kesehatan
DESCRIPTION
Laporan KasusTRANSCRIPT
BAB III
PENYAJIAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 36 tahun
Tanggal masuk RS : 27 Juli 2015
Tanggal periksa : 28 – 3 Agustus 2015
II. ANAMNESIS
Pasien datang ke Poli Paru RSUD Agoesdjam pada 27 Juli 2015
dengan sesak napas sejak sekitar 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Sesak dirasakan setelah beraktivitas. Saat tidak beraktivitas, sesak
dirasakan berkurang. Tidak ada sesak dimalam hari. Batuk dirasakan
sesekali. Batuk kering tidak berdahak. Kadang-kadang pasien merasakan
nyeri kepala. Tidak ada keringat malam dan nafsu makan baik seperti
biasa. Pasien merasa berat badannya menurun. Riwayat merokok sudah
lama, sekitar 1 – 1½ bungkus perhari namun sudah berhenti merokok 2
minggu ini. Saat ini pasien juga merasa demam. Keluhan mual dan muntah
disangkal. Riwayat trauma pada kepala, leher atau dada disangkal.
Riwayat penggunan Obat Anti Tuberculosis (OAT) juga disangkal.
Pasien menyangkal adanya alergi (makanan, obat-obatan, cuaca
ataupun debu). Riwayat darah tinggi, kolesterol tinggi dan kencing manis
juga disangkal.
Saat ditanyai keesokan harinya (29 Juli 2015), keluhan sesak masih
ada. Batuk sudah berkurang. Demam, mual dan muntah disangkal. Nafsu
makan baik seperti biasa.
Tanggal 30 juli 2015, pasien mengeluhkan demam menggigil
sekitar pukul 05.00 WIB. Sesak dan batuk masih dirasakan pasien.
Tanggal 31 juli 2015, pasien merasa sesak mulai berkurang, setelah
dilakukan punksi pleura. Batuk sesekali masih dirasakan. Demam, mual
dan muntah disangkal. Nafsu makan baik seperti biasa.
Tanggal 1-2 Agustus 2015, pasien merasa sesak berkurang. Batuk
sesekali masih dirasakan. Demam, mual dan muntah disangkal. Nafsu
makan baik seperti biasa.
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
i. Keadaan Umum Baik
ii. Kesadaran E4V5M6
b. Tanda-tanda Vital
i. Suhu : 36,8 °C
ii. Frekuensi nafas : 22 x/menit
iii. Frekuensi nadi : 76 x/menit
iv. TD : 120/80 mmHg
c. Mata
i. Konjungtiva anemis (+/+)
ii. Sklera ikterik (-/-)
d. THT
i. Tonsil T1/T1
ii. Faring hiperemis (-)
e. Leher:
KGB tidak membesar
f. Paru:
i. Bentuk dada tidak simetris, dada kanan tertinggal, tak terlihat
penggunaan otot bantu nafas
ii. Nyeri tekan dada (-), vokal fremitus kanan melemah
dibandingkan yang kiri
iii. Sonor pada kedua lapang paru
iv. Suara nafas dasar vesikuler (↓/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
g. Jantung
BJ I II reguler, murmur (-), gallop (-)
h. Abdomen
i. Nyeri tekan (-)
ii. Timpani
iii. Bising usus 8 x/menit
i. Ekstremitas
i. Edema (-)
ii. Perfusi hangat
iii. CRT < 2 detik
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah rutin (27 Juli 2015)
i. Hb : 13,8 g/dL
ii. Eritrosit : 4,53 Juta/uL
iii. Leukosit : 7.400/uL
iv. Trombosit : 335.000/uL
v. Hematokrit : 40,4 %
b. Kimia klinik (27 Juli 2015)
i. GDS : 112 mg/dl
ii. SGOT : 40 IU
iii. SGPT : 40 IU
c. Kimia klinik (30 Juli 2015)
i. SGOT : 22 IU
ii. SGPT : 20 IU
d. Pemeriksaan Cairan Pleura (28 Juli 2015)
i. Pewarnaan Gram : Tidak ditemukan bakteri gram
negatif maupun positif
ii. Pewarnaan BTA : Negatif
iii. Pewarnaan Wright : PMN 5%, MN 95%. Morfologi
dalam batas normal
iv. Leukosit : 26.200 sel/ul
v. Eritrosit : 50.000 sel/ul
e. Pemeriksaan Tes VCT Antibodi (30 Juli 2015)
- Non Reaktif
f. Foto roentgen thorax PA (27 Juli 2015)
Perselubungan Homogen
V. DIAGNOSISBerdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, didapatkan data berupa gejala seperti sesak napas lebih kurang
2 minggu, batuk demam hilang timbul, berat badan menurun; suara
vesikuler di paru kanan menurun; terdapat gambaran perselubungan
homogen di hemithorax dextra pada pemeriksaan foto rontgen toraks PA.
Hal ini mengarahkan kepada Efusi Pleura Dextra et causa TB paru dengan
BTA (-), lesi luas dan kasus baru.
VI. PENGOBATANPasien bernama Tn.A berusia 36 tahun dengan Efusi Pleura Dextra
et causa tuberkulosis paru dengan BTA (-), lesi luas dan kasus baru
diindikasikan untuk rawat inap untuk dilakukan punksi pleura pada
hemithorax dextra pasien.
Pasien ini kemudian diberikan terapi berupa :
1. IVFD Ringer Laktat 20 tetes per menit
2. Injeksi Cefotaxim vial 1 gr/12 jam
3. Injeksi Novaldo 1 amp/K.P Demam
4. Ambroxol 3 x 30 mg
5. Rifampicin 1 x 450 mg
6. Isoniazid 1 x 300 mg
7. Pirazinamid 1 x 1000 mg
8. Etambutol 1 x 1000 mg
VII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam