peran sektor perikanan dalam perekonomian...

93
1 PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT ARTIKEL Oleh: DODY YULI PUTRA 1021206025 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS 2011

Upload: phamliem

Post on 16-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

1

PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN

DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA:

ANALISIS INPUT-OUTPUT

ARTIKEL

Oleh:

DODY YULI PUTRA

1021206025

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ANDALAS

2011

Page 2: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

2

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah dan panjang garis pantai

mencapai 104.000 km (Bakosurtanal, 2006). Total luas laut Indonesia sekitar

3,544 juta km2 (Kelautan dan Perikanan Dalam Angka 2010) atau sekitar 70%

dari wilayah Indonesia. Keadaan tersebut seharusnya meletakan sektor perikanan

menjadi salah satu sektor riil yang potensial di Indonesia.

Potensi ekonomi sumber daya pada sektor perikanan diperkirakan

mencapai US$ 82 miliar per tahun. Potensi tersebut meliputi: potensi perikanan

tangkap sebesar US$ 15,1 miliar per tahun, potensi budidaya laut sebesar US$

46,7 miliar per tahun, potensi peraian umum sebesar US$ 1,1 miliar per tahun,

potensi budidaya tambak sebesar US$ 10 miliar per tahun, potensi budidaya air

tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi kelautan sebesar

US$ 4 miliar per tahun. Selain itu, potens lainnya pun dapat dikelola, seperti

sumber daya yang tidak terbaharukan, sehingga dapat memberikan kontribusi

yang nyata bagi pembangunan Indonesia.

Berdasarkan laporan FAO Year Book 2009, Produksi perikanan tangkap

Indonesia sampai dengan tahun 2007 berada pada peringkat ke-3 dunia dengan

tingkat produksi perikanan tangkap pada periode 2003-2007 mengalami kenaikan

rata-rata produksi sebesar 1,54%. Disamping itu, Indonesia juga merupakan

produsen perikanan budidaya dunia. Sampai dengan tahun 2007 posisi produksi

perikanan budidaya Indonesia di dunia berada pada urutan ke-4 dengan kenaikan

Page 3: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

3

rata-rata produksi pertahun sejak 2003 mencapai 8,79%. Hal ini menyebabkan

Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi penghasil produk perikanan

terbesar dunia, karena terus meningkatnya kontribusi produk perikanan Indonesia

di dunia pada periode 2004-2009.

Menurut Daryanto (2007), sumber daya pada sektor perikanan merupakan

salah satu sumber daya yang penting bagi hajat hidup masyarakat dan memiliki

potensi dijadikan sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi nasional. Hal

ini didasari pada kenyataan bahwa pertama, Indonesia memiliki sumber daya

perikanan yang besar baik ditinjau dari kuantitas maupun diversitas. Kedua,

Industri di sektor perikanan memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya.

Ketiga, Industri perikanan berbasis sumber daya nasional atau dikenal dengan

istilah national resources based industries, dan keempat Indonesia memiliki

keunggulan (comparative advantage) yang tinggi di sektor perikanan sebagimana

dicerminkan dari potensi sumber daya yang ada.

Namun mencermati pembangunan Indonesia selama ini sangatlah ironis

karena secara empiris, dengan potensi yang besar, pembangunan sektor perikanan

kurang mendapatkan perhatian dan selalu diposisikan sebagai pingiran. Hal ini

karena, selama ini strategi pembangunan yang berbasis sumber daya alam lebih

mengutamakan kepada sektor pertanian dan pertambangan. Selain itu penekanan

pembangunan sektor perikanan selama ini lebih bersifat eksploitasi sumber daya

sehingga mengakibatkan penurunan kualitas ekosistem lingkungan dan tidak

memperhatikan nilai tambah ekonomis yang dapat diperoleh dari sektor tersebut.

Kesuksesan negara lain dalam pengembangan sektor perikanan seperti di

Islandia, Norwegia, Thailand, China dan Korea Selatan, yang dalam hal sumber

Page 4: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

4

daya berada di bawah Indonesia, seharunya dapat menjadi pembelajaran. Pada

negara tersebut, sektor perikanan mampu memberikan kontribusi ekonomi yang

besar. Sebagai contoh Islandia dan Norwegia, kontribusi sektor perikanan

terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 60% dan 25%. Keadaan

tersebut jauh berbeda dengan kontribusi sektor perikanan Indonesia terhadap PDB

nasional yang hanya mencapai 2,77% pada tahun 2008.

Tabel 1.1. Produk Domestik Bruto Pertanian, Peternakan, Kehutanan

Dan Perikanan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2009

(miliar rupiah)

Lapangan

Usaha 2004 2005 2006 2007 2008* 2009**

Pertanian,

Peternakan,

Kehutanan dan

Perikanan

329.124,6 364.169,3 433.223,4 541.931,5 716.065,3 858.252,0

a. Tanaman

Bahan

Makanan

165.558,2 181.331,6 214.346,3 265.090,9 349.795,0 418.963,9

b. Tanaman

Perkebunan

49.630,9 56.433,7 63.401,4 81.664,0 105.969,3 112.522,1

c. Peternakan 40.634,7 44.202,9 51.074,7 61.325,2 82.676,4 104.040,0

d. Kehutanan 20.290 22.561,8 30.065,7 36.154,1 40.375,1 44.952,1

e. Perikanan 53.010,8 59.639,3 74.335,3 97.697,3 137.249,5 177.773,9

Produk

Domestik Bruto

2.295.826,2 2.774.281,1 3.339.216,8 3.950.893,2 4.951.356,7 5.613.441,7

% PDB

Perikanan

Terhadap :

- Kelompok

Pertanian

- PDB Total

16,11

2,31

16,38

2,15

17,16

2,23

18,3

2,47

19,18

2,77

20,71

3,17

Sumber : www.bps.go.id

Keterangan: *Angka Sementara; ** Angka Sangat Sementara

Dengan melihat potensi dan kesuksesan negara lain, pembagunan sektor

perikanan harusnya dapat menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang

lebih baik dari pada keadaan sekarang. Adanya kesalahan orientasi pembangunan

dan pengelolaan sumber daya menyebabkan Indonesia belum dapat

Page 5: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

5

mengoptimalkan manfaat dari potensi sumber daya yang ada. Munculnya

kesadaran untuk menjadikan pembangunan berbasis sumberdaya kelautan dan

perikanan sebagai motor pengerak pembangunan nasional, sebagaimana

terimplementasi pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional, sudah merupakan suatu hal yang tepat.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini melihat peran sektor perikanan

dalam perekonomian dan penyerapan tenaga kerja Indonesia dengan pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peran sektor perikanan dan keterkaitan ke depan dan ke

belakang (forward and backward linkage) dalam perekonomian Indonesia.

2. Seberapa besar angka pengganda output, angka pengganda pendapatan

rumah tangga dan angka pengganda lapangan pekerjaan pada sektor

perikanan.

3. Bagaimana dampak permintaan akhir terhadap pembentukan output total

dan kebutuhan tenaga kerja serta dampak penambahan investasi pada

sektor perikanan terhadap kebutuhan tenaga kerja.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan

yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain adalah:

1. Menganalisis peran sektor perikanan dan keterkaitan ke depan dan ke

belakang (forward and backward linkage) dalam perekonomian Indonesia.

Page 6: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

6

2. Menganalisis angka pengganda output, angka pengganda pendapatan

rumah tangga dan angka pengganda lapangan pekerjaan pada sektor

perikanan.

3. Menganalisis dampak permintaan akhir terhadap pembentukan output total

dan kebutuhan tenaga kerja serta dampak penambahan investasi pada

sektor perikanan terhadap kebutuhan tenaga kerja.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Sektor perikanan pada panelitian ini merupakan sektor perikanan secara

umum, mencakup semua kegiatan dan tanpa membedakan antara perikanan

tangkap maupun perikanan budidaya. Hal ini sejalan dengan pengertian output

dalam tabel input-output yang merupakan nilai dari produksi barang dan jasa yang

dihasilkan oleh suatu sektor dalam perekonomian tanpa membedakan asal usul

pelaku produksinya. Sedangkan kinerja sektor perikanan pada penelitian ini

berdasarkan data pada Tabel Input-output Indonesia Upadating 2008 dan

menghiraukan permasalahan dalam pemanfaatan potensi sektor perikanan secara

illegal atau tidak resmi seperti kegiatan illegal fishing.

Analisis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis input-

ouput dengan menggunakan Tabel Input-output Indonesia Updating 2008

berdasarkan Tabel Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen yang

diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat, dengan melakukan agregasi

klasifikasi sektor menjadi 19 sektor. Sedangkan data-data pendukung lainnya,

selain dari BPS juga diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta

instansi terkait lainnya.

Page 7: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

7

Penelitian dengan metode analisis input-output ini dibatasi pada:

1. Analisis deskriptif adalah suatu cara atau tehnik mengumpulkan,

mengolah, menyajikan dan menganalisa data kuantitatif sehingga dapat

memberikan gambaran yang teratur tentang suatu peristiwa (Sofyardi,

2010). Pada penelitian ini analisis deskriptif akan menyajikan gambaran

secara umum keadaan struktur perekonomian secara keseluruhan dengan

menfokuskan pada peran sektor perikanan dalam perekonomian dilihat

dari struktur permintaan, struktur input dan struktur output.

2. Analisis keterkaitaan antar sektor (linkage analysis), dalam hal ini

keterkaitan sektor perikanan dengan sektor lainnya dari segi keterkaitan ke

belakang (backward lingkage) dan keterkaitan ke depan (forward

lingkage) dalam struktur perekonomian Indonesia.

3. Analisis angka pengganda (multiplier analysis) untuk melihat apa yang

terjadi terhadap pembentukan output, pendapatan rumah tangga dan

lapangan pekerjaan, apabila terjadi perubahan pada variabel permintaan

akhir dalam perekonomian. Tiga angka pengganda yang akan dilihat

adalah angka pengganda output (output multiplier) yang merupakan

analisis output dari sektor perekonomian, angka pengganda pendapatan

rumah tangga (household income multiplier) atau sering juga disebut

sebagai efek pendapatan (income effect), angka pengganda lapangan kerja

(employment multiplier) atau disebut juga efek lapangan kerja

(employment effect).

4. Analisis dampak permintaan akhir terhadap pembentukan output total dan

kebutuhan tenaga kerja serta dampak penambahan investasi pada sektor

Page 8: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

8

perikanan terhadap kebutuhan tenaga kerja. Penambahan investasi disini

dapat berasal dari penanam modal dalam negeri, penanam modal asing

maupun dari pengeluaran pemerintah dalam bentuk pembentukan modal

atau investasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep dan Definisi

Berdasarkan Undang-Undang 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas

Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan, yang dimaksud

dengan perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan

dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi,

produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu

sistem bisnis perikanan.

Sedangkan berdasarkan BPS dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

Indonesia Tahun 2009, yang termasuk dalam sektor perikanan adalah kegiatan

usaha yang mencakup penangkapan dan budi daya ikan, jenis crustacea (seperti

udang, kepiting), moluska, dan biota air lainnya di laut, air payau dan air tawar.

Sumber daya perikanan termasuk kepada kelompok sumber daya alam

yang dapat diperbaruhi (renewable source). Meskipun demikian dalam

pemanfaatan sumber daya ini harus rasional sebagai usaha untuk menjaga

keseimbangan produksi dan kelestarian sumber daya. Hal ini perlu adanya

penegasan karena sumber daya perikanan merupakan sumber daya milik bersama

(common property resources) dalam artian hak properti atas sumber daya tersebut

Page 9: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

9

dipegang secara bersama-sama sehingga tidak ada larangan bagi siapapun untuk

memanfaatannya.

Secara garis besar, sumber daya perikanan dapat dimanfaatkan melalui

penangkapan ikan (perikanan tangkap) dan budidaya ikan. Sehingga usaha

perikanan merupakan semua kegiatan yang dilakukan secara perorangan atau

badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan ikan termasuk

menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersil dan

mendapatkan laba dari kegiatan yang dilakukan (Monintja, 2001).

Berdasarkan Undang-undang 45 Tahun 2009, Penangkapan ikan adalah

kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan

dibudidayakan dengan alat atau cara apa pun. Sedangkan pembudidaya ikan

adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan/atau membiakan ikan serta

memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol.

Menurut Ningsih (2005) sumber daya perikanan laut dapat dikelompokkan

ke dalam empat kelompok besar yaitu: (1) sumber daya ikan demersal, yaitu jenis

ikan yang hidup di atau dekat dasar perairan; (2) sumber daya ikan pelagis, yaitu

jenis sumber daya ikan yang hidup di sekitar permukaan perairan; (3) sumber

daya ikan pelagis besar, yaitu jenis ikan oceanik seperti tuna, cakalang, tenggiri

dan lain-lain; (4) sumber daya udang dan biota laut non ikan lainnya seperti kuda

laut.

Sedangkan potensi pengembangan pada perikanan budidaya dapat

dilakukan pada (1) budidaya laut terdiri dari budidaya ikan, moluska dan rumut

laut; (2) budidaya air payau; (3) air tawar yang terdiri dari perairan umum (danau,

waduk, sungai dan rawa), kolam air tawar dan mina padi sawah. (KKP, 2010)

Page 10: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

10

Melihat keadaan sumberdaya perikanan Indonesia khususnya perikanan

tangkap, telah mengalami over fishing pada beberapa daerah dan adanya tren

penurunan dari produksi perikanan tangkap dunia, maka dalam pembangunan

perikanan Indonesia kedepan lebih memfokuskan kepada peningkatan produksi di

perikanan budiaya. Hal ini terlihat pada trilogi pembangunan perikanan Indonesia

yaitu (1) kendalikan perikanan tangkap; (2) kembangkan perikanan budidaya; (3)

tingkatkan mutu dan nilai tambah. Selain itu juga dibutuhkan kebijakan

terintegrasi dan konvergen untuk membangun ocean economic dalam 3 pilar (a)

national ocean policy, (b) national ocean economic policy, dan (c) national ocean

governance. (KKP, 2010)

2.2. Pembangunan Sektor Perikanan

Sebagai negara kepulauan dengan potensi perikanan yang besar,

seharusnya sektor perikanan menjadi andalan dalam pembangunan Indonesia.

Selain itu sektor perikanan juga berpotensi untuk dijadikan penggerak utama

(prime mover) ekonomi Indoneisa. Namun secara empiris pembangunan sektor

perikanan selama ini kurang mendapatkan perhatian sehingga kontribusi dan

pemanfaatnnya dalam perekonomian Indonesia masih kecil.

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya perikanan dan

menjadikan sektor ini sebagai prime mover pembangunan ekonomi nasional,

diperlukan upaya percepatan dan terobosan dalam pembangunan kelautan dan

perikanan yang didukung dengan kebijakan politik dan ekonomi serta iklim sosial

yang kondusif. Dalam kaitan ini, koordinasi dan dukungan lintas sektor serta

Page 11: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

11

stakeholders lainnya menjadi salah satu prasyarat yang sangat penting (KKP,

2010)

Revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan, merupakan suatu langkah

untuk mewujudkan hal tersebut. Dengan revitalisasi diharapkan sektor perikanan

mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan (petani ikan), menyumbang terhadap

ekspor nonmigas, mengurangi kemiskinan, dan menyerap tenaga kerja nasional.

Sehingga lebih dapat meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian

Indonesia.

Menurut Kurniawan (2010) Pembangunan di sektor kelautan dan

perikanan, tidak boleh dipandang sebagai hanya sebagai cara untuk

menghilangkan kemiskinan dan pengangguran. Namun, lebih dari itu, karena

sektor kelautan dan perikanan merupakan basis perekonomian nasional, maka

sudah sewajarnya jika sektor perikanan dan kelautan ini dikembangkan menjadi

sektor unggulan dalam kancah perdagangan internasional. Dengan demikian,

dukungan sektor industri terhadap pembangunan di sektor perikanan dan kelautan

menjadi suatu hal yang bersifat keharusan. Karena itu, pembangunan perikanan

dan kelautan dan industri bukanlah alternatif yang dipilih, namun adalah

komplementer dan saling mendukung baik bagi input maupun output.

Secara teoritis pengembangan perikanan memiliki keterkaitan dengan

pertumbuhan ekonomi nasional. Keterkaitan umum antara sumber daya perikanan,

produksi, usaha penangkapan, kebijakan pemerintah, dan pasar akan berpengaruh

kepada GDP yang selanjutnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

nasional. (Soemokaryo, 2001)

Page 12: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

12

Gambar 2.1. Keterkaitan Pengembangan Perikanan Dengan Pertumbuhan

Ekonomi

Pembangunan perikanan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan

nelayan (petani ikan) dengan jalan meningkatkan produktivitas, memperluas

kesempatan kerja dan kesempatan usaha (Reksohadiprodjo dan Pradono, 1988).

Namun mengingat kegiatan perikanan yang dapat dikatakan sebagai usaha yang

sangat tergantung pada alam dan ketersediaan sumber daya disuatu perairan

Kebijakan Pemerintah

(Investasi, Produksi

Infrastruktur dll)

Produksi Tuna

Produksi

Agroindustri

Produksi Udang Laut Usaha Penangkapan Sumberdaya Ikan Usaha Penangkapan

Produksi Udang Budidaya Tambak Sumberdaya Tambak

Produksi Ikan

Lainnya

Pasar Ekspor

Produk Olahan

Agroindustri

Permintaan

Tenaga Kerja

Pasar Ekspor

Produk Segar

Pasar Domestik

Produk Nasional

Sektor Perikanan

Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Page 13: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

13

menyebabkan ada fluktuasi kegiatan usaha perikanan yang sangat jelas. Pada

akhirnya hal ini akan mempengaruhi aktifitas nelayan (petani ikan) dalam

berusaha.

Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang

besar, strategi pembangunan dengan basis sumber daya alam dapat pulih (seperti

sektor perikanan) merupakan suatu hal yang tepat. Hal ini di karenakan (1)

potensi sumber daya Indonesia yang sangat besar; (2) keterkaitan industri hulu

(backward-linkages industri) dan keterkaitan industri hilir (foward-linkages

industries) yang kuat dan diharapkan dapat menciptakan efek ganda (multiplier

efects) yang besar; (3) penyerapan tenaga kerja yang besar; (4) dapat mengatasi

ketimpangan pembangunan antar wilayah dikarenakan kegiatan ekonomi berbasis

sumberdaya alam yang dapat pulih bisa dan biasanya berlangsung di daerah

pedesaan; (5) karena bersifat dapat pulih, maka bisa mewujudkan pola

pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. (Dahuri, 2002)

Menurut Kusumastanto (2000), salah satu persoalan yang mendasar dalam

perencanaan pengembangan sektor perikanan adalah lemahnya akurasi data

statistik perikanan. Hal ini menyebabkan kendala dalam penerapan kebijakan

pengembangan sektor perikanan. Selain itu, untuk menjadikan sektor perikanan

sebagai motor penggerak sektor riil, dalam pengembangnya harus memperhatikan

kaidah ekonomi dengan memperhatikan keterkaitan dengan berbagai sektor

ekonomi.

Menurut Fauzie (2009), perencanaan pembangunan kelautan dan

perikanan didasarkan pada konsepsi pembangunan berkelanjutan yang didukung

oleh pengembangan industri berbasis sumber daya alam dan sumber daya manusia

Page 14: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

14

dalam mencapai daya saing yang tinggi. Tiga hal pokok yang akan dilakukan

terkait arah pembangunan sektor perikanan ke depan, yaitu (1) membangun sektor

perikanan yang berkeunggulan kompetitif (competitive advantage) berdasarkan

keunggulan komparatif (comparative advantage); (2) menggambarkan sistem

ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan; (3)

mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat dengan

memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi daerah. Dalam konteks pola

pembangunan tersebut, ada tiga fase yang harus dilalui dalam mentransformasi

keunggulan komparatif menjadi keunggulan dalam hal daya saing, yaitu (a) fase

pembangunan yang digerakkan oleh kelimpahan sumber daya alam (resources

driven); (b) fase kedua adalah pembangunan yang digerakan oleh investasi

(investment driven) dan; (c) fase ketiga pembangunan yang digerakkan oleh

inovasi (inovation driven).

Menurut Dahuri (2001), proses pemanfaatan sumber daya perikanan ke

depan harus ada kesamaan visi pembangunan perikanan yaitu suatu pembangunan

perikanan yang dapat memanfaatkan sumber daya ikan beserta ekosistemnya

secara optimal bagi kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia, terutama

petani ikan dan nelayan secara berkelanjutan. Untuk dapat mewujudkan visi

pembangunan perikanan tersebut, ada tiga syarat mutlak yang harus dipenuhi.

Pertama sektor perikanan harus mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi

secara nasional melalui peningkatan devisa, peningkatan pendapatan rata-rata para

pelakunya serta mampu meningkatkan sumbangan terhadap PDB. Kedua, sektor

perikanan harus mampu memberikan keuntungan secara signifikan kepada

pelakunya dengan cara mengangkat tingkat kesejahteraan para pelaku perikanan.

Page 15: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

15

Ketiga, pembangunan perikanan yang akan dilaksanakan selain dapat

menguntungkan secara ekonomi juga ramah secara ekologis yang artinya

pembangunan harus memperhatikan kelestarian dan daya dukung lingkungan

dengan baik.

Dalam pengembangan sektor perikanan tidak hanya terkait dalam usaha

perikanan tangkap maupun budidaya saja. Menurut Erwadi dan Syafri dalam

Hendri (2010) Peluang bisnis kelautan dan perikanan setidaknya dapat dilihat dari

dua faktor yaitu (1) faktor internal berupa potensi sumber daya kelautan dan

perikanan, potensi sumber daya manusia, teknologi, sarana dan prasarana serta

pemasaran, dan (2) faktor eksternal yang berkaitan dengan aspek permintaan

produk perikanan dan syarat-syarat yang menyertai permintaan tersebut dalam

rangka persaingan.

Pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilasanakan selama ini

dalam rangka mewujudkan tiga pilar pembangunan, yaitu pro-poor (pengentasan

kemiskinan), pro-job (penyerapan tenaga kerja), dan pro-growth (pertumbuhan).

Dengan melihat potensi yang ada, pembagunan kelautan dan perikanan harusnya

dapat menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik dari pada

keadaan sekarang. Adanya kesalahan orientasi pembangunan dan pengelolaan

sumber daya menyebabkan Indonesia belum dapat mengoptimalkan manfaat dari

potensi sumber daya yang ada. (KKP, 2010)

2.3. Tenaga Kerja

Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua

golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan

Page 16: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

16

penduduk yang berumur dalam batasan usia kerja, batasan usia kerja berbeda-beda

di setiap negara. Batasan usia kerja yang dianut oleh Indonesia adalah minimal 15

tahun tanpa batasan maksimum. Menurut BPS, tenaga kerja (man power)

merupakan penduduk dengan usia 15–60 tahun yang telah mulai bekerja dan

mendapatkan penghasilan dan jikapun umurnya sudah mencapai 65 tahun namun

masih bisa memperoleh penghasilan masih di sebut tenaga kerja.

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15–64 tahun) atau

jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang

dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau

berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. (Subri, 2003)

Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,

yang dimaksud dengan tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Salah satu permasalahan yang timbul dalam pembangunan ekonomi di

negara berkembang dan sekaligus merupakan salah satu ciri negara tersebut

adalah adanya ledakan penduduk (population explotion). Keadaan ini

menyebabkan pertumbuhan angkatan kerja sehingga terjadi peningkatan

penawaran angkatan kerja.

Menurut Elfindri dan Bachtiar (2004), hal diatas perlu dimengerti karena

dua alasan. Alasan pertama adalah memahami variabel perubahan yang dapat

mempengaruhi penawaran tenaga kerja, dapat memberikan masukan yang berarti

dalam menyusun strategi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengontrol

komponen ini. Alasan kedua adalah perubahan-perubahan konstilasi sosial,

Page 17: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

17

budaya dan keterbukaan pembangunan perlu dicermati sebagai faktor-faktor

dalam kaitannya dengan penawaran angkatan kerja.

Kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan pekerjaan dan

kesempatan untuk bekerja, yang ada dari suatu kegiatan ekonomi. Menurut

Fleisher (1980) kesempatan kerja adalah jumlah orang yang mempunyai

pekerjaan. Namun menurut Suroto (1986) kesempatan kerja diartikan sebagai

lapangan kerja yang ada dalam masyarakat (employment opportunity) baik

lapangan pekerjaan yang sudah diisi maupun lowongan pekerjaan yang belum

diisi.

Menurut Todaro (2000), kesempatan kerja dipengaruhi secara positif oleh

laju pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai dengan pandangan Neoklasik bahwa

semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi, semakin tinggi pula laju pertumbuhan

kesempatan kerja. Hal ini disebabkan karena tiga komponen utama dalam

pertumbuhan ekonomi suatu bangsa adalah akumulasi modal, pertumbuhan

penduduk dan kemajuan teknologi.

2.3.1. Tenaga Kerja Sektor Perikanan

Ketenagakerjaan memiliki peran strategis dan menduduki posisi sentral

dalam meningkatkan produktivitas dan kinerja suatu industri pengolahan,

termasuk pengolahan ikan. Harus disadari, bahwa ketenagakerjaan merupakan

aset perusahaan yang paling berharga dan terpenting, mengingat peran dan

fungsinya sebagai value creating, diversifikasi produk olahan serta

pengembangan manfaat teknologi agar industri mampu selalu menghasilkan

produk yang mengikuti dinamika perubahan permintaan pasar. (Arthajaya, 2008).

Page 18: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

18

Menurut KKP (2010), penyerapan tenaga kerja pada sektor perikanan

dibagi pada kegiatan perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan dan

pemasaran, serta jasa penunjang lainnya yang meliputi tenaga kerja yang terlibat

pada program-program pemberdayaan di sektor perikanan.

Kondisi dan masalah ketenagakerjaan di Indonesia umumnya karena

adanya disparatis antara kualitas yang dimiliki dengan yang dibutuhkan oleh

dunia usaha, yang pada gilirannya dapat menimbulkan terjadinya pengangguran

dan rendahnya produktivitas. Kesenjangan tersebut terjadi karena pendidikan dan

pelatihan yang bersifat suplay driven dan tidak berbasis pada kompetensi kerja.

(Arthajaya, 2008).

Permasalahan tersebut juga terjadi pada ketenagakerjaan di sektor

perikanan. Rendahnya kualitas sumber daya manusia di sektor perikanan menjadi

penghalang dalam pengembangan sektor tersebut. Pada umumnya kondisi kualitas

sumber daya manusia pada sektor perikanan adalah (1) tingkat pendidikan relatif

rendah, (2) pendayagunaan relatif rendah, (3) produktivitas relatif rendah, (4) daya

saing rendah, dan (5) budaya etos kerja rendah. (Anonim, 2010)

2.4. Keseimbangan Umum

Pada setiap perekonomian terdapat berbagai kegiatan ekonomi yang saling

berinteraksi sehingga membentuk suatu keseimbangan. Keseimbangan yang

terjadi secara ber-asingan tanpa memperhatikan hubungan kait-mengait di antara

berbagai aspek kegitan ekonomi merupakan keseimbangan sebagian (partial

equilibrium). Sedangkan keseimbangan yang terjadi dengan adanya kait-mengait

Page 19: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

19

diantara semua kegiatan ekonomi disebut sebagai keseimbangan umum (general

equilibrium/GE) (Sukirno, 2000).

Unit-unit mikroekonomi dalam perekonomian saling berkaitan sehingga

merupakan suatu sistem yang interdependent. Terjadinya interaksi antar unit-unit

tersebut dalam suatu keseimbangan disebut general equilibrum (GE). GE

merupakan suatu keseimbangan yang simultan, konsisten dan terjadi dalam jangka

panjang bagi semua pasar dan unit-unit pengambilan keputusan dalam suatu

sistem. (Miller, 1997).

Analisa GE berlaku untuk keseluruhan unit ekonomi, sehingga dalam

analisa GE sesungguhnya memerlukan banyak persamaan simultan yang nyaris

tak terhitung dan boleh dikatakan mustahil diadakan. Hal ini menyebabkan

keterbatasan dalam analisis tersebut. Sehingga apabila berbicara tentang GE,

sebagai contoh GE pada pasar, hanya akan mengacu pada beberapa pasar saja

bukan meliputi semua pasar sekaligus. Keseimbangan umum yang lengkap dan

terpakai adalah keseimbangan yang diperkenalkan oleh Leontief yang dikenal

dengan model input-output (Rozani, 2007).

Menurut Miller dan Blair, dalam Hotman (2007), model keseimbangan

umum menjadi dasar pada model input-output Leontief yang memiliki konsep

sebagai beriktu:

a) Struktur perekonomian tersusun dari beberapa sektor yang saling

berintekrasi melalui transaksi jual beli.

b) Output suatu sektor dijual kepada sektor lainnya dan untuk memenuhi

permintaan akhir.

Page 20: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

20

c) Input suatu sektor dibeli dari sektor lain yaitu rumah tangga (dalam bentuk

tenaga kerja), pemerintah (pajak), penyusutan, surplus usaha dan impor

wilayah lain.

d) Hubungan antara output dan input bersifat linear dan dalam suatu periode

analisis (satu tahun) jumlah total input sama dengan total output.

e) Suatu sektor terdiri dari satu atau beberapa perusahaan dan tiap sektor

hanya menghasilkan satu output dengan satu tingkatan teknologi.

2.4.1. Kriteria Pareto

Dalam perekonomian, sumber daya merupakan suatu hal yang terbatas

(scarcity), sedangkan kebutuhan masyarakat terhadap sumber daya tersebut tidak

terbatas. Keadaan ini menyebabkan perlu pengalokasian sumber daya sehingga

dapat dimanfaatkan secara efisien sehingga dapat mengoptimalkan kepuasan

masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya tersebut.

Kriteria Pareto membentuk basis untuk mengevaluasi efisiensi

penggunaan sumber daya. Sutau alokasi sumber daya dikatakan sebagai pareto-

efficient (atau pareto optimal), jika untuk meningkatkan kepuasan sekurang-

kuranganya satu anggota masyarakat, akan menyebabkan berkurangnya tingkat

kepuasan anggota masyarakat lainnya. Dengkan kata lain, pareto-efficient

merupakan titik dimana tidak ada lagi re-alokasi yang dapat dilakukan tanpa

mengakibatkan kerugian pada pihak lain. (Miller, 1997).

Salah satu cara untuk menjelaskan realokasi tersebut dengan menggunakan

kotak edgeworth. Kotak edgeworth merupakan suatu teknik secara grafik untuk

menggambarkan interaksi antara dua aktivitas ekonomi dalam keadaan masukan

Page 21: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

21

(input) yang tersedia tetap. Pada kotak tersebut dapat dilihat semua kemungkinan

alokasi dari dua aktivitas ekonomi yang akan menentukan titik keseimbangan

(Nicholson, 1995).

Gambar 2.2. Kotak Edgeworth

XA

OA

T YA

O

T E

A

L

YB

Y

OB XB

TOTAL X

Kotak edgeworth, pada gambar 2.2, menunjukan kemungkinan alokasi

barang X dan Y diantara konsumen A dan B. OA dan OB sebagai titik asal A dan

B, sehingga alokasi yang dicerminkan oleh titik E menunjukan bahwa A

memperoleh XA barang X dan YA barang Y. Sedangkan B memperoleh XB barang

X dan YB barang Y. Kotak edgeworth untuk menemukan titik alokasi yang paling

efisien (Nicholson, 1995).

Suatu pengalokasian sejumlah barang yang tertentu jumlahnya dalam

suatu ekonomi pertukaran disebut efisien, jika lewat realokasi barang-barang

tersebut, tidak ada suatu pihakpun yang dapat memperoleh keuntungan tanpa

menguranggi keuntungan pihak lain. Jadi, suatu pengalokasian disebut efisien jika

kondisi-kondisi secara jelas dan pasti tidak dapat dibuat lebih baik lagi. Keadaan

ini disebut juga sebagai kriteria Pareto (Nicholson, 1995).

Page 22: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

22

2.5. Analisis Input – Output

Perekonomian merupakan suatu sistem yang interdependent, sehingga

membuat perekonomian menjadi sangat kompleks, tapi juga membuatnya lebih

fleksibel dan adaptif. Interdependensi disini maksudnya peristiwa atau perubahan

yang terjadi pada suatu sektor akan berpengaruh kepada sektor lain bahkan

mempengaruhi sektor itu kembali pada putaran berikutnya. Salah satu analisis

yang dapat menelaah struktur perekonomian yang saling berkaitan ini adalah

analisis input-output. (Tarigan, 2005)

Teknik input-output atau biasa disingkat I-O, merupakan teknik yang

dikenalkan oleh Vassily W. Leontief pada tahun 1951. Teknik ini digunakan

untuk menelaah keterkaitan antar industri dalam upaya untuk memahami

kompleksitas perekonomian serta kondisi untuk mempertahankan keseimbangan

antara penawaran dan permintaan. Teknik ini juga dikenal sebagai analisis antar

industri (Arsyad, 1999)

Menurut Nazara (2005), perencanaan pembangunan utamanya dilakukan

dengan menggunakan konsep keseimbangan. Untuk itu dikenal keseimbangan

antara permintaan dan penawaran, keseimbangan antar input dan output, dan

sebagainya. Menurut Jhingan (2004), keseimbangan input dan output

memperlihatkan saling hubungan dan saling ketergantungan antar sektor. Input

suatu sektor merupakan output sektor lain dan juga berlaku sebaliknya.

Syafrizal (2008) keterkaitan ekonomi antar sektor merupakan unsur

penting dalam proses pembangunan ekonomi di daerah karena dengan adanya

keterkaitan tersebut akan dapat diwujudkan pembangunan ekonomi yang saling

menunjang dan bersinergi satu sama lain. Keterkaitan ini dapat bersifat ke depan

Page 23: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

23

(forward linkage) ke jalur output dan ke belakang (backward linkage) ke jalur

input.

Menurut J.R. Hicks, dalam Arsyad (1999), input adalah sesuatu yang

dibeli oleh perusahaan, sedangkan output adalah sesuatu yang dijual oleh

perusahaan. Sehingga input merupakan pengeluaran perusahaan dan output

merupakan penerimaan perusahaan.

Menurut Arsyad (1999) dan Jhingan (2004), analisis input-output

merupakan varian terbaik dari keseimbangan umum. Analisis ini mempunyai tiga

ciri utama, yaitu (1) analisis input-output memusatkan perhatiannya pada

perekonomain dalam keadaan keseimbangan. Hal ini tidak ditemui dalam analisis

keseimbangan parsial; (2) analisis ini tidak memusatkan perhatiannya pada

analisis permintaan tetapi pada masalah teknis produksi; (3) analisis ini

didasarkan pada penelitian empiris.

Menurut Richardson (1972), asumsi-asumsi yang digunakan dalam

analisis input-output adalah :

1. Keseragaman (homogeneity), setiap sektor hanya memproduksi suatu

output tunggal dengan satu struktur input tunggal dan tidak ada

subtitusi otomatis antara berbagai sektor.

2. Kesebandingan (proportionality), hubungan antara input dengan

output merupakan fungsi linear yaitu tiap jenis input yang diserap oleh

sektor tertentu naik atau turunya sebanding dengan kenaikan atau

penurunan output sektor tersebut.

3. Penjumlahan (additivity), efek total dari pelaksanaan produksi

diberbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor secara

Page 24: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

24

terpisah, di luar sistem input-output semua pengaruh dari luar diabaian

termasuk pengaruh teknologi.

Dalam analisis input-output, data yang tersaji dalam bentuk tabel input-

output. Tabel input-output berisi uraian statistik dalam bentuk matriks yang

menggambarkan transaksi barang dan jasa antar berbagai satuan kegiatan ekonomi

dalam satu periode tertentu yang biasanya dalam satu tahun. Isian masing-masing

barisnya menunjukan alokasi output (nilai produksi) suatu sektor yang digunakan

untuk kebutuhan input bagi proses produksi lainnya (input antara) maupun untuk

permintaan akhir. Isian menurut kolom, mencerminkan pemakaian input antara

dan input primer yang berasal dari hasil produksi sektor lain. (BPS, 2008)

Menurut Mangiri (2000), keunggulan dari analisis input-output adalah

pertama, kemampuan analisis ini untuk melihat sektor demi sektor dalam

perekonomian sampai tingkat yang sangat rinci sehingga analisis ini cocok

sebagai proses perencanaan. Kedua, analisis ini sangat baik untuk menganalisis

keterkaitan dan hubungan antar sektor dalam suatu perekonomian. Analisis

hubungan antar sektor ini menjadi penting sejak analisis pembangunan ekonomi

tidak hanya mementingkan pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga

pertumbuhan antar faktor produksi dan juga sumber-sumber pertumbuhan itu

sendiri.

Analisis input-output memiliki keterbatasan, menurut Arsyad (1999)

keterbatasan tersebut karena pemakaian asumsi Leontief yakni koefisien input

industri yang konstan selama periode analisis atau proyeksi, sehingga teknologi

yang digunakan oleh sektor ekonomi pada periode analisis tetap. Hal ini tidak

menggambarkan analisis antar industri yang dinamis.

Page 25: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

25

Walaupun demikian, analisis input-output masih merupakan alat analisis

yang lengkap dan komprehensif. Beberapa kegunaan analisis ini antara lain :

(BPS, 2005)

1. Untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai

tambah, impor, permintaan, pajak dan kebutuhan tenaga kerja diberbagai

sektor produksi.

2. Untuk melihat sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap

pertumbuhan ekonomi dan sektor yang peka terhadap pertumbuhan

ekonomi.

3. Untuk menyusun proyeksi variabel ekonomi makro.

4. Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa,

serta kaitannya terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan subtitusinya.

5. Untuk menganalisis perubahan harga, yaitu dengan melihat pengaruh

langsung dan tidak langsung dari perubahan harga input terhadap output.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Daerah Penelitian

Ruang lingkup daerah penelitian adalah Indonesia, dengan memfokuskan

terhadap peran sektor perikanan dalam perekonomian dan penyerapan tenaga

kerja di Indonesia.

3.2. Data dan Sumber Data

Penelitian ini mengunakan data skunder yaitu Tabel Input-output

Indonesia Updating 2008 berdasarkan Transaksi Domestik Atas Dasar Harga

Page 26: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

26

Produsen yang diagrerasi klasifikasi sektor menjadi 19 sektor dari 66 sektor yang

dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat. Sedangkan data-data

pendukung lainnya, selain dari BPS juga diperoleh dari Kementerian Kelautan

dan Perikanan serta instansi terkait lainnya.

Tabel 3.1. Klasifikasi 19 Sektor Tabel Input-output Indonesia Updating

2008

Kode I-O

19 Sektor Sektor

1 Padi

2 Tanaman bahan makanan lainnya

3 Tanaman pertanian lainnya

4 Peternakan dan hasil-hasilnya

5 Kehutanan

6 Perikanan

7 Pertambangan dan penggalian

8 Industri makanan, minuman dan tembakau

9 Industri lainnya

10 Pengilangan minyak bumi

11 Listrik, gas dan air bersih

12 Bangunan

13 Perdagangan

14 Restoran dan hotel

15 Pengangkutan dan komunikasi

16 Lembaga keuangan, usaha bangunan dan jasa perusahaan

17 Pemerintah umum dan pertahanan

18 Jasa-jasa

19 Kegiatan yang tak jelas batasannya

Page 27: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

27

Tabel transaksi domestik atas dasar harga produsen yang digunakan,

merupakan tabel yang memperlihatkan hubungan langsung antar sektor tanpa

dipengaruhi oleh margin perdagangan dan biaya transport. Koefisien teknis yang

diturunkan dari jenis tabel ini lebih memiliki keunggulan analisis karena setiap

kenaikan permintaan dapat diukur langsung pegaruhnya terhadap kenaikan

produksi dalam negeri. Sehingga tabel tersebut mengambarkan sistem

perekonomian secara ringkas, menyeluruh dan terpadu dimana dapat dilihat antara

lain alokasi output dan input semua sektor di perekonomian.

Ouput yang terbentuk pada tabel analisis yang dipakai, merupakan nilai

dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu sektor dalam

perekonomian tanpa membedakan asal usul pelaku produksinya. Sehingga output

yang terbentuk pada sektor perikanan merupakan nilai dari produksi barang dan

jasa yang dihasilkan oleh sektor perikanan secara umum dalam perekonomian

tanpa membedakan apakah itu perikanan tangkap atau perikanan budidaya.

Tabel Input-output Indonesia Updating 2008 merupakan aktualisasi data

dari tabel input-output 2005 dengan metode semi-survei untuk

mengaktualisasikan koefisien input, sehingga struktur ekonomi tidak berubah

secara nyata. Perbedaan yang mencolok pada data sektor perikanan antara tabel

input-output 2005 dengan tabel input-output updating 2008 adalah pada data

subsidi (205) dimana pada tabel input-output 2005 tidak ada atau tidak terhitung

sedangkan pada tabel input-output updating 2008 ada atau terhitung. Beberapa hal

keadaan data sektor perikanan pada tabel input-output updating 2008, adalah:

a) Pembentukan modal tetap (303) sektor perikanan pada Tabel Input-output

Indonesia Updating 2008 besarannya nol (0). Nilai nol (0) berarti bahwa

Page 28: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

28

tidak ada realiasai investasi pada sektor perikanan di tahun 2008. Menurut

data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), yang juga

menjadi sumber data investasi bagi BPS, realisasi investasi sektor

perikanan pada tahun 2008 tercatat sebesar 2,4 milyar rupiah. Namun

apabila angka tersebut dibandingkan dengan realisasi investasi secara total

pada tahun 2008, kontribusinya sangat kecil yaitu hanya sebesar 0,0068%

b) Permintaan antara sektor perikanan terhadap sektor perdagangan pada

Tabel Input-output Indonesia Updating 2008 berdasarkan Transaksi

Domestik Atas Dasar Harga Produsen bernilai nol (0). Hal tersebut karena,

output pada sektor perdagangan merupakan margin dari perdagangan,

sedangkan pada Tabel Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Pembeli,

semua baris pada sektor perdagangan bernilai nol (0) dan permintaan

antara pada sektor perikanan terhadap sektor perdagangan bernilai nol (0),

sehingga artinya margin perdagangan masih menempel pada masing-

masing sel pada output sektor perikanan. Sehingga untuk melihat pengaruh

sektor perdagangan terhadap sektor perikanan pada Table Transaksi

Domestik Atas Dasar Harga Produsen ini dilihat pada input antara sektor

perikanan.

3.3. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis

kuantitatif yang pada prinsipnya merupakan penjabaran dari model analisis input-

output. Metode analisis input-output merupakan metode yang digunakan dalam

analisis peramalan kuantitatif, dimana pada model ini terdapat anggapan bahwa

Page 29: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

29

perekonomian suatu daerah terdiri dari interaksi beberapa sektor yang masing-

masing sektor memproduksi satu jenis barang.

Jenis analisis input–output yang dipakai dalam penelitian ini adalah

analisis input–output terbuka, dimana hanya sektor-sektor produksi (output

sektoral) yang dianggap sebagai faktor endogen, sedangkan komponen

permintaan akhir dan komponen input primer dianggap sebagai komponen

eksogen. Analisis yang dilakukan adalah analisis struktur permintaan, struktur

input dan struktur output, kemudian keterkaitan antar sektor, analisis angka

pengganda dan analisis dampak permintaan akhir terhadap pembentukan output

dan kebutuhan tenaga kerja, serta dampak penambahan investasi pada sektor

perikanan terhadap kebutuhan tenaga kerja.

3.4. Tabel Input-Output

Tabel input-output disusun dengan tujuan untuk menyajikan gambaran

tentang hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antara satu kegiatan (sektor)

dalam perekonomian secara menyeluruh. Sehingga pada dasarnya tabel input-

output merupakan uraian statistik yang disajikan dalam bentuk matriks, dimana

masing-masing barisnya menunjukan bagaimana output suatu sektor dialokasikan

untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir. Sedangkan masing-

masing kolomnya menunjukan pemakaian input antara dan input primer oleh

suatu sektor dalam proses produksinya. (BPS, 2009)

Tabel input-output pada dasarnya terdiri dari beberapa tabel yang

dituangkan dalam suatu sistem kuadran. Pembagian ini sangat penting untuk dapat

Page 30: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

30

memahami saling keterkaitan antar sektor dalam perekonomian. Pembagian

kuadran tersebut terlihat pada gambar dibawah ini:

Tabel 3.2. Kerangka Tabel Input-output

Alokasi Output

Struktur Input

Permintaan Antara

Permintaan

Akhir

Jumlah

Output

Sektor Produksi

1 2 ... N

Input

Antara

Sektor

Produksi

1

Kuadran I

Kuadaran II

2

n

Input Primer Kuadran III

Kuadran IV Total Input

Menurut Tarigan (2005), isi dari masing-masing kuadran tersebut adalah :

1. Kuadran I terdiri dari transaksi antar sektor yang merupakan arus

barang/jasa yang dihasilkan suatu sektor (output) yang digunakan oleh

sektor lain, termasuk sektor itu sendiri, sebagai input. Matrik yang ada

pada kuadran I merupakan sistem produksi dari setiap sektor dalam

perekonomain.

2. Kuadran II merupakan permintaan akhir yang terdiri dari pengeluaran

rumah tangga, pengeluaran pemerintah, pembentukan modal tetap,

perubahan stok (inventori) dan ekspor. Isian sepanjang baris pada kuadran

ini menunjukan komposisi permintaan akhir terhadap suatu sektor

produksi. Sedangkan isian sepanjang kolom menunjukan distribusi

Page 31: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

31

masing-masing komponen permintaan akhir dan penyediaan menurut

sektor.

3. Kuadran III berisikan input primer yang merupakan semua daya dan dana

yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk tetapi di luar input

antara. Pada kuadran ini berisikan biaya yang ditimbulkan akibat dari

pemakaian faktor produksi dalam suatu kegiatan ekonomi.

4. Kuadran IV menunjukan transaksi langsung antara input primer yang

didistribusikan secara langsung ke dalam permintaan akhir. Kuadran ini

sering diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam analisis input-output.

Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana suatu tabel input-output,

berikut ilustrasi tabel dengan menyederhanakan suatu sistem ekonomi yang terdiri

dari n sektor produksi, seperti yang terlihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Ilustrasi Tabel Input –Output dengan n x n Sektor.

Alokasi Output

Struktur Input

Permintaan Antara Jumlah

Input

Antara

Permintaan

Akhir

Jumlah

Output

Sektor Produksi

1 2 ... n

Input

Antara

Sektor

Produksi

1 ... F1 X1

2 ... F2 X2

...

n ... Fn Xn

Page 32: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

32

Jumlah Input Antara ...

Input Primer V1 V2 ... V3

Impor M1 M2 ... M3

Total Input X1 X2 ... X3

Isian sepanjang baris pada Tabel 3.3 memperlihatkan bagaimana output

suatu sektor dialokasikan, yaitu sebagian untuk memenuhi permintaan antara dan

sebagian lainnya untuk memenuhi permintaan akhir. Sedangakn isian sepanjang

kolom menunjukan pemakaian input antara dan input primer oleh suatu sektor.

(BPS, 2009).

Gambaran susunan angka-angka pada tabel merupakan dalam bentuk

matriks yang memperlihatkan suatu hubungan yang saling terkait dari berbagai

kegiatan antar sektor. Sebagai ilustrasi, output sektor 1 sebesar X1 didistribusikan

sepanjang baris sebesar , ,...., masing-masing untuk memenuhi

permintaan antara sektor 1, 2, ..... dan n, sedangkan sisanya sebesar F1 digunakan

untuk memenuhi permintaan akhir. Begitu juga yang terjadi pada output sektor 2

dan sampai sektor n. Pada saat yang sama untuk menghasilkan output sebesar X1

pada sektor 1 membutuhkan input dari sektor 1 sendiri sebesar , dari sektor 2

sebesar dan dari sektor n sebesar (BPS, 2009).

Alokasi output pada masing-masing sektor tersebut dalam bentuk

persamaan aljabar dapat dituliskan sebagai berikut :

Page 33: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

33

+ + ... + + F1 = X1

+ + ... + + F2 = X2 ...................................(3.1)

+ + ... + + Fn = Xn

Atau dalam bentuk persamaan umum dapat dituliskan sebagai :

untuk = 1,2, ...., n ................................... (3.2)

Dimana : = Output sektor yang digunakan sebagai input sektor j

= Permintaan akhir terhadap sektor

= Total output sektor

Apabila angka-angka dibaca menurut kolom, khusunya pada transaksi

antara, maka angka pada kolom (sektor) tertentu menunjukan berbagai input yang

diperlukan dalam proses produksi pada sektor tersebut. Dengan mengikuti cara

diatas, maka persamaan aljabar dapat dituliskan sebagai berikut :

........................ (3.3)

Atau dalam bentuk persamaan umum dapat dituliskan sebagai :

untuk semua = 1,2, ...., n ......................(3.4)

Dimana :

adalah input primer dari sektor j dan adalah total input sektor j

Persamaan diatas merupakan persamaan dasar yang digunakan dalam analisis

dengan model input-output.

Page 34: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

34

3.4.1. Matriks Koefisien Input

Koefisien input (sebagaian buku menyebutnya sebagai koefisien teknologi

dan koefisien input antara) dapat diterjemahkan sebagai jumlah input yang

digunakan untuk memproduksi satu unit output sektor j yang berasal dari sektor i

(Nazara, 2005). Hal tersebut dapat dirumuskan dengan:

................................... (3.5)

Atau

................................... (3.6)

Dimana : adalah koefisien input sektor ke i oleh dari sektor j

adalah penggunaan input sektor i oleh sektor j

adalah output sektor j

Dengan memasukan persamaan (3.6) kepersamaan (3.2) maka diperoleh :

....................................(3.7)

Jika terdapat n sektor dalam perekonomian, maka koefisien input akan ada

sebanyak n2 buah. Seluruh koefisien tersebut dapat dinyatakan dalam sebuah

matriks, yang lazim disebut matriks A atau matriks koefesien input, yang

berbentuk :

A =

Page 35: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

35

Sesuai dengan koefesien input dalam bentuk matrik, maka persamaan (3.7)

dapat ditulis dalam notasi matrik sebagai berikut :

+ =

A X + F = X .............. (3.8)

Dapat diubah menjadi :

X – AX = F .................................. (3.9)

(I - A) X = F ................................ (3.10)

X = (I – A)-1

F ................................ (3.11)

Dimana :

I adalah matrik identitas berukuran n x n

A adalah matrik koefesien input berukuran n x n

F adalah matrik permintaan akhir berukuran n x 1

X adalah matrik total output berukuran n x 1

(I – A)-1

dikenal sebagai matrik kebalikan Leontief

Dari persamaan (3.11) terlihat bahwa output mempunyai hubungan

fungsional terhadap permintaan akhir, dengan (I – A)-1

sebagai koefesion arahanya

dan menjadi kerangka dasar dalam berbagai pengembangan analisis model input-

output .

3.5. Analisis Input-Output

3.5.1. Analisis Struktur Permintaan

Struktur permintaan barang dan jasa pada analisis input-output dibedakan

atas permintaan antara dan permintaan akhir. Permintaan akhir merupakan

permintaan yang langsung habis digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen,

Page 36: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

36

sedangkan permintaan antara dimana permintaan terhadap barang dan jasa yang

digunakan sebagai bahan baku berproduksi. Permintaan antara pada tabel input-

output ditunjukan oleh isian sepanjang garis pada transaksi antara yang

memperlihatkan alokasi output suatu sektor dalam memenuhi kebutuhan input

sektor lain untuk keperluan produksi.

Dalam penelitian ini permintaan akhir yang dipakai terdiri dari komponen

pengeluaran konsumsi rumah tangga (301), pengeluaran konsumsi pemerintah

(302), pembentukan modal tetap (303), perubahan stock (304) dan ekspor (305).

3.5.2. Analisis Struktur Output

Output dalam pengertian tabel input-output adalah nilai dari produksi

barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor-sektor produksi di wilayah

dalam negeri tanpa membedakan asal usul pelaku produksi. Output dinilai atas

dasar harga produsen yaitu harga yang benar-benar di terima produsen tanpa

masuknya margin perdagangan dan biaya pengangkutan. Sementara itu output

untuk kegiatan jasa merupakan nilai dari jasa yang diberikan pada pihak lain.

Dalam tabel input-output updating 2008, jumlah output diberi tanda (600).

3.5.3. Analisis Struktur Input

Dalam tabel input-output, input terbagi atas dua yaitu input antara dan

input primer. Input antara adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu

sektor ekonomi yang kemudian dimanfaatkan oleh sektor lain maupun oleh sektor

itu sendiri dalam proses kegiatan produksi. Barang atau jasa pada input antara ini

biasanya habis sekali pakai, seperti bahan baku, bahan penolong, bahan bakar dan

Page 37: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

37

lain-lain. Pada tabel input-output yang disebut sebagai input antara adalah isian

sepanjang kolom yang menunjukkan input barang dan jasa yang digunakan dalam

proses produksi suatu sektor.

Input primer adalah balas jasa atas pemakaian faktor-faktor produksi yang

berperan dalam proses produksi. Input primer disebut juga sebagai nilai tambah

bruto yang merupakan selisih antara output dangan input antara. Input primer

terdiri dari: a) upah dan gaji (201) yang mencakup semua balas jasa dalam bentuk

uang maupun barang dan jasa kepada tenaga kerja yang ikut dalam kegiatan

produksi selain pekerja keluarga yang tidak dibayar; b) surplus usaha (202)

merupakan balas jasa atas kewiraswastaan dan pendapatan atas pemilikan modal;

c) penyusutan (203) adalah penyusutan barang-barang modal tetap yang

digunakan dalam proses produksi. Hal ini merupakan nilai selisih keuntungan

perusahaan untuk akumulasi pengganti barang modal yang habis digunakan dalam

proses produksi ; d) pajak tak langsung (204) merupakan pajak yang dikenakan

pemerintah untuk setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan

seperti pajak pertambahan nilai (PPn); e) subsidi (205) yang merupakan subsidi

harga dari pemerintah.

3.5.4. Analisis Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi

Analisis input-output dapat digunakan untuk mengukur keterkaitan atau

tingkat saling ketergangtungan antar sektor dalam perekonomian. Keterkaitan ini

menunjukan sejauh mana pertumbuhan atau perubahan suatu sektor

mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pertumbuhan atau perubahan sektor-sektor

lainnya. Jenis keterkaitan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah

Page 38: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

38

keterkaitan ke belakang (backward lingkage) dan keterkaitan ke depan (forward

lingkage) dalam struktur perekonomian Indonesia.

3.5.4.1.Keterkaitan ke Belakang (Backward Lingkage)

Keterkaitan ke belakang merupakan keterkaitan yang bersumber dari

mekanisme penggunaan input produksi. Dalam hal ini jika terjadi peningkatan

output sektor i, maka akan ada peningkatan penggunaan input produksi sektor i

seperti yang diunjukkann oleh kolom ke - i dari matriks teknologi A. Total input

tambahan, yang sama dengan total output tambahan adalah penjumlahan dari

kolom ke – i matriks A tersebut. Secara resmi keterkaitan ke belakang langsung

ini yang dilambangkan dengan B(d)j dirumuskan sebagai berikut (Nazara, 2005):

B(d)j = ij ................................. (3.12)

Dimana aij merupakan koefisien input

Keterkaitan ke belakang tidak saja memiliki efek langsung, namun juga

memiliki efek tidak langsung dari perubahan output, yang ditunjukan oleh matriks

kebalikan Leontief. Menurut Nazara (2005) keterkaitan ke belakang total, yang

teridiri dari efek langsung dan efek tidak langsung, dirumuskan sebagai berikut:

B(d + i)j = ij ................................. (3.13)

Dimana: B(d + i)j adalah keterkaitan kebelakang total

αij adalah elemen matrik kebalikan Leontief (I – A )-1

i adalah urutan sektor menurut baris (i = 1,2,3.....n)

j adalah urutan sektor menurut kolom (j = 1,2,3,...n)

Page 39: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

39

3.5.4.2.Keterkaitan Ke Depan (Forward Lingkage)

Keterkaitan ke depan adalah alat analisis untuk mengetahui derajat

keterkaitan antara suatu sektor yang menghasilkan output, yang digunakan

sebagai input oleh sektor yang lain. Dalam ilustrasi, jika output sektor i meningkat

maka besarnya output sektor ini yang diberikan ke sektor-sektor lain (sebagai

input) akan meningkat juga. Peningkatan ini akan mendorong proses produksi

sehingga output sektor lain tersebut juga meningkat.

Jika terjadi peningkatan output sektor i, maka distribusi outputnya

langsung ditunjukan oleh baris ke-i dari matrik teknologi A. Total output

tambahan yang sama dengan total input tambahan adalah penjumlahan dari baris

ke-i matriks A tersebut dan ini merupakan keterkaitan kedepan lansung. Menurut

Nazara (2005), keterkaitan kedepan lansung yang dilambangakn dengan F(d)i

dirumuskan dengan :

F(d)i = ij ................................. (3.14)

Dimana aij merupakan koefisien input.

Keterkaitan ke depan selain memiliki efek langsung juga memiliki efek

tidak langsung dari penambahan output yang ditunjukan oleh matriks kebalikan

leontief. Menurut Nazara (2005), keterkaitan ke depan tidak langsung ini

diperoleh setelah diketahui keterkaitan ke depan total. Keterkaitan ke depan total,

dirumuskan dengan :

F(d + i)i = ij ................................. (3.15)

Page 40: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

40

Dimana:

F (d + i)i merupakan keterkaitan kedepan total.

αij adalah elemen matrik kebalikan Leontief (I – A )-1

i adalah urutan sektor menurut baris (i = 1,2,3.....n)

j adalah urutan sektor menurut kolom (j = 1,2,3,...n)

3.5.5. Analisis Angka Pengganda (Multiplier Analysis)

Analisis angka pengganda digunakan untuk melihat apa yang terjadi

terhadap pembentukan output, pendapatan rumah tangga dan lapangan pekerjaan

apabila terjadi perubahan pada variabel permintaan akhir dalam perekonomian.

Angka pengganda didefinisikan sebagai koefisien yang menyatakan

kelipatan dari dampak perubahan permintaan akhir suatu sektor sebesar satu unit

terhadap produksi total semua sektor perekonomian. Pengganda dipergunakan

untuk menentukan tingkat ketergantungan dari beberapa sektor ekonomi. Suatu

sektor dengan angka pengganda besar mencerminkan sektor tersebut mempunyai

hubungan yang kuat dengan sektor-sektor lainnya.

Dalam analisis input–output ada tiga macam angka pengganda yaitu angka

pengganda output, angka pengganda pendapatan rumah tangga dan angka

pengganda lapangan pekerjaan.

3.5.5.1. Analisis Angka Pengganda Output (Output Multiplier Analysis)

Analisis angka pengganda output merupakan nilai total dari output atau

produksi yang dihasilkan oleh sektor-sektor dalam perekonomian sebagai akibat

dari adanya perubahan pada permintaan akhir. Peningkatan permintaan akhir pada

Page 41: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

41

suatu sektor tidak hanya akan meningkatkan output dari sektor tersebut saja, tetapi

juga akan meningkatkan output dari sektor-sektor lainnya, sehingga akan

menciptakan output baru dalam perekonomian. Besarnya kelipatan perubahan

output akibat perubahan permintaan akhir disebut sebagai angka pengganda

output.

Angka pengganda output dalam penelitian ini menggunakan angka

pengganda output biasa untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh kenaikan

permintaan akhir suatu sektor terhadap output sektor-sektor dalam perekonomian

baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Nazara (2005) angka

pengganda output suatu sektor di dalam perekonomian didefinisikan sebagai :

Oj = ij ................................. (3.16)

Dimana : Oj adalah pengganda output sektor j

αij adalah elemen matrik kebalikan Leontief (I – A )-1

3.5.5.2. Analisis Angka Pengganda Pendapatan Rumah Tangga (Household

Income Multiplier)

Angka pengganda pendapatan rumah tangga sering juga disebut dengan

efek pendapatan (income effect) dari model input-output. Nilai angka pengganda

pendapatan rumah tangga suatu sektor menunjukan tingkat perubahan pendapatan

rumah tangga total yang bekerja pada suatu sektor perekonomian sebagai akibat

perubahan permintaan akhir pada sektor tersebut.

Terjadinya perubahan permintaan akhir, menyebabkan terjadinya

perubahan output sektor produksi. Salah satu dampak dari perubahan output

tersebut adalah perubahan permintaan tenaga kerja. Karena balas jasa/upah tenaga

Page 42: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

42

kerja merupakan sumber pendapatan rumah tangga, maka perubahan permintaan

tenaga kerja tersebut akan mempengaruhi pendapatan rumah tangga. Formulasi

angka pengganda pendapatan rumah tangga suatu sektor menurut Nazara (2005)

adalah:

Hj = n+1,i αij ..................................... (3.17)

Dimana : Hj adalah angka pengganda pendapatan sektor j

an+1,i adalah koefisien input balas jasa/upah rumah tangga sektor j

αij adalah elemen matrik kebalikan Leontief (I – A )-1

3.5.5.3. Analisis Angka Pengganda Lapangan Pekerjaan (Employment

Multiplier)

Angka pengganda lapangan pekerjaan (employment multiplier) biasa pula

disebut sebagai efek lapangan pekerjaan (employment effect), yang merupakan

efek total dari perubahan lapangan pekerjaan di perekonomian akibat adanya

perubahan permintaan akhir pada sutau sektor. Perubahan pada permintaan akhir

suatu sektor akan menyebabkan perubahan output yang diproduksi. Perubahan

pada output yang diproduksi pada gilirannya akan menyebabkan perubahan pada

permintaan tenaga kerja.

Untuk dapat melihat efek perubahan permintaan akhir terhadap perubahan

lapangan pekerjaan pada suatu sektor, diperlukan jumlah tenaga kerja awal

disetiap sektor dalam menghasilkan output. Data ini dipergunaan untuk melihat

besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit

Page 43: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

43

output atau disebut koefisien tenaga kerja yang menurut Nazara (2005) di

formulasikan dengan:

Lj

Wj = ................................. (3.18)

Xj

Dimana : Wj adalah koefisien tenaga kerja sektor j

Lj adalah jumlah tenaga kerja sektor j

Xj adalah jumlah output sektor j

Angka penggandaan lapangan pekerjaan pada model input-output terbuka

menurut Nazara (2005) di rumuskan dengan :

Ej = n+1,iαij ............................. (3.19)

Dimana : Ej adalah angka pengganda lapangan pekerjaan sektor j

Wn+1,i adalah koefisien tenaga kerja sektor j

αij adalah elemen matrik kebalikan Leontief (I – A )-1

3.5.6. Analisis Dampak Permintaan Akhir

3.5.6.1. Dampak Permintaan Akhir Terhadap Pembentukan Output

Dalam tabel input-output, output memiliki hubungan timbal balik dengan

permintaan akhir. Hal ini berarti bahwa jumlah output yang diproduksi tergantung

dari jumlah permintaan akhir. Porsi output yang terbentuk sebagai dampak dari

masing-masing komponen atau komposisi permintaan akhir dan memperkirakan

output yang terbentuk akibat dampak permintaan akhir yang diproyeksikan, dapat

dihitung dengan (BPS, 2004) :

Page 44: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

44

X = (I – A )-1

F ................................. (3.19)

Dimana:

X adalah output yang dipengaruhi oleh masing-masing komponen

permintaan akhir

F adalah permintaan akhir.

(I – A )-1

adalah matrik kebalikan Leontief

Persamaan (3.19) dapat diuraikan sesuai dengan komponen permintaan

akhir pada tabel input-output, Maka akan terbentuk persamaan (BPS, 2004):

(1) X301 = (I – A )-1

F301

(2) X302 = (I – A )-1

F302

(3) X303 = (I – A )-1

F303

(4) X304 = (I – A )-1

F304

(5) X305 = (I – A )-1

F305

3.5.6.2. Dampak Permintaan Akhir Terhadap Kebutuhan Tenaga Kerja

Dalam suatu proses produksi, tenaga kerja merupakan salah satu

komponen input primer, yang pengeluaranya antara lain berbentuk upah, gaji,

tunjangan, bonus dan sebagianya. Sehingga sesuai dengan asumsi dasar analisis

input-output, maka tenaga kerja memiliki hubungan liner dengan output.

Hubungan antara tenaga kerja dengan output telah digambarkan pada koefisien

tenaga kerja, yaitu persamaan (3.18), Wj = Lj / Xj atau Lj = Wj . Xj. Sehingga

apabila dinyatakan dalan bentuk matriks untuk masing-masing sektor adalah

(BPS, 2004) :

Page 45: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

45

....................................................... (3.20)

Dimana :

= matrik jumlah tenaga kerja

= matrik diagonal koefisien tenaga kerja

X = matrix output

Output yang terbentuk akibat dampak permintaan akhir dapat dihitung dari

persamaan (3.19), sehingga jika persamaan tersebut disubstitusikan dengan

persamaan (3.20) akan diperoleh (BPS, 2004):

................................(3.21)

Dimana :

adalah kebutuhan tenaga kerja yang dipengaruhi oleh

permintaan akhir

adalah matriks diagonal koefisien tenaga kerja

(I – A )-1 F adalah output yang dipengaruhi oleh masing-masing

komponen permintaan akhir

3.5.6.3. Dampak Penambahan Investasi Terhadap Kebutuhan Tenaga Kerja

Untuk melihat dampak tambahan investasi sektor perikanan pada

perekonomian Indonesia dilakukan dengan pendekatan simulasi terhadap kegiatan

investasi di sektor perikanan dengan penambahan dana investasi sebesar Rp. 100

milyar.

Pada tabel input-output, investasi sebagai salah satu komponen peda

permintaan akhir, maka perubahan pada investasi hampir sama dengan persamaan

(3.19), dimana dapat dirumuskan (BPS, 2004):

Page 46: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

46

X I+1 = (I – A )-1

FI+1 ................................. (3.22)

Dimana XI+1 adalah output yang terbentuk akibat adanya tambahan

Investasi dan FI+1 adalah permintaan akhir setelah adanya tambahan investasi. (I –

A )-1

adalah matrik kebalikan leontief

Sedangkan untuk melihat kebutuhan tenaga kerja setelah adanya tambahan

investasi dapat dirumuskan dengan (BPS, 2004):

................................(3.23)

Dimana :

adalah kebutuhan tenaga kerja yang dipengaruhi oleh

permintaan akhir setalah adanya tambahan investasi

adalah matriks diagonal koefisien tenaga kerja

(I – A) -1

adalah output yang dipengaruhi oleh masing-masing

komponen permintaan akhir setelah adanya tambahan

investasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Deskriptif

4.1.1. Struktur Permintaan

Berdasarkan tabel Input-output Indonesia Updating 2008 berdasarkan

Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen yang diagrerasi klasifikasi sektor

menjadi 19 sektor, total permintaan mencapai 10.530 trilyun rupiah, yang terdiri

dari 4.382 trilyun rupiah atau 41,6% merupakan permintaan antara dan 6.148

trilyun rupiah atau 58,4% merupakan permintaan akhir. Besarnya permintaan

akhir dari pada permintaan antara dalam perekonomian Indonesia, menunjukan

Page 47: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

47

bahwa belum berkembangan industrialisasi di Indonesia. Sehingga output dalam

perekonomian tidak banyak yang digunakan sebagai bahan baku untuk proses

produksi.

Sektor yang memiliki struktur permintaan terbesar, baik permintaan antara

maupun permintaan akhir, adalah sektor industri lainnya (9) yang masing-masing

sebesar 1.168 trilyun rupiah dan 1.218 trilyun rupiah.

Tabel 5.1. Struktur Permintaan Sektor-sektor Dalam Perekonomian

Indonesia Tahun 2008 (juta rupiah)

Kode

Sektor

Permintaan

Antara

Permintaan

Akhir

Total

Permintaan Rangking

1 166.813.624 3.027.285 169.840.909 16

2 111.685.879 190.423.869 302.109.748 11

3 172.632.466 31.845.570 204.478.036 14

4 139.451.091 127.982.124 267.433.215 13

5 45.645.619 8.407.434 54.053.053 18

6 72.862.360 110.904.926 183.767.286 15

7 403.970.254 313.512.631 717.482.885 5

8 295.573.773 709.097.678 1.004.671.451 3

9 1.168.379.558 1.218.004.100 2.386.383.658 1

10 243.355.061 164.748.292 408.103.353 9

11 85.440.795 39.049.910 124.490.705 17

12 99.869.565 1.144.105.970 1.243.975.535 2

13 425.000.993 574.121.752 999.122.745 4

14 63.031.684 274.067.557 337.099.241 10

15 306.439.290 353.662.333 660.101.623 6

16 393.152.748 173.476.816 566.629.564 8

17 11.723.490 263.563.499 275.286.989 12

18 176.134.585 445.007.310 621.141.895 7

19 1.011.101 2.858.205 3.869.306 19

Jumlah 4.382.173.936 6.147.867.261 10.530.041.197

Sumber: Tabel Input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

Berdasarkan Tabel 5.1, total permintaan pada sektor perikanan adalah

sebesar 183,767 trilyun rupiah yang terdiri dari 72,862 trilyun rupiah untuk

permintaan antara dan 110,904 trilyun rupiah pada permintaan akhir. Jika

dibandingkan antara permintaan antara dengan permintaan akhir pada sektor

Page 48: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

48

perikanan, komponen permintaan akhir lebih besar dari pada permintaan antara

yaitu sebesar 60,3% dari total permintaan, sedangkan permintaan antara hanya

sebesar 39,7% dari total permintaan. Keadaan ini menunjukan bahwa output

sektor perikanan lebih banyak digunakan untuk memenuhi permintaan akhir dari

pada permintaan antara, atau dengan kata lain output dari sektor perikanan lebih

banyak dikonsumsi langsung oleh konsumen sebagai permintaan akhir dari pada

untuk proses produksi pada sektor lain.

Keadaan tersebut mengindikasikan bahwa belum berkembangnya industri

pengolahan yang berbasis output dari sektor perikanan. Hal ini terlihat dari belum

banyaknya output dari sektor perikanan yang dapat dimanfaatkan oleh sektor lain

sebagai input dalam proses produksi dan juga jenis output dari sektor perikanan

yang masih sangat terbatas sehingga nilai tambah yang diperoleh dari output

sektor perikanan masih rendah.

Sesuai dengan Tabel 5.2 struktur permintaan antara sektor perikanan,

paling banyak digunakan oleh sektor industri makanan, minuman dan tembakau

(8) yaitu sebesar 57,64%, kemudian diikuti oleh sektor perikanan sendiri sebesar

26,91% dan sektor restoran dan hotel sebesar 11,24%. Hal ini menunjukan bahwa

sektor makanan, minuman dan tembakau (8) merupakan sektor yang paling

banyak menyerap output dari sektor perikanan, sehingga sektor tersebut

merupakan sektor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan sektor

perikanan dari sisi permintaan antara. Perubahan penyerapan output sektor

perikanan pada sektor makanan, minuman dan tembakau (8) akan sangat

berpengaruh terhadap perubahan permintaan output sektor perikanan.

Page 49: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

49

Tabel 5.2. Struktur Permintaan Antara Sektor Perikanan Dalam

Perekonomian Indonesia Tahun 2008 (juta rupiah)

Kode

Sektor Nama Sektor

Permintaan Antara

Sektor Perikanan Persentase

1 Padi 0 0

2 Tanaman bahan makanan lainnya 0 0

3 Tanaman pertanian lainnya 8.918 0,02

4 Peternakan dan hasil-hasilnya 0 0

5 Kehutanan 0 0

6 Perikanan 19.608.843 26,91

7 Pertambangan dan penggalian 0 0

8 Industri makanan, minuman dan

tembakau 42.001.167 57,64

9 Industri lainnya 621.988 0,85

10 Pengilangan minyak bumi 0 0

11 Listrik, gas dan air bersih 0 0

12 Bangunan 0 0

13 Perdagangan 0 0

14 Restoran dan hotel 8.188.111 11,24

15 Pengangkutan dan komunikasi 28.639 0,04

16 Lembaga keuangan, usaha

bangunan dan jasa perusahaan 197.806 0,27

17 Pemerintah umum dan pertahanan 0 0

18 Jasa-jasa 2.206.888 3,03

19 Kegiatan yang tak jelas

batasannya 0 0

TOTAL 72.862.360 100

Sumber: Tabel Input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

Dilihat dari struktur permintaan akhir sektor perikanan pada Tabel 5.3,

output sektor perikanan pada permintaan akhir sebagian besar digunakan untuk

memenuhi konsumsi rumah tangga (301), yang besarannya mencapai 112,638

trilyun rupiah atau 61,3% dari total permintaan,. Besarnya output sektor perikanan

untuk memenuhi permintaan rumah tangga (301) lebih besar dari jumlah total

permintaan antara sektor perikanan. Hal ini menunjukan bahwa konsumsi rumah

tangga (301) merupakan pasar utama dalam pemanfaatan output sektor perikanan

dan sebagian besar pemanfaatan output sektor perikanan untuk konsumsi masih

dalam bentuk produk asli (belum mengalami perubahan bentuk atau pengolahan).

Page 50: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

50

Tabel 5.3. Struktur Permintaan Akhir Sektor Perikanan Dalam

Perekonomian Indonesia Tahun 2008 (juta rupiah)

Kode

Tabel I-O

Struktur Permintaan

Akhir

Permintaan Akhir

Sektor Perikanan

Persentase

Terhadap Total

Permintaan

301 Konsumsi Rumah Tangga 112.638.745 61,3

302 Konsumsi Pemerintah 0 0

303 Pembentukan Modal Tetap 0 0

304 Perubahan Inventori (4.587.976) -2,5

305 Ekspor 2.854.157 1,5

TOTAL 110.904.926

Sumber: Tabel Input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

Tingginya pemanfaatan output sektor perikanan pada konsumsi rumah

tangga (301) merupakan suatu peluang yang dapat dimanfaatkan dalam

pengembangan sektor perikanan. Peningkatan konsumsi rumah tangga (301)

terhadap produk perikanan akan berdampak terhadap peningkatan permintaan

output produk perikanan sehingga akan semakin berkembangnya sektor

perikanan. Hal ini masih sangat dimungkinkan karena tingkat konsumsi ikan per

kapita di Indonesia terus mengalami peningkatan dan masih relatif rendah di

bandingkan dengan negara-negara maju.

5.1.2 Struktur Output

Ouput dalam tabel input-output merupakan nilai dari produksi barang dan

jasa yang dihasilkan sektor-sektor ekonomi di wilayah dalam negeri tanpa

membedakan asal usul pelaku produksi. Dalam penelitian ini output dinilai atas

dasar harga produsen yaitu harga yang benar-benar di terima produsen tanpa

masuknya margin perdagangan dan biaya pengangkutan. Dalam tabel input-output

updating 2008, jumlah output diberi tanda (600).

Page 51: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

51

Berdasarkan Tabel 5.5, total output perekonomian Indonesia pada tahun

2008 sebesar 10.530 trilyun rupiah dengan kontribusi terbesar adalah sektor

industri lainnya (9) yaitu sebesar 22,66% dan kemudian sektor bangunan (12)

sebesar 11,81%. Sedangkan kontribusi sektor perikanan hanya sebesar 1,75%.

Rendahnya kontribusi output sektor perikanan terhadap pembentukan output

nasional mengambarkan rendahnya peran sektor perikanan dalam perekonomian

Indonesia.

Tabel 5.5. Output dan Kontribusi Output Sektor-sektor Dalam

Perekonomian Indonesia Tahun 2008 (juta rupiah)

Kode

Sektor Nama Sektor Output

Kontribusi

(%) Rangking

1 Padi 169.840.909 1,61 16

2 Tanaman bahan makanan

lainnya

302.109.748 2,87 11

3 Tanaman pertanian lainnya 204.478.036 1,94 14

4 Peternakan dan hasil-

hasilnya

267.433.215 2,54 13

5 Kehutanan 54.053.053 0,51 18

6 Perikanan 183.767.286 1,75 15

7 Pertambangan dan

penggalian

717.482.885 6,81 5

8 Industri makanan,

minuman dan tembakau

1.004.671.451 9,54 3

9 Industri lainnya 2.386.383.658 22,66 1

10 Pengilangan minyak bumi 408.103.353 3,88 9

11 Listrik, gas dan air bersih 124.490.705 1,18 17

12 Bangunan 1.243.975.535 11,81 2

13 Perdagangan 999.122.745 9,49 4

14 Restoran dan hotel 337.099.241 3,20 10

15 Pengangkutan dan

komunikasi

660.101.623 6,27 6

16 Lembaga keuangan, usaha

bangunan dan jasa

perusahaan

566.629.564 5,38 8

17 Pemerintah umum dan

pertahanan

275.286.989 2,61 12

18 Jasa-jasa 621.141.895 5,90 7

19 Kegiatan yang tak jelas

batasannya

3.869.306 0,04 19

TOTAL 10.530.041.197 100

Sumber: Tabel Input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

Page 52: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

52

Dilihat dari potensi yang ada, rendahnya kontribusi sektor perikanan

dalam perekonomian disebabkan masih belum optimalnya pemanfaatan potensi

pada sektor ini. Output sektor perikanan yang terbentuk pada tahun 2008, hanya

sekitar 26% dari potensi ekonomi sumber daya sektor perikanan yang dapat

dimanfaatkan secara lestari pertahun. Besarnya potensi tersebut mencapai US$ 82

miliar (KKP, 2010) atau 705,2 trilyun rupiah (1US$ = Rp 8.600). Keadaan

tersebut memberikan indikasi bahwa kurangnya investasi dan perhatian

pemerintah pada sektor tersebut.

5.1.3 Struktur Input

Input adalah semua barang, jasa dan faktor produksi yang digunakan

dalam proses produksi untuk menghasilkan output. Dalam tabel input-output,

input terbagi atas dua yaitu input antara dan input primer. Input antara adalah

barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu sektor ekonomi yang kemudian

dimanfaatkan oleh sektor lain maupun oleh sektor itu sendiri dalam proses

kegiatan produksi. Sedangkan input primer merupakan balas jasa atas pemakaian

faktor-faktor produksi yang berperan dalam proses produksi.

5.1.3.1 Input Antara

Input antara sebenarnya sama dengan permintaan antara, hanya berbeda

dalam cara membaca dalam tabel input-output. Berdasarkan Tabel 5.7, input

antara sektor perikanan mencapai 45,247 trilyun rupiah atau 25,05% dari total

input pada sektor perikanan. Kontribusi terbesar dari input antara pada sektor

perikanan berasal dari sektor perikanan sendiri sebesar 43,34% yang kemudian

Page 53: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

53

diikuti oleh sektor industri makanan, minuman dan tembakau (8) sebesar 16,29 %

dan kemudia dari sektor pengilangan minyak bumi (10) sebesar 11,91%. Keadaan

ini menunjukan bahwa, apabila dilihat dari input antara, pengembangan sektor

perikanan sangat di pengaruhi oleh keadaan sektor perikanan itu sendiri. Selain

itu, keadaaan tersebut juga mengambarkan bahwa masih rendahnya dukungan dari

sektor lainnya terhadap sektor perikanan. Hal ini terlihat dari masih sedikitnya

barang atau jasa yang dihasilkan oleh sektor lain yang dapat dimanfaatkan oleh

sektor perikanan dalam proses kegiatan produksi.

Tabel 5.7. Struktur Input Antara Sektor Perikanan Dalam Perekonomian

Indonesia Tahun 2008 (juta rupiah)

Kode

Sektor Nama Sektor

Input Antara Sektor

Perikanan Persentase

1 Padi 0 0

2 Tanaman bahan makanan lainnya 614.411 1,36

3 Tanaman pertanian lainnya 664.149 1,47

4 Peternakan dan hasil-hasilnya 124.586 0,28

5 Kehutanan 129.403 0,29

6 Perikanan 19.608.843 43,34

7 Pertambangan dan penggalian 0 0

8 Industri makanan, minuman dan

tembakau

7.369.972 16,29

9 Industri lainnya 3.380.053 7,47

10 Pengilangan minyak bumi 5.390.807 11,91

11 Listrik, gas dan air bersih 220.263 0,49

12 Bangunan 550.766 1,22

13 Perdagangan 4.551.051 10,06

14 Restoran dan hotel 307.283 0,68

15 Pengangkutan dan komunikasi 1.302.031 2,88

16 Lembaga keuangan, usaha

bangunan dan jasa perusahaan

948.061 2,10

17 Pemerintah umum dan pertahanan 0 0

18 Jasa-jasa 86.087 0,19

19 Kegiatan yang tak jelas

batasannya

0 0

TOTAL 45.247.766

Sumber: Tabel Input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

Page 54: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

54

5.1.3.2 Input Primer

Berdasarkan Tabel 5.8, sektor yang memiliki input primer terbesar

adalah sektor industri lainnya (9) dan kemudian diikuti oleh sektor pertambangan

dan penggalian (7). Sedangkan nilai input primer sektor perikanan relatif kecil

yaitu sebesar 135,347 trilyun rupiah. Kecilnya nilai input primer pada sektor

perikanan memperlihatkan bahwa sedikitnya balas jasa atas pemakaian faktor-

faktor produksi dalam proses produksi.

Tabel 5.8. Input Primer Sektor-sektor Dalam Perekonomian Indonesia

Tahun 2008 (juta rupiah)

Kode

Sektor Nama Sektor Input Primer Rangking

1 Padi 126.514.493 16

2 Tanaman bahan makanan lainnya 254.695.059 9

3 Tanaman pertanian lainnya 131.033.990 15

4 Peternakan dan hasil-hasilnya 132.087.685 14

5 Kehutanan 41.904.851 18

6 Perikanan 135.347.487 13

7 Pertambangan dan penggalian 574.453.950 2

8 Industri makanan, minuman dan

tembakau

338.865.357 6

9 Industri lainnya 834.772.264 1

10 Pengilangan minyak bumi 237.686.173 10

11 Listrik, gas dan air bersih 46.034.948 17

12 Bangunan 451.641.690 4

13 Perdagangan 533.546.156 3

14 Restoran dan hotel 152.062.431 12

15 Pengangkutan dan komunikasi 335.930.967 7

16 Lembaga keuangan, usaha

bangunan dan jasa perusahaan

384.987.403 5

17 Pemerintah umum dan pertahanan 157.726.831 11

18 Jasa-jasa 322.923.495 8

19 Kegiatan yang tak jelas

batasannya

2.116.548 19

TOTAL 5.194.331.778

Sumber: Tabel Input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

Dilihat dari struktur input primer sektor perikanan, Tabel 5.9, komponen

terbesar ada pada surplus usaha (302) yang mencapai 76,55% dari total input

Page 55: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

55

primer sektor tersebut. Hal ini menunjukan bahwa output yang terbentuk pada

sektor perikanan lebih banyak disebabkan oleh pemakaian komponen surplus

usaha sebagai faktor produksi, sehingga mengindikasikan bahwa kegiatan pada

sektor perikanan lebih kepada padat modal dengan keuntungan yang relatif besar.

Sedangkan apabila dibandingkan antara surplus usaha (202) dengan upah dan gaji

(201), rasio perbandinganya cukup besar yaitu antara 76,55% dengan 19,54%. Hal

ini mencerminkan bahwa tidak meratanya distribusi pendapatan antara pengusaha

dengan tenaga kerja (buruh).

Tabel 5.9. Struktur Input Primer Sektor Perikanan Dalam Perekonomian

Indonesia Tahun 2008 (juta rupiah)

Kode Tabel

I-O Struktur Input Primer

Input Primer

Sektor Perikanan Persentase

201 Upah dan gaji 26.451.265 19,54

202 Surplus usaha 103.612.613 76,55

203 Penyusutan 3.740.188 2,76

204 Pajak tak langsung 1.641.146 1,21

205 Subsidi (97.725) -0,07

Total/Nilai Tambah Bruto 135.347.487

Sumber: Tabel Input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

Tingkat upah dan gaji (201) sektor perikanan relatif rendah yaitu sebesar

26,451 trilyun rupiah atau sekitar 19,54% dari input primer. Angka ini

menginterpretasikan bahwa untuk menghasilkan satu satuan output diperlukan

balas jasa atas pemakaian faktor produksi tenaga kerja sebesar 0,1954 satuan.

Angka tersebut lebih kecil dari pada persentase secara total terhadap tingkat upah

dan gaji (201) dalam perekonomian yaitu sebesar 30,92%. Rendahnya balas jasa

atas pemakaian faktor produksi tenaga kerja pada sektor perikanan mengambarkan

rendahnya kualitas sumber daya manusia yang ada di sektor perikanan.

Page 56: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

56

Tabel 5.10. Persentase Tingkat Upah dan Gaji Terhadap Input Primer

Sektor-sektor Dalam Perekonomian Indonesia Tahun 2008

(juta rupiah)

Kode

Sektor Nama Sektor

Tingkat Upah

dan Gaji Input Primer Persentase

1 Padi 21.865.555 126.514.493 17,28

2 Tanaman bahan makanan lainnya 42.685.046 254.695.059 16,76

3 Tanaman pertanian lainnya 41.463.526 131.033.990 31,64

4 Peternakan dan hasil-hasilnya 43.401.514 132.087.685 32,86

5 Kehutanan 8.856.268 41.904.851 21,13

6 Perikanan 26.451.265 135.347.487 19,54

7 Pertambangan dan penggalian 83.499.069 574.453.950 14,54

8 Industri makanan, minuman dan

tembakau

83.942.029 338.865.357 24,77

9 Industri lainnya 267.909.585 834.772.264 32,09

10 Pengilangan minyak bumi 61.257.553 237.686.173 25,77

11 Listrik, gas dan air bersih 31.570.710 46.034.948 68,58

12 Bangunan 167.855.903 451.641.690 37,17

13 Perdagangan 151.338.617 533.546.156 28,36

14 Restoran dan hotel 53.632.134 152.062.431 35,27

15 Pengangkutan dan komunikasi 107.177.215 335.930.967 31,90

16 Lembaga keuangan, usaha

bangunan dan jasa perusahaan

85.309.160 384.987.403 22,16

17 Pemerintah umum dan pertahanan 138.982.317 157.726.831 88,12

18 Jasa-jasa 188.523.794 322.923.495 58,38

19 Kegiatan yang tak jelas batasannya 528.986 2.116.548 24,99

TOTAL 1.606.250.246 5.194.331.778 30,92

Sumber: Tabel Input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

4.2. Analisis Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi

4.2.1 Keterkaitan Ke Depan

Keterkaitan ke depan adalah alat analisis untuk mengetahui derajat

keterkaitan antara suatu sektor yang menghasilkan output, dengan sektor lain yang

menggunakan output tersebut sebagai input. Keterkaitan ke depan bisa dilihat dari

sisi keterkaitan ke depan langsung dan keterkaitan kedepan tidak langsung.

Berdasarkan Tabel 5.11 sektor yang memiliki keterkaitan ke depan total

terbesar adalah sektor industri lainnya (9) yaitu sebesar 3,40158 dan kemudian

Page 57: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

57

sektor pertambangan dan penggalian (7) sebesar 2,05524. Sedangkan sektor

perikanan berada pada peringkat ke 15 dari 19 sektor perekonomian dengan

keterkaitan ke depan total sebesar 1,24837.

Tabel 5.11. Keterkaitan Ke Depan Sektor-Sektor Dalam Perekonomian

Indonesia Tahun 2008

Kode

Sektor

Keterkaitan Ke Depan Rangking

Langsung Tidak Langsung Total

1 0,19906 1,16156 1,36062 11

2 0,20527 1,09943 1,30470 13

3 0,44602 1,20305 1,64907 8

4 0,42690 1,18038 1,60728 9

5 0,04661 1,03171 1,07832 17

6 0,17705 1,07132 1,24837 15

7 0,58427 1,47097 2,05524 2

8 0,59110 1,32551 1,91661 5

9 1,42333 1,97825 3,40158 1

10 0,48023 1,25526 1,73549 7

11 0,18315 1,10211 1,28526 14

12 0,22134 1,11615 1,33749 12

13 0,64513 1,37019 2,01532 3

14 0,10910 1,04675 1,15585 16

15 0,44431 1,29855 1,74286 6

16 0,54585 1,43711 1,98296 4

17 0,02077 1,01811 1,03888 18

18 0,28922 1,18393 1,47315 10

19 0,00203 1,00101 1,00304 19

Sumber: Tabel Input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

Keterkaitan ke depan total sektor perikanan sebesar 1,24837 terdiri dari

keterkaitan ke depan langsung sebesar 0,17705 dan keterkaitan ke depan tidak

langsung sebesar 1,07132. Hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan satu satuan

unit output sektor perikanan, maka tambahan output tersebut akan didistribusikan

sebagai input ke sektor lainnya dan sektor perikanan itu sendiri sehingga akan

menaikkan output sektor-sektor tersebut secara langsung sebesar 0,17705 rupiah

dan secara tidak langsung sebesar 1,07132 rupiah.

Page 58: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

58

Dengan kata lain setiap kenaikan satu unit output sektor perikanan, maka

tambahan output tersebut akan didistribusikan kepada sektor yang menggunakan

input dari sektor perikanan, sehingga mendorong peningkatan proses produksi

sektor tersebut karena adanya input yang lebih banyak. Peningkatan output dari

sektor yang menggunakan input dari sektor perikanan tersebut akan lebih lanjut

didistribusikan ke sektor-sektor lain sehingga akan mengakibatkan tambahan

output pada perekonomian secara total sebesar 1,24837 rupiah.

4.2.2 Keterkaitan Ke Belakang

Keterkaitan ke belakang merupakan mekanisme melihat peningkatan

output melalui sisi permintaan input. Peningkatan output suatu sektor akan

menyebabkan peningkatan permintaan input pada sektor tersebut yang tidak lain

merupakan output dari sektor lain atau juga dari sektor itu sendiri. Keterkaitan ke

belakang juga memiliki efek langsung dan tidak langsung.

Berdasarkan Tabel 5.12 sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang total

terbesar adalah sektor industri makanan, minuman dan tembakau (8) sebesar

1,9778 dan kemudian sektor restoran dan hotel (14) sebesar 1,95681. Sedangkan

sektor perikanan berada pada peringkat ke 14 dari 19 sektor perekonomian dengan

keterkaitan ke belakang total sebesar 1,38039.

Page 59: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

59

Tabel 5.12. Keterkaitan Ke Belakang Sektor-Sektor Dalam Perekonomian

Indonesia Tahun 2008

Kode

Sektor

Keterkaitan Ke Belakang Rangking

Langsung Tidak Langsung Total

1 0,20659 1,13165 1,33824 15

2 0,13763 1,08296 1,22059 19

3 0,31272 1,20892 1,52164 12

4 0,48324 1,41319 1,89643 3

5 0,20749 1,12769 1,33518 16

6 0,24622 1,13417 1,38039 14

7 0,16502 1,07137 1,23639 18

8 0,62001 1,35777 1,97778 1

9 0,46615 1,28811 1,75426 6

10 0,21616 1,05523 1,27139 17

11 0,57301 1,25401 1,82702 5

12 0,52729 1,32363 1,85092 4

13 0,42374 1,25529 1,67903 9

14 0,54379 1,41302 1,95681 2

15 0,40019 1,22653 1,62672 11

16 0,28419 1,17067 1,45486 13

17 0,36996 1,2706 1,64056 10

18 0,40437 1,27543 1,67980 8

19 0,45296 1,29112 1,74408 7

Sumber: Tabel Input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

Keterkaitan ke belakang total sektor perikanan sebesar 1,38039, yang

terdiri dari keterkaitan ke belakang langsung sebesar 0,24611 dan keterkaitan ke

belakang tidak langsung sebesar 1,13417. Hal ini meinterpretasikan bahwa setiap

kenaikan satu satuan unit output sektor perikanan, akan membutuhkan

peningkatan penggunaan input dari sektor lain maupun dari sektor perikanan

sendiri secara langsung sebesar 0,24611 rupiah dan 1,13417 rupiah secara tidak

langsung, atau sebesar 1,38039 rupiah secara total.

Dengan kata lain, kenaikan satu unit output sektor perikanan, akan

mengakibatkan tambahan penggunaan input pada sektor perikanan. Tambahan

input tersebut menyebabkan harus adanya tambahan output dari sektor yang akan

digunakan sebagai input oleh sektor perikanan. Peningkatan penggunaan input

Page 60: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

60

tersebut merupakan peningkatan output sektor lain, sehingga pada akhirnya akan

mengakibatkan tambahan output pada perekonomian secara total sebesar 1,38039

rupiah.

Tabel 5.13. Keterkaitan Sektor-Sektor Dalam Perekonomian Indonesia

Tahun 2008

Kode Sektor Keterkaitan

Rangking Depan Belakang Total

1 1,36062 1,33824 2,69886 15

2 1,30470 1,22059 2,52529 18

3 1,64907 1,52164 3,17071 9

4 1,60728 1,89643 3,50371 4

5 1,07832 1,33518 2,4135 19

6 1,24837 1,38039 2,62876 17

7 2,05524 1,23639 3,29163 7

8 1,91661 1,97778 3,89439 2

9 3,40158 1,75426 5,15584 1

10 1,73549 1,27139 3,00688 13

11 1,28526 1,82702 3,11228 12

12 1,33749 1,85092 3,18841 8

13 2,01532 1,67903 3,69435 3

14 1,15585 1,95681 3,11266 11

15 1,74286 1,62672 3,36958 6

16 1,98296 1,45486 3,43782 5

17 1,03888 1,64056 2,67944 16

18 1,47315 1,67980 3,15295 10

19 1,00304 1,74408 2,74712 14

Sumber: Tabel Input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

Berdasarakan Tabel 5.13, sektor yang memiliki keterkaitan total terbesar

adalah sektor industri lainnya (9) sebesar 5,15584 kemudian sektor industri

makanan, minuman dan tembakau (8) sebesar 3,89439 dan sektor perdagangan

(13) sebesar 3,69435, sehingga sektor-sektor tersebut merupakan sektor unggulan

dalam perekonomian karena besarnya dampak (multiplier efect) yang ditimbulkan

dari perkembangan sektor tersebut.

Menurut Nazara (2005), analisis keterkaitan dapat digunakan untuk

menentukan sektor unggulan dalam perekonomian. Sektor-sektor yang memiliki

Page 61: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

61

nilai keterkaitan yang besar dapat dikatakan sebagai sektor unggulan dalam

perekonomian suatu daerah. Hal ini karena dampak yang dapat ditimbulkan, baik

langsung maupun tidak langsung, akibat adanya peningkatan output pada sektor

tersebut terhadap pertumbuhan sektor-sektor lainya dalam perekonomian adalah

besar. Dengan kata lain, pertumbuhan suatu sektor dengan nilai keterkaitan yang

besar akan dapat menyebabkan total pertumbuhan yang lebih besar pada sektor-

sektor dalam perekonomian, dari pada sektor yang memiliki nilai keterkaitan yang

kecil.

Angka keterkaitan total sektor perikanan, baik kedepan maupun

kebelakang, relatif kecil yaitu sebesar 2,62876. Angka tersebut menunjukan

bahwa untuk setiap kenaikan satu satuan unit output sektor perikanan akan

berdampak terhadap peningkatan output perekonomian sebesar 2,62876 rupiah.

4.3. Analisis Angka Pengganda (Multiplier Analysis)

4.3.1 Angka Pengganda Output (Output Multiplier Analysis)

Analisis angka pengganda output merupakan nilai total dari output yang

dihasilkan oleh sektor-sektor dalam perekonomian sebagai akibat dari adanya

perubahan pada permintaan akhir. Peningkatan permintaan akhir pada suatu sektor

tidak hanya akan meningkatkan output dari sektor tersebut saja, tetapi juga akan

meningkatkan output dari sektor-sektor lainnya, sehingga akan menciptakan

output baru dalam perekonomian. Besarnya kelipatan perubahan output akibat

perubahan permintaan akhir disebut sebagai angka pengganda output.

Page 62: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

62

Tabel 5.15. Angka Pengganda Output Sektor-sektor Dalam Perekonomian

Indonesia Tahun 2008

Kode

Sektor Nama Sektor

Pengganda

Output Rangking

1 Padi 1,33824 15

2 Tanaman bahan makanan lainnya 1,22059 19

3 Tanaman pertanian lainnya 1,52164 12

4 Peternakan dan hasil-hasilnya 1,89643 3

5 Kehutanan 1,33518 16

6 Perikanan 1,38039 14

7 Pertambangan dan penggalian 1,23639 18

8 Industri makanan, minuman dan tembakau 1,97778 1

9 Industri lainnya 1,75426 6

10 Pengilangan minyak bumi 1,27139 17

11 Listrik, gas dan air bersih 1,82702 5

12 Bangunan 1,85092 4

13 Perdagangan 1,67903 9

14 Restoran dan hotel 1,95681 2

15 Pengangkutan dan komunikasi 1,62672 11

16 Lembaga keuangan, usaha bangunan dan

jasa perusahaan

1,45486 13

17 Pemerintah umum dan pertahanan 1,64056 10

18 Jasa-jasa 1,67980 8

19 Kegiatan yang tak jelas batasannya 1,74408 7

Sumber: Tabel Input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

Berdasarkan Tabel 5.15, sektor yang memiliki angka pengganda output

terbesar adalah sektor industri makanan, minuman dan tembakau (8) sebesar

1,97778, kemudian sektor restoran dan hotel (14) sebesar 1,95681 dan sektor

peternakan dan hasil-hasilnya (4) sebesar 1,89643.

Angka pengganda ouput sektor perikanan relatif kecil yaitu sebesar

1,38039. Angka ini menunjukan bahwa jika terjadi peningkatan pada permintaan

akhir sektor perikanan sebesar satu unit rupiah maka akan mengakibatkan

peningkatan output total sektor-sektor dalam perekonomian sebesar 1,38039

rupiah. Rendahnya angka pengganda output sektor perikanan ini menunjukan

bahwa perubahan permintaan akhir pada sektor perikanan pengaruhnya tidak

Page 63: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

63

terlalu besar terhadap pembentukan output sektor-sektor dalam perekonomian,

atau dengan kata lain bahwa dari sisi penciptaan output kemampuan sektor

perikanan dalam perekonomian rendah.

Rendahnya angka pengganda output ini menunjukan bahwa masih belum

optimalnya pemanfaatan output dari sektor perikanan yang erat kaitannya dengan

masih sedikitnya output dari sektor perikanan yang melalui proses pengolahan.

Keadaan ini tergambar dari kecilnya permintaan antara pada sektor perikanan dan

tingginya permintaan akhir pada konsumsi rumah tangga (301) yang menunjukan

bahwa output dari sektor perikanan lebih banyak dipasarkan atau dikonsumsi

secara langsung.

4.3.2 Angka Pengganda Pendapatan Rumah Tangga (Household Income

Multiplier)

Berdasarkan Tabel 5.17, sektor yang memiliki angka pengganda

pendapatan rumah tangga terbesar adalah sektor pemerintahan umum dan

pertahanan (17) sebesar 0,60771, kemudian sektor jasa-jasa (18) sebesar 0,40151

dan sektor listrik, gas dan air bersih (11) sebesar 0,38078.

Page 64: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

64

Tabel 5.17. Angka Pengganda Pendapatan Rumah Tangga Sektor-sektor

Dalam Perekonomian Indonesia Tahun 2008

Kode

Sektor Nama Sektor

Pengganda

Pendapatan Rangking

1 Padi 0,17901 17

2 Tanaman bahan makanan lainnya 0,17317 18

3 Tanaman pertanian lainnya 0,28049 6

4 Peternakan dan hasil-hasilnya 0,28141 5

5 Kehutanan 0,21631 14

6 Perikanan 0,19652 15

7 Pertambangan dan penggalian 0,14858 19

8 Industri makanan, minuman dan

tembakau

0,22088 12

9 Industri lainnya 0,21784 13

10 Pengilangan minyak bumi 0,18379 16

11 Listrik, gas dan air bersih 0,38078 3

12 Bangunan 0,25016 9

13 Perdagangan 0,26010 8

14 Restoran dan hotel 0,29186 4

15 Pengangkutan dan komunikasi 0,27029 7

16 Lembaga keuangan, usaha bangunan

dan jasa perusahaan

0,22951 11

17 Pemerintah umum dan pertahanan 0,60771 1

18 Jasa-jasa 0,40151 2

19 Kegiatan yang tak jelas batasannya 0,24874 10

Sumber: Tabel input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

Angka pengganda pendapatan rumah tangga sektor perikanan relatif kecil

yaitu sebesar 0,19652. Angka ini berarti bahwa jika terjadi peningkatan

permintaan akhir pada sektor perikanan sebesar satu unit rupiah, akan

meningkatkan pendapatan rumah tangga total atau peningkatan pembayaran atas

balas jasa pemakaian tenaga kerja berupa upah atau gaji total sebesar 0,19652

rupiah dalam perekonomian.

Rendahnya nilai angka pengganda pendapatan rumah tangga di sektor

perikanan ini menunjukan bahwa balas jasa atau upah tenaga kerja pada sektor

perikanan masih rendah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kondisi kualitas

sumber daya manusia pada sektor perikanan yang terkait dengan tingkat

Page 65: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

65

pendidikan, pendayagunaan, produktivitas, daya saing, dan budaya etos kerja

yang rendah, serta rendahnya tingkat teknologi yang digunakan sehingga

mengakibatkan rendahnya efisiensi proses produksi.

4.3.3 Angka Pengganda Lapangan Pekerjaan (Employment Multiplier)

Angka pengganda lapangan pekerjaan merupakan efek total dari

perubahan lapangan pekerjaan dalam perekonomian sebagai akibat adanya

perubahan permintaan akhir pada sutau sektor. Perubahan permintaan akhir pada

suatu sektor akan menyebabkan perubahan output yang pada gilirannya akan

menyebabkan perubahan pada permintaan tenaga kerja.

Untuk dapat melihat efek perubahan permintaan akhir terhadap perubahan

lapangan pekerjaan pada suatu sektor, diperlukan jumlah tenaga kerja awal

disetiap sektor dalam menghasilkan output. Jumlah tenaga kerja ini merupakan

jumlah yang memang telah digunakan untuk melakukan proses produksi pada

waktu yang bersangkutan. Selain itu, asumsi yang digunakan di sini adalah

bahwasanya seorang pekerja hanya bekerja di satu sektor saja dan tidak ada

kemungkinan bekerja di dua atau lebih sektor sekaligus. Sehingga penentuan

sektor pekerjaan suatu tenaga kerja dengan menentukan pekerjaan utama.

Lapangan pekerjaan utama adalah lapangan pekerjaan yang mendapatkan alokasi

waktu paling besar dari keseluruhan waktu kerja seseorang.

Page 66: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

66

Tabel 5.18. Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha/Bidang

Pekerjaan Utama Selama Seminggu Yang Lalu

Kode

Sektor Nama Sektor

Jumlah Tenaga Kerja

(orang)

1 Padi 12.895.852

2 Tanaman bahan makanan lainnya 9.822.935

3 Tanaman pertanian lainnya 11.892.922

4 Peternakan dan hasil-hasilnya 4.291.800

5 Kehutanan 669.773

6 Perikanan 1.775.270

7 Pertambangan dan penggalian 1.070.106

8 Industri makanan, minuman dan tembakau 3.391.896

9 Industri lainnya 9.125.246

10 Pengilangan minyak bumi 21.860

11 Listrik, gas dan air bersih 201.114

12 Bangunan 5.438.965

13 Perdagangan 18.233.118

14 Restoran dan hotel 2.988.626

15 Pengangkutan dan komunikasi 6.178.878

16 Lembaga keuangan, usaha bangunan dan jasa

perusahaan

1.462.766

17 Pemerintah umum dan pertahanan 4.721.408

18 Jasa-jasa 8.272.210

19 Kegiatan yang tak jelas batasannya 98.005

TOTAL 102.552.750

Sumber: SAKERNAS 2008 (Agustus 2008), data diolah

Berdasarkan Tabel 5.19, sektor yang memiliki angka pengganda tenaga

kerja terbesar adalah sektor pertanian (1) yaitu sebesar 0,08420, kemudian diikuti

oleh sektor tanaman pertanian lainnya (3) sebesar 0,06554.

Page 67: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

67

Tabel 5.19. Angka Pengganda Tenaga Kerja Sektor-sektor Dalam

Perekonomian Indonesia Tahun 2008

Kode

Sektor Nama Sektor

Pengganda

Tenaga Kerja Rangking

1 Padi 0,08420 1

2 Tanaman bahan makanan lainnya 0,03652 4

3 Tanaman pertanian lainnya 0,06554 2

4 Peternakan dan hasil-hasilnya 0,03167 6

5 Kehutanan 0,01712 10

6 Perikanan 0,01408 13

7 Pertambangan dan penggalian 0,00268 18

8 Industri makanan, minuman dan

tembakau

0,03309 5

9 Industri lainnya 0,01051 15

10 Pengilangan minyak bumi 0,00070 19

11 Listrik, gas dan air bersih 0,00498 17

12 Bangunan 0,01063 14

13 Perdagangan 0,03137 7

14 Restoran dan hotel 0,01649 11

15 Pengangkutan dan komunikasi 0,01425 12

16 Lembaga keuangan, usaha bangunan

dan jasa perusahaan

0,00573 16

17 Pemerintah umum dan pertahanan 0,02215 8

18 Jasa-jasa 0,02086 9

19 Kegiatan yang tak jelas batasannya 0,03979 3

Sumber: Tabel Input-Output Indonesia Updating 2008, data diolah

Angka pengganda tenaga kerja sektor perikanan sebesar 0,014. Angka ini

menunjukan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar 1 milyar

rupiah di sektor perikanan, maka akan terdapat tambahan 14 lapangan pekerjaan

baru di perekonomian.

Rendahnya angka pengganda tenaga kerja pada sektor perikanan

menunjukan bahwa sedikitnya dampak yang dari perubahan permintaan akhir

terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini disebabkan oleh tidak berkembangnya

dan rendahnya nilai tambah (added value) yang diperoleh dari pemanfaatan output

sektor perikanan, dimana sampai dengan tahun 2009 baru sekitar 6,45%. Nilai

tambah pada sektor perikanan merupakan tambahan manfaat ekonomi yang

Page 68: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

68

diperoleh dari pemanfaatan output sektor perikanan. Sehingga untuk

meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sektor perikanan, perlu

mengembangkan kegiatan-kegiatan dalam rangka peningkatan nilai tambah output

sektor perikanan.

Tabel 5.20. Perkembangan Nilai Tambah Produk Perikanan Tahun

2006-2009

Rincian Tahun

2006 2007 2008 2009

Nilai Tambah (%) 4,00 5,60 4,96 6,45

Sumber: P2HP Dalam Angka 2010, Data diolah

4.4. Analisis Dampak Permintaan Akhir

4.4.1 Dampak Permintaan Akhir Terhadap Pembentukan Output

Dalam tabel input-output, output memiliki hubungan timbal balik dengan

permintaan akhir. Hal ini berarti bahwa jumlah output yang diproduksi tergantung

dari jumlah permintaan akhir. Berdasarkan Tabel 5.21, komponen pengeluaran

konsumsi rumah tangga (301) memiliki kontribusi terbesar dalam pembentukan

output seluruh sektor dalam perekonomian, yakni sebesar 47,43%. Kemudian

diikuti oleh ekspor (305) sebesar 22,87% dan pemberntukan modal tetap bruto

(303) sebesar 22,64 %.

Sedangkan pada sektor perikanan kontribusi terbesar dalam pembentukan

output adalah sebagai akibat dari pengeluaran konsumsi rumah tangga (301)

sebesar 172,3 trilyun rupiah atau mencapai 93,76% dan ekspor (305) sebesar

15,176 trilyun rupiah. Hal ini menunjukan bahwa konsumsi rumah tangga (301),

merupakan konsumen terbesar untuk output sektor perikanan. Keadaaan ini

Page 69: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

69

menyebabkan perlunya perhatian khusus dari pemerintah atau stakeholders

perikanan untuk meningkatkan dan memperhatikan pasar domestik.

Tabel 5.21. Dampak Komponen Permintaan Akhir Terhadap

Pembentukan Output Sektor-sektor dalam Perekonomian

Indonesia Tahun 2008 (juta rupiah)

Kode

Sektor

Permintaan Akhir Jumlah

301 302 303 304 305

1 132.814.215,53 2.062.393,51 1.525.913,29 (2.365.679,78) 35.804.066,46 169.840.909

2 286.810.777,00 8.936.775,93 3.206.785,09 (14.939.688,75) 18.095.098,73 302.109.748

3 128.736.274,81 3.361.305,02 14.849.437,52 (3.124.040,06) 60.655.058,71 204.478.036

4 244.768.371,60 7.053.719,12 6.793.085,55 (10.420.088,17) 19.238.126,90 267.433.215

5 15.856.446,83 1.157.191,25 24.665.768,81 3.507.390,55 8.866.255,55 54.053.053

6 172.300.596,18 1.801.971,17 1.142.128,80 (6.653.890,32) 15.176.480,17 183.767.286

7 117.140.530,73 10.644.898,39 137.341.795,40 71.884.451,18 380.471.209,31 717.482.885

8 800.831.326,99 12.151.245,41 8.369.623,39 (33.315.618,41) 216.634.873,61 1.004.671.451

9 894.327.378,08 74.753.625,01 551.989.497,34 74.530.131,41 790.783.026,15 2.386.383.658

10 135.964.091,48 10.350.991,43 74.651.887,51 (36.052.860,57) 223.189.243,15 408.103.353

11 82.690.654,40 6.618.253,38 13.896.118,30 1.158.166,44 20.127.512,48 124.490.705

12 45.769.269,14 18.921.411,90 1.157.615.461,24 1.166.307,11 20.503.085,60 1.243.975.535

13 575.928.320,34 23.286.259,13 162.034.956,02 5.959.586,46 231.913.623,05 999.122.745

14 257.025.333,98 16.345.690,16 13.916.311,86 448.322,06 49.363.582,94 337.099.241

15 399.733.533,59 25.928.756,94 74.154.205,67 3.636.030,16 156.649.096,64 660.101.623

16 349.088.771,06 23.153.219,48 92.900.807,68 2.966.862,80 98.519.902,98 566.629.564

17 20.547.405,43 246.855.592,14 1.711.803,43 56.754,94 6.115.433,06 275.286.989

18 331.010.162,77 190.215.154,76 42.828.100,96 1.548.976,67 55.539.499,84 621.141.895

19 3.354.177,25 25.679,66 177.335,06 10.328,31 301.785,72 3.869.306

Jumlah 4.994.697.637,19 683.624.133,79 2.383.771.022,92 60.001.442,03 2.407.946.961,07 10.530.041.197

Kontribusi 47,43 % 6,49 % 22,64 % 0,57 % 22,87 %

Sumber: Tabel Input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

4.4.2 Dampak Permintaan Akhir Terhadap Kebutuhan Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu komponen input primer yang

pengeluaranya antara lain berbentuk upah, gaji, tunjangan, bonus dan sebagianya.

Sehingga sesuai dengan asumsi dasar analisis input-output, maka tenaga kerja

memiliki hubungan liner dengan output.

Page 70: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

70

Tabel 5.22. Dampak Komponen Permintaan Akhir Terhadap Kebutuhan

Tenaga Kerja Pada Sektor-sektor Dalam Perekonomian

Indonesia Tahun 2008 (orang)

Kode

Sektor

Permintaan Akhir Jumlah

301 302 303 304 305

1

10.084.451,84 156.595,50 115.861,08 (179.623,72) 2.718.567,30 12.895.852

2 9.325.497,24 290.574,43 104.266,88 (485.755,90) 588.352,34 9.822.935

3 7.487.603,58 195.501,38 863.678,10 (181.701,49) 3.527.840,43 11.892.922

4 3.928.071,90 113.198,92 109.016,24 (167.222,81) 308.735,75 4.291.800

5 196.477,71 14.338,79 305.634,28 43.460,18 109.862,04 669.773

6 1.664.496,91 17.407,81 11.033,45 (64.279,41) 146.611,24 1.775.270

7 174.711,88 15.876,57 204.841,51 107.213,68 567.462,35 1.070.106

8 2.703.706,34 41.024,12 28.256,89 (112.477,68) 731.386,33 3.391.896

9 3.419.801,05 285.848,93 2.110.741,89 284.994,32 3.023.859,81 9.125.246

10 7.282,90 554,45 3.998,72 (1.931,17) 11.955,10 21.860

11 133.586,26 10.691,75 22.449,10 1.871,01 32.515,88 201.114

12 200.114,43 82.729,04 5.061.377,66 5.099,38 89.644,50 5.438.965

13 10.510.189,14 424.953,90 2.956.996,51 108.757,25 4.232.221,19 18.233.118

14 2.278.713,51 144.916,24 123.378,06 3.974,70 437.643,49 2.988.626

15 3.741.703,78 242.706,00 694.120,08 34.035,04 1.466.313,10 6.178.878

16 901.179,92 59.770,52 239.825,37 7.659,02 254.331,18 1.462.766

17 352.405,63 4.233.785,16 29.358,90 973,40 104.884,92 4.721.408

18 4.408.309,28 2.533.237,12 570.373,77 20.628,88 739.660,95 8.272.210

19 84.957,39 650,44 4.491,69 261,60 7.643,88 98.005

Jumlah 61.603.260,68 8.864.361,06 13.559.700,19 (574.063,72) 19.099.491,79 102.552.750

Kontribusi 60,07% 8,64% 13,22% -0,56% 18,62%

Sumber: Tabel input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

Berdasarkan Tabel 5.22, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga

(301) merupakan komponen permintaan akhir yang paling besar dalam

menyediakan kebutuhan tenaga kerja, yang mencapai 60.07%. Kemudian diikuti

oleh komponen ekspor (305) sebesar 18,62% dan pembentukan modal bruto (303)

sebesar 8,64%. Sedangkan pada sektor perikanan kontribusi terbesar dalam

penyediaan kebutuhan tenaga kerja adalah dari pengeluaran konsumsi rumah

Page 71: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

71

tangga (301) yaitu sebanyak 1.664.497 orang atau 93,76% dari total tenaga kerja

pada sektor perikanan.

4.4.3 Dampak Penambahan Investasi Terhadap Kebutuhan Tenaga Kerja

Dalam tabel input-output, investasi merupakan salah satu komponen dari

permintaan akhir yang dinyatakan dalam pembentukan modal tetap bruto (303).

Tabel 5.23. Dampak Penambahan Investasi Pada Sektor Perikanan

Terhadap Pembentukan Output Sektor-sektor Dalam

Perekonomian Indonesia (juta rupiah)

Kode

Sektor

Permintaan Akhir Jumlah

301 302 303 304 305

1 132.814.215,53 2.062.393,51 1.526.813,01 (2.365.679,78) 35.804.066,46 169.841.808,72

2 286.810.777,00 8.936.775,93 3.207.514,49 (14.939.688,75) 18.095.098,73 302.110.477,40

3 128.736.274,81 3.361.305,02 14.850.566,12 (3.124.040,06) 60.655.058,71 204.479.164,60

4 244.768.371,60 7.053.719,12 6.793.399,04 (10.420.088,17) 19.238.126,90 267.433.528,49

5 15.856.446,83 1.157.191,25 24.665.899,65 3.507.390,55 8.866.255,55 54.053.183,84

6 172.300.596,18 1.801.971,17 1.254.341,56 (6.653.890,32) 15.176.480,17 183.879.498,75

7 117.140.530,73 10.644.898,39 137.342.992,21 71.884.451,18 380.471.209,31 717.484.081,82

8 800.831.326,99 12.151.245,41 8.375.093,26 (33.315.618,41) 216.634.873,61 1.004.676.920,87

9 894.327.378,08 74.753.625,01 551.993.254,46 74.530.131,41 790.783.026,15 2.386.387.415,12

10 135.964.091,48 10.350.991,43 74.655.709,07 (36.052.860,57) 223.189.243,15 408.107.174,56

11 82.690.654,40 6.618.253,38 13.896.455,33 1.158.166,44 20.127.512,48 124.491.042,03

12 45.769.269,14 18.921.411,90 1.157.616.037,98 1.166.307,11 20.503.085,60 1.243.976.111,73

13 575.928.320,34 23.286.259,13 162.038.528,24 5.959.586,46 231.913.623,05 999.126.317,21

14 257.025.333,98 16.345.690,16 13.916.609,01 448.322,06 49.363.582,94 337.099.538,16

15 399.733.533,59 25.928.756,94 74.155.713,21 3.636.030,16 156.649.096,64 660.103.130,54

16 349.088.771,06 23.153.219,48 92.902.420,99 2.966.862,80 98.519.902,98 566.631.177,32

17 20.547.405,43 246.855.592,14 1.711.832,90 56.754,94 6.115.433,06 275.287.018,47

18 331.010.162,77 190.215.154,76 42.828.543,29 1.548.976,67 55.539.499,84 621.142.337,33

19 3.354.177,25 25.679,66 177.338,17 10.328,31 301.785,72 3.869.309,11

Jumlah 4.994.697.637,19 683.624.133,79 2.383.909.061,99 60.001.442,03 2.407.946.961,07 10.530.179.236,07

Persentase 47,43% 6,49% 22,64% 0,57% 22,87%

Sumber: Tabel Input-Output Indonesia Updating 2008, data diolah

Page 72: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

72

Berdasarkan Tabel 15.23, penambahan investasi sebesar 100 milyar

rupiah pada sektor perikanan berdampak pada peningkatan total output

perekonomian sebesar 138,039 milyar rupiah, dimana peningkatan tertinggi pada

sektor perikanan yaitu sebesar 112,213 milyar rupiah atau mencapai 81,291%.

Selengkapnya terlihat pada Tabel. 15.24.

Tabel 5.24. Sebaran Tambahan Output Perekonomian Akibat Dari

Penambahan Investasi Pada Sektor Perikanan (juta rupiah)

Kode

Sektor Nama Sektor Output Awal

Output Setelah

Investasi

Tambahan

Output Persentase

1 Padi 169.840.909 169.841.808,72 899,72 0,652

2 Tanaman bahan makanan

lainnya

302.109.748 302.110.477,40 729,40 0,528

3 Tanaman pertanian lainnya 204.478.036 204.479.164,60 1.128,60 0,817

4 Peternakan dan hasil-hasilnya 267.433.215 267.433.528,49 313,49 0,227

5 Kehutanan 54.053.053 54.053.183,84 130,84 0,095

6 Perikanan 183.767.286 183.879.498,75 112.212,75 81,291

7 Pertambangan dan penggalian 717.482.885 717.484.081,82 1.196,82 0,867

8 Industri makanan, minuman dan

tembakau

1.004.671.451 1.004.676.920,87 5.469,87 3,962

9 Industri lainnya 2.386.383.658 2.386.387.415,12 3.757,12 2,722

10 Pengilangan minyak bumi 408.103.353 408.107.174,56 3.821,56 2,768

11 Listrik, gas dan air bersih 124.490.705 124.491.042,03 337,03 0,244

12 Bangunan 1.243.975.535 1.243.976.111,73 576,73 0,418

13 Perdagangan 999.122.745 999.126.317,21 3.572,21 2,588

14 Restoran dan hotel 337.099.241 337.099.538,16 297,16 0,215

15 Pengangkutan dan komunikasi 660.101.623 660.103.130,54 1.507,54 1,092

16 Lembaga keuangan, usaha

bangunan dan jasa perusahaan

566.629.564 566.631.177,32 1.613,32 1,168

17 Pemerintah umum dan

pertahanan

275.286.989 275.287.018,47 29,47 0,021

18 Jasa-jasa 621.141.895 621.142.337,33 442,33 0,32

19 Kegiatan yang tak jelas

batasannya

3.869.306 3.869.309,11 3,11 0,002

JUMLAH 10.530.041.197 10.530.179.236,07 138.039,07

Sumber: Tabel Input-output Indonesia Updating 2008, data diolah

Dengan adanya peningkatan output yang terbentuk, menyebabkan adanya

tambahan terhadap kebutuhan tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan asumsi dasar

input-output, dimana tenaga kerja memiliki hubungan yang linear dengan ouput.

Page 73: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

73

Tabel 5.25. Dampak Penambahan Investasi Terhadap Kebutuhan Tenaga

Kerja Pada Sektor-sektor Dalam Perekonomian Indonesia

Tahun 2008 (orang)

Kode

Sektor

Permintaan Akhir Jumlah

301 302 303 304 305

1 10.084.451,84 156.595,50 115.929,40 (179.623,72) 2.718.567,30 12.895.920,32

2 9.325.497,24 290.574,43 104.290,60 (485.755,90) 588.352,34 9.822.958,72

3 7.487.603,58 195.501,38 863.743,74 (181.701,49) 3.527.840,43 11.892.987,64

4 3.928.071,90 113.198,92 109.021,27 (167.222,81) 308.735,75 4.291.805,03

5 196.477,71 14.338,79 305.635,90 43.460,18 109.862,04 669.774,62

6 1.664.496,91 17.407,81 12.117,47 (64.279,41) 146.611,24 1.776.354,02

7 174.711,88 15.876,57 204.843,30 107.213,68 567.462,35 1.070.107,79

8 2.703.706,34 41.024,12 28.275,36 (112.477,68) 731.386,33 3.391.914,47

9 3.419.801,05 285.848,93 2.110.756,26 284.994,32 3.023.859,81 9.125.260,37

10 7.282,90 554,45 3.998,92 (1.931,17) 11.955,10 21.860,20

11 133.586,26 10.691,75 22.449,64 1.871,01 32.515,88 201.114,54

12 200.114,43 82.729,04 5.061.380,18 5.099,38 89.644,50 5.438.967,52

13 10.510.189,14 424.953,90 2.957.061,70 108.757,25 4.232.221,19 18.233.183,19

14 2.278.713,51 144.916,24 123.380,70 3.974,70 437.643,49 2.988.628,63

15 3.741.703,78 242.706,00 694.134,19 34.035,04 1.466.313,10 6.178.892,11

16 901.179,92 59.770,52 239.829,53 7.659,02 254.331,18 1.462.770,16

17 352.405,63 4.233.785,16 29.359,40 973,40 104.884,92 4.721.408,51

18 4.408.309,28 2.533.237,12 570.379,66 20.628,88 739.660,95 8.272.215,89

19 84.957,39 650,44 4.491,77 261,60 7.643,88 98.005,08

Jumlah 61.603.260,68 8.864.361,06 13.561.079,00 (574.063,72) 19.099.491,79 102.554.128,81

Persentase 60,07% 8,64% 13,22% -0,56% 18,62%

Sumber: Tabel Input-Output Indonesia Updating 2008, data diolah

Berdasarkan Tabel 5.25, penambahan investasi sebesar 100 milyar rupiah

pada sektor perikanan berdampak pada penambahan kebutuhan tenaga kerja total

dalam perekonomian sebanyak 1.379 orang. Peningkatan penambahan kebutuhan

tenaga kerja terbesar terjadi pada sektor perikananan yaitu sebanyak 1.084 orang

atau 78,6%. Selengkapnya terlihat pada Tabel 5.26.

Page 74: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

74

Tabel 5.26. Sebaran Tambahan Kebutuhan Tenaga Kerja Akibat Dari

Penambahan Investasi Pada Sektor Perikanan (orang)

Kode

Sektor Nama Sektor

Tenaga

Kerja Awal

Tenaga Kerja

Setelah

Investasi

Tambahan

Tenaga

Kerja

Persentase

1 Padi 12.895.852 12.895.920,32 68,32

(68)

4,931

2 Tanaman bahan makanan

lainnya 9.822.935 9.822.958,72

23,72

(24)

1,74

3 Tanaman pertanian lainnya 11.892.922 11.892.987,64 65,64

(66)

4,786

4 Peternakan dan hasil-hasilnya 4.291.800 4.291.805,03 5,03

(5)

0,362

5 Kehutanan 669.773 669.774,62 1,62

(2)

0,145

6 Perikanan 1.775.270 1.776.354,02 1.084,02

(1.084)

78,607

7 Pertambangan dan penggalian 1.070.106 1.070.107,79 1,79

(2)

0,145

8 Industri makanan, minuman

dan tembakau 3.391.896 3.391.914,47

18,47

(18)

1,305

9 Industri lainnya 9.125.246 9.125.260,37 14,37

(14)

1,015

10 Pengilangan minyak bumi 21.860 21.860,20 0,20

(0)

0

11 Listrik, gas dan air bersih 201.114 201.114,54 0,54

(1)

0,072

12 Bangunan 5.438.965 5.438.967,52 2,52

(2)

0,145

13 Perdagangan 18.233.118 18.233.183.19 65,19

(65)

4,713

14 Restoran dan hotel

2.988.626 2.988.628.63

2,63

(3)

0,217

15 Pengangkutan dan

komunikasi 6.178.878 6.178.892,11

14,11

(14)

1,015

16 Lembaga keuangan, usaha

bangunan dan jasa perusahaan 1.462.766 1.462.770,16

4,16

(4)

0,290

17 Pemerintah umum dan

pertahanan 4.721.408 4.721.408,51

0,51

(1)

0,0725

18 Jasa-jasa 8.272.210 8.272.215,89 5,89

(6)

0,435

19 Kegiatan yang tak jelas

batasannya 98.005 98.005,08

0,08

(0)

0

JUMLAH 102.552.750 102.554.128,81 1.378,81

(1.379)

Sumber: Tabel Input-Output Indonesia Updating 2008, data diolah

Keterangan: ( ) Pembulatan

Rendahnya perluasan kesempatan kerja pada sektor perikanan,

menunjukan bahwa pengembangan sektor ini tidak efektif untuk kebijakan

mengatasi pengangguran. Hal ini bertentangan dengan argumen yang menyatakan

Page 75: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

75

bahwa salah satu keuntungan yang mendasari sektor perikanan dapat dijadikan

sebagai sumber pertumbuhan baru adalah kemampuannya dalam menyerap tenaga

kerja.

Belum berkembangnya kegiatan usaha pada sektor perikanan, terutama

yang berkaitan dengan penciptaan nilai tambah dari pemanfaatan output sektor

perikanan, penyebab utama dalam rendahnya perluasan kesempatan kerja pada

sektor perikanan. Pengembangan sektor perikanan baru sebatas eksploitasi sumber

daya alam dan juga output yang terbentuk masih rendah sehingga belum

mengambarkan dari potensi yang ada.

Rendahnya dampak yang ditimbulkan dari penambahan investasi pada

sektor perikanan, baik dari segi pembentukan output maupun penyerapan tenaga

kerja, menyebabkan rendahnya investasi atau bahkan tidak maunya pihak swasta

melakukan investasi pada sektor ini, meskipun secara sumber daya memiliki

potensi. Keadaan ini menyebabkan dalam pengembangan sektor perikanan saat

ini, peran pemerintah masih sangat besar dalam penyediaan sarana dan prasarana,

sehingga potensi sektor perikanan dapat di manfaatkan secara optimal yang

akhirnya akan meningkatkan kontribusi sektor perikanan dalam perekonomian,

sehingga akan dapat menarik investasi dari pihak swasta.

V. IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Berdasarkan hasil analisis dari Tabel Input-output Indonesia Updating

2008 terhadap peran sektor perikanan dalam perekonomian dan penyerapan

tenaga kerja di Indonesia, kontribusi sektor perikanan dalam perekonomian dan

penyerapan tenaga kerja di Indonesia masih rendah. Hal ini sangat ironis apabila

Page 76: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

76

dibandingkan dengan potensi yang ada dan keadaan geografis Indonesia yang

merupakan negara kepulauan terluas di dunia. Pengembangan sektor perikanan

selama ini pada umumnya masih berupa eksploitasi sumber daya alam yang ada

dan kurang dalam hal pemanfaatan nilai tambah yang dapat diperoleh dari potensi

yang ada. Hal ini tergambar dari rendahnya tingkat permintaan antara sektor

perikanan. Untuk itu perlu adanya kebijakan dan program dalam rangka

pengembangan sektor perikanan, sehingga menjadi sumber pertumbuhan baru

dalam perekonomian Indonesia.

5.1 Kebijakan Pengembangan Sektor Perikanan Terpadu

Output sektor perikanan yang terbentuk pada tahun 2008 sebesar 183,767

trilyun rupiah, masih memberikan kontribusi yang sangat kecil terhadap output

perekonomian Indonesia, yaitu hanya mencapai 1,75%. Kontribusi tersebut belum

mencerminkan potensi yang ada, sehingga masih dapat ditingkatkan dengan jalan

meningkatkan output sektor perikanan. Hal ini masih dimungkinkan karena output

yang terbentuk baru sekitar 26% dari potensi ekonomi sektor perikanan pertahun,

yang diperkirakan mencapai US$ 82 miliar atau 705,2 trilyun rupiah (1US$ = Rp

8.600) (KKP, 2010).

Untuk memperoleh dampak yang lebih besar (multiplier efect) dalam

pengembangan sektor perikanan, harus dilakukan secara sinergis dan terintegrasi

dengan sektor-sektor lain yang memiliki keterkaitan dengan sektor perikanan.

Dari segi pemakaian output (permintaan antara) sektor perikanan, selain oleh

sektor perikanan sendiri, output sektor perikanan banyak dimanfaatkan oleh sektor

industri makanan, minimuan dan tembakau (8) dan sektor restoran dan hotel (14).

Page 77: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

77

Sedangkan dari segi pemakaian input (input antara) sektor perikanan, selain dari

sektor perikanan sendiri, juga berasal dari sektor industri makanan, minumam dan

tembakau (8), sektor industri pengilangan minyak bumi (10) dan sektor

perdagangan (13)

Pengembangan sentra perikanan terpadu merupakan sutau hal yang dapat

dilaksanakan, sehingga keterkaitan antar sektor dapat dimanfaatkan secara

optimal. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan pelaksanaan program

“Pengembangan Sentra Pengolahan Ikan Terpadu Berbasis Kawasan

Produksi Perikanan”. Dalam progam ini, model sentra pengolahan yang

dikembangkan berada pada suatu lokasi kawasan produksi perikanan seperti pada

pelabuhan perikanan dan tempat pendaratan ikan (TPI) untuk perikanan tangkap,

serta pusat produksi budidaya ikan untuk perikanan budidaya. Sentra pengolahan

ini harus dikembangkan secara terpadu sehingga dapat menjadi pemicu yang

mendorong kegiatan usaha mulai dari hulu hingga hilir. Tiga bagian penting

dalam pengembangan sentra ini yang harus saling berintegrasi adalah subsistem

produksi, subsistem handling dan pengolahan, serta subsistem pemasaran.

Sebagai contoh yang diambil dalam pelaksanaan program ini adalah

pengembangan sentra pengolahan ikan terpadu berbasis kawasan produksi untuk

perikanan tangkap. Bagian-bagian dari masing-masing subsistem :

a) Subsistem produksi

Kegiatan utama dalam subsistem produksi berupa penyediaan bahan

baku (berupa ikan), sehingga sektor perikanan merupakan sektor yang

dominan pada bagian ini. Pada subsistem ini sarana dan prasarana

sektor perikanan yang harus dikembangkan berupa sarana dan

Page 78: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

78

prasarana pelabuhan perikanan, TPI, dan laboratorium. Selain itu,

pada bagian ini harus adanya dukungan dari sektor perikanan sendiri

sebagai input antara seperti dalam hal penyediaan umpan untuk

kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan dukungan dari sektor industri

makanan, minumam dan tembakau (8) berupa penyediaan pabrik es

dalam rangka pengembangan sistem rantai dingin, serta dari sektor

industri pengilangan minyak bumi (10) berupa penyediaan bahan

bakar untuk kapal penangkapan ikan yang dapat dilakukan dengan

pembuatan stasiun pengisian bahan bakar minyak untuk nelayan.

b) Subsistem handling dan pengolahan

Subsistem ini merupakan lanjutan dari subsistem produksi. Bagian ini

merupakan sutau proses pengembangan industrialisasi berbasis produk

perikanan, sehingga kegiatan lebih banyak dari sektor industri

makanan, minumam dan tembakau (8) dalam bentuk unit pengolahan

ikan (UPI) dan juga penyediaan cold storage. Dalam pengembangan

UPI harus memperhatikan komoditas perikanan yang ada atau yang

menjadi unggulan pada kawasan tersebut serta kuantitas dan

kontiniutas produksi yang dapat disediakan pada kawasan tersebut.

Selain itu antar UPI tersebut harus ada saling keterkaitan dengan

menggunakan konsep zero waste products yang didukung dengan

pengembangan dan penerapan teknologi.

Page 79: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

79

Gambar 6.1. Gambaran Sederhana Keterkaitan UPI dalam Sentra

Pengolahan Ikan Terpadu.

c) Subsistem pemasaran

Pada subsistem ini kegiatan lebih banyak dari sektor perdagangan (13)

yang berupa distribusi dan pemasaran hasil perikanan, serta juga

sektor restoran dan hotel (14) sebagai pemakaian hasil produksi dari

subsistem handling dan pengolahan. Pada subsistem ini sektor

perdagangan (13) juga harus dapat mendukung pengembangan sentra

ini dengan menjadi penyedia/sumber informasi pasar untuk produk

perikanan. Sedangkan dukungan dari sektor restoran dan hotel (14)

dapat dalam bentuk menjadikan sentra pengolahan ikan ini menjadi

suatu daerah untuk wisata kuliner yang berbasis pada produk hasil

olahan ikan.

UPI A Produksi : Fillet Ikan Beku Limbah : Tulang, kepala, sirip, kulit, jeroan dan tetelan daging ikan

UPI B Produksi : Olahan daging ikan menjadi bakso ikan, kerupuk ikan, mie ikan dan lain-lain Bahan baku : tetelan daging ikan

UPI C Produksi : Tepung tulang dan gelatin Bahan baku : Tulang, kepala, sirip dan kulit, ikan

UPI D Produksi : Silase (pakan ternak) Bahan baku : jeroan ikan

Page 80: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

80

Selain sektor-sektor diatas, sentra pengolahan ini juga harus didukung oleh

sektor lembaga keuangan, usaha bangunan dan jasa perusahaan (16) dalam

kaitannya sebagai akses modal, serta sektor pemerintah umum dan pertahanan

(17) dalam rangka pembinaan dan pengawasan sentra tersebut.

5.2 Kebijakan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sektor

Perikanan.

Untuk dapat mendorong percepatan pembangunan sektor perikanan, perlu

diambil kebijakan dalam hal pengembangan ekonomi sektor perikanan berbasis

kawasan yang terintegrasi dan efisien. Kebijakan tersebut dapat dilaksanakan

dengan pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)

sektor perikanan. Pengembangan KAPET diharapkan dapat meningkatkan

efisiensi dan mengoptimalkan keunggulan komparatif dan kompetitif potensi

sektor perikanan suatu wilayah.

Berangkat dari pola pendekatan pembentukan pusat-pusat pertumbuhan

yang diharapkan mampu menjadi prime mover pertumbuhan kawasan di

sekitarnya, daerah-daerah yang memiliki potensi yang besar pada sektor perikanan

diharapkan dapat dijadikan sebagai KAPET sektor perikanan. Berdasarkan

perhitungan nilai koefisien lokasi (LQ) pada sektor perikanan, ada 20 provinsi di

Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan. Sebagian besar dari provinsi

tersebut berada pada daerah Indonesia bagian timur. Sehingga keadaan ini

menyebabkan daerah-daerah tersebut sangat cocok untuk dijadikan KAPET

karena salah satu tujuan dari pembentukan KAPET adalah pemerataan

Page 81: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

81

pembangunan nasional terutama kaitan antara ketimpangan pembangunan di

kawasan timur Indonesia dengan kawasan barat Indonesia.

Sebagai contoh adalah pembentukan KAPET sektor perikanan di Provinsi

Sulawesi Tenggara. Di daerah ini potensi sektor perikanan merupakan perikanan

tangkap. Sehingga KAPET pada kawasan ini harus didukung dengan sarana dan

prasana serta oleh sektor-sektor yang berkaitan dengan kegiatan perikanan

tangkap baik dihulu maupun dihilir.

Dalam pengembangan KAPET sektor perikanan harus memperhatikan

karateristik dan komoditi unggulan suatu kawasan, sehingga adanya konsistensi

KAPET dalam mengelola produk-produk unggulan tersebut. Keadaan ini

mengharuskan masing-masing KAPET lebih terfokus dalam mengembangkan

perekonomian kawasan melalui pengembangan bisnis inti yang menghasilkan

produk unggulan, dan tidak saling berkompetesi dengan produk unggulan antar

KAPET serta mampu menciptakan sinergi antar KAPET.

Untuk dapat menciptakan sinergi antar KAPET harus dibuat rencana induk

(master plan) dari KAPET sektor perikanan. Dalam master plan, terlihat sinergi

antar KAPET dan dampak KAPET secara makro dalam perekonomian Indonesia.

Selain itu master plan dibutuhkan untuk dapat membentuk arah kebijakan

pengembangan jangka menengah dan jangka panjang suatu program, sehingga

diperoleh suatu kesinambungan.

5.3 Kebijakan Perluasan Kesempatan Kerja

Perluasan kesempatan kerja pada sektor perikanan relatif kecil, hal ini

dapat dilihat dari kecilnya angka pengganda tenaga kerja pada sektor perikanan.

Keadaaan ini disebabkan karena belum berkembangnya industri berbasis produk

Page 82: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

82

perikanan dan juga output dari sektor perikanan lebih banyak dimanfaatkan untuk

konsumsi rumah tangga yang merupakan pasar domestik dari pada untuk pasar

ekspor. Beberapa program yang dapat dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan

kebijakan perluasan kesempatan kerja pada sektor perikanan antara lain:

Program Pengembangan Unit Pengolahan Ikan Berorientasi

Ekspor.

Menurut Elfindri dan Bachtiar (2004) pengembangan industri yang

menghasilkan produk berorientasi ekspor mempunyai dampak

positif terhadap perluasan kesempatan kerja. Hal ini dikarenakan

industri-industri tersebut lebih tepat untuk mencapai skala ekonomi

karena luasnya pasar. Dengan semakin luasnya pasar menyebabkan

kegiatan usaha juga meningkat, sehingga keperluan terhadap

tenaga kerja juga bertambah.

Potensi pasar ekspor untuk produk perikanan sangat luas. Hal ini

terlihat dari semakin meningkatnya permintaan produk perikanan

Indonesia di pasar internasional. Sehingga program Pengembangan

UPI, baik untuk skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),

yang berorientasi ekspor untuk perluasan kesempatan kerja pada

sektor perikanan dapat dilakukan. Kegiatan yang dapat dilakukan

dalam pelaksanaan program ini dalam bentuk pembinaan, pelatihan

dan pengawasan menyangkut kualitas dan kuantitas produk,

penerapan teknologi yang lebih baik serta penyediaan informasi

pasar.

Page 83: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

83

Program Peningkatan Nilai Tambah Produk Perikanan

Pemanfaatan atau konsumsi output sektor perikanan secara

langsung atau dalam bentuk asli, baik untuk pasar domestik

maupun ekspor, akan menghilangkan peluang kesempatan kerja

dibandingkan dengan pemanfaatan atau konsumsi dalam bentuk

barang hasil olahan (barang jadi). Selain itu pemanfaatan output

sektor perikanan dalam bentuk olahan akan meningkatkan nilai

tambah yang akan diterima. Beberapa kegiatan yang dapat

dilaksanakan dalam program ini berupa pelatihan pengolahaan ikan

dalam berbagai bentuk bahan pangan maupun non pangan berbahan

dasar ikan. Setelah kegiatan pelatihan, agar program ini dapat

berjalan dengan baik, harus dilanjutkan dengan pembinaan secara

langsung dan terus menerus.

5.4 Kebijakan Bantuan Permodalan

Permasalahan yang sering dihadapi pada sektor perikanan, selain masalah

kualitas dan kuantitas produk, adalah lemahnya dalam hal permodalan. Kegiatan

usaha di sektor perikanan umumnya masih mengandalkan modal sendiri/keluarga,

bantuan kerabat dan belum banyak tersentuh perbankan (unbankable), sehingga

menjadi hambatan utama dalam pengembangan sektor tersebut. Keterbatasan

modal dan sulitnya akses ke lembaga-lembaga keuangan mengakibatkan tingkat

pembentukan modal yang rendah. Keadaan ini menyebabkan perlu adanya

kebijakan dan program dalam rangka pencapaian pertumbuhan ekonomi pada

sektor perikanan melalui bantuan permodalan, yaitu:

Page 84: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

84

a) Program bantuan permodalan dengan sistem kerjasama dalam

kegiatan pada sektor perikanan. Sebagai contoh pada perikanan

tangkap, koperasi nalayan yang ada di tempat pendaratan ikan

memberikan bantuan atau pinjaman permodalan dalam bentuk

perbekalan untuk melaut (menangkap ikan) bagi nelayan. Bantuan

permodalan itu dikembalikan oleh nelayan setelah melaut dari hasil

tangkapan yang harus di daratkan (di jual) di tempat pendaratan ikan

tersebut.

b) Program kerjasama bantuan permodalan dalam bentuk penyedian

kapal oleh UPI yang berskala besar bagi nelayan, dengan kesepakatan

hasil tangkapan nelayan di jual kepada UPI tersebut. Hal ini juga perlu

adanya kesepatan terkait dengan harga jual hasil tangkapan.

c) Program pemberian bantuan modal dan juga pelatihan dalam rangka

mengembangkan off-fishing employment creation. Dalam program ini

selain memberikan modal juga memberikan pelatihan kepada rumah

tangga nelayan yang berkaitan dengan upaya untuk mengolah dan

memasarkan produk dengan penciptaan nilai tambah produk dari

sektor perikanan. Bantuan modal dapat berasal dari pemerintah dalam

bentuk dana bergulir, dari bank atau lembaga keuangan lainnya, dan

dari BUMN dalam bentuk program kemitraan. Pelaksanaan program

ini, selain dapat mengatasi permasalahan modal juga akan

meningkatkan perluasan kesempatan kerja pada sektor perikanan.

Page 85: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

85

5.5 Kebijakan Peningkatan Sarana dan Prasarana Perikanan

Salah satu permasalahan yang menyebabkan rendahnya produktivitas

sektor perikanan Indonesia adalah keterbatasan pada sarana dan prasarana yang

ada. Keadaan ini terlihat dari masih rendahnya tingkat pemanfaatan dari potensi

yang ada. Program dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana perikanan,

yang penting untuk dilaksanakan antara lain:

a) Program pembangunan prasarana perikanan seperti pengembangan

lahan budidaya ikan, pelabuhan, pengolahan dan pemasaran hasil

perikanan. Pembangunan sarana dan prasarana sebaiknya lebih

diutamakan pada perikanan budidaya karena potensi yang belum

tergarap masih besar.

b) Program penggadaan kapal penangkap ikan terutama yang berukuran

diatas 30 GT. Hal ini bertujuan untuk dapat memanfaatkan potensi

sumber daya, terutama yang ada di wilayah zona ekonomi eksklusif

yang selama ini lebih banyak dimanfaatkan oleh negara lain baik

secara legall maupun ilegall.

5.6 Kebijakan Pengembangan Teknologi

Pengembangan teknologi pada sektor perikanan merupakan suatu

keharusan. Intervensi teknologi pada sektor perikanan akan dapat meningkatkan

produktivitas sektor tersebut. Dalam pengembangan teknologi, harus diikuti

dengan pengembangan sumber daya manusia agar teknologi tersebut dapat

diaplikasikan. Beberapa penekanan program yang dapat dilaksanakan dalam

pengembangan teknologi di sektor perikanan antara lain:

Page 86: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

86

a) Program pengembangan teknologi alat tangkap yang lebih efisien dan

disesuaikan dengan komoditi potensial pada suatu daerah. Sebagai

contoh untuk daerah yang potensial pada komoditas crustacea dan ikan

pelagis, maka teknologi yang dikembangkan berupa alat tangkap bubu

(traps). Selian itu perlu diperhatikan bahwa alat tangkap yang

dikembankan harus ramah lingkungan, sehingga tidak merusak habitat

dan mempertahankan kelestarian sumber daya perikanan. Sebagai

contoh pemakaian alat tangkap trawls (pukat harimau) yang dapat

merusak kelestarian sumber daya karena merusak ekosistem perairan.

b) Program pengembangan teknologi kapal penangkap ikan. Selain dari

segi ukuran kapal, teknologi yang harus dikembangkan adalah terkait

dengan penanganan (handling) hasil tangkapan di atas kapal. Dalam

hal ini kapal penangkapan ikan harus dilengkapi dengan proses

pengolahan ikan. Keadaan ini akan berdampak pada tingginya nilai

tambah yang akan diperoleh serta rendahnya loses dari produk

perikanan tersebut.

c) Program pemanfaatan teknologi informasi dalam proses penangkapan

ikan. Dalam hal ini teknologi informasi yang digunakan terkait dengan

pemanfaatan satelit untuk dapat memetakan dan menetapkan daerah

tangkapan ikan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Hal ini akan

sangat berdampak pada produktivitas dari hasil tangkapan.

d) Program pengembangan teknologi dalam pembudidayaan ikan susut

(losess) hasil perikanan. Sedangkan dalam kaitannya dengan teknologi

pengolahan produk perikanan perlu dilakukan pengembangan produk

Page 87: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

87

olahan yang sudah ada dan penciptaan produk olahan baru. Program

ini dapat dilakukan dengan pengembangan teknologi pengolahan

bahan pangan yang berbasis produk perikanan.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari Tabel Input-output Indonesia

Updating 2008 terhadap peran sektor perikanan dalam perekonomian dan

penyerapan tenaga kerja di Indonesia, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Peran sektor perikanan dalam perekonomian Indonesia masih sangat kecil.

Hal tersebut dapat terlihat, antara lain dengan kontribusi dalam

pembentukan output perekonomian nasional yang hanya mencapai 1,75 %

dan angka keterkaitan total yang relatif kecil yaitu sebesar 2,62876. Angka

keterkaitan yang kecil ini menunjukan bahwa kecilnya multiplier efect

yang ditimbulkan dari perkembangan sektor perikanan terhadap

perekonomian, dimana setiap kenaikan satu satuan unit output sektor

perikanan hanya akan berdampak pada peningkatan output total

perekonomian sebesar 2,62876 rupiah. Dilihat dari struktur permintaan,

60,3% dari total permintaan pada sektor perikanan merupakan permintaan

akhir. Sedangkan dari permintaan antara, 57,64% output sektor perikanan

digunakan oleh sektor industri makanan, minuman dan tembakau. Struktur

input pada sektor perikanan, 76,55% input merupakan input primer.

Sedangkan input antara, kontribusi terbesar pada sektor perikanan berasal

dari sektor perikanan itu sendiri yang mencapai 43,34%.

Page 88: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

88

2. Berdasarkan analisis angka pengganda output, pengganda pendapatan

rumah tangga dan pengganda lapangan pekerjaan, sektor perikanan relatif

kecil, yaitu sebesar 1,38039 untuk angka pengganda output, 0,19652 untuk

angka pengganda pendapatan rumah tangga dan 0,014 untuk angka

pengganda tenaga kerja.

3. Kontribusi terbesar dari komponen permintaan akhir dalam pembentukan

output dan kebutuhan tenaga kerja pada sektor perikanan adalah pada

pengeluaran konsumsi rumah tangga dan kemudian diikuti oleh komponen

ekspor. Sedangkan dampak penambahan investasi sebesar 100 milyar

rupiah pada sektor perikanan adalah terjadinya peningkatan total output

perekonomian sebesar 138,039 milyar rupiah, dimana pada sektor

perikanan meningkat sebesar 112,213 milyar rupiah. Sedangkan dampak

terhadap penambahan kebutuhan tenaga kerja secara total dalam

perekonomian sebanyak 1.379, dimana pada sektor perikanan sebanyak

1.084 orang.

6.2. Saran

1. Dalam rangka meningkatkan peran sektor perikanan dalam perekonomian

Indonesia dapat dilakukan dengan peningkatan dan pengembangan output

sektor perikanan. Peningkatan tersebut dilakukan dengan peningkatan

investasi pada sektor perikanan terutama dalam kaitannya menyediakan

sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan usaha pada sektor

perikanan. Dalam usaha untuk meningkatkan investasi pada sektor

tersebut, harus diberikan berbagai kemudahan dalam melakukan investasi

Page 89: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

89

seperti keringanan dalam hal pajak dan sebagainya. Hal ini dilakukan

karena sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang sering

dipandang investor sebagai sektor yang beresiko tinggi dalam melakukan

investasi.

2. Untuk dapat memperoleh efek yang lebih besar dalam pengembangan

sektor perikanan, harus memperhatikan sektor lainya yang ada kaitannya

dengan sektor perikanan, sehingga pengembangan sektor perikanan dapat

dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan.

3. Produk sektor perikanan selama ini lebih banyak dari perikanan tangkap

dari pada perikanan budidaya, hal ini perlu dilakukan perubahan. Selain

karena tren perikanan tangkap dunia yang mulai menurun seiring dengan

peningkatan kegiatan perikanan tangkap dan terbatasnya daya dukung

sumber daya perikanan tangkap dunia serta masih banyaknya potensi

perikanan budidaya yang belum dimanfaatkan, maka pengembangan

perikanan budidaya harus lebih difokuskan. Pengembangan perikanan

budidaya yang lebih bersifat intensive (modern), dengan tetap

memperhatikan daya dukung lingkungan, harus lebih ditekankan agar

dapat mempercepat pertumbuhan sektor perikanan.

4. Perlunya peningkatan pengawasan pengelolaan sumber daya ikan terutama

yang terkait dengan kegiatan Illegal, Unreported dan Unregulated Fishing

(IUU Fishing). Selain itu informasi terkait dengan dampak IUU Fishing

secara menyeluruh masih kurang sehingga perlu dilakukan penelitian yang

khusus tentang dampak IUU Fishing terhadap perikanan Indonesia.

Page 90: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

90

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, Firman. 2009. Peranan Sektor Perikanan Dalam Perekonomian

Kabupaten Padang Pariaman, Kajian Model Input output. Tesis

Pascasarjanan Universitas Andalas. Tidak dipublikasikan

Anonim. 2010. Asistensi Fasilitas Pemberdayaan Tenaga Kerja Pengolahan dan

Pemasaran di Provinsi Kalimantan Timur. Makalah Direktorat Usaha

dan Investasi Ditjen P2HP.

Arief, Sritua. 1996. Teori Ekonomi Mikro dan Makro Lanjutan. PT. Raja

Grafindo Persada Jakarta

Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Daerah. BPFE Yogyakarta

Arthajaya, I., Made W. 2008. Strategi Peningkatan Kualitas Ketenagakerjaan

Pengolahan dan Pemasaran. Buletin craby & starky. Edisi Mei 2008

Badan Pusat Statistik. 2010. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2009. BPS. Jakarta-

Indonesia

_________________.2009. Statistik Indonesia tahun 2009. BPS. Jakarta-

Indonesia

_________________. 2009. Tabel Input-Output Indonesia Updating 2008. BPS.

Jakarta-Indonesia.

_________________. 2005. Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2005. Jilid II.

BPS. Jakarta-Indonesia

_________________. 2004. Tabel Input-Output Indonesia Updating 2003. BPS.

Jakarta-Indonesia.

Bhakti, Adi. 2005. Perencanaan Perluasan Kesempatan Kerja Di Sumatera Barat :

Pendekatan Model Input-output. Tesisi Pascasarjana Universitas

Andalas. Tidak dipublikasikan.

Dahuri, R. 2001. Sektor Perikanan dan Kelautan Sebagai Pilar Kemandirian

Ekonomi Nasional. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta

_________. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan.

Orasi Ilmiah: Guru Besar Tetap Bidang Pengelolaan Sumber Daya

Pesisir dan Lautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor

Page 91: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

91

Daryanto, Arief. 2007. Dari Klaster Menuju Peningkatan Daya Saing Industri

Perikanan. Buletin Craby & Starky, Edisi Januari 2007.

Ditjen P2HP. 2011. P2HP Dalam Angka 2010. Direktorat Jenderal Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Elfindri dan Bachtiar, N. 2004. Ekonomi Ketenagakerjaan. Penerbit Universitas

Andalas

Fauzie, Achmad. 2007. Strategi Pengembangan Industri Perikanan Laut Di

Sumatera Barat. Tesis Pascasarjana Universitas Andalas. Tidak di

Publikasikan

Firman, Achmad. 2007. Analisis Dampak Investasi Sektor Peternakan Terhadap

Perekonomian Di Jawa Tengah. Fakultas Peternakan Universitas

Padjadjaran Bandung

Fleisher, BM, Kniesher TJ. 1980. Labor Economics : Theory, Evidence and

Policy. Prentice-Hill inc. New Jersey. www.google.com

Hasibuan, Melayu S.,P. 1987. Ekonomi Pembangunan Dan Perekonomian

Indonesia. Armico Jakarta

Hendri. 2010. Peran Sektor Perikanan dalam Perekonomian dan Penyerapan

Tenaga Kerja di Provinsi Sumatera Barat : Analisis Input-output. Tesis

program studi perencanaan pembangunan Universitas Andalas Padang.

Tidak dipublikasikan

Hotman, Jan. 2007. Keterkaitan Sektor Tanaman Bahan Makanan Dengan Sektor

Perekonomian Lainnya Di Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Organisasi

dan Manajemen, Volume 3 Nomor 2, September 2007,

Jhingan, M.L.. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Cetakan ke

sepuluh. PT. Raja Grafindo Persada.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Rencana Strategis Kementerian

Kelautan dan Perikanan 2010 – 2014. Kementerian Kelautan dan

Perikanan. Jakarta

____________________________. 2011. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka

2010. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Kurniawan, Tony F. 2010. Analisis dan Reformasi Kebijakan Pembangunan

Kelautan dan Perikanan Di Indonesia. www.ppnsi.org

Kusumastanto, Tridoyo. 2000. Pengembangan Sumber Daya Kelautan dalam

Memperkokoh Perekonomian Nasional Abad 21.

Page 92: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

92

Mangiri, Komet. 2000. Model Input Output dalam Perencanaan. Pelatihan

Aplikasi Program Input Output dalam Perencanaan dan Penyusunan

Model Metode Alokasi dan Mekanisme Perencanaan Pembangunan di

Daerah. PAU-SE Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Miller, Roger le Roy, dan Meiners, E., Roger. 1997. Teori Ekonomimikro

Intermediate. Cetakan Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Monintja, D. 2001. Pemanfaatan Sumber Daya Pesisir Dalam Bidang Perikanan

Tangkap. Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu.

Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir, Institut Pertanian Bogor.

Nanga, Muana. 2001. Makroekonomi Teori, Masalah dan Kebijakan. PT. Raja

Grafindo Persada Jakarta.

Nazara, Suahasil. 2005. Analisis Input-Output. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.

Nicholson, Waler,. 1995. Teori Ekonomi Mikro. Cetakan Keempat. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Ningsih. 2005. Strategi Mengelola dan Memanfaatkan Sumber Daya Laut dan

Perikanan. Majalah Info Kajian Bappenas, Volume 2, 2005.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Per. 16/Men/2006, Tentang

Pelabuhan Perikanan.

Reksohadiprodjo, S, dan Pradono. 1988. Ekonomi Sumber Daya Alam dan

Energi. BPFE-Yogyakarta

Richarson. 1972. Input-Output Regional Economics. Willey and Son New York

Rozani, Alvis. 2007. Teori Ekonomi Mikro. Bung Hatta Univesity Press. Padang

Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Baduose Media, Jakarta.

Sihombing, G. Gandaria. 2004. Pengembangan Sektor Perikanan di DKI Jakarta.

Tesis Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana FE UI.

Jakarta. Tidak di Piblukasikan

Soemokaryo, Soepanto. 2001. Model Ekonometrika Perikanan Indonesia.Dirjen

Perikanan. Jakarta.

Sofyardi. 2010. Buku Ajar Statistik Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas

Andalas, Padang

Subri, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Page 93: PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN …lppm.uns.ac.id/kinerja/files/jurnal/lppm-jurnal-2012-1907201395621.pdf · tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi

93

Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern. Cetakan Keempatbelas. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Suroto. 1986. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Tenaga Kerja. Gajah Mada

University Press.

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. PT. Bumi

Aksara Jakarta

Todaro, M.P. 2000. Pembangunan Ekonomi 1. Edisi Kelima. PT. Bumi Aksara

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional

______________________________ Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan

Pertama Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Kelautan dan

Perikanan.

______________________________ Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.

www.bps.go.id

www.kkp.go.id

www.fao.org