kerjasama pengamanan dalam menciptakan rasa aman dan nyaman di kawasan pariwisata...

136
KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA TUGU-MALIOBORO-KERATON YOGYAKARTA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Konsentrasi Pemerintahan Daerah Disusun oleh: TRI RINA NOVIYANTI 17610029 PROGRAM MAGISTER SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA 2019

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKANRASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA

TUGU-MALIOBORO-KERATON YOGYAKARTA

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan

Konsentrasi Pemerintahan Daerah

Disusun oleh:

TRI RINA NOVIYANTI

17610029

PROGRAM MAGISTER

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2019

Page 2: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKANRASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA

TUGU-MALIOBORO-KERATON YOGYAKARTA

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan

Konsentrasi Pemerintahan Daerah

Disusun oleh:

TRI RINA NOVIYANTI

17610029

PROGRAM MAGISTER

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2019

i

Page 3: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata
Page 4: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : TRI RINA NOVIYANTI

Nomor Mahasiswa : 17610029

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul KERJASAMA

PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI

KAWASAN PARIWISATA TUGU – MALIOBORO - KERATON

YOGYAKARTA adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya

saya dalam tesis tersebut telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar

Pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari

tesis tersebut.

Yogyakarta, 25 Pebruari 2019

Yang membuat pernyataan

TRI RINA NOVIYANTI

iii

Page 5: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur Peneliti panjatkan ke Hadirat Allah SWT, Tuhan

Pencipta Semesta Alam atas segala karunia dan ridho-Nya, sehingga Peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “ KERJASAMA PENGAMANAN

DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN

PARIWISATA TUGU-MALIOBORO-KERATON YOGYAKARTA”.

Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka menyelesaikan studi Program

Magister Ilmu Pemerintahan pada Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa

“APMD” Yogyakarta.

Di dalam menyelesaikan tesis ini, Peneliti banyak memperoleh bantuan baik

berupa bimbingan, petunjuk dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu Peneliti

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto selaku Ketua STPMD”APMD”.

2. Bapak Dr. R. Widodo Triputro selaku Direktur Program Magister Program

Studi Ilmu Pemerintahan STPMD”APMD”.

3. Bapak Dr. E.W. Tri Nugroho selaku Sekretaris Program Magister Program

Studi Ilmu Pemerintahan STPMD”APMD”.

4. Ibu Rr. Leslie Retno Angeningsih, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing utama

yang telah dengan sabar dan disela-sela kesibukan masih dapat meluangkan

waktu untuk membimbing dan membantu Peneliti guna menyelesaikan tesis ini.

5. Ibu Dra. B. Hari Saptaning Tyas, M.Si., selaku Dosen pembimbing pendamping

dan Dosen Penguji I, masih bersedia meluangkan waktu ditengah padatnya

aktivitas mengajar untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan serta

selalu memberikan dorongan semangat kepada Peneliti untuk segera

menyelesaikan Penelitian tesis ini.

iv

Page 6: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

6. Bapak Ir. Muhammad Barori, M.Si., selaku Dosen Penguji II yang telah

meluangkan waktunya untuk mempelajari dan menguji tesis ini serta membantu

menyempurnakan isi tesis agar menjadi lebih baik.

7. Semua Dosen yang telah bersusah payah mentransfer ilmu pengetahuan kepada

Peneliti.

8. Semua Karyawan Program Magister Program Studi Ilmu Pemerintahan

STPMD”APMD” yang telah dengan tulus ikhlas membantu kelancaran selama

kegiatan perkuliahan sampai dengan penyelesaian tesis ini.

9. Kepala Kepolisian Daerah D.I. Yogyakarta.

10. Direktur Pamobvit Polda D.I. Yogyakarta.

11. Kasubditwisata Ditpamobvit Polda D.I. Yogyakarta beserta seluruh anggota

Subditwisata yang telah membantu memberikan informasi yang berguna untuk

menyelesaikan tesis ini.

12. Kapolresta Yogyakarta.

13. Kanit Pamobvit Satsabhara Polresta Yogyakarta beserta seluruh anggota Unit

Pamobvit yang telah membantu memberikan informasi serta data-data yang

berguna untuk menyelesaikan tesis ini.

14. Bhabinkamtibmas Keraton yang telah membantu memberikan data-data serta

mendampingi selama penelitian di Keraton Yogyakarta.

15. Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta beserta seluruh Staf.

16. Kasatpol PP Kota Yogyakarta beserta seluruh Staf yang telah membantu

memberikan informasi yang berguna serta mengijinkan untuk mengikuti rapat

koordinasi dengan Mitra Satpol PP Kota Yogyakarta.

17. Kepala UPT Pengelolaan Malioboro Kelas A beserta seluruh Staf yang dengan

tulus membantu memberikan data-data dan informasi yang sangat berharga.

18. Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat.

v

Page 7: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

19. Staf pada KH. Panitrapura, KHP. Widya Budaya, KHP. Nitya Budaya, KHP.

Wahonosartakriya, Tepas Pariwisata dan Tepas Security Karaton Ngayogya-

karta Hadiningrat yang telah berkenan untuk memberikan bantuan informasi

dan data-data yang Peneliti butuhkan.

20. Ketua, Wakil Ketua, Anggota Ormas Mitra Satpol PP Kota Yogyakarta yaitu:

FKPM Paksikaton, Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri

Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (GM FKPPI), Laskar Kota Yogyakarta

(LAKODYA), Merdeka Karepe Dewe (MERKADE), Laskar Jogja (LASJO),

Forum Jogja Rembuk (FJR), Grup Rukun Akeh Sedulur (GRAS) dan Forum

Komunitas Kawasan Alun-alun Utara (FKKAU) yang telah banyak membantu

memberikan informasi dan data-data.

21. Semua pihak yang tidak dapat Peneliti sebutkan satu-persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Seperti

pepatah “TIDAK ADA GADING YANG TAK RETAK”. Demikian juga tesis ini

banyak kekurangan, kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Semoga Allah SWT,

Tuhan Yang Maha Rahman akan selalu memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya

kepada kita semua.

Akhirul kalam, Peneliti berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak terutama bagi para Stakeholders yang berkecimpung dalam

Pengamanan Destinasi Pariwisata, umumnya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan

khususnya di Kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta.

Yogyakarta, 25 Pebruari 2019

Peneliti

TRI RINA NOVIYANTI

vi

Page 8: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

MOTTO

JADIKANLAH SABAR DAN SHALAT

SEBAGAI PENOLONGMU

SESUNGGUHNYA ALLAH

BERSAMA ORANG-ORANG YANG SABAR

(AL BAQARAH : 153)

SELALU NIATKAN APAPUN YANG KITA KERJAKAN

HANYA KARENA ALLAH SWT

INSHAALLAH PAHALA, REZEKI DAN AMAL BAIK

MENJADI MILIK KITA

(DEASSY M. DESTIANI)

BOLEH JADI ALLAH MENGABULKAN HARAPAN KITA

DENGAN TAK MEMBERI APA YANG KITA INGINKAN

KARENA DIA MAHA TAHU

BAHAYA YANG AKAN MENIMPA DIBALIK KEINGINAN

(AA GYM)

vii

Persembahan

Page 9: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

Segala puja dan puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam,

Pencipta yang sempurna, Perencana yang Indah bagi Makhluk Nya dan

tidak merasa lelah untuk mengurus Makhluk Nya.

Shalawat serta Salam untuk Junjungan kita Rasulullah Muhammad

SAW, Nabi akhir jaman, yang Syafaatnya kita tunggu saat Yaumil

Akhir.

Ibuku tercinta Ibu Sri Sumarningsih yang tidak pernah lelah selalu

mendoakan anak-anaknya.

Suamiku tercinta Letkol Kes Samidi, S.Pd yang selalu mendorong dan

memotivasi Peneliti untuk segera menyelesaikan Tesis ini.

Anakku tersayang Nasywa Athaya Karensa yang juga selalu

memberikan dorongan semangat dan tidak pernah mengeluh selama

ditinggal kuliah.

Kakak-kakak dan adik-adikku tersayang yang tak henti-hentinya

memompa semangat.

Rekan-rekan Angkatan 19 Program Magister Ilmu Pemerintahan

STPMD”APMD” yang selalu kompak.

Serta semua Pihak yang tidak dapat Kami sebutkan satu-persatu.

viii

Page 10: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................. i

PENGESAHAN ............................................................................................... ii

PERNYATAAN .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

INTISARI ........................................................................................................ xvii

ABSTRACT ...................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Fokus Penelitian .............................................................................. 14

ix

Page 11: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

C. Rumusan Masalah ........................................................................... 14

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 15

E. Kerangka Konseptual ...................................................................... 17

1. Kerjasama .................................................................................. 17

2. Pemangku Kepentingan (Stakeholders) ...................................... 20

3. Pengamanan................................................................................ 24

4. Destinasi Pariwisata................................,................................... 27

F. Metode Penelitian ............................................................................ 30

1. Jenis Penelitian........................................................................... 30

2. Obyek Penelitian ....................................................................... 30

3. Subyek Penelitian ...................................................................... 31

4. Lokasi Penelitian ........................................................................ 31

5. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 31

6. Teknik Penentuan Informan ....................................................... 34

7. Teknik Analisis Data .................................................................. 39

BAB II PROFIL KAWASAN PARIWISATA TUGU-MALIOBORO-KERATON SERTA STAKEHOLDERS PENGAMANANDESTINASI PARIWISATA ............................................................... 42

A. Kawasan Pariwisata Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta ............ 42

1. Kawasan Tugu Jogja .................................................................. 42

2. Kawasan Malioboro ................................................................... 44

3. Kawasan Keraton Yogyakarta ................................................... 49

x

Page 12: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

B. Stakeholders Pengamanan Destinasi Pariwisata KawasanTugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta ............................................. 57

1. Direktorat Pamobvit Polda DIY ................................................ 58

2. Subditwisata Ditpamobvit Polda DIY ....................................... 63

3. Polresta Yogyakarta .................................................................. 64

4. Unit Pamobvit Satsabhara Polresta Yogyakarta ........................ 70

5. Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta ............................................ 71

6. UPT Pengelolaan Kawasan Malioboro Kelas A ........................ 76

7. Satpol PP Kota Yogyakarta ........................................................ 78

8. Keraton Yogyakarta .................................................................... 83

9. Petugas Keamanan Malioboro/Jogoboro .................................... 88

10. Ormas Yang Sudah Melakukan Nota Kesepahaman (MoU)dengan Satpol PP Kota Yogyakarta ............................................ 92

a. Ormas GM FKPPI 1201 Kota Yogyakarta ........................... 92

b. FKPM Paksikaton ................................................................ 94

c. Ormas LAKODYA (Laskar Kota Yogyakarta) .................... 99

d. Ormas MERKADE (Merdeka Karepe Dewe) ...................... 100

e. LSM GRAS (Guyub Rukun Akeh Sedulur) ......................... 101

f. Ormas LASJO (Laskar Jogja) ............................................. 105

g. Ormas FKKAU (Forum Komunitas Kawasan Alun-alunUtara .................................................................................... 106

h. Ormas FJR (Forum Jogja Rembug) .................................... 109

xi

Page 13: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

BAB III KERJASAMA STAKEHOLDERS PENGAMANAN DESTINASIPARIWISATA KAWASAN TUGU-MALIOBORO- KERATONYOGYAKARTA ........................................................................................ 118

A. Bentuk Kerjasama yang dilakukan Stakeholders PengamananDestinasi Pariwisata di Kawasan Tugu-Malioboro-KeratonYogyakarta ..................................................................................... 118

1. Bentuk Kerjasama Satpol PP Kota Yogyakarta dengan Ormaspeduli permasalahan ketenteraman dan ketertiban umumKota Yogyakarta ....................................................................... 119

2. Bentuk Kerjasama Polresta Yogyakarta dengan KeratonYogyakarta ................................................................................ 124

3. Bentuk Kerjasama UPT Pengelolaan Kawasan MalioboroKelas A dengan PT. Gada Indo Tama dan PT Badrikaselaku penyedia tenaga keamanan Malioboro/Jogoboro ......... 132

4. Bentuk Kerjasama Ditpamobvit Polda DIY dengan Disparda,UPT Pengelolaan Kawasan Malioboro Kelas A, Ormaspeduli permasalahan ketenteraman dan ketertiban umum KotaYogyakarta serta Keraton Yogyakarta....................................... 138

5. Bentuk Kerjasama petugas keamanan Malioboro/Jogoborodengan Ormas peduli permasalahan ketenteraman dan ketertibanumum Kota Yogyakarta ............................................................. 142

B. Pelaksanaan Kerjasama .................................................................... 146

1. Pelaksanaan Kerjasama Satpol PP Kota Yogyakarta denganOrmas peduli permasalahan ketenteraman dan ketertibanumum Kota Yogyakarta selaku mitra Satpol PP ..................... 148

2. Pelaksanaan Kerjasama antara Polresta Yogyakarta denganKeraton Yogyakarta .................................................................. 157

3. Pelaksanaan Kerjasama UPT Pengelolaan Kawasan MalioboroKelas A dengan PT. Gada Indo Tama dan PT Badrikaselaku penyedia tenaga keamanan Malioboro/Jogoboro .......... 160

xii

Page 14: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

4. Pelaksanaan Kerjasama Ditpamobvit Polda DIY denganDisparda, UPT Kawasan Malioboro Kelas A, Ormas pedulipermasalahan ketenteraman dan ketertiban umum KotaYogyakarta serta Keraton Yogyakarta....................................... 163

5. Pelaksanaan Kerjasama petugas keamanan Malioboro/Jogoboro dengan Ormas peduli permasalahan ketenteramandan ketertiban umum Kota Yogyakarta ..................................... 166

6. Wawancara dengan Pelaku Wisata dan Wisatawan tentangkondisi Destinasi Pariwisata kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta ................................................................... 169

C. Kendala dalam Pelaksanaan Kerjasama Pengamanan DestinasiPariwisata Kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta.............. 173

1. Jumlah Personel/Sumber Daya Manusia.................................... 175

2. Kompetensi Personel/Sumber Daya Manusia... ....................... 177

3. Dukungan Anggaran ................................................................. 178

BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 183

A. Kesimpulan .................................................................................... 183

B. Saran/Rekomendasi ....................................................................... 191

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 193

LAMPIRAN

xiii

Page 15: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel I.1 Data Informan Berdasarkan Pekerjaan/Profesi dan Jabatan ......................... 35

Tabel I.2 Data Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......................................... 38

Tabel II.1 Data Jumlah Pengunjung di Keraton Yogyakarta bulan Januari s.d.

Agustus 2018 ............................................................................................... 56

Tabel II.2 Data Nota Kesepahaman (MoU) antara Satpol PP Kota Yogyakarta

Dengan Organisasi Masyarakat Kota Yogyakarta ...................................... 81

Tabel II.3 Kegiatan yang ditangani Petugas Jogoboro periode 1 Januari s.d

20 Agustus 2017 .......................................................................................... 90

Tabel III.1 Data Pelaksanaan Kerjasama Stakeholders di Kawasan Tugu-Malioboro-

Keraton Yogyakarta ..................................................................................... 147

Tabel III.2 Data Pelaksanaan Kerjasama Ormas yang melaksanakan Nota Kesepahaman

dengan Satpol PP Kota Yogyakarta ................................................................. 149

Tabel III.3 Data Lokasi Penugasan dan Jumlah Personel Ormas yang melaksanakan Nota

Kesepahaman dengan Satpol PP Kota Yogyakarta .......................................... 152

xiv

Page 16: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar II.1 Tugu Jogja ............................................................................ 44

Gambar II.2 Kawasan Malioboro ............................................................... 49

Gambar II.3 Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ....................................... 56

xv

Page 17: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Pertanyaan untuk Subditwisata Ditpamobvit Polda DIY/ UnitpamobvitSatsabhara Polresta Yogyakarta

Lampiran II Pertanyaan untuk Disparda Kota Yogyakarta/UPT Malioboro/Jogoboro/Satpol PP Kota Yogyakarta/Keraton Yogyakarta

Lampiran III Pertanyaan untuk anggota Ormas Mitra Satpol PP Kota Yogyakarta

Lampiran IV Pertanyaan untuk PKL/pelaku wisata

Lampiran V Pertanyaan untuk wisatawan

Lampiran VI Foto Dokumentasi

Lampiran VII Surat Ijin Penelitian

xvi

Page 18: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerjasama yang dilakukanStakeholders Pengamanan Destinasi Pariwisata di Kawasan Tugu-Malioboro-KeratonYogyakarta guna menciptakan situasi yang aman dan nyaman bagi wisatawan. Dalamrangka memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan khususnya di KawasanTugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta diperlukan kerjasama yang sinergis dan terpaduantara Stakeholders di Kawasan tersebut.

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptifkualitatif. Data-data diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancaramendalam (in-depth interview) kepada 30 (tigapuluh) orang. Penelitian ini dilakukanterhadap Stakeholders baik Stakeholders primer, Stakeholders sekunder maupunStakeholders kunci, yang mempunyai keterlibatan secara langsung maupun tidaklangsung terhadap keamanan di kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta,dengan informan sesuai kompetensi terhadap topik penelitian. Selanjutnya data yangdiperoleh diolah dengan menggunakan analisa kualitatif. Prosedur penentuanInforman dilakukan secara purposive. Untuk mengecek kebenaran data atau informasiyang diperoleh dari para informan, dilakukan Teknik Triangulasi. Teknik inidilakukan untuk mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saatpengumpulan dan analisis data serta meningkatkan kredibilitas Penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa kerjasama yang sudahdilakukan selama ini di kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta masih bersifatparsial, karena masing-masing Stakeholders melakukan kerjasama dengan pihak lain.Bentuk kerjasama yang dilaksanakan ada dua macam, yang pertama berbentukBargaining atau tawar menawar, yang diwujudkan dalam bentuk pembuatan NotaKesepahaman (MoU) yang dilaksanakan antara Satpol PP Kota Yogyakarta denganmitra Satpol PP dan menggunakan sistem kontrak (lelang) yang dilaksanakan antaraUPT Malioboro dengan PT Gada Indo Tama dan PT Badrika selaku Badan UsahaJasa Pengamanan penyedia jasa keamanan Jogoboro. Bentuk kerjasama kedua yaituKoalisi atau Coalition yang dilaksanakan oleh Polresta Yogyakarta denganmenempatkan anggota Bhabinkamtibmas di Keraton Yogyakarta. SedangStakeholders lain belum melaksanakan kerjasama, karena kegiatan yang dilakukanlebih kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya masing-masing yang memilikikemiripan. Namun demikian dalam pelaksanaan tugas di lapangan Stakeholderstersebut bekerja bersama-sama, antara lain kegiatan patroli termasuk patroli jalankaki, sambang, pembinaan dan melakukan komunikasi serta koordinasi untukkelancaran penugasan.

Kendala dalam kerjasama tersebut adanya Sumber Daya Manusia baik kuantitasmaupun kualitas, serta dukungan anggaran yang masih belum memadai. Untukmewujudkan kerjasama yang melibatkan Stakeholders terkait, dapat dibentuk SatuanTugas Terpadu di kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta yang melibatkanseluruh Stakeholders terkait, sehingga pola pelayanan kepada wisatawan menjaditerintegrasi dari berbagai aspek pengamanan.Kata Kunci: Kerjasama, Stakeholders, Pengamanan, Destinasi Pariwisata dan

kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta

xvii

Page 19: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

ABSTRACT

Aim of the research is to identify kind of cooperation among Stakeholders ofTourism Destination Security in Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta areas toprovide safe and convenient environment for tourists. To achieve that environmentespecially in these areas, synergic and comprehensive cooperation amongStakeholders are required.

The writer uses descriptive qualitative research method. In which she collectsdata through observation and in-depth interview to 30 (thirty) people. The researchincluded relevant stakeholders i.e. primary, secondary and key stakeholder thathaving direct and indirect involvement to the security of Tugu-Malioboro-KeratonYogyakarta areas based on their competencies to research topic. Data is processed byqualitative analysis. Informant are chosen purposively. Triangulation is used to checkdata validity and information from the respondent. This technique is used to minimizebias occurred in data collection and analysis and to increase research credibility.

The research shown that cooperation implemented in Tugu-Malioboro-KeratonYogyakarta areas are still partial since every Stakeholders initiated their ownpartnership with others. There are two forms of cooperation i.e. (1) Bargaining whichexecuted with MoU between Satpol PP Yogyakarta with partners and Biddingcontract system which executed between UPT Malioboro with PT Gada Indo Tamaand PT Badrika as Security Service Provider in the form of Jogoboro (security officerin local uniform). And (2) Coalition implemented by Polresta Yogyakarta by puttingmember of Bhabinkamtibmas in Keraton Yogyakarta. Other Stakeholders are not yethaving cooperation since the activity they conducted more to implement main dutyand function that almost similar each other. Nevertheless, in the field, theStakeholders are implementing the activity together such as walking patrol, visit,coaching, and communicating coordinating to smooth the task.

Obstacles of this cooperation are the lack of Human Resource both in quantityand quality and also the insufficiency on budget available. In order to performcooperation among relevant Stakeholders, it is needed to create Integrative Task Unitin Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta so that comprehensive services from allsecurity aspects could be given to tourists.Keywords: Cooperation, Stakeholders, Security, Tourism Destination and Tugu

Malioboro-Keraton Yogyakarta areas.

xviii

Page 20: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai kota budaya yang kaya

dengan berbagai monumental bangunan bersejarah masa lampau, seperti Candi

Prambanan, Candi Ratu Boko, Keraton Yogyakarta Kasultanan Yogyakarta dan

Pura Pakualaman. Semua peninggalan tersebut tetap berdiri kokoh hingga saat

ini, dan hal itu semakin memperkuat jati diri Yogyakarta sebagai Kota Budaya

(Heritage City), dimana adat istiadat dan tradisi masih bertahan dan dilestarikan.

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah destinasi pariwisata yang sangat terkenal

baik di dalam maupun di luar negeri, karena banyaknya tempat-tempat wisata

yang tersebar di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti wisata

alam (wisata bahari, wisata petualangan), wisata budaya (wisata warisan budaya

dan sejarah, wisata belanja dan kuliner, wisata kota dan desa) dan wisata buatan

manusia (wisata olahraga, wisata kawasan terintegrasi).

Menurut Winarto (2017) bahwa destinasi pariwisata Yogyakarta

menjadi pilihan kedua wisatawan asing setelah Bali. Hal ini diperkuat oleh

keterangan dari Hinggi Safaranti Corporate Marketing Communication Assistant

Manager Santika Indonesia Hotels & Resorts yang mengatakan bahwa di

samping Bali, Yogyakarta juga menjadi destinasi favorit. Data menunjukkan

bahwa tingkat hunian atau okupansi hotel-hotel di Yogyakarta cukup tinggi,

sebagai contoh Hotel Santika Premiere Yogyakarta sepanjang Januari hingga Juni

2017 bisa mencapai 75%. Dalam sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku

Buwono X yang dibacakan oleh Riyadi Ida Bagus Salyo Subali, Staf Ahli

Page 21: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

2

Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan pada acara Jogja Travel Mart

2017, disebutkan salah satu misi pembangunan DIY adalah menjadikan DIY

sebagai daerah tujuan wisata pertama (Purwono, 2017).

Diantara semua tempat wisata tersebut, ada sebuah “pameo” yang

beredar luas dikalangan wisatawan yang mengatakan bahwa: “Walaupun

seseorang sudah berkunjung ke berbagai destinasi pariwisata di Daerah Istimewa

Yogyakarta, namun bila belum berkunjung ke kawasan Tugu-Malioboro-

Keraton Yogyakarta, maka orang tersebut belum dapat dikatakan telah

berwisata ke Daerah Istimewa Yogyakarta”. Hal ini disebabkan Tugu-Malioboro-

Keraton Yogyakarta, merupakan destinasi unggulan dan menjadi salah satu

kekuatan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dampak langsung dengan

adanya “ikon” tersebut, kawasan ini selalu dipadati oleh baik wisatawan

mancanegara maupun domestik/nusantara. Kunjungan wisatawan menurut Dinas

Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan kecenderungan

peningkatan kunjungan wisatawan yang signifikan setiap tahunnya. Dari data 5

tahun terakhir (2012 – 2016), menunjukkan pada tahun 2012 kunjungan

wisatawan mancanegara sebanyak 197.751 orang dan wisatawan

domestik/nusantara sebanyak 2.162.422 orang. Pada tahun 2013 wisatawan

mancanegara sebanyak 235.893 orang dan wisatawan domestik/nusantara

sebanyak 2.602.074 orang. Tahun 2014 kunjungan wisatawan mancanegara

sebanyak 254.213 orang dan wisatawan domestik/nusantara sebanyak 3.091.967

orang. Tahun 2015 kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 308.485 orang

dan wisatawan domestik/nusantara sebanyak 3.813.720 orang. Pada tahun 2016

kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 355.315 orang dan wisatawan

Page 22: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

3

domestik/nusantara sebanyak 4.194.261. Sedangkan untuk tahun 2018, Dinas

Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki target kunjungan wisatawan

385 ribu wisatawan mancanegara dan 4,9 juta wisatawan domestik/nusantara

(Suryana, 2017).

Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara maupun

domestik/nusantara ke Daerah Istimewa Yogyakarta, berdampak juga terhadap

peningkatan jumlah wisatawan ke kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta.

Dengan keragaman perilaku yang dibawa oleh wisatawan mancanegara maupun

domestik/nusantara, berimplikasi pada berkembangnya berbagai gangguan

masyarakat seperti: kriminalitas, baik secara kualitas maupun kuantitas dalam

bentuk penipuan, pencopetan, pencurian dengan kekerasan (curas) seperti

penjambretan, penodongan, pencurian kendaraan bermotor (curanmor),

penganiayaan, serta gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas)

lainnya seperti kecelakaan lalu lintas (laka lantas), kemacetan lalu lintas yang

dapat menyebabkan kurang aman dan nyaman bagi wisatawan dalam beraktivitas

di kawasan tersebut.

Gangguan kriminalitas yang diperoleh dari data Polsek Keraton

Yogyakarta Polresta Yogyakarta selama 5 tahun terakhir (2013-September 2017)

menunjukkan adanya fluktuasi peningkatan kasus. Pada tahun 2013 terdapat 10

kasus gangguan kriminalitas, tahun 2014 sebanyak 46 kasus, tahun 2015 turun

menjadi 40 kasus, tahun 2016 naik menjadi 50 kasus, dan sampai September 2017

sebanyak 46 kasus. Data gangguan kriminalitas dari Polsek Gedongtengen

Polresta Yogyakarta yang wilayahnya sebagian berada di kawasan Malioboro

menunjukkan gangguan kriminalitas selama 3 tahun terakhir (2015-September

Page 23: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

4

2017) adanya peningkatan kasus. Pada tahun 2015 dan 2016 gangguan

kriminalitas tercatat masing-masing ada 1 kasus, sedangkan sampai September

2017 meningkat menjadi 4 kasus atau naik empat kali lipat dibanding tahun

sebelumnya. Bahkan pada objek wisata Tamansari yang juga termasuk dalam

kawasan Keraton Yogyakarta, data dari Unit Pengamanan Objek Vital Polresta

Yogyakarta menunjukkan kasus kriminalitas pada tahun 2016 tercatat 3 kasus

dan sampai September 2017 terdapat 8 kasus, artinya di wilayah tersebut

kriminalitas naik hampir tiga kali lipat.

Indikator rasa aman dan nyaman masyarakat dan wisatawan selain

ditinjau dari angka gangguan kriminalitas juga dilihat dari adanya kejadian

kecelakaan lalu lintas, pelanggaran lalu lintas serta kemacetan lalu lintas. Data

yang diperoleh dari Unit lalu lintas Polsek Gedongtengen selama tahun 2017,

menunjukkan banyaknya angka pelanggaran lalu lintas di kawasan Malioboro

termasuk di sirip-sirip Malioboro yakni wilayah Jalan Sosrowijayan, Jalan Dagen

dan Jalan Pajeksan. Selain itu sepanjang Malioboro juga merupakan titik rawan

macet lalu lintas terutama pada siang dan malam hari pada hari kerja serta

sepanjang hari pada hari-hari libur (akhir minggu, libur nasional dan libur

panjang).

Dalam menjalankan amanah negara untuk menciptakan kondisi

keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang aman dan kondusif

tentunya tidak bisa berjalan sendiri melainkan perlu peran serta semua pihak,

sehingga harus dibangun suatu hubungan yang baik antara Polri dengan

masyarakat maupun Stakeholders seperti yang dituturkan oleh Kapolda Gorontalo

Brigjen Pol Drs Rachmad Fudail MH (Fadilah, 2017). Sejalan dengan pendapat

Page 24: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

5

Solihin (2017) yang mengatakan bahwa keamanan dan ketertiban masyarakat

(kamtibmas) merupakan tanggung jawab bersama Polri dan masyarakat. Jika di

Bali ada “Pecalang”, yang sering juga disebut polisi tradisional Bali, adalah

seseorang yang ditugaskan untuk mengawasi keamanan desa adatnya. Ibaratnya

sebagai petugas keamanan desa adat, “Pecalang” telah terbukti ampuh

mengamankan jalannya upacara-upacara yang berlangsung di desa adatnya,

bahkan secara luas mampu mengamankan kegiatan - kegiatan yang berhubungan

dengan khalayak ramai (Iendro, 2012), maka di kawasan Malioboro-Keraton

Yogyakarta ada “Paksikaton” (Paguyuban Seksi Keamanan Keraton

Yogyakarta), sebuah pasukan pengamanan swakarsa yang bertugas

mengamankan kawasan Malioboro-Keraton Yogyakarta yang merupakan kawasan

wisata. “Paksikaton” merupakan paguyuban masyarakat yang peduli akan

stabilisasi dan harmonisasi keamanan. Dibentuk tanggal 14 Juni 2005 oleh Bapak

Muhammad Suhud, S.H., pendiri sekaligus Ketua Paksikaton Yogyakarta.

Anggota dari “Paksikaton” berasal dari masyarakat umum yang direkrut dan

dilatih untuk melakukan kegiatan pengamanan. Keunikan “Paksikaton” tidak

hanya dari tampilan “Udheng” pada uniformnya, tetapi mereka juga melakukan

kegiatan dengan istilah “Mengamankan Yogyakarta dengan Jempol” sebagai

simbol keramahan dari masyarakat Yogyakarta. Mereka bertugas melakukan

kegiatan pengamanan di sepanjang kawasan Malioboro sampai dengan Keraton

Yogyakarta Yogyakarta. Saat kegiatan kepariwisataan dan budaya terutama yang

melibatkan pihak Keraton Yogyakarta, maka “Paksikaton” juga akan dilibatkan

dalam kegiatan pengamanan, seperti kegiatan Labuhan di pantai Parangtritis,

Page 25: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

6

Labuhan di gunung Merapi, Grebeg Maulud, dsb (Profil FKPM Paksikaton

Daerah Istimewa Yogyakarta).

Selain Paksikaton, pasukan pengamanan swakarsa lain yang melakukan

kegiatan pengamanan dan penertiban di kawasan Tugu-Malioboro tepatnya di

Jalan Margoutomo (Tugu Pal Putih), Jalan Pasar Kembang dan sekitar Titik Nol

Kilometer, merupakan Organisasi Masyarakat yang sudah melakukan Nota

Kesepahaman (MoU) dengan Satpol PP Kota Yogyakarta yakni Generasi Muda

Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (GM FKPPI),

Laskar Kota Yogyakarta (LAKODYA), Merdeka Karepe Dewe (MERKADE),

Laskar Jogja (LASJO), Forum Jogja Rembuk (FJR), Grup Rukun Akeh Sedulur

(GRAS), Forum Komunitas Kawasan Alun-alun Utara (FKKAU).

Disamping Organisasi Masyarakat tersebut di atas sebagai pasukan

pengamanan swakarsa, pasukan pengamanan lain yang juga melakukan kegiatan

pengamanan dan penertiban di kawasan Malioboro adalah “Jogoboro”.

“Jogoboro” atau Jogo/jaga (penjaga) Malioboro adalah personel pengamanan

yang direkrut oleh instansi Unit Pelayanan Terpadu (UPT) di kawasan Malioboro

dari Dinas Pariwisata Yogyakarta untuk membantu melakukan kegiatan

pengamanan dan penertiban di kawasan Malioboro (Kusnanto, 2017). Mereka

bertugas selain melakukan kegiatan pengamanan dengan cara patroli jalan kaki

juga membantu kegiatan masyarakat lainnya di kawasan Malioboro, seperti

menyeberangkan warga, mengingatkan para pedagang kaki lima yang berjualan di

kawasan Malioboro agar mentaati peraturan yang berlaku, serta melakukan

penertiban dengan meminta pemilik kendaraan untuk tidak parkir di bahu jalan

atau di jalur lambat karena akan mengganggu lalu lintas (Rusqiyati, 2017).

Page 26: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

7

Sifat pengamanan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Kepala

Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2015 dimaksud, salah

satunya adalah pengamanan terbuka meliputi kegiatan preemtif (cegah dini),

kegiatan preventif (pencegahan) dan tindakan hukum. Kegiatan preemtif (cegah

dini), sebagaimana dimaksud di atas meliputi kegiatan :

1. Koordinasi dengan pemangku kepentingan (Stakeholders) serta

potensi masyarakat lainnya dalam upaya mewujudkan keamanan

dan ketertiban di lingkungan usaha pariwisata; dan

2. Membangun kemitraan dengan pengusaha dan pengelola usaha

pariwisata, wisatawan, dan masyarakat sekitar lokasi/kawasan

pariwisata untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban di

lingkungan usaha pariwisata.

Pemahaman pemangku kepentingan (Stakeholders) yang juga menjadi

teori dasar mengacu pendapat dari Freeman (1984) yang mengatakan bahwa

Stakeholders sebagai kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi dan/atau

dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu, sedangkan menurut Clarkson

pengertian Stakeholders adalah kelompok atau individu yang dukungannya

diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi (Djadja, 2011).

Dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan di

kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta, tidak akan terlepas dari peran para

pemangku kepentingan (Stakeholders), diantaranya Pemerintah Daerah Daerah

Istimewa Yogyakarta yang diwakili oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta

terutama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro termasuk didalamnya Jogoboro

sebagai petugas keamanan, Polda D.I. Yogyakarta yang diwakili oleh

Page 27: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

8

Subdirektorat pariwisata Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda D.I.

Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta yang diwakili oleh Satpol PP Kota

Yogyakarta, Polresta Yogyakarta sebagai pembuat dan penyusun kebijakan,

Swasta sebagai pelaku usaha wisata, masyarakat maupun pihak pengamanan

swakarsa lainnya seperti FKPM Paksikaton, Generasi Muda Forum Komunikasi

Putra Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (GM FKPPI), Laskar Kota

Yogyakarta (LAKODYA), Merdeka Karepe Dewe (MERKADE), Laskar Jogja

(LASJO), Forum Jogja Rembuk (FJR), Grup Rukun Akeh Sedulur (GRAS),

Forum Komunitas Kawasan Alun-alun Utara (FKKAU).

Peranan para pemangku kepentingan (Stakeholders) dalam memberikan

rasa aman dan nyaman bagi wisatawan di kawasan Tugu-Malioboro-Keraton

Yogyakarta menghadirkan sebuah konsep pengamanan yang tidak dapat

dilakukan sendirian dan menuntut kebersamaan arah tindak dan keseimbangan

para pemangku kepentingan (Stakeholders). Apalagi secara administratif kawasan

Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta berada di 5 Kecamatan. Kawasan Tugu

berada di wilayah Kecamatan Jetis Yogyakarta, kawasan Malioboro berada di

wilayah 3 Kecamatan yakni Malioboro ke selatan sampai Jalan Pajeksan sebelah

barat jalan masuk Kecamatan Gedongtengen, Jalan Pajeksan sebelah timur jalan

masuk Kecamatan Danurejan, Jalan Pajeksan ke selatan masuk Kecamatan

Gondomanan, serta kawasan Keraton Yogyakarta berada di wilayah Kecamatan

Keraton Yogyakarta, sehingga diperlukan suatu kerjasama dalam bidang

pengamanan dari seluruh Stakeholders yang bertanggung jawab terhadap kawasan

Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta.

Page 28: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

9

Konsepsi ini sejalan dengan pendapat dari Page, Carter, Fabricus, Baggio

et al, Laws et al, (dalam Teguh, 2015), yang mengatakan bahwa tata kelola

destinasi pariwisata yang tepat dan cerdas merupakan kristalisasi penerapan

keseimbangan nilai dalam kerangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan

kapasitas pemangku kepentingan serta keterlibatan masyarakat lokal. Skema

penerapan tata kelola destinasi ditujukan untuk saling melengkapi dan

memperkuat koalisi antar pemangku kepentingan agar menghasilkan sinergi,

ekosistem, dan keterkaitan dalam rangka peningkatan kualitas pengalaman wisata

melalui penerapan secara konsisten prinsip-prinsip berkelanjutan dan berbasis

masyarakat.

Bentuk kerjasama pemangku kepentingan (Stakeholders) Pengamanan

Destinasi Pariwisata yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah, swasta sebagai

pelaku usaha wisata, masyarakat maupun pihak pengamanan swakarsa lainnya di

kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta selama ini belum dilakukan dalam

satu kerjasama Pengamanan terpadu. Disini masing-masing pihak masih berjalan

sendiri-sendiri sesuai dengan kepentingan masing-masing dalam melakukan

kegiatan pengamanan.

Dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan maupun

masyarakat lainnya khususnya di kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta

diperlukan suatu kerjasama Pengamanan dan melibatkan para Stakeholders yang

bertanggung jawab baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap

Pengamanan Destinasi Pariwisata di kawasan Tugu-Malioboro-Keraton

Yogyakarta. Dengan adanya satu kerjasama Pengamanan dengan berbagai

Stakeholders, diharapkan tujuan dari pengamanan destinasi dapat tercapai yakni

Page 29: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

10

terciptanya rasa aman dan nyaman bagi para wisatawan maupun masyarakat di

kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta.

Penelitian ini bukan satu-satunya yang meneliti tentang kerjasama

Stakeholders dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi para wisatawan pada

destinasi pariwisata, termasuk di kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta,

namun ada Peneliti-Peneliti lain, yaitu:

1. Hasil Penelitian berjudul Peran Pemangku Kepentingan dalam

Pelaksanaan Model Desa Konservasi di Taman Nasional Gunung

Rinjani oleh Andi Chairil Ichsan, Rinekso Soekmadi, Soeryo

Adiwibowo, dan Cecep Kusmana (2017). Tujuan Penelitian

tersebut adalah untuk memberikan gambaran terkait kolaborasi

dalam pelaksanaan Model Desa Konservasi (MDK) di Taman

Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Hasil Penelitian di atas

menunjukkan proses kolaborasi yang melibatkan Stakeholders dari

pengembangan MDK belum maksimal. Dipublikasikan dalam

Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, Vol 14. No 1, Mei. Hal 47-

59. Penelitian tersebut berbeda dengan Penelitian yang Peneliti

lakukan. Sekalipun Penelitian ini sama-sama membahas tentang

kerjasama antar Stakeholders, namun berbeda substansi.

Penelitian ini menitikberatkan pada kerjasama Stakeholders

dalam bidang pengamanan kepariwisataan dan di wilayah destinasi

pariwisata yang juga berbeda yakni di kawasan Tugu-Malioboro-

Keraton Yogyakarta.

Page 30: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

11

2. Hasil Penelitian dengan judul Analisis tingkat rasa aman wisatawan

domestik terhadap layanan Polisi Pariwisata di kawasan Malioboro

Yogyakarta yang ditulis oleh Sakti Anugerah Pratama (2016).

Dipublikasikan sebagai skripsi pada jurusan Pariwisata UGM.

Penelitian tersebut berbeda dengan Penelitian ini, karena Penelitian

terdahulu bertujuan untuk menganalisis mengenai prosedur standar

operasional Polisi Pariwisata sebagai acuan mereka dalam

melaksanakan tugasnya untuk menilai tingkat rasa aman wisatawan

domestik. Sedangkan Penelitian ini bertujuan untuk melihat

kerjasama Stakeholders Pengamanan Destinasi Pariwisata di

kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta.

3. Hasil Penelitian berjudul Pelayanan, Keamanan dan Daya tarik

mempengaruhi minat wisatawan yang berkunjung ke objek wisata

alam Gunung Mahawu, Tomohon yang dilakukan oleh Poppy

Margaretith Nivranti Sondakh dan Altje Tumbel (2016). Tujuan

Penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pelayanan, keamanan

dan daya tarik secara parsial dan simultan yang mempengaruhi

minat wisatawan yang berkunjung ke objek wisata alam

Gunung Mahawu di Kota Tomohon. Dipublikasikan dalam Jurnal

Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 01 tahun 2016. Sekalipun

Penelitian terdahulu membahas tentang keamanan yang

mempengaruhi minat wisatawan yang berkunjung ke objek wisata

alam Gunung Mahawu, Tomohon namun dalam Penelitian ini

berbeda substansi, yaitu kerjasama Stakeholders dalam bidang

Page 31: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

12

pengamanan kepariwisataan guna menciptakan rasa aman dan

nyaman bagi wisatawan di kawasan Tugu-Malioboro-Keraton

Yogyakarta.

4. Hasil Penelitian berjudul Peranan dan Kebutuhan Pemangku

Kepentingan dalam Tata Kelola Pariwisata di Taman Nasional

Bunaken Sulawesi Utara yang dilakukan oleh Heri Santoso, EKS

Harini Muntasib, Hariady Kartodihardjo, dan Rinekso Soekmadi

(2015) bertujuan untuk mengidentifikasi dan menguraikan peranan

serta kebutuhan para Pemangku Kepentingan dalam Tata Kelola

Pariwisata di TNB. Hasil Penelitian menunjukkan adanya

hubungan antara pemangku kepentingan berupa koordinasi,

kerjasama, potensi konflik. Dipublikasikan pada Jurnal Penelitian

Sosial dan Ekonomi Kehutanan, Vol. 12, No. 3, Desember, hal.

197-211. Penelitian terdahulu tersebut walaupun salah satu fokus

Penelitiannya adalah membahas tentang tugas pokok, fungsi dan

peranan para Stakeholders, namun dalam Penelitian ini berbeda

substansi, yaitu lebih menitikberatkan pada kerjasama Stakeholders

dalam bidang pengamanan kepariwisataan dan di wilayah destinasi

pariwisata yang juga berbeda yakni di kawasan Tugu-Malioboro-

Keraton Yogyakarta.

5. Hasil Penelitian berjudul Kajian Kenyamanan dan Keamanan

wisatawan di kawasan pariwisata Kuta Lombok yang dilakukan

oleh Wahyu Khalik Program Studi Magister Kajian Pariwisata

Universitas Udayana (2014). Tujuan Penelitian ini adalah untuk

Page 32: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

13

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak-nyamanan

dan ketidak-amanan wisatawan, mengetahui tingkat pemahaman

masyarakat tentang sadar wisata, dan mengetahui partisipasi

masyarakat terhadap kenyamanan dan keamanan di kawasan Kuta

Lombok. Dipublikasikan dalam Jumpa Volume 01, No. 01, Juli

2014. Penelitian terdahulu membahas tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi ketidak-nyamanan dan ketidak-amanan wisatawan

serta untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap

kenyamanan dan keamanan di kawasan Kuta Lombok sedangkan

Penelitian ini menitikberatkan pada kerjasama Stakeholders

termasuk Instansi Pemerintah dan organisasi kemasyarakatan

peduli keamanan dalam menciptakan rasa aman dan nyaman bagi

wisatawan di kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta.

6. Hasil Penelitian berjudul Peranan Polisi Pariwisata dalam

memberikan perlindungan kepada wisatawan di Yogyakarta, yang

ditulis oleh Danang Rizky (2010). Dipublikasikan sebagai skripsi

pada jurusan Ilmu Hukum UAJY. Skripsi tersebut berbeda dengan

Penelitian ini, karena skripsi di atas bertujuan untuk mengetahui

peranan Polisi Pariwisata dalam memberikan perlindungan kepada

wisatawan di Yogyakarta. Sedangkan Penelitian ini bertujuan

untuk melihat kerjasama Stakeholders dalam bidang Pengamanan

kepariwisataan di Kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, Peneliti merasa tergerak

dan perlu untuk mengangkat isu ini sebagai sebuah tema dalam penelitian karya

Page 33: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

14

ilmiah yang berjudul: “Kerjasama Pengamanan Dalam Menciptakan Rasa Aman

dan Nyaman di Kawasan Pariwisata Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan hal-hal yang diungkapkan dalam latar belakang masalah,

maka fokus dalam Penelitian ini adalah :

1. Bentuk kerjasama yang dilakukan oleh para Stakeholders

Pengamanan Kawasan Pariwisata Tugu-Malioboro-Keraton

Yogyakarta.

2. Pelaksanaan kerjasama yang dilakukan oleh para Stakeholders

Pengamanan Kawasan Pariwisata Tugu-Malioboro-Keraton

Yogyakarta.

3. Kendala/hambatan dalam pelaksanaan kerjasama para Stakeholders

Pengamanan Kawasan Pariwisata Tugu-Malioboro-Keraton

Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

yang menjadi rumusan masalah pokok dalam Penelitian ini adalah :

1. Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan oleh para

Stakeholders Pengamanan guna menciptakan Kawasan Pariwisata

Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata

yang aman dan nyaman?

Page 34: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

15

2. Bagaimana pelaksanaan kerjasama yang dilakukan oleh para

Stakeholders Pengamanan Kawasan Pariwisata Tugu-Malioboro-

Keraton Yogyakarta?

3. Apa kendala/hambatan yang dihadapi dalam rangka pelaksanaan

kerjasama Pengamanan guna menciptakan Kawasan Pariwisata

Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata

yang aman dan nyaman?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

Penelitian ini adalah:

a) Untuk mengetahui bentuk kerjasama yang dilakukan oleh

para Stakeholders Pengamanan guna menciptakan Kawasan

Pariwisata Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta sebagai

daerah tujuan wisata yang aman dan nyaman.

b) Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan kerjasama yang

dilakukan oleh para Stakeholders Pengamanan Kawasan

Pariwisata Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta.

c) Untuk mengidentifikasi kendala/hambatan yang dihadapi

dalam rangka kerjasama para Stakeholders Pengamanan guna

menciptakan Kawasan Pariwisata Tugu-Malioboro-Keraton

Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata yang aman dan

nyaman.

Page 35: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

16

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari Penelitian ini adalah :

a) Sebagai bahan masukan tentang bentuk kerjasama yang

dilakukan para pemangku kepentingan (Stakeholders), di

antaranya Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

yang diwakili oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta

terutama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro

termasuk di dalamnya Jogoboro, Polda D.I. Yogyakarta

yang diwakili oleh Subdirektorat pariwisata Direktorat

Pengamanan Objek Vital Polda D.I.Yogyakarta Pemerintah

Kota Yogyakarta yang diwakili oleh Satpol PP Kota

Yogyakarta dan Polresta Yogyakarta, swasta sebagai pelaku

usaha wisata, masyarakat maupun pihak pengamanan

swakarsa lainnya seperti FKPM Paksikaton, Generasi Muda

Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/Polri

Indonesia (GM FKPPI), Laskar Kota Yogyakarta

(LAKODYA), Merdeka Karepe Dewe (MERKADE), Laskar

Jogja (LASJO), Forum Jogja Rembuk (FJR), Grup Rukun

Akeh Sedulur (GRAS), Forum Komunitas Kawasan Alun-

alun Utara (FKKAU) guna menciptakan Kawasan Pariwisata

Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta sebagai daerah tujuan

wisata yang aman dan nyaman.

b) Dengan mengetahui sejauh mana pelaksanaan kerjasama

yang dilakukan oleh para Stakeholders Pengamanan Kawasan

Page 36: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

17

Pariwisata Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta, maka perlu

diberikan rekomendasi bagi para pemangku kepentingan

(Stakeholders) agar membuat suatu kerjasama dalam bidang

keamanan dan diwujudkan dalam bentuk pembuatan nota

kesepahaman ataupun pembentukan Satuan Tugas Terpadu di

kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta (bisa

disingkat Satgas Terpadu Gumaton), yang tidak hanya

melibatkan pihak Institusi Pemerintah saja tetapi juga

melibatkan pihak lain termasuk pengamanan swakarsa dan

pihak swasta yang juga mempunyai kepentingan terhadap

keamanan dan kenyamanan di kawasan Tugu-Malioboro-

Keraton Yogyakarta.

c) Dengan teridentifikasinya kendala/hambatan yang dihadapi

dalam rangka kerjasama para Stakeholders Pengamanan,

maka akan didapatkan solusi ataupun pemecahan dari

kendala tersebut sehingga Kawasan Pariwisata Tugu-

Malioboro-Keraton Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata

yang aman dan nyaman akan tercapai.

E. Kerangka Konseptual

1. Kerjasama

Pamudji dalam bukunya yang berjudul “Kerjasama Antar Daerah

Dalam Rangka Pembinaan Wilayah” (1985:12-13) mengatakan bahwa

kerjasama pada hakekatnya mengindikasikan adanya dua pihak atau lebih

yang berinteraksi secara dinamis untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Page 37: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

18

Dalam pengertian itu terkandung tiga unsur pokok yang melekat pada

suatu kerangka kerjasama, yaitu unsur dua pihak atau lebih, unsur

interaksi dan unsur tujuan bersama. Jika salah satu dari ketiga unsur

tersebut tidak termuat pada suatu obyek yang dikaji, maka dapat

dianggap bahwa pada obyek itu tidak terdapat kerjasama. Unsur dua

pihak atau lebih biasanya menggambarkan suatu himpunan dari

kepentingan-kepentingan yang satu sama lain saling mempengaruhi

sehingga berinteraksi untuk mewujudkan tujuan bersama. Jika hubungan

atau interaksi itu tidak ditujukan pada terpenuhinya kepentingan masing-

masing pihak (kepentingan bersama) maka hubungan-hubungan

dimaksud bukanlah suatu kerjasama. Kerjasama senantiasa menempatkan

pihak-pihak yang berinteraksi itu pada posisi yang seimbang, serasi dan

selaras. Dari pendapat Pamudji tersebut kerjasama menunjuk adanya dua

pihak atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.

Sargent dalam Santosa (1992:29) menyatakan bahwa kerjasama

merupakan usaha terkoordinasi di antara anggota kelompok atau

masyarakat yang diarahkan untuk mencapai tujuan bersama. Lebih lanjut

Santosa (1992: 29-30) menyatakan bahwa kerjasama adalah suatu bentuk

interaksi sosial di mana tujuan anggota kelompok yang satu berkaitan

erat dengan tujuan anggota kelompok yang lain atau tujuan kelompok

secara keseluruhan sehingga seseorang individu hanya dapat mencapai

tujuan bila individu lain juga mencapai tujuan. Dari pendapat tersebut

dapat dinyatakan bahwa kerjasama adalah bentuk interaksi sosial di

antara anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Page 38: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

19

Menurut Bowo dan Andy bahwa dalam pelaksanaan kerjasama

harus tercapai keuntungan bersama (2007:50-51). “Pelaksanaan

kerjasama hanya dapat tercapai apabila diperoleh manfaat bersama bagi

semua pihak yang terlibat didalamnya (win-win). Apabila satu pihak

dirugikan dalam proses kerjasama, maka kerjasama tidak lagi terpenuhi.

Dalam upaya mencapai keuntungan atau manfaat bersama dari

kerjasama, perlu komunikasi yang baik antara semua pihak dan

pemahaman sama terhadap tujuan bersama”. Hal ini mengandung arti

bahwa dalam melakukan kerjasama semua pihak harus mendapat

keuntungan dan manfaat dari pelaksanaan kerjasama serta perlu adanya

komunikasi dan pemahaman terhadap tujuan kerjasama.

Soekanto (2006) mengatakan bahwa ada 5 (lima) bentuk

kerjasama, yaitu:

a) Tawar menawar atau Bargaining, yaitu membentuk

kerjasama tentang sebuah kesepakatan pertukaran produk

atau juga jasa antara dua orang atau juga lebih.

b) Koalisi atau Coalition, yaitu suatu gabungan dari dua

lembaga organisasi atau juga lebih yang mempunyai tujuan

yang sama, mereka bekerjasama supaya mencapai tujuan

tersebut.

c) Joint Venture, yaitu kerjasama supaya mengerjakan proyek-

proyek tertentu agar dapat cepat terselesaikan dan juga tujuan

cepat tercapai.

Page 39: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

20

d) Cooptation, yaitu suatu proses kerjasama penerimaan dari

berbagai unsur yang baru pada kepemimpinan sebuah

organisasi, hal ini dapat dijadikan sebuah cara

suapaya menghindari terjadinya sebuah kecurangan atau juga

hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa terjadi.

e) Atas dasar kerukunan, yaitu kerjasama yang didasari karena

sebuah kerukunan sesama manusia, biasanya sebuah

kerjasama yang didasari kerukunan tidak diharapkan imbalan

atau juga upah.

Dari 5 (lima) bentuk kerjasama di atas, fokus dalam Penelitian

tentang kerjasama yang digunakan oleh Stakeholders pengamanan di

Kawasan Pariwisata Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta pada 2 (dua)

bentuk kerjasama, yakni tawar menawar atau Bargaining,

yaitu membentuk kerjasama tentang sebuah kesepakatan jasa antara dua

orang atau juga lebih, serta bentuk Koalisi atau Coalition, yaitu suatu

gabungan dari dua lembaga organisasi atau juga lebih yang

mempunyai tujuan yang sama. Walaupun dimungkinkan ada bentuk

kerjasama yang lain, misalnya kerjasama atas dasar kerukunan yang

merupakan bentuk kerjasama Paguyuban PKL di Kawasan Malioboro,

tetapi tidak menjadi fokus dari Penelitian ini.

2. Pemangku Kepentingan (Stakeholders)

Pada saat ini istilah atau kata Stakeholders sudah dikenal banyak

orang, yang dalam istilah Stakeholders sering digunakan oleh banyak

pihak karena berkaitannya dengan berbagai macam ilmu, seperti ilmu

Page 40: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

21

bisnis, informasi dan komunikasi, pengolahan sumber daya dan

sebagainya. Stakeholders secara umum dapat diartikan sebagai suatu

masyarakat, kelompok, komunitas ataupun individu manusia yang

memiliki hubungan dan kepentingan terhadap suatu organisasi atau

perusahaan. Suatu masyarakat, kelompok, komunitas ataupun individu

tersebut dapat dikatakan sebagai Stakeholders jika mereka memiliki

karakteristik seperti memiliki kekuasaan dan kepentingan terhadap

organisasi atau perusahaan.

Menurut Start & Hovland (dalam Sumpeno, 2012) bahwa

pemangku kepentingan didefinisikan sebagai kelompok atau organisasi

yang memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung dalam sebuah

organisasi karena dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan

organisasi, tujuan, dan kebijakan. Meskipun para pelaku biasanya

melegitimasi dirinya sebagai Stakeholders, tetapi semua pemangku

kepentingan tidak sama dan memiliki kedudukan yang berbeda. Dari

definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah

seluruh pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang menjadi

fokus kajian atau perhatian.

Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh Stakeholders

terhadap suatu issu, Stakeholders dapat dikategorikan ke dalam beberapa

kelompok, menurut Overseas Development Administration (ODA, 1995)

(dalam fannyanisha, 2013), sebagai berikut :

Page 41: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

22

a) Stakeholders Utama (primer)

Stakeholders utama merupakan Stakeholders yang memiliki

kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan,

program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu

utama dalam proses pengambilan keputusan. Salah satu pihak yang

terkait di dalamnya adalah:

– Masyarakat dan tokoh masyarakat : Masyarakat yang terkait

dengan proyek, yakni masyarakat yang diidentifikasi akan

memperoleh manfaat dan yang akan terkena dampak dari

proyek ini. Tokoh masyarakat : Anggota masyarakat yang oleh

masyarakat ditokohkan di wilayah itu sekaligus dianggap dapat

mewakili aspirasi masyarakat.

b) Stakeholders Pendukung (sekunder)

Stakeholders pendukung (sekunder) adalah Stakeholders yang

tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu

kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian

(concern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan

berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal

pemerintah. Beberapa bagian yang terkait di dalamnya antara lain

adalah:

– lembaga (Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak

memiliki tanggung jawab langsung.

– lembaga pemerintah yang terkait dengan isu tetapi tidak

Page 42: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

23

memiliki kewenangan secara langsung dalam pengambilan

keputusan.

c) Stakeholders Kunci

Stakeholders kunci merupakan Stakeholders yang memiliki

kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan.

Stakeholders kunci yang dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai

levelnya, legislatif, dan instansi. Misalnya, Stakeholders kunci

suatu proyek level daerah kabupaten/Kota, maka beberapa bagian

yang terkait di dalamnya antara lain adalah sebagai berikut:

– Pemerintah Kabupaten/Kota

– Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.

Dari pendapat tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa

berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh Stakeholders

terhadap suatu isu, Stakeholders dapat dikategorikan ke dalam 3

kelompok, yakni Stakeholders utama (primer) merupakan

Stakeholders yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung

dengan suatu kebijakan, program, dan proyek, Stakeholders

pendukung (sekunder) adalah Stakeholders yang tidak

memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu

kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian serta

Stakeholders kunci merupakan Stakeholders yang memiliki

kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan.

Page 43: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

24

3. Pengamanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI Online)

aman berarti bebas dari bahaya, bebas dari gangguan, terlindung atau

tersembunyi, tenteram, tidak merasa takut atau khawatir. Sedangkan

pengamanan mempunyai arti proses, cara, perbuatan untuk

mengamankan. Dapat diartikan disini bahwa pengamanan mempunyai

makna proses, cara, perbuatan untuk memberikan rasa aman, tenteram,

terlindung dari berbagai macam ancaman dan gangguan.

Arti nyaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online

(KBBI Online) adalah sedap, sejuk, enak. Sedangkan kenyamanan

mengandung arti keadaan nyaman, kesegaran, kesejukan. Dapat

diartikan bahwa kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan seseorang

yang merasa nyaman karena telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia

yang bersifat individual.

Kovari dan Zimanyi, 2011 (dalam Khalik, 2014) menyatakan

bahwa kenyamanan dan keamanan menjadi kondisi yang sangat penting

dalam industri pariwisata. Aspek tersebut pada dua dekade terakhir telah

menjadi isu yang semakin besar dan mempunyai dampak yang sangat

besar terhadap keberlangsungan aktivitas perjalanan dan pariwisata.

Sebagaimana dimaksudkan oleh UNWTO, 2004 yang dikutip oleh

Khalik (2014) bahwa destinasi wisata di negara berkembang sudah

saatnya untuk memberikan alternatif berwisata dengan jaminan

keselamatan dan rasa aman bagi wisatawan selama berwisata.

Page 44: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

25

Menurut Mahagangga, et al (2013: 97) seperti dikutip Fanani dan

Pangestuti (2017) keamanan dan kenyamanan wisatawan adalah suatu

keadaan yang diharapkan stabil, menimbulkan perasaan yang tenang

tanpa disertai kekhawatiran ketika sedang melakukan perjalanan wisata

ke suatu tempat tujuan dan menginap selama beberapa waktu.

Polri oleh UUD 1945 yang diamandemen diberikan wewenang

dalam menjaga keamanan dalam negeri, UUD 1945 pasal 30 (4)

berbunyi: Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara

yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,

mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan hukum.

Hal tersebut diperkuat dalam UU RI No. 2 tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia pasal 2, fungsi Polri adalah salah

satu fungsi pemerintah negara di bidang pemelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat (kamtibmas), penegakan hukum (gakkum) serta

memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan (lin, yom, yan)

kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri

(kamdagri). Sedang pasal 13, dipertegas kembali, tugas dan wewenang

adalah: memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas),

menegakkan hukum (gakkum) dan memberikan perlindungan,

pengayoman dan pelayanan masyarakat (lin, yom, yan).

Dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Nomor 12 tahun 2015, yang dimaksud dengan pengamanan adalah segala

usaha, pekerjaan, dan kegiatan dalam rangka pencegahan, penangkalan,

serta penegakan hukum terhadap setiap ancaman dan gangguan

Page 45: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

26

keamanan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengamanan adalah usaha,

pekerjaan, kegiatan guna mencegah, menangkal, menegakkan hukum

terhadap setiap ancaman, hambatan, tantangan dan gangguan keamanan.

Pengamanan kepariwisataan dilaksanakan dengan prinsip-prinsip

sebagai berikut:

a) legalitas, yaitu pengamanan kepariwisataan dilaksanakan

sesuai peraturan perundang-undangan;

b) profesional, yaitu dalam melaksanakan pengamanan

kepariwisataan dilaksanakan sesuai dengan kompetensi yang

dimiliki sesuai peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab;

c) proporsional, yaitu pengamanan kepariwisataan dilaksanakan

sesuai peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab;

d) akuntabel, yaitu segala upaya dan tindakan yang

dilaksanakan harus dapat dipertanggungjawabkan;

e) nesesitas, yaitu pengamanan kepariwisataan diberikan

berdasarkan penilaian situasi dan kondisi yang dihadapi;

f) humanis, yaitu pengamanan kepariwisataan senantiasa

memperhatikan aspek kemanusiaan, sosial, perlindungan, dan

pelayanan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Nomor 09 tahun 2011, pengertian pengamanan adalah segala usaha,

pekerjaan, dan kegiatan dalam rangka pencegahan, penangkalan dan

penanggulangan serta penegakan hukum terhadap setiap ancaman dan

gangguan keamanan. Jadi dapat disimpulkan disini bahwa

Page 46: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

27

pengamanan mengandung arti usaha, pekerjaan dan kegiatan guna

mencegah, menangkal dan menanggulangi setiap gangguan keamanan

dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

4. Destinasi Pariwisata

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

2009 tentang Kepariwisataan bahwa kepariwisataan merupakan bagian

integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis,

terencana, terpadu, berkelanjutan, dan ber-tanggung jawab dengan tetap

memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup

dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup, serta

kepentingan nasional.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009

ini, yang dimaksud dengan wisata adalah kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi

tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau

mempelajari keunikan dayatarik wisata yang dikunjungi dalam waktu

sementara. Arti pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Sedangkan

kepariwisataan dapat diartikan sebagai keseluruhan kegiatan yang terkait

dengan pariwisata dan bersifat multidimensi dan multidisiplin yang

muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi

antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Dari penjelasan

Page 47: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

28

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kepariwisataan merupakan

keseluruhan kegiatan pariwisata yang bersifat multi dimensi dan

multidisiplin karena melibatkan interaksi dari berbagai pihak.

Damanik dan Weber seperti dikutip oleh Rahayu (2016)

mengatakan bahwa Pariwisata adalah merupakan fenomena pergerakan

manusia, barang, dan jasa, yang sangat kompleks. Ia terkait erat dengan

organisasi, hubungan-hubungan kelembagaan dan individu, kebutuhan

layanan, penyediaan kebutuhan layanan, dan sebagainya.

Jenis-Jenis Pariwisata antara lain :

a) Wisata komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk

mengunjungi pameran-pameran dan pecan raya yang bersifat

komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan

sebagainya.

b) Wisata industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh

rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke

suatu kompleks atau daerah perindustrian, dengan maksud dan

tujuan untuk mengadakan peninjauan atau Penelitian.

c) Wisata budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar

keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang

dengan cara mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke

luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat

istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni

meraka.

Page 48: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

29

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pariwisata

berkaitan erat dengan organisasi, hubungan-hubungan kelembagaan dan

individu, kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan, dan

sebagainya.

Dalam suatu Penelitian Wet Tropics Destinations Image (1998:74)

seperti dikutip Legawa (2008) kualitas destinasi pariwisata

diindentifikasi persepsi dan penilaian destinasi, dari beberapa faktor

tersebut ada 2 (dua) faktor yang menjadi fokus dalam Penelitian ini

yaitu:

a) lingkungan (tidak aman-aman)

b) kenyamanan

Dapat disimpulkan bahwa untuk membuat destinasi pariwisata

berkembang baik diperlukan antara lain adanya lingkungan yang aman

dan dapat memberikan kenyamanan bagi para wisatawan yang

berkunjung ke destinasi pariwisata tersebut.

Dari berbagai penjelasan dalam kerangka konseptual tersebut di

atas, dapat disimpulkan bahwa kerjasama yang diartikan adanya dua

pihak atau lebih yang berinteraksi secara dinamis untuk mencapai suatu

tujuan bersama yakni untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi

wisatawan baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan

nusantara (wisnus) yang berkunjung ke Kawasan Destinasi Pariwisata

Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta, diperlukan bagi para pemangku

kepentingan (Stakeholders) dalam hal ini adalah Stakeholders yang

terkait serta bertanggung jawab terhadap pengamanan khususnya di

Page 49: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

30

Kawasan Destinasi Pariwisata, baik Stakeholders primer, sekunder

maupun Stakeholders kunci.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

menurut Bogdan dan Taylor, 1990 dalam Gunawan (2016) adalah

prosedur Penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati

yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh).

Metode deskriptif yang digunakan adalah merupakan metode yang

bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki (Thea, 2013), dalam hal ini

adalah memberikan gambaran tentang “Kerjasama Pengamanan Dalam

Menciptakan Rasa Aman dan Nyaman di Kawasan Pariwisata Tugu-

Malioboro-Keraton Yogyakarta”.

2. Obyek Penelitian

Yang dimaksud obyek Penelitian, adalah hal, perkara, orang yang

menjadi pokok pembicaraan ataupun yang dijadikan sasaran untuk

diteliti, diperhatikan, dan sebagainya. Menurut Supranto (2000: 21)

obyek Penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang,

organisasi atau barang yang akan diteliti.

Kemudian dipertegas Anto Dayan (1986: 21), obyek Penelitian

adalah pokok persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan data

Page 50: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

31

secara lebih terarah. Adapun obyek Penelitian dalam tulisan ini adalah

“Kerjasama Pengamanan Dalam Menciptakan Rasa Aman dan Nyaman

di Kawasan Pariwisata Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta”.

3. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian sebanyak 30 (tigapuluh) orang, terdiri dari Polri

7 (tujuh) orang, Pemda/Pemkot 8 (delapan) orang, Tepas Security

Keraton Yogyakarta Yogyakarta 1 (satu) orang, Ormas Peduli Keamanan

dan Ketertiban Umum 6 (enam) orang, Pemilik Toko dan PKL 4 (empat)

orang serta wisatawan 4 (empat) orang.

4. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam melakukan Penelitian yakni di

Kawasan Pariwisata Tugu- Malioboro-Keraton Yogyakarta.

5. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui :

a) Observasi (pengamatan)

Menurut (Arikunto, 2002) Observasi merupakan suatu

tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan

penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis.

Marshal&Rossman (dalam Hendrarso, 2013:172) mengatakan

bahwa Observasi (pengamatan) adalah “deskripsi secara sistematis

tentang kejadian dan tingkah laku dalam setting sosial yang dipilih

untuk diteliti”.

Dari hasil ini kita dapat memperoleh gambaran yang jelas

tentang masalah dan petunjuk yang dibutuhkan. Melalui Observasi

Page 51: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

32

secara langsung akan dipelajari bagaimana Kerjasama Pengamanan

yang dilakukan dalam Menciptakan Rasa Aman dan Nyaman di

Kawasan Pariwisata Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta.

b) Wawancara mendalam (In-depth Interview)

Menurut Mashud (2013:69-80), pengertian wawancara

(Interview) adalah cara yang dipergunakan untuk mendapatkan

informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung

secara bertatap muka (face to face). Namun demikian, teknik

wawancara ini dalam perkembangannya tidak harus dilakukan

secara berhadapan (face to face), melainkan dapat saja dengan

memanfaatkan sarana komunikasi lain, misalnya telepon dan

internet.

Gunawan (2013) berpendapat bahwa dalam wawancara

mendalam berlangsung suatu diskusi terarah diantara Peneliti dan

informan menyangkut masalah yang diteliti, jenis pertanyaan yang

digunakan terbuka yang memungkinkan untuk memperoleh

jawaban bervariasi sesuai pemikiran Informan, Informan dapat

memberikan jawabannya secara lebih terinci serta Informan

diberikan kesempatan mengekspresikan caranya dalam menjawab

pertanyaan.

Dengan demikian data yang diperoleh dari hasil wawancara

mendalam (In-depth Interview) tersebut sesuai dengan kondisi yang

ada tanpa mengurangi nilai validitas data yang diperoleh.

Page 52: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

33

c) Dokumentasi

Pengertian dari kata dokumen menurut Gottschalk (dalam

Gunawan, 2016:175) seringkali digunakan para ahli dalam dua

pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis bagi informasi

sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak,

peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan

arkeologis. Pengertian kedua diperuntukkan bagi surat-surat resmi

dan surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undang-undang,

hibah, konsesi dan lainnya. Lebih lanjut Gottschalk menyatakan

bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih

luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis

sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau

arkeologis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

dokumentasi berarti pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan

penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan; pemberian atau

pengumpulan bukti dan keterangan (seperti gambar, kutipan,

guntingan koran, dan bahan referensi lain).

Data ini diperoleh dari laporan bulanan, buku intelijen dasar,

laporan kegiatan rutin maupun insidentil, laporan gangguan

keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) dan kriminalitas,

data jumlah kunjungan wisatawan, buku registrasi, struktur

organisasi, visi dan misi organisasi.

Page 53: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

34

6. Teknik Penentuan Informan

Dalam Penelitian ini digunakan prosedur penentuan Informan

secara purposive. Menurut Neuman, 2007 (dalam Zanynu, 2011) pada

teknik purposive Peneliti memilih Informan menurut kriteria tertentu

yang telah ditetapkan. Kriteria ini harus sesuai dengan topik penelitian,

sehingga Informan yang dipilihpun harus dianggap kredibel untuk

menjawab penelitian. Hal ini mempunyai pertimbangan tertentu yang

bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif.

Data dan informasi Penelitian terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer terdiri dari profil dari Stakeholders, jumlah

kunjungan wisatawan, data gangguan kriminalitas, data kerjasama yang

sudah dilakukan. Pengumpulan data primer melalui observasi dan

wawancara. Wawancara dilakukan semi terstruktur dan berpedoman

pada daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. Penentuan

Stakeholders sebagai informan dilakukan melalui metode purposive dan

snowball atau bola salju. Informan dipilih dengan pertimbangan yang

bersangkutan memiliki pengalaman dan pengetahuan serta memahami

permasalahan yang ada. Selanjutnya berdasarkan informasi dari

informan sebelumnya, Peneliti dapat menetapkan informan berikutnya

yang dapat memberikan informasi dan data yang lebih lengkap terkait

dengan Penelitian. Pengumpulan data selain dari Stakeholders, juga

diambil dari para wisatawan yang berkunjung ke kawasan Tugu-

Malioboro-Keraton, berupa kegiatan wawancara. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah wisatawan sudah merasa aman dan nyaman

Page 54: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

35

selama berwisata di kawasan tersebut, sehingga akan diketahui manfaat

dari kerjasama yang dilakukan Stakeholders pengamanan destinasi

pariwisata di kawasan tersebut, sudah dapat dirasakan oleh wisatawan

atau belum.

Data selanjutnya berupa data sekunder yang merupakan data

pendukung dalam bahasan Penelitian ini. Data sekunder dikumpulkan

dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh Stakeholders yang berkaitan

dengan kerjasama Stakeholders pengamanan destinasi pariwisata di

kawasan Tugu-Malioboro-Keraton.

Jumlah informan pada Penelitian ini adalah sebanyak 30

(tigapuluh) informan yang terdiri dari berbagai pihak, baik sebagai

Stakeholders primer, Stakeholders sekunder dan Stakeholders kunci

maupun wisatawan yang akan merasakan dampak dari adanya kerjasama

tersebut.

Tabel I.1

Data Informan berdasarkan Pekerjaan/Profesi dan jabatan

NO NAMA PEKERJAAN JABATAN

1. AKBP Drs. Sutarno Polri Kasubditwisata PoldaDIY

2. Brig Agustinus Wahyu Polri anggota SubditwisataPolda DIY

3. Brig Pristian Polri anggota SubditwisataPolda DIY

4. Ipda Ismaryono Polri Kasubnit 2 ObvitPolresta Yogyakarta

5. Bripka Suyanto Polri anggota Unit

Page 55: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

36

Pamobvit PolrestaYogyakarta

6. Brig Prayudha Polri anggota UnitPamobvit Polresta

Yogyakarta

7. Aipda Danan Ari K. Polri BhabinkamtibmasKeraton Yogyakarta

8. Drs. Ekwanto PNS KA UPT Malioboro

9. Darmanto, SH. PNS Ka DivisiPemberdayaan dan

Promosi

10. Syamsuhadi PNS Ka DivisiKetentraman,Ketertiban dan

Lalulintas

11. D. Afriani K, A.Md PNS Kasubbag TU UPTMalioboro

12. Yudho Pamungkas,SH PNS Kasi Dalops Satpol PPKota Yka

13. Bpk Naryanto Outsourcing Anggota Jogoboro

14. Ibu Santi Outsourcing Anggota Jogoboro

15. Bpk Maryono Outsourcing Anggota Jogoboro

16. Bpk Danu Sidik/MBPurojogowidigdo

Abdi Dalem Tepas SecurityKeraton Yogyakarta

17. M. Fuad Andrego Swasta Ketua Ormas FKKAU

18. Sdr Nuri Marjuki Swasta Ketua OrmasLAKODYA

19. Sdr Dwi Cahya P. Swasta Wakil Ketua OrmasLAKODYA

20. Bpk Sunardi Swasta Anggota PaguyubanPaksikaton

21. Sdr Fani Ristamaji Swasta Sekjen LSM GRAS

Page 56: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

37

22. Sdr Kesno Swasta Anggota LSM GRAS

23. Ibu Yati Dimanto Swasta PKL KawasanMalioboro

24. Bpk Rubiyo Swasta PKL KawasanMalioboro

25. Sdri Nurul Yunani Swasta Supervisor UsahaRefleksi KeluargaKakiku Kawasan

Malioboro

26. Sdr Purwanto Swasta Karyawan RMLesehan Terang BulanKawasan Malioboro

27. Sdri Sujiati Swasta Wisatawan

28. Mr Martin Swasta Wisatawan

29. Sdri Wulansari Mahasiswi Wisatawan

30. Sdri Tida Mahasiswi Wisatawan

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebaran informan

cukup beragam. Informan-informan tersebut tersebut merupakan unsur

yang berkompeten dalam pelaksanaan kerjasama di kawasan Tugu-

Malioboro-Keraton Yogyakarta. Hal ini dimaksudkan agar data yang

diperoleh memberikan informasi yang bersifat lengkap, berimbang dan

dapat dipertanggungjawabkan berkaitan dengan kerjasama Stakeholders

di kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta.

Pemilihan informan juga didasarkan pada kompetensi serta

kapabilitas masing-masing informan dengan berdasarkan kompetensi ini

Peneliti akan dapat menggali informasi yang akurat sekaligus

memperoleh data pembanding informan.

Page 57: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

38

Tabel I.2

Informan berdasarkan tingkat pendidikan

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (ORANG)

1.

2.

3.

4.

5.

SLTP

SLTA

DIPLOMA

STRATA 1

STRATA 2

2

16

2

9

1

JUMLAH 30

Tabel I.2 di atas, menunjukkan keragaman tingkat pendidikan dari

para Informan, mulai dari tingkat pendidikan SLTP sampai dengan Strata

2. Hal ini dimaksudkan wawancara mendapatkan informasi yang

beragam dari aspek dan sudut pandang yang berbeda untuk mendapatkan

data yang diperlukan. Selain itu bila dikaji lebih lanjut tingkat pendidikan

informan disini menunjukkan tingkat pendidikan yang cukup memadai,

hal ini cukup signifikan karena dengan tingkat pendidikan yang memadai

informan bisa memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan dari

penelitian ini. Meskipun kita lihat disini ada 2 (dua) orang Informan yang

berpendidikan SLTP, tetapi hal ini tidak menjadi persoalan karena dua

orang Informan tersebut merupakan PKL yang setiap hari berjualan di

kawasan Malioboro dan merupakan salah satu Stakeholders primer yang

memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap setiap kebijakan di

kawasan Malioboro, termasuk kebijakan yang menyangkut keamanan.

Page 58: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

39

7. Teknik Analisis Data

Untuk mengolah dan menganalisis data, Penelitian ini

menggunakan metode analisis data kualitatif. Menurut Miles dan

Huberman (dalam Gunawan, 2016:210-212) mengemukakan tiga tahapan

yang harus dikerjakan dalam menganalisis data Penelitian kualitatif,

yaitu:

a) Reduksi data (data reduction)

Dikemukakan Sugiyono (dalam Gunawan, 2016:211),

mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih

hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting dan mencari tema dan

polanya. Data yang direduksi akan memberikan gambaran

lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan

data.

b) Paparan data (data display)

Menurut Miles dan Huberman (dalam Gunawan, 2016:211),

pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Data Penelitian ini disajikan dalam

bentuk uraian yang didukung dengan matriks jaringan kerja.

c) Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion

drawing/verifying)

Penarikan simpulan merupakan hasil Penelitian yang

menjawab fokus Penelitian berdasarkan hasil analisis data.

Page 59: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

40

Simpulan disajikan dalam bentuk objek Penelitian dengan

berpedoman pada kajian Penelitian.

Analisis data kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses

pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan tersebut

dilakukan juga selama dan sesudah pengumpulan data.

Untuk mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh

Peneliti dalam Penelitian ini dari para informan, dilakukan Teknik

Triangulasi. Teknik ini dilakukan untuk mengurangi sebanyak mungkin

bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data serta

meningkatkan kredibilitas Penelitian.

Denzin (1978) seperti dikutip Gunawan (2013) mendefinisikan

triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang

dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang

dan perspektif yang berbeda. Selanjutnya Denzin (1978) membedakan

empat macam triangulasi, yaitu:

a) Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi

tertentu melalui berbagai sumber perolehan data. Triangulasi

sumber berarti membandingkan (mencek ulang) informasi

yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Penelitian

selain melalui wawancara dan observasi, bisa menggunakan

pengamatan berperan serta (participant observation),

dokumen tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan resmi,

catatan tulisan pribadi, gambar, foto.

Page 60: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

41

b) Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data

atau mengecek keabsahan temuan Penelitian. Triangulasi

tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh

dari subjek atau informan Penelitian diragukan kebenarannya.

Dengan demikian, jika data itu sudah jelas, misalnya berupa

teks atau naskah/transkrip film, novel dan sejenisnya,

triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun demikian,

triangulasi aspek lainnya tetap dilakukan.

c) Triangulasi Peneliti adalah menggunakan lebih dari satu orang

dalam mengadakan observasi atau wawancara. Teknik ini

diakui memperkaya khasanah pengetahuan mengenai

informasi yang digali dari subjek Penelitian. Tetapi perlu

diperhatikan bahwa orang yang diajak menggali data itu

harus yang telah memiliki pengalaman Penelitian dan bebas

dari konflik kepentingan agar tidak justru merugikan Peneliti

dan melahirkan bias baru dari triangulasi.

d) Triangulasi teori berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu

tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu

atau lebih teori. Triangulasi teoritik adalah memanfaatkan

dua teori atau lebih untuk diadu dan dipadu. Untuk itu

diperlukan rancangan Penelitian, pengumpulan data dan

analisis data yang lengkap, dengan demikian akan dapat

memberikan hasil yang lebih komprehensif.

Page 61: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

42

BAB II `

PROFIL KAWASAN PARIWISATA TUGU-MALIOBORO-KERATON YOGYAKARTA SERTA STAKEHOLDERS PENGAMANAN

DESTINASI PARIWISATA

A. Kawasan Pariwisata Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta

1. Kawasan Tugu Jogja

Tugu Jogja merupakan ikon kota Yogyakarta yang terletak persis di

tengah-tengah perempatan Jalan Jenderal Soedirman, Jalan Pangeran

Mangkubumi, Jalan A.M Sangaji dan Jalan Diponegoro. Tugu yang

didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono I ini memiliki nilai simbolis dan

merupakan garis yang bersifat magis yang menghubungkan Laut Selatan,

Keraton Yogyakarta dan Gunung Merapi. Tugu ini sekarang merupakan

salah satu objek wisata Yogya yang paling sering dikunjungi pada waktu

malam hari terlebih jika sudah melewati pukul 24.00 karena lalu lintas sudah

sepi sehingga bisa berfoto selfie tanpa perlu khawatir dengan kendaraan

yang lalu lalang. Tugu Yogya atau Tugu Golong Gilig ini juga dikenal

dengan istilah “Tugu Pal Putih/De Witt Paal”, karena warna cat yang

digunakan sejak dulu adalah warna putih. Tugu pal ini berbentuk bulat

panjang dengan bola kecil dan ujung yang runcing di bagian atasnya

(Sumber: https://wisatapedi.com/tempat-wisata-dekat-malioboro-jogja-

sekitar/. Diunduh tanggal 23 Agustus 2018).

Fasilitas yang ada disekitar Kawasan Tugu Jogja adalah penginapan

yang harganya cukup terjangkau mulai dari Kelas Bintang 1 sampai dengan

Page 62: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

43

Bintang 5 bisa dijumpai, selain itu juga banyak kuliner di sekitar kawasan

Tugu Jogja, mulai dari Gudeg, Kafe, Angkringan, ataupun sekedar minuman

ringan semuanya ada disini. Tidak mengherankan Kawasan Tugu Jogja ini

ramai dipenuhi oleh para wisatawan terutama pada malam hari, ketika cuaca

sudah tidak panas dan kendaraan yang melintas mulai berkurang. Ramainya

para wisatawan yang datang ke tempat ini, selain karena Tugu Jogja

merupakan ikon dan landmark Yogyakarta juga tidak adanya tiket masuk,

menyebabkan kawasan ini menjadi salah satu tujuan kunjungan wisata.

Tempatnya yang berada di area publik menyebabkan kawasan ini bebas

dikunjungi oleh siapapun. Paling tepat bila wisatawan berkunjung ke

kawasan ini pada malam hari karena pada siang hari arus lalu lintas ditempat

ini sangat ramai. Tidak mengherankan jika pada malam hari kawasan ini

menjadi ramai dan padat oleh banyaknya para wisatawan yang ingin

berswafoto maupun menikmati suasana malam hari di Yogyakarta.

Page 63: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

44

Gambar II.1

Tugu Jogja

(Dokumentasi: https://wisatapedi. com/tempat-wisata-dekat-malioboro-jogja-sekitar/. Diunduh tanggal 23 Agustus 2018)

2. Kawasan Malioboro

Malioboro merupakan kawasan perbelanjaan yang legendaris yang

menjadi salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Penamaan Malioboro

berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah

menduduki Jogja pada tahun 1811 – 1816 M yang bernama Marlborough.

Kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro di pusat kota

Yogyakarta pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan

perekonomian. Secara simbolis juga bermaksud untuk menandingi

kekuasaan Keraton atas kemegahan Istananya yang mendominasi kawasan

tersebut.

Page 64: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

45

Untuk menunjang tujuan tersebut maka selanjutnya Kolonial Belanda

mendirikan:

Benteng Vredeburg (didirikan pada tahun 1765. Sekarang benteng

tersebut dikenang menjadi sebuah museum yang dibuka untuk wisata

publik).

Istana Karesidenan Kolonial (sekarang menjadi Istana Kepresidenan

Yogyakarta Gedung Agung di tahun 1832 M).

Pasar Beringharjo, Hotel Garuda (dahulu sebagai tempat menginap dan

berkumpul para elit kolonial).

Kawasan Pertokoan Malioboro (menjadi pusat perekonomian

kolonial).

Malioboro menyajikan berbagai aktivitas belanja, mulai dari bentuk

aktivitas tradisional sampai dengan aktivitas belanja modern. Berbagai

macam cenderamata dan kerajinan bisa didapatkan disini seperti kerajinan

dari perak, kulit, kayu, kain batik, gerabah dan sebagainya.

Bagi pejalan kaki, saat ini kawasan Malioboro menjadi lebih nyaman

karena sudah dibangun pedestrian. Jalur pedestrian itu pun dilengkapi jalur

khusus penyandang disabilitas. Di sepanjang jalur pedestrian itu juga

disediakan tempat duduk bagi para wisatawan. Tempat duduk itu terbuat dari

kayu dan batu. Pernak-pernik unik seperti pohon dan lampu hias yang

mempercantik kawasan Malioboro.

Lokasi Malioboro berada di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta Daerah

Istimewa Yogyakarta. Malioboro merupakan kawasan wisata yang menjadi

Page 65: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

46

andalan dari kota Yogyakarta sehingga banyak cara untuk sampai ketempat

ini. Jika wisatawan menggunakan kendaraan pribadi, dari Tugu Yogya terus

menuju ke Selatan. Agar lebih mudah bisa menanyakan ke penduduk lokal.

Hampir semua orang tahu Malioboro. Jika wisatawan menggunakan bus

Trans jogja, wisatawan bisa memilih trayek 1A, 2A, 3A, 8. Jika

wisatawan datang dari kota lain menggunakan kereta wisatawan bisa turun

di Stasiun Tugu dan langsung berjalan ke arah selatan. Bisa juga

menggunakan andong atau becak sambil menikmati suasana kota

Yogyakarta.

Kawasan Malioboro merupakan tempat umum sehingga wisatawan

tidak dikenakan biaya, hanya dikenakan biaya parkir kendaraan. Parkir

kendaraan sudah disiapkan dibeberapa kantung parkir seperti Taman Parkir

Abu Bakar Ali, Pasar Beringharjo, Depan Bank Indonesia, Area Parkir

Ketandan Malioboro, Senopati, Ngabean, serta tempat parkir Stasiun Tugu.

Fasilitas dan akomodasi sebagai sarana penunjang yang mendukung

sektor kepariwisataan di tempat ini sudah sangat lengkap. Hotel berbintang

lima sampai dengan hotel kelas melati banyak tersedia disekitar tampat ini

seperti di Jalan Mangkubumi, Jalan Dagen, Jalan Sosrowijayan, Jalan

Malioboro, Jalan Suryatmajan dan Jalan Mataram. Atau mencari penginapan

di bagian barat, yaitu di Jalan Ngasem dan daerah Wijilan yang letaknya

tidak jauh dari Malioboro. Rumah makan pun banyak tersebar di wilayah ini

dengan menu dan selera yang sangat beragam mulai dari warung angkringan,

masakan khas Yogyakarta yang disajikan dalam suasana lesehan seperti

Page 66: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

47

gudeg, nasi goreng, sambel+lalapan dan sebagainya. Tersedia juga restoran

atau cafe yang menyediakan makanan masakan cina (chinese food), fast food

atau masakan ala barat berupa steak, beef lasagna dan lain-lain.

Fasilitas lain berupa tempat ibadah, polisi pariwisata, pos informasi,

kios money changer, ATM, warnet, tampat parkir dan lain-lain. Tersedia

juga kios yang menyediakan oleh–oleh makanan khas Yogyakarta yang

berada di Jalan Mataram atau sebelah barat Malioboro yang menyediakan

beragam jenis dan bentuk oleh-oleh dan penganan khas Jogja seperti yangko,

geplak, bakpia, berbagai jenis keripik dan lain-lain (Sumber:

https://www.njogja.co.id/kota-yogyakarta/malioboro-yogyakarta/ dan http://

pariwisata.jogjakota.go.id/. Diunduh tanggal 23 Agustus 2018).

Wisatawan di kawasan Malioboro juga akan diuntungkan dengan

adanya fasilitas internet yang disiapkan oleh Pemda DIY, yakni pemasangan

wi-fi gratis. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY Rony Primanto

Hari mengatakan, pihaknya telah memasang wi-fi gratis di kawasan

Malioboro. Menurut Rony Primanto Hari, kawasan Malioboro itu satu dari

13 titik yang terpasang wi-fi gratis.. "Ada 11 titik wi-fi di Jalan Malioboro.

Nama wi-finya Jogja Istimewa, gratis dan tidak ada kata sandinya untuk

memudahkan masyarakat mengaksesnya," kata Rony. Rony mengatakan,

pemasangan wi-fi gratis itu untuk menambah sarana yang ada di Jalan

Malioboro seiring adanya revitalisasi jalur pedestrian. Tujuannya, agar

pengunjung yang tidak memiliki kuota internet bisa langsung mengunggah

hasil swafoto atau melakukan siaran langsung di Jalan Malioboro. "Selain

Page 67: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

48

itu, wi-fi ini bisa dimanfaatkan mahasiswa yang ingin browsing untuk

keperluan kuliah (Syaifudin, 2017).

Seperti halnya Tugu Jogja yang merupakan landmark Yogyakarta,

maka Malioboropun merupakan ikon Yogyakarta. Sehingga tepat adanya

“pameo” yang beredar luas dikalangan wisatawan yang mengatakan bahwa:

“Walaupun seseorang sudah berkunjung ke berbagai destinasi pariwisata di

Daerah Istimewa Yogyakarta, namun bila belum berkunjung ke kawasan

Malioboro, maka orang tersebut belum dapat dikatakan telah berwisata

ke Yogyakarta”. Ramainya para wisatawan yang datang ke kawasan

Malioboro ini, selain karena merupakan ikon Yogyakarta juga tidak adanya

tiket masuk, menyebabkan kawasan ini menjadi salah satu tujuan kunjungan

wisata. Tempatnya yang berada di area publik menyebabkan kawasan ini

bebas dikunjungi oleh siapapun. Disamping itu pedestrian yang telah

dipercantik dengan berbagai fasilitas seperti kursi taman, bolard tabung,

jalur khusus difabel, pohon perindang, bak sampah, serta fasilitas lainnya

sangat ramai dikunjungi wisatawan baik siang hari, sore hari, terlebih pada

malam hari volume kunjungan wisatawan akan semakin meningkat dan

padat. Sehingga tidak heran jika kawasan ini menjadi ramai oleh banyaknya

para wisatawan yang ingin berswafoto dengan latar belakang kawasan

pedestrian Malioboro maupun menikmati suasana malam hari di Yogyakarta.

Page 68: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

49

Gambar II.2Kawasan Malioboro

(Dokumentasi : Ditpamobvit Polda DIY, 2018)

3. Kawasan Keraton Yogyakarta

Merupakan obyek wisata yang paling populer dan sering dikunjungi

oleh para wisatawan, baik itu wisatawan nusantara maupun wisatawan

mancanegara. Faktor sejarah membuat orang banyak yang datang ke keraton

Yogyakarta ini. Sebab, keraton ini merupakan keraton yang masih ada

hingga saat ini dan termasuk sebuah keraton di Indonesia yang paling besar

dan terkenal.

Lingkungan Keraton Yogyakarta disusun secara konsentrik yang

merupakan tata ruang keraton yang tediri dari :

Page 69: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

50

a. Lapis terluar : Dalam lapisan ini terdapat alun-alun Selatan dengan

segala perlengkapannya yang terdiri dari Alun-alun utara dengan

Masjid Agung, Pekapalan, Pagelaran dan Pasar, sedangkan Alun-alun

Selatan terdiri dari Kandang Gajah Kepatihan yang merupakan sarana

birokrasi dan benteng sebagai sarana pertahanan militer.

b. Lapis kedua yang terdiri dari : Siti Hinggil yang merupakan halaman

yang disebut juga pelataran yang ditinggikan yang berada di sebelah

utara dan selatan. Siti Hinggil Utara terdapat tempat yang bernama

bangsal Witana dan bangsal Maguntur Tangkil. Tempat ini digunakan

untuk upacara kenegaraan. Siti Hinggil Selatan sering dipergunakan

untuk kepentingan Sultan yang bersifat pribadi misalnya menyaksikan

latihan para prajurit hingga adu macan dengan manusia (rampogan)

atau banteng. Bagian terakhir dari lapisan ini adalah Supit

Urang/Pemengkang yang merupakan jalan yang mengitari Siti Hinggil.

c. Lapis ketiga Keraton Yogyakarta terdiri dari Pelataran Kemadhungan

Utara dan Selatan. Pelataran Kemadhungan digunakan untuk ruang

transit menuju ruang utama. Pada pelataran Kemadhungan Utara

terdapat bangsal yang bernama Pancaniti dan pada pelataran

Kemadhungan Selatan terdapat bangsal Kemadhungan.

d. Lapis ke empat berdiri Pelataran Sri Manganti dan bangsal Sri

Manganti yang dipergunakan untuk ruang tunggu sebelum menghadap

raja. Di bangsal ini terdapat bangsal Trajumas yang terletak di sisi

utara Pelataran Kemagangan sedangkan bangsal kemagangan berada

Page 70: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

51

disebelah selatan. Bangsal ini diperuntukkan sebagai tempat transit

terakhir sebelum ke pusat Istana.

e. Lapis terakhir adalah pusat konsentrik yang terdapat pelataran

Kedhaton. Tata ruang dari yang tersusun oleh bangunan yang terdiri

dari tratag, pendhopo, pringgitan.

Setiap pelataran tesebut dihubungkan oleh benteng yang kuat dan

dihubungkan oleh gerbang. Gerbang tersebut jumlahnya ada sembilan,

sembilan pelataran terdapat 9 pintu gerbang.

a. Gerbang Pangurakan

b. Gerbang Brajanala

c. Gerbang Srimanganti

d. Gerbang Danapratapa

e. Gerbang Kemangangan

f. Gerbang Gadung Mlathi

g. Gerbang Kemandhungan

h. Gerbang Gading

i. Gerbang Tarub Agung

Dilihat dari jumlah pelataran dan gerbang yang berjumlah sembilan

yang menyimbolkan kesempurnaan sebagai alegori dari sembilan lubang

yang terdapat pada manusia. Keraton dibangun berdasar sumbu imajiner

utara-selatan berperan sebagai sumbu primer dan sumbu barat-timur

berperan sebagai sumbu sekunder.

Page 71: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

52

Banyak benda-benda peninggalan dalam keraton yang banyak

menyimpan cerita sejarah yang berguna untuk tujuan penelitian dan referensi

yang berguna pengetahuan generasi penerus bangsa. Benda-benda tersebut

seperti perpustakaan yang menyimpan naskah kuno, pusaka kerajaan dan

museum foto yang menyimpan koleksi foto raja-raja di Yogyakarta, keluarga

dan kerabatanya. Upacara tradisional pun secara rutin dilaksanakan untuk

melestarikan kebudayaan leluhur seperti jamasan (memandikan pusaka dan

kereta kerajaan) dan Grebeg Maulud.

Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang lebih dikenal

dengan nama Keraton Yogyakarta merupakan museum hidup bagi

kebudayaan Jawa yang berada di Yogyakarta dan menjadi pusat

perkembangan kebudayaan Jawa. Para wisatawan dapat menyaksikan dan

belajar secara langsung bagaimana budaya jawa tersebut dijaga dan

dilestarikan di Keraton Yogyakarta. Keraton Yogyakarta dibangun Pangeran

Mangkubumi pada tahun 1755 , beberapa bulan setelah penandatanganan

Perjanjian Giyanti. Keraton Yogyakarta didirikan dan menjadi garis imajiner

yang merupakan garis lurus yang menghubungkan Gunung Merapi dan

Pantai Parangtritis.

Keraton Yogyakarta buka setiap hari mulai pukul 08.30-14.00 WIB,

kecuali hari Jumat mulai pukul 08.00-13.00 WIB. Untuk mengunjungi

Keraton Yogyakarta terdapat dua loket pintu masuk yaitu yang pertama di

Tepas Keprajuritan (Depan Alun-alun Utara) dan pintu kedua terdapat di

Tepas Pariwisata (Regol Keben). Jika wisatawan memasuki Keraton dari

Page 72: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

53

pintu pertama maka para wisatawan sebatas dapat memasuki Bangsal

Pagelaran dan Siti Hinggil dan melihat beberapa koleksi kereta dari Keraton

Yogyakarta. Sedangkan bila wisatawan masuk dari Tepas Pariwisata maka

dapat menelusuri dan memasuki kompleks Sri Manganti dan Kedathon yang

terdapat Bangsal Kencono yang merupakan Balairung Utama di Keraton

Yogyakarta. Jarak antara loket yang pertama dan yang kedua dapat ditempuh

dengan jalan kaki atau naik becak karena melewati Jalan Rotowijayan.

Pada hari hari tertentu dan sudah terjadwal, wisatawan dapat melihat

pertunjukan seni yang diadakan di Keraton Yogyakarta. Pertunjukan seni

tersebut seperti macapat, wayang kulit, wayang golek dan tari-tarian. Untuk

melihat pertunjukan seni tersebut, wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya

tambahan. Selanjutnya wisatawan dapat menyusuri kompleks Keraton

selanjutnya, dengan memasuki Museum Batik yang pernah diresmikan oleh

Sri Sultan HB X pada tahun 2005. Dalam museum tersebut, pengunjung

akan banyak melihat beberapa koleksi batik dan peralatan yang digunakan

dalam membatik semasa kepemimpinan Sultan HB VIII hingga Sultan HB

X. Di dalam museum ini juga terdapat benda-benda yang merupakan hadiah

dari sejumlah pengusaha batik di Yogyakarta maupun dari daerah lain.

Keraton Yogyakarta berlokasi di pusat kota Yogyakarta. Halaman

depan Keraton berupa Alun-alun Utara Yogyakarta dan halaman belakang

Keraton berupa Alun-alun Selatan Yogyakarta. Lokasi dan letak Keraton

Yogyakarta yang berada di pusat kota Yogyakarta menjadikan akses menuju

ke tempat tersebut sangat mudah, baik dengan menggunakan kendaraan

Page 73: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

54

pribadi ataupun menggunakan kendaraan umum. Tiket masuk bagian dalam

Keraton bagi wisatawan mancanegara Rp.15.000,- dan bagi wisatawan

nusantara Rp. 7.500,-. Murahnya harga masuk Keraton tersebut merupakan

salah satu penyebab ramainya para wisatawan untuk berkunjung ke Keraton

ini. Disamping harga tiket yang sangat terjangkau, adanya fasilititas yang

disiapkan oleh pihak Keraton juga menjadi penyebab banyaknya wisatawan

yang tertarik untuk berkunjung ke obyek wisata ini. Salah satu fasilitas

yang terdapat di Keraton ini yaitu adanya pertunjukan yang diadakan setiap

hari dengan jadwal sebagai berikut :

Senin : Musik Jawa/Gamelan, dimulai pukul 10.00-12.00 WIB;

Selasa : Musik Jawa, dimulai pukul 10.00-12.00 WIB;

Rabu : Pertunjukan Wayang Golek, dimulai pukul 09.00-12.00 WIB;

Kamis : Musik Jawa dan pertunjukan Tari Klasik, dimulai pukul 10.00-12.00

WIB;

Jumat : Macapat dimulai pukul 10.00-11.30 WIB;

Sabtu : Pertunjukan Wayang Kulit dimulai pukul 07.00-13.00 WIB;

Minggu : Pertunjukan Tari/Tari Jawa, dimulai pukul 11.00 -12.00 WIB.

Fasilitas lain yang mendukung kepariwisataan berupa tempat parkir

kendaraan yang terdapat di sekitar Pagelaran, Keben dan Alun-alun utara.

Terdapat juga deretan kios penjual cinderamata yang berada disekitar

Keraton (Sumber: https://www.njogja.co.id/kota-yogyakarta/keraton-

yogyakarta/ dan Tepas Pariwisata Keraton Yogyakarta. Diunduh tanggal 26

Agustus 2018).

Page 74: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

55

Dengan adanya berbagai fasilitas yang telah disiapkan tersebut tidak

mengherankan jikalau Keraton Yogyakarta menjadi salah satu destinasi

utama baik bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara

disamping Tugu Jogja dan Malioboro, terlebih bagi wisatawan yang senang

dengan budaya dan nilai tradisi adiluhung. Hal ini dapat kita saksikan

bilamana ada kegiatan-kegiatan budaya, maka pengunjung akan tumpah

ruah, rela berdesak-desakan untuk ikut menyaksikan kegiatan tersebut.

Sebagai contoh adalah kegiatan Pisowanan Ageng. Ribuan warga

Yogyakarta memenuhi Pagelaran Keraton menghadiri Pisowanan Ageng

yang dilaksanakan bersamaan dengan momen peluncuran rebranding logo

“Jogja Istimewa” pada hari Sabtu tanggal 7 Maret 2015. Istilah Pisowanan

Ageng menjadi akrab ditelinga wisatawan. Acara istimewa ini dikemas

dengan partisipasi ribuan warga Yogyakarta yang tetap dibalut dengan

budaya Jawa yang kental (sumber:https://travel.kompas.com. 9 Maret 2015.

Diunduh 20 Januari 2019). Selain Pisowanan Ageng, kegiatan budaya lain

yang juga membuat wisatawan tertarik yakni acara Sekatenan, Upacara

Labuhan, Jamasan Pustaka, Upacara Garebeg. Tidaklah mengherankan

bilamana Keraton Yogyakarta selalu dikunjungi oleh wisatawan baik

wisatawan nusantara maupun mancanegara disebabkan budaya dan tradisi

yang masih dijunjung tinggi dan mampu bersinergi dengan laju modernisasi.

Page 75: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

56

Gambar II.3

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

(Dokumentasi: Bhabinkamtibmas Keraton Yogyakarta, 2018).

Tabel II.1

Data Jumlah pengunjung di Keraton Yogyakartabulan Januari s.d. Agustus 2018

No Destinasi Pariwisata Asal Wisatawan

Jumlah PengunjungJanuari s.d. Agustus2018

1. Keraton Yogyakarta WisatawanMancanegara

81.954

Wisatawan Nusantara 239.297

Jumlah Keseluruhan 321.251

(Sumber:Tepas Pariwisata Keraton Yogyakarta, 2018)

Tabel II.1 di atas menunjukkan cukup banyak Wisatawan baik

Wisatawan Wancanegara maupun Wisatawan Nusantara yang melakukan

kunjungan wisata ke Keraton Yogyakarta. Peningkatan kunjungan tersebut

Page 76: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

57

akan mengalami tren positif pada saat libur sekolah, libur Natal dan libur

Tahun Baru. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Bapak Danu Sidik anggota

Tepas Security Keraton Yogyakarta pada wawancara tanggal 13 September

2018 yang mengatakan bahwa peningkatan kunjungan wisatawan terjadi

pada hari Sabtu dan Minggu, saat liburan sekolah, saat libur Natal dan Tahun

Baru. Sehingga dapat diprediksikan bahwa jumlah pengunjung Keraton

Yogyakarta tersebut sampai dengan bulan Desember 2018 akan meningkat

cukup signifikan.

B. Stakeholders Pengamanan Destinasi Pariwisata Kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta

Dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan di

kawasan Tugu-Malioboro-Keraton, tidak akan terlepas dari peran para pemangku

kepentingan (Stakeholders), diantaranya Pemerintah Daerah Daerah Istimewa

Yogyakarta yang diwakili oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta terutama Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro termasuk didalamnya petugas keamanan

Malioboro/Jogoboro sebagai petugas keamanan, Polda DIY yang diwakili oleh

Subdirektorat pariwisata Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda DIY, Pemerintah

Kota Yogyakarta yang diwakili oleh Satpol PP Kota Yogyakarta, Polresta

Yogyakarta sebagai pembuat dan penyusun kebijakan, Swasta sebagai pelaku usaha

wisata, masyarakat maupun pihak pengamanan swakarsa lainnya selaku mitra Satpol

PP seperti Paguyuban Paksikaton, Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri

Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (GM FKPPI), Laskar Kota Yogyakarta

(LAKODYA), Merdeka Karepe Dewe (MERKADE), Laskar Jogja (LASJO), Forum

Page 77: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

58

Jogja Rembug (FJR), Grup Rukun Akeh Sedulur (GRAS), Forum Komunitas

Kawasan Alun-alun Utara (FKKAU).

1. Direktorat Pamobvit Polda DIY

Direktorat Pamobvit Polda DIY sebagai unsur pelaksana tugas Polda

DIY bertugas menyelenggarakan kegiatan pengamanan terhadap obyek

khusus yang meliputi personel dan fasilitas, materiil logistik, kegiatan

lingkungan industri termasuk VIP dan obyek pariwisata yang memerlukan

pengamanan khusus. Sebagai aparatur Negara pemeliharaan keamanan dan

ketertiban masyarakat, menegakan hukum dan memberikan perlindungan,

pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, dituntut harus mampu

mengantisipasi dan menangani berbagai bentuk gangguan keamanan dan

ketertiban yang terjadi maupun yang akan terjadi pada masyarakat di

lingkungan obyek vital wilayah Polda DIY. Dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya Direktorat Pamobvit Polda DIY terus berupaya

melakukan sinergi dengan segenap komponen masyarakat untuk

menciptakan kondisi yang aman dan kondusif pada obyek vital nasional,

obyek vital yang dikelola BUMN, obyek pariwisata, obyek vital lainnya dan

VIP, sehingga masyarakat dapat melakukan aktivitas sehari – hari tanpa

diliputi rasa takut dan khawatir akan timbulnya gangguan kamtibmas.

a. Visi dan Misi Ditpamobvit Polda DIY

1) Visi Ditpamobvit Polda DIY.

“Terwujudnya Ditpamobvit Polda DIY yang profesional, Modern,

Terpercaya dan Berintegritas”.

Page 78: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

59

2) Misi Ditpamobvit Polda DIY.

a) Mewujudkan postur Ditpamobvit Polda DIY yang ideal,

efektif dan efisien;

b) Meningkatkan kualitas personel yang profesional, kompeten,

unggul, terpercaya, berkepribadian dan dicintai masyarakat

melalui peningkatan kemampuan bahasa asing serta

peningkatan kemampuan fungsi teknis;

c) Meningkatkan stabilitas keamanan pada objek vital nasional

dan objek vital lainnya;

d) Meningkatkan pengawasan dalam rangka mewujudkan Polri

yang profesional dan akuntabel demi tercapainya institusi

wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih melayani;

e) Menjaga keamanan wilayah DIY sebagai kota pelajar, kota

budaya, kota pariwisata dan kota perjuangan serta mendorong

terwujudnya Yogyakarta sebagai kota pusaka (heritage city).

b. Tujuan jangka menengah Ditpamobvit Polda DIY

1) Terwujudnya personel Ditpamobvit Polda DIY yang profesional,

bermoral, modern, terpercaya serta dicintai oleh masyarakat;

2) Terwujudnya Pola pikir (mind set) dan budaya kerja (culture set)

personel Ditpamobvit Polda DIY;

3) Terciptanya situasi keamanan yang kondusif pada objek vital

nasional dan objek vital lainnya di wilayah

Page 79: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

60

Yogyakarta, guna mendukung tercapainya prioritas sasaran

pembangunan daerah;

4) Terwujudnya kerjasama lintas instansi dan Pemerintah Propinsi

DIY dalam rangka menciptakan keamanan objek vital nasional

dan objek vital lainnya melalui sinergi polisional;

5) Terjaganya predikat Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa yang

merupakan kota budaya, kota pelajar, kota wisata dan kota

perjuangan serta mendorong terwujudnya Yogyakarta sebagai kota

pusaka (heritage city).

c. Sasaran strategis Ditpamobvit Polda DIY

1) Meningkatnya pelayanan prima dalam memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat serta berintegritas dengan mengedepankan

upaya pre-emtif dan preventif yang didukung oleh penegakan

hukum yang tegas, adil, transparan dan akuntabel pada objek vital

nasional maupun objek vital lainnya;

2) Terselenggaranya kegiatan fungsi kepolisian dalam mendukung

terciptanya Jogja Istimewa sebagai kota pusaka (Heritage City).

d. Sasaran Prioritas Ditpamobvit Polda DIY

1) Meningkatnya pelaksanaan tugas patroli pada objek vital

nasional maupun objek vital lainnya di wilayah D.I.Yogyakarta;

2) Meningkatnya pelaksanaan tugas pengamanan pada objek vital

nasional maupun objek vital lainnya di wilayah D.I.Yogyakarta;

Page 80: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

61

3) Berperan aktif mendukung predikat DIY sebagai kota budaya, kota

pelajar, kota wisata dan kota perjuangan serta mendorong

terwujudnya Yogyakarta sebagai Kota Pusaka (Heritage City).

e. Arah kebijakan Ditpamobvit Polda DIY tahun 2019

1) Meningkatkan pelaksanaan tugas patroli;

2) Terpenuhi dan terpeliharanya Alpalkam dan Almatsus serta

modernisasi teknologi pendukung layanan publik;

3) Meningkatkan pengamanan terhadap objek vital nasional maupun

objek vital lainnya;

4) Meningkatkan pelaksanaan tugas bantuan pelayanan masyarakat

5) Meningkatkan Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah

Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani

WBK/WBBM di lingkungan Instansi Pemerintah;

6) Meningkatkan pengamanan wilayah Tugu, Malioboro dan Keraton

Yogyakarta (Gumaton).

(Sumber: Renja Ditpamobvit Polda DIY tahun 2018 dan RarenjaDitpamobvit Polda DIY tahun 2019).

Page 81: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

62

Struktur organisasi Ditpamobvit (Lampiran tersendiri)

Page 82: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

63

2. Subditwisata Ditpamobvit Polda DIY

Subdirektorat pariwisata atau disingkat Subditwisata merupakan Sub

Satuan Kerja (Subsatker) dibawah Direktorat Pamobvit (Ditpamobvit) yang

bertugas menyelenggarakan pengamanan obyek wisata termasuk mobilitas

wisatawan yang memerlukan pengamanan khusus.

a. Tupoksi Subditwisata

1) Menyelenggarakan pengamanan obyek daya tarik wisata (ODTW)

dan sarana prasarana pariwisata yang memerlukan pengamanan

khusus;

2) Menyelenggarakan pengamanan usaha pariwisata dan wisatawan

yang memerlukan pengamanan khusus.

b. Personel Subditwisata

Personel Subditwisata berjumlah 21 orang, yang terdiri dari:

1) Kasubdit, berpangkat AKBP sebanyak 1 orang;

2) Kanit, berpangkat Kompol sebanyak 2 orang;

3) Bintara Administrasi (Bamin), berpangkat Brigadir sebanyak 1

orang;

4) Anggota operasional, berpangkat Brigadir sebanyak 17 orang.

Page 83: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

64

Struktur Organisasi Subditwisata Ditpamobvit Polda DIY

(Sumber: Data Subditwisata Ditpamobvit Polda DIY, 2018)

3. Polresta Yogyakarta

a. Visi Polresta Yogyakarta

“Terwujudnya Polresta Yogyakarta yang Profesional, Modern,

Terpercaya dan Berintegritas”.

b. Misi Polresta Yogyakarta

1) Meningkatkan percepatan pelaksanaan postur Polresta yang

ideal, efektif dan efisien;

DIRPAMOBVIT

WADIRPAMOBVIT

KASUBDIT WISATA

KANIT A KANIT B

PANIT A

ANGGOTA

UNIT A

PANIT B

ANGGOTA

UNIT B

BAMIN

Page 84: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

65

2) Meningkatkan kualitas personel yang profesional, kompeten,

unggul, terpercaya, berkepribadian dan dicintai masyarakat

melalui seleksi yang objektif, bersih, transparan, akuntabel dan

humanis melalui pendidikan dan latihan;

3) Meningkatkan kemampuan pencegahan kejahatan melalui deteksi

dini, peringatan dini dan cegah dini secara cepat, akurat dan

efektif, pemolisian yang proaktif serta sinergi polisional;

4) Menjaga dan meningkatkan stabilitas kamtibmas yang didukung

oleh seluruh komponen masyarakat;

5) Menyelenggarakan penegakan hukum yang berkeadilan,

menjunjung tinggi HAM dan anti KKN;

6) Meningkatkan pengawasan dalam rangka mewujudkan Polri yang

profesional dan akuntabel demi tercapainya institusi wilayah

bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih melayani;

7) Menjaga keamanan wilayah kota Yogyakarta sebagai kota

pelajar, kota budaya, kota pariwisata dan kota perjuangan serta

mendorong terciptanya Jogja Istimewa.

c. Tujuan jangka menengah Polresta Yogyakarta

1) Terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat Yogyakarta

sebagai kota pendidikan, pariwisata dan budaya yang rukun, aman

dan damai serta mendukung kesetaraan dan hak asasi manusia

dalam suatu kehidupan sosial yang demokratis;

Page 85: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

66

2) Terwujudnya penegakan hukum yang profesional, bermoral,

modern dan akuntabel serta anti KKN;

3) Terwujudnya Polri yang mampu menjadi pelindung, pengayom

dan pelayanan kepada masyarakat yang terpercaya serta semakin

dicintai oleh masyarakat;

4) Terjaganya predikat D.I.Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

yang merupakan kota budaya, kota pelajar, kota wisata dan

kota perjuangan serta mendorong terciptanya Jogja Istimewa

sebagai kota pusaka (heritage city).

d. Sasaran strategis Polresta Yogyakarta

1) Terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat kota

Yogyakarta sebagai kota pendidikan, pariwisata dan budaya yang

rukun, aman dan damai serta mendukung kesetaraan dan hak asasi

manusia dalam suatu kehidupan sosial yang demokratis;

2) Terwujudnya penegakan hukum yang profesional, bermoral,

modern dan akuntabel serta anti KKN;

3) Terwujudnya Polri yang mampu pelindung, pengayom dan

pelayanan kepada masyarakat yang terpercaya serta semakin

dicintai oleh masyarakat;

4) Terjaganya predikat kota Yogyakarta sebagai kota budaya, kota

pelajar, kota wisata dan kota perjuangan serta mendorong

terciptanya Jogja Istimewa sebagai kota pusaka (heritage city).

Page 86: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

67

e. Sasaran Prioritas Polresta Yogyakarta

1) Peningkatan kualitas pelayanan kepolisian berbasis teknologi

informasi untuk mempercepat perbaikan organisasi;

2) Pemetaan aktifitas siber, penegakan hukum kejahatan siber dan

produksi kontens kreatif dalam rangka merawat kebhinekaan di

media sosial;

3) Peningkatan profesionalisme penegakan hukum terhadap

kejahatan terorisme, narkoba, korupsi dan kejahatan lainnya yang

meresahkan masyarakat;

4) Penguatan sistem pengawasan dan sistem manajemen kinerja yang

efektif untuk mendorong penguatan reformasi;

5) Peningkatan fasilitas aparatur Polri dan pelayanan masyarakat;

6) Peningkatan kapasitas, kapabilitas, kompetensi dan kesejahteraan

aparatur Polri;

7) Mendukung predikat DIY sebagai kota budaya, kota pelajar, kota

wisata dan kota perjuangan serta mendorong terwujudnya

Yogyakarta sebagai kota pusaka (Heritage City) warisan dunia.

f. Arah kebijakan Polresta Yogyakarta tahun 2019

1) Pemeliharaan dan pengembangan sistem pelaporan masyarakat

kepada Polri TI;

2) Peningkatan kualitas pelayanan dan sikap petugas serta

meniadakan pungutan liar pada pelayanan publik;

3) Pengelolaan Quick response kepolisian;

Page 87: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

68

4) Peningkatan kemampuan Bhabinkamtibmas dan kelompok sadar

kamtibmas melalui pemolisian komunitas dalam mencegah

gangguan kamtibmas;

5) Penguatan kerjasama dengan civil sociate dalam mengidentifikasi

masalah sosial dan penyelesaiannya;

6) Penguatan kerjasama dalam penanggulangan kejahatan siber;

7) Peningkatan sinergitas melalui kerma dengan stakeholder dalam

upaya kelola medsos;

8) Pemberdayaan masyarakat untuk kamtibmas;

9) Terpenuhinya dan terpeliharanya alpalkam dan almatsus serta

modernisasi teknologi pendukung layanan publik;

10) Meningkatkan pengamanan daerah wisata dan obyek vital serta

pengamanan di Gumaton (Tugu, Malioboro dan Keraton

Yogyakarta);

11) Meningkatkan patroli didaerah wisata, obyek vital dan kawasan

tertentu serta di Gumaton (Tugu, Malioboro dan Keraton

Yogyakarta)

(Sumber: Renja Polresta Yogyakarta tahun 2019)

Page 88: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

69

Struktur organisasi Polresta Yogyakarta (Lampiran tersendiri)

Page 89: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

70

4. Unit Pamobvit Satsabhara Polresta Yogyakarta

a. Visi Unit Pamobvit Polresta Yogyakarta

“Terwujudnya Unit Pamobvit Polresta Yogyakarta yang Profesional,

unggul, dan terpercaya, berkepribadian dan semakin dicintai

masyarakat/wisatawaan, guna menciptanya situasi yang kondusif pada

objek vital nasional maupun objek tertentu serta mendukung

terciptanya Jogja Istimewa berlandaskan semangat gotong royong”.

b. Misi Unit Pamobvit Polresta Yogyakarta

1) Mewujudkan pelayanan kamtibmas prima melalui kegiatan

preemtif dan preventif dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi guna mewujudkan keamanan yang kondusif pada objek

vital nasional maupun objek tertentu;

2) Meningkatkan kehadiran Polisi Pamobvit Polresta Yogyakarta di

tengah-tengah masyarakat, pengelola objek vital nasional maupun

objek tertentu;

3) Mewujudkan kemitraan dengan masyarakat dan meningkatkan

sinergi polisional antara instansi dan lembaga terkait.

c. Tugas Pokok Unit Pamobvit Polresta Yogyakarta

1) Melaksanakan kegiatan penjagaan, pengawalan, patroli, dan

pengamanan objek vital;

Page 90: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

71

2) Melaksanakan kegiatan pengamanan pariwisata dan Very

Important Person (VIP).

(Sumber: Peraturan Kapolri nomor 23 tahun 2010 tentang SusunanOrganisasi dan Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Resor)

Struktur Organisasi Unit Pamobvit Polresta Yogyakarta

(Sumber: Peraturan Kapolri nomor 23 tahun 2010 tentang SusunanOrganisasi dan Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Resor)

5. Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta

Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta terbentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta. Dinas Pariwisata Kota

Yogyakarta merupakan Perangkat Daerah (PD) yang mempunyai tugas

pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi

dan tugas pembantuan di bidang pariwisata.

KASATSABHARA

KANITPAMOBVIT

BAMIN

KASUBNITPAMPARIWISATAKASUBNITPAMWASTER

UNITI

UNITII

UNITIII

UNITI

I

UNITII

UNITIII

Page 91: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

72

Untuk mencapai sebuah pemerintahan yang baik dan dalam rangka

mewujudkan aspirasi masyarakat serta mencapai tujuan daerah, Dinas

Pariwisata Kota Yogyakarta menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang

memuat rencana kinerja dan pelaksanaan pengukuran kinerja selama 5 (lima)

tahun ke depan pada Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor

11 Tahun 2017 tentang RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022.

a. Tugas pokok dan fungsi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta

Merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kota Yogyakarta, yang berada

di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota berdasarkan Peraturan

Walikota Yogyakarta Nomor 81 Tahun 2016 dan Nomor 61 Tahun 2017

tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja

Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Adapun tugas pokok Dinas Pariwisata

adalah menyelenggarakan kewenangan Pemerintah Kota dalam rangka

desentralisasi di bidang pariwisata. Dalam menyelenggarakan tugas pokok

tersebut Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta mempunyai fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pariwisata;

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang pariwisata;

3) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan urusan dibidang

pariwisata;

4) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pariwisata;

5) Pengelolaan Taman Pintar dengan Pola Pengelolaan Keuangan

Page 92: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

73

Badan Layanan Umum Daerah;

6) Pengelolaan kesekretariatan meliputi perencanaan umum,

kepegawaian, keuangan, evaluasi dan pelaporan;

7) Pelaksanaan pengawasan, pengendalian evaluasi,dan pelaporan di

bidang pariwisata.

b. Struktur organisasi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta

Dibentuk berdasarkan pada Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 61

Tahun 2017 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan

Tata Kerja Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta sebagai berikut:

Page 93: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

74

Struktur organisasi Disparda (Lampiran tersendiri)

Page 94: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

75

c. Kepegawaian

Struktur kepegawaian Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta pada tahun

2017 memiliki sumber daya aparatur sebanyak 125 pegawai, yang terdiri

dari 33 orang PNS, Non PNS yang terdiri dari 3 orang tenaga bantuan

(naban) dan Non PNS Taman Pintar sebanyak 89 orang terdiri dari Pegawai

Tetap (43 orang), Pegawai Tidak Tetap (1 orang), Security (22 orang) dan

Cleaning Service (23 orang). Penempatan berdasarkan lokasi kerja sebagai

berikut, 19 orang berkantor di Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Jl. Suroto

11 Kotabaru, 10 orang berkantor di UPT Malioboro Jl. Malioboro dan 97

orang berkantor di Taman Pintar Jl. Panembahan Senopati No. 1-3.

d. Tujuan organisasi

1) Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan (wisman dan wisnus)

ke Kota Yogyakarta;

2) Meningkatkan lama tinggal wisatawan baik wisatawan

mancanegara dan wisatawan nusantara yang berkunjung Kota

Yogyakarta.

e. Sasaran organisasi

1) Jumlah kunjungan wisatawan meningkat;

2) Lama tinggal wisatawan meningkat.

(Sumber: http://ppid.jogjakota.go.id/assets/attachment/blog/LKIP_2017_Dinas_Pariwisata_(2).pdf, diunduh tanggal 27 Agustus 2018)

Page 95: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

76

6. Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Malioboro Kelas A (UPTMalioboro)

Dalam rangka optimalisasi dan koordinasi pengelolaan kawasan

Malioboro dibidang pengembangan pariwisata dan budaya, serta

mewujudkan kawasan yang bersih, tertib, indah dan nyaman telah dibentuk

Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengelolaan Kawasan Malioboro yang

merupakan unsur pelaksana dilingkungan Dinas Pariwisata Kota

Yogyakarta. Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengelolaan

Kawasan Malioboro dipandang sangat perlu karena Malioboro merupakan

ikon kota Yogyakarta, dan selalu menjadi tujuan wisata dari berbagai

wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.

a. Kedudukan

UPT Pengelolaan Kawasan Malioboro Kelas A merupakan unsur

pelaksana tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang

tertentu berkedudukan dibawah Dinas Pariwisata;

UPT Pengelolaan Kawasan Malioboro Kelas A dipimpin oleh Kepala

UPT yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Dinas.

b. Fungsi

UPT Pengelolaan Kawasan Malioboro Kelas A mempunyai fungsi

penyelenggaraan ketugasan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis

penunjang tertentu Dinas di bidang pengelolaan pariwisata, kebersihan,

keindahan, pemeliharaan sarana prasarana, pembinaan ketentraman dan

Page 96: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

77

ketertiban, usaha perdagangan, penataan kawasan parkir dan transportasi

yang berada di kawasan Malioboro.

c. Tugas

1) Melakukan perawatan dan pemeliharaan kebersihan, pertamanan,

sarana, prasarana dan fasilitas pendukung lainnya yang menjadi

kewenanganan UPT;

2) Melakukan pemberdayaan komunitas Malioboro;

3) Melakukan promosi kawasan Malioboro;

4) Melakukan pembinaan, pengawasan, pemantauan dan

pengendalian ketentraman, ketertiban dan lalu lintas di kawasan

Malioboro.

Struktur Organisasi

Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Malioboro Kelas A

KEPALAUPT

SUB BAGIANTATA USAHA

POK JABATANFUNGSIONAL

UNSURORGANISASI

Page 97: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

78

(Sumber: Lampiran Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 35 Tahun2017Tentang Pembentukan, Susunan organisasi, Kedudukan, Fungsi, Tugasdan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pariwisata KotaYogyakarta)

7. Satpol PP Kota Yogyakarta

Satuan Polisi Pamong Praja, disingkat Satpol PP, adalah

perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban

umum serta menegakkan Peraturan Daerah. Organisasi dan tata kerja Satuan

Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

a. Visi Satpol PP Kota Yogyakarta

“Menjadi Institusi Penegak Peraturan Perundang-undangan Yang

Profesional”.

b. Misi Satpol PP Kota Yogyakarta

1) Mewujudkan Penegakan Peraturan Perundang-undangan yang

Inovatif, Responsif, dan Kompeten;

2) Mewujudkan Kondusifitas Masyarakat yang Aman, Nyaman dan

Tertib.

c. Sasaran Strategis

1) Terwujudnya peningkatan profesional dan proporsionalitas kerja

pegawai;

2) Terwujudnya Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban,

Ketentraman, Keindahan) Kota Yogyakarta;

3) Terpenuhinya Perlindungan Masyarakat.

Page 98: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

79

d. Tujuan

1) Meningkatkan Ketaatan Masyarakat terhadap Peraturan Daerah

dan Perundang-undangan Yang Lain;

2) Meningkatkan Ketentraman Berbasis Partisipasi Masyarakat.

e. Tugas

Menegakkan Peraturan Daerah, menyelenggarakan ketertiban umum

dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat.

f. Fungsi

1) Penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Perda,

penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

serta perlindungan masyarakat;

2) Pelaksanaan kebijakan penegakan Perda dan Peraturan Kepala

Daerah;

3) Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat di daerah;

4) Pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;

5) Pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan Peraturan Kepala

Daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia,

Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah, dan/atau Aparatur lainnya;

6) Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum

agar mematuhi dan mentaati Perda dan Peraturan Kepala Daerah;

7) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Daerah.

Page 99: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

80

Struktur Organisasi

Satpol PP Kota Yogyakarta

(Sumber: Data Bidang Pengembangan Kapasitas Satpol PP KotaYogyakarta, 2018)

Guna membantu Satpol PP Kota Yogyakarta selaku Perangkat Daerah

di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta yang melaksanakan tugas di

bidang penegakan Peraturan Daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan

ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat, pada tanggal 8

Januari 2018 telah dilaksanakan kerjasama/Nota Kesepahaman antara Satpol

PP Kota Yogyakarta dengan organisasi masyarakat peduli permasalahan

ketenteraman dan ketertiban umum di kota Yogyakarta. Kerjasama ini

disebabkan adanya keterbatasan jumlah personel Satpol PP Kota Yogyakarta

Page 100: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

81

dalam melaksanakan tupoksinya, sehingga diperlukan kerjasama dengan

pihak lain untuk membantu penanganan permasalahan ketenteraman dan

ketertiban umum di kota Yogyakarta dalam bentuk pelaksanaan kegiatan

operasional penertiban dan pengamanan, terutama di kawasan Tugu-

Malioboro-Keraton.

Tabel II.2

Data Nota Kesepahaman (MoU) antara Satpol PP Kota Yogyakarta dengan

Organisasi Masyarakat Kota Yogyakarta

NONAMA

ORMASNO. MoU TGL

BERLAKUTGL

BERAKHIRPEJABAT

PENANDATANGAN1. FKKAU 300/026 8-01-2018 31-12-2018 Drs. Nurwidi Hartana

(Kasatpol PP Kota

Yogyakarta) dengan

M. Fuad Andreago,

SE,.MM. (Ketua

FKKAU)

2. GRAS 300/028 8-01-2018 31-12-2018 Drs. Nurwidi Hartana

(Kasatpol PP Kota

Yogyakarta) dengan

Yogo Prasetyo

Prihutomo (Ketua

GRAS)

3. FJR 300/671/V/2018

16-05-2018 31-12-2018 Drs. Nurwidi Hartana

(Kasatpol PP Kota

Yogyakarta) dengan

Panji Wening

Hariyanto, SH (Sekjen

FJR)

4. LAKODYA 300/030 8-01-2018 31-12-2018 Drs. Nurwidi Hartana

Page 101: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

82

(Kasatpol PP Kota

Yogyakarta) dengan

Nuri Marjuki (Ketua

LAKODYA)

5. MERKADE 300/029 8-01-2018 31-12-2018 Drs. NUR WIDI Drs.

Nurwidi Hartana

(Kasatpol PP Kota

Yogyakarta) dengan

Dwi Purwanto (Ketua

MERKADE)

6. PAKSI-KATON

300/025 8-01-2018 31-12-2018 Drs. Nurwidi Hartana

(Kasatpol PP Kota

Yogyakarta) dengan

M. Suhud, SH (Ketua

PAKSIKATON)

7. GM FKPPI 300/027 8-01-2018 31-12-2018 Drs. Nurwidi Hartana

(Kasatpol PP Kota

Yogyakarta) dengan

Heruwintoko (Ketua

GM FKPPI)

8. LASJO 300/031 8-01-2018 31-12-2018 Drs. Nurwidi Hartana

(Kasatpol PP Kota

Yogyakarta) dengan

Indra Eka Putra (Ketua

LASJO)

(Sumber : Data Satpol PP Kota Yogyakarta, 2018)

Dari Tabel di atas, dapat dilihat bahwa ada 8 (delapan) Organisasi

Masyarakat/Paguyuban peduli permasalahan ketenteraman dan ketertiban

umum di kota Yogyakarta yang telah melakukan kerjasama dengan Satpol

Page 102: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

83

PP Kota Yogyakarta. Kedelapan Organisasi Masyarakat/Paguyuban tersebut

dipilih dan diajak kerjasama tentu karena Organisasi Masyarakat/Paguyuban

itu bersifat legal/berbadan hukum, memiliki visi, misi, struktur organisasi,

program kerja yang jelas dan memiliki kesamaan tujuan yang sama yakni

mewujudkan kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu dan damai.

8. Keraton Yogyakarta

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai ibukota atau kuthanegara

Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi

atau Sri Sultan Hamengku Buwana I (1755-1792) pada hari Kamis Pahing

tanggal 7 Oktober 1756. Sri Sultan Hamengku Buwana I adalah seorang raja

yang serba bisa. Beliau sendiri yang merancang dan memimpin

pembangunan Keraton, menentukan tata letak, bentuk bangunan, motif

ukiran dan hiasan, macam tanaman, warna cat. Yang kesemuanya itu

merupakan khazanah kebudayaan Jawa yang merupakan paduan

(sinkretisme) antara kebudayaan Hindu dengan Islam, yang dirintis oleh

Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645). Letak Keraton Ngayogyakarta

pada titik tengah garis imajiner antara Laut Selatan dan Gunung Merapi yang

merupakan tempat-tempat bersejarah bagi Keraton Ngayogyakarta.

Bangunan fisik Keraton Ngayogyakarta sendiri terbentang dari Panggung

Krapyak-Keraton-Tugu. Adapun bangunan-bangunan Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat adalah:

Page 103: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

84

a. Tugu (dinamakan Tugu Golong Gilig atau dikenal juga sebagai

Tugu Pal Putih);

b. Jalan Malioboro;

c. Kepatihan;

d. Pasar Beringharjo;

e. Benteng Vredeburg;

f. Alun-alun Lor;

g. Pagelaran;

h. Bangsal Pancaniti;

i. Regol Sri Manganti;

j. Bangsal Sri Manganti;

k. Bangsal Traju Mas;

l. Regol/pintu gerbang Danapratapa;

m. Gedhong Purwaretna;

n. Bangsal Kencana;

o. Bangsal Prabayeksa;

p. Gedhong Jene;

q. Bangsal Manis;

r. Bangsal Mandalasana;

s. Bangsal Kotak;

t. Gedhong Parentah Hageng Keraton;

u. Gedhong Gangsa;

v. Gedhong Patehan;

Page 104: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

85

w. Bangsal Kesatriyan;

x. Museum HB IX;

y. Bangsal Sedhahan;

z. Regol Kamagangan;

aa. Bangsal Kamagangan;

bb. Regol Gadhungmlathi;

cc. Bangsal Kamandhungan;

dd. Sitihinggil Kidul;

ee. Alun-alun Kidul;

ff. Plengkung Gading;

gg. Panggung Krapyak;

hh. Beteng Keraton;

ii. Tamansari;

jj. Masjid Kagungan Dalem Kauman;

kk. Museum Sonobudoyo serta Keraton Kilen.

Struktur organisasi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat berubah-ubah

sesuai tuntutan dan kemajuan jaman. Namun pada dasarnya lembaga-

lembaga utama Keraton tetap pada fungsi dan tugas masing-masing.

Page 105: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

86

Struktur organisasi Keraton Yogyakarta (Lampiran tersendiri)

Page 106: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

87

Raja-Raja yang memerintah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, sebagai

berikut:

a. Sri Sultan Hamengku Buwana I (BRM Sujana) : 1755-1792;

b. Sri Sultan Hamengku Buwana II (GRM Sundara) : 1792-1812;

c. Sri Sultan Hamengku Buwana III (GRM Suraja) : 1812-1814;

d. Sri Sultan Hamengku Buwana IV (GRM Ibnu Jarot): 1814-1823;

e. Sri Sultan Hamengku Buwana V (GRM Gatot Menol):1823-1855;

f. Sri Sultan Hamengku Buwana VI (GRM Mustaja) : 1855-1877;

g. Sri Sultan Hamengku Buwana VII (GRM Murteja) : 1877-1921;

h. Sri Sultan Hamengku Buwana VIII (GRM Sujadi) : 1921-1939;

i. Sri Sultan Hamengku Buwana IX (GRM Darajatun) : 1940-1988;

j. Sri Sultan Hamengku Buwana X (BRM Herjuno D) : 1989 s.d.

sekarang.

Pepatih Dalem Ngayogyakarta

a. Danureja I : 1755-1799;

b. Danureja II : 1799-1811;

c. Danureja III : 1811-1847;

d. Danureja IV : 1847-1879;

e. Danureja V : 1879-1899;

f. Danureja VI : 1899-1912;

g. Danureja VII: 1912-1933;

h. Danureja VIII: 1933-1945.

(Sumber: KHP Widya Budaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, 2018)

Page 107: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

88

Jumlah personel Tepas Security sebanyak 38 orang, terdiri dari 34

orang laki-laki dan 4 orang perempuan, pelaksanaan tugas dibagi menjadi 3

shift (08.00-15.00 WIB, 15.00-22.00 WIB, 22.00-08.00 WIB). Anggota

Tepas Security secara bergantian melaksanakan kegiatan patroli diwilayah

wisata Keraton Yogyakarta (Keben-Plataran-Museum-Keraton Kilen). Jika

ada kejadian kriminalitas, akan segera dilaporkan ke Polsek Kraton.

Sedangkan pada kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Keraton seperti

Garebeg Syawal, Garebeg Besar, Garebeg Maulid, dsb selalu melibatkan

Instansi samping seperti Polresta Yogyakarta, Polsek Keraton, Koramil

Keraton, Camat Keraton, termasuk Organisasi masyarakat seperti

Paksikaton, FKKAU, dsb.

(Sumber: Wawancara dengan Bapak Danu Sidik anggota Tepas SecurityKeraton Yogyakarta, 13 September 2018)

9. Petugas Keamanan Malioboro/Jogoboro

Jogoboro atau Jogo/jaga (penjaga) Malioboro adalah tenaga

pengamanan yang dikontrak dan secara organisasi menjadi tanggung jawab

dari Unit Pelayanan Terpadu (UPT) di kawasan Malioboro dari Dinas

Pariwisata Yogyakarta untuk membantu melakukan kegiatan pengamanan

dan penertiban di kawasan Malioboro (Kusnanto, 2017). Mereka bertugas

selain melakukan kegiatan pengamanan dengan cara patroli jalan kaki juga

membantu kegiatan masyarakat lainnya di kawasan Malioboro, seperti

menyeberangkan warga, mengingatkan para pedagang kaki lima yang

berjualan di kawasan Malioboro agar mentaati peraturan yang berlaku, serta

Page 108: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

89

melakukan penertiban dengan meminta pemilik kendaraan untuk tidak parkir

di bahu jalan atau di jalur lambat karena akan mengganggu lalu lintas

(Rusqiyati, 2017).

Keberadaan Jogoboro selama ini menjadi perhatian wisatawan yang

berkunjung ke Malioboro. Dengan sigapnya Jogoboro menindaklanjuti

setiap aduan pengunjung yang membutuhkan bantuan. Jogoboro atau

penjaga keamanan kawasan Malioboro bukan hanya memberikan

kenyamanan setiap wisatawan yang berkunjung di Malioboro, mereka juga

memberikan warna tersendiri dalam mewujudkan Yogyakarta sebagai kota

tujuan wisata. Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota

Yogyakarta, Eko Suryo Maharso berharap di tahun 2016 seluruh petugas

keamanan Malioboro atau Jogoboro memakai seragam yang menonjolkan

ciri khas Yogyakarta sehingga penampilannya semakin menarik wisatawan.

Dengan penampilan yang berbeda, jika wisatawan akan membutuhkan

bantuan atau informasi, Jogoboro akan lebih mudah dikenali. Walaupun

sampai saat ini Jogoboro masih menggunakan seragam berwarna hitam

untuk malam hari dan warna khakhi untuk siang hari dan belum

menggunakan pakaian seperti bregodo/prajurit Keraton.

Selain petugas Jogoboro, UPT Pengelolaan Kawasan Malioboro Kelas

A juga merekrut petugas pengamanan sarana dan prasarana pedestrian

Malioboro yang merupakan tenaga kontrak/outsorcing dari PT Badrika yang

merupakan vendor pemenang lelang tahun 2018.

Page 109: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

90

Jumlah personel keamanan Malioboro yaitu petugas Jogoboro dan

petugas pengamanan sarana dan prasarana pedestrian Malioboro sebanyak

110, terdiri dari petugas Jogoboro sebanyak 80 orang dan petugas

pengamanan sarana dan prasarana pedestrian 30 orang, dibagi menjadi 3

shift, masing-masing regu berdinas selama 8 jam, selama 24 jam setiap regu

bergantian untuk melakukan pengamanan di kawasan Malioboro. Status

personel Jogoboro merupakan outsorcing dari perusahaan penyedia tenaga

pengamanan/BUJP (Guard Service) Gada Indo Tama. Berikut data yang

diperoleh Peneliti tentang Laporan Kegiatan Personel Jogoboro selama

periode 1 Januari s.d. 20 Agustus 2017:

Tabel II.3

Kegiatan yang ditangani Petugas Jogoboro periode

1 Januari s.d. 20 Agustus 2017

No Nama Giat

Ditangani

Tahun 2017

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt

1. Kehilangan 11 7 10 6 9 10 7 3

2. Penemuan 11 10 8 8 4 6 7 3

3. Kriminalitas - - 1 3 5 2 1 -

4. Org Gila,

Gelandangan dan

Pengamen

2 3 5 - - - 1 -

5. Unjuk Rasa - 2 1 4 5 1 - 2

6. Pawai, Karnaval - - - 1 - 1 4 1

7. Ketertiban Umum 1 - 4 4 1 5 3 1

8. Kecelakaan Lalu 1 - 2 1 - 2 - 1

Page 110: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

91

Lintas

9. Lain-Lain - 4 7 1 2 3 1 2

Jumlah 26 26 38 28 26 30 24 13

(Sumber : Data PT. Gada Indo Tama selaku penyedia tenaga pengamananJogoboro, 2018)

Tabel II.3 di atas, dapat kita cermati kegiatan yang dilakukan oleh

personel Jogoboro di kawasan Malioboro selama periode 1 Januari sampai

dengan 20 Agustus 2017, yang secara rutin dilaporkan kepada perusahaan

penyedia tenaga pengamanan/BUJP (Guard Service) Gada Indo Tama selaku

vendor, secara umum kegiatan yang harus dilakukan oleh petugas Jogoboro

cukup banyak dan beragam. Mulai dari menerima laporan kehilangan baik

barang maupun orang dari para wisatawan yang berkunjung ke kawasan

Malioboro, menertibkan orang gila, pengamen, gelandangan, pengamanan

unjuk rasa, pengamanan pawai/karnaval, menangani kecelakaan lalu lintas serta

tindakan pertama tempat kejadian perkara (TPTKP) gangguan kriminalitas di

kawasan Malioboro. Dengan jumlah petugas Jogoboro yang terbatas dan

kemampuan yang juga terbatas, maka sangat diperlukan kerjasama dengan

pihak terkait lainnya antara lain Polri, Satpol PP serta Ormas peduli keamanan

dan ketertiban agar tercipta situasi yang aman dan nyaman bagi wisatawan di

kawasan Malioboro.

Page 111: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

92

10. Ormas Yang Sudah Melakukan Nota Kesepahaman (MoU) denganSatpol PP Kota Yogyakarta

a. Ormas GM FKPPI 1201 Kota Yogyakarta

1) Visi

a) Pengamanan untuk masyarakat dibawah naungan TNI Polri;

b) Menegakkan keadilan;

c) Membantu ketertiban lingkungan;

d) Mengayomi masyarakat.

2) Misi

a) Kami anggota FKPPI bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b) Kami anggota FKPPI berada digaris terdepan dalam

menghadapi setiap ancaman yang membahayakan NKRI;

c) Kami anggota FKPPI mengisi kemerdekaan dengan

pembangunan untuk mencapai masyarakat yang adil dan

makmur;

d) Kami anggota FKPPI meningkatkan solidaritas persaudaraan

serta mengutamakan persatuan dan kesatuan;

e) Kami anggota FKPPI melanjutkan cita-cita juang patriot dan

meneruskan amal usaha TNI Polri.

3) Struktur Organisasi

a) Komandan;

b) Wakil Komandan;

c) Sekretaris 1;

Page 112: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

93

d) Sekretaris 2;

e) Bendahara;

f) Seksi Organisasi

g) Seksi Humas;

Struktur Organisasi GM FKPPI

h)

i)

(Sumber: Data Sekretariat GM FKPPI 1201 Kota Yogyakarta, 2018)

Demi mewujudkan Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu

dan damai, maka telah dilaksanakan kerjasama antara Satpol PP Kota

Yogyakarta dengan GM FKPPI 1201 Kota Yogyakarta dengan

penandatanganan Nota Kesepahaman pada tanggal 8 Januari 2018.

Dalam kerjasama tersebut, Kami anggota FKPPI sebagai mitra dari

Satpol PP Kota Yogyakarta bertugas untuk membantu pelaksanaan

kegiatan sebagai berikut:

Komandan

Wakil Komandan

Sekretaris 1

Sekretaris 2

Bendahara

SieOrganisasi

SieHumas

Page 113: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

94

a) Pengawasan dan pengamatan secara terbuka dan tertutup;

b) Pengamanan Khusus Kegiatan Pemerintah Yogyakarta; dan

c) Kegiatan operasional penertiban dan pengamanan.

Personel aktif FKPPI sebanyak 300 an orang, namun demikian

tidak semua dilibatkan dalam kerjasama dibidang ketenteraman dan

ketertiban membantu Satpol PP Kota Yogyakarta. Pelibatan personel

FKPPI sebanyak 12 orang/hari, pelaksanaan tugas sesuai jadwal yang

sudah dibuat oleh Satpol PP Kota Yogyakarta mulai pukul 15.00 WIB

s.d. 23.00 WIB, dengan lokasi penugasan di kawasan Jalan

Margoutomo (Tugu Pal Putih) (Sumber: Nota Kesepahaman antara

Satpol PP Kota Yogyakarta dengan GM FKPPI 1201 Kota Yogyakarta

dan wawancara dengan Kasi Dalops Satpol PP Kota Yogyakarta

tanggal 16 Agustus 2018).

b. FKPM Paksikaton

Diawal dideklarasikannya Paksikaton Yogyakarta adalah sebagai

bentuk apresiasi dari warga masyarakat dilingkungan wilayah Kecamatan

Kraton Yogyakarta (warga lebih menyebutnya dengan istilah “Jeron

Beteng”), yang merasa prihatin dengan maraknya aksi-aksi kejahatan dan

kriminal dilingkup wilayah “Jeron Beteng” Kecamatan Kraton Yogyakarta.

Oleh karenanya, seiring tumbuh dari rasa kepedulian dan keprihatinan

tersebut sehingga pada tanggal 14 Juni 2005 terbentuklah wadah Paguyuban

Masyarakat yang peduli akan stabilitas dan harmonisasi keamanan dilingkup

Page 114: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

95

kecamatan Kraton Yogyakarta yang diberi nama “Paguyuban Seksi

Keamanan Kecamatan Kraton” yang dikenal dengan “Paksikaton” .

Sejak awal berdirinya “Paksikaton” tidak hanya intens dan peduli

pada sistem pengamanan lingkungan terkait tindak kejahatan saja, namun

juga aktif dan peduli ikut menjaga dan melestarikan kultur budaya dilingkup

Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang diwujudkan dengan

selalu aktif turut serta menjadi pengamanan prosesi kegiatan-kegiatan dan

upacara-upacara kebudayaan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat meskipun

dengan ataupun tanpa adanya permintaan dari pihak penghageng Kraton.

Keunikan “Paksikaton” tidak hanya dari tampilan “Udheng” (penutup

kepala) sebagai simbol kebudayaan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat

sebagai uniformnya, namun juga pada motto dan filosofi gerakannya, yaitu

Cermat dalam bersikap, Cerdas dalam berpikir, dan Cekatan dalam

bertindak, yang direpresentasikan dalam gambar burung elang sebagai logo

organisasinya. Mereka juga melakukan kegiatan dengan istilah

“Mengamankan Yogyakarta dengan Jempol” sebagai simbol keramahan

dari masyarakat Yogyakarta.

Seiring dengan dengan perkembangan situasi keamanan dan

harmonisasi kenyamanan di wilayah Kota Yogyakarta, “Paksikaton”

berkembang di 14 Kecamatan diwilayah Kota Yogyakarta. Hingga di tahun

2016 “Paksikaton” sudah memiliki kepengurusan “Paksikaton” pada 4

Kabupaten yakni Korwil Sleman, Korwil Bantul, Korwil Kulonprogo dan

Korwil Gunungkidul dengan jumlah anggota aktif sebanyak 600 orang.

Page 115: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

96

Pada tanggal 28 Desember 2012 Bapak Muchamad Suhud selaku

pendiri sekaligus Ketua “Paksikaton” Yogyakarta mewujudkan

“Paksikaton” sebagai Lembaga Organisasi Sosial Kemasyarakatan resmi

berbadan hukum sebagai “Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM)

Paksi” sesuai akta notaris nomor 09/XII/2012.

Pada akhirnya “Paksikaton” bukan hanya terfokus pada kegiatan

pengamanan dan pelestari budaya saja, tetapi turut serta membantu

Pemerintah Daerah antara lain ikut mensosialisasikan Perda tentang

Gelandangan dan Pengemis, membantu penertiban pada persimpangan jalan

serta membantu Satpol PP Kota Yogyakarta dalam penataan ikon

Yogyakarta dikawasan Malioboro.

1) Visi

“Menjaga kelestarian budaya dan istiadat Yogyakarta”.

2) Misi

a) FKPM Paksikaton mengajak anggotanya untuk peduli pada

lingkungannya;

b) Menjadi mitra TNI dan Polri dalam kegiatan kemasyarakatan;

c) Memelihara citra Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya;

d) Menjaga suasana Budaya, Keamanan, Ketenteraman,

Ketertiban dan juga Keharmonisan hubungan antar warganya;

Page 116: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

97

e) Melestarikan dan mengembangkan seni budaya sebagai bagian

dari kebudayaan dan aset pariwisata nasional.

(Sumber: Profil FKPM Paksikaton Daerah Istimewa Yogyakarta).

Demi mewujudkan Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu dan damai,

maka telah dilaksanakan kerjasama antara Satpol PP Kota Yogyakarta

dengan Paguyuban “Paksikaton” dengan penandatanganan Nota

Kesepahaman pada tanggal 8 Januari 2018. Dalam kerjasama tersebut,

Paguyuban “Paksikaton” sebagai mitra dari Satpol PP Kota Yogyakarta

bertugas untuk membantu pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:

1) Pengawasan dan pengamatan secara terbuka dan tertutup;

2) Operasi Gugus Malioboro dan Operasi Ketertiban Umum;

3) Pengamanan Khusus Kegiatan Pemerintah Kota Yogyakarta.

Personel yang dilibatkan sebanyak 12 orang/hari, pelaksanaan tugas

sesuai jadwal yang sudah dibuat oleh Satpol PP Kota Yogyakarta mulai

pukul 15.00 WIB s.d. 23.00 WIB, dengan lokasi penugasan di kawasan Jalan

Pasar Kembang Yogyakarta dan dikawasan Malioboro (Sumber: wawancara

dengan Kasi Dalops Satpol PP Kota Yogyakarta tanggal 16 Agustus 2018).

Page 117: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

98

Struktur Organisasi FKPM Paksikaton

Penasehat/Pembina

Dewan Pertimbangan Organisasi

Korwil

Ketua

Sekretaris

Bendahara

Team onCall

LogistikPublikasiHub antarLembaga

Korlap PenegakDisiplin

Litbang Keagamaan DharmaWanita

Dinas Kebudayaan

Dinas Pariwisata

Dinas Sosial

Dinas Ketertiban

Dinas Dikpora

BPBD

SAR

Kesbangpol

DivisiSeni danBudaya

Korcam

(Sumber: Profil FKPM Paksikaton DIY, 2018)

Page 118: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

99

c. Ormas LAKODYA (Laskar Kota Yogyakarta)

Sebagai Ormas yang perduli terhadap permasalahan ketenteraman dan

ketertiban di Kota Yogyakarta, maka Ormas LAKODYA juga ikut

melaksanakan kerjasama dengan Satpol PP Kota Yogyakarta. Kerjasama ini

bertujuan untuk mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai kota yang aman,

tertib, bersatu dan damai. Pelaksanaan penandatanganan Nota Kesepahaman

antara Drs Nurwidihartana selaku Kasatpol PP Kota Yogyakarta dengan

Nuri Marjuki selaku Ketua Ormas LAKODYA berlangsung pada tanggal 8

Januari 2018, bertempat di Satpol PP Kota Yogyakarta jalan Kenari nomor

56 Yogyakarta. Nota Kesepahaman ini berlaku sampai dengan 31 Desember

2018. Dalam kerjasama tersebut, Ormas LAKODYA sebagai mitra dari

Satpol PP Kota Yogyakarta bertugas untuk membantu pelaksanaan kegiatan

sebagai berikut:

1) Pengawasan dan pengamatan secara terbuka dan tertutup;

2) Pengamanan Khusus Kegiatan Pemerintah Kota Yogyakarta;

3) Kegiatan operasional penertiban dan pengamanan.

Jumlah personel aktif LAKODYA sebanyak 150 an orang. Namun

personel yang dilibatkan dalam penugasan sebanyak 12 orang/hari,

pelaksanaan tugas sesuai jadwal yang sudah dibuat oleh Satpol PP Kota

Yogyakarta mulai pukul 15.00 WIB s.d. 23.00 WIB, dengan lokasi

penugasan di Jalan Margoutomo tepatnya di trotoar pintu masuk PT. KAI

Daops 6 (Sumber: Nota Kesepahaman antara Satpol PP Kota Yogyakarta

Page 119: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

100

dengan Ormas LAKODYA dan wawancara dengan Kasi Dalops Satpol PP

tanggal 16 Agustus 2018)

d. Ormas MERKADE (Merdeka Karepe Dewe)

Ormas MERKADE merupakan Ormas yang peduli terhadap

permasalahan ketenteraman dan ketertiban di Kota Yogyakarta, oleh karena

itu Ormas MERKADE juga ditunjuk sebagai mitra Satpol PP Kota

Yogyakarta dan ikut melaksanakan kerjasama dengan Satpol PP Kota

Yogyakarta. Kerjasama ini bertujuan untuk mewujudkan Kota Yogyakarta

sebagai kota yang aman, tertib, bersatu dan damai. Pelaksanaan

penandatanganan Nota Kesepahaman antara Drs Nurwidihartana selaku

Kasatpol PP Kota Yogyakarta dengan Dwi Purwanto selaku Ketua Ormas

MERKADE berlangsung pada tanggal 8 Januari 2018, bertempat di Satpol

PP Kota Yogyakarta jalan Kenari nomor 56 Yogyakarta. Nota

Kesepahaman ini berlaku sampai dengan 31 Desember 2018. Dalam

kerjasama tersebut, Ormas MERKADE sebagai mitra dari Satpol PP Kota

Yogyakarta bertugas untuk membantu pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:

1) Pengawasan dan pengamatan secara terbuka dan tertutup;

2) Pengamanan Khusus Kegiatan Pemerintah Kota Yogyakarta;

3) Kegiatan operasional penertiban dan pengamanan.

Jumlah personel yang tergabung dalam Ormas MERKADE sebanyak

300 an orang, sedangkan yang dilibatkan dalam kegiatan membantu

penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta

perlindungan masyarakat sebanyak 12 orang/hari. Pelaksanaan tugas sesuai

Page 120: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

101

jadwal yang sudah dibuat oleh Satpol PP Kota Yogyakarta mulai pukul

15.00 WIB s.d. 23.00 WIB, dengan lokasi penugasan di Jalan Margoutomo

tepatnya di trotoar pintu masuk PT. KAI Daops 6 (Sumber: Nota

Kesepahaman antara Satpol PP Kota Yogyakarta dengan Ormas MERKADE

dan wawancara dengan Kasi Dalops Satpol PP tanggal 16 Agustus 2018)

e. LSM GRAS (Guyub Rukun Akeh Sedulur)

Lembaga Swadaya Masyarakat Guyub Rukun Akeh Sedulur (GRAS)

adalah sebuah organisasi masyarakat yang didirikan untuk mewadahi

aspirasi masyarakat daerah untuk mengisi pembangunan masyarakat yang

sejahtera dan mendapatkan hak yang sama. Didirikan tanggal 3 Agustus

2016 dengan Akta Nomor: 03.08.2016, SKT Nomor:300/SKT/001/2017,

komitmen LSM GRAS tidak akan pernah berafiliasi pada partai politik,

membangun stabilitas keamanan, mengembangkan seni budaya,

menciptakan sebuah iklim investasi yang kondusif yang berperan pada

kontrol sosial atas kebijakan pemerintah.

1) Visi

a) Membangun masyarakat yang aman, damai, dan bermartabat

dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika;

b) Mewujudkan masyarakat yang sejahtera, mandiri, demokratis,

serta berbudaya dalam lingkungan yang bersumber dari nilai-

nilai Pancasila.

Page 121: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

102

2) Misi

a) Membangun jati diri sebagai Warga Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

b) Mendukung terwujudnya pembangunan, meningkatkan

kemandirian dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

Sumber Daya Manusia serta pengembangan kelembagaan

ekonomi, hukum, sosial dan budaya sehingga menjadi

masyarakat yang lebih terbuka, kritis dan obyektif tanpa

meninggalkan kearifan lokal;

c) Menciptakan kondisi keamanan yang tertib, aman dan

kondusif.

3) Struktur Organisasi

Dewan Pendiri: Yogo Prasetyo Prihutomo

Pratisto Hapsoro

Handoko Imanuel Sapto Nugroho

Rujito

Dewan Pembina: Yogo Pratomo, SH

Ali Subekti

Dr. A.S. Cahyono

Ari Kriswantoro, SE

Dewan Penasehat: Chang Wendriyanto

Muhammad Afandi, BAC

Page 122: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

103

Pengurus Harian:

Ketua Umum : Yogo Prasetyo Prihutomo

Ketua Harian : Dedy Nugroho

Sekretaris : D.F. Fani Ristamaji

Bendahara : Rahmat Nugroho

Sartono

Ketua Bid Senbud: Wahyu Firmansyah

Jasmadi

Ketua Bid Hukum : Ali Subekti, SH (Hasibuan-Ali Law Office)

Ketua Bid Humas : Kentas Warastro, S.IP

Ketua Bid Sosial : Sukoarini

Ketua Bid Pemuda : Handoko Imanuel Sapto Nugroho

Ketua Bid Pemerintahan : Eko Muftiono

Ketua Bid Bankom, PB : Antok Teguh

Ketua Bid Ekonomi : Chandra Wahyu

Ketua Bid Organisasi dan Kaderisasi: Tri Handoyo

(Sumber: Data Sekretariat GRAS, 2018)

Page 123: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

104

Struktur Organisasi GRAS (Guyub Rukun Akeh Sedulur)

Bersama dengan delapan Ormas lainnya, LSM GRAS juga

melaksanakan kerjasama dengan Satpol PP Kota Yogyakarta. Kerjasama ini

bertujuan untuk mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai kota yang aman,

tertib, bersatu dan damai. Pelaksanaan penandatanganan Nota Kesepahaman

antara Drs Nurwidihartana selaku Kasatpol PP Kota Yogyakarta dengan

Yogo Prasetyo Prihutomo selaku Ketua LSM GRAS berlangsung pada

tanggal 8 Januari 2018, bertempat di Satpol PP Kota Yogyakarta jalan

Dewan Pendiri

Dewan Pembina

Dewan Penasehat

Pengurus Harian

Ketua Umum

Ketua Harian

KetuaBidSosial

KetuaBidHumas

KetuaBidHukum

KetuaBidSenbud

KetuaBidPemuda

KetuaBidPemerintah-an

KetuaBidBankom,PB

KetuaBidEkonomi

KetuaBidOrganisasi&Kaderisasi

(Sumber: Profil dan Kegiatan GRAS, 2018)

Sekretaris

Bendahara

Page 124: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

105

Kenari nomor 56 Yogyakarta. Dalam kerjasama tersebut, LSM GRAS

sebagai mitra dari Satpol PP Kota Yogyakarta bertugas untuk membantu

pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:

1) Pengawasan dan pengamatan secara terbuka dan tertutup;

2) Pengamanan Khusus Kegiatan Pemerintah Kota Yogyakarta;

3) Kegiatan operasional penertiban dan pengamanan.

Personel yang dilibatkan sebanyak 12 orang/hari, pelaksanaan tugas

sesuai jadwal yang sudah dibuat oleh Satpol PP Kota Yogyakarta mulai

pukul 15.00 WIB s.d. 23.00 WIB, dengan lokasi penugasan di perempatan

Titik Nol sisi Barat Selatan Gedung Agung Yogyakarta (Sumber: Nota

Kesepahaman antara Satpol PP Kota Yogyakarta dengan LSM GRAS dan

wawancara dengan Kasi Dalops Satpol PP tanggal 16 Agustus 2018)

f. Ormas LASJO (Laskar Jogja)

Laskar Jogja adalah Ormas yang terbentuk untuk mempersatukan

seluruh wadah yang sudah ada dari berbagai kalangan. Siapapun bisa

menjadi anggota Laskar Jogja. Laskar Jogja bergerak untuk sosial dan

budaya serta mempertahankan kearifan budaya lokal, disamping itu setiap

anggota Laskar Jogja juga wajib menciptakan kedamaian dan

mempertahankan keistimewaan Yogyakarta.

Laskar Jogja bukan anggota partai tertentu, jadi apapun partainya,

organisasinya, agamanya, komunitasnya, sukunya, maupun domisilinya,

asalkan mempunyai rasa cinta terhadap Yogyakarta dan menjaga Yogyakarta

tetap aman dan tentram, bisa menjadi anggota Laskar Jogja.

Page 125: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

106

Bersama dengan delapan Ormas lainnya, Laskar Jogja juga

melaksanakan kerjasama dengan Satpol PP Kota Yogyakarta. Kerjasama ini

bertujuan untuk mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai kota yang aman,

tertib, bersatu dan damai. Pelaksanaan penandatanganan Nota Kesepahaman

antara Drs Nurwidihartana selaku Kasatpol PP Kota Yogyakarta dengan

Indra Eka Putra selaku Ketua Ormas Laskar Jogja berlangsung pada tanggal

8 Januari 2018, bertempat di Satpol PP Kota Yogyakarta jalan Kenari nomor

56 Yogyakarta. Dalam kerjasama tersebut, Ormas Laskar Jogja sebagai

mitra dari Satpol PP Kota Yogyakarta bertugas untuk membantu

pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:

1) Pengawasan dan pengamatan secara terbuka dan tertutup;

2) Pengamanan Khusus Kegiatan Pemerintah Kota Yogyakarta;

3) Kegiatan operasional penertiban dan pengamanan.

Personel yang dilibatkan sebanyak 12 orang/hari, pelaksanaan tugas

sesuai jadwal yang sudah dibuat oleh Satpol PP Kota Yogyakarta mulai

pukul 15.00 WIB s.d. 23.00 WIB, dengan lokasi penugasan di kawasan Jalan

Pasar Kembang Yogyakarta (Sumber: Nota Kesepahaman antara Satpol PP

Kota Yogyakarta dengan Ormas Laskar Jogja dan wawancara dengan Kasi

Dalops Satpol PP Kota Yogyakarta tanggal 16 Agustus 2018)

g. ORMAS FKKAU (Forum Komunitas Kawasan Alun-alun Utara)

Forum Komunitas Kawasan Alun-alun Utara atau yang selanjutnya

disebut FKKAU adalah perkumpulan pemangku kepentingan di kawasan

Alun-alun Utara yang terdiri dari warga kecamatan Gondomanan, warga

Page 126: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

107

kecamatan Kraton, pedagang kaki lima, pekerja parkir dan unsur masyarakat

terkait. FKKAU berbadan hukum koperasi melalui akte notaris. FKKAU

dimaksudkan untuk mengakomodir seluruh gerak kehidupan warga dan

pelaku sosial budaya serta ekonomi, sehingga tercipta kebersamaan dan

kegotong royongan lahir batin agar bermanfaat bagi masyarakat luas serta

terbangun keselarasan cita-cita Komunitas Kawasan Alun-Alun Utara,

dengan filosofi dan paugeran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

1) Visi

“Membangun masyarakat kawasan alun-alun utara yang bersatu dalam

memajukan usaha sosial ekonomi dan melestarikan kebudayaan sesuai

cita-cita luhur Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat”.

2) Misi

a) Memajukan kegiatan usaha ekonomi sosial untuk kesejahteraan

dan kemakmuran masyarakat kawasan alun-alun utara;

b) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan pengorganisasian

masyarakat kawasan alun-alun utara;

c) Menjaga kelestarian dan fungsi bangunan/tata ruang kawasan

alun-alun utara sesuai petunjuk dan arahan Kasultanan

Ngayogyakarta Hadiningrat.

3) Program

a) Pengelolaan kawasan ekonomi berbasis pariwisata di alun-alun

utara;

b) Pembentukan koperasi pelaku lapangan di alun-alun utara;

Page 127: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

108

c) Pengelolaan kawasan parkir di alun-alun utara;

d) Pengelolaan pasar malam perayaan sekaten di alun-alun utara;

e) Pengelolaan kegiatan/event/promosi pihak swasta yang bertempat

di alun-alun utara.

4) Kegiatan

a) Penataan zonasi pedagang berdasarkan barang dagangan;

b) Pelaksana kegiatan kebersihan kawasan alun-alun utara;

c) Penataan zonasi parkir berdasarkan jenis kendaraan;

d) Menjaga keamanan dan ketertiban pengunjung dan pelaku usaha

di kawasan alun-alun utara;

e) Fasilitasi kepanitiaan dan pelaksanaan pasar malam;

f) Fasilitasi pendampingan hukum dan sosial bagi pelaku usaha di

kawasan alun-alun utara;

g) Mengkoordinasikan setiap kegiatan dengan pihak pemerintah dan

aparat penegak hukum.

(Sumber: Data Sekretariat FKKAU, 2018)

FKKAU juga merupakan salah satu Ormas yang melaksanakan

kerjasama dengan Satpol PP Kota Yogyakarta. Kerjasama ini bertujuan

untuk mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai kota yang aman, tertib, bersatu

dan damai. Pelaksanaan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Drs

Nurwidihartana selaku Kasatpol PP Kota Yogyakarta dengan Muhammad

Fuad Andreago, SE, MM selaku Ketua Ormas FKKAAU berlangsung pada

tanggal 8 Januari 2018, bertempat di Satpol PP Kota Yogyakarta jalan

Page 128: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

109

Kenari nomor 56 Yogyakarta. Dalam kerjasama tersebut, Ormas FKKAAU

sebagai mitra dari Satpol PP Kota Yogyakarta bertugas untuk membantu

pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:

1) Pengawasan dan pengamatan secara terbuka dan tertutup;

2) Pengamanan Khusus Kegiatan Pemerintah Kota Yogyakarta;

3) Kegiatan operasional penertiban dan pengamanan.

Lokasi penugasan meliputi depan Istana Kepresidenan Gedung Agung,

Benteng Vredeburg, Monumen Serangan Umum Satu Maret, dengan batas-

batas lokasi penugasan sebelah Utara Tugu Ngejaman yang berada di Jalan

Margomulyo, sebelah Timur sampai batas Monumen Serangan Umum Satu

Maret di Jalan Senopati, sebelah Selatan berbatasan dengan gapura di Jalan

Pangurakan Monumen Serangan Umum Satu Maret, sebelah Barat sampai

dengan batas Selatan Istana Kepresidenan Gedung Agung di Jalan KHA

Dahlan (Sumber: Nota Kesepahaman antara Satpol PP Kota Yogyakarta

dengan Ormas FKKAU dan wawancara dengan Kasi Dalops Satpol PP Kota

Yogyakarta tanggal 16 Agustus 2018)

h. ORMAS FJR (Forum Jogja Rembug)

Forum Jogja Rembug (FJR) merupakan salah satu Organisasi

Masyarakat yang tumbuh dan berkembang semakin eksis serta diterima oleh

beragam lapisan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta dan di Daerah-

daerah sekitarnya dengan tumbuhnya Forum Jogja Rembug (FJR) di Daerah

Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.

Page 129: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

110

Didirikan pada awal tahun 2005 dan dikukuhkan pada hari Minggu

Legi tanggal 3 Mei 2009 dan berkedudukan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Basis-basis Anggota FJR di kawasan-kawasan potensial yang terdapat peran

aktif Tokoh Muda dalam menumbuhkan suasana persaudaraan dan tentunya

pembukaan sektor lapangan kerja bagi Anggota. Termasuk semakin

banyaknya permintaan dari tokoh-tokoh masyarakat dan personal yang

antusias mendukung dan bergabung ke FJR. Forum Jogja Rembug (FJR)

didirikan atas pemaknaan terhadap beragam suasana perubahan tatanan

kehidupan yang terjadi begitu cepat dan telah memberi konsekuensi/

tantangan besar bagi masyarakat kita. Melihat kesenjangan ekonomi sosial

yang sangat ekstrim dan implikasinya terhadap kondisi masyarakat lokal,

ternyata tidak hanya disebabkan oleh perubahan konstruksi sosial ekonomi

budaya yang telah mapan di dalam masyarakat, namun juga sangat

dipengaruhi oleh laju cepat perkembangan politik, ekonomi dan teknologi di

tingkat nasional maupun imbas dari konstalasi global.

Sebagai bentuk Gerakan Kultural “Ngumpulke Balung Pisah” maka

didirikanlah Forum Jogja Rembug (FJR), yang telah dirintis pendiriannya

sejak medio tahun 2005-an oleh Abah Suharno (Cak Harno) dan Panji

Wening Hariyanto SH, dengan komunitas/ kelompok Massa yang sifatnya

mengumpulkan Pemuda-pemuda dengan Rasa Solidaritas kesetiakawanan

sosial, kemudian bersama Tokoh-tokoh Kultural Masyarakat di DIY FJR

dikukuhkan pada hari Minggu Legi tanggal 3 Mei 2009 di Petilasan keramat

Page 130: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

111

Prabu Brawijaya V yang terletak di Pantai Ngobaran, Gunung Kidul DIY,

dengan maksud untuk meresapi Jejak Sejarah para Leluhur Nusantara.

Dipilihnya Pantai Ngobaran (Api yang Berkobar) diharapkan FJR

mampu tumbuh dengan semangat menyala berkobar-kobar. Disegani bukan

ditakuti dalam mengawal dan menghimpun beragam potensi Pemuda/ Warga

Masyarakat menjadi Kekuatan Perubahan Sosial yang bermaslahat luas bagi

Kemanusiaan, Masyarakat dan Bangsa ini. Di Pantai Ngobaran juga terdapat

sumber Mata Air tawar ditepi laut yang tidak pernah kering sepanjang

musim, serta Goa yang tanah merahnya beraroma Wangi. Sehingga

diharapkan Gerakan Kultural FJR mampu membawa sumber penghidupan

dan menebarkan Harum Mewangi bagi kemaslahatan luas. Sekaligus

merupakan usaha untuk merealisasikan Prinsip Keadilan Sosial dalam aspek

pemerataan ekonomi yang dirasakan imbas positifnya bagi masyarakat luas,

khususnya lapisan Wong Cilik, dimana warga masyarakat sebenarnya ingin/

perlu ada kelembagaan wadah yang dapat menampung, minimal yang

dianggap bisa menjadi penambah teman/ saudara.

Forum Jogja Rembug (FJR) diharapkan bisa menjadi Perkumpulan/

Organisasi Masyarakat Kepemudaan baru yang lebih baik dan memiliki

posisi tawar kuat dengan adanya Basis Massa yang berlatar belakang

beragam potensi Kelas Sosial, Suku, Profesi, Karakter, dll serta dukungan

dari Tokoh-tokoh Masyarakat Lokal, Penegak Hukum, Akademisi,

Budayawan, Pengusaha, Pemerintah Daerah dan tentunya Warga Masyarakat

itu sendiri.

Page 131: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

112

FJR mengusung semangat Musyawarah (Rembug). Dalam Asas

Rembug, ada kaidah Jawa yang termasyur yaitu “Gelar-Gulung”. Dalam

bertindak pun harus berembug dengan dirinya sendiri terlebih dahulu.

Instrospeksi adalah fase mutlak yang harus dilakukan. Gelar, artinya berfikir

untuk ke depan, aspek dan variable apa saja yang mungkin dibutuhkan.

Karena menggelar tikar berati berfikir ke depan. Gulung, artinya mentafakuri

kejadian yang telah lalu, Qodho’ dan Qodar. Nerima ing pandum minangka

syukur lan sabar. Karena menggulung tikar pasti ke arah belakang.

Mengambil Hikmah atas kesalahan dan kesuksesan di masa lalu. “Learn

from history then create your own history.”

1) Azas

Forum Jogja Rembug (FJR) berasaskan Pancasila.

2) Dasar

Forum Jogja Rembug (FJR) berdasarkan UUD 1945.

3) Visi

Menumbuhkan Harkat Martabat Kemanusiaan dan Keadilan Ekonomi

Sosial yang disemangati dengan Nilai-nilai Adiluhung Nusantara yang

ber-Bhineka Tunggal Eka.

4) Misi

a) Forum Jogja Rembug (FJR) berperan aktif berjuang mengawal

dan mempertahankan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai

Daerah Istimewa;

Page 132: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

113

b) Forum Jogja Rembug (FJR) berperan aktif menumbuhkan Tradisi

penghormatan terhadap Nilai-nilai Budaya Nusantara dan

Kemanusiaan;

c) Forum Jogja Rembug (FJR) berperan aktif menumbuhkan suasana

Paseduluran, Gotong Royong, Guyub Rukun, Tepo Seliro dan

Kesetiakawanan Sosial tanpa mempersoalkan perbedaan SARA;

d) Forum Jogja Rembug (FJR) berperan aktif turut bersama Menjaga

Suasana Kondusif Keamanan Masyarakat di DIY dan sekitarnya;

e) Forum Jogja Rembug (FJR) berperan aktif menghadang

tumbuhnya bahaya laten Disentegrasi Bangsa di DIY dan

sekitarnya;

f) Forum Jogja Rembug (FJR) Menghimpun Jejaring Gerakan

Kultural beragam Potensi Masyarakat di DIY dan sekitarnya

menjadi Kekuatan Perubahan Sosial agar mampu mewujudkan

Masyarakat yang Berkeadilan, Bermartabat dan Sejahtera;

g) Forum Jogja Rembug (FJR) mampu menjadi Ujung Lidah Rakyat

dan Mitra yang baik bersama Tokoh-tokoh Agama, Masyarakat

Lokal, Penegak Hukum, Akademisi, Budayawan, Pengusaha,

Pemerintah Daerah/ Pemerintah Pusat.

5) Sifat, Identitas dan Spirit FJR

a) Forum Jogja Rembug (FJR) bersifat Independen, Terbuka, Solid,

Mengakar, Responsif, Multikultural, Egaliter, serta berorientasi

pada Sosial Ekonomi Kerakyatan;

Page 133: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

114

b) Forum Jogja Rembug (FJR) adalah Ormas Independen yang

beridentitas sebagai Gerakan Kultural yang menjadi Motor

Penggerak dan perekat suasana Kebersamaan, Persaudaraan dan

Pemberdayaan masyarakat;

c) Forum Jogja Rembug (FJR) berspiritkan Patriotik, Kemanusiaan

dan Persaudaraan.

d) Doktrin & Paradigma FJR

e) Forum Jogja Rembug (FJR) mempunyai Doktrin Persaudaraan &

Persatuan dalam Satu Komando;

f) Forum Jogja Rembug (FJR) mempunyai Paradigma Lokal

Nasional Kultural yang merupakan cara pandang Forum Jogja

Rembug (FJR) tentang diri dan lingkungannya melalui

pembaharuan internal dan eksternal dalam rangka mewujudkan

tujuan Forum Jogja Rembug (FJR).

6) Bidang Garap FJR

a) Kegiatan / Aksi Sosial dan Kemanusiaan;

b) Religi, Tradisi Culture/ Local Etic dan Napak Tilas Leluhur

Nusantara;

c) Juru Perdamaian (Mediasi Konflik);

d) Jasa Pengamanan (Security Service);

e) Bantuan Hukum (Advokasi & Konsultasi) & Perlindungan Saksi;

f) Pengelolaan Parkir di Kawasan Wisata & Bisnis;

g) Kewirausahaan / Ekonomi Kerakyatan;

Page 134: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

115

h) Penelitian Pengembangan dan Kajian Strategis;

i) Penyelamatan Lingkungan Hidup.

Demi mewujudkan Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu dan

damai, maka telah dilaksanakan kerjasama antara Satpol PP Kota

Yogyakarta dan Forum Jogja Rembug (FJR) dengan penandatanganan Nota

Kesepahaman pada tanggal 8 Januari 2018. Dalam kerjasama tersebut,

Forum Jogja Rembug (FJR) sebagai mitra dari Satpol PP Kota Yogyakarta

bertugas untuk membantu penanganan permasalahan ketenteraman dan

ketertiban umum di kota Yogyakarta dalam bentuk pelaksanaan kegiatan

operasional penertiban dan pengamanan.

Personel yang dilibatkan sebanyak 12 orang/hari, pelaksanaan tugas

sesuai jadwal yang sudah dibuat oleh Satpol PP Kota Yogyakarta mulai

pukul 15.00 WIB s.d. 23.00 WIB, dengan lokasi penugasan di kawasan Jalan

Pasar Kembang Yogyakarta (Sumber: Nota Kesepahaman antara Satpol PP

Kota Yogyakarta dengan Forum Jogja Rembug (FJR) dan wawancara

dengan Kasi Dalops Satpol PP Kota Yogyakarta tanggal 16 Agustus 2018) .

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah destinasi pariwisata yang sangat

terkenal baik di dalam maupun di luar negeri, karena banyaknya tempat-

tempat wisata yang tersebar di seluruh wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta. Diantara semua tempat wisata yang ada di Daerah Istimewa

Yogyakarta, ada sebuah “pameo” yang beredar luas dikalangan wisatawan

yang mengatakan bahwa: “Walaupun seseorang sudah berkunjung ke

berbagai Destinasi Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta, namun bila

Page 135: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

116

belum berkunjung ke Kawasan Tugu-Malioboro-Keraton Yogyakarta,

maka orang tersebut belum dapat dikatakan telah berwisata ke Daerah

Istimewa Yogyakarta”. Hal ini disebabkan Tugu-Malioboro-Keraton

Yogyakarta, merupakan destinasi unggulan dan menjadi salah satu kekuatan

pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dampak langsung dengan

adanya “ikon” tersebut, kawasan ini selalu dipadati oleh baik wisatawan

mancanegara maupun domestik/nusantara.

Dalam menjalankan amanah negara untuk menciptakan kondisi

keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang aman dan kondusif

tentunya tidak bisa berjalan sendiri melainkan perlu peran serta semua pihak,

sehingga harus dibangun suatu hubungan yang baik antara Polri dengan

masyarakat maupun Stakeholders. Dalam rangka memberikan rasa aman dan

nyaman bagi wisatawan di kawasan Tugu-Malioboro-Keraton, tidak akan

terlepas dari peran para pemangku kepentingan (Stakeholders), diantaranya

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diwakili oleh Dinas

Pariwisata Kota Yogyakarta terutama Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Malioboro termasuk didalamnya Jogoboro sebagai petugas keamanan, Polda

D.I. Yogyakarta yang diwakili oleh Subdirektorat pariwisata Direktorat

Pengamanan Objek Vital Polda D.I. Yogyakarta, Pemerintah Kota

Yogyakarta yang diwakili oleh Satpol PP Kota Yogyakarta, Polresta

Yogyakarta sebagai pembuat dan penyusun kebijakan, Swasta sebagai

pelaku usaha wisata, masyarakat maupun pihak pengamanan swakarsa

lainnya seperti FKPM Paksikaton, Generasi Muda Forum Komunikasi Putra

Page 136: KERJASAMA PENGAMANAN DALAM MENCIPTAKAN RASA AMAN DAN NYAMAN DI KAWASAN PARIWISATA …repo.apmd.ac.id/766/1/TRI RINA NOVIYANTI 17610029.pdf · 2019. 5. 21. · Kepala Dinas Pariwisata

117

Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (GM FKPPI), Laskar Kota

Yogyakarta (LAKODYA), Merdeka Karepe Dewe (MERKADE), Laskar

Jogja (LASJO), Forum Jogja Rembug (FJR), Grup Rukun Akeh Sedulur

(GRAS), Forum Komunitas Kawasan Alun-alun Utara (FKKAU).

Peranan para pemangku kepentingan (Stakeholders) dalam

memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan di kawasan Tugu-

Malioboro-Keraton menghadirkan sebuah konsep pengamanan yang

tidak dapat dilakukan sendirian dan menuntut kebersamaan arah tindak dan

keseimbangan para pemangku kepentingan (Stakeholders). Hal ini akan

dapat terlaksana karena adanya visi dan misi Stakeholders yang sejalan dan

adanya keselarasan tugas pokok dan fungsi masing-masing Stakeholders

tersebut guna mendukung predikat DIY sebagai kota budaya, kota pelajar,

kota wisata, kota perjuangan dan mendorong terwujudnya Yogyakarta

sebagai kota pusaka (Heritage City) warisan dunia serta mendorong

terciptanya Jogja Istimewa yang aman, tertib, bersatu dan damai.