kerajaan singasari

3
KERAJAAN SINGASARI Kerajaan Singasari merupakan kerajaan yang didirikan oleh Ken Arok. Dalam kitab Pararaton, diceritakan bahwa Ken Arok adalah anak dari Ken Endok yang berasal dari desa Pangkur, sebelah timur Gunung Kawi, Malang. Ken Arok digambarkan sebagai seorang pencuri dan perampok sakti sehingga menjadi buronan pasukan Tumapel. Setelah mendapatkan bantuan dari seorang brahmana, Ken Arok mengabdi kepada seorang akuwu (bupati) Tumapel bernama Tunggul Ametung. Ken Arok berhasil menjadi penguasa Tumapel setelah membunuh Tunggul Ametung. Ken Arok menjadikan Ken Dedes sebagai permaisurinya yang sebelumnya merupakan istri dari Tunggul Ametung. Pada saat itu, Tumapel berada dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Setelah merasa mempunyai kekuatan yang cukup, pada tahun 1222, Ken Arok berhasil membunuh Kertajaya, raja Kediri terakhir. Kemudian ia naik tahta sebagai raja Singasari dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Girinda. Lalu ia diberikan gelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabhumi.

Upload: kenjiro-siburian

Post on 29-Jun-2015

712 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERAJAAN SINGASARI

KERAJAAN SINGASARI

Kerajaan Singasari merupakan kerajaan yang didirikan oleh Ken Arok. Dalam

kitab Pararaton, diceritakan bahwa Ken Arok adalah anak dari Ken Endok yang

berasal dari desa Pangkur, sebelah timur Gunung Kawi, Malang. Ken Arok

digambarkan sebagai seorang pencuri dan perampok sakti sehingga menjadi buronan

pasukan Tumapel. Setelah mendapatkan bantuan dari seorang brahmana, Ken Arok

mengabdi kepada seorang akuwu (bupati) Tumapel bernama Tunggul Ametung. Ken

Arok berhasil menjadi penguasa Tumapel setelah membunuh Tunggul Ametung. Ken

Arok menjadikan Ken Dedes sebagai permaisurinya yang sebelumnya merupakan

istri dari Tunggul Ametung. Pada saat itu, Tumapel berada dibawah kekuasaan

Kerajaan Kediri.

Setelah merasa mempunyai kekuatan yang cukup, pada tahun 1222, Ken Arok

berhasil membunuh Kertajaya, raja Kediri terakhir. Kemudian ia naik tahta sebagai

raja Singasari dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Girinda. Lalu ia diberikan

gelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabhumi.

Pada tahun 1227, Ken Arok dibunuh oleh Anusupati yang merupakan anak

Ken Dedes dari Tunggul Ametung sebagai balas dendam atas kematian ayahnya. Ia

dimakamkan di Kagenengan bangunan suci agama Siwa dan Buddha. Lalu Anusupati

berkuasa di Singasari selama 21 tahun. Namun akhirnya Anusupati dibunuh oleh

Tohjaya, putra Ken Arok dengan Ken Umang. Hal ini dilakukan oleh Tohjaya dengan

tujuan untuk membalas kematian Ken Arok. Anusupati dimakamkan di Candi Kidal,

tenggara Malang.

Tohjaya pun naik tahta namun ia memerintah hanya beberapa bulan saja.

Kemudian ia terbunuh oleh Ranggawuni (putra Anusupati ) yang dibantu oleh

Mahesa Cempaka di Katang Lumbang (Pasuruan). Pada tahun 1248, Ranggawuni

mendapat gelar Srijaya Wisnuwardhana. Ia didampingi Mahesa Cempaka sebagai

Page 2: KERAJAAN SINGASARI

ratu Angabhaya dengan gelar Narasingamurti. Tahun 1254, Wisnuwardhana

mengangkat putranya Kertanegara sebagai Yuwaraja raja muda. Wisnuwardhana

wafat pada tahun 1268 di Mandagiri.

Kertanegara kemudian naik tahta dengan mendapatkan gelar Sri Maharadja

Sri Kertanegara dan menjadi raja terbesar Singasari. Beberapa daerah dapat

ditaklukkannya, seperti Bali, Kalimantan Barat Daya, Malku, Sunda, dan Pahang.

Kertanegara merupakan raja pertama yang bercita-cita menyatukan Nusantara. Pada

tahun 1275, Kertanegara mengirimkan Ekspedisi Pamalayu ke Sumatra (Jambi)

dipimpin oleh Kebo Anabrang. Ekspedisi ini bertujuan menuntut pengakuan

Sriwijaya dan Melayu atas kekuasaan Singasari. Ekspedisi Pamalayu juga bertujuan

mengurangi pengaruh Kubilai Khan dari Cina di Nusantara. Karena khawatir atas

ekspedisi pasukan Singasari ke Sumatra itu, pada tahun 1289 Kubilai Khan

mengirimkan utusan bernama Meng-chi untuk menuntut pengakuan Singasari pada

Kekaisaran Mongol. Kertanegara menolak tegas tuntutan itu, bahkan utusan Cina

dilukai mukanya. Perlakuan Kertanegara tersebut dianggap sebagai penghinaan dan

tantangan perang.

Untuk menghadapi kemungkinan serangan dari tentara Mongol, pasukan

Singasari disiagakan dan dikirim ke berbagai daerah di Laut Jawa dan Laut Cina

Selatan sehingga pertahanan di ibu kota lemah. Hal ini dimanfaatkan oleh pihak-

pihak yang tidak senang terhadap Kertanegara, seperti Jayakatwang (penguasa

Kediri) dan Arya Wiraraja (Bupati Madura). Sewaktu Kertanegara sedang melakukan

upacara Tantrayana. Pasukan Kediri berhasil menduduki istana dan membunuh

Kertanegara. Jenazah Kertanegara dicandikan di dua tempat, yaitu di Candi Jawi

sebagai Siwa-Buddha dan di Candi Singasari sebagai Siwa Bhairawa.