kerusuhan sosial

Upload: chrysanthemumnn

Post on 17-Jul-2015

309 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN

ADE

IVIN ELLIZA WARDHANI DIO ARIESTANTO DINAR PRAVITA VIVI FELICIA VINY ELINE PINAYUNGAN Y.R AIDA SHAFIA

(10-65) (10-66) (10-67) (10-68) (10-69) (10-70) (10-71) (10-72)

Kerusuhan atau Konflik Sosial adalah suatu kondisi dimana terjadi huru-hara/kerusuhan atau perang atau keadaan yang tidak aman di suatu daerah tertentu yang melibatkan lapisan masyarakat, golongan, suku, ataupun organisasi tertentu. Kerusuhan sosial juga memiliki pengertian sebagai suatu rangkaian tindakan seseorang atau sekelompok massa berupa pengrusakan dan pembakaran sarana dan fasilitas umum, sosial, ekonomi, hiburan, agama-agama, dan lain-lain.

Menurut

Anoraga (dalam Saputro, 2003) suatu konflik dapat terjadi karena perbendaan pendapat, salah paham, ada pihak yang dirugikan, dan perasaan sensitif. 1. Perbedaan pendapat Suatu konflik yang terjadi karena pebedaan pendapat dimana masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang mau mengakui kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam maka dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan dan sebagainya.

2. Salah paham Salah paham merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik. Misalnya tindakan dari seseorang yang tujuan sebenarnya baik tetapi diterima sebaliknya oleh individu yang lain. 3. Ada pihak yang dirugikan Tindakan salah satu pihak mungkin dianggap merugikan yang lain atau masing-masing pihak merasa dirugikan pihak lain sehingga seseorang yang dirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau bahkan membenci.

4. Perasaan sensitive Seseorang yang terlalu perasa sehingga sering menyalah artikan tindakan orang lain. Contoh, mungkin tindakan seseorang wajar, tetapi oleh pihak lain dianggap merugikan. Kerusuhan

sosial dapat disebabkan oleh: 1. Perbedaan individu Perbedaan kepribadian antar individu bisa menjadi faktor penyebab terjadinya konflik, biasanya perbedaan individu yang menjadi sumber konflik adalah perbedaan pendirian dan perasaan

2. Perbedaan latar belakang kebudayaan Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbedabeda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan.

4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada.

1.2. 3. 4.

POLITIK SOSIAL IDEOLOGI EKONOMI

Konflik sosial di bidang politik disebabkan oleh: 1. Kurangnya kepercayaan masyarakat kepada para elit politik akibat kelakuan negatif para pejabat pemerintahan. Seringkali di ramaikan dengan isu-isu politik di Indonesia yang kian terpuruk, baik dalam maupun luar negeri, permasalahan terhadap penyelenggara pemerintahan setiap hari muncul di media massa. 2. Adanya politik uang yang mengutamakan kepentingan kelompok; dan munculnya politikus instan.

3. Sistem politik tidak lagi cukup tangguh mengatasi kompleksitas persoalan yang muncul dalam masyarakat yang diakibatkan oleh disfungsi peran di lingkungan internal sistem politik (legislatif, eksekutif, dan yudikatif).4. Legalisasi korupsi. Sejak subsidi dipotong, keuangan negara meningkat. Agaknya pemerintah kesulitan cara mengalokasikan dana yang tersedia bagi pembangunan, lalu gaji pejabat politik, birokrasi, termasuk anggota Dewan, melalui PP Nomor 37/2006, pun dinaikkan. Kebijakan kenaikan gaji ini hanyalah legalisasi secara santun korupsi yang jahat.

5. Pemerintah merasa diri paling tahu dan paling berkuasa menentukan kebijakan atau undang-undang, sehingga kritik publik tidak diindahkan. 6. Tindakan pemerintah yang kurang tegas dan lamban dalam mengambil keputusan. 7. Kegagalan terciptanya konsolidasi elite politik di Indonesia. Konsolidasi politik dapat dikatakan elit jika memiliki resource yang berkualitas, seperti para pemimpin dan anggota partai yang berkualitas. Tetapi, seperti yang kita lihat belakangan ini, banyak elit politik yang dapat mencapai posisinya bukan karena kualitas mereka, tetapi karena hal-hal lain.

Dalam bidang sosial, kerusuhan dapat disebabkan oleh: 1. Sentimen SARA Merupakan sumbangan terbesar dalam kerususuhan sosial. Biasanya terjadi akibat adanya berbagai gap pada komunitas masyarakat, termasuk umat beragama yang bertindak atas nama agama sebagai penjaga dan polisi moral, dalam arti kelompok masyarakat agama melakukan pengrusakan fasisilitas umum dan hiburan, karena dianggap sumber maksiat serta melanggar etika dan norma sosial serta agama.

2. Provokasi dari para provakator Biasanya merupakan kekerasan dan kerusuhan pesanan, yang direncanakan agar menutupi ketidakadilan dan kejahatan lainnya. 3. Ketidakmampuan menerima kekalahan pada pemilihan pimpinan daerah (wilayah) maupun politik. 4. Penyebaran dan pemaksaan ideologi terhadap masyarakat, mereka yang menolak, akan ditindas; jika ada komunitas yang menolak maka, mereka akan mengalami berbagai kekerasan berupa pembersihan etnis

5. Pengaruh kekerasan dari media massa; artinya mereka yang melakukan tindak kekerasasn, terinspirasi oleh media massa, kemudian ingin bertindak sama dengan apa yang didengar, dibaca dan ditontonnya

Kerusuhan yang diakibatkan karena ideology antara lain : 1. Bermunculannya aliansi ideologi dan politik yang ditandai dengan menjamurnya partaipartai politik baru. Seiring dengan itu lahir sejumlah tuntutan daerah-daerah diluar Jawa agar mendapatkan otonomi yang lebih luas atau merdeka.

2. Munculnya Partai Komunis Indonesia adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. 3. Adanya kerusuhan di Ambon, di Papua dan beberapa daerah lain yang hingga kini belum terselesaikan adalah konflik internal dimana mereka belum memahami Ideologi bangsa ini yang mengajarkan wawasan Nusantara, cara pandang kita bagaimana menyikapi perbedaan. 4. Memudarnya ideology Pancasila di dalam diri masyarakat Indonesia. Seiring dengan era globalisasi, jiwa nasionalisme dalam masyarakat Indonesia semakin memudar.

Konflik dalam bidang ekonomi dikarenakan: 1. Sebab setiap individu memiliki keinginan dan kepentingan yang beragam 2. Kerjasama di antara individu dalam masyarakat umumnya bersifat antagonistic cooperation, yakni kerjasama antara pihakpihak yang memiliki prinsip saling bertentangan

3. Suramnya masa depan, minimnya lapangan kerja, persaingan hidup yang semakin ketat, menipisnya kesantunan, dan lemahnya bangunan karakter menyebabkan sebagian masyarakat Indonesia tak tahan banting menghadapi situasi yang ada. 4. Depresi karena tingginya tekanan hidup akibat himpitan ekonomi. 5. Kesenjangan ekonomi, munculnya perasaan terpinggirkan dan adanya ketidakadilan

6. Rasa frustasi masyarakat terhadap nasib mereka karena negara gagal memberikan kesejahteraan kepada mereka telah mengakibatkan hilangnya rasa hormat dan penghargaan terhadap pejabat dan simbol-simbol serta lembaga-lembaga negara