pokok saja sehingga mudah mengikuti

perkembangan zaman.

Page 17: Kewarganegaraan 2

Fungsi Konstitusi

• Menurut paham konstitusionalisme konstitusi adalah suatu “lembaga”

yang mempunyai fungsi khusus, yaitu:

1. Menentukan dan membatasi kekuasaan pemerintah

2. Menjamin hak-hak asasi warga negara

• Konstitusi dianggap sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang

harus dipatuhi oleh negara dan pejabat-pejabat pemerintah sekalipun.

• Konstitusi yang pernah belaku di Indonesi adalah UUD 1945, UUD

RIS, UUDS 1950, UUD 1945

Page 18: Kewarganegaraan 2

Menganalisis Substansi Konstitusi Negara

• Menurut C.F. Strong dalam bukunya Modern Political Constitution,

konstitusi dapat dibedakan antara konstitusi tertulis dan konstitusi

tidak tertulis. Suatu konstitusi disebut tertulis tidak berupa suatu

naskah (documentary constitution), sedangkan konstitusi tidak

tertulis tidak berupa suatu naskah (nondocumentary contitution) dan

banyak dipengaruhi oleh tradisi dan konversi. Contohnya konstitusi

negara Inggris hanya berupa kumpulan dokumen.

• Menurut Sri Sumantri konstitusi berisi 3 hal pokok yaitu:

• Jaminan terhadap HAM dan warga negara.

• Susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental (dasar).

• Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan

Page 19: Kewarganegaraan 2

• Menurut Miriam budiarjo, konstitusi memuat tentang

ciri- ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu:

• Yang bersifat adil agar suatu bentuk pemerintahan

dapat dijalankan secara demokrasi dengan

memperhatikan kepentingan rakyat.

• Melindungi asas demokrasi.

• Menciptakan kedaulatan tertinggi yang berada

ditangan rakyat untuk melaksanakan dasar negara

• Menentukan suatu hukum

Page 20: Kewarganegaraan 2

• Konstitusi atau hukum dasar dapat pula dibedakan

antara hukum dasar tertulis (written constitution)

yaitu Undang-Undang Dasar, dan hukum dasar tidak

tertulis (unwritten constitution) yaitu konvensi.

• Salah satu contoh konvensi yang berlaku di Indonesia

adalah pelaksanaan pidato kenegaraan presiden

menjelang peringatan Proklamasi 17 Agustus.

Page 21: Kewarganegaraan 2

Kaitan Dasar Negara dan Konstitusi

• Keterkaitan antar dasar negara dan konsitusi tampak pada gagasan

dasar, cita-cita, dan tujuan negara yang tertuang dalam mukadimah atau

Pembukaan Undang-Undang Dasar suatu negara.

• Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kebatinan negara.

Pembukaan memuat asas kerohanian negara, asas politik negara, asas

tujuan negara, serta menjadi dasar hukum daripada undang-undang.

Pancasila dengan batang tubuh merupakan wujud yuridis konstitusional

tentang sesuatu yang telah dirumuskan dalam pembukaan. Dalam

Pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan Pancasila yang telah dirumuskan

dalam pembukaan. Dalam pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan

Pancasila yang amat jelas kedudukannya sebagai sumber hukum tata

negara.

Page 22: Kewarganegaraan 2

• Adapun peraturan perundangan negara Indonesia adalah:

1. UUD 1945

2. Ketetapan MPR Republik Indonesia

3. Undang-undang

4. Peraturan pemerintah penggatnti undang-undang (Perpu)

5. Peraturan pemerintah

6. Keputusan presiden

7. Peraturan daerah

Jadi Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber hukum

dasar bagi penyusunan perundangan negara. UUD 1945 adalah

peraturan perundangan teringgi negara Indonesia yang

bersumberkan pada Pancasila.

Page 23: Kewarganegaraan 2

• Sebagai ahli ilmu politik melihat konstitusi dan Undang-Undang Dasar sebagai dua hal

yang sama, sementara sebagia ahli yang lain melihatnya sebagai dua hal yang berbeda.

• Berikut pandangan mereka:

1. Herman Heller

• Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas daripada Undang-Undang Dasar. Konstitusi

sebenarnya tidak hanya semata-mata bersifat yuridis, tetapi juga sosiologis dan politis.

2. Oliver Cromwell

• Undang- Undang dasar itu merupakan “instrument of govern”, yaitu bahwa undang-

undang dibuat sebagai pegangan untuk memerintah. Dalam arti ini, konstitusi dan Undang-

Undang Dasar identik.

3. F. Lasalle

• Konstitusi sesungguhnya menggambarkan hubungan antara kekuasaan yang terdapat di

dalam masyarakat, seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata didalam masyrakat,

misalnya kepala negara, angkatan perang, partai politik, buruh tani, pegawai, dan sebagainya

Page 24: Kewarganegaraan 2

Periode Berlakunya Undang-Undang Dasar

Negara Indonesia

• Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949

• Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya

karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945

memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR

belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensiel

("Semi-Parlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan

sistem pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.

• Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950

• Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.

• bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya

terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki

kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.

Page 25: Kewarganegaraan 2

Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998

• Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan

menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.

Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD

1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang

Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt)

dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada fihak swasta untuk

menghancur hutan dan sumberalam kita. Pada masa Orde Baru, UUD 1945

juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara melalui sejumlah

peraturan:

1. Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR

berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan

melakukan perubahan terhadapnya.

Page 26: Kewarganegaraan 2

2. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum

yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak

mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat

rakyat melalui referendum.

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum,

yang merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor

IV/MPR/1983.

Page 27: Kewarganegaraan 2

Periode 21 Mei 1998 - 19 Oktober 1999

• Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak PresidenSoeharto digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnyaProvinsi Timor Timur dari NKRI.

• Periode UUD 1945 Amandemen

• Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan(amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutanperubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru,kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukandi tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden,adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapatmenimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukupdidukung ketentuan konstitusi.

Page 28: Kewarganegaraan 2

• Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah

menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara,

kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi

negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang

sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan

bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan

diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap

mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur)

kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas

sistem pemerintahan presidensiil.

Page 29: Kewarganegaraan 2

• Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan

(amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:

• Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama

UUD 1945

• Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD

1945

• Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan Ketiga

UUD 1945

• Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan Keempat

UUD 1945

Page 30: Kewarganegaraan 2

Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan

Republik Indonesia

• Proklamasi kemerdekaan dijabarkan secara rinci dalam Pembukaan

UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 berperan atau berkedudukan

sebagai pernyataan kemerdekaan Indonesia yang didalamnya

memuat dasar, falsafah, pedoman, dasar-dasar kebangsaan dan

kenegaraan.

• Di dalam Pembukaan UUD 1945 inilah kita dapat menemukan

keberadaan (eksistensi) berbangsa dan bernegara Indonesia. Denag

demikian seluruh arah dan tujuan serta tatanan kehidupan berbangsa

dan bernegara Indonesia harus merupakan cerminan, turunan atau

penjabaran dari Pembukaan UDD 1945.

Page 31: Kewarganegaraan 2

• Oleh karena itu vitalnya kedudukan Pembukaan UUD 1945, Pembukaan

UUD 1945 dijadikan sebagai norma fundamental. Rumusan kata dan

kalimat yang terkandung di dalamnya tidak boleh diubah oleh siapa pun

termasuk MPR hasil pemilu. Pengubahan Pembukaan UUD 1945 berarti

mengubah esensi cita moral dan cita-cita hukum yang ingin diwujudkan

dan ditetapkan oleh bangsa Indonesia.

• Pembukaan UUD 1945 bagi Indonesia merupakan sumber motivasi dan

aspirasi tekad dan semangat bangsa Indonesia serta cita-cita hukum dan

moral yang ingin ditegakkan, baik dalam lingkup nasional maupun

internasional.

Page 32: Kewarganegaraan 2

Pokok-pokok pikiran Pembukaan UDD 1945

• Pembukaan UUD 1945 selain mempunyai makna yang sangat

mendalam, juga mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi

suasana kebatinan dari UDD 1945. Pokok-pokok pikiran tersebut

mewujudkan cita hukum (rechtsidu) yang menguasai hukum dasar

negara, baik hukum dasar tertulis (UUD) maupun hukum dasar yang

tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam

Pembukaan UUD 1945 adalah, sebagai berikut:

• Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia dengan berdasrkan atas persatuan dan mewujudkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

• Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia

Page 33: Kewarganegaraan 2

• Negara yang berkedaulatan rakyat yang berdasarkanatas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan

• Negara berdasarkan atasa Ketuhanan Yang Maha Esamenurut dasar kemanusiaa yang adil dan beradab.

• Dengan demikian apabila kita perhatikan darikeempat pokok pikiran tersebut tampak bahwapokok-pokok pikiran itu tidak lain adalah pancarandari falsafah negara Pancasila. Pokok-pokok pikirandituangkan kedalam pasal Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945

Page 34: Kewarganegaraan 2

Pertama

• Isi : Bahwa sesunguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa

san oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapusakan

karena tidak sesuai dengan perikemanuasiaan dan perikeadilan.

• Makna yang terkandung:

• Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan membeka

kemerdekaan melawan penjajah dalam segala bentuk.

• Pernyataan subyektif bangsa Indonesia untuk menentang dan

menghapus penjajahan diatas muka bumi.

• Pernyataan objektif bangsa Indonesia bahwa penjajahan tidak sesuai

dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

• Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa

Indonesia untuk beridiri sendiri.

Page 35: Kewarganegaraan 2

Kedua

• Isi : Dan pejuangan kemerdekaan Indonesia telahsampailah kepada saat yang bebahagia dengan selamatsentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintugerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka,bersatu, berdaulan, adil dan makmur.

• Makna yang terkandung:

• Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia adalahmelalui perjuangan pergerakan melawan pejajah.

• Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untukmenyatakan kemerdekaan.

• Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan, tetapiharus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yangmerdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Page 36: Kewarganegaraan 2

Ketiga

• Isi : Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dandengan didorong oleh keinginan luhur supayaberkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyatIndonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

• Makna yang terkandung:

• Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kitaadalah berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa.

• Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsaIndonesia terhadap suatu kehidupan yang bekesinambungan antara kehidupan material danspiritual dan kehidupan di dunia dan akhirat.

Page 37: Kewarganegaraan 2

Keempat

• Isi : Kemudian daripada itu untuk memebntuk suatu pemerintahan

negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umu, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia dan keadilan sosial, maka disusunlah

kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-

Undang Dasar negara Republik Indonesia yang terbentuk dalam

suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,

Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusywaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Page 38: Kewarganegaraan 2

Makna yang terkandung:

•Pengukuhan pernyataan proklamasi kemerdekaan.

•Adanya fungsi dan sekaligus tujuan negara Indonesia yaitu:

a.Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

b.Memajukan kesejahteraan umum.

c.Mencerdaskan kehidupan bangsa dan

d.Ikut melaksanakan ketertiban dunia yabg berdasarkan kemerdekaan, perdamain

dan keadilan sosial.

•Kemerdekaan kebangsaan Indonesia yang disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar.

•Susunan/bentuk negara Republik Indonesia.

•Sistem pemerintahan negara yaitu berdasarkan kedaulatan rakyat/demokrasi,

•Dasar negara pancasila.

Page 39: Kewarganegaraan 2

Makna Nilai-Nilai Dasar Negara Indonesia

Ketuhanan Yang Maha Esa

Memahami substansi nilai-nilai dasar negara adalah menjadi hak dan kewajiban setiap warga

negara. Tatkala memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup ini maknanya: mewujudkan

masyarakat yang beketuhanan, yakni masyarakat yang anggotanya dijiwai oleh semangat

mencapai ridho Tuhan / Mardlatillah, melalui perbuatan-perbuatan baik bagi sesama

manusia dan kepada seluruh makhluk.

Karenanya, membangun Indonesia berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa adalah membangun

masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan

dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut pandang etis keagamaan, negara

berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap

penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-

masing.

Dari dasar Ketuhanan Yang Maha Esa ini pula menyatakan bahwa suatu keharusan bagi

masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan, dan

masyarakat yang beragama, apapun agama dan keyakinan mereka.

Page 40: Kewarganegaraan 2

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sejarah adalah wujud pengalaman manusia untuk berperadaban dan

berkebudayaan, karenanya, peradaban, politik, dan kebudayaan adalah bagian dari pada

kehidupan manusia.

Kemanusiaan, sangat erat hubungannya dengan ketuhanan. Ajaran Illahi menjadi tidak dapat

diimplementasikan jika tidak wujud sikap kemanusiaan yang hakiki. Struktur pemerintahan

tidak sepenting semangat perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab yang jauh dari

pada pendendam dan egoistik / ananiyah.

Demokrasi yang paling menyeluruh sekalipun akan membawa sengsara, jika rakyat tidak

memiliki sikap kemanusiaan yang adil dan beradab / jujur, apapun sistem pemerintahan

yang ditempuh, tanpa semangat kemanusiaan yang adil dan beradab sengsara jua ujungnya.

Kemanusiaan yang adil dan beradab memerlukan kesetiaan pada diri ketika menjalani

kehidupan, kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sebuah semangat dan kegigihan

mengajak masyarakat agar kembali ke pangkal jalan dan membangun kembali revolusi batin

masing-masing, mendisiplinkan diri dengan baik, untuk menemukan kendali dan penguasaan

diri.

Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah suatu kemampuan untuk menyeimbangkan antar

kemakmuran lahiriyah dengan kehidupan ruhaniyah.

Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah semangat mempersiapkan generasi penerus yang

mampu melihat lebih dari kepentingan diri sendiri serta memiliki perspektif yang jelas

untuk kemajuan masyarakatnya.

Page 41: Kewarganegaraan 2

Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang

keteraturan, sebagai asas kehidupan sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk

menjadi manusia sempurna, yakni manusia yang berperadaban. Manusia yang berperadaban

tentunya lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, dan lebih mungkin untuk

mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, yang mengenal hukum.

Hidup dengan hukum dan peraturan adalah ciri masyarakat berperadaban dan

berkebudayaan.

Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah semangat membangun pandangan tentang

kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih.

Kemanusiaan yang adil dan beradab menimbulkan semangat universal yang mewujudkan

sikap bahwa semua bangsa dapat dan harus hidup dalam harmoni penuh toleransi dan

damai.

Kemanusiaan yang adil dan beradab akan menghantar kehidupan menjadi bermakna, karena

dicapai dengan berbakti tanpa mementingkan diri sendiri demi kebaikan bersama.

Page 42: Kewarganegaraan 2

Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah suatu sikap revitalisasi

diri, untuk memupuk dinamisme kreatif kehidupan, yang menghantarkan

seseorang menjadi selalu dinamis, selalu sensitif dan peka pada gerak

perubahan dan pembaharuan.

Revitalisasi diri sebagai buah kemanusiaan yang adil dan beradab, tidak

terbatas bagi pemeluk agama tertentu siapapun dengan agama apapun

dapat melakukannya. Semakin teguh seseorang menempuh kemanusiaan

yang adil dan beradab, semakin rendah hati, dan semakin teguh

keyakinannya semakin murah hati pula. Dalam hal ini, misi tulen agama

adalah untuk memupuk pembentukan sifat dan menggalakkan usaha

menguasai diri, yakni toleran dan damai.

Page 43: Kewarganegaraan 2

Persatuan Indonesia

Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian yang telah bersatu.

Persatuan Indonesia adalah suatu landasan hidup bangsa atau sistem, yang selalu

mementingkan silaturahim, kesetiakawanan, kesetiaan, dan keberanian.

Kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Indonesia

wujud dan hidup untuk mewujudkan kasih sayang sesama bangsa maupun antarbangsa.

Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun

harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dengan dunia luar.

Suatu upaya untuk mengimbangi kepentingan diri dengan kepentingan bangsa lain, atau

dalam tataran yang lebih mendalam antara individu bangsa dan alam sejagad, yang

merupakan suatu ciri yang diinginkan sebagai warga dunia.

Dalam jangka panjang, prinsip persatuan Indonesia harus menjadi asas ruhaniah

suatu peraturan-peraturan dan struktur membangun satu orde antarbangsa yang adil.

Page 44: Kewarganegaraan 2

Persatuan Indonesia harus mampu menanamkan pemikiran terbuka dan pandangan

jauh bagi bangsa Indonesia, sebab hanya mereka yang berpandangan jauh dan berpikiran

terbuka yang dapat mendukung aspirasi ke arah internasionalisme maupun globalisme.

Persatuan Indonesia seperti ini, akan menghantar rakyat Indonesia memiliki

kebanggaan yang tulus tentang identitas mereka sebagai warga negara maupun warga

dunia. Pandangan dan sikap seperti ini tidak akan melenyapkan ciri-ciri unggul suatu

bangsa, malahan akan dapat memantapkan ciri-ciri unik sebuah masyarakat bangsa, yakni

masyarakat bangsa yang sadar terhadap tanggung jawab global, bersatu dalam

mewujudkan persatuan universal, masing-masing menyumbangkan keistimewaannya.

Persatuan Indonesia seperti ini akan mampu menyingkirkan permusuhan internal

bangsa, sebab pencapaiannya tidak melalui kekuatan militer, melainkan melalui tuntutan

ilmu, dan peradaban yang membudaya dalam kehidupan masyarakat. Persatuan Indonesia

yang berpegang pada prinsip bahwa kemajuan kebudayaan dapat menyamai nilai-nilai

universal, sehingga dapat menjadi kekuatan yang dapat mengangkat harkat martabat

rakyat untuk menjadi warga negara dan seterusnya warga dunia yang baik.

Page 45: Kewarganegaraan 2

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

Suatu landasan yang harus mampu menghantar kepada prinsip-prinsip republikanisme,

populisme, rasionalisme, demokratisme, dan reformisme yang diperteguh oleh semangat

keterbukaan, dan usaha ke arah kerakyatan universal. Prinsip-prinsip kerakyatan seperti

ini, harus menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia meyadari

potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri,

tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan

perubahan dan pembaharuan.

Yakni kerakyatan yang selalu memberi nafas baru kepada bangsa dan negara dalam

menciptakan suatu kehidupan yang penuh persaingan sehat.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan adalah kerakyatan yang dipimpin oleh

pendidikan yang mumpuni. Sebab pendidikan merupakan prasyarat untuk menyatukan

rohaniah.

Pendidikan adalah tonggak utama makna daripada hikmah kebijaksanaan. Hikmah

kebijaksanaan atau pendidikan akan mewarnai kerakyatan yang penuh harmoni, toleransi

dan damai, jauh daripada sikap radikalisme apatah lagi terorisme.

Page 46: Kewarganegaraan 2

Hikmah kebijaksanaan atau pendidikan, mampu menciptakan interaksi dan rangsangan

interdependensi antar manusia dalam lingkungan bangsa yang multikultural dan majemuk.

Sebab manusia berpendidikan akan selalu menghormati suatu proses dalam segala hal.

Hikmah kebijaksanaan atau pendidikan menjadi pedoman kerakyatan, sebab ia merupakan

cara yang paling lurus dan pasti, menuju kearah harmoni, toleransi dan damai.

Pendidikanlah yang memungkinkan kita selaku rakyat suatu bangsa dapat bersikap toleran

atas wujud kemajemukan bangsa.

Hikmah kebijaksanaan menampilkan rakyat berfikir pada tahap yang lebih tinggi sebagai

bangsa, dan membebaskan diri daripada belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan

aliran tertentu yang sempit.

Karenanya membangun hikmah kebijaksanaan adalah membangun pendidikan, dan itulah

hakekat membangun kerakyatan yang berperadaban yang kaya akan kebudayaan, yakni

kerakyatan yang terhindar dari saling curiga dan permusuhan.

Page 47: Kewarganegaraan 2

Mewujudkan Suatu Keadilan Sosial

Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah

merupakan tujuan dari cita-cita bernegara dan berbangsa, menyangkut keilmuan,

keikhlasan pemikiran, kelapangan hati, peradaban, kesejahteraan keluarga, keadilan

masyarakat dan kedamaian.

Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara

organik yang setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan

berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Dengan mewujudkan segala

usaha yang berarti yang diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan

peningkatan kualitas rakyat, sehingga memiliki pendirian dan moral yang tegas.

Page 48: Kewarganegaraan 2

Mewujudkan suatu keadilan sosial, juga berarti mewujudkan azas masyarakat

yang stabil yang ditumbuhkan oleh warga masyarakat itu sendiri, mengarah pada

terciptanya suatu sistem teratur yang menyeluruh melalui penyempurnaan pribadi

anggota masyarakat, sehingga wujud suatu cara yang benar bagi setiap individu untuk

membawa diri dan suatu cara yang benar untuk memperlakukan orang lain.

Karenanya, mewujudkan suatu keadilan harus menjadi suatu gerakan

kemanusiaan yang serius, dan sungguh-sungguh dilakukan oleh rakyat, dengan metoda

dan pengorganisasian yang jitu sehingga tujuan mulia ini tidak berbalik menjadi paradoks

dan kontradiktif yakni menjadi gerakan pemerkosaan terhadap nilai-nilai keadilan dan

kemanusiaan.

Page 49: Kewarganegaraan 2

SIKAP POSITIF TERHADAP KONSTITUSI NEGARA

Sikap positif terhadap konstitusi negara adalah pendirian atau pola yang

memandang baik, menghargai, dan menjungjung tinggi terhadap konstitusi atau UUD.

Sikap teerhadap konstitusi terwujud dalam paham konstitusionalisme. Konstitusionalisme

akan menanamkan kesadaran betapa pentingnya konstitusi atau UDD dihormati,

ditegakkan, dan diataati dalam penyelenggaraan negara baik pemerintah/penguasa negara

dan warga negara.

Negara Indonesia didirikan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional

bangsa Indonesia sebagaimana dirumuskan kedalam Pembukaan UUD 1945. Para

penyelenggara ditentukan untuk memimpin pencapain tujuan itu. Agar para penyelenggara

benar-benar dapat mewujudkan tujuan nasional mereka harus mendasarkan semua kegiatan

pemerintahan pada Pancasila.

Page 50: Kewarganegaraan 2

Semua warga negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban sama untuk

mempertahankan negara dan berpartisipasi dalam upaya bersama mencapai

tujuan bangsa. Dalam menggunakan hak dan berpartisipasi dalam upaya

bersama mencapai tujuan bangsa. Dalam menggunkan hak dan menunaikan

kewajiban itu seluruh warga negara harus berpedoman dengan Pancasila dan

UUD 1945. Pancasila tidak hanya menjadi dasar hubungan antar warga negara

dan negara melainkan juga dasar bagi hubungan antar warga negara dalam

seluruh bidang kehidupan baik bidang ekonomi, social budaya, dan lain-lain.

Agar negara dapat berfungsi dengan semestinya maka negara sangat

menentukan eksistensi warga negaranya. Bentuk eksistensi tersebut dapat

diwujudkan dengan mendukung berlakunya konstitusi negara. Untuk itu perlu

dipahami dan dikembangkan sifat dan perilaku warga negara yang baik dan

bertanggung jawab.

Page 51: Kewarganegaraan 2

Pilih lah jawaban yang tepat...

1. Amandemen Pertama UUD 1945 dilakukan pada tanggal....

a) 14 – 21 Oktober 1999

b) 15 – 21 Oktober 1999

c) 14 – 21 Januari 1999

d) 15 – 21 Januari 1999

2. Amandemen Keempat UUD 1945 dilakukan pada tanggal....

a) 1 – 11 November 2002

b) 1 – 11 Agustus 2002

c) 1 – 11 July 2002

d) 1 – 11 Desember 2002

3. Amandemen Kedua UUD 1945 dilakukan pada tanggal....

a) 7 – 18 April 2000

b) 7 – 18 Desember 2000

c) 7 – 18 Januari 2000

d) 7 – 18 Agustus 2000

Page 52: Kewarganegaraan 2

4. Amandemen Ketiga UUD 1945 dilakukan pada tanggal....

a) 1 – 9 Desember

b) 1 – 9 Maret

c) 1 – 9 April

d) 1 – 9 November

5. Negara yang wewenangnya terletak ditangan Mahkamah Agung Federal kecuali....

a) Amerika Serikat

b) India

c) Indonesia

d) Jerman

6. Fungsi dan sekaligus tujuan negara Indonesia yaitu...

a) Memajukan kesejahteraan umum

b) Membodohkan kehidupan bangsa

c) Ikut membuat kekacauan dunia

d) Tidak melindungi bangsa Indonesia

7. The rule of law bersumber pada teori ...

a) Kedaulatan raja

b) Kedaulatan negara

c) Kedaulatan rakyat

d) Kedaulatan hukum

Page 53: Kewarganegaraan 2

8. Konstitusi dalam pengertian sempit adalah...

a) Pancasila

b) UUD

c) UU organic

d) Konvensi/Kebiasaan

9. Tujuan perubahan UUD Negara RI 1945 yang dilakukan bangsa Indonesia adalah...

a) Membentuk struktur ketatanegaraan

b) Mewujudkan kebebasan berpendapat

c) Menyempurnakan aturan dasar mengenai tata negara

d) Mempertegas kekuasaan pemerintah

10. Dalam melakukan perubahan-perubahan atau amandemen terhadap UUD 1945

terdapat kesepakatan yang sangat mendasar yaitu tidak melakukan perubahan terhadap

a) Pembukaan UUD 1945

b) Batang tubuh UUD 1945

c) Pasal-Pasal mengenai lembaga Negara

d) Aturan peradilan

Page 54: Kewarganegaraan 2

Jawab lah Pertanyaan Berikut Ini

1. Jelaskan Sistem Pemerintahan dan Bentuk Pemerintahan

Pada Masa Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17

Agustus 1950.

2. Sebutkan peraturan perundangan Negara Indonesia .

3. Sebutkan Ciri- ciri sebuah konstitusi bagi Negara menurut

Miriam Budiarjo.

4. Sebutkan Tujuan Konstitusi.

5. Sebutkan dan Jelaskan Sifat Konstitusi.

Page 55: Kewarganegaraan 2

Jawaban

1. Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus

1950 Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.

bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang

didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara

bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam

negerinya

2. Adapun peraturan perundangan negara Indonesia adalah:

• UUD 1945

• Ketetapan MPR Republik Indonesia

• Undang-undang

• Peraturan pemerintah penggatnti undang-undang (Perpu)

• Peraturan pemerintah

• Keputusan presiden

• Peraturan daerah

Page 56: Kewarganegaraan 2

3. Menurut Miriam budiarjo, konstitusi memuat tentang ciri- ciri sebuah

konstitusi bagi negara tertentu:

• Yang bersifat adil agar suatu bentuk pemerintahan dapat dijalankan secara

demokrasi dengan memperhatikan kepentingan rakyat.

• Melindungi asas demokrasi.

• Menciptakan kedaulatan tertinggi yang berada ditangan rakyat untuk

melaksanakan dasar negara

• Menentukan suatu hukum

4. Memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik.

• Membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa, serta

menetapkan bagi penguasa tersebut batas-batas kekuasaan negara.

• Melindungi HAM, maksudnya setiap penguasa berhak menghormati

HAM orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal

melaksanakan haknya.

• Pedoman penyelengaraan negara, maksudnya tanpa adanya pedoman

konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.

Page 57: Kewarganegaraan 2

5. Konstitusi luwes maksudnya apabila diperlukan konstitusi tidak

membutuhkan prosedur yang istimewa atau rumit. Perubahan itu

cukup dilakukan oleh badan pembuat undang-undang biasa.

• Konstitusi kaku merupakan kebalikan dari konstitusi luwes.

Perubahan konstitusi memerlukan prosedur yang istimewa dan

rumit. Konstitusi yang besifat kaku tidak dapat megikuti

perkembangan zaman karena tidak hanya memuat hal-hal pokok

saja, namun juga memuat hal-hal yang penting. UUD 1945

meskipun perubahannya membutuhkan prosedur istimewa, namun

bersifat luwes karena memuat ketentuan-ketentuan yang bersifat

pokok-pokok saja sehingga mudah mengikuti perkembangan

zaman.

Page 58: Kewarganegaraan 2

WARGA NEGARA

Page 59: Kewarganegaraan 2

StandarKompetensi :5. Menghargai

persamaan kedudukan warga nega-ra dalam berbagai aspek kehi-dupan.

Kompetensi Dasar :5.1. Mendeskripsikan kedudukan

warga negara dan pewargane-

garaan di Indonesia.

5.2. Menganalisis persamaan kedu-

dukan warga negara dalam

kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

5.3. Menghargai persamaan kedu-

dukan warganegara tanpa

membedakan ras, agama,

gender, golongan, budaya, dan

suku.

Page 60: Kewarganegaraan 2

(Indikator)

Menguraikan pengertian rakyat di dalam suatu negara dan asas kewarganegaraan.

Mendeskripsikan penduduk dan warga negara Indonesia.

Menganalisis undang-undang kewargane-garaan Indonesia

Menganalisis kedudukan warga negara dan pewarganegaraan di Indonesia.

Page 61: Kewarganegaraan 2

(Indikator)

Menguraikan makna persamaan.

Mendeskripsikan jaminan persamaan hidup berdasarkan pendekatan kultural dan konstitusi negara.

Menganalisis jaminan persamaan hidup dalam Pembukaan UUD 1945, Sila-sila Pancasila, UUD 1945 dan Peraturan Perundangan lainnya.

Menampilkan sikap menghargai persamaan kedudukan warga negara.

Page 62: Kewarganegaraan 2

Rakyat Dalam Suatu Negara

Asas Kewarganegaraan

Penduduk dan Warga Negara

Indonesia

Penduduk

Bukan Penduduk

Warga Negara

Bukan WN

KEDUDUKAN WARGA NEGARA & PERWAGA-NEGARAAN DI INDONESIA

Undang-Undang Kewarganegaraan

Indonesia

Kedudukan Warga negara dan

Pewarganegaraan di Indonesia

Page 63: Kewarganegaraan 2

Makna

Persamaan

PERSAMAAN

KEDUDUKAN

WARGA NEGARA

Jaminan

Persamaan Hidup

Tidak Diskriminatif

Pendekatan Kultural

Dalam Konstitusi

Negara

Page 64: Kewarganegaraan 2

a. Rakyat Dalam Suatu Negara

Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia

yang dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang

bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.

Secara hukum, rakyat merupakan warga negara dalam

suatu negara yang memiliki ikatan hukum dengan

pemerintah.

Yaitu meliputi semua orang yg bertempat

tinggal di dlm wilayah kekuasaan negara &

tunduk pada kekusaan negara itu

1. Kewarganegaraan R.I.

Page 65: Kewarganegaraan 2

Rakyat, berdasarkan hubungannya dengan daerah

tertentu dapat dibedakan penduduk & bukan penduduk.

1. Penduduk, adalah mereka yang bertempat tinggal

atau berdomisili di dalam suatu wilayah negara

(menetap) untuk jangka waktu lama. Penduduk yang

memiliki status kewarganegaraan, disebut sebagai

Warga Negara Indonesia (WNI), Warga Negara Asing

(WNA) yg menetap di Indonesia karena suatu

pekerjaan, disebut juga penduduk.

2. Bukan Penduduk, adalah mereka yang berada di

dalam suatu wilayah negara hanya untuk sementara

waktu. Contoh : para turis mancanegara.

Page 66: Kewarganegaraan 2

Rakyat, berdasarkan hubungannya dengan pemerintah

negaranya dapat dibedakan warga negara & bukan

warga negara.

1. Warga Negara, adalah mereka yang berdasarkan hukum

tertentu mrp anggota dari suatu negara, dengan status

kewarganegaraan WN asli atau WN keturunan asing.

WN juga dapat diperoleh melalui proses naturalisasi.

2. Bukan Warga Negara (orang asing), adalah mereka yang

berada pada suatu negara tetapi secara hukum tidak

menjadi anggota negara yang bersangkutan, namun

tunduk pada pemerintah di mana mereka berada (Duta

Besar, Kontraktor Asing, dsb).

Page 67: Kewarganegaraan 2

b. Asas Kewarganegaraan

Penentuan status kewarganegaraan lazim digunakan :

Stelsel aktif, dengan melakukan tindakan-tindakan

hukum tertentu secara aktif.

Stelsel pasif, tanpa harus melakukan tindakan hukum

tertentu.

Seseorang dalam suatu negara pada dasarnya memiliki

hak-hak :

Hak Opsi adalah hak untuk memilik suatu

kewarganegaraan (dalam stelsel aktif).

Hak Repudiasi adalah hak untuk menolak suatu

kewarganegaraan (dalam stelsel pasif)

Page 68: Kewarganegaraan 2

Penentuan Kewarganegaraan dpt dibedakan menurut Asas :

Ius Soli, penentuan asas kewarganegaraan berdasar-kan daerah/negara tempat di mana ia dilahirkan. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A maka ia akan menjadi warga negara A, walaupun orang tuanya adalah warga negara B. (Inggris, Mesir, Amerika, dll).

Ius Sanguinis, penentuan asas kewarganegaraan ber-dasarkan pertalian darah/keturunan dari orang ybs. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A, tetapi orang tuanya warga negara B, maka orang tersebut tetap menjadi warga negara B (dianut oleh negara RRC).

Page 69: Kewarganegaraan 2

c. Penduduk dan Warga Negara Indonesia

Pasal 26 UUD 1945 perihal Warga Negara

dan Penduduk :

• Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa

Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang

disahkan dengan undang-undang sebagai warga

negara.

• Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang

asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

• Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur

dengan undang­undang.

Page 70: Kewarganegaraan 2

Penduduk di Indonesia, berdasarkan Indische Staatsregelingtahun 1927, terbagi dalam 3 golongan, yaitu : Golongan Eropa, yang terdiri atas :

1. Bangsa Belanda,

2. Bukan Bangsa Belanda, tetapi orang yang asalnya dari Eropa

3. Bangsa Jepang (untuk kepentingan hubungan perdagangan)

4. Orang-orang yang berasal dari negara lain yang hukum

keluarganya sama dengan hukum keluarga Belanda (Amerika,

Australia, Rusia, dan Afrika Selatan), dan keturunannya.

Golongan Timur Asing, yang terdir atas :

1. Golongan Cina (Tionghoa), dan

2. Golongan Timur Asing bukan Cina (orang Arab, India, Pakistan,

Mesir, dan lain-lain).

Golongan Bumiputera (Indonesia), yang meliputi:

1. Orang-orang Indonesia asli serta keturunannya yang tidak

memasuki golongan rakyat lain, dan

2. Orang yang mula-mula termasuk golongan rakyat lain, lalu masuk

dan menyesuaikan hidupnya dengan golongan Indonesia asli.

Page 71: Kewarganegaraan 2

Peraturan

perundangan

tentang warga

negara Indo-

nesia yang

pernah berlaku

:

1. Undang-Undang RI Nomor 3/1946 tentang Kewarganegaraan Indonesia.

2. Undang-Undang No. 2/1958, tentang Penye-lesaian Dwi kewarga­negaraan antara Indo-nesia dan RRC,

3. Undang-Undang No. 62/1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia sebagai penyempurnaan Undang-Undang No. 3/Tahun 1946,

4. Undang-Undang No. 4 Tahun 1969 tentang Pencabutan UU No. 2 Tahun 1958 dan dinyatakan tidak berlaku lagi,

5. Undang-Undang No. 3 Tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18 UU No. 62 Tahun 1958,

6. Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.

Page 72: Kewarganegaraan 2

Undang-Undang RI No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian,

Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 1994 Tentang Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian.

Peraturan Pemerintah RI No.18 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah RI No. 32/1994 Tentang Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian.

Instruksi Presiden RI No. 26 Tahun 1998 Tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi Dalam Semua Perumusan dan Penyelenggaraan Kebijakan, Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Perencanaan Program ataupun Pelaksanaan.

Peraturan

perundangan

pendukung

pelaksanaan

UU tentang

Kewarga-

negaraan

Republik

Indonesia

Page 73: Kewarganegaraan 2

2. Kedudukan WN & Pewarganegaran di

Indonesia

Kedudukan warga negara di dalam

suatu negara, sangat penting

statusnya terkait dengan hak dan

kewajiban yang dimiliki.

Perbedaan status/kedudukan

sebagai wn sangat berpengaruh

terhadap hak dan kewajibannya

baik yang mencakup bidang

politik, ekonomi, sosial – budaya

maupun hankam.

a. KEDUDUKAN WARGA NEGARA

a. Kedudukan Warga Negara

Page 74: Kewarganegaraan 2

Hak dasar sebagai bangsa yg merdeka dan berdaulat serta bebas dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I), dan hak dasar sebagai warga negara :

• Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia (Pasal 26),

• Bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat (1)),

• Memperoleh pekerjaan & penghidupan yg layak (Pasa 27 ayat 2),

• Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan (Pasal 28),

• Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia (Pasal 28A)

• Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29 ayat (2)),

• Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30),

• Mendapat pendidikan (Pasal 31),

• Mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32),

• Mengembangkan usaha di bidang ekonomi (Pasal 33) dan

• Jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin (Pasal 34).

Page 75: Kewarganegaraan 2

b. Kewajiban Dasar Sebagai Warga Negara :

• Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (Pembukaan UUD 1945, alinea I),

• Menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan kedaulatan bangsa (Pembukaan UUD 1945, alinea II),

• Menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan dasar negara (Pembukaan UUD 1945, alinea IV),

• Membayar pajak untuk negara (Pasal 23 ayat 2),

• Menjunjung tinggi hukum & pemerintahan (Pasal 27 ayat 1),

• Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30 ayat (1)),

• Menghormati bendera negara Indonesia (Pasal 35),

• Menghormati bahasa negara bahasa Indonesia (Pasal 36),

• Menjunjung tinggi lambang negara (Pasal 36A),

• Menghormati lagu kebangsaan Indonesia Raya (Pasal 36B).

Page 76: Kewarganegaraan 2

a. Hak dibidang politik, misalnya hak untuk memilih dipilih, mendirikan dan memasuki suatu organisasi sosial politik.

b. Hak di bidang pendidikan, misalnya hak untuk memperoleh pendidikan, mengembangkan karir pendidikan, dan ikut serta menangani pendidikan.

c. Hak di bidang ekonomi, misalnya hak untuk memperoleh pekerjaan, memperoleh penghidupan yang layak, dan hak untuk berusaha.

d. Hak di bidang sosial budaya, misalnya hak untuk mendapat pelayanan sosial, kesehatan, mengembangkan budaya daerah masing-masing, dan hak untuk mendirikan lembaga sosial budaya.

c. Hak Warga Negara Dalam Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

Page 77: Kewarganegaraan 2

Bertanggungjawab Terhadap :

• Pelaksanaan sistem Demokrasi Pancasila.

b. Pelaksanaan pemilihan umum secara langsung,

umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil

c. Hukum dan pemerintahan RI.

d. Usaha pembelaan negara.

e. Pelaksaan hak-hak asasi manusia, memperta-

hankan, dan mengisi kemerdekaan Indonesia.

d. Tanggungjawab Warga Negara Dalam

Pelaksanaan Demokrasi Pancasila

Page 78: Kewarganegaraan 2

e. Pewarganegaraan di Indonesia

Menurut Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 yang dapat

memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia :

a. Mereka yang menjadi warga negara menurut undang-undang /peraturan/ perjanjian yg terlebih dahulu berlaku (berlaku surut),

b. Kelahiran (asas ius soli),c. Adopsi melalui Pengadilan Negeri (menyangkut anak orang asing di

bawah umur 5 tahun), d. Anak-anak di luar perkawinan dari seorang wanita Indonesia, e. Pewarganegaraan (naturalisasi), f. Setiap orang asing kawin dengan seorang laki-laki Indonesia, g. Anak-anak yang belum berumur 18 tahun / belum kawin mengikuti ayah

atau ibunya (asas ius sanguinis), h. Anak orang asing dan tidak mempunyai hubungan hukum dengan ayah

atau ibunya yg orang asing itu dapat menjadi warga negara RI setelah berumur 21 tahun/sudah kawin melalui pernyataan.

Page 79: Kewarganegaraan 2

Bagan Prosedur Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia (UU No. 62/1958)

P R E S I D E N

SURAT KEPUTUSAN PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHAKIMAN

MENELITI SYARAT-SYARAT

JURIDIS & MENERUSKAN

PERMOHONAN

PEWARGANEGARAAN

KEPADA PRESIDEN

PEMOHON

PENGADILAN NEGERI/

PERWAKILAN R I

DI LUAR NEGERI

SUMPAHPERLENGKAPAN

Lihat tanda x)

xxx)5

3

21

6

7

4xx)

xxx)5

x)

Keterangan :x) : Syarat-syarat permohonan pewarganegaraanxx) : Surat pemberitahuan bhw pemohon dikabulkan permohonannyaxxx) : Salinan petikan Keputusan Presiden Republik Indonesia

Page 80: Kewarganegaraan 2

Syarat – Syarat Dalam Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia Menurut UU No. 12/2006

a. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin; b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di

wilayah negara RI paling singkat 5 th berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut;

c. Sehat jasmani dan rohani;d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan

UUD Negara RI Tahun 1945;e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang

diancam dengan pidana penjara 1 th/lebih;f. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak

menjadi berkewarganegaraan ganda; g. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; danh. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Page 81: Kewarganegaraan 2

f. Kehilangan Kewarganegaraan R.I.(UU No.12/2006)

a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri,b. Tidak menolak/tidak melepaskan kewarganegaraan lain,c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas

permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun, bertempat tinggal di luar negeri,

d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin dari Presiden;e. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, f. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada

negara asing, g. Turut serta dalam pemilihan yang bersifat ketatanegaraan untuk negara

asing; h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing,i. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5

(lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara.

Page 82: Kewarganegaraan 2

3. Persamaan Kedudukan WN Dlm Kehidupan

Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

”Persamaan” hidup, merupakan sikap yang mengedepankan nilai-nilai saling menghormati dan

menghargai antar sesama tanpa diskriminasi.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, merupakan perekat yang melekat dan tertanam kuat dalam jiwa bangsa Indonesia.

a. Makna Persamaan

Page 83: Kewarganegaraan 2

• Nilai Religius .• Nilai Gotong Royong .

• Nilai Ramah Tamah.

• Nilai Kerelaan Berkorban dan Cinta Tanah Air.

b. Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan Kultural)

Nilai kultural yang perlu dilestarikan dalam upaya memberikan jaminan persamaan hidup :

Page 84: Kewarganegaraan 2

c. Jaminan Persamaan Hidup Dalam Konstitusi Negara

1) Pembukaan UUD 1945, Pada alinea 1, bahwa .......

kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa ...........

2) Sila-Sila Pancasila,

3) UUD 1945 (Pasal 26 s.d. 34) dan

Peraturan Perundangan Lainnya, al :

1. UU No. 40 Tahun 1999, mengeluarkan

pikiran & tulisan melalui “Pers”.

2. UU No. 3 Tahun 2002, membela negara

melalui “Pertahanan Negara”.

3. UU No. 31 Tahun 2002, mendirikan “Partai

Politik”,

4. UU No. 4 Tahun 2004, hak praduga tak

bersalah melalui “Kekuasaan Kehakiman”.

Page 85: Kewarganegaraan 2

4. Menghargai Persamaan Kedudukan Warga

Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama,

Gender, Golongan, Budaya dan Suku

Perlu dilakukan langkah-langkah :• Regulasi yang dilakukan oleh lembaga eksekutif maupun legistlatif, • Implementasi suatu kebijakan atau aturan yang proporsional dan

profesional. • Sosialisasi suatu peraturan atau kebijakan,• Masyarakat yang “taat asas” dan “taat aturan” ,• Aparatur penyelenggara negara/pemerintah yang tindak Korupsi, Kolusi

dan Nepotisme (KKN),• Keteladanan dan pembelajaran yang berkelanjutan, • Aparat penegak hukum, antisipatif terhadap potensi-potensi konflik

yang mengarah pada SARA.

Page 86: Kewarganegaraan 2

Pilih lah jawaban yang tepat...

1. Berdasarkan Indische Staatsregeling tahun 1927, Penduduk Indonesia terbagi dalam 3 golongan

yaitu... Kecuali

a) Golongan Eropa

b) Golongan Timur Asing

c) Golongan BumiPutera

d) Golongan Makhluk Asing

2. Mendapat pendidikan diatur dalam UUD 1945 Pasal...

a) 30

b) 31

c) 32

d) 33

3. Mengembangkan usaha di bidang ekonomi diatur dalam UUD 1945 Pasal...

a) 30

b) 31

c) 32

d) 33

Page 87: Kewarganegaraan 2

4. Ikut serta dalam usaha hankam negara diatur dalam UUD 1945 Pasal...

a) 30

b) 31

c) 32

d) 33

5. Mengembangkan kebudayaan nasional diatur dalam UUD 1945 Pasal...a) 30

b) 31

c) 32

d) 33

6. Hak untuk memperoleh pekerjaan, memperoleh penghidupan yang layak, dan hak untuk berusaha adalah...

a) Hak di bidang Politik

b) Hak di bidang Pendidikan

c) Hak di bidang Ekonomi

d) Hak di bidang Sosial Budaya

7. Penentuan asas kewarganegaraan berdasar-kan daerah/negara tempat di mana ia dilahirkan disebut...

a) Ius Sanguinis

b) Ius Soli

c) Ius naturalisasi

d) Ius Melius

Page 88: Kewarganegaraan 2

8. Hak untuk mendapat pelayanan sosial, kesehatan, mengembangkan budaya daerah masing-masing adalah...

a) Hak di bidang Politik

b) Hak di bidang Pendidikan

c) Hak di bidang Ekonomi

d) Hak di bidang Sosial Budaya

9. Hak untuk memperoleh pendidikan, mengembangkan karir pendidikan, danikut serta menangani pendidikan adalah...

a) Hak di bidang Politik

b) Hak di bidang Pendidikan

c) Hak di bidang Ekonomi

d) Hak di bidang Sosial Budaya

10. Hak untuk memilih dipilih, mendirikan dan memasuki suatu organisasi sosial politik adalah...

a) Hak di bidang Politik

b) Hak di bidang Pendidikan

c) Hak di bidang Ekonomi

d) Hak di bidang Sosial Budaya

Page 89: Kewarganegaraan 2
Page 90: Kewarganegaraan 2

SISTEM POLITIK INDONESIA

Page 91: Kewarganegaraan 2

STANDAR KOMPETENSI:Menganalisis Sistem Politik di Indonesia.

KOMPETENSI DASAR :6.1. Mendeskripsikan Infrastruktur Dan Suprastruktur Politik Di Indonesia.

6.2. Mendeskripsikan Perbedaan Sistem Politik Di Berbagai Negara.

6.3. Menampilkan Peran Serta Dalam Sistem Politik Di Indonesia.

Page 92: Kewarganegaraan 2

(Indikator)Hasil Yang Diharapkan:

Menguraikan Pengertian Sistem Politik.

Mendeskripsikan Ciri-ciri Umum, Macam-macam Sistem Politik Dan Demokrasi Sebagai Sistem Politik.

Menganalisis Infrastruktur Politik Dari Masa Ke Masa Di Indonesia.

Menganalisis Suprastruktur Politik Di Indonesia.

Page 93: Kewarganegaraan 2

(Indikator)

Hasil Yang Diharapkan :

Mendeskripsikan Pendekatan Sistem Politik Negara.

Menganalisis Perbedaan Sistem Politik Negara (Inggris, RRC, Dan Republik Indonesia).

Menganalisis Partisipasi Politik Warga Negara.

Menganalisis Faktor-faktor Pendukung Partisipasi Politik.

Page 94: Kewarganegaraan 2

Pengertian Sistem Politik, Fungsi

dan Kapabilitas

Ciri-ciri Umum dan Macam-macam Sistem

Politik

Demokrasi Sebagai Sistem Politik

Rusandi S.

David Easton

Robert Dahl, dll.

INFRASTRUKTUR DAN

SUPRASTRUKTUR

POLITIK DI INDONESIA

Infrastruktur Politik

Suprastruktur Politik

Pasca Kemerdekaan

Kel. Kepentingan

Kel. Penekan

Media Komunikasi

Tokoh Politik

Page 95: Kewarganegaraan 2

Pendekatan Sistem Politik

Negara

Perbedaan Sistem Politik Negara

Inggris

RRC

Indonesia

Partisipasi Politik

WargaNegara

Faktor-faktor

Pendukung

Partisipasi Pol.

PERBEDAAN

SISTEM POLITIK

DAN PERAN SERTA

DALAM SISTEM

POLITIK DI

INDONESIA Bentuk Partisipasi

Tingkatan Partisipasi

Pendidikan Politik

Kesadaran Politik

Sosialisasi Politik

Page 96: Kewarganegaraan 2

1. SISTEM POLITIK

Dalam arti umum, politik adalah “macam-macam

kegiatan dalam suatu sistem politik/negara yang

menyangkut proses menentukan dan sekaligus

melaksanakan tujuan-tujuan sistem itu”.

Kata ”politik” (Yunani) ”polis” = negara kota. “Polis” berarti “city state” –

merupakan segala aktivitas yang dijalankan oleh Polis untuk kelestarian dan

perkembangannya “politike techne” (politika).

Politik pada hakikatnya “the art and science of government” atau seni dan

ilmu memerintah.

a. Pengertian Sistem Politik

Page 97: Kewarganegaraan 2

Dalam pengertian lain, politik dapat diartikan :

• Seni dan ilmu meraih kekuasaan secara konstitusional maupun

nonkonstitusional.

• Usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan

bersama (teori klasik Aristoteles).

• Hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan

negara.

• Merupakan kegiatan yangg diarahkan untuk mendapatkan dan

mempertahankan kekuasaan di masyarakat.

• Segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan

kebijakan publik.

Page 98: Kewarganegaraan 2

Batasan sistem politik menurut beberapa ahli ;

a. Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme seperangkat

fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu

sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng.

b. Sukarna, sistem politik ialah tata cara mengatur neg.

c. David Easton, sistem politik dapat diperkenalkan sebagai interaksi

yang diabstraksikan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-

nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat.

d. Robert Dahl, sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubu-

ngan antara manusia serta melibatkan sesuatu yang luas dan

berarti ttg kekuasaan, aturan-aturan, dan kewenangan.

Page 99: Kewarganegaraan 2

Sistem Tradisional, ada pada masyarakat pra-industrialisasi (KelasNingrat = menguasai tanah dan produksi yang mendudukipemerintahan; Tani = menerima kekuasaan dari kaum ningrat; Menengah = menduduki pemerintahan, militer dan agama).

Sistem Totalitarianism, ingin mengendalikan masyarakat secara total (agama, keluarga, olah raga, dll). Mereka memerlukan teknologi dansenjata modern.

Sistem Totalitarianism Ningrat, kelas ini memegang kekuasaandengan metode totaliter dalam memerintah, buruh dan tani tidakmemiliki cukup kekuatan. Proses industrialisasi dan gerakannasionalis merupakan ancaman.

Sistem Politik Menurut Kautsky

Page 100: Kewarganegaraan 2

Sistem Totaliterianism Cendekiawan, sistem ini dipimpin kaumningrat yang didukung oleh kaum menengah/cendekiawan dankapitalis.

Sistem Demokrasi, semua golongan mempunyai kesempatan turutserta dalam proses politik dan pemerintah, dengan ciri-ciri :a. kedaulatan ada ditangan rakyat, b. pemerintah berdsrkan persetujuan dari yang diperintah, c. kekuasaan mayoritas, d. jaminan HAM dan jaminan golongan minoritas,e. pemilu jujur dan adil, f. persamaan didepan hukum, g. pembatasan kekuasaan secara konstitusional.

Page 101: Kewarganegaraan 2

Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam menjalankanfungsinya (eksistensi) di lingkungan yang lebih luas.

Konversi, menggambarkan kegiatan pengolonganahan input menjadiouput mulai dari : penyampaian tuntutan, perangkuman tuntutanmenjadi tindakan pembuatan aturan, pelaksanaan peraturan, menghakimi, dan komunikasi.

Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi dan rekruitmen yang bertujuanmemantapkan bangunan struktur politik dari sistem politik.

FUNGSI SISTEM POLITIK

2 Fungsi Utama Sistem politik : Perumusan kepentingan rakyat, dan Pemilihan

pemimpin serta pejabat pembuat keputusan.

Page 102: Kewarganegaraan 2

Regulatif, merupakan penyelenggaraan pengawasan terhadaptingkah laku individu dan kelompok yang ada di dalamnya.

Ekstraktif, merupakan pengelolaan SDA dan SDM untuk mencapaitujuan dari sistem politik.

Distributive, hasil pengelolaan SDA untuk didistribusikan kepadamasyarakat.

Responsif, kemampuan sistem politik dalam menanggapi tekanandari masyarakat.

Simbolik, efektivitas simbol dari sistem politik terhadap lingkunganintra dan ekstra masyarakat.

Domestik dan Internasional, suatu sistem politik berinteraksi dilingkungan domestik dan internasional.

KAPABILITAS SISTEM POLITIK

Page 103: Kewarganegaraan 2

1. Fungsi integrasi dan adaptasi terhadap

masyarakat, baik ke dalam maupun

keluar.

2. Penerapan nilai-nilai dalam masyarakat

berdasarkan kewenangan.

3. Penggunaan kewenangan atau

kekuasaan, baik secara sah ataupun

tidak.

SISTEM POLITIK

MENCAKUP :

Page 104: Kewarganegaraan 2

B. CIRI-CIRI UMUM SISTEM POLITIK

Mempunyai kebudayaan politik .

Menjalankan fungsi-fungsi .

Memiliki spesialisasi.

Merupakan sistem campuran.

Sistem Politik Menurut Almond,

Memiliki 4 (Empat) Ciri-ciri :

Page 105: Kewarganegaraan 2

CARA KERJA SISTEM POLITIK BERDASARKAN INPUT DAN OUTPUT

YANG DIGAMBARKAN OLEH HOOGERWERF

SISTEM

EKONOMI

MASUKAN (Input)

Referensi Kebijaksanaan

sarana kekuasaan

SISTEM

TEKNIS

HASIL (Output)

Kebijaksanaan

pemerintah

Dampak

kebijaksanaan

pemerintahSistem Budaya

Politik

Struktur Politik

Pengembangan Integrasi

Dampak

kebijaksanaan

pemerintah

MASUKAN (INPUT)

UMPAN BALIK

UMPAN BALIK

Page 106: Kewarganegaraan 2

C. MACAM-MACAM SISTEM POLITIK

Almond dan Powell, membagi 3 (tiga) kategori sistem politik yakni :

Primitif yang intermittent (bekerja dengan sebentar-sebentar istirahat).

Tradisional dengan struktur-struktur bersifat pemerintahan politik yang

berbeda-beda dan suatu kebudayaan “subyek”.

Modern di mana struktur-struktur politik yang berbeda-beda,

berkembang dan mencerminkan aktivitas budaya politik “participant”.

Page 107: Kewarganegaraan 2

Klasifikasi sistem politik menurut Alfian :

• Otoriter/Totaliter

• Anarki

• Demokrasi

• Demokrasi dalam transisi.

Ramlan Surbakti mengklasifikasikan

sistem politik dengan kriteria :

1. Otokrasi Tradisional,

2. Totaliter,

3. Demokrasi,

4. Negara Berkembang

Page 108: Kewarganegaraan 2

MENURUT ALMOND DAN COLEMAN, MACAM-MACAM SISTEM POLITIK YANG

BANYAK BERLAKU DI NEGARA BERKEMBANG:

1. Demokrasi Politik,

2. Demokrasi Terpimpin,

3. Oligarki Pembangunan,

4. Oligarki Totaliter,

5. Oligarki Tradisional

Page 109: Kewarganegaraan 2

D. DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM POLITIK

Menurut Bingham Powel, Jr., sistem politik

demokrasi ditandai :

• Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut

mewakili keinginan rakyatnya.

• Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk mem-peroleh

legitimasi, dilaksanakan melalui pemilu.

• Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemili-han

(memilih/dipilih).

• Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa.

• Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebebasan

berbicara, berorganisasi dan pers). Setiap partai politik berusaha untuk

memperoleh dukungan.

Page 110: Kewarganegaraan 2

a. Infrastruktur Politik

Berdasarkan teori politik, infra struktur politik mencakup :

a. Partai politik (political party),

b. Kelompok kepentingan (interest group),

c. Kelompok penekan (pressure group),

d. Media komunikasi politik (political communication media), dan

e. Tokoh politik (political figure).

2. SUPRA STRUKTUR DAN INFRA STRUKTUR POLITIK

DI INDONESIA

Page 111: Kewarganegaraan 2

Hak dasar sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat serta bebas dari segala

macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I), dan hak dasar

sebagai warga negara :

• Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia (Pasal 26),

• Bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat (1)),

• Memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasa 27 ayat 2),

• Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan (Pasal 28),

• Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia (Pasal 28A)

• Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29 ayat (2)),

• Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30),

• Mendapat pendidikan (Pasal 31),

• Mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32),

• Mengembangkan usaha di bidang ekonomi (Pasal 33) dan

• Jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin (Pasal 34).

Page 112: Kewarganegaraan 2

b. PARTAI POLITIK (POLITICAL PARTAI) DI INDONESIA

Eksistensi parpol

merupakan prasyarat,

baik sebagai sarana

penyaluran aspirasi

rakyat, maupun dalam

proses

penyelenggaraan

negara melalui wakil-

wakilnya di dalam

badan perwakilan

rakyat.

Cara Memperoleh Kekuasaan ;

Pertama, secara legal (ikut pemilu

legislatif).

Kedua, secara ilegal (melakukan

subversib, revolusi atau coup d`etat).

Page 113: Kewarganegaraan 2

c. KELOMPOK KEPENTINGAN (INTEREST GROUP)

Jenis-jenis kelompok kepentingan :

Kelompok Anomik (kelompok spontan dan tidak memiliki

nilai/norma),

Kelompok Asosiasional (biasanya jarang terorganisir dan

kegiatannya kadang-kadang),

Kelompok Institusional ( merupakan kelompok pendukung

kepentingan institusional; seperti partai politik, korporasi bisnis,

dll.),

Kelompok Assosiasonal (merupakan kelompok yang terorga-nisir

yang menyatakan kepentingan dari suatu kelompok dan memiliki

prosedur teratur).

Page 114: Kewarganegaraan 2

Kegiatan kelompok kepentingan di dalam suatu negara, sangat

bergantung kepada sistem politik pemerintah apakah menerapkan

sistem kepartaian tunggal/ dua partai/ lebih.

Pada sistem partai tunggal,

kelompok kepentingan sangat

dibatasi, karena pemerintahan

totaliter. Pada umumnya dianut

oleh negara komunis (Rusia,

RRC, Vietnam, Korea Utara,

Kuba dll.).

Pada sistem dua partai/

lebih, kelompok kepentingan

berpeluang tumbuh dan

berkembang dengan pesat.

Pada umumnya dianut oleh

negara-negara yang

Demokratis.

Page 115: Kewarganegaraan 2

d. KELOMPOK PENEKAN (PRESSURE GROUP)

Kelompok penekan, dapat dipergunakan rakyat untuk menyalurkan

aspirasinya dengan sasaran mempengaruhi atau membentuk

kebijaksanaan pemerintah.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),

Organisasi sosial keagamaan,

Organisasi Kepemudaan,

Organisasi Lingkungan Hidup,

Organisasi pembela Hukum dan HAM,

Yayasan atau Badan hukum lainnya.

Contoh institusi

Kelompok

penekan

Page 116: Kewarganegaraan 2

e. MEDIA KOMUNIKASI POLITIK (POLITICAL COMMUNICATION MEDIA)

Media komunikasi politik, dapat berfungsi untuk menyampaikan informasi dan

persuasi mengenai politik baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun

sebaliknya.

Dapat memainkan peran

penting terhadap

penyampaian informasi serta

membentuk/mengubah

pendapat umum dan sikap

politik publik.

Media komunikasi ;

surat kabar, telefon,

faximile, internet,

televisi, radio, film, dan

sebagainya.

Page 117: Kewarganegaraan 2

f. TOKOH POLITIK (POLITICAL FIGURE)

Pengangkatan tokoh politik dilakukan melalui proses :

Transformasi dari peranan-peranan non-politis

(keagamaan, kebudayaan, status sosial, dll.)

untuk memainkan peranan politik yang bersifat

khusus.

Pengangkatan dan penugasan untuk menjalankan

tugas-tugas politik.

Page 118: Kewarganegaraan 2

Legitimasi elit politik,

Masalah kekuasaan,

Representativitas elit politik, dan

Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh

politik dengan perubahan politik.

Menurut Lester G. Seligman, bahwa proses pengangkatan tokoh-

tokoh politik berkaitan dengan :

Page 119: Kewarganegaraan 2

G. SUPRASTRUKTUR POLITIK

Merupakan mesin

politik resmi sebagai

penggerak politik

formal.

Pada Negara Monarki, pemerintahan dikuasai oleh

keluarga bangsawan. Raja/Ratu, berperan sebagai

lambang kebesaran/alat pemersatu. Kabinet dapat

dibentuk berdasarkan pemilu (tergantung tingkat

pendemokrasiannya).

Pada Negara Republik, elit politik ada yang

memegang kekuasaannya secara diktator. Namun

juga banyak yang bersifat demokratis (tergantung

Konstitusi/UUD negaranya).

Page 120: Kewarganegaraan 2

Perkembangan ketatanegaraan modern, pd umumnya

elit politik pemerintah dibagi dalam kekuasaan :

Eksekutif (pelaksana undang-undang),

Legislatif (pembuat undang-undang), dan

Yudikatif (mengadili pelanggaran undang-undang)

dengan sistem pembagian atau pemisahan kekuasaan.

Didukung infra struktur politik

(rakyat, partai politik dan

ormas), dalam pemerintahan

melalui wakil-wakilnya.

Supra struktur politik

mantapHARUS

Page 121: Kewarganegaraan 2

Mekanisme pemerintahan (infrastruktur dan suprastruktur politik)

dapat memenuhi fungsinya, manakala Sistem Politik mampu :

1. Mempertahankan pola (tata cara, norma-norma dan prosedur-prosedur

yang berlaku).

2. Menyelesaikan ketegangan (menyelesaikan, konflik dan perbedaan

pendapat) yang memuaskan semua pihak.

3. Melakukan perubahan (kemampuan adaptasi dengan perkembangan baik

di dalam maupun luar negeri).

4. Mewujudkan tujuan nasional (kristalisasi keinginan masyarakat untuk

mencapai tujuan tersebut).

5. Mengintegrasikan dan menjamin keutuhan seluruh sistem.

Page 122: Kewarganegaraan 2

Sejarah

Sosiologis

Kultural / Budaya

Psycho-Sosial (Kejiwaan masyarakat)

Filsafat

Ideologi

Konstitusi dan Hukum

Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda. untuk

mempelajari proses politik suatu negara diperlukan beberapa

pendekatan :

a. Pendekatan Sistem Politik Negara

3. PERBEDAAN SISTEM POLITIK DI BERBAGAI NEGARA

Page 123: Kewarganegaraan 2

B. PERBEDAAN SISTEM POLITIK NEGARA

a). Sistem Politik Negara Inggris

NOFAKTOR YANG

MEMPENGARUHIURAIAN / KETERANGAN

1. Latar Belakang

Sejarah

Sejak abad 19, Inggris berubah menjadi masyarakat industri modern.

Para politisi mulai menyesuaiakan sistem politik tsb. Mereka juga

dihadapkan pada masalah upaya membangun kesejahteraan

warganegaranya.

2. Kondisi

Sosiologis

Kondisi masyarakat Inggris dalam waktu cepat mampu bersaing

dengan negara–negara lain yang lebih dahulu merintis ke arah

industrialisasi. Meskipun masyarakat Inggris ”bersifat kekotaan”,

namun tetap menghendaki sistem monarki dengan satu raja dan

banyak bangsa.

3. Kondisi Kultural/

Budaya

Sebagian masyarakat Inggris dikenal sebagai masyarakat yang

disiplin dan taat pada aturan. Nilai-nilai dan kebudayaan politik

diwariskan dari generasi ke generasi melalui suatu rangkaian

pengalaman dalam keluarga, di sekolah dan ditempat kerja.

Page 124: Kewarganegaraan 2

4. Kondisi

Psycho-Sosial /

Kejiwaan

masyarakat

Mayoritas masyarakat sangat menghormati simbol-simbol

kekuasaan negara (ratu/raja, lembaga pemerintah, dll). Mereka

senantiasa menunjukkan ketaatannya kepada undang-undang

politik azasi.

5. Pedoman

Filsafat

Masyarakat sangat mendukung rejim yang berkuasa,

manakala para penguasa juga mentaati undang-undang

politik asasi, dan jika dilanggar maka akan mengahadapi

perlawanan. Kejahatan sangat tercela dan dianggap melawan

masyarakat.

6. Paham atau

Ideologi yang

diterapkan

Penerapan ideologi negara, adalah ideologi liberal. Dalam

kehidupan sehari-hari, sangat menghormati kebebasan dan

hak-hak asasi manusia.

7. Pedoman

Konstitusi dan

Hukum

Kekuasaan pemerintah, lebih banyak dibatasi oleh konvensi

dari pada hukum formal. Rakyat hidup dalam ketenangan dan

kepastian hukum, karena pemerintah memberikan

perlindungan hukum yang baik dan penghormatan terhadap

hak-hak asasi warganegaranya. Aturan yang dibuat, ditaati

oleh semua komponen elit politik, pemerintah maupun

masyarakat demi jaminan keamanan dan kesejahteraan

bersama.

Page 125: Kewarganegaraan 2

Penyelenggaraan pemerintah, dilaksanakan oleh :

Kabinet (Perdana menteri dan dewan menteri) serta parlemen

(Majelis Rendah dan Majelis Tinggi).

Parlemen dalam merumuskan kebijakan pemerintah dibatasi, karena

cara kerjanya diawasi oleh kabinet.

Perdana Menteri dapat memastikan bahwa setiap usul yang diajukan

pemerintahnya, akan disetujui dalam bentuk yang dikehendaki

parlemen.

Page 126: Kewarganegaraan 2

NOFAKTOR YANG

MEMPENGARUHIURAIAN / KETERANGAN

1. Latar Belakang

Sejarah

Proses kehidupan sistem politik di China, merupakan produk

revolusi menggantikan sistem kerajaan yang telah bertahan

berabad-abad. Revolusi demi revolusi, menjadikan Partai

Komunis Cina (PKC) sebagai penguasa dan membentuk

pemerintahan komunis sampai dengan sekarang.

2. Kondisi Sosiologis Pada masyarakat Cina, lembaga-lembaga sosial yang dominan

adalah keluarga. Mereka mengakui wewenang kekuasaan para

pemimpinnya atas tingkah laku sosialnya. Kesetiaan harus

diarahkan pada kepentingan kolektif dan bukan pada ikatan-

ikatan pribadi.

3. Kondisi Kultural/

Budaya

Pemerintah Cina sejak tahun 1949, telah mengupayakan

pendidikan sabagai salah satu alat yang paling efektif untuk

mengubah sikap politik orang-orang Cina. Melalui pendidikan,

masyarakat ikut menanggung beban sosialisasi dan

menciptakan masyarakat yang melek huruf sebagai syarat

pendidikan politik dan keterlibatan politik.

b). Sistem Politik Negara RRC

Page 127: Kewarganegaraan 2

4. Kondisi

Psycho-

Sosial /

Kejiwaan

masyarakat

Negara Cina memiliki wilayah dan penduduk terbesar di dunia.

Sebelum menjadikan Partai Komunis Cina berkuasa, selalu

dilanda perang saudara. Dewasa ini, mereka bangga karena

memiliki kekayaan budaya tinggi yang diwariskan oleh para

pendahulunya.

5. Pedoman

Filsafat

Mayoritas masyarakat Cina memiliki tingkat kepercayaan diri

tinggi. Sifat-sifat antusiasme, kepahlawanan, pengorbanan, dan

usaha bersama – mendapatkan nilai tinggi. Azas percaya diri

sendiri mempunyai implikasi nasional maupun internasional.

6. Paham atau

Ideologi

yang

diterapkan

Revolusi Cina telah berlangsung selama puluhan tahun sebelum

partai komunis menjadi kekuatan yang besar dalam politik Cina

dan mulai menguasai pemerintahannya. Anti imperialisme

merupakan unsur paling kuat dalam pembentukan ideologi

komunis.

7. Pedoman

Konstitusi

dan

Hukum

Berdasarkan Konstitusi 1954, organ wewenang negara tertinggi

dan pemegang wewenang legislatif adalah ”Konggres Rakyat

Nasional” (KRN). Selain KRN, adalah Dewan Negara (Perdana

Menteri, Wakil-wakil Perdana Menteri dan kepala-kepala dari

semua kementerian dan komisi). Selain itu juga ada Mahkamah

Rakyat Tertinggi dan Kejakasaan Rakyat Tertinggi.

Page 128: Kewarganegaraan 2

C). SISTEM POLITIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NoFaktor Yang

MempengaruhiUraian / Keterangan

1. Latar Belakang

Sejarah

Bangsa Indonesia harus menghadapi kolonial Belanda dan bala

tentara Jepang untuk mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17

Agustus 1945. Pasca proklamasi kemerdekaan, para pemimpin

Indonesia terlibat dalam proses politik dengan mencari format

berdasarkan demokrasi Pancasila.

2. Kondisi

Sosiologis

Masyarakat Indonesia yang multi agama, ras dan antar Golongan

telah dipersatukan dalam kesatuan politik dengan semboyan

Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, upaya saling

menghormati dan kerja sama dalam membangun kerukunan hidup

penting untuk ditegakkan.

3. Kondisi Kultural/

Budaya

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas dasar sendi-

sendi multi kultural. Bangsa Indonesia memiliki semangat untuk

selalu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta rela

berkorban untuk bangsa dan negaranya. Budaya musyawarah,

toleransi, dan saling menghormati telah diwariskan kepada calon-

calon pemimpin melalui jalur-jalur pendidikan formal, in-formal,

maupun nor-formal.

Page 129: Kewarganegaraan 2

4. Kondisi

Psycho-

Sosial /

Kejiwaan

masyarakat

Bangsa Indonesia, sebelum menjadikan Pancasila sebagai dasar

negara selalu dapat dipecah belah oleh bangsa lain. Dengan

semangat rela berkorban dan cinta tanah air bangsa Indonesia

mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa

Indonesia sangat menentang segala mecam bentuk penjajahan.

5. Pedoman

Filsafat

Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah dijadikan dasar dan

motivasi dalam segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam

hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai

tujuan nasionalnya sebagaimana terkandung di dalam Pembukaan

UUD 1945.

6. Paham atau

Ideologi

yang

diterapkan

Ideologi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, akan selalu

dikaitkan dengan proses politik dalam pengaturan penyelengga-

raan pemerintahan negara yang meliputi bidang ideologi, politik,

ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dalam struktur

politik, Pancasila menjadi sumber segala sumber hukum.

7. Pedoman

Konstitusi

dan Hukum

Sejak pemilu 2004, presiden dipilih oleh rakyat sehingga tanggung

jawabnya kepada rakyat. Lembaga negara, terdiri dari ; MPR,

Presiden, DPR, Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Mahkamah

Agung.

Page 130: Kewarganegaraan 2

Demokrasi Pancasila Pada Hakikatnya Demokrasi

Yang Bercorak Khas Indonesia, Yang Penerapannya

Dijabarkan Dalam :

Pemerintahan Berdasarkan Hukum.

Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia

Pengambilan Keputusan Berdasakan Musyawarah

Peradilan yang Bebas dan Merdeka

Partai Politik (Parpol) dan Organisasi Sosial Politik (Orsospol)

Pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu)

Page 131: Kewarganegaraan 2

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SESUAI DENGAN

PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA:

a. Keseimbangan antara hak dan kewajiban,

b. Persamaan,

c. Kebebasan yang bertanggungjawab,

d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan.

ASPEK - ASPEK DEMOKRASI PANCASILA:

a. Aspek formal

b. Aspek materiil

c. Aspek normatif (kaidah)

Page 132: Kewarganegaraan 2

C. PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA

a. Partisipasi Politik Warga Negara

Partisipasi politik, merupakan penentuan sikap dan

keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi

organisasinya, sehingga pada akhirnya :

Mendorong individu tersebut berperan serta dalam pencapaian

tujuan organisasi,

Mengambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban bersama.

Page 133: Kewarganegaraan 2

PENGERTIAN PARTISIPASI POLITIK MENURUT PARA AHLI :

Herbert Mc. Closky, Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga

masyarakat melalui darimana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan

penguasa dan secara langsung, dalam proses pembentukan kebijaksanaan umum.

Norman H. Nie dan Sidney Verba, Partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga

negara yang legal yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi

seleksi pejabat-pejabat negara dan/atau tindakan-tindakan yang diambil oleh

mereka.

Prof. Miriam Budiardjo, Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang dalam

partai politik. Partisipasi politik mencakup semua kegiatan sukarela melalui mana

seseorang turut serta dalam proses pemilihan pemimpin-pemimpin politik dan turut

serta – secara langsung atau tak langsung – dalam pembentukan kebijaksanaan

umum.

Page 134: Kewarganegaraan 2

BENTUK-BENTUK PARTISIPASI POLITIK

KONVENSIONAL NON-KONVENSIONAL

Pemberian Suara (voting)

Diskusi politik

Kegiatan kampanye

Membentuk dan bergabung

dalam kelompok Kepentingan.

Komunikasi individual dengan

pejabat politik/administratif.

Pengajuan petisi

Berdemonstrasi

Konfrontasi

Mogok

Tindak kekerasan politik terhadap

harta benda.

Tindak kekerasan politik terhadap

manusia.

Page 135: Kewarganegaraan 2

7 (TUJUH) BENTUK PARTISIPASI POLITIK INDIVIDUAL MENURUT

MILBRATH M.L. GOEL :

NOBENTUK

PARTISIPASIURAIAN / KETERANGAN

1. Aphatetic

Inactives

Tidak beraktifitas dan partisipatif, tidak pernah

memilih.

2. Passive

Supporters

Memilih secara reguler/teratur, menghadiri

Parade patriotik, membayar seluruh pajak,

“mencintai negara”.

3. Contact

Specialist

Pejabat penghubung lokal (daerah), propinsi

dan nasional dalam masalah-masalah tertentu.

Page 136: Kewarganegaraan 2

4. Communicators Mengikuti informasi politik, mengirim pesan

dukungan dan protes terhadap pemimpin-pemimpin

partai politik.

5. Party and

Campaign

Workers

Bekerja untuk partai politik atau kandidat,

meyakinkan orang lain tentang bagaimana memilih,

bergabung dan mendukung partai politik, dipilih jadi

kandidat partai politik.

6. Community

Activist

Bekerja dengan orang-orang lain berkaitan dengan

masalah-masalah lokal dan melakukan kontak

terhadap pejabat-pejabat berkenaan dengan isu-isu

sosial.

7. Protesters Bergabung dengan demonstrasi publik di jalanan,

melakukan protes keras bila pemerintah melakukan

sesuatu yang salah.

Page 137: Kewarganegaraan 2

Tingkatan atau piramida partisipasi politik menurut

David F. Roth dan Frank L. Wilson (1980).

(Menyimpang)

Pembunuh politik, teroris, pembajak

Pejabat umum, pejabat parpol sepenuh waktu,

pimpinan kelompok kepentingan

Petugas kampanye, aktif dalam parpol/kelompok

kepentingan, aktif dalam proyek-proyek sosial

Menghadiri rapat umum, anggota kelompok kepentingan, usaha meyakinkan orang, memberikan suara dalam

pemilu, mendiskusikan masalah politik, perhatian pada perkembangan politik.

Orang Yang apolitis

Pengamat

Partisipan

Aktivis

Page 138: Kewarganegaraan 2

TINGKATAN PADA PARTISIPASI POLITIK, SANGAT TERGANTUNG DARI

AKIBAT YANG DISEBABKANNYA :

Menduduki jabatan politik atau administratif.

Mencari jabatan politik atau administratif.

Keanggotaan aktif suatu organisasi politik.

Keanggotaan pasif suatu organisasi politik.

Keanggotan aktif suatu organisasi semu politik (quasi-political).

Keanggotan pasif suatu organisasi semu politik (quasi-political).

Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan sebagainya.

Partisipasi dalam diskusi politik informal minat dalam bidang

politik.

Voting (pemberian suara).

Page 139: Kewarganegaraan 2

b. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PARTISIPASI POLITIK

Menurut Alfian, Pendidikan politik dapat diartikan sebagai usaha

sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat

sehingga mereka memahami dan menghayati betul-betul nilai-nilai

yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak

dibangun.

1) PENDIDIKAN POLITIK

Pendidikan politik sebenarnya dimaksudkan untuk mewujudkan

atau setidak-tidaknya menyiapkan kader-kader yang dapat

diandalkan untuk memenuhi harapan masyarakat luas, dalam arti

yang benar-benar memahami semangat yang terkandung di dalam

perjuangan sebagai kader bangsa.

Page 140: Kewarganegaraan 2

Melalui pendidikan politik, diharapkan kader-kader

anggota partai politik akan memperoleh manfaat :

1. Dapat memperluas pemahaman, penghayatan dan wawasan terhadap masalah-

masalah atau isu-isu yang bersifat politis.

2. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan

partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan.

Page 141: Kewarganegaraan 2

2) KESADARAN POLITIK

Menurut Drs. M. Taopan, kesadaran politik adalah suatu proses batin yang

menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi (hal terpenting) urusan

kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Tingkat kesadaran politik masyarakat tidaklah sama, sangat tergantung pada latar

belakang pendidikannya. Kaum elit dan kelompok menengah, nampak relatif lebih baik.

Sedangkan kelompok masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah, diperlukan

pembinaan yang intensif.

Page 142: Kewarganegaraan 2

PARTISIPASI POLITIK ANGGOTA MASYARAKAT DAPAT

DILAKSANAKAN DENGAN :

No Bidang Implementasi Partisipasi politik

1. Politik Setiap warga negara dapat ikut serta secara langsung ataupun tidak

langsung dalam kegiatan-kegiatan antara lain :

a. Ikut memilih dalam pemilihan umum,

b. Duduk dalam lembaga politik, seperti MPR, Presiden, DPR,

Menteri, dan sebagainya,

c. Berkampanye, menghadiri kelompok diskusi, dan lain-lain.

2. Ekonomi Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-

kegiatan antara lain :

a. Menciptakan sektor-sektor ekonomi yang produktif baik dalam

bentuk jasa, barang, transportasi, komunikasi, dan sebagainya.

b. Melalui keahlian masing-masing, dapat menciptakan produk-

produk unggulan yang inovatif, kreatif dan kompetitif daripada

produk luar.

c. Kesadaran untuk membayar pajak secara teratur demi

kesejahteraan dan kemajuan bersama.

Page 143: Kewarganegaraan 2

3. Sosial-

Budaya

Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan a.l. :

a. Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat menunjukkan

prestasi belajar yang tinggi.

b. Menjauhkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum ,

seperti: tawuran, narkoba, merampok, berjudi, dan sebagainya.

c. Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin, dan

produktivitas tinggi untuk menunjang keberhasilan

pembangunan nasional.

4. Hankam Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-

kegiatan antara lain :

a. Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan dan

profesinya masing-masing.

b. Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah atau

lingkungan tempat tinggalnya.

c. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tetap tegak

negara Republik Indonesia.

d. Menjaga stabilitas dan kemanan nasional agar pelaksanaan

pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Page 144: Kewarganegaraan 2

2) SOSIALISASI POLITIK

Sosialisasi politik adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar tentang politik dan

mengembangkan orientasi pada politik.

Sarana Dalam

Sosialisasi Politik

Keluarga (family)

Sekolah

Partai Politik