kerusakan lingkungan

26
Perikanan Maju di Tengah Perlambatan Ekonomi Kesuksesan yang berhasil diraih sektor perikanan, menurut Menteri KKP Susi Pudjiastuti merupakan berkah yang bisa dinikmati oleh semua stakeholder terkait. Padahal, dalam periode yang sama tersebut, kondisi perekonomian nasional justru sedang mengalami perlambatan karena diakibatkan berbagai faktor. ‘’Its amazing. Ekonomi melambat tapi perikanan justru naik signifikan. Kita patut bersyukur dengan kondisi ini,’’ ucap Susi. Susi mengatakan, kenaikan sektor perikanan bisa dilihat dari data statistik yang dirilis BPS yang menyebut pada periode Januari- April 2015 terjadi kenaikan dari 7,46% pada periode sama 2014 menjadi 8,64% pada tahun ini. ‘’Ini memang menjadi berkah dan harus terus disyukuri. Kita juga akan terus memastikan perikanan tetap naik melalui berbagai cara. Termasuk, penghentian kapal asing beroperasi di perairan Indonesia,’’ ungkapnya. ikan dimasukkan ke pick up untuk diolah jadi sardin. Foto : Rhett A. Butler ikan dimasukkan ke pick up untuk diolah jadi sardin. Foto : Rhett A. Butler Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri KP No.56/2014 tentang Moratorium Izin untuk Kapal eks Asing dan Peraturan Menteri KP No.57/2014 tentang Pelarangan Transhipment untuk ke Luar Negeri, terjadi penurunan volume dan nilai produksi di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) dan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN). ‘’Penurunannya masing-masing 19,66% dan 6,27%. Sementara pada saat bersamaan, terjadi peningkatan volume dan nilai produksi di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) sebesar masing-masing 99,71% dan 126,01%,’’ paparnya. Melihat kondisi positif, Susi berjanji akan terus menjaga perairan Indonesia dari jangkauan kapal asing yang memicu terjadinya kejahatan perikanan (illegal fishing). Karena, kerugian dari

Upload: troelu

Post on 30-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kumpulan artikel tentang kerusakan lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: kerusakan lingkungan

Perikanan Maju di Tengah Perlambatan Ekonomi

Kesuksesan yang berhasil diraih sektor perikanan, menurut Menteri KKP Susi Pudjiastuti merupakan berkah yang bisa dinikmati oleh semua stakeholder terkait. Padahal, dalam periode yang sama tersebut, kondisi perekonomian nasional justru sedang mengalami perlambatan karena diakibatkan berbagai faktor.

‘’Its amazing. Ekonomi melambat tapi perikanan justru naik signifikan. Kita patut bersyukur dengan kondisi ini,’’ ucap Susi.

Susi mengatakan, kenaikan sektor perikanan bisa dilihat dari data statistik yang dirilis BPS yang menyebut pada periode Januari-April 2015 terjadi kenaikan dari 7,46% pada periode sama 2014 menjadi 8,64% pada tahun ini.

‘’Ini memang menjadi berkah dan harus terus disyukuri. Kita juga akan terus memastikan perikanan tetap naik melalui berbagai cara. Termasuk, penghentian kapal asing beroperasi di perairan Indonesia,’’ ungkapnya.

ikan dimasukkan ke pick up untuk diolah jadi sardin. Foto : Rhett A. Butler

ikan dimasukkan ke pick up untuk diolah jadi sardin. Foto : Rhett A. Butler

Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri KP No.56/2014 tentang Moratorium Izin untuk Kapal eks Asing dan Peraturan Menteri KP No.57/2014 tentang Pelarangan Transhipment untuk ke Luar Negeri, terjadi penurunan volume dan nilai produksi di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) dan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN).

‘’Penurunannya masing-masing 19,66% dan 6,27%. Sementara pada saat bersamaan, terjadi peningkatan volume dan nilai produksi di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) sebesar masing-masing 99,71% dan 126,01%,’’ paparnya.

Melihat kondisi positif, Susi berjanji akan terus menjaga perairan Indonesia dari jangkauan kapal asing yang memicu terjadinya kejahatan perikanan (illegal fishing). Karena, kerugian dari illegal fishing dirasakan sangat besar oleh Indonesia. Kerugian lainnya yaitu mereka melakukan perdagangan senjata, perbudakan anak buah kapal (ABK) dan penyelundupan satwa liar langka.

Faktor Terjadinya Kenaikan Perikanan

Susi mengungkapkan, setelah moratorium diberlakukan, sektor perikanan langsung bergairah lagi. Di antara faktor yang memicu produksi positif itu, adalah:

Peningkatan nilai produksi perikanan (tangkap dan budidaya), antara lain karena peningkatan mutu hasil tangkapan dan komoditas hasil tangkapan yang bernilai ekonomis penting; Peningkatan konsumsi untuk biaya produksi nelayan disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan kenaikan frekuensi kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan karena melimpahnya sumber daya ikan di perairan pantai; Menghitung data losses hasil tangkapan yang tidak tercatat.

Page 2: kerusakan lingkungan

Faktor-faktor di atas, kata Susi, terlihat sepele namun memberi dampak signifikan pada kenaikan sektor perikanan dalam lima bulan terakhir. Untuk itu, setelah kebangkitan sektor perikanan seperti sekarang, dia memprediksi akan semakin banyak orang yang tertarik untuk bekerja dan atau menanamkan modal di sektor tersebut.

‘’Sekarang saja, dari data BPS diketahui kalau rumah tangga yang berusaha di bidang perikanan sudah naik dari 985 ribu pada 2003 menjadi 1,2 juta rumah tangga pada 2013. Itu belum termasuk data yang dihitung pada 2014 dan 2015 ini,’’ tandas dia.

>>>>>>>>>>>>

Penelitian: Paparan Karbon Terus Melaju Lewati Ambang Batas Bahaya di Atmosfir BumiMay 13, 2013 Aji WihardandiFacebook0Twitter17LinkedIn0Google+0Email

Dalam tabel ini terlihat kestabilan kenaikan suhu dan paparan karbondioksida di udara dalam 800.000 tahun, sementara di tabel kecil sebelah kanan terlihat, dalam waktu singkat kenaikan sangat cepat akibat emisi karbondiksida yang sangat parah antara tahun 1958 hingga 2013. Sumber: NOAA/Climate Central

Pertamakali sejak para ahli di Lembaga Kelautan dan Administratif Atmosfir Amerika Serikat atau NOAA merekam hasil pengamatan mereka di tahun 1958, kondisi atmosfir Bumi mencapai level terburuk dalam kandungan kadar karbondioksida. Hal ini terjadi tanggal 9 Mei 2013 silam, dimana kadar karbondioksida sudah mencapai 400 ppm (parts per million) dari hasil pengamatan di Mauna Loa Observatory di Hawaii.

Para ahli menilai, pencapaian angka 400 ppm ini adalah sebuah catatan tersendiri bagi sejarah manusia, menggambarkan betapa cepatnya emisi yang disebabkan oleh konsumsi manusia dalam satu abad terakhir. Sementara, berbagai data lainnya menunjukkan bahwa ini adalah kandungan karbondioksida tertinggi yang pernah ada di udara dalam sejarah moderen umat manusia, sejak 15 juta tahun silam.

Batas cukup aman bagi manusia sendiri adalah berkisar di angka 350 ppm, dimana dalam kandungan karbondioksida di level itu manusiaharus mulai waspada untuk menekan konsumsi energi berbasis fosil agar tidak semakin memperburuk kualitas udara yang ada di Bumi dan semakin memperparah pemanasan secara global.

Karbondikosida adalah salah satu elemen terpenting dalam gas rumah kaca yang mampu bertahan sangat lama di atmosfir, sekali terlepas ke udara karbondioksida bisa bertahan selama ratusan tahun. Emisi karbondioksida di dunia pernah mencapai rekor 35.6 juta ton di tahun 2012, naik sekitar 2,6% dari tahun 2011. Berlebihnya kandungan karbondioksida di lapisan atmosfir akan menyerap energi matahari dan mempersulit lepasnya panas kembali ke udara, dan panas tersebut akan bertahan di atmosfir bumi.

Kondisi dan suhu di Bumi memang terus meningkat sangat cepat sejak pertamakali pengukuran ini dilakukan, di pertengahan 1950-an kenaikan kandungan karbon di udara antara 0,7 ppm per tahun lalu naik secara siginifikan menjadi 2,1 ppm per tahun dalam satu dasawarsa terakhir. Kenaikan ini bahkan 100 kali lebih cepat dibanding kenaikan suhu yang muncul pada saat Zaman es berakhir, yang saat itu juga menimbulkan kenaikan suhu global secara cepat.

Kenaikan suhu udara dan emisi karbondioksida ke udara mulai melaju sejak Revolusi Industri di Inggris tahun 1800-an silam. Sebelum Revolusi Industri, kadar karbon di udara sekitar 280 ppm,

Page 3: kerusakan lingkungan

dan mengalami fluktuasi antara 180 ppm dan 280 pm sepanjang 800.000 tahun, dari hasil laporan NOAA.

“Bukti-bukti menunjukkan bahwa pertumbuhan yang kuat dari emisi karbon secara global dari penggunaan batubara, minyak bumi dan gas alam terus mempercepat kenaikan suhu,” ungkap Pieter Tans, dari Earth System Research Laboratory, Global Monitoring Division NOAA di Boulder, Colorado, AS dalam media rilis mereka.

Salah satu bukti langsung dari kenaikan emisi karbon ini terhadap perubahan iklim bisa dilihat lewat indikator yang ditunjukkan oleh sebuah danau meteorit di pedalaman Siberia, dimana endapan danau ini mencatat perubahan yang signifikan di Arktik saat gas rumah kaca melewati ambang batas berbahaya seperti saat ini. Dari penelitian yang dilakukan oleh Julie Brigham-Grette, seorang peneliti di Massachusetts Amherst, memperlihatkan bahwa endapan terus naik di Danau El’gygytgyn yang terbentuk sejak 3,6 juta tahun silam. Wilayah danau yang tiak pernah terganggu manusia, membuat pencatatan kenaikan suhu tidak terganggu di wilayah ini.

>>>>>>>>>>>

Kerusakan Lingkungan Berkaitan dengan Ledakan PendudukCalon presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto menyatakan, masalah kerusakan lingkungan ada kaitannya dengan ledakan penduduk.Kerusakan Lingkungan Berkaitan dengan Ledakan PendudukCitarum, sungai terpanjang di Jawa Barat, melayani populasi 25 juta manusia. Hampir setengahnya hidup persis di sepanjang aliran sungai. Tentang Citarum diulas dalam NGI April 2014. (Deni Sambas/Cita-Citarum, pilot: Saleh Sudrajat)

Calon presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto menyatakan, masalah kerusakan lingkungan ada kaitannya dengan ledakan penduduk. Setiap tahun terdapat 5 juta manusia baru yang lahir yang harus diberi pangan dan fasilitas lainnya.

"Ini yang mempercepat kerusakan lingkungan. Dengan kurangnya pengawasan juga makin mempercepat kerusakan lingkungan hidup," kata Prabowo dalam debat capres, Sabtu (5/7).

Prabowo mengatakan, yang terpenting adalah bagaimana mempercepat pembangunan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja akan tetapi lingkungan tidak rusak.

"Strategi yang kita gunakan namanya strategi banyak jalur, antara lain dengan pendidikan. Kita bisa tanamkan pengertian ke rakyat tentang hubungan pembangunan ekonomi dan kebutuhan untuk menjaga lingkungan," jelas dia.

Calon presiden Prabowo Subianto menganggap kerusakan lingkungan di Indonesia dampak dari ledakan penduduk. Setiap tahun, kata Prabowo, ada 5 juta orang yang lahir.

Dengan pertumbuhan penduduk tersebut, kata Prabowo, maka diperlukan tambahan pangan dan berbagai fasilitas. "Ini yang mempercepat proses kerusakan lingkungan," kata Prabowo saat debat kandidat di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (5/7) malam.

Hal itu dikatakan Prabowo untuk menjawab pertanyaan moderator Prof Sudharto P Hadi soal menipisnya sumber daya alam dan meningkatnya kerusakan lingkungan.

Prabowo menambahkan, kerusakan lingkungan tersebut semakin parah setelah kurangnya pengawasan. Menurut dia, kondisi tersebut menjadi dilema. Di satu sisi pertumbuhan ekonomi

Page 4: kerusakan lingkungan

mesti terus didorong, sisi lain adanya lingkungan.

Bagi Prabowo, solusinya ada di pendidikan. Menurut dia, perlu adanya pendidikan agar masyarakat bisa menjaga hubungan antara pembangunan ekonomi dan menjaga lingkungan.

(Sumber: Kompas.com)

>>>>>>>>>

Pembabatan Hutan Liar Makin ParahTernyata deforestasi berhubungan dengan permintaan daging sapi, kulit, dan kayu.Pembabatan Hutan Liar Makin ParahIlustrasi hutan hujan. (Thinkstockphoto)

Laporan terbaru, hutan tropis seluas lima lapangan sepak bola dimusnahkan setiap menit antara tahun 2000 dan 2012.

Penulis laporan mengatakan permintaan konsumen di Eropa dan Amerika Serikat akan daging sapi, kulit dan kayu mendorong kehilangan ini.

Sebagian besar pembabatan hutan ilegal ini dilakukan untuk pertanian komersial di Brasil dan Indonesia.

Penulisnya mengatakan praktik ini dengan cepat meluas di Asia dan Afrika.

Penelitian dilakukan Forest Trends, organisasi swasta yang bermarkas di Amerika Serikat, yang melibatkan ahli lingkungan, sektor industri dan keuangan.

Menurut laporan wartawan BBC, Matt McGrath bahwa laporan ini dipusatkan pada mempertanyakan keabsahannya.

Pembabatan hutan tropis telah menjadi masalah dunia selama puluhan tahun, tetapi mengetahui hal yang sesuai dengan hukum dan yang dipandang sebagai pelanggaran lebih sulit dipahami.

Kajian baru ini menyatakan dalam 12 tahun pertama abad ini, 49 persen deforestasi tropis disebabkan pengalihan ilegal lahan untuk pertanian komersial.

(Sumber: www.bbc.co.uk/indonesia)

>>>>>>>>>>>

Polusi Akibat Pertanian Lebih Parah dari PerkiraanKotoran ternak dan pupuk melepaskan amonia ke atmosfer. Di udara, amonia bercampur dengan emisi lain dan membentuk partikel berbahayaPolusi Akibat Pertanian Lebih Parah dari PerkiraanIlustrasi lahan pertanian di Amerika Serikat (Thinkstockphoto)

Dari sebuah studi yang didanai oleh NASA, polusi amonia dari sumber-sumber pertanian ternyata menghadirkan dampak kesehatan yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

Menggunakan pemodelan komputer, termasuk pemodelan reaksi kimia di atmosfer milik NASA, Fabien Paulot dan Daniel Jacob, peneliti asal Harvard University, Amerika Serikat mencoba memahami bagaimana amonia berinteraksi di atmosfer dan membentuk partikel material berbahaya.

Page 5: kerusakan lingkungan

Simulasi ini membantu para ilmuwan memperkirakan biaya kesehatan akibat polusi udara terkait produksi makanan untuk ekspor, sebuah sektor pertanian yang terus tumbuh, dan merupakan sumber surplus perdagangan.

"Biaya adalah konsep eknomi untuk mengukur berapa orang bersedia untuk membayar demi menghindari risiko," kata Paulot. "Studi ini digunakan untuk mengetahui biaya yang dibebankan pada masyarakat, tetapi juga mampu mengevaluasi manfaat pencegahan," ucapnya.

Dari riset yang dilakukan Paulot dan Jacob, biaya kesehatan terkait emisi amonia dari ekspor pertanian mencapai 36 miliar dolar AS per tahun (sekitar Rp409 triliun). Angka ini sekitar separuh dari keuntungan yang didapat dari ekspor pertanian.

Dengan kata lain, dari studi yang dilaporkan di jurnal Environmental Science & Technology, setiap kilogram amonia yang dihasilkan, biaya kesehatan yang harus dikeluarkan mencapai 100 dolar AS (sekitar Rp1,136 juta). Sebelumnya, US Environemntal Protection Agency memperkirakan biaya kesehatan yang harus ditanggung akibat 1 kilogram amonia hanya sekitar 47 dolar AS per kilogram.

Kotoran ternak dan pupuk untuk tanaman melepaskan amonia ke atmosfer. Di udara, amonia bercampur dengan emisi lain dan membentuk partikel mikroskopik atau particulate.

Particulate ini menghadirkan risiko kesehatan besar, apalagi mereka yang memiliki ukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer atau sekitar 1/30 lebar rambut manusia. Ia bisa terhirup masuk ke dalam tubuh dan tertimbun jauh di dalam paru-paru. Paparan jangka panjang terhadap particulate ini bisa memicu penyakit paru-paru, jantung, dan bahkan berujung pada kematian.

(Muhammad Firman. Sumber: phys.org)

>>>>>>>>>>

Kualitas Hidup Indonesia Turun Akibat Penebangan HutanPenelitian di Sumatera menunjukan, pengalihan lahan dari hutan menjadi kebun kelapa sawit sebabkan suhu rata-rata sekitar naik 7 derajat.Kualitas Hidup Indonesia Turun Akibat Penebangan Hutan. (thinkstockphoto)

Menurut jurnal Climatic Change yang meneliti iklim lokal dari vegetasi berbeda di Sumatera, mereka menemukan jika, temperatur hutan, kebun kelapa sawit dan area terbuka, masing-masing suhu berbeda hingga 4,7 derajat.

Dari 2009 sampai 2012, Erik Meijaard, yang memprakarsai Borneo Futures, mewancarai 8,000 warga di 800 desa yang berada di sekitar Kalimantan, Malaysia maupun Indonesia.

Ternyata, sebanyak 33 persen responden mengatakan jika “panas” adalah dampak penebangan hutan yang paling mereka rasakan, setelah minimnya sumber air dan banjir di posisi kedua.

Panas yang disebabkan penebangan hutan ini dapat meningkatkan risiko malaria dan penyakit lainnya. Panas juga dapat mengakibatkan kegagalan panen dan membuat warga lebih cepat lelah.

Studi pada jurnal Economic Literature melihat, tinggi temperatur akan mempengaruhi tingkat produktivitas. Secara umum, setiap suhu meningkat satu derajat, tingkat produktivitas akan menurun sebanyak 1.8 persen.

Page 6: kerusakan lingkungan

Penelitian di Sumatera menunjukan, pengalihan lahan dari hutan menjadi kebun kelapa sawit menyebabkan suhu rata-rata sekitar meningkat sebanyak 7,1 derajat. Hal tersebut, bisa saja menurunkan pendapatan per kapita sebanyak 13 persen, walaupun belum ada penelitian lanjut terkait hal tersebut.

"Seharusnya masyarakat Indonesia lebih memahami dampak dari hilangnya hutan, terkait kesejahteran masyarakat itu sendiri," ujar Erik.

(Sumber: intisari-online.com)

>>>>>>>>

Hutan Gunung Kahaya, Keindahan yang Sudah MemudarKonversi kawasan hutan menjadi ladang jagung dan kopi, perdagangan kayu ilegal dari usaha pengolahan kayu lokal menyebabkan rusaknya hutanHutan Gunung Kahaya, Keindahan yang Sudah MemudarSebuah danau kecil di dasar gunung, yang tidak terawat dengan baik. Pada musim kemarau, danau ini mulai kering, suatu hal yang tak pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Tampak juga bukit yang sudah gundul. | Kompat, Mongabay

Gunung Kahaya terletak di Dusun Kahaya, Desa Kindang, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dulu, pepohonan lebat, udara pun sejuk. Kini, semua keindahan ini mulai memudar.

Hamparan sekeliling gunung yang berada di salah satu lereng Gunung Loppobattang, ini hanya padang rumput. Di beberapa titik terlihat lereng-lereng terkikis sisa longsor beberapa waktu silam.

“Sangat menyedihkan melihat kondisi Gunung Kahaya yang mengalami degradasi sedemikian parah, hanya dalam rentang beberapa tahun,” kata Muhammad Fadil, Koordinator Komunitas Peta Buta (Kompat) di Makassar, Rabu (23/10/13). Dia menjelaskan hasil ekspedisi di kawasan dengan ketinggian 1.200-1.400 dpl ini, pada 18-20 Oktober 2013.

Menurut Fadil, penyebab utama kerusakan habitat di kawasan ini kemungkinan besar aktivitas warga, yang mengkonversi kawasan hutan itu menjadi ladang jagung dan kopi. Pemicu lain karena perdagangan kayu ilegal dari usaha pengolahan kayu lokal di Kabupaten Bulukumba dan sekitar.

“Ada banyak pengusaha kayu di Bulukumba, yang mensuplai kayu untuk meubel baik di Bulukumba, maupun di Makassar. Makin tinggi kebutuhan kayu makin meningkatkan intensitas pengambilan kayu ilegal di kawasan ini,” katanya.

Sedang penanaman jagung di kawasan ini salah satu dipicu program peningkatan produksi jagung 1,5 juta ton, oleh Pemerintah Sulsel beberapa tahun lalu. Program ini membagikan bibit jagung gratis kepada warga. Warga pun membuka lahan, bahkan menanam di kawasan dengan kemiringan 45derajat bahkan lebih.

Kerusakan ekosistem ini diikuti penyusutan populasi satwa langka di kawasan ini. Dulu, sejumlah satwa langka endemik Sulawesi bisa ditemukan di kawasan ini, antara lain anoa, kuskus, elang Sulawesi dan burung nuri.

Khusus anoa, jika beberapa tahun lalu populasi diperkirakan masih sekitar 1.000-an ekor, kini menyusut tajam tinggal 100-an ekor. Penyebabnya, habitat rusak dan perburuan. Anoa diburu karena dianggap hama penganggu dan untuk konsumsi. Bagian kepala dan tanduk biasa diawetkan sebagai pajangan di rumah-rumah.

Page 7: kerusakan lingkungan

Nasib hampir sama dialami burung elang Sulawesi. Populasi burung langka ini diperkirakan menurun drastis karena penangkapan. “Kalau burung elang, banyak dibunuh karena dianggap hama yang memakan tanaman kopi warga. Kini populasi elang sudah sangat sedikit,” kata Indarto, anggota ekspedisi Kompat.

Degradasi kawasan hutan ini juga dirasakan warga sekitar. Kini, suhu udara makin panas, suplai air untuk pertanianpun makin berkurang. Pada musim kemarau, beberapa lokasi yang dulu memiliki suplai air melimpah kini kering. Termasuk danau di lereng bawah gunung ini.

Dampak lain, longsor mulai mengancam sejak dua tahun terakhir. Puncaknya pada Januari 2013, longsor dan banjir bandang besar, yang menghancurkan puluhan rumah di daerah itu. “Longsor dan banjir bandang ini menunjukkan sedemikian parah kondisi Gunung Kahaya saat ini.”

Fadil dan Indarto tak serta-merta menyalahkan warga. Kedua aktivis lingkungan ini menyoroti pemerintah setempat yang minim memberikan pembinaan dan pengawasan.“Saya melihat ada semacam pembiaran pemerintah. Tak pernah ada pembinaan kepada warga, tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan.”

Menurut dia, penebangan pohon terjadi dan pengusaha kayu masuk kawasan ini tak mendapat perhatian pemerintah. “Reboisasi juga tak pernah dilakukan.”

Dia menyesalkan, tidak ada upaya pembinaan dan sanksi bagi pelaku usaha kayu gelondongan di daerah ini. Mereka leluasa memperoleh kayu dari warga dengan membeli langsung kepada pemilik lahan. Jenis kayu yang banyak di kawasan ini sengon dan cempaka, dan memang sangat laku di pasaran.

Warga juga merasa diuntungkan dengan model perdagangan ini, karena membantu mereka membuka lahan demi kebutuhan pembukaan ladang jagung dan kopi. “Kalau pemerintah mau tegas, meskipun lahan dan pohon-pohon itu adalah milik warga, semestinya ada batasan pengelolaan. Ini malah dibiarkan begitu saja dan tutup mata atas apa yang terjadi.”

Secara histori, keberadaan warga yang bermukim di lereng ini, sejak puluhan tahun silam. Dulu, mereka dari daerah lain, yang mendapatkan hadiah lahan dari Karaeng Kindang, penguasa kerajaan setempat. Mereka turun temurun menguasai kawasan itu dan bermukim permanen. Perkiraan populasi saat ini sekitar 300 keluarga.

(Wahyu Chandra. Sumber: mongabay.co.id)

>>>>>>>>

Mengapa Konflik Manusia dan Satwa di Kalimantan Masih Berlanjut?Sumber pemicu terjadinya konflik berkepanjangan adalah tata kelola hutan yang buruk.Mengapa Konflik Manusia dan Satwa di Kalimantan Masih Berlanjut?Masyarakat desa di hutan Kalimantan. (Thinkstockphoto)

Konflik manusia dengan satwa liar yang dilindungi di Kalimantan Barat, kian memprihatinkan. Buruknya tata kelola hutan dan lahan di provinsi ini menjadi sumber utama pemicu terjadinya konflik berkepanjangan. Hal ini terungkap dalam sebuah diskusi tentang lingkungan yang digelar di Pontianak, Senin (22/9).

Dalam siaran persnya, Koordinator Wilayah Mongabay Indonesia Kalimantan Barat Andi Fachrizal

Page 8: kerusakan lingkungan

mengatakan, konflik satwa tidak akan terjadi begitu saja. “Ada persoalan besar yang turut berkontribusi menjadi pemicu konflik. Salah satunya tata kelola hutan dan lahan yang buruk,” kata Andi.

Diskusi yang diikuti perwakilan Dinas Kehutanan Kalbar, BKSDA Kalbar, LSM, jurnalis, dan mahasiswa ini berlangsung alot. Pembahasan mengerucut ke faktor penyebab terjadinya konflik.

Henry OC dari Dinas Kehutanan Kalbar mengatakan, konflik satwa di Kalbar terjadi lantaran kesalahan kebijakan. Kecenderungan menyerahkan hutan lebih dominan dibandingkan upaya mempertahankan hutan.

“Itu letak masalahnya. Di sisi lain, kebutuhan manusia meningkat dan menggerus habitat satwa,” ucapnya sambil menyebut kepastian regulasi soal hutan masih abu-abu.

Saat ini, kata Henry, kekuatan Dinas Kehutanan Kalbar hanya disokong 44 Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan 115 Polisi Kehutanan (Polhut). Jumlah kekuatan personel tersebut, mereka harus mengawasi 14 juta hektar kawasan hutan di wilayah Kalbar.

“Ini angka yang tidak seimbang dan perlu upaya lain guna menekan laju konflik antara manusia dengan satwa,” ucapnya.

Peserta lainnya, Mursyid Hidayat dari Lembaga Gemawan menegaskan bahwa buruknya manajemen pemberian izin perkebunan kelapa sawit adalah faktor utama pemicu konflik antara manusia dengan satwa. “Ada 400.000 hektar kawasan hutan yang diputihkan melalui SK 936,” jelas Hidayat.

Bertitik tolak dari kenyataan itu, dia minta ada evaluasi izin perkebunan kelapa sawit terlebih dahulu. Sebab, konversi hutan dan lahan menjadi perkebunan sawit inilah yang menjadi salah satu akar permasalahan terjadinya konflik manusia dan satwa.

“Pengusaha sudah diberi izin, tapi tidak melaksanakan amanat itu sesuai izin yang dikantonginya. Hanya beberapa perusahaan sawit saja yang melaksanakan sesuai izin,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Hermawansyah dari Swandiri Institut berpendapat perlu proteksi kebijakan agar konflik seperti ini tak perlu berulang.

“Sampai sekarang belum ada data yang pasti berapa luasan jelajah orangutan dalam satu kawasan. Padahal, data itu bisa membantu mencegah terjadinya konflik. Apalagi, dari draft RTRW Kalbar belum mengakomodir kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

Hayunieta dari BKSDA Kalbar mengatakan, pihaknya sudah membentuk satuan tugas penanggulangan konflik satwa dengan manusia.

“Tapi itu juga belum sepenuhnya bisa menjamin bahwa kunci penanganan konflik akan selesai. Masih banyak kunci lain yang dibutuhkan. Dan itu, perlu kerja sama multipihak agar mata rantai persoalan ini menemukan jawaban yang jelas,” ucapnya.

Berdasarkan data BKSDA Kalbar, selama kurun waktu Juli-September 2014, aparat sudah melakukan penyelamatan satwa lindung sebanyak 15 individu. Satwa itu terdiri dari tujuh individu orangutan, tiga buaya muara, satu buaya senyulong, satu bekantan, satu binturung, satu penyu hijau, dan satu beruang.

Page 9: kerusakan lingkungan

(Yohanes Kurnia Irawan/Kompas.com)

>>>>>>>>>>>>>>

Sektor Transportasi Berkontribusi Besar terhadap PencemaranUpaya pengendalian pencemaran udara sangat tergantung dari kawasan hijau perkotaan.Sektor Transportasi Berkontribusi Besar terhadap PencemaranBaliho yang berisi iklan produk mobil menjulang di pinggir Jalan MT Haryono, di kawasan Cawang, Jakarta Timur. Di sini, baik jalan tol maupun non-tol selalu macet, terutama pada jam-jam sibuk. Kemelut transportasi Jakarta dalam NGI Juni 2013. (Edy Purnomo)

Komisi Kesehatan dan Lingkungan Organisasi Kesehatan Dunia mengidentifikasi polusi udara di perkotaan menjadi masalah pokok kesehatan lingkungan yang harus menjadi prioritas penanganan. Jika pencemaran terus dibiarkan, akan menimbulkan kerugian berantai. Hal itu tidak saja terhadap kesehatan warga kota, tetapi juga faktor biaya.

Demikian disampaikan Syafrin Limputo, Kepala Bidang Pengendalian Operasional Dinas Perhubungan DKI Jakarta, saat mempertahankan desertasi doktor berjudul ”Model Hubungan Emisi dan Kualitas Kawasan Hijau Perkotaan” di Universitas Indonesia, Sabtu (6/12), di Jakarta. Bertindak sebagai promotor Prof Dr Ir Sutanto Soehodho, M.Eng.

Menurut Syafrin, profil kesehatan lingkungan DKI Jakarta menunjukkan sekitar 46 persen penyakit gangguan pernapasan dan 32 persen kematian yang diperkirakan terkait pencemaran udara. (Baca: Manfaat Ruang Terbuka Hijau Untuk Kesehatan)

Salah satu kontributor terbesar adalah sektor transportasi. Berdasarkan data Dinas Perhubungan DKI Jakarta 2014, jumlah kendaraan bermotor di wilayah DKI Jakarta telah mencapai 9,3 juta unit dengan tingkat pertumbuhan kendaraan dalam lima tahun terakhir 8,12 persen per tahun. (Baca: Sistem Transportasi Publik Jakarta Butuh Penyegaran)

Kendaraan bermotor memberikan kontribusi gas buang sebagai sumber polusi udara Jakarta sebesar 70 persen. Di sisi lain, keberadaan lahan ruang terbuka hijau (RTH) dan lahan tidur, berdasarkan data Dinas Tata Ruang DKI Jakarta 2009, mencapai 33 persen. Dengan demikian, tidak ada jaminan pemulihan pencemaran udara Jakarta akibat gas buang.

Karena itu, kata Syafrin, daerah perkotaan dengan berbagai aktivitasnya, seperti di daerah permukiman, transportasi, komersial, industri, dan sektor penunjang lainnya merupakan kegiatan berpotensi mengubah kualitas udara perkotaan. Pembangunan fisik kota dan berdirinya pusat-pusat industri yang diikuti melonjaknya produksi kendaraan bermotor mengakibatkan peningkatan kepadatan lalu lintas. Itulah salah satu sumber pencemar udara.

Agar kualitas udara tidak terus memburuk, Syafrin menyarankan upaya pengendalian pencemaran udara, yang sangat tergantung dari kawasan hijau perkotaan.

Emisi dan curah hujan

Syafrin menyarankan agar pemerintah melakukan penyesuaian terhadap penetapan luasan RTH perkotaan dengan memasukkan aspek pengendalian terhadap pencemar dan kualitas RTH. Kalangan industri disarankan menerapkan penggunaan teknologi kendaraan bermotor yang ramah lingkungan.

Khusus kepada Pemprov DKI, Syafrin menyarankan untuk melakukan pengendalian terhadap

Page 10: kerusakan lingkungan

sumber pencemar primer dengan merealisasikan rencana pembatasan lalu lintas, memperbaiki sistem angkutan umum, dan membangun fasilitas pejalan kaki yang terintegrasi dengan sistem angkutan umum.

Selain itu, dia juga menyarankan perbaikan kualitas RTH, penyediaan taman kota di tingkat RT dan RW dengan mendistribusikan pohon-pohon yang dapat memperbaiki kualitas RTH kepada masyarakat.

Tak kalah pentingnya, ujar Syafrin, sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga dan merawat tanaman di lingkungan RT/RW, serta mendorong swasta untuk membangun taman-taman kota sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan.

(Sumber: Kompas/AST)

>>>>>>>>>>

Kerusakan Ozon Turunkan Produktivitas PekerjaSebelum ini, tidak ada bukti-bukti sistematik terhadap dampak langsung polusi pada produktivitas pekerjaKerusakan Ozon Turunkan Produktivitas PekerjaIlustrasi ozon. (Thinkstockphoto)

Dalam laporan yang dipublikasikan di American Economic Review, sekelompok peneliti dari Department of Health Policy and Management, Mailman School of Public Health, Columbia, Amerika Serikat memaparkan bahwa polusi pada lapisan ozon semakin menjadi masalah besar.

Ironisnya, para pemangku kebijakan masih terus berkutat mempersoalkan seputar titik optimal dari polusi di lapisan ozon dan membahas regulasi terkait asap kabut yang bisa mempengaruhi kesehatan dan tingkat kematian.

Untuk itu, Matthew Neidell, salah satu peneliti dari Mailman School, memutuskan untuk menginvestigasi apakah tingkat polusi udara bisa juga mempengaruhi kinerja dan produktivitas. Mereka kemudian mempelajari dampak polusi menggunakan variasi ketebalan ozon yang terjadi sehari-hari.

Ternyata, dari studi yang dilakukan, diketahui bahwa lapisan ozon, meski berada di bawah standar kualitas yang kini terjadi di sebagian besar belahan dunia memiliki dampak negatif terhadap produktivitas para pekerja. Temuan ini mengindikasikan pentingnya perlindungan alam untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Sebelum ini, tidak ada bukti-bukti sistematik terhadap dampak langsung polusi pada produktivitas pekerja. Namun dari studi ini, terungkap bahwa perubahan sebesar 10ppb (parts per billion) pada lapisan ozon rata-rata menghasilkan perubahan sebesar 5,5 persen dari produktivitas para pekerja agrikultur.

“Temuan tersebut sangat penting apalagi saat ini Amerika Serikat sedang berupaya untuk mengurangi standar level ozon,” kata Neidell.

September lalu, Presiden Obama sendiri menyatakan bahwa pihaknya tidak akan mendukung proposal yang diajukan oleh US Environmental Protection Agency (US EPA) untuk meningkatkan standar ozon karena akan memberikan beban terlalu besar pada bisnis. Sontak, langkah tersebut memicu kekhawatiran di kalangan pakar kesehatan dan lingkungan.

Page 11: kerusakan lingkungan

Dalam laporannya, Neidell juga menunjukkan bahwa di negara-negara berkembang, di mana regulasi terkait lingkungan tidak terlalu ketat dan agrikultir memegang peranan dominan di ekonomi, efek yang ditemukan di sini akan memberikan dampak yang sangat berpengaruh pada kemakmuran negara yang bersangkutan.

(Abiyu Pradipa. Sumber: Phys.Org)

>>>>>>>>>>

Limbah Plastik Penuhi Kawasan Air Tawar Terbesar di DuniaProduksi massal plastik yang dibarengi oleh pengelolaan limbah yang tidak layak telah membuat serpihan plastik menjadi polutan terbesarLimbah Plastik Penuhi Kawasan Air Tawar Terbesar di DuniaIlustrasi sampah (Thinkstockphoto)

Serpihan-serpihan plastik yang mengambang, seperti yang biasa dijumpai di “Great Pacific Garbage Patch” yang ada di Samudra Pasifik, kini telah menjadi masalah bagi Great Lakes, kawasan perairan air tawar terbesar di dunia. Lokasi ini merupakan kumpulan danau yang tersebar di timur laut Amerika Utara hingga ke perbatasan AS-Kanada.

Fakta ini terungkap dalam pertemuan komunitas ilmiah terkemuka, National Meeting & Exposition of the American Chemical Society (ACS). “Produksi massal plastik yang dibarengi oleh pengelolaan limbah yang tidak layak telah membuat serpihan plastik menjadi polutan yang paling banyak memenuhi pantai dan lautan di seluruh dunia. Tak terkecuali dengan Great Lakes,” kata Lorena M Rios Mendoza, juru bicara tim penelitian tersebut.

Selain mengotori lingkungan, kata Rios, ikan dan burung juga bisa terluka karena tidak sengaja memakan serpihan plastik ataupun meminum air yang mengandung partikel plastik. Dan ini sudah terjadi.

Saat Rios dan timnya menganalisa isi perut ikan, terdapat plastik di dalamnya. Masalahnya, ikan juga bisa menghantarkan substansi itu ke manusia yang mengonsumsinya. Meski begitu, penelitian terkait masalah ini masih perlu dilakukan.

Polusi plastik yang hadir di samudera dan Great Lakes sendiri sebagian besar tidak terlihat mata karena ukurannya yang sangat kecil. Dari sampel yang dikumpulkan oleh Rios dan tim di Danau Erie, salah satu danau yang menjadi bagian dari Great Lakes, 85 persen partikel plastik memiliki ukuran lebih kecil dari satu sentimeter. Sebagian besar di antaranya bahkan berukuran mikroskopik.

sampah,plastik,polusiIlustrasi sampah (Thinkstockphoto)

Jumlah limbah plastik itu sendiri mencapai 1.500 sampai 1,7 juta partikel per 2,5 kilometer persegi. Ironisnya, berhubung limbah tersebut berukuran kecil, ikan seringkali keliru dan mengira plastik tersebut merupakan makanan.

Selain itu, belum bisa diketahui pula sejauh mana dan berapa banyak racun dari limbah plastik tersebut telah memasuki rantai makanan

Yang pasti, kata Rios, masalah yang dihadapi oleh perairan di seluruh dunia adalah pertumbuhan produksi plastik yang sangat signifikan. Sejak tahun 1980, produksi plastik dunia telah meningkat 500 persen. Kini, 80 sampai 90 persen polusi yang terjadi di samudra merupakan limbah plastik yang sebagian besar merupakan kantong plastik, botol, tali pancing, atau sampah lainnya.

Page 12: kerusakan lingkungan

Di Great Lakes, perairan yang berada di tengah-tengah antara Amerika Serikat dan Kanada, Rios dan timnya mendapati bahwa jumlah mikropartikel plastik 24 persen lebih banyak dibandingkan dengan yang ada di samudra Atlantik Selatan.

(Abiyu Pradipa. Sumber: Phys.Org)

>>>>>>>

Mengubah Sampah Plastik Menjadi Produk BermanfaatBaron Noorwendo terdorong untuk membantu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat melalui sampah di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.Mengubah Sampah Plastik Menjadi Produk BermanfaatBaron Noorwendo. (dok.pribadi via Kontan.co.id)

Di tangan orang-orang kreatif, sampah plastik bisa diolah menjadi produk siap pakai bernilai jual tinggi. Seperti dilakukan Baron Noorwendo di Kampung Pitara, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

Ide ini didapat setelah Baron melihat banyak sampah plastik di lingkungan sekitar rumahnya. Dari situ Baron terpikir untuk mengolah limbah sampah itu agar menjadi produk bernilai jual.

"Ditambah lagi, lingkungan sekitar saya banyak warga kurang mampu. Kebanyakan mereka berprofesi sebagai kuli bangunan dan tukang ojek," kata Baron.

Lantaran ekonomi keluarga kurang mampu, banyak juga anak-anak putus sekolah. Baron pun terdorong untuk membantu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat melalui sampah.

Pada 2009, ia bersama isterinya Sri Wulan Wibiyanti merintis usaha pengolahan sampah dengan mendirikan Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL). "Awalnya sempat dicemooh karena dianggap tidak berguna," kenang Baron.

Baron memulai usaha ini ini dengan melibatkan masyarakat miskin di lingkungan rumahnya. Ia pun menyalurkan pengetahuan daur ulang sampah dengan menggelar pelatihan membuat kerajinan dari sampah.

Kegiatan pelatihan itu diikuti oleh sekitar 70 orang warga. Dari pelatihan itu, warga pun termotivasi untuk mengolah sampah. Mereka diberi keterampilan mengolah sampah menjadi produk siap pakai, seperti dompet, tas, tempat pensil, hingga replika kendaraan.

Hingga saat ini, tidak kurang dari ratusan warga turut terlibat dalam usaha tersebut. Dalam satu keluarga biasanya sudah ada pembagian kerja. "Sang ibu yang bikin kerajinan, bapak dan anaknya yang mengumpulkan sampah," kata Baron.

Bahan baku sampah itu terdiri dari bekas bungkus kopi, deterjen, sampo, kardus dan botol plastik. Mereka memproduksi kerajinan di rumah masing-masing. Setelah menjadi produk kerajinan lalu disetor ke Baron untuk dijual.

Baron sendiri sudah memiliki pelanggan tetap yang menampung produk daur ulang sampah itu. Harga jual produk dari sampah ini dibanderol mulai Rp 25.000 hingga Rp 65.000.

Hasil penjualan kemudian dibagi. Dengan rincian, 70% diberikan ke perajin, dan 30% sisanya buat membeli limbah sampah. Oleh Baron, bahan baku sampah itu lalu dibagikan lagi ke para perajin.

Page 13: kerusakan lingkungan

Atas jerih payahnya mengembangkan perekonomi warga melalui sampah, Baron kini banyak diundang mengisi pelatihan. Beberapa kali ia diundang lembaga swadaya masyarakat hingga universitas.

Pemerintah Kota Depok juga mulai melirik usahanya ini. "Tahun lalu Pemerintah Depok memberangkatkan isteri saya ke Jepang guna mengikuti pelatihan pengelolaan sampah," ujarnya.

(Pratama Guitarra/kontan.co.id)

>>>>>>>>>>>>>

Terjawab, Misteri Hilangnya Sampah Plastik di SamuderaSetelah para ilmuwan dibuat kebingungan dengan keberadaan sampah plastik di samudera, penelitian ini menjawab misteri itu.Terjawab, Misteri Hilangnya Sampah Plastik di SamuderaManta ray (pari hantu) dan penyu hijau makan di antara kantong plastik , botol susu, dan sampah lain yang mengambang di area terkotor pantai Oahu. Foto: John Johnson, One Breathephoto.com

Sebelumnya diberitakan dalam jurnal PLOS ONE bahwa polusi plastik begitu melimpah dan diperkirakan ada 5,25 triliun sampah plastik mengambang di lautan. Akan tetapi Proceeding of the National Academy of Sciences hanya mendapati 35.000 ton parikel sampah plastik. Lantas kemana perginya sebagian besar sampah plastik lainnya?

(Baca juga: Misteri Sampah Plastik di Samudera)

Penelitian lain menjawab misteri hilangnya sampah plastik di lautan itu. Royal Society Open Science menerbitkan penelitian yang menjawab tentang hilangnya sampah plastik tersebut.

Jawabannya adalah sampah plastik itu ‘bersembunyi’ di perairan dalam. Sampah tersebut terpecah menjadi serat-serat kecil dan tertanam dalam sedimen pada tempat paling terpencil di Bumi.

Ahli biologi kelautan Richard Thompson dari Plymouth University menyatakan adanya hubungan antara hilangnya sampah plastik dengan dasar lautan.

Sampah plastik telah mencemari rantai makanan pada spesies laut dan setelah diakumulasi jumlahnya lebih besar dari dugaan sebelumnya.

Ketika melakukan dokumentasi rantai makanan pada hewan di laut seperti ikan, burung, kura-kura, serta hewan lainnya, peneliti mendapatkan hasil mengejutkan. Thompson dan timnya menemukan sampah plastik telah mencemari rantai makanan pada spesies laut dan setelah diakumulasi jumlahnya lebih besar dari dugaan sebelumnya.

Melalui penelitiannya Thompson menyimpulkan bahwa setiap satu kilometer persegi laut mengandung empat miliar serat plastik dengan ukuran paling panjang dua hingga tiga centimeter. Namun ketika kita menyelam lebih dalam, maka akan menemukan empat kali lebih banyak sampah plastik dari pada di permukaan air.

Ahli kelautan dari Sea Education Association Kara Lavender Law mengungkapkan keterkejutan perihal temuan ini. “Semakin kita melihat, semakin kita menemukan,” ujarnya. “Saya terkejut bahwa mereka menemukan serat plastik pada setiap bagian di Samudera yang menjadi tempat penelitian.”

Page 14: kerusakan lingkungan

(Elisabeth Novina, Sumber: National Geographic)

>>>>>>>>>>>>>

Polusi Membuat Beijing Nyaris Tak Layak untuk ManusiaWalau industri berpolusi berat punya standar emisi, aturan itu tak selalu ditegakkan. Pemerintah daerah kerap mendukung proyek sarat polusi.Polusi Membuat Beijing Nyaris Tak Layak untuk ManusiaSeorang perempuan menggunakan masker melewati Gedung CCTV. Polusi udara di Beijing sudah pada tahap mengkhawatirkan.. (Lintao Zhang/Getty Images)

Polusi udara yang parah di Beijing membuat ibu kota Cina itu 'nyaris tidak cocok untuk kehidupan manusia', kata sebuah laporan resmi. Laporan tersebut muncul saat negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu sedang mencoba untuk mengurangi level bahaya dari kabut asap yang disebabkan pertumbuhan ekonomi cepat selama beberapa dekade terakhir.

Penelitian yang dirilis Shanghai Academy of Social Sciences pekan ini menempatkan Beijing sebagai kota terburuk kedua dalam hal lingkungan hidup di antara 40 kota besar di seluruh dunia. Kota itu berada di bawah Moskwa, Rusia, yang menempati urutan pertama karena lingkungan alamnya yang keras, yaitu musim dingin yang panjang dan suhu dingin yang ekstrem.

"Polusi Beijing yang parah jauh lebih buruk dari tingkat rata-rata dan kondisi lingkungan masih jauh dari memenuhi standar," demikian kesimpulan studi itu menurut kantor berita milik negara China News Service yang dikutip South China Morning Post. (Baca: Di Cina, Penderita Kanker Paru-paru Meningkat Tajam)

Pencemaran di ibu kota Cina tersebut "mendekati ekstrem" dan membuat kota berpenduduk 20 juta itu "nyaris tidak cocok" untuk kehidupan manusia, demikian temuan akademi Shanghai.

Kabinet Cina, Kamis (13/2), mengumumkan bahwa dana 10 miliar yuan (atau Rp 19,4 triliun) telah disisihkan tahun ini untuk memberi penghargaan bagi kota-kota dan daerah yang membuat kemajuan yang signifikan dalam pengendalian pencemaran udara. Hal itu memperlihatkan bagaimana masalah tersebut telah menjadi prioritas bagi kepemimpinan negara itu. Dana tersebut disiapkan untuk hadiah ketimbang menawarkan subsidi bagi pencegahan dan pengendalian polusi udara di daerah-daerah utama, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan Dewan Negara pada Rabu yang dipimpin Perdana Menteri Li Keqiang. Dikatakan bahwa mengendalikan polutan seperti partikulat di udara harus menjadi tugas utama.

Pernyataan itu mengatakan, konsumsi batubara harus dikontrol, dan penyeruan peningkatan upaya untuk mempromosikan bensin berkualitas tinggi bagi kendaraan, penghematan energi dalam konstruksi, dan penggunaan ketal (boiler) yang ramah lingkungan.

Pemerintah berkeinginan untuk menunjukkan perbaikan yang nyata di udara China yang buruk, yang telah menyebabkan ketidakpuasan di kalangan warganya dan mencoreng citra negara di luar negeri.

Walau industri berpolusi berat punya standar emisi, aturan itu tidak selalu ditegakkan, dan pemerintah daerah masih sering mendukung proyek-proyek yang sarat polusi yang dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi.

Secara terpisah, pada Rabu kantor berita resmi Xinhua melaporkan bahwa Pemerintah Kota Beijing mengatakan tahun ini akan menutup 300 pabrik yang melakukan pencemaran dan akhirnya

Page 15: kerusakan lingkungan

menghentikan secara bertahap beberapa industri guna memulihkan udara kota. Xinhua mengutip sebuah dokumen yang merinci rencana aksi Beijing hingga 2017 untuk membersihkan udara.

Laporan itu mengatakan, pada prinsipnya proyek-proyek energi dan sarat polusi seperti baja dan semen tidak akan disetujui. Xinhua mengatakan daftar proyek industri yang ditunda atau dihentikan akan diterbitkan pada akhir April mendatang.

(Egidius Patnistik/Kompas.com)

>>>>>>>>>>>>>

WHO: Polusi Memburuk di Berbagai Kota di DuniaBadan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa polusi memburuk di banyak kota di seluruh dunia dan mengancam kesehatan jutaan orang.WHO: Polusi Memburuk di Berbagai Kota di DuniaSeorang perempuan menggunakan masker melewati Gedung CCTV. Polusi udara di Beijing sudah pada tahap mengkhawatirkan.. (Lintao Zhang/Getty Images)

Dalam penelitian terbesar yang pernah dilakukan sehubungan dengan polusi perkotaan, data dari survei pada 1.600 kota di 91 negara mengungkapkan, masyarakat yang hidup di kota-kota ini menghirup udara kotor. WHO mengatakan, hal ini mengakibatkan jutaan orang berisiko mengalami masalah kesehatan jangka panjang yang serius.

Direktur WHO untuk Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Maria Neira menyebutnya sebagai masalah kesehatan masyarakat yang besar.

"Situasi di depan kita mengatakan bahwa secara global, sayangnya, situasi polusi udara memburuk, dengan perkecualian negara-negara dengan pendapatan yang tinggi di mana diperkirakan keadaan akan membaik. Tetapi, ini hanya mewakili 12 persen dari populasi yang tinggal di kota," kata Neira.

WHO memperkirakan 3,7 juta warga di bawah usia 60 meninggal dini karena polusi udara pada 2012. Dikatakan, hampir 90 persen dari sejumlah kematian ini terjadi di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah, dengan angka tertinggi di wilayah Pasifik Barat dan Asia Tenggara.

Para petugas kesehatan mengatakan, udara yang buruk meningkatkan risiko kematian karena penyakit jantung dan stroke, juga penyakit saluran-saluran pernapasan dan kanker.

Kajian itu mengatakan, sejumlah faktor berada di belakang meningkatnya polusi udara. Ini mencakup ketergantungan pada bahan bakar fosil, seperti pembangkit listrik tenaga batubara, ketergantungan pada mobil, penggunaan energi yang tidak efisien di gedung-gedung, serta penggunaan biomassa untuk memasak dan untuk alat pemanas ruangan.

Koordinator Interventions for Healthy Environments, Carlos Dora, mengatakan, tidak seperti air atau limbah, kita tidak bisa membuat pabrik pengolahan untuk menyaring udara kotor, tetapi kota-kota dapat mengambil langkah-langkah lain.

"Kota-kota mempunyai banyak kebijakan yang mereka bisa kontrol, yaitu bangunan-bangunan, terutama gedung hemat energi, transportasi, tata guna tanah yang memiliki dampak yang sangat besar pada kualitas udara dan kesehatan masyarakat," kata Dora.

Studi itu mendapati bahwa beberapa kota meningkatkan kualitas udara melalui berbagai kebijakan.

Page 16: kerusakan lingkungan

Langkah-langkah tersebut mencakup larangan penggunaan batubara untuk pemanas ruangan, produksi bahan bakar yang terbarukan atau bahan bakar yang tidak mengakibatkan polusi untuk produksi listrik, dan meningkatkan efisiensi mesin kendaraan bermotor.

(Lisa Schlein/VOA Indonesia)

>>>>>>>>>>

Rp38,5 Triliun: Biaya Berobat Akibat Pencemaran Udara JakartaPenyebab dari pencemaran udara ini adalah pertambahan jumlah kendaraan bermotor di Jakarta yang sangat melebihi batas.Rp38,5 Triliun: Biaya Berobat Akibat Pencemaran Udara JakartaBeberapa tahun belakangan, bersepeda ke kantor mulai menjadi alternatif solusi di tengah kemacetan. Namun, fasilitas bagi pesepeda di Jakarta masih minim sehingga dapat berisiko. Riuhnya transportasi di Jakarta terangkum dalam NGI Juni 2013 (Edy Purnomo)

Sebuah penelitian yang dilakukan UNEP, US-EPA, Kementerian Lingkungan Hidup RI, dan Research on CBA Fuel Economy Initiative in Indonesia pada tahun 2012 menyebutkan fakta-fakta pencemaran udara di Jakarta sebagai berikut:

PM10 (Particulate Matter), NO2 (Nitrogen Oksida), O3 (Ozon) adalah gas-gas beracun yang paling banyak dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Gas tersebut menjadi penyebab utama pencemaran udara dan gangguan saluran pernapasan serta kerusakan paru-paru. Biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh warga Jakarta untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh pencemaran udara adalah sebesar Rp38,5 triliun. Akibat pencemaran udara, 57,8 % warga Jakarta menderita penyakit-penyakit sebagai berikut:

1.210.581 orang menderita asthmatic bronchial, yaitu penyakit peradangan paru-paru dengan gejala sesak napas, batuk kering, rasa sesak pada dada. 153.724 orang menderita bronchopneumonia, yaitu penyakit pada parenkim paru yang menyebar membentuk bercak. 2.449.986 orang menderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Penyakit ini sering terjadi pada anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih rendah. 336.273 orang menderita pneumonia atau radang paru-paru. Penyakit ini membuat paru-paru terisi oleh cairan. Gejalanya berupa batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernapas. 153.724 orang menderita COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease), atau penyakit paru obstruktif kronik. Penyakit ini menyebabkan hambatan aliran udara napas tidak sepenuhnya berputar dua arah. 1.246.130 orang menderita coronary artery diseases atau penyakit arteri koroner. Penyakit ini menyebabkan penebalan dinding dalam pemburuh darah jantung, akibatnya jantung kekurangan darah dan dapat menyebabkan kematian.

Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) mengatakan penyebab dari pencemaran udara ini adalah pertambahan jumlah kendaraan bermotor di Jakarta yang sangat melebihi batas.

Sambil menunggu pemerintah membenahi transportasi publik, mari kita menunda pembelian kendaraan pribadi dan mulai menerapkan gaya hidup Go Green. Gunakan kendaraan umum dan berjalan kaki untuk tempat tujuan yang dekat. Jangan biarkan pembelian kendaraan pribadi terus meningkat.

(Verena Gabriella/intisari-online.com)

Page 17: kerusakan lingkungan

>>>>>>>>>>>>>>>

Hampir 20 Persen Lahan Pertanian Tiongkok Tercemar RacunLaporan itu menimbulkan keprihatinan tajam akan kesehatan pangan negara itu setelah bertahun-tahun proses industrialisasi yang tidak diawasi.Hampir 20 Persen Lahan Pertanian Tiongkok Tercemar RacunNelayan mengangkut burung kormoran dengan kapalnya di Danau Weishan, yang merupakan bagian dari sistem kanal. Selama lebih dari seribu tahun, beberapa keluarga setempat hidup dengan mengikat leher burung itu agar kesulitan menelan ikan besar dan memaksanya memuntahkan tangkapan. Kehidupan di kanal besar Cina dipaparkan dalam NGI Mei 2013. (Michael Yamashita)

Pemerintah Tiongkok mengatakan dalam sebuah laporan bahwa hampir seperlima lahan pertanian negara itu tercemar, sebagian besar akibat akumulasi bertahun-tahun zat beracun dari pabrik, pertambangan dan pertanian.

Laporan itu menimbulkan keprihatinan tajam akan kesehatan pangan negara itu setelah bertahun-tahun proses industrialisasi yang tidak diawasi.

Hasil survei sampel tanah dari seluruh Tiongkok itu yang diambil dari 2005 sampai akhir tahun lalu menunjukkan kontaminasi dalam 16,1 persen seluruh tanah negara itu dan 19,4 persen dari lahan pertaniannya.

Lebih dari 80 persen polusi itu adalah akibat racun anorganik, dan tiga zat beracun terbesar adalah kadmium, nikel dan arsenik.

Hasil survei tersebut diungkapkan secara bersama oleh Kementerian Perlindungan Lingkungan dan Kementerian Sumberdaya dan Tanah Tiongkok.

(Sumber: VOA Indonesia)

>>>>>>>>>>>>>>

Pencemaran Timbal di Bogor Ditangani KLHPencemaran pada lapisan tanah di Cinangka tersebut mencapai 10.000 ppm, jauh melebihi standar batas yang ditetapkan WHO.Pencemaran Timbal di Bogor Ditangani KLHArief Prabowo/Fotokita.net

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan melakukan penelitian lebih lanjut bersama instansi terkait untuk pembersihan logam berat yang mengontaminasi tanah di Desa Cinangka, Ciampea, Bogor, Jawa Barat.

Asisten Deputi Verifikasi Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya KLH Wiryono menyatakan, bahwa akan melakukan penelitian lebih lanjut bersama instansi terkait untuk pembersihan logam berat yang mengontaminasi tanah di Desa Cinangka, Ciampea, Bogor.

Pencemaran timbal (timah hitam) pada lapisan tanah di Cinangka tersebut mencapai 10.000 ppm, jauh melebihi standar batas yang ditetapkan WHO, yakni 400 ppm. Konsentrasi ini dapat bertahan dalam jangka panjang karena timbal tidak mengalami degradasi.

Pencemaran terjadi akibat aktivitas peleburan aki dari baterai kendaraan yang beroperasi di sana selama puluhan tahun. Menurut Kepala Desa Cinangka Sholeh Mansur, aktivitas peleburan aki

Page 18: kerusakan lingkungan

ditutup sejak beberapa tahun lalu. Namun, limbahnya dibuang dan ditimbun di lapangan seberang kantor desa yang sering menjadi tempat bermain anak-anak sekolah.

"Saat ini kami masih mendiskusikan apakah sudah darurat sehingga harus dilakukan. Kami juga tengah mempersiapkan survei dengan pakar," kata Wiryono.

(Gloria Samantha. Sumber: Kompas)

>>>>>>>>>>>>