keterampilan pemeriksaan tht

16
Keterampilan Pemeriksaan THT Sasaran Belajar Keterampilan 1. Mengenal alat-alat pemeriksaan telinga. 2. Mampu melakukan standar pemeriksaan telinga dengan baik. 3. Mengetahui kelainan pada organ telinga dan dapat melakukan tes pendengaram dengan garputala. 4. Mengenal alat-alat pemeriksaan hidung. 5. Mampu melakukan pemeriksaan hidung sesuai dengan standar kompetensi dokter. 6. Mengetahui kelainan pada hidung dan sinus paranasal. 7. Mengeal alat-alat pemeriksaan tenggorokan 8. Mampu melakukan standar pemeriksaan tenggorakan dengan baik. 9. Mengetahui kelainan pada organ tenggorokan. PENDAHULUAN Untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit atau kelainan dibidang ilmu penyakit THT diperlukan kemampuan dan keterampilan melakukan anamnesis dan pemeriksaan organ-organ tersebut. Anamnesis yang terarah diperlukan untuk menggali lebih dalam dan lebih luas keluhan utama pasien. Dengan melakukan anamnesis yang terarah kita dapat mengetahui kelainan yang sungguh diderita pasien. Tidak semua yang dikeluhkan pasien kepada pemeriksa (dokter) memiliki makna dalam membentuk diagnosis. Untuk itulah, dengan perlahan kita perlu mendengar keluhan pasien dengan

Upload: ken-ssd

Post on 12-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Keterampilan Pemeriksaan THT

TRANSCRIPT

Page 1: Keterampilan Pemeriksaan THT

Keterampilan Pemeriksaan THT

Sasaran Belajar Keterampilan

1. Mengenal alat-alat pemeriksaan telinga.

2. Mampu melakukan standar pemeriksaan telinga dengan baik.

3. Mengetahui kelainan pada organ telinga dan dapat melakukan tes pendengaram dengan

garputala.

4. Mengenal alat-alat pemeriksaan hidung.

5. Mampu melakukan pemeriksaan hidung sesuai dengan standar kompetensi dokter.

6. Mengetahui kelainan pada hidung dan sinus paranasal.

7. Mengeal alat-alat pemeriksaan tenggorokan

8. Mampu melakukan standar pemeriksaan tenggorakan dengan baik.

9. Mengetahui kelainan pada organ tenggorokan.

PENDAHULUAN

Untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit atau kelainan dibidang ilmu penyakit THT

diperlukan kemampuan dan keterampilan melakukan anamnesis dan pemeriksaan organ-organ

tersebut.

Anamnesis yang terarah diperlukan untuk menggali lebih dalam dan lebih luas keluhan utama

pasien. Dengan melakukan anamnesis yang terarah kita dapat mengetahui kelainan yang sungguh

diderita pasien. Tidak semua yang dikeluhkan pasien kepada pemeriksa (dokter) memiliki makna

dalam membentuk diagnosis. Untuk itulah, dengan perlahan kita perlu mendengar keluhan

pasien dengan cermat, dan menggali sumber keluhan pasien yang menjadi penyebab keadaan

sakit pasien tersebut. Untuk mendapatkan kemampuan dan keterampilan ini, pemeriksa perlu

latihan yang berulang.

I. ANAMNESIS TELINGA

Dalam melakukan anamnesis penyakit telinga, pertama kita harus mengetahui keluhan utama

dari pasien tersebut,

Page 2: Keterampilan Pemeriksaan THT

Adapun keluhan utama penyakit telinga dapat berupa :

1. Gangguan pendengaran / pekak (Tuli).

2. Suara berdenging / berdengung (Tinitus).

3. Rasa pusing yang berputar (Vertigo).

4. Rasa nyeri di dalam telinga (Otalgia)

5. Keluar cairan dari telinga (Otore)

Daftar keluhan di atas merupakan keluhan utama yang biasanya dikeluhkan oleh pasien

dengan penyakit telinga. Tidak cukup hanya mengetahui keluhan utama saja, namuin

pemeriksa perlu menggali lagi informasi mengenai keluhan utama pasien yaitu :

1. Gangguan pendengaran / pekak (Tuli).

Bila pasien mengeluhkan hal ini perlu ditanyakan apakah keluhan tersebut terjadi pada

satu atau kedua telinga. Apakah terjadi secara tiba-tiba atau apakah keluhan tersebut

bertambah berat secara bertahap dan sudah berapa lama diderita pasien. Perlu juga

ditanyakan apakah ada riwayat trauma kepala, telinga tertampar, trauma akustik, terpajan

bising, pemakaian obat ototoksik sebelmnya atau pernah menderita penyakit infeksi virus

seperti :parotitis, influenza berat dan meningitis. Apakah gangguan pendengaran ini

diderita sejak bayi sehingga terdapat juga ganggua bicara dan komunikasi. Pada orang

dewasa tua perlu ditanyakan apakah gangguan ini lebih terasa di tempat bising atau di

tempat yang lebih tenang.

2. Suara berdenging / berdengung (Tinitus).

Keluhan telingga berbunyi (Tinitus) dapat berupa suara berdengung atau berdenging,

suara yang disarakan berada di kepala atau di telinga. Terdengar di satu sisi atau di kedua

telinga. Apakah tinitus ini disertai dengan gangguan pendengaran dan keluhan pusing

berputar.

3. Rasa pusing yang berputar (Vertigo).

Keluhan vertigo merupakan gangguan keseimbangan dan rasa ingin jatuh. Perlu

ditanyakan apakah disertai rasa mual, muntah, rasa penuh ditelinga, atau telinga

berdengenging yang mungkin kelainannya terdapat di labirin. Bila keluhan vertigo

disertai keluhan neurologis seperti disartri, gangguan penglihatan, kemungkinan letak

kelainannya di sentral. Apakah keluhan ini timbul pada posisi kepala tertentu dengan

berkurang bila pasien berbaring dan akan timbul lagi bila bangun dengan gerakan yang

Page 3: Keterampilan Pemeriksaan THT

cepat. Terkadang keluhan vertigo akan timbul bila ada kekakuan di otot-otot leher. Perlu

juga ditanyakan riwayat penyakit lain seperti : diabetes mellitus, hipertensi,

arteriosclerosis, penyakit jantung, anemia,kanker, sifilis, dapat juga menimbulkan

keluhan vertigo.

4. Rasa nyeri di dalam telinga (Otalgia)

Pada keluhan otalgia, perlu ditanyakan apakah nyeri terasa ditelinga kanan atau kiri dan

sudah berapa lama pasien merasakan nyeri tersebut. Nyeri alih (Referred pain) dapat

berasal dari rasa nyeri di gigi molar atas, sendi mulut, dasar mulut, tonsil atau tulang

servikal. Hal tersebut akibat dari persarafan yang sama oleh saraf sensoris yang berasal

dari organ-organ tersebut.

5. Keluar cairan dari telinga (Otore)

Secret yang keluar dari telinga disebut otore. Perlu ditanyakan apakah secret ini keluar

dari satu atau kedua telinga. Apakah disertai rasa nyeri atau tidaka dan sudah berapa lama

dirasakan pasien. Sekret yang sedikit biasanya berasal dari infeksi di liang telinga luar

dan sekret yang banyak dan bersifat mukoid umumnya berasal dari telinga tengah. Bila

berbau busuk menandakan adanya kolesteatom. Bila bercampur darah harus dicurigai

adanya infeksi akut yang berat ataukah tumor. Bila cairan yang keluar jernih harus

waspada cairan likuor serebrospinal.

II. ANAMNESIS HIDUNG

Keluhan utama penyakit atau kelainan di hidung dapat berupa :

1. Sumbatan hidung

2. Sekret di hidung dan tenggorokan

3. Bersin

4. Rasa nyeri di daerah muka dan kepala

5. Perdarahan dari hidung

6. Gangguan penghidu

Keluhan utam di atas perlu di kembangkan lagi untuk mendapatkan ketepatan diagnosis yang

akurat, antara lain :

1. Sumbatan hidung

Page 4: Keterampilan Pemeriksaan THT

Sumbatan hidung dapat terjadi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu perlu anamnesis

yang teliti seperti apakah keluhan sumbatan ini terjadi terus menerus atau hilang timbul,

pada satu atau kedua lubang hidung atau bergantian. Adakah sebelumnya riwayat kontak

dengan bahan allergen seperti debu, tepung sari, bulu binatang, trauma hidung,

pemakaian obat tetes hidung dekongestan untuk jangka waktu yang lama, perokok atau

peminum alkohol yang berat. Apakah mulut dan tenggorokan merasa kering.

2. Sekret di hidung dan tenggorokan

Sekret di hidung pada satu atau kedua rongga hidung, bagaimana konsistensi sekret

tersebut, encer, bening seperti air, kental, nanah atau bercampur darah. Apakah sekret ini

keluar hanya pada pagi hari atau pada waktu-waktu tertentu misalnya pada musim hujan.

Sekret hidung yang disebabkan karena infeksi hidung biasanya bilateral, jernih sampai

purulent. Sekret yang jernih seperti air dan jumlahnya banyak khas untuk alergi hidung.

Bila sekretnya kuning kehijauan biasanya berasal dari sinusitis hidung dan bila

bercampur darah dari satu sisi hati-hati adanya tumor hidung. Pada anak bila sekret hanya

pada satu sisi hidung dan berbau, kemungkinan terdapat benda asing di hidung. Sekret

dari hidung yang turun ke tenggorokan disebut sebagai post nasal drip kemungkinan dari

sinus paranasal.

3. Bersin

Bersin yang berulang-ulang merupakan keluhan pasien alergi hidung. Perlu ditanyakan

apakah bersin ini timbul akibat menghirup sesuatu yang diikuti keluaar sekret yang encer

dan rasa gatal di hidung, tenggorokan, mata dan telinga.

4. Rasa nyeri di daerah muka dan kepala

Rasa nyeri di daerah muka dan kepala yang ada hubungannya dengan keluhan di hidung.

Nyeri di daerah dahi, pangkal hidung, pipi, dan tengah kepala dapat merupakan tanda-

tanda infeksi sinus (sinusitis). Rasa nyeri atau berat ini dapat timbul bila menundukan

kepala dan dapat berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari.

5. Perdarahan dari hidung

Perdarahan dari hidung disebut epistaksis dapat berasal dari bagian anterior rongga

hidung atau dari bagian posterior rongga hidung. Perdarahan dapat berasal dari satu atau

kedua lubang hidung. Sudah berapa kali dan apakah mudah dihentikan dengan cara

Page 5: Keterampilan Pemeriksaan THT

memencet hidung sebelumnya. Perlu ditanyakan adanya riwayat penyakit kelainan

darah, hipertensi, dan pemakaian obat-obat anti koagulansia.

6. Gangguan penghidu

Ganguan penghidu dapat berupa hilangnya penciuman (anosmia) atau berkurang

(hiposmia). Perlu ditanyakan apakah sebelumnya ada riwayat infeksi hidung, infeksi

sinus (sinusitis), trauma kepala dan keluhan ini sudah berapa lama dikeluhkan pasien.

III. ANAMNESIS TENGGOROKAN

Pada tenggorok keluhan secara garis besar dibagi menjadi dua organ, yaitu Faring dan

Laring. Kedua organ ini dapat menimbulkan dua keluhan utama yang berbeda pula antara

lain :

1. Keluhan pada organ Faring.

Keluhan utama pada organ faring dapat berupa :

a. Nyeri tenggorok

Keluhan ini dapat hilang timbul atau menetap. Apakah nyeri tenggorok ini disertai

demam, batuk, serak, dan tenggorok terasa kering. Apakah pasien merokok dan

berapa jumlah batang rokok yang dikonsumsi dalam satu hari.

b. Nyeri menelan (Odinofagia)

Nyeri menelan merupaka rasa nyeri di tenggorok waktu gerakan menelan. Apakah

rasa nyeri ini dirasakan sampai ke telinga.

c. Rasa banyak dahak di tenggorokan

Adanya dahak di tenggorok merupakan keluhan yang sering timbul akibat adanya

inflamasi di hidung dan faring. Apakah dahak ini berupa lendir saja, nanah atau

bercampur darah. Dahak ini dapat turun dan keluar dibatukan atau terasa turun di

tenggorok.

d. Sulit menelan (disfagia)

Pada pasien dengan keluhan sulit menelan perlu ditanyakan sudah berapa lama

hal tersebut terjadi dan jenis makanan cair atau padat. Apakah disertai muntah dan

berat badan menurun dengan cepat.

e. Rasa ada yang menyumbat atau mengganjal

Page 6: Keterampilan Pemeriksaan THT

Rasa sumbatan di tenggorokan dapat ditanyakan sudah berapa lama menderita hal

tersebut dan tempatnya terdapat dimana.

2. Keluhan pada organ Laring.

a. Suara serak

Suara serak (disfoni) atau suara tidak keluar (Afoni) sudah berapa lama diderita

pasien dan apakah sebelumnya pasien menderita peradangan di hidung atau

tenggorok. Apakah keluhan disertai dengan batuk, rasa nyeri, dan penurunan berat

badan.

b. Batuk

Sudah berapa lama pasien menderita batuk dan apakah ada faktor pencetus batuk

tersebut seperti rokok, udara yang kotor serta kelelahan. Apakah yang dibatukan

daha kental, encer, berwarna kuning kehijauan ataukah bening. Apakah terdapat

bercak darah pada dahak tersebut.

c. Disfagia

Sulit menelan (disfagia) juga dapat ditemukan pada kelainan di organ laring,

sudah berpa lama diderita pasien. Apakah bergantung dari jenis makanan padat

atau cair dan apakah keluhan ini bertambah berat.

d. Rasa ada sesuatu di leher

Keluhan terasa ada sesuatu di leher sering dikeluhkan pasien. Perlu ditanyakan

sudah berapa lama diderita pasien dan adakah keluhan lain yang menyertai serta

hubungannya dengan kelelahan mental dan fisik.

I. PEMERIKSAAN TELINGA

1. Pendahuluan

Proses mendengaar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun telinga dalam

bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang koklea. Getaran tersebtu

menggetarkan membrane timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang

pendengaran dan getaran tersebut dihantarkan ke koklea yang terdapat di telinga dalam.

Di koklea terjadi mekanisme transformasi dari rangsangan mekanik dalam bentuk getaran

suara menjadi rangsangan biokimia dalam bentuk neurotransmiter yang diteruskan ke

saraf pendengaran hingga ke otak menjadi persepsi bunyi. Pada pasien yang menderita

Page 7: Keterampilan Pemeriksaan THT

kelainan pendengaran perlu dicari simber penyebabnya melalui pemeriksaan telinga,

apakah kelainannya terdapat pada bagian organ pendengaran atau pada saraf. Berikut

adalah pembahasan mengenai pemeriksaan telinga bertujuan mengetahui sumber

penyebab gangguan pendengaran pada pasien.

2. Anatomi Telinga

Untuk menemukan penyebab kelainan telinga pada pasien perlu diketahui pemeriksa

mengenai anatomi telinga manusia agar memudahkan pemeriksa membayangkan letak

kelainannya.

Secara umum organ telinga dibagi menjadi beberapa bagian antara lain yang perlu

diketahui pemeriksa, antara lain :

a. Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga hingga berakhir pada

membrane timpani.

Daun telinga terdiri dari tulan rawan elastin dan kulit, sedangkan liang telinga

yang berbentuk huruf ‘S’ memiliki rangka tulan rawan pada sepertiga bagian luar,

sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya

liang telinga ini kira-kira 2,5-3 cm.

Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat kelenjar serumen.

b. Telinga tengah

Telinga tengah berbentuk kubus dengan batas-batas sebagai berikut :

Batas luar : membrane timpani

Batas depan : tuba eustachius

Batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis)

Batas atas : tegmen timpani (meningen / otak)

Batas dalam berturut-turut dari atas kebawah kanalis semi sirkulari

horizontal

Kanalis fasialis, tingkap lonjok (oval window), tingkap lonjong (round window)

dan promontorium.

Membrane timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang

telinga. Membrane timpani memiliki 2 bagian. Bagian atas disebut pars flaksida,

sedangkan bagian bawah yang disebut pars tensa. Pada bagian pars tensa terdapat

Page 8: Keterampilan Pemeriksaan THT

bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani yang disebut

umbo. Dair umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) yang merupakan

pantulan cahaya dari luar ke membrane timpani. Membrane timpani terbagi atas 4

regio yang berfungsi untuk diagnosis dan terapi penyakit pada telinga.

Pada telinga tengah terdapat tulang pendengaran yang saling berhubungan melalui

persendian. Tulang pendengaran ini berfungsi untuk menghantarkan getaran yang

berasal dari energy bunyi yang disalurkan dari membrane timpani sampai tingkap

lonjong dan organ koklea. Selain yang telah disebutkan sebelumnya ada terdapat

antrum mastoid yang dihubungkan dengan aditus ad antrum menuju telinga

tengah dan ruangan nasofaring.

c. Telinga dalam

Telinga dalam terdapat koklea (rumah siput) dan organ vestibuler yang terdiri dari

3 buah kanalis semisirkularis. Kedua organ ini saling berhubungan dan

mengandung cairan yang berbeda yang penting fungsinya dalam jalur

pendengaran. Pada irisan melintang organ koklea terdapat 3 bagian ruang yang

disebut skala. Skala vestibuli terdapat pada organ atas, skala timpani terdapat

pada bagian bawah dan skala media terdapat diantaranya. Pada dasar skala

vestibule terdapat membran vestibule sedangkan dasar skala media adalah

membrane basalis, yang terkandung organ corti. Pada skala media adalah

membrane basalis, yang terkandung organ corti. Pada skala media terdapat bagian

yang disebut membrane tektoria dna membrane basal.

3. Persiapan Alat Pemeriksaan telinga

Sebelum melakukan pemeriksaan telinga perlu dipersiapkan alat khusus pemeriksaan

telinga, antara lain :

a. Lampu kepala

b. Corong telinga

c. Otoskop

d. Pelilit kapas

e. Pengait serumen

f. Pinset telinga

g. garputala

Page 9: Keterampilan Pemeriksaan THT

4. Pemeriksaan Telinga

Setelah alat pemeriksaan telinga dipersiapkan, pemeriksa sudah dapat melakukan

pemeriksaan telinga. Permeriksa dapat menempatkan pasien di bangku pemeriksaan.

Perlu diperhatikan posisi duduk antara pemeriksaan dan pasien. Posisi pasien duduk

dengan posisi badan condong kedepan dan kepala pasien harus lebih tinggi dari kepala

pemeriksa. Posisi kedua kaki pemeriksa berda disamping sisi kaki pasien pada telinga

yang akan diperiksa.

Cara memegang telinga :

Telinga kanan dipegang dengan tangan kiri, aurikula (daun) kanan ditarik ke belakang

atas untuk meluruskan liang telinga luar. Aurikula dipegang dengan jari ke 1 dan 2, jari

ke 3, 4 dan 5 untuk fiksasi diletakan pada mastoid. Cara ini juga berlaku sebaliknya pada

telinga kiri.

Urutan pemeriksaan telinga dimulai dari daun telinga, liang telinga luar, dan test

pendengaran dengan garputala.

a. Daun Telinga

Mula-mula dilihat keadaan dan bentuk daun telinga, daerah belakang daun

telinga. Apakah terdapat kelainan seperti :

- Kelainan kongenital (microtia dan fistula)

- Kelainan infeksi (kista dan radang tulang rawan daun telinga)

- Kelainan lain (hematom/perichondritis/pseudo kista)

b. Liang Telinga Luar

Untuk memeriksa liang telinga luar, pertama-tama pemeriksa harus membuka

jalan saluran telinga yang membentuk huruf ‘S’ hingga lurus sehingga dapat

dilihat isis liang telinga luar. Untuk itu pemeriksa perlu menarik daun telinga

pasien ke arah atas lalu ke belakang dan dipertahankan posisi tersebut.

Kemudian pemeriksa menilai isi liang telinga luar pasien, antara lain :

- Dinding liang telinga

Apakah liang telinga luar pasien lapang. Artinya oemeriksa dapat

melihat liang telinga hingga tampak gendang telinga pasien.

Apakah terdapat massa pada liang telinga luar, seperti serumen, dan

benda asing.

Page 10: Keterampilan Pemeriksaan THT

Perhatikan diding liang telinga luar, apakah terdapat luka, perdangan,

dan furunkel.

Bila normal (tidak ditemukan kelainan) disebut liang telinga lapang. Bila ada

infeksi (Otitis Eksterna) liang telinga sempit, ada sekret / tidak, sebutkan

konsistensi sekret : kental/cair, warnanya, berbau/tidak.

- Membrane timpani

Untuk memeriksa membrane timpani lebih baik gunakan otoskop agar

gambaran membrane timpani lebih jelas.

Bentuk ‘oval’ dengan sumbu panjangnya condong kemuka

Perhatikan warna dari membran timpani. Membrane timpani yang baik

berwarna seperti ‘mutiara’.

Bagian tengah sentrum pars-tensa agak cekung, titik tengah pars-tensa

disebut ‘umbo’.

Dari titik umbo ke-margo-tympani bagian depan tampak satu pantulan

cahaya berbentuk ‘segi-tiga’, disebut ‘reflek-cahaya’. Cirinya

berbentuk segitiga yang mengarah ke anterior inferior dengan puncak

yang tegak lurus dengan umbo.

Perhatikan adanya warna lain selain warna yang normal. Merah

terdapat peradangan, kuning terdapat infeksi jamur, dan lainnya.

Apakah membrane timpani intak. Bila lubang perforasi tentukan

lokasinya.

Apakah ada cairan yang keluar dari liang telinga tengah melalui

membrane timpani.

Bila normal membrane timpani utuh, reflex cahaya +. Perhatikan warna, ada

retraksi/tidak, perforasi ada/tidak dan letak perforasi. Ada sekret/tidak,

serosa/purulen, bau ada/tidak.

Refleks cahaya :

- Berbetuk segitiga sama kaki

- Puncak pada umbo

- Basis di margo timpani

- Axis tegak lurus manubrium mallei

Page 11: Keterampilan Pemeriksaan THT

- Letak di kwadran antero-inferior