kewajiban
DESCRIPTION
teori akuntansiTRANSCRIPT
RENNY
TUJUAN
Tujuan dari PSAK no.57 adalah untuk mengatur pengakuan dan pengukuran provisi, liabilitas
kontinjensi, dan aset kontinjensi serta memastikan informasi telah diungkapkan secara memadai
dalam catatan atas laporan keuangan.
RUANG LINGKUP
Pernyataan ini harus diterapkan oleh semua entitas dalam akuntansi untuk provisi, kewajiban
kontinjensi, dan aset kontinjensi, kecuali yang timbul dari: kontrak eksekutori (kecuali jika
kontrak tersebut bersifat memberatkan) dan hal-hal yang telah dicakup dalam PSAK lain.
DEFINISI:
Dalam PSAK no.57 telah diungkapkan beberapa pernyataan yaitu:
Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa
dimasa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.
Kewajiban hukum adalah kewajiban yang timbul dari suatu kontrak baik secara eksplisit
maupun implisit, peraturan perundang-undangan atau juga karena adanya pelaksanaan
produk hukum lainnya.
Kontrak memberatkan adalah kontrak yang biaya tidak terhindarkan untuk memenuhi
kewajiban kontraknya melebihi manfaat ekonomi yang akan diterima dari kontrak tersebut.
Kontrak memberatkan
“Jika entitas terikat dalam suatu kontrak memberatkan, maka kewajiban kini menurut
kontrak tersebut diukur dan diakui sebagai provisi.”
Banyak kontrak dapat dibatalkan tanpa membayar kompensasi atau denda kepada pihak lain
sehingga tidak ada kewajiban, misalnya pesanan pembelian yang sering dilakukan / rutin.
Maksud dari kontrak memberatkan adalah kontrak yang menimbulkan biaya tak terhindarkan
dalam memnuhi kewajiban berdasarkan kontrak dan biaya tersebut melebihi manfaat
ekonomi yang diperkirakan akan diterima dari kontrak tersebut.
Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang mengandung
manfaat ekonomi.
Liabilitas kontinjensi adalah kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di
masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas. Atau bisa juga diartikan
dengan kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui
karena terdapat kemungkinan bahwa entitas tidak mengeluarkan sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi atau jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara
handal.
OLIP
Peristiwa yang mengikat adalah peristiwa yang menimbulkan kewajiban hukum atau
kewajiban konstruktif yang memaksa entitas untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
Restrukturisasi adalah program yang direncanakan dan dikendalikan oleh manajemen dan
secara material mengubah lingkup kegiatan entitas atau cara mengelola usaha.
Bukti bahwa entitas telah mulai mengimplementasikan rencana strukturisasi akan tampak,
melalui penghentian operasi pabrik, penjualan aset atau pengumuman ke masyarakat tentang
pokok – pokok rencana strukturisasi. Pengumuman tentang rencana strukturisasi merupakan
kewajiban konstruktif untuk melakukan restrukturisasi. Rencana restrukturisasi dibuat
dengan sedemikian rupa dan dengan perincian yang memadai sehingga dapat meyakinkan
pihak lain, seperti pelanggan, pemasok, dan pegawai.
Kewajiban konstruktif adalah kewajiban yang timbul dari tindakan entitas yang berdasarkan
praktik baku masa lalu entitas telah memberikan indikasi kepada pihak lain bahwa entitas
akan menerima tanggung jawab tertentu dan meyakinkan bahwa entitas akan melaksanakan
tanggung jawab tersebut, contohnya : hutang bonus.
Kewajiban konstruktif untuk melakukan restrukturisasi muncul hanya
jika persyaratan berikut dipenuhi:
1) Entitas memiliki rencana formal yang terperinci untuk restrukturisasi dengan
mengidentifikasi, sekurang - kurangnya:
a) usaha atau bagian usaha yang terlibat;
b) lokasi utama yang terpengaruh
c) lokasi, fungsi, dan perkiraan jumlah pegawai yang akan menerimakompensasi
karena pemutusan hubungan kerja
d) pengeluaran yang akan terjadi; dan
e) waktu implementasi rencana tersebut; dan
2) Entitas menimbulkan harapan yang kuat dan sah kepada pihak-pihak yangterkena
dampak restrukturisasi bahwa entitas akan melaksanakanrestrukturisasi dengan
memulai implementasi rencana tersebut ataumengumumkan pokok-pokok rencana.
Suatu kewajiban konstruktif tidak timbul semata-mata karena putusan manajemen atau unit
organisasi yang berwenang, kewajiban dapat timbul dari peristiwa terdahulu yang terjadi
bersama dengan putusan tersebut. Begitu persetujuan tersebut telah diperoleh dan
dikomunikasikan kepada pihak lain, saat itu pula entitas memiliki kewajiban konstruktif
untuk melakukan restrukturisasi
Tidak ada kewajiban yang timbul dalam penjualan suatu operasi hingga entitas membuat
suatu perjanjian penjualan yang mengikat.
Walaupun entitas telah mengambil putusan untuk menjual suatu operasi dan mengumumkan
putusan tersebut kepada masyarakat, entitas tidak terikat pada putusannya sebelum pembeli
teridentifikasi dan terdapat perjanjian penjualan yang mengikat. Jika penjualan suatu operasi
dipandang sebagai bagian dari restrukturisasi, aset dari operasi yang bersangkutan perlu
dievaluasi untukmenentukan apakah terjadi penurunan nilai.
DICKY
Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti. Kewajiban
diestimasi dapat dibedakan dari kewajiban lain, seperti utang dagang dan akrual
(*metode akuntansi di mana penerimaan dan pengeluaran diakui atau dicatat ketika transaksi
terjadi, bukan ketika uang kas untuk transaksi-transaksi tersebut diterima atau dibayarkan),
karena pada kewajiban diestimasi terdapat ketidakpastian mengenai waktu atau jumlah yang
harus dikeluarkan pada masa datang untuk menyelesaikan kewajiban diestimasi tersebut.
Kewajiban diestimasi restrukturisasi hanya mencakup pengeluaran langsung yang
timbul dari restrukturisasi, yaitu yang memenuhi kedua persyaratan berikut ini:
1) Benar-benar harus dikeluarkan dalam rangka restrukturisasi; dan
2) Tidak terkait dengan aktivitas yang masih berlangsung pada entitas.
Kewajiban diestimasi restrukturisasi tidak mencakup biaya-biaya seperti:
1) pelatihan kembali atau penempatan kembali (relokasi) staf yang masih tetap dikaryakan;
2) pemasaran; atau
3) investasi dalam sistem dan jaringan distribusi baru.
Hal ini dikarenakan pengeluaran ini terkait dengan pengelolaan usaha pada masa datang dan
padaakhir periode pelaporan bukan merupakan kewajiban dalam
rangkarestrukturisasi.Jumlah yang teridentifikasi sebagai kerugian operasi masa dating
sampai dengan tanggal restrukturisasi juga tidak termasuk kewajiban diestimasi,kecuali jika
kerugian itu terkait dengan kontrak memberatkan
DAVID
PROVISI
Provisi akan diakui jika :
a. Entitas memiliki kewajiban kini sebagai akibat peristiwa masa lalu
b. Kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi
c. Jumlah kewajiban dapat diestimasi dengan handal
PERUBAHAN PROVISI
“Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk
mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk
menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.”
Provisi diperiksa setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk menghasilkan estimasi
atau perkiraan terbaik yang terbaru. Jika provisi didiskonto, maka nilai tercatatnya provisi akan
meningkat pada setiap periode untuk mencerminkan berlalunya waktu. Peningkatan ini diakui
sebagai biaya pinjaman.
PENGGUNAAN PROVISI
“Provisi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang berhubungan langsung dengan
tujuan pembentukan provisi.”
Hanya pengeluaran yang berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan provisi awal yang
dapat mengurangi provisi. Membebankan pengeluaran untuk mengurangi provisi yang semula
diakui untuk tujuan lain akan menghilangkan pengaruh dari dua peristiwa yang berbeda.
AVIK
PENGAKUAN
Kewajiban kini.
Dalam hal ini, peristiwa masa lalu dianggap menimbulkan kewajiban kini, jika setelah
mempertimbangkan semua bukti yang ada, terdapat kemungkinan besar bahwa kewajiban
kini telah terjadi pada akhir periode pelaporan. Kewajiban kini akan diakui oleh entitas
sebagai provisi, jika kewajiban kini telah ada pada akhir periode pelaopan. Namun jika
kewajiban kini kemungkinan besar belum ada pada akhir periode pelaporan maka entitas
akan mengungkapkannya sebagai liabilitas kontijensi.
Peristiwa masa lalu
Peristiwa masa lalu yang menimbulkan kewajiban kini disebut peristiwa mengikat. Dalam
suatu peristiwa mengikat, entitas tidak mempunyai alternatif lain, selain menyelesaikan
kewajiban yang timbul dari peristiwa tersebut.
LIABILITAS KONTIJENSI
“ Entitas tidak diprkenankan mengakui Liabilitas Kontijensi.”
ASET KONTIJENSI
“ Entitas tidak diprkenankan mengakui Aset Kontijensi.”
Aset kontinjensi biasanya timbul dari peristiwa yang tidak direncanakan atau diharapkan yang
menimbulkan kemungkinan arus masuk manfaat ekonomi untuk entitas. (Contohnya: klaim yang
sedang diusahakan entitas melalui proses hukum yang hasilnya belum pasti.)
Aset kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan karena dapat menimbulkan pengakuan
penghasilan yang mungkin tidak pernah terealisasikan. Akan tetapi, jika realisasi penghasilan
sudah dapat dipastikan, maka aset tersebut bukan merupakan aset kontinjensi, melainkan diakui
sebagai asset.
IVONE
PENGUKURAN
Estimasi Terbaik
“Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan.”
Estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini adalah
jumlah yang secara rasional akan dibayar entitas untuk menyelesaikan kewajibannya pada akhir
periode pelaporan atau untuk mengalihkan kewajibannya kepada pihak ketiga pada saat itu.
Resiko dan Ketidakpastian
“Dalam menentukan estimasi terbaik suatu provisi, entitas mempertimbangkan berbagai
risiko dan ketidakpastian yang selalu mempengaruhi berbagai peristiwa dan keadaan.”
Risiko menimbulkan hasil yang bervariasi. Penetapan risiko dapat menyebabkan kenaikan nilai
liabilitas yang diukur. Jika terdapat unsur ketidakpastian, maka entitas berhati-hati sehingga
pendapatan atau aset tidak menjadi terlalu besar dan beban atau liabilitas tidak menjadi terlalu
kecil.
Nilai Kini
“Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah provisi adalah nilai kini dari
perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban.”
Karena nilai waktu dari uang, provisi yang melibatkan pengeluaran uang yang timbul
seketika atau mendadak setelah periode pelaporan lebih memberatkan kegiatan usaha jika
dibandingkan dengan provisi yang melibatkan pengeluaran uang dalam jumlah sama yang timbul
kemudian. Jadi, jika dampak pada nilai waktu uang bersifat material, provisi akandidiskontokan.
Tingkat diskonto adalah tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian
pasar atas nilai waktu dari uang dan risiko yang terkait dengan liabilitas yang bersangkutan.
Tingkat diskonto tidak boleh mencerminkan risiko yang sudah diperhitungkan dalam estimasi
arus kas masa depan.
KUMALA
Peristiwa Masa Depan
“Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban tercermin dalam jumlah provisi jika ada bukti obyektif bahwa
peristiwa itu akan terjadi.”
Dalam menentukan jumlah provisi, entitas perlu mempertimbangkan peristiwa masa depan yang
diperkirakan akan terjadi. Misalnya, entitas berkeyakinan bahwa biaya pembersihan suatu lokasi
pabrik pada akhir masa manfaat pabrik tersebut akan dapat ditekan melalui teknologi
yangberkembang di masa depan. Namun, entitas tidak boleh mengasumsikan adanya
pengembanganteknologi yang sama sekali baru sebelum ada bukti objektif yang memadai
menegenai pengembangan teknologi tersebut.
Rencana Pelepasan Aset
“Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset tidak boleh dipertimbangkan
dalam menghitung suatu provisi.”
Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset tidak diperhitungkan dalam menghitung
provisi walaupun rencana pelepasan aset tersebut terkait erat dengan peristiwa yang
menyebabkan timbulnya provisi.Hal ini dikarenakan rencana pelepasan aset tersebut belum tentu
pasti.Sebaliknya, entitas baru boleh mengakui keuntungan pelepasan aset tersebut pada saat yang
ditentukan oleh PSAK yang terkait dengan aset tersebut.
PENGGANTIAN
“Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti oleh pihak
ketiga, maka penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa
penggantian pasti akan diterima jika entitas menyelesaikan kewajiban. Penggantian
tersebut diakui sebagai aset yang terpisah.Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak
boleh melebihi nilai provisi.”
Pada umumnya, entitas tetap bertanggung jawab untuk menyelesaikan seluruh jumlah
kewajibannya jika pihak ketiga tidak dapat membayar dengan alasan apa pun. Dalam hal ini,
entitas mengakui kewajiban yang diestimasi sejumlah seluruh kewajiban dan mengakui
penggantian yang diharapkan dari pihak ketiga sebagai aset yang terpisah ketika sudah dapat
dipastikan bahwa penggantian tersebut akan diterima entitas pada saat entitas menyelesaikan
kewajibannya.
DEWI
PENERAPAN ATURAN PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Kerugian Operasi Masa Depan
“ Provisi tidak boleh diakui untuk kerugian operasi masa depan.”
Perkiraan akan terjadinya kerugian operasi masa depan merupakan indikasi bahwa aset tertentu
dalam suatu operasi mungkin mengalami penurunan nilai.
PENGUNGKAPAN
Untuk setiap jenis provisi, entitas mengungkapkan :
a) Nilai tercatat pada awal dan akhir periode;
b) Provisi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan
c) Jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada provisi
selama periode bersangkutan
d) Jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan; dan
e) Peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul karena
berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto
Untuk setiap jenis kewajiban diestimasi, entitas harus mengungkapkan pula:
1) uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan perkiraan saat arus
keluarsumber daya terjadi;
2) indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus keluar tersebut jikadiperlukan
dalam rangka menyediakan informasi yang memadai, entitas harusmengungkapkan
asumsi utama yang mendasari prakiraan peristiwa masa datang;dan
3) jumlah estimasi penggantian yang akan diterima dengan menyebutkan
jumlah asetyang telah diakui untuk estimasi penggantian tersebut.
Dalam menentukan provisi atau liabilitas kontijensi dapat dikelompokkan pada jenis provisi atau
liabilitas kontijensi yang sama.
Jika kemungkinan besar terjadinya arus masuk manfaat ekonomis, entitas harus mengungkapkan
uraian singkat mengenai karakteristik aset kontinjensi pada akhir periode pelaporan dan, jika
praktis, estimasi dampak finansialnya.
KETENTUAN TRANSISI
Dampak diterapkannya Pernyataan ini pada tanggal efektifnya dilaporkan sebagai
penyesuaian saldo laba awal pada periode Pernyataan ini pertama kali diterapkan. Entitas
dianjurkan, tetapi tidak disyaratkan,untuk menyesuaikan saldo laba awal dari periode
sajian. paling dini dan menyajikan kembali informasi komparatif.Jika informasi
komparatif tersebut tidak disajikan kembali maka fakta tersebut diungkapkan.