bab iv kesimpulan dan saran a. kesimpulandigilib.isi.ac.id/1848/4/bab iv.pdf · 2017. 6. 12. ·...

6
114 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui beberapa pembahasan di bagian terdahulu, maka sekarang kita sampai pada kesimpulan dariseluruh pembahasan tersebut. Penulis yang merupakan sutradara dalam pertunjukan Sarip Tambak Oso ini telah melalui banyak sekali tahapan yang panjang hingga akhirnya sampai pada hari pementasan. Pertunjukan Sarip Tambak Oso merupakan sebuah pertunjukan yang terlahir karena kerja teater bersama yang melibatkan banyak sekali unsur yang ada di setiap tahap yang dilalui proses ini. Mulai dari pemilihan naskah yang bermuara ke Sarip Tambak Oso, pemilihan pemain, pendukung, hingga membicarakan proses kreatif bersama dengan tim lain demi mewujudkan pertunjukan Sarip Tambak Oso yang diharapkan. Dalam proses kreatif pertunjukan Sarip Tambak Oso ini ada beberapa hal yang tepat dipakai di pertunjukan ini, termasuk teori pementasannya, dan beberapa poin yang dirasa perlu sedikit penyesuaian. Misalnya dalam pemilihan bentuk pertunjukan yang menggunakan teori Brechtian dengan teater epiknya karena pertunjukan tradisi bisa digolongkan ke dalam bentuk pertunjukan Brecht. Dalam penggunaan epic Brecht pun tidak bisa sekedar memakai teori, tapi penulis dan tim kreatif berusaha mencari benang merah yang tepat antara teori teater Epic Brecht dengan ludruk yang akan dibawakan. Tapi di dalam penentuan teori pementasan, UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulandigilib.isi.ac.id/1848/4/BAB IV.pdf · 2017. 6. 12. · 114 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN . A. Kesimpulan . Setelah melalui beberapa pembahasan

114

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melalui beberapa pembahasan di bagian terdahulu, maka sekarang kita

sampai pada kesimpulan dariseluruh pembahasan tersebut. Penulis yang merupakan

sutradara dalam pertunjukan Sarip Tambak Oso ini telah melalui banyak sekali

tahapan yang panjang hingga akhirnya sampai pada hari pementasan. Pertunjukan

Sarip Tambak Oso merupakan sebuah pertunjukan yang terlahir karena kerja teater

bersama yang melibatkan banyak sekali unsur yang ada di setiap tahap yang dilalui

proses ini. Mulai dari pemilihan naskah yang bermuara ke Sarip Tambak Oso,

pemilihan pemain, pendukung, hingga membicarakan proses kreatif bersama dengan

tim lain demi mewujudkan pertunjukan Sarip Tambak Oso yang diharapkan.

Dalam proses kreatif pertunjukan Sarip Tambak Oso ini ada beberapa hal

yang tepat dipakai di pertunjukan ini, termasuk teori pementasannya, dan beberapa

poin yang dirasa perlu sedikit penyesuaian. Misalnya dalam pemilihan bentuk

pertunjukan yang menggunakan teori Brechtian dengan teater epiknya karena

pertunjukan tradisi bisa digolongkan ke dalam bentuk pertunjukan Brecht. Dalam

penggunaan epic Brecht pun tidak bisa sekedar memakai teori, tapi penulis dan tim

kreatif berusaha mencari benang merah yang tepat antara teori teater Epic Brecht

dengan ludruk yang akan dibawakan. Tapi di dalam penentuan teori pementasan,

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 2: BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulandigilib.isi.ac.id/1848/4/BAB IV.pdf · 2017. 6. 12. · 114 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN . A. Kesimpulan . Setelah melalui beberapa pembahasan

115

tidak mengalami kesulitan yang besar. Hanya mencoba untuk tidak stereotip

menggunakan teori Brecht dan terjebak melulu dengan bentuknya saja.

Seperti yang dipahami oleh penulis bahwa teater epic Brecht memiliki tujuan

yang jauh hanya dari sekedar bentuk, yakni penyadaran pada penontonnya, maka

penulis mencoba mencari hal yang kontekstual antara pertunjukan Sarip Tambak Oso

yang berlatar masa penjajahan dengan masa sekarang sehingga muncul kesadaran di

ranah penonton.

Selanjutnya, dalam proses pelatihan keaktorannya pun menemui beberapa

kendala. Pertama adalah kerajinan para aktor untuk dating latihan dan tepat waktu

dirasa masih sangat kurang. Beberapa aktor bahkan sering tidak hadir ketika latihan

dan menyulitkan proses kreatif bagian yang lain di pertunjukan Sarip Tambak Oso

ini. Tetapi pada akhirnya dengan menggunakan pendekatan yang lebih personal pada

para aktornya, soal kerajinan dari para aktor tersebut bisa diperbaiki.

Sementara untuk kemampuan keaktorannya, meski ada beberapa pemain yang

bukan berasal dari teater dan perlu sedikit penyesuaian, penulis berusaha untuk

mencari metode sendiri dalam pelatihan keaktoran bagi para awam teater ini dengan

mempersilahkan mereka menjadi diri mereka sendiri tanpa perlu menjadi tokoh, baru

kemudian perlahan dibentuk sesuai dengan kebutuhan tokoh. Sehingga dalam

penciptaan tokohnya, masih ada sisi “aku” dalam setiap tokoh yang dimainkan para

actor meskipun kemudian tetap ada kombinasi dalam penciptaan tokohnya di masing-

masing aktor.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 3: BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulandigilib.isi.ac.id/1848/4/BAB IV.pdf · 2017. 6. 12. · 114 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN . A. Kesimpulan . Setelah melalui beberapa pembahasan

116

Selain permasalahan dalam soal penentuan teori pertunjukan dan pelatihan

keaktorannya, masalah lain juga dihadapi di beberapa sektor dalam tim kreatif Sarip

Tambak Oso. Masalah tersebut terjadi di bagian musik. Di bagian musik, seperti yang

diinginkan oleh penulis, bahwa ada penggabungan antara musik tradisi dan musik

modern membuat composer terkadang sedikit kebingungan untuk

mengkombinasikannya sehingga menghasilkan komposisi yang tepat untuk tiap

bagian di dalam pementasan Sarip Tambak Oso. Tapi masalah itu pun bisa dilalui

dengan secara intens mencari dan bertukar pikiran dengan beberapa pihak baik yang

terlibat secara langsung di dalam pertunjukan ini atau pun yang tidak secara langsung

terlibat di dalamnya.

Sebagai seorang sutradara, proses latihan dan proses menentukan bentuk

pertunjukan di segala unsur haruslah bisa dipahami bukan saja oleh sutradara sendiri

tapi juga oleh semua peran yang mendukung terjadinya pementasan Sarip Tambak

Oso. Di dalam proses tersebut terdapat proses pengendalian ego dan pencarian bahasa

dan cara yang paling tepat untuk menyampaikan maksud dan tujuan sutradara

sehingga semua komponen pertunjukan mampu memahami apa yang dikehendaki

sutradara. Jika pun kemudian terjadi silang pendapat, sutradara berusaha menerima

dan mencari jalan tengah untuk mengatasi perselisihan tersebut.

Naskah Sarip Tambak Oso karya Sutrisno ini dipentaskan pada tanggal 11

Januari 2017 pukul 19.30 WIB di Auditorium Jurusan Teater, Fakultas Seni

Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jl. Parangtritis KM 6,5 Sewon,

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 4: BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulandigilib.isi.ac.id/1848/4/BAB IV.pdf · 2017. 6. 12. · 114 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN . A. Kesimpulan . Setelah melalui beberapa pembahasan

117

Bantul. Pementasan tersebut merupakan hasil dari proses panjang kolektif yang

membutuhkan banyak perhatian dari semua lini dalam tim kreatif dan juga tim

produksi.

B. Saran

Atas dasar kesimpulan yang sudah dipaparkan di atas, saran yang bisa

diberikan baik pada diri penulis sendiri, pada semua yang terlibat dan para pendukung

pementasan ini yang terlibat langsung maupun tidak langsung adalah bahwa di dalam

sebuah proses menyutradarai seorang sutradara haruslah punya kesabaran tingkat

tinggi. Selain itu, sutradara harus cerdas untuk menyampaikan maksud dan tujuan

yang diinginkannya. Sutradara juga harus mampu membaca psikologi semua pihak

yang terlibat di dalam pementasan. Hal ini berguna untuk terus merekatkan

kekompakan tim sehingga sutradara sebagai pemimpin dalam pertunjukan bisa

memimpin dengan baik.

Saling mengerti satu sama lain dan berusaha untuk tetap menguasai diri

terhadap setiap orang yang terlibat dalam proses kreatif Sarip Tambak Oso ini

merupakan saran yang paling tepat bagi seluruh individu yang terlibat dalam proses

ini. Sebuah pertunjukan tidak akan terwujud secara baik apabila tidak didukung

dengan keberadaan individu-individu yang saling mengerti dan memiliki satu tujuan

yang sama dalam sebuah proses kreatif pertunjukan.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 5: BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulandigilib.isi.ac.id/1848/4/BAB IV.pdf · 2017. 6. 12. · 114 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN . A. Kesimpulan . Setelah melalui beberapa pembahasan

118

DAFTAR PUSTAKA

Anirun, Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara, Bandung: STSI Press Bandung.

Achmad, A. Kasim. 2006. Mengenal Teater Tradisional di Indonesia, Jakarta:

Dewan Kesenian Jakarta.

Danandjaja, James. 1984. Folklore Indonesia, Jakarta: PT Grafiti Pers.

Dewan Kesenian Jakarta. 1980, Pertemuan Teater 80, Jakarta, Aquarista offset.

Dim, Herry. 1993“Melihat Teater dengan „Credo‟ Suyatna Anirun” dalam

Sugiyati S.A, Muhamad Sanjaya, Suyatna Anirun Teater Untuk Dilakoni,

Bandung:Studiklub Teater Bandung.

Fiske, John. 2004. Cultural and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling

Komprehensif, Yogyakarta: Jalasutra.

Graham, Helen. 2005. Psikologi Humanistik Dalam Konteks Sosial, Budaya dan

Sejarah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Haryamawan, RMA. 1998. Dramaturgi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Iswantara, Nur. 1999. Menciptakan Tradisi Teater Indonesia, Tangerang: CS

Book.

Kernodle, George R. 2008. Invitation To The Theatre, New York: Harcourt Brace

And World.

Kasemin, Kasiyanto. 1999. Ludruk Sebagai Teater Sosial: Ludruk Tersingkir

Jauh ke Pedesaan. Surabaya: Airlangga University Press.

Mitter, Shomit . 2002. Sistem Pelatihan Lakon Stanislavsky Brecht Grotowski

Brook Penerjemah: Yudiaryani, Yogyakarta, Mspi dan Arti.

Nalan, A.S. 1993“Domain Teater”dalam Sugiyati S.A, Muhamad Sanjaya,

Suyatna Anirun Teater Untuk Dilakoni, Bandung: Studiklub Teater

Bandung.

Peacock, James L., 2005. Ritus Modernisasi Aspek Sosial & Simbolik Teater

Rakyat Indonesia, Depok: Desantara.

Parani, Julianti. 2011. Seni Pertunjukan Indonesia Suatu Politik Budaya. Jakarta:

Nalar.

Riantiarno, N. 2011. Kitab Teater. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sarumpaet, Riris K. 1977. Pengantar Sejarah sastra Indonesia. Bandung.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 6: BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulandigilib.isi.ac.id/1848/4/BAB IV.pdf · 2017. 6. 12. · 114 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN . A. Kesimpulan . Setelah melalui beberapa pembahasan

119

Sudjiman, Panuti. 1980. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: PT. Gramedia.

Supriyanto, Henri. 1992. Lakon Ludruk Jawa Timur, Jakarta: Grasindo.

Soemanto, Bakdi. 2001. Jagat Teater, Yogyakarta: Penerbit Media Pressindo.

Taufiq, Akhmad. 2013. Apresiasi Drama Tradisional Ludruk Refleksi Kekuasaan,

Karakteristik Pertunjukan, dan Strategi Pengembangan, Yogyakarta:

Gress Publishing Yogyakarta.

Toffler, Alvin. 1991. Pergeseran kekuasaan, Jakarta: PT. Pantja Simpati.

Waluyo, Herman J. 1993. Drama “Teori dan Pengajarannya”, Yogyakarta:

Hanindika Graha Widya.

Yudiaryani, 2002. Panggung Teater Dunia: Perkembangan dan Perubahan

Konvensi, Yogyakarta: Pustaka Gondosuli.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta