kerangka acuan - dinas kebudayaan & pariwisata...

203
2.1. PROFIL UMUM WILAYAH PERENCANAAN 2.1.1. BATAS ADMINISTRATIF PROVINSI MALUKU UTARA Secara geografis Provinsi Maluku Utara terletak di antara 3 LU - 3 LS dan 124 - 129 BT yang membentang dari utara ke selatan sepanjang 770 Km dan dari barat ke timur sepanjang 660 Km. Luas wilayah Provinsi Maluku Utara yang merupakan provinsi kepulauan, secara keseluruhan yakni sebesar 145.801,1 Km 2 dimana luas wilayah daratan 45.069,66 Km 2 (23,72%) dan wilayah perairan seluas Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 1 2 PROFIL WILAYAH BAB

Upload: phambao

Post on 05-Apr-2018

231 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

2.1. PROFIL UMUM WILAYAH PERENCANAAN

2.1.1. BATAS ADMINISTRATIF PROVINSI MALUKU UTARA

Secara geografis Provinsi Maluku Utara terletak di antara 3 LU - 3 LS dan 124 -

129 BT yang membentang dari utara ke selatan sepanjang 770 Km dan dari barat

ke timur sepanjang 660 Km. Luas wilayah Provinsi Maluku Utara yang merupakan

provinsi kepulauan, secara keseluruhan yakni sebesar 145.801,1 Km2 dimana luas

wilayah daratan 45.069,66 Km2 (23,72%) dan wilayah perairan seluas 100.731,44

Km2 (76,28%) dengan panjang garis pantai sepanjang 3.104 Km.

Baik luas wilayah maupun batas wilayah kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara

disajikan dalam table dibawah ini:

Tabel 2.1. Luas Wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara

Provinsi,Kabupaten/Kota

Luas Wilayah (Km2)Darat Laut Jumlah

Provinsi Maluku Utara 45.069,66 100.731,44 145.801,1Kabupaten Halmahera Barat 2.612,24 11.623,42 14.235,66Kabupaten Halmahera Tengah

2.276,83 6.104,65 8.381,48

Kabupaten Halmahera Utara 5.447,3 19.536,02 24.983.32

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 1

2PROFIL WILAYAH PERE

BAB

Page 2: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Provinsi,Kabupaten/Kota

Luas Wilayah (Km2)Darat Laut Jumlah

Kabupaten Halmahera Selatan

8.779,32 31.484,40 40.263,72

Kabupaten Halmahera Timur 6.506,2 7.695,82 14.202,02Kabupaten Kepulauan Sula 9.632,92 14.449,38 24.082,30Kota Ternate 250,85 5.544,55 5.795,40Kota Tidore Kepulauan 9.564 4.293,20 13.857,20

Sumber: Bappeda Provinsi Maluku Utara, 2006

Tabel 2.2. Batas Wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara

Provinsi,Kabupaten/

KotaBatas Wilayah

Provinsi Maluku Utara Utara :

Berbatasan dengan Samudera Pasifik dan Kabupaten Halmahera Utara

Timur : Berbatasan dengan Halmahera UtaraSelatan : Berbatasan dengan Kota Tidore KepulauanBarat : Berbatasan dengan Laut Maluku

Kabupaten Halmahera Barat

Utara :Berbatasan dengan Kecamatan Loloda Utara, Kabupaten Halmahera Utara

Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Halmahera UtaraSelatan : Berbatasan dengan Kota Tidore Kepulauan

Barat :Berbatasan dengan Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate dan Laut Maluku

Kabupaten Halmahera Tengah

Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Timur

Timur :Berbatasan dengan Kepulauan Raja Empat, Provinsi Papua

Selatan :Berbatasan dengan Teluk Weda, Kab. Halmahera Tengah dan Kabupaten Halmahera Selatan

Barat : Berbatasan dengan Kota Tidore KepulauanKabupaten Halmahera Utara

Utara : Berbatasan dengan Samudera Pasifik

Timur :Berbatasan dengan Kecamatan Wasilei, Kabupaten Halmahera Timur dan Laut Halmahera

Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Halmahera BaratBarat : Berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Barat

Kabupaten Halmahera Selatan

Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Halmahera TengahTimur : Berbatasan dengan Laut Halmahera

Selatan : Berbatasan dengan Laut SeramBarat : Berbatasan dengan Laut Maluku

Kabupaten Halmahera Timur

Utara : Berbatasan dengan Teluk Kao, Kab. Halmahera UtaraTimur : Berbatasan dengan Laut Halmahera

Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Halmahera TengahBarat : Berbatasan dengan Kota Tidore Kepulauan

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 2

Page 3: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Provinsi,Kabupaten/

KotaBatas Wilayah

Kabupaten Kepulauan Sula

Utara : Berbatasan dengan Laut MalukuTimur : Berbatasan dengan Halmahera Selatan

Selatan : Berbatasan dengan Laut Banda

Barat :Berbatasan dengan Kabupaten Banggai Kepulauan - Provinsi Sulawesi Tengah

Kota Ternate Utara : Berbatasan dengan Laut MalukuTimur : Berbatasan dengan Selat Halmahera

Selatan : Berbatasan dengan Laut MalukuBarat : Berbatasan dengan Laut Maluku

Kota Tidore Kepulauan

Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Halmahera BaratTimur : Berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Tengah

Selatan :Berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Selatan dan Kecamatan Moti, Kota Ternate

Barat : Berbatasan dengan Laut Maluku

Sumber : BPS masing-masing Kabupaten/Kota, 2005

Ibukota Provinsi Maluku Utara terletak di Sofifi, Kecamatan Oba Utara, yang secara

administratif merupakan bagian dari Kota Tidore Kepulauan. Sofifi adalah ibukota

baru Provinsi Maluku Utara sejak 4 Agustus 2010 menggantikan kota terbesarnya,

Kota Ternate, yang telah berfungsi sebagai ibukota Provinsi Maluku Utara

sementara selama 11 tahun untuk menunggu kesiapan infrastruktur Sofifi. Provinsi

Maluku Utara terdiri dari 9 daerah otonomi yakni 7 (enam) kabupaten dan 2 (dua)

kota, yakni :

1. Kota Ternate

2. Kota Tidore Kepulauan

3. Kabupaten Halmahera Barat

4. Kabupaten Halmahera Tengah

5. Kabupaten Halmahera Utara

6. Kabupaten Halmahera Selatan

7. Kabupaten Halmahera Timur

8. Kabupaten Kepulauan Sula

9. Kabupaten Morotai

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 3

Page 4: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gambar 2.1. Peta Administratif Provinsi Maluku Utara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 4

Page 5: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

2.1.1.1. Kota Ternate

Gambar 2.2. Peta Kota Ternate

Kota Ternate ditingkatkan statusnya dari Kota Administratif ke Kotamadya

berdasarkan Undang – Undang Nomor 11 Tahun 1999 tanggal 27 April 1999.

Kotamadya Ternate memiliki luas wilayah perairan sebesar 5.547.55 km 2 dan luas

daratan sebesar 133.75 km2.

Kota Ternate yang merupakan kota kepulauan terdiri dari 8 buah pulau yang dapat

dilihat pada Tabel berikut ini:

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 5

Page 6: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Tabel 2.3. Pulau Di Kota Ternate

No Nama Pulau Ukuran1 Pulau Ternate 992,12 km22 Pulau Moti 17,72 km23 Pulau Hiri 7,31 km24 Pulau Mayau 8,5 km25 Pulau Tifure 7 km26 Pulau Maka 0,5 km27 Pulau Mano 0,05 km28 Pulau Gurida 0,05 km2

Sumber: RIPPDA Maluku Utara 2006

Pulau – pulau dalam Kota Ternate terletak pada lingkup yang bergerak melalui

Kepulauan Filipina, Sangihe Talaud dan Minahasa yang dilingkupi lengkung

Sulawesi dan Pulau Sangihe dan berwatak vulkanis. Kota Ternate terdiri 4

kecamatan yakni :

a. Kecamatan Kota Ternate Selatan

b. Kecamatan Kota Ternate Utara

c. Kecamatan Pulau Ternate

d. Kecamatan Moti

Wilayah Kota Ternate terletak antara 12º - 3º BT dan 124º BB serta 3º - 3º LS Kota

Ternate berbatasan dengan :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Samudera Pasifik

b. Sebelah selatan barat laut berbatasan dengan Maluku

c. Sebelah timur berbatasan dengan Pulau Halmahera

2.1.1.2. Kota Tidore Kepulauan

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 6

Page 7: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gambar 2.3. Peta Tidore Kepulauan

Secara geografis letak Kota Tidore Kepulauan berada di antara 00o – 45o LU

sampai 00o – 05o LS serta 127o – 00o BT sampai 127o – 50o BT. Kota Tidore

Kepulauan sebagai daerah otonom yang baru dimekarkan dari Kabupaten

Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara sesuai UU Nomor 1 Tahun 2003, dimana

pada pasal 10 mempunyai batas wilayah :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate

dan Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat.

b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Wasile Selatan, Kabupaten

Halmahera Timurdan Kecamatan Weda Kabupaten Halmahera Tengah.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gane Barat, Kabupaten

Halmahera Selatan dan Kecamatan Pulau Moti.

d. Sebelah barat berbatasan dengan Laut Maluku

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 7

Page 8: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Secara administratif, sesuai dengan Pasal 7 UU Nomor 1 Tahun 2003, Kota Tidore

Kepulauan terdiri dari 5 kecamatan, yaitu :

a. Kecamatan Tidore

b. Kecamatan Tidore Selatan

c. Kecamatan Tidore Utara

d. Kecamatan Oba Selatan

e. Kecamatan Oba Utara

Kota tidore Kepulauan terdapat 20 Kelurahan serta 20 Desa, memiliki luas wilayah

14.220.020 km². Terdiri dari luas daratan 9.816.164 km² dan luas lautan 4.403.856

km². Kota Tidore Kepulauan terdiri dari 5 pulau besar dan kecil, yakni yang besar

adalah bagian tengah Pulau Halmahera dan Pulau Tidore. Sementara pulau kecil

adalah Pulau Mare, Pulau Maitara, dan Pulau Failonga. Dari pulau besar dan kecil

tersebut, hanya 4 pulau yang dihuni yakni bagian tengah Pulau Halmahera Tengah

(2 kecamatan), Pulau Tidore (3 kecamatan), Pulau Mare (2 desa), dan Pulau

Maitara (1 desa).

2.1.1.3. Kabupaten Halmahera Barat

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 8

Page 9: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gambar 2.4. Peta Kabupaten Halmahera Barat

Kabupaten Halmahera Barat adalah kabupaten baru yang merupakan pemekaran

dari Kabupaten Maluku Utara. Lhirnya Undang – Undang No. 1 Tahun 2003, maka

Kabupaten Maluku Utara dimekarkan menjadi 3 kabupaten baru, yakni Kabupaten

Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, dan Kepulauan Sula. Kabupaten

Halmahera Barat terletak di Pulau Halmahera. Wilayah Halmahera Barat, terletak

antara 1’ – 3’ LU dan 125’ – 128’ BT. Kabupaten Halmahera Barat terletak di

kawasan timur Indonesia yang berbatasan dengan :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Loloda Utara

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kota Tidore Kepulauan

c. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Utara

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kota Ternate dan Laut Maluku Utara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 9

Page 10: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Secara administratif Kabupaten Halmahera Barat dibagi atas 5 kecamatan dan 133

desa. Ibu kota Halmahera Barat terletak di Kecamatan Jailolo yang dapat ditempuh

dari seluruh kecamatan dengan perjalanan darat, kecuali dari kecamatan Loloda

yang harus menempuh jalur laut.

2.1.1.4. Kabupaten Halmahera Tengah

Gambar 2.5. Peta Kabupaten HalmaheraTengah

Kabupaten Halmahera Tengah adalah bagian dari wilayah Provinsi Maluku Utara

yang terdiri dari beberapa wilayah. Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten

Halmahera Tengah terletak di antara 1º20 LU sampai 1º15 LS, 127º20 BT sampai

129º20 BT. Adapun batas – batas wilayah Kabupaten Halmahera Tengah adalah

sebagai berikut :

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 10

Page 11: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Maba Selatan Kabupaten

Halmahera Timur

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Lautan Teduh dan Kabupaten Raja

Ampat Provinsi Papua Barat

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Gane Timur dan

Kecamatan Gane Barat Halmahera Selatan

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Oba Selatan Kota Tidore

Kepulauan

Dengan wilayah seluas kira – kira 7.995.50 km2 terdiri dari daratan 2.319,75 km2

(29%) dan lautan 5.675,75 km2 (71%). Kabupaten Halmahera Tengah secara

administrasi terdiri dari 3 kecamatan, 29 Desa. Halmahera Tengah terdiri dari ± 10

buah pulau besar dan kecil di antaranya yang besar adalah bagian tengah Pulau

Halmahera, gugus Pulau Gebe (P. Gebe dan P. Ju), gugusan Pulau Sayafi – Liwo.

2.1.1.5. Kabupaten Halmahera Utara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 11

Page 12: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gambar 2.6. Peta Kabupaten Halmahera Utara

Kabupaten Halmahera Utara adalah kabupaten baru yang merupakan pemekaran

dari Kabupaten Maluku Utara. Kabupaten Halmahera Utara berada pada posisi

koordinat 157 – 2’0 LU, 128’-17’-128’-18’ BT.

Terbentuknya daerah otonom baru (pemekaran), kondisi kabupaten induk terutama

pada alokasi letak administrasi, kondisi topografis, demografis dan jenis lainnya

mengalami perubahan. Wilayah Kabupaten Halmahera Barat berasal dari

Kabupaten Maluku Utara, mengalami pemekaran menjadi 3 kabupaten baru.

Kabupaten Halmahera Utara diresmikan pada tahun 2003 dengan Ibu Kota Tobelo

yang terletak di jazirah utara Pulau Halmahera, tercakup di dalamnya Pulau Morotai

dan pulau – pulau kecil.

2.1.1.6. Kabupaten Halmahera Selatan

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 12

Page 13: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gambar 2.7. Peta Kabupaten Halmahera Selatan

Kabupaten Halmahera Selatan adalah sebuah kabupaten yang merupakan

pemekaran dari Kabupaten Maluku Utara. Kabupaten Halmahera Selatan dengan

ibu kota Labuha yang terletak di jazirah selatan di Pulau Halmahera yang

mencakup Pulau Bacan serta pulau di sekitarnya yaitu Makian, Kayoa, Gane Barat,

Gane Timur, Bacan Barat, dan Obi. Kabupaten Halamahera Selatan memiliki

wilayah seluas 40.236,72 km² yang terdiri dari daratan seluas 8.779,32 km² dan

luas lautan seluas 31.484,40 km2. Kabupaten ini terletak antara 126º45 BT dan

129º30 BT dan 0º 301 LU dan 2º 001 LU.

Kabupaten Halmahera Selatan adalah sebuah kabupaten yang merupakan

pemekaran dari Kabupaten Maluku Utara. Secara administratif Kabupaten

Halmahera Selatan dibagi atas 9 kecamatan dan 194 desa.

2.1.1.7. Kabupaten Halmahera Timur

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 13

Page 14: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gambar 2.8. Peta Kabupaten Halmahera Timur

Secara geografis wilayah Kabupaten Halmahera Timur terletak di bagian timur

wilayah Provinsi Maluku Utara. Kabupaten ini terdiri dari 4 Kecamatan yang

berhadapan langsung dengan Teluk Kao dan lautan lepas Pasifik, dan ± 75% desa

memiliki garis pantai, sedangkan 25% lainnya di daerah pegunungan. Luas wilayah

Kabupaten Halmahera Timur yakni ± 5.615.25 km². Adapun batas – batas wilayah

Kabupaten Halmahera Timur adalah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Teluk Kao

b. Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bull dan Lautan

Halmahera/Samudera Pasifik

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Patani dan Kecamatan

Weda, Kabupaten Halmahera Tengah

d. Sebelah barat berbatasan dengan Teluk Kao dan Kota Tidore Kepulauan

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 14

Page 15: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

2.1.1.8. Kabupaten Kepulauan Sula

Gambar 2.9. Peta Kabupaten Sula

Sebelumnya Sula adalah bagian dari Kabupaten Maluku Utara di mana pada

tanggal yang sama setahun lalu terpecah menjadi menjadi Kabupaten Halmahera

Utara dan Halmahera Selatan. Sementara kabupaten induk berubah nama menjadi

Kabupaten Halmahera Barat.

Kabupaten Sula terletak pada posisi 10º 45’00’’ LS dan 124º 05’00’’ – BT – 126º 50’00’’ BT. Dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Maluku

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Banda

c. Sebelah barat berbatasan dengan dengan Provinsi Sulawesi Tengah

d. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Seram

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 15

Page 16: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Luas total Kabupaten Kepulauan Sula adalah 24.08230 km² yang terdiri dari

daratan 9.632,92 km², dan luas lautan 14.449,38 km².

2.1.1.9. Kabupaten Morotai

Gambar 2.10. Peta Kabupaten Morotai

Kabupaten Pulau Morotai adalah kabupaten definitif baru yang terletak di

Kepulauan Halmahera, Maluku Utara. Kabupaten Pulau Morotai diresmikan oleh

Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, pada tanggal 29 Oktober 2008,

sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Halmahera Utara untuk meningkatkan

pembangunan, pelayanan publik, dan potensi daerah berdasarkan aspirasi

masyarakat yang berkembang. Sebagai bagian dari Provinsi Maluku Utara,

Kabupaten Pulau Morotai merupakan salah satu pulau paling utara di Indonesia.

Secara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara 2o00 sampai dengan

2o45’ Lintang Utara dan 128o15’ sampai dengan 128o48’ Bujur Timur. Luas

wilayah Pulau Morotai adalah 2.474,94 km2 atau 10 persen dari luas wilayah

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 16

Page 17: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

daratan Kabupaten Maluku Utara dan berbatasan dengan Samudera Pasifik di

sebelah Utara, Laut Halmahera di sebelah Timur, Selat Morotai di sebelah Selatan

dan Laut Sulawesi di sebelah Barat. Posisi geografis Kabupaten Pulau Morotai

sebagai gerbang masuk menuju area Pasifik, yang merupakan sentra kegiatan

perdagangan global sangatlah strategis. Hal ini membuat Kabupaten Pulau Morotai

berpeluang besar menjadi sentra ekonomi baru di Indonesia bagian timur dan

menjadi incaran internasional, terutama negara-negara yang berkaitan dengan

perdagangan di area Pasifik.

Kabupaten Pulau Morotai terdiri dari lima kecamatan dan 64 desa dengan ibu kota

ditetapkan di Kecamatan Morotai Selatan yakni Daruba. Adapun 4 kecamatan

tersebut terdiri dari :

a. Kecamatan Morotai Jaya, beribukota Sopi

b. Kecamatan Morotai Selatan, beribukota Daruba

c. Kecamatan Morotai Selatan Barat, beribukota Wayabula

d. Kecamatan Morotai Timur, beribukota Sangowo

e. Kecamatan Morotai Utara, beribukota Bere – Bere

Kabupaten Pulau Morotai terdiri atas 33 pulau kecil, yang mana 7 pulau di

antaranya berpenghuni.

Secara geologis, Kabupaten Pulau Morotai rawan terhadap bencana alam seperti

gempa bumi tektonik dan tsunami. Kawasan Kabupaten Pulau Morotai terletak

pada pertemuan tiga lempeng, yakni Lempeng Australia yang bergerak ke arah

selatan, serta Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik, keduanya bergerak dari arah

barat. Bentang alam khas dengan beberapa fenomena karst seperti lapies, gua,

dan sungai bawah tanah, dijumpai di tempat-tempat dan teramati cukup baik pada

satuan batu gamping terumbu di bagian timur P. Morotai.

2.1.2. KONDISI GEOGRAFIS

2.1.2.1. Topografi

Topografi wilayah Maluku Utara sebagian besar bergunung-gunung dan berbukit-

bukit dimana sebagian besar yang ada termasuk kategori pulau vulkanis dan pulau

karang, sedangkan sebagian lainnya merupakan daratan. Di setiap daerah terdapat

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 17

Page 18: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

punggung gunung yang merapat ke pesisir dan pada daerah sekitar Teluk Buli

(timur) sampai Teluk Kao (utara), pesisir barat mulai dari Teluk Jailolo ke Utara dan

Teluk Weda ke selatan dan utara ditemui daerah dataran yang luas. Pada bagian

lainnya terdapat deretan pegunungan yang melandai dengan cepat ke arah pesisir

pulau – pulau yang relatif sedang (Obi, Morotai, Taliabu dan Bacan) umumnya

daratan luas yang diselingi pegunungan yang bervariasi. Topografi Pulau

Halmahera sebagian besar berupa pegunungan yang rapat mulai dari Teluk Kao,

Teluk Buli, Teluk Weda, Teluk Payahe dan Dodinga.

Tabel 2.4. Sebaran Gunung di Provinsi Maluku Utara

No Nama Gunung Tinggi Gunung (meter) Lokasi1 Gunung Gamalama 1.025 P. Ternate2 Gunung Tuanane 950 P. Moti3 Gunung Sabatal 1.025 P. Morotai4 Gunung Tobaru 1.035 P. Halmahera5 Gunung Betu Salat 2.619 P. Halmahera6 Gunung Ibu 1.325 P. Halmahera7 Gunung Gamkonora 1.635 P. Halmahera8 Gunung Jailolo 1.130 P. Halmahera9 Gunung Mamuya 1.269 P. Halmahera10 Gunung Kie Bessi 962 P. Makian11 Gunung Batu Sibela 2.111 P. Bacan12 Gunung Luku 1.060 P. Sula

Sumber: Maluku Utara dalam Angka, 2005/2006

2.1.2.2. Iklim dan Cuaca

Wilayah Maluku Utara dipengaruhi oleh iklim laut tropis dan iklim musim sehingga

iklimnya bervariasi antara tiap bagian wilayah yaitu iklim Halmahera Utara,

Halmahera Tengah, Halmahera Barat, Halmahera Selatan dan Kepulauan Sula.

Berikut rincian musim berdasarkan iklim – iklim tersebut :

a. Daerah Iklim Halmahera Utara

Musim Hujan (Desember – Februari), sedangkan musim kemarau (Agustus –

Desember)

b. Daerah Iklim Halmahera Tengah/Barat

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 18

Page 19: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Musim Utara (Oktober – Maret), Pancaroba (April). Musim Selatan (April –

September) yang diselingi angin timur dan pancaroba pada bulan September.

c. Daerah Iklim Halmahera Selatan/Bacan

Musim Utara (Oktober – Maret) yang diselingi angin barat dan pancaroba (April),

Musim Selatan (April – Desember) diselingi angin timur dan pancaroba pada bulan

September

d. Daerah Iklim Kepulauan Sula

Musim Utara (Oktober – Maret) diselingi angin barat dan pancaroba pada bulan

April, musim selatan (April – September) diselingi angin timur dan pancaroba pada

bulan September.

Tabel 2.5. Keadaan Iklim Provinsi Maluku Utara

Kabupaten/Kota Curah Hujan(mm/th)1. Kabupaten Halmahera Barat 1.500 - 2.0002. Kabupaten Halmahera Tengah 1.695 - 2.5703. Kabupaten Halmahera Utara 1.500 - 4.5004. Kabupaten Halmahera Selatan 1.000 - 2.0005. Kabupaten Halmahera Timur 1.695 - 2.5706. Kabupaten Kepulauan Sula 1.000 - 2.0007. Kota Ternate 2.000 - 2.5008. Kota Tidore Kepulauan 2.000 - 2.500Sumber : BPS masing-masing Kabupaten/Kota, 2005

2.1.2.3. Kondisi Geologi dan Fisiografi

Bagian tengah dan utara Provinsi Maluku Utara sebagian besar merupakan daerah

pegunungan dengan bahan induk bervariasi. Di bagian utara dan timur laut

Semenanjung Halmahera didominasi oleh pegunungan, adapun pegunungan yang

didominasi bagian utara dan timur laut Semenanjung Halmahera berbeda secara

geologis. Semenanjung utara disusun oleh formasi gunung Api (Andesit dan batuan

beku Basaltik). Di semenanjung timur laut ditemukan batuan beku asam, basa, dan

ultra basa serta batuan sedimen.

Daerah pegunungan merupakan bentangan lahan dengan puncak tajam dan

punggung curam tertoreh serta lereng yang curam (> 40%). Di semenanjung utara

Halmahera terdapat gunung api aktif dan non aktif dengan bentuk dan struktur

yang sangat khas. Di daerah semenanjung utara Halmahera tersebut tidak

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 19

Page 20: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

ditemukan dataran alluvial. Kemudian, memasuki daerah Kao ditemukan dataran

alluvial yang luas pada daerah pedalaman, dataran vulkanik yang berombak dan

dataran alluvial berawa secara lokal. Pulau Morotai memiliki banyak kesamaan

dengan Pulau Halmahera bagian utara dan timur, yakni dicirikan oleh gunung-

gunung yang berkembang dari batuan sedimen dan batuan beku basa. Di

semenanjung bagian selatan Halmahera lebih didominasi oleh daerah gunung yang

terutama berkembang dari bahan-bahan sedimentasi naal dan batu gamping (Marl

dan Limestone); pada bagian ini terbentang dataran sempit alluvial arah timur-

barat.

Di kawasan sepanjang pantai barat Halmahera terbentang sejumlah pulau besar

dan kecil, yaitu: Ternate di bagian utara sampai Obi di bagian selatan. Pulau-pulau

kecil di bagian utara umumnya merupakan daerah vulkanik yang tersusun dari

bahan andesit dan batuan beku basaltic, dengan kemiringan lereng curam (30-

45%) sampai sangat curam (>45%).

Kelompok Pulau Bacan merupakan bentangan lahan pegunungan yang sama

dengan Halmahera Utara, yaitu batuan beku basa dan batuan metamorfik.

Walaupun batuan metamorfik menyebar secara lokal, tetapi merupakan batuan

induk dominan di daerah ini. Di sepanjang pesisir terdapat dataran pantai yang

sempit dan di bagian tengah/pusat Pulau Bacan dibentuk oleh dataran alluvial.

Bentang lahan Pulau Obi mengikuti pola yang sama, bagian tengah didominasi

oleh daerah pegunungan dengan bahan penyusunnya batuan beku basa dan diapit

oleh deretan perbukitan dan batuan sedimen.

Kelompok Kepulauan Sulabesi mempunyai struktur yang sama, tetapi memiliki

bahan induk yang berbeda. Sebagian besar daratan Pulau Taliabu dan Kepulauan

Sula merupakan daerah pegunungan dengan puncak tajam dan lereng curam,

berkembang terutama dari batuan metamorfik. Di bagian barat Pulau Sanana juga

ditemukan bahan induk granit

2.1.2.4. Hidrologi

Sumberdaya air di Provinsi Maluku Utara meliputi curah hujan, danau, sungai, air

tanah dalam (mata air). Curah hujan di Provinsi Maluku Utara pada umumnya

cukup untuk memenuhi berbagai keperluan, seperti untuk irigasi, industri, air

minum, dan untuk keperluan domestik lainnya. Sebagai langkah untuk

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 20

Page 21: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

menanggulangi dampak negatif yang timbul maupun meminimalisasi dampak maka

diperlukan upaya konservasi air tanah yang bertumpu pada aspek teknis dengan

melakukan pengaturan dan pembatasan daerah pengambilan air tanah pada zona-

zona konservasi air tanah dan kawasan-kawasan yang ditetapkan sebagai

kawasan perlindungan tata air perlu untuk segera direhabilitasi dan diamankan.

Potensi sumber daya air di Provinsi Maluku Utara sangat bervariasi, dimana

terdapat sejumlah potensi sumber air tanah dengan akuifer berskala kecil sampai

tinggi. Selain itu juga terdapat berbagai mata air dengan debit yang bervariasi

antara 0.1 s/d 500 liter/detik.Di Provinsi Maluku Utara mengalir sekitar 98 aliran

sungai dan juga terdapat 6 (enam) danau yaitu: Danau Duma, Danau Putera, dan

Danau Puteri yang terdapat di Pulau Halmahera serta Danau Laguna, Danau Tolire

Besar dan Danau Tolire Kecil yang terdapat di Pulau Ternate.

Tabel 2.6. Potensi Debit Mata Air Sumber Air Bersih di Provinsi Maluku Utara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 21

Page 22: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

No. Nama Mata Air Kecamatan Debit (l/dt) No. Nama Mata Air Kecamatan Debit (l/dt)1 Jebubu Morotai Selatan 0.5 67 Maupo Patani 5.02 Samson Morotai Selatan 6.0 68 Bondi 1 Patani 5.03 Gaji Morotai Selatan 0.1 69 Bondi 2 Patani 5.04 Tanjung Batu Morotai Selatan 1.0 70 Yeisowo Patani 5.05 Sangawo Morotai Selatan 0.1 71 Giplun Patani 0.56 Cocobubu Morotai Selatan ;7.0 72 Dodinga Oba Utara 0.57* Akemahutu Morotai Selatan 35.0 73 Air Bak Oba Utara 0.18* Yao Morotai Utara 35.0 74 A. Pancuran Oba Utara 2.59 Air Jebubu Morotai Utara 4.0 75 Air Sagu Oba Utara 2.010 Bere Mahutu Morotai Utara 4.0 76 A. Durian Oba Utara 0.111 Laoumaake Morotai Utara 1.0 77 A.P. Merah Oba Utara 0.612* Aru Morotai Utara 18.0 78 Toe Oba Selatan 0.213* Lalum Morotai Utara 25.0 79* Akesafi Oba Selatan 200.014* Roringosa Morotai Utara 30.0 80 Besimeiho Oba Selatan 0.515* Lepalamo Morotai Utara 20.0 81 Gosale Oba Selatan 0.216* Cobubu Morotai Utara 12.0 82 Ake Mafu Oba Selatan 2.017* Lodo Morotai Utara 15.0 83* Ake Lelei Oba Selatan 10.018* Boku Morotai Utara 20.0 84* Ake Sangkole Wasile 20.019 Losua Morotai Utara 5.0 85 Air lelewi Wasile 0.120* Tatadi Morotai Utara 20.0 86* Lolobata Wasile 100.021 Teto sokiki Morotai Utara 4.0 87* Batu Lubang Kobe 200.022* Gogomu Morotai Utara 10.0 88 Babang Bacan 0.123* Memeta 1 Morotai Utara 10.0 89 Sayoang Bacan 7.024* Memeta 2 Morotai Utara 20.0 90 Penambung Bacan 2.025 Sagu Morotai Utara 0.2 91 Gersia 1 Bacan 1.026 Cendana Morotai Utara 2.0 92 Gersia 2 Bacan 2.027 Hapo 1 Morotai Utara 5.5 93 Kupal Bacan 3.028 Hapo 2 Morotai Utara 2.0 94 Arab Bacan 10.029* Damar Morotai Utara 10.0 95 Panas Kupal Bacan 0.130 Madola Morotai Utara 0.2 96 Kupal II Bacan 2.031 Bola Waro Morotai Utara 0.5 97 Panas II Bacan 5.032* Maloko Morotai Utara 15.0 98 Beringin I Bacan 2.033* Sosa iku 1 Ibu 100.0 99 Waymika Bacan 0.534* Sosa iku 2 Ibu 500.0 100 Air Jebubu 1 Bacan 15.035* Pancuran Ibu 10.0 101 Arumamamng Bacan 0.136* Akeboso Ibu 300.0 102 Sengga 1 Bacan 0.237 Goiu Ibu 0.5 103 Sengga 2 Bacan 0.138 Tuladi Ibu 0.2 104 Air Jejubu 2 Bacan 0.239 Kawao Sahu 0.5 105 Air Rota Bacan 0.140* Gamkonora Sahu 500.0 106 Air Tumbuh 1 Bacan 3.041* Duter Jailolo 200.0 107 Air Tumbuh 2 Bacan 0.442* Gurutu Jailolo 100.0 108 Indari 1 Bacan 2.043 Golo Jailolo 30.0 109 Indari 2 Bacan 0.144* Aketola Jailolo 500.0 110 Ahadao Bacan 11.045 Rugasi Jailolo 1.0 111* Air lelewi Bacan 35.046* Jailolo Jailolo 300.0 112 Telaga Biru Bacan 40.047* Gurango Jailolo 400.0 113 Air Kubung Bacan 2.048 Sahu Kao 5.0 114 Dolik 1 Gane Barat 1.049 Kupa-kupu Tobelo 7.0 115 Jebubu Dolik Gane Barat 3.050* Akedewuwu 1 Tobelo 40.0 116 Bublo Saketa Gane Barat 1.051* Akedewuwu 2 Tobelo 10.0 117 Hahal Gane Barat 0.252 Ake Banten 1 Ternate 2.0 118 Lamo Gane Barat 3.053 Ake Banten 2 Ternate 0.1 119 Cengo Gane Barat 3.054* Ake Gale Ternate 60.0 120 Jebubu Gumira Gane Barat 3.055* Ake Gale 2 Ternate 15.0 121 Jebubu Batula Gane Barat 2.056 Ake Santoso Ternate 1.8 122 Hafo Gane Barat 1.057 Air Tefe-tege Ternate 5.1 123 Posi-posi Gane Barat 0.558 Akerica Ternate 5.0 124 Doro Gane Timur 5.059 Ake Minta Ternate 0.2 125 Lemo-lemo 1 Gane Timur 12.560 Tubo Ternate 0.2 126 Lemo-lemo 2 Gane Timur 1.061 Ganefo Ternate 5.0 127 Usaha baru Gane Barat 8.062 Ake Sahu 1 Tidore - 128 Bidomelaku Gane Barat 10.063 Ake Sahu 2 Tidore 0.2 129 Tabmasa Gane Barat 0.264 Seli Tidore 3.0 130 Papaceda Gane Barat 1.065 Oerabo Patani 0.2 131 Oha 1 Gane Barat 2.066 Wailolo Patani 1.0 132 Oha 2 Gane Barat 2.0

Sumber: Dinas Sumber Daya Air Provinsi Maluku Utara, 2006

Tabel 2.7. Daftar Sungai di Provinsi Maluku Utara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 22

Page 23: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

No. Nama Sungai Panjang (Km) Aliran Sungai No. Nama Sungai Panjang

(Km) Aliran Sungai

1 Ake Togorora 5 Ternate Utara 50 Ake Torogan 20 Oba2 Ake Takome 4.8 P. Ternate 51 Ake Kao 50 Kao3 Ake Kolebatle 5 P. Ternate 52 Ake Dora 20 Kao4 Ngurah Pilatu 3,7 P. Ternate 53 Ake bong 12 Kao5 Hawa Madeho - P. Ternate 54 Ake Tum 14 Kao6 Tobololo 8,2 P. Ternate 55 Ake Mawae 13 Kao7 Dufa-dufa 1,5 Ternate Utara 56 Ake Tuba 8 Tobelo8 Sangaji 2,2 Ternate Utara 57 Ake Mede 15 Tobelo9 Sabia Besar 2,5 Ternate Utara 58 Ake Togawa 16 Tobelo

10 Soasio 2,8 Ternate Utara 59 Ake Dolady 10 Tobelo11 Marikubu 3,5 Kota Ternate 60 Ake Ibu 7 Tobelo12 Toboko 1,2 Kota Ternate 61 Ake Lamo 30 Jailolo13 Ake Telolo 1,8 Kota Ternate 62 Ake Diati 8 Jailolo14 Ake Bastiong 1,6 Kota Ternate 63 Ake 16 Akelamo15 Srobo 2,1 Ternate Selatan 64 Ake Mangura 14 Mafa16 Kalumata 1,1 Ternate Selatan 65 Ake Luing 2,5 Akelamo17 Fitu 1,2 Ternate Selatan 66 Ake Fati 15 Lawui18 Gambesi 1,3 Ternate Selatan 67 Ake Fluk 10 Lawui19 Sasa Kecil 1,3 Ternate Selatan 68 Ake Widi Besar 60 Lawui20 Sasa Besar 1,5 Ternate Selatan 69 Ake Rica 75 Lawui21 Kastela 2,8 Ternate Selatan 70 Ake Ori 6 Lawui22 Tiley 7,5 Daruba 71 Ake Baru 12 Lawui23 Sabatani 12,5 Daruba 72 Ake Kawasi 20 Lawui24 Bomban 19 Daruba 73 Ake Lower 11 Lawui25 Tawakale 5 Daruba 74 Tabopoma 18,5 Bacan26 Hawa Madeho 25,0 Daruba 75 Bibinoi Kecil 21 Bacan27 Tobololo 15 Daruba 76 Bibinoi Besar 24 Bacan28 Ake Pariama 17 Wasile 77 Songa 21 Bacan29 Ake Soalat 15 Wasile 78 Wayaua 22 Bacan30 Ake Subaiam 12 Wasile 79 Tawalw 8,3 Bacan31 Ake Mancalele 8 Wasile 80 Sayoa 26,0 Bacan32 Ake Opyang 22 Wasile 81 Sawadai 8,8 Bacan34 Ake Tulling 22 Wasile 82 Panmbonang 9,2 Bacan35 Ake Lolobata 12 Wasile 83 Toakona 9 Bacan36 Ake Gagaeli 18 Wasile 84 Gandasuli 18,6 Bacan37 Ake Pamalango 42 Maba 85 Kupai 16,4 Bacan38 Ake Onat 45 Maba 86 Mandaong 21,5 Bacan39 Ake Gan 10 Maba 87 Sungera 23 Bacan40 Ake Sangaji 60 Maba 88 Awanggo 24 Bacan41 Ake Terwele 23 Maba 89 Amasing Kali 16,4 Bacan42 Ake Wali 28 Maba 90 Galela 6 Bacan43 Ake Annas 25 Patani 91 Tabalema 15 Bacan44 Ake Kobe 17 Weda 92 Tabamoi 21 Bacan45 Ake Magata 7,5 Weda 93 Akademo 4,5 Bacan46 Ake Tilope 17 Weda 94 Sumea 13,5 Bacan47 Ake Baler 26 Oba 95 Kaputusang 17,3 Bacan48 Ake Lamo 13 Oba 96 Nondang 16,5 Bacan49 Ake Oba 12 Oba 97 Geti Baru 19,5 Bacan

98 Goro-goro 22,5 Bacan

Sumber: Dinas Sumber Daya Air Provinsi Maluku Utara, 2006

Tabel 2.8. Daftar Daerah Aliran Sungai di Provinsi Maluku Utara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 23

Page 24: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Luas DAS Panjang Sungai Stasiun Hujan(Km5) Utama (Km) (Sta)

1 Ake Tohaki 592 49 Sta. Galela2 Ake Kao 1180 63 Sta. Galela3 Akediri 570 43 Sta. Galela4 Ake Akelamo 825 66 Sta. Galela5 Air Onat 417 50 Sta. Galela6 Air Sangaji 824 60 Sta. Galela7 Ake Waci 368 44 Sta. Galela8 Ake Kobe 775 43 Sta. Galela9 Air Dodaga 284 40 Sta. Galela10 Ake Noe 200 33 Sta. Galela11 Ake Waleh 214 33 Sta. Galela12 Ake Iyadimatiti 381 43 Sta. Ternate13 Ake Fidi 184 20 Sta. Ternate14 Foya 333 24 Sta. Ternate15 Ternate 102 5 Sta. Ternate16 Paisu Sayoang 165 33 Sta. Ternate17 Kuala Wadi Besar 475 64 Sta. Ternate

Nama SungaiNo.

Sumber: Dinas Sumber Daya Air Provinsi Maluku Utara, 2006

Tabel 2.9. Sungai Dan Kawasan Potensi Embung di Provinsi Maluku Utara

Asumsi No. Nama Sungai Luas DAS Panjang Sungai Vol. Embung Kecamatan

( Km²) ( Km) m³1 Ake Kao 1180 63 1 60,000 Kao2 Ake diri 570 43 80,000 Jailolo3 Ake Akelamu 825 66 100,000 Mava4 Air Onat 417 50 80,000 Maba5 Air Sangaji 824 60 100,000 Maba6 Ake Waci 368 44 60,000 Maba7 Ake Koke 775 43 100,000 Weda8 Air Dodaga 284 40 50,000 Wasille9 Ake Noe 200 33 30,000 Maba

10 Ake Waleh 214 33 30,000 Weda11 Ake Iyadimafifi 381 43 40,000 Oba12 Ake Fidi 184 20 40,000 Weda13 Foya 333 24 40,000 Weda14 Paisu Sayoang 265 33 40,000 P. Bacan15 Kuala Wadi Besar 476 64 100,000 P. Obi16 Ake Tohaki 592 49 100,000 Kao

Sumber: Dinas Sumber Daya Air Provinsi Maluku Utara, 2006

2.1.2.5. Gelombang

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 24

Page 25: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gelombang yang terjadi di Provinsi Maluku Utara adalah sebagai berikut:

a. Bulan Januari, Februari, Maret, April: Ketinggian gelombang yang terjadi

bervariasi dari 0.5 m, 0.75 m, 1.25 m, dan 2.0 m dengan arah angin dari

Timur Laut;

b. Bulan Mei, Juni: Ketinggian gelomabang yang terjadi bervariasi dari 0.5 m,

0.75 m, dan 1.25 m dengan arah angin dari Timur Laut dan Tenggara. Hal ini

disebabkan oleh peralihan musim yang ditandai dengan bergesernya arah

angin yang terjadi;

c. Bulan Juli, Agustus, September, Oktober: Ketinggian gelombang yang terjadi

bervariasi dari 0.5 m, 0.75 m, 1.25 m, dan 2.5 m dengan arah angin dari

Tenggara;

d. Bulan November, Desember: Ketinggian gelombang yang terjadi bervariasi

dari 0.5 m, 0.75 m, 1.25 m, dan 2.0 m dengan arah angin dari Tenggara dan

Timur Laut. Hal ini disebabkan oleh adanya peralihan musim.

Gambar 2.11. Contoh Ilustrasi Gelombang yang Terjadi Pada Bulan Februari 2008

Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, 2006

2.1.2.6. Sumberdaya Hutan

Kawasan Hutan di Provinsi Maluku Utara terdiri dari kawasan hutan lindung dan

kawasan hutan budidaya. Luasan total kawasan hutan di Provinsi Maluku Utara,

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 25

Page 26: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

baik lindung maupun budidaya, sebesar 2.810.715 Ha yang tersebar di seluruh

kabupaten/kota. Wilayah dengan luasan hutan terbesar adalah Kabupaten

Halmahera Selatan seluas 747.874,01 Ha dan terkecil adalah Kota Ternate seluas

14.886 Ha.

Kawasan hutan lindung menjadi potensi bagi lokasi penyediaan sumber air serta

sebagai perlindungan terhadap kawasan bawahnya. Namun demikian, kawasan

hutan lindung ini juga membatasi peluang pemanfaatan lahan secara lebih leluasa

bagi kegiatan budidaya. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan

bawahannya (yang dalam hal ini terdiri dari hutan lindung), tersebar di hampir

seluruh pulau dengan luasan total 557.950 Ha atau 19,64 % dari total luas daratan

yang sebagian besar tersebar di Halmahera Timur (181.964,90 Ha) dan Halmahera

Selatan (138.034,29 ha). Persentasi kawasan hutan lindung ini masih kurang

dibandingkan dengan luas minimum yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang

Penataan Ruang (30 %). Adapun kawasan suaka alam yang terdiri atas beberapa

jenis, baik di daratan maupun di wilayah perairan laut. Lokasinya adalah sebagai

berikut:

a. Taman Nasional Aketajawe-Lolobata, Halmahera Tengah & Kota Tidore

Kepulauan, Halmahera Timur;

b. Cagar Alam Pulau Seho (Halmahera Utara);

c. Cagar Alam Wayabula di Pulau Morotai (diusulkan);

d. Suaka Margasatwa Gamkonora yang terdapat di Kecamatan Sahu/Ibu

(diusulkan);

e. Cagar Alam Saketa di Pulau Halmahera bagian Selatan;

f. Cagar Alam Gunung Sibela di Pulau Bacan;

g. Cagar Alam Pulau Obi;

h. Cagar Alam Lifamatola (Kota Tidore Kepulauan);

i. Cagar Alam Taliabu di Pulau Taliabu (Kepulauan Sula);

j. Cagar Alam Pulau Seho di Pulau Seho, Taliabu Barat (Kepulauan Sula);

k. Cagar Alam Taman Laut di Tobelo (diusulkan);

l. Cagar Alam Taman Laut di Gane Timur (diusulkan).

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 26

Page 27: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Tabel 2.10. Sebaran Dan Luas Status Kawasan Hutan di Provinsi Maluku Utara

Lindung Budidaya Total % LindungHalbar 14914.70 118671.30 133586.02 11.16Halsel 138034.29 609839.70 747874.01 18.45

Halteng 16296.98 190500.50 206847.43 7.87Haltim 181964.90 429420.30 611385.19 29.76Halut 9648292.00 388119.30 484602.26 19.90

Kep. Sula 68326.42 410221.90 478548.33 14.27Ternate 4056.87 10829.47 14886.34 27.25Tidore 37873.03 95112.66 132985.69 28.47Total 55795.00 2252765.00 2810715.00 19.64

Sumber: RTRW Provinsi Maluku Utara 2006-2016

Adapun total luasan kawasan hutan budidaya di Maluku Utara adalah sebesar

2.252.765 Ha, dimana kawasan terluas dimiliki oleh Kabupaten Halmahera Selatan

sebesar 609.839,70 Ha dan terkecil dimiliki oleh Kota Tidore sebesar 95.112,66 Ha.

Hutan budidaya menghasilkan berbagai jenis kayu komersial seperti meranti,

agathis, mersawa, merbau, benuang, nyatoh, motoa, bintanggur dan gaharu; jenis

hasil hutan non kayu seperti rotan, damar, sagu, minyak kayu putih, arang kayu,

arang serbu; beraneka ragam anggrek alam serta flora dan fauna menarik

lainnya.Jenis kayu yang paling dominan adalah jenis meranti (meranti merah dan

meranti putih) dan mersawa.

Realisasi produksi kayu bulat oleh HPH, HPHH, IPK maupun kayu olahan oleh

IPKH oleh PT. Taiwi Sidangoli berupa kayu gergaji dan plywood tiap tahun terus

mengalami peningkatan. Sedangkan HPHTI yang luasnya mencapai 11.399 Ha

dilakukan PT. Kirana Cakrawala di Miaf Kecamatan Maba merupakan Hutan

Tanaman Industri andalan Maluku Utara.

2.1.2.7. Flora dan Fauna

Propinsi Maluku Utara sebagai provinsi kepulauan menyimpan potensi kekayaan

hayati yang luar biasa besarnya. Maluku Utara memiliki beragam jenis flora dan

fauna. Berbagai jenis ikan dan hewan laut dapat ditemukan di Maluku Utara bahkan

terdapat beberapa flora yang tidak terdapat di daerah lain, misalnya Cengkeh Afo

dan Kelapa Raja.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 27

Page 28: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Kekayaan fauna yang dimiliki berupa beberapa spesies yang merupakan endemik

di Maluku Utara seperti Cenderawasih Gagak (lycocorax pyrhopterus), Kakatua

Putih (kakatua alba), dan burung yang termasuk langka di dunia yakni Burung

Bidadari (semioptera wallace).

Potensi flora dan fauna yang unik dan tidak terdapat di daerah lain merupakan

trademark dan daya tarik tersendiri yang menjadi pemikat bagi wisatawan untuk

datang ke Maluku Utara. Hal penting yang harus dilakukan adalah

mempertahankan keaslian dan keberadaan spesies tersebut agar tetap asli serta

tidak mengalami kepunahan.

Gambar 2.12. Keragaman Flora dan Fauna Maluku Utara

2.1.2.8. Sumberdaya Ekosistem Pesisir dan Laut

Provinsi Maluku Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sebagian

wilayahnya merupakan gugusan pulau dengan perairan laut yang membentang

sangat luas. Dengan kondisi geografis wilayah yang sebagian besar merupakan

perairan dengan pulau-pulau kecil yang tersebar luas, Provinsi Maluku Utara

mempunyai sumberdaya pesisir dan laut cukup melimpah. Sebagian besar potensi

sumberdaya pesisir dan laut tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.

Secara umum sumberdaya pesisir dan laut yang terdapat di Provinsi Maluku Utara

dapat dibagi atas empat kelompok, yaitu :

a. sumberdaya dapat pulih (renewable resources), yang meliputi ekosistem

pesisir dan laut, seperti mangrove, padang lamun, rumput laut, dan

terumbu karang, serta sumberdaya perikanan, termasuk didalamnya

kegiatan perikanan tangkap dan kegiatan budidaya pantai dan budidaya

laut (mariculture).

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 28

Page 29: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

b. sumberdaya tidak dapat pulih (non-renewable resources), yang meliputi

mineral, bahan tambang/galian, minyak bumi dan gas.

c. jasa-jasa lingkungan kelautan (environmental services).yang meliputi

pariwisata dan perhubungan laut.

A. Potensi Sumberdaya Pesisir dan Laut

Wilayah perairan di Maluku Utara kurang lebih 100.731,44 Km² atau sekitar 77

persen dari luas wilayah keseluruhan Provinsi Maluku Utara. Dengan luas perairan

yang sangat luas tersebut serta sebaran pulau-pulau kecil yang mengelilinginya

Provinsi Maluku Utara mempunyai potensi sumberdaya ekosistem pesisir dan laut

cukup melimpah, antara lain pulau-pulau kecil, terumbu karang, mangrove dan

padang lamun.

B. Potensi Pengembangan Pulau-Pulau Kecil

Sebagai provinsi kepulauan, Maluku Utara mempunyai beberapa pulau-pulau kecil

yang tersebar dan berbentuk gugusan pulau. Propinsi Maluku Utara mempunyai

395 pulau yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan pulau besar, dimana 64 pulau

yang dihuni dan 331 pulau yang tidak dihuni.

C. Ekosistem Terumbu Karang

Ekosistem terumbu karang dibentuk dari endapan (deposit) padat kalsium karbonat

(CaCO3) yang dihasilkan oleh hewan karang, alga berkapur dan biota lainnya yang

mampu mengsekresi kalsium karbonat. Hamparan terumbu karang di Maluku Utara

terpusat pada pulau-pulau kecil di beberapa gugusan pulau seperti gugus Morotai

(pulau Dodola, Posi-posi Rao, Saminyamao, dan Pulau Burung).

Berdasarkan hasil interpresetasi Citra Landsat 7 ETM 2004 diketahui bahwa luasan

mangrove di Ekosistem Terumbu Karang adalah 270,691 Ha.Secara umum kondisi

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 29

Page 30: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

terumbu karang di perairan Maluku Utara relatif baik. Tutupan karang keras

berkisar 1,60 – 53,20 persen dengan kategori rusak hingga baik (PKSPL, IPB

2006). Karang keras terdiri dari karang keras Acropora dan Non-Acropora. Karang

Non Acropora lebih dominan di temukan hampir di seluruh perairan Maluku Utara.

Komunitas penyusun ekosistem terumbu karang selain karang keras adalah karang

lunak, spong, zoanthid, anemon laut, danalga kapur. Tutupan komunitas karang di

perairan Maluku Utara berkisar 17,70 – 84,70 persen dengan kategori rusak hingga

sangat baik (PKSPL-IPB, 2006). Umumnya kerusakan karang disebabkan

kerusakan fisik (bekas pengeboman) dan diantaranya di beberapa tempat di

musim-musim tertentu seperti di gugus kepuluan Morotai mempunyai partikel

terlarut (terutama bahan organik) yang relatif tinggi hingga akan menghambat

penetrasi cahaya matahari. Hal ini juga ditandai dengan spesies indikator karang

lunak yang lebih adaptasi dengan partikel terlarut.

Secara umum perairan pesisir di Maluku Utara ada dua tipe yaitu perairan yang

terbuka dan terutup. Perairan Maluku Utara yang tertutup atau perairan dalam pada

umumnya merupakan pantai yang agak landai dengan beberapa pulau-pulau kecil

di depannya. Potensi sumber daya karang relatif baik dengan karang Acropora,

Porites, dan karang lunak agak dominan di beberapa lokasi.

Karang batu pada lokasi ini bervariasi dan mempunyai keanekaragaman yang

cukup tinggi. Pada umumnya pertumbuhan karang batu berada pada posisi tebing

(curam) dengan kemiringan mendekati 600. Jenis yang alga dominan adalah

Acropora Polifera, Fungia sp, Porites nigrecens dan Pocillophora verrucosa yang

banyak terdapatpada kedalaman 3-5 meter. Untuk kedalaman di atas 5 meter lebih

banyak didomnasi oleh karang batu jenis Pocillphora meanndrina dan Favites

abdita. Pada kedalaman 1 meter terdapat patahan karang yang telah ditumbuhi

oleh turf algae dan diselingi oleh Halimeda sp yang berada diantara batuan kerikil

(rublle). Tingkat kemiringan dasar perairan dimulai dari kedalaman 7 meter dan

seterusnya.

Pengamatan pada lokasi ini berada pada daerah yang agak berteluk dimana pada

bagian pantai terdapat banyak pohon kelapa dan beberapa hutan tropis yang

tumbuh memanjang sepanjang pantai. Kondisi perairan disini mempunyai

pergerakan arus sedang dan kecerahan agak baik sehingga air kelihatan agak

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 30

Page 31: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

jernih dan bersih. Substrat dasar perairan dimulai dengan adanya pasir pada

bagian pantai patahan karang, karang mati dan pasir agak berlumpur.

Kedalaman antara 0,5 – 1 meter terdapat banyak patahan karang batu dan

beberapa patahan pohon kelapa yang berada pada dasar perairan. Kedalaman 3 –

4 meter, terdapat beberapa kubangan dengan didominasi oleh patahan karang

yang telah ditumbuhi oleh turf algae. Sedangkan kedalaman 5 – 7 meter terdapat

pertumbuhan karang batu yang cukup padat dan beranekaragam. Diantara

kepadatan karang batu pada kedalaman ini terdapat beberapa jenis soft coral dari

marga Sinularia sp dan Sarcophyton sp. Karang batu yang mendominasi lokasi ini

pada umumnya berupa karang massif terutama dari jenis Porites lutea, Favites sp

serta beberapa jenis Acropora seperti Acropora palifera dan Acropora digitifera.

Kondisi karang batu pada areal ini termasuk kategori sedang hingga baik (30-50

persen).

Gambar 2.13. Terumbu Karang di Kepulauan Maluku Utara

Tabel 2.11. Ekosistem Pesisir dan Lautan Wilayah Pesisir

No Kabupaten Mangrove (Ha) Terumbu Karang (Ha)

1 Kota Ternate - 1,106

2 Kota Tidore Kepulauan 6,370 12,979

3 Halmahera Barat 3,745 21,868

4 Halmahera Selatan 12,550 73,496

5 Halmahera Tengah 11,250 16,331

6 Halmahera Timur 22,500 47,008

7 Halmahera Utara 4,340 53,962

8 Kepuluan Sula 2,425 43,942

Total 63,180 270,691

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 31

Page 32: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Sumber: RTR Pesisir dan Kelautan (Regional Marine Planning) Wilayah Maluku dan Maluku Utara

D. Ekosistem Mangrove

Mangrove (hutan bakau) di perairan Maluku Utara merupakan ekosistem mangrove

tipologi kepulauan. Mangrove di sini umumnya tidak terlalu tinggi karena suplai

nutrien (yang umumnya disuplai oleh sungai) tidak terlalu tinggi. Kandungan

lumpurnya tidak terlalu tinggi. Sebaran mangrove di perairan Maluku Utara terdapat

di beberapa pulau-pulau kecil dan sebagian pantai terutama yang berbentuk teluk

kecil atau terlindung.

Mangrove di Maluku Utara pada umumnya tidak membentuk system zonasi karena

tidak terlalu tebal. Berdasarkan hasil interpretasi Citra Landsat 7 ETM 2004

diketahui bahwa luasan mangrove di Maluku Utara adalah 63,180 Ha. Ekosistem

mangrove di perairan Maluku Utara didominasi oleh Rhizophora sp, terutama

Rhizophora apiculata, sedang jenis lain seperti Sonneratia dan Avicennia sangat

jarang ditemukan. Kondisi mangrove relatif baik berdasarkan tutupan mangrove,

meskipun tidak terlalu baik.

Gambar 2.14. Jenis Bakau yang Terdapat di Maluku Utara

E. Ekosistem Lamun

Lamun umum berasosiasi dengan karang dan mangrove yang habitatnya terletak

antara habitat mangrove dan habitat karang. Sebaran lamun cukup luas hampir

sama dengan sebaran terumbu karang, meskipun tidak seluas hamparan karang.

Jenis lamun yang ditemukan di perairan Maluku Utara antara lain: Cymodocea

serrulata, Cymodocea rotundata, Halodule sp., Syringodium isoetifolium, Enhalus

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 32

Page 33: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

acoroides dan Halophila sp. Hasil penelitian tutupan (%) jumlah jenis, subsrat dan

sebaran padang lamun di pesisir Maluku Utara diketahui bahwa tutupan padang

lamun di perairan Maluku Utara adalah berkisar antara 5-95%. Bervariasinya

pertumbuhan dan kelebatan padang lamun erat kaitannya deangan habitat dimana

lamun itu tumbuh. Wilayah perairan yang mempunyai ciri-ciri profil pantai yang

curam, perairan berombak, tipe subsrat bervariasi seperti pecahan karang, gravel

dan pasir kasar, habitat semacam ini didominasi jenis Thalassia hemprichii,

sedangkan jenis lainnya yang tersebar secara sporadis seperti Halodule uninervis,

Halodule pinifolia dan Halophila ovalis.Jenis lamun seperti Enhalus acoroides,

Syringodium isoetifoilium, Cymnodecea rotundata mulai banyak ditemukan pada

habitat yang sedikit ada lumpur, pasir halus sampai kasar dan sedikit gravel.

Habitat ini dicirikan dengan pesisir pantai banyak dijumpai ekosistem mangrove,

sehingga jenis Enhalusacoroides mulai banyak ditemukan.

Ditemukan jenis lamun Syringiodium Isoetifolium baik secara vegetasi tunggal

maupun campuran disepanjang pantai selatan Pulau Morotai , hal ini memberikan

informasi bahwa secara ekonomi jenis ini dapat dimanfaatkan dan dikembangkan

menjadi salah satu makanan hewan dugong. Demikian pula jenis Enhalus

Acoroides bisa dimanfaatkan sebagai penambah nilai gizi masyarakat, sedangkan

jenis-jenis Thalassia hemprichi di beberapa daerah sudah dapat dimanfaatkan

sebagai makanan kambing dan domba. Menurut hasil penelitian tim kajian asosiasi

ekosistem padang lamun dan terumbu karang di Pulau Bintan 2004, terkait dengan

persepsi masyarakat terhadap manfaat lamun ternyata persentase tertinggi lamun

dimanfaatkan buahnya untuk dimakan dan persepsi masyarakat tentang

pengetahuan lamun untuk habitat ikan dan biota masing-masing yaitu 38% dan

42%.

Tabel 2.12. Manfaat Lamun Bagi Masyarakat

No Pemanfaatan lamun

Rata-Rata(%

)Keterangan

1 Buah Ea dimakan bijinya 38.0 Konsumsi sendiri

2 Habitat ikan dan biota laut 42,0 Kepiting, kerang, kuda laut, teripang , sotong

3 Obat 6,8 Tergigit, ikan lepu, cacingan, kencing manis, muntaber

4 Makanan ikan Dogong 3,0 -

5 Penahan sediment 3,2 -

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 33

Page 34: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

6 Pupuk tanaman 3,0 -7 Objek wisata 2,7 -8 Untuk acar 1,3 -

Sumber:Laporan Akhir Kajian Asosiasi Ekosistem Padang Lamun dan Terumbu Karang di Pulau Bintan Riau, 2004

Pada Tabel di atas dapat memberikan gambaran bagi masyarakat Indonesia pada

umumnya dan masyarakat pesisir khususnya bahwa sumberdaya padang lamun

baik secara ekologi dan ekonomi memberikan kontribusi terutama nilai kandungan

gizinya dan memberikan alternatif jenis mata pencaharian masyarakat pesisir untuk

dapat mengelola padang lamun di Maluku Utara secara optimal dan lestari.

F. Potensi Perikanan Tangkap Provinsi Maluku Utara

Provinsi Maluku Utara yang sebagain besar wilayahnya berupa perairan memiliki

potensi sumberdaya perikanan laut cukup besar.Potensi perikanan laut yang

terdapat di Perairan Maluku Utara sebesar 1.035.230,00 ton per tahun dengan

potensi lestari yang dapat dimanfaatkan setiap tahun diperkirakan sebesar

828.180,00 ton per tahun (Dinas Perikanan dan Kelauatan Pemerintah Provinsi

Maluku Utara, 2005).Estimasi potensi sumber daya perikanan tangkap di Provinsi

Maluku Utara dapat dilihat Tabel 3.12.

Jenis-jenis sumberdaya ikan yang ditangkap oleh nelayan di sekitar perairan

Maluku Utara sekitar 98 jenis ikan, 74 di antaranya bernilai ekonomis penting, 20

jenisnya merupakan komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi

termasuk di antaranya ikan pelagis besar seperti cakalang (Katsuwonus Pelamis),

tuna (Thunnus spp), tongkol (Euthynnus spp), dan jenis-jenis ikan pelagis kecil kecil

seperti kembung (Rastralliger), layang (Decapterus), tembang (Sardinella spp), dan

selar (Selaroides spp) cumi-cumi (Loligo spp), teri (Stelephorus), dan nener

bandeng, serta jenis ikan hias ekosistem terumbu karang.

Jenis ikan yang tersebar di perairan Maluku Utara adalah:

a. Ikan pelagis besar yang terdiri dari tuna, cakalang, tongkol, kakap dan tenggiri dengan potensi per tahun sebesar 405.325,00 ton;

b. Ikan pelagis kecil yang terdiri dari ikan teri, kembung, layang selar dan julung dengan potensi per tahunnya sebesar 337.169.834,33 ton;

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 34

Page 35: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

c. Jenis ikan domersial yang terdiri dari kakap merah, lencan, ekor kuning dan baronang dengan potensi per tahunnya sebesar 127.340,10 ton;

d. Ikan Karang dengan potensi per tahunnya sebesar 84.752,23 ton per tahun

e. Lobster dengan potensi per tahun sebesar 18.740.46 ton;

f. Cumi-cumi dengan potensi per tahun sebesar 28.592,73 ton;

g. Udang Peneid dengan potensi per tahunnyasebesar 33.186,58 ton.

Tabel 2.13. Jenis Sumber Daya Ikan dan Potensi Serta Estimasinya Tahun 2005

No JenisSumberDaya Ikan (SDI)

Potensi(Ton/Tahun)

Estimasi SDIDi Bawah 12 Mil

1 Pelagis Besar 405.325,00 324.260,00

2 Pelagis Kecil 337.292,91 269.834,33

3 Demersal 127.340,10 101.872,08

4 Ikan Karang 84.752,23 67.801,78

5 Lobster 18.740,46 14.992,37

6 Cumi-Cumi 28.592,73 22.874,18

7 Udang Peneid 33.186,58 26.545,26

Total 1.035.230,00 828,180,00

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelauatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara, 2005

Sementara itu Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang terdapat di Provinsi

Maluku Utara dan sekitarnya sangat luas, yaitu 106.977,32 Km² dengan luas

perairan paparan benua kurang lebih 143 Km². Wilayah Pengelolaan Perikanan

tersebut terdiri dari WPP Laut Seram-Teluk Tomini, WPP Laut Sulawesi dan

Samudra Pasifik dan WPP laut Banda. Potensi perikanan untuk jenis ikan pelagis

cukup besar di WPP Laut Seram-Teluk Tomini, WPP Laut Sulawesi dan Samudra

Pasifik, potensi pelagis besar lebih potensial di WPP Laut Seram-Teluk Tomini,

WPP laut Sulawesi dan Samudra Pasifik serta WPP Laut Banda dan untuk potensi

jenis ikan domersial terdapat di WPP Laut Seram sampai Teluk Tomini dan WPP

laut Sulawesi dan Samudera Pasifik.

Selain ikan-ikan pelagis dan demersal, perairan Maluku Utara yang mempunyai

terumbu karang cukup luas juga mempunyai potensi ikan-ikan karang. Jenis-jenis

ikan karang yang banyak ditemukan di peraiaran Maluku Utara anatara lain, ekor

kuning, pisang-pisang, baronang, kakatua/gigi anjing, kerapu, ikan kerondong,

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 35

Page 36: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

napoleon, kakap dan lencam. Untuk ikan hias jenisnya meliputi Pomacentridae,

Libridae, Chaetodontodae, Acanthuridae, Balistidae, Serranidae. Sedangkan

untukjenis non ikan dapat ditemui jenis-jenis antara lain: udang, kepiting, rajungan,

rebon, lobster/udang karang, udang kipas, udang laut dalam, mimi, moluska dan

teripang.

Gambar 2.15. Sebaran Potensi Perikanan Di Wilayah Provinsi Maluku UtaraSumber : Pemerintah Pusat Maluku Utara

Berdasarkan sebaran wilayah perairan di beberapa kabupaten dan kota yang

terdapat di Privinsi Maluku Utara potensi sumberdaya ikan rata-rata cukup tinggi,

baik potensi sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar maupun demersal.

Berikut ini merupakan penyebaran potensi kelompok sumberdaya ikan di beberapa

kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara.

Tabel 2.14. Distribusi Potensi Sumberdaya Ikan Di Kabupaten/Kota

di Provinsi Maluku Utara Tahun 2005

DaerahPenyebaran

Penyebaran Potensi Kelompok Sumberdaya IkanJumlah(Ton)Pelagis

BesarPelagisKecil Demersal Ikan

KarangUdang

LobsterCumi-Cumi

UdangPeneid

1. Halmahera Selatan 5,079.62 26,893.87 22,890.77 10,299.54

5,156.31 550.72 5,537.40 136,408.63

2. Halmahera Utara 65,202.21 24,505.20 20,465.32 9,261.20 4,213.80 738.60 574.44 124,960.7

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 36

Page 37: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

DaerahPenyebaran

Penyebaran Potensi Kelompok Sumberdaya IkanJumlah(Ton)Pelagis

BesarPelagisKecil Demersal Ikan

KarangUdang

LobsterCumi-Cumi

UdangPeneid

7

3. Halmahera Timur 60,070.67 19,942.44 10,963.55 10,260.44

1,321.75 6,887.75 6,879.79 116,326.39

4. Halmahera Barat 46,124.34 18,909.86 11,227.21 10,257.86

1,640.32 7,200.82 6,773.47 102,133.88

5. Halmahera Tengah 53,802.12 20,262.44 11,132.91 10,168.49

1,855.08 711.39 3,674.22 101,606.35

6. Kep. Sula 60,834.09 22,894.78 14,492.44 9,267.88 2,292.38 9,053.23 5,800.43 124,635.23

7. Ternate 44,643.02 21,366.15 7,882.02 5,274.93 952.6 - - 80,118.72

8. Tidore 42,096.26 21,524.31 5,874.03 5,045.51 958.1 - - 75,498.21

Total 437.852,33

176.299,05

104.928,25

69.835,85

18,390.34

25,142.51

29,239.75

828.180.00

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan, Maluku Utara, 2005

Pencapaian produksi perikanan tangkap pada tahun 2005 didominasi oleh jenis pelagis

kecil 37.403.40 ton (34,96 persen), pelagis besar 30.132.92 ton (28.16 persen) dan

demersal 13.999.95 ton (13.09 persen).

Tabel 2.15. Produksi Perikanan Tangkap Sampai Dengan Tahun 2005

No Kel. SDI Potensi(Ton)Pencapaian Produksi (ton) Kenaikan

2004 2005 Volume %1 Pelagis Besar 241.245.69 27.393.56 30.132.92 2.739 28.16

2 Pelagis kecil 135.843.46 34.003.09 37.403.40 3.400 34.96

3 Demersal 102.937.66 12.727.23 13.999.95 1.273 13.09

4 Ikan Karang 78.313.04 7.287.16 8.015.88 729 7.49

5 Lobster 14.382.19 3.314.58 3.314.58 301 3.10

6 Cumi – Cumi 68.617 10.022.30 10.022.30 911 9.37

7 Udang Penaeid 21.204.21 4.100.09 4.100.09 373 3.83

Jumlah 662.544.00 97.262.82 106.989.10 9.726 100

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan, Maluku Utara, 2005

G. Potensi Perikanan Budidaya Di Provinsi Maluku Utara

Selain potensi perikanan tangkap di Provinsi Maluku Utara juga mempunyai potensi

cukup besar pada perikanan Budidaya. Kawasan pesisir dan laut Provinsi Maluku

Utara dengan kualitas perairan yang masih baik memungkinkan pengembangan

budidaya laut, terutama kerapu, lobster, rumput laut dan mutiara. Sedangkan

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 37

Page 38: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

beberapa kawasan tersedia suplai air tawar yang berkualitas sehingga cocok untuk

pengembangan budidaya payau. Bahkan beberapa kawasan memiliki sumber air

tawar yang berkualitas menjadi alternatif bagi pengembangan budidaya air tawar

(kolam).

Sampai tahun 2005 dari areal budidaya laut, payau dan kolam di Provinsi Maluku

Tenggara seluas 1.326,4 Ha.Dari Luas tersebut terdapat potensi luas lahan

budidaya laut sebesar805 Ha, budidaya payau 218 Ha dan budidaya air tawar

303,1 Ha.

Berdasarkan jenis komoditas yang dibudidayakan perikanan budidaya di Provinsi

Maluku Utara terdiri dari beberapa jenis komoditi, yaitu ikan kerapu dengan luas

lahan sebesar 24,75 Ha, rumput laut dengan luas lahan 74,25 Ha, ikan nila dan

ikan mas dengan luas lahan 22,67 Ha dan Udang Windu dengan luas lahan 20,10

Ha. Produksi yang dicapai pada tahun 2004 untuk jenis ikan kerapu sebesar

38.484 ton per tahun, rumput laut sebesar 16.387 ton per tahun, ikan nila dan ikan

mas sebesar 19.682 ton per tahun dan udang windu sebesar 3.556 ton per tahun.

Tabel 2.16. Potensi Luas Lahan Perikanan Budidaya di Provinsi Maluku Utara Tahun 2005

DaerahPenyebaran

Luasan KesesuaianLahan Budidaya (Ha) Total(Ha)

Laut Payau Air TawarHalmahera Selatan 97.3 50.5 28.9 176.8Halmahera Utara 56.5 51.3 87.4 195.1Halmahera Timur 11.7 21.4 95.8 128.8Halmahera Barat 459.0 50.1 52.3 561.4Halmahera Tengah 79.4 16.3 15.3 111.0Kepulauan Sula 16.9 21.8 18.0 56.7Kota Ternate 80.5 1.0 2.0 83.5Kota Tidore 4.0 5.7 3.5 13.2Jumlah 805.3 218.0 303.1 1,326.4

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan, Maluku Utara 2005

Produksi ikan untuk kegiatan budidaya dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.

Hal ini dapat dilihat dari produksi ikan hasil budidaya berdasarkan data dari Dinas

Perikanan dan Keluatan Maluku Utara pada tahun 2004 adalah 662,1 ton naik

menjadi 866,30 ton pada tahun 2005.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 38

Page 39: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Tabel 2.17. Pencapaian Produksi Perikanan Budidaya Tahun 2005

No Potensi LahanProduksi (ton)

2004 2005

1 Laut 523.39 850.50

2 Payau 2.87 7.60

3 Air Tawar 135.84 8.20

Total 662.1 866.30

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan, Maluku Utara

Namun demikian apabila dilihat dari potensi dan pengembangan produksi

perikanan budidaya, sampai saat ini optimalisasi dan produktivitas perikanan

budidaya di Provinsi Maluku Utara masih rendah, hal dapat dilihat dari luas areal

budidaya yang sudah dikembangkan dan produksi yang dicapai.Berdasarkan

perkembangan luas arel budidaya yang telah dimanfaatkan dengan potensi areal

yang ada menujukan bahwa tingkat pemanfaatan potensi perikanan budidaya di

Maluku Utara masih sangat rendah.

Tabel 2.18. Pemanfaatan Luas Areal Budidaya Berdasarkan Jenis Usaha Tahun 2004 dan 2005

No Jenis BudidayaPerkembangan Luas Budidaya (Ha)

2004 2005 Jumlah %

1 Rumput Laut 21.88 28.97 7.09 26.252 KJA Kerapu 4.66 6.80 2.14 23.753 Tambak 21.5 21.97 0.47 23.754 Kolam 5.9 6.29 0.39 12.55 KJA Air Tawar 0.24 0.30 0.06 13.75

Total 54.18 64.33 10.15 100Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan, Maluku Utara 2005

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 39

Page 40: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

2.2. PROFIL KEPARIWISATAAN WILAYAH

PERENCANAAN2.2.1. DAYA TARIK WISATA

Kepariwisataan Maluku Utara ditunjang oleh potensi kondisi alam dan benda-benda

peninggalan kebudayaan masa lalu sehingga wisata budaya dan purbakala, wisata

alam, dan wisata bahari dapat dikembangkan di Maluku Utara. Wisata alam

meliputi wisata hutan, wisata bahari baik berupa wisata pantai maupun wisata

taman laut, wisata pertanian, wisata cagar alam, dan sebagainya. Adapun wisata

sejarah sebagian besar berupa benteng atau monumen peninggalan sejarah

terdapat di seluruh kota/kabupaten di Maluku Utara. Berbagai macam potensi

wisata tersebut tersebar di seluruh wilayah, meliputi kawasan Kota Ternate, Kota

Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara,

Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten

Halmahera Selatan. Kabupaten Kepulauan Sula dan Kabupaten Morotai.

Gambar 2.16. Peta Sebaran Daya Tarik Wisata di Maluku Utara

2.2.1.1. Kota Ternate

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 40

Page 41: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Kota Ternate memiliki beberapa daya tarik wisata unggulan, beberapa diantaranya

yaitu:

1. GUNUNG GAMALAMAGunung Gamalama merupakan salah satu gunung api yang ada di Provinsi Maluku Utara ini memiliki ketinggian sekitar 1.715 m dpl. Gunung yang berdiameter 11 km ini, memiliki danau kawah dan kawah ganda.

2. DANAU TOLIREDanau Tolire yang berada di bawah kaki Gunung Gamalama terbagi menjadi dua bagian, yakni Tolire besar dan Tolire kecil. Jarak dari Danau Tolire besar dan Danau Tolire kecil hanya 200 meter.

3. BENTENG TOLOKOBenteng yang mula-mula dikenal dengan nama Tolukko dan kemudian lebih dikenal dengan nama Benteng Hollandia ini, dibangun pada tahun 1540 oleh Francisco Serao, seorang panglima Portugis. Benteng ini juga dijadikan sebagai tempat untuk menggiring rakyat yang melarikan diri dari serangan Spanyol.

4. ISTANA KESULTANAN TERNATEIstana Kesultanan Ternate terletak di dataran pantai di Kampung Soa-Sio, Kelurahan Letter C, Kodya Ternate, Provinsi Maluku Utara. Letak Istana Kesultanan Ternate tidak jauh dari pusat kota

5. MUSEUM SONYINE MALIGEDalam bangunan megah berwarna kuning ini tersimpan benda-benda bersejarah. Satu di antaranya adalah Mahkota Berambut Kesultanan Ternate. Dipercaya, rambut yang melekat pada bagian atas mahkota tumbuh setiap tahun.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 41

Page 42: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

6. MASJID SULTAN TERNATEMasjid Sultan Ternate terletak di kawasan Jalan Sultan Khairun, Kelurahan Soa Sio, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Masjid ini menjadi bukti keberadaan Kesultanan Islam pertama di kawasan timur Nusantara ini.

7. UPACARA ADAT KOLOLI KIEUpacara Adat Kololi Kie mempunyai arti yaitu sebuah kegiatan ritual masyarakat tradisional untuk mengitari atau mengililingi gunung Gamalama sambil menziarahi beberapa makam keramat yang ada di sekeliling pulau kecil yg memiliki gunung berapi.

8. FESTIVAL LEGU GAMLegu Gam atau pesta rakyat berasal dari tradisi adat istiadat Maluku Utara. Secara historis pesta rakyat yang melibatkan pihak kerajaan / kesultanan ini dilakukan dalam bentuk tari-tarian atau biasa disebut Tarian Legu.

9. SWERINGSwering tepat berada di seberang Kantor Gubernur Maluku Utara. Saat malam, puluhan tempat makan bergabung disini. Mulai dari makanan pecel ayam goreng Surabaya, Soto Konro Makassar, Martabak Bandung, sampai mie ayam tersedia disini. Tidak heran, tempat ini masih ramai didatangi orang sampai jam 2 pagi.

10. PANTAI SULAMADAHAPantai berpasir hitam ini menyuguhkan pemandangan yang indah, yakni Pulau Hiri di seberang pantai. Dulunya, Pulau Hiri merupakan tempat persembunyian Sultan Ternate Muhammad Djabir

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 42

Page 43: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

11. BENTENG KALAMATABenteng yang dibangun pada tahun 1625 ini terletak di pinggir pantai selatan Ternate. Benteng ini dibangun dengan konsep seperti kura-kura dan difungsikan sebagai benteng pertahanan.

12. PANTAI KASTELAPantai Kastela berada di sebuah kampung yang bernama kastela, benteng ini menyuguhkan suasana pantai dengan pemandangan Pulau Maitara dan Pulau Tidore

13. DANAU NGADE/ LAGUNADanau laguna terletak di kelurahan fitu kecamatan kota Ternate Selatan. Orang ternate menyebutnya Danau Ngade karena terletak di desa Ngade. Danau dengan air yang tenang dan kelilingi bukit yang hijau serta laut dan gunung yang terbentang dihadapannya, menawarkan keindahan ini dikawasan danau telah dikembangkan budidaya ikan dan pada saatnya akan menjadi obyek wisata pancing.

14. BATU ANGUSBatu Angus merupakan lava yang telah beku oleh letusan gunung Gamalama. Dilokasi tersebut juga terdapat monumen Jepang.

2.2.1.2. Kota Tidore Kepulauan

Kota Tidore Kepulauan memiliki beberapa daya tarik wisata unggulan, beberapa

diantaranya yaitu:

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 43

Page 44: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

1. KRATON SULTAN TIDOREKraton Sultan Tidore terletak di kota Soasio, bangunan ini masih pada tahap renovasi dan dahulu bangunan ini merupakan pusat pemerintahan Kasultanan Tidore.

2. MASJID KESULTANAN TIDOREMasjid ini biasa digunakan oleh kalangan kesultanan untuk melaksanakan ibadah, masjid ini sering dipugar, terutama atapnya dimana aslinya mengunakan rumbia.

3. PANTAI COBOPantai ini terletak 18 km dari kota Soa sio, sangat cocok untuk rekreasi keluarga, seperti berenang dan memancing.

4. PANTAI AKESAHUPantai ini terdapat di Kecamatan Tidore dan paling banyak diminati oleh wisatawan domestik.

5. AIR PANAS AKESAHUAir panas Akesahu terdapat di kawasan Pantai Akesahu, yang menawarkan pemandian air hangat alami.

6. BENTENG TAHULA SOA SIOBenteng Tahula Soa sio adalah benteng buatan Spanyol yang difungsikan sebagai benteng pertahanan.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 44

Page 45: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

7. PULAU MAITARAPulau Maitara cukup terkenal dengan gambarnya yang terdapat di uang seribu rupiah. Pulau ini pantai berpasir putih dan keindahan panorama bawah laut yang sangat indah.

2.2.1.3. Kabupaten Halmahera Barat

Kabupaten Halmahera Barat Kepulauan memiliki beberapa daya tarik wisata

unggulan, beberapa diantaranya yaitu:

1. FESTIVAL JAILOLOFestival teluk Jailolo adalah even tahunan bagi para wisatawan umum yang menawarkan Kehidupan masyarakat Halbar serta keindahan bawah lautnya menjadi aset wisata selain kekayaan budaya dan eksotisme alamnya.

2. PANTAI TUADAPantai ini terdapat di Kecamatan Jailolo berpasir putih dengan air jernigh, sangat ocok untuk memancing dan berenang.

3. RUMAH ADAT SASADUSasadu adalah rumah adat masyarakat Maluku Utara yang digunakan masyarakat Sahu dan Jailolo sebagai tempat untuk upacara adat saat panen raya dan sebagai tempat bermusyawarah.

4. PANTAI BO BOPantai Bo bo memiliki panorama alam laut yang indah dan perpasir putih. Pantai ini berjarak sekitar 15 menit dari kota Jailolo

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 45

Page 46: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

5. PANTAI DISATerdapat di Kecamatan Sahu memiliki panorama alam laut yang indah dan berpasir putih. Pantai ini sekitar 15 menit dari Sahu.

6. KASULTANAN JAILOLOKesultanan Jailolo, yang berpusat di Pulau Halmahera, pulau terbesar di Maluku Utara. Menurut legenda yang sempat dicatat sampai abad ke-14, kesultanan Jailolo merupakan kerajaan tertua di Maluku Utara hingga pada akhir abad ke-17 tidak tercatat lagi secara administratif karena dianeksasi oleh Kesultanan Ternate dengan bantuan VOC.

2.2.1.4. Kabupaten Halmahera Tengah

Kabupaten Halmahera Tengah Kepulauan memiliki beberapa daya tarik wisata

unggulan, beberapa diantaranya yaitu:

1. PANTAI TELUK WEDAPantai ini menawarkan panorama alam yang indah dengan hamparan perbukitan di sekelilingnya. Pantai ini sangat cocok untuk berenang, memancing dan mendayung.

2. KEPULAUAN GEBEKepulauan Gebe adalah gugusan pulau yang teridir dari :Pulau Gebe;Pulau Fau;Pulau Yoi;Pulau Uta; danPulau Sain. Umumnya daerah ini memiliki panorama pantai dan laut yang mempesona

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 46

Page 47: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

3. GUA BOKIMANURUGoa ini terletak 5 km dari Sagea kecamatan Weda, dengan kedalaman goa sekitar 30 km. Goa ini dipenuhi Stalaktit yang berwarna-warna, di sekitarnya jg terdapat sungai Sagea.

2.2.1.5. Kabupaten Halmahera Utara

Kabupaten Halmahera UtaraKepulauan memiliki beberapa daya tarik wisata

unggulan, beberapa diantaranya yaitu:

1. PANTAI LUARIPantai Luari memiliki pasir putih dan panorama alam yang indah serta mempunyai pohon yang cukup rindah. Pantai ini biasanya digunakan untuk berenang dan memancing.

2. PULAU METIPulau meti terletak di desa Todokuiha,desa todokuiha terletak di selatan tobelo (mawea). dari pelabuhan todokuiha tersedia transportasi umum dengan menggunakan perahu tradisional ketinting ± 20 menit perjalanan. dan merupakan tujuan wisata akhir pekan bagi masyarakat sekitar. meskipun pantainya sendiri tidaklah terlalu bagus namun seperti halnya pantai-pantai di halmahera utara pada umumnya, hamparan pasir putih dan air laut yang jernih

3. PULAU PAWOLEPesisir pulaunya didominasi oleh bebatuan karang namun pasir putih yang ditawarkan oleh pulau Pawole merupakan yang terbaik di antara pulau-pulau kecil yang tersebar di Kota Tobelo. Selain berenang dan snorkeling, berjalan mengitari pulau dapat menjadi kegiatan lain yang menantang.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 47

Page 48: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

4. PULAU TAGALAYAPulau Tagalaya memiliki pasir putih dan hutan bakau yang tumbuh di sekitarnya. Di perairannya terdapat taman laut yang memiliki biota laut yang beranekaragam dan asli.

5. PULAU KAKARAPulau Kakara mempunyai salah satu rumah adat Hibua Lamo dan juga terdapat fasilitas wisata bahari yaitu berupa diving center.

6. DANAU DUMADanau yang terletak di kecamatan Galela ini merupakan danau terbesar di Halmahera Utara, yang mempunyai pemandangan yang indah dan terdapat tambak ikan di sekitarnya.

7. BANGKAI KAPAL TOSIMARUKapal ini merupakan peninggalan Jepang yang digunakan sebagai kapal barang pada masa PD II. Kapal ini terletak di perairan Sosol, Malifut. Selain kapal, wisatawan juga ditawarkan keindahan pantai dan pasir putih.

8. BANDARA KAODi Bandara Kao terdapat beberapa peninggalan PD II antara lain meriam antik, bunker dan landasan pesawat terbang

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 48

Page 49: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

9. TALAGA PACADanau Paca menawarkan panorama alam yang indah dengan hamparan perbukitan di sekelilingnya. Danau ini sangat cocok untuk berenang, memancing dan mendayung. Juga terdapat gubuk apung yang menarik.

10. AIR PANAS MAMUYAAir panas Mamuya berasal dari lereng Gunung Api Mamuya, airnya jernih dan panas sehingga dapat dipake untuk mandi dan menyembuhkan penyakit kulit. Pada waktu tertentu digunakan penduduk sekitar untuk mencuci

2.2.1.6. Kabupaten Halmahera Selatan

Kabupaten Halmahera Selatan memiliki beberapa daya tarik wisata unggulan,

beberapa diantaranya yaitu:

1. KEPULAUAN GURAICIKepulauan Guraici merupakan suatu gugusan pulau yang terdiri dari beberapa pulau. Kepulauan ini menawarkan keindahan pantai dan aktifitas watersport (snorkeling, diving, jetski dll)

2. PULAU LELEIPulau Lelei merupakan salah satu pulau di gugusan kepulauan Guraici, letaknya sangat strategis karena dikelilingi empat pulau besar disekitarnya dengan pantai yang indah dan aktifitas water sport

3. TAMAN LAUT KEPULAUAN WIDIWidi adalah pulau kecil dari kepulauan Widi yang terletak di Kecamatan Gane Timur, memiliki pasir putih, ikan dan karang yang indah.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 49

Page 50: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

4. PULAU SAMBIKITerletak di Kecamatan Obi, Halsel memiliki keindahan alam dan pasir putih, serta terumbu karang yang sangat indah

5. CAGAR ALAM GUNUNG SIBELAGunung Sibela merupakan salah satu gunung tertinggi di Maluku Utara dengan ketinggian 2.118 meter di atas permukaan laut.Cagar alam ini terletak di Pulau Bacan yang memiliki banyak sumber mata air yang mengalir dibeberapa sungai.

6. KESULTANAN BACANKesultanan Bacan adalah suatu kerajaan yang berpusat di Pulau Bacan. Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521. Meski berada di Maluku, wilayahnya cukup luas hingga ke wilayah Papua. Banyak kepala suku di wilayah Waigeo, Misool dan beberapa daerah lain yang berada di bawah administrasi pemerintahan Bacan.

2.2.1.7. Kabupaten Halmahera Timur

Kabupaten Halmahera Timur memiliki beberapa daya tarik wisata unggulan,

beberapa diantaranya yaitu:

1. TN AKETAWAJE-LOLOBATATaman Nasional Aketajawe-Lolobata merupaka 2 hutan lindung yang mempunyai keanekaragaman flora dan fauna yang sangat beragam dan indah. Taman Nasional ini juga sebagai kawasan untuk penelitian dan pendidikan. Di TN ini juga terdapat habitat burung Bidadari.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 50

Page 51: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

2. PANTAI MABATerletak di desa Lolobata – Hatetabako, memiliki hamparan pasir yang putih dan indah, juga menawarkan panorama alam yang indah.

3. PULAU MOBONPulau Mobon adalah tempat sakral bagi masyarakat Maba sebagai tempat ritual pada waktu tertentu.di Pulau ini juga terdapat mumi kecil.

4. PEMUKIMAN SUKU TOGUTILSuku Togutil adalah suku asli yang hidup di pedalaman pulau Halmahera". Walaupun mereka masih primitif karena pola hidup secara nomaden tanpa merobah dan merusak alam,komunitas suku pengembara ini ditemui di beberapa kawasan. Di utara masih terdapatdi Tobelo, di tengah di Dodaga, di pedalaman Kao, di pedalaman Wasilei dan agak ke selatan juga terdapat beberapa komunitas mereka di pedalaman Maba dan Buli.

2.2.1.8. Kabupaten Kepulauan Sula

Kabupaten Kepulauan Sula memiliki beberapa daya tarik wisata unggulan,

beberapa diantaranya yaitu:

1. PANTAI FUKUWEUTerletak di desa Fukuweu yang mempunyai legenda dari air yang dibawa oleh sultan Ternate yang akan dimanfaatkan sebagai mata air. Ikan di pantai tersebut sama dengan ikan yang berada di Kraton Ternate

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 51

Page 52: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

2. PANTAI MANAFPantai ini terletak di desa Manaf Kecamatan Sula Barat, pantai ini menawarkan pasir putih sepanjang 500 meter dengan lebar 20 meter.

2.2.1.9. Kabupaten Morotai

Kabupaten Halmahera Selatan memiliki beberapa daya tarik wisata unggulan,

beberapa diantaranya yaitu:

1. BANGKAI KAPAL PD IIKabupaten Pulau Morotai pernah menjadi pangkalan militer Amerika Serikat dalam menyusun kekuatan semasa PD IIsehingga asih terdapat juga bangkai – bangkai tank atau kapal selam yang tenggelam di dasar perairan Pulu Morotai yang sangat menarik minat para divers.

2. PENINGGALAN PD IIKabupaten Pulau Morotai yang tempo dulu adalah sebuah pulau kecil strategis yang pernah menjadi pangkalan militer Amerika Serikat dalam menyusun kekuatan semasa PD II. Sampai saat ini masih terdapat sisa – sisa PD II seperti puing – puing pesawat tempur, bangkai kapal perang, rongsokan tank, dan bunker tempat persembunyian tentara Sekutu.

3. PULAU SUM SUMPulau inimerupakan pulau yang bersejarah, dan terletak3 mil di depan kota Daruba. SumSum adalah pulau kecil dengan panorama alam pantai pasir putih berkerikil. Jenderal Douglas Mc Arthur, pemimpin pasukan sekutu untuk kawasan Asia Pasifik pada masa perang dunia II pernah tinggal di pulau ini. hal ini terbukti dari Goa pusat komando dan

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 52

Page 53: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

tempat pendaratan amphibi masih terlihat di pulau ini.

4. PATUNG MC ARTHURDi Kabupaten Morotai terdapat pulau bekas tempat persembunyian Panglima Sekutu di Asia Pasifik, MC Arthur. Di pulau ini dibangun sebuah monumen untuk Mc Arthur sebagai tanda bahwa dia pernah berada di pulau tersebut.

5. PULAU DODOLAPulau Dodola Besar dan Pulau Dodola Kecil, keduanya berada di Kecamatan Morotai Selatan. Di Taman Laut Dodola ini para wisatawan dapat menikmati rekreasi selam (diving) dan memancing. Pada kawasan ini terdapat juga panorama pantai berpasir putih sepanjang 16 km.

6. PULAU NGELE NGELEPulau Ngelengele Besar dan Pulau Ngelengele Kecil, keduanya berada di Kecamatan Morotai Selatan Barat dan berjarak sekitar lima mil dari Pelabuhan Daruba, wisatawan dapat menikmati pasir putih, matahari tropis, dan laut biru serta sangat cocok untuk diving, karena terdiri dari keelokan berbagai jenis terumbu karang dan ikan hias, kerang kima, bintang laut, dan bulu babi

7. PULAU GALO GALOPulau Galo – Galo Kecil, yang dapat dijangkau dengan speed boat dan long boat dariPelabuhan Daruba ini, juga menyimpan keindahan dasar laut dan pantai pasir putih yang menawan.

2.2.2. AKSESIBILITAS

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 53

Page 54: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Sebagai provinsi kepulauan, sub-sektor perhubungan laut merupakan pilihan utama

dalam kegiatan transportasi, sebagai pengangkutan yang murah, mudah dan dapat

mengangkut barang dan orang dalam jumlah besar. Sistem transportasi darat juga

sangat penting terutama sebagai pendukung kota-kota dan wilayah daratan yang

relatif luas seperti Pulau Halmahera, sedang subsistem transportasi udara

meskipun masih terbatas dapat mendukung pergerakan antar kota-kota di wilayah

Provinsi Maluku Utara yang telah tersedia pelabuhana. Untuk mendukung

pembangunan dan kegiatan wilayah, semua moda (intermoda) transportasi harus

dioptimalkan dan diaktifkan mengikuti sistem gugus pulau.

2.2.2.1. Aksesibilitas Darat

Sistem transportasi darat di Provinsi Maluku Utara dapat meliputi jaringan jalan,

terminal, ferry dan dermaga ferry, yang menghubungkan antar wilayah dan antar

pulau. Sampai tahun 2007, jaringan jalan darat yang ada baru menghubungkan

sebagian wilayah Provinsi Maluku Utara, melingkar mengelilingi pulau seperti di

Pulau Ternate. Sarana transportasi darat yang dikembangkan dewasa ini adalah

trans Halmahera dengan maksud untuk membuka aksesibilitas antar berbagai

kabupaten yang berada di Pulau Halmahera, namun pada Pulau Halmahera

jaringan jalan yang tersedia lebih terkonsentrasi di Kota Ternate, Tidore Kepulauan,

Jailolo, sebagian Halmahera Timur dan Kabupaten Halmahera Selatan jaringan

jalan masih terbatas. Permasalahan yang dihadapi sektor transportasi darat adalah

jaringan jalan yang tersedia belum menjangkau secara merata pada seluruh Gugus

Pulau, masih terputus-putus, belum menjangkau pusat-pusat produksi, utamanya

pusat kegiatan pertanian, belum menjangkau pusat-pusat permukiman, sehingga

secara umum jaringan jalan belum berperanuntuk mewujudkan keterkaitan antar

kota dan antar kawasan produksi.

Berdasarkan data tersebut sangat diperlukan jaringan jalan penghubung yang

melingkupi seluruh wilayah Provinsi Maluku Utara, dapat merupakan Trans

Halmahera, yang menghubungkan intra dan inter provinsi ini dengan provinsi lain.

Berdasarkan kondisi jalan, secara persentase terjadi penurunan pada panjang jalan

aspal terhadap seluruh jenis jalan yang ada (yaitu jalan aspal agregat dan jalan

tanah), namun panjang jalan aspal tersebut meningkat sebesar 88,86% atau

185,25 KM, sejak tahun 2003 – 2005, persentase tersebut menurun karena

panjang tanah meningkat sangat tinggi 664% antara tahun 2004 ke 2005.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 54

Page 55: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Tabel 2.19. Data Kondisi Jalan Berdasarkan Jenis Perkerasan di Provinsi Maluku Utara

Nomor

Nama Ruas Status Panjang(Km)

Jenis Perkerasan

Urut

Ruas

SubRuas

AspalHotmix

(Km)

Aspal

Lapen

(Km)

Sirtu (Km)

Tanah

(Km)

Belum

Ada Jala

n (Km)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11JALAN PROVINSI

1 026 - Sanana – Manaf Prov 31,68 - 31,68 - - -

2 027 - Sanana – Pohea Prov 12,05 - 12,05 - - -

3 028 - Labuha – Babang Prov 18,32 - 18,32 - - -

4 029 - Payahe – Weda Prov 24,50 24,50 - - - -

4 030 1 Sp. Dodinga – Bobaneigo Prov 3,32 1,40 1,92 - - -

5 030 2 Bobaneigo – Ekor Prov 41,81 10,00

25,00 - 6,81 -

6 030 3 Ekor – Subaim Prov 52,47 8,00 - - 44,47 -

7 031 - Keliling Pulau Tidore Prov 29,19 29,19 - - - -

8 031 11 K

Jalan Danau Pado (SoaSio)

Prov 9,25 - 9,25 - - -

9 031 12 K Jalan Provinsi (Soa Sio) Prov 6,76 6,76 - - - -

10 032 - Keliling Pulau Ternate Prov 23,50 23,50 - - - -

11 032 11 K Jalan Propinsi (Ternate) Prov 16,60 16,6

0 - - - -

12 033 1 Jailolo – Goal Prov 21,19 - 21,19 - - -

13 033 2 Sp. Sidangoli - Jailolo Prov 32,40 21,00

11,40 - - -

14 039 1 Daruba – Daeo Prov 25,59 - 25,59 - - -

15 039 2 Daeo – Bere - Bere Prov 68,00 - 12,41

45,59

10,00 -

16 054 2Sp. Dodinga-Dermaga

LautProv 3,30 3,30 - - -

17 058 1 Weda – Sagea Prov 50,00 - 11,50

48,50 - -

18 058 2 Sagea – Gotowase Prov 60,00 - - - 60,00 -

19 059 1 Subaim – Buli Prov 60,00 - 25,00

35,00 - -

20 059 2 Buli – Gotowase Prov 45,00 - - 45,00 - -

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 55

Page 56: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Nomor

Nama Ruas Status Panjang(Km)

Jenis Perkerasan

Urut

Ruas

SubRuas

AspalHotmix

(Km)

Aspal

Lapen

(Km)

Sirtu (Km)

Tanah

(Km)

Belum

Ada Jala

n (Km)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

21 070 - Bobong – Tikong Prov 58,00 - 2,00 12,00 4,00 40,0

0

22 071 - Dofa - Falabisahaya Prov 20,50 - 20,50 - - -

TOTAL JALAN PROVINSI - 688,93 119,75

227,81

186,09

125,28

40,00

JALAN NEGARA

1 054 - Sidangoli – Boso Neg 23,23 23,23 - - - -

2 038 - Boso – Kao Neg 71,49 71,49 - - - -

3 036 - Kao – Podiwang Neg 32,90 32,90 - - - -

4 034 - Podiwang - Tobelo Neg 47,88 47,88 - - - -

5 035 - Tobelo – Galela Neg 27,02 27,02 - - - -

6 037 - Galela – Lapter Neg 10,87 10,87 - - - -

TOTAL JALAN NEGARA - 213,39 213,39 - - - -

Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 2007

2.2.2.2. Aksesibilitas Udara

Jaringan transportasi udara semakin dibutuhkan dalam menunjang aksesibilitas di

Provinsi Maluku Utara, selain merupakan provinsi kepulauan, jumlah dan

penyebaran penduduk yang terus meningkat, serta berfungsi sebagai pendukung

pergerakan interregional, antar provinsi dan intra wilayah yang tidak terjangkau

oleh jalur darat dan laut.

Jumlah pelabuhan udara di Provinsi Maluku Utara 10 (sepuluh) buah yang tersebar

di beberapa pulau dan kota terdiri dari kelas III sebanyak 1 buah, kelas IV

sebanyak 2 buah, kelas V sebanyak 2 buah, dan kelas perintis sebanyak 8 buah.

Bandar udara Sultan Babullah yang berada di Ternate mempunyai klas tertinggi,

yaitu sebagaiBandar Udara Pusat Penyebaran Tersier, yang menjadi centre point dari jalur penerbangan di Provinsi Maluku Utara baik intra wilayah maupun antar

provinsi. Sesuai klas-nya jenis pesawat yang dapat mendarat di bandara tersebut

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 56

Page 57: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

baru setingkat Cassa 212 dan Fokker 28, sehingga untuk mencapai kota-kota

besar di provinsi lain dariBandar udara Sultan Babullah harus melalui bandar udara

di Kota Ambon dan Kota Manado. Terbatasnya kemampuan dan kondisi-nya

Bandar udara Sultan Babullah perlu ditingkatkan kelengkapan serta

kemampuannya karena belum memenuhi standar pelayanan sebagai bandar udara

utama di Provinsi Maluku Utara.

Jadwal penerbangan pada masing-masing bandara udara tersebut pada umumnya

tidak setiap hari kecuali Bandar Udara Sultan Babullah yang semakin sering

disinggahi dalam rute armada penerbangan di Indonesia dan sekarang telah

terdapat 5 armada penerbangan.BahkanBandara Bobong dan Dofa yang berada di

Kabupaten Sula tidak mempunyai jadwal penerbangan yang pasti. Untuk melayani

inter-regional perlu dibangun bandara udara yang mempunyai klas lebih tinggi,

sehingga pesawat yang mendarat lebih besar kapasitasnya serta jarak tempuh

lebih jauh.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 57

Page 58: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gambar 2.17. Penerbangan Menuju Maluku Utara (Bandara Sultan Babullah)

Tabel 2.20. Kondisi Bandar Udara di Provinsi Maluku Utara Beserta JadwalPenerbangannya Tahun 2003

No Lokasi Bandara Kabupaten/ Kota Kelas

Bandara

Dimensi Landasan ( m x

m)

Jadwal Penerbangan

1 Ternate (Babullah) KotaTernate kelas III 900 x 23 Setiap Hari

2 GalelaKabupaten Halmahera

Utarakelas IV 750 x 23 Selasa

3 KaoKabupaten Halmahera

Utarakelas IV 900 x 23 2x Seminggu

4 LabuhaKabupaten Halmahera

Selatankelas V 825 x 23 Kamis

5 DarubaKabupaten Halmahera

Utarakelas V

2000 x

23Selasa

6 TobeloKabupaten Halmahera

Utarakelas perintis

1440 x

45-

7 Woimina - kelas perintis 900 x 20 -

8 Kure Pasai - kelas perintis - -

9 SananaKabupaten Kepulauan

Sulakelas perintis 850 x 23 Kamis

1

0Bobong

Kabupaten Kepulauan

Sulakelas perintis 900 x 23

1

1Dofa/Falabisahaya

Kabupaten Kepulauan

Sulakelas perintis

1100 x

23

1

2Maba/Buli

Kabupaten Halmahera

Timurkelas perintis 900 x 23

Rabu, Jum`at,

Minggu

1

3Patani/Gebe

Kabupaten Halmahera

Tengahkelas perintis 900 x 23 Jum`at, Selasa

1

4

Pati (Morotai

Selatan)Kabupaten Morotai - 850 x 23 -

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Maluku Utara, 2007

Berdasarkan data tersebut, kelas bandara udara yang ada di Provinsi Maluku Utara

antara lain:

a. Bandara Udara Klas III : Baabullah

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 58

Page 59: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

b. Bandara Udara Klas IV : Galela, Kao

c. Bandara Udara Klas V : Labuha, Daruba

d. Bandara Udara Perintis : Tobelo, Woimina, Kure Pasai, Sanana, Bobong,

Dofa, Buli, dan Gebe

e. Bandara Udara Klas - : Pati (Morotai Selatan)

2.2.2.3. Aksesibilitas Laut

Sebagai provinsi yang merupakan pulau-pulau, peran trasnportasi laut menjadi

sangat penting sebagai alat penghubung antar wilayah di Provinsi Maluku Utara,

apalagi mengingat terbatasnya transportasi darat yang tersedia. Prasarana

terpenting dalam sistem transportasi laut adalah pelabuhan. Seluruh wilayah gugus

pulau di Provinsi Maluku Utara memiliki pelabuhan, utamanya pelabuhan rakyat

yang merupakan pintu-pintu keluar wilayah yang bersangkutan utamanya pada

daerah-daerah yang mempunyai produktifitas hasil pertanian yang cukup tinggi,

dimana tidak terdapat alternatif lain untuk mengangkut hasil pertanian maupun

perkebunan tersebut kecuali menggunakan sarana transportasi laut.

Meskipun di Provinsi Maluku Utara terdapat pintu keluar negeri dari Ternate,

namun tidak tersedia pelabuhan dengan status pelabuhan internasional di provinsi

ini. Provinsi Maluku Utara memiliki 3 buah pelabuhan utama, yaitu pelabuhan

Ahmad Yani Ternate, Pelabuhan Goto Tidore, dan Pelabuhan Tobelo di Tobelo,

berikut rinciannya :

a. Pelabuhan dengan status tertinggi adalah pelabuhan nasional yaitu

pelabuhan Ahmad Yani di Ternate.Pelabuhan ini berperan sebagaipusat

koleksi distribusi inter regional maupun intraregional dan berfungsi sebagai

pintu gerbang (Gateway Port) ke wilayah Indonesia Bagian Timur. Secara

konstruksi Pelabuhan Ternate dapat dilabuhi/disandari oleh kapal-kapal

besar, seperti Kapal Pelni dan kapal-kapal swasta lainnya. Secara jaringan,

Pelabuhan Ahmad Yani di Ternate terkait dengan pelabuhan-pelabuhan lain

di luar wilayah Provinsi Maluku Utara, seperti Pelabuhan Surabaya,

Makassar, Bitung dan Ambon yang merupakan pintu gerbang ke wilayah

lainnya. Selain itu, juga terdapat jalur aksesibilitas yang kebanyakan

menggunakan jalur laut ke berbagai pelosok Maluku Utara dengan

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 59

Page 60: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

menggunakan kapal kayu dan speedboat yang kini semakin tinggi

permintaan pemakaian jasa angkatan laut tersebut.

b. Pelabuhan dengan hirarki kedua di Provinsi Maluku Utara, sebagai

pelabuhan kolektor (Collector Port) yang berfungsi sebagai pusat distribusi

barang dan orang dari Pelabuhan Ahmad Yani di Ternate ke wilayah lain

antara lain Pelabuhan Tobelo, Labuha, Sofifi, dan Sanana.

c. Pelabuhan dengan hirarki ketiga di Provinsi Maluku Utara, yang diklasifikasi

sebagai pelabuhan antara (Feeder Port) yang berfungsi mendistribusikan

barang dan orang dari pelabuhan kolektor ke wilayah yang lebih kecil, antara

lain Pelabuhan Daruba, Subaim, Buli, Patani, Lawui, Dofa, Bobong, Weda,

Soketa dan Payahe.

d. Hirarki selanjutnya setelah pelabuhan antara adalah pelabuhan kecil/lokal

(Local Port) yang lokasinya tersebar hampir di seluruh wilayah perairan

Provinsi Maluku Utara yang secara fisik memungkinkan untuk

didarati/menjadi pelabuhan.

Ditinjau dari segi sarana transportasi laut, pelayaran laut yang tersedia di Provinsi

Maluku Utara terdiri atas pelayaran nusantara, pelayaran perintis, lokal,

penyeberangan dan barang.

Pelayaran nusantara berfungsi menghubungkan Provinsi Maluku Utara dengan

provinsi lain di Indonesia, dengan rute pelayaran sebagai berikut:

a. Kapal Ciremai dengan rute Bitung – Ternate – Sorong;

b. Kapal Umsini dengan rute Bitung – Ternate – Sorong;

c. Kapal Lambelu dengan rute Bitung – ternate – Namlea (P. Buru – Provinsi

Maluku).

Frekuensi pelayaran adalah 2 (dua) minggu, dan karena untuk masuk ke Provinsi

Maluku Utara harus melalui Bitung dan Ambon, mengakibatkan jalur perjalanan

menjadi panjang danlama, sehinggameskipun melalui laut biaya menjadi mahal.

Hal ini berpengaruh terhadap tingginya harga-harga barang di provinsi ini.

Secara umum jaringan pelayaran perintis dan pelayaran rakyat di Provinsi Maluku

Utaratelah menghubungkan hampir seluruh pulau-pulau penting dan daerah-daerah

terpencil, sehingga keterkaitan antar wilayah telah terpenuhi, namun frekuensi

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 60

Page 61: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

kedatangan kapal masih terbatas, sehingga perlu ditingkatkan untuk mengurangi

keterisolasian, keterbelakangan dan jaminan kelancaran pemasaran hasil produksi

wilayah.

Rute pelayaran perintis di Provinsi Maluku Utara adalah sebagai berikut:

a. Ternate – Babang – Lawui – Falabisahaya – Dofa – Bobong – Sanana –

Ambon–Namlea– Air Buaya – Sanana – Bobong – Dofa – Falabisahaya –

Lawui – Babang – Ternate;

b. Ternate – Gane Dalam – Bisui – Maffa – Weda – Patani – Gebe – Sorong –

Gebe – patani – Weda – Maffa – Bisui – Gane Dalam – Saketa – Ternate.

Rute pelayaran pertamamenunjukkan perjalanan dari Provinsi Maluku Utara ke

Provinsi Maluku (pulang-pergi), sedang rute kedua dari Provinsi Maluku

Utaramenuju Provinsi Maluku dan ProvinsiPapua Barat (pulang-pergi).

Jaringan penyeberangan ferry yang merupakan satu kesatuan dengan jalan raya

menghubungkan antar pulau yang berdekatan. Jalur penyeberangan yang terdapat

di Provinsi Maluku Utara adalah sebagai berikut :

a. Lintasan Bastiong – Sidangoli (Pulau Halmahera – Pulau Ternate);

b. Lintasan Soa Siu – Payahe (Pulau Halmahera – Pulau Tidore);

c. Lintasan Ternate – Rum (Pulau Ternate – Pulau Tidore);

d. Lintasan Daruba – Galela;

e. Lintasan Ternate – Labuha (Pulau Ternate – Pulau Bacan).

Tabel 2.21. Pelabuhan Laut di Provinsi Maluku Utara

No Nama Pelabuhan Lokasi Konstruksi1 Pelabuhan Ahmad Yani Kodya Ternate Beton

2 Pelabuhan Sanana Sanana Kep. Sula Beton

3 Pelabuhan Babang Bacan, Halmahera Selatan Beton

4 Pelabuhan Goto Soasio, Kodya Tidore Beton

5 Pelabuhan Jailolo Jailolo, Halmahera Barat Beton

6 Pelabuhan Tobelo Tobelo, Halmahera Utara Beton

7 Pelabuhan Daruba Morotai, Halmahera Utara Beton

8 Pelabuhan Mafa Mafa, Halmahera Timur Beton

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 61

Page 62: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

No Nama Pelabuhan Lokasi Konstruksi9 Pelabuhan Gebe Gebe, Halmahera Timur Beton

10 Pelabuhan Laiwui Obi, Halmahera Selatan Beton

11 Pelabuhan Buli Buli, Halmahera Timur Beton

12 Pelabuhan Bastiong Bastiong, Ternate Komposite

13 Pelabuhan Dufa - Dufa Dufa – Dufa, Ternate Beton

14 Pelabuhan Falabishaya Mangoli Timur Beton

15 Pelabuhan Dofa Dofa, Mongoli Beton

16 Pelabuhan Bobong Bobong, Taliabu Timur Beton

17 Pelabuhan Labuha Labuha, Bacan Kayu

18 Pelabuhan Indari Indari, Bacan Kayu

19 Pelabuhan Galela Galela Beton

20 Pelabuhan Subaim Subaim Kayu

21 Pelabuhan Pediwang Pediwang, Kao Kayu

22 Pelabuhan Sofifi Sofifi, Oba Kayu

23 Pelabuhan Gita Gita, Payahe Kayu

24 Pelabuhan Saketa Saketa Beton

25 Pelabuhan Kayoa Kayoa Kayu

26 Pelabuhan Weda Weda Kayu

27 Pelabuhan Sidangoli Sidangoli, GAM Kayu

28 Pelabuhan Kedi Kedi Kayu

29 Pelabuhan Dama Dama Kayu

30 Pelabuhan Bere - Bere Bere – Bere, Morotai Kayu

31 Pelabuhan Wayabula Wayabula, Morotai Kayu

32 Pelabuhan Patani Patani Komposit

33 Pelabuhan Madopolo Madopolo, Obi Kayu

34 Pelabuhan Wailoar Wailoar, Obi Kayu

2.2.3. FASILITAS KEPARIWISATAAN

2.2.3.1. Sarana Akomodasi dan Rumah Makan

Jumlah hotel yang berada di kota pusat pelayanan di wilayah Maluku Utara (6

kabupaten dan 2 kota) berjumlah 20 buah, dan jumlah penginapan sebanyak 52

buah. Daftar jumlah hotel dan penginapan di provinsi Maluku Utara disajikan pada

Tabel berikut.

Tabel 2.22. Jumlah Hotel dan Penginapan di Provinsi Maluku Utara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 62

Page 63: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

No Kabupaten/Kota Jumlah

1 Halmahera Barat 6

2 Halmahera Tengah -

3 Kepulauan Sula -

4 Halmahera Selatan 14

5 Halmahera Utara 13

6 Halmahera Timur -

7 Ternate 38

8 Tidore Kepulauan 1

Maluku Utara 72

Sumber : RTRW dan RIPPDA Maluku Utara

Adapun jumlah restoran yang tersebar di Provinsi Maluku Utara adalah sebanyak

21 buah. Selain restoran terdapat juga tempat – tempat tradisional yang

menyediakan makanan khas daerah Maluku Utara yang juga merupakan daya tarik

wisata tersendiri.

2.2.3.2. Usaha Perjalanan Pariwisata

Usaha perjalanan wisata yang berada di Provinsi Maluku Utara belum dikelola

secara baik, terutama dalam penyususnan tour program yang belum banyak

diminati oleh konsumen untuk mengadakan perjalanan ke daerah–daerah ODTW.

Kebanyakan yang dilakukan adalah usaha sendiri dan lebih banyak memilih untuk

bepergian pada daerah–daerah yang relatif dekat (aksesibilitasnya mudah). Hanya

terdapat beberapa usaha perjalanan wisata yang program wisatanya hanya berupa

umroh maupun haji.

2.2.3.3. Usaha Cinderamata

Usaha ini masih belum maksimal yang disebabkan oleh rendahnya tingkat

permintaan akan cinderamata. Akan tetapi usaha cinderamata ini merupakan salah

satu penghasil untuk masyarakat yang potensial. Toko cinderamata belum banyak

tersedia di Provinsi Maluku Utara. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Maluku

Utara ternyata hanya ada 3 (tiga) toko cindera mata di Kota Ternate. Toko cindera

mata di kabupaten/kota lainnya belum dapat diidentifikasi baik dari segi jumlah

maupun lokasi.

2.2.4. FASILITAS UMUM PENDUKUNG KEPARIWISATAAN

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 63

Page 64: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

2.2.4.1. Listrik

Kebutuhan penerangan merupakan hal yang sangat mutlak diperlukan baik

sebagai alat penerangan maupun alat produksi. Produksi listrik PLN wilayah IX

Maluku Utara selama tahun 2005 adalah 115.583.843 KWh dengan produksi

tertinggi adalah PLN Cabang Ternate sebanyak 58.110.802 KWh (50,27 persen)

diikuti PLN Cabang Halmahera Utara sebanyak 16.068.629 KWh (13,90 persen).

Jumlah produksi listrik tersebut yang terjual sebanyak 104.203.272 KWh (90,15

persen) dan sisanya untuk pemakaian sendiri oleh PLN dan susut sebanyak

11.380.571 KWh (9,85 persen). Banyaknya pelanggan dan banyaknya KWh terjual

di wilayah Maluku Utara sebanyak 87.017 pelanggan dengan daya tersambung

sebesar 70.667.800 VA.

Kondisi tersebut diatas menunjukkan bahwa wilayah Provinsi Maluku Utara masih

sangat terbatas dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan alat penerangan.

Namun sesuai dengan program pemerintah khususnya di Provinsi Maluku Utara

diharapkan pada tahun 2027 seluruh penduduk akan dapat menikmati penerangan

yang bersumber dari Listrik PLN.

Tabel 2.23. Produksi Listrik Yang Dibangkitkan Menurut Cabang Di Provinsi Maluku Utara

No Unit/Cabang Produksi

(KWh)Dipakai Sendiri

(KWh)Disalurkan

(KWh)1 Halmahera Barat 7.557.812 144.476 7.413.336

2 Halmahera Tengah 1.450.489 - 1.450.489

3 Kepulauan Sula 8.056.713 20.863 8.035.850

4 Halmahera Selatan 8.025.253 40.032 7.985.221

5 Halmahera Utara 16.068.629 440.236 15.629.393

6 Halmahera Timur 3.017.205 - 3.017.205

7 Ternate 58.110.802 924.576 57.186.226

8 Tidore Kepulauan 13.296.940 145.748 13.151.192

Jumlah Total 115.583.843 1.715.931 113.867.912

Sumber: PLN Provinsi Maluku Utara, 2005/2006

Pengembangan kelistrikan di wilayah Provinsi Maluku Utara masih banyak

diperlukan oleh masyarakat meskipun pembangunan berjalan terus dan secara

makro seluruh kabupaten di Provinsi Maluku Utara telah teraliri listrik. Walau begitu

pengembangan wilayah senantiasa sejalan dengan perkembangan kebutuhan

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 64

Page 65: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

listrik hingga listrik mutlak diperlukan. Konsentrasi perkembangan produksi tinggi

(kegiatan perkotaan) meliputi Wilayah Provinsi Maluku Utara terutama Kota

Ternate, dimana tercatat laju pertumbuhan >30% (perkembangan tinggi), sehingga

diperkirakan akan membutuhkan konsumsi energi listrik sangat tinggi untuk

menunjang aktivitasnya. Berdasarkan hal tersebut, maka wilayah ini merupakan

wilayah dengan prioritas pelayanan prasarana energi listrik, sehingga perlu

membentuk dan menambah jaringan prasarana energi di Provinsi Maluku Utara.

2.2.4.2. Pos dan Telekomunikasi

Perkembangan sistem telekomunisasi di wilayah Provinsi MalukuUtara memang

terasa agak lambat. Berdasarkan data BPS tahun 2005/2006, bahwa pada tahun

2005 total SST sebanyak 16.000 SST. Sementara itu untuk melayani kebutuhan

surat-menyurat melalui jasa PT. Pos & Giro, maka dalam mendekatkan pelayanan

kepada masyarakat, sampai dengan saat ini (Tahun 2005) di Maluku Utara telah

beroperasi Kantor PT. Pos & Giro sebanyak 16 kantor pos dan giro pembantu

dengan tujuan pendekatan pelayanan tepat waktu dan tepat sasaran, lihat Tabel

3.58. Jumlah surat yang dikirim di dalam negeri melalui kantor pos dan giro di

Provinsi Maluku Utara pada tahun 2005 tercatat 106.017 lembar. Sebagian besar

surat-surat yakni 43.376 lembar dikirim dengan fasilitas biasa dan 15.639 lembar

dengan fasilitas kilat serta sisanya dikirim dengan fasilitas kilat khusus, pos udara

dan tercatat sebesar 47.002. Sedangkan surat dari dalam negeri yang diterima

Kantor Pos di Maluku Utara sebanyak 229.417 yang sebagian besar dikirim dengan

fasilitas biasa. Disamping melayani pengiriman surat di dalam negeri, kantor pos

dan giro juga melayani pengiriman pos ke luar negeri. Sedangkan surat yang

diterima dari luar negeri sebanyak 6.007 lembar, terdiri dari 5808 lembar dengan

pos udara dan sisanya dikirim dengan surat tercatat dan biasa. Selain jasa

pengiriman surat, beberapa jasa pelayanan lain yang telah banyak dimanfaatkan

oleh masyarakat adalah jasa paket pos dan pengiriman uang (wesel). Jumlah paket

pos yang dikirim melalui Kantor Pos di Provinsi Maluku Utara tahun 2005 sebanyak

54.391 Koli. Sedangkan jumlah paket yang diterima sebanyak 22 658 Koli dengan

rincian 22 502 berasal dari dalam negeri dan 156 koli berasal dari luar negeri.

Wesel pos yang dikirim dari Provinsi Maluku Utara pada tahun 2005 bernilai sekitar

Rp. 2589,66 juta rupiah. Hampir seluruh wesel tersebut dikirim di dalam negeri.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 65

Page 66: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Wesel pos yang diterima melalui kantor pos dan giro di Provinsi Maluku Utara

tahun 2005 bernilai sekitar Rp. 3581,86 juta rupiah yang sebagian besar berasal

dari dalam negeri.

Fasilitas telekomunikasi sangat diperlukan untuk memperlancar arus informasi

untuk memacu kegiatan ekonomi yang makin menuntut efisiensi dan pelayanan

yang cepat dan tepat. Pemanfaatan sarana telekomunikasi khususnya telepon dari

tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Ini terlihat dari pemakaian pulsa yang

terus meningkat. Pemakaian pulsa telepon pada tahun 2004 tercatat 109,247 juta

pulsa dan meningkat menjadi 202,963 juta pulsa pada tahun 2005.

Tabel 2.24. Jumlah Kantor Pos dan Kantor Pembantu di Provinsi Maluku Utara

No Kabupaten/Kota Kantor PosKantor

PembantuBertambah/berkurang

1 Halmahera Barat - 2 -

2 Halmahera Tengah - 2 -

3 Kepulauan Sula - 1 -

4 Halmahera Selatan - 2 -

5 Halmahera Utara - 2 -

6 Halmahera Timur - 2

7 Ternate 1 4 -

8 Tidore Kepulauan - 1 -

Jumlah Total 1 16 -

Sumber:BPS. Provinsi Maluku Utara dalam Angka, Tahun 2005/2006

Perkembangan jaringan telepon di Provinsi Maluku Utara sampai dengan tahun

2005 yaitu kapasitas terpasang tersedia 19.226 satuan sambungan telepon dengan

jumlah pelanggan yang tersebar di kabupaten/kota sebanyak 13.877 satuan

sambungan telepon. Sambungan telepon langsung sarana telekomunikasi lain

yang ada antara lain wartel dan warnet. Sarana telekomunikasi di Provinsi Maluku

Utara disajikan dalam Tabel berikut.

Tabel 2.25. Sarana Telekomunikasi Provinsi Maluku Utara Tahun 2005

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 66

Page 67: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Kabupaten/KotaJaringan Telepon Jumlah

Wartel(buah)

Jumlah Warnet(buah)

Kapasitas Terpasang

(sambungan)

Kapasitas Terpakai

(sambungan)Halmahera Barat 530 468 10 -

Halmahera Tengah - - 4 -

Kepulauan Sula 2.820 1.985 27 1

Halmahera Selatan 1.024 816 14 -

Halmahera Utara - - 5 -

Halmahera Timur 1.690 1.551 13 1

Ternate 11.742 7.708 66 4

Tidore Kepulauan 1.420 1.349 7 -

Sumber: Kantor Divisi Regional Telkom Ternate

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka rencana pengembangan prasarana

telekomunikasi adalah sebagai berikut:

a. Penambahan jaringan telepon rumah di wilayah yang termasuk kawasan

perkotaan;

b. Penambahan telepon umum dan wartel di pusat permukiman perdesaan,

baik dengan jaringan kabel maupun nirkabel;

c. Pembangunan stasiun-stasiun komunikasi nirkabel di wilayah-wilayah

tertinggal/terisolasi;

Mengoptimalkan pemanfaatan jaringan komunikasi telepon nirkabel untuk

penambahan kekurangan SST pada kawasan perkotaan.

2.2.4.3. Air Bersih

Air minum/air bersih merupakan salah satu kebutuhan utama bagi kelangsungan

hidup manusia, selain itu dengan tersedianya suatu sistem penyediaan air bersih

yang memadai akan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Demikian

pula halnya dengan tersedianya sistem penyediaan air bersih bagi sebagian besar

masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun perdesaan, maka derajat kesehatan

masyarakatnya pun dapat diharapkan akan meningkat pula. Adapun tujuan

pengembangan prasarana penyediaan air bersih adalah:

a. Melayani wilayah perkotaan dan produksi tinggi;

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 67

Page 68: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

b. Menciptakan tarikan perkembangan wilayah;

c. Melayani wilayah-wilayah dengan ketersediaan air yang terbatas (tidak

mencukupi kebutuhan).

Sebagaimana halnya listrik sebagai alat penerangan, air bersih juga sangat

dibutuhkan oleh masyarakat, dan merupakan kebutuhan yang sangat mutlak dan

utama untuk dapat dipenuhi. Sumber air masyarakat di Provinsi Maluku Utara

berasal dari PDAM, pompa air, sumur,dan mata air. Sejauh ini rumah tangga yang

menggunakan sumber air ledeng (PDAM) baru 6,09 persen. Selain melalui

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), masyarakat di provinsi ini juga

memperoleh air bersih melalui mata air maupun air permukaan seperti danau-

danau yang lokasinya mudah dijangkau masing-masing daerah.Jumlah pelanggan

distribusi air dari PDAM sampai dengan tahun 2004 adalah 13.588 pelanggan,

terjadi penurunan pada tahun 2005 sebanyak 1.200 pelanggan atau sekitar 8,9

persen.

Pada saat ini air bersih yang digunakan oleh sebagian kota di Provinsi Maluku

Utara berasal dari sumur-sumur gali, sumur-sumur bor, maupun air yang

diupayakan oleh PDAM setempat melalui sambungan-sambungan langsung

maupun melalui hidran-hidran umum. Kebutuhan air baku tersebut dipenuhi dari

sumber-sumber air baku yang berasal dari :

a. Kota Ternate terdapat 22 buah sumur dangkal/sumur dalam yang memiliki

total kapasitas 296.74 liter per detik,

b. Kota Tobelo (Kabupaten Halmahera Utara) terdapat 3 buah sumur yang

memilikikapasitas 75 liter per detik,

c. Kota Jailolo (Kabupaten Halmahera Barat) memiliki mata air Gam Lamo yang

memiliki kapasitas 30 liter per detik

d. Kota Sanana (Kabupaten Kepulauan Sula) memiliki 3 buah sumur yang

berkapasitas 85 liter per detik

e. Kota Tidore Kepulauan memiliki 6Sumur dan 1 mata air yang berkapasitas

50liter per detik.

Semua sumber-sumber tersebut sebagian besar digunakan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat perkotaan, sementara untuk masyarakat yang tinggal di

pedesaan masih memenuhi kebutuhan air bersih dari sumur, mata air, sungai, dan

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 68

Page 69: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

sebagainya. Adapun kondisi pelayanan PDAM ini masih relatif kurang baik, hal ini

dapat dilihat intensitas penduduk di perkotaan tidak mendapatkan air bersih

terutama pada siang hari. Tingkat pelayanan PDAM setempat, baru melayani

12.378 pelanggan atau hanya 1,39 persen dari total jumlah penduduk.

Dalam mendesain suatu sistem pengolahan air bersih, perhitungan kebutuhan air

untuk daerah perencanaan perlu direncanakan semaksimal mungkin sehingga

pada pelaksanaannya dapat memenuhi kebutuhan pemakai di daerah

perencanaan. Hal yang perlu diperhitungkan dalam penentuan kebutuhan air

bersih/air minum adalah kehilangan air yang terjadi baik selama proses pengolahan

pada instalasi air bersih maupun proses pendistribusian air ke konsumen.

Perkiraan jumlah penduduk dan perkiraan fasilitas kota di masa mendatang

merupakan salah satu faktor yang menentukan kapasitas produksi sistem

penyediaan air bersih yang direncanakan. Berdasarkan RUTR Kota yang ada di

Provinsi Maluku Utara dan Biro Pusat Statistik diperoleh data jumlah penduduk

pada kurun waktu 5 tahun terakhir. Berdasarkan data-data yang diperoleh tersebut,

dapat diproyeksikan jumlah penduduk Provinsi Maluu Utara di masa yang akan

datang.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi persyaratan kualitas air minum, baik secara fisik,

kimia, dan biologis serta cukup secara kuantitas untuk memenuhi segala kebutuhan

yang diperlukan terutama pada jam puncak. Secara kualitas penyediaan air bersih

harus memenuhi persyaratan fisik, kimiawi, dan biologis, yaitu tidak berasa, tidak

berbau, tidak mengandung zat-zat kimia dalam jumlah berlebih serta tidak

mengandung bakteri yang dapat membahayakan kesehatan. Secara kuantitatif,

kapasitas sumber air harus dapat menjamin kontinuitas suplai air dan cadangan

yang cukup terutama pada jam puncak dan hari maksimum serta cadangan air bagi

kebutuhan pemadam kebakaran dan keperluan khusus lainnya.

Tabel 2.26. Standar Pemakaian Air Bersih untuk Kota Kecil

No Uraian Keterangan

A Domestik

1 Sambungan Rumah 100 l/o/hr

2 Hidran Umum 30 l/o/hr

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 69

Page 70: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

B Non Domestik

1 Sekolahan 10 l/murid/hr

2 Rumah Sakit 200 l/o/hr

3 Puskesmas 3 m3/hr

4 Mesjid 2 m3/hr

5 Kantor 10 l/pegawai/hr

6 Pasar 12 m3/hr

7 Hotel 150 l/kamar/hr

8 Rumah Makan 100 l/tamu/hr

9 Komplek Militer 60 l/o/hr

10 Kawasan Industri 0,2 – 0,8 l/det/ha

11 Kawasan Pariwisata 0,1 – 0,3 l/det/ha

Sumber:BPS Provinsi Maluku Utara dalam Angka, Tahun 2005/2006

Tabel 2.27. Pelanggan Dan Produksi PDAM di Provinsi Maluku Utara

No Produsen Pelanggan Produksi(m³)

1 Rumah Tangga 11.833 23.836

2 Usaha 286 14.577

3 Usaha Non Komersil 3 766

4 Instansi Pemerintah 177 8.357

5 Usaha Sosial 36 3.820

6 Usaha Pipa Khusus 59 7.498

7 Mobil Tanki 2 492

Tahun 2005 12.378 55.908

Tahun 2004 13.588 76.459

Sumber: PDAM Provinsi Maluku Utara, 2005

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 70

Page 71: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Minimnya air bersih yang dikelola oleh PDAM Provinsi Maluku Utara hingga tahun

2004 (hanya mencapai 5,80% dari total penduduk) menyebabkan masyarakat

memenuhi kebutuhan air bersih secara swadaya. Hal ini disebabkan karena

minimnya prasarana air bersih yang ada, mahalnya biaya sambungan air bersih

sehingga mengurangi minat penduduk menggunakan air PDAM. Selain itu juga

disebabkan karena masih terdapat air sungai dan sumur bersih yang dapat

digunakan masyarakat tanpa membayar.

2.2.4.4. Drainase

Aktivitas sosial ekonomi dan kondisi topografi yang beragam, seperti kegiatan

perdesaan, perkotaan, pertanian, industri, permukiman membutuhkan sistem

drainase yang beragam. Dalam pelaksanaan pembangunan sistem drainase

wilayah, pada prinsipnya harus efisien sehingga sistem drainase yang

dikembangkan adalah sistem kombinasi antara jaringan drainase sistem tertutup

serta jaringan drainase terbuka, yaitu:

a. Sistem Jaringan Terbuka. Sistem saluran drainase terbuka direncanakan

menggunakan saluran dengan bentuk saluran trapesium dengan lining yang

pengalirannya dilakukan secara gravitasi. Keuntungan menggunakan sistem

terbuka ini adalah biaya pembangunan jaringan lebih murah, teknologi

pembangunan lebih sederhana, serta biaya pemeliharaan lebih sedikit.

Sedangkan kerugian sistem ini, yaitu limpasan air kembali lagi mengalir ke

jalan dan harus hati-hati terhadap kemungkinan terperosok ke saluran ini

karena sistemnya terbuka (terutama pada malam hari);

b. Sistem Jaringan Tertutup. Sistem ini dibuat dibawah jalan dengan membuat

perkerasan pada saluran, seperti saluran terbuka hanya permukaannya

ditutup. Sistem tertutup ini dibangun sebagai terusan agar sistem terbuka

tidak terpotong apabila sistem terbuka memotong jaringan jalan.

Ketersediaan prasarana drainase perkotaan umumnya dilakukan seiring dengan

penataan kota dan sebagai sarana pendukung untuk pemeliharaan jalan-jalan dan

sarana umum kota lainnya. Melihat kondisi permasalahan terkait drainase di

wilayah Provinsi Maluku Utara adalah keberadaan infrastruktur prasarana ini yang

belum terbangun dengan baik. Drainase adalah salah satu prasarana utilitas kota

yang sangat penting dalam pengembangan dan penataan kota. Sarana ini sebagai

salah satu pendukung yang penting bagi pengaturan sistem saluran pembuangan

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 71

Page 72: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

terbuka untuk air kotor dan upaya pencegahan terjadinya genangan air di

permukiman dan tempat penting lainnya, selain itu itu dapat dimanfaatkan untuk

pedestrian/trotoar dan keindahan kota.

2.2.5. PASAR

2.2.5.1. Segmentasi dan Profil Kunjungan

Berikut adalah data kunjungan wisatawan ke Maluku Utara menurut Badan Pusat

Statistik tahun 2009m baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Gambar 3.1. Kunjungan Wisatawan ke Maluku UtaraSumber : BPS, 2009

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Jumlah kunjungan wisman ke Maluku Utara mengalami pertumbuhan yang

fluktuatif dari tahun ke tahun. Kunjungan wisman dari tahun 2007 ke 2008

mengalami kenaikan sebesar 1889% (457 dari 23 orang)

2. Jumlah kunjungan wisnus ke Maluku Utara mengalami pertumbuhan yang

fluktuatif dari tahun ke tahun. Kunjungan wisnus dari tahun 2007 ke 2008

mengalami kenaikan sebesar 145% (107dari 23 orang)

2.2.5.2. Program Pemasaran yang Ada

A. Above The Line

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 72

Page 73: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Dalam program untuk memasarkan Maluku Utara sebagai daerah tujuan wisata,

Provinsi Maluku Utara telah melakukan beberapa kegiatan yang termasuk dalam

strategi program above the line, misalnya web site dan brosur.

Pembuatan website sebagai wadah untuk berpromosi Maluku Utara, diserahkan

pada kabupaten/ kota masing-masing di Provinsi Maluku Utara.

Gambar 3.2. Website Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Utara

Brosur merupakan salah satu wadah yang sering dipergunakan dalam promosi

pariwisata, hampir dari setiap kabupaten kota di Provinsi Maluku Utara

mempergunakan brosur sebagai alat untuk promosi pada calon wisatawan di

Provinsi Maluku Utara.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 73

Page 74: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gambar 3.3. Brosur Pariwisata Kabupaten Halut dan Halteng

B. Below The Line

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 74

Page 75: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Dalam program untuk memasarkan Maluku Utara sebagai daerah tujuan wisata,

Provinsi Maluku Utara telah melakukan beberapa kegiatan yang termasuk dalam

strategi program below the line, misalnya farm trip dan travel mart.

Kegiatan farm trip pernah dilakukan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Utara

dengan mengundang wartawan dan media dari laur negeri untuk memperkenalkan

pariwisata Maluku Utara ke kancah Internasional.

2.2.6. INDUSTRI KEPARIWISATAAN

Industri Pariwisata dapat dikelompokan menjadi empat kategori usaha pariwisata

sebagai berikut:

2.2.6.1. Kategori Daya Tarik Wisata

Yang meliputi: Usaha Daya Tarik Wisata, Usaha Kawasan Pariwisata, Usaha

Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi, Usaha Wisata Tirta, dan Usaha

Spa. Kondisi usaha daya tarik wisata di Provinsi Maluku Utara masih terbatas pada

kawasan-kawasan perkotaan, itupun masih sangat terbatas kualitas maupun

kuantitasnya.

2.2.6.2. Kategori Transportasi Wisata

Yang meliputi: Usaha Jasa Transportasi Wisata, Usaha Jasa Perjalanan Wisata,

Usaha Biro Perjalanan Wisata, dan Usaha Agen Perjalanan Wisata; Kondisi usaha

daya tarik wisata di Provinsi Maluku Utara masih terbatas pada kawasan-kawasan

perkotaan, itupun masih sangat terbatas kualitas maupun kuantitasnya

2.2.6.3. Kategori Fasilitas Pariwisata/ Akomodasi dan MICE

Yang meliputi: Usaha Jasa Makanan dan Minuman, Usaha Penyediaan

Akomodasi, Usaha Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi,

dan Pameran (MICE) ; Kondisi usaha daya tarik wisata di Provinsi Maluku Utara

masih terbatas pada kawasan-kawasan perkotaan, itupun masih sangat terbatas

kualitas maupun kuantitasnya

2.2.6.4. Kategori Konsultasi, Informasi, dan Jasa lainnya

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 75

Page 76: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Yang meliputi: Usaha Jasa Informasi Pariwisata, Usaha Jasa Konsultan Pariwisata,

dan Usaha Jasa Pramuwisata. Dalam kategori ini perkembangannya di Maluku

Utara masih hanya berupa embrio-embrio, sehingga harus mendapatkan jasa

tersebut dari luar Provinsi Maluku Utara.

2.2.7. KELEMBAGAAN DAN SDM

2.2.7.1. Organisasi

A. Sektor Pemerintah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 (Pemerintahan Daerah) dan

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 (Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah) adalah mendorong terciptanya

demokratisasi dalam pemerintahan. Tujuan demokrasi akan memposisikan

Pemerintah Daerah sebagai instrumen pendidikan politik di tingkat lokal yang

secara agregat akan menyumbang terhadap pendidikan politik secara nasional

sebagai elemen dasar dalam menciptakan kesatuan dan persatuan bangsa dan

negara serta mempercepat terwujudnya masyarakat madani (civil society).

Melalui desentralisasi, Pemerintah Daerah dituntut untuk mengelola keuangan

daerah secara akuntabel dan transparan. Dengan kebijakan normatif yang ada,

pemerintah daerah diberi kesempatan untuk melakukan perubahan kebijakan dan

sistem pengelolaan keuangan daerah. Namun, paradigma tersebut belum menjadi

persepsi nasional yang merata di segala tingkatan dan tidak tersedianya tata ruang

secara nasional dan holistik yang digunakan sebagai dasar bagi pengembangan

sumber-sumber ekonomi, khususnya bagi sektor pariwisata yang berdampak

langsung bagi pembangunan ekonomi daerah.

Dasar-dasar yang melatarbelakangi perubahan tersebut adalah : pertama,

perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan seiring otonomi daerah dan

desentralisasi, kedua, semangat reinventing governance dan good governance,

dan ketiga, realitas regulasi dan instrumen pengelolaan keuangan daerah dalam

bentuk peraturan pelaksanaan yang baru dan mendorong terciptanya iklim

investasi yang baik.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 76

Page 77: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Timbulnya persaingan antar daerah dan pengembangan pariwisata secara parsial,

tanpa mengkaitkan dengan wilayah sekitarnya yang berdampak pada penurunan

kualitas produk wisata. Melalui otonomi daerah, Maluku Utara memiliki peluang

dalam pengembangan sumber daya pariwisata secara luas dan tidak tergantung

dengan pemerintah pusat. Permasalahan saat ini karena adanya perbedaan

kepentingan dan inkonsistensi antara kebijakan pemerintah pusat dan daerah.

Pembagian Kewenangan Pemerintah dan Daerah yang telah diatur dalam Undang-

undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pasal 28,29,30.

Walaupun demikian masih terjadi tarik-menarik kepentingan sebagai akibat

ketidakjelasan hubungan kewenangan yang berpengaruh pada proses

penyelenggaraan pemerintahan di daerah dan berdampak pada pengeluaran dana

yang sangat besar, serta potensi daerah tidak dapat berkembang secara optimal.

B. Sektor Swasta

Perkembangan organisasi swasta, seperti : PHRI, ASITA, ASPINDO dan lain-lain

masih belum dirasakan oleh para pekerja pariwisata di Indonesia. Faktor berdirinya

provinsi Maluku Utara sebagai provinsi baru dan Maluku Utara sebagai end destination merupakan beberapa faktor belum berkembangnya organisasi

kepariwisataan swasta di Provinsi Maluku Utara.

2.2.7.2. Sumberdaya Manusia

Perkembangan pariwisata di Provinsi Maluku Utara mulai menunjukkan sinyal yang

positif, hal ini dikarenakan dukungan yang sangat kuat dari pemerintah melalui

dinas pariwisata provinsi dan dinas pariwisata kabupaten kota masing-masing.

Hal ini dibuktikan oleh perencanaan yang serius dari dinas pariwisata Provinsi

Maluku Utara melalui penyusunan Rencana Induk Pariwisata Daerah (RIPPARDA)

Provinsi Maluku Utara. Hal ini tentunya akan sangat baik bila didukung oleh dinas

pariwisata kabupaten kota yang lain.

Namun dalam perkembangan SDM pariwisata dari masyarakat masih perlu

dibenahi dan ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya sebagai garda depan

pengembangan pariwisata di Provinsi Maluku Utara.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 77

Page 78: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

2.3. TINJAUAN KEBIJAKAN DAN RENCANA

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN TERKAIT DENGAN PROVINSI MALUKU UTARA

2.3.1. TINJAUAN KEBIJAKAN NASIONAL

2.3.1.1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, peran Provinsi

Maluku Utara dalam konteks nasional adalah sebagai berikut:

A. Kota Ternate ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Kota

Tidore, Tobelo, Labuha, dan Sanana ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW), serta Daruba ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Strategis

Nasional (PKSN).

B. Pelabuhan Ternate dan Labuha ditetapkan sebagai Pelabuhan Nasional di

Provinsi Maluku Utara.

C. Bandar Udara Sultan Baabullah ditetapkan sebagai Pusat Penyebaran

Tersier untuk kebijakan Bandar Udara sebagai Simpul Transportasi Udara

Nasional di Provinsi Maluku Utara.

D. Kebijakan Kawasan Lindung Nasional yang terdiri dari :

a. Cagar Alam Tobalai

b. Cagar Alam Pulau Seho

c. Cagar Alam Gunung Sibela

d. Cagar Alam Lifamatola

e. Cagar Alam Pulau Obi

f. Cagar Alam Taliabu

g. Taman Nasional Aketajawe – Lolobata

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 78

Page 79: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

E. Kebijakan Kawasan Andalan Nasional yang terdiri dari

a. Kawasan Ternate, Tidore, Sidangoli, Sofifi, Weda dan sekitarnya

dengan sektor unggulan yakni perkebunan, perikanan laut, industri,

pertambangan, dan pariwisata.

b. Kawasan Bacan – Halmahera Selatan dengan sektor unggulan

perkebunan dan pertanian.

c. Kawasan Kepulauan Sula dengan sektor unggulan yakni perkebunan,

kehutanan, industri, pertambangan, dan perikanan.

d. Kawasan Andalan Laut Halmahera dan sekitarnya dengan sektor

unggulan yakni perikanan laut, pertambangan, dan pariwisata.

F. Kebijakan Kawasan Strategis Nasional yakni Kawasan Perbatasan Laut RI

termasuk 8 pulau kecil terluar (Pulau Jiew, Budd, Fani, Miossu, Fanildo,

Bras, Bepondi, dan Liki) dengan negara Palau (Provinsi Maluku Utara, Papua

Barat, dan Papua)

G. Kebijakan Indikasi Program Utama Lima Tahunan dengan Usulan Program

yakni Jaringan Pelayanan Feeder Dan Pulau – Pulau di Provinsi Maluku

Utara.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 79

Page 80: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gambar 2.18. Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Maluku Utara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 80

Page 81: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

2.3.1.2. Keppres Nomor 120 Tahun 1993 Tentang Dewan Pengembangan KTI (DP-KTI)

Keppres Nomor 120 Tahun 1993 Tentang Dewan Pengembangan KTI (DP-KTI)

dikeluarkan dengan tujuan antara lain untuk mengantisipasi kesenjangan

pertumbuhan regional yang terjadi antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan

Kawasan Timur Indonesia (KTI), sekaligus mempercepat pertumbuhan di KTI. DP-

KTI ini menjadi wadah bagi perumusan dan penetapan kebijakan, strategi, serta

penentuan tahapan dan prioritas pelaksanaan untuk mempercepat pembangunan

KTI dan provinsi tertentu lainnya.

Berdasarkan Keppres Nomor 120 Tahun 1993, ada 9 (sembilan) provinsi termasuk

dalam wilayah KTI dan 4 (empat) provinsi tertentu lainnya yang dianggap perlu

diberlakukan kebijakan percepatan pembangunan. Kesembilan provinsi tersebut

adalah Nusa Tenggara Barat (NTB); Nusa Tenggara Timur (NTT); Timor-Timur

(yang kemudian merdeka); Irian Jaya (Papua); Maluku; Sulawesi Utara; Sulawesi

Tengah; Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Sementara keempat provinsi

yang termasuk dalam provinsi tertentu lainnya adalah Kalimantan Timur;

Kalimantan Selatan; Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

Sejak awal tahun 1990 Pemerintah Indonesia telah menggariskan kebijakan

percepatan pembangunan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Kebijakan tersebut

ditandai dengan dicantumkannya substansi percepatan pembangunan KTI pada

GBHN Tahun 1993. Kemudian dilakukan pembentukan DP-KTI pada tahun 1993

dan pembentukan Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur

Indonesia pada tahun 2000. Pada saat dibentuknya DP-KTI atau dikeluarkannya

Keppres Nomor 120 tahun 1993 tersebut, Timor Timur masih merupakan bagian

dari wilayah Indonesia (memisahkan diri dari NKRI pada tahun 1998) dan Provinsi

Maluku Utara masih merupakan bagian dari Provinsi Maluku (pemekaran pada

tahun 1999).

Guna mempercepat pembangunan daerah dan sekaligus mengurangi ketimpangan

pembangunan antar daerah, salah satu kebijakan yang dirumuskan oleh DP KTI

adalah kebijakan pengembangan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

(KAPET) di tiap provinsi di atas, yang merupakan suatu kawasan andalan untuk

dapat memicu pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 81

Page 82: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Pada hakikatnya,kebijakan pengembangan kawasan timur Indonesia ini turut

mempengaruhi dinamika pengembangan dan pembangunan sektor pariwisata

Provinsi Maluku Utara.

A. VISI

Visi percepatan pembangunan Kawasan Timur Indonesia hingga tahun 2010

adalah :

“Terwujudnya Kawasan Timur Indonesia sebagai kawasan yang maju, berkelanjutan, mempunyai kesetaraan akses ekonomi dan keberdayaan antarkawasan serta menjadi bagian tatanan global dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia”

B. MISI

Misi percepatan pembanguna Kawasan Timur Indonesia hingga tahun 2010

adalah:

a. Memacu pertumbuhan ekonomi regional secara integratif;

b. Mengembangkan sumberdaya manusia setempat agar dapat

berpartisipasi dan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari

pembangunan KTI;

c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen pembangunan

dengan pemberdayaan lembaga ekonomi, sosial dan

kemasyarakatan;

d. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor dan lintas

wilayah yang saling menguntungkan untuk

mengurangi/menghilangkan kesenjangan antarwilayah dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI);

e. Mengoptimalkan kerjasama ekonomi sub regional;

f. Meningkatkan investasi baik penanaman modal dalam negeri

maupun asing;

g. Memanfaatkan sumberdaya alam secara bijaksana berdasarkan

asas konservasi agar lestari dan ditujukan bagi kesejahteraan,

terutama masyarakat di sekitarnya.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 82

Page 83: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

C. TUJUAN

Tujuan percepatan pembangunan KTI adalah :

a. Mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial regional antara KTI

dengan KBI dan intra KTI;

b. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta serta

kesejahteraan masyarakat setempat;

c. Meningkatkan kesiapan KTI menghadapi era perdagangan bebas

dengan akulturasi budaya dan penguasaan teknologi;

d. Mewujudkan interdependensi antarkawasan dalam kerangka NKRI;

e. Mempercepat dan memantapkan pemulihan ekonomi di KTI.

D. SASARAN

Sasaran percepatan pembangunan KTI dibagi ke dalam dua sasaran, yaitu

sasaran jangka pendek (sampai dengan tahun 2004) dan sasaran jangka

menengah (sampai dengan tahun 2010).

a. Sasaran sampai dengan tahun 2004 adalah:

1) Tercapainya pendapatan per kapita mendekati rata-rata nasional;

2) Tercapainya Indeks Pembangunan Daerah dan indeks

Pembangunan Manusia mendekati rata-rata nasional;

3) Tercapainya peningkatan porsi investasi berkisar 20 persen dari

total investasi nasional dan ekspor KTI meningkat sekitar 20 persen;

4) Terselesaikannya konflik-konflik horizontal yang saat ini terjadi;

5) Tercapainya pengembangan sistem nasional jangka menengah di

KTI yang merupakan penetapan kawasan dan kota prioritas yang

dijabarkan dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN);

b. Sasaran sampai dengan tahun 2010 adalah:

6) Tercapainya daya beli berada pada rata-rata nasional;

7) Tercapainya Indeks Pembangunan Daerah dan Indeks

Pembangunan Manusia berada pada rata-rata nasional;

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 83

Page 84: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

8) Tercapainya porsi investasi di atas 20 persen dari total investasi

nasional dan ekspor dari KTI tumbuh di atas 20 persen tertatanya

dan mantapnya kelembagaan ekonomi, sosial, budaya, polititk dan

pemerintahan dalam mempercepat pembangunan KTI;

9) Tercapainya pengembangan sistem nasional jangka panjang di KTI

yang merupakan penetapan kawasan dan kota prioritas yang

dijabarkan dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN);

10) Tercapainya peningkatan peran serta masyarakat dalam

pembangunan.

2.3.2. TINJAUAN KEBIJAKAN DAERAH PROVINSI MALUKU UTARA

2.3.2.1. Perda RTRW Provinsi Maluku Utara Tahun 2007 – 2027 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi Maluku Utara Tahun 2007 – 2027

Pengembangan pariwisata secara perwilayahan sangat dipengaruhi oleh titik

pertumbuhan pembangunan berupa kota/kabupaten yang menjadi pusat

pertumbuhan sehingga pertimbangan struktur ruang dan pemanfaatan lahan

sangat menentukan pengembangan pariwisata di Provinsi Maluku Utara. Berikut

berdasarkan PERDA Provinsi Maluku Utara Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Provinsi Maluku Utara Tahun 2007 – 2027, Bagian Ketiga, mengenai Kebijakan dan

Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi Maluku Utara, pasal 6, 7, 8,9, 10, 11

dan 12.

A. RTRW MALUKU UTARA TAHUN 2005 – 2007

a. Visi Agenda Pembangunan Provinsi Maluku Utara Tahun 2005 – 2007

“Terdepansebagai Provinsi Kepulauanyang Berbasis Sumberdaya Alamdalam Mewujudkan Masyarakatyang Damai, Majudan Mandiridalam Ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia”

b. Misi Agenda Pembangunan Provinsi Maluku Utara Tahun 2005 – 2007

1) Mendorong terwujudnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai

ajaran agama yang menghargai keberagaman;

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 84

Page 85: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

2) Mendukung terciptanya wawasan kebangsaan dan sistem

keamanan yang tangguh;

3) Mewujudkan sistem dan iklim pendidikan yang agamais,

demokratis, berkualitas serta menguasai IPTEK;

4) Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang sehat, dinamis dan

berdaya tahan dari pengaruh globalisasi;

5) Mendorong terwujudnya sistem dan kesadaran hukum yang

menjamin tegaknya supremasi hukum dan HAM;

6) Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis sumberdaya

lokal yang berdaya saing dan berkelanjutan;

7) Memantapkan pelaksanaan otonomi daerah yang berbasis pada

pemerintahan yang bersih dan berwibawa;

8) Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur wilayah yang

berkelanjutan;

9) Mengembangkan potensi sumber daya alam secara optimal.

c. Strategi Pokok Pembangunan Provinsi Maluku Utara

Strategi pokok pembangunan Provinsi Maluku Utara terdiri dari:

1) Penataan, pemantapan kelembagaan dan prasarana dan sarana pemerintahan guna memantapkan otonomi daerah

yang didukung oleh aparatur pemerintah yang handal,

profesional, dan berakhlak mulia guna mewujudkan tata

pemerintahan yang baik;

2) Pemulihan dan pemantapan situasi sosial pasca konflik melalui peningkatan penghayatan keimanan dan ketakwaan,

pemulihan kepercayaan dan toleransi dalam masyarakat,

pemberdayaan peran lembaga-lembaga keagamaan sehingga

terbina kerukunan dan kerjasama antarumat beragama, serta

kodifikasi, revitalisasi, pemutakhiran, dan pembelajaran nilai-nilai

budaya Moloku Kie Raha yang diiringi dengan penciptaan

lapangan usaha dan kesempatan kerja melalui pemberdayaan

masyarakat;

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 85

Page 86: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

3) Percepatan pembangunan melalui pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan dengan menata penyebaran

guru secara merata, sistem kelola sekolah yang benar, pendirian

sekolah unggulan di tingkat SMA berdasarkan pertimbangan

kewilayahan untuk menciptakan sumber daya manusia yang

profesional dan berakhlak mulia sesuai dengan kebutuhan

pengembangan sumber daya setempat, mendorong keterlibatan

peran dunia usaha dalam pembangunan, serta pembangunan

infrastruktur wilayah secara berkelanjutan dengan penekanan

pada keterkaitan wilayah dan keterkaitan sektor-sektor unggulan

guna menciptakan keserasian pembangunan antar wilayah dan

mewujudkan pemerataan kesejahteraan rakyat.

d. Agenda Pembangunan Provinsi Maluku Utara tahun 2005 – 2007

1) Mewujudkan Maluku Utara yang Damai;

2) Mewujudkan Maluku Utara yang Maju;

3) Mewujudkan Maluku Utara yang Mandiri.

e. Prioritas Pembangunan Provinsi Maluku Utara Tahun 2005 – 2007

Sasaran, prioritas, dan pokok-pokok arah kebijakan pembangunan

Provinsi Maluku Utara tahun 2005 – 2007 terdiri dari:

1) Mewujudkan Maluku Utara yang Damai; terdapat 4 (empat)

sasaran pokok dengan prioritas dan arah kebijakan sebagai

berikut:

(a) Sasaran pertama adalah semakin terwujudnya upaya

penegakan dan supremasi hukum sesuai dengan perangkat

perundang-undangan dan hukum yang berlaku,

tertanganinya kasus-kasus pelanggaran hukum secara

nyata, adil dan tidak memihak, serta terciptanya konsistensi

antara peraturan daerah dengan hierarki hukum di atasnya.

(b) Sasaran kedua adalah semakin meningkatnya rasa saling

percaya antar kelompok masyarakat yang tercermin dari

semakin menurunnya sikap saling mencurigai, ketegangan

dan ancaman konflik antarkelompok maupun golongan

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 86

Page 87: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

masyarakat; serta meningkatnya kerjasama antarkelompok

masyarakat dalam berbagai bentuk yang positif, konstruktif

dan berkesinambungan.

(c) Sasaran ketiga diarahkan untuk menegaskan kembali nilai-

nilai sosial budaya Moloku Kie Raha sebagai ciri identitas

kultural masyarakat Maluku Utara dalam rangka

melestarikan falsafah budaya dan basis tata nilai kehidupan

sosial masyarakat, sekaligus sebagai pranata dalam

memelihara stabilitas ketertiban sosial secara berkelanjutan.

(d) Sasaran keempat adalah meningkatnya pelayanan birokrasi

kepada masyarakat yang tercermin dari: (1) berkurangnya

secara nyata praktek korupsi di birokrasi, dan dimulai dari

tataran (jajaran) pejabat yang paling atas; (2) terciptanya

sistem pemerintahan dan birokrasi yang bersih, akuntabel,

transparan, efisien dan berwibawa; (3) terhapusnya aturan,

peraturan dan praktek yang bersifat diskriminatif terhadap

warga negara, kelompok, atau golongan masyarakat; (4)

meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan

kebijakan publik.

2) Mewujudkan Maluku Utara yang Maju; terdapat 3 (tiga) sasaran

pokok dengan prioritas dan arah kebijakan sebagai berikut:

(a) Sasaran pertama adalah meningkatnya kualitas sumber

daya manusia Maluku Utara yang tercermin dari

meningkatnya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

serta meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran-

ajaran agama, termasuk meningkatnya pembangunan dan

pemberdayaan jender.

(b) Sasaran kedua adalah menurunnya jumlah penduduk miskin

secara nyata yang tercermin dari penuruan angka penduduk

miskin 13,48% pada tahun 2007 serta berkurangnya

kesenjangan pembangunan antar kawasan dengan

mempercepat pengembangan kawasan serta meningkatkan

daya saing kawasan dan produk-produk unggulan daerah;

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 87

Page 88: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

mewujudkan keseimbangan pertumbuhan pembangunan

antar desa-kota dengan memperhatikan keserasian

pemanfaatan ruang dan penatagunaan tanah.

(c) Sasaran ketiga adalah meningkatnya ketersediaan

infrastruktur yang ditunjukkan oleh pembangunan dan

peningkatan berbagai sarana penunjang pembangunan.

3) Meningkatkan Kemandirian Pembangunan; terdapat 2 (dua)

sasaran pokok dengan prioritas dan arah kebijakan sebagai

berikut:

(a) Sasaran pertama adalah terciptanya lapangan kerja secara

memadai yang mampu mengurangi pengangguran terbuka

menjadi 11.4 persen pada tahun 2007 dengan didukung oleh

stabilitas ekonomi yang tetap terjaga. Untuk mencapai

sasaran tersebut pertumbuhan ekonomi diupayakan

meningkat dari 5,48 persen pada tahun 2005 menjadi 8,16

persen pada tahun 2009 atau rata-rata tumbuh sebesar 0,67

persen per tahun.

(b) Sasaran kedua adalah pengelolaan sumber daya alam yang

mengarah pada pengarusutamaan (mainstreaming) prinsip

pembangunan berkelanjutan di seluruh sektor dan bidang

pembangunan dan membaiknya mutu lingkungan hidup.

B. RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI MALUKU UTARA 2007 – 2027

a. Visi dan Misi Pembangunan Provinsi Maluku Utara

Visi pembangunan Provinsi Maluku Utara dalam Pola Dasar

Pembangunan Daerah Provinsi Maluku Utara Tahun 2003 –

2007adalah :

“Terwujudnya Provinsi Maluku Utara Sebagai Provinsi Kepulauan, Dalam Lingkungan Masyarakat yang Agamis, Berbudaya, Maju, Damai, Mandiri, Adil dan Sejahtera Berbasis Sumberdaya”

b. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Provinsi Maluku Utara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 88

Page 89: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

1) Arah kebijakan pembangunan daerah Provinsi Maluku Utara

adalah :

“Mewujudkan kesejahteraan hidup bagi seluruh warga

masyarakat dengan memantapkan nilai-nilai keagamaan dan

budaya yang berbasiskan sumber daya, serta membentuk

struktur ekonomi yang kuat dengan dukungan sumberdaya

dalam persaingan global, serta menjadikan Provinsi Maluku

Utara sebagai kawasan strategis di Kawasan Timur Indonesia

melalui pemantapan struktur ekonomi daerah”

2) Strategi jangka panjang pembangunan di Provinsi Maluku Utara

adalah sebagai berikut:

(a) Mendukung pembangunan sektor-sektor ekonomi dengan

penekanan sektor unggulan, secara terpadu dan tersinergi

antar sektor dan antar wilayah;

(b) Meningkatan kualitas sumberdaya manusia, yang dapat

diandalkan dalam persaingan global;

(c) Memantapkan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi

dan bertanggung jawab yang didukung aparatur pemerintah

yang handal, profesional, transparan dan akuntabel.

3) Sedangkan strategi jangka pendek meliputi:

(a) Menanggulangi dampak pasca konflik horizontal, dengan

menciptakan kondisi politik dan sosial ekonomi yang lebih

kondusif melalui penciptaan kesempatan kerja dan usaha

bagi masyarakat miskin;

(b) Menyiapkan perangkat lunak dan perangkat keras bagi

aparatur pemerintah dalam rangka pelaksanaan otonomi

daerah dan penyiapan infrastruktur di wilayah-wilayah

pemekaran;

(c) Menjamin kehandalan ketahanan pangan yang merata

kepada segenap masyarakat di wilayah-wilayah rawan

pangan;

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 89

Page 90: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

(d) Mengantisipasi dan menanggulangi dampak bencana, baik

fisik maupun non fisik yang terencana dengan baik.

C. STRATEGI PENGEMBANGAN STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI MALUKU UTARA

a. Pengembangan Tata Ruang Makro

Strategi untuk pengembangan tata ruang makro meliputi :

1) Mengembangkan pusat-pusat orientasi pelayanan di 8 gugus Pulau

dan mengembangkan kota-kota kabupaten sebagai pusat

pertumbuhan. Peningkatan fungsi kota ini perlu diimbangi dengan

peningkatan kapasitas dan jangkauan pelayanan kota-kota tersebut

sesuai dengan fungsi pelayanan masing-masing;

2) Meningkatkan akses antara ibukota provinsi dengan kota-kota

orientasi pelayanan wilayah pengembangan maupun kota-kota

kabupaten lainnya dan juga denganwilayah sekitarnya melalui

pengembangan sistem jaringan transportasi baik darat, laut,

maupun udara;

3) Meningkatkan peran kota-kota yang berfungsi sebagai pintu

keluar/masuk menuju provinsi lainnya melalui penyediaan

prasarana dan sarana dasar wilayah serta jaringan transportasi

yang menghubungkan wilayah Provinsi dengan wilayah

pelayanannya serta wilayah provinsi lainnya;

4) Meningkatkan pelayanan kota-kota yang befungsi sebagai Pusat

Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat

Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), serta kota-kota lain yang

berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Pengembangan

diarahkan pada penyediaanprasarana dan sarana dasar wilayah

sesuai dengan fungsi dan peran kota-kota agar terjadi pemerataan

pelayanan.

b. Pengembangan Struktur Gugus Pulau

Strategi untuk pengembangan struktur gugus pulau meliputi :

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 90

Page 91: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

1) Mengembangkan gugus pulau sesuai dengan kriteria yang berlaku;

2) Meningkatkan fungsi dan peran pusat-pusat gugus pulau yang ada;

3) Mengembangkan prasarana dan sarana dasar yang dibutuhkan

pada setiap gugus pulau;

4) Mengembangkan keterkaitan antar gugus pulau yang berdekatan;

5) Mengembangkan keterkaitan prasarana dan sarana antar gugus

pulau untuk memenuhi kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 91

Page 92: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gambar 2.19. Peta Gugus Pulau Provinsi Maluku Utara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 92

Page 93: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

c. Pengembangan Sistem Pusat Permukiman Perkotaan dan Pedesaan

Strategi untuk pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dan

pedesaan meliputi:

1) mengembangkan pusat-pusat permukiman sesuai dengan fungsi

dan peran masing-masing kota;

2) menyediakan prasarana dan sarana pendukung pusat permukiman

perkotaan dan perdesaan sesuai fungsi masing-masing;

3) mengembangkan interaksi desa-kota yang saling menguntungkan.

d. Pengembangan Sistem Kota – Kota

Strategi untuk pengembangan sistem kota – kota meliputi :

1) memperkuat keterkaitan ekonomi dan spasial di dalam wilayah

daratan di pulau-pulau besar serta pulau-pulau kecil.;

2) pengembangan wilayah daratan agar dapat membentuk suatu

kesatuan ekonomi spasial yang solid serta efesien dalam hal

penyediaan prasarana wilayah;

3) memperkuat fungsi-fungsi yang sudah ada di kota-kota yang

terpilih sebagai pusat-pusat pertumbuhan,agar terbentuk kesatuan

sistem yang mempunyai hierarki dan fungsi ruang saling mengisi;

4) mengembangkan keterkaitan antar kota secara fungsional yang

dilakukan dengan pengembangan fungsi pelayanan kota yang

terintegrasi antara ibukota Provinsi, ibukota kabupaten dan ibukota

kecamatan.

5) mengembangkan keterkaitan secara tata ruang yang dilakukan

dengan meningkatkan aksesibilitasnya terutama dengan

pengembangan jaringan jalan.

6) mengembangkan dan meningkatkan fungsi ibukota kabupaten

terutama sebagai pusat wilayah belakangnya.

7) mengarahkankota-kota menjadi pusat kegiatan koleksi dan

distribusi bagi wilayah belakang, berdasarkan kondisi potensi-

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 93

Page 94: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

potensi sumber daya alam yang khas sehingga dapat menjadi

suatu keunggulan komperatif yang dapat meningkatkan

kemampuan ekonomi masyarakatnya.

8) Mengembangkan kota-kota sebagai pusat pelayanan yang

berhierarki agar tercapai efisiensi dalam pembiayaan

pembangunan fasilitas, dan dengan memperhatikan faktor

kedekatan gugus pulau sehingga dapat lebih memperluas cakupan

pelayanan kota-kota tersebut.

e. Peningkatan Akses Pelayanan Perkotaan dan Pusat Pertumbuhan

Ekonomi Wilayah yang Merata dan Berhierarki

Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat

pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki meliputi :

1) Menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan

perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan

perkotaan dan wilayah sekitarnya;

2) Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum

terlayani oleh pusat pertumbuhan;

3) Menjaga kota-kota pantai dari bencana tsunami melalui

manajemen resiko bencana;

4) Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih

kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di

sekitarnya.

f. Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Jangkauan Pelayanan

Sistem Jaringan Prasarana Transportasi

Strategi untuk pengembanagan dan peningkatan kualitas jangkauan

pelayanan sistem jaringan prasarana dan transportasi meliputi :

1) Meningkatkan kualitas jaringan prasarana transportasi dan

mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut dan

udara agar dicapai pemerataan pembangunan, dengan

melihattingkatan kepentingan dan potensi kota-kota yang

bersangkutan;

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 94

Page 95: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

2) Mengembangkan sistem jaringan prasarana transportasi wilayah

agar dicapai keterkaitan antar pusat-pusat permukiman di provinsi;

3) Mengembangkan sistem jaringan prasarana transportasi wilayah

untuk membuka wilayah terisolir;

4) Mengembangkan sistem jaringan transportasi wilayah untuk

mendukung kegiatan evakuasi bila terjadi bencana alam;

5) Mengembangkan prasarana perhubungan lautdengan

meningkatkan keterkaitan intra-regional yaitu hubungan antar-

pelabuhandalam provinsi serta keterkaitan inter-regional yaitu

hubungan antara pelabuhan dalam provinsi dengan pelabuhan

yang ada di luar provinsi;

6) Mengembangkan fungsi pelabuhan-pelabuhan laut untuk

mendukung pengembangan wilayah terutama yang erat kaitannya

dengan pusat-pusat pengembangan;

7) Mengembangkan prasarana perhubungan darat untuk

meningkatkan keterkaitan intra pulau besar maupun pulau kecil;

8) Pengembangan jaringan jalan untuk meningkatkan aksesibilitas

antara pusat-pusat produksi dengan daerah pemasaran;

mendukung pengembangan daerah pedalaman; memperlancar

perhubungan antar kota; serta mendukung pengembangan sektor

lainnya;

9) Pengembanganprasaranaperhubunganudara untuk

menciptakan hubungan dan keterkaitan antara pusat-pusat

kegiatan ekonomi dan pemerintahan, baik di dalam provinsi

maupun dengan daerahdi luar provinsi serta untuk meningkatkan

akses udara pada wilayah-wilayah yang didorong perkembangan-

nya maupun pada wilayah-wilayah yang masih sulit dijangkau;

10) Optimalisasi fungsi bandar udara Provinsi, pengembangan

bandara-bandara lokal, serta bandara-bandara perintis.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 95

Page 96: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gambar 2.20. Peta Rencana Pengembangan Sistem Transportasi di Provinsi Maluku Utara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 96

Page 97: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

D. STRATEGI PENGEMBANGAN POLA RUANG WILAYAH PROVINSI MALUKU UTARA

a. Kebijakan Pengembangan Kawasan Lindung

1) Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup;

2) Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat

menimbulkan kerusakan lingkungan hidup;

3) Pemantapan dan pengendalian kawasan lindung.

b. Kebijakan Pengembangan Kawasan Budidaya

1) Menetapkan kawasan budi daya untuk pemanfaatan sumber daya

alam;

2) Memanfaatkan ruang untuk kegiatan budidaya di Provinsi Maluku

Utara dilakukan secara optimal sesuai dengan daya dukung

lingkungannya;

3) Mengupayakan optimasi pemanfaatan sumber daya wilayah sesuai

dengan daya dukung lingkungan;

4) Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan

antarkegiatan budidaya;

5) Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak

melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 97

Page 98: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gambar 2.21. Peta Kawasan Lindung di Provinsi Maluku Utara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 98

Page 99: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gambar 2.22. Peta Rencana Kawasan Lindung dan Arahan Pengembangan Budidaya di Provinsi Maluku Utara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 99

Page 100: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

E. STRATEGI PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI MALUKU UTARA

c. Pelestarian dan Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan

Hidup

Strategi pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup meliputi :

1) Menetapkan kawasan strategis provinsi berfungsi lindung, setelah

kawasan strategis nasional berfungsi lindung ditetapkan di

Provinsi Maluku Utara, yaitu di Pulau Jiew;

2) Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis provinsi yang

berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan, terutama diPulau

Gebe, Pulau Obi dan Pulau Jiew;

3) Membatasi pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis

provinsi yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;

4) Membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan

di sekitar kawasan strategis provinsi yang dapat memicu

perkembangan kegiatan budi daya di kawasan yang berfungsi

lindung;

5) Mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun di sekitar

kawasan strategis provinsi yang berfungsi sebagai zona

penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan

budi daya terbangun; dan

6) Merehablitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat

dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di

sekitar kawasan strategis provinsi;

7) Merehabilitasi kawasan budi daya di Kawasan Pulau Gebe dan

Kawasan Pulau Obi, yang rusak sebagai akibat kegiatan

penambangan dan kegiatan budi daya lainnya.

d. Pengembangan dan Peningkatan Fungsi Kawasan

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 100

Page 101: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam

perekonomian provinsi yang produktif, efisien dan mampu bersaing

dalam perekonomian nasional dan internasional meliputi :

1) Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi

sumberdaya alam dan kegiatan budidaya unggulan sebagai

penggerak pengembangan wilayah, terutama di Kawasan

Ternate, Tidore, Sidangoli dan Sofifi,Kawasan Kepulauan Sula,

Kawasan Pulau Bacan, Kawasan Halmahera Selatan, Kawasan

Weda, Kawasan Pengembangan Ekonomi–Pertanian : Halut -

Halbar–Haltim, Kawasan Pulau Gebe, Kawasan Pulau Obi

2) Menciptakan iklim investasi yang kondusif;

3) Mengelola pemanfaatan sumberdaya alam agar tidak melampaui

daya dukung dan daya tampung kawasan;

4) Mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak

menurunkan kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;

5) Mengintensifkan promosi peluang investasi;

6) Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang

kegiatan ekonomi;

7) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan.

e. Pemanfaatan Sumberdaya Alam Dan/Atau Teknologi Tinggi Secara

Optimal

Strategi pemanfaatan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi

secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat meliputi:

1) Mengembangkan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan

dari pemanfaatan sumber daya dan/atau teknologi tinggi;

2) Meningkatkan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya

dan/atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang dan/atau

turunannya; dan

3) Mencegah dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam

dan/atau teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup, dan

keselamatan masyarakat.

f. Pengembangan Kawasan Cepat Tumbuh

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 101

Page 102: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Strategi pengembangan kawasan cepat tumbuh untuk mendukung

kawasan lain yang masih tertinggal meliputi :

1) Mengarahkan pengembangan untuk mendorong percepatan

pembangunan dan pertumbuhan kawasan tersebut sehingga

dapat mengembangkan kawasan tertinggal di sekitarnya dalam

suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis.

2) Mempertimbangkan batas wilayah administrasi, dan menekankan

pada pertimbangan keterkaitan mata-rantai proses produksi dan

distribusi.

3) Pengembangan produk unggulan kawasan, serta mendorong

terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama

antar sektor, antar pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat

dalam mendukung peluang berusaha dan investasi di daerah.

4) Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana, seperti

pembangunan sistem jaringan perhubungan termasuk outlet-

outlet pemasaran yang efisien dalam rangka menghubungkan

kawasan cepat tumbuh dengan pusat-pusat perdagangan

nasional dan internasional, termasuk upaya untuk meningkatkan

aksesibilitas yang menghubungkan dengan wilayah-wilayah

tertinggal;

5) Peningkatan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk

mendukung pengembangan produk kawasan;

6) Pengembangan penelitian dan pengembanganyang menjadi

tulang punggung pengembangan produk berdaya saing;

7) Peningkatan akses terhadap sumber input atau faktor produksi,

meliputipengembangan sarana dan prasarana (infrastruktur fisik,

lembaga penyedia, pelayanan), sumber daya modal (lembaga

penyedia, jenis modal, pelayanan), dan input bahan baku

(lembaga penyedia, jenis input);

8) Pengembangan keterkaitan, kerjasama dan kemitraan, yaitu

penciptaan jaringan kerja/jejaring yang melibatkan baik

antardaerah dalam satu provinsi, antara pusat-provinsi-

kabupaten, antara pemerintah-pengusaha, atau antara

pemerintah-masyarakat-LSM-swasta, dan pengembangan

keterkaitan antar sektor/komoditi (input-output);

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 102

Page 103: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

9) Penciptaan Iklim Usaha yang kondusif, yang terdiri dari

pengembangan regulasi yang meliputi kebijakan-kebijakan yang

diarahkan kepada pengurangan hambatan untuk iklim usaha,

seperti halnya kebijakan fiskal, insentif dan peraturan

perundangan lainnya, beserta penegakan hukumnya, serta

keberadaan leadership baik dalam pemerintahan dan pemimpin

pasar.

g. Pengembangan Kawasan Tertinggal

Strategi pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi

kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan dan mempercepat

pembangunan kawasan tersebut sehingga dapat tumbuh dan

berkembang secara lebih cepat dan dapat mengejar ketertinggalan

pembangunannya dengan kawasan lain meliputi:

1) Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan

berkelanjutan;

2) Membuka akses dan meningkatkan aksessibilitas antara kawasan

tertinggal dan pusat pertumbuhan wilayah;

3) Mengembangkanprasarana dan da sarana penunjang kegiatan

ekonomi masyarakat;

4) Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan; dan

5) Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam

pengelolaan kegiatan ekonomi.

6) Peningkatan kapasitas (capacity building) terhadap masyarakat,

aparatur pemerintah, kelembagaan, dan keuangan daerah;

7) Peningkatan keberpihakan pemerintah dalam pembangunan

sarana dan prasarana ekonomi di kawasan tertinggal;

8) Percepatan pembangunan SDM sangat diperlukan melalui

pengembangan sarana dan prasarana sosial terutama bidang

pendidikan dan kesehatan;

9) Pembentukan pengelompokan permukiman untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas penyediaan pelayanan umum, terutama

untuk wilayah-wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk

rendah dan tersebar;

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 103

Page 104: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

10) Peningkatan kepada sumber-sumber permodalan, khususnya

dengan skema dana bergulir dan kredit mikro, serta melalui upaya

penjaminan kredit mikro oleh pemerintah kepada perbankan;

11) Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di kawasan tertinggal

dengan kawasan cepat tumbuh dan strategis, terutama

pembangunan sistem jaringan transportasi yang menghubungkan

antar wilayah;

12) Pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal, melalui

peningkatkan nilai tambah produk-produk primer dengan

pendekatan terpadu dari hulu hingga hilir;

13) Peningkatan keberpihakan pemerintah dalam pengembangan

prasarana utama untuk kegiatan ekonomi seperti listrik, air bersih,

dan telekomunikasi.

F. STRATEGI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH PROVINSI MALUKU UTARA

Strategi untuk pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan dalam

kerangka yang berkelanjutan untuk menjamin pemanfaatan ruang yang

efisien, efektif dan responsif terhadap perkembangan kebutuhan aktivitas

masyarakat meliputi :

a. Memberikan peran terhadap institusi pengenali sebagai mediator dan

fasilitator untuk menampung aspirasi semua stake-holders dalam

pembangunan kawasan sehingga dapat dihasilkan keputusan yang

seimbang dan dapat diterima semua pihak.

b. Melakukan pemantapan dan pengendalian kawasan lindung yang ada di

Provinsi Maluku Utara yang meliputi kawasan Taman Nasional, cagar

alam, cagar budaya, serta kawasan-kawasan lain yang teridentifikasi

sebagai kawasan lindung, termasuk kawasan rawan bencana.

Pemantapan dan pengendalian harus dilakukan agar fungsi kawasan

lindung dalam pelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya

alam, sumberdaya buatan serta nilai sejarah dan atau budaya bangsa

dapat dipertahankan;

c. Mengendalikan kegiatan budidaya, misalnya hutan produksi,

permukiman, pariwisata, pertanian, dan pertambangan, yang dilakukan

pada kawasan-kawasan lindung tersebut. Kegiatan budidaya pada

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 104

Page 105: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

kawasan lindung perlu dikendalikan agar dapat diusahakan selaras

dengan fungsi lindung.

G. PENDEKATAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN SEKTORAL

a. Pendekatan Struktural Antar Wilayah

Pendekatan pengembangan secara struktural antar wilayah dengan

demikian mengandung inti arahan sebagai berikut:

1) Kawasan Kota atau Perkotaan dengan orde tingkatan tertinggi

(orde I) menjadi pusat tumpuan pertumbuhan skala Provinsi yang

berinteraksi dengan wilayah provinsi lainnya, dan merupakan

salah satu titik (node) yang penting dalam skala tata ruang

nasional.

2) Kawasan perkotaan ibu kota Kabupaten dengan orde yang lebih

rendah (orde II) menjadi pusat pertumbuhan dalam skala wilayah

Kabupaten dan antar wilayah Kabupaten. Kawasan ini menjadi

pengikat sinergitas pertumbuhan antara Kabupaten dan menjadi

barometer pertumbuhan pembangunan dalam skala Provinsi;

3) Kawasan perkotaan lainnya dengan orde yang dua tahap lebih

rendah (orde III) merupakan pusat pertumbuhan pada skala

Kecamatan dan menjadi pengikat sinergitas pembangunan dalam

skala Kabupaten;

4) Kawasan semi perkotaan atau Desa-Kota (dapat dianggap

sebagai Orde IV) diantaranya merupakan Desa Pusat

Pertumbuhan, yang mengandalkan sumber daya lintas Desa dan

merupakan titik pertumbuhan yang cukup penting atau menjadi

andalan dalam skala Kabupaten yang tersebar di beberapa

Kecamatan. Kawasaan ini diharapkan akan bertumbuh menjadi

Perkotaan Orde yang yang lebih tinggi.

b. Pengembangan Wilayah Terpadu Lintas Sektoral

Dalam tata ruang ini ditetapkan prioritas pengembangan terpadu lintas

sektor/kegiatan yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 105

Page 106: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

1) Kelompoksektor/kegiatan agrokompleks (perikanan, pertanian,

peternakan) - perhubungan – jasa/perdagangan – industri –

energi;

2) Kelompok sektor/kegiatan pertambangan – lingkungan hidup;

3) Kelompok sektor/kegiatan pariwisata – lingkungan hidup.

c. Pengembangan Kawasan Sentra Industri Andalan

1) Pembagian wilayah pengembangan kawasan sentra

produksi/andalan di Provinsi Maluku Utara menjadi tiga bagian,

dengan masing-masing wilayah memiliki kerakteristik yang

berbeda, yaitu:

(a) Kawasan sentra produksi berbasis sumberdaya lokal;

(b) Kawasan andalan segitiga emas Ternate-Tidore-Sofifi;

(c) Kawasan strategis nasional bidang pertahanan dan

keamanan.

2) Kawasan Sentra Produksi Berbasis Sumberdaya Lokal, terdiri

dari:

(a) Kawasan sentra produksi Halmahera Utara, meliputi:

Kecamatan Tobelo, Tobelo Selatan, Galela, Morotai Utara,

Morotai Selatan, Morotai Selatan Barat, Loloda Utara, Kao

dan Malifut;

(b) Kawasan sentra produksi Halmahera Barat, meliputi:

Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Sahu, Ibu dan Loloda;

(c) Kawasan sentra produksi Halmahera Timur, meliputi:

Kecamatan Wasile, Maba, Maba Selatan dan Wasile

Selatan;

(d) Kawasan sentra produksi Halmahera Tengah, meliputi:

Kecamatan Weda, Patani dan Pulau Gebe;

(e) Kawasan sentra produksi Kota Ternate, meliputi:

Kecamatan Pulau Ternate, Ternate Selatan, Ternate Utara

dan Moti;

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 106

Page 107: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

(f) Kawasan sentra produksi Kota Tidore Kepulauan, meliputi:

Kecamatan Tidore, Tidore Selatan, Tidore Utara, Obi Utara

dan Obi;

(g) Kawasan sentra produksi Halmahera Selatan, meliputi:

Kecamatan Pulau Makian, Kayoa, Gane Timur, Gane Barat,

Obi, Obi Selatan, Bacan, Bacan Timur dan Bacan Barat;

(h) Kawasan sentra produksi Kepulauan Sula, meliputi:

Kecamatan Sanana, Mangole Timur, Sulabesi Barat,

Taliabu Barat, Taliabu Timur dan Mangole Barat.

3) Kawasan Andalan Segitiga Emas Ternate-Tidore-Sofifi yang

meliputi Kota Ternate, Tidore dan Sofifi yang membentuk suatu

keterkaitan segitiga pusat pertumbuhan yang menjadi lokomotif

pertumbuhan sektor-sektor jasa dan perdagangan di Provinsi

Maluku Utara. Melalui blok segitiga emas ini maka, terjalin

keterhubungan fungsional dan struktural di tingkat regional antar

Provinsi di wilayah Indonesia bagian timur maupun dalam

konstelasi perhubungan Internasional.

4) Kawasan Andalan Strategis Nasional Bidang Pertahanan dan

Keamanan, yakni di bagian sisi barat wilayah Provinsi Maluku

Utara, dilalui ALKI III (Alur Laut Kepulauan Indonesia III), yang

merupakan jalur lintasan utama pelayaran Internasional dari

Pasifik melewati Indonesia. Dengan adanya ALKI III ini, maka

wilayah Provinsi Maluku Utara khususnya di kawasan perairannya

menjadi suatu kawasan lintasan Internasional yang memerlukan

perhatian ditinjau dari segi pertahanan dan keamanan nasional.

Adanya pangkalan Angkatan Laut (LANAL) di Ternate serta

sebaran sejumlah Pos Angkatan Laut (POSAL) dan fasilitas

Angkatan Udara di Morotai, telah menempatkan Provinsi Maluku

Utara sebagai kawasan yang secara militer mendapat pengawalan

ketat. Dengan demikian, maka jelas bahwa ditinjau dari segi

geopolitik maupun keberadaan berbagai fasilitas militer, telah

menempatkan Provinsi Maluku Utara sebagai Kawasan Andalan

Strategi Pertahanan dan Keamanan Nasional RI.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 107

Page 108: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

d. Keterkaitan Struktur Ruang Secara Eksternal

Berdasarkan pola pengembangan wilayah provinsi dan kabupaten hasil

pemekaran serta pergerakan dengan wilayah luar provinsi memiliki

konsekuensi terhadap pola keterkaitan dengan wilayah eksternal berupa

adanya pusat-pusat pelayanan yang berfungsi sebagai "pintu-pintu

keluar-masuk" (multi gate) yaitu merupakan pusat keluar dan masuk di

kawasan laut - pulau beserta daratan/daerah belakangnya. Keberadaan

pusat pelayanan ini sangat dipengaruhi oleh faktor jarak dengan pusat

kegiatan eksternal, ketersediaan pelayanan transportasi baik udara, laut

maupun darat, serta potensi ekonomi dan surnber daya alam yang

dimiliki.Adapun beberapa kawasan yang terdapat di wilayah Provinsi

Maluku Utara yang berfungsi sebagai multi gate antara lain:

1) Pulau Ternate, Pulau Tidore dan Sidangoli (di Pulau Halmahera)

merupakan pintu masuk/keluar utama (main gate) dengan wilayah

luar baik melalui laut maupun udara seperti kota Menado, Bitung

(Sulawesi Utara), Makassar, Surabaya, Sorong (Papua) dan

lainnya;

2) Pulau Morotai merupakan daerah perbatasan bagian Utara

Indonesia yang memiliki potensi keterkaitan dengan wilayah

provinsi lainnya bahkan luar negeri (Filipina, dll);

3) Kota Subaim (kecamatan Wasile) memiliki keterkaitan dengan

kota Surabaya, Sorong dan lainnya;

4) Kawasan pertambangan Nikel di Pulau Gebe (kecamatan Patani),

dan di Lelief di kecamatan Weda memiliki keterkaitan dengan

wilayah luar terkait dengan pemasaran hasil tambang bahkan

hingga ke luar negeri;

5) Kota Bobong (Pulau Taliabu) yang memiliki keterkaitan dengan

wilayah Sulawesi Tengah (Kabupaten Banggai);

6) Pulau Sanana memiliki keterkaitan dengan wilayah di bagian

Selatan provinsi.

Keterkaitan diatas telah berjalan mengikuti pola aktivitas penduduk di

bidang sosial ekonomi serta pola penyediaan dan pelayanan

transportasi baik regional maupun nasional. Terkait dengan

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 108

Page 109: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

pengembangan provinsi dan adanya kabupaten baru hasil pemekaran

akan memungkinkan munculnya pusat-pusat (simpul) pelayanan baru

yang di masa mendatang dapat berfungsi sebagai pintu-pintu

keluar/masuk bagi kawasan daratan dan pulau-laut di sekitarnya antara

lain:

1) Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan yang memiliki fungsi

pemerintahan dan pelayanan sebagai daerah otonom kota telah

memiliki pola interaksi dengan wilayah luar terkait dengan aktivitas

sosial ekonomi dan prasarana perhubungan yang tersedia di

dalam kota;

2) Kota Sofifi telah ditetapkan sebagai ibukota pemerintahan Provinsi

Maluku Utara, di masa mendatang memiliki prospek keterkaitan

secara fungsional dan administrasi pemerintahan dengan wilayah

luar;

3) Kota Weda merupakan ibukota pemerintahan kabupaten

Halmahera Tengah yang berpeluang memiliki keterkaitan secara

fungsional dengan wilayah luar kabupaten dan provinsi;

4) Kota Maba merupakan ibukota pemerintahan kabupaten

Halmahera Timur yang berpeluang memiliki keterkaitan secara

fungsional dengan wilayah luar kabupaten dan provinsi untuk

kawasan Pulau Halmahera bagian Timur;

5) Kota Tobelo dikarenakan potensi ekonomi dan prasarana

perhubungan yang dimilikinya, selama ini telah memiliki

keterkaitan dengan wilayah luar seperti kota Manado hingga

Surabaya. Selain itu, akibat fungsi baru yang diemban sebagai

ibukota pemerintahan kabupaten Halmahera Utara maka kota ini

berpeluang sebagai simpul pelayanan di kawasan Pulau

Halmahera bagian Utara yang memiliki keterkaitan dengan

wilayah luar kabupaten maupun provinsi;

6) Kota Labuha merupakan ibukota pemerintahan kabupaten

Halmahera Selatan yang berpeluang memiliki keterkaitan secara

fungsional dengan wilayah luar kabupaten dan provinsi dari

kawasan Pulau Bacan dan Pulau Halmahera bagian Selatan;

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 109

Page 110: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

7) Kota Sanana merupakan ibukota pemerintahan kabupaten

Kepulauan Sula yang berpeluang memiliki keterkaitan secara

fungsional dengan wilayah luar kabupaten dan provinsi dari

kepulauan Sula.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 110

Page 111: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Gambar 2.23. Peta Keterkaitan Eksternal Provinsi Maluku Utara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 111

Page 112: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

2.3.2.2. Program Penataan Ruang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJPM) Daerah Provinsi Maluku Utara

Program Penataan Ruang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Provinsi Maluku Utara memiliki tujuan – tujuan yakni :

a. Melengkapi dan menyerasikan peraturan penataan ruang dengan peraturan

lain yang terkait;

b. Harmonisasi pembangunan penataan ruang antar wilayah dan antar negara

dan penetapan kawasan prioritas pembangunan nasional;

c. Mengendalikan pemanfaatan ruang yang efektif dengan menerapkan prinsip

pembangunan berkelanjutan dan keseimbangan pembangunan antar fungsi;

d. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan

ruang; serta

e. Mewujudkan sistem kelembagaan penataan ruang yang dapat meningkatkan

koordinasi dan konsultasi antar pihak.

Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah:

a. Pengendalian pemanfaatan ruang untuk menjamin kesesuaian rencana

dengan pelaksanaan, penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan, dan

peningkatan keseimbangan pembangunan antar fungsi;

b. Pelaksanaan sosialisasi penataan ruang dan pelayanan informasi kepada

masyarakat; serta

c. Pemantapan koordinasi dan konsultasi antara pemerintah provinsi dengan

pusat, pemerintah kabupaten/kota dan antar lembaga eksekutif dan legislatif,

serta dengan lembaga dan organisasi masyarakat yang terkait dalam

kegiatan penataan ruang.

2.3.2.3. Kebijakan Sektor Pariwisata Provinsi Maluku Utara

A. VISI PENGEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI MALUKU UTARA

Visi pengembangan pariwisata Provinsi Maluku Utara adalah :

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 112

Page 113: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

“Menjadikan Provinsi Maluku Utara sebagai Gerbang Virtual Realitas Daerah Tujuan Wisata Alam dan Wisata Budaya yang berkelanjutan dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat”

B. MISI PENGEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI MALUKU UTARA

Misi pengembangan pariwisata Provinsi Maluku Utara adalah :

a. Meningkatkan daya saing pariwisata Provinsi Maluku Utara baik pada

tingkat nasional maupun global sehingga mampu meningkatkan

jumlah kunjungan wisata mencapai tiga kali lipat pada tahun 2017,

melalui :

1) Mengembangkan produk-produk wisata andalan yang sudah

ada dan yang potensial dikembangkan (wisata alam, wisata

sejarah, dan wisata budaya) untuk memenuhi standar melalui

perencanaan dan pembangunan yang terstruktur, berwawasan

lingkungan, dan berkelanjutan.

2) Mengembangkan sistem pemasaran dan promosi yang efisien,

efektif dan mengglobal berbasis teknologi informasi.

b. Mengembangkan pariwisata Provinsi Maluku Utara yang berkelanjutan

melalui pembangunan sistem pengelolaan pariwisata secara

collaborative dan berwawasan lingkungan, melalui:

1) Membangun sistem pengelolaan pariwisata berkelanjutan

berbasis teknologi informasi melalui konsolidasi, koordinasi, dan

kolaborasi pemerintah dengan berbagai stakeholders pariwisata.

2) Membangun dan mengembangkan produk-produk wisata

berkelanjutan melalui penyusunan rencana pengelolaan dan

pemantauan lingkungan.

3) Meningkatkan pelayanan dan kepuasan pengalaman

pengunjung melalui penyediaan pusat informasi wisata (tourism

information center)Provinsi Maluku Utara berbasis teknologi

informasi.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 113

Page 114: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pariwisata melalui

pendidikan, pelatihan, dan magang dengan:

1) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan

pentingnya pariwisata dan keterlibatannya dalam pariwisata

melalui sosialisasi kepariwisataan kepada masyarakat dan

stakeholders yang terlibat dalam kepariwisataan Provinsi

Maluku Utara.

2) Meningkatkan kualitas SDM pariwisata di Provinsi Maluku Utara

melalui pendidikan, pelatihan, dan magang kepariwisataan.

d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Maluku Utara

melalui pemberdayaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam usaha-

usaha pendukung pariwisata dengan :

1) Mengembangkan sistem kepariwisataan adat yang mendukung

kepariwisataan Provinsi Maluku Utara.

2) Meningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan

lapangan pekerjaan di sektor pariwisata.

3) Meningkatkan minat investasi bagi masyarakat setempat dan

masyarakat di luar Provinsi Maluku Utara melalui perperbaikan

iklim investasi yang kondusif.

C. KONSEP PENGEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI MALUKU UTARA

Konsep perencanaan pengembangan pariwisata Provinsi Maluku Utara

harus didasarkan pada prinsip sustainable tourism development.Prinsip

tersebut memuat 4 pilar utama, yaitu keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan

ekologi, keberlanjutan budaya dan keberlanjutan masyarakat. Rencana

Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Provinsi Maluku Utara harus

memenuhi prinsip-prinsip Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan tersebut,

yaitu:

a. Keberlanjutan Ekologi

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 114

Page 115: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

Pembangunan pariwisata harus memperhatikan kompatibilitas dan

memelihara proses-proses ekologi yang esensial, keanekaragaman

biologi, dan sumber daya biologi. Keberlanjutan ekologi meliputi :

1) Adanya strategi kebijakan dan pengembangan pariwisata lokal,

regional dan nasional yang berorientasi pada kelestarian sumber

daya lingkungan.

2) Tersedia petunjuk operasional wisata dan dokumen pengelolaan

lingkungan.

3) Baku mutu Amdal digunakan sebagai dasar pengembangan.

4) Desain, perencanaan, pembangunan, dan operasional fasilitas-

fasilitas menggunakan prinsip-prinsip keberlanjutan.

5) Pariwisata di kawasan lindung dimasukkan kedalam rencana

pengelolaan.

6) Mengawasi dan mengadakan riset tentang dampak aktual

wisatawan.

7) Mengidentifikasi perilaku yang dapat diterima diantara

wisatawan.

8) Mengangkat perilaku wisatawan yang bertanggung jawab.

b. Keberlanjutan Budaya

Meningkatkan pengawasan masyarakat setempat melalui

kehidupannya dan harmonis dengan budaya dan nilai-nilai

masyarakat. Keberlanjutan budaya meliputi:

1) Wisata sebaiknya diinisiasi melalui masukan dari tokoh-tokoh

masyarakat setempat.

2) Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan untuk

meningkatkan dan mengelola sumber daya alam dan warisan

sejarah/budaya.

3) Melindungi keragaman budaya.

4) Menghargai lahan milik penduduk sekitar dan hak ulayat.

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 115

Page 116: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

5) Menjamin perlindungan alam, budaya tradisional, dan

pengetahuan tradisional.

6) Bekerjasama secara aktif dengan tokoh-tokoh masyarakat dan

kelompok minoritas untuk menjamin bahwa masyarakat dan

budaya lokal digambarkan secara benar.

7) Memperkuat, mengasuh, dan memajukan kemampuan

masyarakat untuk memelihara keterampilan tradisional.

8) Mendidik wisatawan dan industri pariwisata berkaitan dengan

perilaku yang diinginkan dan yang dapat diterima oleh

masyarakat setempat.

c. Keberlanjutan Masyarakat

Pariwisata dirancang untuk memberikan keuntungan bagi masyarakat

lokal dan memberikan pendapatan bagi masyarakat tersebut.

Keberlanjutan masyarakat meliputi :

1) Masyarakat sebaiknya ikut terlibat dalam memelihara kendali

pembangunan pariwisata.

2) Pariwisata sebaiknya menyediakan lapangan kerja bagi

masyarakat sekitar.

3) Menganjurkan para bisnis pariwisata untuk meminimalkan efek

negatif terhadap masyarakat lokal dan memberi efek positif

terhadapnya.

4) Menjamin distribusi keuntungan yang seimbang.

5) Menyediakan insentif finasial bagi usaha lokal yang masuk dalam

pariwisata.

6) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia lokal.

d. Keberlanjutan Ekonomi

Keberlanjutan ekonomi dalam hal ini adalah pariwisata tidak hanya

memberikan keuntungan dalam pendek tapi juga dalam jangka

menengah dan jangka panjang. Keberlanjutan ekonomi ini meliputi:

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 116

Page 117: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

1) Membangun jejaring mitra bisnis baik berkala kecil maupun

berskala multinasional.

2) Menggunakan standar bertaraf internasional untuk pelatihan dan

sertifikasi.

3) Mempromosikan perilaku sadar lingkungan dan etika lokal

kepada para wisatawan.

4) Menyediakan produk wisata yang beragam dengan

mengembangkan berbagai aktivitas yang menarik bagi para

wisatawan.

5) Menyediakan dana untuk kegiatan pelatihan, pemasaran, dan

pengembangan produk wisata.

6) Menyediakan insentif bagi bisnis pariwisata yang melaksanakan

prinsip-prinsip keberlanjutan.

D. STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA MALUKU UTARA

Strategi-strategi pengembangan pariwisata Provinsi Maluku Utara terdiri

dari:

a. Strategi pengembangan obyek wisata agar berdaya saing nasional,

regional, dan global, serta berkelanjutan. Adapun obyek wisata tersebut

terdiri dari obyek wisata pantai, bahari, pegunungan / hutan, pertanian

(agrowisata), budaya, sejarah, dan museum. Perencanaan obyek-

obyek wisata di Provinsi Maluku Utara diarahkan untuk memenuhi

pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1) Konsep Konservasi dan Preservasi. Pengembangan pariwisata

Provinsi Maluku Utara secara keseluruhan, yaitu konservasi dan

preservasi obyek-obyek wisata, minimalisasi dampak lingkungan

dan dampak sosial, serta memberi kesejahteraan pada

masyarakat.

2) Konsep Fungsional dan Estetika. Konsep fungsional disini adalah

konsep yang sesuai dengan fungsi kawasan wisata yang telah

ditetapkan. Konsep Estetika kawasan merupakan konsep yang

memberikan daya tarik baik dan pengalaman (experience) secara

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 117

Page 118: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

visual maupun non-visual seperti sound, smell, tactility, dan taste

sehingga para wisatawan dapat menikmati setiap obyek wisata

yang dikunjunginya.

3) Konsep Low Maintenance atau tingkat pemeliharaan seminimal

mungkin. Hal ini mengingat kemampuan dana pemeliharaan yang

relatif rendah.Untuk mengatasi rendahnya anggaran pemeliharaan

obyek-obyek wisata, desain, dan pengembangan harus

mengakomodasi konsep low maintenance.

b. Strategi Perencanaan Paket Wisata

c. Strategi pengembangan sarana dan prasarana pendukung pariwisata

untuk mencapai sistem kepariwisataan yang berwawasan lingkungan

dan berkelanjutan serta berpihak pada masyarakat.

d. Strategi peningkatan kualitas profesionalisme sumberdaya manusia

pariwisata melalui pendidikan, pelatihan, dan magang.

e. Strategi promosi dan pemasaran melalui pengembangan institusi

pariwisata dengan sistem pengelolaan yang melibatkan pihak-pihak

terkait.

f. Strategi pengembangan ekonomi dan investasi berbasis kesejahteraan

masyarakat setempat.

g. Strategi pengembangan sistem pengelolaan dan pemantauan

lingkungan menuju sistem kepariwisataan berkelanjutan.

2.1. PROFIL UMUM WILAYAH PERENCANAAN 1

2.1.1. BATAS ADMINISTRATIF PROVINSI MALUKU UTARA 12.1.1.1. Kota Ternate 52.1.1.2. Kota Tidore Kepulauan 72.1.1.3. Kabupaten Halmahera Barat 92.1.1.4. Kabupaten Halmahera Tengah 102.1.1.5. Kabupaten Halmahera Utara 122.1.1.6. Kabupaten Halmahera Selatan 132.1.1.7. Kabupaten Halmahera Timur 142.1.1.8. Kabupaten Kepulauan Sula 15

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 118

Page 119: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

2.1.1.9. Kabupaten Morotai 16

2.1.2. KONDISI GEOGRAFIS 182.1.2.1. Topografi 182.1.2.2. Iklim dan Cuaca 192.1.2.3. Kondisi Geologi dan Fisiografi 202.1.2.4. Hidrologi 212.1.2.5. Gelombang 252.1.2.6. Sumberdaya Hutan 262.1.2.7. Flora dan Fauna 282.1.2.8. Sumberdaya Ekosistem Pesisir dan Laut 28

2.2. PROFIL KEPARIWISATAAN WILAYAH PERENCANAAN 41

2.2.1. DAYA TARIK WISATA 412.2.1.1. Kota Ternate 422.2.1.2. Kota Tidore Kepulauan 452.2.1.3. Kabupaten Halmahera Barat 462.2.1.4. Kabupaten Halmahera Tengah 472.2.1.5. Kabupaten Halmahera Utara 482.2.1.6. Kabupaten Halmahera Selatan 502.2.1.7. Kabupaten Halmahera Timur 522.2.1.8. Kabupaten Kepulauan Sula 532.2.1.9. Kabupaten Morotai 53

2.2.2. AKSESIBILITAS 552.2.2.1. Aksesibilitas Darat 552.2.2.2. Aksesibilitas Udara 572.2.2.3. Aksesibilitas Laut 60

2.2.3. FASILITAS KEPARIWISATAAN 642.2.3.1. Sarana Akomodasi dan Rumah Makan 642.2.3.2. Usaha Perjalanan Pariwisata 652.2.3.3. Usaha Cinderamata 65

2.2.4. FASILITAS UMUM PENDUKUNG KEPARIWISATAAN 652.2.4.1. Listrik 652.2.4.2. Pos dan Telekomunikasi 672.2.4.3. Air Bersih 692.2.4.4. Drainase 73

2.2.5. PASAR 742.2.5.1. Segmentasi dan Profil Kunjungan 742.2.5.2. Program Pemasaran yang Ada 75

2.2.6. INDUSTRI KEPARIWISATAAN 772.2.6.1. Kategori Daya Tarik Wisata 772.2.6.2. Kategori Transportasi Wisata 77

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 119

Page 120: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

2.2.6.3. Kategori Fasilitas Pariwisata/ Akomodasi dan MICE 772.2.6.4. Kategori Konsultasi, Informasi, dan Jasa lainnya 78

2.2.7. KELEMBAGAAN DAN SDM 782.2.7.1. Organisasi 78A. Sektor Pemerintah 78B. Sektor Swasta 792.2.7.2. Sumberdaya Manusia 79

2.3. TINJAUAN KEBIJAKAN DAN RENCANA PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN TERKAIT DENGAN PROVINSI MALUKU UTARA 80

2.3.1. TINJAUAN KEBIJAKAN NASIONAL 802.3.1.1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun Tahun 2008 Tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) 802.3.1.2. Keppres Nomor 120 Tahun 1993 Tentang Dewan Pengembangan KTI (DP-KTI) 83

2.3.2. TINJAUAN KEBIJAKAN DAERAH PROVINSI MALUKU UTARA 862.3.2.1. Perda RTRW Provinsi Maluku Utara Tahun 2007 – 2027 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah provinsi Maluku Utara Tahun 2007 – 2027 862.3.2.2. Program Penataan Ruang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJPM) Daerah

Provinsi Maluku Utara 1152.3.2.3. Kebijakan Sektor Pariwisata Provinsi Maluku Utara 115

GAMBAR 2.1. PETA ADMINISTRATIF PROVINSI MALUKU UTARA 4GAMBAR 2.2. PETA KOTA TERNATE 5GAMBAR 2.3. PETA TIDORE KEPULAUAN 7GAMBAR 2.4. PETA KABUPATEN HALMAHERA BARAT 9GAMBAR 2.5. PETA KABUPATEN HALMAHERATENGAH 10GAMBAR 2.6. PETA KABUPATEN HALMAHERA UTARA 12GAMBAR 2.7. PETA KABUPATEN HALMAHERA SELATAN 13GAMBAR 2.8. PETA KABUPATEN HALMAHERA TIMUR 14GAMBAR 2.9. PETA KABUPATEN SULA 15GAMBAR 2.10. PETA KABUPATEN MOROTAI 16GAMBAR 2.11. CONTOH ILUSTRASI GELOMBANG YANG TERJADI PADA

BULAN FEBRUARI 2008 25GAMBAR 2.12. KERAGAMAN FLORA DAN FAUNA MALUKU UTARA 28GAMBAR 2.13. TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN MALUKU UTARA 32GAMBAR 2.14. JENIS BAKAU YANG TERDAPAT DI MALUKU UTARA 33GAMBAR 2.15. SEBARAN POTENSI PERIKANAN DI WILAYAH PROVINSI

MALUKU UTARA 37GAMBAR 2.16. PETA SEBARAN DAYA TARIK WISATA DI MALUKU UTARA 41GAMBAR 2.17. PENERBANGAN MENUJU MALUKU UTARA (BANDARA SULTAN

BABULLAH) 59GAMBAR 2.18. PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI

MALUKU UTARA 82

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 120

Page 121: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

GAMBAR 2.19. PETA GUGUS PULAU PROVINSI MALUKU UTARA 94GAMBAR 2.20. PETA RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI DI

PROVINSI MALUKU UTARA 99GAMBAR 2.21. PETA KAWASAN LINDUNG DI PROVINSI MALUKU UTARA 101GAMBAR 2.22. PETA RENCANA KAWASAN LINDUNG DAN ARAHAN

PENGEMBANGAN BUDIDAYA DI PROVINSI MALUKU UTARA 102GAMBAR 2.23. PETA KETERKAITAN EKSTERNAL PROVINSI MALUKU UTARA 114

TABEL 2.1. LUAS WILAYAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI MALUKU UTARA 1TABEL 2.2. BATAS WILAYAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI MALUKU

UTARA 2TABEL 2.3. PULAU DI KOTA TERNATE 6TABEL 2.4. SEBARAN GUNUNG DI PROVINSI MALUKU UTARA 18TABEL 2.5. KEADAAN IKLIM PROVINSI MALUKU UTARA 19TABEL 2.6. POTENSI DEBIT MATA AIR SUMBER AIR BERSIH DI PROVINSI

MALUKU UTARA 22TABEL 2.7. DAFTAR SUNGAI DI PROVINSI MALUKU UTARA 23TABEL 2.8. DAFTAR DAERAH ALIRAN SUNGAI DI PROVINSI MALUKU

UTARA 24TABEL 2.9. SUNGAI DAN KAWASAN POTENSI EMBUNG DI PROVINSI

MALUKU UTARA 24TABEL 2.10. SEBARAN DAN LUAS STATUS KAWASAN HUTAN DI PROVINSI

MALUKU UTARA 27TABEL 2.11. EKOSISTEM PESISIR DAN LAUTAN WILAYAH PESISIR 32TABEL 2.12. MANFAAT LAMUN BAGI MASYARAKAT 34TABEL 2.13. JENIS SUMBER DAYA IKAN DAN POTENSI SERTA

ESTIMASINYA TAHUN 2005 36TABEL 2.14. DISTRIBUSI POTENSI SUMBERDAYA IKAN DI

KABUPATEN/KOTA 37TABEL 2.15. PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP SAMPAI DENGAN TAHUN

2005 38TABEL 2.16. POTENSI LUAS LAHAN PERIKANAN BUDIDAYA DI PROVINSI

MALUKU UTARA TAHUN 2005 39TABEL 2.17. PENCAPAIAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2005 40TABEL 2.18. PEMANFAATAN LUAS AREAL BUDIDAYA BERDASARKAN

JENIS USAHA TAHUN 2004 DAN 2005 40TABEL 2.19. DATA KONDISI JALAN BERDASARKAN JENIS PERKERASAN DI

PROVINSI MALUKU UTARA 56TABEL 2.20. KONDISI BANDAR UDARA DI PROVINSI MALUKU UTARA

BESERTA JADWALPENERBANGANNYA TAHUN 2003 59TABEL 2.21. PELABUHAN LAUT DI PROVINSI MALUKU UTARA 63TABEL 2.22. JUMLAH HOTEL DAN PENGINAPAN DI PROVINSI MALUKU

UTARA 64

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 121

Page 122: KERANGKA ACUAN - Dinas Kebudayaan & Pariwisata ...disbudpar.malutprov.go.id/wp-content/uploads/2015/11/BAB... · Web viewSecara geografis Kabupaten Pulau Morotai terletak di antara

TABEL 2.23. PRODUKSI LISTRIK YANG DIBANGKITKAN MENURUT CABANG DI PROVINSI MALUKU UTARA 66

TABEL 2.24. JUMLAH KANTOR POS DAN KANTOR PEMBANTU DI PROVINSI MALUKU UTARA 68

TABEL 2.25. SARANA TELEKOMUNIKASI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2005 68

TABEL 2.26. STANDAR PEMAKAIAN AIR BERSIH UNTUK KOTA KECIL 71TABEL 2.27. PELANGGAN DAN PRODUKSI PDAM DI PROVINSI MALUKU

UTARA 72

Laporan Akhir RIPPARDA Provinsi Maluku Utara II - 122