kerusakan lingkungan di indonesia

19
PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN Hutan hujan merupakan hutan yang rawan kerusakan, baik dari sifat hutan hujan itu sendiri maupun dari faktor lain yang mempengaruhinya. Walaupun hutan termasuk sumberdaya yang dapat diperbaharui, namun sampai batas tertentu melebihi “daya lenting” hutan akan sulit memperbaharui diri, perlu ratusan tahun untuk kembali ke kondisi semula. Penebangan hutan dengan intensitas tinggi akan merusak dan menghilangkan biodiversitas

Upload: ilhamtkj

Post on 23-Oct-2015

90 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kerusakan Lingkungan Mata Kuliah Konsep Lingkungan,Polban,

TRANSCRIPT

PENYEBAB KERUSAKAN HUTANHutan hujan merupakan hutan yang rawan kerusakan, baik dari sifat hutan hujan itu sendiri maupun dari faktor lain yang mempengaruhinya. Walaupun hutan termasuk sumberdaya yang dapat diperbaharui, namun sampai batas tertentu melebihi “daya lenting” hutan akan sulit memperbaharui diri, perlu ratusan tahun untuk kembali ke kondisi semula. Penebangan hutan dengan intensitas tinggi akan merusak dan menghilangkan biodiversitas didalamnya. Beragam flora dan fauna akan punah karena habitatnya dirusak dan dimanfaatkan untuk kepentingan lain.

A. Kerusakan Hutan Oleh Manusia (human destructions}1. Illegal Logging (Penebangan Liar).2. Pembakaran hutan yang disengaja.3. Perambahan hutan.4. Perladangan berpindah.5. Pertambangan6. Transmigrasi.7. Pemukiman Penduduk.8. Pembangunan.

PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN

9. Pembangunan infrakstruktur perhubungan seperti jalan, lapangan udara, pelabuhan kapal, dan lain-lain.10. Perkebunan Monokultural.11. Perkebunan Kelapa Sawit12. Konversi lahan gambut menjadi sawah.13. Penggembalaan Ternak dalam hutan.14. Kebijakan pengelolaan hutan yang salah.15. Serangan hama dan penyakit.

PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN

B. Kerusakan hutan akibat alam (natural disasters). 1. Kebakaran.2. Letusan Gunung Berapai.3. Naiknya Air Permukaan Laut dan Tsunami.

PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN

Contoh Kasus Penyebab Perambahan Hutan di Bengkulu

1. Jumlah persil lahan yang dimiliki. Makin sempit lahan , makin besar kemungkinan pembukaan lahan baru (mendorong perluasan lahan untuk meningkatkan pendapatannya)

2. Persepsi tentang kesuburan. Makin terdapat ciri-ciri kesuburan makin rentan lahan dibuka.

3. Pesepsi lahan hutan (yang jauh dari pengamatan) dapat menghasilkan produksi melimpah. Makin sulit areal hutan di monitor orang luar dan petugas, makin rawan lahan di rambah.

4. Kebutuhan keluarga, bila kebutuhan keluarga sudah mencukupi maka kecenderungan membuka lahan baru akan menurun.

5. Ketersediaan tenaga kerja keluarga, makin banyak tenaga keluarga yang tersedia makin tinggi kecenderungan pembukaan lahan baru.

TEBANGAN LIAR

a

d

b

c

Aktivitas Pengangkutan Kayu Curian di HPH PT KTR (a dan b) dan Log pond di Desa Tumbang Sangai Kecamatan Antang Kalang Kotawaringin Timur Kalteng (c dan d)

Perambahan Hutan

Hutan dibuka untuk ladang Hutan dibakar untuk ladang

Perladangan Liar

Lahan yang Dibuka dengan Membakar untuk Perladangan Masyarakat di Areal HPH PT Kayu Tribuana Rama (KTR) Kota Waringin Timur Kalteng

Pembakaran Hutan

a b

dc

Lahan Terbakar di Pinggir Jalan Kota Palangkaraya (a) dan (b) Lahan disepanjang kiri kanan dari Bandara ke Palangkaraya (c) Papan Peringatan (d) Api Pembakaran di Lahan Gambut Masyarakat

Kebakaran Hutan Pengangkutan Kayu

Penggembalaan Penebangan Kayu

• Rusaknya fungsi tata air = banjir, kekeringan• Rusaknya fungsi pencegah erosi = erosi, longsor,

pendangkalan sungai• Rusaknya fungsi sebagai tempat hidup satwa =

punahnya satwa liar• Rusaknya fungsi estetika = hilangnya keindahan,

kealamian alam• Rusaknya fungsi pengatur iklim = meningkatnya

suhu, berkurangnya kelembaban, angin kencang• Rusaknya fungsi sebagai pelindung bencana= banjir

bandang, tsunami, longsor dll• Rusaknya penghasilan akibat sumber pendapatan

yang hilang dari punahnya hasil hutan

DAMPAK KERUSAKAN HUTAN

Adapun dampak dari kerusakan hutan bagi manusia, diantaranya :

• Ketidaknyamanan (panas dan dingin yang ekstrim, polusi, kekurangan air, dll)

• Ketidakamanan/munculnya ancaman (takut bencana banjir, longsor, angin ribut, kabut asap, api yang menjalar)

• Biaya hidup tinggi (membeli air, membeli AC dan kulkas, membuat bendungan, membuat sungai buatan

DAMPAK KERUSAKAN HUTAN

Hutan Rusak Hutan Tidak Rusak

Kebijakan Pencegahan Kerusakan Hutan

Dalam mencegah kerusakan hutan yang terus berkelanjutan. Pemerintah mengeluarkan Undang – Undang mengenai kehutanan sepeti pada Pasal 47 UU No. 41 Tahun 1999. Perlindungan hutan dan kawasan hutan merupakan usaha untuk:

a. mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama, serta penyakit; dan

b. mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.

Juga dibuat Pasal 50 Ayat 3 UU No. 41 Tahun 1999 yang berisikan larangan – larangan yang berhubungan dan berdampak terhadap kerusakan hutan, diatanya berisi :Setiap orang dilarang:

a. mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah;

b. merambah kawasan hutan;

Kebijakan Pencegahan Kerusakan Hutan

c. melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius atau jarak sam sampai dengan:1. 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau;2. 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa;3. 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai;4. 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai;5. 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang;6. 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari tepi pantai.

d. membakar hutan;e. menebang pohon atau memanen atau memungut

hasil hutan di dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang;

f. menerima, membeli atau menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan, atau memiliki hasil hutan yang diketahui atau patut diduga berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah;

g. melakukan kegiatan penyelidikan umum atau eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang di dalam kawasan hutan, tanpa izin Menteri;

h. mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi bersamasama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan;

i. menggembalakan ternak di dalam kawasan hutan yang tidak ditunjuk secara khusus untuk maksud tersebut oleh pejabat yang berwenang;

j. membawa alat-alat berat dan atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan, tanpa izin pejabat yang berwenang;22

k. membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong, atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang;

l. membuang benda-benda yang dapat menyebabkan kebakaran dan kerusakan serta membahayakan keberadaan atau kelangsungan fungsi hutan ke dalam kawasan hutan; dan

m. mengeluarkan, membawa, dan mengangkut tumbuh-tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi undang-undang yang berasal dari kawasan hutan tanpa izin dari pejabat yang berwenang.