ketidakpercayaan publik pada lembaga …

30
KETIDAKPERCAYAAN PUBLIK PADA KETIDAKPERCAYAAN PUBLIK PADA LEMBAGA PEMBERANTASAN KORUPSI KORUPSI SURVEI OPINI PUBLIK NASIONAL 10-22 OKTOBER 2010 10 22 OKTOBER 2010

Upload: others

Post on 20-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KETIDAKPERCAYAAN PUBLIK PADA KETIDAKPERCAYAAN PUBLIK PADA LEMBAGA PEMBERANTASAN

KORUPSIKORUPSI

SURVEI OPINI PUBLIK NASIONAL

10-22 OKTOBER 201010 22 OKTOBER 2010

Latar BelakangLatar Belakang

Sejak reformasi, penegakan hukum yang berkaitan denganpemberantasan korupsi menjadi salah satu perhatian utamapublik.Semangat di balik gerakan reformasi yang menumbangkan OrdeSemangat di balik gerakan reformasi yang menumbangkan OrdeBaru adalah semangat membersihkan negara ini dari KKN.Setelah sepuluh tahun reformasi, suara ketidakpuasan publikterhadap pemberantasan korupsi tidak banyak berubah, bahkandalam setahun terakhir terdengar makin kuatdalam setahun terakhir terdengar makin kuat.Bagaimana rakyat menilai kondisi korupsi di negara kita? Bagaimana penilaian mereka pada kinerja lembaga-lembagaterkait dengan pemberantasan korupsi, terutama kepolisian, kejaksaan KPK dan Pengadilan? Apakah rakyat masih percayakejaksaan, KPK, dan Pengadilan? Apakah rakyat masih percayapada profesionalisme dan integritas lembaga-lembaga tersubut?Untuk itu, LSI mengamati secara nasional bagaimna suara rakyatterhadap masalah-masalah tersebut.

Survei Nasional (Okt_10)

2

MetodologiMetodologi

• Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hakpilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahunatau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

• Sampel: Jumlah sampel awal 2000, dan jumlah sampel akhir 1.824 karenaresponden terpilih tidak bersedia diwawancarai dan tidak ada di tempat.Berdasar jumlah sampel ini, diperkirakan margin of error sebesar +/-2.4%pada tingkat kepercayaan 95%.pada tingkat kepercayaan 95%.

• Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yangtelah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yangterdiri hanya dari 10 responden

• Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangiresponden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukankesalahan berartikesalahan berarti.

• Waktu wawancara lapangan 10-22 Oktober 2010.

Survei Nasional (Okt_10))

3

Prosedur Multistage Random Sampling dalam pemilihan sampel

Stratifikasi 1 = populasi dikelompokan menurut provinsi Stratifikasi 1 = populasi dikelompokan menurut provinsi, dan masing-masing provinsi diberi kuota sesuai dengan total pemilih di masing-masing provinsi.

Stratifikasi 2: populasi dikelompokan menurut jenis kelamin: 50% laki-laki, dan 50% perempuan.

Stratifikasi 3: populasi dikelompokan ke dalam kategori Stratifikasi 3: populasi dikelompokan ke dalam kategori yang tinggal di pedesaan (desa, 60%) dan perkotaan (kelurahan, 40%).

Survei Nasional (Okt_10))

4

LanjutanLanjutan…

Cluster 1: Di masing masing provinsi ditentukan jumlah Cluster 1: Di masing-masing provinsi ditentukan jumlah pemilih sesuai dengan populasi pemilih masing-masing provinsi. Atas dasar ini, dipilih desa dan kelurahansecara random sebagai primary sampling unit Berapa secara random sebagai primary sampling unit. Berapa desa atau kelurahan? Tergantung jumlah pemilih di masing-masing provinsi. Ditetapkan untuk setiap desa dipilih 10 pemilih (5 laki-laki, dan 5 perempuan) secara dipilih 10 pemilih (5 laki laki, dan 5 perempuan) secara random. Bila di Jawa Barat prosentase pemilih 17%, dan di NTB 2%, maka kalau di Jabar dipilih 17 desa/kelurahan, di NTB dipilih hanya 2 desa/kelurahan, dst.d d p a ya desa/ e u a a , dst

Cluster 2: Di masing-masing desa terpilih, kemudian didaftar populasi RT atau yang setingkat. Kemudian dipilih secara random 5 RT dengan ketentuan di masingdipilih secara random 5 RT dengan ketentuan di masing-masing RT akan dipilih secara random dua Keluarga.

Survei Nasional (Okt_10))

5

LanjutanLanjutan…

Cluster 3: Di masing masing RT terpilih populasi Cluster 3: Di masing-masing RT terpilih, populasi keluarga didaftar, kemudian dipilih secara random 2 keluarga.

Di masing masing keluarga terpilih kemudian didaftar Di masing-masing keluarga terpilih, kemudian didaftar seluruh anggota keluarga yang punya hak pilih laki-laki atau perempuan, dan kemudian dipilih secara random siapa yang akan menjadi responden di antara mereka. siapa yang akan menjadi responden di antara mereka.

Bila pada keluarga pertama yang dipilih adalah responden perempuan, maka pada keluarga berikutnya harus laki-lakiharus laki laki.

Survei Nasional (Okt_10))

6

Flowchat penarikan sampelFlowchat penarikan sampel

Populasi desa/kelurahantingkat Nasional

Desa/kelurahan di tingkat Provinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional

Ds 1 Ds n

Prov 1

Ds 1 … Ds m

Prov k

… …

Ds 1 … Ds n

RT1 RT2 RT3 …. RT5 Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random

Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK KK1 KK2

Di KK terpilih dipilih secara randomSatu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan

Laki-laki Perempuan

7

Survei Nasional (Okt_10))

Sumber DanaSumber Dana

Survei ini dibiyai oleh YayasanPengembangan Demokrasi Indonesia Pengembangan Demokrasi Indonesia (YPDI), pendiri Lembaga SurveiIndonesia (LSI)Indonesia (LSI).

Survei Nasional (Okt_10))

8

Temuan: Validasi SampleTemuan: Validasi Sample

PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN

KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS

Laki-laki 49.1 50.0 Islam 86.9 88.2P 50 9 50 0 K t lik/P t t 10 2 8 9

AGAMAGENDER

Perempuan 50.9 50.0 Katolik/Protestan 10.2 8.9Lainnya 2.9 2.9

Pedesaan 59.4 59.4Perkotaa 40.6 40.6 Jawa 42.3 41.6

ETNISDESA-KOTA

Sunda 16.8 15.4Melayu 4.9 3.4Madura 3.2 3.4Bugis 2.5 2.5Bugis 2.5 2.5Betawi 1.3 2.5Minang 2.7 2.7Lainnya 26.3 28.5

Survei Nasional (Okt_10)

10

PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN

KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS

NAD 2.4 2.0 BALI 1.5 1.5SUMATERA UTARA 7.3 5.8 NTB 3.5 2.0SUMATERA BARAT 2 4 2 1 NTT 2 0 2 0

PROVINSI PROVINSI

SUMATERA BARAT 2.4 2.1 NTT 2.0 2.0RIAU 2.4 2.2 KALIMANTAN BARAT 2.0 1.9JAMBI 1.6 1.3 KALIMANTAN TENGAH 1.0 0.9SUMATERA SELATAN 4.3 3.3 KALIMANTAN SELATAN 1.6 1.5BENGKULU 0.8 0.8 KALIMANTAN TIMUR 1.1 1.4BENGKULU 0.8 0.8 KALIMANTAN TIMUR 1.1 1.4LAMPUNG 3.3 3.3 SULAWESI UTARA 1.2 1.0BANGKA BELITUNG 0.6 0.5 SULAWESI TENGAH 0.9 1.1KEPULAUAN RIAU 0.6 0.6 SELAWESI SELATAN 3.5 3.4DKI JAKARTA 2.6 3.3 SULAWESI TENGGARA 0.9 0.9JAWA BARAT 17.2 17.2 GORONTALO 0.5 0.4JAWA TENGAH 15.5 14.8 SULAWESI BARAT 0.5 0.5DI YOGYAKARTA 1.5 1.5 MALUKU 0.2 0.6JAWA TIMUR 16.5 16.4 MALUKU UTARA 0.4 0.5BANTEN 3 8 4 1 PAPUA 0 9 1 2BANTEN 3.8 4.1 PAPUA 0.9 1.2

IRJABAR 0.2 0.3

Survei Nasional (Okt_10)

11

Kondisi Makro Penegakan H k Hukum

Trend Kondisi penegakan hukum Trend Kondisi penegakan hukum secara nasional (%)

60

4143

46

5450

41

26

3637

3026

28

34

282930

40

B aikSedangB urukT id k t h26

11

2622

18

23

15

22

10

20

T idak tahu

6 6 75

7

0

kt'0

5

kt'0

6

kt'0

7

kt'0

8

kt'0

9

kt'1

0

Ok

Ok

Ok

Ok

Ok

Ok

Dalam 6 tahun terakhir, 2010 cenderung pada titik terendah penilaian publik terhadap kondisi penegakan hukum.

Survei Nasional (Okt_10)

13

.p p p p g

Ti k t k i i l (%)

Bagaimana Ibu/Bapak melihat keadaan tingkat korupsi di negara kita? Apakah sangat tinggi

Tingkat korupsi secara nasional (%)

90

100

Bagaimana Ibu/Bapak melihat keadaan tingkat korupsi di negara kita? Apakah sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah atau sangat rendah?

47.250

60

70

80

21.914.6

4.7 0 411.1

10

20

30

40

0.40

10

Sangattinggi

Tinggi Sedang Rendah SangatRendah

Tidaktahu/tidak

jawab

.

Warga pada umumnya merasakan bahwa korupsi di negeri ini tinggi atau sangat tinggi.

Survei Nasional (Okt_10)

14

gg g gg

Bagaimana kinerja pemerintah dalam memberantas Bagaimana kinerja pemerintah dalam memberantas korupsi?…(%)

70 6

83.780

90

Century, Kasus Cicak-

Bulan maduPilpres

70.6

54.656.2

50

60

70 Cicak-Buaya

p

45.5

34.030

40

50

OK

T'0

5

OK

T'0

6

OK

T'0

7

OK

T'0

8

OK

T'0

9

OK

T'1

0

Baik atau sangat baikBaik atau sangat baik

Secara umum publik menilai bahwa kinerja pemerintah dalam memberantas korupsi semakin burukmemberantas korupsi semakin buruk.

Survei Nasional (Okt_10)

15

PENILAIAN PUBLIK ATAS INTEGRITAS APARAT LEMBAGA PEMBERANTASAN

KORUPSIKORUPSI

IntegritasIntegritas

Penilaian atas integritas aparat lembaga Penilaian atas integritas aparat lembaga pemberantasan korupsi adalah penilaian terutama atas korup atau tidak korupnya aparat, dan independen atau tidak independennya aparat dari independen atau tidak independennya aparat dari berbagai tekanan dan suap kelompok kepentingan, terutama pengusaha dan politisi. Untuk itu digunakan tiga pengukuran untuk menilai aparat dari empat tiga pengukuran untuk menilai aparat dari empat lembaga yang berwenang untuk pemberantasan korupsi: kepolisian, kejaksaan, KPK, dan pengadilan.

Survei Nasional (Okt_10)

17

PengukuranPengukuran

Kinerja lembaga berikut dalam mencegah aparatnya Kinerja lembaga berikut dalam mencegah aparatnya melakukan korupsi: Sangat baik, baik, buruk, atau sangat buruk.Kinerja lembaga berikut untuk membuat aparatnya Kinerja lembaga berikut untuk membuat aparatnya independen dari pengaruh suap atau tekanan dari berbagai kelompok masyarakat termasuk pengusaha: Sangat baik baik buruk atau sangat burukSangat baik, baik, buruk, atau sangat buruk.Kinerja lembaga berikut untuk membuat aparatnya independen dari pengaruh suap atau tekanan dari politisi atau partai: Sangat baik baik buruk atau sangat atau partai: Sangat baik, baik, buruk, atau sangat buruk.Skoring: % baik dan sangat baik minus % buruk dan

t b k 100 /d 1 b k 1 100 b iksangat buruk = -100 s/d – 1: buruk, 1-100: baik

Survei Nasional (Okt_10)

18

Integritas Lembaga-lembaga Penegak Hukum (Baik – buruk) (%)

151920

25

1512

5

10

15

-5

0

5

Kepolisian Kejaksaan Pengadilan KPK

Partai/politisiPengusahaKorupsi

-11-14 -14

-18 -18

-10

-20

-15

-10

18-21 -21

-26

18

-30

-25

Hanya KPK yang dinilai baik, selain institusi KPK dinilai burukHanya KPK yang dinilai baik, selain institusi KPK dinilai buruk

Survei Nasional (Okt_10)

19

Integritas Lembaga-lembaga Penegak Hukum (-100 s/d + 100)

1515

20

5

10

5

5

0

5

Kepolisian Kejaksaan Pengadilan KPK

-10

-5

-18.3 -17.6-15

-20

-15

Survei Nasional (Okt_10)

20

TemuanTemuan

Dari empat lembaga hanya KPK yang Dari empat lembaga, hanya KPK yang aparatnya dinilai punya integritas. Sementara aparat kepolisian, kejaksaan, Se e ta a apa at epo s a , eja saa ,dan pengadilan dinilai tidak punya integritas, atau integritasnya buruk.Lembaga-lembaga tersebut tidak mampu mencegah aparatnya dari tindakan korupsi, dan dari tekanan atau suap dari kelompok dan dari tekanan atau suap dari kelompok kepentingan masyarakat, termasuk pengusaha, dan dari politisi atau partai pengusaha, dan dari politisi atau partai politik.

Survei Nasional (Okt_10)

21

HUKUMAN BAGI KORUPTOR

Seberapa adil Jaksa dalam menuntutHukuman bagi koruptor?

Sejauh ini, menurut Ibu/Bapak seberapa adil atau tidak adil jaksa dalam menuntut hukuman bagi koruptor di pengadilan?

100

60

70

80

90

31.741.0

18.630

40

50

60

3.1 5.6

18.6

0

10

20

Sangat adil Cukup adil Kurang adil Sangat tidak adil Tidak tahu/tidakjawab

Sejauh ini lebih banyak yang merasa jaksa tidak adil dalam menuntut hukuman bagi koruptor

Survei Nasional (Okt_10)

23

Seberapa adil Hakim dalammenghukum koruptor di pengadilan?

Sejauh ini, seberapa adil atau tidak adil hakim dalam menghukum koruptor di pengadilan?

100

60

70

80

90

33.741.4

16 630

40

50

60

3.0 5.3

16.6

0

10

20

Sangat adil Cukup adil Kurang adil Sangat tidak adil Tidak tahu/tidakjawab

Sejauh ini lebih banyak yang menilai bahwa hakim juga dinilai tidak adil dalam menjatuhkan hukuman pada para koruptor.

Survei Nasional (Okt_10)

24

Hukuman bagi koruptorHukuman bagi koruptor

Secara umum, lepas dari jabatan dan jumlah korupsi yang dilakukan, seberapa berat seharusnya seorang koruptor dihukum untuk menciptakan rasa takut melakukan korupsi di

negara kita?

100

60

70

80

90

20.9

39.2

15.78 5 13.020

30

40

50

8.52.7

0

10

Dihukum mati Dihukumseumur hidup

Dihukum 20tahun

Dihukum 5-10tahun

Dihukum dibawah 5

Tidaktahu/tidak

tahun jawab

.Koruptor umumnya dihukum di bawah 5 tahun, dan hukuman iniMencedrai hamir semua rakyat.

Survei Nasional (Okt_10)

25

y

Hukuman bagi pejabat tinggi yang melakukan korupsi

Seberapa berat pejabat tinggi atau tertinggi negara seperti Presiden, wakil presiden, anggota DPR, anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), pejabat Bank Indonesia, aparat penegak hukum seperti hakim, jaksa, dan polisi, yang terbukti melakukan korupsi harus dihukum?

100

60

70

80

90

19.8

43.3

14.87 6

12.520

30

40

50

7.62.1

12.5

0

10

Dihukum mati Dihukumseumur hidup

Dihukum 20tahun

Dihukum 5-10tahun

Dihukum dibawah 5

Tidaktahu/tidak

tahun jawab

.

Survei Nasional (Okt_10)

26

TEMUANTEMUAN

Polisi jaksa dan hakim dinilai tidak punya integritas Polisi, jaksa, dan hakim dinilai tidak punya integritas. Mereka dipercaya korup dan tidak kebal dari suap.Penuntutan jaksa pada seorang yang didakwa

l k k ti d k k i d h k melakukan tindakan korupsi, dan hukuman yang dijatuhkan hakim terhadapnya sejauh ini dinilai kurang atau tidak adil.Rakyat sangat kecewa, dan karena itu mereka menginginkan koruptor dihukum seberat-beratnya untuk menciptakan rasa takut terhadap perbuatan p p pkorupsi.Mayoritas rakyat menghendaki agar koruptor dihukum setidaknya seumur hidup.setidaknya seumur hidup.

Survei Nasional (Okt_10)

27

KesimpulanKesimpulan

Rakyat menilai bahwa penegakan hukum secara Rakyat menilai bahwa penegakan hukum secara umum di negara kita semakin buruk.Hampir semua rakyat merasakan begitu banyak k i di i ikorupsi di negara ini.Sejalan dengan itu rakyat menilai bahwa kinerja pemerintah dalam upaya memberantas korupsi cenderung semakin buruk.Publik menilai bahwa aparat-aparat penegak hukum tidak punya integritas. Lembaga-lembaga mereka tidak punya integritas. Lembaga lembaga mereka tidak mampu mencegah mereka dari tindakan korupsi dan dari suap.Hukuman terhadap koruptor sejauh ini dinilai tidak Hukuman terhadap koruptor sejauh ini dinilai tidak adil.

Survei Nasional (Okt_10)

28

LanjutanLanjutan …

Rakyat umumnya menginginkan koruptorRakyat umumnya menginginkan koruptordihukum seberat-beratnya, setidak-tidaknya dihukum seumur hidup untukt da ya d u u seu u dup u tumenciptakan efek jera atau rasa takutmelakukan tindakan korupsi.Apakah aparat dan lembaga-lembagaterkait mau mendengarkan keinginanrakyat ini? rakyat ini? Jangan sampai kekecewaan dan kemarahanrakyat membuat mereka melakukanrakyat membuat mereka melakukanpenghakiman sendiri pada para koruptor.

Survei Nasional (Okt_10)

29

Jl. Lembang Terusan D-57, Menteng - Jakarta Pusat 10310 Telp. (021) 391 9582, Fax (021) 391 9528

Website: www.lsi.or.id, Email: [email protected]