keselamatan dalam agama-agama dunia (1) -...

19
MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1) Nomor ini adalah nomor perdana dari Makalah Teologi–maya yang mengete- ngahkan tema Keselamatan dalam Agama-Agama. Apa kata agama-agama mengenai keselamatan? Dan di dalam agama Kristen apa yang dikatakan Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mengenai Keselamatan manusia khususnya dalam hubungan dengan Yesus Kristus’ yang adalah ‘Tuhan dan Juruselamat’ yang dipercaya oleh umat Kristen? Pada umumnya sesuai definisi Mircea Eliade, ‘Agama’ timbul karena adanya kesadaran manusia bahwa dibalik ‘alam nyata yang tidak kekal’ (Profane) ini ada alam maya yang kekal’ (Sacred) dan bahwa ‘manusia dengan sesuatu cara dapat berhubungan dengan realita itu.’ Berdasarkan hal itu dapatlah digambar- kan bahwa dua lingkaran ‘Sacred’ dan Profane’ itu bertemu pada bidang yang disebut agama. Pada gambar di atas, ‘Sacred’ (digam- barkan sebagai lingkaran di atas) ber- KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) (Agama Mistik Timur)

Upload: dophuc

Post on 06-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

Nomor ini adalah nomor perdana dari

Makalah Teologi–maya yang mengete­

ngahkan tema Keselamatan dalam

Agama-Agama. Apa kata agama­agama

mengenai keselamatan? Dan di dalam

agama Kristen apa yang dikatakan

Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian

Baru mengenai Keselamatan manusia

khususnya dalam hubungan dengan

‘Yesus Kristus’ yang adalah ‘Tuhan dan

Juruselamat’ yang dipercaya oleh umat

Kristen?

Pada umumnya sesuai definisi Mircea

Eliade, ‘Agama’ timbul karena adanya

kesadaran manusia bahwa dibalik ‘alam

nyata yang tidak kekal’ (Profane) ini ada

‘alam maya yang kekal’ (Sacred) dan

bahwa ‘manusia dengan sesuatu cara

dapat berhubungan dengan realita itu.’

Berdasarkan hal itu dapatlah digambar­

kan bahwa dua lingkaran ‘Sacred’ dan

‘Profane’ itu bertemu pada bidang yang

disebut agama.

Pada gambar di atas, ‘Sacred’ (digam­

barkan sebagai lingkaran di atas) ber­

KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1)(Agama Mistik Timur)

Page 2: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

�www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

singgungan dengan ‘Profane’ (di­

gambarkan sebagai lingkaran di

bawah) dalam apa yang disebut

sebagai ‘Agama.’ ‘Sacred’ (dengan

pusat lingkaran menunjuk pada

[�] yang suci) menyatakan diri

dalam bentuk segitiga terbalik

(dengan puncak ke bawah) yang

disebut [�] ‘penyataan/pengung-

kapan’ (hierophany) dimana

kedua sudut di atasnya meng­

gambarkan [�.�] orang suci dan

[�.�] tempat suci, sedangkan

puncak di bawah menggambarkan

[�.3] kitab suci yang dari dalam­

nya manusia dapat menggali

pokok-pokok ajaran (dogma) dan

pedoman tingkah laku (etika).

Respons [3] manusia dan dunia

(sebagai pusat lingkaran Profane)

dapat digambarkan sebagai segiti­

ga yang disebut [4] ungkapan ber-

agama yang dinyatakan dengan

puncak segitiga yang menghadap

ke atas sebagai [4.�] jalan kesela-

matan (penebusan) untuk menca­

pai yang suci itu, dan kedua sudut

di alasnya yang menggambarkan

[4.�] komunitas umat beragama

dan [4.3] upacara dan etik-moral

yang dilakukan demi keakraban

komunitas tersebut.

KESELAMATAN DALAM AGAMA HINDU

Agama India kuno sudah terde­

teksi sejak sekitar

tahun 3000­BC

dan nama Hindu

adalah nama

India dalam ba­

hasa Persia, dan

merupakan agama

tradisi budaya yang

berkaitan dengan

tanah India yang

disebut sebagai The Mother India

yang lebih merupakan agama yang

berorientasi kepada alam dan

pertanian dan dapat dikatakan se­

bagai ‘percampuran sekte kultus,

kebiasaan, ide-ide dan aspirasi’

yang beragam dan bervariasi di

sekitar 700.000 desa.

Dalam agama Hindu yang kuno

ada yang percaya tentang apa yang

disebut Tuhan ada yang tidak dan

umumnya menjadikan kekuatan

alam sebagai se­

sembahan (Man-

isme & Animisme)

dan dengan adanya

pengaruh bangsa

Aria di Utara (ca.

abad ke­XV­BC)

yang menghasilkan

bahasa Sansekerta

berkembanglah

dewa­dewi (po-

Page 3: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

3www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

litheisme) yang merupakan per­

sonifikasi kekuatan-kekuatan alam

seperti Agni (dewi api), Indra

(dewa langit/ perang) dan Varuna

(dewa pengatur kosmis), dan

memuncak dalam apa yang dise­

but sebagai Trimurti yaitu dewa

Brahman, Shiva dan Wishnu dan

para dewinya yaitu Saraswati,

Lakhsmi dan Kali/Duga. Dewi

Shakti adalah simbol kewani­

taan. Di samping dewa­dewi ini

dikenal para perantara (avatar)

seperti Rama dan Krishna. Para

penguasa/raja dianggap sebagai

anak dewa. Krishna sering diper­

sonifikasikan sebagai binatang

Sapi (kultus Mother Goddess).

Dengan berkembangnya agama

menjadi Pantheisme/Mistisisme

(kebatinan) maka konsep dewa­

dewi berkembang menjadi konsep

Monisme mengenai keberadaan

zat yang ‘SATU’ (The One) yang

disebut Brahman yang menda­

sari semua keberadaan dan ke­

beradaan zat yang satu itu dalam

diri manusia sebagai Atman, dan

bahwa adanya penyatuan zat

manusia Atman dengan Brahman

sebagai zat yang satu itu.

Sekalipun semula tidak mempu­

nyai agama terstruktur dengan

para imamnya kemudian timbullah

golongan Rishi (orang­orang suci)

dan Sadhu (orang suci pengelana/

asketik) yang dianggap menjadi

perantara antara dewa­dewi de­

ngan manusia. Mereka memberi-

takan jalan hidup kekekalan yang

disebut sanata dharma. Kemudian

timbullah para Imam yang mem­

impin upacara suci di kuil­kuil dan

memuncak pada abad ke­VIII­BC.

Pada abad ke­VI­V­BC timbullah

pemberontakan akan agama imam

dengan berkembangnya agama

Upanishad (mistik) seperti Bud-

dhisme dan Jainisme. Hinduisme

mengalami kebangkitan kembali

sekitar abad ke­III­BC sampai AD­

III.

Tempat­tempat yang dianggap

suci yang terutama adalah sungai

Gangga yang airnya dianggap se­

bagai lambang kehidupan dimana

setiap hari orang melakukan man-

di suci, demikian juga kota suci

Varanashi di tepi sungai Gangga

yang dianggap akhir kehidupan

dimana yang mati dibakar dan

abunya ditaburkan di sungai

Gangga dan Alahabad ditepi per­

temuan sungai ini dengan sungai

Yamuna dimana dalam �� tahun

sekali diadakan festival mandi

suci. Agama Hindu kuno tidak

memiliki kitab suci tetapi kemudi­

an bangsa Aria yang datang mem­

Page 4: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

4www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

bawa Agama Aria menghasilkan

kitab Veda (Vid = pengetahuan)

yang kemudian ada yang dinyan­

yikan (Rig Veda).

Mistik UpanishadVeda kemudian diakhiri dengan

Vedanta (akhir Veda) dalam

bentuk kitab Upanishad dimana

berkembang konsep pantheisme/

mistisime mengenai hakekat mon­

isme Brahman - Atman. Pada ku­

run antara abad ke­III­BC sampai

AD­III kebangkitan Hinduisme

menghasilkan kitab­kitab Sutra

yang merupakan perumusan

pokok­pokok penting dari Veda

dan Upanishad.

Manusia dianggap sebagai mahluk

bagian alam yang menjadi per-

mainan para dewa-dewi dan

kemudian dalam perkembangan

agama Hindu menjadi Pantheis­

me/Mistisime berkembang menja­

di konsep Atman (pusat manusia)

yang sehakekat dengan Brahman

(pusat alam semesta). baik upa­

cara agama atau jalan kebatinan

ditujukan untuk menyatukan At-

man dengan Brahman.

Dalam mengungkapkan rasa

keagamaan mereka, agama Hindu

(Hinduisme) mengenal juga cara­

cara melalui jalan keselamatan,

komunitas umat, dan upacara &

etik moral beragama yang sangat

melekat dalam kehidupan sosial

budaya masyarakat. Hinduisme

mempercayai bahwa kehidupan di

dunia merupakan perjalan ziarah

yang panjang melalui jalan sam-

sara yang miliaran tahun lamanya

melalui siklus roda kehidupan

(mandala) dan kelahiran kembali

yang disebut sebagai reinkarnasi

atau transmigrasi jiwa. Melalui

jalan bhakti (devosi), jnana (penge­

tahuan), dan karma (perbuatan)

manusia berusaha melepaskan

diri dari siklus karmanya menuju

kelepasan yang disebut moksa.

Jalan ini juga biasa diisi dengan

pertarakan (asketisme) dan peng­

gunaan mantra, dan kemudian

setelah adanya Upanishad berkem­

banglah jalan Yoga (meditasi).

Berbeda dengan agama Hindu

yang menekankan jalan kesela­

Page 5: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

�www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

matan melalui upacara agama

ritual dibimbing para Imam, dari

Hinduisme yang bersumber tradisi

Arya berkembang bentuk lain

pengajaran rahasia yang berkem­

bang dikalangan guru­guru tradisi

Veda dan ikut memberi bentuk

baru pada Hinduisme. Ini kemu­

dian dikenal sebagai Upanishads

(upa = dekat, ni = bawah, shad

= duduk), karena mereka yang

mempelajarinya duduk dibawah

dekat guru mereka. Guru­guru itu

tidak berurusan dengan para dewa

atau korban ritual, mereka lebih

tertarik untuk menemukan dasar

alam semesta (ground of the uni­

verse), yaitu Realitas (Brahman)

yang ada sebelum semuanya ada.

Pada saat yang sama mereka ter­

tarik menggali hakekat kesadaran

manusia. Mereka sampai kepada

kesimpulan bahwa apa yang azasi

dari ‘aku perorangan’ (atman)

tidak lain adalah realitas yang

mendasari kosmos.

Upanishad berkepentingan untuk

mengatasi perasaan yang asali

keberadaan manusia akan kekuat­

iran dan frustrasi. Mereka juga

menyadari gejolak dan hidup yang

bersifat sementara, tetapi mereka

mencari esensi yang kekal bukan

saja dari luar tetapi dari dalam

diri mereka. Jalan keselamatan

mereka adalah pengetahuan dan

penglihatan rohani dan cara prak­

tis penyatuan aku (jiwa) atman ke

Realitas Brahman ini dilakukan

melalui Yoga. Pelaku Yoga biasa

disebut yogi. Yoga merupakan

salah satu jalan keselamatan

dalam Hinduisme, yaitu cara un­

tuk mencapai Moksa atau Kele­

pasan. Yoga berarti usaha mend­

isiplin diri untuk ‘merealisasikan

kehadiran Tuhan dalam diri,’

tetapi Yoga dapat juga berarti

suatu ‘usaha mengatur kekuatan

alam dan roh,’ dan juga sebagai

usaha ‘penyatuan diri dengan zat

ilahi.’

Ada berbagai jalan yang ditempuh

dalam Yoga, yaitu (i) Bhakti Yoga

dilakukan melalui cinta dan peng­

abdian; (ii) Karma Yoga dilaku­

kan dengan pengorbanan diri dan

perbuatan baik; (iii) Jnana Yoga

melalui ilmu pengetahuan untuk

mengerti kebenaran hidup; (iv)

Raja Yoga melalui meditasi mistik

(kebatinan) untuk menemukan

diri (self) manusia terdalam; dan

(v) Hatha Yoga melalui gerak dan

hidup (pernafasan). Posisi dan

gerak tubuh tertentu dianggap se­

bagai jalan menuju kesempurnaan

pula.

Page 6: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

�www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

Semua jalan itu ditujukan untuk

menuju keadaan bersatunya roh

diri manusia (Atman) dengan

roh ilahi/roh semesta (Brahman)

itu, atau persatuan mikro kosmos

dengan sumbernya makro kos­

mos, yaitu persatuan jiwa manusia

dengan jiwa alam sebagai kelepas­

an. Beberapa cara yang dilaku­

kan dalam Yoga adalah sebagai

berikut: (i) Yama, yaitu penyang­

kalan diri; (ii) Niyama, yaitu

tingkah laku moral; (iii) Asanas,

yaitu sikap atau postur tubuh; (iv)

Pranayama, yaitu pengaturan

pernafasan; (v) Pratyahara, yaitu

penguasaan indera; (vi) Dharana,

yaitu pengaturan fikiran untuk

dikonsentrasikan kepada obyek;

(vii) Dhyana, yaitu meditasi

dalam, dan (viii) Samadhi, yaitu

pencapaian kesadaran jati diri

tertinggi.

Bila ke­delapan jalan itu telah

berhasil dicapai, maka tercapailah

pencerahan/ kelepasan/kesela-

matan. Dalam praktek Yoga juga

dilakukan pengucapan mantra

(kata­kata suci/berkhasiat) Om-

Ram, dan sasaran dari latihan

Yoga adalah untuk membang­

kitkan Kundalini yaitu kekuatan

ilahi yang sedang tidur dalam

diri manusia yang berbentuk se­

perti ular, karena itu disebut juga

sebagai Kekuatan Ular. Dalam

Yoga dipercaya bahwa tubuh

manusia dibungkus oleh sinar

yang disebut sebagai Aura, dan tu­

buh manusia dianggap mempun­

yai 7 Chakra. Melalui latihan pos­

tur dan gerak, kekuatan Kundalini

dapat dibangunkan dan naik ke

otak untuk mencapai Samadhi dan

Kebebasan, dan kemudian Yogi itu

akan mendapatkan kekuatan batin

dan hidup langgeng selama disu­

kainya.

KESELAMATAN DALAM AGAMA BUDDHA

Agama Buddha dapat dikatakan

sebagai pembaruan agama Hindu

dan Buddha artinya ‘mereka

yang telah bangun.’ Buddhisme

dirintis Siddharta Gautama, (la­

hir 563SM). Setelah mendirikan

agama ia disebut sebagai Bud­

dha yaitu ‘seseorang yang telah

mengalami pencerahan’ atau

‘telah bangun.’ Karena kehidupan

mewah yang dialaminya tidak

mendatangkan kepuasan, dan

melihat penderitaan disekitarnya,

ia kemudian meninggalkan istana

rumahnya, dan keluarganya (isteri

dan seorang anak) dan menjadi

pengelana. Selama enam tahun ia

berkelana mencari arti hidup dan

Page 7: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

7www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

berguru kepada pada orang­

orang suci.

Sebelumnya dalam tiga

perjalanannya ia menjumpai

penderitaan dunia dalam

tiga bentuk, yaitu (�) orang

tua yang menderita; (�)

orang cacat yang kesakitan;

dan (3) pengantar jenazah

menangis. Dalam perjalanan

ke­empat ia bertemu dengan rahib

Hindu yang bergembira sekali­

pun mengemis mencari makan,

ini menyebabkan ia berpendapat

bahwa kehidupan itu sia­sia. Diba­

wah dua guru Brahmana ia kemu­

dian mencari melalui jalan Yoga

untuk menyatukan Atman dengan

Brahman tetapi dianggap tidak

membawa kepada pengetahuan.

Sebagai orang yang dilahirkan

dalam lingkungan agama Hindu,

sekalipun ia berontak terhadap

praktek Hinduisme orthodox,

ajarannya menerima beberapa pen­

gajaran Hindu seperti soal setiap

mahluk hidup mengalami siklus

kelahiran dan kematian yang tid-

ak terhingga (reinkarnasi), ajaran

tentang Karma (hukum pembalas­

an), hukum alam sebab dan akibat

dimana yang baik hidupnya akan

mendapat pahala dan yang tidak

baik akan terhukum, bahwa dunia

adalah tempat hidup yang penuh

dengan penderitaan dan

kepedihan dimana orang

bijak harus melepaskan

diri, dan jalan hikmat

terletak pada penguasaan

keinginan dan nafsu.

Sekalipun menerima

pengajaran Hindu pada

umumnya, ia menolak

cara­cara yang digunakan

dalam agama Hindu untuk menca­

pai tujuan itu yang penuh dengan

usaha menyakiti diri (asketik /

bertarak) yang dianggapnya se­

bagai tidak berguna dan sia­sia.

Ia mempelopori ‘Jalan Tengah’

(middle way) yaitu diantara usaha

menjalani kehidupan dengan cara

‘menyakiti diri’ dan ‘pemuasan

nafsu diri’, suatu usaha meng­

hindari sikap ekstrim dengan

cara yang tenang. Buddha juga

menolak pembagian kasta India

Page 8: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

�www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

dan memandang semua manusia

setara dalam memiliki potensi spi­

ritual.

Jalan PencerahanBuddha kemudian pergi ke utara

India dan dengan lima pengikut

melakukan pertarakan (ascese).

Karena jalan ini juga tidak menda­

tangkan solusi ia melakukan medi-

tasi dibawah pohon Boddhi dan

mencapai pencerahan dan Empat

Kebenaran Mulia, dan sejak itu ia

dinamakan ‘Buddha’ atau ‘yang

telah dibangunkan dan menga-

lami pencerahan’ (the enlightened

one). Kemudian bersama ke lima

pengikutnya ia berkotbah pertama

kali di Benares (Vanarasi). Ia ke­

mudian berkelana ke India bagian

Utara sebagai rahib pengemis

sambil mengajarkan ajarannya

selama sekitar 4� tahun.

Di masa tua, ia mengalami sakit

keras dan mengajarkan kepada

para pengikutnya mengenai ‘keti-

dak tetapan’ atau ‘perubahan’

yang selalu dialami di dunia ini,

dan meninggal di Kushinagara

pada umur �0 tahun yang diper­

cayai sebagai telah kembali ke

Nirvana yang dipercayai sebagai

puncak dari segala sesuatu.

Dalam agama Buddha, konsep

tentang yang suci atau ketuhanan

tidak ada, yang ada adalah kondisi

Nirwana yaitu perhentian terak­

hir menuju ketiadaan. Agama

Buddha memang dipersoalkan

hakekatnya sebagai agama, sebab

Buddhisme ini praktis didasar­

kan atas hal­hal yang rasional dan

sekalipun juga bersifat transen­

dental, sangat sedikit sekali beru­

rusan dengan yang supranatural,

dan konsep ketuhanan juga kabur

sehingga dapatlah disebut bahwa

Buddhisme adalah agama yang

sebenarnya A­Theist (Tidak ber

Tuhan dalam pengertian Tuhan

Atheisme), namun untuk meng­

hindari kerancuan dan pengi­

dentikkan dengan A­Theisme

Komunisme yang berkonotasi

negatip ‘anti­Tuhan’ maka agama

Page 9: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

�www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

Buddha sering disebut sebagai

berkeyakinan ‘Non-Theist.’

Tidak ada orang suci dalam

agama Buddha, ia bukan Tuhan

dan juga bukan perantara Tuhan,

ia tidak dapat menjadi penebus.

Yang lebih dipentingkan bukan

orang suci tetapi jalan suci atau

Dharma yaitu ide pengajaran

yang sifatnya kekal dan tidak

pernah berhenti. Semua orang

harus menjadi Buddha dan

dalam Theravada dianggap ada

beberapa Buddha (mula­mula

� dan kemudian ��) dimana

Sidharta Gautama adalah yang

utama dan sedang dinantikan

Buddha yang akan datang dalam

diri Maitreya. Bagi aliran Ma­

hasanghikas diakui bahwa ada

banyak sekali Buddha seperti

banyaknya pasir di pantai.

Tidak ada tempat suci khusus

bagi agama Buddha kecuali pohon

Boddhi yang dianggap keramat,

lainnya adalah kuil­kuil dan candi­

candi. Di Indonesia kita jumpai

banyak candi yang dianggap tem­

pat suci untuk tempat bermeditasi

seperti yang terkenal yaitu candi

Borobudur. Ajaran Buddha dia­

jarkan dari mulut ke mulut dan di

hafalkan, baru dikemudian hari

ucapan­ucapan Buddha ditulis

oleh para pengikutnya.

4 Kebenaran Mulia & 8 Jalan MuliaBuddha kemudian mengajarkan

4 Kebenaran Mulia, yaitu (�)

Penderitaan adalah umum; (�)

Penderitaan disebabkan keingi­

nan cinta diri; (3) cara mengatasi

penderitaan adalah mengurangi

keinginan; (4) Cara untuk menca­

pai pengurangan keinginan adalah

dengan mengikuti jalan tengah,

tehnik mana diuraikan dalam 8

Jalan Mulia, yaitu (�) Pengeta­

huan yang benar; (�) Keputusan

yang benar; (3) Perkataan yang be­

nar; (4) Perbuatan yang benar; (�)

Kehidupan yang benar; (�) Usaha

yang benar; (7) Kesadaran yang

benar; dan (�) Pengheningan cipta

yang benar.

Manusia dalam konsep Buddha

adalah Micro Cosmos tetapi ber­

beda dengan Atman Hindu yang

menyatu dalam Brahman semesta,

manusia dalam Buddha adalah

Atman yang berusaha melepaskan

dirinya dari penjara tubuh menuju

kepada An-Atman (ketiadaan At­

man), dan ini dicapai melalui usa­

ha meditasi menuju pencerahan.

Tujuan hidup Buddha adalah

usaha mendisiplinkan diri den­

Page 10: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

�0www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

gan cara melakukan amal baik

dan ketenangan batin. Jalan kese­

lamatan dalam Buddha adalah

pencarian dalam mencapai penge­

tahuan menuju pencerahan itu.

Dan tujuan pencerahan itu bukan

menuju tempat tertentu (semacam

surga) tetapi suatu keadaan yang

disebut Nirwana, keadaan kele­

pasan menuju status ‘tiada’.

Kondisi inilah yang disebut men­

jadi Buddha, dan tugas seorang

Buddhis adalah mengajak orang

lain untuk menjadi Buddha pula.

Dharma sebagai hukum ke­

hidupan lahir dan mati memper­

cayai bahwa manusia mengalami

karma yang baik bila hidup baik

dan karma yang jelek bila hidup

tidak baik melalui siklus hidup

kembali yang disebut reinkarnasi.

Berbeda dengan konsep Atman

Hinduisme yang bersiklus hidup

secara tetap dan terus menerus

tidak berkesudahan, dalam Bud­

dhisme siklus itu menuju kondisi

perhentian akhir yang tiada yang

disebut Nirwana (An­Atman)

yang bisa dicapai dalam hidup ini

melalui pencerahan, suatu kondisi

perhentian dimana tidak ada lagi

keinginan dan penderitaan.

Setelah kematian Buddha timbul

pertentangan tentang interpretasi

ajaran­ajarannya dan timbul dua

aliran utama yaitu aliran Thera-

vada atau Hinayana (kendaraan

kecil) yang bersifat konservatif

yang menyebar ke selatan seperti

Thailand, Myanmar, Kamboja,

Laos, dan Srilangka, dan aliran

Mahasanghikas atau Mahayana

(kendaraan besar) yang bersifat

liberal yang menyebar ke utara

seperti Tibet, Nepal, Sikkim,

Buthan, Vietnam, Cina, Jepang,

Monggolia, Korea dan Manchu-

ria. Aliran Theravada mengacu

pada kitab­kitab asli/kuno dan

menekankan usaha pribadi dalam

mencapai pencerahan, sedangkan

aliran Mahayana menganggap

bahwa keselamatan bukan untuk

diri pribadi tetapi untuk semua

orang.

Aliran Theravada tidak mempu­

nyai upacara kecuali bahwa semua

orang harus menjadi bhiksu untuk

memperoleh selamat sedangkan

dalam aliran Mahayana semua

orang adalah Buddha. Theravada

lebih memurnikan ajarannya

sedangkan Mahayana cenderung

bersinkretisasi dengan agama

lokal sehingga timbul banyak

aliran dan upacara (Lamaisme

di Tibet, Sam Kauw di Cina, Zen

Buddhisme di Jepang dll.)

Page 11: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

��www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

Bagi seorang Buddhis yang baik

yang memperoleh pencerahan,

terbukalah Nirwana yaitu tujuan

spiritual tertinggi. Nirwana adalah

keberadaan tetap dari semua kead­

aan yang bersifat realitas puncak

yang tidak berpribadi, atau bahwa

seseorang telah berhenti dari siklus

reinkarnasinya. Untuk mengem­

bangkan pengajaran di atas, Bud­

dha mengajarkan bentuk dasar

kepercayaan mengenai ‘Aku’ (Self).

Menurut Buddha, konsep Aku itu

berlawanan dengan Atman Hindu

yang merupakan bagian dari Brah­

man, zat semesta itu, karena itu

Buddha menyebutnya An-Atman

atau An-Atta. Dengan konsep An-

Attanya, Buddha disebut sebagai

pemberita yang termashyur ten­

tang ajaran ‘tidak ada aku’, kare­

nanya ia kemudian dijuluki sebagai

‘Anatta vadi’ yang berarti pem­

berita tentang ajaran ketidak­ber­

pribadian. Disini juga jelas tentang

konsep ‘Jalan Tengah’ mengenai

‘Aku’ yaitu ia ‘bukan Atman tetapi

menuju An-Atman/An-Atta.’

Sekalipun ada konsep meditasi

dan semedi baik di agama Hindu

maupun Buddha, keduanya ber­

beda. Bila dalam Hindu kedua

disiplin itu digunakan untuk

mengusahakan penyatuan Atman

dengan Brahman, dalam Buddhis­

me, baik meditasi maupun samadi

digunakan untuk usaha ‘menia-

dakan aku’ menuju ‘Nirwana’

yaitu pemadaman sempurna dari

hawa nafsu menuju ‘ketiadaan

Aku.’ Dibandingkan dengan aga­

ma Hindu dimana agama Buddha

berasal jelas ada perbedaan kon­

sep tentang ‘aku’ dan secara nega­

tif orang dapat menentukan dua

hal tentang hakekat nirwana itu.

Jadi, dari terang kutipan­kutipan

tersebut jelas bahwa yang dise­

but sebagai ‘Aku’ atau ‘An-Atta’

dalam Buddha bukanlah kekuatan

Mikro-kosmos yang berpotensi

kundalini atau prana tetapi suatu

‘ketidak-adaan’ sesuatu yang ‘ni-

hil.’ Dan penyangkalan diri dan

latihan meditasi maupun samadi

disini ditujukan untuk menuju

keketidak-adaan itu.

Agama Buddha adalah agama

sinkretis yang mempopulerkan

ajaran Un ‘jalan tengah’ yang

menuju ‘yang SATU’ dan meng­

hindarkan ekstrim, itulah sebab­

nya, khususnya aliran Mahayana

dengan mudah berbaur dengan

agama­agama lain seperti ‘Sam

Kauw/Tridharma’ dengan Taois­

me dan Konghucuisme, dan ‘Ch’an

atau Zen’ dengan Taoisme. Agama

Buddha­lah yang kemudian men­

Page 12: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

��www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

jadi dasar ‘Universalisme’ tentang

‘Yang SATU’ itu.

KESELAMATAN DALAM AGAMA TAO

Agama Tao dan Konghucu di

Tiongkok/Cina sangat unik karena

berbeda dengan agama lainnya

didunia, agama ini bertumbuh

dalam situasi terisolir tanpa pe­

ngaruh dari luar dan juga berbeda

dengan Yahudi, Kristen dan Is­

lam yang monotheistik, agama di

Cina tidak berpusat Tuhan seperti

Konghucu yang dianggap bukan

agama. Baru setelah agama­agama

asli di Tiongkok/Cina, maka da­

tang pengaruh agama Buddha

yang datang dari India sekitar

tahun 500M.

Bentuk agama juga tidak jelas dan

pada dinasti Shang (1751-1050 SM)

yang mulai tercatat secara sejarah,

juga tidak ditemukan petunjuk ke

arah itu kecuali bahwa masyarakat

di zaman itu hidup dari keper­

cayaan akan ‘kekuatan dan roh

yang mempengaruhi manusia

hidup dan yang membutuhkan

korban dan sesajen’ (manisme &

animisme). Orang Cina juga per­

caya akan keseimbangan alam yang

kemudian dilambangkan den­

gan Yin-Yang (pantheisme) dan

dipentingkannya ‘t’ien ming’ (kese­

jahteraan rakyat atau kehendak

langit), Mistik ini sangat kuat

meresapi masyarakat Cina bahwa

mereka menyadari akan adanya

saling pengaruh antara langit (ter­

masuk dunia roh­roh) dan bumi

(termasuk manusia hidup). Konsep

keseimbangan ini sudah lama ada

dalam buku I-Ching.

Penyembahan nenek moyang

mulai dikenal pada awal dinasti

Chow (1122-325 SM) dan bangkit

kembali ketika Konghucu (�00

SM) mengajarkan untuk meng­

hormati orang tua termasuk kalau

sudah meninggal. Karena keper­

cayaan adanya penerusan hidup

dari dunia orang hidup ke dunia

orang mati maka pemakaman

biasa diramaikan dengan upacara

dan sesajen yang menjamin sam­

painya roh­roh itu ke tempatnya

tanpa gangguan. Agar kehidupan

berjalan baik secara timbal balik

dipraktekkan ‘Feng Shui’.

Mistik I-ChingTiongkok/Cina di samping India

adalah kawasan Timur (Oriental)

kaya akan ajaran kebatinan kuno,

hal itu terlihat dari begitu ban­

yaknya ajaran kebatinan yang ber­

sumber pada keyakinan kuno yang

lahir di Tiongkok/Cina seperti

Page 13: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

�3www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

Hongsui/Feng Shui, dan dalam

latihan kesehatan kita melihat

pengaruhnya melalui pengobatan

alternatif a.l. Akupunktur dan Re-

flexiologi, dan dalam silat Tai Chi

dan Waitankung. Dari semuanya

ada prinsip dasar yang dipercaya

yaitu mengenai ‘Chi’ atau nafas/

tenaga hidup yang ada di alam dan

dalam diri setiap mahluk.

Ajaran kebatinan yang bersifat

pantheistik dan animistik sudah

dipercayai dalam agama Cina pur­

ba. Sejak dahulu kala orang Cina

melakukan penyembahan alam dan

roh­roh yang bisa dilihat dalam

praktek rakyat dalam penyem-

bahan nenek-moyang, astrologi/

horoskop/shio (perbintangan),

necromancy (feng shui), ramalan/

nujum (gwamia), maupun dalam

ajaran silat atau ilmu bela diri sep­

erti yang sudah disebutkan di atas.

Sejak lama konsep ‘keseimbangan

alam’ dalam bentuk ‘Yin-Yang’

menguasai hidup orang Cina, baik

dalam kehidupan pribadi, kehi­

dupan berkeluarga, masyarakat,

pertanian dan pembangunan, ilmu

bela diri, dan pengobatan. Seti­

daknya, di tahun 2205 SM, ketika

sungai Huangho meluap dan meng­

akibatkan banjir besar, Kaisar Yu

mencetuskan gerakan masal Ta-

rian Agung untuk diikuti rakyat

yang prinsipnya adalah usaha

‘mengikuti harmoni alam dengan

melakukan gerakan delapan arah’

(pat kwa/meridian), dasar mana

ditemukan jejaknya jauh sebelum­

nya dalam buku filsafat keseim­

bangan ‘I Ching’ (4600 SM) dan

buku pengobatan Cina klasik ‘Nei-

Ching’ (abad XXVII SM).

I-Ching disebut ‘Kitab Tentang

Perubahan’, dikenal sebagai filsa­

fat tua yang mendasari keyakinan

agama­agama di Cina sejak 3000

SM. Dalam kepercayaan kuno

Cina, I Ching dianggap sebagai nu­

jum yang dapat memberi petunjuk

rejeki bagi manusia baik dalam

bidang sosial, keluarga, bisnis

maupun kesehatan.

I­ Ching berpusat pada konsep Yin

& Yang yang dikelilingi �4 buah

Page 14: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

�4www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

hexagram yang masing­masing

diberi nama khusus. Yin mewakili

yang negatip seperti bumi, bulan

dan perempuan sedangkan Yang

mewakili segala sesuatu yang

positip seperti Matahari dan laki-

laki. Yin dan Yang digambarkan

sebagai sebuah lingkaran yang

dibagi dua bagian sama besar yang

berwarna hitam dan putih. Ma-

sing­masing bagian digambarkan

sebagai berkepala bulatan yang

berekor runcing. Di pusat bulatan

kepala ada bintik yang warnanya

berbeda dengan bulatan terse­

but yang mengambarkan bahwa

tidak ada yang mutlak dari kedua

bagian/bulatan itu. Yin & Yang itu

beroperasi mengikuti Meridian

Langit yang biasanya dibagi men­

jadi � arah trigram atau Pat Kwa.

Jauh sebelum kelahiran Lao Tsu

dan Kong Hu Cu, sebenarnya baik

trigram maupun hexagram sudah

terbentuk. Trigram sendiri disebut

diciptakan oleh kaisar Fu Hsi di

tahun 2800 SM, sedangkan pada

abad ke-XII M konsep Yin-Yang

yang pantheistik bercampur de­

ngan animisme kuno menghasilkan

berbagai faham seperti agama rak-

yat yang berbau mistik dan magis

dan agama ‘Tao’ yang bersifat mis­

tik yang dipelopori Lao Tsu (�7�­

485 SM) yang dipercayai bersama

dengan ajaran etis yang dipelopori

oleh Kong Hu Cu (551-479 SM).

Satu milenium kemudian, pada

tahun 520 M pendeta Buddha dari

India bernama Tat Mo Chowsu

(Bodhidarma) memperkenalkan

agama Buddha ke Cina termasuk

pengaruhnya yang kuat dalam

dunia silat yang berpusat di biara

Shao-Lin. Perpaduan ketiga fa­

ham Taoisme, Kunfusianisme dan

Buddhisme menghasilkan agama

sinkretis yang kemudian diberi

nama Sam Kauw (Tri­Dharma).

Perpaduan antara ajaran Tao dan

Buddha disebut sebagai Ch’an

menyebar ke semenanjung Korea

dan kepulauan Jepang (di Jepang

dikenal sebagai Zen).

Agama KonghucuFaham Konghucu (Confucian­

ism) sebenarnya tidak dapat dis­

ebut agama, soalnya faham ini

tidak berbicara mengenai teologi

(pengajaran mengenai Tuhan)

tetapi hanya mengajarkan hal­hal

yang menyangkut Etika hidup

bermasyarakat. Itulah sebabnya

ada yang menempatkan faham ini

bukan sebagai agama tetapi sek­

edar sebagai ajaran Etika.

Agama Konghucu tidak mempu­

nyai konsep mengenai ‘Yang Suci’

Page 15: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

��www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

kecuali bahwa mereka menerima

dan meneruskan kepercayaan

kuno mengenai langit yang dise­

but ‘Thian’ dan lebih menekankan

pada hubungan kemanusiaan,

itulah sebabnya Konghucu dise­

but bukan agama melainkan

‘etika.’ Konsep mengenai ‘Thian’

ini berkembang dalam pemikiran

mazhab Konghucu, yaitu dari

‘ketuhanan yang utama’ (Analek,

Konghucu) ke ‘kekuatan moral

semesta’ (Meng-Tsu), dan kemu­

dian ‘alam semesta’ (Hsun­Tsu).

Dalam tahap kedua ‘Neo Con-

fucianism’ dibawah Chang Tsai

mengarah pada pantheisme yang

telah dipengaruhi Taoisme dan

Buddhisme. Langit ini berisi para

nenek-moyang (Ti) yang diperin­

tah oleh penguasa (Shang­Ti).

Faham ini dirintis Konghucu (���­

479 SM) yang meletakkan dasar

etika, kemudian dilanjutkan oleh

pengikutnya Meng Tsu (37�­���

SM) yang meletakkan dasar mis­

tik, dan Hsun-Tsu (298-238 SM)

yang meletakkan dasar praktis dan

ajaran tentang ‘li.’.

Karena menekankan etika dan

moral, Konghucu tidak mempu­

nyai tempat­tempat suci. Kuil­kuil

Konghucu yang biasanya berwar­

na merah bukan tempat­tempat

penyembahan yang dianggap suci,

melainkan hanya tempat belajar,

dimana buku­buku mengenai

faham Konghucu disimpan untuk

bisa dipelajari. Kuil Konghucu

dibangun di Beijing pada abad

XIII dengan Aula yang menyim­

pan 300 tablet karya klasik faham

Konghucu. Ajaran konghucu ditu­

lis dalam buku­buku seperti Anal-

ek, Chung-yung dll.

Pikiran langit dan bumi yang

melahirkan segala sesuatu dise­

but ‘jen’, dan manusia yang ter­

cipta karena materi dan energi

memperoleh kehidupannya dari

pikiran langit dan bumi. Manusia

harus mengikuti � konsep yaitu

Jen (hubungan ideal), Chun-Tzu

(kemanusiaan yang benar), Li

Page 16: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

��www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

(sopan), Te (kekuasaan), dan Wen

(seni perdamaian).

Konghucu mengajarkan human­

isme (jen) atau ‘jalan etika’,

tetapi dalam buku Chung-yung

(dari Meng-Tsu), salah satu dari

ke­4 buku yang menjadi pegan­

gan, menunjukkan penyatuan

‘ch’eng’ dengan langit dan bumi

atau ‘jalan mistik.’ Karena itu

disebut Meng-Tsulah yang men­

jadikan faham Konghucu sebagai

agama mistik. Karena tidak

merupakan agama dan memiliki

liturgi maka konghucu hanya

merupakan wacana hubungan

perilaku antar manusia dalam

komunitas yang menyeluruh.

Menurut Konghucu, keluarga

adalah unit dasar masyarakat,

karena itu pentingnya ikatan

kekeluargaan akan memperkuat

negara.

Sebenarnya tidak ada upacara

khusus dalam agama Konghucu

semula, yang ada adalah hubung­

an hormat antara anak dan ayah,

adik dan kakak, isteri dan suami,

yang muda dengan teman yang

tua, dan rakyat dan penguasa.

Agama TaoBerbeda dengan faham Kong­

hucu, faham Tao banyak berbicara

mengenai supra­natural, namun

kelihatan bahwa agama Tao lebih

bersifat agama mistik, yaitu ke­

percayaan akan yang SATU yang

tidak berpribadi sebagai kebe­

naran semesta.

Pendiri Taoisme adalah Lao Tsu

(lahir 604 SM) kemudian dilan­

jutkan oleh ‘Chuang Tzu.’ Dalam

perkembangannya, Taoisme ke­

mudian membangun kuil­kuil suci

sebagai tempat beribadat yang di­

isi patung­patung. Selain itu meja

sembahyang disebut juga tempat

suci, selain kuburan. Ajaran Taois­

me ditulis Lao Tzu dalam ‘Tao Teh

Ching’ (Jalan dan kekuatannya),

‘Chuang-Tzu’, ‘Huai-nan-tzu’ dan

‘Lieh-tzu.’

Dalam Taoisme kita melihat kon­

sep yang suci sebaliknya dari

Konghucu. Bila Konghucu lebih

menekankan kehidupan dibumi,

Taoisme lebih mengarahkan ke­

pada ‘Tao’ yang mutlak yang

merupakan transformasi ketu­

hanan secara folosofis dan mistis.

Tao adalah prinsip semesta yang

mencerminkan perubahan dan

juga merupakan pola perilaku

manusia (wu­wei). Tao adalah

‘jalan realitas mutlak’ atau ‘jalan

alam semesta’, dan ‘jalan yang

mengatur kehidupan.’ Pandangan

ini pada hakekatnya meneruskan

Page 17: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

�7www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

faham monisme dualistis yang ber­

asal dari buku I­Ching yang ditulis

sekitar tahun 3000 SM.

Pada prinsipnya dalam Taoisme

yang disebut ‘Tuhan’ adalah TAO,

yaitu kekuatan dasar semesta

yang tidak bisa disebut atau diberi

nama, tidak berpribadi, tetapi

merupakan kekuatan semesta

yang menghasilkan segala sesuatu

dalam alam ini (monisme). Kon­

sep ini mirip dengan pengertian

‘Prima Causa’ atau ‘Ground of

All Being’ dalam filsafat Yunani

Purba.

Mengenai Tao ini, kepercayaan

Cina kuno sejak I Ching ribuan

tahun sebelumnya, Lao Tsu ke­

mudian mengembangkannya Sifat

kebatinan (mistik) dari agama Tao

terlihat dari kepercayaan bahwa

hakekat manusia sama dengan

Tao dan tugas manusia adalah

mengusahakan dirinya hidup

menjadi bagian Tao.

Tao itu mengekspresikan dirinya

dalam kekuatan energi ‘Chi’ yang

mengikuti hukum Yin dan Yang

yang saling bertentangan, seim-

bang, tetapi saling memlengkapi

secara harmonis. Setan sebagai

pribadi tidak dikenal dalam Taois­

me filsafat kecuali dalam Taoisme

Magis yang berkembang kemudi­

an setelah kematian Lao Tsu di­

mana setan­setan hanya merupa­

kan personifikasi dari roh-roh

nenek­moyang yang jahat. Seka­

lipun demikian, setan itu dikem­

bangkan dalam sisi Yin (negatip)

yang mencakup baik setan, keja­

hatan, dan dosa. Sebaliknya, aspek

Yang (positip) melambangkan

hal­hal baik, kuat dll. Interaksi Yin

& Yang ini menghasilkan segala

sesuatu dalam alam, seperti misal­

nya bumi & langit, wanita & pria,

negatif & positif, dingin & panas

yang selalu ada berpasangan dan

merupakan komponen­komponen

alam yang saling mengisi secara

harmonis sekalipun bertentangan.

Baik bumi maupun manusia dan

Page 18: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

��www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

mahluk lainnya akan mengalami

malapetaka bila keseimbangan itu

terganggu.

Manusia dalam pandangan Taois

adalah bagian dari alam se­

mesta yang diciptakan oleh Tao

dan manusia perlu mengalami

perubahan yang harmonis dengan

alam. Bila Tao dianggap sebagai

‘prima causa’ dan kekuatan mistik

semesta atau makro cosmos, maka

manusia dan mahluk­mahluk di

bumi disebut mikro­kosmos yang

semuanya memiliki ‘Chi’ dalam

dirinya yang bekerja mengikuti

irama keseimbangan Yin & Yang.

Yang disebut keselamatan atau

kesembuhan adalah bila tercapai

keselarasan antara irama Yin &

Yang manusia dan mahluk dengan

Yin & Yang semesta alam, dan

tugas manusia adalah mengusa­

hakan keseimbangan tersebut.

Manusia disebut sehat dan se-

jahtera bila keseimbangan itu

terjaga, tetapi kalau keseimbang-

an itu terganggu, maka manusia

akan jatuh sakit atau kesejahte-

raannya menurun. Tugas manu­

sia dalam hidupnya adalah men­

jaga keseimbangan Yin & Yang ini

agar senapas dengan Yin & Yang

alam semesta, dan tugas penyela­

matan adalah mencapai harmoni

manusia dengan alam, Chi dengan

Tao. Bagi Taoisme, alam semesta

adalah kekal dari dahulu sampai

sekarang dan tetap dalam keseim­

bangan kosmis demikian, demi­

kian juga yang akan terjadi pada

masa yang akan datang.

Cara dan Jalan keselamatan dalam

Taoisme adalah sikap berdiam

diri secara pasif dan perenungan/

kontemplasi mistik dan ‘usaha

penyatuan dengan Tao yang

tidak bernama.’ Dalam latihan

silat, jalan itu dilakukan dengan

gerakan seperti Tai­Chi. Bila se­

mula para pengikut Taoisme lebih

bersifat usaha pencarian secara

pribadi dalam perkembangan

berikutnya mereka membentuk

kelompok agama dengan kuil­kuil

dan patung­patung. Semula ajaran

Taoisme bersifat filosofis, tetapi

kemudian ajaran ini berkembang

menjadi mistis dan magis dengan

upacara­upacara yang bisa menju­

rus pada tahyul setelah mengalami

sinkretisasi dengan agama leluhur.

Bila kita melihat bahwa dalam

Taoisme, Tao itu digambarkan

sebagai ‘energi’ semesta yang

menjadi penyebab pertama (prima

causa), maka konsep Chi adalah

energi yang menghidupkan manu­

sia. Keberadaan energi Chi ini

dipercaya sebagai melingkupi se­

Page 19: KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA DUNIA (1) - …yabina.org/pipermail/saksibagikristus_yabina.org/attachments/... · dalam lingkungan agama Hindu, sekalipun ia berontak terhadap praktek

��www.yabina.org

MAKALAH TEOLOGI MAYA # 01 Keselamatan Dalam Agama-Agama Dunia (1)

luruh tubuh manusia dan berben­

tuk sinar sekeliling tubuh manusia

yang disebut sebagai ‘Aura.’ Sama

dengan apa yang dipercayai dalam

Yoga, dalam penyembuhan Cina

dikenal pula ‘pusat-pusat energi’

(chakra).

Berdasarkan teori soal energi ini­

lah maka disebutkan bahwa bila

keseimbangan energi itu tergang­

gu maka seseorang akan mengala­

mi ketidak seimbangan kesehatan

tubuh atau sakit dan untuk memu­

lihkannya dilakukan usaha­usaha

mengembalikan keseimbangan

energi tersebut sehingga manusia

kembali menjadi sehat. Jadi ke­

seimbangan energi harus dijaga

dalam proses penyembuhan Cina,

dan lebih dari itu, sebagai mikro­

kosmos yang menjadi bagian dari

makro­kosmos, manusia harus

berusaha agar keseimbangan itu

selaras dengan keseimbangan

alam semesta.

Sekarang bagaimana manusia

mengusahakan keseimbangan

energi ‘Chi’ tersebut? Menurut

sistem penyembuhan Cina ada

berbagai cara untuk melakukan

hal itu, seperti misalnya melalui

(�) makanan & minuman yang

tertib dan sehat seperti vegetarian

(tidak makan daging). Ini merupa­

kan usaha yang pasif atau perilaku

biasa sehari­hari. Selanjutnya

usaha aktif dilakukan melalui

Tao­Revitalisasi yaitu yang men­

cakup (�) latihan pernafasan; (3)

pengolahan pikiran/batin; dan

(4) gerakan tubuh. Orang­orang

mengkaitkan usaha pengolahan

batin melalui Tao­Revitalisasi itu

jauh sampai kepada Kaisar Kun-

ing yang menulis kitab ‘Nei Ching’

yang sudah disebutkan terdahulu.

Aplikasi praktis dalam bidang

kesehatan dalam Tao­Revitalisasi

dipopulerkan melalui berbagai

nama seperti Chi-Kung, Tai-Chi

dan Waitankung. Diantaranya

yang paling populer adalah latih­

an ‘pernafasan’ Chi-Kung yang

juga disebut sebagai Nei-Kung.

Chi Kung sekarang juga dikenal

sebagai aliran keagamaan Fa Lun

Gong.

Bersambung ke Makalah Teologi-maya # 02

KESELAMATAN DALAM AGAMA-AGAMA

DUNIA (2) (Agama Monotheisme)