kesiapan guru dan siswa dalam menghadapi ujian …/kesiapan...kejuruan program keahlian teknik...
TRANSCRIPT
KESIAPAN GURU DAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN TEORI
KEJURUAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF
STUDI KASUS DI SMK N 2 SURAKARTA
Skripsi
Oleh:
TONI SETIAWAN
K 2506054
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
KESIAPAN GURU DAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN TEORI
KEJURUAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF
STUDI KASUS DI SMK N 2 SURAKARTA
Oleh:
TONI SETIAWAN
K 2506054
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan
Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Suhardi HW, M.T
NIP: 19460604 197501 1 001
Pembimbing II
Drs. H. Wardoyo
NIP: 19510517 197602 1 001
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program
Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari : Kamis
Tanggal : 28 Januari 2010
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Suwachid, M.Pd, M.T ( )
Sekretaris : Ir. Husin Bugis, M.Si ( )
Penguji I : Drs. Suhardi HW, M.T ( )
Penguji II : Drs. H. Wardoyo ( )
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
v
ABSTRAK
TONI SETIAWAN. KESIAPAN GURU DAN SISWA DALAM
MENGHADAPI UJIAN TEORI KEJURUAN PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF STUDI KASUS DI SMK N 2 SURAKARTA.
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Januari 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Kesiapan guru Program
Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi
Ujian Teori Kejuruan (UTK). 2) Kesiapan siswa Program Keahlian Teknik
Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori
Kejuruan (UTK).
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dengan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan desain penelitian studi
kasus yang dilakukan di SMK Negeri 2 Surakarta. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah: 1) Metode dokumenter atau pengumpulan dokemen RPP guru
Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 2) Metode dokumenter atau
pengumpulan dokemen catatan atau print out materi dari dari guru yang diberikan
pada siswa, 3) Observasi mengajar guru Program Keahlian Teknik Mekanik
Otomotif, 4) Tes soal yang diberikan kepada seluruh siswa kelas XII Program
Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 5) Metode dokumenter atau pengumpulan
dokemen catatan atau print out materi kelas X hingga kelas XII dari siswa
Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 6) Wawancara kepada siswa XII
Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif.
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Kesiapan guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2
Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK) termasuk kategori
tinggi. Bedasarkan hasil penelitian sebagai berikut:
a. Berdasarkan analisis pengumpulan dokumen RPP mengajar dapat
diketahui semua guru menyamapaikan materi sesuai dengan materi yang
tercantum dalam RPP.
vi
b. Berdasarkan analisis pengumpulan dokumen catatan atau print out materi
dari guru yang diberikan pada siswa dapat diketahui semua guru
menyamapaikan materi sesuai yang diajarkan.
c. Berdasarkan observasi guru mengajar di kelas dapat diketahui bahwa guru
menyampaiakan seluruh materi sesuai dengan materi yang tercantum
dalam RPP dan guru mampu mengkondisikan lingkungan belajar yang
positif, menampilkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, dan sebagian
guru menggunakan media power point.
2. Kesiapan siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2
Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK) termasuk kategori
tinggi. Bedasarkan hasil penelitian sebagai berikut:
a. Rata-rata kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dilihat
dari hasil soal tes berdsarkan 20 standar kompetensi lulusan yang diujikan
dalam Ujian Teori Kejuruan adalah sebesar 85 %. Dari pengerjaan soal tes
tersebut didapat hasil nilai semua peserta tes lulus ujian dengan rata-rata
nilai yang didapat siswa dalam skala 100 adalah 7,57.
b. Berdasarkan pengumpulan dokumen berupa catatan siswa dari kelas X
hingga kelas XII berdasarkan 20 Standar Kompetensi Lulusan yang
diujikan dalam Ujian Ujian Teori Kejuruan dapat diketahui bahwa semua
materi sudah didapat siswa.
c. Bedasarkan wawancara mendalam dengan 4 sampel siswa dapat diketahui
sebagian besar guru telah memberikan materi kepada siswa dan sebagian
besar siswa telah mendapatkan materi dari 20 Standar Kompetensi Lulusan
yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dengan rata-rata materi yang
didapat siswa sebesar 85%.
vii
MOTTO
”Semangat berasal dari ketiadaan”
(Penulis)
viii
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kepada Allah SWT, dengan segala kerendahan hati, karya ini
kupersembahkan kepada:
Ibu dan Bapak tercinta
Kakak-kakakku
Diri saya sendiri
PTM 2006
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul “Kesiapan Guru dan Siswa Dalam Menghadapi Ujian Teori
Kejuruan Progam Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Studi Kasus di SMK N 2
Surakarta”.
Perjuangan dalam menyelesaikan skripsi dan mendapatkan gelar sarjana
yang melelahkan, penuh dengan perasaan suka dan duka, kembang kempisnya
semangat, diiringi dengan doa orang-orang terdekat dan disertai doa tulus orang
tua tercinta menjadi bagian hidup penting dalam sejarah hidup penulis. Apalagi
skripsi ini menjadi syarat akhir dari rangkaian yang panjang selama menempuh
studi di Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan
Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai
pihak baik yang berupa tenaga maupun pikiran. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Suwachid, M.Pd, M.T Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan
Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Bapak Drs. C. Sudibyo, M.T Ketua Program Pendidikan Teknik Mesin
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Suhardi HW, M.T Pembimbing I yang telah membantu pikiran
serta membimbing dengan sabar sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan.
x
5. Bapak Drs. H. Wardoyo Pembimbing II yang telah membantu pikiran serta
membimbing dengan sabar sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Bapak Drs. Susanta, M.M Kepala Sekolah SMK N 2 Surakarta yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan penelitian
disekolahnya.
7. Keluarga besar PTM 2006.
Tidak ada kebenaran yang mutlak dari manusia, kebenaran mutlak hanya
datang dari Allah SWT, maka penulis menyadari banyak kekurangan baik secara
kualitas ataupun aspek lainnya walaupun penulis telah berusaha secara optimal.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga
karya yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
masyarakat umumnya.
Sukoharjo, Januari 2010
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. v
HALAMAN MOTTO...................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 6
1. Ujian Teori Kejuruan....................................................................... 6
a. Pengertian Ujian ....................................................................... 6
b. Pengertian Teori Kejuruan........................................................ 7
c. Ujian Teori Kejuruan................................................................ 7
d. Analisis Kajian Isi Soal Ujian Teori Kejuruan Tahun 2009............ 8
2. Kesiapan Guru................................................................................ 15
3. Kesiapan Siswa .............................................................................. 16
B. Kerangka Berpikir................................................................................ 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 21
1. Tempat Penelitian .......................................................................... 21
xii
2. Waktu Penelitian ............................................................................ 21
B. Bentuk dan Strategi Penelitian............................................................. 21
C. SumberData.......................................................................................... 23
D. Teknik Sampling .................................................................................. 23
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 24
1. Tes Soal........................................................................................... 24
2. Dokumenter.................................................................................... 28
3. Wawancara..................................................................................... 29
4. Observasi........................................................................................ 32
F. Teknik Analisis Data............................................................................. 33
1. Teknik Analisis Data Hasil Tes Soal............................................... 35
2. Teknik Analisis Data Hasil Pengumpulan Dokumen...................... 36
3. Teknik Analisis Data Hasil Wawancara.......................................... 37
4. Teknik Analisis Data Hasil Observasi ........................................... 37
G. Validitas Data........................................................................................ 37
H. Prosedur Penelitian .............................................................................. 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 40
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ...................................................... 40
C. Temuan Studi yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori..................... 43
1. Hasil Analisis Metode Dokumenter............................................... 44
2. Hasil Analisis Hasil Observasi....................................................... 46
3. Hasil Analisis Tes Soal .................................................................. 54
4. Hasil Pengumpulan Dokumen Siswa............................................. 73
5. Hasil Analisis Wawancara Siswa................................................... 73
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 77
B. Implikasi............................................................................................... 77
C. Saran..................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir......................................................... 20
Gambar 2. Analsisis Data Model Interaktif............................................... 35
Gambar 3. Grafik Histogram Pencapaian
Dari Setiap Standar Kompetensi Lulusan................................ 72
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tingkat Kesukaran Butir Soal.................................................. 25
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Butir Soal Instrumen................................. 26
Tabel 3. Hasil Tes Soal Ujian Teori Kejuruan....................................... 70
Tabel 4. Hasil Wawancara Dengan Siswa............................................. 73
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-Kisi dan soal UTK 2009.................................................... 82
Lampiran 2. Ksisi-Kisi UTK 2010 dan Uji Coba Instrumen Soal................. 95
Lampiran 3. Hasil Output ITEMAN.............................................................. 113
Lampiran 4. Instrumen Soal........................................................................... 127
Lampiran 5. RPP Guru................................................................................... 136
Lampiran 6. Materi guru................................................................................ 139
Lampiran 7. Hasil Observasi guru................................................................. 148
Lampiran 8. Nilai Siswa Hasil Tes UTK....................................................... 149
Lampiran 9. Hasil Wawancara Siswa............................................................ 150
Lampiran 10. Perijinan Skripsi...................................................................... 157
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan antar bangsa yang begitu ketat dalam era globalisasi ini
menuntut kemajuan dalam berbagai bidang. Bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), ekonomi, pertahanan keamanan, pendidikan, dan lain
sebagainya. Demikian juga dengan bangsa Indonesia harus mampu mengikuti dan
memenuhi tuntutan zaman serta mengambil peran dalam percaturan dunia demi
mempertahankan kelangsungan bangsa. Dipercepatnya Millenium Development
Goals atau era pasar bebas yang semula dicanangkan tahun 2020 dipercepat
menjadi 2015 juga semakin menuntut manusia Indonesia pada khususnya dalam
menyongsong era tersebut. Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi yang
diharapkan ikut andil dalam persaingan dan percaturan dunia ini. Upaya-upaya
untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sudah semestinya di usahakan
setiap bangsa. Pendidikan merupakan pilar utama bangsa dalam menciptakan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas. Dengan pendidikan,
diharapkan SDM yang tinggi yang mampu membawa perubahan yang lebih baik
pada bangsa Indonesia ini.
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia yang tercantum dalam
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal
3 yang menyatakan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Ada beberapa macam jenis pendidikan di Indonesia, seperti tercantum
dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 15 menyatakan: “Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan,
akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus”. Jenis pendidikan kejuruan di
2
Indonesia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK merupakan wahana
pendidikan di Indonesia yang yang mencetak lulusan tenaga siap pakai serta
memiliki keahlian dan keterampilan sesuai kebutuhan dunia kerja. Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) menyiapkan siswanya menjadi tenaga kerja yang
memiliki pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) pada
jenis pekerjaan tertentu. Sebagai landasannya adalah PP 29 tahun 1990 tentang
pendidikan menengah Bab I Pasal 1 poin 3 yang menyatakan “Pendidikan
menengah kejuruan adalah pendidikan menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu”.
Sampai saat ini pemerintah telah melaksanakan berbagai macam upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai upaya tersebut
antara lain, pengembangan kurikulum, perbaikan kompetensi guru, sertifikasi guru
dan dosen, peningkatan kualitas lulusan dengan menaikkan standar kelulusan dan
lain sebagainya. Pada jenis pendidikan kejuruan atau SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan), salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas lulusan
selain dengan menaikkan nilai standar kelulusan juga menambah jumlah mata
pelajaran dalam Ujian Nasional (UN). Pada tahun 2008, ada 4 mata pelajaran
yang diujikan secara nasioanal, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika dan ujian praktek kejuruan atau Uji Kompetensi Keahlian (UKK).
Akan tetapi, pada tahun 2009 ada tambahan mata pelajaran,yakni Ujian Teori
Kejuruan (UTK).
Ujian Teori Kejuruan (UTK) merupakan upaya pemerintah dalam
menaikkan kompetensi lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) agar lebih
siap pakai dalam dunia kerja. Untuk melaksanakan praktek siswa juga harus
menguasai teori. Furqon, anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP),
menjelaskan adanya tambahan ujian dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN)
SMK, yakni Teori Kejuruan sudah merupakan keputusan BSNP dan Direktorat
SMK Depdiknas. Pasalnya, dalam standar kelulusan yang ada, penguasaan teori
kejuruan harus dipahami betul oleh siswa, bukan sekadar praktik sebagaimana
dikutip dari www.kompas.com. Dalam penilaian, Ujian Teori Kejuruan (UTK)
terpisah dengan nilai ujian praktek kejuruan, tidak ada penggabungan nilai teori
3
dan praktik kejuruan. Karena itu, penguasaan kompetensi keahlian baik secara
teori dan praktik bagi siswa SMK sama pentingnya.
Ujian Teori Kejuruan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas lulusan
siswa SMK. Tanpa adanya ujian kejuruan tidak akan mengena tujuan
pembelajaran, jika hanya 3 mata pelajaran yang diujikan untuk siswa SMK dalam
Ujian Nasional (UN) yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matenatika
maka output SMK tidak akan diketahui kemampuan tekniknya berdasarkan
kejuruan masing-masing. Ketiga mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian
Nasional (UN) tersebut hanya mengukur kemampuan output SMK dalam bidang
umum.
PP 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah Bab I Pasal 1 poin 3
menyatakan “Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan menengah yang
mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis
pekerjaan tertentu”, oleh karena itu perlu adanya suatu evaluasi untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam melaksanakan jenis pekerjaan tertentu dalam bidangnya
masin-masing sesuai kejuruan, sehingga adanya Ujian Teori Kejuruan merupakan
langkah pemerintah yang tepat untuk meningkatkan kualitas lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan, dengan adanya Ujian Kompetensi Keahlian khususnya Ujian
Teori Kejuruan maka dapat dilihat seberapa tinggi kualitas lulusan SMK dalam
bidang teknik sesuai kejuruan masing-masing dan menambah mutu lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan.
Dalam menyiapkan siswa untuk menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK),
guru harus mampu memberikan materi dan wawasan yang luas mengenai teori
dari mata pelajran produktif dan menyampaikan semua materi berdasarkan
standar kompetensi lulusan yang ada serta memberikan referensi-referensi yang
akurat dan terbaru. Penguasan materi oleh siswa sebagian besar ditentukan oleh
andil guru. Disisi lain, dari faktor siswa juga harus siap. Penguasaan materi sangat
penting bagi siswa dalam praktek maupun dalam menghadapi Ujian Teori
Kejuruan (UTK). Seiring bertambahnya tugas guru tersebut dan bertambahnya
beban siswa maka praktis guru dan siswa harus memiliki kesiapan yang tinggi
dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK).
4
Kualitas guru di Indonesia belum merata pada masing-masing daerah.
Apalagi Ujian Teori Kejuruan (UTK) baru menjadi ujian nasional pada tahun
2009. Intinya sekolah swasta di kabupaten atau daerah-daerah terpencil tentunya
akan tertinggal dari segi kualitas guru, alat praktek, dan sarana prasarana yang
mendukung pembelajaran khususnya pembelajaran otomotif, sehingga pemberian
materi otomotifnya kurang yang berkenaan dengan Ujian Teori Kejuruan.
Berbeda dengan kabupaten atau daerah maju, dalam hal ini sebagai misal adalah
karesidenan Surakarta, yaitu SMK Negeri 2 Surakarta dimana kualitas, alat
praktek, dan sarana prasarananya sangat lengkap dan mendukung pembelajaran
otomotif khususnya, sehingga pemberian materi otomotif yang berkenaan dengan
Ujian Teori Kejuruan akan dapat memadai dan lebih dapat mempersiapkan
siswanya dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan.
Memang dapat diakui bahwa Ujian Teori Kejuruan (UTK) memiliki
maksud dan tujuan yang baik demi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia,
tetapi perlu juga diperhatikan bagaimanakah kesiapan guru dan siswa. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana kesiapan
guru dan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka diangkat judul penelitian sebagai
berikut: ”Kesiapan Guru dan Siswa Dalam Menghadapi Ujian Teori
Kejuruan Progam Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Studi Kasus di SMK
N 2 Surakarta”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan dalam latar belakang masalah tersebut
maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kesiapan guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK)?
2. Bagaimanakah kesiapan siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK)?
5
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Kesiapan guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2
Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK).
2. Kesiapan siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2
Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK).
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Praktis:
a. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Surakarta,
penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang kesiapan
guru dan siswa progam keahlian teknik mekanik otomotif SMK Negeri 2
Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK).
b. Bagi guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2
Surakarta, penelitian ini diharapkan mampu memberikan evaluasi terhadap
hal-hal yang telah diusahakan oleh guru dalam mempersiapkan siswanya
dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK).
c. Bagi siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2
Surakarta, penelitian ini diharapkan mampu memberikan evaluasi terhadap
hal-hal yang telah diusahakan oleh siswa dalam mempersiapkan dirinya
dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK).
2. Manfaat Teoretis:
a. Sebagai masukan untuk mendukung dasar teori bagi penelitian yang
sejenis dan relevan.
b. Sebagai bahan pustaka bagi mahasiswa Progam Pendidikan Teknik Mesin,
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Ujian Teori Kejuruan
a. Pengertian Ujian
Ujian merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan. Istilah
lain dari ujian dalam dunia pendidikan adalah evaluasi. Evaluasi dijadikan dasar
penilaian dalam mengukur suatu keberhasilan suatu pembelajaran.
Terdapat beberapa tafsiran evaluasi menurut Roestiyah sebagaimana
dikutip dari Slameto (1988:6) berikut:
1. Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan
mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil
keputusan.
2. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-
dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui
sebab-akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan
mengembangkan kemampuan belajar.
3. Dalam rangka pengembangan sistem instruksional, evaluasi merupakan suatu
kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah
direncanakan.
4. Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan
apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang
diharapkan.
Di dalam evaluasi terdapat beberapa ciri-ciri seperti yang diungkapkan
Slameto (1988:5) berikut:
1. Mengukur perubahan.
2. Adanya bukti yang dikumpulkan sebagai dasar penilaian dan evaluasinya.
3. Pengukuran terhadap bukti-bukti yang dideskripsikan itu. Pengukuran ini
bersifat kauntitatif. Hasil pengukuran ini disebut skor (score).
Ujian berasal dari kata uji yang mendapat akhiran –an. Uji adalah cobaan
7
untuk mengetahui kualitas sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1989). Dalam
KBBI ujian mempunyai arti sesuatu yang dipakai untuk menguji mutu sesuatu
(kepandaian, kecakapan, hasil belajar, dsb).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ujian adalah evaluasi
akhir untuk memperoleh hasil dari proses pembelajaran sebagai pengukuran
berhasil dan tidaknya proses pembelajaran, serta untuk menentukan apakah tujuan
pendidikan telah tercapai seperti apa yang diharapkan.
b. Pengertian Teori Kejuruan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teori mempunyai arti
pendapat, cara, dan aturan untuk melakukan sesuatu. Kejuruan mempunyai arti
kepandaian khusus atau keterampilan.
Dalam dunia pendidikan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
pengertian dari Teori Kejuruan ialah teori atau mata pelajaran teori yang bersifat
kejuruan atau mata pelajaran produktif.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa teori kejuruan
adalah mata pelajaran teori yang bersifat kejuruan dimana pelajaran ini
mendukung praktek keahlian kejuruan.
c. Ujian Teori Kejuruan
Dalam dunia pendidikan SMK terdapat Uji Kompetensi Keahlian (UKK).
Dalam UKK tersebut terdapat dua ujian,yakni Ujian Praktik Kejuruan dan Ujian
Teori Kejuruan. Ujian Teori Kejuruan (UTK) merupakan ujian baru bagi siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). UTK ini diberlakukan secara nasional mulai
tahun ajaran 2009. Palaksanaan UTK beriringan dengan Ujian Praktik Kejuruan
karena keduanya masih dalam bingkai Uji Kompetensi Kejuruan (UKK).
Ujian Teori Kejuruan (UTK) dibuat oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Ujian ini sudah menjadi keputusan BSNP dan direktorat
SMK Depdiknas.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Ujian Teori
Kejuruan adalah Ujian Nasional yang di khususkan untuk SMK, ujian ini menjadi
salah satu penentu kelulusan dalam Ujian Nasional.
8
d. Analisis Kajian Isi Soal Ujian Teori Kejuruan Tahun 2009
Untuk mengetahui kompetensi yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan
tahun 2009 maka dilakukan analisis terhadap butir soal dari soal ujian tersebut
berdasarkan kisi-kisi UTK tahun 2009. Untuk kisi-kisi dan soal UTK tahun 2009
terlampir dalam lampiran 1. Berikut adalah hasil kajian dari 40 butir soal tersebut:
Butir soal nomor 1 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem suspensi. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi
pegas suspensi. Kemampuan yang diujikan pada soal ini ialah menjelaskan fungsi
pegas suspensi, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi pegas
suspensi.
Butir soal nomor 2 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem suspensi. Materi pokok dalam soal ini adalah
menyebutkan nama-nama komponen suspensi depan. Kemampuan yang diujikan
adalah menjelaskan komponen-komponen suspensi depan, indikatornya adalah
siswa dapat menjelaskan nama-nama komponen suspensi depan.
Butir soal nomor 3 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem pendingin. Materi pokok dalam soal ini adalah alat
pengukur tegangan tali kipas radiator. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini
adalah menjelaskan alat pemeriksa tegangan tali kipas radiator, indikatornya
adalah siswa dapat menjelaskan alat pemeriksa tegangan tali kipas radiator.
Butir soal nomor 4 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem bahan bakar motor bensin. Materi pokok dalam soal
ini adalah saluran bahan bakar kecepatan menengah/tinggi pada karburator.
Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan saluran bahan bakar
kecepatan menengah/tinggi pada karburator, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan saluran bahan bakar kecepatan menengah/tinggi pada karburator.
Butir soal nomor 5 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis geometri roda. Materi pokok dalam soal ini adalah
pembacaan kode ban. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan pembacaan kode ban, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan
pembacaan kode ban.
9
Butir soal nomor 6 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis geometri roda. Materi pokok dalam soal ini adalah sudut
camber pada Front Wheel Alignment (FWA). Kemampuan yang diujikan dalam
soal ini adalah menjelaskan sudut camber pada Front Wheel Alignment (FWA),
indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan sudut camber pada Front Wheel
Alignment (FWA).
Butir soal nomor 7 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem pendingin. Materi pokok dalam soal ini adalah
fungsi vacum valve pada tutup radiator. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini
adalah menjelaskan fungsi vacuum valve pada tutup radiator, indikatornya adalah
siswa dapat menjelaskan fungsi vacum valve pada radiator.
Butir soal nomor 8 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis poros penggerak roda. Materi pokok dalam soal ini adalah
poros penggerak roda belakang tipe semi floating. Kemampuan yang diujikan
dalam soal ini adalah menjelaskan jenis poros penggerak roda belakang tipe semi
floating, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan poros penggerak roda
belakang tipe semi floating.
Butir soal nomor 9 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem bahan bakar motor diesel. Materi pokok dalam soal
ini adalah fungsi plunger pada pompa injeksi. Kemampuan yang diujikan dalam
soal ini adalah menjelaskan fungsi plunger pada pompa injeksi, indikatornya
adalah siswa dapat menjelaskan fungsi plunger pada pompa injeksi.
Butir soal nomor 10 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis unit kopling dan komponen-komponennya. Materi pokok
dalam soal ini adalah nama komponen-komponen rumah kopling. Kemampuan
yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan nama komponen-komponen
rumah kopling, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan nama komponen-
komponen rumah kopling.
Butir soal nomor 11 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
menguji, memelihara/menservis baterai. Materi pokok dalam soal ini adalah
penghitungan kapasitas baterai. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
10
menjelaskan penghitungan kapasitas baterai, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan penghitungan kapasitas baterai.
Butir soal nomor 12 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara sistem pengapian konvensional. Materi pokok dalam soal ini adalah
rangkaian sistem pengapian konvensional Kompetensi yang diujikan adalah
menjelaskan rangkaian sistem pengapian konvensional, indikatornya adalah siswa
dapat menjelaskan rangkaian sistem pengapian konvensional.
Butir soal nomor 13 merupakan soal dengan kompetensi lulusan
memelihara sistem pengapiam konvensional. Materi pokok dalam soal ini adalah
cara mengatasi pengapian lebih lambat dari spesifikasi. Kemampuan yang
diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan cara mengatasi pengapian lambat,
indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan cara mengatasi pengapian lambat.
Butir soal nomor 14 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara rangkaian sistem kelistrikan bodi. Materi pokok dalam soal ini adalah
cara menghitung kuat arus pada rangkaian kelistrikan. Kemampuan yang diujikan
dalam soal ini adalah menjelaskan cara menghitung kuat arus pada rangkaian
kelistrikan, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan cara menghitung kuat
arus pada rangkaian kelistrikan.
Butir soal nomor 15 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem starter. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi
komponen pada motor starter. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan fungsi komponen pada motor starter, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan fungsi komponen pada motor starter.
Butir soal nomor 16 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki rangkaian sistem kelistrikan body. Materi pokok dalam soal ini
adalah rangkaian lampu kepala. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan rangkaian lampu kepala, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan cara merangkai lampu kepala yang benar.
Butir soal nomor 17 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem starter. Materi pokok dalam soal ini adalah cara
pemerikasaan komponen motor starter. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini
11
adalah menjelaskan cara pemerikasaan komponen motor starter, indikatornya
adalah siswa dapat menjelaskan cara pemerikasaan komponen motor starter.
Butir soal nomor 18 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem Air Condition (AC) mobil. Materi pokoknya adalah
fungsi kerja komponen sistem AC. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini
adalah menjelaskan fungsi kerja komponen sistem AC, indikatornya adalah siswa
dapat menjelaskan fungsi kerja komponen sistem AC.
Butir soal nomor 19 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem Air Condition (AC) mobil. Materi pokok dalam soal
ini adalah fungsi kerja komponen sistem AC. Kemampuan yang diujikan dalam
soal ini adalah menjelaskan fungsi kerja komponen sistem AC, indikatornya
adalah siswa dapat menjelaskan fungsi kerja komponen sistem AC.
Butir soal nomor 20 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis engine dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam
soal ini adalah mendiagnosa mesin lambat mencapai suhu normal. Kemampuan
yang diujikan dalam soal ini adalah mendiagnosa mesin lambat mencapai suhu
normal, indikatornya adalah siswa dapat mendiagnosa mesin lambat mencapai
suhu normal.
Butir soal nomor 21 merupakan soal dengan satandar kompetensi lulusan
memelihara/menservis engine dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam
soal ini adalah proses kerja langkah torak pada pada motor 4 tak. Kemampuan
yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan proses kerja langkah torak pada
pada motor 4 tak, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan proses kerja
langkah torak pada pada motor 4 tak.
Butir soal nomor 22 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem pengisian. Materi pokok dalam soal ini adalah
fungsi komponen altenator. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan fungsi komponen altenator, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan fungsi komponen altenator.
Butir soal nomor 23 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem bahan bakar motor bensin. Materi pokok dalam soal
12
ini adalah sistem tenaga (power circuit) pada karburator. Kemampuan yang
diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan sistem tenaga (power circuit) pada
karburator, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan sistem tenaga (power
circuit) pada karburator.
Butir soal nomor 24 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis engine dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam
soal ini adalah alat pengukur kerataan kepala silinder. Kemampuan yang diujikan
dalam soal ini adalah menjelaskan alat pengukur kerataan kepala silinder,
indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan alat pengukur kerataan kepala
silinder.
Butir soal nomor 25 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis engine dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam
soal ini adalah cara mengukur keovalan poros engkol. Kemampuan yang diujikan
dalam soal ini adalah menjelaskan cara mengukur keovalan poros engkol,
indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan cara mengukur keovalan poros
engkol.
Butir soal nomor 26 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem injeksi bahan bakar elektronik (EFI). Materi pokok
dalam soal ini adalah fungsi oxygen sensor. Kemampuan yang diujikan dalam soal
ini adalah menjelaskan fungsi oxygen sensor, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan fungsi oxygen sensor.
Butir soal nomor 27 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem injeksi bahan bakar elektronik (EFI). Materi pokok
dalam soal ini adalah komponen pendeteksi jumlah udara masuk pada EFI tipe D.
Kemampuan yang diuji dalam soal ini adalah menjelaskan komponen pendeteksi
jumlah udara masuk pada EFI tipe D, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan komponen pendeteksi jumlah udara masuk pada EFI tipe D.
Butir soal nomor 28 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis unit kopling dan komponen-komponennya. Materi pokok
dalam soal ini adalah penyetelan tuas pembebas (release lever). Kemampuan
yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan penyetelan tuas pembebas
13
(release lever), indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan penyetelan tuas
pembebas (release lever).
Butir soal nomor 29 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis unit kopling dan komponen-komponennya. Materi pokok
dalam soal ini adalah prinsip kerja kopling hidrolik. Kemampuan yang diujikan
dalam soal ini adalah menjelaskan prinsip kerja kopling hidrolik, indikatornya
adalah siswa dapat menjelaskan prinsip kerja kopling hidrolik.
Butir soal nomor 30 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem bahan bakar motor diesel. Materi pokok dalam soal
ini adalah komponen pengatur pemajuan waktu injeksi. Kemampuan yang
diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan komponen pengatur pemajuan waktu
injeksi, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan komponen pengatur
pemajuan waktu injeksi.
Butir soal nomor 31 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem bahan bakar motor diesel. Materi pokok dalam soal
ini adalah alur kerja aliran bahan bakar pada motor diesel. Kemampuan yang
diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan alur kerja aliran bahan bakar pada
motor diesel, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan alur kerja aliran bahan
bakar pada motor diesel.
Butir soal nomor 32 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis transmisi manual. Materi pokok dalam soal ini adalah
komponen-komponen roda gigi syncronmess. Kemampuan yang diujikan dalam
soal ini adalah menjelaskan komponen-komponen roda gigi syncronmess,
indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan komponen-komponen roda gigi
syncronmess.
Butir soal nomor 33 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis transmisi manual. Materi pokok dalam soal ini adalah
perbandingan putaran roda gigi transmisi. Kemampuan yang diujikan dalam soal
ini adalah menjelaskan perbandingan putaran roda gigi transmisi, indikatornya
adalah siswa dapat menjelaskan perbandingan putaran roda gigi transmisi.
14
Butir soal nomor 34 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis unit final drive/differential (garden). Materi pokok dalam
soal ini adalah fungsi komponen pada differential. Kemampuan yang diujikan
dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen pada differential,
indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen pada differential.
Butir soal nomor 35 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis unit final drive/differential (gardan). Materi pokok dalam
soal ini adalah pemeriksaan roda gigi differential. Kemampuan yang diujikan
dalam soal ini adalah menjelaskan pemeriksaan roda gigi differential,
indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan pemeriksaan roda gigi differential.
Butir soal nomor 36 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem rem dan komponen-komponennya. Materi pokok
dalam soal ini adalah fungsi komponen sistem rem cakram. Kemampuan yang
diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen sistem rem cakram,
indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen sistem rem
cakram.
Butir soal nomor 37 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem rem dan komponen-komponennya. Materi pokok
dalam soal ini adalah fungsi sistem rem. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini
adalah menjelaskan fungsi sistem rem, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan fungsi sistem rem.
Butir soal nomor 38 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem kemudi dan komponen-komponennya. Materi
pokok dalam soal ini adalah prinsip kerja sistem hidrolik pada power steering.
Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan prinsip kerja sistem
hidrolik pada power steering, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan
prinsip kerja sistem hidrolik pada power steering.
Butir soal nomor 39 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis sistem kemudi dan komponen-komponennya. Materi
pokok dalam soal ini adalah komponen-komponen steering linkage. Kemampuan
yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan komponen-komponen steering
15
linkage, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan komponen-komponen
steering linkage.
Butir soal nomor 40 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/menservis engine dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam
soal ini adalah cara overhaul batang torak. Kemampuan yang diujikan dalam soal
ini adalah menjelaskan cara overhaul batang torak, indikatornya adalah siswa
dapat menjelaskan cara overhaul batang torak.
2. Kesiapan Guru
Guru merupakan faktor penting yang memiliki pengaruh besar terhadap
keberhasilan pembelajaran dan hasil ujian. Apabila guru tidak melaksanakan
tugasnya dengan baik maka tidak akan diperoleh hasil yang memuaskan.
Oemar Hamalik (2003: 43) berpendapat bahwa ”Para siswa tidak mungkin belajar sendiri tanpa bimbingan guru yang mampu mengemban tugasnya dengan baik. Kendatipun dewasa ini konsep CBSA telah banyak dikumandangkan dan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di sekolah, namun guru tetap menempati kedudukan tersendiri. Pada hakikatnya para siswa hanya mungkin belajar dengan baik jika guru telah mempersiapkan lingkungan positif bagi mereka untuk belajar”.
Khusus untuk guru pada sekolah kejuruan, yakni otomotif harus memiliki
kemampuan atau kompeten dalam bidang praktek, bagaimanapun juga teori tidak
akan lepas dari praktek. Jika guru menguasai praktek tentunya akan lebih mudah
menyampaikan materi pada peserta didiknya, akan lebih mudah menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang berkenaan dengan teori kejuruan dan akan
lebih mudah memberikan pemahaman kepada siswa termasuk mengulas materi-
materi dasar sebagai bahan dasar teori kejuruan agar siswanya lebih siap dalam
menghadapi Ujian Teori Kejuruan.
Menurut Mulyasa (2004: 138) ”Kesiapan (readness) yaitu suatu
kemampuan untuk berformasi dalam melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan
tuntutan situasi yang dihadapi”. Slameto (2003: 113) juga menerangkan
”Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuat siap untuk
memberikan respon/jawaban didalam cara-cara tertentu terhadap suatu situasi”.
Seseorang akan mampu untuk menjawab dan memberikan respon dalam kondisi
16
tertentu jika ia dalam keadaan siap. Dengan demikian, agar Ujian Teori Kejuruan
dapat berhasil dengan baik maka diperlukan peran dan andil besar dari guru
selaku tokoh yang langsung berhubungan dengan siswa.
Agar siap dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan guru SMK khususnya
guru otomotif harus menyampaikan semua materi yang berkenaan dengan Ujian
Teori Kejuruan. Disamping itu guru otomotif harus pandai-pandai
mengkondisikan proses belajar mengajar agar siswa juga dapat menerima
pelajaran dengan baik, memberi semangat dan membangkitkan motivasi siswa
untuk belajar materi yang berkanaan dengan Ujian Nasional khususnya Ujian
Teori Kejuruan. Guru yang siap adalah guru yang sudah menyampaikan semua
Standar Kompetensi Lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan kepada
siswa.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kesiapan guru adalah
kesiapan dalam menyampaikan seluruh materi dalam standar kompetensi lulusan
yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dan mampu menciptakan kondisi
proses belajar mengajar yang positif.
3. Kesiapan Siswa
Siswa merupakan subyek pelaksana dari Ujian Teori Kejuruan (UTK).
Penentu keberhasilan UTK adalah siswa itu sendiri. Oleh karena itu, siwa harus
memiliki kesiapan yang tinggi baik sebelum pelaksanaan UTK maupun pada saat
ujian berlangsung. Kesiapan siswa dipengaruhi kesiapan guru yang berperan
sebagai fasilitator dalam belajar. Keduanya saling berkaitan dalam keberhasilan
UTK.
Untuk dapat mengerjakan soal-soal Ujian Teori Kejuruan siswa harus
mempunyai kesiapan dari segi materi. Materi yang dimaksud adalah materi mata
pelajaran produktif Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif berdasarkan
standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujain Teori Kejuruan. Berikut
adalah 20 standar kompetensi lulusan tersebut:
1. Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools).
2. Melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen– komponennya.
17
3. Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.
4. Memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel.
5. Memelihara/servis engine dan komponen-komponennya.
6. Memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian.
7. Memelihara transmisi.
8. Memelihara unit final drive/gardan.
9. Memperbaiki poros penggerak roda.
10. Memperbaiki roda dan ban.
11. Memperbaiki sistem rem.
12. Memperbaiki sistem kemudi.
13. Memperbaiki sistem suspensi.
14. Memelihara baterai.
15. Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan,
pengaman dan kelengkapan tambahan.
16. Memperbaiki sistem pengapian.
17. Memperbaiki sistem starter.
18. Memperbaiki sistem pengisian.
19. Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner).
20. Merawat/servis ringan mesin EFI.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kesiapan siswa
adalah kesiapan dari segi materi berdasarkan standar kompetensi lulusan yang
diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan.
B. Kerangka Berpikir
Ujian terbaru yang dikeluarkan pemerintah untuk siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) adalah Ujian Teori Kejuruan (UTK). UTK sebagai
bagian dari UKK (Uji Kompetensi Kejuruan) menjadi Ujian Nasional mulai tahun
ajaran 2009.
Dalam proses belajar mengajar terutama dalam menyiapkan siswa untuk
menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK) diperlukan kesinergisan antar berbagai
komponen antara lain, guru, proses pembelajaran, dan siswa. Kompone-
18
komponen tersebut harus saling mendukung demi tercapainya hasil yang
memuaskan dalam UTK.
Dalam kurikulum terbaru yakni KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) pembelajaran dipusatkan kepada siswa dan guru lebih bertindak
sebagai fasilitator pembelajaran yang memberi kemudahan bagi siswa dalam
belajar. Pembelajaran yang dilakukan harus melibatkan peserta didik dengan
intensitas yang lebih tinggi demi tercapainya kompetensi bagi masing-masing
peserta didik.
Guru merupakan perangkat yang dijadikan fasilitator dalam proses
pembelajaran dan merupakan tokoh utama yang berhubungan langsung dengan
siswa. Siswa merupakan subyek pelaksana dalam Ujian Teori Kejuruan. Berhasil
dan tidaknya UTK tersebut berpangkal pada siswa kerena sesungguhnya guru
hanya menyiapkan siswa agar mampu menghadapi UTK, disamping siswa sendiri
harus siap menghadapi UTK tersebut.
Materi yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan cukup banyak yakni dari
kelas X sampai dengan kelas XII maka guru perlu mengungkap atau mengulas
kembali serta melakukan pendalaman materi-materi yang terdahulu maupun
materi yang sedang diajarkan sekarang untuk menyiapkan siswanya dalam
menghadapi Ujian Teori Kejuruan dan menyampakan setidaknya semua materi
berdasarkan standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori
Kejuruan kepada siswa baik materi praktek maupun materi teori kejuruan.
Disamping itu siswa juga harus mempelajari materi yang telah diajarkan maupun
materi yang sedang diajarkan, melengkapi materi yang diberikan oleh guru, dan
belajar lebih dini bahan materi pelajaran yang digunakan dalam Ujian Teori
Kejuruan.
Mengingat tugas dan beban guru tersebut maka guru progam keahlian
teknik mekanik otomotif dituntut untuk menyampaikan seluruh materi setidaknya
materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori
Kejuruan. Guru dituntut untuk dapat berpikir kreatif, berinovasi, dan berkreasi
untuk menciptakan hal baru dalam mendukung siswa belajar aktif. Siswa juga
dituntut untuk lebih kreatif dan mandiri dalam belajar. Oleh karena itu, penulis
19
merasa perlu untuk mengetahui bagaimanakah kesiapan guru dan siswa progam
keahlian teknik mekanik otomotif dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan
(UTK).
Keberhasilan Ujian Teori Kejuruan terletak pada guru dan siswa, guru
dilihat dari kesiapannya yakni sejauh mana materi kompetensi kejuruan
disampaiakan dan siswa dilihat dari sampai mana materi kompetensi kejuruan di
dperoleh. Hasil dari Ujian Teori Kejuruan ini dikatakan berhasil jika hasilnya
memenuhi target, yakni semua siswa lulus Ujian Nasioanal khususnya Ujian Teori
Kejuruan. Jika hasil dari Ujian Teori Kejuruan ialah non-target maka hasil ini
dapat dikatakan tidak berhasil, untuk itu dapat ditinjau kembali dimana
kekurangan atau letak kesalahannya, dapat ditinjau dari kesiapan guru atau
kesiapan siswa, dapat ditinjau dari faktor guru atau siswa sendiri, dan dapat juga
ditinjau dari Ujian Teori Kejuruan itu sendiri.
Untuk keperluan penelitian, perlu digambarkan skema / kerangka berpikir
sebagai berikut:
20
UJIAN TEORI KEJURUAN
(UTK)
SISWA
HASIL
KESIAPAN SISWA
KESIAPAN GURU
GURU
TARGET
NON TARGET
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakaukan di SMK Negeri 2 Surakarta yang berdomisili di
Jalan L.U. Adi Sucipto Nomor 33 Surakarta. Adapun subjek penelitiannya adalah
guru produktif program keahlian teknik mekanik otomotif dan siswa kelas XII
program keahlian teknik mekanik otomotif dari sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan bulan Agustus 2009 sampai dengan Januari
2010. Rincian alokasi waktu kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:
Seminar proposal : 21 Agustus 2009
Perijinan : 9 September – 3 Oktober 2009
Penelitian : 3 Oktober 2009 – 3 Januari 2010
B. Bentuk Dan Strategi Penelitian
Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian kualitatif, sedangkan
metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
ini menggunakan desain penelitian studi kasus.
Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 95) mengemukakan bahwa “penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau persepektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak wawancara, di observasi, dimintai memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya. Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan, dan melalui penguraian ’pemaknaan partisipan’ tentang situasi-situasi dan peristiwa. Pemaknaan partisipan meliputi perasaan, keyakinan, ide-ide, pemkiran dan kegiatan dari partisipan.”
Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 72) menyatakan bahwa ”Penelitian
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk
mendekripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenonema yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia”. Fenomena dalam hal
ini adalah adanya Ujian Teori Kejuruan, karena Ujian Teori Kejuruan menjadi
22
Ujian Nasional mulai tahun 2009. Sesuai dalam penelitian ini partisipannya adalah
guru dan siswa, karena guru dan siswa merupakan subyek yang berhubungan
langsung dengan Ujian Teori Kejuruan, guru mempersiapkan siswanya dan siswa
mempersiapkan dirinya dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan tersebut.
Penelitian ini mengungkap sampai manakah kesiapan guru dan kesiapan siswa
dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dilihat dari persepektif guru dan siswa
yang dalam hal ini sebagai partisipan.
Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 61) mengemukakan bahwa ”Penelitin kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain). Penelitian ini bermaksud untuk melakukan penyelidikan dengan menggambarkan dan memaparkan keadaan subjek peneliti pada saat sekarang.
Penelitian ini akan menggambarkan dan mengungkap (to describe and
explore) kesiapan guru dan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan pada
saat sekarang berdasarkan fakta yang ditemukan serta mengungkap dan
menjelaskan (to describe and explain) apa saja temuan lain dalam penelitian ini
hubungannya dengan Ujian Teori Kejuruan berdasarkan fakta yang tampak atau
sebagaimana mestinya yang akan di deskripsikan dalam bentuk kata-kata
sebagaimana. Lexy J. Moleong (2007 : 4) ”...Bogdan dan Taylor (1975: 5)
mendefinisikan metodologi kualitataif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati”
Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 77) mendefinisikan bahwa ”Studi kasus (case study) merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah, malahan dijadikan karena keunggulan atau keberhasilannya.
Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 99) juga mengemukakan bahwa
”Penelitian kulitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dalam arti
penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami
secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya”. Strategi
atau desain dalam penelitian ini menggunakan desain studi kasus, studi kasus di
23
SMK Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini difokuskan pada kesiapan guru dan siswa
dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dilihat dari sisi materi yang ingin
dipahami secara mendalam.
C. Sumber Data
Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Informan atau narasumber yaitu guru produktif Progam Keahlian Teknik
Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta. Data yang diambil dari guru
adalah:
a. RPP mengajar guru.
b. Catatan atau materi print out dari guru untuk siswa.
c. Observasi mengajar guru.
2. Informan atau narasumber yaitu siswa kelas XII Program Keahlian Teknik
Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta. Data yang diambil dari siswa
adalah:
a. Kemampuan mengerjakan soal tes Ujian Teori Kejuruan.
b. Catatan atau materi print out dari guru.
c. Wawancara.
D. Teknik Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru produktif progam keahlian
teknik mekanik otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dan siswa kelas XII progam
keahlian teknik mekanik otomotif dari sekolah tersebut. Dalam penelitian ini
peneliti meneliti beberapa guru dan siswa dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel purposive sampling.
Purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu sampel diambil tidak
ditekankan pada jumlah, melainkan ditekankan pada kekayaan informasi yang
dimiliki anggota sampel sebagai sumber data. Cara pengambilan sampel
didasarkan pada karakteristik-karakteristik tertentu yang dimiliki sampel sesuai
dengan tujuan penelitian.
24
Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 101) mengemukakan bahwa ”Sampel ini memfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya dengan kasus untuk studi yang bersifat mendalam. Dengan perkataan lain sampel tersebut dipilih karena memang menjadi sumber dan kaya dengan informasi tentang fenomena yang ingin diteliti”.
Dalam penelitian ini untuk guru diambil 6 sampel dan siswa diambil 4
sampel, akan tetapi untuk pengerjaan soal yang serupa dengan Ujian Nasional
Teori Kejuruan dikenakan pada seluruh populasi siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dilakukan untuk
memperoleh data dalam penelitian. Menurut Goetz & LeCompte (1984)
sebagaimana dikutip dari H.B Sutopo (2002 : 58) teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif secara umum dapat dikelompokkan dalam dua jenis cara,
yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat interaktif dan non interaktif. Metode
interaktif meliputi wawancara mendalam dan observasi berperan serta, karena
dalam kedua metode ini mungkin terjadi saling mempengaruhi antara peneliti
dengan sumber datanya. Metode non interaktif meliputi kuesioner, mencatat
dokumen atau arsip, serta observasi tak berperan serta, karena dalam ketiga
metode ini sama sekali tidak ada pengaruh antara peneliti dengan sumber datanya.
Sesuai dengan pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini maka maka pengambilan data disesuaikan dengan tempat,
kondisi, dan waktu maka metode pengumpulan data yang digunakan antara lain:
1. Tes Soal
Soal adalah suatu pertanyaan yang harus dijawab, soal biasa disebut
dengan tes. “Tes berasal dari kata testum suatu pengertian dalam bahasa Prancis
kuno yang berarti untuk menyisihkan logam-logam mulia” (Suharsimi Arikunto,
2002: 52). Selanjutnya Suharsimi Arikunto mengungkapkan arti tes sendiri adalah
merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan cara atau aturan-aturan yang ditentukan (2002:
53). Penggunaan soal ini dilandasi karena peneliti ingin mendapatkan data yang
banyak dalam waktu yang singkat sehingga dapat diperoleh data garis besar
25
sebagai gambaran umum. Metode soal dalam penelitian ini tidak dimaksudkan
untuk membuat sistem penilaian dengan kelompok angka melainkan akan
dideskripsikan hasilnya dalam bentuk kalimat.
Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam segi materi peneliti
menggunakan instrumen soal yang serupa dengan Ujian Nasional Teori Kejuruan.
Soal tersebut terlebih dahulu di uji cobakan pada 25 sampel siswa kelas XII
Progam Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di SMK Negeri 2 Surakarta untuk
mengetahui kevalidan instrumen, instrumen soal uji coba tersebut sebanyak 75
butir soal pilihan ganda dengan 20 standar kompetensi lulusan sesuai dengan kisi-
kisi UTK 2010, untuk kisi-kisi dan instrumen soal uji coba terlampir dalam
lampiran 2. Dari hasil uji coba tersebut di analisis menggunakan software
ITEMAN dan didapat 43 soal yang valid kemudian dipilih 40 soal yang kemudian
dijadikan instrumen untuk pengambilan data. Untuk output data dari software
ITEMAN terlampir dalam lampiran 3 dan instrumen soal untuk pengambilan data
terlampir dalam lampiran 4.
Butir soal dalam instrumen tersebut diliihat 2 faktor yaitu tingkat
kesukaran dan daya beda. “Tingkat kesukaran adalah proporsi peserta tes yang
menjawab benar terhadap butir soal tersebut.tingkat kesukaran butir soal biasanya
dilambangkan dengan ‘P’ “ (Prasetya Irawan, 2001:175). Prasetya Irawan
(2001:180) mengemukakan, daya beda yang dianggap masih memadai untuk
sebutir soal ialah apabila sama atau lebih besar dari + 0,25. Berikut adalah tabel
tingkat kesukaran tersebut:
Table 1. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat Kesukaran Nilai P
Sukar
Sedang
Mudah
0,00 – 0,25
0,26 – 0,75
0,76 – 1,00
Berikut adalah rincian butir soal yang valid yang digunakan dalam
instrumen pengumpulan data dari hasil uji validitas instrumen soal dengan
menggunakan softwere ITEMAN:
26
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Butir Soal Instrumen
Nomor Tingkat Kesukaran Daya Beda No. Butir Soal Butir Soal Butir Soal
1. 1 1,000 -9,000 2. 2 1,000 -9,000 3. 3 1,000 -9,000 4. 4 1,000 -9,000 5. 5 1,000 -9,000 6. 6 1,000 -9,000 7. 7 1,000 -9,000 8. 8 1,000 -9,000 9. 9 0,960 0,422 10. 10 0,840 0,548 11. 11 0,720 0,283 12. 12 0,440 0,353 13. 13 1,000 -9,000 14. 14 0,320 0,374 15. 15 0,600 0,328 16. 16 0,800 0,455 17. 17 0,240 0,161 18. 18 0,720 0,409 19. 19 0,600 0,466 20. 20 0,280 0,309 21. 21 0,880 0,260 22. 22 0,960 0,105 23. 23 0,440 0,364 24. 24 0,840 0,425 25. 25 0,400 0,365 26. 26 0,600 0,455 27. 27 1,000 -9,000 28. 28 1,000 -9,000 29. 29 0,120 -0,520 30. 30 0,360 0,450 31. 31 0,920 0,027 32. 32 0,560 0,262 33. 33 1,000 -9,000 34. 34 0,120 0,749 35. 35 1,000 -9,000 36. 36 1,000 -9,000 37. 37 0,680 0,377 38. 38 1,000 -9,000
27
39. 39 0,680 0,304 40. 40 0,480 0,230 41. 41 0,480 0,445 42. 42 1,000 -9,000 43. 43 0,920 0,298 44. 44 0,800 0,483 45. 45 0,440 0,353 46. 46 0,960 0,523 47. 47 1,000 -9,000 48. 48 0,579 0,434 49. 49 0,880 0,520 50. 50 0,400 0,284 51. 51 0,360 0,533 52. 52 0,960 0,307 53. 53 0,640 0,339 54. 54 1,000 -9,000 55. 55 1,000 -9,000 56. 56 0,680 0,329 57. 57 0,960 0,307 58. 58 0,840 0,363 59. 59 0,960 0,307 60. 60 1,000 -9,000 61. 61 1,000 -9,000 62. 62 1,000 -9,000 63. 63 0,600 0,328 64. 64 1,000 -9,000 65. 65 1,000 -9,000 66. 66 0,840 0,255 67. 67 1,000 -9,000 68. 68 1,000 -9,000 69. 69 0,400 0,457 70. 70 0,960 0,307 71. 71 0,720 0,434 72. 72 0,480 0,558 73. 73 0,720 0,422 74. 74 1,000 -9,000 75. 75 0,560 0,353
28
Berdasarkan data hasil output uji validitas butir soal dengan menggunakan
instrumen diatas diketahui terdapat 43 butir soal yang valid, akan tetapi hanya
diambil 40 butir soal yang digunakan dalam instrumen pengambilan data
pengambilan data. Butir-butir soal yang digunakan adalah butir soal nomor 9 – 12,
14 – 15, 18 – 19, 21, 23 – 26, 30, 32, 34, 37, 39, 41, 43 – 46, 48 – 53, 56 – 59, 63,
66, 69 – 71, 73, dan butir soal nomor 75.
2. Dokumenter
Dalam penelitian ini menggunakan metode dokumenter dalam
pengumpulan data. Lexy J. Moleong (2007 : 217) mengemukakan dokumen sudah
lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal
dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan
untuk meramalkan. Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film sedangkan
record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga
untuk keperluan pengujian suatu peristiwa. Dokumen dan record digunakan
untuk keperluan penelitian, menurut Guba dan Lincoln (1981: 235) sebagaimana
dikutip dari Lexy J. Moleong (2007 : 217) karena alasan-alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan seperti berikut ini:
1. Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya,
dan mendorong.
2. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian.
3. Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya
yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks.
4. Record relatif murah dan tidak sukar diperoleh, tetapi dokumen harus dicari
dan ditemukan
Record dalam penelitian ini adalah catatan dan materi print out siswa yang
dianalisis untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah disampikan oleh guru
dan untuk mengetahui kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan
dilihat dari materi yang didapat siswa, sedangkan dokumen dalam penelitian ini
adalah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) guru yang digunakan sebagai
dasar untuk melihat seberapa jauh materi yang telah disampaikan untuk
mengetahui kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan.
29
3. Wawancara
HB. Sutopo (2002: 58) menyatakan bahwa sumber data yang sangat
penting dalam penelitian kualitatif adalah manusia yang dalam posisi sebagai
informan. Informasi-informasi dari informan tersebut dapat digali melalui teknik
wawancara yang dalam penelitian kualitatif biasa dilakukan dalam bentuk
wawancara mendalam.
Lexy J. Moleong (2007 : 186) menyatakan bahwa wawancara percakapan
antara dua pihak dengan maksud dan tujuan tertentu, dua pihak tersebut adalah
wawancara dan pewawancara. Wawancara tersebut dilakukan untuk memperoleh
kedalaman informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Pada umumnya wawancara dalam penelitian kualitatif tidak dilakukan
secara terstruktur dan ketat dengan pertanyaan tertutup, tetapi dilakukan secara
tidak terstruktur sebagai teknik wawancara mendalam. Wawancara ini dilakukan
dengan pertanyaan yang bersifat terbuka dan mengarah kepada kedalaman
informasi.
Dalam penelitian ini metode wawancara dilakukan untuk pengambilan
data pada siswa. Bahan wawancara dengan siswa adalah seberapa jauh atau
sampai mana materi yang didapat siswa dari setiap standar kompetensi lulusan
yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan. Berikut adalah pedoman dan materi
waancara dalam kegiatan wawancara dengan siswa berdasarkan 20 standar
kompetensi lulusan:
1. Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools).
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
menggunakan alat-alat ukur (measuring tools)?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
2. Melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen– komponennya.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen– komponennya?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
30
3. Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memelihara/servis sistem bahan bakar bensin?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
4. Memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
5. Memelihara/servis engine dan komponen-komponen-nya.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memelihara/servis engine dan komponen-komponen-nya?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
6. Memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem
pengoperasian?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
7. Memelihara transmisi.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memelihara transmisi?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
8. Memelihara unit final drive/gardan.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memelihara unit final drive/gardan?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
9. Memperbaiki poros penggerak roda.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memperbaiki poros penggerak roda?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
31
10. Memperbaiki roda dan ban.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memperbaiki roda dan ban?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
11. Memperbaiki sistem rem.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem rem?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
12. Memperbaiki sistem kemudi.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem kemudi?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
13. Memperbaiki sistem suspensi.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem suspensi?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
14. Memelihara baterai.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memelihara baterai?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
15. Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan,pengaman
dan kelengkapan tambahan.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem
kelistrikan,pengaman dan kelengkapan tambahan?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
16. Memperbaiki sistem pengapian.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem pengapian?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
32
17. Memperbaiki sistem starter.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem starter?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
18. Memperbaiki sistem pengisian.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem pengisian?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
19. Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner).
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner)?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
20. Merawat/servis ringan mesin EFI.
a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan
merawat/servis ringan mesin EFI?
b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
4. Observasi
Teknik observasi atau pengamatan digunakan untuk menggali data dari
sumber data yang berupa peristiwa, aktifitas, perilaku, tempat, benda, serta
rekaman gambar. Menurut Spradley (1980) seperti dikutip dari H.B Sutopo (2002:
65) pelaksanaan teknik observasi dapat dibagi menjadi: observasi tak berperan
sama sekali dan observasi berperan, dimana observasi berperan ini terdiri dari
berperan pasif, berperan aktif, dan berperan penuh.
Observasi berperan pasif yaitu peneliti hanya mendatangi lokasi, tetapi
sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif, namun
hadir dalam konteksnya. Observasi berperan aktif yaitu tidak sebagaimana halnya
dengan observasi berperan pasif, obseravasi berperan aktif ini merupakan cara
khusus dan peneliti tidak bersikap pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan
berbagai peran yang dimungkinkan dalam situasi yang berkaitan dengan
penelitiannya, dengan mempertimbangkan akses yang bisa diperolehnya yang bisa
dimanfaatkan bagi pengumpulan data. Observasi berperan penuh yakni jenis
33
observasi ini diartikan bahwa peneliti memang memiliki peran dalam lokasi
studinya, sehingga benar-benar terlibat dalam dalam suatu kegiatan yang
ditelitinya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi berperan
pasif yaitu peneliti benar-benar datang ke lokasi tetapi hanya sebagai pengamat
pasif.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan apabila data telah terkumpul. Dalam penelitian
kualitatif data-data disajikan dalam bentuk kata-kata verbal, bukan dalam bentuk
angka. Data yang berupa kata-kata tersebut masih sangat beragam, sehingga harus
diolah agar menjadi sistematis, ringkas, dan logis.
Terdapat beberapa definisi tentang analisa data kualitatif, diantaranya
adalah sebagai berikut:
Analisa data kualitatif (Bogdan & Biklen) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. (Lexy J. Moleong, 2007: 248)
Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa analisis data
kualitatif adalah proses pengorganisasian data-data yang diperoleh dari lapangan,
mempelajarinya dan selanjutnya dipilah-pilah sehingga dapat dikelola dan digali
kembali informasi-informasi penting yang dapat diperoleh dan akhirnya data-data
tersebut dapat disajikan secara baik dalam urutan yang sistematis dan logis
berdasarkan fakta-fakta dari lapangan.
Secara garis besar dalam penelitian ini dilakukan empat kegiatan yang
berhubungan dengan data, yaitu :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulan data di lapangan
baik melelui angket, wawancara, pengumpulan dokumen, maupun observasi.
Data-data tersebut diperoleh dari sumber-sumber yang telah dipilih. Data yang
dikumpulkan tersebut adalah data yang berkaitan tentang kesiapan guru dan
siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan.
34
2. Reduksi data
Reduksi data adalah merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul.
Data yang direduksi diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih baik
dan memudahkan peneliti untuk mengambil data lain yang dibutuhkan.
3. Penyajian data
Penyajian data dalam penelitian kualitatif dimaksudkan untuk menemukan
suatu makna dari kata-kata yang diperoleh, kemudian disusun secara
sistematis dan logis dari bentuk informasi yang komplek menjadi sederhana
namun selektif dengan menggunakan bahasa dan kalimat peneliti sehingga
lebih mudah dipahami.
4. Menarik kesimpulan dan verifikasi
Mengambil kesimpulan merupakan langkah analisis setelah pengolahan
data. Kesimpulan yang diambil mungkin masih merasa kabur dan diragukan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan verifikasi kesimpulan tersebut dengan
mencari data-data lain yang dapat mendukung kesimpulan tersebut serta
dengan mengecek ulang data-data yang diperoleh.
Keempat langkah dalam proses analisis data kualitatif tersebut merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dimana satu langkah merupakan hal
yang harus dilakukan untuk menuju langkah selanjutnya dan terjadi hubungan
antar satu langkah dengan langkah lain. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam
bagan berikut ini:
35
1 Pengumpulan
Data
4 Verifikasi / Penarikan
Kesimpulan
3 Penyajian Data
2 Reduksi Data
Gambar 2. Analisis Data Model Interaktif (Sumber HB. Sutopo, 2002: 96)
1. Teknik Analisis Data Hasil Tes Soal
Data yang diperoleh dari instrumen soal akan ditampilkan dalam bentuk
uraian dan prosentase serta tabel. Penghitungan prosentase adalah dengan rumus
sebagai berikut:
N = X : Y x 100 %
Keterangan:
N : prosentase responden yang menjawab benar butir soal.
X : Jumlah responden yang menjawab benar butir soal.
Y : Jumlah responden seluruhnya.
Dalam instrumen soal setiap standar kompetensi lulusan terdapat 2 butir
soal, dari 2 butir soal tersebut dicari rata-rata dalam prosentase dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
Ñ = ∑ N : n
Ñ : Rata-rata prosentase responden yang menjawab benar butir soal.
∑ N : Jumlah prosentase responden yang menjawab benar butir soal.
n : jumlah butir soal dalam setiap standar kompetensi lulusan.
Hasil perhitungan dengan cara diatas menunjukkan prosentase responden
dalam kesiapan menghadapi Ujian Teori Kejuruan dalam setiap standar
kompetensi lulusan, untuk menghitung total rata-rata kesiapan siswa dalam
menghadapi Ujian Teori Kejuruan digunakan rumus sebagai berikut:
36
Ñ total = ∑ Ñ : 20
Keterangan:
Ñ total : Jumlah rata-rata prosentase kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian
Teori Kejuruan dalam setiap standar kompetensi lulusan.
∑ Ñ : Jumlah prosentase responden yang menjawab benar butir soal dalam
setiap standar kompetensi lulusan.
20 : jumlah standar kompetensi lulusan.
2. Teknik Analisis Data Hasil Pengumpulan Dokumen
Data yang diperoleh melalui pengumpulan dokumen di analisis dengan
menggunakan teknik analisis data model interaktif sebagiamana disampaikan
diatas dan mengarah pada kajian isi dari dokumen-dokumen yang didapat tersebut
dan hasilnya akan ditampilkan dalam bentuk kalimat secara kualitatif. Menurut
Krippendorff (1980: 21) sebagaimana dikutip dari Lexy J. Moleong (2007 : 220)
kajian isi adalah teknik penelitian yang dimanfaatkan untuk menarik kesimpulan
yang replikatif dan sahih dari data atas dasar konteksnya. Adapun contoh dari
analisis tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulkan data di lapangan
yakni pengumpulan catatan-catatan siswa atau materi printout SMK N 2
Surakarta Progam Keahlian Teknik Mekanik Otomotif dari kelas X sampai
dengan kelas XII.
b) Reduksi data
Catatan-catatan tersebut dipilah-pilah kemudian dipilih sesuai dengan
kebutuhan, yakni yang sesuai dengan materi yang diajarkan guru sebagaimana
tertuang dalam RPP guru.
c) Penyajian data
Data yang telah direduksi ditampilkan dalam bentuk kalimat yakni apakah
sudah lengkap atau belum materi yang didapat siswa sekaligus memberikan
informasi seberapa jauh materi yang telah disampaikan oleh guru. Materi yang
telah disampaikan oleh guru apakah sudah sesuai dengan RPP. Jika ada
kekurangan dari catatan yang diinginkan, peneliti mengulangnya dari tahap
37
reduksi data, jika data sudah cukup maka lanjut ke tahap berikutnya.
d) Menarik kesimpulan dan verifikasi
Peneliti mengambil kesimpulan apakah materi yang di dapat siswa sudah
lengkap atau belum dan apakah guru sudah mengajarkan semua materi sesuai
dengan RPP. Jika ada kekurangan maka bisa diulang dari tahap reduksi data
atau penyajian data dan juga bisa diulang dari pengumpulan data.
3. Teknik Analisis Data Hasil Wawancara
Data yang diperoleh dari wawancara akan ditampilkan dalam bentuk
uraian yang memuat tentang seberapa jauh materi yang di dapat siswa
hubungannya dalam kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dan
sekaligus untuk mengetahui seberapa jauh materi yang disampaikan oleh guru
hubungannya dengan kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan.
4. Teknik Analisis Data Hasil Observasi
Data yang diperoleh dari observasi akan ditampilkan dalam bentuk uraian
yang memuat tentang kegiatan proses belajar mengajar dikelas dan seberapa jauh
materi yang disampaiakn serta kesesauian materi antara RPP dengan materi yang
disampaiakan.
G. Validitas Data
Untuk memperoleh data yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah maka peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data. Teknik
pemeriksaan keabsahan data menurut Lexy J. Moleong (2007 : 326-332) antara
lain dapat dilakukan melalui :
1. Ketekunan / keajegan pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur
dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang diamati.
Dengan ketekunan pengamatan ini maka peneliti dapat mengadakan
pengamatan dengan teliti, rinci, dan berkesinambungan tehadap faktor-aktor
yang menonjol sehingga diperoleh kedalaman data.
38
2. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi ini antara lain dapat dilakukan
melalui :
a) Triangulasi sumber
Triangulasi sumber berarti menbandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda. Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan menbandingkan
informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda, antara lain dari guru,
siswa ataupun dokumen-dokumen.
b) Triangulasi metode
Triangulasi metode yaitu pencocokan informasi yang diperoleh dengan
menggunakan metode yang berbeda, misalnya antara soal tes, wawancara,
maupun pengumpulan dokumen.
Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode
dan triangulasi sumber.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: tahap persiapan,
tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyusunan laporan.
Untuk lebih jelasnya, masing-masing akan diuraikan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Kegaiatan-kegiatan pada tahap persiapan ini meliputi :
a) Mengajukan judul penelitian
b) Menyusun proposal penelitian
c) Melakukan seminar proposal penelitian
2. Tahap Pengumpulan Data
Kegaiatan-kegiatan pada tahap pengumpulan data ini meliputi :
a) Mengurus perijinan penelitian
b) Menyusun instrumen-instrumen pengumpul data
39
c) Mengumpulkan data dilapangan dengan menyebar soal, melakukan
pengumpulan dokumen, wawancara mendalam, dan observasi.
d) Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul.
e) Memilah data sesuai kebutuhan.
3. Tahap Analisis Data
Kegaiatan-kegiatan pada tahap analisis data ini meliputi :
a) Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai jenis penelitian.
b) Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di cross
check kan dengan temuan dilapangan.
c) Setelah didapat data sesuai intensitas kebutuhan penelitian maka dilakukan
proses verifikasi dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan orang
yang lebih ahli.
d) Membuat simpulan akhir dan masukan/saran sebagai hasil temuan
penelitian.
4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Kegiatan-kegiatan pada tahap penyusunan laporan penelitian ini meliputi :
a) Penyusunan laporan awal
b) Me-review laporan sementara dengan mengkonsultasikan kepada
dosen pembimbing.
c) Perbaiakan laporan sesuai dengan rekomendasi hasil konsultasi.
d) Penyusunan laporan akhir dan penggandaan laporan.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, lokasi penelitian yang digunakan adalah
SMK Negeri 2 Surakarta yang berdomisili di Jalan L.U. Adi Sucipto Nomor 33
Surakarta.
B. Deskripsi permasalahan penelitian
Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan baik menggunakan metode
tes soal, dokumenter, wawancara mendalam, dan observasi maka dapat dilakukan
pembahasan terhadap permasalahan-permasalahan penelitian. Adapun
pembahasan untuk setiap pokok permasalahan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Ujian Teori Kejuruan Progam Keahlian
Teknik Mekanik Otomotif Studi Kasus Di SMK N 2 Surakarta
Data tentang kesiapan guru dalam mengahadapi Ujian Teori Kejuruan
program keahlian teknik mekanik otomotif studi kasus di SMK N 2 Surakarta
diperoleh melalui pengumpulan dokumen RPP guru, materi yang diberikan pada
siswa baik berupa printout maupun catatan, dan melalui observasi mengajar guru.
Kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam
kategori sangat tinggi jika:
a. Semua guru menyampaikan semua materi pembelajaran berdasarkan materi
dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan
dan sesuai dengan materi dalam RPP.
b. Semua guru menggunakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran dan
menggunakan media pembelajaran LCD power point.
c. Semua guru memberikan materi atau catatan / print out materi kepada siswa
berdasarkan materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam
Ujian Teori Kejuruan dan sesuai dengan materi dalam RPP.
41
Kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam
kategori tinggi jika:
a. Sebagian besar guru menyampaikan semua materi pembelajaran berdasarkan
materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori
Kejuruan dan sesuai dengan materi dalam RPP.
b. Sebagian besar guru menggunakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran dan
menggunakan media pembelajaran LCD power point.
c. Sebagian besar guru memberikan materi atau catatan / print out materi kepada
siswa berdasarkan materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan
dalam Ujian Teori Kejuruan dan sesuai dengan materi dalam RPP.
Kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam
kategori sedang jika:
a. Sebagian kecil guru menyampaikan sebagian materi pembelajaran berdasarkan
materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori
Kejuruan dan sesuai dengan materi dalam RPP.
b. Sebagian kecil guru menggunakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran dan
menggunakan media pembelajaran LCD power point.
c. Sebagian kecil guru memberikan materi atau catatan / print out materi kepada
siswa hanya berdasarkan materi yang diajarkan.
Kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam
kategori rendah jika:
a. Semua guru tidak menyampaikan semua materi pembelajaran berdasarkan
materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori
Kejuruan dan sesuai dengan materi dalam RPP.
b. Semua guru tidak menggunakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran dan
menggunakan media pembelajaran LCD power point.
c. Semua guru tidak memberikan materi atau catatan / print out materi kepada
siswa berdasarkan materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan
dalam Ujian Teori Kejuruan dan sesuai dengan materi dalam RPP.
42
2. Kesiapan Siswa Dalam Menghadapi Ujian Teori Kejuruan Progam Keahlian
Teknik Mekanik Otomotif Studi Kasus Di SMK N 2 Surakarta
Data tentang kesiapan siswa dalam mengahadapi Ujian Teori Kejuruan
program keahlian teknik mekanik otomotif studi kasus di SMK N 2 Surakarta
diperoleh melalui melalui soal tes yang serupa Ujian Teori Kejuruan dengan 40
butir soal pilihan ganda dengan 20 Standar Kompetensi Lulusan, pengumpulan
dokumen berupa catatan atau materi yang diberikan oleh guru, dan wawancara
mendalam mengenai materi yang didapat dari guru selama pembelajaran dari 20
standar kompetensi lulusan yang di ujikan dalam Ujian Nasional yakni Ujian
Teori Kejuruan.
Kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam
kategori sangat tinggi jika:
a. Rata-rata pencapaian hasil pengerjaan tes berdasarkan standar kompetensi
lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan sebesar 100% dan rata-rata
hasil nilai soal tes 90 – 100 dalam skala 100.
b. Siswa mempunyai semua catatan atau print out materi berdasarkan standar
kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan.
c. Siswa menyatakan sudah mendapat semua materi yang diujikan dalam Ujian
Teori Kejuruan.
Kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam
kategori tinggi jika:
a. Rata-rata pencapaian hasil pengerjaan tes berdasarkan standar kompetensi
lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan sebesar ± 80% dan rata-rata
hasil nilai soal tes 70 – 89 dalam skala 100.
b. Siswa mempunyai sebagian besar catatan atau print out materi berdasarkan
standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan.
c. Siswa menyatakan sudah mendapat sebagaian brsar materi yang diujikan
dalam Ujian Teori Kejuruan.
Kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam
kategori sedang jika:
43
a. Rata-rata pencapaian hasil pengerjaan tes berdasarkan standar kompetensi
lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan sebesar ± 70% dan rata-
rata hasil nilai soal tes 50 – 69 dalam skala 100.
b. Siswa mempunyai sebagian catatan atau print out materi berdasarkan standar
kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan.
c. Siswa menyatakan sudah mendapat sebagian materi yang diujikan dalam
Ujian Teori Kejuruan.
Kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam
kategori rendah jika:
a. Rata-rata pencapaian hasil pengerjaan tes berdasarkan standar kompetensi
lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan sebesar ± 50% dan rata-
rata hasil nilai soal tes > 50 dalam skala 100.
b. Siswa mempunyai sebagian kecil catatan atau print out materi berdasarkan
standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan.
c. Siswa menyatakan sudah mendapat sebagian kecil materi yang diujikan dalam
Ujian Teori Kejuruan.
C. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori
Untuk menjawab masalah pertama yaitu kesiapan guru dalam menghadapi
Ujian Teori Kejuruan program keahlian teknik mekanik otomotif studi kasus di
SMK N 2 Surakarta dilakukan pengumpulan data melalui metode dokumenter
pengumpulan dokumen RPP guru, materi yang diberiakan guru pada siswa, dan
melalui observasi. Untuk dokumen RPP mengajar guru, setiap sampel guru
diambil beberapa RPP tergantung tercapainya kompetensi dasar. Untuk materi
yang diberikan guru pada siswa baik catatan maupun printout materi, setiap
sampel guru diambil satu materi berdasarkan kompetensi yang diajarkan.Untuk
observasi mengajar guru, peneliti mengobservasi guru mengajar sebanyak
beberapa pertemuan berdasarkan tercapainya kompetensi dasar. Dalam
pengambilan data ini diambil sampel 6 orang guru program keahlian teknik
mekanik otomotif SMK N 2 Surakarta. Hasil analisis dari data-data tersebut
adalah sebagai berikut:
44
1. Hasil Analisis Metode Dokumenter
a. Hasil Analisis Dokumen RPP (sebagian RPP lihat lampiran 5)
1) Hasil analisis RPP G1
G1 mengajar dengan standar kompetensi diagnosa kerusakan chasis /
throuble shooting. Kompetensi dasar dalam RPP tersebut adalah diagnosa
kerusakan dan perbaikan chasis / throuble shooting. Materi pembelajaran
dalam RPP tersebut adalah a). kemudi terasa berat, b) gerak bebas kemudi
terlalu besar, c) kemudi cenderung membelok ke satu sisi pada saat kendaraan
jalan lurus, d) setelah kemudi di belokkan tidak terjadi gaya balik steer.
2) Hasil analisis RPP 2
G2 mengajar dengan standar kompetensi diagnosa pemeliharaan / servis
sistem bahan bakar diesel. Kompetensi dasar dalam RPP tersebut adalah
sistem bahan bakar injeksi langsung dan tidak langsung. Materi pembelajaran
dalam RPP tersebut adalah a) sistem bahan bakar bakar motor diesel injeksi
langsung (direct injection), b) sistem bahan bakar bakar motor diesel injeksi
tidak langsung (indirect injection), c) konstruksi injektor motor diesel injeksi
langsung (direct injection), d) konstruksi injektor motor diesel injeksi tidak
langsung (indirect injection), e) konstruksi ruang bakar motor diesel injeksi
langsung (direct injection), f) konstruksi ruang bakar motor diesel injeksi
tidak langsung (indirect injection).
3) Hasil analisis RPP G3
G3 mengajar dengan standar kompetensi perwatan perbaikan sistem
suspensi. Kompetensi dasar dalam RPP tersebut adalah mengenal nama
komponen dan fungsi komponen sistem suspensi. Materi pembelajaran dalam
RPP tersebut adalah a). macam-macam komponen sistem suspensi, b) macam-
macam suspensi pada kendaraan, c) keuntungan dan kerugian sistem suspensi
4) Hasil analisis RPP G4
G4 mengajar dengan standar kompetensi perwatan dan perbaikan sistem
starter. Kompetensi dasar dalam RPP tersebut adalah mengenal nama
komponen dan fungsi komponen sistem suspensi. Materi pembelajaran dalam
RPP tersebut adalah a). macam-macam baterai, b) konstruksi baterai, c)
45
elektrolit baterai, d) reaksi kimia baterai, e) pemeriksaan baterai, f) perawatan
dan pengsisian baterai.
5) Hasil analisis RPP G5
G5 mengajar dengan standar kompetensi a) perawatan dan perbaikan blok
silinder dan kelengkapannya, kompetensi dasar dalam standar kompetensi ini
adalah: (a) pemeriksaan blok silinder secara visual, (b) pemerksaan blok
silinder dengan alat ukur. b) perawatan dan perbaikan mekanisme engkol,
kompetensi dasar dalam standar kompetensi ini adalah: (a) pemeriksaan dan
perawatan bagian utama poros engkol secara visual, (b) macam-macam
pembebanan yang terjadi pada poros engkol, (c) pemeriksaan dan pengukuran
poros engkol dengan alat ukur.
Materi pembelajaran untuk standar kompetensi perawatan dan perbaikan
blok silinder dan kelengkapannya dalam RPP tersebut adalah: a) pemeriksaan
kerataan dan keretakan blok silinder, b) penggunaaan alat-alat ukur pemeriksa
blok silinder, c) perawatan dan perbaikan blok silinder.
Materi pembelajaran untuk standar kompetensi perawatan dan perbaikan
mekanisme engkol adalah a) pemeriksaan: kebengkokan, keovalan, ketirusan,
keausan, dan selah celah oli, b) penggunaan dan pembacaan alat-alat ukur
pemeriksa poros engkol, c) perawatan dan perbaikan poros engkol.
6) Hasil analisis RPP G6
G6 mengajar dengan standar kompetensi pengetahuan dasar otomotif.
Kompetensi dasar dalam RPP tersebut adalah pengetahuan tentang cara kerja
motor dan jenis konstruksi. Materi pembelajaran dalam RPP tersebut adalah
a). siklus, b) tekanan dan kevakuman, c) syarat-syarat pembakaran, d)
pembakaran.
Berdasarkan analisis pengumpulan dokumen yakni berupa RPP mengajar
dapat diketahui semua guru menyamapaikan materi sesuai dengan materi yang
tercantum dalam RPP.
b. Hasil Analisis Materi atau Catatan Yang Diberikan Pada Siswa (sebagian
materi lihat lampiran 6)
46
1) Hasil analisis materi G1
Materi yang diambil adalah materi sistem kemudi beserta pemeriksaan,
diagnosa kerusakan, dan cara memperbaikinya. Materi yang diberikan
kepada siswa sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP.
2) Hasil analisis materi G2
Materi yang diambil adalah materi injeksi langsung dan tidak
langsung. Materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan materi yang
tercantum dalam RPP.
3) Hasil analisis materi G3
Materi yang diambil adalah materi macam-macam komponen sistem
suspensi. Materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan materi yang
tercantum dalam RPP.
4) Hasil analisis materi G4
Materi yang diambil adalah materi baterai beserta dasar sistem starter.
Materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan materi yang tercantum
dalam RPP.
5) Hasil analisis materi G5
Materi yang diambil adalah materi perawatan dan perbaikan poros
engkol. Materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan materi yang
tercantum dalam RPP.
6) Hasil analisis materi G6
Materi yang diambil adalah lembar isisan siswa. Materi yang diberikan
kepada siswa sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP.
Berdasarkan analisis pengumpulan dokumen yakni berupa catatan atau
print out materi dari guru yang diberikan pada siswa dapat diketahui semua guru
menyamapaikan materi sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP.
2. Hasil Analisis Hasil Observasi
a. Hasil observasi G1 (sebagian hasil observasi lihat lampiran 7)
Untuk G1 peneliti mengobservasi guru mengajar sebanyak 4 kali
pertemuan. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:
47
1) Pertemuan pertama
Materi yang diajarkan adalah diagnosa kerusakan kemudi terasa berat. G1
menggunakan media car trainer / chasis trainer dan mobil, guru
menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing. Pada saat proses
pembelajaran guru memberikan masalah kerusakan pada sistem kemudi, siswa
dituntut untuk mampu mendiagnosa kerusakan tersebut malalui praktek. Siswa
sangat antusias karena setiap siswa mempunyai kesempatan yang seluas-
luanya untuk mendiagnosa kerusakan tersebut. Beberpa jawaban siswa yang
mendekati benar disimpan oleh guru kemudian dijadikan umpan dalam
mendiagnosa letak kerusakan sesungguhnya. Materi yang diajarkan guru
sesuai dengan materi yang tercantum pada RPP.
2) Pertemuan kedua
Materi yang diajarkan adalah diagnosa keruakan kemudi gerak bebas
kemudi terlalu besar. G1 menggunakan media pembelajaran car trainer /
chasis trainer dan mobil, metode pembelajaran yang digunakan adalah
ceramah, diskusi, penugasan, dan penemuan terbimbing. Guru memaparkan
kemungkinan-kemungkinan terjadinya kemudi tersa berat. Berdasarkan
pemaparan tersebut dijadikan modal oleh siswa untuk mendiagnosa kerusakan
tersebut. Siswa diberi tugas untuk mengamati dan menemukan letak
permasalahan malalui praktek. Siswa sangat antusias karena setiap siswa
mempunyai kesempatan yang luas untuk mengemukakan hasil
pengamatannya. Dari jawaban-jawaban siswa dijadikan umpan untuk
menemukan letak kerusakan sesungguhnya oleh guru. Materi yang diajarkan
guru sesuai dengan RPP.
3) Pertemuan ketiga
Materi yang diajarkan adalah diagnosa keruakan kemudi tidak terjadi gaya
balik kemudi. G1 menggunakan media pembelajaran car trainer / chasis
trainer dan mobil, metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah,
diskusi, penugasan, dan penemuan terbimbing. Guru menjelaskan
kemungkinan-kemungkinan tidak terjadinya gaya balik kemudi dan berbagi
pengalaman saat menyetir mobil serta siswa berbagi pengalaman saat praktek
48
di bengkel tempat PSG (Pendidikan Sistem Ganda). Siswa diberi tugas untuk
mengamati dan menemukan malalui praktek letak permasalah dari kerusakan
tersebut. Siswa sangat antusias karena setiap siswa mempunyai kesempatan
yang luas untuk mengemukakan hasil pengamatannya. Dari jawaban-jawaban
siswa dijadikan umpan untuk menemukan letak kerusakan sesungguhnya oleh
guru. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP.
4) Pertemuan keempat
Materi yang diajarkan adalah diagnosa kerusakan kemudi cenderung
membelok ke satu sisi pada saat kendaraan jalan lurus. G1 menggunakan
media car trainer / chasis trainer dan mobil, metode pembelajaran yang
digunakan adalah ceramah, diskusi, penugasan, dan penemuan terbimbing.
Pada saat proses pembelajaran guru memberikan gambaran-gambaran tentang
rasanya kemudi cenderung membelok ke satu sisi saat kendaraan berjalan
lurus. Siswa diberi tugas untuk mengamati dan menemukan malalui praktek
letak permasalah dari kerusakan tersebut. Siswa sangat antusias karena setiap
siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mengemukakan hasil
pengamatannya. Dari jawaban-jawaban siswa dijadikan umpan untuk
menemukan letak kerusakan sesungguhnya oleh guru. Materi yang diajarkan
guru sesuai dengan RPP.
b. Hasil observasi G2
Untuk G2 peneliti mengobservasi guru mengajar sebanyak 2 kali
pertemuan. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Materi yang diajarkan adalah (a) sistem bahan bakar bakar motor diesel
injeksi langsung (direct injection), (b) konstruksi injektor motor diesel injeksi
langsung (direct injection), dan (c) konstruksi ruang bakar motor diesel injeksi
langsung (direct injection). Guru menggunakan media laptop, LCD, dan
engine stand. Metode mengajar yang digunakan guru adalah metode ceramah,
tanya jawab, dan praktek. Pada saat proses pembelajaran guru
mempresentasikan materi dengan menggunakan power point setelah itu siswa
praktek sesuai dengan pembagian kelompok masing-masing. Guru
49
menjelaskan materi di depan engine stand dan melakukan tanya jawab, setelah
itu siswa disuruh mengamati benda praktek, jika perlu diperbolehkan untuk
melakukan bongkar pasang. Guru memberikan materi fotokopian kepada
siswa sebagai dasar pembuatan laporan praktek. Materi yang diajarkan guru
sesuai dengan RPP.
2) Pertemuan kedua
Materi yang diajarkan adalah (a) sistem bahan bakar bakar motor diesel
injeksi tidak langsung (indirect injection), (b) konstruksi injektor motor diesel
injeksi tidak langsung (indirect injection), (c) konstruksi ruang bakar motor
diesel injeksi tidak langsung (indirect injection). Guru menggunakan media
laptop, LCD, dan engine stand. Metode mengajar yang digunakan guru adalah
metode ceramah, tanya jawab, dan praktek. Pada saat proses pembelajaran
guru mempresentasikan materi dengan menggunakan power point setelah itu
siswa praktek sesuai dengan pembagian kelompok masing-masing. Guru
menjelaskan materi di depan engine stand dan melakukan tanya jawab, setelah
itu siswa disuruh mengamati benda praktek, jika perlu diperbolehkan untuk
melakukan bongkar pasang. Guru memberikan materi fotokopian kepada
siswa sebagai dasar pembuatan laporan praktek. Materi yang diajarkan guru
sesuai dengan RPP.
c. Hasil observasi G3
Untuk G3 peneliti mengobservasi guru mengajar sebanyak 3 kali
pertemuan. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Materi yang diajarkan adalah macam-macam komponen sistem suspensi.
Guru menggunakan media pembelajaran papan tulis, spidol, dan chasis stand.
Meteode mengajar yang digunakan adalah observasi dan ceramah. Pada proses
pembelajaran guru melakukan tes terlebih dahulu tentang materi pertemuan
yang sebelumnya. Setelah itu menyampaikan materi pembelajaran sesuai
dalam RPP. Siswa diberi tugas dalam kelompok kecil untuk mengamati
komponen-komponen sistem suspensi serta membuat laporan dari pengamatan
tersebut. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP.
50
2) Pertemuan kedua
Materi yang diajarkan adalah macam-macam suspensi pada kendaraan.
Media yang digunakan guru adalah papan tulis (white board), spidol, dan
chasis stand. Metode mengajar yang digunakan guru adalah metpde ceramah,
tanya jawab dan observasi. Pada saat proses pembelajaran guru melakukan tes
terlebih dahulu sevara mencongak tentang materi pelajaran sebelumnya yakni
macam-macam komponen sistem suspensi. Setelah tes tersebut guru
meneranhkan materi pelajaran sesuai dengan RPP, siswa mencatat apa yang
perlu dicatat. Setelah penyampaian materi tersebut guru menyuruh siswa
untuk melakukan pengamatan dan melaporkan perbedaan anatar tipe suspensi
yang diamati. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP.
3) Pertemuan ketiga
Materi yang diajarkan adalah keutungan dan kerugian sistem suspensi.
Metode mengajar yang digunakan guru adalah ceramah dan diskusi. Guru
melakukan tes tertulis tentang materi pada pertemuan sebelumnya, setelah tes
selesai guru memeberiakan materi sesuai dengan RPP. Guru menyampaikan
materi dengan cara ceramah dan siswa mencatat apa yang perlu di catat,
sesekali guru menulis di papan tulis hal-hal yang dianggap penting dan siswa
mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis tesrebut. Materi yang diajarkan
guru sesuai dengan RPP.
d. Hasil observasi G4
Untuk G4 peneliti mengobservasi guru mengajar sebanyak 4 kali
pertemuan. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Materi yang diajarkan adalah (a) macam-macam baterai, (b) konstruksi
baterai, dan (c) elektrolit baterai. Media pembelajran yang digunakan guru
adalah papan tulis (white board) dan spidol serta baterai dan hydrometer.
Media Metode yang dugunakan guru saat pembelajaran adalah ceramah, tanya
jawab, demonstrasi, penugasan dan tutorial. Pada saat proses belajar mengajar
berlangsung guru memebrikan apersepsi pada awal pertemuan tentang materi
yang akan disampaikan. Apersepsi tersebut membawa siswa menjadi antusias
51
dan menambah rasa ingin tau siswa. Guru mengajar sambil menulis di papan
tulis dan siswa mencatat apa yang guru tulis di papan tulis sesekali guru
mendekte materi untuk di catat siswa. Guru mendemonstrasikan baterai dan
alat pengukur berat jenis elektrolit serta kemudian mempraktekannya dan
memberikan penjelsan tentang fungsi alat dan cara pengukuruan yang benar.
Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP.
2) Pertemuan kedua
Materi yang diajarkan adalah (a) reaksi kimia baterai, (b) pemeriksaan
baterai, dan (c) perawatan dan pengisian baterai. Media pembelajran yang
digunakan guru adalah papan tulis (white board) dan spidol, baterai dan alat
charger baterai. Metode yang digunakan oleh guru saat mengajar adalah
ceramah, tanya jawab, demonstrasi, penugasan dan tutorial. Pada saat proses
pembelajaran guru menerangkan materi lanjutan dari meteri sebelumnya
sebagai ulasan. Untuk materi yang saat itu diajarkan guru mengajak siswa ke
bengkel yang terletak di sebelah ruang kelas untuk melihat cara pemeriksaan
dan pengisian baterai pada khususnya. Materi yang diajarkan guru sesuai
dengan RPP.
3) Pertemuan ketiga
Materi yang diajarkan adalah (a) fungsi sistem starter, (b) persyaratan
starter, (c) hubungan arus dan garis gaya magnet, (d) kaidah tangan kiri
Fleming. Media pembelajran yang digunakan guru adalah papan tulis (white
board) dan spidol. Metode yang digunakan guru saat mengajar adalah metode
ceramah, tanya jawab, daan penugasan. Pada saat proses kegiatan
pembelajaran guru mengulas sedikit materi yang diajarkan sebelumnya lalu
guru memberikan apersepsi tentang materi akan disampaikan. Guru menulis di
papan tulis dan siswa mencatat apa yang ditulis guru sesekali guru mendekte
apa yang sekiranya perlu ditambahkan pada catatan siswa. Setelah selesa
menerangkan guru memberi pertanyaan yang selanjutnya digunakan untuk PR.
Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP.
52
4) Pertemuan keempat
Materi yang diajarkan adalah (a) kaidah tangan kiri Fleming, (b) prinsip
kerja motor starter, (c) komponen-komponen utama motor starter, (d) macam-
macam rangkaian sistem starter. Media pembelajran yang digunakan guru
adalah papan tulis (white board) dan spidol. Metode yang digunakan guru saat
mengajar adalah metode ceramah, tanya jawab, daan penugasan. Pada saat
proses kegiatan pembelajaran guru mengulas sedikit materi yang diajarkan
sebelumnya lalu menanyakan jawaban PR pertemuan kemarin. Guru
memberikan apersepsi tentang materi yang akan disampaikan. Guru menulis
di papan tulis dan siswa mencatat apa yang ditulis guru sesekali guru
mendekte apa yang sekiranya perlu ditambahkan pada catatan siswa. Materi
yang diajarkan guru sesuai dengan RPP.
e. Hasil observasi G5
Untuk G5 peneliti mengobservasi guru mengajar sebanyak 2 kali
pertemuan. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Materi yang diajarkan adalah : (a) pemerksaan kerataan dan keretakan blik
silinder, (b) penggunaan alat-alt ukur pemeriksa blok silinder, (c) perawatan
dan perbaikan blok silinder. Media yang digunakan guru adalah papan tulis
(white board), spidol, mikrometer, vernier caliper, ragum, steel rule, filler
gauge, dan cylinder bore gauge. Metode pembelajaran yang digunakan oleh
guru adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab, praktek dan penugasan.
Pada saat proses pembelajaran guru memberikan apersepsi terlebih dahulu
akan materi yang akan diajarkan, setelah itu guru mendemonstrasikan cara
penggunaan alat untuk pengukuran blok silinder. kemudian memperagakan
cara pengukuran kerataan dan keusan blok silinder. Setelah itu siswa praktek
satu persati dalam kelompok masing-masing. Selain siswa mencatat materi
yangdisampaikan guru siswa juga mencatat hasil pengukuran dari praktek
yang telah dilakukan untuk dasar tindakan lanjut yang akan dilakukan.
53
2) Pertemuan kedua
Materi yang diajarkan adalah: (a) pemeriksaan: kebengkokan, keovalan,
ketirusan, keausan, dan selah celah oli, (b) penggunaan dan pembacaan alat-
alat ukur pemeriksa poros engkol, (c) perawatan dan perbaikan poros engkol.
Media yang digunakan guru adalah papan tulis (white board), spidol, ragum,
mikrometer, dan vernier caliper. Metode pembelajaran yang digunakan oleh
guru adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab, praktek dan penugasan.
Pada saat proses pembelajaran guru memberikan apersepsi terlebih dahulu
akan materi yang akan diajarkan sebagai lanjutan dari materi sebelumnya,
setelah itu guru mendemonstrasikan cara penggunaan alat untuk pengukuran
poros engkol. kemudian memperagakan cara pengukuran poros engkol.
Setelah itu siswa praktek satu persati dalam kelompok masing-masing. Selain
siswa mencatat materi yangdisampaikan guru siswa juga mencatat hasil
pengukuran dari praktek yang telah dilakukan untuk dasar tindakan lanjut
yang akan dilakukan.
f. Hasil observasi G6
Untuk G6 peneliti mengobservasi guru mengajar sebanyak 2 kali
pertemuan. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Materi yang diajarkan adalah: (a) siklus, (b) tekanan dan kevakuman, (c)
syarat-syarat pembakaranan. Guru menggunakan media pembelajaran laptop,
LCD, dan simulator pembakaran di dalam silinder. Metode yang digunakan
guru adalah ceramah, presentasi, tanya jawab dan lembaran isisan siswa. Pada
saat pembelajaran dimulai guru memberikan apersepsi terlebih dahulu dan
mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa sangat
antusias. Guru mempresentasikan siklus kerja motor dan cara kerja motor 2
tak & 4 tak, serta syarat-syarat pembakaran di dalam silinder. Pada saat guru
menjelaskan siswa mencatat di lembaran isian siswa yang terlebih dahulu
diberikan oleh guru pada masing-masing siswa. Pada akhir pelajaran guru
mengeluarkan seoerangkat alat berupa simulator pembakaran di dalam
silinder, hal ini membuat rasa ingin tau siswa meningkat. Pelajaran di akhiri
54
dengan rasa ingin tau siswa yang tinggi namun belum terjawab rasa ingin tau
tersebut.
2) Pertemuan kedua
Materi yang diajarkan adalah: (a) syarat-syarat pembakaran, (b)
pembakaran. Media yang digunakan guru adalah laptop, LCD, dan simulator
pembakaran di dalam silinder. Metode yang digunakan guru adalah ceramah,
presentasi, tanya jawab dan lembaran isisan siswa. Pada saat pembelajaran
guru mengulas sebentar materi pada pertemuan sebelumnya dalam prsesentasi
dengan power point. Selanjutnya guru menjawab rasa ingin tau siswa pada
pertemuan sebelumnya yakni dengan mengeluarkan dan mendemonstrasikan
pembakaran di dalam silinder dengan simulator.
Berdasarkan observasi guru mengajar di kelas dapat diketahui bahwa guru
menyampaiakan seluruh materi sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP
dan guru mampu mengkondisikan lingkungan belajar yang positif, menampilkan
inovasi-inovasi dalam pembelajaran dan memberikan kesempatan yang seluas-
luasnya untuk siswa belajar. Ini berarti guru mempunyai kesiapan yang tinggi
dalam mempersiapkan siswanya dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dan ini
berarti juga kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan ternasuk
kategori sangat tinggi.
Untuk menjawab masalah kedua yaitu kesiapan siswa dalam menghadapi
Ujian Teori Kejuruan progam keahlian teknik mekanik otomotif studi kasus di
SMK N 2 Surakarta dilakukan pengumpulan data melalui soal tes Ujian Teori
Kejuruan dengan 40 butir soal pilihan ganda dengan 20 Standar Kompetensi
Lulusan, pengumpulan dokumen berupa catatan atau materi yang diberikan oleh
guru, dan wawancara mendalam mengenai materi yang didapat dari guru selama
pembelajaran dari 20 standar kompetensi lulusan yang di ujikan dalam Ujian
Nasional yakni Ujian Teori Kejuruan.
1. Hasil Analisis Tes Soal
Menurut Blom tujuan belajar dikelompokkan menjadi tiga kelompok,
yakni kognitif, psikomotorik, dan afektif. Selanjutnya Mudjiyono & Mochamad
55
Paryadi menjelaskan butir-butir diatas sebagai berikut, sebagamiana dikutip dari
Gino (1993: 19-20).
a) Ranah Kognitif terdiri dari:
1) Pengetahuan
Merupakan tingkat terendah dari ranah kognitif berupa pengenalan dan
pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, dan
prinsip-prinsip dalam bentuk yang dipelajari.
2) Pemahaman
Merupakan tingkat berikutnya dari tujuan belajar ranah kognitif berupa
kemampuan mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa
menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya.
3) Penerapan
Merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi lainnya
sesuai dengan situasi yang konkret.
4) Analisis
Merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke bagian-bagian yang
menjadi unsur pokok.
5) Sintesis
Merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok menjadi
stuktur baru.
6) Evaluasi
Merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud/tujuan
teretentu.
b) Ranah afektif terdiri dari:
1) Menerima
Merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif berupa perhatian terhadap
stimuli secara pasif yang meningkat secara aktif.
2) Merespon
Merupakan kesengajaan untuk menanggapi stimuli dan merasa terikat
secara aktif memperhatikan.
56
3) Menilai
Merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan sehingga dengan
sengaja merespon lebih lanjut untuk mencari jalan bagaimana dapat
mengambil bagian atas apa yang terjadi.
4) Mengorganisasi
Merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya
berdasarkan nilai-nilai yang diresponnya.
5) Karakterisasi
Merupakan kemampuan untuk mengonseptualisasi masing-masing nilai
waktu merespon dengan jalan mengidentifikasikan karakteristik nilai atau
membuat pertimbangan-pertimbangan.
c) Ranah psikomorik terdiri dari:
1) Gerak tubuh
Gerak tubuh yang mencolok merupakan gerakan tubuh yang menekankan
pada kekuatan, kecepatan dan ketepatan tubuh.
2) Koordinasi gerak
Ketepatan yang dikoordinasikan, biasanya berhubungan dengan kgerakan
mata, telinga dan badan.
3) Non verbal
Komunikasi non verbal merupakan kemampuan komunikasi tanpa kata,
kemampua menggunaklan bahasa isyarat.
4) Perilaku bicara
Merupakan kemampuan berbicara yang berhubungan dengan kemampuan
berkomunikasi secara lisan.
Berikut adalah analisis secara kualitatif dari 40 butir soal dengan 20
Standar Kompetensi Lulusan yang digunakan dalam pengambilan data tentang
kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan:
Soal nomor 1 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem suspensi. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi shock
absorber. Kemampuan yang diujikan pada soal ini ialah menjelaskan fungsi shock
absorber, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi shock absorber.
57
Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni
pengetahuan tentang fungsi shock absorber; ranah afektifnya yaitu menerima,
yakni menerima materi pelajaran tantang fungsi shock absorber; dan ranah
psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara mengucapkan kata asing
shock absorber.
Soal nomor 2 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem suspensi. Materi pokok dalam soal ini adalah komponen
suspensi belakang. Kemampuan yang diujikan adalah menjelaskan komponen-
komponen suspensi belakang, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan nama-
nama komponen suspensi belakang. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah
kognitif yaitu analisis, yakni menganalisis nama-nama komponen suspensi
belakang; ranah afektif yaitu merespon, yakni merespon materi pelajaran tentang
nama-nama komponen suspensi belakang; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku
bicara, yakni perilaku bicara mengucapkan kata-kata asing seperti suspension
upper suport, shock absorber, strud rod, coil spring.
Soal nomor 3 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
menggunakan alat-alat ukur (measuring tools). Materi pokok dalam soal ini
adalah penggunaan alat radiator cap tester. Kemampuan yang diujikan dalam soal
ini adalah fungsi penggunaan alat radiator cap tester, indikatornya adalah siswa
dapat menjelaskan penggunaan alat radiator cap tester. Ranah belajar dalam soal
ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang alat untuk
memeriksa kebocoran radiator; ranah afektif yaitu merespon, yakni merespon
materi pelajaran tentang alat pengukur kebocoran radiator; dan ranah
psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara mengucapkan kata asing
radiator cap tester .
Soal nomor 4 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memeperbaiki roda dan ban. Materi pokok dalam soal ini adalah pembacaan kode
ban. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan pembacaan
kode ban, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan pembacaan kode ban.
Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pemahaman, yakni
pemahaman tentang materi pelajaran pembacaan kode ban; ranah afektif yaitu
58
merespon, yakni merespon materi pelajaran tentang pembacaan kode ban; dan
ranah psikomotorik yaitu non verbal, kemampuan membaca bahasa isyarat atau
kode.
Soal nomor 5 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki poros penggerak roda. Materi pokok dalam soal ini adalah
komponen poros propeller. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan komponen poros propeller, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan komponen poros propeller. Ranah belajar dalam soal ini adalah
ranah kognitif yaitu analisis, yakni menganalisis letak universall joint pada poros
propeler, ranah afektif yaitu menerima, menerima materi pelajaran tentang letak
universall joint pada poros propeler; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal,
kemampuan membaca bahasa isyarat penomeran.
Soal nomor 6 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/servis sistem bahan bakar bensin. Materi pokok dalam soal ini adalah
saluran bahan bakar sistem percepatan pada karburasi. Kemampuan yang diujikan
dalam soal ini adalah menjelaskan saluran bahan bakar sistem percepatan pada
karburasi, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan saluran bahan bakar
sistem percepatan pada karburasi. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah
kognitif yaitu analisis, menganalisis tentang saluran bahan bakar sistem
percepatan pada karburasi; ranah afektif yaitu karakterisasi, mengkonseptualisasi
tentang saluran bahan bakar sistem percepatan pada karburasi dan; ranah
psikomotorik yaitu non verbal, yakni kemampuan menggunakan bahasa isyarat
penomeran.
Soal nomor 7 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki roda dan ban. Materi pokok dalam soal ini adalah caster pada Front
Wheel Alignment (FWA). Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan caster pada Front Wheel Alignment (FWA), indikatornya adalah
siswa dapat menjelaskan caster pada Front Wheel Alignment (FWA). Ranah
belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan
materi pelajaran tentang caster; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima
materi pelajaran taentang caster; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara,
59
yakni perilaku bicara mengucapkan kata asing caster.
Soal nomor 8 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen– komponennya. Materi
pokok dalam soal ini adalah fungsi komponen sistem pendingin. Kemampuan
yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen sistem
pendingin, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen sistem
pendingin. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan,
yakni pengetahuan materi pelajaran tentang fungsi relief valve; ranah afektif yaitu
merespon, yakni merespon materi pelajaran tentang fungsi relief valve; dan ranah
psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara mengucapkan kata asing
relief valve.
Soal nomor 9 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki poros penggerak roda. Materi pokok dalam soal ini adalah poros
roda belakang tipe full floating. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan poros roda belakang tipe full floating, indikatornya adalah siswa
dapat menjelaskan poros roda belakang tipe full floating. Ranah belajar dalam soal
ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang poros
penggerak roda tipe full floating; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima
materi pelajaran tentang poros penggerak roda tipe full floating; dan ranah
psikomotorik yaitu perilaku bicara., yakni perilaku bicara mengucapkan kata asing
full floating.
Soal nomor 10 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel. Materi pokok dalam soal ini
adalah fungsi komponen pompa injeksi pada mesin diesel. Kemampuan yang
diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen pompa injeksi pada
mesin diesel, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen
pompa injeksi pada mesin diesel. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah
kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi feed pump; ranah
afektif yaitu merespon, yakni merespon materi pelajaran tentang fungsi feed
pump; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara
mengucapkan kata asing feed pump.
60
Soal nomor 11 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara baterai. Materi pokok dalam soal ini adalah penghitungan kapasitas
baterai. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan
penghitungan kapasitas baterai, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan
penghitungan kapasitas baterai. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif
yaitu aplikasi, yakni menghitung kapasitas baterai jika dihubungkan pararel; ranah
afektif yaitu mengorganisasi, yakni menghitung kapasitas baterai jika
dihubungkan pararel dengan menggunakan dasar ilmu yang dimiliki; dan ranah
psikomotorik yaitu non verbal, kemampuan membaca bahasa isyarat singkatan
dan lambang pada kelistrikan.
Soal nomor 12 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan,pengaman dan
kelengkapan tambahan. Materi pokok dalam soal ini adalah rangkaian dasar
kelistrikan. Kompetensi yang diujikan adalah menjelaskan rangkaian dasar
kelistrikan, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan rangkaian dasar
kelistrikan. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu aplikasi,yakni
menghitung kuat arus pada rangkaian dasar kelistrikan; ranah afektif yaitu
mengorganisasi, yakni menghitung kuat arus pada rangkaian dasar kelistrikan
dengan menggunakan dasar ilmu yang dimilikinya; dan ranah psikomotorik yaitu
non verbal, yakni membaca bahasa isyarat dan simbol pada kelistrikan.
Soal nomor 13 merupakan soal dengan kompetensi lulusan memperbaiki
sistem pengapian. Materi pokok dalam soal ini adalah cara mengatasi pengapian
lebih cepat dari spesifikasi. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan cara mengatasi pengapian lebih cepat dari spesifikasi, indikatornya
adalah siswa dapat menjelaskan cara mengatasi pengapian lebih cepat dari
spesifikasi. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pemahaman,
yakni pemahaman tentang troble shooting kerusakan pada sistem pengapian;
ranah afektif yaitu menilai, kemampuan menilai tentang kerusakan pada sostem
pengapian; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara
mengucapkan kata asing distribotor.
61
Soal nomor 14 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem pengapian. Materi pokok dalam soal ini adalah rangkaian
sistem pengapian transistor. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan rangkaian sistem pengapian transistor, indikatornya adalah siswa
dapat menjelaskan rangkaian sistem pengapian transistor. Ranah belajar dalam
soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, menganalisis rangkaian sistem
pengapian transistor; ranah afektif yaitu mengorganisasi, yakni merangkai sistem
pengapian transistor yang tepat dan benar; dan ranah psikomotorik yaitu non
verbal, yakni membaca bahasa isyarat penomeran.
Soal nomor 15 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan,pengaman dan
kelengkapan tambahan. Materi pokok dalam soal ini adalah rangkaian lampu
dengan menggunakan relay. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan rangkaian lampu dengan menggunakan relay, indikatornya adalah
siswa dapat menjelaskan rangkaian lampu dengan menggunakan relay. Ranah
belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu aplikasi, yakni merangkai
rangkaian lampu dengan menggunakan relay; ranah afektif yaitu mengorganisasi,
yakni merangkai rangkaian lampu dengan menggunakan relay berdasarkan ilmu
yang dimilikinya; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni membaca
bahasa isyarat penomeran.
Soal nomor 16 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem starter. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi komponen
motor starter. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan
fungsi komponen motor starter, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan
fungsi komponen motor starter. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah
kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi komponen motor
starter; ranah afektif yaitu merespon, yakni merespon materi pelajran tentang
fungsi komponen motor starter; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara,
yakni kemampuan membaca kata asing seperti field coil.
Soal nomor 17 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem starter. Materi pokok dalam soal ini adalah cara
62
pemerikasaan komponen motor starter. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini
adalah menjelaskan cara pemerikasaan komponen motor starter, indikatornya
adalah siswa dapat menjelaskan cara pemerikasaan komponen motor starter.
Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pemahaman, yakni
pemahaman tentang pemerikasaan komponen motor starter; ranah afektif yaitu
merespon, yakni merespon materi pelajaran tentang pemeriksaan komponen motor
starter; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara
membaca kata asing seperti run out.
Soal nomor 18 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/servis sistem AC (air conditioner). Materi pokoknya adalah fungsi
komponen sistem AC. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan fungsi komponen sistem AC, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan fungsi komponen sistem AC. Ranah belajar dalam soal ini adalah
ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi komponen
sistem AC; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran
tentang fungsi komponen sistem AC; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku
bicara, yakni perilaku bicara membaca kata asing seperti dryer.
Soal nomor 19 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/servis sistem AC (air conditioner). Materi pokok dalam soal ini
adalah kondisi kerja komponen sistem AC. Kemampuan yang diujikan dalam soal
ini adalah menjelaskan kondisi kerja komponen sistem AC, indikatornya adalah
siswa dapat menjelaskan kondisi kerja komponen sistem AC. Ranah belajar dalam
soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang
kondisi kerja komponen sistem AC; ranah afektif yaitu merespon, yakni
merespon materi pelajaran tentang kondisi kerja komponen sistem AC; dan ranah
psikomotorik yaitu non verbal, yakni membaca bahasa isyarat penomeran.
Soal nomor 20 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen– komponennya. Materi
pokok dalam soal ini adalah diagnosa kerusakan sistem pendingin. Kemampuan
yang diujikan dalam soal ini adalah mendiagnosa kerusakan sistem pendingin,
indikatornya siswa dapat mendiagnosa kerusakan sistem pendingin. Ranah belajar
63
dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, yakni menganalisa kerusakan
pada sistem pendingin; ranah afektif yaitu menilai, yakni mencari troble shooting
kerusakan pada sistem pendingin; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara,
yakni perilaku bicara membaca kata asing seperti relief valve.
Soal nomor 21 merupakan soal dengan satandar kompetensi lulusan
memelihara baterai. Materi pokok dalam soal ini adalah pemeriksaan baterai.
Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan pemeriksaan
baterai, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan pemeriksaan baterai. Ranah
belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan
tentang pengukuran berat jenis elektrolit baterai; ranah afektif yaitu merespon,
yakni merespon matei pelajaran tentang mengukur berat jenis elektrolit baterai;
dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni pembacaan gambar.
Soal nomor 22 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem pengisian. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi
komponen altenator. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan fungsi komponen altenator, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan fungsi komponen altenator. Ranah belajar dalam soal ini adalah
ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi komponen
pada altenator; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran
tantang fungsi komponen pada altenator; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku
bicara, yakni perilaku bicara membaca kata asing seperti rectifer (diode).
Soal nomor 23 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
merawat/servis ringan mesin EFI. Materi pokok dalam soal ini adalah komponen
sensor EFI. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah mengidentifikasi
komponen sensor EFI, indikatornya adalah siswa dapat mengidentifikasi
komponen sensor EFI. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu
pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi throttle valve; ranah afektif yaitu
menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang fungsi komponen throttle
valve; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara
membaca kta asing seperti throttle valve.
64
Soal nomor 24 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/servis sistem bahan bakar bensin. Materi pokok dalam soal ini adalah
sistem pelampung pada karburasi. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini
adalah menjelaskan sistem pelampung pada karburasi, indikatornya adalah siswa
dapat menjelaskan sistem pelampung pada karburasi. Ranah belajar dalam soal ini
adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang sistem
pelampung pada karburasi; ranah afektif yaitu merespon, yakni merepon materi
pelajaran teentang sistem pelampung pada karburasi; dan ranah psikomotorik
yaitu non verbal, yakni membaca bahasa isyarat atau lambang pada gambar.
Soal nomor 25 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/servis engine dan komponen-komponen-nya. Materi pokok dalam
soal ini adalah pengukuran ketirusan poros engkol. Kemampuan yang diujikan
dalam soal ini adalah menjelaskan pengukuran ketirusan poros engkol,
indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan pengukuran ketirusan poros engkol.
Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pemahaman, yakni
pemahaman tentang cara mengukur ketirusan poros engkol; ranah afektif yaitu
menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang cara mengukur ketirusan
poros engkol; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni kemampuan
menggunakan bahasa isyarat seperti lambang penomeran pada gambar.
Soal nomor 26 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
merawat/servis ringan mesin EFI. Materi pokok dalam soal ini adalah sensor
sistem EFI tipe “L”. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan sensor sistem EFI tipe “L”, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan sensor sistem EFI tipe “L”. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah
kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang komponen pada mesin
EFI; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang
komponen pada mesin EFI; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni
perilaku bicara membaca kata asing seperti air flow meter.
Soal nomor 27 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
menggunakan alat-alat ukur (measuring tools). Materi pokok dalam soal ini
adalah peralatan pengukur keausan silinder. Kemampuan yang diujikan dalam
65
soal ini adalah menjelaskan peralatan pengukur keausan silinder, indikatornya
adalah siswa dapat menjelaskan peralatan pengukur keausan silinder. Ranah
belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan
tentang peralatan untuk mengukur keasusan silinder; ranah afektif yaitu
menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang peralatan untuk mengukur
keasusan silinder; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni membaca
kata asing seperti, cylinder bore gauge, vernier caliper, micrometer.
Soal nomor 28 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem rem. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi boster rem.
Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi boster rem,
indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi boster rem. Ranah belajar
dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan
tentang fungsi boster rem; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi
pelajaran tentang fungsi boster rem; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara,
yakni perilaku bicara membaca kata asing seperti boster.
Soal nomor 29 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian.
Materi pokok dalam soal ini adalah cara kerja kopling hidrolik. Kemampuan yang
diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan cara kerja kopling hidrolik,
indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan cara kerja kopling hidrolik. Ranah
belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, yakni menganalisis
urutan pemindahan tenaga pada koling hidrolik; ranah afektif yaitu
mengorganisasi, yakni mengurutkan urutan pemindahan tenaga pada koling
hidrolik; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni kemampuan
menggunakan bahasa isyarat penomeran.
Soal nomor 30 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian.
Materi pokok dalam soal ini adalah komponen-komponen kopling. Kemampuan
yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan komponen-komponen kopling,
indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan komponen-komponen kopling.
Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, yakni
66
menganalisis nama-nama komponen pada kopling; ranah afektif yaitu merespon,
yakni merespon materi pelajaran tentang nama-nama komponen pada kopling; dan
ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara. yakni perilaku bicara membaca kata
asing seperti cluth disc.
Soal nomor 31 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara transmisi. Materi pokok dalam soal ini adalah komponen-komponen
roda gigi synchronmes. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan komponen-komponen roda gigi synchronmes, indikatornya adalah
siswa dapat menjelaskan komponen-komponen roda gigi synchronmes. Ranah
belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, yakni menganalisis
nama-nama komponen pada transmisi; ranah afektif yaitu merespon, yakni
merepon materi pelajaran tentang nama-nama komponen pada transmisi; dan
ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni membaca kata asing seperti hub
sleeve.
Soal nomor 32 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara unit final drive/gardan. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi
komponen differential. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan fungsi komponen differential, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan fungsi komponen differential. Ranah belajar dalam soal ini adalah
ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi bagian
differntial; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang
fungsi bagian differntial; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni
perilaku bicara membaca kata asing seperti final drive.
Soal nomor 33 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara transmisi. Materi pokok dalam soal ini adalah perbandingan putaran
roda gigi transmisi. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan
perbandingan putaran roda gigi transmisi, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan perbandingan putaran roda gigi transmisi. Ranah belajar dalam soal
ini adalah ranah kognitif yaitu aplikasi, yakni menghitung perbandinhan putaran
roda gigi pada transmisi; ranah afektif yaitu karakterisasi, yakni menghitung
perbandinhan putaran roda gigi pada transmisi menggunakan dasar ilmu yang
67
dimiliki; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni menggunakan bahasa
isyarat seperti lambang pada gambar.
Soal nomor 34 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem rem. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi komponen
sistem rem cakram. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan
fungsi komponen sistem rem cakram, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan fungsi komponen sistem rem cakram. Ranah belajar dalam soal ini
adalah ranah kognitif yaitu pemahaman, yakni pemahaman tentang fungsi kerja
komponen rem cakram; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi
pelajaran tentang fungsi kerja komponen rem cakram; dan ranah psikomotorik
yaitu non verbal, yakni menggunakan bahasa isyarat seperti penomeran.
Soal nomor 35 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem kemudi. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi
komponen power steering. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
menjelaskan fungsi komponen power steering, indikatornya adalah siswa dapat
menjelaskan fungsi komponen power steering. Ranah belajar dalam soal ini
adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi
komponen pada power steering; ranah afektif yaitu merespon, yakni merespom
materi pelajaran tentang fungsi komponen pada power steering; dan ranah
psikomotorik yaitu non verbal, yakni memnggunkan bahasa isyarat seperti
penomeran.
Soal nomor 36 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem kemudi. Materi pokok dalam soal ini adalah komponen-
komponen steering gear housing tipe recirculating ball. Kemampuan yang
diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan komponen-komponen steering gear
housing tipe recirculating ball, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan
komponen-komponen steering gear housing tipe recirculating ball. Ranah belajar
dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, yakni menganalisis nama-nama
komponen pada steering gear housing; ranah afektif yaitu menerima, yakni
menerima materi pelajaran tentang nama-nama komponen pada steering gear
housing; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni menggunakan kata
68
asing seperti steel ball.
Soal nomor 37 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel. Materi pokok dalam soal ini
adalah aliran bahan bakar pompa injeksi tipe distributor. Kemampuan yang
diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan aliran bahan bakar pompa injeksi tipe
distributor, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan aliran bahan bakar
pompa injeksi tipe distributor. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif
yaitu analisis, yakni menganalisis aliran bahan bakar pada pompa injeksi tipe
disrtribotor; ranah afektif yaitu karakterisasi, mengkonsep materi tentang aliran
bahan bakar pada pompa injeksi tipe disrtribotor berdasarkam ilmu yang dimiliki;
dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni membaca kata asing seperti
fuel tank.
Soal nomor 38 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memperbaiki sistem pengisian. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi sistem
pengisian. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi
sistem pengisian, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi sistem
pengisian. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan,
yakni pengetahuan tentang sistem pengisisan; ranah afektif yaitu menerima, yakni
menerima materi pelajaran tentang sistem pengsisian; dan ranah psikomotorik
yaitu perilaku bicara.
Soal nomor 39 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara unit final drive/gardan. Materi pokok dalam soal ini adalah
pemeriksaan keolengan ring gear pada differential. Kemampuan yang diujikan
dalam soal ini adalah pemeriksaan keolengan ring gear pada differential,
indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan pemeriksaan keolengan ring gear
pada differential. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu
pemahaman, yakni pemahaman tentang cara pemeriksaan ring gear pada
differential; ranah afektif yaitu merespon, yakni merepon materi pelajaran tentang
cara pemeriksaan ring gear pada differential; dan ranah psikomotorik yaitu
perilaku bicara, yakni membaca kata asing seperti ring gear.
69
Soal nomor 40 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan
memelihara/servis engine dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam soal
ini adalah urutan pelepasan baut kepala silinder. Kemampuan yang diujikan dalam
soal ini adalah urutan pelepasan baut kepala silinder, indikatornya adalah siswa
dapat menjelaskan urutan pelepasan baut kepala silinder. Ranah belajar dalam soal
ini adalah ranah kognitif yaitu pemahaman, yakni pemahaman tentang urutan
pelepasan baut kepala silinder; ranah afektif yaitu karakterisasi, yakni
mengkonsep materi tantang urutan pelepasan baut kepala silinder berdasarkan
ilmu yang dimiliki; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni menggunkan
bahasa isyarat penomeran.
Ranah kognitif dalam 40 butir soal tersebut terdiri dari pengetahuan yang
terdapat dalam 19 butir soal atau sebanyak 47,5 %, pemahaman yang terdapat
dalam 7 butir soal atau sebanyak 17,5 %, aplikasi yang terdapat dalam 4 butir soal
atau sebanyak 10 %, dan analisis yang terdapat dalam 10 butir soal atau sebanyak
25 %.
Ranah afektif dalam 40 butir soal tersebut terdiri dari menerima yang
terdapat dalam 15 butir soal atau sebanyak 37,5 %, merespon yang terdapat dalam
14 butir soal atau sebanyak 35 %, menilai yang terdapat dalam 2 butir soal atau
sebanyak 5 %, mengorganisasi yang terdapat dalam 5 butir soal atau sebanyak
12,5 %, dan karakterisasi yang terdapat dalam 4 butir soal atau sebanyak 10 %.
Ranah psikomotorik dalam 40 butir soal tersebut terdiri dari non verbal
yang terdapat dalam 16 butir soal atau sebanyak 40 % dan perilaku bicara yang
terdapat dalam 24 butir soal atau sebanyak 60 %.
Berikut adalah hasil tes latihan Ujian Nasional Ujian Teori Kejuruan dari
40 butir soal dengan 20 standar kompetensi lulusan yang di teskan pada siswa
kelas XII Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK N 2 Surakarta:
70
Table 3. Hasil Tes Soal Ujian Teori Kejuruan
H A S I L
NO. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Nomor butir soal
Jumlah siswa yang menjawab
benar
Hasil ( % )
Rata-rata ( % )
3 118 98,33 1.
Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools) 27 89 74,17
86,25
8 111 92,5 2.
Melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen– komponennya 20 65 54.17
73,33
6 118 98,33 3.
Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin 24 114 95
96,67
10 112 93,33 4.
Memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel 37 92 76,67
85
25 102 85 5.
Memelihara/servis engine dan komponen-komponen-nya 40 83 69,17
77,09
29 116 96,67 6.
Memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian 30 111 92,5
94,59
31 114 95 7. Memelihara transmisi
33 61 50,83 72,92
32 25 20,83 8. Memelihara unit final drive/gardan
39 112 93,33 57,08
5 120 100 9. Memperbaiki poros penggerak roda
9 62 51,67 75,84
4 83 69,17 10. Memperbaiki roda dan ban
7 107 89,17 79,17
28 115 95,83
11. Memperbaiki sistem rem 34 94 78,33
87,08
35 107 89,17 12. Memperbaiki sistem kemudi
36 101 84,17 86,67
71
1 3 2,5 13. Memperbaiki sistem suspensi
2 98 81,67 42,08
11 97 80,83 14. Memelihara baterai
21 120 100 90,42
12 102 85 15.
Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan, pengaman dan kelengkapan tambahan 15 94 78,33
81,67
13 64 53,33 16. Memperbaiki sistem pengapian
14 38 31,67 42,5
16 98 81,67 17. Memperbaiki sistem starter
17 113 94,17 87,92
22 106 83,33 18. Memperbaiki sistem pengisian
38 113 94,17 91,25
18 30 25 19.
Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner) 19 92 76,67
50,84
23 62 51,67 20. Merawat/servis ringan mesin EFI
26 65 54,17 52,92
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kesiapan siswa dalam
menghadapi Ujian Teori Kejuaruan dilihat dari hasil soal tes adalah untuk
kesiapan dalam setiap standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut: (1)
Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools) sebesar 86,25 %, (2) Melakukan
overhaul sistem pendingin dan komponen-komponennya sebesar 73,33 %, (3)
Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin sebesar 96,67 %, (4) Memperbaiki
sistem injeksi bahan bakar diesel sebesar 85 %, (5) Memelihara/servis engine dan
komponen-komponen-nya sebesar 77,09 %, (6) Memperbaiki unit kopling dan
komponen-komponen sistem pengoperasian sebesar 94,59 %, (7) Memelihara
transmisi sebesar 72,92 %, (8) Memelihara unit final drive/gardan sebesar 57,08
%, (9) Memperbaiki poros penggerak roda sebesar 75,84 %, (10) Memperbaiki
roda dan ban sebesar 79,17 %, (11) Memperbaiki sistem rem sebesar 87,08 %,
(12) Memperbaiki sistem kemudi sebesar 86,67 %, (13) Memperbaiki sistem
suspensi sebsesar 42,08 %, (14) Memelihara baterai sebesar 90,42 %,
72
(15) Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan,pengaman
dan kelengkapan tambahan sebesar 81,67 %, (16) Memperbaiki sistem pengapian
sebesar 42,5 %, (17) Memperbaiki sistem starter sebesar 87,92 %, (18)
Memperbaiki sistem pengisian sebesar 91,25 %, (19) Memelihara/servis sistem
AC (Air Conditioner) sebesar 50,84 %, (20) Merawat/servis ringan mesin EFI
sebesar 52,92 %. Rata-rata kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori
Kejuruan dilihat dari hasil soal tes adalah sebesar 85 %.
Berikut adalah histogram pencapaian dari setiap standar kompetensi
lulusan:
86.25
73.33
96.67
85
77.09
94.59
72.92
57.08
75.8479.17
87.08 86.67
42.08
90.42
81.67
42.5
87.9291.25
50.84 52.92
0
20
40
60
80
100
120
S T A N D A R K O M P E T E N S I L U L U S A N
P E
N C
A P
A I
A N
( %
)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Gambar 3. Grafik Histogram Pencapaian Dari Setiap Standar Kompetensi Lulusan
Kriteria Nilai kelulusan untuk Ujian Nasional adalah memiliki nilai rata
minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran, dengan nilai minimal 4,00 untuk
paling banyak dua mata pelaharan dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.
Dari pengerjaan soal tes tersebut didapt hasil nilai semua peserta tes lulus ujian.
Rata-rata nilai yang didapat siswa dalam skala 100 adalah 7,57. Untuk hasil
selengkapnya terlampir dalam lampiran 8.
73
Berdasarkan tes soal latihan Ujian Nasional Ujian Teori Kejuruan dan
uraian hasil diatas dapat diketahui bahwa kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian
Teori Kejuruan adalah dalam kategori tinggi.
2. Hasil Analisis Pengumpulan Dokumen Siswa
Dokumen yang dikumpulkan dari siswa adalah berupa catatan atau
printout materi yang diberikan oleh guru selama pembelajaran dari 20 Standar
Kompetensi Lulusan yang digunakan dalam Ujian Teori Kejuruan. Catatan atau
printout materi tersebut dapat memberikan data sejauh mana materi di dapat siswa
hubungannya dengan kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan
dan sebagai kontrol apakah materi yang disampaikan guru telah disampaikan
semua. Dari catatan tersebut dapat diketahui materi kelas X sudah disampaiakan
semua oleh guru atau sebesar 100 %, dari catatan tersebut dapat diketahui materi
kelas XI sudah disampaiakan semua oleh guru atau sebesar 100 %, dan dari
catatan tersebut dapat diketahui materi kelas XII sudah disampaiakan semua oleh
guru atau sebesar 100 %.
Berdasarkan pengumpulan dokumen berupa catatan siswa dari kelas X
hingga kelas XII berdasarkan 20 Standar Kompetensi Lulusan yang digunakan
dalam Ujian Nasional Ujian Teori Kejuruan dan uraian hasil diatas dapat
diketahui bahwa kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan adalah
dalam kategori sangat tinggi.
3. Hasil Analisis Wawancara Siswa
Berikut ini adalah hasil data dari pengumpulan data yang dijaring dengan
wawancara kepada 4 sampel siswa kelas XII Progam Keahlian Teknik Mekanik
Otomotif SMK Negeri 2 Surakarata:
Tabel 4. Hasil Wawancara dengan Siswa
SAMPEL SISWA HASIL NO.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
S1 S2 S3 S4 ( % )
1. Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools) √ √ √ √ 100
2. Melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen – komponennya
√ – √ √ 75
74
3. Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin √ √ √ √ 100
4. Memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel – – – √ 25
5. Memelihara/servis engine dan komponen-komponen-nya √ √ √ √ 100
6. Memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian
√ √ √ √ 100
7. Memelihara transmisi √ √ √ √ 100
8. Memelihara unit final drive/gardan √ √ √ √ 100
9. Memperbaiki poros penggerak roda – √ √ √ 75
10. Memperbaiki roda dan ban √ √ – – 50
11. Memperbaiki sistem rem √ √ √ √ 100
12. Memperbaiki sistem kemudi √ √ √ √ 100
13. Memperbaiki sistem suspensi – √ √ √ 75
14. Memelihara baterai √ √ √ √ 100
15. Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan, pengaman dan kelengkapan tambahan
√ √ √ √ 100
16. Memperbaiki sistem pengapian √ √ √ √ 100
17. Memperbaiki sistem starter √ √ √ √ 100
18. Memperbaiki sistem pengisian √ √ √ √ 100
19. Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner) – √ – √ 50
20. Merawat/servis ringan mesin EFI – √ – √ 50
75
Keterangan:
S1 : Siswa 1
S2 : Siswa 2
S3 : Siswa 3
S4 : Siswa 4
√ : Materi yang didapat siswa sudah lengkap.
– : Materi yang didapat siswa belum lengkap.
1 sampel yakni S2 menyatakan materi dengan Standar Kompetensi
Lulusan melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen-komponennya
masih kurang, kekurangan tersebut terletak pada kurangnya waktu saat
pembelajaran terutama pada saat praktek.
3 sampel yakni S1,S2, dan S3 menyatakan materi dengan Standar
Kompetensi Lulusan memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel masih
kurang, kekurangan tersebut terletak pada kurangnya materi yang disampaikan,
belum terlalu lengkap materi yang diberikan dalam meng-overhaul, dan karena
singkatnya waktu dalam pemberian materi.
1 sampel yakni S1 menyatakan materi dengan Standar Kompetensi
Lulusan memperbaiki poros penggerak roda masih kurang, kekurangan tersebut
terletak pada waktu pemberian materi yang baru disampaikan pada kelas 3 ini.
2 sampel yakni S3 dan S4 menyatakan materi dengan Standar Kompetensi
Lulusan memperbaiki roda dan ban masih kurang, kekurangan tersebut terletak
pada kurangnya bahan materi yang diberiakan oleh guru dan adanya materi yang
belum disampiakan sebagai misal adalah pembacaac kode ban.
1 sampel S2 menyatakan materi dengan Standar Kompetensi Lulusan
memperbaiki sistem suspensi masih kurang, kekurangan tersebut terletak pada
kurangnya materi dalam pembelajaran praktek.
2 sampel yakni S1 dan S3 menyatakan materi dengan Standar Kompetensi
Lulusan memelihara/servis sistem AC materi yang didapat masih kurang,
kekurangantersebut terletak pada kurangnya pemberian materi oleh guru dan
waktu pemberian materi yang baru disampaikan pada kelas 3 ini.
76
2 sampel yakni S1 dan S3 menyatakan materi dengan Standar Kompetensi
Lulusan memelihara/servis ringan mesin EFI materi yang didapat masih kurang,
kekurangan tersebut terletak pada waktu pemberian materi yang baru disampaikan
pada kelas 3 ini dan belum adanya pendalaman materi.
Sedangkan untuk Standar Kompetensi Lulusan lainnya seluruh sampel
menyatakan materi yang di dapat sudah cukup. Untuk sebagian isi wawancara
terlampir dalam lampiran 9.
Bedasarkan wawancara mendalam dengan 4 sampel siswa tersebut dapat
diketahui sebagian besar guru telah memberikan materi kepada siswa dan
sebagian besar siswa telah mendapatkan materi dari 20 Standar Kompetensi
Lulusan yang diujikan dalam Ujian Nasional ujian Teori Kejuruan. Dari uaraian
daiatas dapat diketahui kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan
adalah dalam kategori tinggi.
77
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil penelitian serta
mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
3. Kesiapan guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2
Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK) termasuk kategori
tinggi. Bedasarkan hasil penelitian sebagai berikut:
a. Berdasarkan analisis pengumpulan dokumen RPP mengajar dapat
diketahui semua guru menyamapaikan materi sesuai dengan materi yang
tercantum dalam RPP.
b. Berdasarkan analisis pengumpulan dokumen catatan atau print out materi
dari guru yang diberikan pada siswa dapat diketahui semua guru
menyamapaikan materi sesuai yang diajarkan.
c. Berdasarkan observasi guru mengajar di kelas dapat diketahui bahwa guru
menyampaiakan seluruh materi sesuai dengan materi yang tercantum
dalam RPP dan guru mampu mengkondisikan lingkungan belajar yang
positif, menampilkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, dan sebagian
guru menggunakan media power point.
4. Kesiapan siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2
Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK) termasuk kategori
tinggi. Bedasarkan hasil penelitian sebagai berikut:
a. Rata-rata kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dilihat
dari hasil soal tes berdsarkan 20 standar kompetensi lulusan yang diujikan
dalam Ujian Teori Kejuruan adalah sebesar 85 %. Dari pengerjaan soal tes
tersebut didapat hasil nilai semua peserta tes lulus ujian dengan rata-rata
nilai yang didapat siswa dalam skala 100 adalah 7,57.
b. Berdasarkan pengumpulan dokumen berupa catatan siswa dari kelas X
hingga kelas XII berdasarkan 20 Standar Kompetensi Lulusan yang
78
diujikan dalam Ujian Ujian Teori Kejuruan dapat diketahui bahwa semua
materi sudah didapat siswa.
c. Bedasarkan wawancara mendalam dengan 4 sampel siswa dapat diketahui
sebagian besar guru telah memberikan materi kepada siswa dan sebagian
besar siswa telah mendapatkan materi dari 20 Standar Kompetensi Lulusan
yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dengan rata-rata materi yang
didapat siswa sebesar 85%.
B. Implikasi
Berdasrkan hasil penelitian maka dapat dikemukakan implikasi sebagai
berikut:
1. Guru yang mengikuti perkembangan dunia otomotif dan membuat inovasi-
inovasi dalam pembelajaran otomotif akan lebih mudah menyampaikan materi
kepada siswa. Hal ini akan menambah kesiapan guru dalam menyiapkan
siswanya dalam menghadapi ujian hubungannya dengan kesiapan guru dalam
menghadapi Ujian Teori Kejuruan.
2. Siswa yang mengikuti perkembangan dunia otomotif dan mempunyai banyak
materi tentang otomotif serta rajin belajar otomotif akan menambah
kemampuan siswa dalam bidang otomotif dan meningkatkan kesiapan siswa
dalam menghadapi ujian hubungannya dengan kesiapan siswa dalam
menghadapi Ujian Teori Kejuruan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi maka dapat dikemukakan saran
sebagai berikut:
1. Guru hendaknya lebih memperhatikan efektivitas baik dalam segi waktu
maupun segi materi mengingat Ujian Nasional akan dilaksanakan dalam
waktu dekat ini.
2. Guru hendaknya lebih memperbanyak materi pengayaan untuk
mempersiapkan siswanya dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan.
79
3. Guru hendaknya menambah inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran
hubungannya dengan kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori kejuruan.
4. Semua guru hendaknya menggunakan media pembelajaran LCD dan power
point.
5. Dalam proses pembelajaran, khususnya siswa kelas XII, siswa hendaknya
lebih memperhatikan dengan seksama materi yang diajarkan guru dalam setiap
pertemuan proses pembelajaran.
6. Siswa hendaknya melengkapi catatan atau printout materi dari guru yang telah
diajarkan sesuai standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori
Kejuruan untuk bahan belajar dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan.
7. Siswa belajar kembali materi-materi yang telah disampaikan oleh guru mulai
dari kelas X sampai dengan kelas XII yang diujikan dalam Ujian Teori
Kejuruan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Depdiknas. 2003. UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/177.pdf, diakses 14 Agustus 2009
E. Mulyasa. 2004. Kurkulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasinya. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Gino. 1999. Belajar dan Pembelajaran 1. Surakarta: UNS Press
H.B Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitataif. Surakarta: UNS Press
Lexy J Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nana Syaodih Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Oemar Hamalaik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarjan Pendekatan-Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Prasetya Irawan. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Pekerti
Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
_______. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rieneka Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara
TIM. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: FKIP UNS