kerjasama sektor perikanan air tawar dalam...

161
KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM ( Studi di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh: Fidah Kartika NIM: 104046101613 K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1430 H/2009 M

Upload: hoangtram

Post on 06-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR

DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

( Studi di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:

Fidah Kartika

NIM: 104046101613

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1430 H/2009 M

Page 2: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 30 Desember 2008

Fidah Kartika

Page 3: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR

DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

Studi di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

FIDAH KARTIKA

NIM : 104046101613

Di Bawah Bimbingan

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1430 H/ 2009 M

Page 4: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI
Page 5: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

ABSTRAK

Penulis mengangkat karya yang berjudul Kerjasama Sektor Perikanan Air

Tawar dalam Perspektif Ekonomi Islam di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat

Kabupaten Sukabumi dengan studi khusus kerjasama yang menggunakan bagi hasil,

berharap penelitian ini mampu menambah pengetahuan tentang praktek kerjasama

yang sudah berlaku dan menerapkan konsep kerjasama usaha dengan sistem bagi

hasil yang sesuai dengan nilai-nilai ekonomi Islam.

Dalam penelitian ini akan dijawab dari permasalahan yang telah dirumuskan

yaitu bagaimana kerjasama sektor perikanan air tawar di Desa Selajambe

menguntungkan kedua belah pihak dan apakah kerjasama yang dilakukan masyarakat

Selajambe sesuai dengan kerjasama yang berbasis bagi hasil dalam konsep ekonomi

Islam serta persepsi terhadap kerjasama dengan sistem bagi hasil yang dilakukan pada

sektor ini.

Dari perumusan masalah, dapat diketahui bahwa kerjasama sektor perikanan

air tawar ini menguntungkan kedua belah pihak dengan menjalankan kerjasama

berbasis bagi hasil yang relevan dengan konsep ekonomi Islam. Dan konsep

kerjasama ini dinilai baik karena pola ini mensyaratkan adanya keadilan dan

transparansi dalam pengelolaan usaha.

Jenis data yang digunakan adalah data deskriptif kauntitatif dan kualitatif dan

jenis penelitiannya adalah penelitian kepustakan (Library Research) dan penelitian

lapangan (Field Research) dengan pendekatan survey lapangan. Sumber data berasal

dari data primer dan data sekunder. Dan untuk analisis yang bersifat kuantitatif,

peneliti menggunakan bantuan SPSS For Windows Versi 15,00.

Merujuk pada konsep kerjsama yang berbasis bagi hasil dalam konsep

ekonomi Islam, kerjasama sektor perikanan air tawar di Desa Selajambe selalu

berusaha menjalankan usaha sesuai dengan syari’at Islam. Dan kerjasama ini mampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Selambe. Hal ini terbukti

dengan hasil produksi ikan yang diakui kualitasnya oleh masyarakat Sukabumi dan

sekitarnya, bahkan mencapai ekspor ke luar negeri.

Page 6: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

KKKAAATTTAAA PPPEEENNNGGGAAANNNTTTAAARRR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam sama-sama kita sampaikan untuk suri

tauladan (Uswatun Hasanah) Nabi Muhammad SAW yang telah menebarkan risalah

kebenaran di muka bumi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, banyak hambatan dan kesulitan yang penulis

hadapi, alhamdulillah berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT serta bantuan dari

berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Kerjasama Sektor Perikanan Air Tawar dalam Perspektif Ekonomi Islam” (Studi di

Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi), maka penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Bapak Prof., Dr., H. Muhammad Amin

Suma, S.H., M.A., M.M.

2. Ketua Program Sudi Muamalat Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag dan Sekretaris

Program Studi Muamalat Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH.

3. Bapak Ir. H. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, MEc, PhD dan Ibu Ir. Ela Patriana,

MM., AAAIJ, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu dan

Page 7: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

pemikirannya untuk membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini

4. Bapak Dr. H. A. Djuaini Syukri, Lc., M.Ag dan Bapak Dr. Yayan Sopyan, M.Ag,

sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan terhadap proses akhir

skripsi ini.

5. Seluruh Staff dan Karyawan Muamalat Institute atas segala bantuan dan

kesempatan untuk meluangkan waktu dari awal hingga akhir penelitian.

6. Bapak dan Ibu dosen serta segenap Civitas Akademika Fakultas Syari’ah dan

Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis baik secara langsung maupun tidak

langsung.

7. Kepala Desa dan Aparat Desa Selajambe yang telah memberikan bantuan kepada

penulis selama penelitian. Para petani dan seluruh responden yang telah

memberikan banyak informasi mengenai masalah yang penulis teliti.

8. Yang paling istimewa dan yang sangat penulis cintai Ayahanda (Kandi

Sukarnadi) dan Ibunda (Yuyun Yuningsih) beserta kakak-kakakku (Suhendra,

Idrus Junaedi, Sri, Sis Citra Dewi), adikku Wahyu, serta keluarga besar H.

Bukhori dan keluarga besar Bpk. Ropi yang telah memberikan bantuan moril

maupun materil serta senantiasa berdo’a demi keberhasilan penulis.

9. Kepada teman-teman PS-B angkatan tahun 2004, rekan-rekan FKMGP, Maya,

Yuyun, Heny, Puji, Ida, Selly, Itsna, Icha, serta semua pihak yang ikut

Page 8: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis, tetapi tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

10. Kepada Muhammad Taufiq dan sahabat-sahabatku Melly, Linda, Aam yang

selalu memotivasi penulis untuk berusaha menyelesaikan tugas akhir ini, terima

kasih atas dukungannya selama ini.

Semoga bantuan dan partisipasi tersebut menjadi amal shaleh, dan semoga Allah

membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Terakhir penulis berharap semoga

penulisan skripsi ini berguna bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri. Amiin.

Jakarta, 30 Desember 2008

Penulis

Page 9: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

D. Metode Penelitian 9

E. Sistematika Penulisan 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu 11

B. Kajian Teoritis Kerjasama dalam Ekonomi Islam 28

C. Kerjasama Ekonomi Secara Umum 42

D. Teori Produksi dengan Bahasan Fungsi Cobb Douglas 49

BAB III METODE PENELITIAN

A. Kerangka Teori/Konseptual 53

B. Variabel Penelitian 59

C. Metode Pengumpulan Data 60

D. Teknik Analisis Data 63

Page 10: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

BAB IV ANALISIS KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR

YANG MENGGUNAKAN SISTEM BAGI HASIL DI DESA

SELAJAMBE

A. Gambaran Umum Desa Selajambe 65

B. Profil Responden 77

C. Uji Asumsi dan Hipotesis Analisis Keuntungan Kerjasama

Sektor Perikanan Air Tawar Dengan Sistem Bagi Hasil

Bagi Kedua Belah Pihak 79

D. Relevansi Kerjasama Sektor Perikanan Air Tawar

di Desa Selajambe dengan Konsep Kerjasama

yang Menggunakan Sistem Bagi Hasil dalam Ekonomi Islam 92

E. Persepsi Peatni Ikan Terhadap Kerjasama Sektor Perikanan

yang Menggunakan Bagi Hasil 98

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 101

B. Saran 103

DAFTAR PUSTAKA 104

LAMPIRAN

Page 11: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Hasil-hasil Penelitian Sebelumnya 11

Tabel 2.2 Persentase Sumber Modal yang Dimiliki oleh Pemodal 16

Tabel 4.1 Kelompok Tani di Desa Selajambe 67

Tabel 4.2 Sarana Kesehatan di Desa Selajambe 70

Tabel 4.3 Sarana Ibadah dan Pendidikan di Desa Selajambe 70

Tabel 4.4 Sarana Olah Raga di Desa Selajambe 71

Tabel 4.5 Sarana Air Bersih 71

Tabel 4.6 Sarana Lingkungan / Sosial 71

Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Desa Selajambe Berdasarkan Jenis Kelamin 72

Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Desa Selajambe Berdasarkan Agama 72

Tabel 4.9 Jumlah Penduduk Desa Selajambe Berdasarkan Pendidikan 72

Tabel 4.10 Jumlah Penduduk Desa Selajambe Berdasarkan Mata Pencaharian 73

Tabel 4.11 Karakterisrik Responden Berdasarkan Usia 78

Tabel 4.12 Karakterisrik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 78

Tabel 4.13 Karakterisrik Responden Luas Lahan Responden Pemilik Lahan 79

Tabel 4.14 Hasil Output SPSS Awal 80

Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolinearitas 83

Tabel 4.16 Hasil Uji Autokorelasi 86

Tabel 4.17 Hasil Uji F 88

Tabel 4.18 Hasil Uji t 89

Tabel 4.19 Hasil Uji Pearson Correlation 92

Tabel 4.20 Persepsi Petani Ikan Terhadap Kerjasama Sektor Perikanan

Air Tawar yang Menggunakan Sistem Bagi Hasil 100

Page 12: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Selajambe 68

Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedasitas (Scatterplot) 84

Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas (Normal P-Plot) 85

Page 13: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing berhajat kepada

yang lain, supaya mereka saling tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dan

segala urusan kepentingan hidup masing-masing, baik dalam urusan diri sendiri

maupun kemaslahatan umat. Dengan cara demikian, kehidupan masyarakat

menjadi teratur dan subur serta pertalian yang satu dengan yang lainnya menjadi

kuat.1

Dalam Islam, Interaksi antara sesama manusia dikenal dengan istilah

muamalah. Menurut Hudhari Beik, muamalah adalah “semua akad yang

membolehkan manusia saling bertukar manfaat.” Sedangkan menurut Idris

Ahmad, muamalah adalah “aturan Allah yang mengatur hubungan manusia

dalam usahanya untuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara

yang paling baik.”2

Manusia sebagai subyek hukum tidak mungkin hidup di alam ini sendiri

saja, tanpa berhubungan sama sekali dengan manusia lainnya. Eksistensi manusia

sebagai makhluk sosial sudah merupakan fitrah yang ditetapkan oleh Allah SWT

bagi mereka. Suatu hal yang paling mendasar dalam memenuhi kebutuhan

1 H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (Bandung : CV Sinar Baru, 1998), Cet. ke-21, h. 262 2 Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), Cet. ke-2, h. 15

Page 14: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

seorang manusia adalah adanya interaksi sosial dengan manusia lain. Dalam

kaitan dengan ini, Islam datang dengan dasar-dasar dan prinsip-prinsip yang

mengatur secara baik persoalan-persoalan muamalah yang akan dilalui oleh setiap

manusia dalam kehidupan sosial mereka.3

Islam menganjurkan umatnya untuk memproduksi dan berperan dalam

bentuk kegiatan ekonomi seperti pertanian, perikanan, perkebunan dan bentuk

produksi lainnya. Dan Islam memberkati pekerjaan dunia ini dan menjadikannya

sebagai ibadah.

Ekonomi Islam sangat menganjurkan dilaksanakannya aktifitas produksi

dan mengembangkannya, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Ekonomi Islam

tidak menghendaki komoditi dan tenaga kerja terlantar begitu saja. Islam

menghendaki semua tenaga dikerahkan semaksimal mungkin untuk berproduksi

atau bekerja, supaya semua kebutuhan manusia terpenuhi. Islam menghendaki

semua tenaga dikerahkan untuk meningkatkan produktivitas lewat itqan

(ketekunan) yang diridhoi oleh Allah atau ihsan yang diwajibkan Allah atas

segala sesuatu.4

Dengan begitu, maka tugas manusia sebagai khalifah Allah SWT yang

harus membudidayakan lahan supaya tidak punah. Oleh karena itu, disinilah letak

pentingya kerjasama. Dengan kerjasama, pekerjaan sulit menjadi mudah. Dan

3 Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007), h. viii 4 Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997),

h.123

Page 15: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

banyak manfaat yang dirasakan bila setiap orang bekerjasama, dalam hal ini

kerjasama antara pemilik lahan dengan seseorang yang memiliki keahlian.

Kerjasama adalah kegiatan usaha yang dilakukan beberapa orang

(lembaga, pemerintahan, dan sebagainya) untuk mencapai tujuan bersama.5

Dalam Islam, kerjasama merupakan sebuah keharusan yang telah disyari’atkan

dalam agama. Kerjasama harus tercermin dalam segala tingkat ekonomi, baik

produksi maupun distribusi berupa barang ataupun jasa.

Kerjasama dalam ekonomi harus dilaksanakan untuk menigkatkan

kesejahteraan bersama dan mencegah kesenjangan sosial. Ekonomi yang

berdasarkan saling membantu dan kerjasama ini sendirinya menghendaki adanya

organisasi kerjasama dalam aktivitas ekonomi. Nilai yang ada dalam prinsip ini

adalah pengambilan keputusan secara konsensus dimana semua peserta

mempertanggungjawabkan kepentingan bersama.6

Sesungguhnya masyarakat telah memberinya sesuatu, maka mestilah

masyarakat mengambil sesuatu darinya, sesuai dengan apa yang dimilikinya.

Inilah nilai-nilai indah yang mendapat perhatian para ulama Islam. Mereka

menjadikan amal duniawi dari sudut ini sebagai kewajiban syar’iyah.7

5 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisi ketiga, h. 554 6 M. Dawam Raharjo, Islam dan Informasi sosial Ekonomi, (Jakarta : Lembaga Studi

Agama dan Filsafat), Cet. ke-1, h. 7 7 Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam, (Jakarta :

Robbani Press, 1997), Cet. Pertama, h. 157

Page 16: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Kita memperoleh banyak makanan yang bernilai gizi tinggi dari hasil

usaha para pekerja dalam bidang perikanan. Bidang perikanan termasuk usaha

yang halal dan baik untuk digarap, sesuai dengan isyarat al-Qur’an:

������ ���� ����� ���������� ������� ! �"�#�$�� �� )٩٦ : ا����ا� ( �%

Artinya: “Dihalalkan kepadamu buruan laut dan makanan lautan (ikan-

ikan) sebagai kesenangan bagi kamu.” (QS. al-Maidah : 96)

Ratusan jenis ikan yang bertebaran dalam laut, danau-danau dan sungai-

sungai yang dapat dijaring oleh para nelayan dengan mempergunakan peralatan

konvensional maupun yang modern dan canggih. Di samping ikan-ikan di laut,

danau dan sungai juga dapat diusahakan peternakan pada empang-empang dengan

jenis-jenis tertentu pada air payau maupun air tawar.

Isyarat Al-Qur’an mengenai perikanan merupakan himbauan agar

pembacanya yang beriman mengambil bagian (berpartisipasi) dalam lapangan

pekerjaan ini. Lapangan ini termasuk bidang amal shaleh, karena betapa

banyaknya manusia yang menikmati daging segar dan kering yang bernilai gizi

tinggi berkat hasil usaha para nelayan dan peternak ikan itu.8

Kita mempunyai bukti diberikan dorongan untuk membudidayakan tanah

kosong. Hal itu bisa diqiyaskan pada hadits berikut ini:

�� ا����ي� ������ه���د ������ ���� !�وة !� - '&�% ا��% اس��ق - !"�� !� م� %�' �! 9)روا� ا�3 داود( ;:% �. � ا�% ار�9 م/78 م: �/. ان� رس3ل ا0 2-�1 ا0 !-/. و س-�, +�ل ا

8 Hamzah Ya’kub, Etos Kerja Islami, Petunjuk Pekerjaan yang Halal dan Haram,

(Jakarta : CV Pedoman Ilmu Jaya, 1992), Cet. Pertama, h. 31-32 9 Abu Dawud, Sulaiman bin al-Asy’ab as-Sajstaani, Sunan Abu Dawud, (Beirut-Libanon:

Daar al-Fikr, 1994), juz 3, h. 226

Page 17: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Artinya: ”Telah menceritakan kepada kami Hannad bin Sirriy dan

hambanya, dari Muhammad yakni Ibnu Ishaq dari Yahya bin Urwah dari

ayahnya bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa menghidupkan

tanah yang sudah mati maka tanah itu menjadi miliknya.” (HR. Abu Dawud)

Karena Islam mengakui pemilikan tanah bukan menggarapnya dengan

menerima sebagian hasilnya atau uang, akan tetapi bersamaan dengan itu

dianjurkan agar seorang yang mampu sebaiknya meminjamkan tanahnya tanpa

sewa kepada saudara-saudaranya yang miskin.10

Kerjasama disektor perikanan air tawar ini mempunyai aturan main (rules

of game), yang dapat tercermin dari aturan/nilai-nilai Islam, aturan Undang-

undang maupun adapt istiadat/kebiasaan. Dari realita yang ada, praktek kerjasama

yang menggunakan bagi hasil ini lebih banyak yang mengikuti aturan adat

istiadat. Masyarakat menganggap kerjasama berbasis bagi hasil tersebut

merupakan warisan turun temurun. Kalaupun praktek kerjasama yang dilakukan

sesuai dengan nilai-nilai Islam, masyarakat cenderung tidak memahaminya.

Tidak banyak penelitian yang membahas kejasama sektor perikanan air

tawar dalam perspektif ekonomi Islam. Namun kemungkinan apakah kerjasama

ini sesuai atau justru bertolak belakang dengan aturan nilai-nilai Islam. Untuk itu,

penelitian ini akan membahas bagaimana konsep kerjasama yang dilakukan

masyarakat. Apakah dalam kerjasama ini terdapat unsur-unsur yang bertentangan

dengan syariat, seperti unsur ketidakadilan, keterpaksaan, atau bahkan gharar

(ketidakjelasan akad atau kekuatan hukum).

10 M. Abdul Mannan, Ekonomi Islam : Teori dan Praktek (Dasar-dasar Ekonomi Islam),

(Jakarta : PT. Intermasa, 1992), Edisi I. h. 77

Page 18: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Selajambe adalah suatu daerah yang paling berpotensi dalam sektor

perikanan air tawar di wilayah Sukabumi. Penduduknya banyak yang

menggantungkan usahanya pada sektor perikanan air tawar, yang sudah menjadi

wadah untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder mereka. Hanya saja

persoalannya tidak semua penduduk di sini mempunyai lahan atau tambak yang

cukup luas. Dari hasil kegiatan ekonomi kedua belah pihak ini hasilnya nanti akan

dibagi, sesuai dengan mekanisme pengolahannya dan kesepakatan mereka dan

sesuai dengan sistem kerjasama yang dilakukan.

Terkadang keuntungan yang diperoleh oleh penggarap (peternak ikan) itu

tidak berbanding dengan usahanya. Padahal yang menentukan maju mundurnya

suatu usaha adalah pengelola usaha. Keadaan tersebut memang tidak adil karena

hal tersebut berpengaruh pada bidang ekonomi dan sosial dalam masyarakat.

Itupun terjadi dikarnakan dalam kerjasama antara pemilik lahan dan peternak ikan

tidak dilandasi oleh hukum berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah, sehingga

terjadi ketidakadilan.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam

mengenai bagaimana kerjasama antara pemilik lahan (tambak) dengan pengelola

lahan (peternak ikan). Sehingga penulis akan mencoba melakukan penelitian dan

akan dibahas dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul:

“KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM

PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (STUDI DI: DESA SELAJAMBE,

KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI).

Page 19: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penulis akan membatasi ruang penelitian tentang sistem kerjasama sektor

perikanan khususnya masyarakat desa Selajambe dilihat dari sistem bagi hasil

dan akad yang digunakan dan keuntungan serta persepsi tentang sistem

kerjasama yang digunakan masyarakat.

2. Rumusan Masalah

Untuk mengarah kepada pembahasan , maka masalah di atas dirumuskan

dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:

a. Apakah kerjasama yang dilakukan masyarakat Desa Selajembe

menguntungkan kedua belah pihak?

b. Apakah pelaksanaan sistem kerjasama dan akad yang digunakan pada

kerjasama sektor perikanan air tawar masyarakat desa Selajambe sesuai

dengan konsep kerjasama yang menggunakan sistem bagi hasil dalam

ekonomi Islam?

c. Bagaimana persepsi Petani ikan tentang sistem kerjasama dengan pola

bagi hasil yang digunakan?

Page 20: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui keuntungan setelah masyarakat melakukan kerjasama sektor

perikanan air tawar.

b. Memahami konsep kejasama sektor perikanan air tawar masyarakat

Selajambe dengan sistem kerjasama dan bagi hasil serta akad yang

digunakan.

c. Mengetahui persepsi Petani ikan tentang sistem kerjasama dengan pola

bagi hasil yang digunakan

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi penulis khususnya, dapat menambah wawasan pengetahuan dan

pengembangan pikiran yang berupa gagasan atau pendapat yang

diturunkan melalui laporan penelitian ini dan bagi mahasiswa prodi

muamalat pada umumnya diharapkan dapat memperoleh pengetahuan

yang lebih dalam khususnya mengenai kerjasama sektor perikanan air

tawar yang sesuai dengan konsep ekonomi Islam.

b. Untuk mahasiswa dan mahasiswi khususnya prodi perbankan syariah,

diharapkan dengan adanya skripsi ini dapat menjadi referensi di dalam

memahami tentang kerjasama sektor perikanan air tawar.

Page 21: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

c. Bagi masyarakat, diharapkan hasil analisis penelitian ini mampu

menambah pengetahuan tentang praktek kerjasama yang sudah berlaku

dan menerapkan konsep kerjasama yang sesuai dengan nilai-nilai ekonomi

Islam.

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif – kuantitatif

dan kualitatif, dimana secara deskriptif untuk menjelaskan suatu karakteristik dari

suatu fenomena, yang bertujuan untuk menggambarkan karakteristik dari data

sedangkan metode kuantitatif untuk mengetahui keuntungan kerjasama sektor

perikanan air tawar terhadap kedua belah pihak dengan menggunakan regresi

berganda yang diolah dengan menggunakan SPSS for Windows Versi 15,00.

Kemudian metode kualitatif untuk mengetahui relevansi kerjasama yang dilakukan

masyarakat dengan kerjasama yang menggunakan bagi hasil dalam konsep ekonomi

Islam dan untuk mengetahui persepsi petani terhadap kerjasama sektor perikanan air

tawar yang menggunakan bagi hasil yang dilakuakan.

Untuk lebih detailnya, tentang pembahasan metode penelitian yang digunakan

penulis jelaskan dalam BAB III.

E. Sistematika Penulisan

Page 22: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Supaya lebih terarahnya penulisan skripsi, maka dalam kajian ini penulis

menyusun sistematika pembahasan dalam V (lima) bab yang di dalamnya terdapat

sub bab, seperti yang dijelaskan berikut:

BAB I : PENDAHULUAN, yang terdiri dari latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian, dan sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, yang membahas mengenai hasil-hasil

penelitian terdahulu, konsep kerjasama dalam ekonomi Islam yang meliputi:

pengertian kerjasama (syirkah), dasar hukum pentingnya kejasama (syirkah),

rukun dan syarat dalam kerjasama (syirkah), bentuk-bentuk syirkah, asas-asas

syirkah, dan batalnya akad syirkah, teori kerjasama secara umum, dan teori

produksi dengan bahasan fungsi Cobb Douglas.

BAB III : METODE PENELITIAN yang mengemukakan tentang Kerangka

Teori; variabel penelitian, Metode pengumpulan data/sampling yang meliputi:

jenis penelitian, pendekatan penelitian, jenis data dan sumber data, populasi dan

sampel, dan teknik analisis data.

BAB IV : ANALISIIS KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR

TAWAR YANG MENGGUNAKAN BAGI HASIL DI DESA SELAJAMBE,

yang membahas tentang gambaran umum Desa Selajambe, uji asumsi dan

hipotesis analisis keuntungan kerjasama yang mengguanakn bagi hasil bagi kedua

belah pihak, analisis profil responden, relevansi kerjasama sektor perikanan air

tawar dengan konsep kerjasama yang menggunakan bagi hasil dalam ekonomi

Page 23: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Islam, dan persepsi petani ikan (penggarap) tentang sistem kerjasama dengan pola

bagi hasil yang digunakan.

BAB V : PENUTUP, merupakan kesimpulan dari apa-apa yang telah

diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, dan saran-saran yang diharapkan

bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Page 24: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Hasil-hasil penelitian terdahulu berfungsi sebagai pembandingan untuk

menjelaskan persamaan dari penelitian terdahulu dan perbedaan yang dijadikan

sebagai originalitas penelitian ini.

Tema kerjasama dalam Islam telah banyak dikaji dalam penelitian.

Sebagian besar membahas pada konsep kerjasama sektor pertanian dan karet dan

pengaruhnya serta konsep bagi hasil yang digunakan masyarakat. Penelitian

tersebut antara lain:

Tabel 2.1

Daftar Hasil-hasil Penelitian Sebelumnya

Nama Penulis Judul skripsi Metode

yang Digunakan

Yuliyani (2004)

Perbankan Syari’ah

Muzara’ah dan

pengaruhnya Terhadap

Perekonomian Masyarakat

Mengumpulkan data dengan

melakukan dua metode: Penelitian

Kepustakan dan penelitian Lapangan dengan menggunakan metode

kualitatif.

Endang Yuliyani (2004)

Perbankan Syari’ah

Pengaruh Sistem

Muzara’ah Terhadap

perekonomian Masyarakat

Mengumpulkan data dengan

melakukan dua metode: Penelitian

Kepustakan dan penelitian Lapangan

dengan menggunakan metode

kualitatif.

Rusdi Hamidi (2005)

Perbankan Syari’ah

Praktek bagi Hasil Karet

dalam Perspektif Islam

Mengumpulkan data dengan

melakukan dua metode: Penelitian

Kepustakan dan penelitian Lapangan

dengan menggunakan metode

kualitatif.

Page 25: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Hasil penelitian dari ketiga skripsi di atas adalah sebagai berikut:

Penelitian yang pertama menjelaskan bahwa masyarakat Desa

Cimaherang telah menggunakan sistem bagi hasil pertanian dengan sistem sewa,

petani pemilik/penggarap, sistem paparoan, ngepak dan sistem gadai. Dari kelima

sistem bagi hasil pertanian desa Cimaherang jika dikaitkan ada yang tidak sesuai

dengan sistem muzara’ah yaitu sistem sewa dan petani/pemilik penggarap,

sedangkan ada sistem bagi hasil pertanian masyarakat desa Cimaherang yang

sesuai dengan sistem muzara’ah yaitu sistem paparoan dan ngepak. Sedangkan

sistem gadai tanah secara formal merupakan sistem bagi hasil yang dapat

digolongkan sebaga muzara’ah yang sah. Namun sistem gadai tanah ini memiliki

perbedaan diantara sistem bagi hasil lainnya, dimana dalam sistem gadai tanah

terdapat dua akad sekaligus. Dan dalam sistem bagi hasil tersebut kedua belah

pihak dalam melakukan sistem gadai tanah tidak terdapatnya riba bahkan adanya

perbuatan kemanusiaan yaitu sifat tolong menolong. Sistem bagi hasil pertanian

tersebut juga memiliki pengaruh yang sangat kuat khususnya dalam aspek

perekonomian dan sosial masyarakat desa Cimaherang.

Penelitian kedua membahas sistem bagi hasil masyarakat desa Dewasari

sesuai dengan konsep muzara’ah yaitu sistem pertanian bagi hasil desa Dewasari

yang dikenal dengan sewa garapan, sistem nengah/maro, dan sistem nyeblok.

Sistem pertanian bagi hasil mempunyai pengaruh dalam perekonomian

masyarakat desa Dewasari dan dapat menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar,

Page 26: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

karena pertanian mendominasi mata pencaharian penduduk dengan jumlah petani

sebanyak 1.560 orang.

Penelitian ketiga menjelaskan terdapat lima macam pertanian di Desa

Pasar Baru Pangean yaitu: sistem sewa, sistem pemilik sekaligus penggarap,

sistem bagi duo (paroan), sistem bagian batang, dan sistem talobiah takurang.

Sistem bagi hasil yang dilakukan masyarakat Desa Pasar Baru Pangean

mempunyai pengaruh terhadap perekonomian dan kehidupan sosial mereka.

Letak persamaan ketiga penelitian di atas pada metodologi penelitiannya

serta sistem bagi hasil dan objek yang diteliti yakni sektor pertanian. Memang

terdapat persamaan antara ketiga skripsi di atas dengan penelitian ini yaitu

penelitian tentang bagi hasil dan pengaruh kerjasama. Namun dalam penelitian ini

berbeda dengan ketiga penelitian di atas, yaitu akan membahas konsep kerjasama

sektor perikanan air tawar, akad yang digunakan yang mengacu pada al-Qur’an

dan as-Sunnah, dan persepsi masyarakat tentang kerjasama tersebut dengan

menggunakan metodologi penelitian yang berbeda pula.

Selain ketiga penelitian di atas, kajian kepustakaan untuk hasil-hasil

penelitian terdahulu pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Yani Mulyaningsih, Aktivitas Ekonomi Berbasis Bagi Hasil Dalam Sub-

Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura, Jakarta: LIPI 2005.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh petani adalah terkait dengan

permodalan. Bantuan permodalan yang berdasarkan bunga yang harus

dibayarkan setiap bulannya oleh petani dirasakan masih belum memberikan

Page 27: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

hasil optimal. Mengingat petani tidak bisa panen setiap bulannya maka tentu

tidak bisa membayar angsuran ditambah bunga kepada bank. Sementara,

masalah sulitnya mendapatkan mitra yang dapat dipercaya dan sempitnya

kepemilikan lahan, merupakan faktor intern yang menyebabkan aktivitas

ekonomi berbasis bagi hasil tersebut mulai jarang digunakan oleh masyarakat.

Terdapat juga faktor ekstern yang menyebabkan aktivitas ekonomi berbasis

bagi hasil tersebut mulai jarang digunakan, berupa kebijakan pemerintah yaitu

Revolusi Hijau. Implementasi kebijakan revousi hijau yang salah telah

mengakibatkan terjadinya perubahan orientasi ekonomi petani lapisan atas

kearah yang lebih komersial dan mengabaikan loyalitas kepada petani miskin,

dan telah membuat kehidupan petani semakin memburuk.

Aktivitas bagi hasil di sektor pertanian merupakan aktivitas yang sudah

dikenal secara turun temurun, tetapi perkembangannya saat ini tidak terlalu

menggembirakan.

Adapun sistem bagi hasil yang berlaku pada sektor ini dibagi kedalam dua

kelompok.

a. Pertanian sawah. Sistem bagi hasil masih tetap bertahan tetapi cenderung

menurun dan itupun hanya pada saat panen. Adapun sistem bagi hasil

yang berlaku adalah: bagi hasil dengan tenaga kerja saat panen, separo,

seperempat, sepertiga, sewa, kerjasama (pemilik dan tengkulak) dan gadai.

Page 28: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

b. Pertanian holtikultura (buah-buahan). Sedangkan pada pertanian

holtikultura jarang sekali yang menggunakan sistem bagi hasil.11

2. Firmansyah, Aktivitas Ekonomi Berbasis Bagi Hasil Dalam Sub-Sektor

Pertambangan, Jakarta: LIPI 2005.

Iklim usaha di sektor pertambangan semakin tidak kondusif dengan berbagai

kebijakan pemerintah yang tumpang tindih seperti keluarnya UU No. 41/1999

tentang pelarangan operasi tambang di hutan lindung. Demikian pula dengan

PP No. 144/2000 tentang perubahan status komoditi batubara menjadi barang

kena pajak yang berdampak pada peningkatan ongkos produksi.

Sistem imbalan jasa pada usaha pertambangan rakyat yang menganut pola

bagi hasil dalam usaha pertambangan batubara sedikit berbeda dengan sistem

bagi hasil pada usaha pertambangan non-batubara. Pada usaha pertambangan

batubara, sistem bagi hasil yang digunakan lebih menjamin tingkat

pendapatan pekerja karena pendapatan pekerja tidak dipengaruhi oleh struktur

pengeluaran/biaya produksi. Sedangkan sistem bagi hasil pada usaha

pertambangan non-batubara dimana pendapatan pekerja sangat ditentukan

oleh besarnya biaya produksi yang dikeluarkan. Dengan kata lain, bila ongkos

produksi meningkat sementara harga jual produksi tetap maka pendapatan

nominal pekerja akan berkurang.

11 Mahmud Thoha, Aktivitas Ekonomi Berbasis Bagi Hasil: Dalam Sektor Primer,

(Jakarta: Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, 2005), Buku 2, h. 15-18

Page 29: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Pada penelitian ini dijelaskan bahwa sistem bagi hasil yang berlaku hanya

pada pertambangan rakyat yaitu:

a. Pekerja dapat nilai rupiah tertentu dari hasil produksi. Artinya, pekerja

sudah ditentukan bagiannya sebelum dikurangi biaya-biaya.

b. Pendapatan bersih setelah dikurangi biaya-biaya dibagi sepertiga untuk

pekerja dan duapertiga untuk pengusaha. 12

3. Mahmud Thoha, dkk, Aktivitas Ekonomi Berbasis Bagi Hasil Dalam Sub-

Sektor Perikanan, Jakarta: LIPI 2005.

Masalah-masalah yang ada pada nelayan:

a. Memiliki keterbatasan kapasitas penangkapan baik penguasaan teknologi,

metode penangkapan maupun permodalan

b. Gaya hidup yang tidak produktif dan tidak efisien (boros)

c. Sistem tata niaga yang tidak berpihak pada nelayan bahkan sangat

merugikan

d. Permainan harga oleh pedagang perantara/pengijon

Dari masalah-masalah di atas yang paling substansial adalah permodalan.

Tabel 2.2

Persentase Sumber Modal yang Dimiliki oleh Pemodal

Sumber modal yang Dimiliki Oleh

Pemodal

Persentase Frekuensi

Modal Pribadi 95,8 23

Pinjam ke bank 4,2 1

Total 100 24

12 Ibid., h. 48

Page 30: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Hal ini disebabkan karena perbankan konvensional mensyaratkan adanya

agunan dan pembayaran angsuran ditambah bunga secara teratur (perbulan),

sedangkan pendapatan nelayan tidak pasti.

Sudah sejak lama masyarakat nelayan ataupun tambak melakukan aktivitas

ekonomi dengan menggunakan konsep bagi hasil. Konsep bagi hasil yang

digunakan dalam sektor perikanan ini telah dipakai oleh masyarakat nelayan

secara turun temurun. Pola bagi hasil yang digunakan antara masyarakat

nelayan berbeda dengan pola bagi hasil yang dilakukan pada tambak.

Untuk lebih jelasnya, pola bagi hasil dari masyarakat nelayan dan tambak,

adalah sebagai berikut:

a. Bagi hasil perikanan kelautan. Bagi hasil sesuai alat pancing.

1) Rawe/kapal pancing.13

Bagi hasilnya: 3 bagian untuk pemilik, 1,5

bagian untuk nahkoda, sisanya untuk ABK

2) Kapal cantrang.14

Bagi hasilnya: 50 % untuk pemilik dan 50% untuk

ABK

3) Kapal jaring udang/rampus.15

Bagi hasilnya: 50% untuk pemilik dan

50% untuk ABK

13 Kapal jenis ini adalah kapal yang memiliki pancing sampai dengan 2000-3000 unit,

dengan panjang sekitar 1-3 depa dan memiliki kekuatan 5 GT. Jenis Ikan yang ditangkap adalah

kakap merah, ikan pari, ikan remang dan lain-lain. 14 Kapal cantrang menangkap segala jenis ikan, termasuk cumi-cumi. Kapal ini memiliki

kekuatan lebih dari 30 GT. 15 Kapal jarring udang adalah kapal yang hanya menangkap udang saja sedangkan kapal

jarring rampus hasil tangkapannya adalah ikan kembung, tenggiri, tongkol belo, kuro, gepak dan

lain-lain.

Page 31: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

4) Kapal pursin.16

Bagi hasilnya: 20% untuk pemilik dan sisanya dibagi

dua (pemilik dan ABK)

5) Kapal nilon.17

Bagi hasilnya: 55% untuk pemilik kapal, 10,35% untuk

nahkoda, 7,65% untuk motoris, dan 4,95% untuk setiap ABK

b. Bagi hasil perikanan tambak (air tawar), yaitu dengan menggunakan dua

sistem:

1) Sistem garap. Bagi hasilnya: 75% untuk pemilik dan 25% untuk

pandega.

2) Sistem marnen. Bagi hasilnya: harian (pemilik 85% dan pandega

15%), panen (pemilik 90% dan pandega 10%).18

4. Yeni Septia, Aktivitas Ekonomi Berbasis Bagi Hasil Dalam Sub-Sektor

Peternakan, Jakarta: LIPI 2005.

Ada beberapa kesulitan yang sering dialami peternak dalam mengembangkan

usahanya, yaitu:

a. permodalan

b. kelembagaan, belum terkoordinasi dengan baik

c. mahalnya biaya pakan ternak terutama unggas yang sebagian bahan

bakunya masih impor

d. mewabahnya penyakit ternak

16 Kapal pursin adalah kapal besar yang memiliki kemampuan 40 GT dengan cirri khas

lampu yang mencapai 40 unit. Ikan yang dapat ditangkap adalah ikan laying, tongkol, tenggiri,

banyar, selar dan lain-lain. 17 Kapal alat pancing jenis nilon ini memiliki kekuatan 10 GT. Hasil tangkapannya

hamper semua jenis ikan termasuk kakap merah. 18 Ibid., h. 66

Page 32: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

e. pada kemitraan usaha: lemahnya manajemen dan penguasaan teknologi

karena lemahnya SDM, kondisi diri kemitraan yang kurang berkualitas,

masalah lingkungan dan keamanan, fasilitas, dan peraturan daerah dan

pusat.

Aktivitas bagi hasil di sektor peternakan, secara tradisional sudah berkembang

di masyarakat karna adanya hubungan baik dan didasari kepercayaan yang

tinggi diantara pemilik modal dengan pemelihara ternak untuk bekerjasama

dalam usaha ternak.

Penelitian ini menjelaskan bahwa sistem bagi hasil yang berlaku dibagi

kedalam dua kelompok juga.

a. Gaduh. Kesepakatan yang bisa dijalin terdapat dua jenis. Pertama, bagi

hasil dengan membagi anak secara bergantian. Kedua, bagi hasil dari

keuntungan. Nisbahnya sesuai kesepakatan.19

b. Pola sub-kontrak. Dilakukan dengan dua pola. Pertama, peternak dengan

BDC (Business Development Centre). Bagi hasilnya 80% untuk peternak

dan 20% untuk BDC. Kedua, kemitraan peternak dengan BDAPK (Balai

Diklat Agribisnis dan Pelayanan Kesehatan). Bagi hasilnya 25% untuk

BDAPK dan 75% untuk peternak. 20

5. Nurlia Listiani, Aktivitas Ekonomi Berbasis Bagi Hasil Dalam Sub-Sektor

Perkebunan, Jakarta: LIPI 2005.

19 Ibid, h. 79 20 Ibid., h. 82

Page 33: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Pertanian

(2004), pengusahaan perkebunan di Indonesia khususnya untuk perkebunan

kelapa sawit masih terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi antara lain:

Pada perkebunan kelapa sawit

a. Rata-rata produksi tanaman yang masih rendah (± 16,2 ton tandan buah

segar/ha/th).

b. Penanganan pasca panen yang masih jauh dari maksimal.

c. Mutu hasil panen dan produk CPO (Crude palm Oil) yang belum sesuai

dengan standar.

d. Belum terlibatnya petani atau kelembagaan petani dalam pemilikan unit

pengelolaan yang menyebabkan posisi rebut tawar petani rendah.

e. Besarnya minat masyarakat telah mendorong pengembangan perkebunan

kelapa sawit secara swadaya oleh rakyat yang tidak terintegrasi dengan

unit perusahaan kelapa sawit.

f. Tidak terealisasinya pembangunan fasilitas umum yang telah dijanjikan

oleh pemerintah.

g. Pemberian “izin yang mudah”, ternyata juga menimbulkan permasalahan.

h. Munculnya perusahaan illegal tidak memiliki kebun yang mampu

membeli kelapa sawit dari petani dengan harga yang lebih tinggi.

Pada perkebunan karet

a. Kualitas yang rendah, sehingga tidak mampu bersaing di pasar.

Page 34: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

b. Keadaan sosial petani yang kurang memadai, membuat pemeliharaan

tanaman karet menjadi kurang intensif sehingga menghasilkan harga yang

rendah dan akhirnya hasil penjualan tidak dapat digunakan untuk

menopang kehidupan petani.

c. Ketergantungan petani pada bantuan pinjaman yang diberikan pemilik

lahan (toke) dan harga jual karet bersifat fluktuatif.

d. Jauhnya lokasi pabrik pengolahan dan sarana infrastruktur yang terbatas.

e. Peremajaan karet. Sebagian besar pohon karet sudah berumur lebih dari

25 tahun yaitu masa usia produktif semakin habis.

f. Permodalan untuk peremajaan karet masih sulit didapat.

Bagi Indonesia, sistem kemitraan dengan menggunakan pola bagi hasil sudah

dikenal dan digunakan sebagai salah satu bentuk pola pengelolaan usaha oleh

masyarakat sejak lama. Pada sektor perkebunan, khususnya masyarakat

khususnya perkebunan kelapa sawit dan karet juga telah banyak menggunakan

pola ini dalam pengelolaan usanya. Walaupun, perkebunan karet sudah jauh

lebih dulu menerapkan pola bagi hasil ini dibandingkan dengan perkebunan

kelapa sawit.

Penelitian inipun menjelaskan bahwa sistem bagi hasil yang berlaku dibagi

kedalam dua kelompok.

a. Perkebunan kelapa sawit. Pembagian lahannya 70% luas lahan petani

yang akan dikelola oleh perusahaan dan 30% luas tanah yang akan

dijadikan kebun akan diambil oleh perusahaan untuk pasilitas umum.

Page 35: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Adapun sistem bagi hasilnya: 70% untuk petani dan 30% untuk membayar

cicilan kredit melalui perantara KUD. Jika cicilan lunas, lahan menjadi

milik masyarakat dan sistem 70:30 tidak berlaku lagi.

b. Perkebunan Karet.

1) Karet alam: 25% untuk penyadap dan 75% untuk pemilik

2) Karet unggul: 50% untuk penyadap dan 50% untuk pemilik.21

6. Jusmaliani dan Hari Susanto, Aktivitas Ekonomi Berbasis Bagi Hasil Dalam

Sub-Sektor Kehutanan, Jakarta: LIPI 2005.

Sektor kehutanan adalah sektor yang cukup memprihatinkan di Indonesia,

banyaknya penjarahan hutan baik legal maupun ilegal merugikan masyarakat

banyak. Tampaknya tanda-tanda kerusakan di muka bumi sedikit demi sedikit

sudah mulai tampak dengan jelas.

Proses deforestasi yang terjadi di Indonesia didorong oleh tiga hal berikut:

1. Pencurian kayu hutan oleh sindikat yang melibatkan berbagai aparat,

pengusaha maupun masyarakat antar negara

2. Tuntutan masyarakat adat-ulayat untuk mengambil alih lahan mereka yang

dulu diambil dan dijadikan lahan negara

3. Biasanya masyarakat yang tinggal di sekitar hutan menganggap hutan

tersebut dapat dimanfaatkan sebatas kebutuhab yang diperlukan.

Untuk menghambat deforestasi dan mencegah perusakan yang

berkepanjangan maka diperlukan pengelolaan yang melibatkan seluruh

21 Ibid., h. 110-112

Page 36: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

stakeholder yang dalam hal ini adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah,

BUMN, BUMD, badan usaha swasta maupun masyarakat. Gagasan

melibatkan stakeholder inilah yang memunculkan pengelolaan partisipatif,

dimana dalam konsep ini terdapat pola bagi hasil. Dalam UU no. 41/99

tentang kehutanan, jelas disebutkan bahwa manajemen hutan harus dilakukan

dengan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat lokal.

Untuk lebih jelasnya, pola bagi hasil dari sektor kehutanan, adalah sebagai

berikut:

a. Bagi Hasil Pemanfaatan Sumber Daya Hutan.

1) Dana Reboisasi. Bagi hasilnya: 60% untuk Pemerintah Pusat dan 40%

untuk Pemda (propinsi 8%, kabupaten penghasil 16% dan kabupaten

kota/di lingkungan propinsi penghasil 16%)

2) Propinsi Sumber Daya Hutan. Bagi hasilnya: 20% untuk pemerinyah

pusat dan 80 % untuk Pemda (propinsi 16%, kabupaten penghasil 32%

dan kabupaten kota/di lingkungan propinsi penghasil 32%)

3) Iuran Hak Pengusahaan Hutan. Bagi hasilnya: 20% untuk pemerintah

Pusat dan 80 % untuk Pemda (propinsi 16%, kabupaten penghasil 32%

dan kabupaten kota/di lingkungan propinsi penghasil 32%)

4) Pajak Bumi dan Bangunan. Bagi Hasilnya: 19% untuk Pemerintah

Pusat dan 81% untuk Pemda (propinsi 16,33%, kabupaten penghasil

32,33% dan kabupaten kota/di lingkungan propinsi penghasil 32,33%)

Page 37: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

b. Bagi Hasil Hutan Kemasyarakatan.

1) Di Pulau Jawa. Bagi hasilnya: 60% untuk masyarakat yang menanam

dan merawat hutan dan 40% untuk BKPH PT Perhutani.

2) Di luar Pulau Jawa. Bagi hasilnya: 60% (penerimaan dari hasil

penjualan kayu hutan diserahkan kepada koperasi yang mewakili

masyarakat setempat) dan 40% (penerimaan dari hasil penjualan kayu

hutan tersebut diserahkan kepada BUMN/D/S.22

Mayoritas masalah utama yang dihadapi oleh keenam penelitian di

atas adalah mengenai permodalan. Pada sektor pertanian, modal lebih banyak

berasal dari modal pribadi. Hal ini karena model pembiayaan bank yang tidak

sesuai dengan pendapatan petani. Usaha bagi hasil bisa dijadikan alternatif

pembiayaan karena adanya pembagian resiko yang bisa ditanggung bersama.

Pola bagi hasil yang digunakan adalah revenue sharing dan profit and loss

sharing yang berarti telah sesuai dengan konsep ekonomi Islam.

Pada sektor pertambangan, tidak ada jaminan bila suatu kegiatan

usaha tambang telah dilakukan akan dihasilkan output yang diinginkan.

Sebab, usaha ini sifatnya mencari atau menemukan output yang telah ada dan

bila dalam kegiatan eksplorasi tidak ditemukan deposit berarti usaha

pertambangan mengalami kerugian.oleh karena itu, untuk mengurangi tingkat

ketidakpastian tersebut diperlukan modal yang besar keahlian serta teknologi

yang memadai. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh perusahaan tambang yang

22

Ibid., h. 136-137

Page 38: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

berskala modern. Sedangkan pada usaha pertambangan rakyat untuk

menyediakan faktor tersebut sulit dipenuhi. Dengan modal sendiri yang sangat

terbatas ditambah dengan pengalaman yang ada usaha ini terus dapat berjalan

dengan menerapkan sistem bagi hasil dengan para pekerjanya dan dapat

diterima oleh kedua belah pihak. Dengan demikian, usaha pertambangan

rakyat dengan sistem bagi hasil ini merupakan suatu alternatif pembiayaan

dan mempunyai prospek baik untuk dikembangkan.

Pola bagi hasil yang digunakan adalah production sharing, revenue sharing

dan profit and loss sharing yang berarti telah sesuai dengan konsep ekonomi

Islam.

Di sektor perikanan, pola bagi hasil ini dianggap relatif adil oleh para

nelayan, terutama ABK karena keuntungan maupun kerugian yang diderita

ditanggung bersama oleh pemilik kapal dan ABK sesuai kesepakatan. Pola

kemitraan antara pemilik kapal dalam bentuk pinjaman tanpa bunga terbukti

efektif sebagai salah satu cara untuk mengatasi kecilnya aksesibilitas nelayan

terhadap perbankan konvensional berbasis bunga dan akan tetap merupakan

pilihan terbaik bagi para nelayan dalam mengelola usahanya pada masa yang

akan datang. Sedangkan pada perikanan tambak, kebanyakan pemilik tambak,

modal secara keseluruhan berasal dari pemilik lahan. Akan tetapi, porsi yang

terlalu kecil bagi pengelola dirasakan kurang adil mengingat maju mundurnya

suatu usaha tergantung pada kepiyauayan pengelola. Ini artinya,

tanggungjawab pengelola terlalu besar bila dibandingkan porsi yang diterima.

Page 39: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Pola bagi hasil yang digunakan adalah profit and loss sharing yang berarti

telah sesuai dengan konsep ekonomi Islam.

Pada sektor peternakan, dalam rangka meningkatkan peranan sub-

sektor peternakan dalam konteks pembangunan ekonomi maupun pada

masyarakat, peranan pemerintah sangatlah diperlukan. Dengan

dikembangkannya pola kemitraan terpadu melalui sistem bagi hasil,

diharapkan setiap mitra pelaku usaha peternakan diantaranya pemilik

ternak/investor , pemelihara ternak, lembaga keuangan serta pemerintah saling

bekerjasama sesuai fungsi dan peran masing-masing.

Namun, pada pola bagi hasil yang masih bersifat tradisional ini cenderung

hanya menguntungkan salah satu pihak saja.sebagai contoh, apabila ternak

menghasilkan anak untuk pertama kali yang akan menjadi milik pemodal/

pemilik ternak, tiba-tiba ternak tersebut mati sebelum mampu menghasilkan

anak yang kedua kalinya. Dengan demikian, penggaduh/pemelihara tidak

memperolah bagian dari hasil peranakan ternak tersebut, begitu juga

sebaliknya.

Pola bagi hasil yang digunakan adalah production sharing, dan profit and loss

sharing yang berarti telah sesuai dengan konsep ekonomi Islam.

Pada sektor perkebunan, aktivitas ekonomi dengan menggunakan

sistem bagi hasil perlu digalakkan lagi. Oleh karena itu, antara kedua belah

pihak (perusahaan ataupun petani) harus saling merasa memerlukan dan

menguntungkan satu sama lainnya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak

Page 40: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

diinginkan , seperti kecurangan dalam pembagian hasil usaha, maka

diperlukan adanya keterbukaan sejak awal usaha sehingga masing-masing

pihak mengetahui dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan adanya

kerjasama melalui pola kemitraan yang terjalin dengan baik antara pemodal

dengan mitranya dan pengembangan kelompok tani oleh pemerintah, maka

akan sangat membantu dalam proses kelancaran pembangunan perkebunan.

Dengan demikian, dapat meningkatkan produksi yang akan meningkatkan

ekspor dari hasil perkebunan.

Pola bagi hasil yang digunakan adalah production sharing, dan hampir semua

profit and loss sharing yang berarti telah sesuai dengan konsep ekonomi

Islam.

Dan pada sektor kehutanan, diperlukan adanya perhatian yang lebih

fokus lagi. Mengingat peran hutan sangat penting bagi kelangsungan

kehidupan manusia. Dan seharusnya perusahaan bersikap adil ketika saat bagi

hasil tiba. Perlu juga adanya perhitungan yang matang untuk hal-hal buruk

yang bisa terjadi seperti deforestasi agar tidak merugikan berbagai pihak.

Keenam penelitian diatas menggunakan metode perolehan data dengan

cara wawancara, pengamatan dan kuesioner. Dari wawancara mendalam dan

pengamatan, dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Sedangkan data dari

hasil kuesioner diolah menjadi tabel-tabel distribusi frekuensi, untuk

kemudian dianalisis secara deskriptif pula. Letak persamaan keenam

penelitian di atas adalah pada metode perolehan data dan sama-sama

Page 41: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

mengangkat permasalahan tentang bagi hasil. Sedangkan perbedaannya pada

penelitian ini, penulis akan meneliti sesuai atau tidaknya kerjasama yang

menggunakan bagi hasil tersebut dengan konsep ekonomi Islam adalah

dengan melihat akad dan nilai-nilai yang digunakan serta keuntungan yang

diperoleh dari kerjasama pada sektor peikanan air tawar di Desa Selajambe.

B. Kajian Teoritis Kerjasama dalam Ekonomi Islam (Syirkah)

1. Pengertian Kerjasama (Syirkah)

Dalam ekonomi Islam, kerjasama di sebut syirkah. Terdapat beberapa

definisi mengenai syirkah. Kata syirkah berasal dari kata syarika-yasyraku-

syarikah-syirkah. Secara etimologis berarti persekutuan, perseroan,

perkumpulan, perserikatan dan perhimpunan.23

Bisa juga diartikan dengan

pertemanan atau rekanan. Sedangkan syirkah itu adalah sesuatu keadaan

yang terjadi karena disengaja antara dua orang atau lebih.24

Tetapi jumhur ulama menggunakan istilah ini kepada kontrak yang

khusus dengan syarikat, meskipun tidak berlaku percampuran antara dua

bagian saham, Karena kontrak itu menjadi sebab kepada percampuran.25

23 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Yogyakarta:

Krapyak Press, 1996), Cet. ke-II, h. 765 24 Al-Imam Muhammad Ibnu Ismail al-Kahlani as-San’ani, Subul as-Salaam, (Mesir:

1054), juz: III, h. 63 25 Wahbah Az-Zuhayli, Al-fiqh al-Islami wa Adillatuh, (Beirut-Lubnan: Daar al-Fikr, 1409

H/1984 M), juz. Iv, h. 792

Page 42: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Seorang Pengamat dan Praktisi Islam Ekonomi Islam Indonesia, yaitu

Muhammad Syafi’i Antonio mendefinisikan syirkah sebagai berikut:

“Syirkah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk

suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi

dana (amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko

akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan”.26

Secara terminologi, ada beberapa definisi syirkah yang dikemukakan

oleh para ulama fiqh, yaitu:

Pertama, menurut ulama Malikiyah, syirkah adalah suatu keizinan

untuk bertindak secara hukum bagi dua orang yang bekerjasama terhadap

harta mereka. Kedua, definisi yang dikemukakan oleh ulama Syafi’iyah dan

Hanabilah, menurut mereka, syirkah adalah hak bertindak hokum bagi dua

orang atau lebih pada sesuatu yang mereka sepakati. Ketiga, definisi yang

dikemukakan oleh ulama Hanafiyah, syirkah adalah akad yang dilakukan

oleh orang-orang yang bekerjasama dalam modal dan keuntungan.27

Sekalipun definisi yang dikemukakan di atas itu secara redaksional

berbeda, pada dasarnya definisi-definisi mereka mempunyai esensi yang

sama, yaitu ikatan kerjasama yang dilakukan dua orang atau lebih dalam

usaha dan perdagangan. Apabila akad syirkah telah disepakati, maka semua

pihak berhak bertindak hukum dan mendapat keuntungan terhadap harta

26 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Wacana Ulama dan Cendikiawan, (Jakarta:

Tazkia Institut, 1999), h.187 27 Azharudin Lathif, Fiqh Mumalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. 1, h.129

Page 43: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

serikat itu. Syirkah dimaksudkan untuk menunjukkan sikap tolong menolong

yang saling menguntungkan. 28

Dalam istilah syariah, syirkah adalah transaksi antara dua orang atau

lebih, dimana mereka saling bersepakat untuk melakukan kerja yang bersifat

finansial dan mendatangkan keuntungan (profit).

2. Landasan Hukum Syirkah

Landasan hukum syirkah terdapat dalam al-Qur’an, hadits, maupun

ijma ulama.

a. Al-Qur’an

Secara etimologis, kata syirkah tertera jelas di dalam al-Qur’an,

sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:

&'(�)… *�+,-./0 1�"20!� 3�� ����4�5 67 8�) 9:./0 1;< ='>

�?�@AB��� C ) ء����١٢ :ا(

Artinya: “…Kemudian jika mereka (para saudara seibu) itu lebih dari

seorang, maka mereka bersekutu pada sepertiga itu…”. (Q. S. An-

Nisaa:12)

28 http://www.republika.co.id

Page 44: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Dalam ayat lain Allah SWT. berfirman:

* �&'D !… �E1��F⌧H I3�J�

�:��KL@�M�N�� OP��Q ��� ��RST⌫��W C=L� YZ��W [\'D �>�.%:�� *�,E���

*�,�@�☺� ! �7#��'@#_`��� ��'@�. ! ��� ���b )٢٤ : ا���د ( …

Artinya: …” sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat

itusebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali

orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan amat sedikitlah

mereka itu…”. (Q. S. Shaad: 24)

b. Hadits

%�+�ل رس3ل ا0 2-1 ا0 !-/. وس-, +�ل ا0 : ه�'�ة ر9% ا0 !�. +�ل !� ا

�: ت&��1 :�/�ان� ���H ا���Gرآ/� م��, 'E� ا��ه� �2�". ;�ذا C�ن AB�C م�

29)روا� ا�3 داود و 2��. ا���آ, (

Artinya: “dari Abu Hurairah RA. berkata: Bersabda Rasulullah SAW,

bahwa Allah SWT berfirman: aku pihak ketiga dari dua orang yang

bersyarikat selama salah satunya tidak menkhianati yang lainnya, jika

ada yang berkhianat maka aku keluar dari keduanya”. (HR. Abu Daud,

dan dinilai shohih oleh hakim)

Maksud dari hadits di atas, sesungguhnya Allah bersama keduanya,

yaitu bersama keduanya dalam penjagaan, bimbingan dan bantuan dengan

pertolongan-Nya terhadap keduanya serta penurunan berkah dalam

perniagaan keduanya. Dan dalam hadits tersebut terdapat anjuran

kerjasama tanpa pengkhianatan dan peringatan keras terhadap orang yang

bersekutu terhadap pengkhianatan itu.

29 Abu Dawud, Sulaiman bin al-Asy’ab as-Sajstaani, Sunan Abu Dawud, (Beirut-Libanon:

Daar al-Fikr, 1994), juz 3, h. 226

Page 45: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

c. Ijma Ulama

Masyarakat Arab telah menjadikan syirkah sebagai bagian dari usaha

jauh sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul. Dan para ulama

bersepakat bahwa tidak ada yang menolak legitimasi syirkah.30

Dan para

ulama berijma mengenai bolehnya hal ini, hanya saja mereka berbeda

pendapat dalam jenis-jenisnya.31

2. Rukun dan Syarat Syirkah

Ulama Hanafiyah mengemukakan bahwa rukun syirkah , baik syirkah

amlak maupun syirkah ‘uqud dengan segala bentuknya adalah ijab

(ungkapan penawaran melakukan perserikatan), dan qabul (ungkapan

penerimaan). Menurutnya, prinsip syirkah adalah adanya kerelaan diantara

kedua belah pihak. Bagi ulama Hanafiyah yang berakad dan objeknya

bukan termasuk rukun, tetapi termasuk syarat.

Menurut jumhur ulama, rukun syirkah itu ada tiga, yaitu: pertama,

Kedua pihak yang berakad, kedua, Sighat (lafal ijab dan qabul), ketiga,

objek akad. Sedangkan syarat-syaratnya adalah:

30 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Kairo: Maktabah al-Khidmat al-Haditsah, 1407 H,

1986 M), jilid tiga, h. 377 31 Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2004), edisi ke-2,

h. 186

Page 46: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

a. Perserikatan itu merupakan transaksi yang bisa diwakilkan, sedangkan

menurut Imam Hanafi, semua jenis syirkah mengandung jenis

perwakilan.

b. Persentase pembagian keuntungan (al-ribh) untuk masing-masing

pihak yang berserikat hendaknya diketahui ketika berlangsungnya

akad, seperti seperlima, sepertiga ataupun sepuluh persen. Jika

prosentase tidak diketahui (majhul) maka akad syirkah batal, karena

keuntungan merupakan objek akad syirkah (ma’qud alaih).

Ketidakjelasan objek akad menyebabkan rusaknya/fasad akad.

c. Keuntungan untuk masing-masing pihak ditentukan secara global

berdasarkan prosentase tertentu sesuai kesepakatan, tidak boleh

ditentukan dalam jumlah tertentu/pasti, seperti seratus ribu atau satu

juta rupiah. Karena syirkah meniscayakan terealisasinya kerjasama

dalam keuntungan, selain dalam modal.32

3. Bentuk-bentuk Syirkah

Secara garis besar, syirkah terbagi kedalam dua bentuk, yaitu syirkah

al-Amlak (perserikatan dalam kepemilikan) dan syirkah al-Uqud

(perserikatan yang dibentuk melalui akad).

a. Syirkah al-Amlak

32 Aharudin Lathif, Op. Cit, h. 133-134

Page 47: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Syirkah dalam bentuk ini, menurut ulama Fiqh adalah

perserikatan dua orang atau lebih yang memiliki harta bersama tanpa

melalui atau didahului akad asy-syirkah.33

Syirkah amlak terbagi kedalam dua bentuk, yaitu:

1) Syirkah ikhtiyariyah, yaitu persekutuan yang terjadi atas perbuatan

dan kehendak pihak-pihak yang berserikat. Misalnya dua orang

yang bersepakat membeli suatu barang atau mereka menerima harta

hibah dari orang lain dan menjadi milik mereka secara berserikat.

Dalam kasus seperti ini, harta yang dibeli bersama atau dihibahkan

menjadi harta serikat bagi mereka berdua.34

Dalam hal ini, barang

yang dibeli, dihadiahkan atau diwasiatkan tersebut menjadi barang

kongsi antara mereka berdua.

2) Syirkah Jabariyah, yaitu persekutuan yang terjadi tanpa adanya

perbuatan dan kehendak dari pihak yang berserikat (perserikatan

yang muncul secara paksa, bukan atas keinginan yang berserikat)

yaitu sesuatu yang ditetapkan menjadi milik dua orang atau lebih

tanpa kehendak dari mereka seperti harta warisan yang mereka

33 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 167 34 Azharudin Lathif, Op.Cit., h. 130

Page 48: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

terima dari seseorang yang wafat. Harta warisan itu menjadi milik

bersama orang-orang yang menerima warisan itu.35

Hukum kedua jenis perkongsian ini adalah salah seorang yang

bersekutu seolah-olah sebagai orang lain dihadapan orang yang

bersekutu lainnya. Oleh karena itu, salah seorang diantara mereka

tidak boleh mengolah (tasharruf) harta perkongsian tersebut tanpa izin

dari teman sekutunya, karena keduanya tidak mempuyai wewenang

untuk menentukan bagian masing-masing.36

b. Syirkah al-‘Uqud

Syirkah al-‘uqud adalah syarikat yang akadnya disepakati oleh

dua orang atau lebih untuk bekerjasama dan merekapun sepakat untuk

berbagi keuntungan dan kerugian.

Syirkah al-‘uqud atau sering disebut contractual partnership

dapat dianggap sebagai kemitraan yang sesungguhnya, karena pihak

yang bersangkutan secara sukarela berkeinginan untuk membuat suatu

perjanjian investasi bersama dan berbagi dalam keuntungan dan resiko.

Perjanjian yang dimaksud tidak perlu merupakan suatu perjanjian

formal (tertulis). Dapat saja perjanjian itu informal (secara lisan).

Namun sebaiknya perjanjian syirkah al-‘uqud itu diformalisasikan

35 Ibid, h. 130 36 Ramat Syafe’i, Op.Cit., h. 187

Page 49: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

dalam suatu perjanjian tertulis dengan disaksikan oleh para saksi yang

memenuhi syarat.

Pada pembagian syirkah al-‘uqud terdapat perbedaan pendapat

diantara ulama-ulama fiqh. Sedangkan yang lebih sering dipakai adalah

pendapat dari ulama Syafi’iyah dan Malikiyah, yang membagi syirkah

kedalam empat bentuk, yaitu:

1) Syirkah ‘Inan, adalah kesepakatan dua orang atau lebih untuk

menyerahkan harta mereka masing-masing supaya memperoleh

hasil dengan cara mengolah harta itu, bagi setiap yang berserikat

memperoleh bagian yang ditentukan dari keuntungan.37

Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana

dan berpartisipasi dalam bekerja. Kedua pihak berbagi dalam

keuntungan dan kerugian sebagaimana yang disepakati antara

mereka. Namun, porsi masing-masing pihak, baik dalam dana

maupun kerja atau bagi hasil berbeda sesuai dengan kesepakatan.

Sedangkan bagian dari kerugian yang harus ditanggung oleh

masing-masing pihak sesuai dengan besarnya modal yang

ditanamkan.38

Para ulama fiqh bersepakat bahwa bentuk

perserikatan seperti ini adalah boleh.

37 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h. 130 38 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia, (Jakarta: PT. Temprint, 1999), h. 61

Page 50: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

2) Syirkah Mufawadhah, adalah kontrak kerjasama antara dua orang

atau lebih, di mana setiap pihak memberikan suatu porsi dari

keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak

membagi keuntungan dan kerugian secara sama.39

Menurut Sayyid Sabiq, syarat syirkah mufawadhah adalah

sebagai berikut:

a) modalnya harus sama banyak. Bila ada diantara anggota

persyarikatan modalnya lebih besar, maka syirkah itu tidak sah

b) mempunyai wewenang untuk bertindak, yang ada kaitannya

dengan hukum

c) satu agama, sesama muslim, tidak sah bersyarikat dengan non-

muslim

d) masing-masing pihak mempunyai hak untuk bertindak atas

nama syirkah (kerjasama)40

Dengan demikian, syarat utama dari jenis syirkah ini

adalah kesamaan dana yang diberikan, kerja, tanggung jawab, dan

beban utang dibagi oleh masing-masing pihak

3) Syirkah Abdan/A’mal, yaitu kontrak kerjasama dua orang

seprofesi untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi

39 Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, ( Jakarta: gema Insani, 2001),

h. 92 40 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Kairo: Maktabah al-Khidmat al-Haditsah, 1407 H,

1986 M), jilid tiga, h. 379

Page 51: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

keuntungan dari pekerjaan itu. Misalnya, kerjasama dua orang

arsitek untuk menggarap sebuah proyek, atau kerjasama dua orang

penjahit untuk menerima order pembuatan seragam sebuah

kantor.41

Pada syirkah ini yang terpenting adalah pembagian kerja

atas dasar keahlian masing-masing sesuai kesepakatan.

Ketidakjelasan pembagian kerja dapat menimbulkan perselisihan

dikemudian hari terutama dalam hal pembagian keuntungan.

4) Syirkah Wujuh, yaitu serikat yang dilakukan dua orang atau lebih

yang tidak punya modal sama sekali, dan mereka melakukan suatu

pembelian dengan bayar tangguh serta menjualnya dengan tunai,

sedangkan keuntungan yang diperoleh dibagi bersama. Di zaman

sekarang, perserikatan ini mirip makelar dan banyak dilakukan

orang. Dalam perserikatan seperti ini, pihak yang berserikat

membeli barang secara tangguh, hanya atas dasar suatu

kepercayaan, kemudian barang tersebut mereka jual dengan harga

tunai, sehingga mereka meraih keuntungan.42

Ulama Hanabilah membagi bentuk syirkah menjadi 5

(lima) bentuk. Keempat bentuk syirkah yang dijelaskan di atas dan

yang kelima adalah:

41 Ibid, h. 92 42 Azharudin Lathif, Op.Cit., h. 133

Page 52: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

5). Syirkah Mudharabah, yaitu persetujuan antara pemilik modal

dengan seorang pekerja untuk mengelola uang dari pemilik modal

dalam perdagangan ataupun bidang tertentu yang keuntungannya

dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama; sedangkan kerugian

yang diderita menjadi tanggungan pemilik modal saja. Menurut

ulama Hanabilah, yang menganggap al-mudharabah termasuk

salah satu bentuk perserikatan,ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi dalam perserikatan ini. Syarat-syarat itu adalah: (a)

pihak-pihak yang bertindak cakap bertindak sebagai wakil; (b)

modalnya berbentuk uang tunai; (c) jumlah modal jelas; (d)

diserahkan langsung kepada pekerja (pengelola) dagang itu setelah

akad itu disetujui; (e) pembagian keuntungan dinyatakan secara

jelas pada waktu akad; dan (f) pembagian keuntungan diambil dari

hasil perserikatan itu, bukan dari harta lain.

Akan tetapi menurut ulama (Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah,

Zahiriyah, Syi’ah Imamiyah), tidak memasukkan transaksi

mudharabah kedalam bentuk perserikatan, karena mudharabah,

menurut mereka, merupakan akad tersendiri dalam bentuk

kerjasama lain, dan tidak dinamakan dengan perserikatan.43

4. Asas-asas Syirkah

43 Nasrun Haroen, Op. Cit., h. 172

Page 53: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Menurut Ibnu Taimiyah, prinsip dasar dalam melakukan berbagai akad

adalah kerelaan kedua belah pihak yang melakukan akad atau akibat hukum

yang timbul dari akad itu didasarkan atas tuntutan yang disepakati mereka

dalam akad.44

Syirkah dan semua jenis transaksi ekonomi lainnya haruslah

berdasarkan atas asas-asas al-‘uqud sebagai berikut:

a. Asas Ibahah (bekerjasama dalam barang-barang yang

dibolehkan/dihalalkan).

Barang atau jenis pekerjaan yang diperserikatkan hendaklah jenis

barang/pekerjaan yang diperbolehkan atau dihalalkan oleh syara’.

Karena dari barang atau pekerjaan yang halal akan mendatangkan

rezeki yang halal pula. Kehalalan ini ditegaskan Allah SWT dalam

firman_nya sebagai berikut:

*�,�@H ! �c☺�� �⌧.�d O e:�� B⌧#L@�� �"�g��� C

*�,;D��� ! %:�� hi�.%:�� j$-!� ��'W l,E���� )٨٨ : ا����ا�(

Artinya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi pula baik dari apa

yang telah Allah rizkikan kepadamu. Dan bertaqwalah kamu kepada

Allah yang kepada-Nya kamu beriman”. (Q. S. Al-Maidah: 88)

b. Asas Amanah

44 Ibnu Taimiyah, al-Qawaa’id al-Nuraaniyyah al-Fiqhiyah, (Lahore-Pakistan: Idarah

Tarjumah al-Sunnah, tth), h. 255

Page 54: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Dalam bekerjasama, kedua belah pihak hendaklah saling percaya satu

sama lain dan menjaga amanah (tugas dan kewajiban) masing-masing

dengan baik. Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:

�mS�!no#�M I3M�.%:�� *�,E��� /\ *�,-,�M!�

%:�� �p, qr���� ! *�+,-,�M!� ! ���s#t"#��!�

��$-!� ! �&, ☺L@�� ) ل�KنL٢٧: ا(

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu,

sedangkan kamu mengetahui”. (Q. S. al-Anfal: 27)

c. Asas ‘Antaroodhin (suka sama suka)

Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:

��8uM!no#�M v�.%:�� *�,"��� /\ *�+,�@;0)n� ���4 ,��!� 7;Qt"w�W

x��K#�Q����'W y\'D &!� l,� zt��#m8�� 3� {|���� ��E�J� C /\ ! *�+,�@$�D�

���};~-!� C �&'D %:�� �&.⌧H ��'W �F☺��� O ) ء����٢٩: ا (

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu”. (Q. S. An-Nisaa: 29)

d. Asas al-‘adlu

Allah SWT. memerintahkan kita semua untuk berbuat adil dan

menegakkan keadilan, baik itu dalam rumah tangga, dalam berpolitik

maupun dalam berbisnis.

Page 55: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa keadilan merupakan inti

semua ajaran yang ada di dalam al-Qur’an. Al-Qur’an sendiri secara

tegas mengatakan bahwa maksud diwahyukannya, adalah untuk

membangun keadilan dan persamaan. Maududi mengatakan bahwa

hanya Islamlah yang mampu menghadirkan sebuah sistem yang realistic

dan keadilan social yang sempurna.45

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. sebagai berikut:

6�6��D�� � E)@�q�O!� �t"L@ q9O

�7# EPJw������'W � E���i-!� ! �j 8���� �@#�s����� l� ���☺���� ! ��,;D ��� 9���"���

�T�}PD����'W )�'���٢٥ : ا(

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami

dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan

bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat

melaksanakan keadilan…”. (Q. S. Al-Hadiid: 25)

5. Batalnya Akad Syirkah

Akad syirkah akan batal, jika:

a. Mencapai kurun waktu yang ditentukan (ditetapkan). Hal ini merupakan

masa (lamanya) waktu akad syirkah yang ditetapkan kedua belah pihak.

b. Salah satu pihak meninggal dunia. Hal ini dapat juga termasuk pihak

yang melarikan diri.

45 Mustaq Ahmad, Op. Cit, h. 99

Page 56: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

c. Salah satu pihak menghendaki penghentian syirkah. Hal ini menurut

ahli fikih bahwa perserikatan itu tidak bersifat mengikat (mutlak),

sehingga ia boleh dibatalkan.

d. Terjadi pelanggaran yang menyebabkan syirkah tidak sah lagi, seperti

salah satu pihak berkhianat atau melanggar kesepakatan yang dibuat

bersama.

e. Salah satu pihak hilang kecakapannya dalam bertindak hukum, seperti

gila terus menerus.46

C. Kerjasama Ekonomi Secara Umum

Kerjasama berasal dari bahasa Inggris yaitu “cooperate”,

“cooperation”, atau ”cooperative”. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan

istilah kerjasama/bekerjasama. Adapun pengertian kerjasama adalah

kegiatan/usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (lembaga, pemerintah)

untuk mencapai tujuan bersama.47

Secara sederhana istilah kerjasama menggambarkan orang atau lembaga

dalam mencapai tujuannya tidak bekerja sendiri, akan tetapi melibatkan

orang/pihak lain agar harapan dan tujuannya mendapatkan hasil yang lebih baik

bersama dengan menggunakan sistem bagi hasil.

46 Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1996),

jilid ke-4, h. 368 47 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisi ketiga, h. 554

Page 57: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Dalam Undang-undang No. 9 tentang Perikanan Tahun 1985 dijelaskan

bahwa usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum

untuk menangkap atau membudidayakan ikan termasuk kegiatan menyimpan,

mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersial. Usaha perikanan

terdiri dari usaha perikanan skala besar dan skala kecil. Adapun cirri usaha

perikanan skala kecil diantaranya adalah keterbatasan nelayan dalam

menyediakan sarana dan modal. Sedangkan ciri usaha perikanan tangkap skala

besar adalah modal yang dibutuhkan cukup besar, manajemen yang baik serta

tenaga kerja yang professional.

Dalam penelitian ini penulis fokus pada usaha perikanan air tawar. Jadi

sesuai definisi di atas dapat diketahui bahwa kerjasama usaha perikanan air

tawar adalah kegiatan/usaha yang dilakukan oleh beberapa orang dalam sektor

perikanan air tawar di mana terdapat pihak pertama yang mempunyai modal dan

pihak kedua yang mengelola usaha untuk mencapai tujuan bersama dengan

hasil yang maksimal. Dalam hal ini, lebih dikenal dengan istilah kemitraan.

Pembangunan Ekonomi harus mampu mewujudkan kesejahteraan bagi

seluruh masyarakat berdasarkan asas demokrasi, kebersamaan, dan

kekeluargaan yang melekat, serta mampu memberikan kesempatan yang seluas-

luasnya kepada semua pelaku ekonomi untuk berperan sesuai dengan bidang

usaha masing-masing.

Untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, dibutuhkan

sebuah bentuk kemitraan yang diartikan sebagai kerjasama pihak yang

Page 58: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

mempunyai modal dengan pihak yang mempunyai keahlian atau peluang usaha

dengan memperhatikan prinsip saling memperhatikan, saling memerlukan,

saling memperkuat, dan saling menguntungkan.

Pada dasarnya kemitraan secara alamiah akan mencapai tujuannya jika

kaidah saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan

dapat dipertahankan dan dijadikan komitmen dasar yang kuat di antara para

pelaku kemitraan. Implementasi kemitraan yang berhasil harus bertumpu

kepada persaingan sehat dan mencegah terjadinya penyalahgunaan posisi

dominan dalam persekutuan untuk menghindari persaingan.

Sebagaimana teori sosial pengembangan masyarakat yang sedang

berkembang akhir-akhir ini, maka dalam menetapkan suatu program

pembangunan ekonomi harus memperhatikan faktor-faktor yang berkembang

dan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat, adat, budaya, tradisi, moral

dan keyakinan agama yang dianut oleh masyarakat itu sendiri.48

Kerjasama dalam konsep ekonomi Islam dengan kerjasama yang

berkembang dengan aturan lain tidak memiliki banyak perbedaan. Keduanya

sama-sama mempunyai tujuan profit oriented.

Menurut hukum adat, pelaksanaan bagi hasil secara adat telah

berlangsung secara turun temurun dan masyarakat perikanan (nelayan dan

pembudidaya ikan) menganggap pola bagi hasil tersebut sudah sangat adil. Hal

48 www.mail-archive.com

Page 59: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

ini dikarnakan, pola bagi hasil perikanan secara adat lebih mengutamakan

kepada pembagian yang sama antara pemilik dan penggarap yaitu 50:50.49

Menurut Undang-Undang No. 31 Tahun 2004, yaitu pengusaha

perikanan mendorong kemitraan usaha yang saling menguntungkan dengan

kelompok nelayan kecil atau pembudidaya ikan kecil dalam kegiatan usaha

perikanan50

.

Menurut hukum Islam, untuk menentukan keadilan dalam suatu usaha,

apakah terjadi proses eksploratif atau tidak ditentukan oleh seberapa jauh

pertukaran sosial yang bersangkutan menerima resiprositas. Norma resiprositas

dalam Islam dikenal dengan istilah profit and loss sharing, yaitu untung yang

sama-sama memikul resiko, dalam suatu bentuk kerjasama (partnership) antara

pemilik dan pengguna.51

Baik pemilik dan pengguna modal harus jelas

persentase keuntungan yang akan mereka peroleh, Nabi Muhammad SAW

dalam kerjasamanya dengan Siti Kahdijah menggunakan sistem bagi hasil 50:50

dari pendapatan bersih.

Bagi hasil merupakan suatu langkah inovatif dalam transaksi ekonomi

Islam yang tidak hanya sesuai dengan perilaku masyarakat, namun lebih dari itu

bagi hasil merupakan langkah keseimbangan sosial dalam memperoleh

49 Tim Kerja di bawah Pimpinan Tridoyo Kusumastanto, Naskah Akademik Tentang Bagi

Hasil Perikanan, (Jakarta:Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia, 2007), h.19 50 Ibid, h. 16 51 Ibid, h. 20

Page 60: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

kesempatan ekonomi. Dengan demikian, sistem bagi hasil dapat dipandang

sebagai langkah yang lebih efektif untuk mencegah potensi terjadinya konflik

kesenjangan antara kaya dan miskin di dalam kehidupan masyarakat. Selain itu,

ketidakadilan sosial ekonomi yang terjadi dari menumpuknya kekayaan serta

terkonsentrasinya kekuatan ekonomi pada pihak-pihak tertentu saja dengan

sendirinya dapat lebih teratasi.

Kerjasama yang menggunakan sistem bagi hasil (antara pemodal dan

pengusaha) adalah aktivitas yang sangat dianjurkan dalam perekonomian yang

Islami, karna aktivitas ini tidak didanai dari pinjaman yang mengandung bunga.

Selain itu, pola seperti ini dapat mengatasi langkanya pendanaan dari

investor konvensional. Argumentasi logis yang menyadarinya adalah bahwa

dengan bagi hasil, resiko yang ditanggung masing-masing pihak akan lebih

kecil dibandingkan dengan bukan bagi hasil. Modal yang diperlukan masing-

masing pihak akan lebih sedikit karna ditanggung bersama, untuk itulah

pengelolaan usaha harus lebih transparan.

Selain itu, bagi hasil ini akan menghilangkan keberpihakan kepada

pemodal, sekaligus membuka peluang yang sama antara pemodal dengan

pengusaha. Karena itu setiap transaksi dengan dasar bagi hasil yang dilakukan

harus berpegang pada prinsip-prinsip keadilan, kejujuran, transparan dan

menghindari pranata riba. 52

52 Jusmaliani, Aktivitas Ekonomi Berbasis Bagi Hasil: Teori dan Kenyataan Empiris,

(Jakarta: Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, 2005), h. 3, Buku I

Page 61: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Dalam Islam, kerjasama yang menggunakan pola bagi hasil bisa saja

mengacu kepada tiga pola, yaitu production sharing, revenue sharing dan profit

and loss sharing. Production sharing pola kerjasama di mana pemilik langsung

membagi hasil usaha walaupun masih berupa barang, pola ini sering dilakukan

dalam bidang MIGAS, revenue sharing adalah sistem bagi hasil berdasarkan

tingkat perolehan usaha, dan profit and loss sharing adalah sistem bagi hasil

berdasarkan pada tingkat laba-rugi dalam usaha.53

Dalam garis besarnya, investasi bagi hasil yang berkembang di

masyarakat dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu pertama di mana

pemodal ditawarkan pembagian sekian persen dari keuntungan usaha. Ini berarti

bagi hasil hanya diberikan kalau usahanya untung. Kalau usaha itu kebetulan

merugi, tidak ada bagi hasil yang didapatkan. Kedua di mana pemodal

mendapatkan pembagian sbesar sekian persen dari uang yang diinvestasikan,

terlepas apakah usahanya untung atau tidak. Jadi, pemodal tidak turut

menanggung resiko usaha, kerugian hanya ditanggung pengusaha.

Dari hasil pengamatan ini, biasanya metode kedualah yang paling

banyak digunakan dalam penawaran investasi usaha bagi hasil. Pilihan ini

karena metode tersebut dianggap tidak terlalu merepotkan, sedangkan bagi hasil

yang dilakukan hanya tinggal mengikuti jadwal yang sudah disepakati

sebelumnya.54

53 Ibid, h. 9 54 Ibid, h. 7-8

Page 62: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Namun, pola bagi hasil yang Islami hanyalah pola yang pertama. Pada

awal perjanjian yang ditentukan adalah nisabah (ratio) bagi hasil, sementara

nilai nominal bagi hasil tergantung dari besarnya proyek yang belum diketahui

saat perjanjian ini dibuat. Perhitungan jumlah ril hasil yang diperoleh masing-

masing pihak hanya dapat diketahui setelah proyek selesai, atau setelah

berakhirnya suatu periode perhitungan pendapatan tertentu, misal setiap akhir

bulan, akhir tahun, ataupun lainnya sesuai kesepakatan bersama.

Fokus pada kerjasama usaha sektor perikanan air tawar, pengusahaan

perikanan atas dasar bagi hasil dewasa ini masih dilakukan menurut ketentuan-

ketentuan hukum adat setempat, yang belum memberi jaminan bagian yang

layak bagi petani penggarap.

Oleh karna itu, dalam konsep kerjasama semua pihak harus menjadi

stake holders dan berada dalam derajat subyek-subyek bukan subyek-obyek,

sehingga pola yang dijalankan harus dilandasi dengan prinsip-prinsip

partisipatif dan kolaboratif yang melibatkan seluruh stakeholders dalam

kerjasama yang dijalankan.

D. Teori Produksi dengan Pokok Bahasan Fungsi Cobb Douglas

Secara konsep, produksi adalah kegiatan menghasilkan sesuatu, baik

berupa barang (sesuatu yang mempunyai wujud fisik, dapat dilihat, diraba dan

disimpan), maupun jasa (sesuatu yang tidak berwujud, tidak terlihat namun

dapat dirasakan, dan tidak bisa disimpan). Dalam pengertian sehari-hari,

Page 63: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

produksi adalah mengolah input, baik berupa barang atau jasa menjadi output

berupa barang atau jasa yang lebih bernilai atau lebih bermanfaat.55

Seperti sudah diketahui bahwa melakukan usaha pertanian, seorang

pengusaha atau katakanlah seorang petani akan selalu berfikir bagaimana ia

mengalokasikan sarana produksi (input) yang ia miliki seefisien mungkin untuk

dapat memperoleh produksi yang maksimal.56

Usaha tani dapat berupa bercocok

tanam atau memelihara ternak, dan dalam penelitian ini penulis mengambil

sektor perikanan air tawar.

Fungsi Cobb Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang

melibatkan dua atau lebih variabel, di mana variabel yang satu disebut dengan

variabel dependen, yang dijelaskan, (Y), dan yang lain disebut variabel

independen, yang menjelaskan, (X). Penyelesaian hubungan antara Y dan X

adalah biasanya dengan cara regresi di mana variasi dari Y akan dipengaruhi

oleh variasi X. dengan demikian, kaidah-kaidah pada garis regresi juga berlaku

dalam penyelesaian fungsi Cobb-Douglas. Secara matematik, fungsi Cobb-

Douglas dapat dituliskan seperti persamaan:

Y = aX1

b1X2

b2….Xi

bi… Xn

bn e

u

Bila fungsi Cobb-Douglas tersebut dinyatakan oleh hubungan Y dan X, maka:

Y = f(X1, X2,…… Xi,……. Xn)

55 Henry Faizal Noor, Ekonomi Menajerial, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008),

h. 147 56 Soekartawi, Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Fungsi Cobb Douglas,

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), h. 31

Page 64: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Y = a + b1X1 + b2X2 +....+ biXi +….+bnXn + u

Di mana:

Y = variabel yang dijelaskan

X = variabel yang menjelaskan

a,b = besaran yang akan diduga

u = kesalahan (disturbance term)

e = logaritma natural, e=2,718.57

1. Kelebihan Fungsi Cobb-Douglas

a. Penyelesaian fungsi Cobb Douglas relatif lebih mudah dibandingkan

dengan fungsi yang lain.

b. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb Douglas akan menghasilkan

koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas.

Jadi, besaran b pada persamaan di atas adalah angka elastisitas.

c. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat return to

scale.58

2. Kekurangan Fungsi Cobb Douglas

a. Spesifikasi variabel yang keliru. Spesifikasi variabel yang keliru, akan

menghasilkan elastisitas produksi yang negatif atau nilainya terlalu

besar atau terlalu kecil. Spesifikasi yang keliru juga sekaligus

57 Ibid, h. 154 58 Ibid, h. 165-166

Page 65: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

mendorong terjadinya multikolinearitas pada variabel independen yang

dipakai.

b. Kesalahan pengukuran variabel. Kesalahan pengukuran variabel terletak

pada validitas data. Kesalahan pengukuran ini akan meyebabkan besaran

elastisitas menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.

c. Bias terhadap variabel manajemen. Variabel ini kadang-kadang sulit

diukur dan dipakai sebagai variabel independen dalam fungsi Cobb

Douglas, akan tetapi, melupakan variabel ini dalam fungsi pendugaan

akan menghasilkan hasil pendugaan yang bias.

d. Data:

1) Data harga tidak bervariasi terlalu tinggi.

2) Pengukuran atau definisi dari data yang dipakai sulit dilakukan

(dalam hal tertentu).

3) Data tidak boleh ada yang bernilai nol atau negatif.

4) Asumsi yang perlu diikuti dalam menggunakan fungsi Cobb

Douglas tidak selalu mudah berlalu begitu saja. Misalnya: sampel

Page 66: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

dianggap price taker, padahal untuk sampel petani yang subsisten,

mungkin tidak selalu demikian.59

59 Ibid, h.171-173

Page 67: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Teori/Konseptual

Kerjasama itu merupakan penggabungan kekuatan sehingga pekerjaan

berat menjadi ringan dan yang sulit menjadi mudah.60

Kerjasama adalah kegiatan

usaha yang dilakukan beberapa orang (lembaga, pemerintahan, dan sebagainya)

untuk mencapai tujuan bersama.

Kerjasama dalam kegiatan usaha, dalam hal ini salah satu pihak dapat

menjadi pemberi pembiayaan dimana atas manfaat yang timbul dari pembiayaan

tersebut dapat dilakukan bagi hasil. Kerjasama ini dapat berupa pembiayaan usaha

100% melalui ikatan suatu aqad maupun pembiayaan usaha bersama.61

Kerjasama yang terkait dengan harta merupakan hal yang asasi dalam

kehidupan masyarakat. Kita tidak dapat membayangkan kehidupan masyarakat

yang di dalamnya tidak terdapat transaksi dan kerjasama.62

Kerjasama usaha dapat tercermin dari berbagai sektor/aspek. Islam

menganjurkan ummatnya untuk memproduksi dalam bentuk kegiatan ekonomi

seperti pertanian, perikanan, perkebunan dan bentuk kerjasama ataupun produksi

60 Hamzah Ya’kub, Etos Kerja Islami, Petunjuk Pekerjaan yang Halal dan Haram,

(Jakarta : CV Pedoman Ilmu Jaya, 1992), Cet. Pertama,, h. 106 61 Iwan P. Pontjowinoto, Hubungan Usaha Menurut Syariah, browse: www.fossei.org 62 Syaikh Muhammad Al-Madani, Masyarakat Ideal, dalam Perspektif Surah An-Nisaa,

(Jakarta: Pustaka Azzam, 2002), h. 421-422

Page 68: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

lain. Pada penelitian ini, peneliti fokus akan meneliti pada sektor perikanan air

tawar.

Dalam Undang-undang No. 9 tentang Perikanan Tahun 1995 dijelaskan

bahwa usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hokum untuk

menangkap atau membudidayakan ikan termasuk kegiatan menyimpan,

mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersial. Usaha perikanan

terdiri dari usaha perikanan skala besar dan skala kecil. Adapun cirri usaha

perikanan skala kecil diantaranya adalah keterbatasan nelayan dalam

menyediakan sarana dan modal. Sedangkan cirri usaha perikanan tangkap skala

besar adalah modal yang dibutuhkan cukup besar, manajemen yang baik serta

tenaga kerja yang professional.

Sebagaimana teori yang telah dikemukakan pada Bab II, bahwa kerjasama

yang dilakukan oleh masyarakat tentunya mempunyai aturan main. Aturan yang

berdasarkan adat istiadat, aturan yang berdasarkan hukum positif/Undang-undang,

dan aturan yang berdasarkan syariat Islam. Terkadang masyarakat tidak

menyadarinya bahwa kerjasama yang dilakukan sebenarnya sudah sesuai dengan

konsep ekonomi Islam, walaupun mereka masih menganggap kerjasama tersebut

dilakukan berdasarkan warisan turun-temurun.

Dalam melakukan suatu kegiatan bisnis kadangkala suatu badan usaha

kurang mampu menjalankannya sendiri tanpa mengadakan kerjasama dengan

badan usaha lainnya.

Page 69: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Kerjasama usaha dalam sektor perikanan air tawar dari mulai terjadinya

akad sampai panen dalam istilah ekonomi mikro disebut kegiatan produksi.

Dalam memproduksi suatu barang ataupun jasa, kita harus memperhatikan

faktor-faktor produksi. Yang dimaksud dengan faktor-faktor produksi adalah

benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat

digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Faktor-faktor

produksi yang tersedia dalam perokonomian terdapat empat jenis, yaitu: tanah

dan sumber alam (lahan), tenaga kerja, modal, dan keahlian keusahawanan.63

Namun, dalam penelitian ini peneliti fokus hanya pada dua faktor

produksi saja, yaitu: tanah dan sumber alam (lahan) dan modal.

1. Teori Produksi

Secara konsep, produksi adalah kegiatan menghasilkan sesuatu, baik

berupa barang (sesuatu yang mempunyai wujud fisik, dapat dilihat, diraba dan

disimpan), maupun jasa (sesuatu yang tidak berwujud, tidak terlihat namun

dapat dirasakan, dan tidak bisa disimpan). Dalam pengertian sehari-hari,

produksi adalah mengolah input, baik berupa barang atau jasa menjadi output

berupa barang atau jasa yang lebih bernilai atau lebih bermanfaat.64

Setiap proses produksi pada dasarnya merupakan hubungan yang erat

antara faktor-faktor produksi atau input yang digunakan dengan output yang

63 Sadono Sukirno, Mikroekonomi, Teori Pengantar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada,2006), edisi ketiga, h. 6-7 64 Henry Faizal Noor, Ekonomi Menajerial, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008),

h. 147

Page 70: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

dihasilkan. Hubungan fisik antara input dan output ini sering disebut dengan

fungsi produksi. Secara sistematis, fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai

berikut:

Y = f ( X1, … Xn )

Di mana:

Y = Jumlah Produksi yang dihasilkan dalam proses produksi

X1.. Xn = Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi

f = Bentuk himpunan yang mentransformasikan faktor-faktor produksi

kedalam hasil produksi65

Fungsi produksi ini mengungkapkan bahwa banyaknya output yang

dihasilkan tergantung kepada proporsi yang digunakan. Dengan kata lain

fungsi produksi menggambarkan kombinasi beberapa faktor produksi untuk

menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Adapun kaitannya dengan fungsi

produksi tersebut, semestinya dapat ditelusuri seberapa besar sumbangan

masing-masing input sebagaimana fungsi produksi yang disajikan dalam

model Cobb Douglas berikut ini:

Y = bo + X1bi

X2 … Xn bn

eu

Di mana:

Y = Jumlah produksi

xi = Jumlah faktor produksi yang ke-I yang digunakan

bi = Elastisitas masing-masing produksi yang digunakan

bo = Konstanta, intersep, besaran parameter

65 Soekartawi, Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Aalisis Fungsi Cobb-

Douglas, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), cet. ketiga, h. 31

Page 71: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

e = Bilangan natural (2,7182)

u = Sisa (residual)

i = 1,2,3….,n

Berdasarkan persamaan garis regresi di atas, pada penelitian ini, maka

penulis menggunakan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = a + b1x1, … bixi + bnxn + u

Di mana:

Y = Jumlah Produksi yang dihasilkan dalam proses produksi

a = Bilangan konstanta

b1... bi = Elastisitas masing-masing faktor produksi yang digunakan

x1…xn = Faktor-faktor produksi

u = Tingkat kesalahan ( eror )

Sesuai dengan persamaan di atas, kerjasama sektor perikanan air tawar

dengan menggunakan faktor-faktor produksi (lahan dan modal), maka

persamaan regresi penelitian ini dapat disajikan dalam rumus umum fungsi

Cobb Douglas, sebagai berikut:

Y = a + b1x1 + b2x2 + u

Dimana:

Y = Pendapatan Pengelola (Peternak Ikan)

a = Bilangan konstanta

b1... bi = Elastisitas masing-masing faktor produksi yang digunakan

x1 = Lahan

x2 = Modal

u = Tingkat kesalahan

Pada proses produksi, untuk menghasilkan suatu produk tentunya

diperlukan biaya yang disebut Total Biaya Produksi. Biaya produksi ini terdiri

Page 72: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

dari biaya variabel (variable cost) yang jumlahnya tergantung kepada

perubahan volume produksi yang dihasilkan dan biaya tetap (fixed cost) yang

jumlahnya tidak berubah meskipun produksinya berubah.

Kemudian untuk menghitung keuntungan/laba, perhitungan dari

kerjasama usaha perikanan air tawar adalah pendapatan bersih dengan rumus

sebagai berikut:

TCTR −=π

Di mana:

π = Pendapatan bersih

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya

Adapun untuk mempermudah perhitungan biaya dalam penelitian ini,

maka biaya dikelompokkan ke dalam biaya variabel dan biaya tetap, dengan

rumus:

TC = TVC + TFC

Di mana:

TVC = Total Variable Cost (total biaya variabel)

TFC = Total Fixed Cost (total biaya tetap)

Uraian teori produksi di atas digunakan oleh peneliti untuk membahas

apakah kerjasama sektor perikanan air tawar menguntungkan kedua belah

pihak.

Jadi, kerjasama sektor perikanan air tawar dapat diartikan sebagai

kegiatan usaha yang dilakukan beberapa orang dalam hal ini pemilik lahan

Page 73: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

dan petani ikan (pengelola) dalam membudidayakan ikan untuk mencapai

suatu keuntungan yang merupakan tujuan bersama.

2. Tingkat Pendapatan Petani

Pendapatan adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan

dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan

laba.66

Jadi, tingkat pendapatan petani dapat didefinisikan sebagai tingkat

uang yang diterima oleh petani sebagai upah/gaji dari hasil kerja dalam

bidangnya (dalam hal ini sektor perikanan air tawar).

Pendapatan petani diperoleh dari penghasilan atau hasil produksi

(kerjasama sektor perikanan air tawar) setelah dikurangi biaya-biaya.

B. Variabel Penelitian

Hubungan variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah hubungan

variabel berganda dengan 2 (dua) variabel independen, yaitu dijelaskan dalam

persamaan regresi sebagai berikut:

Y = a + b1x1 + b2x2 + u

Dimana:

Y = Pendapatan Pengelola (Petani Ikan)

a = Bilangan konstanta

66 Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 230

Page 74: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

b1... bi = Elastisitas masing-masing faktor produksi yang digunakan

x1 = Lahan

x2 = Modal

u = Tingkat kesalahan

C. Metode Pengumpulan Data/Sampling

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian

kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah sumber data yang

mampu disuguhkan dalam bentik angka-angka.67

Dari segi tujuan penelitian ini, penulis cenderung menggunakan

metode deskriptif analisis, yaitu data yang dikumpulkan berupa konsep-

konsep dan gambaran permasalahan, kemudian dianalisis dan dibuktikan.

Yang dideskripsikan adalah pelaksanaan kerjasama sektor perikanan air tawar

Desa Selajambe, sedangkan yang akan dianalisis adalah sistem bagi hasil dan

akad yang digunakan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian

kuantitatif dan kualitatif.

a. Penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu suatu teknik

pengumpulan data di mana penulis melakukan kunjungan langsung

kebeberapa perpustakaan.

67 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,

(Yogyakarta: Gajah Mada University, 2004), h. 63

Page 75: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

b. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu suatu teknik pengumpulan

data di mana penulis lagsung terjun ke lapangan penelitian untuk

mendapatkan data hasil pengamatan lapangan atau informasi dari

responden.68

Dari segi tujuan penelitian ini, penulis cenderung menggunakan

metode deskriptif analisis, yaitu data yang dikumpulkan berupa konsep-

konsep dan gambaran permasalahan, kemudian dianalisis dan dibuktikan.

Yang dideskripsikan adalah pelaksanaan kerjasama sektor perikanan air tawar

Desa Selajambe, sedangkan yang akan dianalisis adalah keuntungan sistem

bagi hasil bagi kedua belah pihak, dan persepsi masyarakat tentang sistem

bagi hasil yang digunakan.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah penelitian survey. Alasan peneliti

memilih menggunakan pendekatan ini adalah karena pendekatan ini sangat

efektif digunakan dalam penelitian sosial. Pendekatan ini dapat memberikan

informasi akurat mengenai populasi yang heterogen.

68 Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

2002), h. 11

Page 76: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

3. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini bersumber dari:

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dengan melakukan observasi dan

wawancara kepada pihak yang dapat memberikan informasi untuk

penelitian ini. Dalam penelitian ini diperoleh melalui:

1) Wawancara langsung dengan Kepala Desa beserta aparatnya.

2) Melakukan tanya jawab langsung pada sumber data orang lain, orang-

orang yang mempunyai lahan perikanan air tawar, para peternak ikan

3) Tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang

pembahasan skripsi ini.

4) Kuesioner

b. Data Sekunder

Sedangkan sumber data yang bersifat sekunder penulis ambil dari:

1) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan,

tahun 2008

2) Profil Desa Selajambe pada tahun 2006-2007

Sumber data sekunder lainnya, penulis ambil dari buku-buku, majalah-

majalah, artikel, dokumentasi dan arsip, internet dan karya ilmiyah yang

berkaitan dengan penelitian.

Page 77: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

4. Populasi dan Sampel

Sampel dalam penelitan ini menggunakan teknik random sampling

(keterwakilan), artinya suatu pengambilan sampel dimana setiap populasi

memiliki peluang untuk dijadikan sampel.

Yang menggunakan kerjasama dengan sistem bagi hasil (Populasi)

cukup sedikit yaitu sekitar 57 orang. Kemudian, pada penelitian ini sampel

yang diambil adalah 30 orang petani, untuk pembahasan keuntungan

kerjasama dengan persepsi petani terhadap kerjasama yang kemudian akan

dibagi rata untuk masing-masing Dusun yang berada di Desa Selajambe. Desa

Selajambe terdiri dari tiga Dusun, Dusun Selaawi, Dusun Selajambe, dan

Dusun Panyindangan. Kemudian, penulis juga melakukan wawancara kepada

pemilik lahan, pengelola/petani ikan dan tokoh masyarakat Desa Selajambe

sesuai kebutuhan.

D. Teknik Analisis Data

Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya

adalah analisis data. Pada tahap ini, data dikerjakan, dideskripsikan, dan

dianalisis sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-

kebenaran yang dapat digunakan untuk menjawab persoalan yang diajukan

dalam penelitian.

Page 78: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Adapun tahapan analisis penelitian ini yaitu:

a. Keuntungan kerjasama sektor perikanan air tawar bagi kedua belah

pihak, yaitu dengan menghitung pendapatan yang diperoleh masyarakat

yang di analisis dengan pendekatan teori Cobb-Douglas. Hasil yang

diperoleh disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara

kuantitatif dengan menggunakan bantuan SPSS for windows versi 15.00 .

b. Relevansi pelaksanaan kerjasama sektor perikanan air tawar dengan

sistem bagi hasil dan akad yang digunakan pada masyarakat desa

Selajambe dengan konsep bagi hasil dalam ekonomi Islam, yaitu

menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yang diawali dengan

menguraikan sistem kerjasama yang berlaku pada sektor perikanan air

tawar di Desa Selajambe, kemudian dipilih mana kerjasama yang

menggunakan sistem bagi hasil, dan dianalisis.

c. Persepsi Petani Ikan terhadap kerjasama sektor perikanan ar tawar yang

mnggunakan sistem bagi hasil yaitu dengan menggunakan kuesioner

tertutup dengan menyediakan pilihan jawaban (ya) atau (tidak). Bila

jawaban responden tidak, maka harus disertai dengan alasan yang

menguatkan.kuesioner dan akan dianalisis secara deskriptif pula.

Metode analisis ini diharapkan mampu menjawab ke depan

permasalahan penelitian yang ada.

Page 79: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

BAB IV

ANALISIS KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR YANG

MENGGUNAKAN BAGI HASIL DI DESA SELAJAMBE

A. Gambaran Umum Desa Selajambe

1. Gambaran Umum Desa Selajambe Dilihat dari Sektor Perikanan Air tawar

Desa Selajambe merupakan salah satu Desa yang berada di Kabupaten

Sukabumi. Selajambe adalah desa yang potensial untuk usaha perikanan air

tawar. Mayoritas penduduknya terkait dengan sektor perikanan air tawar ,

baik itu yang fokus pada usaha perikanan maupun sebagai pekerjaan

sampingan.

Usaha perikanan air tawar ini mengalami peningkatan dari waktu ke

waktu. Terlebih sampai saat ini, sudah banyak masyarakat di luar daerah tahu

bahwa usaha perikanan di Desa Selajambe sangat potensial. Hasil

produksinya memiliki kualitas yang tidak bisa diragukan lagi69

.

Terdapat program penyuluhan yang diadakan oleh Badan Penyuluhan

setempat yang bisa membantu masyarakatnya untuk lebih berinovasi dan

menjadikan tenaga kerja lebih terlatih agar menghasilkan keuntungan yang

maksimal dalam sektor perikanan air tawar di Desa Selajambe.

69 Wawancara Pribadi dengan Bpk. Wahyu Hartono (Penyuluh Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan), Sukabumi, 15 November 2008

Page 80: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Selain itu, terdapat pula kelompok tani yang memang terbentuk sejak

lama. Fungsinya adalah untuk membantu masyarakat dalam pengadaan biaya,

peralatan serta hal-hal yang menjadi kebutuhan dalam sektor ini.

Adapun nama kelompok tani itu adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Kelompok Tani di Desa Selajambe70

Kelompok Tani Nama Ketua

Sangkuriang Misbahudin

Nurul Huda H. Wahyudin

Mekar Jaya H. Khoerudin

Al-Hidayah H. Uden Daenuri

Al-Barokah Kusmayadi

Sugoy Ibah

Ikan yang dibudidayakan di Desa Selajambe bermacam-macam. Ada

ikan mas, ikan baster, ikan nila, ikan mujaer, dan ikan hias, seperti: ikan koi,

ikan metalik dan ikan komet71

.

Pendistribusian hasil ikan bisa sampai ke luar kota, luar pulau, bahkan

luar negri seperti: Jepang, Filiphina, Thailand, dan Malaysia 72

.

Pendistribusian keluar negri ini adalah untuk ikan-ikan hias yang dikonteskan.

Prosesnya, petani bekerjasama dengan tengkulak kemudian menjualnya

kepada pengusaha eksportir.

70 Wawancara Pribadi dengan Bpk. Duduh Durrahman (Kepala Desa Selajambe), 13

November 2008 71 Wawancara Pribadi dengan Bpk. Jamal (Petani/penggarap Ikan), Sukabumi, 15

November 2008 72 Wawancara Pribadi dengan Bpk. Duduh Durrahman (Kepala Desa Selajambe),

Sukabumi, 13 November 2008

Page 81: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Dengan demikian, sudah dapat diketahui bagaimana Desa Selajambe

bisa dikatakan sebagai daerah yang paling potensial untuk usaha perikanan air

tawar.

2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Selajambe

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Selajambe

Kepala Desa

Kepala

Urusan

Ekbang

Kepala

Urusan

Kesra

BKM

Tramtib

RW 0I – RW04

Dusun

Selaawi

Sekretaris Desa

Dusun

Selajambe

Dusun

Panyindangan

RW 05 –RW 08 RW 09 –RW 12

RT 01 – RT 11 RT 12 – RT 24 RT 25 – RT 36

Kepala

Urusan

Pemerintahan

LPM BPU

Page 82: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

3. Kondisi Geografis dan Sosiologis Desa Selajambe Kecamatan Cisaat

a. Kondisi Geografis Desa Selajambe

1) Luas Desa : 172,015 Ha.

2) Luas Lahan Perikanan : 562.150 M².

3) Jumlah Dusun : 3 Dusun.

a) Dusun Panyindangan.

b) Dusun Selajambe.

c) Dusun Selaawi.

4) Batas Wilayah

a) Utara : Desa Sukasari.

b) Timur : Desa Nagrak.

c) Selatan : Desa Cibolang Kaler.

d) Barat : Desa Kutasirna.

5) Selajambe berada pada ketinggian : 500 Mdl.

6) Jarak dari Pusat Pemerintahan

a) Jarak dari Kecamatan : 4 km.

b) Jarak dari Ibukota Kabupaten terdekat : 60 km.

Page 83: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

7). Sarana dan Prasarana Desa :

a) Kesehatan

Tabel 4.2

Sarana Kesehatan di Desa Selajambe

Sarana Kesehatan Jumlah

Puskesmas 1 Unit

Posyandu 12 Buah

Bidan Praktek 2 orang

Mantri Praktek 2 orang

Pengobatan Alternatif 2 orang

b) Sarana Ibadah dan Pendidikan

Tabel 4.3

Sarana Ibadah dan Pendidikan di Desa Selajambe

Institusi Pendidikan dan Ibadah Jumlah Gedung

Masjid 14 Buah

Mushola 38 Buah

Majlis Ta’lim 7 Buah

Pesantren 5 Buah

TPA 2 Buah

TK 2 Buah

Madrasah Diniyyah 7 Buah

Madrasah Ibtidaiyyah 2 Buah

Sekolah Dasar (SD) 4 Buah

MTS dan SMP 2 Buah

Page 84: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

MA dan SMK 1 Buah

Perguruan Tinggi 1 Buah

c) Sarana Olahraga

Tabel 4.4

Sarana Olahraga Desa Selajambe

Sarana Olah Raga Jumlah

Lapangan Volley 3 buah

Lapangan Badminton 3 buah

Lapangan Tennis meja 5 buah

d) Sarana Air Bersih

Tabel 4.5

Sarana Air Bersih

Air Bersih Baik Rusak Jumlah

Sumur Gali 12 Buah - 12 Buah

Sumur Pompa 85 Buah 25 Buah

e) Sarana Lingkungan/Sosial

Tabel 4.6

Sarana Lingkungan/Sosial

Sarana Sosial/Lingkungan Baik Rusak Jumlah

Jalan Kabupaten 3 Km 0,5 Km 3,5 Km

Jalan Gang 5 Km 6 Km 11 Km

Page 85: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

MCK Umum 66 Buah 14 Buah 80 Buah

TPSS 2 Buah 10 Buah 12 Buah

b. Kondisi Sosiologis Desa Selajambe

1) Jumlah Penduduk : 8.971 jiwa.

2) Jumlah Kepala Keluarga : 2.367 KK.

3) Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.7

Jumlah Penduduk Desa Selajambe Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 4.565

Perempuan 4.406

Total 8.971

4) Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Tabel 4.8

Jumlah Penduduk Desa Selajambe Berdasarkan Agama

Agama Jumlah

Islam 8.971

Page 86: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

5) Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.9

Jumlah Penduduk Desa Selajambe Berdasarkan Pendidikan

Tamat Pendidikan Jumlah

Tidak Tamat SD 530 Orang

SD – SMP 1.129 Orang

SLTA 645 Orang

Akademi / Perguruan Tinggi 66 Orang

6) Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian73

Tabel 4.10

Jumlah Penduduk Desa Selajambe Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata Pencaharian Jumlah

Petani 1.402 Orang

Tukang 819 Orang

Buruh 874 Orang

Pensiunan 33 Orang

PNS 45 Orang

TNI 2 Orang

Swasta 12 Orang

73 Arsip Data Desa Selajambe, “Profil Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten

Sukabumi”

Page 87: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

4. Sistem Usaha Sektor Perikanan Air Tawar di Desa Selajambe

Berikut ini adalah bentuk-bentuk sistem/cara yang dipakai dalam

usaha perikanan air tawar di Desa Selajambe:

1. Kerjasama Pemilik dengan Penggarap

Kerjasama pemilik dengan penggarap dapat terjadi pada tiga macam/

cara, yaitu:

1) Kerjasama antara pemilik dengan penggarap, dengan ketentuan

seluruh biaya ditanggung oleh pemilik. Petani ikan hanya mengelola

saja. Bagi hasil dilakukan setelah dikurangi biaya-biaya penggarapan.

Porsi bagi hasil sesuai dengan kesepakatan.

Dalam kerjasama seperti ini, tanggung jawab pemilik lahan adalah

pada penyediaan lahan dan biaya-biaya selama penggarapan sampai

panen. Tanggung jawab penggarap adalah dalam hal keahlian dan

pembudidayaan ikan yang meliputi: nyeblok, perawatan/kontrol kolam

dan ikan, pengairan dan memberi karapan (makan).74

2) Kerjasama antara pemilik dengan penggarap, dengan ketentuan

pemilik hanya menyediakan lahan saja. Pengelolaan dan seluruh biaya

diserahkan sepenuhnya kepada penggarap.

Dalam kerjasama seperti ini, pemilik hanya menunggu hasil panen.

Pemilik tidak turut andil dalam pengelolaan ikan. Tanggung jawab

74 Wawancara pribadi dengan Bpk. Jamal, (Penggarap Ikan), 15 November 2008

Page 88: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

penggarap meliputi seluruh kegiatan pengelolaan dan biaya-biaya.

Porsi bagi hasil sesuai kesepakatan setelah dikurangi biaya-biaya.75

3) Kerjasama antara pemilik dan penggarap, di mana keduanya sama-

sama memberikan porsi modal (biaya-biaya) dan keahlian. Tanggung

jawab seluruh kegiatan pengelolaan ikan dilakukan secara besama

dengan ketentuan porsi bagi hasil sesuai kesepakatan.76

b. Sistem Sewa Tanah

Sistem sewa adalah suatu bentuk penyewaan tanah yang dibayar

secara tunai. Pemilik tanah menentukan harga sewa tanah yang harus

dibayar secara tunai oleh penyewa.

Dalam bentuk pengelolaan semacam ini semua hasil menjadi milik

petani/penyewa, sedangkan pemilik tanah hanya mendapatkan uang sewa.

Jumlah uang sewa ditentukan dari lamanya penyewaan. Pembayaran uang

sewa biasanya ditetapkan berdasarkan ukuran luas lahan kemudian

diperhitungkan dengan sejumlah uang. Rentang waktu penyewaan

biasanya untuk satu musim yaitu selama 6 bulan atau sampai batas waktu

yang ditentukan. Adapun tarif sewa tanah yang menjadi standar untuk satu

musim adalah Rp. 1.600.000,- per Ha.77

75 Wawancara pribadi dengan Bpk. Uje, (Penggarap Ikan), 12 November 2008 76 Wawancara pribadi dengan Bpk. Taufiq, (Pemilik Lahan Ikan), 11 November 2008 77 Wawancara pribadi dengan Bpk. Dahlan, (Pemilik Lahan Ikan), 14 November 2008

Page 89: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

c. Sistem Buruh Tani

Sistem ini dilakukan antara pemilik lahan dengan buruh harian.

Pemburuh tidak setiap hari bekerja kepada pemilk lahan. Tugas buruh

hanya pada: nyeblok/nemplok, dan pada saat panen saja.

Tarif upah untuk buruh tani ikan di Desa Selajambe adalah sekitar Rp.

25.000 – Rp. 30.000 per hari.

d. Sistem Gadai

Pada sistem ini pemilik lahan menggadaikan lahannya dengan

sejumlah uang tertantu dan dalam waktu tertentu.

Pada sistem seperti ini, tidak ada kerjasama antara pemilik lahan

dengan orang yang menerima lahan gadai. Semakin lama waktu

pembayaran kembali uang gadai oleh pemilik, maka penerima barang

gadai akan semakin lama memperoleh pemanfaatan lahan. Dan tentunya

akan lebih menguntungkan bagi penerima lahan gadai.

e. Sistem Pribadi

Dalam hal ini, biasanya pemilik lahan mengelola ikan dengan tanpa

batuan siapapun mulai dari awal pengelolaan sampai panen. Hanya pada

saat panen, pemilik baru menyuruh orang untuk membedah hasil ikan.

Sistem ini yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Desa

Selajambe, khususnya yang memiliki lahan sedikit dan masih bisa dikelola

sendiri.

Page 90: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

5. Hasil Penelitian Tentang Proses Produksi dalam hal Lahan (x1), Modal (x2) ,

Total Return dan Porsi Bagi Hasil

Proses produksi ikan yang berada di Desa Selajambe yang diteliti oleh

penulis adalah menggunakan dua variabel independen. Yaitu Lahan (x1), dan

Modal (x2). Kemudian untuk membantu proses penelitian, penulis

menguraikan juga total return dan porsi bagi hasilnya. Untuk lebih jelasnya,

bisa dilihat di halaman lampiran pada skripsi ini.

Perolehan produksi yang baik terkait dengan kedua faktor di atas.

Tanah merupakan faktor produksi yang dapat mempengaruhi hasil produksi.

Hal ini dapat dibuktikan dari tinggi rendahnya hasil produksi tergantung dari

luas atau tidaknya lahan yang dimiliki dan daerah tertentu. Pada lahan yang

luas, ada kemungkinan tidak dipakai secara langsung oleh pemiliknya sebagai

modal untuk usaha perikanan. Pemilik lahan dapat bekerjasama dengan

penggarap sebagai tenaga kerja untuk mengelola lahan yang ada dengan

keahliannya.

Faktor modal dalam kegiatan produksi juga tidak kalah penting dari

faktor lahan. Penulis menggunakan indikator total biaya (total cost) untuk

mengukur pengaruh modal dalam produksi ikan. Pada usaha perikanan air

tawar di Desa Selajambe secara umum seluruh biaya dialokasikan untuk

membeli bibit, karapan ikan, sewa tanah dan zakat. Alokasi biaya berbeda

antara masing-masing pihak. Tergantung bagaimana kebutuhan saja.

Page 91: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

B. Profil responden

Dalam penelitian ini dilakukan wawancara kepada petani sebanyak tiga

puluh (30) orang petani dan berikut ini merupakan karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan luas lahan.

Berdasarkan jenis kelamin, profil responden dari keseluruhan jumlah

responden yaitu sebanyak 30 orang seluruhnya adalah laki-laki. Hal ini

dikarenakan laki-laki merupakan tulang punggung keluarga yang memiliki

kewajiban untuk mencari nafkah.

Tabel 4.11

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Prosentase

20 – 29 tahun 8 26,7%

30 – 39 tahun 14 46,7%

40 – 49 tahun 8 26,7%

Jumlah 30 100%

Sumber : data diolah

Dari tabel di atas, terlihat bahwa responden terbanyak adalah responden

dengan rentang umur 30 – 39 tahun dengan jumlah 14 orang, dengan prosentase

46,7%. Selanjutnya, rentang umur 20 – 29 tahun dan 40 – 49 tahun memiliki

prosentase yang sama yaitu 26,7%.

Page 92: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Tabel 4. 12

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Prosentase

SD 15 50%

SLTP 9 30%

SMA 6 20%

Jumlah 30 100%

Sumber : data diolah

Dari tabel 4.13 di atas, dapat terlihat bahwa kebanyakan responden

berpendidikan rendah. 50% responden dengan jumlah 15 orang hanya

mengenyam pendidikan samapai tingkat Sekolah Dasar (SD). Responden yang

paling sedikit adalah berpendidikan sampai SMA sebanyak 6 orang dengan

prosentase 20%. Dan sisanya dengan prosentase sebesar 30% adalah responden

yang berpendidikan samapai tingkat SMP yang berjumlah 9 orang.

Tabel 4.13

Karakteristik Responden Luas Lahan Responden Pemilik Lahan

Luas Lahan Frekuensi Prosentase

0 – 1 hektar 25 83,3%

1,01 – 2 hektar 5 16,7%

Jumlah 30 100%

Sumber : data diolah

Dari keseluruhan pemilik lahan, yaitu sebanyak 30 orang, yaitu dapat

dikelompokkan luas kepemilikan lahan sebagai berikut. Pemilik lahan dengan

Page 93: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

luas 0 – 1 hektar adalah yang paling banyak, berjumlah 25 orang dengan

prosentase 83,3%. Sedangkan pemilik lahan dengan luas 1,01 – 2 hektar

berjumlah 5 orang dengan prosentase 16,7%.

C. Uji Asumsi dan Hipotesis Analisis Keuntungan Kerjasama yang

Menggunakan Bagi Hasil Bagi Kedua Belah Pihak

Khusus pada penelitian ini, penulis mengambil sampel petani ikan yang

panen satu kali dalam sebulan. Keuntungan kerjasama ini diperhitungkan dengan

melihat pengaruh kerjasama sektor perikanan dengan menggunakan faktor-faktor

produksi terhadap tingkat pendapatan petani.

Hasil Output SPSS Awal

Model estimasi awal yang digunakan (Tabel 4.14) dalam penelitian ini adalah

menggunakan statistik dengan bantuan SPSS for windows versi 15,00.

Penyajian data dilampirkan pada lampiran berupa tabel penelitian kerjasama

sektor perikanan air tawar di Desa Selajambe lengkap dengan variabel dependen

dan variabel independennya, dengan hasil ataupun output SPSS awal sebagai

berikut :

Page 94: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Tabel 4.14

Hasil Output SPSS Awal

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coeffici

ents Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF

(Constant) 204763.952 91501.278

2.238 .034

LAHAN (Ha) 696987.433 479739.675 .669 1.453 .158 .054 18.359

1

MODAL (Rp) .029 .082 .165 .358 .723 .054 18.359

a. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

(Sumber : Hasil Pengolahan Data)

Namun, setelah diuji dari hasil awal ini terdapat beberapa permasalahan

dengan tidak terpenuhi nilai parameter yang BLUE (Best Linear Unbiased

Estimator):

a. Dalam penelitian ini mempunyai satuan yang berbeda, variabel dependen

menggunakan satuan rupiah dan variabel independen menggunakan dua

satuan masing-masing untuk lahan satuannya hektar dan modal satuannya

rupiah. Dengan kata lain, model tersebut merupakan model yang tidak linear,

baik dalam variabel maupun parameternya.

b. Dalam pengujian multikolinearitas pada hasil awal ini terdapat masalah yaitu

nilai VIF melebihi 10 dengan dapat diindikasikan pada nilai statistik VIF

sebesar 18.359.

Page 95: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

c. Pada uji t, kedua variabel tidak ada yang signifikan pada taraf kepercayaan

5% (α = 0,05).

Dapat disimpulkan bahwa hasil awal dapat menghasilkan kesimpulan

yang salah. Untuk itu, Penulis memutuskan untuk tidak menggunakan hasil awal

tersebut. Sehingga model tersebut diubah untuk dapat memenuhi asumsi BLUE,

dengan mengunakan Model Log-Log, atau Model Double Log/Model Elastisitas

Konstan. Model log-log ini terbentuk melalui transformasi logaritma dari model

tidak linear sehingga didapat model yang linear. Dengan teknik informasi, model

dapat diubah sehingga parameternya menjadi linear, dengan menggunakan

bantuan SPSS for windows versi 15,00.

Model dari Hasil SPSS yang Digunakan (Dalam Bentuk Log)

Untuk dapat memenuhi asumsi BLUE, maka perhitungan atas data – data

kerjasama sektor perikanan air tawar di Desa Selajambe tersaji berdasarkan

perubahan model /output diatas, yang akan dianalisis dengan tahapan sebagai

berikut:

1. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda

Pengujian asumsi klasik meliputi pengujian multikolinearitas,

heterokedasitas, normalitas dan autokorelasi.

a. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi,

Page 96: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

maka terdapat multikolinearitas (multikol). Di mana model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Untuk mengetahui adanya korelasi antara variabel independen atau

tidak, dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.15

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

(Constant)

LAHAN (Ha) .176 5.681

1

MODAL (Rp) .176 5.681

a. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa angka VIF = 5,681. Dan

menurut Hair, 1998, multikolinearitas terjadi jika angka VIF melebihi

angka 10. Maka dapat dikatakan tidak terjadi problem multikolinearitas

dan model regresi layak dipakai dalam pengujian.

b. Uji Heterokedasitas

Uji ini untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan kepengamatan

yang lain tetap, maka hal tersebut disebut homoskedasitas. Dan jika

Page 97: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

varians berbeda disebut sebagai heterokedasitas. Model regresi yang baik

adalah tidak terjadi heterokedasitas.78

Gambar 4.2

Hasil Uji Heterokedasitas

Sesuai gambar di atas, untuk mendeteksinya, jika ada pola tertentu

seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur, maka

telah terjadi heterokedasitas, sedangkan jika titik-titik tersebut tidak

berpola maka tidak terjadi heterokedasitas (homokedasitas). Dari hasil

gambar di atas dapat terlihat bahwa dari grafik scatterplotnya tidak

terjadi atau tidak ada masalah heterokedasitas karena pada grafik

scatterplot tidak ditemukan bahwa titik-titik yang ada pada grafik telah

78 Singgih Santoso, Modul Menggunakan SPSS untuk statistic parametrik, (Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo, 2005), h. 137

Page 98: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

membentuk pola yang teratur, seperti yang ditunjukkan pada gambar di

atas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai

distribusi normal ayau tidak. Dan untuk mengetahui normal atau tidaknya

data sampel, cara mendeteksinya dengan melihat Normal P.Plot pada print

out SPSS, yaitu:

a) Jika titik-titiknya mendekati garis diaogonal berarti memenuhi asumsi

normalitas

b) Jika titik-titiknya menjauhi garis diagonal berarti tidak memenuhi

asumsi normalitas, untuk membuktikannya dapat dilihat pada gambar

4.3 di bawah ini:

Gambar 4.3

Hasil Uji Hormalitas

Page 99: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa titik-titiknya mendekati

garis diagonal, maka dapat dikatakan telah memenuhi asumsi Normalitas.

d. Uji Autokerelasi

Uji autokerelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode

t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya), dengan ketentuan

sebagai berikut: -2 < DW < +2, maka tidak ada autokorelasi. Sedangkan

jika angka berada pada DW > +2 terjadi autokorelasi negatif. Hal ini

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.16

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .888a .788 .772 .46610 1.341

a. Predictors: (Constant), MODAL (Rp), LAHAN (Ha)

b. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

Terlihat pada tabel di atas bahwa nilai Durbin Watson yang

diperoleh dari hasil analisis regresi sebesar 1,341 yang berarti tidak ada

masalah autokorelasi. Maka Ho diterima, yaitu model regresi tidak

terdapat masalah autokorelasi dan model ini layak untuk digunakan. Hal

Page 100: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

ini mempengaruhi pada nilai F yang signifikan menunjukkan regresi ini

layak namun sebaliknya jika pada Durbin Watson terdapat autokorelasi

maka hasil uji F yang signifikan menjadi tidak layak untuk digunakan.

e. Hasil Uji Koefisien Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui apakah antara

variabel dependen dengan variabel independen terdapat hubungan. Tabel

4.16 di atas juga menunjukkan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,888

atau 88,8% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel

independen yaitu lahan, dan modal dengan variabel dependen yaitu tingkat

pendpatan petani adalah kuat.

f. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R Square)

Tabel 4.16 di atas juga menunjukkan koefisien determinasi (R

Square) adalah sebesar 0,788 atau 78,8% yang berarti bahwa 78,8%

tingkat pendapatan petani dapat dijelaskan oleh lahan dan modal,

selebihnya sebesar 21,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diketahui

dan tidak termasuk dalam penelitian ini. Hal tersebut juga menunjukkan

kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen mempunyai korelasi yang cukup kuat.

2. Pengujian Hipotesis

Setelah pengujian persyaratan analisis dan asumsi dasar regresi,

langkah selanjutnya melakukan pengujian signifikan model dan interpretasi

model regresi, untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel

Page 101: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

dependen. Secara statistik dapat diukur dari nilai statistik uji t dan uji F

(ANOVA).

a. Hasil Uji F

Tabel 4.17

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 21.801 2 10.901 50.176 .000a

Residual 5.866 27 .217

1

Total 27.667 29

a. Predictors: (Constant), MODAL (Rp), LAHAN (Ha)

b. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

Uji F digunakan untuk mengetahui hubungan variabel independen

secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.

Hasil uji pada tabel di atas menunjukkan semua angka signifikan,

tingkat probabilitas signifikan 0,000. Nilai probabilitas (0,000) lebih kecil

dari 0,05. Fhitung sebesar 50,176 dan Ftabel sebesar 3,35. maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara lahan dan

modal terhadap tingkat pendapatan petani, maka Ho ditolak dan Ha

diterima karena Fhitung (50,176) lebih besar dari Ftabel (3,35).

Page 102: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Uji F-Statistik dapat digunakan sebagai berikut:

Fhitung > Ftabel, maka tolak H0

(50,176) > (3,35)

Ha : b1 # 0, terdapat pengaruh antara lahan (X1) dan modal (X2) dengan

tingkat pendapatan petani (Y).

b. Hasil Uji t

Tabel 4.18

Hasil Uji t

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coeffici

ents

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 6.774 3.080 2.200 .037

LAHAN (Ha) .389 .196 .420 1.988 .057

1

MODAL (Rp) .460 .199 .489 2.315 .028

a. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh lahan

dan modal terhadap tingkat pendapatan petani secara parsial. Berdasarkan

pengujian pada tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Pengaruh variabel lahan terhadap tingkat pendapatan petani tidak

signifikan, di mana nilai thitung (1,988) < ttabel (2,048) sedangkan tingkat

probabilitasnya sebesar 0,057 > 0,05. Maka Ho diterima, yaitu

Page 103: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

koefisien regresi tidak signifikan, hal ini berarti variabel lahan tidak

berpengaruh secara parsial terhadap variabel tingkat pendapatan

petani.

2) Pengaruh variabel modal terhadap tingkat pendapatan petani

signifikan, di mana nilai thitung (2,315) > ttabel (2,048) sedangkan tingkat

signifikannya sebesar 0,028 < 0,05. Sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel modal berpengaruh

secara parsial terhadap variabel tingkat pendapatan petani.

3. Pengujian Koefisien Korelasi

a. Persamaan Regresi Ganda

Persamaan ini bertujuan untuk memprediksi pengaruh yang terjadi

antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Dari persamaan Y = 6,774 + 0,389 lahan + 0,460 modal + u dapat

diartikan bahwa:

1) Nilai elstisitas konstanta sebesar 6,774 menunjukkan bahwa apabila

nilai lahan (X1) dan modal (X2) adalah 0 (nol), maka nilai tingkat

pendapatan petani adalah 6,774.

2) Nilai elstisitas lahan sebesar 0,389 menunjukkan bahwa peningkatan

lahan sebesar 1 satuan sedangkan X1 tetap, maka akan meningkatkan

tingkat pendapatan petani sebesar 0,389 kali.

Page 104: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

3) Nilai elstisitas konstanta modal sebesar 0,460 menunjukkan bahwa

peningkatan modal sebesar 1 satuan sedangkan X2 tetap, maka akan

meningkatkan tingkat pendapatan petani sebesar 0,460 kali.

b. Uji Pearson Correlation

Uji pearson correlation bertujuan untuk mengetahui korelasi antara

lahan dengan tingkat pendapatan petani dan korelasi antara modal dengan

tingkat pendapatan petani. Untuk mengetahuinya dengan melihat tabel

4.19 beikut ini:

Tabel 4.19

Hasil Uji Pearson Correlation

Correlations

TINGKAT

PENDAPATAN

PETANI (Rp)

LAHAN

(Ha)

MODAL

(Rp)

TINGKAT PENDAPATAN

PETANI (Rp) 1.000 .864 .870

LAHAN (Ha) .864 1.000 .908

Pearson

Correlation

MODAL (Rp) .870 .908 1.000

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa korelasi lahan dengan tingkat

pendapatan petani yaitu 0,864 dan hal ini menunjukkan bahwa korelasi

lahan dengan tingkat pendapatan petani mempunyai korelasi yang kuat

dan positif. Semakin besar nilai lahan maka semakin besar nilai yang

Page 105: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

didapat oleh petani. Korelasi kedua variabel bersifat tidak signifikan

karena angka signifikan sebesar:

Nilai signifikan : Tingkat signifikan

0, 057 > 0,05

Ho ditolak = tidak signifikan

Sedangkan korelasi antara modal dengan tingkat pendapatan petani

yaitu 0,870 artinya modal dengan tingkat pendapatan petani mempunyai

korelasi yang kuat dan positif. Korelasi kedua variabel bersifat signifikan

karena angka signifikan sebesar:

Nilai signifikan : Tingkat signifikan

0, 028 < 0,05

Ho diterima = signifikan

4. Interpretasi Data

Nilai elastisitas lahan dan modal yang bersifat positif menunjukan

bahwa meningkatnya luas lahan dan semakin besarnya modal akan

meningkatkan tingkat pendapatan petani.

Pada uji t, koefisien regresi lahan bersifat tidak signifikan, hal ini

berarti variabel lahan tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

variabel tingkat pendapatan petani. Sedangkan koefisien regresi modal

signifikan, hal ini berarti variabel modal berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap variabel tingkat pendapatan petani.

Page 106: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

D. Relevansi Kerjasama Sektor Perikanan Air Tawar di Desa Selajambe

dengan Konsep Kerjasama yang Menggunakan Bagi Hasil dalam Ekonomi

Islam

Pada pembahasan sebelumnya penulis telah menjelaskan bagaimana

sistem usaha pada sektor perikanan air tawar di Desa Selajambe dan bagaimana

mereka menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mencermati hal tersebut, penulis melihat bahwa pelaksanaan usaha pada

sektor perikanan air tawar ini memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam

perekonomian mereka. Apalagi semua itu didukung oleh kondisi geografis

wilayah yang cukup baik dan sangat cocok untuk jenis perikanan air tawar ini. Di

Desa Selajambe, usaha perikanan air tawar mendominasi sekitar 80% masyarakat

berkecimpung di usaha ini, walaupun banyak juga dari mereka yang menjadikan

usaha ini sebagai sampingan.

Sistem kerjasama usaha perikanan air tawar yang dilakukan masyarakat

Desa Selajambe secara garis besarnya sudah merujuk pada ajaran fiqh. Hal ini

disebabkan, karena masyarakat Desa Selajambe dalam kehidupan sehari-harinya

dan budayanya sangat dipengaruhi oleh kehidupan beragama yang kuat. Hal ini

terbukti dengan data yang diperoleh dari arsip Desa Selajambe, bahwa seluruh

masyarakat Desa Selajambe adalah beragama Islam. Dan mereka berusaha

menjalankan usaha dengan konsep yang sesuai ekonomi Islam.

Pada pembahasan sebelumnya juga, penulis telah memaparkan bentuk-

bentuk kerjasama dalam ekonomi Islam secara teoritis serta pendapat-pendapat

Page 107: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

para ulama tentang kerjasama dan bagi hasilnya. Penulis juga telah menjelaskan

macam-macam bagi hasil yang sah. Sementara bagaimana sistem kerjasama

sektor perikanan air tawar di Desa Selajambe yang menggunakan bagi hasil sudah

dijelaskan secara terperinci.

Adapun bentuk kerjasama yang menggunakan sistem bagi hasil dalam

ekononomi Islam yang sesuai dengan sektor ini adalah syirkah inan dan syirkah

mudharabah. Dan tentunya dengan memperhatikan asas-asas, akad dan cara

kerjasama yang dilakukan melihat kepada teori yang ada dalam konsep ekonomi

Islam. Untuk itu, pada pembahasan mengenai analisa ini, penulis akan

memfokuskan pada akad-akad di atas.

Dalam menganalisa sistem bagi hasil sektor perikanan air tawar di Desa

Selajambe menurut ekonomi Islam penulis akan memilah dari bentuk-bentuk

usaha yang dilakukan masyarakat Desa Selajambe.

Ada lima bentuk usaha yang dilakukan masyarakat Desa Selajambe pada

sektor perikanan air tawar, yaitu: (1) kerjasama usaha pemilik dengan penggarap

dengan memiliki 3 cara seperti yang telah dijelaskan di atas, (2) sistem sewa

tanah, (3) sistem buruh tani, (4) sistem gadai, dan (5) sistem Pribadi.

Dari kelima sistem tersebut, hanya sistem kerjasama pemilik dengan

penggarap yang sesuai dengan konsep bagi hasil dalam ekonomi Islam. Sistem ini

memiliki tiga cara yaitu:

Page 108: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

1. Kerjasama antara pemilik dengan penggarap, dengan ketentuan seluruh biaya

ditanggung oleh pemilik. Petani ikan hanya mengelola saja. Bagi hasil

dilakukan setelah dikurangi biaya-biaya penggarapan. Porsi bagi hasil sesuai

dengan kesepakatan.

Sistem kerjasama ini sesuai dengan akad syirkah mudharabah, di mana

pemilik sebagai penyedia seluruh modal dan biaya-biaya sedangkan

penggarap hanya menyumbangkan keahliannya. Porsi bagi hasil dilakukan di

awal akad sesuai kesepakatan. Pada umumnya para penggarap itu merupakan

satu keluarga,tetangga atau teman-teman para pemilik lahan.

Selain itu, kerjasama mengandung asas-asas sebagai berikut:

a. Asas ibahah, objek kerjasama berasal dari usaha halal dan barang yang

halal.

b. Asas amanah, penggarap amanah dalam mengelola usahanya sesuai

dengan tugasnya.

c. Asas anta rodhin, antara penggarap dan pemilik sama-sama ridho/suka

melakukan kerjasama ini.

d. Asas al-‘adlu, adanya kejelasan antara hak dan kewajiban masing-masing

pihak.

Dengan demikian, maka cara pertama ini memiliki relevansi dengan

konsep bagi hasil dalam ekonomi Islam dengan menggunakan pola bagi

hasil profit and loss sharing.

Page 109: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

2. Kerjasama antara pemilik dengan penggarap, dengan ketentuan pemilik hanya

menyediakan lahan saja. Pengelolaan dan seluruh biaya diserahkan

sepenuhnya kepada penggarap.

Bentuk kerjasama yang menggunakan bagi hasil seperti ini hukumnya sah.

Hal ini disesuaikan dengan akad muzaraah yang sah menurut Abu yusuf dan

Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani dengan salah satu pernyataannnyayang

dikutif oleh Afzalurrahman bahwa apabila pemilik lahan hanya menyediakan

lahan, sedangkan petani meyediakan bibit, alat, dan keahlian kerja maka

muzaraah dianggap sah.79

Kerjasama yang dilakukanpun berdasarkan asas-

asas di atas.

Kedua belah pihak menyetujui bahwa pemilik lahan akan memperoleh bagian

tertentu dari hasil panen sesuai kesepakatan, yang berarti bahwa kerjasama

memiliki asas antaharodhin minkum. Pola bagi hasil yang digunakan adalah

profit and loss sharing. Dan ini sudah sesuai dengan konsep bagi hasil dalam

ekonomi Islam.

3. Kerjasama antara pemilik dan penggarap, di mana keduanya sama-sama

memberikan porsi modal (biaya-biaya) dan keahlian. Dengan ketentuan bagi

hasil sesuai dengan kesepakatan.

79 Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1996),

jilid ke-4, h. 114

Page 110: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Dalam bentuk kerjasama ini, pemilik dan penggarap memiliki porsi masing-

masing. Dan akad yang sesuai dengan cara ini adalah syirkah ‘inan, di mana

porsi masing-masing pihak, baik dalam lahan, dana maupun kerja atau bagi

hasil berbeda sesuai dengan kesepakatan. Para ulama fiqh bersepakat bahwa

bentuk perserikatan seperti ini adalah boleh.

Pada kerjasama semacam inipun para pihak mengerti akan hak dan kewajiban

masing-masing. Kedua belah pihak melakukan kerjasama dengan

menggunkan asas-asas yang terdapat dalam konsep ekonomi Islam. Pola bagi

hasil yang digunakan adalah profit and loss sharing. Maka dengan demikian,

kerjasama bentuk ketiga ini sudah sesuai dengan konsep bagi hasil dalam

ekonomi Islam.

Keempat sistem lainnya yaitu sistem sewa tanah, sistem buruh tani,

sistem gadai dan sistem pribadi tidak sesuai/relevan dengan konsep bagi hasil

dalam ekonomi Islam, karena pada sistem-sistem ini tidak terdapat pola bagi

hasil di dalamnya. Tapi penulis mencoba sedikit menjelaskan apakah keempat

sistem ini boleh dilakukan dalam usaha perikanan air tawar. Karena

bagaimanapun keempat sistem ini dipakai oleh masyarakat.

Muhammad Syafi’i Antonio dalam bukunya “Bank Syariah Bagi

Bankir dan Praktisi Keuangan” menjelaskan bahwa ijaroh (sewa) adalah akad

pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa,

Page 111: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

tanpa diikuti dalam pemindahan kepemilikan atas barang tersebut.80

Dari

penjelasan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa akad sewa yang terjadi dalam

sektor perikanan air tawar di Desa Selajambe sudah sesuai dengan hukum

ekonomi Islam. Karena, dalam akad sewa hanya bersifat pemindahan hak atas

pengelolaannya/pemanfaatannya bukan pemindahan atas pemilikan.

Kemudian, sistem gadai, sistem buruh dan sistem pribadi dilakukan

juga oleh masayarakat Desa Selajambe dengan mengikuti ketentuan yang

berlaku. Dengan cara apapun usaha ini dilakukan, masyarakat cenderung

mengikuti pengalaman yang diwariskan secara turun temurun.

Di Desa Selajambe, sistem yang paling banyak digunakan adalah

sistem pribadi. Pemilikan tanah yang sedikit merupakan alasan mereka untuk

menggarapnya sendiri.

Untuk kerjasama usaha pada sektor perikanan air tawar yang

menggunakan bagi hasil, walaupun masih bertahan tetapi terlihat cenderung

menurun bila dibandingkan dengan sistem yang lain. Hal itu dikarenakan luas

lahan yang cukup kecil sehingga masih bisa untuk digarap sendiri. Hanya

orang-orang yang memiliki kesibukan lain yang masih menggunakan sistem

bagi hasil. Bahkan menurut Bapak Afandi (pemilik sekaligus penggarap)

mengatakan bahwa ‘masyarakat belum mengerti betul tentang bagi hasil.

Maka harus ada penyuluhan yang membahas tentang sistem bagi hasil” .

80 Muhammad Syafi’i Antonio, BANK SYARI’AH bagi Bankir dan Praktisi Keuangan,

(Jakarta: Tazkia Institut. 1999), h.181

Page 112: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

E. Persepsi Petani Ikan (Penggarap) tentang Sistem Kerjasama dengan Pola

Bagi Hasil yang Digunakan

Sistem kerjasama antara pemilik lahan dengan penggarap yang

menggunakan pola bagi hasil sudah berlangsung sejak lama. Walaupun sistem

yang dilakukan masyarakat masih sangat sederhana dan belum mendominasi

sistem perikanan air tawar di Desa Selajambe, tetapi masih ada masyarakat yang

mempertahankan tradisi bagi hasil ini.

Dari 14 indikator yang digunkan untuk memahami persepsi petani

ikan/penggarap terhadap pola bagi hasil, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.20

Persepsi Petani Ikan/Penggarap Terhadap Kerjasama pada Sektor Perikanan

Air Tawar yang Menggunakan Sistem Bagi Hasil

No. Keterangan Ya Tidak Total

1. Anda merasa nyaman dalam bekerja 30 - 30

2. Pendapatan perbulan mencukupi 30 - 30

3. Tabungan menjadi bertambah 5 25 30

4. Anda merasa mendapatkan perlakuan adil

dalam usaha

30 - 30

5. Anda merasa jika laba besar, maka

pendapatan juga besar

30 - 30

6. Anda dapat mengmbangkan seluruh

kemampuan yang dimiliki

30 - 30

7. Hubungan sesama mitra baik 30 - 30

8. Suasana kerja yang menyenagkan 30 - 30

9. Adanya kejelasan antara hak dan kewajiban

masing-masing pelaku kerjasama

30 - 30

10. Pemilik lahan terbuka dalam melaporkan

hasil usaha

30 - 30

11. Adanya perjanjian tertulis 1 29 30

12. Hubungan anda dengan pemilik lahan 30 - 30

Page 113: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

berjalan dengan baik

13. Lingkungan usaha dengan pola bagi hasil

mendorong anda untuk berinovasi-

30 - 30

14. Anda mengetahui bahwa kerjasama yang

dilakukan sesuai dengan syariat atau

konsep ekonomi Islam

30 - 30

Sumber: data diolah berdasarkan kusioner

Satu-satunya indikator yang paling sedikit jawaban (ya) adalah adanya

perjajian tertulis. Dalam hai ini, responden yang menjawab bahwa adanya

perjajian tertulis pada kerjasama usaha perikanan air tawar yaitu hanya 1

orang saja, sedangkan 29 orang responden menjawab bahwa dalam kerjasama

tidak ada perjanjian tertulis. Hal ini didasarkan pada adanya kepercayaan yang

menjadi tali pengikat dalam kerjasama tersebut sehingga dimungkinkan

terwujudnya transparansi dalam pengelolaan usaha dan dalam melaporkan

hasil usaha. Kedua belah pihak yaitu pemilik dan penggarap masih

memandang hubungan ini sebagai hubungan kekeluargaan bukan hubungan

yang bersifat perusahaan. Walaupun demikian, namun kedudukan penggarap

biasanya tidak menjadi pihak yang lemah.

Pernyatan tersebut didukung oleh indikator nomor 4,5,6,7,8,9,10, dan

12 bahwa seluruh responden menjawab ya. Responden mangatakan bahwa

mereka merasa mendapatkan perlakuan adil dalam usaha; jika laba besar,

maka pendapatan juga besar; hubungan sesama mitra baik; suasana kerja yang

menyenagkan; adanya kejelasan antara hak dan kewajiban; masing-masing

Page 114: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

pelaku kerjasama; hubungan penggarap dengan pemilik lahan berjalan dengan

baik.

Suatu kenyataan bahwa hampir seluruh responden menyatakan

ketidakmampuannya dalam meningkatkan jumlah tabungan. Hanya 5 orang

responden yang bisa menabung. Hal itu disebabkan oleh kemungkinan seluruh

penghasilan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Meskipun demikian pola bagi hasil ini bagaimanapun lebih menguntungkan

bagi pemilik lahan dan penggarap bila dibandingkan dengan pola hubungan

buruh dan majikan pada sektor industri misalnya.

Selanjutnya, seluruh responden menyatakan bahwa mereka

menganggap bahwa kerjasama yang menggunakan pola bagi hasil ini sudah

sesuai dengan syariat Islam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bpk KH.

Muhyidin Baesuni seorang tokoh agama (Kiayi) di Desa Selajambe bahwa

“masyarakat memahami fiqih (ekonomi Islam). Karna seluruh masyarakat

selajambe adalah muslim. Selain itu, kondisi geografis Selajambe yang

mayoritas penduduknya berada pada lingkungan pesantren”.81

Oleh karena itu, masyarakat masih mempertahankan pola bagi hasil

walaupun sistem ini belum mendominasi usaha pada sektor perikanan di Desa

Selajambe.

81 Wawancara pribadi dengan Bpk. KH. Muhyidin Baesuni (Tokoh Pemuka Agama), 12

November 2008

Page 115: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam penghujian terhadap variabel dependen yaitu tingkat pendapatan

petani, berdasarkan uji F Statistik sebesar 50,176 dengan tingkat signifikansi

0,000 lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat

diketahui bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel independen yaitu lahan dan modal terhadap tingkat pendapatan

petani. Berdasarkan uji t, dapat diketahui bahwa variabel lahan secara parsial

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pendapatan

petani dengan nilai signifikan 0,057 > 0,05, sedangkan variabel modal secara

parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pendapatan

petani dengan nilai signifikan 0,028 < 0,05.

2. Berdasarkan uji koefisien korelasi dan regresi, pada variabel lahan dan modal

terdapat hubungan positif dengan tingkat pendapatan petani. Hubungan ini

sesuai dengan hasil uji koefisien korelasi dan regresi di mana variabel lahan

dan modal terdapat hubungan positif dengan tingkat pendapatan petani.

3. Berdasarkan pengujian determinasi menunjukkan koefisien determinasi (R

Square) adalah sebesar 0,788atau 78,8%, yang berarti bahwa 78,8% tingkat

pendapatan petani dapat dijelaskan oleh lahan, dan modal, selebihnya 21,2%

dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam

Page 116: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

penelitian ini. Hal tersebut juga menunjukkan kemampuan variable-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen mempunyai korelasi yang

cukup kuat.

4. Kerjasama sektor perikanan air tawar yang menggunakan bahi hasil telah

memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Bagi petani, sesuai dengan

hasil uji F dan uji t, uji koefisien korelasi dan regresi dan uji determinasi.

Sedangkan bagi pemilik lahan kejasama ini menguntungkan dilihat dari porsi

bagi hasil yang cukup besar.

5. Terdapat lima sistem usaha perikanan air tawar di Desa Selajambe yaitu:

a. kerjasama usaha pemilik dengan penggarap dengan memiliki 3 cara,

yakni: (1) kerjasama antara pemilik dengan penggarap, dengan ketentuan

seluruh biaya ditanggung oleh pemilik. Petani ikan hanya mengelola saja,

(2) kerjasama antara pemilik dengan penggarap, dengan ketentuan

pemilik hanya menyediakan lahan saja. Pengelolaan dan seluruh biaya

diserahkan sepenuhnya kepada penggarap, (3) kerjasama antara pemilik

dan penggarap, di mana keduanya sama-sama memberikan porsi modal

(biaya-biaya) dan keahlian.

b. sistem sewa tanah

c. sistem buruh tani

d. sistem gadai

e. sistem Pribadi

Page 117: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Dari kelima sistem di atas yang paling sesuai dengan kerjasama yang berbasis

bagi hasil dalam konsep ekonomi Islam adalah sistem yang pertama dengan

tiga caranya. Sedangkan empat sistem yang lainnya tidak sesuai dengan

konsep kerjasama yang menggunakan sistem bagi hasil. Akan tetapi secara

garis besarnya keempat sistem tersebut sudah sesuai dengan sistem usaha

dalam Ekonomi Islam.

6. Seluruh persepsi masyarakat menyatakan bahwa kerjasama telah sesuai

dengan ekonomi Islam. Pola bagi hasil ini juga dinilai baik oleh petani karena

pola ini mensyaratkan adanya keadilan dan transparansi dalam pengelolaan

usaha.

B. Saran

1. Karena sistem bagi hasil ini menguntungkan bagi masyarakat Desa selajambe,

maka perlu dipertahankan. Bahkan perlu adanya sosialisasi yang meyeluruh,

karena sistem bagi hasil cenderung terus menurun.

2. Mengingat daerah Desa Selajambe sangat potensial untuk usaha perikanan,

sebaiknya budi daya perikanan air tawar ini lebih dikembangkan lagi dengan

cara dibentuk suatu lembaga keuangan yang diperuntukkan khusus untuk para

usahawan yang kekurangan dana.

3. Kepada Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi, diharapkan lebih aktif lagi

berperan dalam membudidayakan ikan air tawar ini. Sehingga ikan menjadi

devisa yang besar bagi kabupaten Sukabumi. Terlebih untuk tingkat nasional.

Page 118: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim

Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1996,

jilid ke-4

Al-Madani, Syaikh Muhammad, Masyarakat Ideal, dalam Perspektif Surah An-

Nisaa, Jakarta: Pustaka Azzam, 2002

Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syari’ah Wacana Ulama dan Cendikiawan,

Jakarta: Tazkia Institut, 1999

----------Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: gema Insani, 2001

----------BANK SYARI’AH bagi Bankir dan Praktisi Keuangan , Jakarta: Tazkia

Institut. 1999

Arsip Data Desa Selajambe, “Profil Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten

Sukabumi”

Az-Zuhayli, Wahbah, Al-fiqh al-Islami wa Adillatuh, Beirut-Lubnan: Daar al-Fikr,

1409 H/1984 M, juz. IV

Dawud, Abu, Sulaiman bin al-Asy’ab as-Sajstaani, Sunan Abu Dawud, Beirut-

Libanon: Daar al-Fikr, 1994, juz 3

Haroen, Nasrun, Fiqih Muamalah, Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007

Hasan, Iqbal, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002

Hasan, M. Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2004, Cet. kedua

http://www.republika.co.id

Ismail al-Kahlani as-San’ani, Al-Imam Muhammad Ibnu, Subul as-Salaam, Mesir:

1054, juz: III

Jusmaliani, Aktivitas Ekonomi Berbasis Bagi Hasil: Teori dan Kenyataan Empiris,

Jakarta: Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, 2005, Buku I

Page 119: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Lathif, Azharudin, Fiqh Mumalat, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, cet. 1

Mannan, M. Abdul, Ekonomi Islam : Teori dan Praktek (Dasar-dasar Ekonomi

Islam), Jakarta : PT. Intermasa, 1992, Edisi I

Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 230

Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, Yogyakarta:

Krapyak Press, 1996, Cet. ke-II

Noor, HenryFaizal, Ekonomi Menajerial, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Bahasa

Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Edisi ketiga

Pontjowinoto, Iwan P, Hubungan Usaha Menurut Syariah, browse: www.fossei.org

Qardhawi, Yusuf, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta : Gema Insani Press,

1997,

------------Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam, Jakarta : Robbani

Press, 1997, Cet. Pertama

Raharjo, M. Dawam, Islam dan Informasi sosial Ekonomi, Jakarta : Lembaga Studi

Agama dan Filsafat, Cet. ke-1

Rasyid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung : CV Sinar Baru, 1998, Cet. ke-21

Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah, Kairo: Maktabah al-Khidmat al-Haditsah, 1407 H,

1986 M, Jilid tiga

Santoso, Singgih, Modul Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik, Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo, 2005

Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia, Jakarta: PT. Temprint, 1999

Soekartawi, Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Fungsi Cobb Douglas,

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003

Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007

Page 120: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,

Yogyakarta: Gajah Mada University, 2004

Sukirno, Sadono, Mikroekonomi, Teori Pengantar, Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada,2006, edisi ketiga

Syafe’i, Rachmat, Fiqih Muamalah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2004, edisi ke-2

Taimiyah, Ibnu, al-Qawaa’id al-Nuraaniyyah al-Fiqhiyah, Lahore-Pakistan: Idarah

Tarjumah al-Sunnah, tth

Thoha, Mahmud, Aktivitas Ekonomi Berbasis Bagi Hasil: Dalam Sektor Primer,

Jakarta: Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, 2005, Buku 2

Tim Kerja di bawah Pimpinan Tridoyo Kusumastanto, Naskah Akademik Tentang

Bagi Hasil Perikanan, Jakarta:Badan Pembinaan Hukum Nasional

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2007

Wawancara pribadi dengan Dahlan, (Pemilik Lahan Ikan), 14 November 2008

Wawancara Pribadi dengan Duduh Durrahman (Kepala Desa Selajambe), Sukabumi,

13 November 2008

Wawancara pribadi dengan Jamal, (Penggarap Ikan), 15 November 2008

Wawancara pribadi dengan KH. Muhyidin Baesuni (Tokoh Pemuka Agama), 12

November 2008

Wawancara pribadi dengan Taufiq, (Pemilik Lahan Ikan), 11 November 2008

Wawancara pribadi dengan Uje, (Penggarap Ikan), 12 November 2008

Wawancara Pribadi dengan Wahyu Hartono (Penyuluh Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan), Sukabumi, 15 November 2008

www.mail-archive.com

Ya’kub, Hamzah, Etos Kerja Islami, Petunjuk Pekerjaan yang Halal dan Haram,

Jakarta : CV Pedoman Ilmu Jaya, 1992, Cet. Pertama

Ya’kub, Hamzah, Etos Kerja Islami, Petunjuk Pekerjaan yang Halal dan Haram,

Jakarta : CV Pedoman Ilmu Jaya, 1992, Cet. Pertama

Page 121: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Tabel Penelitian

Kerjasama Sektor Perikanan Air Tawar dengan Sisitem Bagi Hasil

di Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi

Lahan

(Ha) TC = Modal (Rp) Total Revenue Total Return

Porsi Bagi Hasil

(%) Porsi Bagi Hasil (Rp)

NO (X1) (X2) (Rp) TCTR −=π Petani Pemilik Petani (Y) Pemilik

1 0,04 600.000 900.000 300.000 40 60 120.000 180.000

2 0,08 1.200.000 2.500.000 1.300.000 10 90 130.000 1.170.000

3 1 5.500.000 10.000.000 4.500.000 20 80 900.000 3.600.000

4 0,5 2.750.000 5.000.000 2.250.000 40 60 900.000 1.350.000

5 0,3 1.150.000 2.500.000 1.350.000 20 80 270.000 1.080.000

6 1 6.960.000 12.000.000 5.040.000 30 70 1.512.000 3.528.000

7 0,35 3.300.000 6.000.000 2.700.000 20 80 540.000 2.160.000

8 1 5.500.000 10.000.000 4.500.000 20 80 900.000 3.600.000

9 0,5 4.120.000 7.000.000 2.880.000 20 80 576.000 2.304.000

10 0,3 1.130.000 2.300.000 1.170.000 50 50 585.000 585.000

11 0,5 2.750.000 5.000.000 4.500.000 25 75 1.125.000 3.375.000

12 0,15 681.000 1.500.000 810.000 50 50 405.000 405.000

13 1,2 8.820.000 18.000.000 9.180.000 10 90 918.000 8.262.000

14 0,08 1.200.000 2.500.000 1.300.000 20 80 260.000 1.040.000

15 1 5.500.000 10.000.000 4.500.000 20 80 900.000 3.600.000

16 1,5 8.250.000 15.000.000 6.750.000 20 80 1.350.000 5.400.000

17 0,13 300.000 1.000.000 700.000 20 80 140.000 560.000

18 0,3 800.000 2.000.000 1.200.000 40 60 480.000 720.000

19 1,5 8.350.000 16.000.000 7.650.000 30 70 2.295.000 5.355.000

20 0,5 2.750.000 5.000.000 2.250.000 40 60 900.000 1.350.000

21 0,33 1.640.000 3.600.000 2.160.000 20 80 432.000 1.728.000

22 1 6.720.000 15.000.000 8.280.000 10 90 828.000 7.452.000

23 0,5 2.750.000 5.000.000 2.250.000 20 80 450.000 1.800.000

24 2 11.440.000 20.000.000 8.560.000 20 80 1.712.000 6.848.000

Page 122: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

25 1,5 7.500.000 15.500.000 7.200.000 15 85 1.080.000 6.120.000

26 0,8 4.450.000 8.500.000 4.050.000 40 60 1.620.000 2.430.000

27 0,17 2.000.000 4.000.000 2.000.000 40 60 800.000 1.200.000

28 0,09 460.000 700.000 140.000 50 50 70.000 70.000

29 0,1 500.000 650.000 150.000 50 50 75.000 75.000

30 0,22 800.000 1.000.000 200.000 50 50 100.000 100.000

Page 123: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

HASIL PRINT OUT SPSS AWAL

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 2.5033E5 1.9359E6 7.4577E5 4.58600E5 30

Std. Predicted Value -1.080 2.595 .000 1.000 30

Standard Error of Predicted

Value 6.268E4 1.771E5 9.698E4 28962.953 30

Adjusted Predicted Value 2.6143E5 2.0174E6 7.5409E5 4.73555E5 30

Residual -3.91293E5 7.98655E5 .00000 3.08404E5 30

Std. Residual -1.224 2.499 .000 .965 30

Stud. Residual -1.440 2.685 -.012 1.025 30

Deleted Residual -5.52812E5 9.22159E5 -8.32822E3 3.49421E5 30

Stud. Deleted Residual -1.470 3.078 .013 1.085 30

Mahal. Distance .149 7.936 1.933 1.879 30

Cook's Distance .000 .372 .047 .089 30

Centered Leverage Value .005 .274 .067 .065 30

a. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

Page 124: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

TINGKAT PENDAPATAN

PETANI (Rp) 7.4577E5 5.52655E5 30

LAHAN (Ha) .6213 .53009 30

MODAL (Rp) 3.6624E6 3.09284E6 30

Correlations

TINGKAT

PENDAPATAN

PETANI (Rp) LAHAN (Ha) MODAL (Rp)

TINGKAT PENDAPATAN

PETANI (Rp) 1.000 .829 .815

LAHAN (Ha) .829 1.000 .972

Pearson Correlation

MODAL (Rp) .815 .972 1.000

Sig. (1-tailed) TINGKAT PENDAPATAN

PETANI (Rp) . .000 .000

Page 125: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

LAHAN (Ha) .000 . .000

MODAL (Rp) .000 .000 .

TINGKAT PENDAPATAN

PETANI (Rp) 30 30 30

LAHAN (Ha) 30 30 30

N

MODAL (Rp) 30 30 30

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 MODAL (Rp),

LAHAN (Ha)a

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN

PETANI (Rp)

ANOVAb

Page 126: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 6.099E12 2 3.050E12 29.851 .000a

Residual 2.758E12 27 1.022E11

1

Total 8.857E12 29

a. Predictors: (Constant), MODAL (Rp), LAHAN (Ha)

b. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

Model Summaryb

Change Statistics

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson

1 .830a .689 .666 3.19623E5 .689 29.851 2 27 .000 1.614

a. Predictors: (Constant), MODAL (Rp), LAHAN (Ha)

b. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

Page 127: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients 95% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta T Sig. Lower Bound Upper Bound

Zero-

order Partial Part Tolerance VIF

(Constant) 204763.952 91501.278

2.238 .034 17018.838 392509.066

LAHAN (Ha) 696987.433 479739.675 .669 1.453 .158 -287357.071 1681331.938 .829 .269 .156 .054 18.359

1

MODAL (Rp) .029 .082 .165 .358 .723 -.139 .198 .815 .069 .038 .054 18.359

a. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

Coefficient Correlationsa

Model MODAL (Rp) LAHAN (Ha)

MODAL (Rp) 1.000 -.972 Correlations

LAHAN (Ha) -.972 1.000

MODAL (Rp) .007 -38356.844

1

Covariances

LAHAN (Ha) -38356.844 2.302E11

Page 128: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Coefficient Correlationsa

Model MODAL (Rp) LAHAN (Ha)

MODAL (Rp) 1.000 -.972 Correlations

LAHAN (Ha) -.972 1.000

MODAL (Rp) .007 -38356.844

1

Covariances

LAHAN (Ha) -38356.844 2.302E11

a. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

Page 129: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI
Page 130: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI
Page 131: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI
Page 132: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI
Page 133: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

HASIL PRINT OUT SPSS DENGAN LOG

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 11.6382 14.5157 13.1628 .86704 30

Std. Predicted Value -1.758 1.560 .000 1.000 30

Standard Error of Predicted Value .088 .248 .141 .044 30

Adjusted Predicted Value 11.6157 14.5373 13.1644 .86896 30

Residual -.92089 .83763 .00000 .44974 30

Std. Residual -1.976 1.797 .000 .965 30

Stud. Residual -2.082 1.916 -.002 1.016 30

Deleted Residual -1.02230 .95257 -.00153 .49934 30

Stud. Deleted Residual -2.230 2.023 -.001 1.042 30

Mahal. Distance .059 7.252 1.933 1.953 30

Cook's Distance .000 .168 .037 .049 30

Page 134: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Centered Leverage Value .002 .250 .067 .067 30

a. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

TINGKAT PENDAPATAN

PETANI (Rp) 13.1628 .97674 30

LAHAN (Ha) -.9191 1.05394 30

MODAL (Rp) 14.6745 1.03876 30

Correlations

TINGKAT

PENDAPATAN

PETANI (Rp) LAHAN (Ha) MODAL (Rp)

Pearson Correlation TINGKAT PENDAPATAN

PETANI (Rp) 1.000 .864 .870

Page 135: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

LAHAN (Ha) .864 1.000 .908

MODAL (Rp) .870 .908 1.000

TINGKAT PENDAPATAN

PETANI (Rp) . .000 .000

LAHAN (Ha) .000 . .000

Sig. (1-tailed)

MODAL (Rp) .000 .000 .

TINGKAT PENDAPATAN

PETANI (Rp) 30 30 30

LAHAN (Ha) 30 30 30

N

MODAL (Rp) 30 30 30

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 MODAL (Rp), LAHAN

(Ha)a

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

Page 136: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 21.801 2 10.901 50.176 .000a

Residual 5.866 27 .217

1

Total 27.667 29

a. Predictors: (Constant), MODAL (Rp), LAHAN (Ha)

b. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

Model Summaryb

Change Statistics

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

Durbin-

Watson

1 .888a .788 .772 .46610 .788 50.176 2 27 .000 1.341

a. Predictors: (Constant), MODAL (Rp), LAHAN (Ha)

b. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

Page 137: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

95% Confidence

Interval for B Correlations Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig.

Lower

Bound

Upper

Bound

Zero-

order Partial Part Tolerance VIF

(Constant) 6.774 3.080 2.200 .037 .455 13.093

LAHAN (Ha) .389 .196 .420 1.988 .057 -.012 .791 .864 .357 .176 .176 5.681

1

MODAL (Rp) .460 .199 .489 2.315 .028 .052 .867 .870 .407 .205 .176 5.681

a. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI

(Rp)

Coefficient Correlationsa

Model MODAL (Rp) LAHAN (Ha)

MODAL (Rp) 1.000 -.908 1 Correlations

LAHAN (Ha) -.908 1.000

Page 138: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

MODAL (Rp) .039 -.035 Covariances

LAHAN (Ha) -.035 .038

a. Dependent Variable: TINGKAT PENDAPATAN PETANI (Rp)

Page 139: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI
Page 140: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI
Page 141: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI
Page 142: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

ALAMAT KANTOR : JLN, SELAJAMBE NO. 462 PANYINDANGAN TELP (0266) 238645

Nomor : 532/11/Pem-2008 Selajambe, 14 November 2008

Lamp : -

Hal : Surat Rekomendasi

Saya sebagai Kepala Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi menerangkan bahwa:

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

KECAMATAN CISAAT

KANTOR KEPALA DESA SELAJAMBE

Page 143: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Nama : Fidah Kartika

NIM : 104046101613

Alamat : Jl. Mercedes Benz Desa Cicadas RT 01/03

Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor 16964

Adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyelesaikan skripsi.

dengan ini, maka saya memberikan izin untuk melakukan penelitian di desa Selajambe guna melengkapi bahan/data yang

berkaitan dengan penulisan/pembahasan Topik/Judul skripsi : Kerjasama Sektor Perikanan Air Tawar dalam Perspektif

Ekonomi Islam.

Demikianlah surat ini saya buat agar bisa digunakana sebagaimana mestinya.

Kepala Desa Selajambe

(Duduh Durahman)

SURAT KETERANGAN WAWANCARA

Saya sebagai Kepala Dusun Selaawi, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi menerangkan bahwa:

Page 144: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Nama : Fidah Kartika

NIM : 104046101613

Alamat : Jl. Mercedez Benz Desa Cicadas RT 01/03

Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor 16964

Adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyelesaikan

skripsi. Dengan ini, maka saya memberikan izin untuk melakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait di Dusun Selaawi

guna melengkapi bahan/data yang berkaitan dengan penulisan/pembahasan topik/judul skripsi: Kerjasama Sektor

Perikanan Air Tawar dalam Perspektif Ekonomi Islam.

Demikianlah surat ini saya buat agar bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Sukabumi, 14 November 2008

Endang Supriyatna

(Kepala Dusun Selaawi)

Page 145: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

SURAT KETERANGAN WAWANCARA

Saya sebagai Kepala Dusun Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi menerangkan bahwa:

Nama : Fidah Kartika

NIM : 104046101613

Alamat : Jl. Mercedez Benz Desa Cicadas RT 01/03

Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor 16964

Adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyelesaikan

skripsi. Dengan ini, maka saya memberikan izin untuk melakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait di Dusun

Selajambe guna melengkapi bahan/data yang berkaitan dengan penulisan/pembahasan topik/judul skripsi: Kerjasama

Sektor Perikanan Air Tawar dalam Perspektif Ekonomi Islam.

Demikianlah surat ini saya buat agar bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Page 146: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Sukabumi, 14 November 2008

Asep Jalis

(Kepala Dusun Selajambe)

SURAT KETERANGAN WAWANCARA

Saya sebagai Kepala Dusun Panyindangan, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi menerangkan bahwa:

Nama : Fidah Kartika

NIM : 104046101613

Alamat : Jl. Mercedez Benz Desa Cicadas RT 01/03

Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor 16964

Page 147: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyelesaikan

skripsi. Dengan ini, maka saya memberikan izin untuk melakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait di Dusun

Panyindangan guna melengkapi bahan/data yang berkaitan dengan penulisan/pembahasan topik/judul skripsi: Kerjasama

Sektor Perikanan Air Tawar dalam Perspektif Ekonomi Islam.

Demikianlah surat ini saya buat agar bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Sukabumi, 14 November 2008

Aep Saepudin

(Kepala Dusun Panyindangan)

Page 148: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

PEDOMAN WAWANCARA

Dengan Pemilik Lahan: …………….

LATAR BELAKANG KERJASAMA

1. Bagaimana tingkat kesuburan tanah anda untuk usaha perikanan air tawar ini?

2. Kenapa anda tidak menggarapnya sendiri?

3. Apa hubungan anda dengan petani ikan / pengelola lahan anda?

4. Lahan yang dimiliki disewakan kepada berapa orang untuk dikelola?

AKAD YANG DILAKUKAN

1. Apakah anda menyediakan bibit, pakan ikan dan alat-alat perikanan?

2. Siapa yang menanggung biaya-biaya operasional (dari mulai pembenihana sampai panen)?

3. Ada berapa macam kerjasama yang dilakukan oleh masyarakat pada sektor perikanan air tawar ini,coba sebutkan!

4. kerjasama seperti apa yang anda gunakan dalam kerjasama ini?

5. Jika jawaban adalah sistem bagi hasil

Bagaimana kesepakatan antara pemilik lahan dengan pengelola (tentang nisbah/porsi)?

6. Apakah anda menentukan jenis ikan apa saja yanga akan dibudidayakan?

7. Apakah kelompok tani ikan ikut berpartisipasi dalam kerjasama ini?

KEUNTUNGAN

1. Berapa kali anda panen/membedah dalam setahun?

2. Berapa rata-rata hasil panen anda? (alat ukur / satuannya: ekor, pikulan, wadah)

3. Jika menggunakan sistem bagi hasil.

Page 149: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Bagaimana cara membagi keuntungan dengan penggarap?apakah keuntungan bersih setelah dikurangi biaya-biaya?

PEDOMAN WAWANCARA

Dengan Pengelola (Petani Ikan): …………….

LATAR BELAKANG KERJASAMA

1. Dari mana anda memiliki keahlian mengelola ikan (membudidayakan ikan)?

2. Apakah anda memiliki pekerjaan lain selain menjadi penggarap ikan?

3. Sudah berapa lama anda bekerjasama dalam bidang ini?

4. Apa hubungan anda dengan pemilik lahan?

AKAD YANG DILAKUKAN

1. Siapa yang menyediakan bibit, dan alat-alat lainnya?

Page 150: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

2. Apakah pemilik lahan ikut serta dalam kerjasama ini?

3. bagaimna proses pengairannya?

4. Jika dalam kegiatan operasional anda kekurangan biaya, dengan cara apa anda mengatasinya?

5. berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pembudidayaan ikan ini sampai panen?

6. Jika lahan garapan anda terkena masalah (misalnya: terserang racun karna kandungan air yang kurang bagus sehingga

bisa mengakibatkan ancaman gagal panen), siapa yang harus bertanggung jawab atas biaya-biayanya?

7. Apakah ada bantuan dari pemerintah setempat?

8. apa saja peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan selama kegiatan produksi?

BIAYA-BIAYA

1. Biaya Tetap

a. Biaya sewa lahan?

b. Berapa biaya pajak yang dikeluarkan selama kerjasama berlangsung? (bila perlu)

2. Biaya Tidak Tetap

Berapa biaya yang diperlukan untuk:

• Membeli bibit…………..(Rp)

• Peralatan………………..(Rp)

• Karapan/makanan ikan…(Rp)

• Biaya tenaga kerja……...(Rp)

• Lainnya………………....(Rp)

KEUNTUNGAN

1. Apa yang anda peroleh dari kerjasama yang anda lakukan ini? Barang atau uang?

2. Apakah hasil yang anda peroleh dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari?

3. Apakah masih ada sisa hasil yang bisa anda simpan untuk kebutuhan mendatang?

4. Menurut anda, manakah yang lebih menguntungkan antara paroan lahan (sistem bagi hasil) atau dengan anda

menjadi buruh?

5. Kemana hasil panen anda jual?

Page 151: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

6. Berapa bagian/persentase bagi hasil yang diterima?

PEDOMAN WAWANCARA

Dengan Tokoh Masyarakat: …………….

1. Sudah berapa lama anda menjabat sebagai RT/KADES/Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan

Kehutanan, Kabupaten Sukabumi?

2. sistem / cara apa saja yang banayak berkembang dan digunakan dalam pengelolaan perikanan air tawar ini?kenapa?

3. cara apa yang paling sering dipakai dalam pengerjaan lahan perikanan?

4. jenis ikan apa saja yang paling banyak dibudidayakan di sini?

5. Pakah hasil panen tersebut dijual seluruhnya atau dipakai untuk konsumsi masayarakat?

6. Apakah potensi perikanan air tawar di sini cukup baik?

7. Apakah produksi perikanan di sini terus meningkat dari waktu ke waktu?

8. Apkah banyak dari pemilik lahan yang melakukan kerjasama dengan petani penggarap?

9. Apakah ada program penyuluhan? Jika ya, apakah berjalan lancar setiap periodenya?

10. Bagaimana peran penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah setempat?

11. Apakah masyarakat memahami ajaran tentang fiqh Islam?

12. Apakah lahan usaha perikanan mengurangi tingkat pengangguran di daerah ini?

Page 152: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI
Page 153: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

KUESIONER Persepsi Tentang Sistem Kerjasama Berbasis Bagi Hasil

yang Dilakukan dalam Usaha Perikanan Air Tawar

Di Desa Selajembe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi

A. Data-data Pribadi Nama :

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Anda sebagai : 1. Pemilik Lahan 4. Lain-lain………………..

2. Buruh

3. Petani Ikan (Pengelola)

Agama : 1. Islam 4. Hindu

2. Kristen Katolik 5. Budha

3. Kristen Protestan 6. Konghucu

Pendidikan Terakhir : 1. SD/MI 3. SLTA/Aliyah

2. SLTP/Tsanawiyah 4.Lain-lain……………

Status Menikah : Belum/Sudah Menikah

Umur : …………...Tahun

Satus dalam Keluarga : 1. Kepala Keluarga

2. Istri

3. Anak

4. lain-lain…………

Tanggungan Keluarga : …………..Orang

Page 154: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Lama Berkerja : …………..bulan/tahun

Penghasilan perbulan :

1. < Rp. 250.000 4. Rp. 1.000.001-2.500.000

2. Rp. 250.001-500.000 5. Rp. 2.500.001-5.000.000

3. Rp. 500.001-1.000.000 6. > Rp. 5.000.001

B. Persepsi Tentang Sistem Kerjasama Berbasis Bagi Hasil yang Dilakukan dalam Usaha Perikanan Air Tawar

Pilihlah jawaban yang sesuai menurut anda dengan pilihan jawaban (ya) atau (tidak). Bila jawaban anda (tidak) maka

harus disertai dengan alasan.

1. Anda merasa nyaman dalam bekerja

a. Ya

b. Tidak : Alasan………………………

2. Pendapatan perbulan mencukupi

a. Ya

b. Tidak : Alasan………………………

3. Tabungan menjadi bertambah

a. Ya

b. Tidak : Alasan………………………

4. Anda merasa mendapatkan perlakuan adil dalam usaha

a. Ya

Page 155: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

b. Tidak : Alasan………………………

5. Anda merasa jika laba besar, maka pendapatan juga besar

a. Ya

b. Tidak : Alasan………………………

6. Anda dapat mengembangkan seluruh kemampuan yang dimilki

a. Ya

b. Tidak : Alasan………………………

7. Hubungan sesama mitra baik

a. Ya

b. Tidak : Alasan………………………

8. Suasana kerja yang menyenangkan

a. Ya

b. Tidak : Alasan………………………

9. Adanya kejelasana antara hak dan kewajiban masing-masing pelaku kerjasama

a. Ya

b. Tidak : Alasan………………………

10. Pemilik lahan terbuka dalam melaporkan hasil usaha

a. Ya

b. Tidak : Alasan………………………

11. Adanya perjanjian tertulis

a. Ya

b. Tidak : Alasan………………………

Page 156: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

12. Hubungan anda dengan pemilik lahan berjalan dengan baik

a. Ya

b. Tidak : Alasan………………………

13. Lingkungan usaha dengan pola bagi hasi di perikanan air tawar mendorong berinovasi

a. Ya

b. Tidak : Alasan……………………

14. Anda mengetahui bahwa kerjasama yang dilakukan sesuai dengan syariat atau konsep ekonomi Islam

a. Ya

b. Tidak : Alasan………………………

Page 157: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Jumat, 21 Oktober 2005

Syirkah

Perserikatan dagang. Secara etimologi, syirkah berarti percampuran antara satu harta dan harta lainnya sehingga sulit dibedakan.

Dalam fikih, syirkah termasuk salah satu bentuk kerjasama dagang dengan syarat dan rukun tertentu. Syirkah dimaksudkan untuk

menunjukkan sikap tolong menolong yang saling menguntungkan.

Terdapat beberapa definisi yang dikemukakan ahli fikih tentang syirkah. Ulama mazhab Maliki berpendapat, syirkah adalah suatu izin

untuk bertindak hukum bagi dua orang yang bekerja sama terhadap harta mereka. Bagi ulama Mazhab Syafi'i, syirkah adalah adanya

hak bertindak hukum bagi dua orang atau lebih pada sesuatu yang disepakatinya.

Menurut Mazhab Hanafi, syirkah adalah akad yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerjasama dalam modal dan keuntungan.

Page 158: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Sekalipun definisi yang dikemukakan para ulama itu secara redaksional berbeda, pada dasarnya definisi-definisi mereka mempunyai

esensi yang sama, yaitu ikatan kerjasama yang dilakukan dua orang atau lebih dalam perdagangan. Apabila akad syirkah telah

disepakati, maka semua pihak berhak bertindak hukum dan mendapat keuntungan terhadap harta serikat itu.

http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=218137&kat_id=105&kat_id1=147

MMMeeennngggeeennnaaalll KKKeeemmmiiittt rrraaaaaannn IIIssslllaaammmiii (((bbbaaaggg 111---333)))

Ibun

Fri, 02 Jun 2006 05:53:17 -0700

Page 159: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Subject: Mengenal Kemitraan Islami (Bag.1)

A. KEMITRAAN SEBAGAI ALTERNATIF PERMODALAN USAHA

Pembangunan Ekonomi harus mampu mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh

masyarakat berdasarkan azas demokrasi, kebersamaan, dan kekeluargaan yang

melekat, serta mampu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua

pelaku ekonomi untuk berperan sesuai dengan bidang usaha masing-masing.

Untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, dibutuhkan sebuah

bentuk kemitraan yang diartikan sebagai kerjasama pihak yang mempunyai modal

dengan pihak yang mempunyai keahlian atau peluang usaha dengan memperhatikan

prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan

Esensi kemitraan jika ditinjau dari sudut pandang tujuan perlindungan

usaha adalah agar kesempatan usaha yang ada dapat dimanfaatkan pula oleh

yang tidak mempunyai modal tetapi punya keahlian untuk memumuk jiwa

wirausaha, bersama-sama dengan pengusaha yang telah diakui keberadaannya.

Pada dasarnya kemitraan secara alamiah akan mencapai tujuannya jika

kaidah saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan dapat

dipertahankan dan dijadikan komitmen dasar yang kuat di antara para pelaku

kemitraan.[1] Implementasi kemitraan yang berhasil harus bertumpu kepada

persaingan sehat dan mencegah terjadinya penyalahgunaan posisi dominan dalam

Page 160: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

persekutuan untuk menghindari persaingan.

Alternatif kemitraan dalam pengembangan usaha kecil dan mikro bukan

dimaksudkan untuk memanjakan atau pemihakan yang berlebihan , tetapi justru

upaya untuk peningkatan kemandirian pengusaha kecil dan mikro sebagai pilar

dalam pembangunan ekonomi kerakyatan. Strategi peningkatan skala usaha dan

akses permodalan dengan penyaluran kredit program, jika tidak dilakukan

dengan konsep kemitraan sebagaimana mestinya, pada akhirnya malah akan

menyisakan masalah kredibilitas tersendiri.

Dalam konsep kemitraan semua pihak harus menjadi stake holders dan berada

dalam derajat subyek-subyek bukan subyek-obyek, sehingga pola yang

dijalankan harus dilandasi dengan prinsip-prinsip partisipatif dan

kolaboratif yang melibatkan seluruh stake holders dalam kemitraan yang

dijalankan.

Sebagaimana teori sosial pengembangan masyarakat yang sedang berkembang

akhir-akhir ini, maka dalam menetapkan suatu program pembangunan ekonomi

harus memperhatikan faktor-faktor yang berkembang dan sesuai dengan situasi

dan kondisi masyarakat, adat, budaya, tradisi, moral dan keyakinan agama

yang dianut oleh masyarakat wilayah itu sendiri.

http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00074.html

Page 161: KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12996/1/FIDAH... · KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI