kesimpulan iv

3
BAB III PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil pembahasan kelompok IV mengenai Mieloma multipel : 1. penyakit ini merupakan tumor dari sistem limfohemopoietik dimana terjadi proliferasi ganas sel plasma monoklonal yang menghasilkan imunoglobulin. 2. Karakteristiknya adalah proliferasi berlebihan dalam sumsum tulang, matriks tulang terdestruksi dan produksi imunoglobulin abnormal dalam jumlah besar. 3. Terjadi pada lansia, puncak insiden pada usia 60 – 80 tahun. Pasien berusia kurang dari 40 tahun hanya menempati 2-3 %. Temuan epidemiologis pada kulit hitam amerika insiden nya lebih tinggi dari etnis lainnya. 4. Etiologi belum jelas tetapi beberapa riset mengatakan berkaitan dengan genetik, radiasi, infeksi, stimulasi antigen. 5. Manifestasi klinis akibat infasi sel plasma ganas ke sumsum tulang berupa nyeri tulang sebagai gejala utama, tersering pada regio dorsolumbal costa dan kranium. Bisa juga ditemukan benjolan ditulang pipi, terjadi destruksi masif tulang yang disertai dekalsifikasi sehingga kalsium darah meninggi, fungsi miokard atau ginjal dapat terganggu. Juga dapat ditemukan depresi terhadap unsur lain sumsum tulang (eritrosit, leukosit, trombosit) 25

Upload: superclass-michael-sisko

Post on 21-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

simpul

TRANSCRIPT

Page 1: Kesimpulan IV

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil pembahasan kelompok IV mengenai Mieloma multipel :

1. penyakit ini merupakan tumor dari sistem limfohemopoietik dimana terjadi proliferasi

ganas sel plasma monoklonal yang menghasilkan imunoglobulin.

2. Karakteristiknya adalah proliferasi berlebihan dalam sumsum tulang, matriks tulang

terdestruksi dan produksi imunoglobulin abnormal dalam jumlah besar.

3. Terjadi pada lansia, puncak insiden pada usia 60 – 80 tahun. Pasien berusia kurang

dari 40 tahun hanya menempati 2-3 %. Temuan epidemiologis pada kulit hitam

amerika insiden nya lebih tinggi dari etnis lainnya.

4. Etiologi belum jelas tetapi beberapa riset mengatakan berkaitan dengan genetik,

radiasi, infeksi, stimulasi antigen.

5. Manifestasi klinis akibat infasi sel plasma ganas ke sumsum tulang berupa nyeri

tulang sebagai gejala utama, tersering pada regio dorsolumbal costa dan kranium.

Bisa juga ditemukan benjolan ditulang pipi, terjadi destruksi masif tulang yang

disertai dekalsifikasi sehingga kalsium darah meninggi, fungsi miokard atau ginjal

dapat terganggu. Juga dapat ditemukan depresi terhadap unsur lain sumsum tulang

(eritrosit, leukosit, trombosit) hingga timbul gejala pucat, tidak bertenaga, letih,

mudah terinfeksi dan diatesis hemoragis.

6. Manifestasi akibat globulin abnormal dalam darah dan jaringan berupa sindrom

hiperviskositas darah, volume besar globulin abnormal diekskresi lewat ginjal dapat

menimbulkan obtruksi tubuli renal dan gangguan fungsi ginjal. Dapat juga ditemukan

sedimentasi globulin abnormal dijaringan yang menimbulkan amiloidosis. Pada

pasien ditemukan penurunan imunitas tubuh.

7. Pemeriksaan penunjang mencakup :

a. Pemeriksaan laboratorium dimana melihat keadaan profil darah, ditemukan

adanya anemia. Kemudian melihat laju endap darah yang ditemukan

meninggi. Dalam sumsum tulang juga dapat ditemukan sel plasma bertambah

banyak dan bentuknhya abnormal. Dilakukan juga elektroforesis protein

serum yang menunjukkan keadaan imunnoglobulin. Yang dilanjutkan dengan

25

Page 2: Kesimpulan IV

pemeriksaan protein Bence-Jones yang ditemukan dalam urin pasien. Yang

diakhiri oleh pemeriksaan biokimia darah.

b. Pemeriksaan sinar-X yang ditemukan lesi osteolitik multipel ditulang pipih

dan ujung proksimal tulang panjang.

8. Terapi terdiri dari :

a. Terapi umum yang bertujuan untuk memberi kenyamanan kepada pasien

kemudian hindari dehidrasi, hiperklasemia dan infeksi.

b. Kemoterapi tujuannya membasmi sel tumor, menurunkan komponen M. Saat

ini terapi terhadap mieloma terutama memakai kemoterapi kombinasi yaitu

regimen MP, regimen M2, regimen VAD.

c. Kemoterapi dosis tinggi didukung transplantasi sel stem hemopoietik.

d. Terapi imunologis dan tertuju sasaran mencakup terapi interferon, terapi

antibodi monoklonal, obat penghambat angiogenesis dan inhibitor proteasom.

e. Radioterapi

f. Terapi terhadap komplikasi

9. Prognosis : penyakit ini bersifat progresif, bila tidak diterapi.

SARAN

1. Pada pasien yang masih distadium awal disarankan untuk rutin menjalani

pemeriksaan dan terapi agar penyakitnya tidak progresif.

2. Pada pasien yang sudah kronis dianjurkan untuk menjalani kemoterapi dosis tinggi.

3. Untuk masyarakat diharapkan melakukan medical chek-up secara rutin, juga

menerapkan pola hidup sehat.

4. Para dokter diharapkan lebih menguasai tentang penyakit ini, terutama pada saat

melakukan penatalaksanaan.

5. Dokter dituntut lebih berkompeten dan bersifat konservatif terhadap masyarakat.

26