keterkaitan antara sifat-sifat demografi.docx

Upload: mahviroviviandriani

Post on 03-Mar-2016

69 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPopulasi dan jumlah penduduk di suatu wilayah selalu berubahpergerakannya, tidak tetap seiring dengan perjalanan waktu.Pertambahan pendudukterjadi karena angka kelahiran dan angka kematian tidak seimbang, dimana angkakelahiran lebih besar dari angka kematian.Pertambahan penduduk juga dipengaruhiselisih angka penduduk yang masuk dan keluar dalam suatu wilayah.Persebaran atau distribusi penduduk penduduk disuatu wilayah atau negara juga tersebar tidak merata, hal ini menambah deretan masalah kepadatan penduduk.Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan sebagainya.Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan.Selain itu pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk membangun areal industri, perkebunan, dan pertanian.Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk.Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukungkehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesiatidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulaupulaulain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yanglebih tinggi dibandingkan dengan di Kalimantan, Papua, Sulawesi, danSumatra.Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya.Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan berlebihan, maka dapat berakibatpada terjadinya tekanan-tekanan penduduk.Jadi, meskipun pada suatu daerah memilikidaya dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayahtersebut dalam mendukung keberlangsungan kehidupan selanjutnya.Thomas Robert Maltus,seorang sosiolog Inggris, mengemukakan teori yang berjudulEssay on The Principle of Population.Maltus menyimpulkan bahwa pertambahan penduduk mengikutideret ukur, sedangkan pertambahan produksi pangan mengikutideret hitung.Jadi semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin tinggi pula kebutuhan pangan.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:1. Interelasi faktor-faktor demografi terhadap persebaran penduduk (menurut WilburZelensky)?2. Konsep faktor-faktor demografi dan persebaran penduduk?3. Interelasi faktor-faktor demografi terhadap persebaran penduduk?4. Permasalahan persebaran penduduk di Indonesia dan solusinya?

1.3 Tujuan PenulisanAdapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:1. Untuk mengetahui interelasi faktor-faktor demografi terhadap persebaranpenduduk (menurut Wilbur Zelensky)2. Untuk mengetahui konsep faktor-faktor demografi danpersebaran penduduk3. Untuk mengetahuiinterelasi faktor-faktor demografiterhadap persebaran penduduk4. Untuk mengetahui permasalahan persebaran penduduk diIndonesia dan solusinya

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Interelasi Faktor-faktor Demografi Terhadap Persebaran Penduduk (MenurutWilbur Zelensky)2.1.1 Hubungan Di Dalam Sifat Demografi (Menurut Wilbur Zalensky)Banyak dimensi dan sifat dari populasi manusia selain dari ukurannya yangharus dideskripsikan, dijelaskan dan diinterpretasikan dengan baik sehingga dapatdipahami oleh masyarakat yang mana berimbas pada keunikan geografis dalammasyarakat itu sendiri. Hal ini tidak akan cukup jika hanya dengan menjelaskanbagaimana dan mengapa karakteristik populasi ini seperti kelihatannya sekarang. Sifattimbal-balik dari populasi yang terjadi dan berimbas pada fenomena geografis harusdiidentifikasi lebih lanjut agar bias didapatkan hasil analisis geografis yang lebihlengkap.Jika angka mutlak dan distribusi relative dari masyarakat telah disetujui denganbukti dan detil yang lengkap, hal ini semata untuk tujuan ilustratif. Secara kasar,beberapa hasil analisis yang sama telah diaplikasikan pada sekian banyak topic demografi yang telah seringkali dipakai. Ini benar terjadi bahwa topik yang membahastentang jumlah populasi merefleksikan hampir pada semua orang atau lapisanmasyarakat, yang mana kelimpahan informasi yang berikatan telah tersedia pada subjektersebut, dan topic ini seringkali menjadi yang paling strategis karena dapat dengancepat dan efektif menunjukkan jalan ke banyak aspek geografi penduduk.Subjek manapun yang sama sulitnya dengan geografi penduduk membutuhkanidentifikasi lebih lanjut pada isu-isu yang penting, yang dalam hal ini elemen lain yangberhubungan dengan fenomena ini bergantung pada kesensitifitasannya pada kondisiyang bermacam yang akan sangat berharga untuk tujuan diagnosa masalah. Meskipunjumlah penduduk dan distribusi seringkali membantu berjalannya fungsi ini, cara initerkadang tidak cocok dengan topik yang lain yang masih berhubungan. Perubahanpopulasi mungkin saja dapat menjadi subjek sentral untuk banyak bagian dari duniakontemporer; tatanan etnik, komposisi perumahan, struktur jabatan, atau karakteristikmigrasi yang mungkin sangat penting dalam situasi manapun.Penelitian yang umum danmandiri, pemilihan panitia khusus dari hampir semua poin strategis dari fungsi ini sangatdibutuhkan untuk pemilihan awal untuk penelitian regional secara khusus dalam geografipenduduk.Untungnya, sifat populasi hampir selalu berhubungan antara satu dengan yanglain. Berdasarkan definisi dasarnya yang membawa mereka menuju keadaannya saat ini.Dengan hubungannya saat ini yang sanagat erat kaitannya dengan aspek biologi,sosiologi, dan lainnya maka aspek populasi akan meningkat dengan pesat.

2.1.2 Organik Dan Asosiasi Universal Lain Antar Sifat Populasi (Menurut Wilbur Zelinsky)Apa hubungan sifat di antara karakteristik populasi? Tiga atau empat jenis hubungan dapat dideteksi. "Mari kita mulai dengan hubungan organik yang ditentukan sifat demografis, sifat demografis ini adalah universal dan tergantung pada biologi dasar manusia, dengan variasi antara ras manusia yang salah satunya antara kelalaian atau keraguan. Risiko kematian akibat penyakit organik atau menular sangat bervariasi terhadap usia, mencapai maksimal pada awal masa kelahiran, setelah itu menurun drastis, dan meningkat secara bertahap setelah tingkat minimum pada masa kanak-kanak dan remaja ke tingkat akhir saat usia tua. Seperti usia tertentu tingkat kematian dapat diamati dalam setiap kelompok yang cukup besar untuk meminimalkan efek dari faktor yang acak, meskipun tingkat tersebut dapat digelapkan sesekali oleh epidemi yang besar atau kematian kekerasan dalam skala besar.Selain itu, sebuah fisiologi yang berbasis perbedaan jenis kelamin pada angka kematian mendukung perempuan saat usia paruh baya dan tua (serta pada periode janin), dan hubungan dekat yang ada antara usia atau jenis kelamin di satu sisi dan penyebab kematian atau risiko yang menimbulkan salah satu dari daftar panjang penyakit di sisi yang lain. Keproduktifan dari kedua jenis kelamin ini, sebagian besar, ditentukan oleh usia, maka, kejadian melahirkan sangat terkait dengan usia tua, yang diperjelas, tentu saja, oleh praktek-praktek seksual dari budaya tertentu dan adat perilaku reproduksi tersebut di dalam atau di luar pernikahan. Dalam semua masyarakat urutan pekerjaan terjadi dalam perjalanan siklus kehidupan. Meskipun identitas urutan ini sangat bervariasi, keberadaannya jelas terkait dengan perubahan dalam kapasitas fisik dan mental individu yang berlangsung selama rentang hidupnya.Hubungan lainnya dari sifat populasi adalah perilaku dan kemungkinannya hubungan ini khususnya aspek sosial dan ekonomi mereka-adalah yang paling memprihatinkan bagi ahli demografi tersebut. Mereka ditangani secara sistematis dalam banyak risalah yang baik, di antaranya hal berikut ini bisa sangat dianjurkan: Departemen Sosial PBB, Divisi Kependudukan, Penentu dan Konsekuensi Pemantau Kependudukan: Sebuah Ringkasan Temuan Penelitian pada Hubungan antara Perubahan Kependudukandan Kondisi Ekonomi dan Sosial (New York, 1953), T. Lynn Smith, Dasar-Dasar StudiKependudukan (1'hilaclclphia: Lip pincott , 1960); William Petersen, Populasi (New York: Macmillan, 1961).Budaya di asalnya, namun begitu luas bahwa mereka diambil begitu saja.Faktanya, banyak dari perilaku yang bersangkutan mungkin menjadi naluriah sebanyak yang diketahui.Misalnya, sifat bekerja yang dilakukan oleh laki-laki dapat bervariasi secara drastis dari yang dilakukan oleh perempuan.Melahirkan anak adalah mungkin satu-satunya tugas yang diragukan oleh perempuan, namun laki-laki memiliki control eksklusif ketika berperang, jenis yang lebih berbahaya dari berburu, dan kegiatan agresif lainnya membutuhkan kecakapan fisik.Hampir semua tugas yang diberikan secara tegas digambarkan sebagai laki-laki atau perempuan, walaupun ada pekerjaan tertentu yang dapat dialokasikan untuk kedua jenis kelamin, tergantung pada adat istiadat suatu masyarakat tertentu.Keluarga (dengan atau tanpa pernikahan resmi) merupakan fenomena universal yang lainnya, hal tersebut berfungsi sebagai sosial dasar, seksual, reproduksi, pendidikan, dan sampai saat ini, unit ekonomi suatu masyarakat. Tidak adanya organisasi keluarga yang normal atau keseimbangan normal suatu jenis kelamin- situasi yang ditemukan dalam masyarakat perbatasan yang baku, populasi institusional, atau kekerasan tertentu yang mengganggu kelompok-akan menyebabkan kesuburan yang rendah, struktur usia yang berubah, dan kondisi pekerjaan dan migrational yang agak ekstrim.Meskipun hubungan sebelumnya merupakan dasar, penting, dan universal, mereka disaingi (dan umumnya melebihi) secara signifikan dan jauh kalah jumlah oleh korelasi antara sifat-sifat demografis khusus untuk masyarakat tertentu. Beberapa jenis hubungan individu dapat diulang dengan sedikit perubahan dari satu tempat ke tempat yang lain, tapi secara keseluruhan, mereka unik untuk daerah atau orang tertentu,. Jelas, banyak hubungan yang besar benar-benar hilang di antara masyarakat yang kurang berteknologi maju karena karakteristik yang diperlukan sama sekali tidak ada. Masyarakat relatif tidak rumit di mana orang hidup dengan.berburu dan mengumpulkan atau di mana mereka beroperasi pada tahap lebih sederhana dari pembangunan pertanian. Kota tidak ada dalam masyarakat ini, maka, populasi tidak dibagi kedalam komponen perkotaan dan pedesaan.Baik itu tulisan maupun pendidikan formal yang telah dikembangkan, sehingga perbedaan pendidikan atau keaksaraan itu tidak ada. Hanya sebuah saran yang samar pada kelas sosial atau spesialisasi pekerjaan adalah bukti-kecuali yang ditetapkan berdasarkan jenis kelamin dan usia.Pendapatan moneter hanya memiliki sedikit, jika ada, makna, dan tidak ada perbedaan yang berarti dalam standar kehidupan atau kondisi perumahan. Masing-masing kelompok biasanya ras homogen, dan semua anggota berbicara dangan bahasa yang sama dan memegang kepercayaan agama yang sama (baik bahasa dan agama mungkin terbatas kepada kelompok yang bersangkutan). Meskipun masyarakat sebagai.keseluruhan bias berubah dari satu tempat ke tempat lain, hampir tidak ada individu atau keluarga bermigrasi masuk atau keluar dari masyarakat, maka tidak ada migrasi dalam arti sosialkecuali para tawanan perang atau pengantin yang diambil dari masyarakat sekitar.

2.1.3 Korelasi Status Residential dengan Komposisi Penduduk (Menurut Wilbur Zelinsky)Sebuah masyarakat yang lebih kompleks, berkembang dari kemajuan teknologi, memperluas daftar kategori di mana populasi dapat diklasifikasikan, dan sangat menguatkan asosiasi antara kategori ini. Semua hubungan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelas besar: yang pada dasarnya logis dan fungsional, dan random atau sewenang-wenang. Di antara yang pertama, empat kelompok asosiasi utama, yaitu yang berdasarkan tempat tinggal, status migrasi, kelas, dan pekerjaan, dapat dideteksi dalam masyarakat yang relatif maju. Hal ini ada di samping universal, hubungan organik yang sudah dibahas (usia kematian, seks kematian, usia dan jenis kelamin-morbiditas, usia kesuburan, dan usia-pekerjaan), tapi mungkin sering terjerat dengan mereka.Status Residential adalah dasar untuk apa yang mungkin sistem yang paling mencolok dari asosiasi sifat. Grup berubah saat mereka berevolusi dari pedesaan yang tegas, masyarakat terpencil ke masyarakat pedesaan yang semakin terkena pengaruh metropolitan, melalui desa-desa yang menambah ukuran dan kompleksitas, sampai jajaran 'kota-kota kecil dan menengah sampai konurbasi terbesar. Selain sebuah peningkatan yang besar dalam kepadatan penduduk, salah satu memperhatikan sebuah peningkatan kompleksitas fungsi dan, dengan demikian, struktur kerja; keragaman yang lebih besar dari ras dan etnis, bahasa, dan agama daripada yang biasanya ditemukan di desa-desa negara kecil menjadi terlihat sebagai pertumbuhan kota. Pendapatan rata-rata dan standar hidup cenderung jelas lebih tinggi di kota-kota daripada di daerah pedesaan, namun penyimpangan dari norma juga cenderung lebih luas, Struktur kelas kota menyimpang jauh dari yang ada di daerah pedesaan tetapi biasanya tidak begitu dalam cara yang hanya berlaku untuk suatu wilayah tertentu. Populasi perkotaan sangat berbeda dari kelompok pedesaan dalam hal usia dan komposisi jenis kelamin; umumnya ada sebuah representasi kuat orang dewasa yang muda dan ketidakseimbangan jenis kelamin. Hampir di manamana, kesuburan perkotaan dan ukuran keluarga telah jauh di bawah tingkat desa, kadangkadang sangat banyak; dan mobilitas rakyat kota telah sangat tinggi sebagai pertumbuhan metropolis terutama oleh migrasi dari pedesaan dan dari kota-kota lain. Tingkat kematian, pola morbiditas, struktur perkawinan, dan penyebab kematian berbeda di kota-kota dan daerah pedesaan, tetapi karena mereka bervariasi melalui waktu dan dari tempat ke tempat, generalisasi luas menjadi tidak mungkin. Kota, sebagai sebuah kelas, telah terdaftar lebih kuat tingkat positifnya dari pertumbuhan bersih daripada yang dimiliki oleh traktat perdesaan, dan semakin besar kota, besar pada umumnya, semakin besar pula peningkatan absolut dan relatifnya. Hampir setiap indeks tindakan prestasi sosial-ekonomi kota lebih baik dari pedesaan: melek huruf, pencapaian pendidikan, atau persentase angkatan kerja dalam profesi dan pekerjaan lainnya yang relatif maju. Atau daerah perkotaan lebih unggul dalam bidang perumahan yang kurang jelas, tetapi ada perbedaan mencolok antara jenis perumahan perkotaan dan pedesaan di setiap masyarakat, arah dan sifat dari perbedaan ini lagi-lagi sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Untuk setiap negara urban, sistem diferensiasi internal dalam kota individu juga dapat dikemukakan, terutama di kota-kota yang lebih besar; kita bisa membuat asosiasi yang berbeda antara sifat-sifat di satu sisi dan lingkungan kota, dalam hal usia, fungsi, atau lokasi, di sisi lainnya. Namun, aturan dasar untuk suatu anatomi demografi kota berbeda.

2.1.4 Keterkaitan Fungsional Diantara Ciri Ciri Populasi Demografis: Migrasi, Kelas, Dan PekerjaanAntara budaya kota yang berbeda-beda, membuatnya tak putus harapan untukmencari generalisasi yang valid. Ciri-ciri yang lain, secara fungsinya, dari gejala migrasi,dimana sebuah populasi dengan pelengkap migrasi yang relatif komplit sepertinya, secararadikal, supaya berbeda dari seseorang yang sudah menetap. Perbedaan antara imigrandan residual group bisa mengantarkan pada keseluruhan karakter demokrafis, tapi padadasarnya perbedaan-perbedaan yang tergantung pada alasan spesifik mengapa merekapindah itu, membuat penyamarataan yang berbahaya. Di satu sisi, volume migrasi,tanggal, durasi, sumber, jarak, motivasi, ukuran kebebasan, dan faktor-faktor yang lainharus dipertimbangkan sebelum membentuk hubungan antara migrasi dan strukturpopulasi. Ketika dasar yang dibutuhkan itu lengkap, maka analisis demikian bisa memberikan wawasa yang luas mengenai populasi baik migran maupun masyarakatsetempat.Dua tipe pergaulan di depan sangat menarik perhatian ahli geografi karenamereka sering bertemu dengan hal yang demikian. Beberapa bagian dunia yang sangatpenting sangat jelas di peta populasi karena banyaknya karakter militan, contohnya jalurtiga daerah industri perkotaan yang sangat besar merenggangkan tenggara bagian timurmelintasi eropa dari Belgium sampai ukraina bagian tengah, bagian tengah inggris,Amerika bagian timur laut, daerah pinggiran ukraina bagian tenggara, pusat kota italibagian timur laut, atau pusat Ihonshu bagian tenggara. Penduduk yang terkemuka adalahzona luas yang karakternya sangat pedalaman; tapi ketika orang pedalaman dan orangperkotaan bercampur, biasanya seseorang bisa mengenal populasinya dengan gampangdari segi tempat tinggal, kontrasnya area perkotaan dan pedalaman dalam strukturpopulasi. Dengan cara yang sama, sangat mudah untuk mengidentifikasi zona yang kuat,dan gigih sebagai pengetahuan manusia and to mendeteksi perbedaan yang signifikansecara geografis dalam populasi itu. Tidak ada guananya kukatakan, ada asumsi,walaupun tidak lengkap, meliputi identitas masyarakat dan tempat yang diklasifikasimenurut skala kota, pedalaman, dan migrasi.Asosiasi fungsional yang lain sebenarnya tak terlalu begitu penting bagi ahligeografi, mekipun hal ini menjadi sangat penting bagi ahli demografi. Untuk kalanganmenengah dan menengah-kebawah, yang status ekonominya berdasarkan padapenghasilan, kekuasaan atau gengsi, membawa dampak pada kecocokan dengan persepsiahli demografi dengan jenis yang bermacam-macam dari suatu budaya ke budaya yanglain. Umumnya, semakin tinggi jumlah lelaki di masyarakat, semakin rendah pula tingkatkematian dan kelahrian yang terjadi, mobilitas spasial yang tinggi, perumahan perkotaan,dan fasilitas rumah yang memadai; hal inilah yang menjadikan pola yang tak baik untukorang-orang yang hidup dibawahnya, yang mana dari kalangan yang terpelajar yangmembutuhkan masa belajar atau sekolah yang lebih lama dan memiliki lebih dari satukeahlian yang dapat membawanya menuju pekerjaan yang bergengsi.Meskipun tidak mungkin untuk dilakukan penilaian tingkatan dari terendah ketertinggi, namun benar terjadi bahwa setiap jabatan tinggi atau industri membawakonsekuensi demografi masing-masing.Sifat ini dihubungkan dengan kelas atau jabatan yang harusnya distratifikasikan di kalangan sosial, dan sangat jarang terjadi ketikapenempatan area yang dilakukan di area kossong lebih tinggi daripada yang dapat dilihatsecara samar-samar. Sejak ekspresi spasial mereka masih tak jelas dan seringkali dibatasioleh faktor genetis yang lain yang lebih sensitif pada lokasinya, para ahli geografi hanyamemperhatikan pada kelas dan jabatan di pupulasi yang mereka pelajari saat ini.

2.1.5 Ras, Bahasa, Dan Agama Sebagai Faktor Demografi (Menurut Wilbur Zelinsky)Fungsi asosiasional yang lain di tengah sifat pupulasi dipusatkan pada ras,bahasa, agama, dan diperluas pada jenis kelamin, yang mana merupakan suatu kualifikasiyang acak dan bahkan tidak rasional.Jelas bahwa sangat banyak perbedaan di antara ras,bahasa dan agama, namun sangat sedikit perbedaan yang kelihatan yang lebih signifikan.Penelitian intensif telah gagal, yang pada awalnya berusaha untuk mengungkapperbedaan dan menghilangkan hal tersebut yang maan menyangkut kapasitas moral danmental pada ras yang bermacam.Masalah pada bahasa yang digunakan para kalangan atasdengan kalangan bawah atau dengan masalah agama merupakan masalah yang sangatsulit. Suatu bahasa mungkin dapat mengekspresikan lebih baik daripada yang lain, atauagama yang dibawa sejak lahir mungkin terlalu besar berpengaruh pada satu jalur danmengerdilkan yang lain. Dinilai dari kesuksesan relatif dari bahasa tersebut danteologinya secara umum merupakan suatu pendapat yang pasti berbeda antara satu denganyang lain. Di kasus manapun, beberapa ras maupun bahasa ataupun agama memlikikekuatannya masing-masing yang pada umumnya karena jejak sejarah yang lebih kuatdaripada yang lain dan bukan karena superioritas ataupun inferioritas.Contohnya adalah, silahkan ambil buku kontemporer British East Africa,dimana populasinya telah distratifikasikan secara kaku di di seluruh jalur ras yang manajuga membedakan antara ras, bahasa dan kelas sosial. Semakin rendah strata sosial yangterbentuk pada penduduk asli Afrika yang berbicarqa dengan bahasa Bantu atau Sudandan telah menjelajahi agama suku tradisional mereka, kecuali pada minoritas umatKristen. Di beberapa level yang lebih tinggi, sekelompok kecil dari penduduk IndianTimur, yang mayoritasnya beragama Hindu, masih berbicara dengan bahasa asli mereka.Di level tertinggi, sekelompok kecil orang eropa menganut agama Kristen dan berbicarabahasa inggris. Struktur Demografis masing-masing suku dari tiga komunitas memilikicara yang khusus. Dan sebagai karakter populasi bisa dinilai secara kuantitatif, merekamemiliki status social yang bersifat kesukuan.Diantara planet-planet yang tidak terbatas jumlahnya yang mungkin memilikikondisi fisik yang sama dengan bumi dimana kehidupan manusia itu, sangatlah mungkinterdapat sebuah daerah di suatu planet dimana masyarakatnya sama dengan orang inggrisdan afrika. Mungkin saja terdapat sebuah masyarakat negro yang dapat berbicara bantudan melekat pada hinduisme atau cara pemujaan masyarakat Afrika, sementara itumasyarakat yang lebih sedikit mungkn terdiri dari masyarakat Kristen yang berkulit putihdan coklat dan mereka berbicara bahasa Inggris. Meskipun hal tersebut berbandingterbalik dengan masyarakat Afrika timur sekarang, tetapi masih banyak jenis-jenissifat/karakter yang berhubungan dengan masyarakat, status migrasi, kelas, dan jabatan.Dalam hal tertentu, seseorang dapat mengamati banyak bagian dari grup-grup pentingdunia tentang cirri-ciri demograsi yang termasuk di dalamnya adalah suku, bahasa, danagama. Karena perkumpulan seperti ini memiliki area yang berbeda.Mereka dapatmenjadi ahli bumi yang handal.

2.1.6 Sebuah Pendekatan Terhadap Bentuk Geografis Dari Daerah Penduduk (MenurutWilbur Zelinsky)Salah satu tujuan utama dari adanya geografi penduduk adalah untuk mengertitempat penduduk yang bervariasi tentang tempat mereka, peenyebab, resiko, dan diatassemua itu adalah interaksi mereka dengan masyarakat lain secara budaya dan fisik dengandemikian menghasilkan kepribadian geografis bagi masing-masing penduduk dunia. Duapendekatan yang dapat diterapkan telah dianalisa terhadap pola pendistribusian tentangkarakteristik penduduk dan mempelajari perbedaan genetika tentang karakteristik tersebut.Meskipun dua teknik tersebut berguna, tetapi masih dibutuhkan kerangka yanglebih komprehensif yang dapat menggabungkan metode yang satu dengan metode yanglain sehingga menghasilkan hasil yang optimal dengan wacana ilmiah tingkat tinggi dananalisis geografi yang dapat dicapai. Kerangka kerja yang bersifat metodologi seharusnyadapat memberikan pemahaman kepada siswa.Dan juga pengertian tentang lokasi dalamruang dan waktu dengan fenomena yang telah diteliti sebelumnya. Jika bagian kecil darisebuah Negara sedang diteliti, interkoneksi antara penduduknya dan Negara secarakeseluruhan seharusnya dapat dilihat dan jika sebuah Negara sedang diteliti, maka sebuahmetodologi yang ideal akan menjelaskan dengan gambling perbedaan dan kesamaantentang penduduk tersebut yang bertentangan dengan Negara-negara yang lain. Sebuahmetodologi yang berhasil harus membahas microregion dan macroregion, dan jugatentang dunia dan hal tersebut harus dapat memberikan kecepatan dalam hal menunjukanarah dan tingkat perubahan.Selain itu, hal tersebut juga harus mengarah pada tafsirangeografis yang terluas dan terdalam dari kenyataan jumlah penduduk.Hal tersebut mengharapkan banyak dari metodologi apapun.Apa yangditawarkan disini adalah, frankly, sebuah model experiment yang mengisyaratkan pengetahuan. Mungkin, kita tidak memiliki cara penyelesaian yang bagus selamabeberapa tahun. Meskipun beberapa penelitian telah menunjukan bahwa banyak materiyang hilang akan dihasilkan dalam waktu yang dekat. Dalam menjaga kerumitan darikenyataan tersebut, sistim ini tidak menawarkan formula yang sederhana yang dapatdigunakan tanpa persiapan kerja. Sama dengan gangguan kepada mereka yangmembayangkan dunia dalam bentuk pola pengulangan adalah penemuan yang manasetiap daerah digambarkan melalui sistim ini disebut istilah umum dan itu hanya dalamcara yang terbatas yang mana hal tersebut meniru cirri-ciri dari daerah lain.Rencana yang diusulkan tersebut menerapkan baik daerah dari tempat terkecilsampai Negara terbesar atau suku-suku atau penduduk lain termasuk mereka yangterasingkan. Jumlah penduduk geografi masyarakat Finlandia atau Cina sangatlah berbedadari masyarakat yang tinggal di Negara Finlandia ataupun Cina.Kedua pendekatantersebut tentu saja benar, penelitiannya bergantung pada sasaran penelitian. Untukmenghindari pengulangan yang tidak perlu, harus dipahami terlebih dahulu ketika istilaharea, daerah, atau sinonimnya Nampak. Seseorang mungkin membaca jumlahpenduduk, rubah,grup etnik atau istilah yang sama. Area pengelompokan dari hasililmu bentuk tubuh yang diusulkan sangat berguna tidak hanya bagi jumlah pendudukgeografi tetapi juga untuk cabang-cabang geografi ekonomi dan kebudayaan yang lain.

2.2 Konsep Faktor-Faktor Demografi Dan Persebaran Penduduk2.2.1 Faktor-faktor DemografiFaktor-faktor demografi meliputi tiga hal, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi(migrasi masuk dan migrasi keluar). Kelahiran akan menambah jumlah penduduk,sedangkan kematian akan mengurangi jumlah penduduk. Migrasi adalah perpindahanpenduduk dari satu daerah ke daerah lain. Migrasi masuk akan menambah jumlahpenduduk, sedangkan migrasi keluar akan mengurangi jumlah penduduk.Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempatyang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakanperpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasiinternal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satunegara saja. Alasan yang menyebabkan manusia atau seseorang melakukan aktivitas migrasi:a) Alasan PolitikKondisi perpolitikan suatu daerah yang panas atau bergejolak akan membuat pendudukmenjadi tidak betah atau kerasan tinggal di wilayah tersebut.b) Alasan Sosial KemasyarakatanAdat-istiadat yang menjadi pedoman kebiasaan suatu daerah dapat menyebabkanseseorang harus bermigrasi ke tempat lain baik dengan paksaan maupun tidak.Seseorang yang dikucilkan dari suatu pemukiman akan dengan terpaksa melakukankegiatan migrasi.c) Alasan Agama atau KepercayaanAdanya tekanan atau paksaan dari suatu ajaran agama untuk berpindah tempat dapatmenyebabkan seseorang melakukan migrasi.d) Alasan EkonomiBiasanya orang miskin atau golongan bawah yang mencoba mencari peruntungandengan melakukan migrasi ke kota. Atau bisa juga kebalikan di mana orang yang kayapergi ke daerah untuk membangun atau berekspansi bisnis.e) Alasan lainContohnya seperti alasan pendidikan, alasan tuntutan pekerjaan, alasan keluarga, alasan cinta, dan berbagai lain sebagainya.Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya.Sedangkan paritas merupakan jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati (still live) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran. Kemampuan fisiologis wanita untuk memberikan kelahiran atau berpartisipasi dalam reproduksi dikenal dengan istilah fekunditas.Tidak adanya kemampuan ini disebut infekunditas, sterilitas atau infertilitas fisiologis.Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyatadari seseorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkutbanyaknya bayi yang lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya, merupakan potensi fisik untukmelahirkan anak.Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas. Natalitas mempunyai arti samadengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas mencakup peranan kelahiranpada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran padaperubahan penduduk dan reproduksi manusia.Pengetahuan yang cukup dapat dipercaya mengenai proporsi dari wanita yangtergolong subur dan tidak subur belum tersedia.Ada petunjuk bahwa di beberapamasyarakat yang dapat dikatakan semua wanita kawin dan ada tekanan sosial yang kuatterhadap wanita/ pasangan untuk mempunyai anak, hanya sekiat satu atau dua persen sajadari mereka yang telah menjalani perkawinan beberapa tahun tetapi tidak mempunyaianak.Seorang wanita dikatakan subur jika wanita tersebut pernah melahirkan palingsedikit seorang bayi.Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas(kematian) karena seorang wanita hanya meninggal sekali, tetapi dapat melahirkan lebihdari seorang bayi.Kompleksnya pengukuran fertilitas ini karena kelahiran melibatkan duaorang (suami dan istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang yangmeninggal).Seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat ituorang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi.Sebaliknya, seorang wanita yangtelah melahirkan seorang anak, tidak berarti resiko melahirkan dari wanita tersebutmenurun.Menurut PBB dan WHO, mortalitas (kematian) adalah hilangnya semua tanda-tandakehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlahkematian (naik turunnya) di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macamfaktor keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atauindikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah.Faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas (kematian) dibagi menjadi dua yaitu:a) Faktor langsung (faktor dari dalam), yang meliputi:a. Umurb. Jenis kelaminc. Penyakitd. Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri.b) Faktor tidak langsung (faktor dari luar), yang meliputi:a. Tekanan, baik psikis maupun fisikb. Kedudukan dalam perkawinanc. Kedudukan sosial-ekonomid. Tingkat pendidikane. Pekerjaanf. Beban anak yang dilahirkang. Tempat tinggal dan lingkunganh. Tingkat pencemaran lingkungani. Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakitj. Politik dan bencana alam.

2.2.2 Faktor-Faktor Persebaran PendudukFaktor-faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk pada tiap-tiap daerahatau negara meliputi:1. Faktor Fisiografis, penduduk selalu memilih tempat tinggal yang tanahnya subur, reliefbaik, dan cukup air.2. Faktor Biologi, pertumbuhan penduduk di setiap daerah dipengaruhi oleh perbedaantingkat kematian, tingkat kelahiran, dan angka kelahiran.3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi, daerah yang masyarakatnya maju/pola berpikirnyabagus dan keadaan pembangunan fisiknya maju akan tumbuh lebih cepat dibandingkandengan daerah yang terbelakang.Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi persebaran penduduk pada tiap-tiapdaerah atau negara adalah:1. Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.2. Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanyatidak disenangi sebagai tempat tinggal.3. Topografi atau bentuk permukaan tanah padaumumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar, 4. Sumber air5. Perhubungan atau transportasi.Kemudian seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa terdapat beberapa factor yang juga mampu mempengaruhi penyebaran penduduk, yaitu faktor pendorong danfaktor penarik. Faktor pendorong dapat disebabkan oleh alasan ekonomi, politis danagama. Contohnya orang Vietnam yang mengungsi, orang Yahudi yang kembali ke Cinasetelah Perang Dunia II, orang islam di India yang beremigrasi massal ke Pakistan. Faktor penarik sifatnya umum, misal propaganda suatu Negara untuk menarik para imigran.Dampak atau akibat dari persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadaplingkungan hidup.Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi exploitasi sumber alamsecara berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan alam.Sebagai contoh adalah hutanyang terus menyusut karena ditebang untuk dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman.Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan adalah:1. Terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang2. Terjadi kekeringan3. Tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi4. Binatang dan hewan yang ada didalam hutan pindah ke kawasan rumah penduduk

2.3 Interelasi Faktor-faktor Demografi Terhadap Persebaran PendudukPersebaran penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematiandan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar maupun ke luar.Persebaran penduduk dapatlah diartikan sebagai pindahnya penduduk dari satu tempat ketempat lain oleh apapun sebabnya, yang akan mengakibatkan terjadinya perubahanpenduduk. Prosesnya dengan imigrasi atau emigrasi dan transmigrasi.Persebaranpenduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu daerah mengalamipenurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal.2.3.1 Pengaruh Fertilitas (Kelahiran) Terhadap Persebaran PendudukBanyak faktor yang mempengaruhi fertilitas (fertilitas) yaitu tingkat pendapatan,biaya anak, jam kerja, usia kawin pertama, tingkat pendidikan (SLTP ke bawah dan SLTPke atas, serta jenis pekerjaan (dalam rumah ataupun luar rumah). Keterkaitan pada pendapatanterhadap fertilitas adalah ketika pendapatan seseorang naik akan semakinbesar pengaruhnya terhadap penurunan fertilitas yang terjadi.Keuntungan financial (materi) dan kebahagiaan yang diperoleh oleh orang tuaapabila mempunyai anak, tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan dalammembesarkan anak. Jika jumlah anak dalam keluarga itu besar, maka biaya dan waktualokasi untuk anak akan besar pula dan hal tersebut dapat membebani orang tuanya. Daribeberapa hasil penelitian tentang fertilitas, dilihat dari segi ekonomi yang menjadi sebabutama tinggi rendahnya fertilitas (fertilitas) adalah beban ekonomi keluarga.Penelitian mengenai kaitan pendidikan wanita dengan kesuburan di beberapanegara, sudah maupun kurang berkembang, mengungkapkan adanya kaitan yang eratantara tingkat pendidikan dengan tingkat kesuburan.Semakin tinggi pendidikan semakinrendah kesuburan begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan maka semakinbesar pula tingkat kesuburannya. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi fertilitasadalah jam kerja yang dihabiskan oleh wanita untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-harinya.Semakin banyak waktu yang dikeluarkan untuk bekerja semakin kecilkemungkinan untuk memperoleh anak.Dan faktor terakhir yang mempengaruhi fertilitasyaitu jenis pekerjaan yang dilakukan di dalam rumah atau di luar rumah. Jika pekerjaandilakukan di dalam rumah maka akan semakin besar pula peluang untuk dapat memilikianak lebih banyak sementara jenis pekerjaan yang dilakukan di luar rumah peluang untukmenambah anak akan semakin kecil dikarenakan intensitas waktu di rumah akanberkurang.New household economics berpendapat bahwa bila pendapatan dan pendidikanmeningkat maka semakin banyak waktu (khususnya waktu ibu) yang digunakan untukmerawat anak.Jadi anak menjadi lebih mahal. Sehingga hal ini dapat mengurangi angkakelahiran (Mundiharno:1997).Sedangkan Menurut Bouge (Lucas:1990) mengemukakan bahwa pendidikanmenunjukkan pengaruh yang lebih kuat terhadap fertilitas dari pada variabel lain. Seorangdengan tingkat pendidikan yang relative tinggi tentu saja dapat mempertimbangkan berapakeuntungan financial yang diperoleh seorang anak dibandingkan dengan biaya yang harusdikeluarkan untuk membesarkannya.Sehingga dapat di simpulkan bahwa faktor pemenuhan kebutuhan ekonomi(pendapatan) dan pendidikan akan mendorong seseorang untuk melakukan migrasi,urbanisasi, ataupun transmigrasi untuk meningkatkan pendapatan maupun memperolehkesempatan belajar (pendidikan) yang lebih baik. Semakin tinggi tingkat pendapatan danpendidikan seseorang, maka akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya fertilitas, dantinggi rendahnya tingkat kelahiran (fertilitas) akan berpengaruh terhadap percepatanpersebaran penduduk.

2.3.2 Pengaruh Mortalitas (Kematian) Terhadap Persebaran PendudukBanyak sekali penyebab dari faktor kematian ini, yang biasanya dipengaruhi olehusia, lingkungan sekitar/tempat tinggal dimana ada atau tidaknya sarana prasaranapendukung kehidupan misalkan makanan, kebersihan serta kesehatan. Selain factor tersebut juga dapat dipengaruhi oleh kejadian luar biasa seperti bencana alam dan kejadianyang tidak terduga lainnya.Biasanya faktor ini hanya berprosentase rendah.Faktor-faktor di atas mampu mendorong dan menarik seseorang untuk melakukanperpindahan tempat menuju daerah yang lebih baik dengan pertimbangan utamanya adalahmenghindari terjadinya peristiwa yang terduga atau bencana alam. Proses tinggi rendahnyaperpindahan tersebut akan mempengaruhi persebaran penduduk pada suatu wilayahtertentu.

2.3.3 Pengaruh Migrasi Terhadap Persebaran PendudukSeperti yang telah di uraikan di atas bahwa penduduk Indonesia bersifat highlyimmobile, tidak banyak berpindah-pindah untuk menetap di luar daerah kelahiran merekakalau tidak terpaksa atau dipaksa untuk pindah.Istilah berpindah ini disebut migrasi, yaituperpindahan ke luar dari batas daerah kebudayaan seseorang.Pengertian ini lebih tepatuntuk kondisi migrasi di Indonesia, yang pada umumnya mobilitas penduduk Indonesiabersifat merantau dengan tujuan mencari mata pencaharian yang lebih baik, bersifatsementara dan punya harapan kembali ke kampung halaman.Migrasi yang tidakberdasarkan sikap serta harapan untuk kembali ke kampung halaman asli, terjadi padamasyarakat batak toba akibat terlalu padat penduduknya sekitar tahun 1930.Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ketempat lainnya. Dalam banyak kasus, organisme bermigrasi untuk mencari sumbercadangan-makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan makanan yang mungkinterjadi karena datangnya musim dingin atau karena kepadatan penduduk. Selain migrasiada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas. Pengertian Mobilitas ini lebihluas daripada migrasi sebab mencakup perpindahan wilayah secara permanen dansementara.Migrasi ini merupakan akibat dari keadaan lingkungan seklitar yang kurangmenguntungkan bagi dirinya. Sebagai akibat dan keadaan alam yang kurangmenguntungkan menimbulkan terbatasnya sumberdaya yang mendukung pendudukdidaerah tersebut. Sehingga untuk mememuhi kebutuhan tersebut, kebanyakan daripenduduk akan melakukan migrasi dengan harapan memperoleh kehidupan yang eratkaitannya dengan kesejahteraan dari lingkungan alam yang lebih baik danmenguntungkan.Sehingga semakin berkurangnya sumber daya alam, menyempitnya lapanganpekerjaan, adanya tekanan atau diskriminasi politik, agama dan ras, tidak cocok denganadat, budaya, dan kepercayaan di daerah asalnya, dan adanya bencana alam (banjir, gempabumi, gunung meletus, wabah penyakit akan mampu mendorong seseorang untukbermigrasi, dan Semakin tinggi tingkat migrasi penduduk yang disebabkan oleh factor fisiologis, biologi, kebudayaan dan teknologi seperti bencana alam, daerahnya kritis,daerahnya terlalu padat, dan adanya proyek pembangunan pemerintah, alasan keamanan(adanya pemberontakan), mencari nafkah, ikatan keluarga (pernikahan) dan bersekolah.,maka akan berpengaruh pada tingkat percepatan pemerataan persebaran penduduk padasuatu daerah.

2.3.4 Pengaruh Ras, Agama, Dan Bahasa Terhadap Persebaran PendudukAda kecenderungan dari masyarakat untuk mendiami suatu daerah tertentu karenarasa kesukuan dan keagamaan yg tinggi. Misalnya suku atau agama tertentu lebih senangmemilih tempat tinggal yang sama dengan orang orang yg sesuku atau seagama denganmereka, begitu pula dengan bahasa.Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani.Padahal hidup mereka umumnya miskin.Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam juga sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang lama. Selain itu, sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang menimbulkan sikap etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan dan juga berakibat pada tidak meratanya persebaran penduduk.

2.4 Persebaran penduduk di IndonesiaPersebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatanpenduduk Indonesia yang tidak merata. Sekitar 60% penduduknya tinggal di Pulau Jawayang hanya memiliki luas 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia. Secara umum,tingkat kepadatan penduduk atau population density dapat diartikan sebagai perbandinganbanyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah atau wilayah yang ditempati berdasarkansatuan luas tertentu.Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam, berikutini:a. Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian. Kepadatan penduduk berdasarkanlahan pertanian dapat dibedakan atas kepadatan penduduk agraris dan kepadatanpenduduk fisiologis. b. Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yangbekerja di sektor pertanian dengan luas lahan pertanian.c. Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk total (baikyang bermata pencaharian sebagai petani ataupun tidak) dengan luas lahan pertanian.Kepadatan penduduk di tiap-tiap wilayah Indonesia tidaklah sama, hal ini tentusaja menimbulkan permasalahan kependudukan. Permasalahan ini terkait denganpenyediaan sarana dan prasarana sosial, kesempatan kerja, stabilitas keamanan, sertapemerataan pembangunan.Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk mengetahui adatidaknya gejala kelebihan penduduk (overpopulation), untuk mengetahui pusat-pusataglomerasi penduduk, serta untuk mengetahui penyebaran dan pusat-pusat kegiatanekonomi maupun budaya. Informasi-informasi tersebut pada akhirnya akan digunakansebagai dasar perencanaan pembangunan di tiap-tiap daerah.Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakinsempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknyabanyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumberdaya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatanpertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakanpembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antaralain karena pulau Jawa Sebagai pusat pemerintahan, Sebagian besar tanahnya merupakantanah vulkanis yang subur, Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehinggabanyak tersedia lapangan kerja, Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan, Memilikisarana komunikasi yang baik dan lancar.

2.5 Upaya Mengatasi Persebaran Peduduk Yang Tidak MerataPersebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan.Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dariwaktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatanpenduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota besarseperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampakburuk terhadap lingkungan hidup seperti Munculnya permukiman liar, Sungai-sungaitercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh masyarakat maupun daripabrik-pabrik industri, Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri,Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran dan lain-lain.Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah, Upaya-upaya tersebut meliputi:a. Pemerataan pembangunan.b. Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerahpedesaan.c. Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya danKalimantan. Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlahpenduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah pendudukIndonesia. Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakanprogram transmigarasi. Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu Meratakan persebaranpenduduk di Indonesia, Peningkatan taraf hidup transmigran, Pengolahan sumber dayaalam, Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, Menyediakan lapangankerja bagi transmigran, Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa, Meningkatkanpertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.Sedangkan untuk mengatasi kepadatan penduduk, pemerintah menggalakkanprogram transmigrasi. Adapun jenis-jenis transmigrasi yang ada adalah:a) Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung pemerintahditujukan untuk penduduk yang memenuhi syarat.b) Transmigrasi spontan/swakarsa, yaitu transmigrasi yang seluruh pembiayaannyaditanggung sendiri. Pemerintah hanya menyediakan lahan pertanian dan rumah.c) Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang dilakukan dalam satu wilayah provinsi.d) Transmigrasi khusus/sektoral, yaitu transmigrasi yang dilakukan karena pendudukterkena bencana alam.e) Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desaberikut pejabat-pejabat pemerintahan desa.Untuk mengatur kelahiran penduduk, pemerintah menggalakkan programKeluarga Berencana dalam rangka mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia danSejahtera (NKKBS).Program KB juga mengarah pada catur warga, yaitu keluarga yangterdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak.Ternyata program KB di Indonesia berhasilsangat baik dan bahkan dijadikan contoh oleh banyak negara untuk mengatasi masalahkependudukan.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanPersebaran penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian danperpindahan penduduk (migrasi). Perpindahan penduduk atau migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan sekitar yang kurang menguntungkan dan menimbulkan terbatasnya sumberdaya yang mendukung penduduk didaerah tersebut. Sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, kebanyakan dari penduduk akan melakukan migrasi dengan harapan memperoleh kehidupan yang erat kaitannya dengan kesejahteraan dari lingkungan alam yang lebih baik dan menguntungkan.Selain itu, penyebab tidak meratanya pesebaran penduduk juga karena adanya kecenderungan dari masyarakat untuk mendiami suatu daerah tertentu karena rasa kesukuan dan keagamaan yg tinggi. Misalnya suku atau agama tertentu lebih senang memilih tempat tinggal yang sama dengan orang orang yg sesuku atau seagama dengan mereka, begitu pula dengan bahasa.Kepadatan penduduk di tiap-tiap wilayah Indonesia tidaklah sama, hal ini tentu saja menimbulkan permasalahan kependudukan. Permasalahan ini terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana sosial, kesempatan kerja, stabilitas keamanan, serta pemerataan pembangunan.Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk mengetahui ada tidaknya gejala kelebihan penduduk (overpopulation), untuk mengetahui pusat-pusat aglomerasi penduduk, serta untuk mengetahui penyebaran dan pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya. Informasi-informasi tersebut pada akhirnya akan digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan di tiap-tiap daerah.

3.2 SaranPemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kotakotabesar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup sepertiMunculnya permukiman liar dan kumuh (Slum Area), Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangansampah baik oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untukmeratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah, upaya-upaya tersebut meliputi pemerataan pembangunan, penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan, dan pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Brem, Peper. Pertumbuhan Penduduk Jawa, Penerbit Bratara 1975.Breman, J.C. Djawa Pertumbuhan Penduduk dan Struktur Demografis. Penerbit Bhratara,1971.Daldjoeni, N, Masalah Registrasi di Indonesia, Ekonomi dan Keuangan di Indonesia, VolXXII, No. 4 Desember 1975.Kementrian Kesehatan RI, Pendaftaran Penduduk, Kelahiran dan Kematian di Indonesia,Tahun 1975.Prawiro, Ruslan H., Kependudukan Teori, Fakta dan Masalah, Bab IV, Bandung: Alumni,1979.