kesehatan masyarakat - kuliah.ftsl.itb.ac.id · kesehatan masyarakat kesehatan masyarakat...
TRANSCRIPT
KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN MASYARAKAT (Winslow,1920):
ILMU DAN KIAT UNTUK
1.Mencegah penyakit2.Memperpanjang usia hidup3.Meningkatkan kesehatan dan effisiensi
MELALUI :Usahamasyarakat yang terorganisir
UNTUK :
a. Sanitasi lingkungan,
b. Pengendalian penyakit menular,
c. Pendidikan individu dalam higiene perseorangan,
d. Mengorganisir pelayananmedis dan perawatan agar
dapat dilakukan diagnosis dini dan pengobatan
pencegahan, dan
e. Membangunmekanisme sosial sehingga setiap insan
dapat menikmati standard kehidupan yang cukup
untuk dapat memelihara kesehatan
KESEHATAN
UU NO. 9, 1960 TENTANG POKOK-POKOK KESEHATAN RI BAB I P12 :
“Yang dimaksud dengan kesehatan dalam UU iniadalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial, bukan hanyakeadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dankelemahan”
USAHA KESEHATAN MASYARAKAT “ THE BASIC SIX”
EMERSON& LUGINBUHL
1. Statistik Vital
2. Pendidikan Kesehatan
3. Kesehatan Lingkungan
4. Pemberantasan Penyakit
Menular
5. Kesehatan Ibu dan anak
6. Pengendalian Penyakit
khronis
APHA
1. Pencatatan & analisis data
2. Pendidikan Kesehatan &
Diseminasi Informasi
3. Pengawasan, Pengaturan
Pelayan Kesling
4. Adm& Pelayanan
Kesehatan
5. Pelayanan Kesehatan
6. Koordinasi Sumberdaya
Kesehatan
W H O
1. Pemeliharaan dok Kes
2. Pendidikan Kesehatan
3. Kesehatan Lingkungan
4. Pemberantasan Penyakit
Menular
5. Kesehatan Ibu dan anak
6. Pelayanan Medis & Perawatan
Kesehatan
Data Data KesehatanKesehatan
• Statistik Vital:
– Umur harapan hidup Eo
– Mortalitas: • Angka kematian Bayi (AKB), Penyebab kematian bayi
• Angka kematian Balita (Akaba), penyebab kematian
• Angka Kematian Ibu Maternal
• Angka kematian kasar
– Morbiditas:• Demam Berdarah Dengue
• Malaria
• TB Paru
• Dll
– Status Gizi
– Kondisi Lingkungan
• Kondisi Lingkungan:– Sumber air minum sehat: terlindung dan tidak terlindung
– Jamban Sehat
– Air Limbah Rumah Tangga
– Pembuangan Sampah
• Perilaku Masyarakat:– Olah raga teratur
– Kebiasaan merokok
– Pemanfaatan pelayanan masyarakat
Kesehatan Lingkungan(DRO)
9
Statistik Vital
• Statistik mengenai kesehatan
• Tujuan : publikasi data kesehatan
• Kegunaan : evaluasi aktivitas, perencanaan, dasar tindak lanjut suatu pemantauan & penelitian
10
• CDR (Crude Death Rate):Indonesia: thn 1980: 7,9/1000 penduduk
thn 1990: 7,5/1000 pendudukKondisi pelayanan kesehatan
• CBR (Crude Birth Rate):Indonesia: thn 1980: 28,7/1000 penduduk
thn 1990: 25,3/1000 penduduk
11
• IMR (Infant Mortality Rate):Indonesia: thn 1980: 112/1000 kelahiran hidup
thn 1990: 74/1000 kelahiran hidupthn 2001: 50/1000 kelahiran hidup
Kualitas lingkungan tempat tinggal bayi, sanitasi dan pelayanan air bersih, pemukiman, gizi, kesejahteraan ibu, imunisasi
12
• Usia harapan hidup (Eo):
Indonesia: thn 1980: 50 th laki254 th perempuan
thn 2001: 65,92 th laki269,90 th perempuan
Kesehatan Lingkungan(DRO)
13
MORTALITY RATE & LIFE EXPECTANCY(Sumber: Profil Kesehatan Indonesia, DEPKES, 2000)
0
10
20
30
40
50
60
70
1995 1996 1997 1998 1999
Angka Kematian Bayi Angka harapan hidup (Eo)
Kesehatan Lingkungan(DRO)
14
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Laos
Kam
boja
Mya
nmar
Indo
nes
ia
Vie
tnam
Fili
pina
Tha
iland
Mal
aysi
a
Bru
nei D
.
Sin
gapu
ra
Pendapatan perkapita Angka Kematian BayiAngka Kematian Kasar
Perbandingan dengan negara lain (Profil Kesehatan Indonesia, Depkes 2000)
Kesehatan Lingkungan(DRO)
15
Kondisi penyakit menular di Jawa Barat(Sumber: BAPEDA JABAR, 2003)
0.73
0.45
0.386
0.921
0.88
28.18
5.41
13.18
18.32
11.88
1998
1999
2000
2001
2002
Malaria (per 10000 pend.) Demam Berdarah Dengue (per 100000 pend.)
PendidikanPendidikan KesehatanKesehatan
Pola Pikir dan Perilaku
Pola pikir menentukan perilaku
Pola pikir seseorang:
Sikap, pengetahuan, kepercayaan dan norma.
Perilaku juga dipengaruhi oleh:
sumber daya dan pendapat panutan masy.
Pengalaman dan sumber daya terus berubah perilakuberubah
17
18
Kemampuan sosial hewan diturunkan secara genetisberupa instink
Manusia: perilaku sosial tidak diturunkan secaragenetis, tetapi didapat setelah lahir karena kontaksosial
19
PengalamanPengalamanOrang Tua, dllOrang Tua, dll MasyarakatMasyarakat
KepercayaanKepercayaan NormaNormaPengetahuanPengetahuanSikapSikap
PerilakuPerilakuPengaruhPanutan
PengaruhPanutan
PemikiranPerasaanPemikiranPerasaan
Sumber DayaSumber Daya
Gaya Hidup(Normal), Perilaku,
Budaya
Gaya Hidup(Normal), Perilaku,
Budaya
20
Gaya Hidup (Normal), Perilaku, Budaya
Gaya Hidup (Normal), Perilaku, Budaya
Kesehatan LingkunganKesehatan Lingkungan
Contoh:
Tidak TahuTidak Peduli
Membuang sampah, faeses ke sungai
Membuang insektisida/limbah industri ke saluran, sungai
Merokok
KesehatanKesehatan LingkunganLingkungan
Lingkungan
• Udara
• Air:
Tanah, Sungai, Waduk
• Tanah
• Sosial
Aktivitas Manusia:
• Pertanian
• Industri
• Transportasi
• Informasi
• Domestik/Rumah Tangga
• Rumas Sakit
• Lainnya:
Kualitas dan KuantitasHidrosfir
Beban kerusakan lingkungan
• Degradasi kualitas dan kuantitas sumber air
• Pencemaran air permukaan oleh limbah industri dandomestik
• Peraturan-peraturan yang menyangkut perlindungansumber air sulit diterapkan oleh lembaga terkait
• Tata guna lahan dan tata ruang pada daerah resapan airbanyak terabaikan karena kepentingan lain
PropinsiPerdesaan
Sendiri Bersama Umum Tidak ada Jumlah
Bali 46,70 22,81 15,17 15,33 100,00
Nusa Tenggara Barat 24,27 38,89 30,42 6,42 100,00
Nusa Tenggara Timur 10,13 27,28 48,72 13,87 100,00
Kalimantan Barat 15,68 3,71 4,59 76,02 100,00
Kalimantan Tengah 23,51 7,10 2,75 66,64 100,00
Kalimantan Selatan 35,06 15,19 16,61 33,14 100,00
Kalimantan Timur 41,64 7,56 9,34 41,46 100,00
Sulawesi Utara 41,51 29,88 22,17 6,44 100,00
Sulawesi Tengah 44,17 21,47 19,47 14,89 100,00
Sulawesi Selatan 35,03 33,53 18,43 13,02 100,00
Sulawesi Tenggara 40,77 28,07 20,82 10,34 100,00
Gorontalo 27,19 41,90 21,15 9,76 100,00
Maluku 16,34 18,42 57,18 8,06 100,00
Maluku Utara 26,31 33,46 29,57 10,66 100,00
Papua 19,88 15,19 15,35 49,58 100,00
Sumber: BPS: Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004
25
Metoda pembuangan tinja setempat(Depkimpraswil, 2005)
Tangki Kolam/Sawah sungai/danau Lobang tanah pantai/kebon lainnya Jumlah
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Wilayah
2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003
Sumatera 31,26 41,00 42,57 3,29 3,31 3,29 17,87 18,13 15,98 26,27 28,01 29,04 4,97 6,36 6,41 5,88 3,19 2,72 89 100 100
Jawa + Bali 52,86 52,44 54,13 5,32 5,35 5,44 18,57 17,30 15,37 16,39 18,24 18,81 4,48 5,48 5,07 2,38 1,19 1,17 100 100 100
Kalimantan 31,06 29,95 36,99 1,13 0,79 1,01 31,44 32,56 25,32 27,96 29,77 31,09 5,41 4,28 3,09 3,02 2,66 2,51 100 100 100
Sulawesi 37,73 36,51 47,48 1,10 1,32 0,97 12,76 15,27 11,48 23,33 22,47 21,88 20,13 17,47 14,50 4,95 6,96 3,70 100 100 100 NTT, NTB, Maluku, Papua
16,94 52,30 37,22 1,25 0,52 1,45 8,95 10,86 12,21 15,83 22,04 25,11 10,48 8,75 18,88 6,56 5,52 5,13 60 100 100
Indonesia Barat 38,78 42,79 45,50 3,57 3,52 3,59 20,83 20,73 17,63 23,15 24,94 25,87 4,89 5,64 5,28 3,99 2,38 2,14 95 100 100
Indonesia Timur 27,33 44,41 42,35 1,18 0,92 1,21 10,86 13,06 11,84 19,58 22,26 23,49 15,31 13,11 16,69 5,76 6,24 4,41 80 100 100
Indonesia 40,06 39,65 43,87 6,02 5,79 5,52 23,48 22,93 20,12 21,81 23,83 23,32 5,19 5,55 5,12 3,44 2,25 2,05 100 100 100
26
Metoda pembuangan tinja (studiKasus Desa Cilenyi Timur)
Cakupan pelayanan Sarana dan Prasarana Air LimbahDomestik di Indonesia Tahun 2000 (Depkimpraswil, 2005)
28
On-site (28,10%)PERKOTAAN
(37,52%)
PERDESAAN(36,50%)
AKSES KE PS&S ALNASIONAL
100%
CATATAN: RASIO PENDUDUK KOTA DAN DESA MENURUT BPS 2000 ADALAH 42% :58%\(*) KONDISI TAHUN 2000
Off-site (1,26%)
On-site (21,96%)
Off-site (0%)
Sebagian besar tidakberfungsi dengan baik karena
pemeliharaannya belummemadai misalnya: belum
secara reguler disedotlumpurnya
Tanpa diolah (8,16%)
Tanpa diolah (14,54%)
TIDAK TERDETEKSI (25,98%)
Fasilitas pembuangan tinja diKalimantan Barat (2006)
29
PropinsiPerdesaan
Sendiri Bersama Umum Tidak ada Jumlah
Nanggroe Aceh Darussalam 80,60 7,90 4,28 7,21 100,00
Sumatera Utara 51,38 14,31 20,90 13,42 100,00
Sumatera Barat 52,82 21,53 13,12 12,53 100,00
Riau 48,75 8,20 7,02 36,04 100,00
Jambi 52,64 14,95 5,03 27,39 100,00
Sumatera Selatan 48,05 19,03 4,31 28,61 100,00
Bengkulu 70,83 15,94 5,98 7,25 100,00
Lampung 75,05 16,75 2,40 5,80 100,00
Bangka Belitung 41,76 34,99 18,54 4,71 100,00
DKI Jakarta - - - - -
Jawa Barat 52,39 20,82 21,18 5,61 100,00
Jawa Tengah 50,71 28,37 14,56 6,37 100,00
D I Yogyakarta 52,03 25,04 6,48 16,45 100,00
Jawa Timur 50,22 28,01 15,03 6,74 100,00
Banten 46,69 23,50 17,92 11,89 100,00
Sumber: BPS: Statistik Kesejahteraan Rakyat 200430
Fasilitas Air Minum
Sumber Air Minum di Kalimantan Barat(2006)
31
Penelitian di Cileunyi Timur: 66% dari sampel air sumur mengandung Fecal Coli > 2400 MPN/100mL
Kualitas Sayuran(Kangkung di Bandung)
• Sumber pertanian kangkung:– Cidurian dan Cibolerang
• Kadar Hg (standar Hg di sayuran= 0,03mg/kg):– Cidurian: rata2: 0,012 mg/kg, maks: 0,021 mg/kg– Cibolerang: rata2: 0,002 mg/kg, maks: 0,005
mg/kg
• Konsentrasi Hg dalam air:– Cidurian: 0,156 ppb– Cibolerang: 0,072 ppb
Kondisi Sungai sebagai SumberAir pertanian Kangkung
Cidurian
Pengendalian Kualitas Hidrosfer
• 3 Aspek :– Penghematan dan konservasi
– Minimisasi pengotor dan pencemaran
– Maksimisasi daur ulang dan pemanfaatankembali
• Standard:– Standard aliran
– Standard Efluent
– Standard penyisihan
Pencegahan Pengotoran Air
• Pengolahan dan Pengelolaan Limbah:– Cair:
• Domestik
• Industri
• Pertanian
– Padat:• Domestik
• Industri
• Lainnya?
Penilaian Kualitas Air
• Monitoring Air Permukaan
• Monitoring Kualitas Eflluent IPAL (Domestik dan Industri)
2/1/2010 Dwina Roosmini 38
Keputusan Menteri Kesehatan RI No:
907/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal 29 Juli 2002
• Bakteriologis: E. coli
• Kimia: inorganik dan organik
• Radioaktivitas
• Fisis: warna, bau dan kekeruhan
Standard Air Minum di Indonesia
Parameter:
2/1/2010 Dwina Roosmini 39
Peraturan-Peraturan :
• Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan KualitasAir dan Pengendalian Pencemaran Air
• Keputusan Gubernur No. 6 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cairbagi Kegiatan Industri di Jawa Barat
• Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I No. 38 tahun 1991 tentangPeruntukan Air dan Baku Mutu Air pada Sumber Air di Jawa Barat
• Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I No. 67 tahun 1997 tentangPeruntukan Air dan Baku Mutu Air pada Sungai Cikarang, Ciherang, Cilamaya, Ciasem, Cipunegara di Jawa Barat
• Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I No.58 tahun 1998 tentangPeruntukan Air dan Baku Mutu Air pada Sungai Cisanggarung, Ciberesdan Bangkaderes di Jawa Barat
• Keputusan Gubernur Jawa Barat No.28 tahun 2000 tentang PeruntukanAir dan Baku Mutu Air pada Sungai Ciwulan dan Cilangla di Jawa Barat.
• Keputusan Gubernur Jawa Barat No.39 tahun 2000 tentang PeruntukanAir dan Baku Mutu Air pada Sungai Citarum dan Anak-anak Sungainya diJawa Barat
Prinsip Pengelolaan Kualitas Udara
Penanggulangan
Tujuan:
Kualitas udara yang sehat
Komponen yang diperlukan:
Baku mutu Udara : ‐Ambien
‐ EmisiInventarisasi Sumber
Baku mutu udara ambien:
Diberlakukan untuk udara, udara yang mengandung unsur melebihi baku mutu udaratelah tercemar
Baku mutu emisi (standard emisi):
Diberlakukan bagi sumber‐sumber pengotor
Emisi cerobong pabrik
Emisi kendaraan bermotor
Standar kualitas bahan bakar
No Parameter Baku mutu
1 SO2 0,01 ppm
2 CO 20,00 ppm
3 NOx 0,05 ppm
4 Ox 0,10 ppm
5 Debu 0,26 mg/m3
6 Pb 0,06 mg/m3
7 H2S 0,03 ppm
8 NH3 2,00 ppm
9 HC 0,24 ppm
Baku mutu kualitas udara ambien (KEP-2/MENKLH/I/1988)
Penanggulangan:
Inventarisasi Sumber:
Klasifikasi:
Alamiah
Buatan
Sumber titik: cerobong
Sumber bergerak: kendaraan bermotor
Sumber area: pemukiman
Teknologi
Penyelidikan epidemiologi
Hukum
Sarana dan Prasarana yang diperlukanuntuk Pengendalian Kualitas Udara
Badan/jawatan khusus
Tenaga ahli:
Rekayasa: perubahan/pemilihan bahan di industri
Pemantauan, fasilitas laboratorium
Pusat Penyimpanan Data
Penyuluhan
Pencatatan kondisi meteorologi, koordinasi denganindustri
Protokol Kyoto
• Pembatasan emisi terkait dengan perubahan iklim global membatasi emisi CO2, CH4, N2O, CFCs, SOX .
• Indonesia: Ratifikasi Protokol Kyoto dengan UURI No. 17 Tahun 2004
• Pembatasan pada sumber:
Energi: Industri, Transportasi
Industri: Kimia, Logam, dll
Pertanian: Pengel. pupuk, Pembakaran residu pertanian, dll
Limbah: Pembuangan limbah padat, pembakaran limbah, dll
INDONESIA TELAH MERATIFIKASI KONVENSI WINA DAN MONTREAL YANG MENGHAPUSKAN BAHAN-BAHAN PERUSAK OZON DAN MENETAPKAN PROGRAM IMPLEMENTASI SEJAK 1996/1997 DG KEPPRES 23/1992.